Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri


pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Tujuan Psikologi Pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang riset yang
dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar karena mengajar
merupakan hal yang kompleks.
Untuk mengajar yang efektif dalam situasi murid yang bervariasi, maka
diperlukan beragam perspektif dan strategi yang harus diaplikasikan secara
fleksibel. Hal utama yang dibutuhkan adalah pengetahuan dan keahlian
profesional serta komitmen dan motivasi.
Dalam ilmu psikologi terdapat beberapa aliran, diantaranya adalah aliran
psikologi behavioristik. Behaviorisme adalah sebuah pandangan yang menyatakan
bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan
dengan proses mental. Artinya, menurut aliran ini perilaku adalah segala sesuatu
yang kita lakukan dan bisa dilihat secara langsung, misalnya anak membuat
foster, guru tersenyum pada anak, murid mengganggu murid yang lain, dan
sebagainya. Namun, pemikiran, perasaan, dan motif yang dialami yang tidak bisa
dilihat oleh orang lain bukan subjek yang tepat untuk ilmu perilaku karena tidak
bisa diobservasi secara langsung.
Oleh karena itu, kita perlu membahas dan mempelajarinya sehingga kita
bisa memahami dan membandingkan antara pandangan aliran psikologi
behavioristik dengan pandangan aliran yang lain serta dapat diterapkan dalam
dunia pendidikan nantinya.

1
B.Rumusan Masalah

1. Apa yang aliran psikologi behavioristik ?


2. Siapa tokoh dalam aliran tersebut ?
3. Bagaimana pandangan aliran tersebut terhadap manusia ?
4. Apa saja teori tentang dinamika perilaku manusia dalam aliran tersebut ?
5. Bagaimana implikasinya terhadap pendidikan ?

C.Tujuan Masalah

1. Menjelaskan tentang pengertian aliran behavioristik.


2. Menjelaskan siapa tokoh-tokohnya.
3. Menjelaskan pandangan aliran tersebut terhadap manusia.
4. Menjelaskan teori dinamika perilaku manusia.
5. Menjelaskan implikasinya terhadap pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN ALIRAN BEHAVIORISTIK

Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku yang dapat diukur, diamati


dan dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap
rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap
perilaku kondisi yang di inginkan.teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik yang
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebgai hasil belajar.

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah


pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah
aliran behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus responnya mendukung orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan
akan menghilangkan bila dikenai hukuman. Aplikasi teori behavioristik dalam
kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti diantaranya : tujuan
pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik pembelajaran, media dan
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak
pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti,
tetap, tidak berubah, pengetahuan telah terstruktur dengan rapi sehingga belajar
adalah memindahkan pengetahuan(transfer of knowledge) ke orang yang belajar
atau pelajar.

3
Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang
sudah ada melalui proses berpikir yang adapat dianalisis dan dipilah,sehingga
makna yang dihasilkan dari proses berfikir seperti ini ditentukan oleh
krakterisrtik struktur pengetahuan tersebut.Pembelajaran diharapkan akan
memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan .artinya
,apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh
murid.

Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang


membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan, dan sebagainya. Teori ini
juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan
dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka
meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
pujian. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Ciri-ciri dari psikologi behaviorstik dalam pembelajaran dapat dilihat dari
bagaimana besarnya peran guru dalam proses belajar mengajar. Guru bersikap
otoriter, sebagai agen indoktrinasi dan propaganda, serta sebagai pengendali
masukan dan propaganda.

A. TOKOH ALIRAN PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK

1. William James

James adalah perintis jalan filsafat pragmatisme.Psikologi antara lain:

1) Manusia adalah makhluk reaksi .semua rangsangan dari luar akan


menghasilkan reaksi
2) James mengutamakan unsur-unsur motoris yakni refleks sensomotoris
yang akan menghasilkan reaksi dengan adannya rangsangan luar berupa
gerakan-gerakan.
3) James menghargai pendirian biologis dan menentang ilmu jiwa unsur

4
2. Doc Dougall

Doc Dougall mempelajari tentang insting yang mana insting merupakan


pendorong dalam segala kegiatan.Dia memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang
mempelajari gerak perbuatan dan tingkah laku hewan dan manusia.

3. Edward Lee Thorndike

Edward Lee Thorndike (psikologi amerika) lahir di williamsburg pada tahun


1874 (JP.Chaplin 2002.dalam wagito,2002). Karya-karyanya yang paling dikenal
adalah penelitian mengenai animal psychology serta teori belajar Trial and error
learning. Thorndike adalah salah satu perintis yang memberikan perhatian pada
penilaian dan pengukuran serta perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Dia
mengemukakan gagasan bahwa psikologi pendidikan itu harus memiliki basis
ilmiah. Thorndike sebagai salah seorang pendiri aliran tingkah laku
mengemukakan bahwa belajar dalah proses interaksi antara stimulus (yang
mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respon (yang juga bisa
berupa pikiran, perasaan atau gerakan). Karena pendapatnya tersebut maka
Thorndike diklarisifikasi sebagai behaviorst yang fungsional, dari hasil
eksperimennya Thorndike menetapkan ada tiga macam hukum yang sering
disebut dengan hukum primer dalam belajar, tiga hukum tersebut adalah:

a) Hukum Kesiapsediaan the law of readiness


b) Hukum Latian the law of exercise
c) Hukum efek the law of effect

4. JB. Watson

J.B watson pada awalnya belajar filsafat, tetapi kemudian pindah kedalam
lapangan psikologi, sejak tahun 1912 watson telah menjadi terkenal karena
penyelidikan-penyelidikan mengenai proses belajar pada hewan. Watson
mempromosikan sebuah perubahan psikologi melalui karyanya psychology as the
behaviorist views It (pandangan perilaku psikologi) yang ia dedikasikan kepada
universitas kolumbia tahun 1913, ia menjelaskan bahwa tingkah laku seseorang

5
dapat dijelaskan atas dasar reaksi fisiologik terhadap suatu rangsangan atau
stimulus . Aliran ini tidak menerima paham tentang alam sadar dan alam bawah
sadar pada kegiatan mental manusia.

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan


respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh
karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,
dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori “S –
O - R” atau Stimulus – Organisme – Respon.Proses/mekanisme pembentukan
perilaku manusia terbagi atas 1 aliran, yaitu:
1. Aliran Behaviorisme:
S > R atau S > O > R

S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan


O=organisme (individu/manusia).

Karena stimulus datang dari lingkungan (W = world) dan R juga ditujukan


kepadanya, maka mekanisme terjadi dan berlangsungnya dapat dilengkapkan
seperti tampak dalam bagan berikut ini

W>S>O>R>W

Yang dalam artian lingkungan memberikan rangsangan sehingga seseorang


melakukan respon spontan yang akhirnya memberikan dampak pada lingkungan
itu sendiri

Contoh : Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan (W) dan menjadi
stimulus (S) bagi mahasiswa tersebut (O), secara spontan mengipaskan-ngipaskan
buku merupakan respons (R) yang dilakukan mahasiswa. Merasakan ruangan
tidak terasa gerah (W) setelah mengipas-ngipaskan buku.

Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam


dua jenis yaitu :

6
 Lingkungan objektif (umgebung= segala sesuatu yang ada di sekitar individu
dan secara potensial dapat melahirkan S)
 Lingkungan efektif (umwelt= segala sesuatu yang aktual merangsang
organisme karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran
tertentu pada diri organisme dan ia meresponsnya).

Perilaku yang berlangsung seperti dilukiskan dalam bagan di atas biasa disebut
dengan perilaku spontan.

Sedangkan perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut:

W > S > Ow > R > W

Sebenarnya, masih ada dua unsur penting lainnya dalam diri setiap individu yang
memengaruhi efektivitas mekanisme proses perilaku yaitu receptors (panca indera
sebagai alat penerima stimulus) dan effectors (syaraf, otot dan sebagainya yang
merupakan pelaksana gerak R).

Dengan mengambil contoh perilaku sadar tadi, mahasiswa yang sadar (Ow)
mungkin merasakan penglihatannya (receptor) menjadi tidak jelas, sehingga
tulisan dosen di papan tulis tidak terbaca dengan baik. Menggerakkan kaki
menuju ke depan, mengucapkan minta izin kepada dosen, tangan menekan saklar
lampu merupakan effector.

2.Aliran Holistik atau Humanis

Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang


berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu
merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada
stimulus yang datang dari lingkungan.

Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam


konteks what(apa), how (bagaimana),dan why (mengapa). What
(apa)menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak
dicapai dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan

7
bentuk cara mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu
sendiri.Sedangkan why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang
menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku (how), baik bersumber dari
diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk) maupun yang bersumber dari luar
individu (motivasi ekstrinsik).

C.PANDANGAN TERHADAP MANUSIA

Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya


melainkan hanya mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan
kenyataan, pengalaman-pengalaman batin di kesampingkan. Para ahli psikologi
behavioristik memandang manusia tidak pada dasarnya baik dan jahat. Para ahli
melakukan pendekatan behavioristik, memandang manusia sebagai pemberi
respons, sebagai hasil dari kondisioning yang telah terjadi.Dustin and
George(1977) yang dikutip oleh George and Cristiani(1981) mengemukakan
pandangan behavioristik terhadap konsep manusia yakni:

1) Manusia dipandang sebagai individu yang pada hakikatnya bukan


individu yang baik atau yang jahat tetapi sebagai individu yang selalu
berada dalam keadaan sedang mengalami,yang mengalami
kemampuan untuk menjadi sesuatu pada semua jenis perilaku.
2) Manusia mampu mengkoseptualisasikan dan mengontrol perilakunya
sendiri .
3) Manusia mampu memperoleh perilaku yang baru.
4) Manusia bisa mempengaruhi perilaku orang lain sama halnya dengan
perilakunya yang bisa dipengaruhi orang lain.

Behavioristik memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya


manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanyadari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk
akan menghasilkan manusia yang buruk, sebaliknya dengan lingkungan yang
baik akan menghasilkan manusia yang baik pula. Kaum behavioris memusatkan
dirinya pada pedekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris

8
mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat
subjektif seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termaksud berpikir dan
emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.

D. TEORI TENTANG DINAMIKA PERILAKU MANUSIA

Dinamika perilaku manusia ditentukan dan pengaruh oleh:

1. Pengamatan atau penginderaan (sensation) adalah proses belajar mengenal


segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan
alat indera penglihatan (mata) pendengaran(telinga), pengecap(lidah),
pembau(hidung), dan perabaan(kulit,termasuk otot).
2. Persepsi (perseption) adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak
atau pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum
persepsi terkait dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh,
dan penuh arti. Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian
selektif, ciri-ciri rangsangan, dan nilai kebutuhan individu, serta
pengalaman.
3. Berpikir (reasoning) adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk
menemukan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir
bertujuan untuk membentuk pengertian ,membentuk pendapat, dan
menarik kesimpulan. Proses berpikir kreatif terdiri dari persiapan,
inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. jenis berfikir ada 2, yaitu berpikir
tingkat rendah dan tingat tinggi.
4. Inteligensi, dapat diartikan sebagai
a) Kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir rasional
b) Kemampuan indiviidu untuk menyesuaikan diri dengan situasi
baru
c) Kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu.Inteligensi tidak
sama dengn IQ karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan
menggunakan tes tertentu yang tidak atau belum tentu
menggambarkan kemampuan individu yang lebih

9
kompleks.Inteligasi dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
lingkungan .
a. Sikap (Attitude) adalah evaluasi positif – negatif – ambivalen
individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap
merupakan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku yang
relatif menetap. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan
kecenderungan bertindak. Faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya sikap adalah pengalaman khusus, komunikasi dengan
orang lain, adanya model, iklan dan opini, lembaga-lembaga sosial
dan lembaga keagamaan.

Teori perilaku menyatakan bahwa perilaku adalah fungsi individu dengan


lingkungan. Demikian juga dalam model perilaku, keadaan lingkungan dan
individu yang bersangkutan memegang peranan penting dalam menentukan
perilakunya.

Dalam teori behaviorisme, kaum behavoris lebih dikenal dengan nama


teori belajar, menyatakan bahwa seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar.
Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan.
Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional
atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan.

E.IMPLIKASI PSIKOLOGI BEHAVIORISTIK TERHADAP


PENDIDIKAN

Pada paruh awal abad keduapuluh, teori behaviorisme sempat mendominasi


pendidikan di Amerika, bahkan bisa dikatakan hingga kini. Terbukti dari posisi
Skinner yang menempati urutan pertama dalam daftar psikolog paling ternama
diabad keduapuluh (lihat lampiran). Karena itulah beberapa model pembelajaran
juga sangat dominan sisi behavioristiknya.

10
1.Model Pembelajaran Behavioristik

Cruickshank, Jenkins & Metcalf (2014a:124-125, 2014b:29-40) memberikan


lima contoh model pembelajaran behavioristik, yaitu:

1).Direct Instruction (DI)

Yaitu pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mempelajari materi dan


kemampuan akademik secara langsung dengan cara yang paling efisien. Materi
yang cocok menggunakan DI adalah yang bersifat dasar, seperti membaca,
menulis, matematika, dan seterusnya. Karakteristik pembelajaran langsung
adalah:

a) Berpusat pada guru (teacher centered), yang mengarahkan dan


mengontroldengan kuat mengenai apa yang harus dipelajari dan bagaimana
caranya.

b) Orientasi pada tugas, artinya tugas primernya adalah pembelajaan akademik


untuk materi-materi dasar, seperti membaca dan menulis.

2). Programmed Instruction (PI)

Pembelajaran Terprogram melibatkan pengaturan materi pelajaran atau praktik


ke dalam bagian-bagian kecil yang disebut kerangka. Siswa merespon pertanyaan
atau masalah (stimulus) dalam setiap kerangka. Jika jawaban siswa benar,mereka
menerima penguatan positif dan kerangka berikutnya disajikan. Ketika siswa
merespon secara salah, mereka diminta untuk mengulangi atau diberikan
informasi lebih untuk membantu siswa menemukan jawaban.

3).Computer-Assisted Instruction (CAI)

Pembelajaran Terasistensi Komputer mengacu kepada penggunaan komputer


untuk menampilkan Pembelajaran Terprogram. Banyak jenis program CAI yang
tersedia dan kebanyakan menuntut siswa untuk terlibat dalam banyak latihan.

4).Precision Teaching (PT)

11
Model pengajaran ketepatan ini muncul ketika para pelajar menguasai fakta
atau keahlian, kemudian dilanjutkan mempraktikkan keahlian ini sampai mereka
meraih tingkat ketepatan atau kelancaran yang tinggi, atau dalam kata lain, model
pembelajaran ini disebut sebagai “latihan menciptakan kesempurnaan”. Para guru
yang menggunakan model PT ini memberikan satu menit latihan harian dan
mencatat jumlah soal yang dijawab benar. Siswa diberikan catatan mengenai
kemajuannya. Prinsip dasar model ini adalah proses pengolahan informasi.

5).Applied Behavioral Analysis (ABA)

Model pembelajaran ini banyak digunakan dalam ranah klinis (rumah sakit,
penjara, sekolah) untuk memodifikasi perilaku klien menuju pola yang lebih
normal atau dapat diterima. Model ABA ini selalu menggunakan prinsip
pengondisian operan-nya Skinner, dan sampai saat ini masih aktif dalam
komunitasnya yang ada di Amerika Serikat (lihat di www.abainternational.org).

2.Ciri Khas Pendidikan Behavioristik

Secara garis besar, Toenlioe (2014:20-21) menyebut pokok-pokok pikiran


tentang pendidikan yang berpijak pada psikologi behaviorisme memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

a) Pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan sesuai
standar tertentu dengan menggunakan teknik-teknik pembiasaan berbasis
stimulus-respon-asosiasi;

b) Teknik-teknik utama pendidikan versi behaviorisme adalah teladan, penguatan


positif, penguatan negatif, penghapusan, dan pengalihan;

c) Guru adalah pelaksana pembelajaran sesuai ketentuan standar yang terlebih


dahulu telah ditetapkan oleh pihak-pihak di luar dirinya;

d) Siswa wajib menjalankan tuntutan guru tanpa kompromi sebagai implikasi


logis dari adanya ketentuan standar yang harus dicapai guru;

12
e) Tujuan pembelajaran adalah agar terjadi perubahan tingkah laku berupa
bertambahnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam diri siswa;

f) Isi pembelajaran bersifat obyektif, terstruktur, permanen, dan berstandar


tunggal;

g) Metode utama yang digunakan dalam strategi pembelajaran adalah dengan


metode ceramah dan “drill”;

h) Dalam penataan iklim pembelajaran, digunakan teknik motivasi, penguatan


positif, penguatan negatif, pengalihan, dan hukuman;

i) Dalam hal evaluasi pembelajaran, acuan yang tepat adalah kriteria atau
patokan,dengan penekanan pada hasil belajar.Lebih jelas lagi, tabel berikut
penulis sarikan dari Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang yang
disampaikan oleh Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng (1998) tentang “Mencari
Paradigma Baru Pemecahan Masalah Belajar Dari Keteraturan Menuju ke
Kesemrawutan”, artinya dari Behavioristik menuju ke Konstruktifistik.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang
individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek
– aspek mental
2) Tokoh-tokoh aliran psikologi behavioristik di antaranya adalah
Willian James, Doc Dougall, Ivan Pavlov, Skinner, JB Watson, dan
Thorndike.
3) Para ahli psikologi behavioristik memandang manusia tidak pada
dasarnya baik atau jahat. Para ahli yang melakukan pendekatan
behavioristik, memandang manusia sebagai pemberi respons, sebagai
hasil dari kondisioning yang telah terjadi.
4) Dinamika perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa factor. Di
antaranya adalah : Sensation, perception, intelegent, reasoning, dan
attitude.

14
DAFTAR PUSTAKA

John W. Santrock. 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, cet II.


Sumadi Suryabrata, 2006. Psikologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada
Atkinson, et.al. 1996. Pengantar Psikologi, Jakarta: Erlangga
https://www.academia.edu/29319461/Implikasi_Psikologi_Behaviorisme_Dalam_
Pendidikan
https://www.slideshare.net/mobile/zayilman/aliran-psikologi-behavioristik

15

Anda mungkin juga menyukai