Anda di halaman 1dari 19

1.

Resume Makalah Manajemen Pers


Manajemen (management) secara harfiyah artinya mengatur atau
mengelola. Encyclopedia Americana mengartikan manajemen sebagai The art of
coordinating the elements of factors of production towards the achievement of the
purposes of an organization. Pencapaian sasaran organisasi terjadi melalui peng-
gunaan manusia (men), bahan produksi (materials), dan mesin (machines).
Hakikat manajemen adalah proses koordinasi berbagai sumberdaya
organisasi (men, materials, machines) dalam upaya mencapai sasaran organisasi. Pers
adalah lembaga penerbitan media massa cetak, seperti suratkabar, tabloid, majalah,
dan buku.
Dalam bahasa Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak, orang-
orang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya.
Dalam Leksikon Komunikasi, pers punya banyak arti, seperti usaha percetakan atau
penerbitan; usaha pengumpulan atau penyiaran berita; penyiaran berita melaui media
massa; dan orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita. Ada pula pendapat,
pers merupakan singkatan dari persuratkabaran.
Manajemen pers adalah proses pengelolaan berupa koordinasi unsur-unsur
terkait dalam penerbitan pers (media massa, utamanya media cetak). Pembahasan
manajemen pers di bawah ini mengacu pada konsep fungsi manajemen dari Henry
Fayol, yaitu Planning, Organizing, Acting,dan Controlling (POAC).
Planning artinya perencanaan, yakni penyusunan atau penetapan tujuan dan
aturan. Organizingartinya pengorganisasian berupa pembentukan bagian-bagian,
pembagian tugas, atau pengelompokkan kerja. Acting artinya pelaksanaan
rencana. Controling adalah pengawasan dan evaluasi hasil kerja.





2. Resume Makalah Pemimpin Redaksi
Pemimpin redaksi yaitu orang yang mengketuai (pimpinan) dalam memimpin
suatu redaksi, apakah berita tersebut layak di publikkan, atau urusan (pengaturan)
yang akan dijalankan dalam mengedit meng layout dan sampai mengsirkulasikan
kepada public.
Pemimpin Redaksi (Chief Editor) adalah pemimpin tertinggi dalam struktur
keredaksian di media. Ia bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja
struktur keredaksian. Sebagai penanggung jawab keredaksian, Pemimpin Redaksi
menetapkan kebijakan dan mengawasi kegiatan operasional sehari-hari.
Pemimpin Redaksi bertanggungjawab terhadap isi pemberitaan. Ia menjadi wakil
perusahaan jika ada tuntutan hukum yang berkaitan dengan konten media di
pengadilan.
Adapun tugas pemimpin redaksi secara lebih terperinci yaitu :
a. Bertanggung jawab terhadap isi redaksional / redaksi pemimpin.
b. Bertanggung jawab terhadap kualitas berita / produk penerbitan.
c. Memimpin rapat redaksi.
d. Memberikan arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat
pada setiap edisi.
Adapun Syarat Syarat Pemimpin Redaksi yaitu :
1. Memiliki jiwa kepemimpinan dan tegas dalam mengambil keputusan.
2. Berpengalaman dalam mengolola media cetak.
3. Menguasai bahasa asing.
4. Bependidikan.
Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan
informasi berupa berita, opini, atau feature. Orang-orangnya disebut wartawan.
Redaksi merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang
menjalankan visi, misi, atau idealisme media.Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang
Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas
sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi.
Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang
mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator
Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan
Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis.
Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat
Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan
orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Ada pula yang
disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di
bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat
dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain
yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi
tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan
Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
dapat masuk ke bagian Redaksi.
Dalam setiap perusahaan penerbitan pers bagian redaksi akan dipimpin oleh
Pemimpin redaksi atau Pemred. Karena dengan adanya Pemred maka segala kegiatan
kejurnalistikan dalam perusahaan pers tersebut akan dapat terkontrol dengan baik.
Umumnya Pemred adalah orang yang mampu memanajemen SDM dengan baik dan
mempunyai pengalaman dan pemahaman yang tinggi tentang industri jurnalistik.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa isi halaman dari suratkabar
berupa berita dan pendapat. Sebetulnya dalam tiap halaman suratkabar juga terisi oleh
beberapa iklan, namun halaman-halaman iklan tidak akan dijelaskan, karena tugas itu
sudah ditangani oleh bidang yang lain yaitu bidang perusahaan.
Berita-berita yang termuat di halaman-halaman suratkabar adalah hasil rapat
redaksi dari seluruh staf-staf redaksi yang dipimpin oleh Pemred. Nah, di sinilah
tugas utama Pemred, yaitu memimpin setiap rapat redaksi untuk menentukan pilihan-
pilihan berita yang akan terbit.
Kemudian jika anda perhatikan dalam halaman suratkabar pasti terdapat
rubrik opini atau pendapat. Rubrik tersebut umumnya dibagi menjadi dua bagian
yaitu opini eksternal dan opini internal.
Opini Eksternal adalah suatu penulisan pendapat yang datang dari pembaca,
artinya setiap penerbitan pers selalu memberikan ruang kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam mengisi halaman suratkabar dengan pendapat mereka tentang
suatu peristiwa atau suatu permasalahan yang sedang hangat dibahas oleh masyarakat
luas. Tulisan-tulisan itu datang dengan jumlah yang sangat banyak setiap harinya,
sedangkan halaman suratkabar sangat terbatas (umumnya hanya 2-4 tulisan yang
mungkin terbit). Kemudian peran Pemred lah yang berpengaruh untuk menentukan
tulisan-tulisan mana yang akan terbit.
Opini internal adalah suatu penulisan pendapat yang datang dari dalam
perusahaan media itu sendiri, artinya dalam halaman opini pasti terdapat suatu
penulisan pendapat untuk menjelaskan sikap media tersebut terhadap suatu peristiwa
atau suatu permasalahan yang sedang hangat dibahas. Opini yang datang dari dalam
perusahaan suratkabar itu sendiri disebut editorial atau tajuk rencana.
Namun siapakah yang menulis editorial tersebut? Ya sudah jelas yang
bertugas untuk menulis editorial adalah Pemred, karena dia bertugas sebagai
pemimpin media, maka apa yang dia tulis dianggap mewakili pendapat dan sikap
media tersebut. Lagipula jika editorial yang terbit ternyata menimbulkan masalah di
masyarakat luas, maka Pemred yang bertanggung jawab, karena dia tertugas sebagai
pemimpin dari halaman-halaman yang terisi.







3. Resume Makalah Penerbitan Pers
Kata pers adalah istilah kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Banyak
orang berasumsi pers identik dengan seorang wartawan, namun sebenarnya bukan itu
saja, melainkan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh media termasuk didalamnya
adalah wartawan. Lalu bagaimana pengertian pers yang sebanarnya, atau pengertian
pers menurut para ahli dan bagaimana sejarah pers islam hingga sampai saat ini, serta
fungsi dan peranan pers islam khususnya di Indonesia.
Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti
press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran
secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication). Dalam
perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas
dan pers dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, pers mencakup semua
media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi
memancarkan/ menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan
seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah
jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers. Dalam pengertian sempit, pers
hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan,
seperti surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan dan sebagainya
yang dikenal sebagai media cetak.
Menurut leksikon komunikasi, "pers" berarti: (1) usaha percetakan atau
penerbitan; (2) usaha pengumpulan dan penyiaran berita; (3) penyiaran berita melalui
surat kabar, majalah, radio, dan televisi; (4) orang-orang yang bergerak dalam
penyiaran berita; dan (5) medium penyiaran berita.
Sebagai lembaga, ia mengelola informasi yang terdiri dari fakta dan opini,
yang disajikan kepada masyarakat sebagai salah satu komoditi (Totok Djuroto, 2000:
91).
Istilah "pers" yang berasal dari bahasa Inggris, "press", dapat diartikan secara
luas maupun sempit. Dalam pengertian luas, "pers" mencakup semua media
komunikasi-massa seperti radio, televisi, dan film.
Ia berfungsi memancarkan/ menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran,
atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain (Rachmadi, 1990:
9).
Dalam pengertian luas, "pers" merupakan manifestasi dari freedom of
speech (kebebasan berbicara); dalam pengertian sempit, manifestasifreedom of the
press (kebebasan pers). Keduanya tercakup dalam pengertian freedom of
expression (kebebasan berekspresi).
"Penerbitan pers", yang lebih sering disebut media massa cetak, adalah
perusahaan pers yang dalam menyajikan informasinya melewati usaha percetakan
(print-out). Atas perbedaannya itu, ia berbeda dengan "pers" dalam arti luas yang
mencakup media elektronik, seperti radio, televisi, film, dan internet (Totok Djuroto,
2000: 10).
Menurut Indiwan Seto (2006: 10), media cetak bisa dibedakan dari berbagai
segi. Salah satunya, dari bentuk dan ukurannya dalam menyajikan informasi. Ia bisa
berupa kumpulan artikel, berita, cerita, dan iklan. Pembedanya bisa juga dari
periodesasi terbit (harian, mingguan, dwi-mingguan, atau bulanan), jangkauan
sirkulasi, gaya bahasa, dan segmen pembaca.
Berikut ini format-formatnya:
1. Surat kabar (broadsheet)
Untuk ukurannya, rata-rata surat kabar umum di Indonesia dicetak pada
medium kertas ukuran plano (352 x 540 mm). Ia biasanya terbit teratur: harian atau
mingguan.

2. Tabloid
Format ini berukuran setengahnya broadsheet. Dalam sejarahnya di AS, ia
diperkenalkan bagi mereka yang selalu sibuk; sampai-sampai hanya bisa membaca di
bus atau kereta api.
Format ini menjadikan koran praktis dan mudah dibaca di berbagai tempat
sempit. Contohnya dapat kita lihat pada tabloid: Nova, Bintang, Aura, dan Bola. Kini
tak sedikit surat kabar yang mulai menggunakan format ini. Taruh misal Koran
Tempo dan Jawa Pos.
3. Majalah
Format ini setengahnya ukuran tabloid atau seperempat broadsheet. Halaman
demi halamannya diikat dengan kawat atau dilem. Bagian sampul menggunakan jenis
kertas yang lebih tebal dan mengkilat dibandingkan kertas bagian dalam.
Ia terbit teratur: seminggu, dua minggu, atau satu bulan sekali. Contohnya
antara lain majalah Tempo, Femina, Gatra, dan Gadis.
4. Buku
Berukuran setengahnya majalah; sekitar seperdelapan broadsheet. Isinya
biasanya tulisan mengenai ilmu pengetahuan, esai, atau kisah-kisah panjang. Ia
dicetak dalam kertas berukuran setengah kwarto atau folio dan dijilid rapi.
Contohnya: Intisari, Hidayah, Prisma, danSabili.
Pada umumnya, isi produk pers atau produk jurnalistik dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu berita, nonberita, dan fotojurnalistik. Adapun
secara keseluruhan, isi penerbitan pers, yaitu(Totok Djuroto, 2000: 46):
1. Pemberitaan (news getter)
a. Pengertian berita (perception news)
b. Berita langsung (straight news)
c. Penggalian berita (investigative news)
d. Pengembangan berita (depth news)
e. Feature (human interest news)
2. Pandangan atau opini
a. Pendapat masyarakat (public opinion)
1) Komentar
2) Artikel
3) Surat Pembaca


b. Opini penerbit (press opinion)
1) Tajuk rencana
2) Pojok
3) Karikatur

3. Periklanan (advertising)
a. Iklan display
b. Iklan baris
c. Iklan pariwara (advertorial)




















4. Koreponden, Kontributor dan Freeleance
a. Koresponden
Selain reporter, media massa biasanya juga memiliki koresponden atau
wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain
(daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat. Sekarang memang sdikit
media nasionala yang punya kontributor di daerah. Mereka umumnya menempatkan
satu reporter yang merupakan karyawan. Apalagi untuk daerah yang terkatagori kota
besar. Bahkan, untuk beberapa daerah, media nasional membuat kantor biro ini,
selain memiliki manajemen khusus, juga punya reporter.
Tapi, untuk ukuran koran lokal,peluang menjadi kontributor atau koresponden
terbuka lebar. Mereka ini dibutuhkan sebab tak jarang peristiwa besar berada di kota
atau kabupaten yang bukan pusat pemerintahan provinsi. Apalagi kalau di daerah itu
punya kekhasan. Misalnya di Lampung, segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan,
pembalak, perambah sangat menarik. Karen punya dua taman nasional besar, Bukit
Barisan Selatan dan Way Kambas, media lokal memandang penting punya
kontributor disana, memang mungkin tak setiap hari ada berita.
Supaya bisa menjadi koreponden, rata-rata personal mesti menjalin hubungan
baik dengan pemimpin koran. Untuk itulah menjalik akses dengan orang media
sangat penting. Yang utama, mereka tahu kita punya kualifikasi meresportase
sehingga mereka yakin. Dari beragam pengalaman, menjadi kontributor atau
koresponden memang lebih pada keaktifan. Misalnya, dengan bertanya kepada
pemimpin redaksi koran, apakah di daerah tertentu butuh koreponden. Biasanya,
kalau dia oke, aplikasi kita diminta.

b. Kontributor
Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum
dalam struktur organisasi redaksi. la terlibat di bagian redaksi secara fungsional.
Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para
sastrawan juga menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya
(puisi, cerpen, esai) ke sebuah media massa. Wartawan Lepas (Freelance Journalist)
juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada
media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media
mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat. Termasuk
kontributor adalah Wartawan Pembantu (Stringer). la bekerja untuk sebuah
perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. la
menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat.
c. Freeleance
Wartwan lepas (freeleance journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan
lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas
mengirimkan berita untuk dimuat dimedia mana saja, dan menerima honorium atau
tulisan nya yang dimuat.
Jenis pekerjaan yang ini benar-benar bebas dari tekanan kalau kontributor
telivisi dan radio, meski kerja lepas, tetap saja ada titah dari kantor pusat. Sedangkan
bekerja sebagai penulis lepas tidak demikian. Ini aktivitas yang pribadi mengaturnya.
Mau menulis ya silahkan. Sedang malas juga tak apa. Menulis artikel, opini dan
resensi buku, misalnya, juga bisa dilakoni sebagai pekerja lepas. Namun, penghasilan
dari bekerja sebagai penulis lepas acap minim. Bayangkan saja, kalau disatu kota
Cuma punya harian yang menyediakan halaman opini, pertarungan bakal sengit. Bisa
dimuat dua artikel perbulan saja sudah bagus.
Bidang yang umum di mana seseorang dapat menjadi tenaga lepas
meliputi: jurnalisme, penerbitan buku, penerbitan jurnal, dan bentuk-
bentuk menulis, redaktur, redaktur-cetak, pengoreksi-cetak, pengindeksan, penyalin
tulisan, programerkomputer dan desain grafis, konsultan dan penerjemah
Praktek tenaga lepas sangat bervariasi. Beberapa memerlukan klien mereka
untuk menandatangani kontrak tertulis, sementara yang lain dapat melakukan
pekerjaan berdasarkan perjanjian lisan, yang mungkin dilaksanakan melalui sifat
pekerjaan tersebut. Beberapa pekerja lepas dapat memberikan perkiraan tertulis dari
hasil kerja mereka dan meminta pembayaran di muka dari klien mereka.
Pembayaran untuk pekerjaan lepas juga bervariasi. Pekerja lepas mungkin
mengenakan biaya pada klien mereka dalam hitungan per hari, per jam, per halaman,
atau pada basis per-proyek. Daripada tarif tetap atau biaya, beberapa pekerja lepas
telah mengadopsi metode "harga berbasis nilai" berdasarkan persepsi nilai dari yang
mereka hasilkan untuk klien. Dengan perubahan sendiri, pengaturan pembayaran
dapat dimuka, persentase dimuka, atau setelah penyelesaian pekerjaan / kontrak.
Untuk proyek yang lebih kompleks, kontrak dapat menetapkan jadwal pembayaran
berdasarkan tonggak atau hasil proyek.
Dalam profesi paling melibatkan penciptaan kekayaan intelektual, "tenaga lepas"
dan istilah turunannya sering disediakan untuk pekerja yang membuat karya atas
inisiatif mereka sendiri, kemudian mencari seseorang untuk menerbitkannya. Mereka
biasanya menjaga hak cipta atas karya mereka dan menjual hak untuk penerbit dalam
kontrak waktu-terbatas. Sebaliknya, pekerja yang dipekerjakan untuk membuat
tulisan / karya sesuai dengan spesifikasi khusus dari penerbit atau pelanggan lain
disebut sebagai "kontraktor independen" dan istilah lain yang serupa. Mereka tidak
memiliki hak cipta terhadap karya-karya tersebut, yang ditulis sebagai karya yang
dibuat karena sewa. Contoh legalitas hal ini adalah diAmerika Serikat, dimana hak
cipta karya yang dibuat oleh pekerja lepas sewaan diatur dalam salah satu kategori
kekayaan intelektual yang didefinisikan dalam undang-undang hak cipta AS










5. Resume Makalah Koordinator Liputan dan Koordinator Daerah
Koordinator liputan adalah orang yang bertugas mengoordinasikan peliputan
sekaligus memimpin rapat/meeting redaksi, memberikan atau menerima usulan
program/tema-tema yang akan diangkat, dan selanjutnya memberikan tugas kepada
reporter/wartawan untuk melakukan reportase sesuai bidang masing-masing.
Koordinator Liputan : bertanggung jawab memantau isu-isu yang sedang
berkembangan dan menentukan berita apa yang harus diliput oleh seorang reporter
dan kamerawan. Tanggung jawab lainnya :
*menangani buku harian news room yang berisi catatan peristiwa-peristiwa penting
yang sedang terjadi dan akan terjadi serta terus mengupdatenya.
*mengusulkan rencana liputan harian.
*menentukan pasangan reporter dan kamerawan untuk sebuah liputan.
*mengarahkan reporter dan kamerawan yang bertugas meliput.
*memantau seluruh tim liputan yang sedang berada di lapangan dan memberi
pengarahan lewat telepon.
*menerbitkan surat tugas liputan
*menerbitkan surat-surat khusus yang dibutuhkan reporter untuk kepentingan liputan.
Tugas
- Memantau dan mengagendakan jadwal berbagai acara: seminar, press conference,
acara DPR dll
- Membuat mekanisme kerja komunikasi antara redaktur dan reporter
- Memberikan lembar penugasan kepada reporter/wartawan dan fotografer
- Mengadministrasikan tugas-tugas yang diberikan kepada setiap reporter
- Memantau tugas-tugas harian para wartawan/reporter
- Melakukan komunikasi setiap saat kepada para redaktur, reporter/wartawan, dan
fotografer
- Memberikan penilaian kepada reporter/wartawan secara kuantitas maupun kualitas
- Mengarahkan dan membina reporter dalam mencari berita dan mengejar sumber
berita
Syarat
- Berpendidikan S1
- Berpengalaman menjadi reporter/wartawan 2-5 tahun
- Menguasai computer
- Menguasai bahasa asing
- Menguasai administrasi dan pengarsipan
Koordinator Liputan Daerah : bertanggung jawab memantau perkembangan isu yang
terjadi di daerah dan mengarahkan kegiatan liputan di daerah. Tanggung jawab
lainnya:
-Tanggung Korda pada dasarnya sama dengan Korlip. Bedanya: wilayah liputan
Korlip meliputi kota di mana kantor pusat stasiun tv berada dan sekitarnya,
sedangkan wilayah Korda di luar wilayah liputan Korlip.
-Sejak Undang-undang Penyiaran mewajibkan stasiun tv membentuk jaringan untuk
siaran nasional, maka stasiun tv mendirikan kantor biro atau menjalin kerja sama
dengan stasiun tv lokal sebagai jaringannya. Berlakunya UU Penyiaran ini
menyebabkan wewenang Korda banyak berkurang. Korda di kantor pusat hanya
menjadi penghubung stasiun pusat dengan biro atau stasiun tv lokal jaringannya, dan
tidak lagi punya wewenang menentukan tugas liputan di daerah.
Fungsi :
o Pelaksana kebijakan Kepala Pusat Pemberitaan,
o Pelaksana kebijakan Produser,
o Pelaksana rekomendasi Rapat Agenda Setting,
Tugas dan Wewenang
o Melaksanakan hari rapat (Rekomendasi) Agenda Setting,
o Memantau perkembangan situasi IPOLEKSOSBUD-HANKAMNAS, didaerah,
o Menjalin koordinasi dengan para Kepala Pemberitaan RRI Cabang,
o Menerima dan menyeleksi usulan agenda liputan daerah untuk disiarkan di Pro3,
o Membagi tugas peliputan berita kepada para Kepala Pemberitaan dan para Reporter
RRI Cabang, sesuai hasil Rapat Agenda Setting,
o Menghubungi para Reporter RRI Cabang yang ada di lapangan,
o Menjalin koordinasi kerja dengan Desk Editor, Desk Olahraga, Petugas Editing,
dan Pengarah Acara,
o Mengisi Buku Laporan Kerja,
o Bertanggung jawab kepada Produser dan Kepala Bidang Produksi.
Yang berperan menghasilkan item-item berita yang kuat itu adalah jajaran
koordinator peliputan (Korlip) dan koordinator daerah (Korda) di Divisi News.
Korlip bekerja berdasarkan permintaan dari produser program berita
bersangkutan. Korlip bertugas mengkoordinasikan liputan yang dilakukan oleh
reporter, camera person, dan kontributor di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan Korda
mengkoordinasikan liputan yang dilakukan oleh para koresponden dan kontributor
Trans TV di luar Jakarta, baik yang dari Jawa maupun luar Jawa.
Koresponden dan kontributor adalah wartawan (reporter/camera person) yang
berbasis di luar kantor Trans TV Jakarta. Koresponden berstatus karyawan tetap
Trans TV, sehingga mereka mendapat gaji bulanan. Sedangkan, kontributor tidak
berstatus karyawan tetap, sehingga tidak mendapat gaji. Penghasilan mereka
tergantung pada jumlah item berita yang mereka buat dan ditayangkan di Trans TV.
Saat ini, Trans TV memiliki 30 koresponden dan 64 kontributor dari berbagai
kota di Indonesia. Mereka dikendalikan oleh Korda, yang memiliki dua produser
(Dedi Suchyar, Desi Ardiana Hapsari), empat asprod (M. Fakhrulwardi, Dian Indra
Kencana, Monalisa, Dwi Erna), dan satu staf (Trisnawati).
Sedangkan di Korlip ada tiga producer (Frans Ruffino, Muhammad Walid,
Hidayat S. Gautama), dua asprod (Fajar Nuryadi, Albert Sumilat), dan satu staf (Teti
Rahmawati). Pembagian kerja mereka diatur berdasarkan shift, karena dinamika
berita sebetulnya berlangsung 24 jam sehari.
Misalnya, Frans menangani shift 1, yaitu dari pukul 7.00 sampai 15.00. Fajar
menangani shift 2, dari pukul 15.00 sampai 22.00. Sedangkan Walid bertugas di shift
3, pukul 22.00 7.00 pagi hari berikutnya. Pembagian shift ini juga menyesuaikan
dengan jadwal tayang Reportase, dari yang Pagi, Siang, Sore sampai Malam.
Karena itu, dalam rapat yang diadakan oleh produser Reportase, ketika
merancang topik yang akan diliput dan mengevaluasi item berita yang sudah
ditayangkan, crew Korlip dan Korda juga dilibatkan.
Korlip dan Korda pada pukul 8.30 pagi mengikuti rapat budgeting Reportase
Siang. Sesudah tayang, pukul 12.30 ada rapat evaluasi Reportase Siang, dilanjutkan
dengan budgeting Reportase Sore bersama Produser, Asprod, dan Eksekutif Produser
Reportase. Pukul 13.00, rapat evaluasi Reportase Siang. Setelah rapat, hasil evaluasi
terutama jika ada kritik dan masukan-- disampaikan ke tim liputan bersangkutan.
Setelah melihat tayangan Reportase Sore pukul 17.00, diadakan rapat evaluasi
serta perencanaan liputan untuk besok. Pukul 18.30, ada rapat budgeting Reportase
Malam. Terakhir, pukul 22.00, ada rapat budgeting Reportase Pagi.
















6. Resume Makalah Radio, Televisi, Surat Kabar, Internet
Media yang termasuk ke dalam kategori media massa adalah surat kabar,
majalah, radio, TV, dan film. Kelima media tersebut dinamakan "The Big Five of
Mass Media" (lima besar media massa). Media massa sendiri terbagi dua macam,
media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media).
Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, Tv, film (movie), termasuk CD.
Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu:
1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano)
2. Tabloid (1/2 broadsheet)
3. Majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio atau kuarto)
4. Buku (1/2 majalah)
5. Newsletter (folio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4-8 halaman)
6. Buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8) (Romly, 2002:6)

Berikut akan diuraikan mengenai media massa yang paling populer dan paling sering
digunakan masyarakat.
1. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur.
Tulisannya dalam entuk berita, artikel, feature (cerita human interest atau profil),
tajuk. Informasi yang disajikan lengkap menjawab pertanyaan rumusan 5 W + 1 H.
Isi informasi ditujukan untuk mempengaruhi atau mempersuasikan secara
rasional/pikiran.
Kelebihan surat kabar adalah harganya murah, informasinya lengkap dan
selalu actual (baru), mudah dan cepat menjangkau khalayak yang diinginkan, mudah
dibawa dan disimpan. Sementara kekurangannya adalah isi pesan singkat, penyajian
gambar/foto kurang menarik, pesan hanya bisa disampaikan bagi public yang
memiliki kemampuan membaca.


2. Majalah
Majalah adalah media yang digunakan untuk menghasilkan gagasan feature
dan publisitas bergambar untuk bahan referensi di masa mendatang. Majalah biasanya
terbit seminggu sekali dan dapat dibaa pada saat senggang atau santai.
Kelebihan majalah adalah menyajikan informasi yang tidak hanya menjawab
secara lengkap pertanyaan 5 W + 1 H, tetapi juga tuntas dengan bahasan dari
berbagai sisi, dicetak dengan kertas yang menarik dan berkualitas, sehingga mampu
menampilkan gambar-gambar yang lebih menarik, publiknya khusus, bisa disimpan
dalam waktu yang lama sebagai bahan referensi. Sementara kelemahannya ialah
pesan tidak bisa segera diperoleh public, harganya relative mahal, serta biaya
produksi lebih mahal dari surat kabar.

3. Radio
Radio adalah media yang menyampaikan pesan melalui stimuli indera
pendengaran. Kelebihan radio ialah isi pesan bisa cepat/langsung diterima publiknya,
pesannya mempunyai kekuatan mempersuasi secara emosional, proses produksinya
sederhana dan fleksibel, khalayaknya khusus, harga pesawatnya tidak mahal dan
mudah dibawa-bawa, siarannya bisa diterima di mana saja, biaya produksi rendah,
bisa menjangkau wilayah yang sulit (pelosok) bahkan melalui batas negara, isi pesan
bisa dipahami siapapun juga termasuk yang tidak mampu membaca.
Sementara kekurangannya ialah isi pesan cepat berlalu dan tidak bisa diulang
kembali, bila tidak digarap dengan baik, maka dengan mudah pendengar bisa
langsung memindahkan gelombang radionya, umpan balik membutuhkan waktu,
sehingga sulit untuk melakukan evaluasi.

4. Televisi
Televise adalah media yang mampu menyajikan pesan dalam bentuk suara,
gerak, pandangan dan warna secara bersamaan, sehingga mampu menstimuli indera
pendengaran dan penglihatan. Kelebihan televise ialah mampu menampilkan hal
menarikyang ditangkap oleh indera pendengaran dan penglihatan, mampu
menampilkan secara detil suatu peristiwa/kejadian, suatu produk dan pembiara,
karena mempengaruhi dua indera sekaligus, maka efek persuasinya lebih kuat
ketimbang media lainnya, jumlah pemirsanya lebih banyak, sehingga ia merupakan
media yang paling populer.
Sedangkan kekurangannya adalah biaya produksi mahal, waktu yang
dibutuhkan untuk proses produksi sampai selesai sangat lama: khalayaknya sangat
heterogen, sehingga sulit menjangkau public sasaran yang diinginkan, peralatan
peliputannya sangat mahal dan rumit penggunaannya, bila tidak dipersiapkan dengan
matang, maka pesan visual itu justru akan menciptakan image buruk. (Wardhani
2008:30-31)

5. Internet
Sebagian kalangan mengkategorikan internet ke dalam media massa, karena
pesannya bisa diterima oleh banyak orang. Namun ada pihak yang tidak sependapat
dikarenakan karakteristik media internet sangat berlawanan dengan media massa.
Informasi melalui media online, hanya dapat dibaca, jika khalayak aktif mencari. Hal
itulah yang menunjukkan perbedaannya dengan media massa seperti televisi yang
kini makin banyak dipilih masyarakat dalam memperoleh berita terkini.
Media internet memiliki beberapa karakteristik, yakni sifat komunikasinya
dua arah (interaktif), komunikatornya bisa lembaga dan personal, isi pesannya lebih
personal/individual, informasi diterima publiknya tidak serentak namun sesuai
dengan kebutuhan komunikannya, serta publiknya homogen (Wardhani 2008:22-23)
Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa,
karena media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih
banyak, heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media massa
merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan. Dengan adanya
media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi
masyarakat yang beradab. Media massa dalam masyarakat informasi, memiliki
peranan yang sangat penting. Perkembangan teknologi, memungkinkan informasi
dari belahan dunia lain sekali pun dapat diterima dalam pangkuan khalayak dengan
seketika.
Secara garis besar media massa merupakan "kekuatan keempat" (The Fourth
Estate) dalam menjalankan kontrol sosial terhadap masyarakat setelah lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Media massa terbagi dua, yakni: media cetak dan
elektronik. Media cetak meliputi, surat kabar, majalah, tabloid, buku newsletter, dan
buletin. Sedangkan media elektronik meliputi radio, televisi, internet, dan film. Media
massa memiliki fungsi-fungsi, yakni menyiarkan informasi, mendidik, menghibur
dan mempengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai