Kelompok 10:
Radigma kondisioning klasik merupakan karya besar Ivan P. Pavlov (1849-1936), ilmuan Rusia
yang mengembangkan teori perilaku melalui percobaan tentang anjing dan air liurnya. Proses
yang ditemukan oleh Pavlov, karena perangsang yang asli dan netral atau rangsangan biasanya
secara berulang-ulang dipasangkan dengan unsur penguat yang menyebabkan suatu reaksi.
Skinner adalah seorang psikolog dari Harvard yang telah berjasa mengembangkan teori perilaku
Watson. Pandangannya tentang kepribadian disebut dengan behaviorisme radikal.Behaviorisme
menekankan studi ilmiah tentang respon perilaku yang dapat diamati dan determinan
lingkungan.Dalam behaviorisme Skinner, pikiran, sadar atau tidak sadar, tidak diperlukan untuk
menjelaskan perilaku dan perkembangan. Menurut Skinner, perkembangan adalah perilaku. Oleh
karena itu para behavioris yakin bahwa perkembangan dipelajari dan sering berubah sesuai
dengan pengalamanpenglaman lingkungan.
Menurut Watson (dalam Putrayasa, 2013:46), belajar sebagai proses interaksi antara stimulus
dan respons, stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat diamati dan dapat diukur.
Menurut edward lee thorndike (1874-1949)Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan
belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat di tangkap melalui alat
indera.Sedangkan respon yaitu reaksi yang di munculkan siswa ketika belajar, yang juga dapat
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
Menurut Clark hull (1884-1952) Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah
laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, teori Hull
mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan
menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia.
Menurut Edwin Ray Guthrie (1886-1959) Demikian juga dengan Edwin Guthrie, ia juga
menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar.
Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau
pemuasan biologis sebagaimana yang di jelaskan oleh Clark dan Hull.
Ciri-Ciri Teori
Belajar Behavioristik
Pertama, aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan
mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalaman pengalaman
batin di kesampingkan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Oleh sebab itu,
behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
Ketiga, behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama.
Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya makhluk yang
berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek
keinginan hati.
Penerapan Teori Belajar Behavioristik
Dalam Proses Pembelajaran