Anda di halaman 1dari 23

ATRAUMATIC CARE

DAN
SISTEM PERLINDUNGAN ANAK

HADIRAT CANDRA LAOLI, S.Kep, Ns, M.KM


PERNAKAH
ANDA DIRAWAT DI RUMAH Bagaimanakah gambaran perasaan
SAKIT ? anda ketika dilakukan tindakan medis
?
( Takut, Stres, Cemas dsd ….)

Coba anda bayangkan ketika prosedur


tindakan medis tersebut dilakukan pada
anak-anak ?

Akan berdampak pada


psikologis anak
PENGERTIAN …..

Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah asuhan

terapeutik dalam lingkungan oleh seseorang (personal)

dengan melalui penggunaan intervensi yang menghilangkan

atau memperkecil distres psikologis dan fisik yang dialami

oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem

pelayanan kesehatan.
Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah
perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada
anak dan keluarga. Perawatan tersebut difokuskan dalam
pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian
dalam keperawatan anak.

Perhatian khusus pada anak sebagai individu yang


masih dalam usia tumbuh kembang sangat penting karena
masa anak-anak merupakan proses menuju kematangan,
yang mana jika proses menuju kematangan tersebut
terdapat hambatan atau gangguan maka anak tidak akan
mencapai kematangan.
Tujuan utama perawatan
atraumatik adalah mencegah trauma
atau meminimalkan pemisahan anak
dari keluarganya, meningkatkan
pengendalian perasaan dan mencegah
atau meminimalkan nyeri dan cedera
pada tubuh.
Contoh pemberian asuhan atraumatik meliputi
pengembangan hubungan anak-orang tua selama
dirawat di rumah sakit, menyiapkan anak sebelum
pelaksanaan terapi dan prosedur yang tidak
dikenalinya, mengendalikan rasa sakit,
memberikan privasi pada anak, memberikan
aktivitas bermain untuk mengungkapkan
ketakutan dan permusuhan, menyediakan pilihan
untuk anak-anak dan menghormati perbedaan
budaya.
PRINSIP-PRINSIP ATRAUMATIC CARE
 Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari
keluarga.
 Meningkatkan kemampuan orang tua dalam
mengontrol perawatan pada anak.
 Mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri
(dampak psikologis)
 Tidak melakukan kekerasan pada anak.
 Modifikasi lingkungan.
Bentuk perawatan terapeutik dapat
diberikan pada anak dan keluarga agar
dapat mengurangi dampak psikologi
dari tindakan keperawatan yang
diberikan. seperti memperhatikan
dampak tindakan yang diberikan
dengan melihat prosedur tindakan
atau aspek lain yang kemungkinan
berdampak terjadinya trauma.
SISTEM
PERLINDUNGAN ANAK
PENGERTIAN ….

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan


melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.

Sistem perlindungan anak diatur berdasarkan Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, dimana pada Pasal 55
menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pemda)
wajib menyelenggarakan pemeliharaan, perawatan dan rehabilitasi
sosial anak terlantar baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga.
HAK ANAK

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor


35 tahun 2014, hak-hak anak meliputi :

a. Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi


secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
b. Identitas diri sejak kelahirannya.
c. Untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan
berekspresi sesuai tingkat kecerdasannya dan usianya
dalam bimbingan orang tua.
d. Untuk mengetahui orang tuannya, dibesarkan dan diasuh orang
tuanya sendiri bila karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat
menjamin tumbuh dan kembang anak, atau anak dalam keadaan
terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat
sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e. Memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai


kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.

f. Memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka


pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya, anak yang harus memiliki
keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
g. Untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima
mencari dan memberikan informasi sesuai tingkat
kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya
sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan.
h. Untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,
bergaul dengan anak sebaya beriman, berekreasi dan
berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat
kecerdasannya untuk mengembangkan diri.
i. Mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi,
eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran,
kekejaman, kekerasan dan penganiayaan, ketidakadilan
dan perlakuan salah lainnya.
j. Diasuh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan
atau ada aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa
perpisahan tersebut adalah demi kepentingan terbaik
bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
Sedangkan setiap anak penyandang
disabilitas selain memiliki hak tersebut di
atas maka memiliki hak lainnya yaitu:

a. Memperoleh pendidikan inklusif dan


atau pendidikan khusus.
b. Memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial
dan pemeliharaan dalam taraf
kesejahteraan sosial anak bagi anak
dengan disabilitas.
Khusus bagi anak yang dirampas
kebebasannya selain memiliki hak tersebut di
atas maka memiliki hak:

a. Mendapat perlakuan secara manusiawi


dengan memperhatikan kebutuhan sesuai
umurnya.
b. Pemisahan dari orang dewasa.
c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan lain
secara efektif.
d. Pemberlakuan kegiatan rekreasi.
Lanjutan ….

d. Pembebasan dari penyiksaan,


penghukuman atau perlakuan lain yang
kejam, tidak manusiawi serta
merendahkan martabat dan derajatnya.
f. Penghindaran dari publikasi atas
identitasnya.
g. Pemberian keadilan di muka pengadilan
anak yang objektif, tidak memihak dan
dalam sidang yang tetutup umum.
JENIS PERLINDUNGAN ANAK KHUSUS

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35

tahun 2014 pasal 59 menyatakan bahwa Pemerintah,

Pemerintah Daerah (Pemda) dan lembaga lainnya

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan

perlindungan khusus kepada anak, di mana anak yang

memerlukan perlindungan khusus tersebut adalah:


A. Anak dalam situasi darurat.

B. Anak yang berhadapan dengan hukum.

C. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi.

D. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual.

E. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat
adiktif lainnya.

F. Anak yang menjadi korban pornografi.

G. Anak dengan HIV/AIDS.

H. Anak korban penculikan, penjualan dan atau perdagangan.

I. Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis.

J. Anak korban kejahatan seksual.

K. Anak korban jaringan terorisme.

L. Anak penyandang disabilitas.

M. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.


SISTEM PERLINDUNGAN ANAK
Perlindungan anak melalui pendekatan berbasis sistem
meliputi :
A. Sistem perlindungan anak yang efektif melindungi anak
dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah,
eksploitasi dan penelantaran
B. Sistem perlindungan anak yang efektif mensyaratkan
adanya komponen-komponen yang saling terkait
C. Rangkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat
masyarakat dimulai dari layanan pencegahan primer
dan sekunder sampai pelayanan tersier (Unicef
Indonesia, 2012).
CARA MELINDUNGI ANAK DARI KEKERASAN FISIK
DAN KEJAHATAN SEKSUAL
Bangun Komunikasi dengan Anak :

A. Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.

B. Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak

setuju.

C. Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya

membahayakan, tanyakan anak bagaimana mereka


menghindari bahaya tersebut.

D. Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak.

Jangan cepat mengkritik atau mencela cerita anak.


Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban
kekerasan fisik atau kekerasan seksual:

A. Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat


berbicara kepada Anda atau orang dewasa yang dapat
dipercaya.

B. Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak

melakukan apapun yang salah. Yang bersalah adalah


orang yang melakukan hal tersebut kepadanya.

C. Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan


fisik.
d. Konsultasi dengan aparat negara yang dapat
dipercaya bagaimana menolonganak tersebut.

e. Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak


Nasional.

f. Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar


tidak menjadi rumor yang akan menjadi beban
dan penderitaan mental anak.

Dalam undang-undang hak anak: anak yang


menjadi korban kejahatan seksual berhak
untuk dirahasiakan namanya.
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai