Anda di halaman 1dari 69

KEGIATAN KERJA PRAKTIK DI BIDANG JURNALISTIK

KORAN HARIAN UMUM RAKYAT CIREBON


(RADAR GROUP) KABUPATEN MAJALENGKA
PROVINSI JAWA BARAT

Kegiatan Publikasi Kemeriahan Asian Games


Di Bidang Peliputan dan Penulisan Berita Redaksi Rakyat Cirebon
Kabupaten Majalengka

LAPORAN
KULIAH KERJA PRAKTIK TERPADU (KKPT)
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Seminar dan Aplikasi Jurnalistik

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pasundan Bandung

Disusun Oleh :

RAKA RUSENA GIBRAN


NRP : 152050376

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

KEGIATAN KERJA PRAKTIK DI BIDANG JURNALISTIK


KORAN HARIAN UMUM RAKYAT CIREBON
(RADAR GROUP) KABUPATEN MAJALENGKA
PROVINSI JAWA BARAT

Kegiatan Publikasi Kemeriahan Asian Games


Di Bidang Peliputan dan Penulisan Berita Redaksi Rakyat Cirebon
Kabupaten Majalengka

LAPORAN
KULIAH KERJA PRAKTIK TERPADU (KKPT)
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Seminar dan Aplikasi Jurnalistik
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pasundan Bandung

Disusun Oleh :
RAKA RUSENA GIBRAN
NRP : 152050376

Bandung, September 2019

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Pardi Pai Supardi, S.Pd.I

ii
ABSTRAK

Keberadaan jurnalis di media cetak Rakyat Cirebon sangat mendukung


kinerja instansi tersebut kepada masyarakat. Maka dari itu, kegiatan jurnalistik yang
dilakukan mendorong praktikan agar mampu menggali tugas seorang Jurnalis. Alasan
dipilihnya Rakyat Cirebon sebagai tempat KKPT adalah karena ingin lebih
mengetahui dan mengenal berita-berita yang ada di daerah institusi tersebut.
Tujuan yang hendak praktikan capai atau harapkan dengan melaksanakan
KKPT di institusi Rakyat Cirebon yaitu supaya dapat lebih memahami bagaimana
cara meliput berita yang baik dan benar didalam kehidupan nyata, ingin mengasah
atau mengetahui sejauh mana kemampuan praktikan dalam melakukan praktik di
lapangan.
Penulisan naskah berita ditulis dengan rumus 5W1H dengan menggunakan
piramida terbalik. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama,
baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf
berikutnya, ditulis dengan rumus 5W1H agar berita itu lengkap, akurat, dan sekaligus
memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya berita itu mudah disusun dalam pola
yang sudah baku, dan mudah serta cepat dipahami isinya oleh pembaca, pendegar,
atau pemirsa.

iii
ABSTRAC

The presence of journalists on the Rakyat Cirebon very supportive of the


Agency's performance to the community. Thus, journalistic activity undertaken
encouraging praktikan to digging duties as a journalist. The reason he has chosen
Rakyat Cirebon as a place of KKPT is because it wants to know more and get to know
the news that exist in the area of the institution.
The purpose of the praktikan achieved or expected by implementing KKPT in
Rakyat Cirebon that institutions can better understand how covering the news is good
and true in real life, wanted to hone or knowing the extent to which praktikan ability
in practice in the field.
Script writing news stories are written with the formula 5W1H using pyramid
upside down. The conclusions stated in advance in the first paragraph, and then
followed with an explanation and a more detailed description in the next paragraph,
written with the formula 5W1H so that the news was a complete, accurate, and at
once the me.

iv
KATA

Bismillahirahmanirahim, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu

melimpahkan Rahmat dan HidayahNya. Dengan RahmatNya pula Praktikan mampu

untuk menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT) ini dengan

judul:

“Kegiatan Publikasi Kemeriahan Asian Games di Bidang Peliputan


dan Penulisan Berita Redaksi Rakyat Cirebon Kabupaten
Majalengka”

Dengan adanya kegiatan KKPT ini, mahasiswa diharapkan akan mampu

meningkatkan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, serta keterampilan yang

mungkin tidak diperoleh dari pendidikan formal dikampus. Karena KKPT ini

merupakan salah satu bentuk penerapan teori yang telah mahasiswa dapatkan dari

kegiatan perkuliahan kedalam praktik kehidupan di dunia kerja yang sebenarnya.

Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui, memahami serta menganalisis

gejala-gejala atau fenomena yang terjadi secara langsung di dalam dunia kerja yang

berkaitan dengan Ilmu Komunikasi pada khususnya. Didalam kegiatan KKPT ini,

mahasiswa juga dipancing untuk dapat mengembangkan pola pikir yang kreatif,

penuh inisiatif, bertanggungjawab, dan juga tanggap atas segala permasalahan yang

ada. Sehingga kegiatan KKPT ini dapat dijadikan sebagai bekal mahasiswa, dan

merupakan pijakan awal bagi mahasiswa untuk selanjutnya melangkah lebih jauh lagi

kedalam dunia kerja yang nyata.

Praktikan menyadari bahwa laporan KKPT ini masih jauh dari kata sempurna.

Terlebih jika tanpa bantuan, bimbingan, serta doa dan semangat dari semua pihak

v
yang turut mewarnai didalam proses penyusunan laporan ini. Praktikan hanya mampu

mengucapkan terimakasih atas semua yang telah diberikan kepada praktikan. Untuk

itu, pada kesempatan kali ini, izinkan praktikan untuk menuturkan ucapan

terimakasih yang dalam kepada:

1. Bapak M. Budiana, S.Ip, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pasundan Bandung.

2. Dra. Hj. Yulia Segarwati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.

3. Dr. Hj. Elly Komala, M.Si selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan

masukan dan nasihatnya selama Praktikan menyelesaikan laporan KKPT ini,

dengan kesabaran beliau dalam membimbing Praktikan, Praktikan mendapatkan

banyak pengetahuan baru dan akhirnya dapat menyelesaikan laporan KKPT ini

sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan dan tepat pada waktunya.

4. Pardi Pai Supardi, S.Pd.I selaku Pembimbing di Redaksi Rakyat Cirebon yang

telah memberikan banyak sekali pengetahuan tentang bagaimana cara bekerja

selama di Harian Umum Rakyat Cirebon Kabupaten Majalengka.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pasundan Bandung.

6. Ibu, Bapak dan Ade Rayna selaku keluarga yang sudah memberikan dukungan

doa serta materil atas praktikan melakukan kegiatan KKPT dan menyusun

laporan ini.

vi
7. Kerin Arliani, seseorang yang sangat praktikan sayangi, terimakasih atas segala

dukungan, kesabaran, dan sudah mau meluangkan waktunya untuk selalu

menemani dalam setiap proses penyelesaian laporan ini.

8. Teman-teman terdekat Praktikan, Muhammad Toriq Firdaus, Tri Laksono,

Harish Farhan, Muhammad Iqbal Mulyana, Muhammad Raditya Nugraha, Fajar

Havilah Gazalba, Hamzah Wisnu Adji, Muhammad Rafi Ramadhan, Muhammad

Rifqy Yasskur, Zafanath Kuka Paneah Januar dan Thio Indra Ibrahim yang selalu

membuat semangat dan memberi dukungannya. Dan terimakasih untuk seluruh

teman-teman Ilmu Komunikasi Unpas angkatan 2015 yang sudah sama-sama

berjuang.

Praktikan menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi materi

serta penyajiannya. Oleh karena itu, praktikan mengharapkan saran dan kritik yang

dapat membangun untuk menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan

ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Bandung, September 2019

Raka Rusena Gibran

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................................................ii

ABSTRACT.................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................................v

DAFTAR ISI..............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL........................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang KKPT..........................................................................................1

1.2 Tujuan KKPT.......................................................................................................2

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan KKPT..........................................................................3

1.4 Pendekatan Kegiatan KKPT................................................................................3

1.5 Lokasi dan Jadwal Kegiatan KKPT.....................................................................4

1.5.1 Lokasi KKPT.................................................................................................4

1.5.2 Jadwal Kegiatan KKPT.................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6

2.1. Komunikasi Massa..............................................................................................6

2.1.1. Definisi Komunikasi Massa..................................................................6

2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa..........................................................7

2.2. Media Massa......................................................................................................13


viii
2.2.1. Fungsi Media Massa..................................................................................16

2.3. Jurnalistik...........................................................................................................17

2.3.1. Bentuk Jurnalistik................................................................................18

2.4. Media Cetak......................................................................................................19

2.4.1. Definisi Media Cetak...........................................................................19

2.4.2. Jenis Media Cetak.......................................................................................20

2.4.3. Klasifikasi Media Cetak.......................................................................21

2.4.4. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak...................................................24

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA............................................................28

3.1 Latar Belakang Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group).........................28

3.2 Sejarah Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)......................................29

3.3 Visi dan Misi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)............................32

3.3.1 Visi.................................................................................................................32

3.3.2 Misi................................................................................................................32

3.4 Fungsi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group).......................................33

3.5 Lambang Rakyat Cirebon...................................................................................33

3.6 Struktur Organisasi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)..................34

3.7 Divisi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)........................................34

BAB IV KEGIATAN DAN PEMBAHASAN...........................................................35

4.1 Kegiatan KKPT..................................................................................................35

4.1.1 Proses Kerja Praktek.....................................................................................35

ix
4.1.2 Proses Peliputan ASIAN GAMES..............................................................40

4.1.3 Proses Peliputan Berita Lainnya..................................................................42

4.1.4 Catatan Mingguan KKPT di Koran Harian Umum Rakyat Cirebon............44

4.1.5 Hasil Kegiatan Kerja Praktek.......................................................................45

4.2 Pembahasan KKPT............................................................................................46

4.2.1 Analisis SWOT............................................................................................46

4.2.2 Hasil Strategi SWOT...................................................................................50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN..........................................................................52

5.1 Kesimpulan........................................................................................................52

5.2 Saran...................................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................54

LAMPIRAN................................................................................................................55

x
DAFTAR

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan KKPT.............................................................................5

Tabel 4.1 Catatan Mingguan KKPT….....................................................................44

Tabel 4.2 Analisis SWOT….....................................................................................47

Tabel 4.3 Hasil Strategi SWOT...............................................................................50

xi
DAFTAR

Gambar 3.1 Logo Rakyat Cirebon….........................................................................33

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)… 34

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu kegiatan penting yang tanpa disadari sangat

berpengaruh terhadap kehidupan manusia ataupun makhluk hidup lainnya. Tanpa

komunikasi, kita tidak bisa melakukan suatu interaksi dengan lingkungan sekitar.

