Anda di halaman 1dari 7

KETERAMPILAN MENDENGAR AKTIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling
Dosen : Alfiandy Warih Handoyo, M.Pd

Oleh :

Nama : Muhammad Naufal Luthfi


NIM : (2285190027)
Semester : 1 (Satu)
Kelas :1A

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan manusia


lainnya. Secara etimologi komunikasi berasa dari bahasa latin yaitu “cum” atau kata depan yang
berarti “dengan” atau bersama dengan dan kata “umus” atau sebuah kata bilangan yang berarti
“satu”. Dua kata tersebut membentuk kata benda yakni “Communio”, Communio ini dalam
bahasa Inggris disebut sebagai Comnion yang memiliki arti yaitu kebersamaan, persatuan,
persekutuan gabungan, pergaulan atau hubungan.
Kemampuan berkomunikasi bukan hanya tentang mengungkapkan kata-kata, kalimat dan
bertutur kata secara lisan maupun tulisan dengan baik sehingga dapat dipahami oleh semua
orang. Komunikasi juga berhubungan erat dengan mendengar. Kemampuan mendengar yang
baik dapat menciptakan sebuah situasi komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif sangat
bergantung dengan kemampuan mengirim dan menerima pesan antara komunikator dan
komunikan.
Kemampuan mendengar aktif merupakan kemampuan untuk mendengar, menyimak,
memahami, dan merespon pembicaraan yang sedang berlangsung antara komunikan dengan
komunikator. Kemampuan ini merupakan hal yang sangat penting bagi seorang konselor yang
dimana bidang pekerjaannya berhubungan erat dengan aktivitas mendengarkan, dan merespon
pembicaraan tentang masalah yang dihadapi oleh konselinya.
Dalam hal ini keterampilan untuk mendengar aktif merupakan kemampuan yang akan
sangat dibutuhkan oleh para pelaku pekerjaan dibidang yang mengharuskan untuk
berkomunikasi langsung oleh seorang individu seperti, psikolog, konselor, dan lain sebagainnya.
Keterampilan Mendengar Aktif
PEMBAHASAN

a. Pengertian Mendengar Aktif


kegiatan mendengarkan dapat diartikan sebagai suatu proses aktif dari menerima
rangsangan (stimulus) pada telinga (aural). Mendengarkan merupakan tindakan tidak terjadi
begitu saja tanpa kesadaran melainkan harus dengan sengaja dilakukan. Mendengarkan
menuntut energi dan komitmen terutama dalam komunikasi interpersonal. Oleh karena itu
perlu diperjelas dengan membedakan antara kegiatan mendengar (hearing) dan
mendengarkan (listening).
Mendengar merupakan suatu proses fisiologis sementara mendengarkan menyangkut
penerimaan rangsangan. Pengertian menerima di sini menegaskan bahwa seseorang dalam
aktivitas mendengarkan itu berarti menyerap rangsangan yang diterima lalu kemudian
memprosesnya dengan cara tertentu. Setidaknya selama beberapa waktu, isyarat yang
diterima itu ditahan dan mengalami proses. Sejalan dengan ini Janasz (2009) mengemukakan
bahwa untuk memperoleh pesan yang utuh dari pengirim pesan atau sumber, penerima pesan
harus melakukan kegiatan mendengarkan dengan menggunakan panca indera secara tepat.
Karena itu dalam mendengarkan secara aktif, perlu diperhatikan tiga dimensi yaitu
penginderaan, pengolahan/evaluasi dan memberi respon.
Mendengar aktif merupakan teknik mendengarkan dengan cara menyimak, memahami,
menafsirkan, dan juga memberikan respon dalam pembicaraan dan memberikan kesan
kepada pembicara bahwa dirinya diperhatikan ketika melakukan percakapan. Kemampuan ini
merupakan hal yang sangat penting ketika kita sedang melalukan komunikasi konseling
dengan seorang konseli, konseli akan merasa diperhatikan ketika bercerita tentang
masalahnya dan menceritakan seluruh masalahnya terhadap konselor yang semakin
memudahkan bagi konselor untuk memberikan respon dan penanganan yang tepat.
b. Hambatan dalam mendengar aktif
Mendengar secara selektif merupakan salah satu penghalang paling umum bagi
mendengarkan secara efektif. Bila pikirannya mengembara, anda sering tidak menyimak sampai
anda mendengar satu kata atau frase yang akan menarik kembali perhatian anda. Tetapi pada saat
itu, anda tidak dapat mengingat kembali apa yang sesungguhnya dikatakan oleh pembicara;
melainkan anda mengingat apa yang anda pikir mungkin dikatakan oleh pembicara. Salah satu
alasan pikiran pendengar cenderung mengembara adalah karena orang berpikir lebih cepat
daripada ketika mereka bicara. Kebanyakan orang berbicara sekitar 120 sampai 150 kata per
menit, tetapi pendengar dapat memroses informasi audio sekitar 500 kata per-menit. Dengan kata
lain, otak seseorang mempunyai banyak waktu luang kapanpun seseorang sedang mendengarkan,
dan bila tidak diarahkan, otak akan mencari ribuan hal lain untuk untuk dipikirkan. Berusahalah
dengan sadar untuk tetap berfokus pada pembicara, dan gunakan waktu ekstra yang ada untuk
menganalisis apa yang anda dengar, atau siapkan pertanyaan yang mungkin perlu anda
tanyakan.Mengatasi penghalang daya ingat merupakan masalah yang sedikit lebih mudah
dipecahkan, tetapi hal tersebut memerlukan beberapa usaha. Mengatasi penghalang
mendengarkan secara efektif, antara lain:
(1) kendalikan apa pun hambatan terhadap penerimaan fisik sebisa mungkin (terutama,
menginterupsi pembicara dengan mengajukan pertanyaan atau memamerkan perilaku nonverbal
yang mengganggu),
(2) hindari pendengar secara selektif dengan mencoba berfokus pada pembicara dan
menganalisis apa yang di dengar,
(3) pertahankan pikiran yang terbuka dengan menghindari setiap prasangka atau tidak
mendegarkan secara defensif,
(4) menguraikan kata-kata sendiri ide-ide pembicara, berikan orang tersebut kesempatan
untuk menegaskan atau memperbaiki interpretasi anda,
(5) jangan hanya mengandalkan pada daya ingat, tetapi rekam, tulis, simpan informasi dalam
beberapa cara fisik lain,
(6) tingkatkan daya ingat jangka pendek dengan mengulang-ulang informasi, mengaturnya
dalam suatu pola, atau memecahnya dalam daftar-daftar pendek, dan
(7) tingkatkan daya ingat jangka panjang dengan melakukan asosiasi, kategorisasi, visualisasi
dan menghafal.
c. Pentingnya Keterampilan Mendengarkan aktif
Sebenarnya mendengarkan secara aktif dapat memperlihatkan kesan kepada pembicara atau
pengirim pesan bahwa lawan bicaranya benar-benar terlibat dalam komunikasi tersebut. Selain
itu, dengan perhatian penuh kepada pembicara, pendengar yang aktif dapat lebih fokus pada inti
dari pesan yang disampaikan dan memberi umpan balik berupa tanggapan atau pertanyaan agar
pendengar lebih memahami tentang apa yang dibicarakan. Dengan demikian komunikasi
transaksional telah terjadi. Umpan balik dalam berbagai bentuk dapat menjadi bagian penting
untuk komunikasi lebih jauh. Dalam mendengarkan secara pasif, komunikasi yang terjadi hanya
ada satu arah. Sementara dalam komunikasi dengan mendengarkan secara aktif, kedua pihak
saling menanggapi baik secara langsung maupun tidak langsung. Terjadi pertukaran ide atau
pesan dengan baik sehingga dapat meningkatkan relasi yang ada. Dalam mendengarkan secara
aktif, terjadi situasi saling mendukung dan saling pengertian antara pihak-pihak yang terlibat. Di
sana terjadi saling menguatkan dan saling percaya antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Dalam menyampaikan umpan balik setidaknya harus bersifat segera, jujur, patut dan juga jelas.
Sehingga umpan balik tersebut dapat menjadi signal bagi pengirim pesan untuk menentukan
langkah dalam proses komunikasi selanjutnya. Selain manfaat di atas, mendengarkan secara aktif
sebenarnya mengundang orang lain untuk juga melakukan hal yang sama. Dengan
mendengarkan secara aktif dapat menjadi contoh bagi orang lain. Sebaliknya jika orang tidak
saling mendengarkan, maka kecenderungan terjadi kekacauan dan konflik. Jadi lebih
menguntungkan dapat mendengarkan secara aktif karena dapat menciptakan suasana yang lebih
akrab dan komunikasi berjalan baik.
Mendengarkan secara aktif juga dapat memperdalam relasi yang ada sekaligus dapat
melahirkan pemecahan masalah. Kita adalah manusia yang mudah untuk berbuat salah dalam
memersepsikan apa yang disampaikan orang lain. Dengan mendengarkan secara aktif dan
memberikan umpan balik yang baik, maka baik pengirim maupun penerima pesan dalam
komunikasi saling mendukung dan bahkan menghasilkan pemecahan masalah bagi mereka.
Mendengarkan secara aktif adalah sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan dalam suatu
komunikasi, tetapi karena keterampilan itu sangat bermanfaat maka perlu untuk ditingkatkan.
Oleh karena itu, selain jadi pembicara yang efektif, maka akan menjadi lengkap jika kemampuan
mendengarkan dapat ditingkatkan secara aktif.
KESIMPULAN

Mendengar aktif merupakan teknik mendengarkan dengan cara menyimak, memahami,


menafsirkan, dan juga memberikan respon dalam pembicaraan dan memberikan kesan kepada
pembicara bahwa dirinya diperhatikan ketika melakukan percakapan. Kemampuan ini
merupakan hal yang sangat penting ketika kita sedang melalukan konseling dengan seorang
konseli, konseli akan merasa diperhatikan serta nyaman ketika bercerita tentang masalahnya dan
menceritakan seluruh masalahnya terhadap konselor yang semakin memudahkan bagi konselor
untuk memberikan respon dan penanganan yang tepat. Kemampuan mendengar aktif juga dapat
menumbuhkan rasa keakraban diantara konselor dan konseli sehingga memungkin untuk
terciptanya suasana bimbingan dan konseling yang nyaman, efektif dan juga baik.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Tri Indah. 2016. Komunikasi Verbal Dan Nonverbal. Jurnal Al-Irsyad, Vol. 6 No.
2.
Martoredjo, Nikodemus Thomas. 2014. Keterampilan Mendengarkan Secara Aktif Dalam
Komunikasi Interpersonal. Jurnal Humaniora Vol. 5 No. 1 April 2014
Sari, Wulan Ambar. 2016. Pentingnya Keterampilan Mendengarkan dalam Menciptakan
Komunikasi yang Efektif. Jurnal Edutech Vol. 2 No. 1 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai