Anda di halaman 1dari 24

KONSEP DAN TEORI KEPRIBADIAN

MAKALAH

oleh

Kelompok 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015
KONSEP DAN TEORI KEPRIBADIAN

diajukan guna memenuhi tugas dari Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M. Kep, Sp. Kep. J
mata kuliah Psikologi Kepribadian dalam Keperawatan

MAKALAH

oleh

Eka Putri W 142310101047

Dewi Melati Sukma 142310101050

Karina Bariroh 142310101053

Widyatus S 142310101056

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1879 ketika
Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman. Labo-
ratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang pertama di dunia. Setelah itu
psikologi mengalami perkembangan yang pesat, yang ditandai dengan lahirnya
bermacam-macam aliran dan cabang. Aliran-aliran psikologi lahir karena adanya
pemahaman dan keyakinan para ahli yang berbeda-beda dalam memandang
manusia. Aliran-aliran yang berkembang dalam bidang psikologi diantaranya :
strukturalisme, fungsionalisme, behaviorisme, psikologi gestalt, psikologi dalam,
psikologi humanistik, dst. Sedangkan cabang-cabang psikologi berkembang
sebagai hasil dari pengkajian perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang
tertentu. Cabang-cabang psikologi diantaranya : psikologi perkembangan,
psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi abnormal,
psikologi kesehatan, psikologi olah raga, dst. Psikologi kepribadian, sama halnya
dengan cabang-cabang lainnya dari psikologi, memberikan sumbangan yang
berharga bagi pemahaman tentang manusia melalui kerangka kerja psikologi
secara ilmiah. Yang membedakan psikologi kepribadian dengan cabang-cabang
lainnya adalah usahanya untum mensintesiskan dan mengintegrasikan prionsip-
prinsip yang terdapat dalam bidang-bidang psikologi lain tersebut. Dalam bidang
psikologi tidak ada satu bidangpun yang memiliki daerah yang demikian luas
seperti psikologi kepribadian (Koeswara, 1991 : 4).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana kepribadian berdasarkan pendekatan kognitif?
1.2.2 Bagaimana teori humanistik Rogers & Maslow?
1.2.3 Bagaimana teori behaviorism Skinner & Pavlov?
1.2.4 Bagaimana teori sosiokultural Albert Bandura?
1.2.5 Bagaimana penerapan dalam ruang lingkup keperawatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui kepribadian berdasarkan pendekatan kognitif
1.3.2 Mengetahui teori humanistik Rogers & Maslow
1.3.3 Mengetahui teori behaviorism Skinner & Pavlov
1.3.4 Mengetahui teori sosiokultural Albert Bandura
1.3.5 Mengetahui pemanfaatan dalam ruang lingkup keperawatan
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 PSIKOLOGI KEPRIBADIAN BERDASARKAN PENDEKATAN


KOGNITIF

Psikologi kepribadian adalah bidang studi psikologi yang mempelajari


tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi
kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial,
karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan
bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan
lingkungannya. Kepribadian merupakan pola karakteristik psikologis dan
psikologis yang pada setiap orangnya tidak sama. Untuk memahami kepribadian
peneliti mempelajari beberapa aspek pada diri manusia dari sudut pandang yang
berbeda. Kepribadian berdasarkan pendekatan kognitif menekankan bahwa
tingkah laku adalah proses mental, dimana individu atau organisme aktif dalam
menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum
melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental
sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. Konsep dan Teori
Kepribadian berdasarkan pendekatan kognitif di bagi menjadi beberapa teori,
antara lain sebagai berikut:

 Teori Humanistik (Rogers dan Maslow)


 Teori Behaviorism (Skinner dan Pavlov)
 Teori Sosiokultural (Albert Bandura)

2.2 TEORI HUMANISTIK

Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai


kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang
pesimisme dan keputusasaan pandangan psikoanalistik dan konsep kehidupan
“robot” pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki di
dalam dirinya, potensi untuk berkembang sehat dan kreatif. Humanistik tertuju
pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-
maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka
sendiri. Berikut ini dikemukakan definisi teori humanistik menurut berbagai ahli,
sebagai berikut:

