Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

TEKNIK LABORATORIUM KONSELING

“Teknik 3 M dalam Konseling Perorangan”

Dosen Pengampu:

Drs. Taufik, M.Pd., Kons.

Dr. Yarmis Syukur, M.Pd., Kons.

Lisa Putriani, M.Pd., Kons.

Nilma Zola, M.Pd.

Disusun oleh:

Suci Yoanda Novenaida

20006117

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
Teknik 3 M dalam Konseling Perorangan

A. Mendengarkan
a. Pengertian mendengarkan
Mendengarkan adalah proses yang terjadi setelah ada rangsangan suara
menyentuh lapisan pendengaran di otak (Rost, 2007: 7-8). Mendengarkan mempunyai
arti yang berbeda dengan mendengar. Mendengarkan adalah perbuatan atau cara
untuk menangkap suara dan alunan bunyi dari orang lain maupun benda atau binatang
dengan sengaja, sedangkan mendengar adalah perbuatan atau cara menangkap suara
dan alunan bunyi dari orang lain secara sepintas atau tidak sengaja.
Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan konselor menyimak atau
memperhatikan penuturan klien selama proses konseling berlangsung. Konselor harus
bisa menjadi pendengar yang baik selama sesi konseling berlangsung. Tanpa
keterampilan ini, konselor tidak akan dapat menangkap pesan pembicaraan. Brown
(1994) membagi proses mendengarkan menjadi 8, yaitu:
1. Pendengar memproses suara mentah (frase, klausa, kumpulan tanda baca, intonasi
dan penekanan) dan menjadikannya sebagai memori pendek
2. Pendengar menentukan tipe suara yang telah diproses sebelumnya dan
memberikan warna
3. Pendengar menyimpulkan tipe dari suara tersebut, isinya apakah pembicara
membujuk, meminta, menukar, menyetujui, membantah dan yang lainnya
4. Pendengar mengingat kembali informasi sebelumnya untuk membantu
menginterpretasikan pesannya
5. Pendengar menandai artinya, proses ini meliputi interpretasi semantic dari
permukaan gendang telinga
6. Pendengar menandai arti tadi, kesalahan pemahaman arti suara menyebabkan
kekacauan dalam pembicaraan
7. Pendengar menentukan apakah informasi tersebut harus disimpan dalam memori
singkat
8. Pendengar menghapus bentuk orisinil dari pesan tersebut yang telah diubah dalam
bentuk memori singkat

b. Keterampilan inti mendengarkan


Keterampilan inti dalam konseling adalah dengan mendengar aktif (listening).
Dalam konseling mendengar aktif diperlukan agar konselor dapat memahami dan
dapat menangkap pesan pembicaraan klien atau orang yang akan meminta bantuan
kita untuk mendapatkan konseling dan agar klien memiliki kemampuan untuk
menolong dirinya sendiri, dapat mengatasi lingkungan hidup agar lebih konsultif.
Mendengarkan aktif melibatkan 4 intensi (niat) yang ada dalam diri orang yang
mendengarkan:
1. Mengerti seseorang
pendengar yang baik akan mendapatkan kesan (impresi) sebagai tahap awal
pemahaman tentang orang yang diajak bicara. Semakin sungguh-sungguh kita
mendengarkan semakin banyak hal yang kita mengerti tentang orang tersebut
2. Menikmati percakapan
keinginan sungguh-sungguh mendengarkan membuat percakapan jadi
menyenangkan untuk dinikmati, konselor meminimalisir kebosanan dan
kejenuhan selama mendengarkan
3. Belajar sesuatu
Ternyata tidak hanya klien yang mendapatkan sesuatu dari proses menceritakan,
sebagai konselorpun kita dapat kesempatan untuk belajar dari pengalaman yang
dibagikan oleh klien kita
4. Memberikan bantuan
ketika seseorang mendengarkan dengan sungguh-sungguh maka akan sangat
membantu orang yang didengar. Bantuan ini bisa berupa dukungan dan tentunya
yang penting adalah kesediaan anda untuk mendengarkannya

c. Konselor Menjadi Pendengar yang Aktif


Untuk memperoleh atau menjadi pendengar aktif diantaranya membiasakan diri
dengan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal adalah melibatkan duaorang
dalam komunikasi yang intim, bertujuan memberikan penguatan-penguatan pada
orang yang diajak bicara. Hal yang dilakukan agar bisa menjadi pendengar yang baik,
diantaranya:
 Sering bergaul dengan orang
 Memahami berbagai cara bagaimana membuka diri untuk berbicara dan
membuka diri pada orang lain
 Berbagi perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran dengan orang lain

