PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu
pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus
mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu
berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang
dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan
jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa
yang pintar dan bermoral.
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia
pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formalKompetensi guru merupakan
seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat
mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif. Sedangkan guru yang profesional adalah
guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Sudah selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat
dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang
telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.
B. Tujuan
Menyelesaikan salah satu tugas matakuliah Profesi Pendidikan
Menemukan kelebihan dan kekurangan buku
Membantu mengasah kembali kemampuan berpikir sacara kritis
Membantu dalam membedakan buku yang satu dengan yang lainnya
C. Manfaat
Bagi para pembaca , dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih
mendalam tentang Profesi Pendidikan
Bagi penulis buku, dapat memperbaiki isi buku bila ada kesalahan ataupun
penambahan teori dari analisis kritik riviewer agar mejadi lebih baik
Bagi riviewer, menambah wawasan dan pengetahuan tentang Profesi Pendidikan,
serta dapat menambah kamampuan berfikir secara kritis
BAGIAN I
IDENTITAS BUKU DAN RINGKASAN BUKU
A. Identitas Buku Utama
Judul buku : Profesi Kependidikan
ISBN : 978-979-010-171-5
Penulis : Uno, H. Hamzah B.
Tahun terbit : 2007
Penerbit : Bumi Aksara
Tempat terbit : Jakarta
Tebal halaman : 156 halaman
Bahasa : Bahasa Indonesia
B. Identitas Buku Pembanding I
Judul : Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru
Penulis : Imas Kurniasih,Berlin Sani
ISBN : 978-602-1296-15-8
Penerbit : Kata Pena
Tahun terbit : 2016
Urutan cetakan : Keempat
Tebal buku : 128 halaman
C. Identitas Buku Pembanding II
Judul buku : Profesi Kependidikan
ISBN : 978-602-8800-44-0
Penulis : Prof.Dr.Sudarwan Danim , Dr.H.Khairil
Tahun terbit : 2012
Cetakan : Kesatu Desember 2012
Penerbit : Alfabeta
Tempat terbit : Bandung
Tebal halaman : 238 halaman
Bahasa : Bahasa Indonesia
RINGKASAN BUKU UTAMA
BAB I
BAB III
PROFESIONALISME GURU
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan
mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru dan tidak dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
pendidikan.
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip
mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut:
Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran
yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang
bervariasi.
Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir
serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi
mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik
menjadi jelas.
Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata
pelajaan dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung,
mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,
baik dalam kelas maupun di luar kelas.
Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar
dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya
untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru
tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak
sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan
demikian, keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada
penguasaan prinsip mengajar saja.
Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukkan
oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi guru yang profesional
maka sudah seharusnya ia dapat selalu meningkatkan wawasan pengetahuan akademis
dan praktis melalui jalur pendidikan berjenjang ataupun upgrading dan/atau pelatihan
yang bersifat in service training dengan rekan-rekan sejawatnya.
Perubahan dalam cara mengajar guru dapat dilatihkan melalui peningkatan
kemampuan mengajar sehingga kebiasaan lama yang kurang efektif dapat segera
terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan
kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan akan berpengaruh pada cara belajar
siswa, di antaranya sebagai berikut:
Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru) yang cepat merasa
puas dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu
mendominasi kegiatan belajar peserta didik.
Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan
dengan menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan bagi peserta yang
mendapat kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan
menantang peserta untuk berpikir dan bekerja (melakukan).
Mengubah dari sekadar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang
lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar
peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan
menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru.
Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar sehingga
peserta didik dapat belajar secara mandiri dan berkelompok, percaya diri, terbuka
untuk saling memberi dan menerima pendapat orang lain, serta membina
kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga),
yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Agar lebih jelas tentang kompetensi profesional, dijelaskan bahwa peran guru
sebagai pengelola proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan:
1) Merencanakan sistem pembelajaran
Merumuskan tujuan
Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
Memilih dan menggunakan metode
Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada
Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
2) Melaksanakan sistem pembelajaran
Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
3) Mengevaluasi sistem pembelajaran
Memilih dan menyusun jenis evaluasi
Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
Mengadministrasikan hasil evaluasi.
