Anda di halaman 1dari 25

PAPER

BUDAYA ORGANISASI IPNU IPPNU DALAM PERANAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KABUPATEN SLEMAN

Diajukan untuk melengkapi tugas


Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Burhan Nudin, S.Pd.I, M,Pd.I

Di susun oleh :
Nabiha Khoiri El-Muna
17422134
KELAS C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq serta hidayahnya kepada kita. Sehingga dalam penyusunan makalah ini
selesai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sholawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW dan tak lupa saya ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut
membantu penyusunan makalah tentang pendidikan. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana budaya organisasi IPNU
IPPNU dalam peranan pendidikan islam di kabupaten Sleman baik dari segi agama,
pokok pikiran, pembangunan, ajaran, orientasi, disiplin nasional, pendidikan, politik,
dsb. Baik itu dari sisi pengertian budaya organisasi atau budaya organisasi IPNU
IPPNU maupun keberadaan serta peran organisasi IPNU IPPNU dalam membangun
pendidikan agama islam khususnya kabupaten Sleman. Semoga apa yang kami
sampaikan melalui makalah ini dapat menambah wawasan baik itu untuk kami
pribadi sebagai penulis maupun dunia pendidikan pada umumnya.

        Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini, oleh karena itu kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak - pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4


A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 6


A. Budaya, Organisasi, dan Budaya Organisasi ................................................ 6
B. Organisasi IPNU-IPPNU............................................................................... 13
C. Budaya Organisasi IPNU-IPPNU dalam Pendidikan Agama Islam di
Kabupaten Sleman ........................................................................................ 19
D. Peran Budaya Organisasi IPNU IPPNU dalam Pendidikan Agama Islam di
Kabupaten Sleman ........................................................................................ 21

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 23

Daftar Pustaka............................................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi pelajar IPNU-IPPNU adalah salah satu badan otonom dari
organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama, yang mana organisasi tersebut
bergerak dan berorientasi dalam ranah pelajar dan kepemudaan dan untuk
mencetak kader-kader NU. Tentunya pada setiap organisasi memiliki budaya
organisasi yang sesuai dengan orientasi, arah, dan tujuan organisasi itu
didirikan. Dikabupaten Sleman organisasi pelajar IPNU-IPPNU telah
menunjukkan eksistensinya. Seiring berkembangnya zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akan sangat berpengaruh pada
budaya, pola pikir, serta tingkah laku anak muda zaman sekarang dan akan
berpengaruh dalam kehidupan organisasi, khususnya didaerah kabupaten
Sleman sendiri.

Dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, tentu juga akan


berpengaruh pada dunia pendidikan. Yang mana organisasi IPNU-IPPNU
juga bergerak dan berorientasi didalam dunia pelajar. Mengingat peranan
organisasi IPNU-IPPNU akan sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan,
khususnya pendidikan agama islam dikabupaten Sleman. Budaya organisasi
IPNU-IPPNU sendiri tentu akan membawa dampak dalam dunia pendidikan,
dan tentu akan masuk dalam dunia para pelajar, entah dari pola pikir, ilmu
pengetahuan, atau teknologi sesuai dengan siklus kehidupan dengan
berkembangnya masa ke masa.

4
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Budaya, Organisasi, dan Budaya Organisasi
b. Pengertian Organisasi IPNU-IPPNU
c. Budaya Organisasi IPNU-IPPNU dalam Pendidikan Agama Islam
d. Peran Budaya Organisasi IPNU-IPPNU dalam Pendidikan Agama Islam
di Kabupaten Sleman

C. Tujuan Penulisan Makalah


Dengan pemilihan tema dan penyusunan makalah ini diharapkan para
pembaca dan penulis mampu memahami peranan budaya organisasi IPNU-
IPPNU. Sekaligus makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah ilmu pendidikan di Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya, Organisasi, dan Budaya Organisasi


a. Budaya
1. Pengertian Budaya
Dari berbagai literatur antropologi budaya, Kroeber dan
Kluckhohn dalam monografnya – Culture: A critical review of cocepts
and definitions, menemukan tidak kurang dari 164 definisi budaya,
beberapa diantaranya:
- Budaya Menurut Edward Tylor:
Pengertian menurut Edward Tylor adalah:
“Culture or civilization is that complex whole which includes
knowledges, belief, art, morals, law, custom, and any other
capabilities and habits acquired by man as a member of society.”
(Kultur atau peradaban adalah kompleksitas menyeluruh yang
terdiri dari pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat
kebiasaan, dan berbagai kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa
saja yang diperoleh seorang manusia sebagai bagian dari sebuah
masyarakat).1
- Budaya Menurut Ruth Benedict:
Berbeda dengan definisi terdahulu yang cakupannya sangat luas,
definisi menurut Ruth Benedict sedikit fokus dan lebih
menekankan pada aspek kehidupan tertentu. Menurut Ruth
Benedict budaya bukan berasal dari hasil karya manusia melainkan
dari aspek behavioral yaitu pola pikir, perilaku dan tindakan
manusia. Budaya adalah:

1
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hal 52

6
“Culture concist in those patterns relative to behavior and the
products of human action which may be inberited, that is, passed
on from generation to generation independently of the biological
genes.”
(Kultur terdiri dari suatu pola yang terkait dengan perilaku dan
hasil tindakan manusia yang berlaku turun temurun dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang terpisah dari dan tidak terkait
dengan hubungan biologis).2
- Budaya Menurut Clifford Geertz:
Budaya bukan hanya sebagai hasil kreasi, pola pikir dan segala
peristiwa manusiawi termasuk budaya adalah makna yang tersirat
dari balik hasil kreasi, pola pikir dan segala peristiwa manusiawi.
Budaya juga mempunyai sifat simbolik karena memiliki dua
komponen yang pertama, komponen implisit yang sifatnya
tersembunyi dan hanya dapat dipahami oleh sekelompok orang
tertentu dan memerlukan interpretasi, komunikasi dan penjelasan
tentang esensi budaya lebih jauh. Dan komponen yang kedua yakni
komponen eksplisit yang sifatnya kasat mata dapat diketahui dan
dirasakan orang meskipun orang lain tidak dapat memahami
makna yang sesungguhnya.
- Budaya Menurut Kroeber dan Kluckkhohn:
Budaya terdiri dari pola pikir, cara berpendapat dan bereaksi yang
diperoleh dan disebarluaskan melalui berbagai macam simbol
termasuk di dalamnya yang dimanifestasikan dalam bentuk artefak
yang semuanya itu merupakan hasil pencapaian dari kelompok
orang, sedangkan esensi dasar atau inti dari budaya terdiri dari
gagasan-gagasan tradisional, yang diderivasi dan dipilih

2
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hal 54

7
berdasarkan pengalaman sejarah, serta nilai-nilai yang terkandung
didalamnya.3
2. Manusia dan Budaya
Pengertian-pengertian budaya seperti yang telah dijelaskan
bahwa budaya adalah studi tentang kelompok manusia bukan
individual tetapi kelompok atau dengan kata lain, fenomena dalam
studi budaya adalah fenomena kolektif bukan fenomena individual,
artinya meski subjek (pelaku budaya) dan objek dari dari studi budaya
adalah manusia, tetapi budaya tidak semata-mata terkait dengan
manusia sebagai individu tetapi dengan manusia dalam kedudukannya
sebagai bagian dari masyarakat.Lebih tepatnya budaya selalu berkaitan
dengan kehidupan sosial tempat tinggal mereka. Menurut Jocano
hubungan antara budaya dengan masyarakat adalah sekelompok orang
hanyalah kumpulan individu-individu belaka jika sekelompok orang
tersebut tidak memiliki budaya, dan sebaliknya budaya tidak akan
pernah ada jika tidak ada sekelompok orang/masyarakat.4 Dengan
demikian budaya dan masyarakat bagaikan dua sisi mata uang.
Selama ada budaya ada masyarakat dan sebaliknya jika ada
masyarakat pasti ada budaya.

b. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Pengertian organisasi menurut bahasa, organisasi berasal dari
bahasa Yunani yang berarti organon yaitu alat atau instrumen.
Organisasi oadalah alat bantu manusia. Menurut Stephen Robbins
definisi dari organisasi yang lebih komprehensif sebagai berikut:

3
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hal 59
4
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hal 60

8
“Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka
waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang
bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja
tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan
bersama-sama atau satu set tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.”5
Jadi organisai adalah unit sosial atau entitas sosial yang didirikan
manusia untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan
sekelompok manusia minimal dua orang, mempunyai kegiatan
terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan
terterntu dan mempunyai identitas diri yang membedakan satu entitas
dengan entitas lainnya.6
2. Karakteristik Organisasi
Pada dasarnya organisasi mempunyai 5 karakteristik utama, yakni:
- Unit/ entitas sosial
Organisasi adalah rekayasa sosial hasil karya cipta manusia yang
bersifat tidak kasat mata dan abstrak sehingga organisasi sering
disebut seperti artificial being. Karena sifatnya tersebut, organisasi
dengan demikian lebih merupakan realitas sosial ketimbang
realitas fisik. Meski bukan realitas fisik, bukan berarti organisasi
tidak membutuhkan fasilitas fisik, seperti gedung, peralatan kantor,
maupun mesin-mesin masih tetap dibutuhkan meski tidak harus
dimiliki, karena dengan fasilitas inilah sebuah organisasi bisa
melakukan kegiatannya dan orang akan lebih mudah mengenali
adanya entitas sosial.
- Beranggotakan minimal 2 orang

5
Ibrahim Indrawijaya, Adam, Drs, MPA. Teori,Perilaku, dan Budaya Organisasi, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010) hal 9
6
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hal 7

9
Sebagai hasil karya cipta manusia, organisasi bisa didirikan oleh
seseorang, dua orang, atau lebih yang sepakat dan mempunyai ide
yang sama untuk mendirikan organisasi. Manusia dianggap
sebagai unsur utama dari organisasi, sebab tanpa keterlibatan
manusia sebuah entitas sosial tidak bisa dikatakan sebagai
organisasi. Istilah populernya organization is by people for people-
organisasi didirikan oleh manusia dan untuk kepentingan manusia.
- Berpola kerja yang terstruktur
Definisi organisasi diatas menunjukkan bahwa untuk dikatakan
sebagai organisasi, sebuah unit sosial harus beranggotakan
minimal dua orang dimana keduannya bekerja secara terkoordinasi
dan mempunyai pola kerja yang terstruktur. Belum dikatakan
sebagai organisasi manakala berkumpulnya dua orang atau lebih
belum dikatakan sebagai organisasi manakala keduannya tidak
terkoordinasi dan tidak mempunyai pola kerja yang terstruktur,
tanpa koordinasi dan pola kerja terstruktur kumpulan dua orang
atau lebih tidak bisa dikatakan sebagai organisasi, tetapi hanya
kumpulan.
- Mempunyai tujuan
Tujuan didirikan sebuah organisasi adalah agar sekelompok
manusia yang bekerja dalam satu ikatan lebih mudah mencapai
tujuannya daripada yang bekerja sendiri-sendiri.
- Mempunyai identitas diri
Sebuah mesin dibedakan menjadi mesin lainnya melalui tampilan
fisiknya, sebuah lagu berbeda dengan lagu lainnya melalui nada
suaranya, namun tidak dengan organisasi. Perbedaan satu entitas
sosial dengan entitas sosial lainnya sulit ditengarai karena
beberapa alasan. Pertama sifat organisasi yang intagible dan
abstrak menyulitkan seseorang untuk melihat atau menyentuh

10
organisasi. Kedua, organisasi sebagai subsistem dari sistem sosial
yang lebih besar memungkinkan para anggotanya saling
berinteraksi dengan anggota masyarakat di luar organisasi. Ketiga,
seseorang menjadi anggota lebih dari satu organisasi sehingga
batasan organisasi seolah-olah menjadi kabur kalau batasan
tersebut hanya dilihat dari keanggotaan seseorang.7
3. Arti Penting Organisasi bagi Manusia
Organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Organisasi pertama kali didirikan untuk
membantu manusia dan akhirnya manusialah yang membutuhkan dan
bergantung pada organisasi.
c. Budaya Organisasi
1. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu,
budaya dan organisasi. Kata budaya berasal dari bahasa sanksekerta
budhayah bentuk jamak dari budhi yang artinya akal atau segala
sesuatu yang berkaitan dengan akal pikiran, nilai-nilai dan sikap
mental.8
Secara umum konsep budaya organisasi dibagi menjadi dua school of
thought ( mazhab) – ideational dan adaptationist school. Mazhab
pertama, ideational school lebih melihat budaya sebuah organisasi dari
apa yang di-shared (dipahami, dijiwai, dan dianut oleh para
organization theorists yang menggunakan pendekatan antropologi
sebagai basisnya. Mazhab kedua, adaptationist school melihat budaya
dari apa yang bisa diobservasi baik dari bangunan organisasi seperti
arsitektur/tata ruang bangunan pola perilaku dan cara mereka

7
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hal 7-10
8
Ibrahim Indrawijaya, Adam, Drs, MPA. Teori,Perilaku, dan Budaya Organisasi, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2010) hal 195

11
berkomunikasi. Dan ada juga gabungan dari kedua mazhab tersebut
yaitu, realist school. Penganut mazhab ini menyadari bahwa budaya
organisasi merupakan sesuatu yang kompleks yang yang tidak bisa
dipahami hanya dari pola perilaku orang-orangnya saja tetapi juga
sumber perilaku tersebut.
Definisi dari 3 mazhab tersebut tentang buadaya organisasi adalah:
- Menurut ideational thought budaya organisasi adalah jaringan
makna yang bersifat elusif dan tersembunyi yang pemunculannya
keluar hanya bisa dilakukan jika makna tersebut dikomunikasikan
dan disosialisasikan kepada pihak luar. Secara umum sering
dikatakan bahwa sistem makna yang bersifat elusif dan hidden ini
sebagai core of culture.
- Menurut adaptationist school lebih menekankan pada konsep
budaya pada ujud dari budaya itu sendiri yakni pola pikir yang
ditunjukkan oleh sekelompok orang sebagai akibat dari
internalisasi keyakinan dan tata nilai yang telah diperoleh pada
waktu-waktu sebelumnya. Lebih memperhatikan peran pola
perilaku sebagai pembentuk budaya daripada proses terbentuknya
budaya itu sendiri.
- Menurut realist/ integrationist budaya adalah saling keterkaitan
antara elemen-elemen yang bersifat ideational dan behavioral.
Budaya terbentuk semata-mata karena pengaruh elemen terhadap
elemen lain tetapi merupakan interaksi keduannya.9
2. Karakteristik Budaya Organisasi
Tentu budaya organisasi memiliki beberapa karakteristik beberapa
diantaranya, Inovasi, pengambilan resiko, perhatian secara rinci,
orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan

9
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hal 129-132

12
stabilitas. Yang membedakan antara budaya organisasi dengan budaya
lainnya.
3. Budaya Dominan, Sub Budaya, Nilai Inti, dan Budaya Kuat
- Budaya Dominan
Adalah penggambaran nilai-nilai inti budaya yang dianut bersama
oleh sebagian besar anggota organisasi.
- Sub Budaya
Adalah budaya kecil didalam suatu organisasi yang ditentukan
oleh tanda-tanda dan pemisah secara geografis.
- Nilai Inti
Adalah nilai-nilai utama atau dominan suatu budaya didalam
organisasi yang diterima secara keseluruhan dalam organisasi dan
anggota organisasi.
- Budaya Kuat
Adalah suatu budaya dimana nilai inti dari organisasi dapat
dijalanjkan secara intensif, diamalkan dan disebarluaskan.

B. Pengertian Organisasi IPNU-IPPNU


a. Sejarah Berdirinya Organisasi IPNU-IPPNU
Berawal dari organisasi-organisasi lokal putra-putra Nahdlatul Ulama
semula berupa wadah perkumpulan pelajar sekolah dan pesantren yang
diasuh oleh ulama Nahdlatul Ulama, misalnya: jam’iyyah Dziba’,
barzanji, jam’iyyah yasin, dll. Yang tumbuh dibeberapa daerah diseluruh
Indonesia, namun kelompok-kelompok tersebut tidak mempunyai jalur
untuk saling berhubungan, tidak ada forum pertemuan. Di kota Surabaya
putra-putra NU mendirikan pekumpulan yang namanya “Tsamratul
Mustafidin” pada tahun 1936. Tiga tahun kemudian lahir sebuah
perkumpulan dengan nama “PERSANO” (Persatuan Santri Nahdlatul
Ulama). Dan di kota Malang berdiri “Persatuan Moerid NO” pada tahun

13
1941, ditengah pergolakan bangsa Indonesia melawan penjajah. Pelajar
dan santri terus mengadakan pergerakan dan berjuang. Dan di kota
Malang juga lahir IMNO (Ikatan Moerid NO) empat tahun setelah itu.
Dipulau Madura remaja NU melahirkan perkumpulan bernama “Ijtima’ at
Tholabah” pada tahun 1945, kemudian disusul dengan lahirnya “Subbanul
Muslimin” pada tahun yang sama. Berbagai organisasi tersebut diatas
walaupun bersifat pelajar namun karena hidup pada masa revolusi
kemerdekaan, mereka ikut serta dalam perjuangan fisik melawan penjajah
Belanda dan Jepang. Hal ini merupakan suatu andil dan sumbangan
pelajar NU terhadap bangsa dan negara. Lalu setelah kemerdekaan
bermuculan perkumpulan-perkumpulan serupa, diantaranya di Madura
tahun 1950 lahir IKSIMNO (Ikatan Kesatuan Siswa Moebaligh Nahdlatul
Ulama). IKSIMNO lahir di Semarang pada tahun 1952. Pada tahun 1953
pelajar-pelajar di tiga kota serentak mendirikan organisasi, masing-masing
adalah, PERPERNO di Kediri, di Bangil berdiri IPINO, dan di Surakarta
berdiri IPNO. Nama yang mendekati kesempurnaan ini yakni IPNO
adalah nama bagi organisasi yang lahir di Medan pada tahun 1954 dua
bulan menjelang kelahiran IPNU.
Beberapa perkumpulan tersebut diatas tidaklah saling mengenal karena
lahir atas inisiatif sendiri-sendiri, dan pada tempat yang berbeda-beda
serta berjauhan. Akan tetapi dari berbagai organisasi yang berdiri tersebut
terdapat semacam nilai dan dan warna yang sama, yakni dasar keyakinan
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang menjadi landasan mereka. Titik serupa
inilah yang menjadi landasan inspirasi bagi para perintis dan pendiri
IPNU-IPPNU untuk menyatukan perkumpulan-perkumpulan itu didalam
suatu organisasi tertib dan teratur dengan tujuan yang sama bertaraf
nasional. Gagasan penyatuan tersebut diusulkan dalam Muktamar LP.
Ma’arif pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 Hijriah yang bertepatan
dengan tanggal 24 Februari 1954 di Semarang, gagasan ini dipelopori oleh

14
Sufyan Kholil, Farida M, Uda, Abdul Ghani, Ahmad Maskup dan Tholhah
Mansur, mereka adalah para pelajar dari Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Dan Mukatamar pun tidak menolak usul inisiatif ini. Dengan suara bulat
dan mufakat lahirlah suatu organisasi pelajar NU dengan nama Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), dan tanggal tersebut diperingati sebagai
hari lahir IPNU, dan sebagai ketua yang pertama ditetapkan Tholhah
Mansyur(alm). Satu tahun kemudian lahirlah organisasi pelajar putri NU
dengan nama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada tanggal
8 Rajab 1374 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955.10
b. IPNU-IPPNU
1. Hakikat IPNU-IPPNU
IPNU-IPPNU adalah ladang perjuangan pelajar dan pelajar putri NU
untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai kebangsaan, keislaman,
keilmuan, dan kekaderan dalam penggalian dan pembinaan potensi
sumber daya anggota untuk mengamalkan kerja nyata demi tegaknya
ajaran agama islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam kehidupan
masyarakat berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
2. Orientasi IPNU
- Wawasan Kebangsaan
Wawasan yang dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan, yang mengakui kebhinekaan sosial budaya,
yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, hakekat dan
martabat manusia, yang memiliki komitmen dan kepedulian
terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip keadilan,
persamaan dan demokrasi.
- Wawasan Keislaman

10
Pengkaderan, Pengembangan Organisasi, Dep. Wawasan Ke-IPNUan dan Ke-IPPNUan

(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997) hal 1-2

15
Wawasan yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber
motivasi dan inspirasi dalam memberikan makna dan arah
pembangunan manusia. Oleh karenanya IPNU-IPPNU dalam
bermasyarakat harus bersikap tawassuth dan i’tidal, menjujung
tinggi prinsip keadilan dan kejujuran di tengah-tengah kehidupan
bermasyarakat, bersikap membangun dan menghindari laku
takharruf (ektrim), tasamuh, toleran terhadap perbedaan pendapat
baik dalam masalah keagamaan, kemasyarakatan, maupun
kebudayaan, tawazun, seimbang dalam menjalin hubungan antara
manusia dengan Tuhannya dan amar ma’ruf nahi munkar,
kecenderungan melaksanakan perbaikan serta mencegah terjadinya
kerusakan.
- Wawasan Keilmuan
Ialah wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat
untuk mengembangkan kecerdasan anggota dan kader. Dengan
ilmu pengetahuan dapat megaktualisasikan dirinya sebagai
manusia seutuhnya dan tidak menjadi beban sosial dilingkungan.
Dan dengan ilmu pengetahuan akan mencetak kader yang mandiri,
memiliki dasar kesadaran yang realistik akan kemampuan dan
kualitas dirinya secara terhormat dan menempatkan dirinya
didalam masyarakat sebagai amggota berguna.
- Wawasan Kekaderan
Wawasan yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk
membina anggota agar menjadi kader-kader yang memiliki
komitmen terhadap ideologi, cita-cita perjuangan organisasi.11
3. Posisi
- Intern

11
Pengkaderan, Pengembangan Organisasi, Dep. Wawasan Ke-IPNUan dan Ke-IPPNUan
)Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997) hal 30-32

16
IPNU-IPPNU adalah salah satu badan otonom NU yang seacara
kelembagaan memiliki kedudukan yang sama dan sederajat dengan
badan-badan otonom lainnya.
- Ekstern
IPNU secara organisasi adalah anggota KNPI yang memiliki
kedudukan yang sama dengan OKP lainnya. Konggres pemuda
KNPI X telah menetapkan IPNU sebagai anggota ke-34 KNPI.
4. Fungsi
- Sebagai wadah perhimpunan pelajar/pelajatr putri NU untuk
melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai Nahdliyyah
- Sebagai wadah komunikasi putra/pelajar putri NU untuk
meningkatkan ukhuwwah islamiyah dan mengembangkan syariat
agama islam
- Sebagai wadah kaderisasi pelajar/pelajar putri NU untuk
mempersiapkan kader-kader masyarakat yang menjadi sasaran
panggilan dan pembinaan IPNU-IPPNU kepada setiap putra
bangsa yang memenuhi syarat dalam keanggotaan sebagaimana
ketentuan dalam PD dan PRT IPNU-IPPNU.
5. Sikap dan Nilai-nilai IPNU-IPPNU
- Menjujung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran agama
islam.
- Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
- Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dalam berkhidmah dan
berjuang
- Menjunjung tinggi persaudaraan, persatuan, serta kasih mengasihi
- Menjunjung tinggi kesetiaan loyalitas kepada agama, bangsa, dan
negara.12

Pengkaderan, Pengembangan Organisasi, Dep. Wawasan Ke-IPNUan dan Ke-IPPNUan, )


12

Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997) hal 11

17
6. Pokok-pokok Pikiran IPNU
- Agama dan Pembangunan
- Pembangunan Demokrasi Ekonomi Politik
- Disiplin Nasional
- Wawasan Kebangsaan
- Hubungan Imternasional
- Pemuda
- Pendidikan
- Ekonomi
- Politik
- Sosial budaya
- Pers (media massa)
- Pariwisata
- Kaderisasi di Tubuh NU
7. Pokok-pokok Pikiran IPPNU
- Politik
- Kepemimpinan
- Agama
- Globalisasi dan Budaya
- Pemuda, pelajar dan santri
- Kewanitaan
- Kewirausahaan
- Pendidikan

C. Budaya Organisasi IPNU-IPPNU dalam Pendidikan Agama Islam


Telah dibahas diatas apa saja definisi dari budaya, organisasi, budaya
organisasi, dan organisasi IPNU-IPPNU. Tentu sebagai organisasi masyarakat
IPNU-IPPNU memiliki budaya organisasi tersendiri. Mengapa IPNU-IPPNU

18
dikatakan atau disebut dengan organisasi?. Karena sudah memenuhi syarat
didirikannya sebuah organisasi. Dan tentu IPNU-IPPNU memiliki ciri khas
tersendiri yang dapat dibedakan dengan organisasi lainnya. IPNU-IPPNU
adalah organisasi yang bergerak dibidang pelajar dan membawahi pelajar.
Karena bergerak dalam bidang pelajar, maka tentu sudah tidak asing lagi
dengan kata pendidikan. Pendidikan menurut ustad Mahmud Yunus adalah
"I‫ لنساعد بها الطفل على ان يترقى‬I‫التأثير بجميع المؤثرات المختلفة التي نخترها قصدا‬
‫ الوصول اليه من الكمال‬I‫جسما وعقال و خلقا حتى يصل تدريجيا الى اقصى ما يستطيع‬
‫ليكون سعيدا في حياته الفردية واإلجتماعية و يكون كل عمل يصدر عنه أكمل و أتقن و‬
‫"أصلح للمجتمع‬
“Pendidikan adalah segala usaha yang bermacam-macam yang dipilih dengan
sengaja untuk membantu anak-anak untuk mengembangkan jasmani, akal
pikiran dan akhlaq dengan sedikit demi sedikit hingga mencapai pada hasil
yang smepurna untuk membantu anak-anak didalam kehidupannya sendiri dan
dalam kehiupan masyarakat dan untuk menjadikan segala perbuatan
berdasarkan pada kesempurnaan, keimanan dan kebenaran untuk
masyarakat.”13
Maka tentu saja IPNU-IPPNU juga berperan dalam pendidikan. Karena
pendidikan adalah salah satu dari pokok-pokok pikiran IPNU-IPPNU,
bagaimana dengan berkembangnya zaman dan berkembanganya ilmu
pengetahuan dan teknologi juga akan mempengaruhi pola pergaulan pada
remaja dan pemuda diseluruh tanah air maupun dikalangan warga masyarakat
NU khususnya. Karena IPNU-IPPNU adalah organisasi keagamaan maka arah
pendidikan yang dibawahi juga harus tetap berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.
Maka orientasinya adalah pada pendidikan agama islam. Pendidikan agama
islam adalah usaha sadar dan dilakukan dengan sengaja untuk membimbing
dan mengarahkan anak pada kegiatan keagamaan dan dididik untuk menjadi
13
‫ اصول التربية و التعليم الجز األول‬.‫ قسم المنهج‬,‫الدراسي‬. (Ponorogo: Darussalam Press, 2011) hal 6

19
pribadi yang utama yakni insan kamil berdasarkan nilai-nilai islam yang tetap
memelihara hubungan baik terhadap Allah SWT (hablunminallah) dan sesama
manusia (hablunminannas) dan dengan alam sekitarnya.

‫َو َما َكانَ ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ لِيُ ْنفِرُوْ ا َكافَّةً فَلَوْ اَل نَفَ ٌر ِم ْن ُكلِّ فِرْ قَ ٍة ِم ْنهُ ْم طَائِفَةُ لِيَتَفَقَّهُوْ ا فِ ْي الد ِِّن َو‬
) ۲۲ :‫ (التوبة‬. َ‫ قَوْ َمهُ ْم إِ َذا َر َجعُوْ ا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُوْ ن‬I‫لِيُ ْن ِذرُوْ ا‬
“ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya” (Q. S At-Taubah ayat 122).

Maka IPNU-IPPNU juga bekerjasama dengan LP Ma’arif maupun


pondok pesantren dan sekolah umum lainnya, termasuk dari IPNU-IPPNU
PC. Kabupaten Sleman yang telah bekerjasama dengan 21 Pimpinan
Komisariat (PK) diseluruh Kabupaten Sleman serta telah memiliki 9
Pimpinan Anak Cabang (PAC) yang seluruhnya adalah para pelajar dan
pemuda kalangan warga NU di Kabupaten Sleman.

Budaya organisasi di dalam organisasi IPNU-IPPNU muncul pertama


dari kultur budaya organisasi NU, namun karena masih pada taraf pelajar, dan
pengakderan maka budaya organisasi IPNU-IPPNU sedikit ada perbedaan.
Budaya organisasi IPNU-IPPNU tak luput dari ajaran dan aqidah
Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dimana budaya-budaya dan pola pikir tersebut
diterapkan didalam tubuh organisasi IPNU-IPPNU. Salah satu budaya
organisasi IPNU-IPPNU khususnya ada di Kabupaten Sleman adalah
pengembangan dan penguatan organisasi IPNU-IPPNU, aswaja, dan ke-NU
an dalam ekstrakurikuler, kajian, diskusi, ngopi dsb. Jadi organisasi IPNU-
IPPNU juga mempunyai budaya organisasi sesuai dengan kehidupan para

20
pelajar yang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi.

D. Peran Budaya Organisasi IPNU-IPPNU dalam Pendidikan Agama Islam di


Kabupaten Sleman
Adanya organisasi IPNU-IPPNU di Kabupaten Sleman sangat
berpengaruh terhadap kehidupan para pelajar NU di Kabupaten Sleman dari
segi mental maupun skill. Dari segi hubungan dengan masyarakat sekitar
dengan adanya kegiatan pengajaran maupun pendampingan di TPA ataupun
PK dibawah naungan LP. Ma’arif, dapat berpengaruh pada pada masyarakat
dan memberikan arti peran bahwa pelajar tidak selamanya bermain dan
bersenang-senang, tetapi pelajar juga dapat melakukan dampingan,
pengajaran, dan mengerti dunia anak-anak. Dari anak-anak atau pelajar di
Kabupaten Sleman yang awalnya belum mengetahui apa itu NU akan lebih
mengetahui melalui berbagai macam kegiatan yang ada pada IPNU-IPPNU
dan sedikit akan memulai memahami bagaimana peranan mereka dalam
keluarga NU sendiri khususnya. Dan berperan juga sebagai jembatan anak-
anak atau pelajar yang menetap dalam pondok pesantren di Kabupaten
Sleman dalam membuka wawasan mereka dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, misal dari adanya diskusi atau seminar pers dan jurnalistik, yang
tentu jarang mereka dapatkan dalam pondok. Jadi organisasi IPNU-IPPNU
adalah salah satu jembatan atau jalan yang sangat membantu para pelajar NU
di Kabupaten Sleman khususnya dalam memberikan dan menyalurkan ilmu-
ilmu yang dimiliki oleh dari Pengurus Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten
Sleman kepada para pelajar yang ada dalam PK maupun PAC dan lembaga-
lembaga pendidikan lainnya. Dan juga IPNU-IPPNU sebagai wadah dimana
pelajar, pemuda, dan pengurus dapat meyalurkan bakat, melatih
kepemimpinan, melatih berbicara dihadapan khalayak umum, mengeluarkan
bakat dan meggali potensi yang dimiliki demi kemajuan dan kemaslahatan

21
bersama dan tetap berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadis serta
menjalankan syari’at islam dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai akidah
dan ajarannya.

BAB III

PENUTUP

22
KESIMPULAN

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersmaa oleh
sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dan organisai adalah unit
sosial atau entitas sosial yang didirikan manusia untuk jangka waktu yang relatif
lama, beranggotakan sekelompok manusia minimal dua orang, mempunyai kegiatan
terkoordinir, teratur dan terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan terterntu dan
mempunyai identitas diri yang membedakan satu entitas dengan entitas lainnya. Dan
budaya organisasi adalah sistem makna bersama anggota sebuah organisasi dan
membedakan satu organisasi dengan yang lainnya. Sistem makna bersama ini adalah
sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

Organisasi IPNU-IPPNU adalah organisasi dibawah naungan organisasi


masyarakat NU dan termasuk salah satu badan otonom dari NU setara dengan badan
otonom lainnya. Dan bergerak dalam tingkat pelajar putra maupun putri diseluruh
nusantara khususnya di Kabupaten Sleman.

IPNU-IPPNU tentu mempunyai beberapa beberapa budaya sendiri sebagai


salah satu organisasi pemuda yang bergerak didalam dunia pelajar. Seperti halnya
kajian keputrian, wisata religi, diskusi, dsb. Yang semuanya itu tentu memiliki peran
dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama islam.

Peran organisasi IPNU-IPPNU dalam kehidupan masyarakat dan dalam diri


para pengurus sendiri sangatlah berpengaruh. Dari yang awalnya pelajar tingkat PK,
PAC maupun masyarakat sekitar tidak tahu akan wawasan NU, aswaja, IPNU-IPPNU
menjadi tahu dan mengerti. Dan sebagai jembatan dalam mengeksplorkan serta
mengembangkan bakat dan potensi dalam diri dan menambah wawasan keilmuan.

DAFTAR PUSTAKA

23
Shobirin, Ahmad. Budaya Organisasi, Yogyakarta: STIM YKPN, 2007.

Siswoyo, Dwi dkk. Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2013.

Ngalim Purwanto, M, Drs. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:

PT. Remaja Roesdakarya, 2014.

Wahid Abdurrahman K.H, Ruchiyat Ilyas K.H. Dinamika Kaum Muda

IPNU dan Tantangan Masa Depan, Jakarta: PP-IPNU, 1997.

Ibrahim Indrawijaya, Adam, Drs, MPA. Teori, Perilaku, dan Budaya Organisasi,

Bandung: PT. Rafika Aditama, 2010.

Pengembangan Organisasi, Departemen. Wawasan Ke-IPNU an dan Ke-IPPNU an,

Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997.

‫ اصول التربية و التعليم الجز األو‬.‫ قسم المنهج‬,‫الدراسي‬, Ponorogo: Darussalam Press, 2011

Isnaini, Muhammad. 2017. Pendidikan Islam Sebagai Grand Design Pendidikan

Karakter, Palembang: Tadrib Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 80-95

Mochamad, Azam, Syueb Sudono. 2017. Pola Komunikasi dalam IPNU Surabaya

2014-2016 dalam Membangun Jaringan, Surabaya: Jurnal Komunikasi

Profesional, vol.1.2, 121-133.

Kunaepi, Aang. 2011. Membangun Pendidikan Tanpa Kekerasan Melalui

Internalisasi PAI dan Budaya Religius, Yogyakarta: El-Tarbawi-Jurnal


Pendidikan Islam, vol. 4, No. 1, 5-18.

Swastika Fahriana, Ava. 2017. Karakteristik Kepemimpinan dalam Organisasi

24
Pendidika Islam, Tulungagung: Edukasi- Jurnal Pendidikan Islam, vol. 5. NO.

1, 168-192.

Rokim, Syaeful. 2017. Karakteristik Pendidikan Islam, Bogor: Edukasi Islami, vol. 3.

No. 06.

Chotimah, Chusnul. 2015. Membangun Budaya Organisasi Lembaga Pendidikan,

Kediri: Empirisma, vol. 24. No. 2.

Wahidin, Unang. 2013. Peran Budaya Organisasi Pendidikan Islam dalam

Menghadapi Tantangan Pembangunan Masyarakat, Negara dan Bangsa,

Hidayah Press: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 2. No. 4.

25

Anda mungkin juga menyukai