Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI TIMUR

Dibuat untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu : Dra. Probowatie Tj, M.Si, psi

Disusun Oleh :

NAMA : IDA FIRDAUS

NIM : F.131.20.0056

KELAS : A.Sore

SEMESTER II

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEMARANG

i
DAFTAR ISI

JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar
Belakang…………………………………………………………………………….1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….
…..1
1.3. Tujuan
Pembahasan……………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Psikologi Timur…………………………………………………………..3

2.2. Abidhama…………………………………………………………………………………4

2.3. Psikologi Transpersonal…………………………………………………………………..5

2.4. Tokoh-Tokoh Psikologi Timur……………………………………………………………6

2.5. Perbedaan Psikologi Timur dan Psikologi Barat………………………………………….7

BAB III PENUTUP

3.1.
Kesimpulan………………………………………………………………………………...9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia psikologi kepribadian terdapat dua aliran, yakni aliran barat dan
timur. Aliran barat lebih menekankan kepada kelakuan yang terlihat dari seorang
manusia, tanpa memandang kebatinannya dan hanya berpedoman kepada hal-hal yang
simultan, seperti bentuk pada bentuk tubuh pada teori Sheldon, kebutuhan pada teori
Maslow, perubahan sifat pada teori allport dsb.
Sedangkan didalam aliran psikologi timur, dasar yang digunakan adalah
pemurnian hati sebagai langkah untuk mencapai pribadi yang sempurna atau baik,
juga dengan pedoman agama sebagai sarana mengatur kehidupan sehari-hari.
Selain itu, terdapat pula persamaan dan perbedaan dalam Psikologi
Kepribadian aliran barat dan timur, seperti konsepsi tentang potensi dasar manusia
dan potensi perkembangan jiwa.
Sebagaimana banyak terdapat teori kepribadian di lingkungan peradapan
barat, begitu pula banyak terdapat psikologi timur. Kendati terdapat perbedaan besar
dalam hal kepercayaan dan pandangan tentang dunia diantara agama-agama yang
mengandung psiologi timur, namun psikologi itu sendiri tidak terlalu berbeda. Salah
satu persamaannya adalah dalam hal penggunaan metode fenomenologis yaitu
semuanya berusaha menggambarkan kodrat pengalaaman sang pribadi. Beberapa
diantara sistem-sistem ini berkisar pada teknik-teknik meditasi yang memungkinkan
orang semata-mata meneliti arus kesadarannya sendiri, dengan memberinya sejenis
jendela yang netral atas aliran pengalamannya. Akhirnya, semua psikologi timur
mengakui bahwa jalan utama kearah transformasi diri ini adalah meditasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan


masalah adalah ;

1) Bagaimana perkembangan psikologi timur ?

1
2) Apa yang dimaksud dengan ajaran abidhama ?
3) Apa yang dimaksud dengan psikologi transpersonal ?
4) Apa yang dimaksud dengan psikologi Islam ?
5) Siapa saja tokoh-tokoh psikologi timur ?
6) Apa saja perbedaan psikologi timur dan psikologi barat ?

1.3. Tujuan Pembahasan

1) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikologi timur.


2) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ajaran abidhama.
3) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan psikologi transpersonal.
4) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan psikologi islam.
5) Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh psikologi timur.
6) Untuk mengetahui apa saja perbedaan antara psikologi timur dan psikologi
barat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Psikologi Timur

Pendekatan psikologi timur didasarkan pada introspeksi dan pemeriksaan diri


sendiri yang menuntut banyak energi. Berbeda dengan psikologi barat yang lebih
bersandar pada observsi tingkah laku. Cara umum untuk mengatasi penderitaan yang
dianjurkan adalah disiplin dan control diri, yang dapat memberikan “suatu perasaan
ekstase yang tak terbatas dan hanya dapat ditemukan dalam diri yang bebas dari
pamrih-pamrih pribadi”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa, minat psikologis di
timur dan barat salin berkaitan. Sebagaima terdapat banyak teori di lingkungan
peradaban barat, begitu pula di psikologi timur. Psikologi-psikologi itu pada
hakikatnya merupakan suatu reaksi terhadap kehidupan yang dilihat sebagai penuh
dengan penderitaan dan kekecewaan.

Psikologi barat dan timur memiliki kesamaan. Salah satu persamaannya adalah
dalam hal penggunaan metode fenomenologis: semuanya berusaha menggambarkan
kodrat pengalaman langsung secara pribadi. Beberapa diantara sistem-sistem ini
berkisar pada teknik-teknik meditasi yang memungkinkan orang semata-mata meneliti
kesadarannya sendiri, dengan memberi sejenis dendela yang netral atas aliran
pengalamannya. Selanjutnya teknik ini mengeluhkan tentang manusia sebagaimana
adanya. Akhirnya, semua psikologi timur mengakui bahwa jalan utama kearah
transformasi diri adalah meditasi. Meditasi adalah strategi yang dianjurkan untuk
mencapai keadaan sehat.

Adapun metode meditasi, yaitu :

 Konsentrasi
Mengarahkan perhatian hanya pada satu objek/titik pusat
 Sikap penuh perhatian (mindfullness)
Sikap menjadi “saksi” netral

Setiap wilayah di Timur menggunakan metode meditasi yang berbeda-beda.

3
2.2. Abidhama

Teori Kepribadian timur Berkembang di India, 15 abad yang lalu atau lebih,
tetapi sampai kini para penganut buddhis masih menerapkannya dalam berbagai
bentuk sebagai suaatu penuntun olah piker. Teori psikologi ini diturunkan langsung
dari wawasan Budha Gautama dalam abad V SM.

Ajaran-ajaran Budha sendiri telah dipoles dan berkembang berbagai cabang,


aliran Buddhisme, lewat suatu proses perkembanan yang sama seperti, misalnya,
pemikiran Freud berkembang ke dalam aliran-aliran psikoanalisis yang berbeda-beda.
Sama seperti psikologi timur lainnya, Abhidamma mengajarkan suatu tipe ideal
kepribadian sempurna yang dijadikan kiblat analisisnya tentang olah piker.

Yang dimaksud dengan kata “kepribadian” sangat serupa dengan konsep atta,
atau diri (self) dalam abhidamma. Bedanya, menurut asumsi dasar Abhidama tidak
ada diri yang benar-benar kekal, yang ada hanyalah sekumpulan proses impersonal
yang timbul dan menghilang. Yang tampak sebagian kepribadian terbentuk dari
perpaduan antara proses-proses impersonal ini. Apa yang kelihatan sebagai “diri”
tidak lain adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagian tubuh, yakni pikiran,
pengindraan,hawa nafsu, ingatan, dan sebagainya. Satu-satunya benang yang
berkesinambungan dalam jiwa adalah hawa, yakni kesinambungan kesadaran dari
waktu ke waktu.

Menurut Abhidama, kepribadian manusia sama seperti sungai yang memiliki


bentuk yang tetap, seolah-olah satu identitas, walaupun tidak setetes airpun tidak
berubah seperti pada momen sebelumnya. Dalam pandangan ini “tidak ada actor lepas
dari aksi, tidak ada orang yang mengamati terlepas dari persepsi, tidak ada subjek
sadar dibalik kesadaran”. Keadaan-keadaan jiwa seseorang selalu berubah dari
momen ke momen: perubahan itu terjadi sangan cepat.

Metode dasar yang dipakai Abhidama untuk meneliti perubahan sangat


banyak dalam jiwa adalah instropeksi, yakni suatu observasi teliti sistematis yang
dilakukan seseorang terhadap pengalamanya sendiri.

Faktor-Faktor Jiwa Yang Tidak Sehat dan Yang Sehat :

4
1) Perseptual/Kognitif
Tidak Sehat : Delusi, pandangan yang salah, sikap tak tahu malu,
kecerobohan, egoisme.
Sehat :Pemahaman (Insight), sikap penuh perhatian, sikap rendah hati, sikap
penuh hati-hati, kepercayaan.
2) Afektif
Tidak Sehat : Kerasahan, ketamakan, kemuakan, iri hati, kekikiran,
kekhawatiran, pengerutan/konstraksi, kebekuan, kebingungan.
Sehat : Ketenangan, ketidakteraturan, ketidakmuakan, kenetralan,
kegembiraan, fleksibilitas, kesanggunpan menyesuaikan diri, kecakapan,
kejujuran.

2.3. Psikologi Transpersonal

Secara Bahasa Transpersonal berasal dari kata trans yang artinya melewati,
dan kata personal yang artinya pribadi. Transpersonal dalam banyak literatur berarti
melewati atau melalui “topeng”, dengan kata lain melewati tingkat personal. Psikologi
transpersonal berdiri pada pertemuan antara psikologi modern dengan spiritualisme.
Selain itu psikologi transpersonal dianggap sebagai kekuatan keempat setelah
psikoanalisa, Behaviorisme, Dan Humanistik. Sementara dengan makin
berkembangnya psikologi transpersonal, spiritualisme baik dari filsafat timur maupun
dari agama-agama monoteisme mulai menarik untuk dikaji.

Sedangkan menurut Friedman & Pappas (2006) berpendapat bahwa psikologi


transpersonal dibangun dari perspektif psikologis yang berbeda, yang pada umumya
memandang psikologi sebagai suatu yang berguna namun tidak lengkap dan terbatas.
Bahkan termasuk pula pendekatan psikologi yang lain, seperti kearifan beragam
budaya berkaitan dengan psikopatologi dan Kesehatan mental, serta beragam keadaan
kesadaran (state of consciousness).

Psikologi transpersonal bukanlah seperangkat kepercayaan, dogma atau


agama, namun merupakan suatu upaya untuk membawa tingkatan pengalaman
manusia sepenuhnya menuju wacana dalam psikologi. Dalam psikologi transpersonal,
sebagaimana pendekatan psikologis lainnya, pemisaahan terhadap self dipandang
sebagai suatu hasil dari sejarah pribadi dan dicirikan oleh suatu kemandirian dan
pemisahan dari hal-hal yang mengelilinginya.

5
Pendekatan transpersonal berbeda dengan pendekatan-pendekatan yang lain,
yang pada umumnya hanya menjelaskan keadaan-keadaan transedendi diri yang
sempit. Transedensi diri (self transedence) dalam psikologi transpersonal mengacu
pada keaadaan kesadaran (states of consciousness) dimana self berkembang melewati
batas-batas wajar, identifikasi-identifikasi, dan citra diri dari kepribadian individu
serta merefleksikan suatu koneksi fundamental, harmoni, atau kesatuan dengan orang
lain dan dunia.

Psikologi transpersonal menguji beberapa konsep: Pengalaman puncak, self-


transcendence, optimal mental health, spiritual emergence, developmental spectrum,
dan meditasi.

Topik-Topik Transpersonal

Pengalaman cinta Pengalaman mistis The higher self


Empati Kesadaran ekologis Pengalaman psychedelic
Kreatifitas dan The dark night of the soul Transedensi diri
inspirasi
Channeling Pengalaman archetypal Perspektif pria dan wanita
dalam transpersonal
Seni transpersonal Psikologi meditasi Pengalaman paranormal
Altered states of Near-death experiences, Metode penelitian
consciousness death and dying transpersonal
Hubungan antara Praktek dan pengalaman Pendekatan transpersonal
pikiran dengan tubuh agama timur dan barat serta dalam psikoterapi/konseling
tradisi esotorik dalam Pendidikan
Kesadaran mimpi Psikologi budhis Evolusi kesadaran
Psikologi self and Spiritual emergencies and Pendekatan integral terhadap
self realization crises pengetahuan

2.4. Tokoh-Tokoh Psikologi Timur

1. Carl Gustav Jung


Carl Gustav Jung adalah salah satu orang yang paling tahu mengenai
psikologi timur. Jung mengemukakan hal yang bagi ilmu pengetahuan
positivistis lewat analisisnya yang ekstensif mengenai agama-agama timur.
Selain lewat Jung psikologi-psikologi timur telah menyerbu dunia Barat
melalui pengaruh mereka pada teoritikus seperti Angyal dan Maslow yang

6
berpandangan holistik, tokoh- tokoh humanis Buber dan Fromm, tokoh
eksistensialis Bass, dan gelombang baru “Para Psikologi Transpersonal”.
2. Alan Watts
Alan watts dalam “Psychotherapy East and West” (1961) mengakui
bahwa apa yang disebutnya “cara-cara pembebasan Timur” adalah mirip
dengan psikologi Barat, yakni bahwa keduanya bertujuan mengubah perasaan-
perasaan orang terhadap dirinya sendiri serta hubungannya dengan orang-
orang lain dan dunia alam. Sebagian besar terapi-terapi Barat menangani
orang-orang yang mengalami gangguan; sedangkan disiplin-disiplin Timur
menangani orang-orang yang normal dan memilih penyesuaian sosial yang
baik.
Meskipun demikian, Watts melihat bahwa tujuan dari cara-cara pembebasan
itu cocok dengan tujuan terapeutik sejumlah teoritikus, khususnya individuasi
dari Jung, aktualisasi dari Maslow, otonomi fungsional dari Allport, dan diri
yang kreatif dari adler. Ornstein menjelaskan bahwa psikologi Barat, tidak
memberi apresiasi pada Zen Budhaisme, Yoga, Kristiani, dan Sufisme.
Bahkan mengabaikan dan menganggapnya patologis.
3. Robert Ornstein
Robert Ornstein mempunyai minat terhadap psikologi timur
merupakan hasil perkembangan dari penelitiaanya tentang fungsi-fungsi
berbeda dari masing-masing belahan otak. Ia juga mencatat bahwa
kebudayaan dan ilmu pengetahuan di Barat lebih menyukai cara pengetahuan
belahan kiri dengan akibat merugikan perkembangan belahan kanan.
Seseorang yang dapat memanfaatkan kedua cara tersebut akan sanggup
berfungsi secara lengkap.

