PIKOLOGI PENDIDIKAN
BERBASIS ANALISIS EMPIRIS APLIKATIF
[ NAMA LENGKAP ]
[ NIM ]
Oleh
JURUSAN KIMIA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengulas isi buku Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Aplikatif
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada di dalam buku Psikologi
Pendidikan Berbasis Analisis Aplikatif
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku Psikologi Pendidikan Berbasis
Analisis Aplikatif.
4. Melatih diri untuk berpikir kritis.
1.3 Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis
Aplikatif.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan mengukapkan ide-ide dalam
mengkaji karya ilmiah (khususnya buku).
3. Meningkatkan kemampuan dalam mengkritik buku sehingga dapat
menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik dari sebelumnya.
BAB II
ISI BUKU
BAB 2
PERKEMBANGAN INDIVIDU
A. Teori-Teori Perkembangan
1. Teori Psikodinamika Sigmund Freud
Teori Psikodinamika Sigmund Freud lebih dikenal dengan istilah teori
psikoanalisis. Konsep ini memiliki kesamaan dengan konsep belajar sosial. Freud
sebagai konseptor psikoanalisis, memandang bahwa seorang anak yang dilahirkan
memiliki dua kekuatan (energi) biologik, yaitu libido dan nafsu mati.
2. Teori yang Berorientasi biologis
Teori yang menekankan faktor biologis menitikberatkan pengaruh faktor
bawaan atau keturunan, termasuk faktor bakat atau keadaan psikofisis yang
dibawa sejak dibawa sejak lahir. Perkembangan bersifat endogen, artinya
perkembangan itu tidak hanya secara spontan saja, melainkan juga harus
dimengerti sebagai pemekaran predisposisi yang sudah ditentukan secara biologis
(genotype).
3. Konsep yang Berorientasi Faktor Lingkungan
Konsep lingkungan adalah kelompok konsep yang mementingkan pengaruh
lingkungan terhadap perkembangan anak, termasuk konsep-konsep belajar dan
konsep-konsep mengenai sosialisasi yang bersifat sosiologis.
Konsep belajar sosial memandang belajar sebagai suatu bentuk perubahan
atas perilaku seseorang dalam disposisi atau potensi yang bersifat relatif tetap dan
tidak disebabkan oleh pertumbuhan.
4. Teori Interaksionisme
Teori ini sering pula disebut teori perkembangan kogntif Piaget. Menurut
Piaget, perkembangan adalah suatu proses perubahan sebagai hasil dari proses
belajar yang merupakan kombinasi atau interaksi dari pembelajaran, pengalaman,
dan kematangan. Konsep kognitif bermaksud memahami aktivitas perilaku
manusia seperti perhatian, rekognisi, pembuatan keputusan, pemecahan masalah,
pengetahuan konseptual, belajar, penalaran, dan prinsip-prinsip.
B. Tahap-tahap Perkembangan
Menurut Erikson bayi yang baru lahir menunjukkan tempramen dan
kemampuan dasar yang bersifat individual. Artinya setiap individu menunjukkan
perbedaan dan karakteristik pada setip tahap perkembangan. Karakteristik
perkembangan itu disebut Erikson dengan istilah perbedaan krisis psikologis
(psychological crisis) yang harus diatasi individu sebelum dapat mengatasi krisis
psikologis pada tahap berikutnya.
C. Tugas-tugas Perkembangan Secara Umum
Pada dasarnya perkembangan suatu proses perubahan ke arah yang lebih maju.
Perubahan tersebut adalah perubahan psikofisik sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisikyang ditunjang oleh faktor lingkungan
dan hasil belajar. Perkembangan fisik berkaitan dengan perubahan fisik,
sedangkan perkembangan psikis berkaitan dengan perkembangan sosial,
emosional, intelektual dan spiritual.
D. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Bayi Dan Kanak-Kanak
Monks, et al.,(2002) menjelaskan bahwa pada waktu dilahirkan pada
umumnya anak laki-laki lebih panjang dan lebih berat dibandingkan dengan
wanita. Proporsi badan berubah lebih cepat terutama pada bagina kedua tahun
pertama. Perbedaan mengenai pertumbuhan fisik anak sangat besar pada barbagai
kultur dan bangsa. Pada periode tahun pertama bayi menunjukkan gerak-gerak
refleks. Proses perkembangan pada tahun pertama lebih banyak didominasi
pemasakan fisiologis.
BAB 3
PERKEMBANGAN REMAJA
B. Perkembangan Fisik
Perubahan fisik sudah dimulai pada masa praremaja dan terjadi secara
cepat pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Cole (dalam Monks, 2002)
berpendapat bahwa perkembangan fisik merupakan dasar perkembangan dari
aspek lain yang mencakup perkembangan psikis dan sosial. Artinya
perkembangan fisik berjalan secara baik dan lancar, maka perkembangan psikis
dan sosial juga lancar.
C. Perkembangan Kognitif
Piaget (dalam Wadswoorth,1984)menjelaskan bahwa selama tahap operasi
formal yang terjadi sekitar usia 11-15 tahun, seorang anak mengalami
perkmbangan penalaran dan kemampuan berfikir untuk memecahkan persoalan
yang dihadapinya berdasarkan pengalaman langsung. Struktur kognitif anak
mencapai kematangan pada tahap ini. Potensi kualitas penalaran dan berfikir
(reasoning and thingking) berkembang secara maksimum.
D. Perkembangan Emosi
Emosi merupakan salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah
afektif. Aspek psikologis ini sangat berperan penting dalam kehidupan manusia
pada umumnya dan dalam hubungannya dengan orang lain pada khususnya.
Keseimbangan diantara ketiga ranah psikologis sangat dibutuhkan sehingga
manusia dapat berfungsi dengan tepat sesuai dengan stimulus yang dihadapinya.
BAB 4
PEMBERDAYAAN KEARIFAN LOKAL DALAM PAUD
A. Pengantar
Usia dini (0-6 tahun) merupakan masa penting dalam pembentukan pribadi
seorang anak, baik dari segi intelektual, kepribadian, kesehatan, maupun dari segi
psikososialnya. Perkembangan yang baik ditentukan oleh beberapa aspek di
antaranya adalah adanya dukungan kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial yang
cukup pada saat pertumbuhan dan perkembangan di usia dini.
Keluarga merupakan pendukung utama nilai-nilai kearifan lokal terutama
dalam pengasuhan anak. Dalam keluarga, anak merupakan pusat perhatian,
bahkan semenjak dalam kandungan. Oleh karena itu, orang tua diharapkan
mendapatkan model pengasuhan yang tepat.
BAB 6
KONTROL DIRI DAN KEMATANGAN EMOSIONAL
Bab 9
KETERAMPILAN SOSIAL DAN UPAYA PENGEMBANGANNYA
BAB 12
STUDI META-ANALISIS ATRIBUSI PERSONAL DAN
PENGALAMAN PERILAKU AGRESI
BAB 13
PENGEMBANGAN KAPITAL INTELEKTUAL DAN SOSIAL :
REFLEKSI PSIKOLOGIS MANAJEMEN SDM
A. Pengantar
Karakteristik paradigma baru yang melandasi pengembangan kualitas
SDM, mencakup : (a) Toleransi terhadap ambiguitas dan sikap proaktif; (b)
kecepatan dan responsibilitas; (c) saling ketergantungan antar mitra usaha; (d)
penekanan pada lingkungan yang kompetitif; (e) kepemimpinan yang menonjol
dari setiap anggota organisasi; dan (f) fleksibilitas, kreativitas, dan inovasi.
Pakar pengembangan SDM, Wigg (1997) menyatakan bahwa manajemen
yang progresif dalam suatu organisasi mempertimbangkan manajemen kapital
intelektual dan sosial untuk kelangsungan hidup organisasi.
B. Manajemen kapital intelektual
Kapital intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan
peluang dan mengelola ancaman dalam kehidupan. Istilah kapital intelektual
mengacu pada pengetahuan dan kapitabilitas inteligen, dan praktisi profesional.
Para pakar manajemen SDM mengatakan bahwa kapital intelektual sangat besar
perannya dalam menambah nilai suatu kegiatan. Bebagai organisasi yang unggul
dan meraih banyak prestasi adalah organisasi yang terus-menerus
mengembangkan sumber daya manusianya.
Sebagai upaya menciptakan kondisi perubahan dan kombinasi sumber-
sumber kapital intelektual menekankan pentingnya pengembangan kepemimpinan
pada semua ini dalam suatu organisasi.
B. Manajemen kapital sosial
Kapital intelektual akan tumbuh bila masing-masing orang berbagu
wawasan. Untuk dapat berbagi wawasan, orang harus membangun jaringan sosial
yang disebut dengan kapital sosial. Pakar sosiologi menyatakan bahwa istilah
kapital sosial digunakan untuk menjelaskan sumber-sumber relasional dan
kelektan dalam hubungan persoanal yang berimplikasi pada pengembanggan
individual dalam komunitas organisasi sosial.
C. Manajemen kapital lembut
Kapital lembut adalah kapital yang diperlukan untuk menumbuhkan
kapital soail dan intelektual. Salah satu faktor penyebab hancurnya bangsa ini
karena lunturnya soft capital atau kapital lembut ini, termasuk tidak adanya sifat
amanah, sifat jujur, beretika yang baik, bisa dipercaya dan percaya pada orang lain
(trust) mampu menhan emosi, disiplin, pemaaf, penyabar, iklas dan selalu ingin
menyenangkan orang lain.
BAB 14
SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN PERILAKU
MENYIMPANG
A. Siswa berkebutuhan khusus
Anak luar biasa diartikan sebagai individu-individu yang mempunyai
karakteristik yang berbeda dari individu-individu lainnya yang dipandang normal
oleh masyarakat pada umumnya.
Anak luar biasa menunjukkan karakteristik fisik, intelektual, dan
emosional yang lebih rendah atau lebih tinggi dari anak normal sebayanya, atau
berada di luar standar norma-norma yang berlaku di masyarakat apakah itu
menyimpang ke atas maupun ke bawah dari segi fisik, intelektual maupun
emosional sehingga mengalami kesulitan dalam meraih sukses baik dari segi
sosial, personal, maupun aktivitas pendidikan.
Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan keluarbiasaan, yaitu :
disabled, impaired, disordered, handicap, atau exceptional.
1. Kategori eksepsionalita
secara umum, sifat-sifat khusus pribadi menyimpang termasuk pada salah
satu atau lebih dari kategori berikut ini :
a) Kelainan sensori
b) Deviasi mental
c) Kelainan komunikasi
d) Ketidakmampuan belajar
e) Perilaku menyimpang
f) Cacat fisik dan kesehatan
2. Layanan pendidikan sosial
Seorang individu yang mengalami deviasi ringan seringkali berupaya
mengimbangi ketunaannya dengan mengabaikan efek deviasi intelektual dan
sosialnya. Anak luar biasa dengan kategori sedang dan berat memerlukan
pendidikan individual, pengajaran khusus, dan penempatan pada program
pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa.
3. Prevalensi anak berkebutuhan khusus
Ada beberapa kesulitan dalam mengestimasi anak luar biasa, yaitu :
a) Kesulitan dalam menentukan jenis-jenis kelainan yang berkaitan dengan
kelainan khusus yang lebih bersifat kondisional.
b) Masalah yang berhubungan dengan prosedur evaluasi dan kriteria yang
digunakan untuk menetukan eksistensi kondisi kelainan.
c) Tenaga profesional dan biaya yang terbatas dalam menangasi anak luar
biasa.
4. Program pendidikan dan pengajaran khusus
Ada dua alternatif program pengajaran yang diajukan, yaitu :
a) Penyandang catat memperoleh program pengajaran yang diajukan
b) Program pengajaran khusus pada kelas khusus atau sekolah khusus
B. Perilaku menyimpang
Siswa-siswa yang melakukan atau mengatakan sesuatu yang pada
pokoknya mengganggu atau merugikan orang lain maupun dirinya sendiri sering
dideskripsikan sebagai manifestasi dari penyimpangan perilaku.
1. Orientasi pendidikan khusus
Faktor-faktor yang berhubungan dengan orientasi pendidikan khusus
mencakup karakteristik pribadi, kemampuan guru, dan prevalensi penyimpangan
perilaku.
2. Perkembangan pendidikan khusus
a) Pendidikan khusus bagi anak yang berperilaku menyimpang
b) Aliran psikologi dinamik
c) Psikologi behavior
3. Faktor-faktor penyebab penyimpangan perilaku
a) Faktor biologis, seperti : faktor hereditas, kerusakan otak, diet atau keadaan
nutrisi.
b) Kondisi psikologis
4. Klasifikasi perilaku menyimpang
a) Karakteristik kategori, seperti : konflik lingkungan, gangguan pribadi,
ketidakmampuan belajar, dan gangguan perilaku kategori berat.
5. Assesment
Assesment atau penilaian penyimangan-penyimpangan perilaku meliputi
pengumpulan data dan penggunaan informasi. Assesment sangat pendting artinya
bagi para pendidik dalam upaya penyaringan penyimpangan-penyimpangan
perilaku, penempatan, membuat model perencanaan intervensi kebutuhan dan
monitoring kemajuan siswa.
BAB 15
PROFESIONALISME GURU :
MASALAH DAN UPAYA PENGEMBANGANNYA
A. Pengantar
3. Isi Buku
Ditinjau dari isi buku, buku ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan pada buku ini yaitu secara konten isi materi disetiap bab
dibahas cukup mendalam dilihat dari banyaknya pendapat atau pandangan dari
ahli dalam mengemukakan suatu defenisi seperti defenisi psikologi banyak
dicantumkan pendapat banyak ahli seperti Kalat, Zimmer, Glover, Slavin dan
lain-lain yang dapat memperbanyak wawasan pembaca dan di akhir paragraf
penulis menyimpulkan defenisi psikologi pendidikan untuk memudahkan
pembaca memahami defenisi psikologi pendidikan.
Dalam buku ini, penulis menyajikan penjelasan materi disertai dengan
contoh kasus aplikatif yang dikatkan dengan materi berupa contoh nyata yang ada
dalam kehidupan sehingga memudahkan pembaca dalam memahami materi
tersebut.
Sedangkan kekurangan pada buku ini dari segi isi materi adalah penulis
terkadang terlalu bertele-tele dalam menjelaskan materi dan pemakaian bahasa
yang cukup sulit untuk dipahami membuat pembaca merasa bosan untuk
membaca tiap sub-bab materi tersebut. Contohnya seperti pada halaman 21
materi tentang interaksionisme, dimana menurut saya penulis terlalu banyak
mencantumkan biograpi Piaget sampai dua paragraf panjang sehingga penyajian
tentang materinya menjadi kurang padat dan tidak efektif. Dan pada teori-teori
perkembangan yang disajikan, penulis tidak konsisten dalam membahas
materinya karena pada teori perkembangan psikodinamika Sigmund Freud, teori
yang berorientasi biologis dan teori yang berorientasi faktor lingkungan penulis
mencantumkan kelemahan dan kelebihan teori sedangkan dalam teori
perkembangan Piaget, tidak dicantumkan.
4. Tampilan Buku
Jika dilihat dari segi tampilan sampul, menurut saya buku ini sudah cukup
menarik, karena terlihat elegan dan background gambarnya juga mewakili judul
buku yaitu gambar anak-anak yang sedang berkumpul dimana isi buku ini juga
membahas psikologi di bidang pendidikan yang secara khusu membahas tentang
psikoogi peserta didik.
Di dalam buku ini juga disajikan gambar, tabel, maupun bagan untuk
membantu pembaca memahami materi. Contohnya pada halaman 111
dicantumkan gambar pada materi “mengontrol keputusan”. Pada halaman 138
dicantumkan bagan “model komunikasi diadik” dan tabel pada halaman 25,28,29,
30 pada materi “teori-teori perkembangan anak”.
Namun buku ini juga memiliki kekurangan dari segi tampilan dimana
terkadang banyak penyajian materi dengan tulisan terlalu penuh dalam satu
halaman tanpa ada paragraf sehingga menimbulkan kejenuhan dalam mebacanya
seperti pada halaman 20 dimana semua tulisan tersebut dalam satu halaman hanya
ada satu paragraf.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil critical book report, buku “Psikologi Pendidikan
Berbasis Analisis Aplikatif” karya Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si.
dilihat dari kelebihan dan kelemahan yang masih dapat ditoleransi, buku ini sudah
layak untuk menjadi salah satu bahan ajar aupun sumber referensi bagi guru dan
mahasiswa calon guru dalam menguasai dan mengetahui bagaimana cara untuk
memahami psikologi dalam dunia pendidikan terutama psikologi mengenai
peserta didik. Buku ini cocok digunakan oleh para guru ataupun mahasiswa calon
guru sebagai salah satu buku pegangan dalam belajar mengenai psikologi
pendidikan karena isi buku ini komplit dimana tidak hanya membahas tentang
teori psikologi saja namun sudah membahas mengenai profesionalisme guru serta
serta teknik penyusunan skala pengukuran sehingga dapat meningkatkan kualitas
guru maupun mahasiswa calon guru.
4.2 Saran
Melalui kegiatan critical book report yang membahas tentang materi yang
berkaitan dengan Psikologi pendidikan ini, sebaiknya kita sebagai mahasiswa
generasi penerus dan calon pendidik tentunya lebih memahami apa, dan
bagaimana konsep psikologi seorang peserta didik untuk mempersiapkan diri
menjadi guru yang profesional di masa yang akan datang. Selanjutnya melalui
kegiatan critical book report ini, sebaiknya mahasiswa lebih meningkatkan
aktivitas positif untuk lebih kritis dalam berpikir sehingga tidak hanya sekedar
membaca buku, namun memperhatikan hal-hal yang seharusnya dikritik untuk
menjadi masukan agar penulis menjadi lebih baik lagi kedepannya.