Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK USIA DINI

KONSEP PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU DALAM BERMAIN AUD

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Rakimahwati, M.Pd

DISUSUN OLEH :
1. Intan Fadillah (22022082)
2. Isra Nova (22022084)
3. Dinda Citra Atika (22022135)
4. Dinda Rahmadani (22022036)
5. Zita Destiani (22022191)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
Karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini
kami beri judul “Peran Guru Dan Orang Tua Dalam Kegiatan Bermain Anak Usia Dini”.
Makalah ini berisikan informasi mengenai peran guru dalam kegiatan bermain anak usia dini,
peran orang tua dalam kegiatan bermain anak usia dini, makalah ini merupakan salah satu
pemenuhan tugas untuk mata kuliah Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini.
Dalam pembuatan makalah ini, tentu saja banyak pihak yang membantu penulis selama
proses pembuatannya, baik dalam perencanaan, pelaksanaan hingga makalah ini selesai. Maka
dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kami mohon
maaf apabila didalamnya terdapat kesalahan. Kami juga mengharapkan kritik maupun saran yang
bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Padang, 9 November 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG… ............................................................................................... i


DAFTAR ISI… ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Terpadu .................................................................3
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu............................................................. 4
C. Manfaat Pembelajaran Terpadu.....................................................................5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 6
A. Kesimpulan… .................................................................................................... 6
B. Kritik dan Saran… ............................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA… ................................................................................................ 7

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak-anak usia dini, khususnya anak yang belum masuk sekolah sangat membutuhkan
bermain. Karena dengan bermain anak bisa mengekplorasi hal yang baru dan membantu tumbuh
kembang yang sedang terjadi pada anak. Bukan hanya itu saja, bermain dapat menumbuhkan
karakter anak dan nilai nilai yang terdapat di dalam permainan tersebut. Jadi ketika anak sudah
masuk sekolah dan berteman dengan banyak anak-anak lain mereka bisa menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan tempat mereka berada (tidak kesusahan untuk mencari dan berteman dengan
anak lain).
Peran orangtua bukan hanya pada pendidikan anak saja, tetapi ketika anak mulai
menunjukkan atensinya dalam bermain. Maka pada saat itu orangtua bisa membimbing atau
menjadi teman sang anak dalam bermain. Bagi anak usia dini bermain adalah hal yang penting
yang harus mereka dapatkan. Olehnya itu, hal yang harus dilakukan oleh orangtua adalah
melakukan berbagai usaha optimalisasi untuk menyajikan kegiatan bermain yang kondusif dan
bermanfaat bagi perkembangan sang anak dan mengedukasi.
Bermain bukan semata-mata hanya untuk “bermain” saja, tetapi ketika orangtua bisa
mengambil peran dan menerapkan permainan itu sebagai salah satu sarana edukasi bagi sang
anak. Maka hal tersebut dapat sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang sang anak. Jadi selain
bermain, anak juga mendapatkan ilmu baru yang lebih mudah dipahami melalui permainan yang
mereka mainkan, karena pada dasarnya permainan bagi anak-anak adalah suatu yang tidak dapat
dipisahkan dari keseharian seorang anak yang dapat menimbulkan suatu kesenangan bagi mereka
(dalam Mirawati, 2018).
Guru juga berperan besar dalam pembentukan akhlak seorang anak dengan menjadi seorang
teladan dan model yang baik bagi anak. Maka permainan di jenjang pendidikan anak usia dini
lebih banyak bersifat imitasi. Seperti dalam ungkapan Jawa, guru merupakan akronim dari
digugu lan ditiru. Digugu berarti semua perintahnya dapat dipercaya dan dilaksanakan. Ditiru
berarti semua tingkah laku guru akan ditiru atau diteladani. Dalam hal ini, peran guru dalam
permainan anak adalah sebagai tokoh panutan atau uswatun hasanah (suri tauladan yang baik)
yang patut dicontoh oleh anak didiknya.

4
B. Rumusan Masalah
1.2. pengertian pembelajaran terpadu
1.2. karakteristik pembelajaran terpadu
1.2.Manfaat Pembelajaran Terpadu

C. Tujuan Penulisan
Untuk menambah wawasan pembaca dan untuk memenuhi tugas Bermain Dan Permainan
Anak Usia Dini.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu


Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran
terpadu diantaranya :
(1) menurut Cohen, Manion dan Brand, terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang
berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum
terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated
learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui
suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai
bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa
dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan
minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan
secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya
(center core / center of interest);
(2) Prabowo mengatakan bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan
/ mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan
kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.

(3) Gillian, Collins dan Dixon mengatakatan bahwa pembelajaran terpadu akan terlaksana apabila terjadi
peristiwa atau eksplorasi topik menjadi penggerak kurikulum. Menurutnya berpartisipasi dalam peristiwa
otentik atau topik anak belajar sekaligus mendapatkan isi yang lebih luas dari kurikulum yang telah disusun.
(4) Oemar Hamalik bahwa, pembelajaran terpadu adalah sistem pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang
memadukan berbagai disiplin pembelajaran yang berpusat pada suatu masalah atau topik atau proyek, baik
teoritis maupun praktis, dan memadukan kelembagaan sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan
program yang terpadu berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat dam memadukan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan kepribadian siswa yang terintegrasi.

B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu


Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Pembelajaran berpusat pada anak.


Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada dasarnya
pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik
secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagaimacam aspek yang membentuk semacam
jalinan antar skemata yang dimiliki siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang
dipelajari siswa. Hasil yang nyata di dapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan
konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Hal ini
diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada
pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
3. Belajar Melalui Pengalaman Langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,bukan sekedar
informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke
6
arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk
mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata.
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquri (penemuan terbimbing) yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa,
sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa
dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya
nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.

C. Manfaat Pembelajaran Terpadu


Sebagai suatu bentuk model pembelajaran, pembelajaran terpadu memiliki beberapa manfaat, diantaranya
adalah :
1. Memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya melalui
berbagai kegiatan,
2. Meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif,
3. Meningkatkan kecakapan berpikir anak,
4. Banyak tema yang tertuang di setiap pembelajaran yang mempunyai keterkaiatan,
5. Pembelajaran terpadu melatih anak untuk berkreativitas, berbagi, dan berpengalama,
6. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari anak dapat ditingkatkan dengan jalan
memberikan tema-tema yang selalu bervariasi,
7. Dalam pembelajaran terpadu anak akan lebih mudah memahaminya,
8. Meningkatkan interaksi sosial anak,
9. Meningkatkan profesionalisme guru.
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu
Dari gambaran tersebut, akan menunjukkan adanya beberapa sisi positif mengapa kita menggunakan
pendekatan pembelajaran terpadu atau pendekatan tematik.

Kelebihan
Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.
 Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami
sekaligus melakukannya.
 Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran lainnya.
 Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam
aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
 Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
 Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa
aktif sebagai metode pembelajaran.
Kekurangan
Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang
handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik,
guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu
7
saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”,
baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu
menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan),
kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka
penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber
informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang,
memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan
pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta
didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.

Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu
menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam
kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan
pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran
berasal dari guru yang berbeda.
Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan
‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru
berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman,
selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peranan guru sangat penting demi tercapainya tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan, peranan guru dalam pembelajaran terpadu
adalah sebagai perencana, pelaksanan dan sekaligus evaluator. Peranan lain yang harus dilakukan
guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih adalah sbagai korektor, inspirator, informator,
organisator, motivator, inisiator, fasilisator, pembimbing, pengelola kelas, demonstrator, mediator
dan supervisor.

B. Kritik dan Saran


Demikianlah makalah yang membahas tentang peran guru dan orang tua dalam kegiatan
bermain anak usia dini ini kami buat, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena
itu saran dan kritik sangat kami harapkan. Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan dan sumber yang didapat untuk penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya makalah jauh lebih sempurna.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2008). Pembelajaran Terpadu Buku materi Pokok


PGTK2501/25KS/Modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka.

https://www.google.co.id/search?q=Aisyah%2C+Siti.+(2008).+Pembelajaran+Terpadu+
Buku+materi+Pokok+PGTK2501%2F25KS%2FModul+1-
6.+Jakarta%3A+Universitas+Terbuka&ie=UTF-8&oe=UTF-8&hl=id-id&client=safari

10

Anda mungkin juga menyukai