B. Memahami
a. Pengertian memahami
Memahami dalam konseling merupakan suatu bentuk interaksi komunikasi antara
konselor dan klien/konseli dimana konselor adalah orang yang memiliki peran utama
terhadap keberhasilan konseling. Dengan berusaha memahami klien, konselor juga
mendapatkan pelajaran dan pengalaman dari diri mereka. Memahami dengan sepenuh
hati dan mengambil kesimpulan dari pembicaraan klien itu penting agar kita tidak
salah dalam mengarahkan klien tersebut

b. Tujuan dalam memahami konselor


1. Agar mampu menerima keadaan konseli, seperti apa adanya dan menerima segala
kelebihan dan kekurangannya
2. Agar konselor mampu memperlakukan konseli sebagaimana mestinya dalam arti
lain mampu memberikan bantuan sesuai harapan konseli
3. Agar konselor terhindar dari gangguan komunikasi, sehingga mampu
menciptakan relasi yang semakin baik dengan klien

c. Kemampuan dalam memahami


Menurut Yosita Maulina (2012) kemampuan dalam memahami harus didukung oleh
dua perkara:
1. Empati
Sikap positif konselor terhadap klien, yang diekspresikan melalui kesediaan untuk
menempatkan diri pada tempat klien, merasakan apa yang dirasakan klien dan
mengerti dengan pengertian klien. Faktor penghambat empati yaitu sebagai
berikut:
 Pikiran yang terikat pada teori/teknik konseling yang akan dipakai
 Terlalu cepat memikirkan pemecahan persoalan klien
 Kecemasan yang mematikan perasaan konselor dan klien
2. Sikap menerima ( acceptance)
Sikap menerima adalah kesediaan konselor untuk menerima keberadaan klien
sebagaimana adanya.
 Non judge mental
 Menempatkan hal-hal negatif pada konteks yang tepat
 Bukan sikap membenarkan atau mentralisir

d. Tahap-tahap memahami
Untuk mampu memahami konseli dengan baik perlu adanya tahapan-tahapan yang
dilalui baik sebelum proses dan setelah konseling. Adapun tahapan-tahapan tersebut
antara lain:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Melakukan diagnosis setelah masalah dapat diidentifikasi
3. Menetapkan prognosis dalam tahapan prognosis
4. Evaluasi dan tindak lanjut

C. Merespon
a. Pengertian merespon
Merespon adalah suatu keterampilan untuk membalas segala rangsangan
yangtelah disampaikan oleh lawan bicara kita. Melalui rangsangan komunikator,
memungkinkan komunikasi melakukan eksplorasi tentang dirinya dalam
hubungannya dengan dunianya. Untuk dapat merespon dengan akurat, maka
komunikator harus mampu mendengarkan pertanyaan atau pernyataan komunikan
dengan akurat pula. Merespon juga berarti memasuki frame of reference
komunikan(dunia komunikan). Jadi ada dua perangkat keterampilan yang dipelukan
dalam merespon yaitu:
1. Membedakan secara cermat dimensi-dimensi pengalaman komunikan
2. Mengkombinasikan secara akurat pada komunikator dimensi-dimensi
yangditerima dan dipahami komunikasi

b. Ciri-ciri merespon
1. Menjadikan klien senang sehingga dapat mendorongnya untuk berbicara lebih
banyak tentang masalahnya dan dapat membantu klien mendalami perasaan dan
fikiran yang berhubungan dengan masalahnya
2. Dapat mengarahkan klien untuk mengubah sikap, pandangan, kebiasaan dan
tingkah laku yang menyebabkan timbulnya masalah
3. Bahasanya jelas, sederhana dan padat
4. Tidak membuat klien tersinggung atau mempertahankan diri
Daftar Pustaka

Abu Bakar M. Luddin. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung:
Citapustaka Media Perintis

Brown, H.D. 1994. Principles of Language Learning and Teaching. London: Prentice-Hall, Inc.

Rost, M. 2007. Teaching and Researching Listening. London: Longman

Willis, Sofyan S. 2010. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai