Anda di halaman 1dari 14

“ PSYCHOSOMATIC DISORDER”

PSIKOLOGI ABNORMAL

Dosen Pembina:

Rezki Hariko, M.Pd., Kons.

KELOMPOK 8

1. Indah Nur Aini (19006086)


2. Jihan Salsabila (19006089)
3. Mutiara (19006096)
4. Nurzabrina (19006107)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

28 Agustus 2021
KATA PENGANTAR

Syurkur Alhamdulillah senantiasa saya ucapkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Psikologi Abnormal.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada bapak Rezki
Hariko, M.Pd., Kons Selaku dosen pengampu yang membimbing kami
dalam pengerjaan tugas ini. Dan tak lupa juga kami ucapkan terima kasih
sebesar–besarnya kepada teman–teman kami yang telah memberi
semangat dan doanya untuk kami.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan


yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari
teman–teman maupun dosen yang bersifat membangun demi tercapainya
makalah yang sempurna.

Padang,25Agustus2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . ……………………………………………………...i

DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Psikosomatik……………….……………….…3


B. Bentuk/Gejala Gangguan………………………………….…………..4
C. Cara-Cara Penanganan Gangguan Psikoneurosis……………….…….5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………..9
B. Saran……………………………………………………………….…9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….….…10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinamakan gangguan psikosomatik pertama kali oleh Johann Christian
Heinroth pada tahun 1818 yang kemudian dipopulerkan oleh Maximilian
Jacobi, seorang dokter psikiatrik Jerman. “Psikosomatik” adalah gabungan
dan kata “psyce” (interaksi jiwa) dan soma” (tubuh) yang menekankan
kesahuin kau5atif atau pendekatan holistik terhadap kedokteran, karen ser’ia
penyakit dipengaruhi olph aktor psikoIogis, suatu hubungan yang telah digali
oleh berbagai bidalig kedokteran alfernatif.

Bila terjadi suatu konflik maka timbullah gejala-gejala holistik pada


manusia. Bila hal ini herlangsung sedikit lama dan berlebihan n’iaka tejadilah
nerosa yaitu gejaia-gejalanya terletak pada bidang kejiwaan seperti: nerosa
cemas, nerosa histerik, nerosa fobik, nerosa obsesif-kompulsif dart nerosa
depresi.

Akan tetapi di samping koniponen psikologik mi hampir terjadi juga


gangguan fungsi badaniah (karena manusia bereaksi secara holistik). Sering
terjadi perkembangan nerotik yang memperlihatkan gejala-gejala yang
sebagian besar atau semata-mata karenna gangguan fungsi alat-alat tubuh yang
dikuasai oleh susunan. saraf vegetatif. Perkembangan nerotik inilah yang
disbut gangguan psikosomatik atu psikofisiologik (karena biasanya hanya
fungsi faaliyah yang terganggu). Kèdokteran psikosomatik menyadari
kesatuan dan pikiran dan tubuh dan interaksi antara keduanya. Pada
umumnya, keyakinannya ialah faktor psikologis adalah penting dalam
perkembangan semua penyakit.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Gangguan Psikosomatik?
2. Bagaimana Bentuk/Gejala Gangguan?
3. Bagaimana Cara Penanganan Gangguan Psikoneurosis?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apakah Pengertian Gangguan Psikosomatik
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Bentuk/Gejala Gangguan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara-Cara Penanganan Gangguan
Psikoneurosis

2
BAB II
PEMABAHASAN

A. Pengertian Gangguan Psikosomatik


. Gangguan psikosomatik adalah sebuah label yang dikenakan pada
gangguan apapun dengan manisfestasi-manisfestasi somatik (ketubuhan)
yang diasumsikan memiliki etiologi, sekurangkurangnya etiologi kognitif
dan emosi parsial, di sejumlah taraf psikologis. Psikosomatis berasal dari
dua kata yaitu psiko yang artinya psikis, dan somatis yang artinya tubuh.
Psikosomatik berasal dari dua kata yaitu psiko yang artinya psikis, dan
somatik yang artinya tubuh (Lestari, dkk. 2008). Psikosomatik pertama kali
didefinisikan pada tahun 1978 oleh The National Academy Science dan
menjadi bagian dari konsep kedokteran perilaku. Istilah “psikosomatik”
dalam
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat telah
digantikan dengan kategori diagnostik faktor psikologis yang memengaruhi
kondisi medis (Kaplan, 2010 ; 292).
Menurut Maramis (2004 ; 344) mengatakan bahwa gangguan
psikosomatik atau psikofisiologik merupakan suatu gangguan pada saraf
vegetatif yang diakibatkan adanya nerosa dalam tubuh. Nerosa tersebut
diantaranya yaitu: nerosa cemas, nerosa histerik, nerosa fobik, nerosa
obsesif-kompulsif dan nerosa depresi.
Dalam Diagnostic And Statistic Manual Of Mental Disorders edisi ke
empat (DSM IV) istilah psikosomatis telah digantikan dengan kategori
diagnostik faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis. Secara
singkat, menurut Kartono, Kartini (2002 )mengungkapkan bahwa istilah
psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan. Gangguan
psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau penyakit fisik
dimana proses psikologis memainkan peranan penting, sedikitnya pada
beberapa pasien dengan sindroma ini. Istilah psikosomatis berasal dari

3
bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan soma atau badan
(Atkinson,1999).
Menurut Supratiknya (2000) bahwa, psikosomatis adalah gangguan
fisik yang disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau
gangguan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang
berlebihan dalam mereaksi gejala emosi. Secara singkat, Kellner (1994)
mengungkapkan bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan
antara jiwa dan badan. Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai
suatu gangguan atau penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan
peranan penting, sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.

B. Bentuk/Gejala Gangguan
Gejala yang timbul dari gangguan psikosomatis dapat bervariasi dari satu
orang ke orang yang lain. Gejala yang timbul juga dapat berubah-ubah
tergantung dari kondisi psikologis seseorang. Akan tetapi dari pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter, akan
menunjukan hasil yang normal, tidak ada kelainan sama sekali. Hakim
(2004) menjelaskan bahwa, keluhan-keluhan psikosomatis dapat berupa,
jantung berdebar-debar, sakit maag, sakit kepala (pusing, migren), sesak
nafas dan lesu.
Menurut Ardani (2008) gejala gannguan psikomatik yaitu pegal –
pegal, nyeri di bagian tubuh tertentu, mual, muntah, kembung dan perut
tidak enak, sendawa, kulit gatal, kesemutan mati rasa, sakit kepala, nyeri
bagian dada, punggung dan tulang belakang. Keluhan itu biasanya sering
terjadi dan terus berulang serta berganti-ganti atau berpindah-pindah
tempat, dirasa sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering
periksa ke dokter .
seseorang dengan psikosomatik bisa mengalami gejala yang bervasiasi,
umumnya adalah:

a. Muncul sensasi “kupu-kupu beterbangan” di perut.


b. Jantung berdebar lebih kencang dari biasanya.

4
c. Telapak tangan berkeringat.
d. Otot-otot tubuh menegang yang menyebabkan nyeri otot.

Di samping itu, beberapa gejala yang ditimbulkan juga bisa bergantung


dengan jenis kelamin penderitanya. Wanita lebih sering melaporkan gejala
berupa tubuh kelelahan meski cukup tidur, mudah tersinggung, perut
kembung, dan siklus menstruasi tidak beraturan. Di sisi lain, pria lebih
sering mengalami nyeri dada, tekanan darah meningkat, dan gairah seks
menurun.
Gejala gangguan psikosomatis juga bisa berbeda-beda jika dilihat dari
faktor usia. Anak-anak dan remaja lebih sering mengalami gangguan
pencernaan. Sementara pada lanjut usia atau lansia, biasanya mengalami
keparahan penyakit yang sebelumnya dimiliki. Tanda dan gejalanya yang
tidak spesifik membuat penderitanya maupun dokter kadang sulit untuk
mendeteksi kondisi ini. Beberapa penyakit yang gejalanya rentan
bertambah parah akibat psikosomatis adalah psoriasis, eksim, tekanan
darah tinggi, dan penyakit jantung. Berdasarkan dalam konteks penelitian
yang dimaksud dengan Psikosomatis adalah gangguan fisik yang
disebabkan oleh tekanan-tekanan emosional dan psikologis atau gangguan
fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan psikologis yang berlebihan
dalam mereaksi gejala emosi.

C. Cara-Cara Penanganan Gangguan Psikoneurosis


.. Psikiater dan psikolog menangani neurosis dengan berbagai cara.
Pendekatan psikoanalitik melibatkan membantu pasien untuk menyadari
impuls yang tertekan, perasaan, dan ingatan traumatis yang mendasari
gejalanya. Sehingga memungkinkan dia untuk mencapai pertumbuhan
kepribadian melalui pemahaman diri yang lebih baik dan lebih dalam.
Mereka berpendapat bahwa neurosis adalah hasil dari respons yang
dipelajari dapat merekondisi pasien melalui proses yang dikenal sebagai
desensitisasi. Seseorang yang takut ketinggian, misalnya, akan secara
bertahap terpapar ke ketinggian yang semakin tinggi selama beberapa

5
minggu. Pendekatan pembelajaran lainnya termasuk memodelkan perilaku
yang lebih efektif, di mana pasien belajar dengan memberi contoh.
... Pendekatan kognitif dan interpersonal termasuk mendiskusikan
pemikiran dan persepsi yang berkontribusi pada gejala neurotik pasien.
Akhirnya menggantinya dengan interpretasi yang lebih realistis dari
kejadian eksternal dan respon internal pasien terhadapnya.

Banyak psikiater lebih memilih pendekatan fisik, seperti obat-obatan


psikotropika (termasuk agen antianxiety dan antidepresan dan antipsikotik)
dan terapi elektrokonvulsif (syok). Banyak psikiater menganjurkan
kombinasi dari pendekatan ini, yang sifatnya bergantung pada pasien dan
keluhannya.

Menurut Hasan, A. B. P. (2008 ) Cara-Cara Penanganan Gangguan


Psikomatik, yaitu dengan:

1. Farmakoterapi
..... Susunan saraf vegetatif yang sangat kacau dapat diatur dan
ditenangkan dengan obat-obat sehingga dengan demikian penderita
menjadi Iebih tenang dan dapat menerima psikoterapi dengan lebih
baik. Obat-obat yang dapat dipergunakan adalah, obat yang dapat
menstabilkan fungsi susunan saraf vegetatif secara umum ataupun pada
organ tertentu, neroleptika ataupun tranquilaizer.
Adapun tujuan dan pengobatan ialah untuk menghilangkan gejala-
gejala, agar gejala-gejala tetap menghilang maka tujuan yang lebih
dalam tentu ialah mengembalikan kestabilan emosi dan menuju pada
kematangan kepribadian. Akhirnya bila ternyata bahwa kita tidak dapat
menyembuhkan semua pasien maka janganlah lekas kecewa atau putus
asa sekurang-kurangnya kita dapat meringankan penderitaan dan selalu
dapat menyenangkan penderita.

6
2. Psikoterapi
Psikoterapi dapat dilakukan untuk membantu seseorang dalam
mengekspresikan emosi yang menthi.sari dan untuk mengembangkan
strategi alternatif untuk mengekspresikan perasaan mereka, tiap
dilakukan secara individu atau kelompok. Secara tradisional,
psikoanalisis dan psikoterapi telah digunakan untuk mengobati
gangguan psikosomatik. Dalarn dua dekade terakhir, telah
dikembangkan teknik modifikasi prilaku (teori belajar) untuk terapetik
yang menekankan modifikasi perilaku adalah terapi relaksasi otot,
biofeedback, hipnosis, pernafasan terkendali, yoga, dan pijat. Adapun
tujuan pri1ku tersebut dan modalitas psikoterapetik yang biasa adalah
untuk memperbaiki keseimbangan psikosomatik.

Menurut Siswanto (2007) Beberapa pengobatan gangguan psikosomatik


yang mungkin dilakukan oleh psikiater adalah:

1. Psikoterapi
Jenis pengobatan psikoterapi yang umumnya dilakukan berupa
terapi perilaku kognitif. Pengobatan ini bertujuan untuk melatih respons
mental seseorang terhadap situasi yang berat. Hal ini akan sangat
bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik yang dialami orang dengan
gangguan psikosomatik.
2. Hipnoterapi
Hipnoterapi bisa berdampingan dengan psikoterapi, dan efektif
untuk mengatasi stres serta kecemasan. Hipnosis pada terapi ini dapat
membuat seseorang mampu mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan
ingatan menyakitkan yang tersembunyi di pikiran bawah sadarnya.
Dengan ditemukannya luka terpendam ini, dokter jadi bisa membantu
pasien mengolah dan menanggapi luka tersebut sehingga tidak
berkembang menjadi stres yang bisa memicu gangguan psikosomatik.

7
3. Obat-obatan
Obat-obatan biasanya digunakan untuk gangguan mental yang
menyebabkan gejala psikosomatik. Psikiater umumnya meresepkan
obat antidepresan yang dapat mengurangi gejala fisik atau nyeri yang
berhubungan dengan depresi dan gangguan psikosomatik. Pengobatan
gangguan psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan

Beberapa cara pengobatan pkisomatik (berorientasi pada organ tubuh


yang mengalami gangguan), pengobatan secara psikologis (psikoterapi dan
sosioterapi) serta psikofarmakoterapi (penggunaan obat-obatan yang
berhubungan dengan psikologi). Metode mana yang kemudian dipilih oleh
dokter sangat tergantung pada jenis kasus dan faktor-faktor yang terkait
dengannya.
Menurut Tebbets dalam Nevid, Jeffrey (2009) mengatakan bahwa ada
4 langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi penyakit psikosomatis
dan menghilangkan simtomnya melalui teknik uncovering:

1. Memori yang menyebabkan munculnya simtom harus dimunculkan dan


dibawa kelevel pikiran sadar sehingga diketahui.
2. Perasaan atau emosi yang berhubungan dengan memori ini harus
kembali dialami dan dirasakan oleh klien.
3. Menemukan hubungan antara simtom dan memori.
4. Harus terjadi pembelajaran pada secara emosi atau pada level pikiran
bawah sadar, sehingga memungkinkan seseorang membuat keputusan,
di masa depan, yang mana keputusannya tidak lagi dipengaruhi oleh
materi yang ditekan (repressed content) di pikiran bawah sadar.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Psikosomatik adalah penyakit fisik yang timbul karena adanya
gangguan-gangguan psikologis, atau penyakit yang timbul karana
ketengangan atau stres akibat penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Hubungan antara emosi (kejiwaan) manusia dengan badan (faal)
manusia terbukti ketika seseorang menangis karena sedih, detak jantung
yang semakin cepat ketika marah, muka yang memerah ketika merasa
malu.
Gangguan psikosomatik dapat timbul karena faktor biologis,
psikologis dan sosial. Jenis gangguan psikosomatis secara garis besar
antara lain: hypertension, effort syndrome dan peptic ulcer. Selain itu
dapat timbul penyakit pada kulit, otot dan tulang, pernapasan, jantung,
pencernaan dll. Gangguan psikosomatik dapat diobati dengan
farmakologi dan psikoterapi.

B. SARAN
Pada akhir makalah ini, penulis meminta maaf atas segala
kekurangan dalam penulisan makalah ini.Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini disebabkan karena
kemampuan penulis yang masih terbatas.Penulis mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca. Dengan kritik dan saran itu mudah-
mudahan menjadi motivasi bagi penulis sehingga dihari yang akan
datang bisa menjadi lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ardani, Tristiadi Ardi. 2008. Psikiatri Islam. Yogyakarta: UIN Malang Press.

(PU. Qory).

Atkinson, R. L. 1999. Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hakim,T.2004. Mengatasi Gangguan Mental dan Fisik. Jakarta Puspaswara.

Hasan, A. B. P. 2008. Pengantar psikologi kesehatan islami. Jakarta:


Rajawali Pres.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 2010. Retardasi Mental dalam Sinopsis Psikiatri.
Tangerang : Binarupa Aksara.
Lestari, W. I., & Alfian, M. 2008. Gangguan Psikosomatik dan
Penatalaksanaannya. Riau: Faculty of Medicine, University of
Riau.Diakses pada tanggal 26 April 2012 dari
http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/10/26/gangguan-
psikosomatikdan-penatalaksanaannya/.
Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabay: Airlangga
University Press.
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.
Yogyakarta: C. V Andi Offet. (pny. Qory) .
Supratiknya. 2000. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius (pu. rere) .
Nevid, Jeffrey S. Rathus, Spencer A. Greene, Beverly. 2009. Psikologi
Abnormal/Edisi kelia/Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 3: Gangguan-Gangguan Kejiwaan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

10
Halaman Kontribusi

Tabel 1. Kontribusi Anggota Kelompok

No Nama Mahasiswa NIM Deskripsi Kontribusi


.
1. Indah nur aini 19006086 Bertugas Sebagai
Moderator Saat Diskusi dan
mencari tambahan materi
2. Jihan salsabila 19006089 Bertugas Dalam Membuat
Makalah
3. Mutiara 19006096 Bertugas Dalam Membuat
Ppt Dan Laporan Kelompok
4. Nurzabrina 19006107 Bertigas Dalam Membuat
Video Presentasi

11

Anda mungkin juga menyukai