1. CARL RANSOM ROGERS

Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902
di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis dan meninggal dunia di La Jolla,
California pada 4 Februari 1987. Carl Rogers merupakan psikolog humanistik
yang menekankan perlunya sikap saling menghargai tanpa prasangka (antara klien
dan terapis) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.
Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan
yang dihadapinya dan tugas terapis hanya membimbing klien menemukan
jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat
para terapis bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien.
Hasil karya Rogers yang paling terkenal dan masih menjadi literatur sampai hari
ini adalah metode konseling yang disebut Client-Centered Therapy. Disini Rogers
lebih senang menggunakan istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi
dibandingkan memakai istilah pasien. Konsep mengenai kepribadian dan terapi
berkisar pada gagasan dan kepercayaan bahwa predominasi atau keunggulan
mendasar diri yang subjektif dan bahwa manusia hidup dalam dunia pribadi dan
subjektif. Rogers mengatakan bahwa individu mempunyai seperangkat persepsi
yang terorganisir dari dirinya serta hubungannya dengan orang lain. Konsep diri
tidak berkeping-keping tetapi suatu “gestalt” dengan suatu pole koheren dan
terpadu. Sebagai tambahan pada konsep diri, individu mempunyai Ideal Self,
yaitu apa yang diinginkan, cita-cita atau dianggap seharusnya demikian. Rogers
memakai ketidaksesuaian antar konsep diri dengan Ideal Self sebagai ukuran
ketidakmampuan menyesuaikan diri. Teori Humanistik Carl Rogers adalah salah
satu dari teori holistik, namun keunikan teori adalah sifat humanis yang
terkandung didalamnya. Teori humanistik Rogers mempunyai berbagai nama
antara lain :

1) teori yang berpusat pada pribadi (person centered)


2) non-directive
3) klien (client-centered)
4) teori yang berpusat pada murid (student-centered)
5) teori yang berpusat pada kelompok (group centered)
6) person to person

Namun istilah person centered yang sering digunakan untuk teori Rogers.
Rogers menyebut teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme suram dan
putus asa dalam psikoanalisis serta menentang teori behaviorisme yang
memandang manusia seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih penuh harapan
dan optimis tentang manusia karena manusia mempunyai potensi-potensi yang
sehat untuk maju. Dasar teori ini sesuai dengan pengertian humanisme pada
umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang
menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada
kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud
tertentu. Kesimpulan Teori Humanistik Carl Rogers yaitu:

1. Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu
adalah positif, serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
2. Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan
aktualisasi.
3. Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri
terdiri dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
4. Kebutuhan individu ada 4 yaitu :
 Pemeliharaan
 Peningkatan diri
 Penghargaan positif (positive regard)
 Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
5. Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang
tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan distorsi dan
penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri
akan hancur dan menyebabkan psikotik.
6. Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang
melakukan perubahan adalah klien itu sendiri.

2. ABRAHAM MASLOW

Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan
wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Abraham Maslow dikenal sebagai
pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak
untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teori Abraham Maslow
didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal yaitu :

a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang


b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk


memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang
mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang
sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya
semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat
itu juga ia dapat menerima diri sendiri. Teorinya yang sangat terkenal sampai
dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).
Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai
dari yang paling rendah (bersifat dasar atau fisiologis) sampai yang paling tinggi
yaitu aktualisasi diri. Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow
menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)
Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
semua manusia seperti, makan, minum, menghirup udara, dan sebagainya.
Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat, buang air besar atau kecil,
menghindari rasa sakit, dan, seks. Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi,
maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit,
sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat.
Hal ini juga berlaku pada setiap jenis kebutuhan lainnya, yaitu jika
terdapat kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka akan sulit untuk memenuhi
kebutuhan yang lebih tinggi.

2. Kebutuhan akan Rasa Aman (safety and security needs)


Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi secara layak,
kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas,
proteksi, dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika
tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat
menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya.

3. Kebutuhan akan Rasa Kasih Sayang dan Rasa Memiliki (love and
belonging)
Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi,
maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa
memiliki. Hal ini dapat terlihat dalam usaha seseorang untuk mencari dan
mendapatkan teman, kekasih, anak, atau bahkan keinginan untuk menjadi
bagian dari suatu komunitas tertentu seperti tim sepakbola, klub
peminatan, dan seterusnya. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian
akan timbul.

4. Kebutuhan akan Harga Diri (esteem needs)


Kemudian, setelah ketiga kebutuhan di atas terpenuhi, akan timbul
kebutuhan akan harga diri. Menurut Maslow, terdapat dua jenis, yaitu
lower one dan higher one. Lower one berkaitan dengan kebutuhan seperti
status, atensi, dan reputasi. Sedangkan higher one berkaitan dengan
kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan
kebebasan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka dapat timbul perasaan
rendah diri dan inferior.

5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri (self-actualization)


Kebutuhan terakhir menurut hirarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan
akan aktualisasi diri. Jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan
untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri.

2.3 TEORI BEHAVIORISM


Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh
John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus
merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran
revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup
dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang
menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga
psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).

1. BURRHUS FREDERIC SKINNER

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner


mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada
tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of
Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori
operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan
yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of
Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the
Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika
(Sahakian,1970).

B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris


dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku
dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol
tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam
lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel
daripada conditioning klasik.Ia mengembangkan teori Operant Conditioning yang
menyatakan bahwa perilaku dipelajari dari pengalaman masa lalu. Contoh
eksperimennya:
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam
kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai
peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu
yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan
lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana
kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar.
Secara terjadwal diberikan makanan bertahap sesuai peningkatan perilaku yang
ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping. Berdasarkan berbagai
percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur
terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang
terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan
penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau
penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku
tidak senang.

Prinsip Operant Conditioning:

1. Semua perilaku dipelajari


2. Ada konsekuensi dari perilaku
3. Perilaku yang diberi umpan balik cenderung berulang
4. Umpan balik positif setelah perilaku meningkatkan kemungkinan perilaku
akan berulang
5. Umpan balik negative yang dihilangkan setelah perilaku meningkatkan
kemungkinan perilaku akan berulang
6. Pemberian umpan balik secara kontinyu
7. Pemberian umpan balik secara acak

2. IVAN PETROVICH PAVLOV

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa
tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di
sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan
kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur
departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai
penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel
pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai
pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya
tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaanny terhadap anjing, dimana perangsang asli
dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan
Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme,
dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan
hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya.Pikiran
mengenai tugas atau rencan baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat
sesuatu(Bakker,1985).
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-
rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang
didinkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan
binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan
manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia
berbeda dengan binatang. Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan
operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar.
Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing
tersebut. Kin sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah
sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan
keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka
pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan
maka air liurpun akan keluar pula. Makanan adalah rangsangan wajar, sedang
merah adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian
dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan
syarat(kondisi) untuk timbulnys air liur pada anjing tersebut.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev
murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia,
yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari
manusia.

Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dpat diketahui


bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng
sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur
anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan. Apakah situasi ini bisa
diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehar-jhari ada situasi yang
sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls
yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi
setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan
air liur apalagi pada siang hari yang panas. Bayangkan, bila tidak ada lagu trsebut
betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya.

Contoh lain adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian
di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan
bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering
lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa
harus berdiri lama. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan
menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara
mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa
ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

2.4 TEORI SOSIOKULTURAL


Teori belajar sosiokultur berangkat dari penyadaran tentang betapa
pentingnya sebuah pendidikan yang melihat proses kebudayaan dan pendidikan
yang tidak bisa dipisahkan. Pendidikan dan kebudayaan memiliki keterkaitan
yang sangat erat, di mana pendidikan dan kebudayaan berbicara pada tataran yang
sama, yaitu nilai-nilai. Tylor dalam H.A.R Tilaar (2002: 7) telah menjalin tiga
pengertian manusia, masyarakat dan budaya sebagai tiga dimensi dari hal yang
bersamaan. Oleh sebab itu pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan dan
hanya dapat terlaksana dalam suatu komunitas masyarakat.
Ainul Yaqin (2005: 6) berpendapat bahwa “budaya adalah sesuatu yang
general dan spesifik sekaligus”. General dalam hal ini berarti setiap manusia di
dunia ini mempunyai budaya, sedangkan spesifik berarti setiap budaya pada
kelompok masyarakat adalah bervariasi antara satu dan lainnya. Sedangkan Tylor
dalam H.A.R Tilaar (2002: 39) berpendapat bahwa “Budaya atau peradaban
adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuaan kemampuan dan kebiasaan
lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.
1. ALBERT BANDURA

Albert Bandura dilahirkan di Mundare Northen Alberta Kanada, pada 04


Desember 1925. Albert bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social
(Social Learnig Theory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang
menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia
seorang psiokologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social
serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll
yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
Teori Albert Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi
timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh
lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola
belajar social jenis ini. Contohnya: seseorang yang hidupnya dan dibesarkan
di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi,
atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Teori belajar social menekankan bahwa lingkungan – lingkungan yang
dihadapkan pada seseorang secara kebetulan ; lingkungan – lingkungan itu kerap
kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut
Bandura, sebagaimana dikutip oleh (Kard,S,1997:14) bahwa “sebagian besar
manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku
orang lain”. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan
pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran
terpadu.
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori
pembelajaran social berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura
bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia adalah diperoleh dari dalam
diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah
laku berkembang. Akan tetapi, teori – teori sebelumnya kurang memberi perhatian
pada konteks social dimana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan
bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain.
Ketika melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku
tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.

Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui


peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku (modeling). Dalam hal ini
orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh
bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca.
Albert Bandura dan Richard Walters ( 1959, 1963 ) telah melakukan
eksperimen pada anak – anak yang juga berkenaan dengan peniruan. Hasil
eksperimen mereka mendapati, bahwa peniruan dapat berlaku hanya melalui
pengamatan terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun pengamatan
itu tidak dilakukan terus menerus. Proses belajar semacam ini disebut
“observationallearning” atau pembelajaran melalui pengamatan. Bandura (1971),
kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki memandang
teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku tanpa
mempertimbangan aspek mental seseorang.
Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura
1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dll.
3. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan
guru sebagai model.
4. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan
penguatan yang positif,
5. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan
tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan
yang positif.
Struktur kepribadian dari Bandura:
1. Sistem self
2. Regulasi diri, ada 3 proses:
a. memanipulasi faktor eksternal
b. memonitor tingkah laku internal
c. mengevaluasi tingkah laku internal
3. Faktor eksternal dalam regulasi diri
4. Faktor internal dalam regulasi diri, terdiri dari self observation, judgmental
process, self response.
5. Efikasi diri
6. Efikasi kolektif

2.5 PENERAPAN DALAM RUANG LINGKUP KEPERAWATAN


Pada Era saat ini, kinerja dari seorang pperawat sendiri dituntut untuk
profesional dalam memberikan asuhan keperawatan, dalam makalah ini
membahas tentang penerapan dalam ruang lingkup keperawatan berdasarkan
beberapa teori :

TEORI HUMANISTIK

CARL RANSOM ROGERS

Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan


yang dihadapinya dan tugas terapis hanya membimbing klien menemukan
jawaban yang benar.

Kebutuhan individu ada 4 yaitu :


 Pemeliharaan
 Peningkatan diri
 Penghargaan positif (positive regard)
 Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)

Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak
konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan distorsi dan
penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri akan
hancur dan menyebabkan psikotik. Dalam terapi, terapis hanya menolong dan
mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan adalah klien itu
ABRAHAM MASLOW

Pada teori Abraham Maslow sendiri menyebutkan bahwa, manusia memiliki


5 kebutuhan dasar. Tugas seorang perawat sendiri adalah memenuhi 5
kebutuhan dasar pasien itu :

1. Kebutuhan Fisiologi

Sebagai perawat, kita harus selalu dapat membantu pasien dalam


memenuhi kebutuhan fisologisnya, seperti makan, minum, menghirup
udara, dan sebagainya. Termasuk juga kebutuhan untuk istirahat,
buang air besar atau kecil.

2. Kebutuhan akan merasa aman

Sebagai seorang perawa kita dituntut untuk memberikan rasa aman


terhadap pasien , agar dapat berjalan lancer dalam melakukan asuhan
keperawatan.

3. Kebuthan akan kasih saying dan rasa memiliki

Seorang perawat haruslah memiliki rasa kasih sayang kepada klien


agar dapat terenuhi dalam melakukan asuhan keperawatan, tidak
adanya kasih sayang maka akan mengalami kesulitan dalam
melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien.

4. Kebutuhan akan harga diri

Tugas perawat dalam hal ini adalah member penghargaan jika pasien
melakukan hal yang dapat mempercepat kesembuhannya.

5. Kebutuhan akan aktualisai diri.

Seorang perawat haruslah dapat menjadi penyemangat kepada pasien


guna mempercepat kesembuhan pasien itu sendiri, karena Jenis
kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan
mengembangkan potensi diri.
TEORI BEHAVIORISM

A. SKINNER
B. PAVLOV
TEORI SOSIOKULTURAL

A. ALBERT BANDURA
Dalam teori bandura sendiri ruang lingkup yang dapat digunakan daam
keperawatan adaah sebagai seorang perawat kita haruslah dapat menjadi
contoh kepada pasien, karena sifat manusi sendiri adalah meniru, dengan
kita sebagai perawat memberikan education dalam melakukan asuhan
keperawatan, dapat membantu pasien melakukan home caring.
BAB 3. PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Dari pembahsan diatas dapat disimpulkan bahwa Abraham Maslow
mengembangkan teori hirarki kebutuhan,yang menyatakan individu
dimotivasi oleh tingkat kebutuhan yang bersifat progresif. Rogers
menekankan pada pandangan subjektif seseorang. Skinner mengembangkan
teori Operant Conditioning. Ivan Pavlov mengembangkan teori Classical
Conditioning. Albert Bandura sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari
melalui peniruan maupun penyajian.

1.2 SARAN
Kita sebagai calon perawat harus bisa menerapkan teori tersebut dalam dunia
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Hall,S.Calvin & Gardner Lindzey.1993.Teori-teori Sifat dan Behavioristik.

Yogyakarta:Kasisus.

Kandau,Johan W.1991.Psikologi Umum.Jakarta:Gramedia Pustaka.


Rahman Shaleh, Abdul. Psikologi. Kencana Prenada Media Group.

Sunaryo,2013. Psikologi untuk Keperawatan. EGC : Jakarta

Videbeck,Sheila L.2008.Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC.


W. Sarwono, Sarlito. (2012). pengantar psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.

http://www.geocities.com/masterptvpsikologi/psikologihumanistik.pdf
LATIHAN SOAL

1. Seorang terapis bernama X sedang melakukan treatment kepada klien, dengan


menerapkan metode konseling Client-Centered Therapy. Dalam terapi, terapis
hanya menolong dan mengarahkan klien sedangkan yang melakukan
perubahan adalah klien itu sendiri. Dalam kasus ini seorang terapis
menerapkan teori kepribadian berdasarkan pendekatan kognitif yaitu ...
a. Teori Sosiokultural Albert Bandura
b. Teori Humanistik Rogers
c. Teori Humanistik Maslow
d. Teori Behaviorism Skinner
e. Teori Behaviorism Pavlov

2. Pasien A sedang menjalani rawat inap di sebuah Rumah Sakit karena


mengidap penyakit Demam Berdarah. Ia selalu merasa cemas, takut dan patah
semangat. Pasien A merasa bahwa dirinya tidak nyaman berada di Rumah
Sakit tersebut. Dari perilaku pasien tersebut apabila ditinjau dalam Hierarchy
of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow bahwa pasien A membutuhkan
kebutuhan ...
a. Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)
b. Kebutuhan akan Rasa Aman (safety and security needs)
c. Kebutuhan akan Rasa Kasih Sayang dan Rasa Memiliki (love and
belonging)
d. Kebutuhan akan Harga Diri (esteem needs)
e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri (self-actualization)

3. D merupakan seorang mahasiswa di sebuah Universitas ternama di Jawa


Timur. Ia sangat senang dan bangga karena menjadi bagian dari suatu
komunitas basket dan Ia ditunjuk sebagai kapten tim basket di kampusnya.
Bahkan usahanya selama ini untuk mencari dan mendapatkan seorang
tambatan hati memberikan hasil. Dari pernyataan tersebut apabila ditinjau
dalam Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow bahwa kebutuhan
yang telah terpenuhi oleh D adalah ...
a. Kebutuhan Fisiologis (physiological needs)
b. Kebutuhan akan Rasa Aman (safety and security needs)
c. Kebutuhan akan Harga Diri (esteem needs)
d. Kebutuhan akan Rasa Kasih Sayang dan Rasa Memiliki (love and
belonging)
e. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri (self-actualization)

4. Kedua anak X dan Y ditempatkan pada ruangan dengan kondisi yang sama,
anak X diberikan tontonan film action, sedangkan anak Y tidak diberi
tontonan film action tersebut. Sesaat kemudian anak X menirukan segala
perilaku tatau tindakan yang ada di film tersebut. Sedangkan anak Y hanya
diam memperhatikan anak X tersebut. Maka anak X tersebut dikategorikan
teori…
a. Albert Bandura
b. Freud
c. Erik Harison
d. Jung
e. Sulivan

5. Tahun 2009, Andrew yang baru berumur 17 tahun, mencekik adik


kandungnya yang bernama sinta yang masih berusia 12 tahun dengan tangan
kososng. Andrew melakukan tindakan seperti itu karena dia berfantasi
tentang membunuh orang karena sangat terpengaruh pada film yang
ditontonnya, dia merasa seperti tokoh yang ada di dalam film tersebut. Maka
tindakan Andrew tersebut dikategorikan..
a. Jung
b. Sulivan
c. Albert Bandura
d. Freud
e. Erik H
6. Seseorang yang hidup di lingkungan Metropolitan akan berbeda dengan
orang yang hidup di desa. Karena seseorang tersebut cenderung menirukan
kebiasaan yang ada di lingkungannya. Mengapa menirukan kebiasaan atau
gaya hidup tersebut termasuk dalam teori Albert Bandura?
a. Menirukan adalah salah satu cirri-ciri teori Albert Bandura
b. Bukan teori Albert
c. Albert tidak mendifinisikan teori tersebut
d. Teori tersebut adalah teori Freud
e. Faktor teori Albert
7. Ani adalah seseornag yang sangat berhasil dan terhormat, tetapi dia masih
memandang dirinya sendiri sebagai orang yang gagal. sikap Ani termasuk
dalam teori..
a. Maslow
b. Rogers
c. Skinner
d. Pavlov
e. Albert bandura
8. Teori siapakah yang memandang bahwa perilaku manusia bersifat reaktif,
perilaku manusia merupakan respon terhadap stimulus-stimulus yang datang
dari lingkungan…
a. Skinner
b. Maslow
c. Rogers
d. Alber bandura
e. Pavlov
9. Pavlov terkenal dengan teori…
a. Classical conditioning
b. Operan conditioning
c. Hirarki kebutuhan
d. Terapi berpusat pada klien
e. Hubungan interpersonal dan terapi lingkungan
10. Carl Rogers menekankan perlunya sikap saling menghargai tanpa
prasangka (antara klien dan terapis) dalam membantu individu mengatasi
masalah-masalah kehidupannya. Rogers menerapkan teori..
a. Humanistic
b. Sosiokultural
c. Behaviorisme
d. Animisme
e. Sosialisme

Anda mungkin juga menyukai