2.5. Perbedaan psikologi Timur dan Psikologi Barat

Perbedaan Psikologi Timur Psikologi Barat


Orang timur sangat mencintai Penguasaan alam, artinya
alam, perasaan ini tumbuh mengurus alam secara
Sikap terhadap karena kepercayaan religius membabi buta.
alam dan filsafat (Budhisme,
Taoisme, Sufisme) mereka
yang kuat. “Kesatuan dengan

7
alam, harmoni dengn alam.
Suatu hidup yang nilai Rencana Allah di dunia,
tertingginya dating dari dalam manusia merupakan actor
artinya mau menerima aktif pembentuk sejarah
keadaan sekarang, sehingga mereka terus
Ideal hidup mengumpul pengalaman, berpetualang.
mengintegrasikan diri,
menjadi suatu yang bernilai,
manusia membutuhkan
ketenangan dan waktu demi
kesempurnaannya.
Mengganggu martabat Hukum dan masyarakatnya
manusia menghargai hak-hak
individu, menjamin suasana
Status pesona kebebasan sehingga orang
dapat menikmati hak-hak
nya.
Ilmu Membawa sains kepada Menjadikan kearifan sebagai
kearifan sains
Kebaikan hati tidak suka turut Martabat manusia, akal
campur, melupakan diri, turut budi, kebebasan, aksi,
Aliran nilai merasakan, menarik diri, organisasi, ilmu
moderat, sabra, pasrah, damai pengetahuan, teknik
batin. kekayaan, dan
kesejahteraan.
Mengutamakan hati sebagai Mengutamakan akal untuk
pemersatu akal, intelegensi mencari pengetahuan.
Pengetahuan dan perasaan. Dengan tujuan Dengan tujuan menguasai
menjadi bijaksana untuk dunia
menghadapi kehidupan.

BAB III
PENUTUP

8
3.1. Kesimpulan
Psikologi-psikologi Timur banyak menaruh perhatian pada alam kesadaran
dan hukum-hukum yang mengatur perubahannya, psikologi ini juga mengandung
teori-teori kepribadian yang cukup jelas. Tujuan dari psikologi-psikologi Timur
adalah mengubah kesadaran seseorang agar mampu melampaui batas-batas yang
diciptakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang membentuk kepribadian orang itu. Dalam
hal ini, setiap tipe kepribadian perlu mengatasi hambatan-hambatan yang berbeda
untuk membebaskan diri dari batas-batas ini.
Disamping itu, pendekatan psikologi-psikologi Asia didasarkan pada
introspeksi dan pemeriksaan diri sendiri yang menuntut banyak energi, berbeda
dengan psikologi-psikologi Barat yang lebih bersandar pada observasi tingkah laku.
Psikologi secara umum memiliki beberapa fumgsi dan tujuan, diantaranya
adalah mampu mengurai, menyediakan kemungkinan-kemungkinan (prediksi) dan
memperbaiki perilaku atau mengontrol perilaku manusia. Pada psikologi barat
(modern) membatasi ruang lingkupnya kedalam tiga hal, yakni dimensi fisik, dimensi
kejiwaan dan dimensi sosio kultural.

DAFTAR PUSTAKA

9
Irwanto & Gunawan, Felicia Y. (2018). Sejarah Psikologi: Perkembangan
Perspektif Teorities. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Supratiknya, A. (2019). Psikologi Kepribadian 2: Teori-Teori Holistik
(Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta: Kanisius.
Ridho, Miftahur. 2016. Psikologi Transpersonal dan Masalah Sosial: Reviuw Atas
Posisi Praktek Konseling Sosial Yang Sensitive Atas Isu-Isu Spiritual.
Lentera, (18) 2, 18-21.
https://media.neliti.com/media/publications/98270-ID-pengantar-psikologi-
islam.pdf.

10

Anda mungkin juga menyukai