Anda di halaman 1dari 6

2.

10 Pembuatan IFE, EFE, QSPM


2.10.1 International Factor Evaluation (IFE)
Menyimpulkan dan mengevaluasi tindakan serta kelemahan pada area
penting bisnis, dan dasar untuk menemukan atau mengumpulkan serta melakukan
evaluasi pada area dalam mengembangkan matriks international factor
evaluation (IFE) merupakan definisi dari alat untuk merumuskan strategi yaitu
matriks International Factor Evaluation. Alat ini mengaplikasikan penilaian
intuitif. Penilaian intuitif merupakan suatu keputusan/tindaklanjut atas kesadaran
yang berasal dari pengetahuan didapat dari pengalaman, dipersepsikan secara
menyeluruh dan tidak mudah untuk diartikulasikan.
Santoso (2013) menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) tahapan untuk
pengembangan Matriks IFE, yaitu:
1. Faktor internal utama dituliskan dengan mengidentifikasi proses audit internal.
Kekuatan ditulis terlebih dahulu lalu tuliskan kelemahan. Buat secara tepat dan
rinci, menggunakan rasio, dan angka serta presentase (%).
2. Masing-masing faktor diberikan bobot, bobot berkisar 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (sangat penting). Bobot berguna dalam mengindentifikasi tingkatan
dari beberapa faktor dalam mencapai keberhasilan perusahaan industri.
Pemberian bobot tersebut tidak dilakukan pertimbangan untuk
mengidentifikasi faktor kunci adalah kekuatan ataupun kelemahan internal.
Bobot tertinggi diberikan kepada faktor yang mempunyai pengaruh paling
tinggi dalam kinerja organisasi. Seluruh bobot harus berjumlah sama dengan
1,0 (sangat penting).
3. Faktor diberikan peringkat, peringkat terdiri dari peringkat 1 – 4 untuk melihat
apakah faktor yang diperingkatkan benar-benar menampilkan kelemahan
utama (peringkat 1) ataupun kelemahan minor yang berada pada peringkat ke-
dua, kekuatan minor berada pada peringkat 3 (tiga) dan kekuatan utama berada
diperingkat terakhir yaitu 4 (empat).
4. Agar mendapatkan rata-rata terimbang pada setiap variabel, kalikan bobot
faktor yang dihasilkan tadi dengan peringkat yang diberikan.
5. Setelah mendapatkan rata-rata terimbang, jumlahkan hasil tersebut dengan
variabel-variabel agar dapat menghasilkan totalan rata-rata tertimbang pada
perusahaan/organisasi. Organisasi yang lemah mendapatkan total rata-rata di
bawah 2,5 (dua koma lima). Untuk total nilai yang diatas 2,5 (dua koma lima)
menggambarkan perusahaan internal yang kuat.

2.10.2 External Factor Evaluation (EFE)


Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), menguatkan penyusun strategi
untuk menyimpulkan serta mengevaluasi informasi yang ada seperti ekonomi
sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi,
serta persaingan. Faktor Eksternal Evaluasi merupakan alat yang dipilih untuk
menggambarkan peluang, menomorsatukan peluang serta tantangan yang akan
ditemui oleh bisnis. Faktor Eksternal Evaluasi ini dilakukan untuk menilaia
keadaan bisnis. Matriks EFE tidak jauh beda dengan matriks IFE. Perbedaan
utamanya terletak pada jenis faktor-faktor yang terdapat dalam model matriksnya.
Matriks External Factor Evaluation (EFE) dapat dilakukan pada 5 (lima)
tahap, yaitu :
1. Faktor-faktor eksternal utama dalam proses audit internal dibuat dalam daftar,
dengan memasukkan faktor yang termasuk dalam peluang serta
tantangan/ancaman, yang dapat berpengaruh pada perusahaan atau industri.
Daftar tersebut dibuat peluangnya terlebih dahulu, lalu tantangan/ancaman.
Daftar dibuat spesifik mungkin dengan menggunakan persentase, rasio, dan
nilai komparatif.
2. Faktor-faktor diberikan bobot dengan berkisar 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
(sangat penting). Faktor yang diberikan bobot dapat mengindikasikan
signifikasi relatif terhadap faktor keberhasilan suatu perusahaan. Seringkali
peluang diberikan bobot tinggi terhadap ancaman, namun jika ancaman diberi
bobot yang tinggi jika perusahaan sangat mengancam. Membandingkan
pesaing yang berhasil atau tidaknya dapat mengasilkan bobot yang sesuai.
Seluruh bobot yang diberikan pada faktor harus sama dengan 1,0 (sangat
penting).
3. Faktor eksternal utama diberikan peringkat 1-4 untuk menunjukkan seberapa
efektif strategi perusahaan dalam merespon faktor. Peringkat 4 menunjukkan
respon yang sangat bagus, peringkat tiga menunjukkan diatas rata-rata,
peringkat kedua responnya rata-rata, sedangkan peringkat satu, responnya di
bawah rata-rata.
4. Bobot setiap faktor dikalikan dengan peringkat yang didapat untuk mengetahui
hasil skor bobot.
5. Untuk menentukan skor bobot total organisasi, jumlahkan skor rata-rata pada
setiap variabel.

2.10.3 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)


Suatu teknik untuk mengetahui alternatif strategi yang sesuai terhadap
kondisi suatu perusahaan merupakan definisi dari QSPM (Quantitatif Strategic
Planning Matrix). QSPM mempunyai keunggulan yaitu sekumpulan strateginya
bisa diamati dengan cara berurutan atau bersamaan, untuk menggabungkan faktor
eksternal ataupun internal yang relevan pada proses mengambil keputusan
membutuhkan para penyusun strategi, hubungan yang mempengaruhi dalam
keputusan strategi akhir yang layak terhadap organisasi dengan digaris bawahi.
Metode QSPM dihitung dengan cara bobot IFE maupun EFE diletakkan ke tabel
QSPM. Penilaian tiga penguji diratakan pada masing-masing faktor sehingga
memperoleh nilai AS. Bobot yang dihasilkan dari nilai AS akan menghasilkan
nilai TAS.
Langkah penyusunan matriks QSPM dilakukan dengan :
1. Peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal utama dibuat
pada daftar dengan diletakkan pada kolom sebelah kiri QSPM. Dari matriks
EFE dan IFE menghasilkan informasi. Faktor keberhasilan eksternal utama
minimal 10, dan internal 10, lalu dimasukkan ke QSPM.
2. Faktor eksternal dan internal utama diberikan bobot. Bobot tersebut sama
dengan bobot yang terdapat di dalam matriks EFE dan IFE. Bobot diletakkan
pada kolom kecil yang berada di kanan faktor keberhasilan penting eksternal
dan internal.
3. Cermatilah matriks yang ada pada Tahap 2, yaitu (pencocokan),
danmengidentifikasi strategi alternatif apa yang harus dipertimbangkan agar
diterapkan oleh organisasi. Hasil dari strategi dicatat pada baris paling atas
QSPM. Sebisa mungkin gabungkan berbagai strategi yang ada pada satu
rangkaian eksklusif.
4. Tentukanlah Skor Daya Tarik (AS) sebagai nilai numerik yang
mengindikasikan daya tarik relatif pada setiap strategi yang ada di rangkaian
alternatif tertentu. Skor Daya Skor Daya Tarik didapat dengan cara setiap
faktor eksternal atau internal utama diamati, dengan suatu waktu tertentu,
menunggu mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor tersebut dapat
mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” jika dijawab ya, strategi ini perlu
diperbandingkan relatif terhadap faktor utama tersebut.
5. Menghitung Skor Daya Tarik Total. Hasil perkalian antara bobot(Langkah 2)
dengan Skor Daya Tarik (Langkah 4) di setiap baris diartikan sebagai skor
daya tari total. Skor tersebut mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap
strategi alternatif, hanya dengan pertimbangan dampak dari faktor
keberhasilan penting eksternal ataupun internal yang berdekatan. Semakin
yang berdekatan.
6. Jumlah Keseluruhan Daya Tarik Total dihitung. Skor Daya Tarik Total
dijumlahkan pada setiap kolom strategi dari QSPM. Keseluruhan Jumlah Daya
Tarik Total (Sum Total Attractiven otal Attractiveness Scores—STAS)
mengindikasikan strategi yang paling menarik disetiap rangkaian alternatif.

2.11 Perencanaan Strategik


Perencanaan strategis merupakan cara yang diatur untuk membuat keputusan
serta tindakan yang penting untuk membentuk dan mengarahkan bagaimana suatu
organisasi atau entitas lainnya dan mengapa organisasi melakukan hal tersebut.
Tiga (3) hal yang mendasari Perencanaan Strategis penting dilakukan:
1) Perencanaan strategik memberikan kerangka dasar pada seluruh bentuk
perencanaan lain harus diambil.
2) Pemahaman akan perencanaan strategik akan memudahkan dalam
memahami bentuk dari perencaaan lain.
3) Pemahaman pada perencanaan strategik yang akan memudahkan
memahami bentuk dari perencanaan.
Hasil dari proses rencana strategi berbentuk sebuah dokumen yang disebut
strategic plan. Dokumen tersebut memuat informasi tentang program-program pada
tahun yang akan datang. Handoko (2009 : 94- 98) memaparkan bahwa ada beberapa
langkah dalam proses penyusunan strategik, yaitu:
1) menentukan misi beserta tujuan

2) pengembangan profil perusahaan yang memperlihatkan keadaan internal dan


kemampuan dari perusahaan
3) menganalisa lingkungan eksternal

4) menganalisa internal perusahaan

5) mengidentifikasi kesempatan serta ancaman strategic

6) melakukan pembuatan keputusan strategik yang mencakup identifikasi, penilaian,


serta memilih beberapa alternative strategic

7) mengembangkan strategi dari perusahaan

8) mengimplementasikan strategi yang dibuat

9) meninjau dan mengevaluasi

2.12 Penerapan Rencana Bisnis


Agar perusahaan berjalan dengan baik maka harus dilakukannya penyusunan
Business Plan. Business Plan adalah dokumen yang berisikan kepercayaan pada suatu
kemampuan bisnis untuk menjual barang dan jasa untuk memperoleh penghasilan
memuaskan dan menarik bagi penyandang saran. Business Plan bertujuan untuk
menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang ada pada perusahaan.
Tahapan dalam menyusun rencana bisnis yaitu:
1. Memikirkan ide usaha, meninjau lingkungan usaha terhadap konsumen, produk,
pasar
2. Konsep usaha, melakukan peninjauan lingkungan dan analisis situasi
3. menguji kelayakan usaha, berupa kelayakan teknik, pemasaran, keuangan
organisasi, dan analisis persaingan
4. menyusun rencana bisnis, mulai dari visi dan misi, pasar, pemasaran, keuangan,
manajemen, dan lainnya.

2.12.1 Keterkaitan Rencana Strategi dengan Anggaran


Strategi adalah titik permulaan dimana membuat rencana dan anggaran
perusahaan. Anggaran dibutuhkan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Perusahaan besar ataupun kecil, wajib membuat anggaran, karena
seluruh perusahaan diwajibkan membuat anggaran. Anggaran merupakan hal
utama dalam perencanaanan, pengendalian dan pengambilan keputusan pada
organisasi. Anggaran merupakan perencanaan yang rinci atau detail untuk masa
yang akan datang dinyatakan dengan kuantitatif dan spesifik dengan
menggambarkan bagaimana sumber daya dihasilkan dan digunakan pada periode
tertentu dengan mengidentifikasi tujuan serta tindakan yang dibutuhkan untuk
pencapaian tujuan. Penganggaran atau budgeting menentukan suatu proses,
dimulai pada tahap persiapan, mengumpulkan data informasi, pembagian tugas
merencanakan, menyusun rencana sendiri, mengimplementasikan hasil rencana,
dan terakhir tahap melakukan pengawasan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
rencana tersebut. Penyusunan budgeting (anggaran) dilakukan dengan teliti agar
sasaran dan tujuan strategis dapat dicapai.

2.13 Penerapan Rencana Bisnis


2.13.1 Penggunaan Sistem Informasi Bagi Pembuat Strategi
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh penyelenggara kepentingan
yang menyangkut kelangsungan suatu perusahaan menjadi aspek vital, sehingga
dapat berpengaruh terhadap karyawan-karyawan dalam perusahaan. Tidak
diragukan, jika dalam merumuskan dan memformulasikan manajemen strategis
memerlukan rancangan dan persiapan yang cermat untuk menuju sasaran yang
diharapkan oleh perusahaan.
Pada tingkatan top level management, sistem informasi tidak hanya
berfungsi sebatas melakukan proses transaksi, menyediakan informasi, atau
sebagai alat pengambilan keputusan. Sistem informasi kini berfungsi untuk
membantu end user manajerial dalam membangun strategi yang menggunakan
teknologi sistem informasi untuk menjawab hambatan yang ada pada
persaingan. Jika menggunakan dengan dan efektif dan efisien pada sistem
informasi strategis maka dapat menyajikan end users manajerial dengan
tantangan manajerial yang besar. Adanya teknologi sistem informasi, maka
perusahaan diharapkan mampu bersaing pada bisnis dan juga memiliki
keunggulan bersaing yang dapat berlanjut kedepannya (sustainable competitive
advantage).

Anda mungkin juga menyukai