4) Mengembangkan sistem pembelajaran
Mengoptimalkan potensi peserta didik
Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut
Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen
Depdiknas (1999) sebagai berikut:
Mengembangkan kepribadian
Menguasai landasan kependidikan.
Menguasai bahan pelajaran
Menyusun program pengajara.
Melaksanakan program pengajaran
Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan
Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
Menyelenggarakan program bimbingan
Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
Menyelenggarakan administrasi sekolah.
BAB IV
Bahasa
sistem teknolog
sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi
organisasional
sistem pengetahuan
religi, dan
kesenian.
BAB V
Kondisi dan asas untuk bealajar yang berhasil meliputi: persiapan sebelum
mengajar, sasaran belajar, susunan bahan ajar, perbedaan individu, motivasi, sumber
pengajaran, keikutsertaan, balikan, penguatan, latihan dan pengulangan, urutan kegiatan
belajar, penerapan, sikap mengajar, penyajian di depan kelas.
BAB VI
Kompetensi guru adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki guru, yang
diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan tugas
profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi yang berhubungan dengan
keadaan pribadinya (personal), dan kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat
atau lingkungannya (sosial).
REFORMASI PENDIDIKAN
Sistem pendidikan yang selama ini dikelola dalam suatu iklim birokratik dan
sentralistik dianggap sebagai salah satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan
dalam mutu dan keunggulan pendidikan di tanah air. Mengapa demikian? Karena sistem
birokrasi selalu menempatkan kekuasaan sebagai faktor yang paling menentukan dalam
proses pengambilan keputusan.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) muncul sebagai paradigma baru pengelolaan
pendidikan. MBS bermaksud “mengembalikan” sekolah kepada pemiliknya, yaitu
masyarakat, yang diharapkan akan merasa bertanggung jawab kembali sepenuhnya
terhadap pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.
Paradigma MBS beranggapan bahwa satu-satunya jalan masuk yang terdekat
menuju peningkatan mutu dan relevansi adalah demokratisasi, partisipasi, dan
akuntabilitas pendidikan. Kepala sekolah, guru, dan masyarakat adalah pelaku utama dan
terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga segala keputusan
mengenai penanganan persoalan pendidikan pada tingkatan mikro harus dihasilkan dari
interaksi ketiga pihak tersebut.
Untuk sampai pada kemampuan untuk mengurus dan mengatur penyelenggaraan
pendidikan di setiap satuan pendidikan, diperlukan program yang sistematis dengan
melakukan capacity building. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
setiap satuan pendidikan secara berkelanjutan, baik untuk melaksanakan peran-peran
manajemen pendidikan maupun peran-peran pembelajaran. Namun, kegiatan capacity
building tersebut perlu dilakukan secara sistematis melalui penahapan sehingga menjadi
proses yang dilakukan secara berkesinambungan arahnya menjadi jelas (straight
foreward) dan terukur (measurable). Terdapat empat tahapan pokok yang perlu dilalui
dalam melaksanakan capacity building bagi setiap satuan pendidikan, yaitu: tahap
praformal, tahap formalitas, tahap transisional, dan tahap otonomi.
BAB VIII
PERAN TEKHNOLOGI DALAM PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Salah satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum
yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Kemampuan-
kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif, dan menilai sendiri
hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknonologi. Untuk itu,
pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses
pembelajaran, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
together.
BAB IX
Media yang tidak diproyeksikan (non projected media), jenis media: Realita, model,
bahan grafis (graphical material), display.
Media yang diproyeksikan (projected media), jenis media: OHT, slide, opaque.
Media audio (Audio), jenis media: Audio kaset, audio vision, active audio vision.
Media video (video), jenis media: video.
Media berbasis komputer (computer based media), jenis media: Computer Assisted
Instruction (CIA), Computer Managed Instruction (CMI).
Multimedia Kit, jenis media: perangkat praktikum.
BAB X
Pada saat ini pendidikan nasional masih dihadapkan pada beberapa permasalahan
yang menonjol:
BAB IV
BERBAGAI MACAM MODEL PEMBELAJARAN
Macam-macam model pembelajaran :
1. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division ( STAD)
Dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temanya di Universitas John
Hopkins. siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5
orang,usahan setiap beranggotakan heterogen terdiri atas laki-laki dan perempuan berasal
dari berbagai suku,memiliki kemampuan tinggi ,sedang dan rendah.
Kelebihan Model Pembelajaran Tipe STAD :
- karena dalam kelompok siswa dituntut untuk aktif sehingga dengan model ini
siswa dengan sendirinya akan percaya diri dan meningkat kecakapan invidunya
- interaksii sosial yang terbangun dalam kelompok dengan sendirinya siswa
- dalam kelompok siswa diajarkan untuk saling mengerti dengan materi yang ada
sehingga siswa saling menberitahu dan mengurangi sifat kompetitif
kekurangan Model Pembelajaran STAD :
- karena tidak adanya kompetisi diantara anggota masing masing kelompok anak
yang berprestasi bisa saja turun semangatnya
- jika guru tidak bisa mengarahkan anak,maka yang berprestasi akan bisa menjadi
lebih dominan dan tidak terkendali
2. Model Pembelajaran Jigsaw
jigsaw adalah model pembeljaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan
rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaranya sendiri dan juga pembelajaran orang
lain.
kelebihan model pembelajaran Jigsaw :
- mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar karena sudah ada kelompok ahli
yang bertugas mmenjelaskan materi kepada rekan-rekanya
- pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang singkat
- metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dfalam berbicara
dan berpendapat
kelemahan model pembelajaran Jigsaw :
- siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi,dan cenderung mengontrol
jalanya diskusi
- siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan mengalami
kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli
- siswa yang cerdas cenderung merasa bosan
3. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Heads Together
(NHT) atau kepala Bernomor Struktur. Model ini dapat dijadikan alternative variasi
model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen,setiap kelompok
beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor.
Kelebihan Numbered Heads Together (NHT) :
- dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
- mampu memperdalam pemahaman siswa
- melatih tanggung jawab siswa
- menyenangkan siswa dalam belajar
- mengembangkan rasa ingin tahu siswa
Kekurangan Numbered Heads Together (NHT) :
- ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya
- ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada temanya
untuk mencarikan jawabanya
- apabila satu nomer kurang maximal mengerjakan tugasnya,tentu saja
mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomer selanjutnya
4. Example Non Example
Model pembelajaran Example Non Example barangkali kurang familiar dibanyak
kalangan. Model pembelajaran ini menggunakan media gambar sebagai media
pembelajaranya.
Kelebihan Example Non Example :
- siswa memiliki pemahaman dari sebuah defenisi dan selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih lengkap
- model ini mengantarkan siswa agar terlibat dalam sebuah penemuan dan
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman dari gambar-gambar yang ada
kelemahan Example Non Example :
- kekurangan model pembelajaran ini adalah keterbatasan gambar untuk semua
materi pembelajaran
- model ini tentu saja akan menghabiskan waktu yang akan lama apalagi jika
antusias siswa yang besar terhadap materi tersebut
5. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Pada prinsipnya model ini memiliki langkah operasional dengan urutan :
- structural menampilkan keseluruhan
- analitik melakukan proses penguraian
- sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk structural semula
Kelebihan Model Pembelajaran SAS :
- metode ini dapat sebagai landasan berfikir analisis
- dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah
mengikuti prosedur dan anak dapat cepat membaca dan kesempatan berikutnya
- berdasarkan landasan linguistic metode ini akan menolonhg anak
Kelemahan Model Pembelajaran SAS :
- metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan tampil serta
sabar
- tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini
- banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk
sekolah-sekolah tertentu dirasa sukar
- metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak
dipedesaan
- oleh karena anak sukar menganjarkan para pengajar metode SAS maka metode ini
dimana mana tidak dilaksanakan
5. Model Pembelajaran Terpadu
model pembelajaran terpadu pengorganisasian pembelajaran yang menggunakan
beberapa bidang mata pelajaran yang sesuai. Dan model ini merupakan strategi
pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk
menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak.
BAB II
PENDEKATAN PELEMBAGAAN PROFESI
A. Pengantar
Jika pendidikan merupakan salah satu instrument utama pengembangan sumber daya
manusia (SDM) ,berarti tenaga kependidikan,terutama guru ,memiliki tanggung jawab untuk
mengemban tugas itu.
B. Pendekatan Karakteristik
Pendekatan karakteristik memandang bahwa profesi mempunyai seperangkat elemen
inti yang memebedakannya dengan pekerjaan lainnya. Seseorang penyandang profesi dapat
disebut professional manakala elemen-elemen inti itu sudah menjadi bagian integral dari
kehidupannya.
C. Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional memandang profesi dari segi proses institusional atau
perkembangan asosional. Maksudnya, kemajuan suatu pekerjaan kearah pencapaian status
ideal suatu profesi dilihat atas dasar tahap-tahap yang harus dilalui untuk melahirkan proses
pelembagaan suatu pekerjaan menuju profesi yang sesungguhnya.
D. Pendekatan Legalistik
Pendekatan Legalistik yaitu pendekatan ang menekankan adanya pengakuan atas
suatu profesi oleh negara atau pemerintah.
BAB III
RANAH PENGEMBANAGN KEPROFESIAN GURU
A. Pengantar
Kesadaran untuk menghadirkan guru dan tenaga kependidikan yang professional
sebagai sumber daya utama pencerdas bangsa seperti disajikan diatas,barangkali sama tuanya
dengan sejarah peradaban pendidikan.
B. Penyediaan Guru
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.
Mereka diangkat sesuai dengan peraturan regulasi yang berlaku di lingkungan pemerintahan,
penyelenggara atau satuan pendidikan. Mereka ang diangkat sebagai guru merupakan lulusan
lembaga penyedia calon guru.
C. Induksi Guru Pemula
Program induksi merupakan transisi bagi guru pemula, terhitung mulai dia pertama
kali menginjakakan kaki di sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak dilepas
untuk menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran secara mandiri.
D. Profesionalisasi Guru Berbasis Lembaga
Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan professional guru. Kegiatan ini dapat
dilakukan atas prakarsa institusi.
BAB IV
PENGEMBANGAN PROFESI DAN KARIR
A. Alasan Esensisial
Kegiatan pembinaan dan pengembangan kemampuan professional guru secara
berkelanjutan harus dilaksanakan atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi yang sistematis.
Pendidikan,pelatihan dan pengembangan merupakan proses yang ditempuh oleh
guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan.
B. Fokus Pengembangan
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, P3KG meliputi pembinaan
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional.
A. Prinsip-prinsip Pengembangan
Prinsip dan Pengembangan profesi guru dilaksanakan atas dasar prinsip umum
dan prinsip khusus.Prinsip khusus atau operasional pembinaan dan pengembangan
profesi dan karir disajikan sebagai berikut ini ; pertama, ilmiah, kedua, relevan, ketiga,
sistematis, keempat, konsisten, kelima, aktual, keenam, fleksibel , ketujuh demokratis,
kedelapan, obyektif, kesembilan, komprehensif, kesepuluh, memandirikan, kesebelas,
professional, keduabelas bertahap, ketigabelas,berjenjang, keempatbelas,berkelanjutan,
kelimabelas, akuntabel, keenambelas,efektif, ketujuhbelas, efisien.
B. Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan
Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru,termasuk juga tenaga
kependidikan pada um,umnya dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan (diklat) antara lain sebagai berikut :
` 1. Pendidikan dan Pelatihan
Adapun pendidikan dan pelatihan, sebagai berikut ; In House Training (IHT),
pelatihan yang dilaksanakan di kelompok kerja guru , Program Magang, Kemitraan
Sekolah, Belajar jarak jauh,Pelatihan berjenjang, Kursus singkat di perguruan tinggi atau
lembaga pendidikan lainnya, Pembinaan internal oleh sekolah, dan Pendidikan lanjut.
2. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan
Adapun kegiatan selain pendidikan dan pelatihan, sebagai berikut ; Diskusi
masalah-masalah pendidikan, Seminar, Workshop, Penelitian, Penulisan buku,Pembuatan
media pembelajaran, Pembuatan karya seni/teknologi.
BAB VI
PERAN DAN TUGAS GURU
BAB VII
PROFESIONALISASI BIDANG KEADMINISTRASIAN PENDIDIKAN
A. Esensi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan adalah proses kerjasama antara dua orang atau lebih
dengan menggunakan sumber daya kependidikan ang tersedia dan yang dapat diakses
untuk mencapai tujuan pendidikan secara berdayaguna dan berhasil guna.
Administrasi adalah serial proses kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam rangka mengimplementasikan substansi tugas kependidikan untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
B. Administrasi atau Manajemen Pendidikan
Istilah administrasi umumnya merujuk pada proses kerja manajerial tingkat
puncak dilihat dari konteks keorganisasian, sedangkan manajemen merujuk pada proses
kerja manajerial pada tingkat operasional, misalnya nabajeneb kelas, manajemen sumber
daya manusia, dan sebagainya.
C. Dua Pendekatan
1. Pendekatan Fungsional
Menurut Fyol, yang dikutip Robbins, secara tradisional ada lima fungsi
administrasi yaitu; merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasikan
dan mengendalikan.
2. Pendekatan Substantif
Administrasi sekolah dapat didekati dari dua sudut pandang, yaitu pendekatan
proses dan pendekatan tugas. Pendekatan proses meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Pendekatan tugas administrasi sekolah mencakup tugas-tugas primer yang harus
dilakukan di sekolah.
BAB VIII
KEPROFESIAN BIDANG KEKEPALASEKOLAHAN
A. Fungsi Kepala Sekolah
Kepala sekolah dapat memerankan banyak fungsi, ang orangnya sama tapi
topinya yang berbeda, adapun fungsi kepala sekolah yaitu : Kepala sekolah sebagai
educator, Kepala sekolah sebagai manajer, Kepala sekolah sebagai administrator, Kepala
sekolah sebagai supervisor, Kepala sekolah sebagai leader, Kepala sekolah sebagai
innovator, Kepala sekolah sebagai motivator, Kepala sekolah sebagai enttrepreuner.
B. Kepala Sekolah Sebagai Pejabat Formal
Secara sistem, jabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau pemimpin formal dapat
diuraikan melalui berbagai pendekatan yakni pengengkatan, pembinaan dan tanggung
jawab.
C. Kriteria Kepala Sekolah
Di dalam PP No.19 Tahun 2005 disebutkan syarat-syarat untuk menjadi kepala
sekolah yaitu sebagai berikut :
1. kriteria untuk menjadi kepala TK/RA
2. kriteria untuk menjadi kepala SD/MI
3. Kriteria untuk menjadi kepala SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK
4. kriteria untuk menjadi kepala SDLB/SMPLB/SMALB
D. Kompetensi Kepala Sekolah
Adapun kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah yaitu; kompetensi bidang
perencanaan, bidang pengorganisasian, bidang implementasi program, pengendalian
program, bidang pelaporan, memimpin sekolah, memberdayakan sumber daya sekolah,
melakukan supervisi, menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, mengelola
kesiswaan, mengelola guru dan tenaga kependidikan, mengelola keuangan, menguasai
landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan, mengetahui tingkat perkembangan
siswa, mengelola sarana dan prasarana, memahami kebijakan pendidikan, berjiwa
pemimpin, bersikap terbuka dan komitmen.
E.Peningkatan Mutu
Kepala sekolah sebagai administrator kiranya harus benar-benar sadar bahwa
hingga kini,mutu pendidikan kita mendapatkan sorotan tajam.Menurut Diane Massell
(1998), ada 7 elemen kapasitas untuk meningkatkan mutu pendidikan persekolahan yaitu:
- Pengetahuan dan keterampilan guru
- Motivasi siswa
- Materi kurikulum
- Kualitas dan tipe orang-orang ang mendukung proses pembelajaran
- Kuantitas dan kualitas interaksi para pihak tingkat organisasi sekolah
- Umber-sumber material
- Organisasi dan alokasi sumber sekolah di tingkat lembaga
F. Dewan pendidikan dan komite sekolah
Dewan pendidikan merupakan lembaga mandiri yang dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan serta
pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi dan kota.
BAB IX
KEPROFESIAN BIDANG KEPENGAWASAN SEKOLAH
BAB X
PROFESI SUPERVISOR DAN SUPERVISI PEBELAJARAN
A. Defenisi Supervisi
Penulis buku ini mendefenisikan supervise sebagai upaya peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran dengan jalan meningkatkan kompetensi dan keterampilan
guru melalui bimbingan professional oleh pengawas sekolah.
B. Supervisi bukan Inspeksi
Titik tekan inspeksi adalah menyalahkan,sedangkan supervise titik fokusnya
adalah melakukan bimbingan professional.
C. Tujuan Supervisi
Dilihat dari prosesena, tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis
dan bimbingan kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
melaksanakan tugas dan menjelaskan proses belajar mengajar.
D. Fungsi Supervisi dan Supervisor
Made Pidarta (2009) merumuskan fungsi supervisor sebagai berikut :
- Sebagai perantara dalam menyampaikan minat siswa
- Memantau penggunaan dan hasil-hasil sumber belajar
- Merencanakan program pendidikan
- Mengembangkan program baru
- Memilih inovasi yang konsisten
BAB XI
PROFESI SUPERVISOR KLINIS UNTUK PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Supervisi Klinis
Perwujudan supervisi klinis memang tidak melulu terfokus pada pengembangan
professional guru melainkan berkaitan juga dengan kesejahteraan,proteksi atas profesi dan
peningkatan hasil belajar siswa.
BAB XII
KEPROFESIAN DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KONSELING
B. Penyusunan Program
- Setiap pengawas BK wajib menyusun rencana program pengawasan
- Program tahunan, semester, sekurang-kurangnya membuat fokus, tujuan,
indikator, strategi, scenario kegiatan, sumber daa yang diperlukan, penilaian dan
instrument pengawasan.
- Program disusun secara rapid an menjadi pegangan bersama pengawas BK dan
guru binanya
C. Pelaksanaan Program
- Kegiatan suoervisi BK meliputi pembinaan dan pemanauan pelaksanaan BK di
sekolah.
- Pelaksanaan penilaian pengawasan BK dimaksudkan untuk menilai kinerja guru
- Kegiatan ini dilakuka di sekolah binaan
- Semua kegiatan tercatat rapid an didokumentasikan dengan baik
BAB XIII
KEPROFESIAN BIDANG KETATALAKSANAAN PENDIDIKAN
C. Pengembangan Silabus
Silabus adalah recana pembelajaran pada suatu mata pelajaran tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/ alat belajar.
BAGIAN II
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
C. BUKU PEMBANDING II
Kelebihan :
Pengarang buku jelas
Dari Judul buku jelas sesuai dengan target pengarang yaitu pada calon
guru dan guru yang dimana nantinya kelak dapat menghadapi realitas
Globalisasi
Pembahasan dalam buku ini sangat detail dan mudah untuk dipahami
Pengarang mencantumkan ilustrasi,daftar pustaka dan indeks dan daftar
lampiran
pengarang memiliki banyak sumber referensi tentang kependidikan
Buku ini sangat cocok untuk Mahasiswa Calon guru
sebagai bahan referensi dalam menghadapi Dunia sekolah kelak
nantinyaBuku ini simple dan menarik dan tidak membosankan pembaca
Buku ini dapat dijadikan pedoman bagi Calon guru dan Guru
ini bisa digunakan sebagai panduan dan pedoman untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana menjadi Guru yang Profesional
Penulis menjelaskan secara rinci dan memberikan contoh-contoh sehingga
pembaca cepat memahami maksud dari penulis.
Kelemahan :
Tulisan terlalu rapat karena buku nya lumayan tebal sehingga saat membaca
susah untuk menemukan intisari nya.
Terdapat beberapa tulisan yang masih membutuhkan penjelasan
Tidak mencantumkan Gambar yang mudah untuk dibayangkan dan tidak
ditemukan peta konsep didalamnya.
Kajian konsep kata dan kalimat yang disajikanya sulit dimengerti oleh
pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca.
Banyak kata-kata yang diulang dan kata-kata yang digunakan sangat baku.
sulit untuk dimengerti dan dipahami sehingga harus mengulang kembali
membacanya untuk memahaminya.
dilihat dari bentuk tulisan buku ini terlalu rapat dan kejelasan tulisan kurang
jadi kelihatan seperti kurang rapi membuat pembaca sedikit bosan untuk
membacanya.
Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan namun tidak
dijelaskan,contohnya ketika ada pendapat orang luar indonesia yang disitu
menggunakan bahasa inggris tentu dibutuhkan penjelasan mengingat yang
membaca orang indonesia.
Dibutuhkan catatan-catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-istilah
yang asing dan butuh penjelasan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam pembahasan buku yang di kritik terdapat banyak perbedaan baik dalam isi
maupun penyajian materinya.
Dengan hadirnya buku ini dapat membantu dan memenuhi kebutuhan para
mahasiswa yang menempuh perkuliahanya di jurusan-jurusan pendidikan : usia
dini,dasar,menengah. kehadiran buku ini membawa dan memberikan manfaat bagi
pengembang wawasan akademisi dan praktisi pendidikan. Dengan memahami dan
mengerti tentang profesi kependidikan,maka calon tenaga pendidik diharapkan mampu
menguasai dan mendidik siswa siswi dengan profesional.
Buku ini dapat dibaca karena di dalamnya memuat ilmu-ilmu pendidikan. Buku
ini akan sangat membantu serta memenuhi kebutuhan para peminat peningkatan mutu
pengajaran,baik dari kalangan mahasiswa,calon guru,maupun guru terutama bagi mereka
yang ingin memahami profesi kependidikan .
Penguraian dalam ketiga buku yang di kritik ini banyak mengungkap bagaimana
menjadi Guru yang professional untuk tercapaianya tujuan pendidikan di dunia
Globalisasi.
Penguraian dalam ketiga buku ini banyak mengungkap teori-teori dari para
ahli,dan penjelasan yang terdapat dalam kedua buku ini mudah-mudahan bisa membantu
kita dalam memahami sesuatu hal dalam berfikir.
B. Saran
Dari pembahasan diatas diharapan mahasiswa yang merupakan calon guru benar-
benar memperhatikan tugasnya sebagai profesi pendidik. Dengan demikian, juga dapat
disimpulkan bahwa untuk menjadi guru professional yang memiliki akuntabilitas dalam
melaksanakan kedua kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat
dalam diri setiap calon guru atau guru untuk mewujudkannya.