PENDAHULUAN
1
Bagaimana bentuk arus informasi dalam reportase ?
BAB II
PEMBAHASAN
Penyiaran atau biasa kita kenal dengan nama broadcasting telah terjadi sejak ide itu
diciptakan hingga disebarluaskan. Langkah-langkahnya meliputi penggagas ide yang
dalam hal ini adalah komunikator, kemudian ide itu diubah menjadi suatu bentuk
pesan yang dapat dikirimkan baik verbal maupun non-verbal melalui saluran dan atau
sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau ranah umum
atau istilahnya adalah komunikan. Adanya suatu penyiaran ditentukan oleh tiga unsur
yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut
Trilogi Penyiaran. Paduan ketiganya ini yang kemudian akan menghasilkan siaran
yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.
Studio adalah tempat dan sistem yang cukup berperan dalam stasiun
penyiaran. Sebagai sub-sistem yang terintegrasi secara total, bagian studio
memberikan andil untuk penyediaan program-program reguler yang sifatnya
berhubungan. Sistem studio pada umumnya terintegrasi dari berbagai unit sistem
seperti bagian audio, video sistem, dan pencahayaan serta dilengkapi prasarana seni
atau gambar sebagai pendukung produksi khususnya untuk produksi audiovisual.
Studio merupakan tempat produksi informasi sekaligus menyiarkan, yakni mengubah
2
ide dan gagasan menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara. Studio sebagai
penyuplai program acara dibagi dalam dua kategori besar:
3
dirumah-rumah. Siaran adalah benda abstrak yang sangat potensial untuk
dipergunakan mencapai tujuan yang bersifat idiil maupun material. Siaran merupakan
hasil kerja kolektif yang memerlukan dana yang besar banyak tenaga yang kreatif dan
profesional serta sarana elektris canggih yang harganya relatif mahal. Karena itu
produksi Siaran sebenarnya merupakan produksi massal yang memiliki tujuan untuk
menyampaikan informasi, hiburan dan pendidikan kepada sebagian besar
khalayaknya, dengan biaya yang cukup besar dan tentu saja berdampak yang besar
pula kepada masyarakat umum.
Penyiaran atau broadcasting tentu saja berdampak besar terhadap masyarakat
umum dimana itu bisa menjadi alat propaganda atau sejenisnya. Namun dari hal itu,
tidak dapat dipungkiri bahwa penyiaran merupakan metode termudah untuk
menyebarkan berita-berita yang baik pula. Disini akan dibahas mengenai dampak-
dampak baik positif maupun negatif dari penyiaran tersebut. Dan tidak lupa akan
dibahas sekilas sejarahnya. Cakupan yang akan dibahas di dalam penulisan ini adalah
lingkup sejarahnya di dunia seputar penyiaran baik televisi maupun radio.
4
lebih mudah.
Beralih ke radio, awalnya alat ini cenderung diremehkan dan perhatian kepada
penemuan baru itu hanya terpusa sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak
digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian informasi
dan berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang
berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum. Peran radio dalam
menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan
melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami
kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan
informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media ini.
Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak
menarik serta selit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik dari baterai
yang berukuran besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan
kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai. Tahun 1926, perusahaan
manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah
menggunakan listrik yang ada dirumah hingga lebih praktis. Menggunakan dua knop
untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai
peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat
radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media massa.
Stasiun pertama muncul ketika seorang ahli teknik nernama Frank Conrad di
Pittsbrugh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian hobi, membangun
sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu-lagu,
mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang
dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan
banyak pendengar seiring juga meningkatnya penjualan pesawt radio ketika itu.
Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih
5
mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika
dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media
massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi
masyarakat. Pada tahun 1983, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat
panik dan geger serta banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS
menayangkan drama radio uyang menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang
bumi. Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada dalam
siaran radio. Namun kebanyakan penduduk tidak langsung percaya. Dalam sejarah
siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling dramatik yang pernah terjadi di
muka bumi.
Untuk televisi, prinsipnya dikemukakan oleh Paul Nipkow dari jerman pada tahun
1884 namun pada tahun 1928, Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan
tabung kamera atau iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis
kedalam sinya elektronis untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan kedalam
gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan
pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s
Fair pada tahun 1939.
6
garam untuk mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas
cahaya lampu studio yang sangat tinggi.
PENYIARAN DI INDONESIA
Pada tahun 1911, Angkatan Laut Kerajaan Belanda pertama kali mengoperasikan
fasilitas radio komunikasi di Sabang, pulau paling barat dari wilayah Hindia Belanda.
7
Fasilitas radio ini digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengatur lalu lintas kapal
laut yang melintas Selat Malaka, jalur perdagangan yang sangat sibuk pada waktu itu.
Setelah perang dunia pertama usai, tepatnya pada tahun 1925, di Jakarta berdiri
Batavia Radio Society atau Radio Batavia Vereniging (BRV),
sekelompok broadcaster yang mulai mengudarakan siaran tetap berupa pemutaran
musik barat. Lahirnya BRV inilah yang mulai mengawali keberadaan radio siaran di
Hindia Belanda.
Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Pada saat itu radio
siaran yang ada dihentikan. Kemudian Jepang mendirikan lembaga penyiaran baru
yang dinamakan Hoso Kanri Kyoko dengan cabang-cabangnya di Jakarta, Bandung,
Purwokerto, Semarang, Yogjakarta, Surakarta, Surabaya, dan Malang. Kedelapan
stasiun daerah inilah yang kemudian menjadi embrio pendirian Radio Republik
Indonesia (RRI). Pada sebuah pertemuan di Jakarta pada 11 September 1945 RRI
didirikan oleh pemerintah Indonesia.
Menengok sejarah RRI berarti mencermati kembali sejarah masa awal kemerdekaan
Indonesia. Radio mempunyai peran sentral dalam mengampanyekan proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 kepada dunia. Berkat peran
radio inilah masyarakat dunia mendengar proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan
dukungan-pun segera mengalir dari negara-negara tetangga. Sejarah ini diukir oleh
para angkasawan (penyiar radio) Ronodipuro dan Bachtar Lubis, dengan
keberaniannya yang luar biasa mengudarakan naskah proklamasi dan
mempropagandakan kemerdekaan bangsa Indonesia secara terus menerus dari waktu
ke waktu, mulai dari pukul 19.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945.
8
Sejarah sistem penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada 17 Agustus 1962.
Hari itu, Televisi Republik Indonesia (TVRI) lahir dan untuk pertama kalinya
beroperasi. Dengan pemancar berkekuatan 100 watt, siaran pertama dilakukan untuk
menyiarkan peringatan ulang tahun ke 17 proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Pada awalnya TVRI adalah proyek khusus
untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games ke 4 di Jakarta. Siaran TVRI
sehubungan dengan Asian Games dikoordinir oleh Organizing Comitte Asian Games
IV yang dibentuk khusus untuk event olah raga itu, di bawah naungan Biro Radio dan
Televisi Departemen Penerangan. Mulai 12 November 1962 TVRI mengudara secara
reguler setiap hari. Pada 1 Maret 1963 TVRI mulai menayangkan iklan seiring
dengan ditetapkannya TVRI sebagai televisi berbadan hukum yayasan
melalui Keputusan Presiden RI nomor 215 tahun 1963. Namun pada tahun 1981
dengan berbagai alasan politis TVRI tidak diijinkan lagi menayangkan iklan.
Mulai tahun 1988 TVRI mulai mendapat teman dalam penyiaran di Indonesia.
Pemerintah telah mulai mengijinkan televisi swasta beroperasi di Indonesia, RCTI
(1988), SCTV (1989), TPI (1990), ANTV (1993), INDOSIAR (1995), dan lainnya.
9
2.2 Pengertian Reportase
Menurut Steve Weinberg Reportase berasal dari bahasa Latin, reportare, yang berarti
membawa pulang sesuatu dari tempat lain. Bila dikaitkan dengan kegiatan jurnalisme,
hal itu menjelaskan seorang jurnalis yang membawa laporan kejadian dari suatu
tempat, di mana telah terjadi sesuatu. Sedangkan investigasi berasal dari bahasa
Inggris investigative, yang asalnya juga dari bahasa Latin, vestigum artinya jejak
kaki. Pada sisi ini menyiratkan pelbagai bukti yang telah menjadi suatu fakta.
Reportase investigasi merupakan sebuah kegiatan peliputan yang mencari,
menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta adanya pelanggaran, kesalahan, atau
kejahatan yang merugikan kepentingan. (http://muhammad-
husna.blogspot.com/2013/07/reportase-makalah-disusun-guna-memenuhi.html)
10
Dari pengertian reportase di atas mengantarkan pembagian jenis terhadap
reportase. Menurut Koesworo dkk membagi reportase menjadi:
1. Reportase Sederhana
2. Reportase Mendalam
JENIS-JENIS REPORTASE
1. Reportase Faktual
2. Reportase Mendalam
3. Reportase Komprehensif
4. Reportase Investigasi (dibahas secara khusus)
11
Reportase jenis ini sifatnya hanya melihat dari satu aspek serta hanya sekadar
merumuskan ungkapan kronologis kejadian dan dilakukan secara sekilas.
Ciri-cirinya:
Sebuah contoh dalam sebuah reportase mendalam tentang pidato pemilihan calon
pemimpin.
Dalam konteks peristiwa ini maka wartawan akan memasukkan isi dari pidato itu
sendiri, dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang telah dikeluarkan oleh
calon pemimpin tersebut beberapa waktu lalu.
Dalam jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi bukan opini reporter
(wartawan).
12
Reportase Mendalam memfokus pada upaya penyajian informasi dan latarbelakang
yang begitu detail.
Jenis reportase ini, teknik penulisannya menggunakan feature acrticle atau news
feature.
Menurut Ferguson & Patten dalam “Journalism Today!”, tujuan dari reportase
mendalam adalah memberikan kelengkapan pengisahan (complete stories) –
pengisahan dengan subtansinya.
Ciri-cirinya:
Reportase Komprehensif
13
Dengan demikian maka reportase komprehensif adalah jenis laporan mengenai fakta-
fakta peristiwa atau pendapat atau keduanya yang mengangkat suatu topik yang
tengah diperbincangkan dalam masyarakat.
Dia menjelaskan bahwa suatu peristiwa tidak mungkin berdiri tanpa adanya latar
belakang dan tindak lanjutnya. Artinya, suatu peristiwayang terjadi berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa lainnya.
Ciri-cir
inya:
14
Tetap menambahkan data-data yang menjelaskan fakta-fakta tersebut.
Dalam penyajiannya biasanya menggunakan news feature.
Reportase Investigasi
15
3. Menyangkut beberapa hal yang sengaja disembunyikan dari hadapan publik.
Ciri-cirinya:
a. Reportase interpretatif
16
akan memberi kelengkapan dan memperjelas makna dari peristiwa pokok yang
dijadikan berita. Lebih jelasnya, untuk menyusun reportase interpretatif, wartawan
terlebih dahulu mengumpulkan suatu analisis, kajian, dan interpretasi beberapa
narasumber.
b. Reportase partisipatif
Pada dasarnya, reportase ini merupakan reportase yang lebih banyak
ditentukan oleh permasalahan yang akan disajikan. Reportase partisipatif dibuat
untuk menyajikan kehidupan sosial yang sebenarnya terjadi.
c. Reportase investigatif
Permasalahan yang bisa diangkat misalnya: pejabat yang banyak memiliki
istri simpanan, Roti pemicu kanker, dan sebagainya.
17
Reportase adalah laporan pandangan mata, baik langsung maupun tunda, dari
lokasi peristiwa. Disini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga
memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang
sedang berlangsung, misalnya:
1. Latar belakang,
2. Maksud tujuan,
- Sejarah ABRI,
18
- Pasukan yang ikut upacara,
Siaran Langsung adalah reportase yang dilakukan secara langsung di lapangan
serta penyiaran gambar secara langsung kepada khalayak. Apa yang dilaporkan dan
gambar apa yang diambil saat itu, langsung dipancarluaskan atau ditransmisikan, dan
secara langsung dapat didengar atau ditonton oleh khalayak pendengar atau pemirsa.
Pada siaran langsung, kesalahan ucapan reporter dapat langsung diketahui oleh
khalayak. Oleh karena itu, reporter siaran langsung harus lebih ekstra hati-hati dalam
melakukan reportase.
Pada siaran tunda, hasil reportase tidak disiarkan secara langsung kepada
khalayak, tetapi direkam dulu dalam pita tape. Materi ini kan disiarkan sesuai waktu
yang telah direncanakan. Jika sewaktu melakukan reportase terjadi kesalahan,
kesalahan ini masih dapat diperbaiki atau dihilangkan di ruang pengeditan. Hal ini
dimungkinkan karena siaranya bersifat tunda. Materi dapat pula disunting kembali
untuk disesuaikan durasi waktunya dengan alokasi yang tersedia. Masa pengeditan ini
19
disebut pascaproduksi. Materi siaran yang sudah siap siar disebut materi siap siar.
Dengan demikian, perbedaan antara siaran langsung dan siaran tunda dapat dilihat
dari materi siaranya. Jika “ diambil dan langsung disiarkan” disebut siaran langsung,
tetapi jika“diambil tetapi tidak langsung disiarkan melainkan direkam dulu” maka
disebut siaran tunda.
2. Baru terjadi, bukan peristiwa lama. Peristiwa yang telah terjadi pada sepuluh tahun
yang lalu jelas tidak bisa menjadi berita atau objek reportase.
3. Unik, bukan sesuatu yang biasa. Seorang mahasiswa yang kuliah tiap hari adalah
peristiwa biasa. Akan tetapi, jika mahasiswa berkelahi dengan dosen didalam ruang
kuliah, itu luar biasa.
20
4. Asas keterkenalan. Kalu mobil Anda ditabrak mobil lain, hal itu tidak pantas
menjadi berita. Namun, kalau mobil yang ditumpangi Sri Sultan ditabrak mobil lain,
itu akan menjadi mobil dunia.
5. Asas kedekatan. Asas kedekatan ini bisa diukur secara geografis maupun
kedekatan emosional. Banjir di Cina yang telah menghanyutkan ratusan orang masih
kalah nilai beritanya dibandingkan banjir yang melanda Jakarta karena lebih dekat
dengan kita yang ada di Indonesia.
7. Tren. Sesuatu bisa menjadi berita ketika menjadi kecenderungan yang meluas di
masyarakat. Misalnya, sekarang orang mudah marah dan membunuh pelaku
kejahatan kecil (pencuri, pencopet) dengan cara dibakar hidup-hidup.
Lapisan pertama: Adalah fakta-fakta permukaan. Seperti: siaran pers, konferensi pers,
pidato, dan sebagainya. Informasi disediakan narasumber sehingga masih sepihak.
Lapisan kedua: Adalah upaya pelaporan yang dilakukan sendiri oleh si reporter. Di
sini, sang reporter melakukan verifikasi, pelaporan investigatif, liputan atas
peristiwa-peristiwa spontan, dan sebagainya. Di sini, peristiwa sudah bergerak di luar
kontrol narasumber awal.
21
Lapisan ketiga: Adalah interpretasi (penafsiran) dan analisis. Di sini si reporter
menguraikan signifikansi atau arti penting suatu peristiwa, penyebab-penyebabnya,
dan konsekuensinya.
Semua teknik reportase dasar mutlak diperlukan dalam reportase madya dan reportase
lanjutan. Akan tetapi, banyak teknik-teknik reportase lanjutan yang tidak perlu
dipakai dalam reportase madya dan reportase dasar. Demikian juga halnya dengan
teknik reportase madya dalam reportase dasar.
Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenehi unsur-unsur berita 5
W+1H – What (peristiwa apa), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu), Where
(dimana kejadiannya), When(kapan kejadiannya), When (mengapa peistiwa itu
terjadi), dan How (bagaimana proses kejadiannya). Peristiwa yang diliput harus
bernilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual, faktual, penting,
dan menarik. Peristiwanya sendiri secara garis besar terbagi menjadi dua:
(1) Peristiwa yang diduga terjadi atau direncanakan terjadi, misalnya peristiwa
perayaan hari ulang tahun, peresmian gedung, deklarasi partai, seminar dll.
22
Dari segi subtansi atau jenis peristiwa, reportase bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu beat system dan follow up system. Beat system adalah sistem pencarian
dan pembuatan bahan berita yang mengacu pada beat (bidang liputan), yakni meliput
peristiwa dengan mendatangi secara teratur instansi pemerintah, atau tempat-tempat
yang dimungkinkan munculnya peristiwa, informasi, atau hal-hal yang bisa menjadi
bahan berita. Sedangkan follow up system adalah teknik meliput bahan berita dengan
cara menindaklanjuti (follow up) berita yang sudah muncul. Dalam meliput peristiwa,
penting diperhatikan hal-hal berikut:
c. Cover Both Side atau News Balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak
yang menjadi objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang
terlibat dalam sebuah peristiwa.
1) Susunlah fakta, data, dan informasi itu sedemikian rupa dengan menggunakan
alinea (paragraf) demi alinea dengan merincinya satu per satu.
2) Rata-rata panjang kalimat yang mempunyai daya baca yang baik adalah terdiri dari
20 kata. Ini bukan berarti setiap kalimat panjangnya sedemikian, tetapi maksimal 45
kata.
3) Jika ternyata ada satu paragraf terlalu panjang segera saja dipotong atau dijadikan
paragraf baru, demi lancarnya penyajian laporan.
23
4) Dalam menyusun paragraf demi paragraf tersebut, baru diingat faktor yang
menyebabkan kebosanan pembaca karena muatan bacaannya terlalu sarat.
24