Berkomunikasi merupakan cara makhuk hidup berinteraksi dengan makhluk hidup

lainnya. Bahkan di hidup kita pun komunikasi bermula ketika kita masih di dalam

kandungan sang ibu yang sedang hamil, disadari atau tidak, seorang ibu akan

mengajak sang calon anak untuk berkomunikasi, baik itu melalui obrolan, musik,

ataupun lantunan ayat Al-Quran. Hal ini dipercaya akan merangsang panca indera

sang calon anak tersebut. Tidak hanya manusia yang bisa melakukan proses

komunikasi, hewan pun melakukan komunikasi dengan sejenisnya. Pada intinya,

komunikasi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup

untuk saling berinteraksi dan saling memahami satu sama lain.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator

kepada komunikan secara verbal maupun non verbal, melalui suatu media untuk

saling menimbulkan pengertian. Proses komunikasi dikatakan efektif apabila

seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain secara verbal maupun non verbal

yang mampu dimengerti dan dipahami oleh orang yang dituju.

1
2

Informasi merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi setiap orang untuk

menambah wawasan. Informasi bisa didapat melalui media cetak (surat kabar,

majalah, dan tabloid), media elektronik (radio dan televisi) ataupun media sosial

(internet).

Media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampai informasi yang

memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan

secara tertulis. Media cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi

yang didalamnya terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas

pada kelompok tertentu saja. Media cetak merupakan bagian dari saluran informasi

masyarakat disamping media elektronik dan juga media digital. Ditengah dinamika

masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap tertinggal dibandingkan

dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media digital. Meski demikian,

bukan berarti media cetak sudah tidak mampu meraih konsumen yang menantikan

informasi yang dibawanya. Keunggulan media cetak jika dibandingkan dua

pesaingnya ialah media tersebut mampu menyampaikan sebuah informasi secara

detail dan terperinci. Sementara untuk media elektronik dan digital lebih

mengutamakan kecepatan informasi, sehingga tak jarang informasi yang disampaikan

lebih bersifat sepotong dan berulang-ulang.

1.2 Tujuan KKPT

Tujuan dalam kegiatan Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT) yaitu untuk

memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Seminar Aplikasi Jurnalistik pada program
3

studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan

Bandung serta mengaplikasikan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan dalam

praktik di lapangan. Adapun tujuan dari Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT) di

Koran Harian Umum Rakyat Cirebon, yaitu:

1. Memenuhi syarat kelulusan Akademik Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

2. Memberikan pengalaman praktikan dalam menjadi jurnalistik di bidang

peliputan dan penulisan berita di Koran Harian Umum Rakyat Cirebon.

3. Mengetahui bagaimana menjadi seorang jurnalis yang baik.

4. Mengasah kemampuan praktikan dalam peliputan dan merangkai kata-kata

dan diwujudkan dalam bentuk berita.

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan KKPT

1. Melakukan observasi lapangan dan melihat potensi suatu kejadian untuk

menjadi bahan tulisan.

2. Mengambil foto sebagai ilustrasi atau gambaran dari kejadian yang

diberitakan.

3. Menganalisi penulisan berita agar terlihat tajam dan dapat dipercaya,

sehingga berita tersebut bisa di terbitkan oleh redaksi.

1.4 Pendekatan Kegiatan KKPT

Memilih lokasi kegiatan Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT) terlebih


4

dahulu dengan meminta saran dari beberapa dosen dan senior. Memilih lokasi

kegiatan di Koran Harian Umum Rakyat Cirebon Kabupaten Majalengka, kemudian

melakukan sounding terlebih dahulu untuk memastikan apakah terdapat ruang untuk

melakukan kegiatan Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT) di Koran Harian Umum

Rakyat Cirebon Kabupaten Majalengka. Setelah melakukan sounding dan

memastikan adanya ruang untuk melakukan kegiatan Kuliah Kerja Praktik Terpadu

(KKPT), kemudian bertemu dengan Koordinator Liputan Kabupaten Majalengka,

yaitu Bapak Pai Supardi untuk memastikan kapan sekiranya dapat dimulai kegiatan

Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT). Setelah melakukan kesepakatan kerja selama

satu bulan lebih, maka praktikan diarahkan untuk melakukan peliputan lapangan di

Koran Harian Umum Rakyat Cirebon Kabupaten Majalengka

1.5 Lokasi dan Jadwal Kegiatan KKPT

1.5.1 Lokasi KKPT

Tempat : Redaksi Rakyat Cirebon (Radar Group)


Jalan Emen Selamet No. 154 Majalengka, Jawa Barat.
Website : https://www.rakyatcirebon.co.id
Telepon : (0231) 8301677
Fax : (0231) 8301678
Whatsapp/SMS : 081312460002

E-mail : rakyatcirebon@gmail.com
Facebook : @Rakyat.Cirebon.Id
Twitter : @Koran_Rakcer
5

1.5.2 Jadwal Kegiatan KKPT

Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT) di Koran

Harian Umum Rakyat Cirebon Kabupaten Majalengka dilakukan mulai tanggal 30

Juli 2018 hingga 1 September 2018 selama 6 hari kerja dalam seminggu. Setiap hari

kerja masuk dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan KKPT

WAKTU
NO. KEGIATAN Juni Juli Agustus Maret
20-23 25-30 30-31 1-31 6-17
1. Pencarian Tempat Praktek
Pengurusan Administrasi
2.
KKPT
3. Pelaksanaan KKPT
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Penyusunan Laporan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

2.1.1 Definisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media membuat dan

menyebarkan pesan kepada khalayak banyak atau publik. Organisasi – organisasi

media ini akan menyebarluaskan pesan yang akan memengaruhi dan

mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka

hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi

bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi massa,

media massa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan

menyampaikannya pada khalayak.

Bittner (1980) mengartikan komunikasi massa secara sederhana sebagai

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Istilah

‘komunikasi’ mengacu pada pemberian dan penerimaan pesan, sementara “massa”

menggambarkan sesuatu (orang atau barang) dalam jumlah besar.

Menurut DeFleur dan Dennis (1985), komunikasi massa sebagai proses

komunikasi yang ditandai dengan penggunaan media bagi komunikatornya untuk

menyebarkan pesan secara luas dan terus menerus menciptakan makna yang dapat

mempengaruhi khalayak yang besar. Sementara Ruben (1992), mendefinisikan

6
7

komunikasi massa sebagai suatu proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan

oleh organisasi untuk dikonsumsi khalayak.

Dari sejumlah pengertian diatas, komunikasi massa dapat disimpulkan

sebagai komunikasi yang menggunakan media massa. Media massa merupakan

penciri utama yang membedakan antara komunikasi massa dan sistem komunikasi

lainnya. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah khalayak yang tersebar dan heterogen melalui media massa sehingga pesan

yang sama dapat diterima secara serentak.

2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Menurut Hafied Cangara dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi”,

komunikasi massa merupakan salah satu dari komunikasi yang memiliki perbedaaan

signifikan dengan bentuk komunikasi yang lain. Sifat pesannya yang terbuka dengan

khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi

kebutuhan. Oleh karena komunikasi massa memiliki sejumlah ciri atau karakteristik

yang khas diantaranya:

A. Komunikator Terlembaga

Dalam komunikasi massa, komunikatornya bergerak dalam organisasi yang

kompleks, namun bersifat melembaga. Lembaga penyampai pesan komunikasi massa

melalui media massa, seperti televisi, surat kabar, radio, internet.

B. Pesan Bersifat Umum

Dalam proses komunikasi massa, pesan yang disampaikan oleh komunikator


8

ditujukan kepada khalayak luas atau semua orang bukan hanya sekelompok orang.

Dengan demikian, proses komunikasi massa bersifat terbuka. Pesan beritanya pula

mengandung unsur fakta yang bersifat penting dan menarik untuk semua kalangan

masyarakat bukan hanya sekelompok orang.

C. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Komunikan atau penerima informasi dalam komunikasi massa bersifat

anonim dan heterogen. Hal ini dikarenakan komunikasi massa menyampaikan pesan

secara umum pada seluruh masyarakat yang tidak saling mengenal antara satu sama

lain. Tanpa membedakan suku, ras, agama serta memiliki beragam karakter psikologi,

usia, jenis kelamin, tempat tinggal, adat budaya, maupun strata sosial yang berbeda-

beda.

D. Media Massa Bersifat Keserempakan

Menurut Effendy (1981) dalam Elvinaro (2007), keserempakan media massa

itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang

jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam

keadaan terpisah.

E. Pesan yang Disampaikan Satu Arah

Komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan itu secara

langsung namun komunikator dan komunikan tidak saling bertemu dan komunikan

tidak dapat merespon secara langsung. Disini komunikator yang mengendalikan

komunikasinya.
9

F. Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback)

Dikarenakan antara komunikator dengan komunikan yang tidak bertatap muka

secara langsung maka komunikator tidak dapat dengan segera mengetahui reaksi

khalayak terhadap pesan yang telah diberikan.

Hiebert, Ungurait, dan Bohn mengemukakan komponen-komponen

komunikasi massa meliputi:

1. Komunikator (Communicator)

Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator, yang mana komunikator

tersebut berbeda dengan komunikator dalam komunikasi antar pribadi. Pengirim

pesan dalam komunikasi massa bukan seorang individu melainkan suatu lembaga

atau gabungan dari berbagai pihak. Lembaga yang dimaksud dapat berupa

perusahaan penerbitan surat kabar atau majalah, stasiun radio dan televisi, dan

lain sebagainya. Komunikator dari komunikasi massa pada media elektronik

adalah para pengisi program, pemasok program (rumah produksi), penulis

naskah, produser, aktor, presenter, personel teknik, perusahaan periklanan, dan

lain-lain. Sedangkan pada media cetak komunikatornya adalah para pengisi

rubrik, reporter, redaktur, pemasang iklan, dan lain-lain.

2. Kode dan Konten (Codes and Content)

Codes merupakan simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan

komunikasi, seperti kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film (moving
1

pictures). Sedangkan content atau isi media merujuk pada makna dari sebuah

pesan, contohnya seperti berita, dan iklan.

3. Gatekeeper

Gatekeeper berfungsi untuk menyaring pesan yang diproduksi media massa

agar dapat menyampaikan berita yang akurat, tidak menyinggung reputasi

seseorang ataupun mencemarkan nama baik seseorang, dan lain-lain. Sehingga

gatekeeper yang menentukan apakah suatu informasi itu penting atau tidak.

Gatekeeper dalam media massa terdiri dari beberapa pihak, diantaranya penerbit

majalah, editor surat kabar, manajer stasiun radio siaran, produser berita televisi,

produser film, dan lain-lain. Pada umumnya, stasiun televisi juga memiliki tim

quality control (QC) untuk menyeleksi isi pesan komunikasi. Mereka dapat

dianggap sebagai pihak yang membantu gatekeeper dalam menyeleksi isi pesan.

4. Media

Media massa merujuk pada sarana atau peralatan yang digunakan untuk

menyebarluaskan pesan komunikasi massa. Media massa dituntut untuk dapat

memikat perhatian khalayak secara serempak dan serentak. Media tersebut

berupa media cetak, seperti surat kabar dan majalah, media elektronik seperti

radio dan televisi, serta media digital (internet).

5. Regulator

Regulasi media massa merupakan suatu proses yang rumit dan melibatkan

banyak pihak. Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator
1

berkaitan dengan institusi yang memiliki pengaruh atau wewenang tertentu dan

bekerja diluar institusi media yang menghasilkan berita. Regulator dapat

menghentikan berita dan menghapus suatu informasi, tapi tidak dapat menambah

atau memulai informasi, dan bentuknya lebih seperti sensor.

Amerika Serikat memiliki lembaga regulasi yaitu Federal Communication

Commision (FCC), yang melakukan regulasi untuk media cetak dan elektronik

sekaligus. Sementara di Indonesia yang termasuk kategori regulator diantaranya

ialah pemerintah dengan perangkat undang-undangnya, khalayak penonton,

pembaca, maupun pendengar, Lembaga Sensor Film (LSF), Dewan Pers yang

mengatur mengatur media cetak, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk

media elektronik. Regulasi media massa di Indonesia diatur dalam Undang-

Undang (UU) diantaranya adalah UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers dan UU

Penyiaran.

6. Audiens (Audience)

Audiens atau penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah,

seperti khalayak, sasaran, atau komunikan. Audiens merupakan elemen penting

dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran penyebaran pesan

komunikasi massa. Charles Wright mengidentifikasi beberapa ciri dari audiens

komunikasi massa, yakni:

a. Jumlah audiens komunikasi massa sangat banyak dan tersebar dalam

berbagai lokasi.
1

b. Heterogen. Audiens komunikasi massa berasal dari berbagai lapisan

masyarakat, memiliki aktivitas atau pekerjaan, umur, jenis kelamin, latar

belakang pendidikan, kemampuan ekonomi, pilihan politik, agama,

kelompok etnik, dan standar etis yang beragam.

c. Anonim. Audien komunikasi massa umumnya tidak saling kenal secara

pribadi dengan komunikatornya.

7. Filter

Audiens media massa itu jumlahnya banyak, tersebar, dan heterogen.

Tentunya masing-masing audiens mempunyai lingkup pelangalaman (field of

experince), dan kerangka acuan (frame of reference) yang berbeda-beda,

sehingga pemaknaan terhadap pesan pun berbeda, sehingga mereka akan

merespon pesan secara berbeda pula. Contohnya, tayangan film produksi

Amerika Serikat, tentang hidup bersama diluar pernikahan adalah suatu hal yang

biasa bagi masyarakat Amerika. Sementara di Indonesia hal tersebut merupakan

hal yang bertentangan dengan agama dan norma-norma yang berlaku. Jika filter

pada audiens longgar, maka budaya hidup bersama itu bisa dijadikan acuan

hidup. Sementara, bagi yang filternya rapat, hal tersebut akan ditolak dan tidak

akan ditiru dalam kehidupannya.

8. Umpan Balik (Feedback)

Komunikasi merupakan proses dua arah antara pengirim dan penerima

pesan. Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan


1

respons atau tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan.

Respon atau tanggapan ini disebut feedback. Namun respons seperti ini tidak

terlihat oleh komunikator komunikasi massa. Agar responsnya dapat sampai

kepada komunikator, audiens media massa harus memberikan feedback seperti

menulis surat pembaca, menelpon redaktur media massa tersebut, berhenti

berlangganan suatu media cetak, mematikan televisi, dan lain-lain.

2.2 Media Massa

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau perantara.

Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan.

Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau alat-alat yang

digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain.

Media massa dapat dikatakan juga sebagai sarana komunikasi massa

dimana proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak

(publik) secara serentak. Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah sarana

untuk menyampaikan pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas

misalnya radio, televisi, dan surat kabar. Menurut Cangara, media adalah alat atau

sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada

khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan

dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-

alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi.


1

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni:

1. Media Cetak

Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar

dan majalah. Khalayak media cetak bersifat aktif dan melek huruf sebagai

persyaratan utamanya. Pesannya disampaikan melalu bahasa tertulis dan dukungan

gambar atau foto. Khalayak media cetak yakni pembaca surat kabar dan majalah

cenderung merupakan golongan orang-orang terdidik dan dewasa.

A. Surat kabar, merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan

jenis media massa lainnya. Surat kabar sebagai media massa memiliki

karakteristik seperti publisitas, periodesitas, universalitas, aktualitas, dan

terdokumentasikan.

B. Majalah, keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama

setelah surat kabar. Majalah sebagai media massa memiliki karakteristik

seperti dalam penyajiannya yang lebih lama, nilai aktualitas lebih lama,

gambar atau foto lebih banyak, dan cover sebagai daya tarik dari majalah.

2. Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang proses bekerjanya berdasar pada prinsip

elektronik dan elektromagnetis. Media elektronik menyampaikan berita atau

informasi dengan cara memperdengarkan suara, memperlihatkan gambar, serta

menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa. Secara garis besar media elektronik

hanya terdiri dari dua jenis yaitu televisi dan radio. Sedangkan untuk internet, media
1

ini lebih masuk dalam media online, karena internet dapat masuk ke dalam dua media

sebelumnya yaitu cetak dan elektronik.

1) Radio Siaran, merupakan media massa elektronik tertua dan sangat luwes.

Radio sebagai media massa memiliki karakteristik seperti auditori, radio is

the now, imajinatif, akrab, gaya percakapan, menjaga mobilitas. Khalayak

radio cenderung bersifat pasif. Substansi siaran radio menggunakan musik

dengan dominan sebagai ilustrasi dan efek suara sehingga dapat

mendramatisir pesan yang disampaikan.

2) Televisi, merupakan media yang paling populer di antara jenis media massa

lainnya Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik seperti

audiovisual, berpikir dalam gambar, pengoprasian lebih kompleks, mudah

diakses dan metode penyajian yang bervariasi.

3) Film, merupakan bentuk dominan dari komunikasi massa visual dibelahan

dunia ini. Film sebagai media massa memiliki karakteristik seperti layar yang

lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh, dan identifikasi psikologis.

Pesan dalam film tidak saja berfungsi menghibur penontonnya, tetapi juga

dapat dijadikan sarana sosialisasi program tertentu.

4) Media online atau internet, keunggulan utama media online bukan hanya

pada aspek kecepatan informasinya, tetapi juga pada sifat interaktif dan

multimedianya. Pengguna internet dapat terlayani kebutuhannya dalam

bentuk apapun. Seseorang dapat mengakses surat kabar digital, majalah


1

digital, jurnal, buku,mendengar musik, menonton televisi, mendengar radio,

atau menonton film melalui internet. Contoh media massa online ialah

website dari CNN, detik.com, tribun, dan Pikiran Rakyat.

2.2.1 Fungsi Media Massa

Melalui media, pesan-pesan dapat disebarluaskan ke berbagai penjuru, dapat

memengaruhi khalayak sekaligus mencerminkan budaya masyarakat dimana media

tersebut hadir. Pada dasarnya media massa mempunyai 4 fungsi utama, yaitu:

1) Fungsi informasi, yaitu media massa (komunikator) berperan sebagai

penyebar pesan atau informasi kepada masyarakat (komunikan). Misalnya

media elektronik, media tersebut memberikan informasi lewat acara berita,

atau informasi lain yang dikemas oleh acara ringan sehingga media massa

berperan juga untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.

2) Fungsi edukasi, yaitu media massa berfungsi sebagai media yang

memberikan pendidikan kepada masyarakat, sehingga keberadaan media

massa tersebut menjadi bermanfaat karena berperan sebagai media

pendidikan massa.

3) Fungsi hiburan, hiburan adalah sarana untuk melepaskan lelah dan

menciptakan suasana santai. Media massa (komunikator) berperan

menyajikan hiburan kepada komunikan atau dalam hal ini masyarakat luas.

Hiburan tersebut misalnya acara musik, komedi dan lain sebagainya.

4) Fungsi pengaruh, melalui fungsi ini media massa memegang peranan


1

penting dalam tatanan kehidupan masyarakat. Media massa (komunikator)

berfungsi memberikan pengaruh kepada masyarakat luas (komunikan) lewat

iklan atau berita yang disajikan, sehingga dengan adanya media massa

diharapkan masyarakat dapat terpengaruh oleh iklan atau berita yang

disajikan.

2.3 Jurnalistik

Secara etimologis, kata jurnalistik berasal dari bahasa Perancis yaitu journ

yang berarti catatan atau laporan harian. Dapat dikatakan bahwa jurnalistik ialah

kegiatan berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Secara teknis,

jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah,

meyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-

luasnya dan secepat-cepatnya.

Menurut Undang-Undang No.40 tahun 1999 tentang pers:

“Bahwa Kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, tulisan, suara,

gambar, suaradan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan

menggunakan media cetak, media elektronik, dan segalajenis saluran yang tersedia”.

Berdasarkan dari pengertian di atas, jurnalistik memerlukan kepandaian

dalam mengarang untuk memenuhi kebutuhan berita yang akan disebarkan kepada

masyarakat, sehingga berita yang disampaikan enak untuk dibaca dan mudah untuk

dipahami oleh pembaca.


1

2.3.1 Bentuk Jurnalistik

Menurut Sumadiria, jurnalistik dapat dibagi kedalam tiga bagian besar jika

ditinjau dari segi bentuk dan pengelolaannya, yaitu:

1. Jurnalistik Media Cetak

Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, surat kabar

mingguan, jurnalistik tabloid harian, jurnalistik tabloid mingguan, dan

jurnalistik majalah. Jurnalistik ini dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama ialah

verbal yang menekankan pada kemampuan untuk memilih dan menyusun kata

dalam rangkaian kalimat dan paragram yang efektif dan komunikatif. Kedua

adalah visual yang menunjuk pada kemampuan dalam menata, menempatkan,

mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan.

2. Jurnalistik Media Elektronik Auditif

Jurnalistik media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran lebih

banyak dipengaruhi oleh tiga dimensi. Pertama, verbal yang berhubungan

dengan kemampuan menyusun kata, kalimat dan paragraf secara efektif serta

komunikatif. Kedua, teknologikal berkaitan dengan teknologi yang

memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jernih dan jelas

oleh pesawat radio penerima. Terakhir adalah fisikal yang erat kaitannya

dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak dalam

menyerap dan mencerna setiap pesan yang disampaikan.


1

3. Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual

Jurnalistik media elektronik audiovisual atau jurnalistik televisi,

merupakan gabungan dari berbagai aspek, yaitu:

a. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat,

efektif.

b. Visual, banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup

dan memikat

c. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan

gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima

dirumah-rumah.

d. Dramatikal, berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatik yang

dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Aspek

dramatik inilah yang tidak dimiliki oleh media massa radio dan surat

kabar.

2.4 Media Cetak

2.4.1 Definisi Media Cetak

Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka bumi. Media cetak

berawal dari media yang disebut dengan Acta Diuna dan Acta Senatus dikerajaan

romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johanes Guttenberg menemukan mesin

cetak hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah.
2

Secara harfiah media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampai

informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak,

yang disampaikan secara tertulis. Sedangkan media cetak menurut Rhenald Khazali

adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini

terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan

halaman putih.

Media cetak merupakan suatu dokumen atas segala hal yang ditangkap oleh

sang jurnalis dan diubah ke dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya.

Ciri khas media massa cetak ialah melibatkan suatu proses percetakan di dalam

penggandaannya.

2.4.2 Jenis Media Cetak

Dalam media cetak, dikenal bermacam-macam jenis media cetak, namun

secara garis besar hanya terdiri dari 2 jenis saja, yaitu:

1. Surat Kabar

Istilah surat kabar merujuk pada kata “koran” (dari bahasa Belanda: krant,

dari bahasa Perancis: courant) yang merupakan suatu penerbitan yang ringan dan

mudah dibuang, biasanya dicetak padakertas berbiaya rendah yang disebut kertas

koran, yang berisi berit-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa

event politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca, dan seterusnya. Surat kabar

juga biasa berisi kartun, teka-teki silang, dan hiburan lainnya.


2

Surat kabar di Indonesia terbit dalam berbagai bentuk yang jenisnya

tergantung kepada: frekuensi terbit, bentuk (tabloid atau bukan), kelas ekonomi

pembaca (misalnya kita membandingkan antara harian Kompas dengan Pos Kota),

peredarannya (skala nasional atau hanya daerah), serta penekanan isinya (ekonomi,

kriminal, agama atau umum,dan sebagainya).

2. Majalah

Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi artikel dalam subyek yang

bervariasi. Karakter majalah adalah memiliki kedalaman isi yang jauh berbeda

dengan surat kabar dan lebih terperinci, lebih mendetail karena tidak hanya

menyajikan berita-berita saja seperti surat kabar, namun juga menyajikan cerita atas

berbagai kejadian dengan tekanan pada unsur menghibur dan mendidik.

Pada umumya majalah memiliki artikel mengenai topik populer yang

ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah

dimengerti oleh banyak orang. Majalah mempunyai usia beredar yang lebih panjang

dari surat kabar. Karena umumnya terbit mingguan, bulanan, dua kali sebulan bahkan

ada yang tiga bulan sekali terbitnya.

2.4.3 Klasifikasi Media Cetak

Media cetak di Indonesia juga dapat diklasifikasikan menjadi delapan bagian

berdasarkan pada waktu terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikeluarkan oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika, mengenai pembagian media
2

cetak dan pengklasifikasiannya. Kedelapan jenis media cetak tersebut di antaranya

adalah:

1. Surat Kabar Harian

Media cetak ini diterbit setiap hari, kecuali pada hari-hari tertentu seperti pada

libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi menjadi Surat Kabar

Harian Nasional, Surat Kabar Harian Daerah, dan Surat Kabar Harian Lokal.

Berita yang disampaikan adalah jenis berita news atau informasi terkini dan

disampaikan dengan sistem straight news atau apa adanya.

2. Surat Kabar Mingguan

Jenis media cetak ini lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloid. Biasanya

berita yang diangkat adalah berita hiburan atau juga in depth news atau liputan

mendalam. Tulisan dalam media ini lebih banyak bergaya feature atau deskriptif.

3. Majalah Mingguan

Jenis majalah ini terbit setiap minggu sekali. Berita yang diangkat adalah

berita in depth news atau mengenai sebuah peristiwa.

4. Majalah Tengah Bulanan

Majalah ini diterbitkan sebulan dua kali. Berita yang ditampilkan lebih

bersifat informatif dan biasanya memuat tentang berita life style atau gaya hidup.

5. Majalah Bulanan

Majalah bulanan diterbitkan sekali dalam sebulan. Jenis pemberitaan yang


2

disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari hasil

penelitian.

6. Majalah Dwibulanan

Majalah ini diterbitkan sekali dalam dua bulan. Informasi yang disampaikan

dalam majalah ini biasanya terkait dengan laporan dari hasil aktivitas sesuatu.

Misalnya laporan neraca perusahaan atau juga majalah yang berisi laporan

pendapatan sebuah lembaga zakat.

7. Majalan Tribulanan

Majalah ini berkonsep hampir mirip dengan majalah dwibulanan. Yang

membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan setiap tiga bulan sekali.

8. Bulletin

Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja.

Media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat dengan

konsep sederhana. Buletin juga tidak dibuat untuk kepentingan komersial.

Selain itu, media cetak juga dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori

berdasarkan area penyebarannya, yaitu:

1. Media Cetak Skala Internasional

Media cetak ini mempunyai area penyebaran yang sangat luas. Umumnya

diedarkan dari satu negara ke negara lain atau dengan kata lainnya dicetak di

negara lain atas persetujuan dari dari pemilik media yang bersangkutan. Misalnya
2

adalah majalah TIMES, dimana majalah ini terbit pertama kali di Amerika Serikat

dan sekarang penyebaranya telah hampir ke seluruh dunia.

2. Media Cetak Skala Nasional

Media cetak ini beredar dalam satu negara dan menyebar keseluruh bagian

negara tersebut, misalnya KOMPAS, TEMPO, dan REPUBLIKA.

3. Media Cetak Skala Lokal

Media cetak ini umunya beredar dalam satu propinsi atau lebih, biasanya

berisi tentang informasi dari tempat yang bersangkutan, misalnya Bali Post yang

selalu menampilkan informasi dari sekitar wilayah Bali.

4. Media Cetak Skala Kawasan

Media Massa yang penyebarannya hanya di wilayah atau area yang kecil,

misalnya adalah majalah KICAU (majalah khusus penghuni perumahan Bintaro

Jakarta Selatan).

5. Media Cetak Skala Komunitas

Penyebaran media ini fokusnya hanya pada lingkup yang lebih terbatas dan

sangat khusus. Biasanya media komunitas ini merupakan sarana berkomunikasi

sekumpulan orang atau organisasi yang memiliki hobi khusus seperti Club

Menyelam, Club Mobil Jeep, Club Sepeda Motor, dan sebagainya.

2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak

Keberadaan media cetak di era digital sekarang ini semakin tergerus, salah

satunya adalah koran. Media digital lebih digandrungi oleh masyarakat saat ini.
2

Karena itu, meskipun tetap mempertahankan versi cetaknya pengelola koran juga

mulai merambah ke dunia maya demi keberlangsungan perusahaan dan tetap eksis di

dunia media. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari media cetak:

1. Kelebihan Media Cetak

Setiap media memiliki kelebihan masing-masing, media cetak juga memiliki

kelebihan dibanding media elektronik. Kelebihan media cetak secara umum

dibanding media elektronik terletak dari “daya tahan” informasi. Dari berbagai jenis

media massa, media cetak memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain.

hasil cetakan tersebut permanen dan bisa disimpan sehingga pembaca bisa

mengulanginya sampai mengerti isi pesan yang disampaikan, tanpa biaya tambahan.

Selain itu, halaman media cetak, menurut Mondry, bisa terus ditambah seandainya

diperlukan.

Surat kabar harian memiliki kelebihan lebih khusus lagi bila dibandingkan

dengan media cetak lain. sesuai periodesasi terbitnya, informasi surat kabar harian

diterima pembaca setiap hari sehingga informasi diperoleh terus secara

berkesinambunga. Informasi yang disampaikan surat kabar lebih lengkap dibanding

radio dan televisi. Dengan halaman yang cukup banyak, apalagi kini banyak surat

kabar yang terbit dengan 32 halaman atau lebih, informasi tentang suatu peristiwa

dapat diberitakan secara mendalam, dari berbagai sisi, sedangkan radio dan televisi

butuh jam tayang khusus guna melakukan hal itu.


2

Tabloid dan majalah yang periodesasi terbitnya lebih lama dibanding surat

kabar, berusaha menampilkan informasi yang lebih lengkap lagi, juga dengan gaya

penulisan feature yang lebih memikat sehingga tetap disukai pembaca.

2. Kelemahan Media Cetak

A. Lambat dan Tidak Langsung

Kelebihan media elektronik sebenarnya merupakan kelemahan media cetak.

Informasi media cetak tidak bisa cepat dan langsung. Berita media cetak baru kaan

diterima khalayak sesuai periodesasinya. Surat kabar harian terbit setiap hari,

informasinya diterima publik sehari hanya sekali, tabloid atau majalah mingguan

berarti informasinya diterima masyarakat seminggu sekali. Hal ini membuat para

pembaca media cetak mengalami sedikit penghambatan dalam informasi.

B. Jauh

Informasi yang disampaikan media cetak terkesan “jauh” karena pembaca

tidak dapat mengetahui secara langsung peristiwa seperti yang disampaikan media

elektronik. Guna mengatasi kekurang itu, media cetak menampilkan foto-foto yang

menarik guna mengimbangi tayangan televisi, juga memuat tulisan atau informasi

yang lengkap, bahkan dengan penlisan feature guna mengimbangi informasi media

elektronik.

C. Tidak Akrab

Pada media cetak, tidak ada penyiar yang menyampaikan, tetapi harus

disiarkan oleh diri sendri. Sebagai sumber informasinya, jajaran redaksi tidak ada
2

yang akrab dengan pembaca, bahkan mungkin tidak kenal sama sekali. Berbeda

dengan penyiar atau pembaca berita televisi atau radio, tentu banyak yang kenal

(minimal suaranya), bahkan mengidolakan mereka.

D. Tidak Fleksibel

Membaca informasi media cetak tentu tidak bisa dilakukan sambil memasak

atau mengendarai kendaraan sehingga bisa dikatakan tidak fleksibel, sedangkan

dengan radio bisa mendapatkan informasinya. Perbandingan kelemahan antara surat

kabar, tabloid, dan majalah pada umumnya terkait periode terbit dan banyaknya

halaman. Hal serupa juga terjadi antara tabloid yang umumnya terbit mingguan

dengan majalah yang dua mingguan atau bulanan, isi majalah lengkap dan bahasanya

lebih dalam.
BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

3.1 Latar Belakang Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)

Media cetak maupun elektronik merupakan media massa yang paling banyak

digunakan masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Oleh

karena itu media massa sering digunakan sebagai alat mentransformasikan informasi

diantara masyarakat itu sendiri. Media juga merupakan saluran yang dimanfaatkan

untuk mengendalikan dorongan terhadap perubahan sosial. Disisi lain, persaingan

antar media massa sendiri baik cetak maupun elektronik tidak bisa dihindari karena

begitu banyaknya media massa yang beredar di masyarakat.

Media massa adalah lembaga yang sanggup menggiring khalayak sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh media tersebut, dengan melalui berita-berita

ataupun opini yang telah disiarkan kepada masyarakatnya. Selama ini yang ada dalam

media cetak maupun elektronik dianggap pelaporan realitas oleh media, dan media

dipahami sebagai lembaga yang netral, objektif dalam melakukan pemberitaannya,

yang sesuai dengan paradigma positivisme yang berlaku pada mayoritas masyarakat,

terutama Indonesia yang masih rendah dalam hal pendidikan.

Salah satu media komunikasi yang berkembang pesat dengan seiring

kemajuan teknologi komunikasi adalah media cetak. Media cetak tetap dibutuhkan

masyarakat sebagai salah satu media penting untuk menerima informasi. Media cetak

28
2

juga memiliki kelebihan dapat dikonsumsi berulang-ulang, dan mampu

mempertahankan eksistensi di tengah masyarakat, bahasa tulisan yang digunakan

surat kabar memberikan peluang yang sangat besar kepada manusia untuk

berimajinasi, mengabstraksikan informasi apapun yang berasal dari surat kabar, lebih

mudah dan cocok dibawa kemanamana dan dapat dibaca di banyak tempat.

Sebuah surat kabar berbeda dari tipe publikasi lain karena kenegaraannya,

karakteristik headline-nya, dan liputan yang menyangkut berbagai topik isu dan

peristiwa. Ini terkait dengan kebutuhan pembaca akan sisi menarik informasi yang

ingin dibacanya. Walau demikian, fungsi surat kabar bukan hanya sekedar pelopor

kisah-kisah human interest dari berbagai peristiwa atau kejadian seorang.

3.2 Sejarah Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)

Harian Umum Rakyat Cirebon merupakan surat kabar daerah yang terbesar

di wilayah Pantura, Jawa Barat, tepatnya Ciayumajakuning (kota atau kabupaten

Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Koran yang terbit pertama pada 20

Desember 1999 ini di juluki “Kekuatan dari Utara”. Selama ini koran-koran kuat

selalu datang dari Bandung (Selatan) dan Jakarta (Barat) yang menyerbu wilayah

III Cirebon. Dengan tampilnya Harian Umum Rakyat Cirebon, Pantura Jawa Barat

kini memiliki koran yang representatif dan menjadi acuan serta kebanggaan

masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Bahkan kini Harian Umum Rakyat Cirebon

sudah menjadi inspirasi masa depan masyarakat luas.


3

Saat ini Harian Umum Rakyat Cirebon memiliki 28 halaman dan terbit

setiap hari, kecuali hari minggu terbit dengan 20 halaman. Beberapa rubrikasi

halaman yang menjadi andalan adalah Cirebon Metropolis, Kota Cirebon,

Kabupaten Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka, Insiden 24 jam (kriminal),

Kota Wali, Bahasa Cirebon, Komunikasi Bisnis, Politika, Wacana, Radar Sport,

Selebritis, Sosialita, Town Square, China Town, Home, Life and Healty,

Community, Xpresi. Selain rubrikasi halaman, Harian Umum Rakyat Cirebon pun

mempunyai sesi koran dan suplemen yang menyajikan berita sangat lengkap yang

dibutuhkan masyarakat. Harian Umum Rakyat Cirebon juga tetap memberi porsi

besar untuk anak dengan tetap rutin menerbitkan Radar Junior dengan bentuk

tabloid 8 halaman sebagai suplemen Harian Umum Rakyat Cirebon edisi Minggu.

Manajemen Group dikelola oleh manajemen professional dibawah

naungan Jawa Pos Group. Manajemen ini telah terbukti berhasil mengelola lebih

dari 180 perusahaan pers di seluruh Indonesia.

Nama penerbitan : Rakyat Cirebon (Radar Cirebon

Group) Penerbitan : PT Wahana Semesta Cirebon

Spesifikasi :

-Jumlah halaman : 20-28 halaman

-Periode terbit : 7 kali dalam seminggu

-Ukuran kertas : lebar 350 mm, tinggi 560 mm (Junior Broadshet).

-Ukuran halaman : lebar 320,5 mm, tinggi 540 mm


3

-Jumlah kolom 7, jarak antar kolom 3 mm halaman dalam, halaman luar 4 mm.

Wilayah edar di daerah Ciayumajakuning ialah kota/kabupaten Cirebon (40%),

Indramayu (27,9%), Kuningan (23%), Majalengka (9,1%).

Dalam kurun waktu 19 tahun, Harian Umum (HU) Rakyat Cirebon (Radar

Cirebon Group) terus melebarkan sayapnya. Sejumlah koran bermunculan dan

menjadi yang terbesar di wilayah masing-masing, seperti di Jawa Barat. Setiap

kabupaten, menerbitkan satu koran sendiri, seperti Radar Kuningan yang terbit 12

halaman menyajikan berita yang lengkap dan aktual. Radar Indramayu mengupas

berita Indramayu dengan porsi lebih banyak. Begitupun HU Rakyat Cirebon Biro

Majalengka, menyajikan koran tersebut menjadi panduan masyarakat setempat.

Selain itu ada juga Radar Tasikmalaya, Radar Garut, Sumedang Ekspres, Bandung

Ekspres, Cianjur Ekspres, Pasundan Ekspres, dan Cikarang Ekspres. Untuk

wilayah Jawa Tengah juga telah terbit Magelang Ekspres, Radar Banyumas,

Kebumen Ekspres, Radar Pekalongan dan Radar Tegal. Kemudian, di Propinsi

Banten ada Radar Banten, Banten Raya Pos serta Tanggerang Ekspres.

Saat ini Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Cirebon Group) memasuki

era baru, kantor pusat yang ketika pertama terbit dulu masih sangat sederhana di

kawasan Pangeran Drajat, kemudian tahun 2011 pindah ke lokasi lebih elit dan

nyaman di kawasan Setiabudi tepatnya Jl. Perjuangan No. 9 Cirebon. Kantor

tersebut menjadi tempat seluruh aktivitas jurnalistik, bisnis dan percetakan


3

beroperasi. Sedangkan untuk perwakilan Jakarta berada di Kompleks Widuri Indah

Blok A-3 Jl. Palmerah Barat No. 353 Jakarta.

Saat ini, Harian Umum Rakyat Cirebon juga memiliki media online. Dalam

media tersebut terdapat berita terkini dari wilayah Jawa Barat khususnya Cirebon,

Indramayu, Kuningan, dan Majalengka. Sehingga, masyarakat yang berada di luar

wilayah edar Harian Umum Rakyat Cirebon dapat juga membaca berita-berita di

wilayah Cirebon dan sekitarnya.

Dengan semangat baru, kini seluruh jajaran Radar Cirebon Group siap

menginspirasi masa depan masyarakat. Masa depan yang cerah, demokratis dan

sejahtera. Di mana kemerdekaan pers tegak dengan kokohnya serta industri pers

berdiri dengan sehat dan bermartabat. Semua itu demi kemajuan daerah dan

warganya.

3.3 Visi dan Misi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)

3.3.1 Visi

Harian Umum Rakyat Cirebon memiliki visi sebagai koran probisnis

disamping menjadi koran idealis. Harian umum tersebut menampilkan berbagai

informasi tentang ekonomi bisnis, finansial baik lokal, nasional, maupun

internasional.

3.3.2 Misi

Harian Umum Rakyat Cirebon mengedepankan misi sebagai koran harian


3

khususnya di wilayah III Cirebon yang terpercaya, mampu menjawab tantangan era

globalisasi, dan juga harus mampu menjadi motor bisnis dan ekonomi daerah.

3.4 Fungsi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)

Surat Kabar Harian Umum Rakyat Cirebon mempunyai dua fungsi besar,

yaitu fungsi melayani dan fungsi bisnis. Fungsi melayani berarti Harian Umum

Rakyat Cirebon wajib memberikan pelayanan yang baik yang dalam hal ini

memberitakan sesuatu dengan berimbang dan sesuai fakta. Sedangkan fungsi

bisnisnya, Harian Umum Rakyat Cirebon juga tetap menerima iklan yang masuk ke

dalam koran mereka tanpa harus berat sebelah dan netral (imparsialitas). Artinya,

selama iklan itu baik dan menguntungkan, maka Surat Kabar Harian Umum Rakyat

Cirebon akan meresponnya dan menerima dengan baik.

3.5 Lambang Rakyat Cirebon

Gambar 3.1 Logo Rakyat Cirebon


3

3.6 Struktur Organisasi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)

3.7 Divisi Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group)

- Divisi Redaksi

- Divisi Redaktur Berita

- Divisi Redaktur Foto

- Divisi Liputan Kota

- Divisi Pracetak

- Divisi EDP/IT

- Divisi Pemasaran Iklan

- Reporter
BAB IV

KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan KKPT

4.1.1 Proses Kerja Praktek

Praktikan melaksanakan kegiatan lapangan yaitu peliputan berita untuk

Koran Harian Umum Rakyat Cirebon (Radar Group) Kabupaten Majalengka. Divisi

liputan kota memberikan kepercayaan kepada praktikan untuk turun langsung

mencari berita-berita di sekitaran Kabupaten Majalengka. Job Training ini dilakukan

selama hari kerja yaitu hari Senin sampai hari Sabtu, sedangkan pada hari Minggu

dan tanggal merah praktikan diliburkan.

Praktikan mencari berita bertema politik di sekitar Kabupaten Majalengka,

namun disamping itu praktikan juga difokuskan mencari berita mengenai Asian

Games yang diselenggarakan di Kabupaten Majalengka tepatnya di Kecamatan

Jatitujuh. Selain mencari berita di lapangan, praktikan diajarkan bagaimana cara

mengedit berita agar terlihat menarik untuk dibaca. Ditambah lagi praktikan sempat

diberikan tugas untuk memantau rapat paripurna anggota DPRD Kabupaten

Majalengka, kemudian diajarkan apa yang bisa dijadikan berita mengenai rapat

paripurna dalam pemantauan tersebut. Tugas tersebut diberikan langsung oleh divisi

liputan Kota Majalengka Koran Harian Umum Rakyat Cirebon.

35
3

Kode Etik Jurnalistik menempati posisi yang sangat vital bagi wartawan,

bahkan dibandingkan dengan perundang-undangan lainnya yang memiliki

sanksi fisik sekalipun. Kode Etik Jurnalistik memiliki kedudukan yang sangat

istimewa bagi wartawan. M. Alwi Dahlan sangat menekankan betapa pentingnya

Kode Etik Jurnalistik bagi wartawan. Menurutnya, Kode Etik setidak-tidaknya

memiliki lima fungsi, yaitu:

A. Melindungi keberadaan seseorang profesional dalam berkiprah di bidangnya.

B. Melindungi masyarakat dari malapraktik oleh praktisi yang kurang

profesional.

C. Mendorong persaingan sehat antarpraktisi.

D. Mencegah kecurangan antar rekan profesi.

E. Mencegah manipulasi informasi oleh narasumber.

Peliputan yang dilakukan oleh praktikan dilaksanakan di lapangan dengan

mendapatkan instruksi langsung dari pembimbing lapangan. Dalam peliputan berita,

praktikan memanfaatkan handphone sebagai alat untuk merekam peliputan, baik itu

untuk merekam suara maupun foto sebagai tanda bukti yang valid bahwa peliputan

berita terhadap narasumber sudah dilaksanakan.

Kegiatan peliputan lapangan dilakukan setiap hari, berkeliling ke tiap dinas-

dinas maupun kelurahan. Minggu pertama praktikan disuguhkan proyeksi berita

Asian Games 2018 oleh pimbimbing lapangan, karena Asian Games merupakan

ajang olahraga bergengsi se-Asia, maka pembimbing menyarankan agar praktikan


3

bisa mencari berita mengenai ajang olahraga bergengsi tersebut. Pada mulanya

praktikan cukup bingung untuk memulai darimana dan apa saja yang akan di tulis,

akan tetapi pembimbing lapangan terus memberi masukan dan anjuran sehingga

membuat praktikan mulai mendapatkan gambaran bagaimana dan seperti apa berita

yang akan disuguhkan kepada redaksi. Dalam proyeksi berita, ada beberapa hal yang

tergambar bisa dijadikan sebagai bahan berita yang menarik, misalnya bagaimana

persiapan kemanan yang sudah direncanakan, apa saja yang harus disiapkan untuk

menghadapi ajang olahraga tersebut, dan masih banyak lagi.

Banyak tahapan peliputan sebelum berita yang dimuat bisa sampai meja

redaksi. Sebelum benar-benar menulis berita mengenai Asian Games, praktikan

diberikan proyeksi Asian Games terlebih dahulu oleh pembimbing lapangan,

memantau perkembangan Asian Games, mencari tahu dan menelisik siapa saja yang

bisa menjadi narasumber yang mengetahui jelas perihal persiapan Asian Games, lalu

memantau seperti apa venue dilaksanakannya Asian Games, sehingga praktikan

mendapatkan gambaran yang sangat jelas mengenai gelaran Asian Games yang

diadakan di Kabupaten Majalengka. Setelah memantau lapangan, kemudian praktikan

memfoto tempat digelarnya Asian Games dari beberapa sisi agar terlihat jelas.

Praktikan dituntut untuk membuat foto jurnalistik yang bagus, terlihat nyata, agar

menarik untuk dilihat. Setelah itu, praktikan memberikan foto-foto yang sudah

diambil kepada pembimbing lapangan untuk dinilai dan dipelajari darimana sudut

yang pas untuk memfoto gelaran Asian Games tersebut. Setelah melakukan proyeksi

berita Asian Games, praktikan mulai memahami sudut dalam hal mendapatkan berita.
3

Pada minggu kedua praktikan diajarkan cara wawancara doorstop. Doorstop

adalah teknik wawancara dengan cara mencegat narasumber di tempat acara.

Kelebihan dari doorstop adalah mendapatkan jawaban yang spontan, karena

narasumber menjawab pertanyaan tanpa adanya persiapan. Sedangkan kelamahannya,

wawancara berlangsung di tempat yang ramai dengan suasana yang ribut, sehingga

informasi yang akan direkam atau dicatat akan sulit terdengar. Praktikan dituntut

untuk bisa memahami apa yang narasumber katakan sebagai informasi. Teknik

doorstop bisa dilakukan untuk membuat berita yang tidak terlalu menjurus kepada

inti permasalahan, seperti kemeriahan Asian Games. Otomatis sebagai narasumber

bisa siapapun yang merasakan kemeriahan Asian Games, tidak harus institusi

tertentu.

Lalu, diajarkan pula teknik wawancara tatap muka. Wawancara secara tatap

muka adalah suatu bentuk wawancara yang dilakukan secara berhadap-hadapan yang

sangat banyak memberikan kemungkinan penggalian informasi lebih dalam dan luas

karena sebelumnya dilakukan perjanjian lebih dulu dengan narasumber. Topik atau

fokus wawancaranya sudah dirancang lebih dulu dan dalam hal kesempatannya juga

lebih khusus, baik tempat maupun waktu yang disediakan. Praktikan melakukan

teknik wawancara tatap muka ini dengan Bapak Camat Kecamatan Jatitujuh

Kabupaten Majalengka mengenai persiapan, waktu, dan keamanan gelaran Asian

Games. Selain itu praktikan juga diperintahkan oleh pembimbing lapangan untuk

mewawancara petugas KPU Kabupaten Majalengka perihal pemilu 2019, siapa saja
3

dan dari partai mana saja calon legislatif yang mendaftarkan diri di Kabupaten

Majalengka.

Praktikan dituntut untuk menulis berita yang baik dan benar, serta berita

yang membuat pembaca tidak merasa bosan membacanya. Praktikan diajarkan kata-

kata apa saja yang bisa dimasukan kepada berita, bagaimana prolog yang enak untuk

dibaca agar membuat pembaca pemasaran sehingga berita yang dibuat bisa dibaca

hingga selesai. Menurut pembimbing lapangan, sebuah berita haruslah seperti

piramida terbalik, dengan awal yang datar dan ringan untuk di baca sampai akhir

yang tajam dan tertuju pada berita inti yang dituliskan.

Pada minggu terakhir, praktikan diajarkan untuk mengedit berita. Editing adalah

salah satu elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari dunia broadcast.

Kata editing dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari bahasa Inggris. Editing

berasal dari bahasa Latin yaitu editus yang artinya ‘menyajikan kembali’. Editing

dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata editing yang berasal dari bahasa

Inggris, artinya adalah pertama, menyiapkan naskah tulisan untuk diterbitkan atau

dipresentasikan, dengan mengoreksi, merevisi, atau mengadaptasi. Kedua,

menyiapkan sebuah edisi untuk diterbitkan, misalnya kumpulan cerita pendek atau

kumpulan artikel. Ketiga, mengarahkan penerbitan (surat kabar atau majalah).

Keempat, menggabungkan unsur-unsur (film atau musik) dengan cara memotong-

motong dan memasang kembali. Kelima, mengurangi; menghapus bagian tertentu

dari skenario film. dilakukan untuk mecari kata-kata yang salah, terbalik maupun
4

kurang enak untuk dibaca. Alur berita haruslah kuat, menarik, dan tidak

membosankan.

4.1.2 Proses Peliputan ASIAN GAMES

Dalam kegiatan peliputan Asian Games, praktikan ditugaskan untuk

mencari berita yang unik dan layak masuk redaksi Koran Harian Umum Rakyat

Cirebon. Proyeksi berita Asian Games ditujukan untuk meliput kegiatan Asian Games

agar praktikan tidak bingung ketika harus mencari berita yang menarik mengenai

Asian Games. Pada peliputan dilapangan, praktikan sempat dibingungkan oleh berita

apa yang akan diliput agar bisa terbit di Koran Harian Umum Rakyat Cirebon.

Dengan segala pertimbangan dan pilihan judul berita diantaranya adalah “Aksi Para

Atlet Kano dan Kayak Slalom” “Kapasitas Venue Terbatas”, “Penonton Lokal

Membeludak” akan tetapi penulis lebih memilih judul “Warga Rela Antre Lihat Kano

Slalom”. Pertimbangan saat memilih judul tersebut karena praktikan melihat

antusiasme warga lokal terhadap ajang Asian Games sangatlah besar, terlebih

Jatitujuh adalah kecamatan yang cukup jauh dari kota, sehingga membuat warga

penasaran tentang apa itu “kano slalom”. Disamping antusiasme warga yang tinggi

karena penasaran terhadap perlombaan kano slalom dan seperti apa kano slalom,

warga sekitarpun sangat antusias terhadap orang-orang asing dari luar negeri.

Kegiatan peliputan dilakukan menggunakan teknik doorstop, yang dimana

praktikan mencari informasi secara spontan dari warga sekitar bagaimana

tanggapannya mengenai Asian Games yang digelar di Bendungan Rentang


4

Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Sempat ada beberapa warga sekitar

yang tidak mau sama sekali di wawancara, dengan alasan malu dan takut salah, akan

tetapi mau tidak mau praktikan harus mencari informasi yang valid dan menarik agar

bisa diterbitkan oleh Koran Harian Umum Rakyat Cirebon. Selain warga yang tidak

mau untuk di wawancara, beberapa ada yang menjawab akan tetapi informasi yang

diberikan tidak begitu akurat. Praktikan kembali mencari narasumber yang bisa

memberikan informasi secara detail dan rinci, hingga akhirnya praktikan mendapat

narasumber yang bisa memberikan informasi secara rinci karena syarat berita yang

bisa di terbitkan didalam sebuah koran atau media cetak haruslah merupakan fakta.

Berita haruslah berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar nyata. Berita

harus mampu menarik minat pembaca atau pendengarnya.

Berita dapat dikatakan menarik bila bermanfaat bagi pembaca atau

pendengarnya, berkaitan dengan tokoh terkenal, berkaitan dengan kejadian penting,

humor, aneh, luar biasa atau bersifat konflik. Berita juga seharusnya disusun secara

sistematis, urutannya jelas sehingga pembaca tidak kebingungan dalam menangkap

isi berita. Setelah peliputan di lapangan selesai, berita dan informasi yang masih

mentah dikaji bersama dengan pembimbing lapangan.

Editing berita bertujuan mencari kesalahan faktual dan memperbaikinya, di

antaranya kekeliruan salah tulis tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama

tempat, alamat, dan sebagainya, serta memperbaiki kesalahan dalam penggunaan

tanda-tanda baca. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan,
4

penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul,

dan sebagainya. Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang

yang tersedia, termasuk membuang atau memotong (cutting) paragraf yang tidak

penting. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata serta

melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (subjudul).

Menulis atau menentukan judul dan lead atau teras berita jika dipandang perlu. Di

beberapa surat kabar, editing juga termasuk menulis caption (keterangan gambar)

untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disunting itu.

4.1.3 Proses Peliputan Berita Lainnya

Ketidakakuratan atau kesalahan dalam pemberitaan kebanyakan disebabkan

oleh kelalaian atau kesembronoan yang tidak disengaja. Seorang reporter mungkin

tidak menggunakan waktu secukupnya untuk mengecek informasinya sebelum

menulis berita, kemudian ia salah menuliskan narasumber berita. Seorang wartawan

kawakan akan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kesalahan

fakta. Bila wartawan mewawancarai seseorang, tanyakan nama, umur, alamat, dan

nomor teleponnya. Setelah mengumpulkan informasi, ejalah namanya dan bacakan

informasi yang diperoleh sehingga sumber berita bisa mengoreksinya. Nomor telepon

tidak ditulis dalam berita, namun reporter harus mengetahuinya untuk mengadakan

kontak dengan sumber berita tersebut. Bila informasi narasumber diperoleh dari

tangan kedua, harap dicek pada sumber berita untuk membetulkannya. Jangan sekali-

kali beranggapan bahwa kita mengetahui semuanya. Kita selalu harus mengecek
4

ulang setiap informasi yang penting. Bila tulisan kita menyangkut materi yang rumit,

pastikanlah dulu bahwa kita memahami hal itu.

Umumnya seorang wartawan mengambil peranan sebagai seorang pembaca

kebanyakan dan megajukan pertanyaan sesuai dengan posisi itu. Bila menggunakan

statistik atau data matematis, reporter harus mengecek angka-angkanya dan

menghitung. Banyak wartawan yang berdalih bermacam-macam bila seorang

pembaca yang kritis mengirim surat ke redaksi dan menunjukkan perhitungan yang

keliru dalam tulisan wartawan.

Statistik harus dicermati benar dengan penuh kecurigaan. Kita bisa

membuktikan apa saja dengan statistik, tergantung bagaimana cara kita

menyajikannya dan apa saja yang kita masukkan atau tinggalkan. Tanyakanlah

kepada sumber secara cermat untuk meyakinkan kebenaran angka-angka tersebut.

Seorang reporter tidak boleh membiarkan dirinya menjadi alat untuk menipu

masyarakat. Kekritisan dan pengecekan yang teliti sering bisa menghindarkan hal itu

terjadi.

Selama Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT) praktikan tidak hanya

meliput gelaran Asian Games saja, ada beberapa berita di luar Asian Games yang

sudah diliput. Peliputan selain Asian Games adalah peliputan mengenai calon

legislatif yang telah mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam pemilihan calon

legislatif di Kabupaten Majalengka tahun 2019. Praktikan menemui salah seorang

pegawai KPU di kantornya dan praktikan disambut hangat. Teknik yang dilakukan
4

saat peliputan ini adalah wawancara tatap muka. Sebelum praktikan menyambangi

kantor KPU, praktikan terlebih dahulu membuat janji dengan pegawai yang

mengetahui mengenai pemilihan umum tahun 2019. Wawancara tatap muka

dilakukan di ruangan pegawai tersebut, dia memberikan informasi secara terperinci

dan jelas.

Salah satu kelebihan teknik wawancara tatap muka adalah kejelasan dan

keakuratan informasi yang didapat dari narasumber, sangat berbeda jika

dibandingkan dengan teknik wawancara doorstop. Akan tetapi permasalahan yang

dihadapi oleh praktikan adalah dengan banyaknya informasi yang didapat malah

justru membuat bingung karena tidak tahu apa saja yang akan dituliskan dalam berita.

Setelah mendapatkan informasi, praktikan memberikan informasi tersebut kepada

pembimbing lapangan dan belajar sedikit demi sedikit informasi mana saja yang bisa

dijadikan berita dan bisa diterbitkan oleh Koran Harian Umum Rakyat Cirebon.

4.1.4 Catatan Mingguan KKPT di Koran Harian Umum Rakyat Cirebon

Tabel 4.1 Catatan Mingguan KKPT


No. Waktu Kegiatan KKPT
 Proyeksi Berita Asian Games
1 Minggu Ke–1
 Memantau Persiapan Asian Games
 Wawancara Teknik Doorstop
2 Minggu Ke-2
 Penulisan Berita
 Wawancara Tatap Muka
 Penulisan Berita
3 Minggu Ke-3
 Investigasi Data
 Wawancara KPU Kab. Majalengka
4

 Wawancara Doorstop Penonton Asian Games


4 Minggu Ke-4
 Penulisan Berita
5 Minggu Ke-5  Editing Berita

4.1.5 Hasil Kegiatan Kerja Praktek

Praktikan merasakan banyaknya ilmu baru yang di dapat pasca

melaksanakan Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT) di Harian Umum Rakyat

Cirebon Kabupaten Majalengka selama kurang lebih satu bulan. Mengetahui secara

langsung bagaimana cara kinerja seorang wartawan lapangan. Materi-materi yang

dipelajari selama kurang lebih satu bulan ini adalah:

1. Mempelajari bagaimana seorang wartawan mencari berita di lapangan

dengan cara langsung turun ke lapangan di damping pembimbing lapangan,

kemudian belajar bagaimana caranya melihat potensi peliputan.

2. Memahami teknik wawancara doorstop kepada narasumber dan bagaimana

cara mewawancara agar membuat narasumber mau memberikan informasi

sebanyak banyaknya, sehingga informasi tersebut bisa di jadikan sebagai

bahan membuat berita.

3. Memahami teknik wawancara tatap muka dengan baik dengan menggunakan

kode etik seorang jurnalis, dengan mendatangi informan yang biasanya

adalah seorang pejabat maka teknik wawancara ini sangat di butuhkan.

4. Mempelajari bagaimana cara menulis berita yang baik dan benar, dengan

mengetahui patokan yang di berikan oleh pembimbing bahwa berita itu

adalah piramida terbalik yang tumpul di atas dan tajam ke bawah.


4

5. Mengetahui skema berita dari awal sampai akhirnya di terbitkan oleh

redaksi, berawal dari berita mentah yang di bawa oleh praktikan dari lapangan,

kemudian di edit di kantor, dan dikirimkan kepada redaksi hingga akhirnya di

terbitkan.

4.2 Pembahasan KKPT

4.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen

perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam

usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan

jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.

Definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi

dan juga kondisi yang bersifat deskriptif atau memberi suatu gambaran. Analisa ini

menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai faktor masukan, lalu kemudian

dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang perlu diingat

baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata

sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang

sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan

keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.

Melalui seluruh aktivitas dan kegiatan yang telah dilaksanakan praktikan

selama kegiatan Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT) di Harian Umum Rakyat

Cirebon (Radar Group) Kabupaten Majalengka. Praktikan berpendapat bahwa

analisis SWOT merupakan alat yang tepat untuk digunakan dalam mengindentifikasi
4

keefektifan kegiatan peliputan berita Asian Games di redaksi Harian Umum Rakyat

Cirebon.

Untuk meningkatkan analisis tersebut, umumnya sering menggunakan

matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas kesesuaian antara

kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), dengan peluang (opportunity), dan

ancaman (threats) yang akan dihadapi secara eksternal. Berikut ini adalah analisis

SWOT menggunakan 4 set alternatif strategi:

Tabel 4.2 Analisis SWOT


Faktor Eksternal Strenght (S) Weakness (W)
Faktor-faktor Kekuatan Internal Faktor-faktor Kelemahann Internal
Faktor Internal
Strategi SO Strategi WO
Opportunities (O)
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Faktor-faktor Peluang
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
Eksternal
mendapatkan peluang. memanfaatkan peluang.
Strategi ST Strategi WT
Threats (T)
Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
Faktor-faktor Ancaman
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
Eksternal
menghindari ancaman. menghindari ancaman.

Berikut ini adalah analisis SWOT yang dilakukan praktikan terhadap kegiatan

publikasi kemeriahan Asian Games selama Kuliah Kerja Praktek Terpadu (KKPT)

di bidang peliputan berita Koran Harian Umum Rakyat Cirebon:

1. Strength (S)

Strength atau kekuatan yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang

merupakan kekuatan dari suatu bidang atau divisi pada suatu perusahaan pada saat
4

ini. Yang perlu dilakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau

organisasi perlu menilai kekuatan yang ada pada bidang tersebut. Praktikan

memantau isi berita koran harian umum dengan berita-berita yang tajam dan menarik

terlebih di bidang politik.

Kekuatan yang praktikan analisis pada kegiatan Publikasi Asian Games di

bidang peliputan dan penulisan berita pada Koran Harian Umum Rakyat Cirebon

adalah:

a. Analisis media cetak dalam hal meliput lebih tajam, dapat membuat pembaca

berfikir lebih spesifik.

b. Media cetak adalah suatu pemberi informasi yang masih di percaya karena

informasi yang di sajikan dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya.

2. Weakness (W)

Weakness atau kelemahan merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam

bidang itu sendiri, proyek atau aturan yang ada. Kelemahan yang dianalisis

merupakan faktor yang terdapat dalam bidang itu sendiri.

Kelemahan yang praktikan analisis pada kegiatan publikasi kemeriahan Asian

Games di bidang peliputan dan penulisan berita, adalah:

a. Saat ini publikasi media cetak sangat kalah cepat dengan media online.

b. Publikasi media cetak hanya sekitar daerah peredarannya saja, tidak

mencangkup nasional.
4

c. Opportunities (O)

Opportunities atau peluang merupakan kondisi peluang berkembang di masa

depan yang akan terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar

organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan

pemerintah, dan kondisi lingkungan sekitar.

Peluang yang dapat diambil pada kegiatan publikasi kemeriahan Asian Games di

bidang peliputan dan penulisan berita pada Koran Harian Umum Rakyat Cirebon

adalah:

a. Dengan adanya praktikan mempublikasi kegiatan Asian Games, maka akan

membantu Koran Harian Umum Rakyat Cirebon untuk mendapatkan berita lebih

banyak mengenai gelaran Asian Games.

b. Selain dari penjualan, media cetak mampu mendapatkan keuntungan tambahan

dari beberapa iklan yang diterbitkan.

4. Threats (T)

Threats atau ancaman merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman

ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Praktikan

menganalisis ancaman yang dapat terjadi pada kegiatan publikasi kemeriahan Asian

Games di bidang peliputan dan penulisan berita, adalah:

a. Semakin menurunnya angka penjualan koran membuat beberapa media cetak baik

besar ataupun kecil merasa sulit untuk bertahan di era digital ini.
5

b. Semakin canggihnya teknologi membuat semua orang bisa menjadi wartawan,

sehingga kinerja wartawan yang sesungguhnya akan terganggu.

4.2.2 Hasil Strategi SWOT

Hasil analisis strategi SWOT diatas dapat digambarkan bahwa faktor

kekuatan dan kelemahan bersumber dari lingkungan internal, sedangkan faktor

peluang dan ancaman bersumber dari lingkungan eksternal. Agar dapat merumuskan

strategi yang lebih efektif dapat dilakukan analisis lebih mendalam menggunakan

matriks SWOT. Berikut adalah hasil pengamatan mengenai strategi-strategi tersebut:

Tabel 4.3 Hasil Strategi SWOT

Faktor Eksternal Weakness (W)


Strenght (S)
Faktor-faktor Kelemahann
Faktor-faktor Kekuatan Internal
Faktor Internal Internal

Strategi SO Strategi WO
1. Terus mempertahankan 1. Harus bisa meyakinkan
ketajaman informasi pembaca bahwa berita yang
kontennya, sehingga para di terbitkan media cetak
pembaca yang sudah percaya lebih akurat dan terpercaya
Opportunities (O) akan tetap setia membaca disbanding dengan media
Faktor-faktor Peluang Koran Harian Umum Rakyat online.
Cirebon. 2. Tetap fokus terhadap berita
Eksternal 2. Terus meningkatkan berita yang ada di wilayah di
kepercayaan pengiklan, agar edarkannya koran rakyat
perusahaan tetap Cirebon, agar berita yang di
mengiklankan produknya di sajikan lebih berkualitas.
Koran Harian Umum Rakyat
Cirebon.
Strategi ST Strategi WT
Threats (T) 1. Harus tetap pada pendirian 1. Tenaga peliput harus di
awal bahwa media cetak tambah agar bisa mendapat
Faktor-faktor Ancaman
adalah media paling banyak berita dan tidak
Eksternal terpercaya, sehingga bisa membuat bosan para
bersaing dengan media digital pembaca.
pada saat ini. 2. Penyebaran koran haruslah
5

2. Kesejahteraan wartawan rata sampai desa terpencil


ditingkatkan agar bisa daerah penyebaran Koran
bertahan membuat berita yang Harian Umum Rakyat
berkualitas dan terpercaya. Cirebon, agar banyak orang
tahu apa itu koran Rakyat
Cirebon, dan penjualannya
bisa meningkat.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Praktikan merasa senang karena sudah melaksanakan Kuliah Kerja Praktik Terpadu

(KKPT) di bidang peliputan dan penulisan berita dengan mendapatkan bekal ilmu

yang sangat berharga dan mendapatkan kawan baru. Dengan adanya pelaksanaan

Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT), menjadikan praktikan mampu memahami

bagaimana cara kerja jurnalis dalam meliput dan mencari suatu berita. Tenaga peliput

merasa sangat dibutuhkan di bidang peliputan dan penulisan berita pada Koran

Harian Umum Rakyat Cirebon, karenanya praktikan mampu menjadi tenaga

tambahan dalam membantu mencari dan menulis berita. Hasil kerja praktikan

mendapat respon yang positif, baik itu dari pemimpin redaksi maupun dari wartawan

sendiri. Hal tersebut memacu praktikan untuk membantu dalam menciptakan konten

berita yang memperlihatkan kemeriahan suatu acara.

Berdasarkan pada kegiatan dan data-data yang diperoleh praktikan selama

menjalankan Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT) praktikan dapat mengambil

kesimpulan bahwa peran seorang wartawan sangatlah penting bagi kemajuan industri

media cetak. Terkhusus media cetak yang berdomisili di kota kecil seperti

Majalengka ini. Dalam hal ini peran wartawan sangat membantu banyak dalam

menjalankan perannya dalam mecinptakan konten berita terbaru dan menarik.

52
53

Selama proses peliputan sampai pada tahap editing sebuah berita, praktikan

dituntut untuk peka atas apa yang sudah didapatkan. Dengan fasilitas yang kurang

memadai, praktikan berusaha untuk memaksimalkan pekerjaan yang sudah

ditugaskan, baik itu dikerjakan di kantor ataupun praktikan membawanya kerumah.

Walau pada dasarnya eksistensi Koran Harian Umum Rakyat Cirebon kurang

diketahui oleh khalayak banyak, khususnya masyarakat Ciayumajakuning, praktikan

merasa perlu untuk menjelaskan kepada kawan-kawan yang belum tahu apa itu Koran

Harian Umum Rakyat Cirebon dan bagaimana kontennya. Praktikan merasa bangga

dan senang pernah menjadi bagian dari Koran Harian Umum Rakyat Cirebon, dan

dapat membantu pekerjaan peliputan dan penulisan berita, serta membantu dalam

menciptakan konten berita yang menarik bagi masyarakat luas.

1.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan Kuliah Kerja Praktik Terpadu (KKPT), praktikan

mencoba memberikan saran, sehubungan dengan kegiatan publikasi kemeriahan

Asian Games pada Koran Harian Umum Rakyat Cirebon:

1. Agar wartawan mampu bekerja dengan maksimal, seharusnya Koran Harian

Umum Rakyat Cirebon menambah ataupun memperbaharui fasilitas yang sudah

ada.

2. Praktikan menyarankan kepada redaksi Harian Umum Rakyat Cirebon

khususnya di bidang peliputan untuk menambah tenaga wartawan agar setiap

wartawan tidak dibebani dengan banyaknya pekerjaan yang menumpuk.


DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvirano, dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Fazryansyah, M.,I. 2013. Manajemen Redaksional pada Surat Kabar Harian Umum

Radar Cirebon. Skripsi: Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Halik, Abdul. 2013. Komunikasi Massa. Makassar: Alauddin University Press

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia

Nurudin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta:

PT. Gramedia

Sumadiria, AS Haris. 2010. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Sumber lain:

www.rakyatcirebon.com

54
LAMPIRAN
Surat Keterangan Magang

55
5

LAMPIRAN 2

Dokumentasi Kegiatan
5

LAMPIRAN 3

Berita yang Diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai