Analisis korelasi adalah metode evaluasi statistik yang dipergunakan untuk mempelajari kekuatan hubungan antara dua variabel kontinu yang diukur secara numerik. Misalnya tinggi dan berat, Gaji dan Jarak rumah, dan sebagainya. 1. Menurut Jonathan Sarwono (2006) analisis korelasional adalah analisis yang digunakan untuk melihat kuat lemahnya antara variabel bebas dengan tergantung. 2. Menurut (Sugiyono 2012, 228) Analisis korelasi merupakan teknik untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel satu dengan lainnya dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antar variabel.
Pengertian Koefisien Analisis Korelasi
Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono; 2006): 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah >0,25 – 0,5: Korelasi cukup >0,5 – 0,75: Korelasi kuat >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat 1: Korelasi sempurna
Manfaat Analisis Korelasi
Berdasar pada pengertian analisis korelasi dan macamnya, kegunaan analisis korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal. Kuat lemah hubungan diukur menggunakan jarak (range) 0 sampai dengan 1 seperti dijelaskan di atas. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed). Korelasi searah jika nilai koefisien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefisien korelasi negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefisien korelasi ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika koefisien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat hubungan antara dua variabel tersebut. Jika koefisien korelasi diketemukan +1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Sebaliknya, jika koefisien korelasi diketemukan -1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis mengenai signifikansi antar variabel yang dikorelasikan, karena kedua variabel mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempunyai hubungan sangat kuat dengan variabel Y. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Pengukuran asosiasi berguna untuk mengukur kekuatan (strength) dan arah hubungan antar dua variabel atau lebih. Contoh: mengukur hubungan antara variabel: Motivasi kerja dengan produktivitas; Kualitas layanan dengan kepuasan pelanggan; Tingkat inflasi dengan IHSG Pengukuran ini hubungan antara dua variabel untuk masing-masing kasus akan menghasilkan keputusan, diantaranya: Hubungan kedua variabel tidak ada; Hubungan kedua variabel lemah; Hubungan kedua variabel cukup kuat; Hubungan kedua variabel kuat; Hubungan kedua variabel sangat kuat; Hubungan kedua variabel adalah positif; Hubungan kedua variabel adalah negatif. Penentuan tersebut didasarkan pada kriteria yang menyebutkan jika hubungan mendekati 1, maka hubungan semakin kuat; sebaliknya jika hubungan mendekati 0, maka hubungan semakin lemah.
Bentuk Hubungan Korelasi
1. Korelasi Linear Positif (+1) Perubahan Nilai Variabel diikuti perubahan Nilai Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika Nilai Variabel X mengalami kenaikan, maka Variabel Y juga ikut naik. Jika Nilai Variabel X mengalami penurunan, maka Variabel Y pun ikut turun. Jika Nilai Koefisien Korelasi mendekati +1 (positif Satu) berarti pasangan data Variabel X dan Y mempunyai Korelasi Linear Positif yang kuat. 2. Korelasi Linear Negatif (-1) Perubahan Nilai Variabel diikuti perubahan Nilai Variabel yang lainnya secara teratur tetapi dengan arah yang berlawanan. Jika Nilai Variabel X mengalami kenaikan, maka Variabel Y akan turun. Jika Nilai Variabel X turun, maka Nilai Variabel Y mengalami kenaikan. Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati -1 maka hal ini menunjukan pasangan data Variabel X dan Variabel Y mempunyai Korelasi Linear Negatif yang kuat/erat. 3. Tidak Berkolerasi (0) Kenaikan Nilai Variabel yang satunya terkadang diikuti dengan penurunan Variabel yang lainnya atau terkadang diikuti dengan kenaikan Variable yang lainnya.Arah hubungannya tidak teratur, searah, dan terkadang berlawanan. Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati 0 (Nol) berarti pasangan data Variabel X dan Y mempunyai korelasi yang sangat lemah atau berkemungkinan tidak berkolerasi.
Cara Mengetahui Ada Tidaknya Korelasi
Teknik untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara 2 variabel dapat dilakukan melalui beberapa cara,yaitu membuat diagram pencar dan menghitung koefisien korelasi. Diagram Pencar (Scatter plot) Untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan (korelasi) antara 2 variabel (X dan Y) kita dapat menggunakan diagram pencar. Diagram pencar adalah sebaran nilai-nilai dari variabel- variabel pada sumbu x dan y. Tujuan Dibuatnya Diagram Pencar Untuk mengetahui apakah titik-titik koordinat pada sumbu x dan y, adan apa pola yang terbentuk dari sebaran tersebut. Dari diagram pencar tersebut dapat dibuat sebuah garis yang kira-kira membagi dua titik-titik koordinat pada kedua sisi garis. Dari garis tersebut dapat diketahui korelasi antara kedua variabel. Jika garis mengarah keatas berarti korelasi positif, jika arah garis menurun berarti korelasi negatif. Jika tidak dapat dibuat sebuah garis maka tidak ada korelasi,dan jika titik-titik tepat melalui garisnya berarti korelasi sempurna Manfaat Diagram Pencar 1. membantu menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermanfaat antara dua variabel 2. membantu menetapkan tipe persamaan yang menunjukkan hubungan antara dua variabel tersebut Berbagai bentuk diagram pencar Daftar Pustaka Pengertian Analisis Korelasi (Konsep Dasar). Diakses melalui https://maglearning.id/2021/10/29/pengertian-analisis-korelasi-konsep-dasar/ pada 23 Februari 2022. Korelasi Adalah. 2021. Diakses melalaui https://sarjanaekonomi.co.id/korelasi/ pada 23 Februari 2022. Teknik Analisis Korelasi: Contoh dan Jenis-jenisnya. 2020. Diakses melaluihttps://www.statmat.net/analisis-korelasi/ pada 24 Februari 2022.