Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Bimbingan dan Konseling

(Faktor Pendukung dan Penghambat Kreatifitas Anak Usia Dini )

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling”

Dosen Pengampu :

Dr. Inna Ratu Kania, M.M.Pd.

Disusun Oleh :

Neli Karimah
2019120001

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)

STAI YAPATA AL-JAWAMI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca dan dapat memberi masukan sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Garut, 22 Oktober 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kreativitas


2.2 Unsur-unsur kreativitas
2.3 Ciri-Ciri Kreativitas
2.4 Faktor Pendukung dan penghambat Kreativitas Anak

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semua anak, khususnya anak sekolah dasar menampakkan kesenangan belajar dan
bahkan mereka ingin mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang sangat
tinggi dapat dilihat dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan dan
dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu secara kreatif. Mereka
senang bermain boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat permainan lainnya yang
mereka ciptakan melalui bahan alami seperti daun singkong untuk membuat boneka wayang,
dan dahan pisang untuk membuat pistol-pistolan. Mereka cenderung meniru dan mencoba
apa yang mereka lihat dan ketahui. Mereka memiliki minat yang luas dan cita-cita yang
banyak, walaupun mereka belum menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan
mencapai cita-cita mereka memerlukan pengorbanan dan kerja keras.
Mereka juga belum menyadari perlunya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
kepribadian yang sesuai dengan tuntutan keinginan mereka. Anak-anak sangat menyenangi
belajar, seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya anak-anak dapat dan ingin belajar, dan
lebih dari itu, mereka ingin belajar sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin. Oleh karena
itu, guru-guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar
kreatif sebanyak dan selekas mungkin. Caranya adalah dengan membuat situasi belajar yang
menarik dan sekreatif mungkin sehingga anak-anak dapat memiliki keinginan untuk kreatif
seperti yang dilakukan oleh gurunya. Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan
dikembangkan. Karena dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat
menjadi pribadi-pribadi yang kreatif.
Perilaku kreatif adalah hasil pemikiran kreatif. Karena itu sistem pendidikan hendaknya
dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif, di samping pemikiran
logis dan penalaran. Namun dalam kenyataannya masih sedikit sekolah yang
menyelenggarakan upaya pengembangan kreativitas dan bakat anak. Hal ini disebabkan
antara lain oleh masih sangat langkanya literatur yang membahas secara menyeluruh dan
terinci mengenai kreativitas, bakat, dan upaya-upaya pengembangannya  khususnya di
sekolah dasar.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penyusun dapat memberikan rumusan masalah-masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini. Antara lain :
1.2.1        Pengertian kreativitas;
1.2.3     Unsur-Unsur Kreativitas
1.2.3        Ciri-ciri kreativitas;
1.2.4        Faktor pendukung dan penghambat kreativitas anak usia dini;
1.3  Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, dapat menyimpulkan tujuan penulisan
makalah ini antara lain :
1.3.1 Pertama-tama tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata
kuliah perkembangan peserta didik;
1.3.2 Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian kreativitas;
1.3.3 Mahasiswa mengetahui dan memahami Unsur-Unsur Kreativitas;
1.3.4 Mahasiswa mampu mengklasifikasikan ciri-ciri kreativitas;
1.3.5 Mahasiswa mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
kreativitas anak usia dini;
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kreativitas
Secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam bakat, minat, jasmani,
kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani, dan sosialnya. Selain itu, setiap anak memiliki
kemampuan tak terbatas dalam belajar, untuk dapat berfikir kereatif dan produktif. (Ahmad
Susanto, 2011 : 111) Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. (Trisno Yuwono, 2003 :
330)
Menurut Harris seperti dikutip oleh Hamdani mengemukakan bahwa kreativitas dapat
ditinjau dari (3) hal, yaitu :
a.       Krativitas adalah suatu kemampuan, yaitu kemampuan untuk membayangkan atau
menciptakan sesuatu yang baru, kemampuan untuk membangun ide-ide baru dengan
mengombinasikan, mengubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada;
b.      Kreativitas adalah suatu sikap, yaitu kemauan untuk menerima perubahan dan
pembaharuan, bermain dengan ide dan memiliki fleksibilitas dalam pandangan;
c.       Krativitas adalah suatu proses, yaitu proses bekerja keras dan terus menerus sedikit demi
sedikit untuk membuat perubahan dan perbaikan terhadap pekerjaan yang dilakukan. (Hamdani,
2002 : 2)
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu
dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap
berbagai persoalan. (Semiawan, 1999 : 89).
Pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam beberapa istilah, yaitu :
 Pribadi (person), yaitu kreativitas mengacu kepada kemampuan yang merupakan
cirri/karakteristik dari orang-orang kreatif. Maksudnya, kreativitas merupakan ungkapan
unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap, dan
perilakunya
 Proses (process), yaitu kreativitas merupakan proses yang mencerminkan kelancaran
dalam berfikir;
 Pendorong (press), yaitu inisiatif seseorang yang tercermin melalui kemampuannya untuk
melepaskan diri dari urutan pikiran yang biasa;
 Produk, (product), yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. (Ahmad
Susanto, 2011 : 112-113)
2.2 Unsur-unsur Kreatifitas
Banyak orang yang mengira bahwa kreativitas itu banyak ditentukan oleh bakat dan
kemampuan bawaan. Ini tidak sepenuhnya benar, karena daya kreatifitas ditentukan oleh
perpaduan beberapa unsur berikut:
a. Kemampuan Berpikir Kritis
b. Kepekaan Emosi
c. Bakat
d. Daya Imajinasi

2.3  Ciri-ciri Kreativitas
Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai
kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan
memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan)
dari pada anak-anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat
berarti, penting dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari orang lain.
Merekapun tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka
walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda,
menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan dan
ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam  mencapai tujuan mereka.
Adapun ciri-ciri kreativitas ada (3) macam yaitu :
a. Kefasihan, yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka (open
ended) dengan beberapa alternatif jawaban yang benar;
b. Fleksibilitas, yaitu kemampuan siswa menyelesaikan masalah terbuka (open ended)
dengan beberapa cara;
c. Kebaruan, yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka (open
ended) dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar dan satu  jawaban
yang tidak biasa dilakukan siswa pada tahap perkembangan mereka atau tingkat
pengetahuannya. (Hamdani, 2002 : 4)
2.4  Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas Anak
Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan. Dalam
mengembangkan kreativitas ini terdapat faktor-faktor yang mendudukung dalam menumbuhkan
kembangkan kreativitas juga ada faktor-faktor yang menghambat kreativitas seorang anak.
2.4.1        Faktor Pendukung Kreativitas Anak
Pada mulanya kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan yang hanya dimiliki individu
tertentu. Dalam perkembangan selanjutnya, dikemukakan bahwa kreativitas tidak dapat
berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan Menurut Hurlock
dikutip oleh Ahmad Susanto mengemukakan beberapa faktor yang dapat mendorong dan
meningkatkan kretivitas. Antara lain :
a. Waktu, kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa, sehingga hanya sedikit
waktu yang bisa mereka gunakan untuk membuat suatu gagasan atau konsep;
b. Kesempatan menyendiri, hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial,
anak dapat menjadi kreatif;
c. Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak, maksudnya untuk menjadi anak yang
kreatif mereka harus bebas dari ejekan dan kritikan yang sering kali dilontarkan pada
anak yang tidak kreatif;
d. Sarana, sarana bermain atau sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan
eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas;
e. Lingkungan yang merangsang, lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang
kreativitas anak;
f. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif, artinya orang tua yang tidak terlalu
posesif akan mendorong kemandirian anak;
g. Cara mendidik anak, mendidik anak secara demokratis baik dirumah dan disekolah akan
meningkatkan kreativitas anak;
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan, kreativitas tidak muncul dalam kehampaan.
Makin banyak pengetahuan yang dikuasai, maka semakin baik kreativitas anak. (Ahmad
Susanto, 2012 : 124).
Utami Munanadar mengemukakan  bahwa faktor-faktor yang mendukung kreativitas adalah :
 Usia;
 Tingkat pendidikan orang tua;
 Tersedianya fasilitas;
 Penggunaan waktu luang
Selain itu faktor yang mendukung kreativitas menurut Seto, seorang ahli pendidikan anak
mengatakan bahwa upaya mengembangkan kreativitas anak dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi 4P, yakni dengan melihat kreativitas sebagai produk, pribadi, proses, dan
pendorong.(Utami Munandar, 1999 : 19)
Selain itu, ada (4) faktor pendukung pengembangan kreativitas anak, yaitu :
a. Rangsangan mental, dengan memberikan motivasi, penguatan, dan menerima kekurangan
dan kelebihan anak, anak merasa percaya diri untuk mencoba, berinisiatif dan berbuat
sesuatu secara spontan;
b. Iklim dan kondisi lingkungan, lingkungan yang kondusif akan mengembangkan
kreatifitas anak, seperti pencahayaan yang cukup, warna-warna yang cerah, terdapat
hiasan-hiasan dinding, musik, aroma;
c. Peran guru, guru menjadi orang tua kedua bagi anak, sudah selayaknya guru memberikan
yang terbaik pada anak. Seperti guru melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan
kreativitas anak;
d. Peran orang tua, orang tua memiliki peranan yang penting terhadap pengembangan
kreativitas anak. Dengan menghargai setiap hasil karya anak, anak menjadi berani dan
percaya diri untuk belajar terhadap lingkungannya. (Pristina Kusuma, 12-11-2012)
2.4.2        Faktor Penghambat Kreativitas Anak
Menurut Renzulli dalam Ahmad Susanto mengemukakan tiga ciri pokok yang saling terkait
serta merupakan kriteria atau persyaratan anak yang berbakat. Yaitu, kemampuan umum,
kreativita, dan pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi instrinsik. (Ahmad Susanto, 2011 :
125) Dalam mengembangkan kreativitas, seorang dapat mengalami berbagai hambatan, kendala
atau rintangan yang dapat merusak dan bahkan dapat mematikan kreativitasnya. Masalahnya
ialah bahwa dalam upaya membantu anak merealisasikan potensinya, sering kita menggunakan
cara paksaan agar mereka belajar. Penggunaan paksaan atau kekerasan tidak saja berarti bahwa
kita mengancam dengan hukuman atau memaksakan aturan-aturan, tetapi juga bila kita
memberikan hadiah atau pujian secara berlebih. Ada empat hal yang mematikan kreativitas,
yaitu:
 Evaluasi
Rogers dikutip oleh Utami Munandar menekankan salah satu syarat untuk memupuk
kreativitas konstruktif ialah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi, atau paling tidak
menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Bahkan menduga akan
dievaluasi pun dapat mengurangi kreativitas anak.(Utami Munandar, 2004 : 223) Selain itu kritik
atau penilaian sepositif apapun meskipun berupa pujian dapat membuat anak kurang kreatif, jika
pujian itu memusatkan perhatian pada harapan akan dinilai.
 Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan memperbaiki atau meningkatkan
perilaku tersebut. Ternyata tidak demikian. Pemberian hadiah dapat merusak motivasi intrinsik
dan mematikan kreativitas.
 Persaingan (Kompetisi)
Kompetisi lebih kompleks daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara tersendiri, karena
kompetisi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi apabila siswa merasa bahwa
pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain da bahwa yang terbaik akan menerima
hadiah. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat mematikan kreativitas.
 Lingkungan yang Membatasi
Belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai
pengalaman mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dan hafalan semata-mata.
Ia selalu diberitahu apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, dan pada ujian harus
dapat mengulanginya dengan tepat, pengalaman yang baginya amat menyakitkan dan
menghilangkan minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya utnuk sementara. Padahal, sewaktu
baru berumur lima tahun ia amat tertarik untuk belajar ketika ayahnya menunjukkan kompas
kepadanya. Contoh ini menunjukkan bahwa jika berpikir dan belajar dipaksakan dalam
lingkungan yang amat membatasi, minat dan motivasi intrinsik dapat dirusak. (Utami Munandar,
2004 : 223-224)
Cropley dalam Ahmad Susanto mnegemukakan beberapa krakteristik guru yang cenderung
menghambat keterampilan berpikir kreatif anak, anatara lain :
 Penekanan bahwa guru selalu benar;
 Penekanan berlebihan pada hafalan;
 Penekanan pada belajar secara mekanis;
 Penekanan pada evaluasi eksternal; penekanan secara ketat untuk menyelesaikan
pekerjaan. (Ahmad Susanto, 2011 : 126)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita dapati perlakuan dan tindakan anak dengan
berbagai polah dan tingkah laku. Sehingga ekspresi kreativitas anak kerap menimbulkan efek
kurang berkenan bagi orang tua. Misalnya orang tua melarang anak merobek-robek kertas karena
takut rumah jadi kotor, atau berteriak saat anak main pasir karena takut anak terkena kuman.
Padahal tiap anak memiliki ekspresi kreativitas yang berbeda, ada yang terlihat suka mencoret-
coret, beraktivitas gerak, berceloteh, melakukan eksperimen, dan sebagainya. Penyikapan orang
tua seperti itu berarti merupakan salah satu contoh dari sekian banyak faktor yang menghambat
kreativitas seorang anak. (Hudiani Jannah, 12,11,2012)
BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Seperti yang kita ketahui, anak-anak yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat
yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya
cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi
dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Siswa berbakat kreatif biasanya
mempunyai rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut tinjau, dan
memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang
dikhayalkan.
3.2  Saran
Berdasarkan kenyataan di lapangan, kita dapat menemukan beberapa pengajar yang masih
kurang memperhatikan pengembangan kreativitas anak didiknya, maka dari itu kita sebagai
calon-calon pendidik masa depan harus mempersiapkan sejak dini rencana-rencana pengajaran
yang merujuk pada pengembangan kreativitas anak-anak didik dengan berbagai teori dan peran-
perannya yang telah penulis ungkapkan pada makalah ini demi kemajuan kreativitas anak-anak
bangsa dimasa yang akan datang.
Dari hasil makalah saya yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua
umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya
dari diri saya. Penyusun sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak
kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun,
untuk perbaikan karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta : Kencana, 2011.
Syafaruddin & Herdianto, Pendidikan Pra Skolah, Medan : Perdana Publishing, 2011.
Munandar, Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah , Jakarta :
Gramedia Pustaka, 1999.
Semiawan, Conny R, Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1999.
Munandar, Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat,Jakarta : Asdi Mahasatya, 2004
Yuwono, Trisno, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Arkola, 2003
Hamdani, Asep Saepul, Pengembangan Kreativitas, Jakarta : Pustaka As-Syifa, 2002.
Lia Hudiani Jannah, Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas anak, dikutip
dari  http://pkaud.blogspot.com/ di akses pada tanggal 12-11-2012

Anda mungkin juga menyukai