Anda di halaman 1dari 8

wwwww e-ISSN: 2550-0813 | p-ISSN: 2541-657X | Vol 10 No 4 Tahun 2023 Hal.

: 1622-1629
-

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial


available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

INTERAKSI SOSIAL SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS


DI SEKOLAH INKLUSI SD NEGERI 136 KOTA PEKANBARU1

Nurul Kemala Putri, Yusmar Yusuf, Resdati, T. Romi Marnelly

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bentuk interaksi sosial anak berkebutuhan
khusus (ABK) di Sekolah Inklusi SD Negeri 136 Kota Pekanbaru selama berada di lingkungan
sekolah dan mengetahui hambatan yang diterima anak berkebutuhan khusus dan orang di
sekitarnya selama berada di lingkungan sekolah dalam melakukan interaksi sosial. Penelitian
dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini yang dipilih menggunakan
teknik Purposive sampling dengan jumlah 7 (tujuh) informan, diantaranya Wakil Kepala Sekolah
SD Negeri 136 Pekanbaru , 2 Guru, 2 Orang tua siswa ABK, dan 2 Siswa reguler. Siswa
berkebutuhan khusus yang menjadi subjek penelitian adalah siswa ABK penyandang Autis, Cacat,
dan Tuna Grahita. Hasil Penelitian diketahui bahwa adanya interaksi sosial yang terjadi diantara
siswa ABK dengan Guru dan Siswa reguler di sekolah Inklusi. Bentuk interaksi sosial yang
dilakukan siswa ABK di sekolah inklusi SD Negeri 136 Pekanbaru terjadi dalam benttuk
Kerjasama dan bentuk akomodasi yang sudah cukup terjalin karena semua pihak yang terlibat
dalam proses interaksi memahami kekurangan siswa ABK. Selain proses asosiatif, interaksi
disosiatif juga terjadi seperti adanya persaingan dalam proses belajar walaupun tidak berujung
konflik. Interaksi yang dilakukan oleh ABK sudah terjalin dengan Siswa reguler dan dengan Guru
baik dalam proses pembelajaran maupun diluar proses pembelajaran. Hambatan yang terjadi
dalam proses interaksi sosial yang dihadapi oleh siswa ABK dengan siswa reguler dan Guru di
Sekolah Inklusi berupa hambatan komunikasi dan kontak sosial.

Kata Kunci: Anak Berkebutuhan Khusus, Inklusi, Interaksi.

PENDAHULUAN melakukan kegiatan dengan orang lain


Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan sehari hari. Melakukan
selalu melakukan kegiatan bertemu dan interaksi sosial dengan individu ataupun

*Correspondence Address : nurul.kemala3496@student.unri.ac.id, yusmar.yusuf@lecturer.unri.ac.id


DOI : 10.31604/jips.v10i4.2023.1622-1629
© 2023UM-Tapsel Press
1622
Nurul Kemala Putri, Yusmar Yusuf, Resdati, T. Romi Marnelly
Interaksi Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi Sd Negeri 136 Kota ……..….(Hal 1622-1629)

kelompok menjadi aktivitas penting yang Saat ini sudah ada pembentukan
selalu dilakukan di dalam kehidupan sekolah dimana tidak adanya
bermasyarakat. Kemampuan pembedaan fisik maupun mental bagi
berinteraksi secara baik menjadi salah siswa – siswi yang menempuh
satu kemampuan yang harus dimilki pendidikan reguler yang disebut sebagai
setiap individu agar dapat diterima Sekolah Inklusi.
secara sosial di dalam masyarakat. Pada umumnya Ruang lingkup
Menurut Gillin dan Gillin dalam dunia pendidikan di sekolah inklusi,
(Soekanto, 2015) Interaksi sosial siswa dengan kebutuhan khusus tidak
merupakan hubungan atara individu akan sama diberikan perlakuan khusus
ataupun kelompok dalam kehidupan seperti halnya di sekolah luar biasa,
sosial. Interaksi sosial dilakukan disegala namun akan disamaratakan dengan
bidang dalam kehidupan sosial baik siswa – siswa reguler lainnya mulai dari
bidang Pendidikan, tekonologi informasi, proses belajar di kelas, pelajaran yang
ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Di disesuaikan dengan kurikulum nasional,
dalam dunia pendidikan, akan terjadi dan kewajiban sebagai siswa seperti
interaksi sosial antara masyarakat membuat pekerjaan rumah, ulangan
sekolah seperti guru dan siswa. Sekolah harian, maupun ujian sekolah.
menjadi lembaga yang mewadahi siswa – Provinsi Riau terkhususnya Kota
siswi dalam meningkatkan interaksi. Pekanbaru susdah menerapkan siswa
Interaksi sosial tidak hanya inklusi di sekolah – sekolah negeri yang
diharapkan mampu dilakukan oleh siswa ada di wilayah Kota Pekanbaru. Melalui
normal, namun anak – anak dengan keputusan Walikota Pekanbaru dalam
kebutuhan khusus juga diharapkan Surat Keputusan Nomor 713 Tahun 2017
mampu melakukan interaksi di ruang ditetapkannya 37 sekolah dari jenjang SD
lingkup sekolah. Anak berkebutuhan sampai SMP sebagai Sekolah Inklusi.
khusus diartikan sebagai adalah anak Sekolah Dasar yang ditunjuk sebagai
yang memiliki keterbatasan di salah satu sekolah inklusi sebanyak 24 sekolah.
atau beberapa kemampuan baik itu Berikut tabel data Sekolah Dasar (SD)
bersifat fisik seperti tunanetra, yang ditetapkan sebagai sekolah Inklusi:
tunarungu, cacat fisik maupun bersifat
psikis seperti autism, Hyperactive, dan Tabel 1
Penetapan Sekolah Dasar Penyelenggara
tuna grahita Desiningrum (2016). Pendidikan Inklusi
Mereka yang menyandang disabilitas Kota Pekanbaru Tahun 2017
atau berkebutuhan khusus tersebut
adalah mereka yang memiliki N Sekolah Alamat Kecamatan
kemampuan yang berbeda dibanding o
manusia pada khalayaknya. Dikarenakan 1. SD YLPI JL. Bukit Raya
Pekanbar Kaharuddin
karakteristik berbeda tersebut itulah u Nasution
mereka memerlukan perawatan spesial 2. SDN 24 Jl. Tanjung Lima Puluh
agar mereka juga dapat merasakan hak- Pekanbar Urban
haknya (Hidir et al., 2022). u
Setiap komponen dalam 3. SD Jl. Tj Rhu Lima Puluh
Cahaya
kehidupan membutuhkan suatu dasar Bunda
atau pondasi sebagai tonggak menjalani 4. SD Jl. Tanjung Lima Puluh
aktivitas sehari-hari, dalam hal ini Witama Datuk
pendidikan menjadi acuan manusia Internasi
menjadi insan yang berilmu dan onal Plus
5. SDN 169 Jl. Merpati Marpoyan
berwawasan luas (Resdati et al., 2022)
Pekanbar Raya Ramai
u

1623
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (4) (2023): 1622-1629

6. SDN 113 Jl. Irkap Marpoyan Nam Kela Jenis Jenis Jumla
Pekanbar Damai a s Kelami ABK h
u Inisi n
7. SD Insan Jl. Marpoya al
Utama Handayani Damai YCN 1 LK Austis 1
8. SDN 101 Jl. Jenderal Payung CT 3 PR Cacat 1
Pekanbar Sekaki Wajah
u QNA 4 PR Slow 1
9. SD AS- Jl. Tuanku Payung Leaner
Shoffa Tambusai Sekaki DR 4 LK Autis 1
Pekanbar PA 3 LK Tuna 1
u Grahita,
10 SDIT Jl. Tuanku Payung AK 5 LK Austis 1
. Future Tambusai Sekaki AS 6 PR Hyperacti 1
Islamic ve (Autis)
School TOTAL 7
11 SDN 71 Jl. Kartini Pekanbaru Sumber: TU SD Negeri 136 Kota Pekanbaru, 2022
. Pekanbar Kota
u
Fenomena yang ditemukan di
12 SDN 40 Jl. Kenari Rumbai
. Pekanbar Pesisir Sekolah Inklusi SD Negeri 136
u Pekanbaru yaitu terdapat siswa
13 SDN 117 Jl. Pembina Rumbai berkebutuhan khusus dimana sekolah
Pekanbar Pengemban Pesisir melakukan penggabungan antara siswa
u g Jaya
normal dengan siswa ABK, dan melihat
14 SDN 136 Jl. Garuda Tampan
. Pekanba Sakti adanya kendala yang menjadi hambatan
ru siswa reguler maupun guru di sekolah.
15 SDIT Al- Jl. Karya Tampan Berdasarkan masalah diatas, maka
. Fityah peneliti tertarik untuk mengamati dan
Pekanbar mendeskripiskan Interaksi Sosial Siswa
u
Sumber: Surat Keputusan Walikota Pekanbaru
Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi
Nomor 713 Tahun 2017 SD Negeri 136 Kota Pekanbaru dan
hambatan yang tejadi dalam proses
SD Negeri 136 Pekanbaru interaksi di Sekolah Inklusi SD Negeri
menjadi satu – satunya Sekolah Dasar 136 Kota Pekanbaru.
negeri yang menaungi anak
berkebutuhan khusus di kecamatan METODE PENELITIAN
Tuah Madani dan termasuk sekolah yang Metode penelitian dalam
terbaru ditetapkan sebagai sekolah penelitian ini bersifat Menurut
inklusi di Kota Pekanbaru pada tahun (Sugiyono, 2019) Penelitian kualitatif
2017. SD Negeri 136 Pekanbaru memiliki cenderung mengarah pada penelitian
beberapa siswa berkebutuhan khusus yang bersifat naturalistik, fenomenologis
dengan jenis yang berberda – beda. ABK dan penelitian etnografi. Penelitian ini
yang peneliti temukan di SD berdasarkan dilaksanakan di Sekolah Inklusi SD
observasi dan data sekunder dari pihak Negeri 136 Kota Pekanbaru. Pemilihan
sekolah berjulah 7 (tujuh) orang. Berikut lokasi penelitian dilakukan secara
data siswa – siswa berkebutuhan khusus sengaja. Subjek penelitian berdasarkan
yang ada di Sekolah Inklusi SD Negeri Teknik purposive sampling, dimana
136 Kota Pekanbaru. pemilihan dilakukan berdasarkan
kriteria - kriteria yang sesuai dengan
Tabel 1 penelitian yaitu yang sering melakukan
Jumlah Siswa Berkebutuhan Khusus di SD interaksi dengan ABK, siswa yang sekelas
Negeri 136 Pekanbaru dengan ABK, Guru yang mengajar
1624
Nurul Kemala Putri, Yusmar Yusuf, Resdati, T. Romi Marnelly
Interaksi Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi Sd Negeri 136 Kota ……..….(Hal 1622-1629)

langsung ABK.. Subjek penelitian pada bersama dengan teman – temannya


penelitian ini terdiri dari 7 orang misalnya dalam kegiatan menyapu lantai
informan yakni 2 Guru, 2 Siswa reguler, 2 yang kotor, membersihkan papan tulis
orang Tua ABK dan Wakil Kepala Sekolah yang kotor, atau memungut sampah yang
sekolah inklusi SD Negeri 136 Kota berserakan di ruang kelas. Bentuk
Pekanbaru kegiatan kerja sama ini mampu
Sumber data adalah data primer dilakukan siswa ABK penyandang autis
dan sekunder. Teknik pengumpulan data walaupun adakalanya saat sedang sibuk
berupa observasi langsung, wawancara dengan dunianya sendiri, siswa ABK
mendalam, dan dokumentasi dari setiap akan mengabaikannya. Kegiatan piket
proses penelitian yang peneliti lakukan kelas merupakan kegiatan yang
selama melakukan penelitian di sekolah. ditugaskan langsung oleh wali kelas.
Teknik Validasi data ialah teknik Siswa ABK tentunya ikut andil dalam
triangulasi waktu dan triangulasi teknik. kegiatan piket kelas, dan Namanya
terjadwal dalam jadwal piket harian
HASIL DAN PEMBAHASAN kelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bentuk Interaksi Sosial Siswa wali kelas 1 (satu), Bu Waginam, S.Pd
Berkebutuhan Khusus sebagai berikut:
Berdasarkan bentuknya, “ABK mau ikut melakukan
interaksi sosial dibagi menjadi 2 : yaitu kegiatan sekolah seperti senam pagi,
interaksi Asosiatif dan Disosiatif. Bentuk upacara bendera senin pagi, IMTAQ
interaksi disosiatif adalah bentuk jumat, dan olahraga. Selain itu kalau ada
interaksi sosial yang mengarah pada infaq setiap jumat, ABK akan ikut
situasi yang negatif dimana adanya memberikan infaq dengan meminta uang
bentuk pertentangan atau konflik antara ke mamanya, saat piket dia akan
individu maupun kelompok. Bentuk berpartisipasi seperti menyapu atau
interaksi disosiatif ini terbagai ke dalam membersihkan papan tulis yang kotor.
bentuk persaingan/kompetisi, saat piket dia akan berpartisipasi seperti
kontravensi, dan konflik. menyapu atau membersihkan papan tulis
yang kotor.” (Wawancara dengan Guru
Bentuk Interaksi Sosial Waginam, S.Pd pada tanggal 01
Asosiatif Desember 2022).
Interaksi sosial asosiatif
mengacu kepada persamaan, kesatuan, Bentuk interaksi asosiatif
dan juga bisa meningkatkan lainnya yang terjadi dalam lingkungan
kebersamaan antara individu dengan sekolah Inklusi lainnya adalah adanya
kelompok yang terjadi dalam lingkungan bentuk akomodasi. Akomodasi
kehidupan sosial bermasyarakat didefinisikan sebagai kemampuan
(Aprilyan et al., 2021). untuk menyesuaikan, memodifikasi,
Ruang lingkup sekolah inklusi atau mengatur perilaku seseorang dalam
SD Negeri 136 Pekanbaru, interaksi responnya terhadap orang lain (Nugroho
asosiatif terjadi antara siswa et al., 2012). Akomodasi yang dilihat oleh
berkebutuhan khusus dengan orang guru pendamping siswa atau orang tua
disekitarnya. Kegiatan yang mengarah ABK juga dijelaskan dalam jawaban
pada bentuk penyatuan, hal ini terlihat informan yang menemukan adanya
dari adanya siswa ABK yang melakukan bentuk akomodasi berupa sikap
kerjasama dalam bentuk kegiatan toleransi antar siswa di sekolah, sebagai
berkelompok. Pada saat pembagian berikut:
tugas piket di kelas misalnya, siswa ABK “Temannya biasanya sudah sabar
dapat melakukan kegiatan tersebut jika AK ada usilnya, kayak ganggu

1625
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (4) (2023): 1622-1629

temannya. Temannya juga membuat CT yang jarang mau bermain bersama


akbar tidak merasa sendiri sehingga tiap kalau tidak diajak terlebih dahulu
ada kegiatan kayak sholat berjamaah, Sekolah inklusi SD Negeri 136
main olahraga, ke perpustakaan untuk Pekanbaru terdapat 1 (satu) orang siswa
literasi, ke kantin juga mereka pergi penyandang tuna grahita bernama PA.
sama- sama.” (Wawancara dengan PA merupakan siswa tuna grahita yang
orang tua ABK Bu Erfina pada tanggal berada di kelas 3 (tiga). Untuk kasus
05 Desember 2022). penyandang tuna grahita, adanya bentuk
Akomodasi jenis Kompromi yang terjadi
Siswa penyandang autis yang diciptakan oleh guru terhadap
memang masih mencoba menyesuaikan Siswa ABK. Salah satu bentuk kompromi
diri dengan keadaan baru dan ini dilakukan sebagai suatu cara
lingkungan baru. Hal ini terjadi juga pada mengurangi tuntutan dalam proses
siswa ABK kelas 1 (satu). YCR yang akademik di sekolah karena kekurangan
merupakan siswa ABK kelas 1 masih yang di miliki oleh masing – masing siswa
dalam masa mencoba menyesuaikan ABK. Siswa akan diberikan kelonggaran
kondisi pada awal masuk sekolah. dalam membuat pekerjaan sekolah baik
Namun setengah semester YCR di dari tugas sekolah, pekerjaan rumah,
sekolah, YCR mulai beradaptasi dengan ulangan harian, bahkan ujian akhir
teman temannya. Pada awalnya sekolah.
mengganggu teman –temannya baik saat Siswa autis lainnya seperti AK
jam pelajaran berlangsung maupun saat melakukan kgiatan mengganggu
– saat jam istirahat, sekarang sudah temannya seperti mengambil bukun
mulai mengurangi kebiasaan temannya, akan diperingati oleh guru
mengganggu temannya. Hal ini terjadi wali kelasnya sebagai bentuk peringatan.
karena adanya bentuk larangan dari Guru yang mengajar memberikan arahan
pihak guru pendampingnya/orangtua kepada siswa reguler yang mengganggu
dan guru kelasnya agar tidak AK karena AK mengambil buku
mengganggu temannya, sehingga lama temannya. Guru menyuruh agar AK
kelamaan Yulio mulai paham bahwa mengembalikan buku temannya dan
mengganggu teman itu tidak baik (suatu memberikan arahan kepada teman AK
bentuk larangan). Hal ini termasuk untuk mengambil baik – baik buku yang
kedalam bentuk akomodasi Coercion diambil AK. Hal itu dilakukan agar AK
atau tekanan berbentuk larangan, tidak melakukan hal yang sama dan
dimana adanya proses akomodasi yang temannya tidak merasa terganggu. Guru
dilakukan melalui bentuk paksaan memberikan pemahaman kepada siswa
seperti larangan yang dilakukan oleh di kelas untuk berteman bersama dengan
guru atau orang tua ABK. AK walaupun berbeda dari mereka. Ini
Bentuk interaksi asosiatif yang termasuk salah satu bentuk akomodasi
dilakukan oleh siswa ABK penyandang yakni bentuk Mediasi dari guru untuk
cacat salah satunya adalah adanya menyelesaikan pertikaian dengan
bentuk Kerjasama dalam kelompok melibatkan pihak ketiga yang netral.
belajar siswa.Siswa cacat berinteraksi
dalam bentuk akomodasi yang dilakukan Bentuk Interaksi Sosial
oleh teman – temannya saat berinteraksi Disosiatif
dengan Cristin di kelas. Ia diajak oleh Interaksi sosial disosiatif
temannya untuk bermain bersama. membuat suatu kelompok atau individu
Karena pada dasarnya, kebanyakan dari mengalami perpecahan atau persaingan
teman – temannya sudah paham dengan persaingan atau kompetisi, kontravensi,
dan konflik/pertentangan merupakan
1626
Nurul Kemala Putri, Yusmar Yusuf, Resdati, T. Romi Marnelly
Interaksi Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi Sd Negeri 136 Kota ……..….(Hal 1622-1629)

beberapa bentuk interaksi disosiatif. Persoalan interaksi sosial,


Persaingan diartikan persaingan sebagaimana manusia pada umumnya,
mencari keuntungan tanpa demikian juga anak berkebutuhah
mempergunakan ancaman atau khusus di sekolah inklusi SD Negeri 136
kekerasan. Pertentangan merupakan Pekanbaru tentu memiliki persoalan
perjuangan yang langsung dan sadar hambatan yang dihadapi akibat adanya
antara orang dengan orang atau kekurangan personal masing – masing
kelompok dengan kelompok. siswa berkebutuhan khusus dengan jenis
Kontravensi adalah perasaan tidak suka yang berbeda -beda. Hambatan yang
yang disembunyikan, dan kebencian terjadi di Sekolah Inklusi akan
terhadap kepribadian orang, tetapi berhubungan langsung dengan orang
gejala-gejala tersebut tidak sampai yang berkontak sosial dan
menjadi pertentangan atau pertikaian berkomunikasi dengan siswa
(Permatasary & Indriyanto, 2016). berkebutuhan khusus, seperti guru,
Siswa ABK akan mengalami siswa reguler, dan orang tua siswa ABK.
interaksi disosiatif dalam ruang lingkup
sekolah yang disebabkan oleh adanya 1. Kontak Sosial
bentuk kekurangan yang dimiliki oleh Siswa ABK memiliki
siswa ABK, sehingga memunculkan kecenderungan sulit mengadakan
interaksi – interaksi yang mengarah pada kontak sosial dengan orang di sekitarnya.
bentuk persaingan, kontravensi, ataupun Hal ini terjadi karena kekurangan
konflik. Di Sekolah Inklusi SD Negeri 136, kemampuan siswa ABK yang berasal dari
terdapat bentuk disosiatif salah satunya dslam dirinya. Gangguan emosional yang
Saat guru memberikan suatu pertanyaan terkadang menimbulkan perilaku yang
kepada murid, persaingan akan terjadi sangat mengganggu seperti tiba – tiba
diantara siswa – siswa di dalam kelas berteriak-teriak, memukul teman, tidak
untuk menjawab pertanyaan ibu guru.: mau mengikuti pelajaran dan lain – lain
Bentuk anteraksi disosiatif pada menjadi salah satu bentuk
pada siswa caat fisik, ada beberapa siswa ketidakmampuan siswa ABK mengontrol
laki – laki dari kelas lain mengatakan jijik diri dalam lingkup sosialnya. Siswa –
saat melihat wajah CT. Mereka siswa reguler bahkan ada yang tidak mau
mengatakannya tidak langsung ke CT, berdekatan dengan siswa berkebutuhan
namun melihat CT dari kejauhan. Apabila khusus dikarenakan sikap emosional
CT mendakat, mereka akan menjauh siswa ABK yang mendadak mengamuk
denganberlari dan berkata ‘lari atau melakukan kegiatan – kegiatan yang
woi…lari..!’. Ini termasuk salah satu membuat sekitarnya ketakutan.
bentuk kontravensi yang secara mental Bermain dengan teman menjadi
melalui perkataan mengintimidasi, hal wajar yang dilakukan oleh siswa –
memprovokasi, dan mengganggu lawan siswi di sekolah. Bermain bersama teman
apabila orang yang diintimidasi ataupun yang saling mengerti juga termasuk
diejek mendengar atau mengetahuinya pilihan yang bijak dalam dunia
sehingga CT merasa sedih akibat pertemanan. Namun, dalam dunia
perkataan dan perlakukan yang pertemanan AS, siswa ABK penyandang
diterimanya dari siswa siswa yang hanya Hyperactive. AS sering dihadapkan oleh
melihat CT dari sisi kekurangannya ketidaksukaan teman – temannya
secara fisik. kepadanya. Hal ini disebabkan oleh sikap
Hyper atau berlebihan yang dilakukan
Hambatan Siswa AS, misalnya saat teman – temannya
Berkebutuhan Khusus Dalam bermain lari – larian di kelas, AS ikut
Berinteraksi Di Sekolah bergabung juga, namun cara AS bermain

1627
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10 (4) (2023): 1622-1629

sampai mendorong teman – temannya, utarakan, selebihnya mereka dapat


sehingga temannya cedera dan marah. berinteraksi dengan keluarga dan
Hal ini sesuai pernyataan Bu Muherni, teman-teman sebayanya yang normal
S.Pd dalam wawancara dengan peneliti dengan baik. (Bastiana: 2014).
sebagai berikut: Siswa ABK penyandang autis
“Di kelas 6, itu ada waktu tu berdasarkan hasil observasi cenderung
kejadian AS dorong temannya sampai jarang berbicara dengan siswa lainnya
jatuh karena bercanda main lari lari. masih minim dilakukan, hal ini karena
Kalau pas belajar sering juga aisyah siswa ABK jarang ingin memulai
mondar – mandir sana sini jadi temannya percakapan lebih dahulu. Siswa
enggak konsen lagi belajar.” regulerpun jarang memulai komunikasi
(Wawancara dengan Bu Muherni pada lisan dikarenakan merasa sulit berbicara
tanggal 28 November 2022). dengan siswa ABK yang berkomunikasi
tidak dua arah
Kontak mata pada anak Berbicara pada tingkat siswa
penyandang autis menjadi hambatan autis tidak selalu terjadi secara baik.
dalam kontak sosial siswa di sekolah. Artikulasi dalam berbicara siswa autis
Saat temannya ada yang bertanya atau mengalami kekurangan sehingga ucapan
sedang menyapa, siswa penyandang yang dikeluarkan tidak jelas, dan
autis cenderung tidak melihat ke lawan penyampaian jawaban atas pertanyaan
bicaranya. Kontak mata menjadi salah dari lawan bicaranya kadang – kadang
satu bentuk kontak sosial yang dilakukan searah atau terkadang lari dari topik
secara langsung oleh siswa ABK dengan pembicaraan.
siswa reguler, Pada kenyataannya siswa Dalam berkomunikasi dengan
autis seperti AK dan YCR masih minim guru, sehingga hal ini menyebabkan
melakukan kontak mata. proses interaksi siswa dan guru
mengalami hambatan. Komunikasi guru
2. Komunikasi dengan siswa biasanya menyangkut
Komunikasi adalah syarat keperluan belajar di dalam kelas, seperti
terjadinya interaksi sosial. Komunikasi guru bertanya soal pemahaman anak
yang dilakukan antara individu atau terhadap materi yang disampaikan guru,
kelompok membuat interaksi tercapai terkait kondisi anak dalam membuat
dengan baik. Dalam sekolah inklusi, evaluasi ataupun tugas yang diberikan
siswa ABK yang memiliki kekurangan oleh guru, bahkan kabar anak seperti
dalam berbicara akan sulit melakuka bertanya diluar konteks pelajaran.
komunikasi dengan orang di sekitarnya.
Siswa – siswa ABK di SD Negeri 136 KESIMPULAN
Pekanabaru ada yang berbicara dengan 1. Bentuk interaksi sosial yang
baik, ada juga yang sedikit terkendala dilakukan siswa ABK di
melaukan komunikasi. sekolah inklusi SD Negeri 136
Berbicara siswa tuna grahita Pekanbaru sudah berjalan
utarakan terkadang sesuai arah dengan baik, karena
pemebiacaraan namun terkadang juga Kerjasama dan bentuk
tidak sesuai arah pembicaraan. akomodasi seperti
Terkadang teman – temannya bingung mediasi,kompromi coercion
apa yang dijawab oleh PA. Proses serta toleransi yang sudah
interaksi sosial pada anak tunagrahita cukup terjalin karena semua
hanya terhambat pada gangguan pihak yang terlibat dalam
berkomunikasi saja, yakni berbicara dan proses interaksi memahami
penyampaian makna yang ingin mereka kekurangan siswa ABK. Selain
1628
Nurul Kemala Putri, Yusmar Yusuf, Resdati, T. Romi Marnelly
Interaksi Sosial Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi Sd Negeri 136 Kota ……..….(Hal 1622-1629)

proses asosiatif, interaksi Aprilyan, E., Buwono, S., & Wiyono, H.


disosiatif juga terjadi seperti (2021). Analisis Interaksi Sosial Asosiatif pada
Petani Sawit di Dusun Empiyang Raya Desa Mukti
adanya persaingan dalam Jaya. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
proses belajar walaupun Khatulistiwa, 10(6), 1–9
tidak berujung konflik.
2. Hambatan yang terjadi dalam Bastiana. (2014). Bentuk Interaksi
proses interaksi sosial yang Sosial Anak Tunagrahita Di Sekolah. In
Universitas Negeri Makassar.
dihadapi oleh siswa ABK
dengan siswa reguler dan Desiningrum, D. R. (2016). Psikologi
guru di Sekolah Inklusi: (1) Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Kontak Sosial: Hambatan psikosain.
Siswa ABK dengan orang
Permatasary, N. R., & Indriyanto, R.
disekitarnya berupa kontak (2016). Interaksi Sosial Penari Bujangganong
mata yang sering tidak Pada Sale Creative Community Di Desa Sale
dilakukan oleh siswa ABK Kabupaten Rembang. Jurnal Seni Tari, 5(1), 1–15.
dalam berinteraksi dengan
siswa reguler maupun Soekanto, S. (2015). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
dengan guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Hidir, A., Resdati, R., Sinaga, A. B., &
(2)Komunikasi: ditemukan Arifin, F. (2022). Peran Interaksi Sekolah Luar
siswa ABK yang berbicara Biasa (Slb) Panam Mulia Bagi Anak Di Kelurahan
tidak dua arah dengan lawan Taman Karya Kecamatan Tampan Selama
Pandemi Covid-19. Primary: Jurnal Pendidikan
bicaranya, serta kata – kata Guru Sekolah Dasar, 11(4), 1203.
yang disampai masih kaku https://doi.org/10.33578/jpfkip.v11i4.9050
dan terkadang sulit untuk di
pahami. Namun pada siswa Resdati, Prawira, R. P., Dhari, N. W.,
cacat, tidak ada hambatan Aqilla, Y. A. R. S., Putri, N. K., Herwanda, W.,
Trinanda, E., Ionendri, N. A., Panjaitan, J. W.,
komunikasi yang terjadi. Syafriani, N., & Silalahi, A. P. (2022). Penguatan
Nilai-Nilai Pancasila Melalui Profil Pelajar
UCAPAN TERIMAKASIH Pancasila Di SD Negeri 008 Silam dan SD Negeri
Penulis mengucapkan terima 022 Silam Desa Silam Kecamatan Kuok
kasih kepada semua pihak yang telah Kabupaten Kampar. MARTABE : Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 5(9),
membantu penulis dalam proses
penelitian, yaitu kepada:
1. Terima kasih kepada pihak
SD Negeri 136 Kota
Pekanbaru yang sudah
mengizinkan melakukan
penelitian.
2. Terima kasih kepada orang
tua siswa ABK yang
mengizinkan melakukan
penelitian terhadap siswa
ABK.
3. Terima Kasih kepada seluruh
subjek penelitian dalam
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1629

Anda mungkin juga menyukai