DOSEN PENGAMPU:
YUNIA RITIKA
21006102
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
A. Mendengarkan ................................................................................................................... 3
B. Memahami ......................................................................................................................... 4
C. Merespon ........................................................................................................................... 4
KEPUSTAKAAN ..................................................................................................................... 7
2
TEKNIK 3M DALAM KONSELING
A. Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses yang terjadi setelah ada rangsangan suara menyentuh
lapisan pendengaran di otak (Rost, 2002:7-8). Keterampilan mendengarkan adalah
kemampuan pembimbing atau konselor menyimak atau memperhatikan penuturan klien
selama proses konseling berlangsung. Pembimbing atau konselor harus bisa jadi
pendengar yang baik selama sesi konseling berlangsung. Tanpa keterampilan ini,
pembimbing atau konselor tidak akan dapat menangkap pesan pembicaraan.
Dalam konseling mendengar aktif diperlukan agar konselor dapat memahami dan
dapat menangkap pesan pembicaraan klien atau orang yang akan meminta bantuan kita
untuk mendapatkan konseling dan agar klien memiliki kemampuan untuk menolong
dirinya sendiri, dapat mengatasi lingkungan hidup agar lebih konsultif (Sofyan, 2010).
Untuk menjadi dan membina hubungan interpersonal dengan baik, ada beberapa hal
yang diperhatikan, yaitu:
Kalau konselor hanya mendengar saja, itu tidak kurang lebih dari mencemooh
pembicaraan klien, sehingga klien tidak mau lagi curhat dan konsultasi dengan kita. Kita
hanya dianggap sebagai orang yang membosankan.
3
B. Memahami
Memahami dalam konseling merupakan suatu bentuk interaksi komunikasi antara
konselor dan klien/konseli dimana konselor adalah orang yang memiliki peran utama
terhadap keberhasilan konseling. Dengan berusaha memahami klien, konselor juga
mendapatkan pelajaran dan pengalaman dari diri mereka. Memahami dengan sepenuh
hati dan mengambil kesimpulan dari pembicaraan klien itu penting agar kita tidak salah
dalam mengarahkan klien tersebut.
Tujuan dalam Memahami Konseli
1. Agar mampu menerima keadaan konseli seperti apa adanya dan sekaligus dari
segi kelebihan maupun kekurangannya.
2. Agar konselor mampu memperlakukan konseli sebagaimana mestinya dalam arti
lain mampu memberikan bantuan sesuai harapan konseli.
3. Agar konselor terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu
menciptakan relasi yang semakin baik dengan klien.
Dengan berusaha memahami klien, kita juga mendapatkan pelajaran dan pengalaman
dari diri mereka. Memahami dengan sepenuh hati dan mengambil kesimpulan dari
pembicaraan klien itu penting agar kita tidak salah dalam mengarahkan klien tersebut.
C. Merespon
Merespon adalah suatu keterampilan untuk membalas segala rangsangan yang telah
disampaikan oleh lawan bicara kita. Melalu rangsangan komunikator, memungkinkan
komunikasi melakukan eksplorasi tentang dirinya dalam hubungannya dengan dunianya.
Untuk dapat merespon dengan akurat, maka komunikator harus mampu mendengarkan
pertanyaan ataun pernyataan komunikan dengan akurat pula. Merespon jua berarti
memasuki frame of reference komunikan (dunia komunikan). Jadi ada dua perangkat
keterampilan yang dipelukan dalam merespon yaitu:
1. Membedakan secara cermat dimensi-dimensi pengalaman komunikan
2. Mengkombinasikan secara akurat pada komunikator dimensi-dimensi yang
diterima dan dipahami komunikasi.
4
Keterampilan jenis respon menurut Carkhuff (dalam Soli Abimanyu, 1996:108)
meliputi tiga macam, yaitu:
5
mengkomunikasikan kepada klien pemahaman konselor tentang perasaan-
perasaan klien.
e. Merespon perasaan sedih: konselor dapat merespon dan mengkomunikasikan
pada klien pemahaman dalam setiap saat degan mengemukakan respon
sederhanaan pada setiap keadaan perasaan klien.
f. Merespon perasaan senang: pada saat-saat tertentu klien dapat merasa
bahagia, yakni dimana klien telah menemukan arah/jalan keluar dari
masalahnya, ia merasa gembira, keseluruhan sikapnya berubah, sikap terhadap
hidup menjadi terbuka, semangat dan cekatan.
g. Respon terhdap rasa marah: klien dapat mengeluarkan perasaan-perasaan
dendam /marah secara terbuka.
3. Keterampilan merespon arti, respon komunikator dapat menstimuli dan
mereinforce komunikan untuk mengeksplorasi. Eksplorasi adalah merupakan
dasar bagi pemahaman komunikasi tentang pribadinya. Juga untuk membuat
perasaan menjadi berarti dan memberikan arti intelektual pada ekspresi
pengalaman klien. 3 jenis format respon arti:
a. Respon yang dapat di pertukarkan: menekankan perbuatan respon yang dapat
di pertukarkan yang mencangkup ekspresi isi dan perasaan.
b. Respon terhadap perasaan dan isi yang banyak: merespon isi dan perasaan
agar konselor dapat melanjudkan proses bantuan itu ke tahap tindakan.
c. Respon terhadap perasaan dan isi yang sulit: konselor harus tanggap agar klien
tidak merasa ragu-ragu terhadap kemampuan
6
KEPUSTAKAAN
Abimanyu, Soli; Manrihu, Thayeb. 1996. Tehnik Dan Laboratorium Konseling. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal.
Rost, Michael. 2002. Teaching and researching listening Great. Britain: personal education
limited.
Willis, Sofyan S. 2010. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.