KELOMPOK 3
Gangguan Perkembangan Anak
Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan , sehingga
dapt diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut
adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya
termasuk pula perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam jumlah,ukuran dan
fungsi tingkat sel,organ,maupun individu (Kemenkes RI, 2012).
Pertumbuhan sendiri adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel maupun jaringan
pada tubuh. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh.
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
faktor dalam atau internal dan faktor dari luar atau eksternal. Proses pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak berjalan dengan normal akan menimbulkan penyimpangan dan
gangguan.
Gangguan perkembangan merupakan gangguan keterampilan motorik yang terjadi
karena adanya keterlambatan dalam perkembangan gerakan dan koordinasi pada anak.
Akibatnya, anak tidak dapat atau kesulitan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Etiologi
Penyebab dari gangguan tumbuh kembang menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
yaitu: efek ketidakmampuan fisik, keterbatasan lingkungan, pengabaian, terpisah dari orang
tua atau orang terdekat.
Gejala Cerebral Palsy
Pada anak atau bayi yang terkena cerebral palsy, dapat timbul sejumlah gejala berikut ini:
1. Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh. Misalnya menyeret salah satu tungkai
saat merangkak, atau menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan.
2. Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik), seperti merangkak atau
duduk.
3. Kesulitan melakukan gerakan yang tepat, misalnya saat mengambil suatu benda.
4. Gaya berjalan yang tidak normal, seperti berjinjit, menyilang seperti gunting, atau
dengan tungkai terbuka lebar.
5. Otot kaku atau malah sangat lunglai.
6. Tremor.
7. Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol (athetosis).
8. Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri.
9. Masih mengompol walaupun usianya sudah lebih besar, akibat tidak bisa menahan
kencing (inkontinensia urine).
10. Gangguan kecerdasan.
11. Gangguan penglihatan dan pendengaran.
12. Gangguan berbicara (disartria).
13. Kesulitan dalam menelan (disfagia).
14. Terus-menerus mengeluarkan air liur atau ngiler.
15. Kejang.