Anda di halaman 1dari 3

Teori Anteseden- Behavior- consequence

1. Antesedence
Antesedence adalah peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau pemicu perilaku.
Anteseden yang secara reliabel mengisyaratkan waktu untuk menjalankan perilaku dapat
meningkatkan kecenderungan terjadinya suatu pada saat dan tempat yang tepat.
Contoh:
 Siaran radio yang mengingatkan ODHA untuk mengunjungi klinik VCT
 Program-program pelatihan keterampilan yang mempersiapkan orang-orang untuk
menjalankan praktik kesehatan.
Anteseden ada dua macama, yaitu:
a. Anteseden yang terjadi secara alamiah ( Naturally occurings antesedents) , yaitu
perilaku yang dipicu oleh peristiwa-peristiwa lingkungan. Contoh: Peningkatan kasus
HIV/ AIDS mendorong orang untuk berperilaku sehat.
b. Anteseden terencana, pada perilaku kesehatan yang tidak memiliki anteseden alami.
Komunikator bisa mengeluarkan berbagai peringatan yang memicu perilaku sasaran.
Contoh: Imunisasi adalah suatu perilaku preventif, tidak ada tanda-tanda yang
menunjukan bahwa seorang anak memerlukan vaksinasi.
2. Perilaku (Behavior)
Perilaku mengacu pada tindakan individu yang dapat diamati bahkan dipelajari. Perilaku
manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan luas, antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo,2003).
Skinner (1938), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka
teori Skinner ini disebut dengan teori S-O-R (stimulus-Oragnisme-respon). Untuk respon
sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Respon yang tidak disengaja atau terjadi secara alamiah karena adanya stimulus dari
lingkungan luar.
b. Operan respon atau instrumental respon , yaitu respons yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Dilihat dari jenis respons terhadap stimulus ini, perilaku dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Perilaku tertutup (Covert Behaviour), respon seseorang terhadap stimulan dalam
bentuk terselubung atau tertutup, ini masih terbatas pada reaksi perhatian, persepsi,
pengetahuan, atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, sehingga sebelum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka (Overt Behavior) , respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
tindakan nyata atau terbuka, ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang
dengan mudah dapat diamati oleh orang lain, seperti contohnya anak diberi stimulus
cubitan langsung melakukan tindakan spontan menangis.

3. Konsekuensi (Consequence)
Adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku, yang juga menguatkan,
melemahkan, atau menghentikan suatu perilaku. Secara umum orang cenderung
mengulangi perilaku-perilaku yang membawa hasil-hasil positif(konsekuensi positif), dan
menghindari perilaku-perilaku yang membawa hasil hasil-hasil negatif. Istilah
rinforcement mengacu pada peristiwa-peristiwa yang menguatkan perilaku.

Reinforcement positif adalah peristiwa menyenangkan yang diinginkan, peristiwa ramah,


yang mengikuti sebuah perilaku. Sebagai contoh, petugas klinik memuji ODHA yang
bersedia datang secara rutin ke klinik VCT. Tipe reinforcement ini menguatkan
kemungkinan perilaku tersebut akan terjadi lagi. Begitu juga sebaliknya dengan
reinforcement negatif.
Hukuman (Punishment) adalah suatu konsekuensi negatif yang menekan atau melemahkan
perilaku. Sebagai contoh orang tua memarahi anak agar mereka berhenti menjalankan
perilaku yang tidak diinginkan.

Teori ABC
Hubungan antara peristiwa lingkungan dengan perilaku sering disebut sebagai rantai ABC
(antecedent-behavior-consequence) . Hubungan ini memiliki beberapa implikasi dalam
komunikasi kesehatan.
1. Anteseden atau Konsekuensi
Kejadian serupa kadang-kadang dapat berfungsi sebagai anteseden dan disaat lain
sebgai konsekuensi, tergantung bagaimana hal kejadian tersebut mempengaruhi perilaku.
Sebagai contoh siaran radio dapat berfungsi sebagai anteseden dengan mengingatkan ibu-
ibu untuk membawa anaknya imunisasi, namun siaran tersebut juga dapat dipakai sebagai
konsekuensi dengan memuji komunitas dalam perolehan angka cakupan yang tinggi.
2. Kekuatan konsekuensi
Teori ABC menjelaskan konsekuensi mengarahkan lebih banyak pengaruh terhadap
kelangsungan pelaksaan perilaku daripada pengaruh yang diberikan antiseden. Seorang
komunikator yang ingin menghasilkan sebuah perilaku tahap akhir akan mengarahkan diri
kepada apa yang mengikuti perilaku yang diharapkan serta menciptakan sekumpulan
konsekuensi menyenangkan bagi pelaksaan perilaku tersebut. Upaya semacam ini disebut
strategi konsekuensi, strategi yang mengarah pada munculnya kesadaran, peningkatan
pengetahuan, penggunaan alat-alat bantu audivisual serta pelatihan disebut strategi
anteseden.

3. Keterkaitan-keterkaitan dalam rantai ABC


Strategi anteseden dapat juga memperkuat jalinan antara konsekuensi dan perilaku sasaran,
adalah:
a. Strategi ini mampu “memasarkan konsekuensi”
b. Strategi tersebut bisa menjanjikan konsekuensi yang menyenangkan
c. Strategi tersebut mampu mengajarkan kepada yang lain bagaimana memantapkan
perilaku

Anda mungkin juga menyukai