Anda di halaman 1dari 9

BIMBINGAN KONSELING

MAKALAH

Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling


Jurusan PIAUD FITK IAIN Surakarta Semester Gasal TA. 2016/2017

Dosen Pengampu : Oki Lukmanul Hakim, M.Pd.i

Disusun Oleh :

Tsulasy Marfu’ah

143131084

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian.

Laporan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
alam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

1
BAB I

A. Latar Belakang
Setiap anak yang terlahir ke dunia, sangat rentan denan berbagai masalah.
Masalah yang dihadapi anak, terutama anak usia dini, biasanya berkaitan
dengan gangguan pada proses perkembangannya. Bila gangguan tersebut tidak
segera diatasi maka akan berlanjut pada fase perkembangan berikutnya.
Permasalahan yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada
saat mengikuti proses pembelajaran di kelas atau pada saat anak bermain.
Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak tidak
hanya menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga
menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa.
Oleh karena itu dalam menangani permasalahan anak tidak bisa hanya
menyelesaikan satu aspek saja. Akan tetapi setiap permasalahan anak harus di
analisis latar belakang atau penyebabnya dan ditangani secara menyeluruh
yang mempertimbangkan aspek biologis, sosial emosional serta aspek
kognitifnya.

B. Kajian Teori
Perkembangan adalah suatu proses yang kekal dan tetap menuju kearah
suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan proses
pertumbuhan, bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensisasi sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Perkembangan fisik adalah kemampuan anak untuk bergerak dan
mengendalikan bagian tubuhnya. Proses perbaikan perkembangan fisik terkait
dengan kematangan pada otak, masuknya input dari sistem sensorik, adanya
peningkatan ukuran dan jumlah urat otat, sistem syaraf yang sehat dan
kesempatan yang diberikn untuk dilatih. Pandangan psikolog masa kini

2
memperlihatkan juga bahwa lingkungan yaitu pengalaman, memainkan peran
yang sangat penting dalam timbulnya keterampilan motorik yang baru. (Al
Hidayati Aziz, 2012: 14)
Perkembangan sosial adalah tingkat jalinan interaksi anak dengan orang
lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat, secara
luas sementara perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketika anak
berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian perkembangan sosial
emosional adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. (Nugraha, dkk, 2007)
Menurut Hurlock (1978) ada tiga proses bersosialisasi, antara lain :
a. Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima
masyarakat
b. Belajar memainkan peran sosial yang ada dimasyarakat
c. Mengembangkan sikap atau tingkah laku sosial terhadap individu lain
dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat

C. Poin-poin Pembahasan
SAMPUL LAPORAN ......................................................................... 0
KATA PENGANTAR ......................................................................... 1
BAB I
a. Latar Belakang .......................................................................... 2
b. Kajian Teori ............................................................................... 2
c. Poin-poin Pembahasan .............................................................. 3
BAB II
a. Profil subyek penelitian ............................................................ 4
BAB III
a. Hasil Penelitian ......................................................................... 5
BAB IV
a. Kesimpulan ............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 8

3
BAB II

A. PROFIL SUBYEK PENELITIAN


Nama : H. N. M
Nama panggilan :H
Nama ibu : Suminah
Nama ayah : Sahid Suparno
Alamat : Wonosari RT 01/13 Polokarto, Polokarto, Sukoharjo
TTL : Sukoharjo, 12 Oktober 2012
Usia : 4,5 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Sekolah : Bustanul Atfal/TK Aisyah Wonosari

4
BAB III

A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan dari hasil observasi yang penulis lakuakan kepada seorang
anak yang berinisial H adalah anak dari ibu Suminah, H sekolah di Bustanul
Atfal/TK Aisyah Wonosari. Ia bermasalah di rumah maupun di kelasnya yaitu
karena malas, takut dan kurang semangat untuk belajar. Selain itu H
merupakan anak yang pendiam di kelasnya tetapi berbeda jika sudah sampai di
rumah, ia menjadi banyak bicara. Berdasarkan hasil observasi yang penulis
lakuakan bahwa masalah yang dihadapi H yaitu kurangnya perhatian orang tua
(sosial emosional).
Dari informasi yang didapat, H merupakan anak dari keluarga yang kondisi
ekonominya sedang, ayahnya bekerja buruh atau terkadang merantau. Selain
itu ibunya harus mengurus satu adiknya yang masih berumur 7 bulan sehingga
kurang memperhatikan anaknya H, kemudian yang menyebabkan H malas,
takut juga karena faktor kemampuan H yang minim dan minat dalam belajar
tidak ada. Ini semua yang menyebabkan H malas, takut dan kurang motivasi
dalam belajar.
Perilaku H tidak terjadi dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang melatar
belakanginya yaitu:
1. Faktor dari dalam (internal)
a. Minimnya kemampuan yang dimiliki.
b. Minat untuk belajar kurang.
c. Lemahnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
2. Faktor dari luar (eksternal)
a. Faktor Keluarga
Ayah H bekerja dari pagi sampai sore dan ibunya yang harus
menjaga dan mengurusi satu adiknya, mancari rumput untuk kambing.

5
Membuat H kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
keluarganya.
b. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga yang kurang baik menjadi salah satu
penyebab H berperilaku bermasalah di sekolah, karena penghasilan
dari ayah H yang tidak sesuai dengan jumlah beban tanggungan dalam
keluarga, sehingga kebutuhan kadang tidak terpenuhi.
Dari kasus tersebut maka H sedang mengalami masalah yaitu kurang
motivasi untuk belajar karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari
orang tua. Dari masalah yang sedang dihadapi H, maka tindakan bantuan
yang dapat diberikan seperti diberikannya motivasi yang cukup dan juga
kasih sayang kepada H baik orang tua, guru, teman, dan oran-orang yang
ada disekitarnya. Terutama yang paling berpengaruh disini perhatian dari
pihak orang tua sangat diperlukan.
Cara menangani pada kasus H dengan kurangnya motivasi untuk belajar
dapat memberikan bantuan secara berlanjut dan individual. Pada tahap
pertama, diadakan pendekatan secara pribadi terhadap H yaitu dengan
menanyakan terlebih dahulu seperti apa keadaan orang tuanya di rumah,
bagaimana hubungan dengan orang tuanya, merangkul dan mengajak serta
memberi perhatian bahkan kasih sayang yang lebih kepada H sehingga ia
terbuka dan mau menceritakan semua masalah yang sedang di hadapinya..
Tindak lanjut untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah:
a. Guru harus berkomunikasi dengan orang tua dan bekerja sama untuk
melihat perkembangan H selanjutnya.
b. Orang tua harus lebih memperhatikan H agar tidak lagi merasa takut,
malas dan adanya pemberian motivasi belajar.
c. Diberi motivasi dan dorongan agar H bisa terbuka dan mudah
berinteraksi dengan orang lain.

6
Cara menanganinya dalam layanan Bimbingan dan Konseling :
a. Layanan Bimbingan Belajar
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilaksanakan dalam bentuk
hubungan yang bersifat face to face yaitu antara peserta didik dengan
konselor. Layanan ini yang bertujuan untuk membantu peserta didik
dalam memecahkan masalah, dengan bantuan yang diberikan konselor
terhadap peserta didik. Maka praktikan dapat mengharapkan terjadi
perubahan yang terjadi pada diri peserta didik agar tidak mengulangi
kembali masalah yang sudah terjadi. Maka dengan itu praktikan
memberikan nasehat agar peserta didik mulai memperhatikan saat
proses belajar berlangsung. Melalui layanan bimbingan belajar kita
bisa memberikan motivasi dan dorongan untuk terus belajar kepada
peserta didik.
b. Layanan Konseling Individual
Memberikan konseling dalam proses belajar melalui hubungan
khusus secara pribadi untuk mengetahui perkembangan peserta didik
dan mengentaskan permasalahan yang dihadapinya.
c. Kerjasama dengan Orang Tua
Kunjungan kerumah dilakukan untuk mengetahui latar belakang
keluarga dan kondisi peserta didik di lingkungan rumah. Komunikasi
di lakukan dengan orang tua peserta didik agar peserta didik diberikan
perhatian khusus dalam kaitannya dengan proses belajar dirumah.

7
BAB IV

A. KESIMPULAN
Bimbingan pada hakikatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan
kepada individu atau peserta didik. Bantuan yang dimaksud adalah bantuan
bersifat psikologis. Tercapainya penyesuain diri, perkembangan optimal dan
kemandirian merupakan tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan.
Dari pengamatan yang dilakukan, dengan menggunakan metode observasi
dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa anak usia dini yang bernama
H. N. M mengalami permasalahan berikut: Sulit untuk berinteraksi dengan
orang lain, minimnya kemampuan yang dimiliki, minat untuk belajar kurang,
kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

B. DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Al Hidayati. 2012. Konsep Dasar Pendidikan AUD. Jakarta: Ditjen
Paudni.
Nugraha, dkk. 2007. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai