respon. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan
semakin kuat apabila diberi penguatan. Penguatan tersebut terbagi atas penguatan positif dan
penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulus dapat meningkatkan terjadinya
pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku
berkurang atau menghilang.
Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tinngkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respons.
Behaviorisme adalah sebuah aliran psikologi yang didirikan oleh Jhon B.Watson pada
tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan aliran revolusioner, kuat dan
berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yaang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai
reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-
laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang
tidak tampak).
Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat
diukur, dilukiskan dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan,
pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang
berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk
akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik.
Perilaku semua organisme perilakunya terjadi secara refleks dan dibatasi oleh
rangsangan yang sederhana dan bersifat mekanis. Model belajar Pavlov disebut juga
sebagai belajar tanda. Tanda,kode dan sinyal mempunyai arti terhadap apa yang
diharapkan.Teori classic conditioning (pengkondisian atau persyarataan klasik) adalah
teori yang ditemukan pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana
perangsang asli dan netrak dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-
ulang, sehingga memunculkan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan. Eksperimen-eksperimen yang dilakukanPavlov
dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimanagejala-
gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya.
3. Edward L Thorndike
Perilaku ditentukan secara refleks oleh stimulus yang ada dilingkungan dan
bukan oleh pikiran yang tidak sadar.
Tiga hukum utama dalam proses belajar yaitu :
a. Hukum latihan
b. Hukum pengaruh
c. Hukum kesiapan
Latihan dapat menguatkan hubungan S-R
Kekuatan hubungan S-R dipengaruhi oleh tenaga dan lamanya waktu latihan.
Pengalaman yang memuaskan akan terjadi bila satu unit perantara siap
menggerakkan respon
Apa yang dipelajari terdahulu akan mempengaruhi apa yang dipelajari
kemudian.
Dua kelompok pertama (classical dan operant) menekankan pada pembelajaran dan
asosiatif yang menyatakan bahwa belajar merupakan saling keterkaitan dua kejadian.
Umpamanya belajar assosiatif terjadi ketika siswa mengaitkan suatu peristiwa yang
menyenangkan dengan belajar sesuatu disekolah. Contohnya guru tersenyum senang ketika
siswa mengajukan pertanyaan yang menarik. Sedang kelompok ketiga (koneksionisme
thorndike) bahwa semua pembelajaran dijelaskan melalui hubungan atau ikatan yang
dibentuk antara stimulus dan respon. Hubungan-hubungan ini muncul lebih utama melalui
trial dan error (coba dan gagal), yaitu sesuatu proses yang oleh yang kemudian hari disebut
oleh thorndike sebagai koneksionisme belajar melalui seleksi dan hubungan.
Hal yang paling penting dalam teori belajar behaviorisme adalah masukan dan
keluaran yang berupa respon. Menurut teori ini, antara stimulus dan respons dianggap tidak
penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan diukur. Dengan demikian yang dapat
diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan oleh gurudan
apa saja yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur yang bertujuan
untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku.
Faktor lain yang penting dalam teori belajar behaviorisme adalah faktor-faktor
penting dalam belajar. Pendidikan berupaya mengembangkan perilaku siswa kearah yang
lebih baik. Pendidik berupaya agar dapat memahami peserta didik yang beranjak dewasa.
Perkembangan perilaku merupakan objek pengamatan dan aliran behaviorisme.
Teori belajar behaviorisme menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari interaksi antara stimulus dan respon, sedangkan belajar sebagai aktivitas yang menuntut
siswa mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Menurut Mukinan
(1997:23), beberapa prinsip tersebut, yaitu