Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK

TEKNIK LABORATORIUM KONSELING

KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING

Dosen Pengampu :

Dr. Nurfarhanah, S.Pd ., M.Pd ., Kons

Triave Nuzila Zahri, S.Pd ., M.Pd ., Kons

Kelompok : 4

Nina Anggraini ( 19006190 )

Rani Mulya ( 19006210 )

Tiara Ronela ( 19006226 )

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Dalam Konseling ” dengan tepat waktu.
Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknil Laboratorium Konseling. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, terutama Ibu Dr. Nurfarhanah,
S.Pd ., M.Pd ., Kons dan IbuTriave Nuzila Zahri, S.Pd ., M.Pd ., Kons . selaku
dosen pengampu mata kuliah Teknik Laboratorium Konseling.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca guna kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis dan khususnya untuk semua pihak yang
membaca.

Wasallamualaikum Wr. Wb

Padang, 16 September 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………...

Daftar Isi………………………………………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………

A. Latar Belakang…………………………………………………………..

B. Rumusan Masalah………………………………………………………..

C. Tujuan……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………....

A. Mendengar ...........................................................................................

B. Memahami ...........................................................................................

C. Merespon .............................................................................................

D. Latihan Membuka diri .........................................................................

BAB III PENUTUP…………………………………………………….. .....

A. Kesimpulan ………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………....


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan secara


langsuang antara konselor dan klien melalui wawancara konseling. Proses ini hanya
boleh dilakukan oleh konselor profesional. Konseling sebagai usaha bantuan
profesional yang disejajarkan dengan profesi lain, seperti psikiater, psikolog, dan
sebagainya. Dalam pelaksanaannya, akan ada interaksi secara tatap muka antara
konselor dengan klien. Dengan demikian seorang konselor perlu memiliki
ketermpilanketerampilan yang didasarkan pada pengetahuan khusus. Keterampilan itu
menjadi salah satu kompetensi konselor. Ketika melakukan wawancara konseling,
keterampilan dasar komunikasi konseling menjadi pondasi yang sangat penting.
Beberapa keterampilan tersebut antara lain mendengar, memahami, merespon dan
membuka diri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Mendengar ?

2. Apa itu Memahami ?

3. Apa itu Merespon ?

4. Apa itu Membuka Diri ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui apa itu Mendengar.

2. Untuk Mengetahui apa itu Memahami.

3. Untuk Mengetahui apa itu Merespon.

4. Untuk Mengetahui apa itu Membuka Diri


BAB II

PEMBAHASAN

A. Mendengar

Dalam konseling, keterampilan mendengarkan diperlukan untuk membina


hubungan baik selama proses konseling berlangsung. Nagendra (2014)
mendefinisikan mendengarkan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi dan
memahami apa yang orang lain sampaikan. Kemampuan mendengarkan yang
ditunjukkan dengan memberikan perhatian penuh kepada konseli sehingga dapat
membangun hubungan terapiutik yang sehat antara konselor dengan konseli. Hal itu
diungkapkan oleh Scissons (1993) yang menekankan bahwa mendengarkan dapat
membantu membangun kepercayaan, meyakinkan konseli bahwa konselor memahami
permasalahan yang dialami, memberikan dukungan dengan merefleksikan kembali
apa yang konseli sampaikan, meyakinkan konseli bahwa konselor memiliki
pemahaman yang sama dengan konseli, dan sebuah langkah efektif untuk
mengumpulkan informasi dari klien tanpa mengambil resiko dari mengajukan
pertanyaan. Dalam proses mendengarkan memerlukan kesediaan untuk memberikan
perhatian dan empati. Perhatian dan empati menjadi faktor penting untuk mendukung
proses mendengarkan. Selain itu pendengar yang baik akan mengatur kontak mata dan
mampu menangkap dan memaknai sinyal non verbal yang dapat memberi informasi
sehingga dapat berinteraksi dengan baik. Dalam konseling, beberapa hal yang dapat
dilakukan konselor dalam melatih ketrampilan mendengarkan yang efektif (Egan,
2002; Ivey & Ivey, 2003; Pastae, 2017) dalam (Siti, Aminah. 2018):
1. Mempersiapkan ruangan yang kondusif dan nyaman. Proses konseling
membutuhkan lingkungan yang tenang, nyaman, aman dan menjamin kerahasiaan

2. Hadir lebih awal pada sesi konseling, menenangkan diri. Misanya dengan

meditasi, berdo’a dan mengatur nafas. Persiapan diri sangat penting untuk

mendukung konselor memusatkan perhatian pada konselor

3. Mengatur kontak mata yang sesuai dengan konseli (tetap memperhatikan

aspek perbedaan budaya.

4. Menggunakan bahasa tubuh yang mengajak konselo untuk berbicara lebih

(tetap memperhatikan aspek perbedaan budaya)

5. Memiliki kepekaan pada ruang pribadi antara konselor dan konseli

6. Dalam mendengarkan konselor perlu embersihkan dari pikiranpikiran

mengenai konseli yang tidak relevan dengan permasalahan yang dialami

(misalnya, masalah pribadi atau interpretasi perilaku klien)

7. Berkonsentrasi pada klien dan memfokuskan pikiran pada makna dan perasaan

dari apa yang klien diskusikan.

8. Jangan bicara kecuali dengan lembut mendorong klien untuk berbicara

9. Mendengarkan. Ketika konseling sudah berlangsung, konselor hanya perlu

mendengarkan dengan seksama, penuh empati dan fokus.

B. Memahami

Menurut Bursks dan Stefflre (dalam McLeod, 2006) dalam (Rosita, Endang
Kusmaryani. 2010). konseling didesain untuk menolong konseli untuk memahami dan

menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan, untuk membantu mencapai


tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan yang telah diinformasikan, serta melalui
pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal.

Dalam hal ini, konseling mengindikasikan adanya hubungan yang profesional antara
guru pembimbing terlatih dengan konseli. Dalam suatu wawancara layanan konseling
biasanya klien datang dengan membawa sejumlah perasaan yang kurang
menguntungkan dan merupakan masalah baginya. Dalam keadaan seperti itu
sebenarnya konselor masih berada di luar permasalaha yang dialami klien. Supaya
konselor dapat memahami bagaimana Klien melihat situasi permasalahannya, maka
berbagai teknik dapat digunakan yang tentunya penggunaan teknik tersebut sesuai
dengan permasalahan yang dialarninya seperti keterampilan bertanya dan
keterampilan meserpons permasalahan yang dihadapi klien.

C. Merespon

Respons dapat menjadi basis atau landasan bagi proses pemberian bantuan terhadap

klien yang membutuhkannya dan menjadi tuntutan untuk mengenal dan mempelajari

posisi klien dan hubungannya dengan lingkungan. Pemberian respons merupakan


usaha mengetahui labih lanjut tentang diri dan permasalahan Klien serta
menyampaikan apa yang didengar tentang klienBerikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan keterampilan responding, dalam yaitu:

1. Responding to Content (merespon isi atau pokok permasalahan) Tujuan merespon


isi adalah mendapatkan gambaran atau klarifikasi yang labih jelas tentang unsur-unsur
pengalaman masa lalu Klien. Begitu juga responding isi ini dapat membantu konselor
mengeksplorasi kesenjangan isi pengalaman Klien tersebut. Adapun unsur pokok
permasalahan responding terletak pada pertanyaan dasar yakni: who, woht, why,
when, where dan how. Sedangkan bentuk kata yang tepat untuk merespon isi
ungkapan klien antara lain adalah: " ondo mengatokan " otou " dengan kota loin " dsf.
Cara yang bisa digunakan dalam mengorganiaasikan isi pengalaman klien melaluitiga
hal:

a. Secara kronologia
b. Berdasarkan kepentingan klien

c. Relasi sebab-akibat.

2. Resoonding to Feeling (merespon perasaan) lvlerespon perasaan merupakan


keterampilan'iag paling kritia, kerena responding irti berarti merefleksikan
pengalaman aftktif Kiien dalam kaitannya dengan dunianya. Dalam prakteknya akan
dijumpai Klien yang mungkin mengekspersikan secara langsung dan verbal dan
mungkin mengekspresikan secara tidak langsung melalui intonasi suara yang
menggambarkan situasi yang dialaminya. Semantara konselor juga ingin melibatkan
perhatian dan penghayatan akan pengalamannya dengan memberikan respons
terhadap ungkapan perasaan

Klien.

3. Responding to Meaning (merespon makna/arti) Responding to meoning berarti


konselor memberikan respon terhadap makna atau arti agar dapat memberikan
argumen mengapa perasaan seperti yang telah diaebut bisa muncul.

D. Latihan Membuka Diri

Keterampilan membuka diri merupakan keterampilan konselor dalam memberikan

informasi yang berkaitan dengan perasaan, pikiran, pengalaman kehidupan yang


penting yang dimiliki oleh konselor selama sesi konseling. Hal-hal yang disampaikan
kepada konseli adalah sesuatu yang relevan dengan masalah yang dibahas saat itu.
Dengan membuka diri, konseli dapat mengenal diri konselor lebih dalam melalui cara
konselor merespon terhadap apapun yang diungkapkan oleh konseli.Dalam proses
konseling, konselor diharapkan mampu menunjukkan kejujuran dan keterbukaan
terhadap konseli. Untuk mengkomunikasikan keterbukaan dan kejujuran tersebut,
konselor pertama kali harus dapat menguasai diri (meliputi: perasaan dan pikiran yang
dialami) dan mampu membedakan berbagai perasaan yang terjadi dalam diri konselor.
Manfaat membuka diri bagi konselor dan konseli, adalah :

1. Sebagai dasar hubungan yang baik antara konselor dengan konseli Dengan
membuka diri, konselor dapat menciptakan hubungan yang hangat dan akrab dengan
konseli. Kehangatan dapat memberikan kepuasan psikologis bagi konseli.

2. Konseli akan lebih terbuka pada konselor.

Konselor yang bersedia membuka diri dan secara sukarela memberikan informasi
serta pengalaman yang dimiliki selama proses konseling, akan menumbuhkan
perasaan percaya pada konseli untuk menceritakan permasalahannya. Hal ini dapat
membuat konseli lebih terbuka dalam menggali permasalahannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan dasar yang dapat digunakan untuk membantu konselor dalam


menggali perasaan-perasaan konseli baik dari tingkah laku verbal maupun non verbal
sebagai usaha untuk memahami dirinya sendiri dan memahami perubahan yang terjadi

di dalam kehidupannya. Keterampilan dasar dalam komunikasi konseling terdiri 3 M


dan Membuka diri. Konselor harus mengetahui bagaimana cara membuat klien
merasa nyaman agar dapat mengekspesikan masalah apa yang dia hadapai. Serta
konselor harus mempunyai keterampilan dalam kegiatan konseling agar dapat
menciptakan suasana yang nyaman bagi klien. Serta dalam diri konselor harus
mempunyai jiwa penerimaan yang baik akan diri klien hal ini diperlukaan agar klien
tak sungkan dalam mengunggapkan apa yang ia dia rasakan.

B. Saran

Sebagai calon konselor , tentu dalam komunikasi dan proses konseling harus mampu
menyelesaikan masalah klien. Dengan konselor dapat menerapkan 3M dalam proses
konseling maka klien akan senang dan lebih semangat dalam menceritakan
permasalahannya sehingga konselor dapat menyelesaikan masalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Nagendra Kottacheruvu. 2014. Listening as a basic skill of communication. Journal

Rosita, Endang Kusmaryani. 2010. Penguasaan Keterampilan Konseling Guru


PembimbingDi Yogyakarta. Jurnal Kependidikan. Vol 40 (2)

Scissons, E D. 1993.Counseling for results.Pacific grive. CA: Brooks/Cole

Siti, Aminah. 2018. Pentingnya mengembangkan ketrampilan mendengarkan efektif


dalamkonseling. Jurnal pendidikan Indonesia. Vol 4(2).

Anda mungkin juga menyukai