Behaviorisme
Meuretta Alawiyah Pulungan
(06111281722020)
Apa itu Filsafat?
2
Filsafat Secara Umum
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia
terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat
berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom).
Sedangkan secara terminologis filsafat itu berupa suatu sikap, metode
berpikir, kelompok masalah, kelompok teori yang di analisis secara
kritis meliputi Bahasa dan pengertiannya sehingga mencapai
pemahaman yang komprehensif.
Jadi, filsafat adalah akar dari pengetahuan atau pengetahuan terdalam.
Dimana proses berpikirnya mendasar, meluas, menyeluruh dan secara
sistematis untuk mencari kebenaran. Dengan adanya filsafat, manusia
akan berpikir secara radikal (sampai ke akar), kritis, sistematis,
universal, spekulatif dan konseptual.
3
Filsafat Pendidikan
Di dalam dunia pendidikan hal yang harus dan pasti dipikirkan
dan dibahas oleh seorang pendidik adalah hakikat, latar belakang,
tujuan, metode, evalusai, dan segala susuatu yang berkaitan
dengan pendidikan. Di dalam memikirkan dan membahas segala
hal yang berkaitan dengan pendidikan itulah disebut dengan
filsafat pendidikan.
penulis memahami bahwa filsafat pendidikan adalah salah satu
bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji tentang hakikat ilmu pendidikan. Hakikat ilmu
pendidikan itu meliputi kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan
teratur tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia
pendidikan agar masalah-masalah tersebut dapat diatasi secara
tepat.
4
Filsafat aliran behaviorisme
5
Teori belajar behaviorisme
8
﹡ John B. Watson (1878-1958)
Watson adalah seorang behavioris murni, kajiannya tentang belajar disejajarkan
dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada
pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. Menurut
Watson, belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
stimulus dan respon tersebut harus dapat diamati dan diukur. Jadi perubahan-
perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, tidak perlu
diperhitungkan karena tidak dapat diamati.
Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology). Yang dimaksud
dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan
jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban
terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk
pengeluaran kelenjar.
9
﹡ Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai
penentu perilaku. Perilaku manusia adalah hasil belajar
sehingga unsur lingkungan sangat penting. Dengan demikian
pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia
ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.
﹡ Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana
saja. Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu
yang dipelajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan
ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa Watson menolak mind
secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi
ilmiah.
10
﹡ Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Menurut Thorndike, belajar merupakan proses interaksi antara
stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon adalah
reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, juga dapat
berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. Teori yang
dikembangkan oleh Thorndike di kenal dengan istilah
koneksionisme (connectionism).
Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan
membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera
dengan kecenderungan bertindak.
11
﹡ Clark L. Hull (1884-1952)
Menurut Clark Hull, semua fungsi tingkah laku bermanfaat
terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan
hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis
(drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction)
adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh
kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan)
dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan
kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul
mungkin dapat berwujud macam-macam.
12
﹡ Burrhus Frederic Skinner/BF. Skinner (1904 - 1990)
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi
melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan
perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh
tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang
tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan
saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi
respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-
konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya
mempengaruhi munculnya perilaku.
Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar
harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya,
serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai
konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.
13
﹡ Prinsip teori skinner:
○ Prinsip hukum akibat menjelaskan bahwa
perilaku yang diikuti hasil positif akan
diperkuat dan perilaku yang diikuti hasil
negatif akan diperlemah.
○ Penguatan merupakan suatu konsekuensi
yang meningkatkan peluang terjadinya
suatu perilaku.
14
﹡ Albert Bandura (1925-sekarang)
Teori belajar sosial Bandura menunjukkan
pentingnya proses mengamati dan meniru
prilaku, sikap, reaksi dan emosi orang
lain. Teori Bandura menjadi dasar dari
prilaku pemodelan yang digunakan dalam
berbagai pendidikan secara massal.
15
Penerapan Aliran Behaviorisme
dalam Pendidikan
﹡ Dalam konteks pendidikan maka psikologi mempunyai andil
untuk membantu merumuskan sistem pendidikan yang
mampu meningkatkan kualitas manusia.
﹡ Pendidikan dalam behavioristik menekankan pada
reinforcement stimulus-response, conditioning, operant
conditioing, modelling. Siswa dalam teori ini dikondisikan
sebagai jiwa yang aktif. Pendidikan baru dianggap berhasil
jika siswa mengalami perubahan perilaku seperti yang
diharapkan muncul. Perilaku dan respon itu diharapkan sama
pada tiap siswa sehingga membentuk suatu keteraturan antara
stimulus dan respon.
﹡ Peran guru dalam behavioristik adalah sebagai fasilitator.
16
﹡ Salah satu produk teori behavioristik adalah pendidikan
berbasis kompetensi. Kurikulum ini seakan menjadi
bukti eksistensi behavioristik walaupun teori
pendidikan behavioristik dikatakan secara ekstrim
sudah mati. Kurikulum ini mendistribusikan paket
pendidikan ke dalam sub – sub bagian berupa standar
kompetensi yang harus diraih oleh pelajar. Pencapaian
pelajar kemudian diukur dengan sebuah minimum
passing grade yang harus dicapai pelajar.
17
Terimakasih
18