PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 1
Menurut J.B. Wahyudi, Mantan Kepala Seksi Monitor Siaran, Direktorat
Televisi, jurnalistik radio dan televisi adalah : (1). Mengalami proses
pemancaran/transmisi, (2) Isi pesan audio dapat didengar sekilas sewaktu ada
siaran, (3) Tidak dapat diulang, (4). dapat menyajikan peristiwa/pendapat yang
sedang terjadi, (5) dapat menyajikan pendapat (audio) narasumber secara
langsung/orisinal, (6) penulisan dibatasi oleh detik, menit, dan jam, (7) makna
berkala dibatasi oleh detik, menit, dan jam, (8) distribusi melalui
pemancaran/transmisi, (9) bahasa yang digunakan formal dan non formal (bahasa
tutur), dan (10) kalimat singkat, padat, sederhana, dan jelas.
Sejarah Televisi
Di Asia, siaran televisi dimuali oleh Jepang pada tahun 1953. Dilanjutkan
Filipina pada tahun yang sama, dan Thailand pada tahun 1955. Selanjutnya baru
Indonesia dan Republik Cina tahun 1962, Singapura tahun 1963, yang kemudian
disusul Malaysia.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 2
Di Indonesia, siaran televisi dimulai tahun 1962, yang diusulkan oleh Menteri
Penerangan RI saat itu R. Maladi. Untuk tahap awal media televisi digunakan untuk
menyiarkan penyelenggaraan Asian Games IV di Jakarta tgl 24 Agustus 1962.
Stasiun televisi pertama di iIndonesia adalah TVRI.
Dalam era ini siaran televisi dipahami sebagai siaran-siaran dalam bentuk
gambar dan suara yang dapat ditangkap (dilihat dan didengarkan) oleh umum, baik
dengan system pemancaran lewat gelombang-gelombang elektromagnetik maupun
lewat kabel-kabel (television cable). Wewenang untuk penyelenggaraan siaran
televisi hanya ada pada pemerintah, dalam hal ini Deppen, c.q. Direktorat Televisi/
Televisi Republik Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya Deppen membenarkan
partisipasi pemerintah daerah atau instansi resmi lainnya di dalam investasi
pembangunan prasarana pertelevisian di Indonesia sesuai pola yang disusun
Deppen. Closed Circuit Television (CCTV) dalam era ini sudah dikenal untuk
keperluan khusus, terutama keperluasn pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan
pengaturan khusus dan mendapat izin terlebih dulu dari Deppen.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 3
yaitu : siaran televisi, stasiun relai, antena parabola, sistem distribusi dan
sistem closed circuit.
- Siaran televisi adalah siaran-siaran dalam bentuk gambar dan suara yang
dapat ditangkap langsung untuk dilihat dan didengar oleh umum, melalui
sistem pemancaran gelombang radio dan atau kabel maupun serat optik.
- Stasiun relai adalah stasiun yang meneruskan siaran televisi dari stasiun
pemancar ke arah sasaran yang dituju.
- Antena parabola adalah perangkat telekomunikasi bukan milik TVRI atau
penyelenggaran telekomunikasi untuk umum yang digunakan hanya untuk
menerima siaran televisi yang dipancarkan melalui satelit.
- Sistem distribusi adalah sistem untuk menyebarluaskan siaran televisi
dengan menggunakan stasiun pemancar ulang dan atau kabel maupun serat
optik.
- Sistem closed sircuit adalah sistem penyiaran yang distribusinya melalui
kabel dan atau serat optik untuk khalayak terbatas dalam 1 lingkungan
bangunan tertentu, baik yang diterima dari acara televisi setempat dan atau
melalui satelit maupun yang dihasilkan pemutaran kembali rekaman video
atau film.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 4
- SSU adalah siaran televisi yang ditangkap langsung oleh umum melalui
pesawat penerima televisi biasa tanpa peralatan khusus.
- SST adalah siaran televisi yang hanya ditangkap pelanggan melalui pesawat
penerima televisi biasa yang dilengkapi dengan peralatan khusus.
Era ini melatarbelakangi lahirnya empat stasiun televisi swasta, yakni SCTV,
TPI, ANTV, dan Indosiar. Diawali dengan keluarnya Kepmenpen No
111/KEP/MENPEN/1990 tentang penyiaran televisi di Indonesia, yang kian
membuka kran kemungkinan bagi pihak swasta untuk melaksanakan penyiaran
televisi di Indonesia.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 5
prinsip dari Deppen untuk PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia tanggal 1
Agustus 1990, dengan penyelenggaraan siaran kerjasama antara Yayasan TVRI
dengan PT. CTPI tentang pelaksanaan siaran pendidikan Indonesia tanggal 16
Agustus 1990.
Izin prinsip Deppen c.q. Dirjen RTF untuk penyelenggaraan izin siaran
nasional bagi PT.Cakrawala Andalas Televisi keluar pada tanggal 30 Januari 1993.
Siaran nasional ANTV yang berkedudukan di Jakarta, dan merupakan siaran
gabungan antara PT. Cakrawala Andalas Televisi Bandar Lampung dengan PT.
Cakrawala Bumi Sriwijaya Televisi Palembang berlangsung setelah keluarnya izin
prinsip Deppen tanggal 31 Desember 1991. Sementara itu PT. Indosiar Visual
Mandiri (Indosiar) adalah televisi swasta yang selanjutnya lahir yakni pada tanggal
18 Juni 1992.
Dalam penyajiannya, TVRI sebagai satu-satunya televisi saat itu bisa dibilang
hanya menjadi alat propaganda atau corong pemerintah, alias public relations (PR)
pemerintah. Paling tidak kkecenderungan ini tampak jelas pada masa pemerintahan
Soeharto (masa Orde Baru). TVRI bisa dibilang telah gagal menjalankan peran dan
misi sebagai TV publik, sebagaimana Inggris dengan BBC-nya; Jepang dengan
NHK-nya; atau Australia dengan ABC-nya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 6
Perkembangan selanjutnya terjadi pada periode tahun 1992 – 1996. Selain
RCTI dan SCTV yang telah terlebih dulu eksis, stasiun televisi Anteve kemudian
muncul dengan program berita harian “Cakrawala”, stasiun televisi Indosiar muncul
dengan program berita harian ”Fokus”, dan stasiun televisi TPI dengan programb
erita harian ”Lintas 5”, yang kemudian disusul dengan acara-acara berita turunan
lainnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 7
karena pada saat yang bersamaan para provider satelit untuk up-link juga
bertumbuh sangat cepat di berbagai kawasan.
Proses produksi berita di ruang berita televisi swasta selama bulan Mei 1998
secara jelas diwarnai dan dilatarbelakangi oleh konstelasi ekonomi dan politik antar
elemen yang terlibat di dalamnya. Pada awal Mei 1998, bentuk judul dan pilihan
tema berita televisi swasta masih terkesan sangat hati-hati, terutama yang ukuran
isinya secara tegas berlawanan dengan kebijakan pemerintahan Orba. Teks berita
belum secara gamblang memberi porsi pada substansi peristiwa, melainkan hanya
sebatas deskripsi peristiwa saja.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 8
Namun dalam perkembangan selanjutnya, judul dan tema berita televisi
swasta baru berani menggunakan kebijakan framing dalam mengkonstruksi realitas
yang terjadi dengan strategi de-legitimasi terhadap kekuasaan rezim Orba, pada
minggu kedua Mei 1998. Hal ini ditandai dengan peristiwa Tragedi Mei 1998. Setelah
terjadi penembakan mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998, judul dan tema berita
televisi swasta saat itu mulai menunjukkan keberpihakan yang lebih jelas terhadap
tuntutan gerakan reformasi. Bahkan teks televisi swasta seolah berlomba untuk
tampil secara lebih jelas, gamblang dan dramatis.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 9
Dalam perkembangannya sebanyak 11 stasiun televisi swasta saat ini
terkesan menabuhkan genderang perang. Perang untuk memperebutkan kue iklan
dengan menampilkan acara yang palingbanyak ditonton masyarakat. Berbagai acara
diluncurkan untuk mendapatkan kue iklan. Lembaga pemeringkatan seperti AC
Nielsesn pun laku keras, dan dijadikan semacam patokan bagi para pemasang iklan
televisi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Tin Budi Utami MT. DASAR-DASAR JURNALISTIK TV 10