Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

FILSAFAT ILMU
Diajukan untuk memenuhi UAS matakuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Dadan Anugrah, M.Si.

Disusun oleh:
Nama : Agfar Firdaus Gumilar
NIM : 1174020006
Prodi : KPI
Semester/Kelas : 6/A

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SGD BANDUNG

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu


Jur/smt : KPI/VI
Sifat : Take home
Dosen : Dr. Dadan Anugrah, M.Si.

1. Aksiologis pada dasarnya terkait dengan nilai, atau disebut juga dengan filsafat nilai, dan
penerapan ilmu dalam dunia praktis. Apa maksud dari pernyataan tersebut ? Jelaskan !

2. Apa bedanya berpikir ilmiah dan bedakan dengan berpikir non-ilmiah ? Apa saja saja kriteria
berpikir ilmiah dan apa pula kelemahan berpikir ilmiah ? Jelaskan !

3. Teori disebut sebagai “jendela” untuk mengamati segala yang ada, dan berdasarkan data
empiris dari lapangan yang berhasil dikumpulkan, dianalisis dan disintesiskan. Jelaskan
pernyataan tersebut dan berikan contohnya !

4. Apa yang dimaksud dengan teori kebenaran pragmatisme? Bagaimana implikasi penggunaan
teori ini bagi seseorang dalam kehidupan, terutama saudara sebagai mahasiswa?

5. Dalam perspektif filsafat ilmu, ilmuwan berbeda dengan kebanyakan orang biasa, salah
satunya ilmuwan memiliki moralitas ilmuwan dan sikap ilmiah. Jelaskan kedua hal tersebut
dan lengkapi jawaban Saudara dengan contoh-contohnya !

6. BERPIKIR ILMIAH: suatu cara yang berdisiplin, di mana seseorang tidak akan membiarkan
idea dan konsepnya yang sedang dipikirkannya berkelana tanpa arah, namun semuanya
diarahkan pada satu tujuan tertentu. Tujuan tertentu ini adalah PENGETAHUAN. Saudara
diminta untuk menjelaskan hal tersebut!

7. Setelah mempelajari mata kuliah filsafat ilmu ini, apa yang dapat saudara petik sebagai calon
ilmuwan muslim?

Jawaban:
1. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai
pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu
kepada permasalahan etika dan estetika. Aksiologi disebut juga teori nilai, karena ia
dapat menjadi sarana orientasi manusia dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang
amat fundamental, yakni bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
2. Berpikir Ilmiah adalah suatu cara yang berdisiplin, dimana seseorang tidak akan
membiarkan idea dan konsepnya yang sedang dipikirkannya berkelana tanpa arah,
namun semuanya diarahkan pada satu tujuan tertentu. Tujuan tertentu ini adalah
“Pengetahuan”. Pemikiran ilmiah bukanlah pemikiran biasa, tetapi pemikiran yang
sungguh-sungguh. Dengan demikian, berpikir ilmiah (keilmuan) adalah berpikir yang
disiplinkan dan diarahkan kepada pengetahuan.
 Kriteria Berpikir Ilmiah
a) Berdasarkan fakta
b) Bebas dari prasangka
c) Menggunakan prinsip-prinsip analisis
d) Menggunakan hipotesis
e) Menggunakan ukuran objektif
f) Menggunakan teknik kuantifikasi
 Kelemahan Berpikir Ilmiah
a) Metode ilmiah tidak dapat digunakan kecuali pada pengkajian objek-objek
material yang dapat diindera.
b) Metode ilmiah mengasumsikan adanya penghapusan seluruh informasi
sebelumnya tentang objek yang dikaji, dan mengabaikan keberadaannya.
c) Kesimpulan yang didapat bersifat dugaan dan relatif.
3. Maksudnya, Teori merupakan suatu pendekatan rasional yang berkesesuaian dengan
objek yang dijelaskannya. Juga merupakan sebuah abstraksi realitas, sekumpulan prinsip,
definisi yang mengorganisasikan dunia empiris secara sistematis yang terdiri dari asumsi,
proposisi, dan aksioma yang saling berkaitan satu sama lain.
Contohnya yaitu teori yang diungkapkan oleh Lord Acton ”kekuasaan cenderung
dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada pada lingkup yang abstrak.
Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kongkret sepeti presiden, raja, jabatan ketua RT,
dll. Dan korupsi dalam lingkup kongkret seperti korupsi uang.

4. Teori Kebenaran Pragmatisme merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada
kriteria tentang fungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam ruang lingkup tertentu.Teori
ini berimplikasi dalam kehidupan sehari hari saya sebagai seorang Mahasiswa, karena
saya tidak bisa sembarangan memberikan pernyataan tanpa ada dasar/landasan. Pada
hakikatnya, suatu pernyataan benar, jika pernyataan tersebut memiliki fungsi atau
kegunaan dalam kehidupan praktis. Jadi kebenaran dalam pragmatisme tidak dilihat dari
sisi etik atau baik buruk, tetapi kebenaran yang didasarkan pada kegunaannya.
5. Moralitas Ilmuwan dan Sikap Ilmiahnya
A. Moralitas Ilmuwan
a) Ilmuwan harus bersifat selektif terhadap segala informasi dan realitas
yang dihadapinya.
b) Ilmuwan sangat menghargai terhadap segala pendapat yang dikemukakan
oleh orang lain, para ilmuwan lainnya, maupun terhadap hasil-hasil
penemuan yang telah lalu.
c) Ilmuwan merasa tidak puas atas pencapaian atau penelitian saat ini,
sehingga mendorong untuk melakukan penelitian lanjutan.
d) Ilmuwan harus memiliki akhlak atau sikap etis yang selalu berkehendak
untuk mengembangkan ilmu untuk kebahagiaan manusia. Sikap etis ini
tercermin dari tanggung jawab ilmuwan seperti objektif, skeptif, dan
memiliki kesabaran intelektual, kesederhanaan, tidak pamrih, dan selektif.
B. Sikap Ilmiah
a) Objektif, yaitu tidak ada prasangka-prasangka pribadi atau kecenderungan
yang tidak beralasan.
b) Relatifitas, kebenaran ilmu bersifat relatif.
c) Skeptis, yaitu sikap selalu ragu terhadap pernyataan-pernyataan yang
belum kuat dasar bukti.
d) Kesabaran intelektual, yaitu sikap sanggup menahan diri dan kuat untuk
tidak menyerah pada tekanan atau intimidasi.
e) Kesederhanaan, yaitu sikap sederhana dalam berpikir, cara
mengemukakan pendapat, dan cara pembuktian.
f) Tidak memihak pada etik, bahwa ilmu tidak bertujuan menilai baik-buruk,
tetapi hanya bertugas untuk mengemukakan mana yang betul dan apa
yang keliru.
g) Menjangkau masa depan, punya wawasan ke depan.

Contohnya yaitu Tanggung jawab ilmuwan menyangkut kegiatan maupun


penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini berarti bahwa ilmuwan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi harus memperhatikan kodrat
dan martabat manusia, menjaga ekosistem, bertanggung jawab terhadap
kepentingan umum, dan generasi mendatang, serta bersifat universal, karena pada
hakikatnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk mengembangkan dan
memperkokoh ekosistem manusia dan bukan untuk menghancurkan.

6. Maksudnya yaitu berpikir sebagai upaya untuk menghantarkan sikap ingin tahu menuju
pengetahuan yang tepat. Untuk mencapai maksud tersebut harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: (a) alasan yang diajukan padat dan kuat, (b) kenyataan yang
dikemukakan benar, dan (c) jalan yang dilalui tepat. Konsep berpikir tepat, lurus dan
teratur inilah yang dikaji dalam ilmu logika.
7. Setelah mempelajari matakuliah Filsafat Ilmu, saya sedikit banyaknya menjadi tahu dan
paham mengenai hal-hal yang paling mendasar dari suatu hal. Baik itu definisi,
pernyataan, teori, ontologi, epistemologi, aksiologi, dan lain sebagainya. Saya juga
menjadi tau apa saja yang harus dilakukan sebelum kita mau mengeluarkan pendapat
atau memberikan sebuah pernyataan. Semua itu tidak dilakukan dengan sembarangan,
namun ada ilmu nya.

REFERENSI

1) Materi Perkuliahan
2) Wawasan Pribadi
3) Wikipedia
4) https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-teori/8959
5) https://lufya.wordpress.com/2010/06/18/berpikir-ilmiah/

Anda mungkin juga menyukai