Anda di halaman 1dari 5

Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini.

A. Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini.


Setiap anak bersifat unik, tidak ada dua anak yang sama sekalipun kembar siam.
Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda; memiliki kelebihan, bakat
dan minat sendiri. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap anak tidak sama, ada yang
sangat cerdas, ada yang biasa saja, dan ada yang kurang cerdas. Perilaku anak juga
beragam, demikian pula langgam belajarnya.
Berdasarkan teori perkembangan anak,diyakini bahwa setiap anak lahir
lebih dari satu bakat. Bakat tersebut bersifat potensial dan ibaratnya belum
muncul diatas permukaan air. Untuk itulah anak perlu diberikan pendidikan
yang sesuai dengan perkembangannya dengan cara memperkaya
lingkungan bermainnya.
Oleh karena itu para pendidik anak usia dini perlu mengenal pembelajaran
untuk anak yang berkebutuhan khusus. Dengan memahami kebutuhan khusus setiap
anak diharapkan para guru mampu mengembangkan potensi anak dengan baik.
Anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai
sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan. Begitu pentingnya usia dini, sampai ada
teori yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai,
dan 80% pada usia delapan tahun.

Anak usia dini juga sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik
fisik maupun mental yang sangat pesat. Sel-sel tubuh anak tumbuh dan berkembang
amat cepat. Makanan bergizi dan seimbang serta stimulai pikiran sangat diperlukan
untuk mendukung proses tersebut.

Selain pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik, perkembangan


moral (termasuk kepribadian, watak, dan akhlak), sosial, emosional, intelektual, dan
bahasa juga berlangsung amat pesat.

B. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan.


Ada 6 teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak,di antaranya sebagai berikut :
1. Teori Behaviorisme : Perilaku dapat dibentuk dengan memberikan jawaban dalam
bentuk kata-kata ayaupun tindakan tertentu.
2. Teori Maturationis : Pengalaman memainkan peranan yang sangat penting dalam
perkembangan. Teori ini percaya bahwa suatu tingkatan perkembangan anak adalah
penentu yang paling utama dalam hal kesuksesan social dan intelektual,terutama
didalam lingkungan sekolah.
3. Teori Interaksi : Bahwa anak-anak itu membangun pengetahuannya melalui
interaksi dengan lingkungan. Anak-anak bukanlah suatu objek
penerimapengetahuan yang pasif,melainkan mereka dengan aktif melakukan
pengaturan pengalaman mereka kedalam struktur mental yang kompleks.
4. Teori Psikoanalisis : Anak-anak bergerak melalui langkah-langkah yang berbeda
dengan tujuan untuk mencari kepuasan yang berasal dari sumber berbeda,dimana
mereka juga harus berusaha untuk menyeimbangkan keadaan tersebut dengan
harapan orang tua.
5. Teori Pengaruh : Seorang anak akan berkembang secara menyeluruh.
Perkembangan di satu area pasti memengaruhi perkembangan di dalam area yang
lain.
6. Teori Konstruktivisme : Bertolak dari suatu keyakinan bahwa belajar adalah
membangun pengetahuan itu sendiri, setelah dicernakan dan kemudian dipahami
dalam diri individu dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang.

C. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini.


Terdapat 6 aspek perkembangan yang membentuk focus sentral dari
pengembangan kurikulum bermain kreatif pada anak usia dini,diantaranya :
1. Kesadaran Personal : Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan
kesadaran personal. Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan
memiliki control atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal
yang baru,bereksplorasi,meniru,dan mempraktikkan kehidaupan sehari-hari sebagai
sebuah langkah dalam membangun keterampilan menolong dirinya
sendiri,keterampilan ini membuat anak merasa kompeten.
2. Pengembangan Emosi : Melalui bermain anak dapat belajar
menerima,berekspresi,dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain
juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiridan
untuk mengembangkan pola prilaku yang memuaskan dalam hidup.
3. Membangun Sosialisasi : Bermain memberikan jalan bagi perkembangan social
anak ketika berbagi dengan anak lain. Bermain adalah sarana yang paling utama bagi
pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati terhadap orang
lain serta mengurangi sikap egosentrisme.
4. Pengembangan Komunikasi : Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk
membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat
memperluas kosakata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian
kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang
dewasa pada situasi bermain spontan.
5. Pengembangan Kognitif : Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara
aktif terlibat dengan lingkungan,untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan
suatu karya,serta untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya.
Bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan
pemahaman tentang diri mereka sendiri,orang lain,dan lingkungan. Bermain adalah
awalan dari semua fungsi kognitif selanjutnya,oleh karenanya kognitif(pemikiran
anak) sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak.
6. Pengembangan Kemampuan Motorik : Kesempatan yang luas untuk
bergerak,pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas sensor motor yang
meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk
memenuhi perkembangan perceptual motorik. Bermain dapat memacu
perkembangan perceptual motorik pada beberapa area,yaitu:
a. Koordinasi mata-tangan atau mata-kaki
b. Kemampuan motorik kasar
c. Kemampuan bukan motorik kasar
d. Manajemen tubuh dan control.

