Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu
pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus
mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu
berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang
dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan
jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa
yang pintar dan bermoral.
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia
pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formalKompetensi guru merupakan
seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat
mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif. Sedangkan guru yang profesional adalah
guru yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Sudah selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat
dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang
telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

B. Tujuan
 Menyelesaikan salah satu tugas matakuliah Profesi Pendidikan
 Menemukan kelebihan dan kekurangan buku
 Membantu mengasah kembali kemampuan berpikir sacara kritis
 Membantu dalam membedakan buku yang satu dengan yang lainnya
C. Manfaat
 Bagi para pembaca , dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih
mendalam tentang Profesi Pendidikan
 Bagi penulis buku, dapat memperbaiki isi buku bila ada kesalahan ataupun
penambahan teori dari analisis kritik riviewer agar mejadi lebih baik
 Bagi riviewer, menambah wawasan dan pengetahuan tentang Profesi Pendidikan,
serta dapat menambah kamampuan berfikir secara kritis
BAGIAN I 
IDENTITAS BUKU DAN RINGKASAN BUKU 
A. Identitas Buku Utama
Judul buku : Profesi Kependidikan
ISBN : 978-979-010-171-5
Penulis : Uno, H. Hamzah B.
Tahun terbit : 2007
Penerbit : Bumi Aksara
Tempat terbit : Jakarta
Tebal halaman : 156 halaman
Bahasa : Bahasa Indonesia
B. Identitas Buku Pembanding I
Judul : Ragam Pengembangan Model Pembelajaran
Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru
Penulis : Imas Kurniasih,Berlin Sani
ISBN : 978-602-1296-15-8
Penerbit : Kata Pena
Tahun terbit : 2016
Urutan cetakan : Keempat
Tebal buku : 128 halaman
C. Identitas Buku Pembanding II
Judul buku : Profesi Kependidikan
ISBN : 978-602-8800-44-0
Penulis : Prof.Dr.Sudarwan Danim , Dr.H.Khairil
Tahun terbit : 2012
Cetakan : Kesatu Desember 2012
Penerbit : Alfabeta
Tempat terbit : Bandung
Tebal halaman : 238 halaman
Bahasa : Bahasa Indonesia
RINGKASAN BUKU UTAMA
BAB I

PENGANTAR PROFESI KEPENDIDIKAN

Di dalam manajemen pendidikan kita harus melihat seberapa jauh kekuasaan


pembuatan kebijaksanaan pendidikan itu tersentralisasi atau terdesentralisasi. Demikian
juga kita harus mengamati seberapa jauh masyarakat terlibat dan ikut berperan dalam
pendidikan berarti memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengontrol
pelaksanaan pendidikan. Dengan demikian, pengontrolan ini pendidikan tidak akan
dikebiri prosesnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pelaksanaan pendidikan selama ini banyak diwarnai oleh pendekatan sarwa
negara (state driven). Di mana yang akan datang pendidikan harus berorientasi pada
aspirasi masyarakat (putting customers first). Pendidikan harus mengenali siapa
pelanggannya, dan dari pengenalan ini pendidikan memahami apa aspirasi dan
kebutuhannya (need assessment). Setelah mengetahui aspirasi dan kebutuhan mereka,
baru ditentukan sistem pendidikan, macam kurikulumnya, dan persyaratan pengajarnya.
Pendekatan sarwa negara mengakibatkan terjadinya sentralisasi sistem
pendidikan. Untuk masa depan, visi pendidikan tidak lagi berorientasi pada sentralisasi
kekuasaan, melainkan desentralisasi dan memberikan otonomi kepada satuan di bawah
atau kepada daerah.
Visi pendidikan masa depan menuntut kita agar mampu hidup dalam suasana
schooling and working in democratic state dan meletakkan information technology.
Mengingat masih banyaknya lulusan lembaga pendidikan formal, baik dari tingkat
sekolah menengah maupun perguruan tinggi, terkesan belum mampu mengembangkan
kreativitas dalam kehidupan mereka. Lulusan sekolah menengah sukar untuk bekerja di
sektor formal, karena belum memiliki keahlian khusus. Bagi sarjana, mereka yang dapat
berperan secara aktif dalam bekerja di sektor formal terbilang hanya sedikit. Keahlian
dan profesionalisasi yang melekat pada lembaga pendidikan tinggi terkesan hanyalah
simbol belaka, lulusannya tidak profesional. Penguasaan bahasa Inggris, keterampilan
komputer, dan pengalaman kerja merupakan persyaratan utama yang diminta perusahaan-
perusahaan. Sementara ijazah yang diperoleh selama 20 atau 25 tahun dari lembaga
pendidikan formal terabaikan.
Memperhatikan berbagai kondisi pendidikan dewasa ini, maka hal yang perlu
dikedepankan, yaitu
(1) bagaimana memberdayakan lembaga pendidikan agar menjadi lembaga human
investment?
(2) hal-hal apakah yang perlu dilakukan agar otonomisasi penyelenggaraan pendidikan
dapat dilakukan dengan baik?
BAB II
SEPULUH PERUBAHAN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA
MANUSIA

Seberapa jauh pendidikan mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)


kita dan jati diri bangsa dalam mengembangkan demokrasi dan memupuk persatuan
bangsa? Hal ini dapat terlihat dengan menganalisis beberapa paradigme pendidikan, di
antaranya:

 pendidikan sebagai proses pembebasan.


 pendidikan sebagai proses pencerdasan.
 pendidikan menjunjung tinggi hak-hak anak.
 pendidikan menghasilkan tindak perdamaian.
 pendidikan sebagai proses pemberdayaan potensi manusia
 pendidikan anak berwawasan integratif.
 pendidikan membangun watak persatuan.
 pendidikan menghasilkan manusia demokratis.
 pendidikan menghasilkan manusia yang peduli terhadap lingkungan.
 Sekolah bukan satu-satunya instrumen pendidikan.

BAB III

PROFESIONALISME GURU

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan
mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru dan tidak dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
pendidikan.
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip
mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut:
 Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran
yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang
bervariasi.
 Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir
serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
 Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
 Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi
mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
 Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik
menjadi jelas.
 Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata
pelajaan dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung,
mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
 Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,
baik dalam kelas maupun di luar kelas.
 Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar
dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.
Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya
untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru
tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak
sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan
demikian, keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada
penguasaan prinsip mengajar saja.
Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukkan
oleh peserta didiknya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi guru yang profesional
maka sudah seharusnya ia dapat selalu meningkatkan wawasan pengetahuan akademis
dan praktis melalui jalur pendidikan berjenjang ataupun upgrading dan/atau pelatihan
yang bersifat in service training dengan rekan-rekan sejawatnya.
Perubahan dalam cara mengajar guru dapat dilatihkan melalui peningkatan
kemampuan mengajar sehingga kebiasaan lama yang kurang efektif dapat segera
terdeteksi dan perlahan-lahan dihilangkan. Untuk itu, maka perlu adanya perubahan
kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan akan berpengaruh pada cara belajar
siswa, di antaranya sebagai berikut:
 Memperkecil kebiasaan cara mengajar guru baru (calon guru) yang cepat merasa
puas dalam mengajar apabila banyak menyajikan informasi (ceramah) dan terlalu
mendominasi kegiatan belajar peserta didik.
 Guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan
dengan menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan bagi peserta yang
mendapat kesulitan belajar, dan pencipta kondisi yang merangsang dan
menantang peserta untuk berpikir dan bekerja (melakukan).
 Mengubah dari sekadar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang
lebih relevan dengan tujuan pembelajaran, memperkecil kebiasaan cara belajar
peserta yang baru merasa belajar dan puas kalau banyak mendengarkan dan
menerima informasi (diceramahi) guru, atau baru belajar kalau ada guru.
 Guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar sehingga
peserta didik dapat belajar secara mandiri dan berkelompok, percaya diri, terbuka
untuk saling memberi dan menerima pendapat orang lain, serta membina
kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga),
yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Agar lebih jelas tentang kompetensi profesional, dijelaskan bahwa peran guru
sebagai pengelola proses pembelajaran, harus memiliki kemampuan:
1)        Merencanakan sistem pembelajaran
 Merumuskan tujuan
 Memilih prioritas materi yang akan diajarkan
 Memilih dan menggunakan metode
 Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada
 Memilih dan menggunakan media pembelajaran.
2)        Melaksanakan sistem pembelajaran
 Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat
 Menyajikan urutan pembelajaran secara tepat
3)        Mengevaluasi sistem pembelajaran
 Memilih dan menyusun jenis evaluasi
 Melaksanakan kegiatan evaluasi sepanjang proses
 Mengadministrasikan hasil evaluasi.
4)        Mengembangkan sistem pembelajaran
 Mengoptimalkan potensi peserta didik
 Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri
 Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut
Sedangkan kompetensi guru yang telah dibakukan oleh Dirjen Dikdasmen
Depdiknas (1999) sebagai berikut:
 Mengembangkan kepribadian
 Menguasai landasan kependidikan.
 Menguasai bahan pelajaran
 Menyusun program pengajara.
 Melaksanakan program pengajaran
 Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan
 Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
 Menyelenggarakan program bimbingan
 Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
 Menyelenggarakan administrasi sekolah.

BAB IV

MEREKONTRUKSI MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN MELALUI PENGUBAHAN


SISTEM PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Perananan sekolah dalam merekonstruksi masyarakat berarti sekolah


merekonstruksi berbagai tata nilai yang telah ada dalam masyarakat, yang oleh
Malindoski disebutkan sebagai upaya mengembangkan kebudayaan. Ada tujuh sistem
nilai atau kebudayaan yang secara universal dikembangkan, yaitu

 Bahasa
 sistem teknolog
 sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi
 organisasional
 sistem pengetahuan
 religi, dan
 kesenian.
BAB V

JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM PELAJARAN


Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus
bekerja secara profesional. Bekerja sebagai seorang yang profesional berarti bekerja
dengan keahlian, dan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.

Kondisi dan asas untuk bealajar yang berhasil meliputi: persiapan sebelum
mengajar, sasaran belajar, susunan bahan ajar, perbedaan individu, motivasi, sumber
pengajaran, keikutsertaan, balikan, penguatan, latihan dan pengulangan, urutan kegiatan
belajar, penerapan, sikap mengajar, penyajian di depan kelas.

BAB VI

KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU

Kompetensi guru adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki guru, yang
diindikasikan dalam tiga kompetensi, yaitu kompetensi yang berhubungan dengan tugas
profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi yang berhubungan dengan
keadaan pribadinya (personal), dan kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat
atau lingkungannya (sosial).

Kompetensi guru profesional menurut pakar pendidikan seperti Soediarto


menuntut dirinya sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis, dan
memprognosis situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu
menguasai antara lain:

 Disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran,


 Bahan ajar yang diajarkan,
 Pengetahuan tentang karakteristik siswa,
 Pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan,
 Pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar,
 Penguasaan terhadap prinsip teknologi pembelajaran,
 Pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna
kelancaran proses pendidikan.
BAB VII

REFORMASI PENDIDIKAN
Sistem pendidikan yang selama ini dikelola dalam suatu iklim birokratik dan
sentralistik dianggap sebagai salah satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan
dalam mutu dan keunggulan pendidikan di tanah air. Mengapa demikian? Karena sistem
birokrasi selalu menempatkan kekuasaan sebagai faktor yang paling menentukan dalam
proses pengambilan keputusan.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) muncul sebagai paradigma baru pengelolaan
pendidikan. MBS bermaksud “mengembalikan” sekolah kepada pemiliknya, yaitu
masyarakat, yang diharapkan akan merasa bertanggung jawab kembali sepenuhnya
terhadap pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah.
Paradigma MBS beranggapan bahwa satu-satunya jalan masuk yang terdekat
menuju peningkatan mutu dan relevansi adalah demokratisasi, partisipasi, dan
akuntabilitas pendidikan. Kepala sekolah, guru, dan masyarakat adalah pelaku utama dan
terdepan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah sehingga segala keputusan
mengenai penanganan persoalan pendidikan pada tingkatan mikro harus dihasilkan dari
interaksi ketiga pihak tersebut.
Untuk sampai pada kemampuan untuk mengurus dan mengatur penyelenggaraan
pendidikan di setiap satuan pendidikan, diperlukan program yang sistematis dengan
melakukan capacity building. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
setiap satuan pendidikan secara berkelanjutan, baik untuk melaksanakan peran-peran
manajemen pendidikan maupun peran-peran pembelajaran. Namun, kegiatan capacity
building tersebut perlu dilakukan secara sistematis melalui penahapan sehingga menjadi
proses yang dilakukan secara berkesinambungan arahnya menjadi jelas (straight
foreward) dan terukur (measurable). Terdapat empat tahapan pokok yang perlu dilalui
dalam melaksanakan capacity building bagi setiap satuan pendidikan, yaitu: tahap
praformal, tahap formalitas, tahap transisional, dan tahap otonomi.
BAB VIII
PERAN TEKHNOLOGI DALAM PERKEMBANGAN DI INDONESIA
Salah satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum
yang berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Kemampuan-
kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif, dan menilai sendiri
hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknonologi. Untuk itu,
pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses
pembelajaran, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
together.

BAB IX

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DI ERA


TEKHNLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Klasifikasi media pembelajaran sebagai berikut

 Media yang tidak diproyeksikan (non projected media), jenis media: Realita, model,
bahan grafis (graphical material), display.
 Media yang diproyeksikan (projected media), jenis media: OHT, slide, opaque.
 Media audio (Audio), jenis media: Audio kaset, audio vision, active audio vision.
 Media video (video), jenis media: video.
 Media berbasis komputer (computer based media), jenis media: Computer Assisted
Instruction (CIA), Computer Managed Instruction (CMI).
 Multimedia Kit, jenis media: perangkat praktikum.
BAB X

BENANG KUSUT PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI PENDIDIKAN

Pada saat ini pendidikan nasional masih dihadapkan pada beberapa permasalahan
yang menonjol:

 masih rendahnya pemerataan untuk memperoleh pendidikan,


 masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, dan
 masih lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya
kemandirian dan  keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan
akademisi. Ketimpangan pemerataan pendidikan juga terjadi di antarwilayah
geografis, yaitu antara perkotaan dan pedesaan, serta antara Kawasan Timur
Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI), dan antartingkat pendapatan
penduduk ataupun atargender.

Kondisi yang sangat memprihatinkan tentang kualitas pendidikan di Indonesia


tercermin pada hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang
dilaksanakan oleh organisasi International Education Achievement (IEA) yang
menunjukkan bahwa siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara
peserta studi. Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), studi untuk
kemampuan matematika siswa SMP di Indonesia hanya berada pada urutan ke-39 dari 42
negara, dan untuk kemampuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) hanya berada pada urutan
ke-40 dari 42 negara peserta.
RINGKASAN BUKU PEMBANDING I
BAB I
GURU INSPIRATIF
Guru tidak hanya melakukan transpormasi keilmuan,tapi guru berperan lebih dari
itu,bahwa guru juga harus dapat memberikan nilai-nilai yang dapat dijadikan dudukan dan
bahkan pijakan bagus bagi setiap murid-muridnya.Nilai tersebut tentu tidak akan berlaku begitu
saja,karena ia butuh waktu dalam memahaminya. Bisa sehari,bisa seminggu setahun bahkan nilai
itu akan terbukti setelah waktu yang sangat lama. Akan tetapi,dari semua itu,menjadi guru adalah
sebuah profesi yang begitu besar tanggungjawabnya,tidak saja tanggung jawab profesi,keilmuan
tapi juga tanggung jawab nilai-nilai hidup yang akan dibawa sepanjang hayat oleh murid-
muridnya. Maka tidaklah salah,jika dituntut banyak hal dalam bidang.
BAB II
MENJADI GURU PROFESIONAL
guru professional adalah semua orang yang mempunyai kewenangan serta
bertanggung jawab tentang pendidikan anak didiknya,baik secara individual atau klasikal
disekolah atau di luar sekolah dan guru juga mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk membimbing serta membina muridnya.
Diantara komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah :
1. kompetensi Paedagogik
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik dan
pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis dan ketika kita menemikan seorang
pengajar atau guru yang tidak memahami karakter peserta didik,tidak bisa menjelaskan
materi pelajaran dengan baik ,tidak mampu memberi evaluasi terhadap apa yang sudah
diajarkan,dan tidak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik maka
guru yang bersangkutan belum memiliki kompetensi pedagogic secara memadai
2. kompetensi kepribadian
disebut juga dengan kompetensi personal. Kompetensi ini berkaitan dengan
kepribadian guru yang luhur dan tercermin dalam perilaku sehari-harinya.
3. Kompetensi Profesional
Guru profesinal merupakan guru yang terdidik dan terlatih dengan baik,serta
memiliki pengalaman yang kaya akan bidangnya.
3. kompetensi sosial guru
adalah kemmapuan guru dalam berkomunikasi serta berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Komunikasi yang haruis
dilakukan guru juga termasuk pada orang tua dan peserta didik sehingga terjalin
komunikasi dua arah yang berkelanjutan.
kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagain bagian dari masyarakat
yang sekurang kurangnya memiliki kompetensi untuk :
- berkomunikasi secra lisan,tuliosan maupun isyarat
- menggunakan teknologi dan informasi secara fungsional
- bergaul secara efektif dengan peserta didik,sesame pendidik,tenaga
keppendidikan dan orang tua/wali peserta didik
- bergaul secra santun dengan masyarakat sekitar
Pada prinsipnya,ketika seorang guru sudah memiliki keempat kompetensi
tersebut,maka guru tesebut mempunyai hak profesioonal karena ia jelas memnuhi syarat-
syarat berikut :
1. adanya pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan
yang menjadi tanggung jawabnya
2. adanya kebebasan dalam mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam
batas tanggung jawabnya serta ikut dalam prosesnya pengembnagan pendidikan
setempat
3. menikmati tennis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif dan
efisien dalam rangkan menkalankan tugas sehari hari
4. menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan
prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdianya
5. menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesinalnya secara
individual maupun secara institusional
BAB III
PENGEMBANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,strategi atau
metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model
pembelajaran,mulai dari model pembelajaran yang sangat sederhana hingga model
pembelajaran yang rumit karena harus didukung oleh berbagai macam alat bantu ketika
diterapkan.
ciri-ciri khusus yang rumit maupun sederhana diantaranya :
- model tersebut harus rasional teoritik serta yang logis dan disusun oleh para
pencipta atau pengembanganya
- memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
- adanya tingkah laku dalam mengajar,agar model tersebut dapat dilaksanakan dan
berhasil
- adanya lingkungan belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
seorang guru harus memiliki kompetensi mengajar,memotivasi peserta
didik,membuat model intruksional,mengelola kelas,berkomunikasi,merencanakan
pembelajaran,dan mengevaluasi.

BAB IV
BERBAGAI MACAM MODEL PEMBELAJARAN
Macam-macam model pembelajaran :
1. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division ( STAD)
Dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temanya di Universitas John
Hopkins. siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5
orang,usahan setiap beranggotakan heterogen terdiri atas laki-laki dan perempuan berasal
dari berbagai suku,memiliki kemampuan tinggi ,sedang dan rendah.
Kelebihan Model Pembelajaran Tipe STAD :
- karena dalam kelompok siswa dituntut untuk aktif sehingga dengan model ini
siswa dengan sendirinya akan percaya diri dan meningkat kecakapan invidunya
- interaksii sosial yang terbangun dalam kelompok dengan sendirinya siswa
- dalam kelompok siswa diajarkan untuk saling mengerti dengan materi yang ada
sehingga siswa saling menberitahu dan mengurangi sifat kompetitif
kekurangan Model Pembelajaran STAD :
- karena tidak adanya kompetisi diantara anggota masing masing kelompok anak
yang berprestasi bisa saja turun semangatnya
- jika guru tidak bisa mengarahkan anak,maka yang berprestasi akan bisa menjadi
lebih dominan dan tidak terkendali
2. Model Pembelajaran Jigsaw
jigsaw adalah model pembeljaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan
rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajaranya sendiri dan juga pembelajaran orang
lain.
kelebihan model pembelajaran Jigsaw :
- mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar karena sudah ada kelompok ahli
yang bertugas mmenjelaskan materi kepada rekan-rekanya
- pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang singkat
- metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dfalam berbicara
dan berpendapat
kelemahan model pembelajaran Jigsaw :
- siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi,dan cenderung mengontrol
jalanya diskusi
- siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan mengalami
kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli
- siswa yang cerdas cenderung merasa bosan
3. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Heads Together
(NHT) atau kepala Bernomor Struktur. Model ini dapat dijadikan alternative variasi
model pembelajaran dengan membentuk kelompok heterogen,setiap kelompok
beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor.
Kelebihan Numbered Heads Together (NHT) :
- dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
- mampu memperdalam pemahaman siswa
- melatih tanggung jawab siswa
- menyenangkan siswa dalam belajar
- mengembangkan rasa ingin tahu siswa
Kekurangan Numbered Heads Together (NHT) :
- ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya
- ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada temanya
untuk mencarikan jawabanya
- apabila satu nomer kurang maximal mengerjakan tugasnya,tentu saja
mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomer selanjutnya
4. Example Non Example
Model pembelajaran Example Non Example barangkali kurang familiar dibanyak
kalangan. Model pembelajaran ini menggunakan media gambar sebagai media
pembelajaranya.
Kelebihan Example Non Example :
- siswa memiliki pemahaman dari sebuah defenisi dan selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih lengkap
- model ini mengantarkan siswa agar terlibat dalam sebuah penemuan dan
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman dari gambar-gambar yang ada
kelemahan Example Non Example :
- kekurangan model pembelajaran ini adalah keterbatasan gambar untuk semua
materi pembelajaran
- model ini tentu saja akan menghabiskan waktu yang akan lama apalagi jika
antusias siswa yang besar terhadap materi tersebut
5. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Pada prinsipnya model ini memiliki langkah operasional dengan urutan :
- structural menampilkan keseluruhan
- analitik melakukan proses penguraian
- sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk structural semula
Kelebihan Model Pembelajaran SAS :
- metode ini dapat sebagai landasan berfikir analisis
- dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah
mengikuti prosedur dan anak dapat cepat membaca dan kesempatan berikutnya
- berdasarkan landasan linguistic metode ini akan menolonhg anak
Kelemahan Model Pembelajaran SAS :
- metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan tampil serta
sabar
- tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini
- banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk
sekolah-sekolah tertentu dirasa sukar
- metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak
dipedesaan
- oleh karena anak sukar menganjarkan para pengajar metode SAS maka metode ini
dimana mana tidak dilaksanakan
5. Model Pembelajaran Terpadu
model pembelajaran terpadu pengorganisasian pembelajaran yang menggunakan
beberapa bidang mata pelajaran yang sesuai. Dan model ini merupakan strategi
pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk
menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak.

Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu :


- guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan atau
indikator yang digabungkan
- kegiatan anak lebioh terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada
indikator
- siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga
transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep konsep pokok
dikembangkan terus menerus
Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu :
- model pembelajaran terpadu belum memberikan gambaran yang menyeluruh
karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan atau mata pelajaran
yang lain
- model ini sangat mudah dilaksanakan secara mandiri sehingga akan menyebabkan
guru kurang kreatif
6. Model Pembelajaran Picture and Picture
merupakan model pembelajaran yang kooperatif atau mengutamakan adanya
kelompok-kelompok dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis.
Kelebihan Picture and Picture :
- Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
- Melatih berpikir logis dan sistematis.
- Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek
Kelemahan picture and Picture :
- Memakan banyak waktu.
- Banyak siswa yang pasif.
- Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
- Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
7. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning)
Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning) :
- Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi
nyata.
- Siswa memilik kemampuan membangun pengetahuannya sendiri.
. Pembelajaran berfokus pada masalah.
Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning) :
- Tidak dapat diterapkan untuk semua materi pembelajaran.
- Terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
8. Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran)
Kelebihan Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) :
- Cara ini cepat.
- Mampu mengorganisasikan ide yang muncul.
- Dagram yang terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Kelemahan Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) :
- Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
- Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
- Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.

8. Metode Make a Match (Mencari Pasangan)


Kelebihan Metode Make a Match (Mencari Pasangan) :
- Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
-. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move).
- Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
- Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.
Kelemahan Metode Make a Match (Mencari Pasangan) :
- Perlu bimbingan guru untuk melakukan pembelajaran.
- Suasana kelas menjadi gaduh.
- Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

9. Model Pembelajaran Tipe Think Pairs Share (TPS)


Kelemahan Model Pembelajaran Tipe Think Pairs Share (TPS) :
- Lebih sedikit ide yang muncul.
Model Pembelajaran Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih baik secara
perorangan maupun kelompok dalam mendiskusikan maupun memutuskan masalah dan
perbedaan.
Kelebihan Model Pembelajaran Debat :
- memantapkan pemahaman konsep skiswa terhadap materi pelajaran yang telah
diberikan
- melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang diberikan
- melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat
Kelemahan Model Pembelajaran Debat :
- saling berebut
- saling adu argument yang tidak kunjung selesai bila guru tidak menengahi
- siswa yang pandai berargumen akan selalu aktif tapi yang kuran g pandai
berargumen hanya diam dan pasif
10. Model Pembelajaran Artikulasi
Model Pembelajaran Artikulasi adalah pembelajaran dengan sistem pesan
berantai. Pesan yang akan dibawa merupakan materi pelajaran yang sedang dipelajari saat
itu.
Kelebihan Model Pembelajaran Artikulasi :
- Semua siswa terlibat (mendapat peran).
- Melatih kesiapan siswa.
- Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
- Cocok untuk tugas sederhana.
Kelemahan Model Pembelajaran Artikulasi:
- Hanya bisa diterapkan untuk mata pelajaran tertentu.
- Waktu yang dibutuhkan banyak.
- Materi yang didapat sedikit.
- Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
11. Model Pembelajaran Role Playing
Kelebihan:
- Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
- Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi
dan waktu yang berbeda.
- Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
Kelemahan:
- Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak.
- Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
- Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu.
12. Model Pembelajaran Group Investigation
Kelebihan:
- Siswa bekerja secara bebas.
- Rasa percaya diri meningkat.
- Meningkatkan belajar bekerja sama.
- Belajar berkomunikasi secara sistematis.
- Belajar menghargai pendapat orang lain.
- Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan.
Kelemahan:
- Materi yang diberikan sedikit.
- Sulit menilai secara personal.
- Diskusi kelompok berjalan kurang efektif.
- Siswa yang tidak mampu memahami materi akan kesulitan.
13. Model Pembelajaran Bertukar Pasangan
Kelebihan model pembelajaran bertukar pasangan :
- setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi
- menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan yang tidak pintar
- mendorongh siswa tampil prima karena membawa nama baik kelompok lamanya
- tercipta suasana gembitra dalam belajar
Kelemahan model pembelajaran bertukar pasangan :
- ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya
- ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada temanya
untuk mencarikan jawabnya
14. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Model pembelajaran Snowball Throwing (bola salju bergulir) merupakan model
pembelajran denganm menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat
berbetuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesame anggota
kelompok.
Kelebihan:
- Suasana pembelajaran menyenangkan.
- Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
- Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan.
- Siswa aktif.
- Ketiga aspek pembelajaran dapat tercapai.
Kelemahan:
- Bergantung pada kemampuan siswa.
- Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik akan menjadi bagi
anggota lainnya.
- Tidak ada kuis individu maupun penghargaan.
- Memerlukan waktu yang panjang.
- Kelas sering sekali gaduh.
15. Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining
Merupakan model p-embelajaran yang melatih siswa untuk dapat
mempresentasikan ide atau gagasan mereka pada teman-temanya.
Kelebihan:
- Materi yang disampaikan lebih konkret.
- Dapat meningkatkan daya serap siswa.
Kelemahan:
- Siswa yang malu tidak dapat mendemonstrasikan apa yang diperintah guru.
- Tidak muda bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menerangkan secara
ringkas.
16. Model Pembelajaran Course Review Horay
merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi
meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka setiap
siswa tersebut diwajibkan berteriak “hore” atau iyel-iyel lainya yang disepakati.
Kelebihan Model Pembelajaran Course Review Horay :
- pembelajaranya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya
- pembelajaranya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana
tidak menegangkan
Kelemahan model Pembelajaran Course Review Horay :
- siswa aktif dan pasif nilaianya disamakan
- adanya peluang untuk curang
17. Model Pembelajaran Talking Stick
Kelebihan:
- Menguji kesiapan peserta didik.
- Peserta didik berani menyampaikan pendapatnya.
Kelemahan:
- Membuat siswa senam jantung.
- Membuat peserta didik tegang.
18. Model Pembelajaran Demonstrasi
Kelebihan:
- Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses.
- Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
- Kesalahan hasil dari ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh
konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Kelemahan:
- Sukar melihat dengan jelas benda yang dilihatnya.
- Tidak semua benda dapat di demosntrasikan.
- Sukar dimengerti bila direkomendasikan oleh guru yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan.
19. Model Pembelajaran Eksperimen
Adalah metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan
sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
Pada intinya,model Pembelajaran Eksperimen ini bertujuan untuk membuktikan kepada
siswa kebenaran rill dan teori-teori hukum yang berlaku,dan siswa mendapatkan jawaban
langsung dari percobaan yang dilakukan.
Kelebihan model Pembelajaran Eksperimen :
- perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di
demonstrasikan atau dieksperimenkan
- Memberi Pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan
terampil dalam berbuat
- hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen
Kelemahan Model Pembelajaran Eksperimen :
- persiapan dan pelaksaan memakai waktu lama
- metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang yang
lengkap sesuai denganm kebutuhan
20. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative,Integrated,Reading,And Composition)
Model pembelajaran Cooperative Integrated Integrated Reading and Compisition
CIRC (kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran yang
lebih cocok dan tepat diamplikasikan pada mata pelajaran bahasa Indonesia khusus matei
membaca,menemukan ide pokok,pokok pikiran atau tema sebuah wacana atau kliping.
Kelebihan:
- Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.
- Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
- Siswa termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja dalam kelompok.
- Siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaanya.
- Membantu siswa yang lemah.
Kelemahan:
- Hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga
model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata
pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.
21. Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle (Lingkaran Besar-Lingkaran Kecil)
Kelebihan:
- Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan.
Kelemahan:
- Membutuhkan ruang kelas yang besar.
- Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau, juga
rumit untuk dilakukan.
22. Model Pembelajaran Cooperative Learning (Tebak Kata)
Model ini adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja
sama saling membantu mengonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan.
Kelebihan:
- Meningkatkan harga diri tiap individu.
- Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar, sehingga konflik
antaspribadi berkurang.
- Sikap apatis berkurang.
Kelemahan:
- Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
- Perasaan was-was pada anggita kelompok akan hilangnya karakeristik pribadi
mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.
- Banyak peserta takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil.
X. Model Pembelajaran Word Square
Adalah model pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya dan
berirentasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran.
Kelebihan Model Pembelajaran Word Square :
- proses pembelajaran dengan model Word Square mendorong pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran
- siswa akan terlatih untuk disiplin
- sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis
- marangsang siswa untuk berpikir efektif
Kekurangan Dari Model Pembelajaran Word Square :
- dengan materi yang telah dipersiapkan akhirnya dapat menumpulkan kreatifitas
siswa
- siswa tinggal menerima bahan mentah
- siswa tidak dapat mengembvangkan materi yang ada dengan kemampuan atau
potensi yang dimilikinya
23. Model Pembelajaran Scramble
Kelebihan:
- Memudahkan mencari jawaban.
- Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
- Semua siswa terlibat.
- Kegiatan tersw dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
-. Melatih untuk disiplin.
Kelemahan:
- Siswa kurang berfikir kritis.
- Bisa saja mencontek jawaban teman lainnya.
- Mematikan kreatifitas siswa.
- Siswa tinggal menerima bahan mentah.

24. Model Pembelajaran Consepct Sentence.


Kelebihan:
- Siswa lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
- Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
- Model ini hanya untuk mata pelajaran tertentu.
- Bagi siswa yang pasif dapat mengambil jawaban dari temannya.
25. Pembelajaran Time Token
Kelebihan:
- Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi.
- Mengajarkan siswa untuk saling menghargai.
- Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
Kelemahan:
- Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran.
- Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi.
26. Model Pembelajaran Round Club (Keliling Kelompok)
Adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama
saling membantu mengkontruksi konsep.
Kelebihan :
- setiap kelompok diajarkan untuk bertanggung jawab
- anggota kelompok saling memberikan ide tentang materi yang dibicarakan
- lebih dari sekedar belajar kelompok karena interaksi yang dibangun adalah
interaksi yang saling memberi informasi dan pengetahuan
- bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat,pandangan serta hasil
pemikiran
- dapat membina dan memperkaya emosional
kekurangan :
- banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran kelompok keliling
- suasana kelas menjadi rebut
- tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan pengayaan
27. Model Pembelajaran Inquiry
Kelebihan:
- SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif kognitif,afektif dan psikomotor secara seimbang,sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
- SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
- SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan.
- SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-
rata.Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan:
- SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran,maka akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.
- Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam
kebiasaan siswa dalam belajar
- Kadang kadang dalam implementasimnya,memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
28. Model Pembelajaran Numbered Head Together
Kelebihan:
- Setiap siswa menjadi siap semua.
- Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
- Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
- Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu
yang lama.
- Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
39. Metode Belajar Cooperative Script
Merupakan model yang dapat meningkatkan daya ingat.
Kelebihan:
- Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
- Setiap siswa mendapat peran.
- Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan
Kelemahan:
- Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
- Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi
hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Ringkasan Buku Pembanding II
BAB I
ESENSI DAN RANAH PROFESI PENDIDIKAN
A. Ranah Profesi Kependidikan
Profesi kependidikan terdiri dari dua ranah yaitu profesi pendidik dan profesi
kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) merupakan dua jenis profesi atau
pekerjaan yang saling mengisi.
Tenaga kependidikan adalah anggota masarakat ang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, dimana didalamnya termasuk pendidik.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai dengan
kekhususannya.
Secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi 5 kategori yaitu :
 Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar dan pelati
 Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas pemilik, pengawas, peneliti dan
pengembang di bidang kependidikan dan pustakawan
 Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar
 Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor
dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
 Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administrative
kependidikan.
B. Guru dan Tenaga Kependidikan Profesional
Sesungguhnya guru dan pendidik merupakan dua hal yang bisa berbeda maknanya.
Kata pendidik (Bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata educator (Bahasa Inggris).
Di dalam kamus Webster kata educator berarti educationist yang padanannya dalam bahasa
Indonesia adalah pendidik, spesialis di bidang pendidikan atau ahli pendidikan.
Kata guru (Bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata teacher (bahasa inggris).
Di dalam kamus Webster, kata teacher bermakna sebagai seseorang yang mengajar,
khususnya di sekolah.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologi pembelajaran dan
keilmuan. Tautan antara keduanya tercermin dalam kinerjanya selama transformasi
pembelajaran.
C. Profesi dan Prinsip-prinsip Profesionalitas
Di dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa prinsip-
prinsip profesi guru adalah sebagai berikut :
- Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
- Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan
akhlak mulia.
- Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas.
- Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
- Memiliki tanggung jawab atas tugas profesionalan
- Memiliki jaminan perlindungan hukum
- Memiliki organisasi profesi ang mempunyai wewenang mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.

BAB II
PENDEKATAN PELEMBAGAAN PROFESI
A. Pengantar
Jika pendidikan merupakan salah satu instrument utama pengembangan sumber daya
manusia (SDM) ,berarti tenaga kependidikan,terutama guru ,memiliki tanggung jawab untuk
mengemban tugas itu.
B. Pendekatan Karakteristik
Pendekatan karakteristik memandang bahwa profesi mempunyai seperangkat elemen
inti yang memebedakannya dengan pekerjaan lainnya. Seseorang penyandang profesi dapat
disebut professional manakala elemen-elemen inti itu sudah menjadi bagian integral dari
kehidupannya.
C. Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional memandang profesi dari segi proses institusional atau
perkembangan asosional. Maksudnya, kemajuan suatu pekerjaan kearah pencapaian status
ideal suatu profesi dilihat atas dasar tahap-tahap yang harus dilalui untuk melahirkan proses
pelembagaan suatu pekerjaan menuju profesi yang sesungguhnya.

D. Pendekatan Legalistik
Pendekatan Legalistik yaitu pendekatan ang menekankan adanya pengakuan atas
suatu profesi oleh negara atau pemerintah.

BAB III
RANAH PENGEMBANAGN KEPROFESIAN GURU
A. Pengantar
Kesadaran untuk menghadirkan guru dan tenaga kependidikan yang professional
sebagai sumber daya utama pencerdas bangsa seperti disajikan diatas,barangkali sama tuanya
dengan sejarah peradaban pendidikan.
B. Penyediaan Guru
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.
Mereka diangkat sesuai dengan peraturan regulasi yang berlaku di lingkungan pemerintahan,
penyelenggara atau satuan pendidikan. Mereka ang diangkat sebagai guru merupakan lulusan
lembaga penyedia calon guru.
C. Induksi Guru Pemula
Program induksi merupakan transisi bagi guru pemula, terhitung mulai dia pertama
kali menginjakakan kaki di sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak dilepas
untuk menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran secara mandiri.
D. Profesionalisasi Guru Berbasis Lembaga
Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan professional guru. Kegiatan ini dapat
dilakukan atas prakarsa institusi.

E. Profesionalisasi Guru Berbasis Individu


Dari sisi kepribadian untuk tumbuh menjalani profesionalisasi, ciri-ciri umum guru
professional adalah :
- Melakukan profesionalisasi diri
- Memotivasi diri
- Memiliki kesadaran diri
- Berempati tinggi
- Melakukan pengembangan diri
- Menjadi pembelajar
- Taat pada kode etik
Adapun Kode Etik Guru Indonesia, yaitu :
- Hubungan Guru dengan Peserta Didik
- Hubungan Guru dengan Orangtua/Wali Siswa
- Hubungan Guru dengan Masyarakat
- Hubungan Guru dengan Sekolah dan Rekan Sejawat
- Hubungan Guru dengan Profesi
- Hubungan Guru dengan Organisasi Profesinya
- Hubungan Guru dengan Pemerintah.

BAB IV
PENGEMBANGAN PROFESI DAN KARIR
A. Alasan Esensisial
Kegiatan pembinaan dan pengembangan kemampuan professional guru secara
berkelanjutan harus dilaksanakan atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi yang sistematis.
Pendidikan,pelatihan dan pengembangan merupakan proses yang ditempuh oleh
guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan.
B. Fokus Pengembangan
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, P3KG meliputi pembinaan
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional.

C. Kesamaan Hak atas Pengembangan


Semua guru dan tenaga kependidikan memiliki hak yang sama untuk mengikuti
kegiatan pembinaan dan profesi. Khusus untuk guru, program ini berfokus pada empat
kompetensi.
BAB V
PRINSIP DAN JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN

A. Prinsip-prinsip Pengembangan
Prinsip dan Pengembangan profesi guru dilaksanakan atas dasar prinsip umum
dan prinsip khusus.Prinsip khusus atau operasional pembinaan dan pengembangan
profesi dan karir disajikan sebagai berikut ini ; pertama, ilmiah, kedua, relevan, ketiga,
sistematis, keempat, konsisten, kelima, aktual, keenam, fleksibel , ketujuh demokratis,
kedelapan, obyektif, kesembilan, komprehensif, kesepuluh, memandirikan, kesebelas,
professional, keduabelas bertahap, ketigabelas,berjenjang, keempatbelas,berkelanjutan,
kelimabelas, akuntabel, keenambelas,efektif, ketujuhbelas, efisien.
B. Jenis-jenis Kegiatan Pengembangan
Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru,termasuk juga tenaga
kependidikan pada um,umnya dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan (diklat) antara lain sebagai berikut :
` 1. Pendidikan dan Pelatihan
Adapun pendidikan dan pelatihan, sebagai berikut ; In House Training (IHT),
pelatihan yang dilaksanakan di kelompok kerja guru , Program Magang, Kemitraan
Sekolah, Belajar jarak jauh,Pelatihan berjenjang, Kursus singkat di perguruan tinggi atau
lembaga pendidikan lainnya, Pembinaan internal oleh sekolah, dan Pendidikan lanjut.
2. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan
Adapun kegiatan selain pendidikan dan pelatihan, sebagai berikut ; Diskusi
masalah-masalah pendidikan, Seminar, Workshop, Penelitian, Penulisan buku,Pembuatan
media pembelajaran, Pembuatan karya seni/teknologi.

BAB VI
PERAN DAN TUGAS GURU

A. Peran Guru di Sekolah


Peran guru disekolah adalah sebagai berikut
- Guru sebagai perancang
- Guru sebagai penggerak
- Guru sebagai evaluator
- Guru sebagai motivator
B. Perluasan Peran Guru
Guru masa depan harus mampu memainkan perann sebagai berikut :
- Sebagai penasihat
- Sebagai subjek yang memproduksi
- Sebagai perencana
- Sebagai innovator
- Sebagai motivator
- Sebagai pengembang
- Sebagai penghubung
- Sebagai pemelihara
C. Tugas Guru
Menurut PP No.74 Tahun 2008, jabatan guru terdiri dari tiga jenis yaitu tugas
guru sebagai guru kelas, guru bidang studi dan guru mata pelajaran.

BAB VII
PROFESIONALISASI BIDANG KEADMINISTRASIAN PENDIDIKAN
A. Esensi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan adalah proses kerjasama antara dua orang atau lebih
dengan menggunakan sumber daya kependidikan ang tersedia dan yang dapat diakses
untuk mencapai tujuan pendidikan secara berdayaguna dan berhasil guna.
Administrasi adalah serial proses kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam rangka mengimplementasikan substansi tugas kependidikan untuk mencapai tujuan
tertentu secara efektif dan efisien.
B. Administrasi atau Manajemen Pendidikan
Istilah administrasi umumnya merujuk pada proses kerja manajerial tingkat
puncak dilihat dari konteks keorganisasian, sedangkan manajemen merujuk pada proses
kerja manajerial pada tingkat operasional, misalnya nabajeneb kelas, manajemen sumber
daya manusia, dan sebagainya.
C. Dua Pendekatan
1. Pendekatan Fungsional
Menurut Fyol, yang dikutip Robbins, secara tradisional ada lima fungsi
administrasi yaitu; merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasikan
dan mengendalikan.
2. Pendekatan Substantif
Administrasi sekolah dapat didekati dari dua sudut pandang, yaitu pendekatan
proses dan pendekatan tugas. Pendekatan proses meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Pendekatan tugas administrasi sekolah mencakup tugas-tugas primer yang harus
dilakukan di sekolah.

BAB VIII
KEPROFESIAN BIDANG KEKEPALASEKOLAHAN
A. Fungsi Kepala Sekolah
Kepala sekolah dapat memerankan banyak fungsi, ang orangnya sama tapi
topinya yang berbeda, adapun fungsi kepala sekolah yaitu : Kepala sekolah sebagai
educator, Kepala sekolah sebagai manajer, Kepala sekolah sebagai administrator, Kepala
sekolah sebagai supervisor, Kepala sekolah sebagai leader, Kepala sekolah sebagai
innovator, Kepala sekolah sebagai motivator, Kepala sekolah sebagai enttrepreuner.
B. Kepala Sekolah Sebagai Pejabat Formal
Secara sistem, jabatan kepala sekolah sebagai pejabat atau pemimpin formal dapat
diuraikan melalui berbagai pendekatan yakni pengengkatan, pembinaan dan tanggung
jawab.
C. Kriteria Kepala Sekolah
Di dalam PP No.19 Tahun 2005 disebutkan syarat-syarat untuk menjadi kepala
sekolah yaitu sebagai berikut :
1. kriteria untuk menjadi kepala TK/RA
2. kriteria untuk menjadi kepala SD/MI
3. Kriteria untuk menjadi kepala SMP/MTs/SMA/MA/SMK/MAK
4. kriteria untuk menjadi kepala SDLB/SMPLB/SMALB
D. Kompetensi Kepala Sekolah
Adapun kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah yaitu; kompetensi bidang
perencanaan, bidang pengorganisasian, bidang implementasi program, pengendalian
program, bidang pelaporan, memimpin sekolah, memberdayakan sumber daya sekolah,
melakukan supervisi, menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, mengelola
kesiswaan, mengelola guru dan tenaga kependidikan, mengelola keuangan, menguasai
landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan, mengetahui tingkat perkembangan
siswa, mengelola sarana dan prasarana, memahami kebijakan pendidikan, berjiwa
pemimpin, bersikap terbuka dan komitmen.
E.Peningkatan Mutu
Kepala sekolah sebagai administrator kiranya harus benar-benar sadar bahwa
hingga kini,mutu pendidikan kita mendapatkan sorotan tajam.Menurut Diane Massell
(1998), ada 7 elemen kapasitas untuk meningkatkan mutu pendidikan persekolahan yaitu:
- Pengetahuan dan keterampilan guru
- Motivasi siswa
- Materi kurikulum
- Kualitas dan tipe orang-orang ang mendukung proses pembelajaran
- Kuantitas dan kualitas interaksi para pihak tingkat organisasi sekolah
- Umber-sumber material
- Organisasi dan alokasi sumber sekolah di tingkat lembaga
F. Dewan pendidikan dan komite sekolah
Dewan pendidikan merupakan lembaga mandiri yang dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan serta
pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi dan kota.
BAB IX
KEPROFESIAN BIDANG KEPENGAWASAN SEKOLAH

A. Jabatan Supervisor Sekolah


Dalam skema PP No 74 tahun 2008 tentang Guru,Pengawas sekolah esensisnya
adalah guru yaitu guru dalam jabatan pengawas.karena itu pengawas sekolah tenaga
professional yaitu disamping sebagai guru professional,ia harus menjadi pengawas sekolah
yang professional pula.
B. Tugas Pokok Pengawas Sekolah
Sebagai tenaga professional, pengawas sekolah mempunyai tugas yang cukup luas.
Nana Sudjana(2006) mengemukakan bahwa tugas pokok pengawas sekolah adalah
melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervise, baik
supervise akademik maupun supervise manajerial.
C. Fungsi Pengawas Sekolah
Dalam melaksanakan fungsi supervise akademik, pengawas hendaknya berperan sebagai :
- Mitra guru dalam meningkatkan hasil pembelajaran di sekolah binaannya
- Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran
- Pembina, pembimbing pendidikan
- Konselor bagi kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah
- Motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah
D. Kewenangan Pengawas Sekolah
1. bersama kepala sekolah dan guru yang dibinanya menentukan program
peningkatan mutu pendidikan
2. menyusun program kerja/agenda kerja kepengawasan pada sekolah binaanya dan
membicarakanya dengan kepala sekolah danguru pada sekolah yang bersangkutan
3. menentukan metode kerja untuk pencapaian hasil optimal berdasarkan program
kerja yang telah disusun
4. menetapkan kinerja sekolah,kepala sekolah dan guru serta tenaga kependidikan
guna peningkatan kualitas diri dan layanan pengawasan.

E.Kompetensi Pengawas Sekolah


Secara akademik, standar kompetensi pengawas sekolah dikelompokkan kedalam
tiga kompoen yaitu :
- Komponen kompetensi pofesional (terdiri dari subkomponen kompetensi
pengawasan sekolah, kompetensi wawasan kependidikan, kompetensi
akademik/vokasional dan kompetensi pengembangan profesi
- Komponen kompetensi personal
- Komponen kompetensi sosial

BAB X
PROFESI SUPERVISOR DAN SUPERVISI PEBELAJARAN
A. Defenisi Supervisi
Penulis buku ini mendefenisikan supervise sebagai upaya peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran dengan jalan meningkatkan kompetensi dan keterampilan
guru melalui bimbingan professional oleh pengawas sekolah.
B. Supervisi bukan Inspeksi
Titik tekan inspeksi adalah menyalahkan,sedangkan supervise titik fokusnya
adalah melakukan bimbingan professional.
C. Tujuan Supervisi
Dilihat dari prosesena, tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis
dan bimbingan kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
melaksanakan tugas dan menjelaskan proses belajar mengajar.
D. Fungsi Supervisi dan Supervisor
Made Pidarta (2009) merumuskan fungsi supervisor sebagai berikut :
- Sebagai perantara dalam menyampaikan minat siswa
- Memantau penggunaan dan hasil-hasil sumber belajar
- Merencanakan program pendidikan
- Mengembangkan program baru
- Memilih inovasi yang konsisten

E. Peranan Supervisor Pembelajaran


Menurut Olivia (1984) peran supervisor pembelajaran ada empat, yaitu :
- Sebagai koordinator
- Sebagai konsultan
- Sebagai pemimpin kelompok
- Sebagai evaluator
F. Tugas Pokok Supervisor Pembelajaran
Ada empat tugas utama pengawas sekolah yaitu :
- Merencanakan penilaian yang dilengkapi dengan instrumennya
- Melaksanakan penilaian sesuai kaidah penilaian
- Mengolah hasil penilaian
- Memanfaatkan hasil penilaian untuk berbagai keperluan.
G. Kelengakapan Administrasi
Dalam menjalankan tugas profesinya pengawas sekolah memiliki beberapa
kewajiban memenuhi perangkat administrasi. Kewajiban administrasi itu merupakan
tindak lanjut keluarnya Permendiknas Nomor 12 tahun 2007.
G. Prinsip- prinsip Supervisi
Tahalele dan Indrafachrudi (1975) merumuskan prinsip-prinsip supervisi, yaitu :
- Dilaksanakan secara demokratis fan kooperatif
- Kreatif dan konstruktif
- Ilmiah dan efektif
- Dapat memberi perasaan aman pada guru
- Memberi kesempatan kepada supervisor
I. Tipe-tipe Supervisi Pembelajaran
1. supervise sebgai inspeksi
2. supervise yang Laisses Faire
3. Supervisi yang Coersive
4. Supervisi yang bertipe Training dan Guidance
5. supervise yang demokratis

J. Pendekatan Supervisi Pembelajaran


1. supervise ilmiah
2. supervise Artistik
K. Implementasi Teknik Supervisi
1. Observasi kelas
2. Salingh mengunjungi
3. Demonstrasi mengajar
4. kaji tindak

BAB XI
PROFESI SUPERVISOR KLINIS UNTUK PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Supervisi Klinis
Perwujudan supervisi klinis memang tidak melulu terfokus pada pengembangan
professional guru melainkan berkaitan juga dengan kesejahteraan,proteksi atas profesi dan
peningkatan hasil belajar siswa.

B. Defenisi Supervisi Klinis


Supervisi klinis adalah proses bantuan atau terapi professional yang berfokus pada
upaya perbaikan pembelajaran melalui proses siklikal yang sistematis dimulai dari
perencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap penampilan guru dengan tujuan
untuk memperbaiki proses pembelajaran.

C. Ciri- ciri Supervisi Klinis


- Bimbingan supervisor pengajaran bersifat hubungan pembantuan bukan perintah
atau intruksi
- Pelaksanaan supervisi klinis selayaknya teknik observasi kelas
- Guru hendaknya dapat menganalisis penampilannya
- Supervisor dapat digunakan untuk memebntuk keterampilan pembelajaran

D. Tujuan Supervisi Klinis


- Menjaga konsistensi motivasi dan kinerja guru
- Mendorong keterbukaan guru kepada supervisor menciptakan kesadaran guru
terhadap tanggung jawabnya
- Membantu guru untuk menganalisis masalah
- Membantu guru untuk menemukan cara pemecahan permasalahan

E. Model-model Supervisi Klinis


- model pengembangan
- model terpadu
- model Orientasi Spesifik
F. Komunikasi Klinis
- evalusi-deskripsi
- penguasaan-permasalahan
- manipulasi-spontanitas
- tidak memperhatikan-memperhatikan
- besikap suoer-menyamakan diri
- kaku-luwes

BAB XII
KEPROFESIAN DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KONSELING

A. Urgensi Layanan Guru Bimbingan Konseling


Akhmad Sudradjat (2008) mengemukakan fungsi bimbingan dan konseling di
sekolah, sebagai berikut ; sebagai fungsi pemahaman, fungsi preventif, fungsi
pengembangan, fungsi penyembuhan, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi
penyesuaian, fungsi perbaikan, fungsi fasilitasi, fungsi pemeliharaan.

B. Penyusunan Program
- Setiap pengawas BK wajib menyusun rencana program pengawasan
- Program tahunan, semester, sekurang-kurangnya membuat fokus, tujuan,
indikator, strategi, scenario kegiatan, sumber daa yang diperlukan, penilaian dan
instrument pengawasan.
- Program disusun secara rapid an menjadi pegangan bersama pengawas BK dan
guru binanya

C. Pelaksanaan Program
- Kegiatan suoervisi BK meliputi pembinaan dan pemanauan pelaksanaan BK di
sekolah.
- Pelaksanaan penilaian pengawasan BK dimaksudkan untuk menilai kinerja guru
- Kegiatan ini dilakuka di sekolah binaan
- Semua kegiatan tercatat rapid an didokumentasikan dengan baik

BAB XIII
KEPROFESIAN BIDANG KETATALAKSANAAN PENDIDIKAN

A. Esensi Penatalaksana Sekolah


Istilah tatalaksana yang dipakai disini untuk membedakanya dengan istilah
administrasi.Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu,melayani dan
memudahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.

B. Fungsi Tatalaksana Sekolah


Secara operasional tatalaksana sekolah berfungsi membantu administrator sekolah
dalam kegiatan- kegiatan, sebagai berikut ; administrasi, kepegawaian, mengelola keuangan
sekolah, mengelola perlengkapan, mengelola kesekretariatan, mengantarkan surat ke luar.
C. Standar Kompetensi Tatalaksana
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2008 tentang Standar Staf Administrasi Sekolah, kompetensi yang harus dipenuhi oleh
staf tata usaha atau staf administrasi sekolah, yaitu ; kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, kompetensi teknis, kompetensi manajerial.
BAB XIV
TUGAS KEPROFESIAN UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN
A. Pengantar
Kurikulum yang dikembanmgkan saat ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).Dengan KTSP berarti Kurikulum disusun oleh satuan pendiddikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.

B. Defenisi dan Prinsip


Kurikulum merupakan seperangkat rencana yang memuat tujuan, isi dan bahan ajar
serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dalam naskah yang dikeluarkan oleh BNSP disebutkan bahwa KTSP dikembangakn
berdasarkan prinsip sebagai berikut :
- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
- Beragam dan terpadu
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan
- Menyeluruh dan berkesinambungan
- Belajar sepanjang hayat
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

C. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


- Tujuan Pendidikan
- Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
- Mata Pelajaran
- Muatan Lokal
- Kegiatan Pengembangan
- Pengaturan beban Belajar
- ketuntasan belajar
- kenaikan kelas dan kelulusan
- penjurusan
- pendidikan kecakapan hidup
- pendidikan berbasis Keunggulan Lokal dan Global
- Kalender Pendidikan

C. Pengembangan Silabus
Silabus adalah recana pembelajaran pada suatu mata pelajaran tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/ alat belajar.

D. Unit Waktu dan Pengembangan Silabus


Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per
tahun dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok. Implementasi pembelajaran
per semester menggunakan pengalan silabus sesuai dengan Kompotensi dan Kompetensi
Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang bersedia pada struktur kurikulum.

E. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


- Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
- Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
- Mengembangan Kegiatan Pembelajaran
- Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
- Penentuan jenis penilaian
- Menentukan alokasi waktu
- Menentukan sumber belajar
F. Pelaksanaan Penyusunan KTSP
- analisis konteks
- mekanisme penyusunan

BAGIAN II
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


A. BUKU UTAMA
 Kelebihan :
 Covernya menarik
 Penggunaan bahasanya sederhana sehingga mudah dipahami oleh
pembaca
 Penyajian materinya sangat jelas sehingga pembaca dapat memahaminya
 Penyajian materinya sesuai dengan judul buku
 Kelemahan :
 Terkadang ada terdapat kata-kata istilah yang sulit untuk dipahami
 Masih terdapat teknik penulisan yang kurang rapi sehingga ada
penggunaan spasi yang berbeda
 Setiap keterangan yang penting dan unik sebaiknya diberi tampilan yang
menarik
B. BUKU PEMBANDING I
 Kelebihan :
Buku kedua memberi dan menjelaskan tentang gambaran mengenai guru
Profesional, dimana banyak hal yang harus dikuasai untuk terciptanya tujuan
pendidikan itu sendiri. Dan juga seperti apa seorang guru harus bisa
mengembangkan model-model pembelajaran yang ada selama ini,serta gambaran
untuk menjadi guru professional yang bisa mentransformasikan keilmuanya
secara utuh dan benar.
 Pengarang buku jelas di cantumkan
 Buku ini sesuai dengan target yang dituju yaitu pada calon guru dan guru
yang dimana nantinya kelak dapat menjadi guru yang profesinal
 Pembahasan dalam buku ini sangat detail dan mudah dipahami
 Gagasan yang diungkapkan oleh penulis cukup teratur dan logis dan
disajikan secara analitis
 Pengarang mencantumkan ilustrasi,daftar pustaka dan indeks yang
bermanfaat
 pengarang memiliki banyak sumber referensi tentang Guru terutama
menjadi Guru yang Profesional
 Buku ini sangat cocok untuk Mahasiswa sebagai bahan referensi dalam
menghaddapi Dunia sekolah kelak nantinya
 Buku ini dapat dijadikan pedoman bagi Calon guru dan Guru
 Isi buku sesuai dengan praktek di dunia nyata
 Kelemahan :
 Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan namun tidak
dijelaskan,contohnya ketika ada pendapat orang luar indonesia yang disitu
menggunakan bahasa inggris tentu dibutuhkan penjelasan mengingat yang
membaca orang indonesia.
 Harusnya gambar lebih dicantumkan agar pembaca dapat langsung
membayangkan dan mengoperasikanya .
 Dibutuhkan catatan-catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-
istilah yang asing dan butuh penjelasan.

C. BUKU PEMBANDING II
 Kelebihan :
 Pengarang buku jelas
 Dari Judul buku jelas sesuai dengan target pengarang yaitu pada calon
guru dan guru yang dimana nantinya kelak dapat menghadapi realitas
Globalisasi
 Pembahasan dalam buku ini sangat detail dan mudah untuk dipahami
 Pengarang mencantumkan ilustrasi,daftar pustaka dan indeks dan daftar
lampiran
 pengarang memiliki banyak sumber referensi tentang kependidikan
 Buku ini sangat cocok untuk Mahasiswa Calon guru
 sebagai bahan referensi dalam menghadapi Dunia sekolah kelak
nantinyaBuku ini simple dan menarik dan tidak membosankan pembaca
 Buku ini dapat dijadikan pedoman bagi Calon guru dan Guru
 ini bisa digunakan sebagai panduan dan pedoman untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana menjadi Guru yang Profesional
 Penulis menjelaskan secara rinci dan memberikan contoh-contoh sehingga
pembaca cepat memahami maksud dari penulis.
 Kelemahan :
 Tulisan terlalu rapat karena buku nya lumayan tebal sehingga saat membaca
susah untuk menemukan intisari nya.
 Terdapat beberapa tulisan yang masih membutuhkan penjelasan
 Tidak mencantumkan Gambar yang mudah untuk dibayangkan dan tidak
ditemukan peta konsep didalamnya.
 Kajian konsep kata dan kalimat yang disajikanya sulit dimengerti oleh
pembaca atau tidak mudah dipahami saat dibaca.
 Banyak kata-kata yang diulang dan kata-kata yang digunakan sangat baku.
 sulit untuk dimengerti dan dipahami sehingga harus mengulang kembali
membacanya untuk memahaminya.
 dilihat dari bentuk tulisan buku ini terlalu rapat dan kejelasan tulisan kurang
jadi kelihatan seperti kurang rapi membuat pembaca sedikit bosan untuk
membacanya.
 Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan namun tidak
dijelaskan,contohnya ketika ada pendapat orang luar indonesia yang disitu
menggunakan bahasa inggris tentu dibutuhkan penjelasan mengingat yang
membaca orang indonesia.
 Dibutuhkan catatan-catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-istilah
yang asing dan butuh penjelasan.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam pembahasan buku yang di kritik terdapat banyak perbedaan baik dalam isi
maupun penyajian materinya.
Dengan hadirnya buku ini dapat membantu dan memenuhi kebutuhan para
mahasiswa yang menempuh perkuliahanya di jurusan-jurusan pendidikan : usia
dini,dasar,menengah. kehadiran buku ini membawa dan memberikan manfaat bagi
pengembang wawasan akademisi dan praktisi pendidikan. Dengan memahami dan
mengerti tentang profesi kependidikan,maka calon tenaga pendidik diharapkan mampu
menguasai dan mendidik siswa siswi dengan profesional.
Buku ini dapat dibaca karena di dalamnya memuat ilmu-ilmu pendidikan. Buku
ini akan sangat membantu serta memenuhi kebutuhan para peminat peningkatan mutu
pengajaran,baik dari kalangan mahasiswa,calon guru,maupun guru terutama bagi mereka
yang ingin memahami profesi kependidikan .
Penguraian dalam ketiga buku yang di kritik ini banyak mengungkap bagaimana
menjadi Guru yang professional untuk tercapaianya tujuan pendidikan di dunia
Globalisasi.
Penguraian dalam ketiga buku ini banyak mengungkap teori-teori dari para
ahli,dan penjelasan yang terdapat dalam kedua buku ini mudah-mudahan bisa membantu
kita dalam memahami sesuatu hal dalam berfikir.
B. Saran
Dari pembahasan diatas diharapan mahasiswa yang merupakan calon guru benar-
benar memperhatikan tugasnya sebagai profesi pendidik. Dengan demikian, juga dapat
disimpulkan bahwa untuk menjadi guru professional yang memiliki akuntabilitas dalam
melaksanakan kedua kompetensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat
dalam diri setiap calon guru atau guru untuk mewujudkannya.

Anda mungkin juga menyukai