Anda di halaman 1dari 2

Masalah Iuran JKN

Dampak :
Negatif
1. Adanya migrasi atau perpindahan kelas yang dilakukan sejumlah peserta.
Peserta kelas I diperkirakan akan bergeser ke kelas II, kelas II berpindah
ke kelas III, dan kelas III akan bermigrasi menjadi peserta penerima
bantuan iuran atau PBI. Peserta akan pindah ke kelas yang lebih rendah
seiring dengan kemampuannya dalam membayar iuran.
2. Peningkatan jumlah peserta non aktif, khususnya di segmen mandiri atau
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP).
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, saat ini terdapat sekitar 46% peserta
yang tidak aktif.
3. Calon peserta enggan mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan. Hal tersebut
perlu diantisipasi meskipun berdasarkan regulasi seluruh masyarakat
Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Kesehatan.
4. Kenaikan iuran akan berdampak pada adanya potensi peserta non aktif
akan semakin besar baik PBPU maupun PBI APBD, demikian juga
masyarakat yang belum mendaftar akan enggan untuk mendaftar ke JKN.
Positif
1. Dampak lain dari penyesuaian iuran adalah kualitas pelayanan kepada
peserta akan meningkat. Hal tersebut sejalan dengan dampak lainnya yakni
pembayaran klaim kepada fasilitas kesehatan akan terjamin, seiring
membaiknya arus kas BPJS Kesehatan.
2. Keberlanjutan program JKN. Dengan penyesuaian iuran, ditargetkan
akumulasi surplus sebesar Rp4,4 triliun pada akhir 2021, dengan catatan
pemerintah mengatasi seluruh defisit per akhir 2019
3. pembayaran fasilitas kesehatan pun terjamin. Karenanya, BPJS Kesehatan
digadang-gadang tidak bakal lagi menunggak pembayaran ke rumah-
rumah sakit.

4. Pendapatan iuran JKN di 2020 akan semakin besar dan akan lebih mampu
membiayai biaya INA CBGs, Kapitasi, dana operasional dan preventif-
promotif.  Namun demikian walaupun ada kenaikan iuran itu tidak
otomatis akan menjamin defisit akan teratasi di 2020 mengingat defisit
2019 akan menjadi beban 2020. Dengan defisit 2019 yang akan terbawa ke
2020 sekitar Rp 17 triliun defisit menurut BPJS Kesehatan sekitar Rp. 31
triliun, dan potensi penambahan iuran PBI dan PPU Pemerintah atas
amanat Perpres 75/2019 di 2019 sebesar Rp. 14 triliun  maka di 2020 akan
berpotensi terjadi defisit lagi namun tidak besar seperti 2018 dan 2019.

Solusi :
1. BPJS Kesehatan harus bisa fokus untuk mengatasi persoalan-persoalan
atas naiknya iuran JKN dgn lebih memastikan pelayanan JKN akan
semakin lebih baik lagi.
2. BPJS Kesehatan harus proaktif dan inovatif dalam melayani peserta
sehingga pesetta PBPU yang non aktif akan menjadi disiplin membayar
dan yang belum mendaftar mau mendaftar segera
3. Untuk PBI APBD yang akan menurun krn pemda menurunkan jumlah
peserta PBI-nya karena merasa berat dengan biaya 42.000 maka
pemerintah pusat harus bisa mencegahnya dan melarang pemda
menurunkan pesertanya.
Referensi:
https://finansial.bisnis.com/read/20191106/215/1167447/ini-enam-dampak-
kenaikan-iuran-bpjs-kesehatan-menurut-djsn
https://rri.co.id/nasional/peristiwa/767181/ini-dampak-positif-dan-negatif-
kenaikan-iuran-bpjs-kesehatan
https://www.google.com/search?
q=dampak+kenaikan+iuran+jkn&oq=dampak+kenaikan+iuran+jkn&aqs=chrome.
.69i57.7517j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai