Oleh :
KELOMPOK 14
1. ST HADJRAWATI (1471041003)
2. TITIN HARDIANTY RUMASORENG (1471040045)
3. ZHAFIRA MARDHATILAH MAULIA (1471041001)
FAKULTAS PSIKOLOGI
a. Setiap keadaan jiwa hanya terdiri dari beberapa faktor, dari banyak
faktor.
b. Faktor-faktor yang menyusun suatu keadaan jiwa menentukan
kualitas keadaan jiwa tersebut.
c. Abhidhamma yakin bahwa setiap keadaan jiwa berasal dari pengaruh
biologis dan pengaruh situasi, disamping pemindahan pengaruh dari
momen psikologis sebelumnya.
d. Setiap keadaan jiwa pada gilirannya menentukan kombinasi khusus
faktor-faktor dalam keadaan jiwa berikutnya.
3. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian adalah gerak kepribadian yang terjelma
dalam tingkah laku, baik yang nampak maupun tidak nampak, terjadi
karena interaksi antara faktor-faktor jiwa sehat dan tidak sehat. Jika
terjadi dominasi dari faktor-faktor sehat atau tidak sehat tertentu, akan
menghasilkan tipe-tipe kepribadian atau tingkah laku tertentu pada
individu-individu yang bersangkutan.
Beberapa contoh interaksi berbagai faktor jiwa dan bagaimana
perilaku yang terjadi, atau meyebabkan sifat-sifat tingkah laku tertentu,
adalah sebagai berikut :
a. Kelompok faktor tidak sehat yang terdiri dari ketamakan, kekikiran,
irihati, dan kemuakan dilawan oleh faktor-faktor seperti
ketidakterikatan (alobha), adosa (ketidakmuakn), tateamajjhata
(tidak memihak), dan passadhi (sikap tenang), mencerminkan
ketenangan fisik da jiwa yang terjadi karena kurangnya perasaan-
perasaan keterikatan.
b. Sikap-sikap alobha, adosa, tatramajjhata, dan passadhi menggantikan
sikap rakus, atau sebaliknya, sikap menolak, dengan sikap penuh
perhatian terhadap apa saja yang mungkin timbul dalam kesadaran
seseorang menyebabkan timbulnya sikap menerima apa adanya.
c. Faktor-faktor tidak sehat sikap egoisme, iri hati, kemuakan,
menyebabkan seseorang selamu mengharapkan pekerjaan yang
terpandang, tinggi dan mewah, atau iri hati terhadap orang lain yang
memiliki pekerjaan serupa.
d. Sebaliknya sikap-sikap tenang, bebas, ketidak muakan, netral
menyebabkan orang menimbang keuntungan-keuntungan berupa
upah dan prestasi dengan keinginan-keinginan seperti tekanan dan
ketegangan yang lebih besar, menilai secara adil. Sikap netral
memandang seluruh situasi degan tenang.
e. Jika faktor-faktor kegembiraan (ahuta), luwes atau fleksibel
(muduta), dan kecakapan (paqunnata) muncul pada perilaku, maka
seseorang akan berpikir dan bertindak dengan leluasa dan mudah,
mewujudkan keterampilan-keterampilan secara maksimal
f. Faktor tersebut menekan faktor-faktor kontraksi dan kebekuan yang
tidak sehat itu, yang menguasai jiwa dalam keadaan-keadaan ertentu
seperti depresi. Dalam sehari-hari faktor sehat tersebut menyebabkan
orang dapat menyesuaikan diri secara fisik dan psikis terhadap
keadaan-keadaan yang senantiasa berubah, menhadapi tantangan-
tantangan manapun yang mungkin timbul.
4. Psikodinamika Abhidhamma
Psikodinamika dapat terjadi karena adanya interaksi antar daktor jiwa
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Faktor-faktor jiwa yang sehat dan tidak sehat saling menghambat
b. Tetapi tidak selalu terdapat hubungan satu lawan satu antara sepasang
faktor-faktor sehat dan tidak sehat
c. Kehadiran yang satu menekan faktor tandingannya
d. Dalam beberapa hal satu faktor sehat akan menghambat sekumpulan
faktor-faktor tidak sehat.
e. Faktor-faktor kunci tertentu juga mampu menghambat sekumpulan
faktor tandingan secara keseluruhan
f. Kamma seseoranglah sebagai penentu, apakah ia akan mengambil
keadaan jiwa sehat atau keadaan jiwa tidak sehat
g. Suatu kombinasi faktor merupakan hasil dari pengaruh-pengaruh
biologis dan pengaruh-pengaruh situasi disamping juga merupakan
pindahanpengaruh dari keadaan jiwa sebelumnya. Biasanya berupa
sebagai suatu kelompok negatif ataupun positif.
h. Dalam setiap keadan jiwa tertentu, faktor yang membentuk keadaaan
jiwa tersebut muncul dengan kekuatan-kekuatan yang berbeda.
i. Faktor yang paling kuat akan menentukan proses seseorang dalam
bertindak dan mengalami suatu momen tertentu
j. Meskipun semua faktor buruk ada, namun keadaan jiwa tetap akan
berbeda tergantun atau sesuai dengan faktor yang mendominasi.
k. Hierarki kekuatan dan faktor-faktor tersebut menentukan apakah
keadaan spesifik itu akan menjadi posif atau negatif
l. Jika faktor tertentu atau sekumpulan faktor seringkali muncul dalam
keadaan jiwa seseorang, maka faktor tersebut akan menjadi sifat
kepribadian. Jumlah keseluruhan faktor-faktor jiwa yang sudah
menjadi kebiasaan pada seseorang, menentukan sifat-sifat
kepribadiannya.
m. Daftar sifa-sifat kepribadian menurut faktor-faktor jiwa sehat dan
tidak sehat sebagai berikut.
Faktor Jiwa Sehat Faktor Jiwa Tidak Sehat
Pemahaman (insight) Delusi
Sikap penuh perhatian Pandangan yang salah
Perseptual
Sikap rendah hati Sika tak tahu malu
(Kognitf)
Sikap penuh hati-hati Kecerobahan
Kepercayaan Egoisme
Ketenangan Keresahan
Ketidakterikatan Ketamakan
Ketidakmuakan Kemuakan
Kenetralan Iri Hati
Afektif Kegembiraan Kekikiran
Fleksibilitas Kekhawatiran
Kemampuan adaptasi Pengerutan (kontraksi)
Kecakapan Kebekuan
Kejujuran Kebingungan
6
5
4 3
2
1
1. Lingkaran ke 7 sebagai pusatnya, menggambarkan kehidupan jiwa yang
tidak disadari. Isi dari bagian lingkaran ke 7 ini ialah semua cipta, rsa,
karsa, yang semula disadari, tetappi lalu ditekan atau didesak masuk ke
dalam tidak sadaran, lama-lama menjadi tidak disadari
2. Lingkaran ke 6 yang terletak di luar lingkaran ke 7, tetapi sepusat dengan
lingkaran ke 7 merupakan lapisan bawah sadar atau subsadar. Lapisan ini
berbatasan dengann lingkaran berikutnya, yakni lingkaran ke 5. Lapisan
ke 6 ini isinya sama dengan lapisan ke 7, hanya berbeda tingkat ketidak
sadarannya. Maka kedua lingkaran tersebut disebut sebagai lapisan tidak
sadar. Dua lapisan paling dalam ini mirip dengan knsep Sigmund Freud,
sebagai lapisan das Es atau the Id.
3. Lingkaran ke 5 adalah menggambarkan lapisan kesadaran jiwa, tetapi
tidak dinyatakan. Isinya kesadaran mengenai pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasan yang disadari penuh oleh individu yang bersangkutan,
tetapi tidak pernah dinyatakan kepada orang lain siapa pun, jadi tetap
tersimpan dalam kesadaran.
4. Lingkaran lapisan ke 4, disebut lapisan kesadaran yang dinyatakan.
Isinya adalah pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, perasaan-perasaan, dan
sebagainya yang dapat dinyatakan secara terbuka kepada orang lain, dan
dapat diterima dengan mudah oleh sesamanya. Misalnya, rasa simpati,
kegembiraan, kemarahan, pendapat, gagasan, keinginan, dan sebagainya.
Jadi isi lapisan ke 4 ini adalah bahan-bahan untuk berkomunikasi dengan
siapa pun, baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan
sebagainya.
5. Lingkara ke 3, disebut lapisan lingkaran hubungan yang akrab, disebut
juga sebagai intimate society. Lapisan ini berisi konsepsi-konsepsi
tentang orang-orang, binatang atau benda-benda yang oleh si individu
diajak bergaul dan berkomunikasi secara karib atau secara intim.
Pergaulan karib ini biasanya dimanfaatkan sebaai tempat berlindung,
tempat mencurahkan isi hati, tempat untuk menghilangkan tekanan batin,
atau pun kesulitan-kesulitan hidup yang dihadapi. Pendukung dari lapisan
ke 3 hidup kejiwaan ini misalnya oeang tua, sahabat, karib, saudara,
teman dekat, dan sebagainya.
Hubungan psikologis akrab ini juga diperlukan untuk membangun
hubungan cinta termasuk untuk dapat berbakti secara penuh dan mutlak,
pada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini merupakan kebutuhan mendasar
dalam kehidupan manusia. Hubungan kebaktian kepada Tuhan Yang
Maha Esa, ini membuat hidup manusia menjadi seimbang medengan
kehidupan duniawi, sehingga suasana dan pola hidup yang selaras,
seimbang, yakni hidup yang harmonis.
Lingkaran kejiwaan yang ke 3 ini sebagai dasar kehidupan kerohanian
manusia dan bersama dengan lingkungan hidup ke 4 menjadi dasar untuk
membangun kehidupan pribadi yang aman tenteram, harmonis, stabil
sekaligus dinamis. Atau disebut juga suasana homeostasis psikologis.
6. Lingkungan hidup kejiwaan dengan hubungan kegunaan, digambarkan
dengan lingkaran ke 2. Pada hubugan kegunaan ini tidak perlu disertai
cinta.
7. Lingkaran nomor satu sebagai gambaran lingkaran hubungan jauh, terdiri
dari pikiran, sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-
benda, pengetahuan, adat, dan sebagianya, jarang sekali memiliki
pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari seorang individu.
8. Lingkaran 0, lingkaran paling luar, dapat disebut sebagai lingkungan
dunia luar. Isinya terdiri dari pikiran-pikiran, ataupun anggapan-
anggapan, yang mirip dengan isi pada lingkaran nomor 1. Hanya
perbedaannya adalah:
a. Isi kejiwaan dalam lingkaran nomor 1 adalah hal-hal diluar
masyarakat individu yang bersangkutan, tetapi mmasih dalam
lingkungan bangsa dan negaranya.
b. Isi kejiwaan dalam lingkaran nomor 0 telah terletak diluar masyarakat
dan negara bangsa dari individu yang bersangkutan. Sehingga hal-hal
yang termasuk lingkaran nomor 0 tersebut sangat jauh dari
kehidupan orang-orang awam.
Gambaran lingkaran-lingkaran konstris tersebut diatas disebut sosio-
psikogram, yang menggambarkan struktur kejiwaan atau kepribadian
manusia Timur yang dikemukakakn oleh Hsu. Daerah lingkaran nomor 4
merupakan batas dari alam jiwa seseorang yang dalam psikologi disebut
kepribadian atau personalitas seseorang.
Sebagian besar isi kejiwaan manusia, misalnya pengetahuan,
pengertiannya tentang adat istiadat, kebudayaan, lingkungan, nilai-nilai
dan norma, pandangan hidup, menurut psikologi Barat terkandung dalam
kepribadian manusia.hal ini lah yang menjadi konsep Ego ataupun Aku
manusia. Hsu berpendapat bahwa manusia masih memerlukan suatu
daerah isi jiwa tambahan, untuk memuaskan suatu kebutuhan jiwa
manusia yang bersifat mendasar dalam kehidupannya.
Konsep kepribadian dengan teori Jen iini, yakni manusia yang selaras
dan berkepribadian itu adalah manusia yang dapat menjaga keimbangan
hubungan antara diri kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya,
terutama lingkungan sekitarnya yang paling dekat dan paling serius.
4. Ukuran Hidup
Ki Ageng Suryomentaram berpendapat, bahwa manusia di dalam
hidupnya di dunia ini mempunya tingkatan-tingkatan atau dimensi-
dimensi hidup. Tingkatan atau dimensi hidup itu seperti ukuran hidup.
Yang dimaksud dengan ukuran hidup adalah semacam tingkatan atau
tahapan hidup. Ki Ageng Suryomentaran mengajukan ada empat macam
ukuran atau tingkatan hidup manusia. Pembagian tingkatan-tingkatan
hidup itu didasarkan pada macam dimensi. Ki Ageng Suryomentaram
menjelaskan pengertian dimensi dengam melihat benda-benda. Macam-
macam dimensi :
a. Benda berdimensi satu yakni garis
b. Benda yang bedimensi dua adalah bidang, yang memiliki dimensi
panjang dan dimensi lebar.
c. Dan pada benda yang berdimensi tiga adalah benda yang mempunyai
volume (besar) dimensinya adalah panjang, lebar dan tingg
d. Ki Ageng Suryometaram menambahkan dimensi benda hidup ialah
dimensi perasaan, yang dimaksud adalah manusia yang hidup sesuai
dengan “manusia baru”-nya
REFERENSI :
Fudyartanta, K. 2012. Psikoologi Kepribadian : Berbagai Pendekatan:
Eksistensial, Trait (Sifat), Teori Medan, Faktorial, Stimulus Respon (SR) dan
Biobudaya Religius. Yogyakarta: Pustaka Belajar.