D. Pola Perkembangan Anak.


Ada beberapa pola perkembangan anak,yaitu sebagai berikut :
1) Perkembangan Fisik : Perkembangan fisik berlangsung secara teratur,tidak secara
acak. Perkembangan bayi ditandai dengan adanya perubahab dari aktivitas yang
tidak terkendali menjadi suatu aktivitas yang terkendali. Perkembangan fisik pada
masa bayi berjalan dengan cepat. Bayi belajar untuk mengendalikan
kepala,menggapai sebuah objek,dan barang kali berdiri dan berjalan ditahun
pertama tersebut. Ketika anak-anak tumbuh,perkembangan dari keterampilan motor
mereka tidaklah samacepatnya dengan seperti pada masa kanak-kanak, tetapihal
tersebut berlangsung terus sepanjang masa kanak-kanak. Beberapa hal dapat
membantu kita dalam mengembangkan keadaan fisik dari anak-anak lewat kegiatan-
kegiatan :
a. Menyediakan permainan diluar ruangan. Permainan yang ada sebaiknya merupakan
permainan yang dapat mengembangkan keterampilan
memanjat,berlari,melompat,dan seterusnya.
b. Meyakinkan anak-anak bahwa mereka memiliki suatu kesempatan untuk berada di
dalam suatu area permainan yang berisi matras,bola karet dan target,dan bahan-
bahan lain yang dapat mendukung perkembangan anak.
2) Perkembangan Sosial : Perkembangan social dan emosional bayi juga tidak dapat
dibedakan,pada respons yang diberikan terhadap suatu stimuli seperti lapar atau
dingin maka akan menimbulkan tangisan yang tidak dikhususkan bagi stimuli
tersebut. Ketika anank berusia tiga tahun,anak mulai membangun suatu hubungan
dengan keluarga mereka dan juga dengan orang lain yang bukan merupakan
anggota keluarga mereka. Mereka juga mencoba untuk membuat sebuah strategi
untuk menyatakan keinginan mereka dan beberapa ide tentang identifikasi terhadap
peran seks.
a. Perkembangan Kepribadian,guru yang berfikir tentang prilaku anak-anak akan
merencanakan program yang menyediakan banyak peluang untuk anak-anak untuk
membangun kepercayaan dan untuk membuat berbagai pilihan serta merasakan
sukses dari pilihan yang mereka buat sendiri.
b. Perkembangan Konsep Diri,konsep diri dikembangkan secara bertahap; anak
mengembangkan konsep dirinya sebagai seorang individu yang terpisah dari orang
lain selama beberapa tahun. Melalui interaksi pertama anak dengan orang tua dan
keluarga dan kemudian dengan orang lain di luar keluarga tersebut,anak secara
berangsur-angsur mulai mengembangkan suatu konsep mengenaiseperti apa
mereka dan siapa mereka.
c. Peran Dari Permainan,pengalaman bermain sangat penting di dalam
perkembangan social dan emosional dari anak-anak. Anak-anak dapat memainkan
berbagai peran dan prilaku serta mendapatkan umpan balik tentang kecocokkan dari
prilaku dalam bermain. Anak-anak yang lebih muda sering memainkan peran
anggota keluarga, dan seiring dengan pengalaman yang mereka miliki maka mereka
juga mulai mencoba untuk memainkan peran di luar peran keluarga tersebut.
d. Agresi,aspek yang lain tentang pembangunan social yang patut mendapat perhatian
adalah agresi. Para guru dan orangtua mempunyai kaitan dengan prilaku yang
agresif pada anak-anak. Hasil dari studi menunjukan bahwa prilaku yang agresif di
kelas dapat dikurangi dengan menyediakan bahan-bahan,ruang yang cukup
sedemikian hingga anak-anak tidak mempunyai alasan untuk bersaing antara anak
yang satu dengan anak yang lainnya.
e. Identifikasi Peran Seks,sebelum anak yang berusia tiga tahun mulai untuk
mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai anak laki-laki atau anak perempuan,
maka pada usia ini mereka sudah dapat mengidentifikasi orang lain sebagai anak
laki-laki atau perempuan. Selanjutnya mereka mulai mengembangkan konsep
identitas seksual dan sikap mereka tentang peran yang sesuai bagi pria dan wanita.
3) Perkembangan Emosional : Perkembangan emosional seperti
perkembangan fisik dan social,mengikuti tahapan perkembangan yang
dapat diramalkan tentang pertumbuhan. Bayi bereaksi terhadap emosi
apapun dengan mengeluarkan suara tangisan yang tidak dibedakan. Anak
kecil memiliki perilaku yang sangat memaksa. Meraka hanya memiliki
sedikit kendali dari dorongan hati mereka dan mudah merasa putuh asa.
Bagi anak yang berada di bangku Taman Kanak –kanak dan kelas
satu,sudah dapat menyatakan dan melabelkan suatu emosi yang luas.
Mereka dapat menguraikan rasa sedih yang mereka alami,rasa marah,atau
perasaan senang dan juga menguraikan suatu situasi yang merupakan
emosi yang dihasilkan oleh anak-anak yang lain.
4) Perkembangan Intelektual : Perkembangan kognisi mengacu pada
perkembangan anak dalam berfikir dan kemampuan untuk member alas an.
Perkembangan kognitif dari anak-anak yang lebih muda diuraikan dalam
beberapa teori yang berbedadi daam kurun waktu yang berbeda. Para
pendukung teori behavior memiliki segi pandang bahwa anak-anak
tumbuh dengan mengumpulkan informasi yang semakin bayak dari hari ke
hari. Piaget dalam Nixon dan Gould menguraikan perkembangan kognitif
dari anak-anak dalam beberapa langkah,yang mencangkup tahap
sensorimotor,pra operational,dan tahap konkret operasional. Tahapan-
tahapan ini mengembngkan anak untuk bertumbuh kearah kedewasaan
dan juga pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai