Manajemen (management) secara harfiyah artinya mengatur atau mengelola. Encyclopedia Americana mengartikan manajemen sebagai The art of coordinating the elements of factors of production towards the achievement of the purposes of an organization. Pencapaian sasaran organisasi terjadi melalui peng- gunaan manusia (men), bahan produksi (materials), dan mesin (machines). Hakikat manajemen adalah proses koordinasi berbagai sumberdaya organisasi (men, materials, machines) dalam upaya mencapai sasaran organisasi. Pers adalah lembaga penerbitan media massa cetak, seperti suratkabar, tabloid, majalah, dan buku. Dalam bahasa Inggris, pers (press) berarti mesin pencetak, mencetak, orang- orang yang terlibat dalam kepenulisan atau produksi berita, menekan, dan sebagainya. Dalam Leksikon Komunikasi, pers punya banyak arti, seperti usaha percetakan atau penerbitan; usaha pengumpulan atau penyiaran berita; penyiaran berita melaui media massa; dan orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita. Ada pula pendapat, pers merupakan singkatan dari persuratkabaran. Manajemen pers adalah proses pengelolaan berupa koordinasi unsur-unsur terkait dalam penerbitan pers (media massa, utamanya media cetak). Pembahasan manajemen pers di bawah ini mengacu pada konsep fungsi manajemen dari Henry Fayol, yaitu Planning, Organizing, Acting,dan Controlling (POAC). Planning artinya perencanaan, yakni penyusunan atau penetapan tujuan dan aturan. Organizingartinya pengorganisasian berupa pembentukan bagian-bagian, pembagian tugas, atau pengelompokkan kerja. Acting artinya pelaksanaan rencana. Controling adalah pengawasan dan evaluasi hasil kerja.
2. Resume Makalah Pemimpin Redaksi Pemimpin redaksi yaitu orang yang mengketuai (pimpinan) dalam memimpin suatu redaksi, apakah berita tersebut layak di publikkan, atau urusan (pengaturan) yang akan dijalankan dalam mengedit meng layout dan sampai mengsirkulasikan kepada public. Pemimpin Redaksi (Chief Editor) adalah pemimpin tertinggi dalam struktur keredaksian di media. Ia bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja struktur keredaksian. Sebagai penanggung jawab keredaksian, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi kegiatan operasional sehari-hari. Pemimpin Redaksi bertanggungjawab terhadap isi pemberitaan. Ia menjadi wakil perusahaan jika ada tuntutan hukum yang berkaitan dengan konten media di pengadilan. Adapun tugas pemimpin redaksi secara lebih terperinci yaitu : a. Bertanggung jawab terhadap isi redaksional / redaksi pemimpin. b. Bertanggung jawab terhadap kualitas berita / produk penerbitan. c. Memimpin rapat redaksi. d. Memberikan arahan kepada semua tim redaksi tentang berita yang akan dimuat pada setiap edisi. Adapun Syarat Syarat Pemimpin Redaksi yaitu : 1. Memiliki jiwa kepemimpinan dan tegas dalam mengambil keputusan. 2. Berpengalaman dalam mengolola media cetak. 3. Menguasai bahasa asing. 4. Bependidikan. Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan informasi berupa berita, opini, atau feature. Orang-orangnya disebut wartawan. Redaksi merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan visi, misi, atau idealisme media.Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi. Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis. Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi. Dalam setiap perusahaan penerbitan pers bagian redaksi akan dipimpin oleh Pemimpin redaksi atau Pemred. Karena dengan adanya Pemred maka segala kegiatan kejurnalistikan dalam perusahaan pers tersebut akan dapat terkontrol dengan baik. Umumnya Pemred adalah orang yang mampu memanajemen SDM dengan baik dan mempunyai pengalaman dan pemahaman yang tinggi tentang industri jurnalistik. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa isi halaman dari suratkabar berupa berita dan pendapat. Sebetulnya dalam tiap halaman suratkabar juga terisi oleh beberapa iklan, namun halaman-halaman iklan tidak akan dijelaskan, karena tugas itu sudah ditangani oleh bidang yang lain yaitu bidang perusahaan. Berita-berita yang termuat di halaman-halaman suratkabar adalah hasil rapat redaksi dari seluruh staf-staf redaksi yang dipimpin oleh Pemred. Nah, di sinilah tugas utama Pemred, yaitu memimpin setiap rapat redaksi untuk menentukan pilihan- pilihan berita yang akan terbit. Kemudian jika anda perhatikan dalam halaman suratkabar pasti terdapat rubrik opini atau pendapat. Rubrik tersebut umumnya dibagi menjadi dua bagian yaitu opini eksternal dan opini internal. Opini Eksternal adalah suatu penulisan pendapat yang datang dari pembaca, artinya setiap penerbitan pers selalu memberikan ruang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengisi halaman suratkabar dengan pendapat mereka tentang suatu peristiwa atau suatu permasalahan yang sedang hangat dibahas oleh masyarakat luas. Tulisan-tulisan itu datang dengan jumlah yang sangat banyak setiap harinya, sedangkan halaman suratkabar sangat terbatas (umumnya hanya 2-4 tulisan yang mungkin terbit). Kemudian peran Pemred lah yang berpengaruh untuk menentukan tulisan-tulisan mana yang akan terbit. Opini internal adalah suatu penulisan pendapat yang datang dari dalam perusahaan media itu sendiri, artinya dalam halaman opini pasti terdapat suatu penulisan pendapat untuk menjelaskan sikap media tersebut terhadap suatu peristiwa atau suatu permasalahan yang sedang hangat dibahas. Opini yang datang dari dalam perusahaan suratkabar itu sendiri disebut editorial atau tajuk rencana. Namun siapakah yang menulis editorial tersebut? Ya sudah jelas yang bertugas untuk menulis editorial adalah Pemred, karena dia bertugas sebagai pemimpin media, maka apa yang dia tulis dianggap mewakili pendapat dan sikap media tersebut. Lagipula jika editorial yang terbit ternyata menimbulkan masalah di masyarakat luas, maka Pemred yang bertanggung jawab, karena dia tertugas sebagai pemimpin dari halaman-halaman yang terisi.
3. Resume Makalah Penerbitan Pers Kata pers adalah istilah kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Banyak orang berasumsi pers identik dengan seorang wartawan, namun sebenarnya bukan itu saja, melainkan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh media termasuk didalamnya adalah wartawan. Lalu bagaimana pengertian pers yang sebanarnya, atau pengertian pers menurut para ahli dan bagaimana sejarah pers islam hingga sampai saat ini, serta fungsi dan peranan pers islam khususnya di Indonesia. Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication). Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, pers mencakup semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan/ menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers. Dalam pengertian sempit, pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan, seperti surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan dan sebagainya yang dikenal sebagai media cetak. Menurut leksikon komunikasi, "pers" berarti: (1) usaha percetakan atau penerbitan; (2) usaha pengumpulan dan penyiaran berita; (3) penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, radio, dan televisi; (4) orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita; dan (5) medium penyiaran berita. Sebagai lembaga, ia mengelola informasi yang terdiri dari fakta dan opini, yang disajikan kepada masyarakat sebagai salah satu komoditi (Totok Djuroto, 2000: 91). Istilah "pers" yang berasal dari bahasa Inggris, "press", dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam pengertian luas, "pers" mencakup semua media komunikasi-massa seperti radio, televisi, dan film. Ia berfungsi memancarkan/ menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain (Rachmadi, 1990: 9). Dalam pengertian luas, "pers" merupakan manifestasi dari freedom of speech (kebebasan berbicara); dalam pengertian sempit, manifestasifreedom of the press (kebebasan pers). Keduanya tercakup dalam pengertian freedom of expression (kebebasan berekspresi). "Penerbitan pers", yang lebih sering disebut media massa cetak, adalah perusahaan pers yang dalam menyajikan informasinya melewati usaha percetakan (print-out). Atas perbedaannya itu, ia berbeda dengan "pers" dalam arti luas yang mencakup media elektronik, seperti radio, televisi, film, dan internet (Totok Djuroto, 2000: 10). Menurut Indiwan Seto (2006: 10), media cetak bisa dibedakan dari berbagai segi. Salah satunya, dari bentuk dan ukurannya dalam menyajikan informasi. Ia bisa berupa kumpulan artikel, berita, cerita, dan iklan. Pembedanya bisa juga dari periodesasi terbit (harian, mingguan, dwi-mingguan, atau bulanan), jangkauan sirkulasi, gaya bahasa, dan segmen pembaca. Berikut ini format-formatnya: 1. Surat kabar (broadsheet) Untuk ukurannya, rata-rata surat kabar umum di Indonesia dicetak pada medium kertas ukuran plano (352 x 540 mm). Ia biasanya terbit teratur: harian atau mingguan.
2. Tabloid Format ini berukuran setengahnya broadsheet. Dalam sejarahnya di AS, ia diperkenalkan bagi mereka yang selalu sibuk; sampai-sampai hanya bisa membaca di bus atau kereta api. Format ini menjadikan koran praktis dan mudah dibaca di berbagai tempat sempit. Contohnya dapat kita lihat pada tabloid: Nova, Bintang, Aura, dan Bola. Kini tak sedikit surat kabar yang mulai menggunakan format ini. Taruh misal Koran Tempo dan Jawa Pos. 3. Majalah Format ini setengahnya ukuran tabloid atau seperempat broadsheet. Halaman demi halamannya diikat dengan kawat atau dilem. Bagian sampul menggunakan jenis kertas yang lebih tebal dan mengkilat dibandingkan kertas bagian dalam. Ia terbit teratur: seminggu, dua minggu, atau satu bulan sekali. Contohnya antara lain majalah Tempo, Femina, Gatra, dan Gadis. 4. Buku Berukuran setengahnya majalah; sekitar seperdelapan broadsheet. Isinya biasanya tulisan mengenai ilmu pengetahuan, esai, atau kisah-kisah panjang. Ia dicetak dalam kertas berukuran setengah kwarto atau folio dan dijilid rapi. Contohnya: Intisari, Hidayah, Prisma, danSabili. Pada umumnya, isi produk pers atau produk jurnalistik dapat digolongkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu berita, nonberita, dan fotojurnalistik. Adapun secara keseluruhan, isi penerbitan pers, yaitu(Totok Djuroto, 2000: 46): 1. Pemberitaan (news getter) a. Pengertian berita (perception news) b. Berita langsung (straight news) c. Penggalian berita (investigative news) d. Pengembangan berita (depth news) e. Feature (human interest news) 2. Pandangan atau opini a. Pendapat masyarakat (public opinion) 1) Komentar 2) Artikel 3) Surat Pembaca
3. Periklanan (advertising) a. Iklan display b. Iklan baris c. Iklan pariwara (advertorial)
4. Koreponden, Kontributor dan Freeleance a. Koresponden Selain reporter, media massa biasanya juga memiliki koresponden atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat. Sekarang memang sdikit media nasionala yang punya kontributor di daerah. Mereka umumnya menempatkan satu reporter yang merupakan karyawan. Apalagi untuk daerah yang terkatagori kota besar. Bahkan, untuk beberapa daerah, media nasional membuat kantor biro ini, selain memiliki manajemen khusus, juga punya reporter. Tapi, untuk ukuran koran lokal,peluang menjadi kontributor atau koresponden terbuka lebar. Mereka ini dibutuhkan sebab tak jarang peristiwa besar berada di kota atau kabupaten yang bukan pusat pemerintahan provinsi. Apalagi kalau di daerah itu punya kekhasan. Misalnya di Lampung, segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, pembalak, perambah sangat menarik. Karen punya dua taman nasional besar, Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas, media lokal memandang penting punya kontributor disana, memang mungkin tak setiap hari ada berita. Supaya bisa menjadi koreponden, rata-rata personal mesti menjalin hubungan baik dengan pemimpin koran. Untuk itulah menjalik akses dengan orang media sangat penting. Yang utama, mereka tahu kita punya kualifikasi meresportase sehingga mereka yakin. Dari beragam pengalaman, menjadi kontributor atau koresponden memang lebih pada keaktifan. Misalnya, dengan bertanya kepada pemimpin redaksi koran, apakah di daerah tertentu butuh koreponden. Biasanya, kalau dia oke, aplikasi kita diminta.
b. Kontributor Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi. la terlibat di bagian redaksi secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para sastrawan juga menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esai) ke sebuah media massa. Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat. Termasuk kontributor adalah Wartawan Pembantu (Stringer). la bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. la menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat. c. Freeleance Wartwan lepas (freeleance journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat dimedia mana saja, dan menerima honorium atau tulisan nya yang dimuat. Jenis pekerjaan yang ini benar-benar bebas dari tekanan kalau kontributor telivisi dan radio, meski kerja lepas, tetap saja ada titah dari kantor pusat. Sedangkan bekerja sebagai penulis lepas tidak demikian. Ini aktivitas yang pribadi mengaturnya. Mau menulis ya silahkan. Sedang malas juga tak apa. Menulis artikel, opini dan resensi buku, misalnya, juga bisa dilakoni sebagai pekerja lepas. Namun, penghasilan dari bekerja sebagai penulis lepas acap minim. Bayangkan saja, kalau disatu kota Cuma punya harian yang menyediakan halaman opini, pertarungan bakal sengit. Bisa dimuat dua artikel perbulan saja sudah bagus. Bidang yang umum di mana seseorang dapat menjadi tenaga lepas meliputi: jurnalisme, penerbitan buku, penerbitan jurnal, dan bentuk- bentuk menulis, redaktur, redaktur-cetak, pengoreksi-cetak, pengindeksan, penyalin tulisan, programerkomputer dan desain grafis, konsultan dan penerjemah Praktek tenaga lepas sangat bervariasi. Beberapa memerlukan klien mereka untuk menandatangani kontrak tertulis, sementara yang lain dapat melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian lisan, yang mungkin dilaksanakan melalui sifat pekerjaan tersebut. Beberapa pekerja lepas dapat memberikan perkiraan tertulis dari hasil kerja mereka dan meminta pembayaran di muka dari klien mereka. Pembayaran untuk pekerjaan lepas juga bervariasi. Pekerja lepas mungkin mengenakan biaya pada klien mereka dalam hitungan per hari, per jam, per halaman, atau pada basis per-proyek. Daripada tarif tetap atau biaya, beberapa pekerja lepas telah mengadopsi metode "harga berbasis nilai" berdasarkan persepsi nilai dari yang mereka hasilkan untuk klien. Dengan perubahan sendiri, pengaturan pembayaran dapat dimuka, persentase dimuka, atau setelah penyelesaian pekerjaan / kontrak. Untuk proyek yang lebih kompleks, kontrak dapat menetapkan jadwal pembayaran berdasarkan tonggak atau hasil proyek. Dalam profesi paling melibatkan penciptaan kekayaan intelektual, "tenaga lepas" dan istilah turunannya sering disediakan untuk pekerja yang membuat karya atas inisiatif mereka sendiri, kemudian mencari seseorang untuk menerbitkannya. Mereka biasanya menjaga hak cipta atas karya mereka dan menjual hak untuk penerbit dalam kontrak waktu-terbatas. Sebaliknya, pekerja yang dipekerjakan untuk membuat tulisan / karya sesuai dengan spesifikasi khusus dari penerbit atau pelanggan lain disebut sebagai "kontraktor independen" dan istilah lain yang serupa. Mereka tidak memiliki hak cipta terhadap karya-karya tersebut, yang ditulis sebagai karya yang dibuat karena sewa. Contoh legalitas hal ini adalah diAmerika Serikat, dimana hak cipta karya yang dibuat oleh pekerja lepas sewaan diatur dalam salah satu kategori kekayaan intelektual yang didefinisikan dalam undang-undang hak cipta AS
5. Resume Makalah Koordinator Liputan dan Koordinator Daerah Koordinator liputan adalah orang yang bertugas mengoordinasikan peliputan sekaligus memimpin rapat/meeting redaksi, memberikan atau menerima usulan program/tema-tema yang akan diangkat, dan selanjutnya memberikan tugas kepada reporter/wartawan untuk melakukan reportase sesuai bidang masing-masing. Koordinator Liputan : bertanggung jawab memantau isu-isu yang sedang berkembangan dan menentukan berita apa yang harus diliput oleh seorang reporter dan kamerawan. Tanggung jawab lainnya : *menangani buku harian news room yang berisi catatan peristiwa-peristiwa penting yang sedang terjadi dan akan terjadi serta terus mengupdatenya. *mengusulkan rencana liputan harian. *menentukan pasangan reporter dan kamerawan untuk sebuah liputan. *mengarahkan reporter dan kamerawan yang bertugas meliput. *memantau seluruh tim liputan yang sedang berada di lapangan dan memberi pengarahan lewat telepon. *menerbitkan surat tugas liputan *menerbitkan surat-surat khusus yang dibutuhkan reporter untuk kepentingan liputan. Tugas - Memantau dan mengagendakan jadwal berbagai acara: seminar, press conference, acara DPR dll - Membuat mekanisme kerja komunikasi antara redaktur dan reporter - Memberikan lembar penugasan kepada reporter/wartawan dan fotografer - Mengadministrasikan tugas-tugas yang diberikan kepada setiap reporter - Memantau tugas-tugas harian para wartawan/reporter - Melakukan komunikasi setiap saat kepada para redaktur, reporter/wartawan, dan fotografer - Memberikan penilaian kepada reporter/wartawan secara kuantitas maupun kualitas - Mengarahkan dan membina reporter dalam mencari berita dan mengejar sumber berita Syarat - Berpendidikan S1 - Berpengalaman menjadi reporter/wartawan 2-5 tahun - Menguasai computer - Menguasai bahasa asing - Menguasai administrasi dan pengarsipan Koordinator Liputan Daerah : bertanggung jawab memantau perkembangan isu yang terjadi di daerah dan mengarahkan kegiatan liputan di daerah. Tanggung jawab lainnya: -Tanggung Korda pada dasarnya sama dengan Korlip. Bedanya: wilayah liputan Korlip meliputi kota di mana kantor pusat stasiun tv berada dan sekitarnya, sedangkan wilayah Korda di luar wilayah liputan Korlip. -Sejak Undang-undang Penyiaran mewajibkan stasiun tv membentuk jaringan untuk siaran nasional, maka stasiun tv mendirikan kantor biro atau menjalin kerja sama dengan stasiun tv lokal sebagai jaringannya. Berlakunya UU Penyiaran ini menyebabkan wewenang Korda banyak berkurang. Korda di kantor pusat hanya menjadi penghubung stasiun pusat dengan biro atau stasiun tv lokal jaringannya, dan tidak lagi punya wewenang menentukan tugas liputan di daerah. Fungsi : o Pelaksana kebijakan Kepala Pusat Pemberitaan, o Pelaksana kebijakan Produser, o Pelaksana rekomendasi Rapat Agenda Setting, Tugas dan Wewenang o Melaksanakan hari rapat (Rekomendasi) Agenda Setting, o Memantau perkembangan situasi IPOLEKSOSBUD-HANKAMNAS, didaerah, o Menjalin koordinasi dengan para Kepala Pemberitaan RRI Cabang, o Menerima dan menyeleksi usulan agenda liputan daerah untuk disiarkan di Pro3, o Membagi tugas peliputan berita kepada para Kepala Pemberitaan dan para Reporter RRI Cabang, sesuai hasil Rapat Agenda Setting, o Menghubungi para Reporter RRI Cabang yang ada di lapangan, o Menjalin koordinasi kerja dengan Desk Editor, Desk Olahraga, Petugas Editing, dan Pengarah Acara, o Mengisi Buku Laporan Kerja, o Bertanggung jawab kepada Produser dan Kepala Bidang Produksi. Yang berperan menghasilkan item-item berita yang kuat itu adalah jajaran koordinator peliputan (Korlip) dan koordinator daerah (Korda) di Divisi News. Korlip bekerja berdasarkan permintaan dari produser program berita bersangkutan. Korlip bertugas mengkoordinasikan liputan yang dilakukan oleh reporter, camera person, dan kontributor di wilayah DKI Jakarta. Sedangkan Korda mengkoordinasikan liputan yang dilakukan oleh para koresponden dan kontributor Trans TV di luar Jakarta, baik yang dari Jawa maupun luar Jawa. Koresponden dan kontributor adalah wartawan (reporter/camera person) yang berbasis di luar kantor Trans TV Jakarta. Koresponden berstatus karyawan tetap Trans TV, sehingga mereka mendapat gaji bulanan. Sedangkan, kontributor tidak berstatus karyawan tetap, sehingga tidak mendapat gaji. Penghasilan mereka tergantung pada jumlah item berita yang mereka buat dan ditayangkan di Trans TV. Saat ini, Trans TV memiliki 30 koresponden dan 64 kontributor dari berbagai kota di Indonesia. Mereka dikendalikan oleh Korda, yang memiliki dua produser (Dedi Suchyar, Desi Ardiana Hapsari), empat asprod (M. Fakhrulwardi, Dian Indra Kencana, Monalisa, Dwi Erna), dan satu staf (Trisnawati). Sedangkan di Korlip ada tiga producer (Frans Ruffino, Muhammad Walid, Hidayat S. Gautama), dua asprod (Fajar Nuryadi, Albert Sumilat), dan satu staf (Teti Rahmawati). Pembagian kerja mereka diatur berdasarkan shift, karena dinamika berita sebetulnya berlangsung 24 jam sehari. Misalnya, Frans menangani shift 1, yaitu dari pukul 7.00 sampai 15.00. Fajar menangani shift 2, dari pukul 15.00 sampai 22.00. Sedangkan Walid bertugas di shift 3, pukul 22.00 7.00 pagi hari berikutnya. Pembagian shift ini juga menyesuaikan dengan jadwal tayang Reportase, dari yang Pagi, Siang, Sore sampai Malam. Karena itu, dalam rapat yang diadakan oleh produser Reportase, ketika merancang topik yang akan diliput dan mengevaluasi item berita yang sudah ditayangkan, crew Korlip dan Korda juga dilibatkan. Korlip dan Korda pada pukul 8.30 pagi mengikuti rapat budgeting Reportase Siang. Sesudah tayang, pukul 12.30 ada rapat evaluasi Reportase Siang, dilanjutkan dengan budgeting Reportase Sore bersama Produser, Asprod, dan Eksekutif Produser Reportase. Pukul 13.00, rapat evaluasi Reportase Siang. Setelah rapat, hasil evaluasi terutama jika ada kritik dan masukan-- disampaikan ke tim liputan bersangkutan. Setelah melihat tayangan Reportase Sore pukul 17.00, diadakan rapat evaluasi serta perencanaan liputan untuk besok. Pukul 18.30, ada rapat budgeting Reportase Malam. Terakhir, pukul 22.00, ada rapat budgeting Reportase Pagi.
6. Resume Makalah Radio, Televisi, Surat Kabar, Internet Media yang termasuk ke dalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV, dan film. Kelima media tersebut dinamakan "The Big Five of Mass Media" (lima besar media massa). Media massa sendiri terbagi dua macam, media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, Tv, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu: 1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano) 2. Tabloid (1/2 broadsheet) 3. Majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio atau kuarto) 4. Buku (1/2 majalah) 5. Newsletter (folio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4-8 halaman) 6. Buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8) (Romly, 2002:6)
Berikut akan diuraikan mengenai media massa yang paling populer dan paling sering digunakan masyarakat. 1. Surat Kabar Surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur. Tulisannya dalam entuk berita, artikel, feature (cerita human interest atau profil), tajuk. Informasi yang disajikan lengkap menjawab pertanyaan rumusan 5 W + 1 H. Isi informasi ditujukan untuk mempengaruhi atau mempersuasikan secara rasional/pikiran. Kelebihan surat kabar adalah harganya murah, informasinya lengkap dan selalu actual (baru), mudah dan cepat menjangkau khalayak yang diinginkan, mudah dibawa dan disimpan. Sementara kekurangannya adalah isi pesan singkat, penyajian gambar/foto kurang menarik, pesan hanya bisa disampaikan bagi public yang memiliki kemampuan membaca.
2. Majalah Majalah adalah media yang digunakan untuk menghasilkan gagasan feature dan publisitas bergambar untuk bahan referensi di masa mendatang. Majalah biasanya terbit seminggu sekali dan dapat dibaa pada saat senggang atau santai. Kelebihan majalah adalah menyajikan informasi yang tidak hanya menjawab secara lengkap pertanyaan 5 W + 1 H, tetapi juga tuntas dengan bahasan dari berbagai sisi, dicetak dengan kertas yang menarik dan berkualitas, sehingga mampu menampilkan gambar-gambar yang lebih menarik, publiknya khusus, bisa disimpan dalam waktu yang lama sebagai bahan referensi. Sementara kelemahannya ialah pesan tidak bisa segera diperoleh public, harganya relative mahal, serta biaya produksi lebih mahal dari surat kabar.
3. Radio Radio adalah media yang menyampaikan pesan melalui stimuli indera pendengaran. Kelebihan radio ialah isi pesan bisa cepat/langsung diterima publiknya, pesannya mempunyai kekuatan mempersuasi secara emosional, proses produksinya sederhana dan fleksibel, khalayaknya khusus, harga pesawatnya tidak mahal dan mudah dibawa-bawa, siarannya bisa diterima di mana saja, biaya produksi rendah, bisa menjangkau wilayah yang sulit (pelosok) bahkan melalui batas negara, isi pesan bisa dipahami siapapun juga termasuk yang tidak mampu membaca. Sementara kekurangannya ialah isi pesan cepat berlalu dan tidak bisa diulang kembali, bila tidak digarap dengan baik, maka dengan mudah pendengar bisa langsung memindahkan gelombang radionya, umpan balik membutuhkan waktu, sehingga sulit untuk melakukan evaluasi.
4. Televisi Televise adalah media yang mampu menyajikan pesan dalam bentuk suara, gerak, pandangan dan warna secara bersamaan, sehingga mampu menstimuli indera pendengaran dan penglihatan. Kelebihan televise ialah mampu menampilkan hal menarikyang ditangkap oleh indera pendengaran dan penglihatan, mampu menampilkan secara detil suatu peristiwa/kejadian, suatu produk dan pembiara, karena mempengaruhi dua indera sekaligus, maka efek persuasinya lebih kuat ketimbang media lainnya, jumlah pemirsanya lebih banyak, sehingga ia merupakan media yang paling populer. Sedangkan kekurangannya adalah biaya produksi mahal, waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi sampai selesai sangat lama: khalayaknya sangat heterogen, sehingga sulit menjangkau public sasaran yang diinginkan, peralatan peliputannya sangat mahal dan rumit penggunaannya, bila tidak dipersiapkan dengan matang, maka pesan visual itu justru akan menciptakan image buruk. (Wardhani 2008:30-31)
5. Internet Sebagian kalangan mengkategorikan internet ke dalam media massa, karena pesannya bisa diterima oleh banyak orang. Namun ada pihak yang tidak sependapat dikarenakan karakteristik media internet sangat berlawanan dengan media massa. Informasi melalui media online, hanya dapat dibaca, jika khalayak aktif mencari. Hal itulah yang menunjukkan perbedaannya dengan media massa seperti televisi yang kini makin banyak dipilih masyarakat dalam memperoleh berita terkini. Media internet memiliki beberapa karakteristik, yakni sifat komunikasinya dua arah (interaktif), komunikatornya bisa lembaga dan personal, isi pesannya lebih personal/individual, informasi diterima publiknya tidak serentak namun sesuai dengan kebutuhan komunikannya, serta publiknya homogen (Wardhani 2008:22-23) Media massa merupakan salah satu alat dalam proses komunikasi massa, karena media massa mampu menjangkau khalayak yang lebih luas dan relatif lebih banyak, heterogen, anonim, pesannya bersifat abstrak dan terpencar. Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Media massa dalam masyarakat informasi, memiliki peranan yang sangat penting. Perkembangan teknologi, memungkinkan informasi dari belahan dunia lain sekali pun dapat diterima dalam pangkuan khalayak dengan seketika. Secara garis besar media massa merupakan "kekuatan keempat" (The Fourth Estate) dalam menjalankan kontrol sosial terhadap masyarakat setelah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Media massa terbagi dua, yakni: media cetak dan elektronik. Media cetak meliputi, surat kabar, majalah, tabloid, buku newsletter, dan buletin. Sedangkan media elektronik meliputi radio, televisi, internet, dan film. Media massa memiliki fungsi-fungsi, yakni menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi.