Anda di halaman 1dari 3

1.

Teori Belajar

Teori Belajar merupakan teori yang menjelaskan bahwa dalam perubahan yang terjadi
terdapat proses belajar. Teori ini menekankan pada perubahan tingkah berdasarkan lingkungan
sekitar yang kemudian dipelajari. Salah satu teori belajar yaitu teori belajar behavioristik, teori
ini menekankan terhadap perubahan tingkah laku individu setelah terjadi proses belajar dalam
diri individu tersebut serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut
Desmita dalam Nahar (2016:65) teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami
tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik,
sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya
pengkondisian.

Para tokoh yang memberikan pengaruh kuat pada aliran ini adalah Ivan Pavlov dengan
teorinya yang disebut classical conditioning, John B. Watson yang dijuluki behavioris S-R
(Stimulus-Respons), Edward Thorndike (dengan teorinya Law of Efect), dan B.F. Skinner
dengan teorinya yang disebut operant conditioning.

2. Biografi Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat
ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan
melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang dasar
fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of
Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov
meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai
pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behaviorisme di Amerika. Karya tulisnya adalah
Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927). Classic conditioning
(pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui
percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus
bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-
eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan
behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.

3. Biografi John Broades Watson (1878-1958)

John Broades Watson lahir di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878. Ia adalah seorang
psikologi Amerika yang sepenuhnya merevolusikan kajian tingkah laku manusia dengan teori
behaviorisme. Beliau mempelajari ilmu falsafah di University of Chicago dan memperoleh gelar
Ph. D pada tahun 1903. Pada tahun 1919, pakar psikologi berkebangsaan AS, J.B. Watson dalam
bukunya Psychology from the Standpoint of a Behaviorist mengkritisi metode introspektif dalam
pakar psikologi yaitu metode yang hanya memusatkan perhatian pada perilaku yang ada atau
berasal dari nilai-nilai dalam diri pakar psikologi itu sendiri. Watson berprinsip hanya
menggunakan eksperimen sebagai metode untuk mempelajari kesadaran. Watson mempelajari
penyesuaian organisme terhadap lingkungannya, khususnya stimuli khusus yang menyebabkan
organisme tersebut memberikan respons. Kebanyakan dari karya-karya Watson adalah
komparatif yaitu membandingkan perilaku berbagai binatang. Karya-karyanya sangat
dipengaruhi karya Ivan Pavlov. Namun pendekatan Watson lebih menekankan pada peran
stimuli dalam menghasilkan respons karena pengkondisian, mengasimilasikan sebagian besar
atau seluruh fungsi dari refleks. Karena itulah, Watson dijuluki sebagai pakar psikologi S - R
(stimulus-response).

4. Biografi B.F. Skinner (1904-1990)

Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904, di kota keceil Susquchanna, Pennsylvania.
Ayahnya adalah seorang pengacara, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Ia dibesarkan
dalam lingkungan Kristen Ortodoks yang biasa kerja keras. Burrhus menerima gelar BA dalam
bahasa Inggris dari Hamilton College New York. Burrhus lebih banyak mengisi kegiatannya
dengan menulis, terutama untuk dimuat di koran. Setelah kegiatan menulis artikel di koran
mengenai masalah buruh, dia tinggal dan bekerja sementara di Greenwich Village, New York
City sebagai “bohemian”. Setelah mengikuti beberapa perjalanan, ia memutuskan untuk
melanjutkan pendidikan dan kuliah di Harvard untuk mendapatkan gelar master di bidang
psikologi pada tahun 1930, kemudian gelar doktor pada tahun 1931. Di harvard, dia melakukan
riset sampai tahun1936. Pada tahun yang sama, ia pindah ke Minneapolis untuk mengajar di
University of Minnesota. Di sana, ia bertemu Yvonne Blue dan mereka menikah serta memiliki
dua anak perempuan.

Pada tahun 1945, Skinner menjadi ketua jurusan psikologi di Indiana University
kemudian kembali ke Harvard pada tahun 1948 dan menghabiskan sisa hidupnya. Skinner sangat
aktif melakukan riset dan membimbing kandidat doktor, serta menulis ratusan buku. Meskipun
tidak menjadi penulis fiksi dan puisi yang sukses, ia menjadi salah satu penulis psikologi terbaik.
Buku Walden II yang ditulisnya merupakan salah satu buku yang terkenal, berisi kisah fiksi
sebuah komunitas yang menjalankan prinsip-prinsip behaviorisme.

5. Asumsi Dasar Pendekatan Behavioristik terhadap Kepribadian

Dalam teori behaviorisme lebih tertarik untuk menganalisa perilaku yang nampak saja,
yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama
teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan
perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan
apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui
bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang
lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif
yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk
perilaku atau kepribadian mereka.
Istilah behaviorisme merujuk pada beberapa teori yang mengandung tiga asumsi-
asumsi dasar tentang belajar. Asumsi itu adalah:

1. Fokus studi adalah perilaku yang dapat diamati, bukan kejadian mental internal atau
rekonstruksi verbal atas kejadian.

2. Perilaku harus dipelajari melalui elemennya yang paling sederhana


(stimuli spesifik dan respon spesifik). Contoh reaksi behavioral yang diteliti oleh
periset awal antara lain gerak refleks, reaksi emosional yang dapat dilihat, dan
respon gerak, dan verbal.

3. Proses belajar adalah perubahan behavioral. Suatu respon khusus


terasosiasikan dengan kejadian dari suatu stimulus khusus, dan terjadi dalam
kehadiran stimulus tersebut.

4. Skinner mendeksripsikan bahwa peristiwa dan kondisi yang melahirkan pola perilaku.
Contohnya adalah merpati yang belajar mematuk dan anak yang belajar membaca.
Analisis Skinner mencakup berbagai macam tipe konsekuensi yang mepengaruhi
perubahan perilaku, efek emosional dari konsekuensi aversif.

6. Implikasi Pandangan Behavioris bagi Konsep Kepribadian

Perubahan tingkah laku siswa merupakan proses akhir dari pembelajaran menurut teori
behavioristik. E. Thorndike mengemukakan bahwa siswa yang telah siap untuk menerima
perubahan prilaku akan menghasilkan kepuasan tersendiri bagi dirinya. Selain itu, stimulus dan
respon ini perlu diulang agar mendapatkan perubahan prilaku ke arah yang diinginkan. Implikasi
dari teori belajar behaviorisme berindikasi kepada bagaimana lingkungan dapat menstimulus
individu tersebut untuk mengembangkan kemampuan berpikir mereka dalam menyelesaikan
permasalahan kehidupan. Dengan kata lain lilngkungan membentuk pola pikir individu sesuai
stimulus yang diterimanya dari lingkungan. Stimulus tersebut dapat membentuk kepribadian
manusia menjadi kepribadian yang mampu mengembangkan pikiran mereka.

Pandangan behaviorisme juga mempengaruhi kepribadian dengan adanya penguatan.


Skinner membuat definisi yang sangat sederhana mengenai penguatan. Sesuatu yang
memperkuat menurutnya adalah segala sesuatu yang meningkatkan kemungkinan kemunculan
perilaku tertentu. Jika seorang anak kecil menangis atau merengek, ia berharap akan mendapat
perhatian dari orang tuanya. Apabila cara tersebut berhasil, maka ia mendapat penguatan
sehingga anak akan mengulangi kembali pola perilaku tersebut. Akan tetapi jika tidak mendapat
penguatan, artinya tangisan atau rengekan tersebut diabaikan dan tidak mendapat perhatian,
maka pola perilaku tersebut akan berhenti dan anak akan mengembangkan pola perilaku lain
supaya mendapat penguatan.

Anda mungkin juga menyukai