Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENGERTIAN DAN SEJARAH PENYIARAN

A. PENDAHULUAN
Penyiaran merupakan bagian dari perkembangan teknologi. Sama
halnya dengan teknologi, penyiaran juga bagian dari proses penyampaian
informasi, serta dirancang khusus untuk keperluan proses komunikasi
antarmanusia, dengan cara pemancaran atau transmisi melalui gelombang
elektronik. Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu
studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut
sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya ini yang kemudian akan
menghasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio
maupun televisi.
Output dari penyiaran adalah siaran. Siaran adalah benda abstrak yang
sangat potensial untuk dipergunakan mencapai tujuan yang bersifat idiil
maupun material. Siaran merupakan hasil kerja kolektif yang memerlukan
dana yang besar, tenaga yang kreatif dan profesional, serta sarana elektris
canggih yang harganya relatif mahal. Karena itu produksi siaran sebenarnya
merupakan produksi massal yang memiliki tujuan untuk menyampaikan
informasi, hiburan dan pendidikan kepada sebagian besar khalayaknya.
Adanya siaran sebagai bentuk informasi sangat menguntungkan
masyarakat pada umumnya. Sebab informasi sudah menjadi kebutuhan
manusia setiap harinya, terkhususnya untuk membantu aktivitas manusia
dalam banyak hal termasuk pekerjaan dan pendidikan.

B. PENYAJIAN
1. Pengertian Penyiaran
Kata ‘siaran’ merupakan padanan dari kata broadcast dalam bahasa
Inggris.Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai
pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan
gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif
maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.
Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting
memiliki pengertian sebagai : kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang
berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel,
dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan
oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
Pada sisi lain broadcasting mengandung makna “a medium that
disseminates via telecommunications atau taking part in a radio or TV
1
program”, sehingga broadcasting dapat didefinisikan sebagai penyebarluasan
informasi berupa gambar bergerak dan suara serta multimedia melalui media
elektronik. Beberapa definisi lain menyebutkan bahwa pengertian
broadcastingadalah distribusi audio dan / atau video yang mengirimkan sinyal
program untuk penonton.

Pengertian penyiaran menurut beberapa ahli.


Ben H. Hennekeseorang ahli radio mengartikan penyiaran adalah
Penyiaran tidak lain adalah hanya suatu usaha untuk mengkomunikasikan
informasi untuk memberitahukan sesuatu. J. B. Wahyudi (1996) penyiaran
adalah proses komunikasi suatu titik ke audiens, yaitu suatu proses
pengiriman informasi dari seseorang atau produser (profesi) kepada
masyarakat melalui proses pemancaran elektromagnetik atau gelombang
yang lebih tinggi.
Menurut Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2002 ; Penyiaran yang
disebut broadcasting memiliki pengertian sebagai kegiatan pemancarluasan
siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut,
dan di antariksa dengan menggunakan spectrumfrekwensi radio (sinyal radio)
yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara,
kabel danatau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangakat penerima siaran.
Dengan demikian menurut definisi di atas maka terdapat lima syarat
mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Jika salah satu
syarat tidak ada maka tidak dapat disebut penyiaran. Kelima syarat itu jika
diurut berdasarkan apa yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai
berikut:
1) Tersedia spektrum frekuensi radio.
2) Tersedia sarana pemancaran (transmisi)
3) Tersedia perangkat penerima siaran (receiver).
4) Tersedia siaran (program atau acara)
5) Dapat diterima secara serentak/bersamaan

2. Jenis-jenis Penyiaran.
a. Penyiaran Radio.
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan
cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat
lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak
memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu: penyampaian
informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang
memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1
2
mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata
“radio broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu
penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah
dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.
Menurut Peraturan Pemerintah No : 55 tahun 1977, Radio Siaran adalah
pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara
dan mempergunakan gelombang radio sebagai media. Menurut Peraturan
Pemerintah No : 55 tahun 1977, Radio Siaran adalah pemancar radio yang
langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan
gelombang radio sebagai media.

Penyiar Radio
Sedangkan menurut Versi Undang-undang Penyiaran no 32/2002:
kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana
transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum
frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat
diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat
penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.

b. Penyiaran Televisi.
Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika serikat,
sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di sebuah pameran New
York World’s Fair di tahun 1939 dengan ukuran TV 8 x 10 inch. Sistem televisi
elektric sendiri diciptakan oleh Vladimir Katajev Zworykin dan dikembangkan
lagi pada tahun 1930 oleh Philo T. Fransworth. Jika dilihat dari sejarahnya
dunia broadcast TV yang berkembang pesat tentu memang adalah Negara
Amerika dan Negara-negara Eropa sampai hari ini.
Namun munculnya TV swasta di tahun 1990-an di Indonesia membuat
kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara mendasar, dimana
monopoli siaran televisi tidak terulang kembali. Kini sejak era siaran TV
3
swasta semarak perkembangan dunia broadcasting TV pun semakin maju
terutama di pertelevisian Indonesia yang jika disimpulkan TV di Indonesia
terbagi atas empat yakni: Televisi Negara/ Pemerintah, Televisi Swasta,
Televisi Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempatnya mempunyai potensi
untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi, hiburan dan
pendidikan.

Namun demikian setiap televisi mengadakan siaran dengan berbagai


macam jenis program acara baik drama, nondrama dan news. Di tahun 2003
secara serentak TV swasta nasional bermunculan, hal ini tentu membutuhkan
program acara yang semakin banyak pula. Pola inilah yang membentuk
dituntutnya tenaga-tenaga ahli (kreatif ) yang mampu membuat program
acara televisi secara simultan dan kontinu, sebab televisi tanpa program
acara tidak akan pernah ada siaran televisi.
Di samping itu televisi memilki karakteristik yang unik antara lain: pesan
yang disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas
geografis ataupun kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi,
cepat, selintas, berjalan satu arah, terorganisasi, periodik dan terarah serta
mencakup berbagai aspek kehidupan. Dibanding media lain seperti radio,
surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya televisi memiliki sifat yang
istimewa. Dimana televisi menggabungkan antara media suara (audio) dan
gambar (visual), selain itu televisi bisa bersiafat: informatif (information),
menghibur (entertainment), mendidik (education), politis (propaganda) atau
bahkan gabungan keempatnya.

3. Sejarah Penyiaran Dunia


Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman
bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima
gelombang radio. Upaya Hertz kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi
(1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse – berupa titik
dan garis dari sebuah pemancaran kepada alat penerima. Sinyal yang dikirim
4
Marconi itu berhasil menyeberangi Samudra Atlantik pada tahun 1901
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.

Heinrich Herzt

Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan


perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil menciptakan
pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirim suara
manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu
bernama audion berhasil pula diciptakan.Penemuan audio menjadikan
penerimaan gelombang radio menjadi lebih mudah.

Radio Pertama di Dunia

Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan


baru itu hanya terpusa sebagai alat teknologi transmisi. Radio lebih banyak
digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian
informasi dan berita.Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk
tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum.
Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909
ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan
5
seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan
tenggelam.Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan
informasi yang cepat dan akurat sehingga semua orang mulai melirik media
ini.
Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan
tidak menarik serta sulit untuk digunakan karena menggunakan tenaga listrik
dari baterai yang berukuran besar.Menggunakan pesawat radio ketika itu
membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki
kualitas produknya.Pesawat radio sudah menggunakan listrik yang ada
dirumah hingga lebih praktis.Menggunakan dua knop untuk mencari sinyal,
antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furniture.
Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat radio
terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media massa.

Siaran Radio Pertama

Stasiun pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank


Conrad di Pittsbrugh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian
hobi, membangun sebuah pemancar radio digarasi rumahnya. Conrad
menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan
menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri.Dalam waktu
singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring juga
meningkatnya penjualan pesawt radio ketika itu. Stasiun radio yang
dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih mengudara
hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan
mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai
media massa semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam
mempengaruhi masyarakat. Pada tahun 1983, masyarakat Manhattan, New
6
Jersey, Amerika Serikat panik dan geger serta banyak yang mengungsi keluar
kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio uyang menceritakan
makhluk ruang angkasa menyerang bumi.
Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa penyerbuan itu hanya ada
dalam siaran radio.Namun kebanyakan penduduk tidak langsung
percaya.Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling
dramatik yang oernah terjadi di muka bumi.

a. Radio Jaringan
Menyusul keberhasilan Frank Conrad membangun stasiun radio
pertama, sstasiun radio lainnya bermunculan diberbagai wilayahdi Amerika.
Stasiun radio menyiarkan program informasi dan hiburan kepada masyarakat
di wilayahnya (stasiun lokal).Pada umumnya berbagai stasiun radio itu
memproduksi sendiri programnya.
Awalnya stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya produksi
programnya namun lama kelamaan mereka merasakan bahwa anggaran
untuk produksi prograrm menjadi beban yang semakin berat. Kondisi ini
menimbulkan gagasan untuk membangun siaran radio dengan sistem
jaringan.
Perusahaan penyiaran National Broadcasting Company (NBC) adalah
yang pertama kali membangun jaringan ini pada tahun 1926.Dengan sistem
jaringan, NBC menawarkan program kepada bagian stasiun radio diberbagai
wilayah yang tersedia menjadi anggota jaringan (stasiun afiliasi). Dengan
demikian berbagai stasiun radio saling terhubung satu sama lain sehingga
membentuk jaringan.

b. Radio FM
Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Armstrong, berhasil
menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio
penemuan Armstrong berbeda dengan radio yang bnyak dipasaran ketika itu
yang menggunakan frekuensi AM (Amplitudo Modulasi). Radio Fm memiliki
kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas dari gangguan siaran
(static).

Edwin Howard Amstrong


Armstrong kemudian mendemonstrasikan penemuannya itu kepada
David Sarnoff, pimpijnan perusahaan radio coporation America (RCA) yang
merupakan perusahaan pembuat pesawat radio sistem AM, agar dapat
dikembangkan lebih lanjut.Namun RCA ternyata lebih tertarik untuk
mengembangkan televisi. Karena ditolak, Armstrong kemudian menjual hak
atas temuannya itu kepada beberapa perusahaan lain.
Sarnoff yang menyadari kekeliruannya berusaha kembali mendekati
Armstrong dan menawarkan satu juta dollar, suatu jumlah yang sangat besar
pada saat itu untuk membeli hak atas radio FM namun karena merasa kecewa
Armstrong menolaknya.Sayangnya penemuan Armstrong itu belum sempat
dikembangkan secara sempurna karena meletusnya Perang Dunia II.
Selain karena perang, pengembangan radio FM juga tertunda karena
kalangan industri ketika itu lebih tertarik untuk mengembangan telvisi. Radio
FM baru muncul pada masyarakat pada awal tahun 1960-an seiring dengan
dibukanya beberapa stasiun radio FM. Stasiun radio FM memanfaatkan
keunggulan suara FM dengan memutar musik rock kaarena dinilai lebih cocok
dengan frekuansi FM.

c. Televisi
Prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun
1884 namun pada tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat)
menemukan tabung kamera atau iconoscope bekerja mengubah gambar dari
bentuk gambar optis kedalam sinya elektronis untuk selanjutnya diperkuat
dan ditumpangkan kedalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan
Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang
dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.

Televisi Pertama
8
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh
masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum
tersedia banyak programuntuk disaksikan. Pengisi acara televisi pada masa
itu bahkan meragukan masa depan televisi, mereka tidak yakin televisi dapat
berkembang dengan pesat. Pembawa acara televisi ketika itu, harus
mengenakan make up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di
layar televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk mengurangi
keringat yang membanjiri di badan mereka karena intensitas cahaya lampu
studio yang sangat tinggi, menyebabkan para pengisi acara sangat kepanasa.
Perang Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan
televisi.Namun setelah perang usai, teknologi baru yang telah
disempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan televisi.
Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak cahayasehingga para
pengisi acara distudio tidak lagi kepanasan.selain itu layar televisi sudah
menjadi lebih besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan
sejumlah stasiun televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan
televisi mulai terlihat menjanjikan.
Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan 8000
pesawat televisi meningkat menjadi hampir 100 stasiun sedangkan jumlah
rumah tangga yang memiliki pesawat televisi mencapai 35 juta rumah tangga
atau 67 persen dari total rumah tangga

Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio untuk


membentuk jaringan.Stasiun televisi lokal selain menayangkan program lokal
juga bekerjasama dengan tiga televisi jaringan yaitu CBS, NBC dan
ABC.Sebagaimana radio, ketiga televisi jaringan itu menjadi sumber program
utama bagi stasiun afiliasinya.
Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam siaran
langsung (live). Pertunjukkan opera di New York menjadi program favorit
televisi dan disiarkan secara langsung.Ketika itu belum ditemukan kaset
penyimpan suara dan gambar (videotape).
Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya beberapa
kali agar dapat disiarkan pada kesempatan yang lain. Barulah pada tahun
9
1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan videotape sebagai saran
yang murah dan efisien untuk menyimpan suaran dan gambar program
televisi. Pada awal tahun 1960-an hampir seluruh program yang pada
awalnya disiarkan secara langsung, diubah dan disimpan dalam videotape.
Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada
tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh
stasiun televisi NBC pad tahun 1960 dengan menayangkan program siaran
berwarna selama tiga jam setiap harinya.

4. Sejarah Penyiaran Nasional


Tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof. Komans dan
Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan
stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini kemudian diikuti dengan
berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom.

Batavia Radio Vereniging

Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang


menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio Amateur)
yang merupakan organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya
organisasi ini disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda.Masa penjajahan
Jepang tidak banyak catatan kegiatan amatir radio yang dapat
dihimpun.Kegiatan radio dilarang oleh pemerintahan jajahan Jepang namun
banyak di antaranya yang melakukan kegiatannya dibawah tanah secara
sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan
Indonesia.
Tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil
menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan indonesia dengan
menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan sendir. Tindakan
10
itu sangat dihargai oleh Pemerintah Indonesia.Radio milik gunawan menjadi
benda yang tidak ternilai harganya bagi sejarah perjuangan kemerdekaan
Imdonesia dan sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Akhir tahun 1945 sudah ada organisaasi yang menamakan dirinya PRAI
(Persatoean Radio Amatir Indonesia). Dan pada periode tahun 1945 banyak
para amatir radio muda yang membuat sendiri perangkat radio transceiver
yang dipakai untuk berkomunikasi antar Pulau Jawa dan Sumatera tempat
pemerintah semantar RI berada.Antara tahun 1945 sampai dengan tahun
1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai radio laskar. Periode tahun
1950 hingga 1952 amatir Indonesia membentuk PARI (Persatuan Amatir
Radio Indonesia). Namun pada tahun 1952, pemerintah yang mulai reprensif
mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara
kecuali pemancar radio milik pemerintah dan bagi stasiun yang melanggar
dikenakan sanksi subverdif.Kegiatan amatir radio terpaksa dibekukan pada
kurun waktu antara tahun 1952-1965.
Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU No. 5 tahun 1964 yang
mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki radio pemancar tanpa
seijin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966, seiring dengan runtuhnya
Orde Lama, antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak
dapat dibendung lagi.
Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana
perjuangan persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru. Muncul
pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio lainnya yang
melakukan kegiatan penyiaran.Stasiun-stasiun radio tersebut menamakan
dirinya sebagai radio amatir. Peda periode tahun 1966-1967,diberbagai
daerah terbentuklah organisasi-organisasi amatir radio. Pada 9 Juli 1968,
berdirilah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).
Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana
perjuangan persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru. Muncul
pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio lainnya yang
melakukan kegiatan penyiaran.Stasiun-stasiun radio tersebut menamakan
dirinya sebagai radio amatir. Peda periode tahun 1966-1967,diberbagai
daerah terbentuklah organisasi-organisasi amatir radio. Pada 9 Juli 1968,
berdirilah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).
a. Televisi (TVRI)
Siaran televisi di indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI
menayangkan secara langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan
Indonesia ke-17 pada 17 Agustus 1962. Siaran itu masih terhitung siaran
percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB
yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asean Games IV dari
stadion utama Gelora Bung Karno.

11
Logo TVRI Pertama

Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI


dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga sekarang.
Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari
dengan segala kesederhanaannya.
Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat
Indonesia yang tersebar diberbagai wilayah agar dapat menerima siaran
televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan
penggunaan saatelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam
perkembangannya, satelit Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan
Palapa A2, selanjutnya Palapa B. Palapa B2, B2P, B2R dan Palapa B4
diluncurkan tahun 1922.

Satelit Palapa

TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini
siarannya sudah dapat menjangkau semua rakyat Indonesia yang berjumlah
sekitar 210 juta jiwa.Sejak tahun 1989 TVRI mendapatkan saingan siaran
televisi lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat
komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi
(SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV),
Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV, JakTV, Bali TV, dan lain-lain.
Setelah Undang-undang Penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah
televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di
daerah, yang terbagi kedalam empat kategori yaitu televisi publik, swasta,
berlangganan dan komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki
pesawat televisi di Indonesia mencapai 25 juta.Kini penonton televisi

12
Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai
program televisi.
Televisi merupakan medium favorit bagi para pemasang iklan di
Indonesia.Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat
teknologi, dan padat sumber daya manusia.Namun sayangnya kemunculan
berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangkan dengan tersedianya
sumber daya manusia yang memadai.Pada umumnya televisi dibangun tanpa
pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat
dan modal yang besar saja.
Satu hal yang perlu diingat, meskipun 11 stasiun televisi sudah
beroperasi, tetapi televisi siaran tidak akan pernah menggeser kedudukan
radio siaran, karena radio siaran memiliki karakteristik tersendiri. Televisi
siaran dan Radio siaran, juga media lainnya berperan saling mengisi.Televisi
siaran hanya menggeser radio siaran dalam porsi iklan.

b. Sistem Penyiaran Di Indonesia


Regulasi yang mengatur penyiaran di Indonesia telah ada jauh sebelum
negara Indonesia hadir sebagai negara yang berdaulat.Ini dapat dilihat dari
adanya Radiowet (Undang-Undang tentang Radio) yang diterbitkan
Pemerintah Kolonial Belanda pada 1934.Setelah Indonesia merdeka,
pemerintah kemudian menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 55 Tahun
1970 tentang Radio Siaran Non-Pemerintah.Barulah pada 1997, pemerintah
bersama DPR RI menerbitkan sebuah Undang-Undang Penyiaran yang
diharapkan dapat mengatur dan mengelola kehidupan penyiaran.Undang-
undang ini karena napasnya adalah bahwa penyiaran berada di bawah kendali
dan kontrol kekuasaan, maka pemerintah dalam undang-undang ini
membentuk sebuah badan pengawas yang dibentuk pemerintah yang
bernama Badan Pertimbangan dan Pengendalian Penyiaran Nasional
(BP3N).Tugasnya memberi pertimbangan kepada pemerintah, pertimbangan
itu oleh pemerintah digunakan sebagai bahan dalam mengambil dan
menyusun kebijakan penyiaran nasional.
Kuatnya desakan masyarakat terhadap kebebasan dan inginnya
masyarakat melepaskan penyiaran dari kontrol kekuasaan, maka ketika ada
kesempatan itu yakni pada saat rezim Orde Baru tumbang bergulirlah
wacana pentingnya membuat undang-undang penyiaran yang progresif,
reformis, dan berpihak pada kedaulatan publik. Maka, DPR RI kemudian
menangkap semangat zaman ini dan membuat Undang-Undang No. 32
Tahun 2002 tentang Penyiaran.Harapan dengan adanya UU ini, kehidupan
penyiaran menjadi lebih tertata dan tertib.
Keberadaan UU ini mengajak semua stakeholder penyiaran untuk
masuk dalam sebuah ruang regulasi yang sama. Undang-undang ini ketika
muncul bukan tanpa catatan penolakan. Di tahun 2003, terdapat upaya
13
hukum yang dilakukan kalangan industri penyiaran di antaranya adalah
ATVSI, PRSSNI, Persatuan Sulih Suara Indonesia (Persusi), Ikatan Jurnalis
Televisi Indonesia (IJTI), dan Komunitas Televisi Indonesia (Komteve).
Kalangan industri ini melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi yang
dalam salah satu pokok gugatannya mempertanyakan keberadaan Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) yang berpotensi menjelma menjadi kekuatan
represif ala Deppen di masa Orde Baru yang akan mengancam kemerdekaan
berekspresi insan penyiaran. Namun dari beberapa pokok gugatan yang salah
satunya ingin menghilangkan peran KPI tidak dikabulkan oleh MK. MK hanya
mengabulkan bahwa kewenangan menyusun peraturan penjelas dari UU
Penyiaran tidak dilakukan oleh KPI bersama pemerintah melainkan cukup
dilakukan oleh pemerintah dalam kerangka menyusun Peraturan Pemerintah
(PP). Hal ini tertuang dalam Putusan Mahkamah konstitusi dengan
putusan perkara nomor 005/PUU-I/2003.
Pascakeputusan MK ini, perdebatan seputar regulasi penyiaran
berlanjut dalam hal penyusunan materi peraturan pemerintah (PP). Publik
penyiaran yang diwakili oleh kalangan pekerja demokrasi dan civil society
yang diwakili antara lain oleh Masyarakat Pers dan Penyiaran Indonesia
(MPPI) serta kalangan perguruan tinggi khawatir pemberian kewenangan
pembuatan peraturan pelaksana dari UU Penyiaran kepada pemerintah akan
membuat pemerintah menyelipkan agenda kepentingannya dalam peraturan
tersebut. Kekhawatiran ini kemudian menjadi terbukti ketika pada tahun
2005 Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penyiaran terbit.
PP-PP itu antara lain, PP No. 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik, PP No. 12 Tahun 2005 tentang
Lembaga Penyiaran Publik RRI, PP No. 13 Tahun 2005 tentang Lembaga
Penyiaran Publik TVRI, PP No. 49 Tahun 2005 tentang Pedoman Kegiatan
Peliputan Lembaga Penyiaran Asing, PP No. 50 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta, PP No. 51 Tahun
2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas,
dan PP No. 52 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Berlangganan.
Pemerintah dalam PP-PP tersebut menempatkan dirinya sebagai pihak
yang dominan dalam dunia penyiaran. Ini tampak dalam penempatan
menteri atas nama pemerintah sebagai pihak yang memberi izin
penyelenggaraan penyiaran. Padahal, dalam UU Penyiaran termaktub bahwa
izin penyelenggaraan penyiaran diberikan negara melalui KPI.Dalam
semangat UU ini, sebagaimana dikemukakan oleh perumusnya yakni Paulus,
Ketua Pansus Penyusunan UU Penyiaran dari DPR RI pada saat penulis
berdiskusi dengannya.Ia menyatakan bahwa makna izin diberikan negara
melalui KPI dalam konteks bahwa izin penyelenggaraan penyiaran diberikan
KPI atas nama Negara.
14
Masih menurut dia, penempatan KPI sebagai pemberi izin dalam
pengertian bahwa di negara demokrasi modern pemberian izin penyiaran
harus diberikan oleh sebuah badan regulasi yang independen.Hal ini untuk
menempatkan penyiaran sebagai ruang publik yang bebas dan
otonom.Apalagi, penyiaran Indonesia di masa lalu pernah berada dalam
kendali kekuasaan pemerintah.Jadi, bila kemudian pemerintah menafsirkan
bahwa kata negara yang dimaksud adalah pemerintah, menurut
pandangannya, jelas mengingkari semangat demokratisasi yang ada dalam
UU Penyiaran. Maka wajar bila kemudian KPI bersama elemen civil society
mengajukan judicial review ke Mahkamah Agung (MA) dan meminta
pemerintah membatalkan pemberlakuan PP-PP Penyiaran tersebut.
Pada tahun 2007, MA dalam keputusannya memenangkan pemerintah
dan menyatakan bahwa PP-PP penyiaran tersebut berlaku.
Pascapemberlakuan PP-PP Penyiaran ini tidak lantas membuat PP-PP
Penyiaran ini bisa langsung operasional. Saya ambil contoh, dalam konteks
perizinan penyelenggaraan penyiaran, karena PP-PP penyiaran ini
mensyaratkan adanya peraturan menteri yang menjelaskan dari apa yang
belum jelas di PP-PP penyiaran, membuat pemrosesan izin penyiaran
menjadi tertunda. Ini yang membuat para pemohon izin penyelenggaran
penyiaran menjadi kecewa karena begitu lamanya menanti kepastian proses
perizinan.
Sejak KPI daerah Jawa Barat dibentuk pada 2004, para pemohon izin
yang menempuh proses di KPI berjumlah 800-an pemohon dan yang
dinyatakan layak oleh KPI berjumlah 350 an. Dalam PP-PP penyiaran,
kewenangan KPI disebutkan hanya sebatas pemberi rekomendasi kelayakan
penyelenggaraan penyiaran yang akan menjadi dasar bagi menteri dalam
menerbitkan izin penyelenggaraan penyiaran. Namun dari jumlah yang 350-
an ini hingga saat ini, belum bisa diterbitkan izin penyelenggaraan
penyiarannya oleh Menteri Komunikasi dan Informatika karena peraturan
menteri yang menjelaskan tentang prosedur perizinan penyelenggaraan
penyiaran sebagai dasar menteri memproses izin belum ada.Yang menjadi
pertanyaan, hingga kapan persoalan ini selesai? Publik menanti begitu lama
demi mendapatkan kepastian itu.
Permasalahan lain, ketika dalam PP-PP Penyiaran terjadi pembagian
kaveling kewenangan dalam memproses izin bahwa kaveling KPI adalah
dalam hal pemeriksaan kelengkapan persyaratan program siaran dan
kaveling pemerintah (menteri) dalam hal pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan data teknik penyiaran. Dalam hal melaksanakan tugasnya di
daerah menteri dalam PP-PP penyiaran tersebut dibantu oleh pemerintah di
daerah.Permasalahan yang muncul adalah pembagian tugas antara menteri
dan pemerintah di daerah belum jelas bagaimana pelaksanaannya mengingat
peraturan yang memayunginya belum ada.
15
Jadi, menteri belum dapat melakukan apa yang menjadi tugasnya.
Bahkan, penulis sempat beberapa kali didatangi pejabat dinas infomasi dan
komunikasi yang ada di daerah menanyakan kepada penulis apa yang
menjadi tugas, pokok, dan fungsinya dalam membantu menteri sebagaimana
tersurat dalam PP-PP Penyiaran tersebut. Jawaban yang bisa penulis
sampaikan adalah sebelum peraturan yang menjadi dasar pembagian tugas
tersebut belum ada, maka akan sulit bagi pemerintah di daerah
melaksanakan tugasnya di lapangan. Jadi ketika peraturan penjelas dari PP-
PP Penyiaran ini tidak segera diterbitkan pemerintah, kondisi penyiaran di
Indonesia khususnya di Jawa Barat akan jauh dari tertib. Jadi, saat ini, bola
ada di tangan pemerintah. KPI dan masyarakat tinggal menunggu langkah
apayang akan segera pemerintah lakukan demi menjawab kegelisahan
masyarakat tersebut.

5. Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


1997 Tentang Penyiaran
Penyiaran melalui media komunikasi massa elektronik dengan
kelebihan dan keunggulannya yang dapat mengatasi ruang dan waktu dalam
bentuk dengar atau audio dan pandang dengar atau audiovisual serta grafis
dan teks harus mampu melaksanakan peranan aktif dalam upaya
mewujudkan tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
Oleh karena itu, bersama-sama media massa lainnya, penyiaran harus
ditingkatkan kemampuannya melalui pembangunan yang diarahkan untuk
semakin meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam semua aspek kehidupan bangsa,
sehingga semakin meningkatkan kesadaran rakyat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan
Wawasan Nusantara, rnemperkuat persaman dan kesatuan bangsa,
memperkukuh ketahanan nasional, dan memelihara stabilitas nasional yang
mantap dan dinamis, sejalan dengan dinamika pembangunan dan kemajuan
teknologi.
Dengan kemampuan yang terus-menerus ditingkatkan dan dibina
sesuai dengan arahan tersebut di atas, penyiaran memiliki kedudukan yang
penting dan strategis dalam memotivasi pendapat dan kehendak masyarakat
ke arah hal-hal yang positif agar berperan serta secara aktif dalam setiap
tahap pembangunan nasional yang meliputi pula pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya.
16
Sementara itu, kemajuan teknologi penyiaran yang berkembang
dengan cepat menyebabkan landasan hukum pembinaan dan
pengembangan penyiaran yang ada selama ini sudah tidak memadai lagi,
baik karena tingkat peraturan yang mengaturnya lebih rendah daripada
undang-undang maupun karena ruang lingkup pengaturannya baru meliputi
segi-segi tertentu dalam kegiatan penyiaran dengan pengaturan yang belum
terpadu.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sebagai landasan pengaturan dan
pembinaan penyelenggaraan penyiaran serta untuk menjamin ketertiban dan
kepastian hukum dan ditaatinya Kode Etik Siaran, diperlukan Undang-
undang tentang Penyiaran.
Pengaturan penyiaran dalam Undang-undang ini disusun berdasarkan
pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
1. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-garis Besar Haluan
Negara sebagai landasan filosofis, konstitusional, dan operasional
merupakan panduan dalam menumbuhkan, membina dan
mengembangkan penyiaran di Indonesia sehingga sebagai media
komunikasi massa, penyiaran menjadi sarana efektif untuk perjuangan
bangsa, penjalin persatuan dan kesatuan bangsa, sarana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, pengembangan dan pelestarian
budaya bangsa, sarana informasi dan penerangan, pendidikan, dan
hiburan yang sehat, serta penyalur pendapat umum dan penggerak
peran serta masyarakat dalam pembangunan.
2. Penyiaran memiliki nilai strategis sehingga perlu dikuasai oleh negara.
Untuk itu, penyiaran perlu dibina dan dikendalikan dengan sebaik-
baiknya.
3. Penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spektrum frekuensi radio dan
orbit geostasioner yang merupakan sumber daya alam yang terbatas,
sehingga pemanfaatannya perlu diatur secara efektif dan efisien bagi
sebesar-besamya kepentingan nasional.
4. Sebagai perwujudan peran serta masyarakat dalam pembangunan, selain
Pemerintah, masyarakat dapat menyelenggarakan penyiaran dan wajib
mendukung pertumbuhan dan perkembangan penyiaran.
5. Penyiaran yang diselenggarakan oleh masyarakat merupakan bagian
integral yang tidak terpisahkan dari sistem penyiaran nasional.
6. Pembinaan penyiaran diarahkan pada terciptanya siaran yang berkualitas
dan mampu menyerap sera merefleksikan aspirasi masyarakat yang
positif dan beraneka ragam, serta meningkatkan daya tangkal
masyarakat terhadap pengaruh buruk nilai-nilai budaya asing.
7. Untuk mewujudkan iklim yang sehat bagi penyelenggaraan penyiaran,
pembinaan dan pengembangan penyiaran dilaksana secara menyeluruh

17
dan terpadu dalam suatu mata rantai yang bersinambungan sejalan
dengan dasar, asas, tujuan, fungsi, dan arah penyelenggaraan penyiaran.
8. Untuk mencegah perbuatan melawan hukum yang mungkin timbul dari
penyelenggaraan penyiaran, pelanggaran terhadap ketentuan di dalam
Undang-undang ini dikenal sanksi.
Bertitik tolak dari pokok-pokok pikiran sebagaimana tersebut di atas,
dalam Undang-undang ini terutama diatur hal-hall yang bersifat mendasar,
sedangkan yang bersifat teknis dan operasional akan diatur dengan
Peraturan Pemerintah dan peraturan pelaksanaan lainnya.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Siaran sama artinya dengan broadcast dalam Undang-undang penyiaran
N0. 32 Tahun 2002, penyiaran adalah “pesan atau rangkaian pesan dalam
bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis,
karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima
melalui perangkat penerima siaran”, sedangkan penyiaran yang disebut
broadcasting memiliki pengertian sebagai “kegiatan pemancarluasan siaran
melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara,
kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran”.
Penyampaian siaran bisa melalui media Radio dan Televisi. Pada Radio,
penyampaian siaran dilakukan dengan pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan
UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Namun
kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi
keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam
bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik
maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.
Setiap televisi mengadakan siaran dengan berbagai macam jenis
program acara baik drama, nondrama dan news. Di samping itu televisi
memilki karakteristik yang unik antara lain: pesan yang disampaikan untuk
khalayak luas, heterogen dan tidak mengenal batas geografis ataupun
kultural, bersifat umum, tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas, berjalan
satu arah, terorganisasi, periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek
kehidupan.
Dibanding media lain seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan lain
sebagainya televisi memiliki sifat yang istimewa. Dimana televisi
menggabungkan antara media suara (audio) dan gambar (visual), selain itu
televisi bisa bersiafat: informatif (information), menghibur (entertainment),
18
mendidik (education), politis (propaganda) atau bahkan gabungan
keempatnya.

2. Latihan Soal I:
1) Sebutkan pengertian broadcasting menurut Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2002:
2) Penyiaran dibagi menjadi dua, penyiaran radio dan televisi.
Jelaskan cara kerjanya:
3) Sebutkan 5 hal yang harus dipenuhi sebagai syarat Penyiaran:
4) Sebutkan pada tanggal berapakah stasiun televisi pertama kali
berdiri di Indonesia dan siaran apa yang pertama kali di tayangkan
pada saat itu?
5) Sebutkan 10 stasiun Televisi yang mulai berdiri setelah TVRI pada
tahun 1989:

19

Anda mungkin juga menyukai