Anda di halaman 1dari 16

PeranDanFungsiPRDalamPemerintahanJokowi

DISUSUN OLEH
MUHAMMAD IQBAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Public Relations adalah fungsi manajemen secara khusus yang mendukung
terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja sama
antara organisasi dengan berbagai publiknya.(Cutlip, Center & Brown, 2000:4)
Pemerintahan adalah proses kegiatan pemerintah, yaitu proses membuat dan
menegakkan hukum dalam suatu negara. Sedangakan pemerintah adalah sekelompok orang
dan sejumlah lembaga yang membuat dan menegakkan hukum dalam suatu negara dan jika
sebuah pendapat itu digabungkan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah dalam
menyelenggarakan pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan kepentingan negara.
Sehubungan dengan masalah di atas, orang yang mempunyai peranan penting
untuk mengembalikan citra pemerintahan (Perusahaan) yang baik adalah seorang Public
Relations (PR) atau Humas. Seorang PR tidak hanya harus mempunyaitechnical
skill dan managerialskill dalam keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki kemampuan
dalam mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis
of trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi (Ruslan, 2006: 247) Selanjutnya
merupakan tantangan berat adalah pemulihan citra positif (recovery of image) masyarakat
terhadap kepercayaan pemerintahan (Perusahaan).
Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk membuat
sebuah makalah yang berjudul Peran Dan Fungsi Public Relations (PR) Dalam
Pemerintahan Jokowi

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang, maka perumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana Kelebihan Dan Kekurangan Peran dan Fungsi PR dalam Pemerintahan
Jokowi ?
2. Seberapa penting PR atau Humas bagi pemerintahan Jokowi ?
3. Bagaimana Strategi PR atau Humas Pemerintahan Jokowi?

1.3. Tujuan Dan Manfaat Makalah


Tujuan Makalah
Untuk mengetahui serta memahami PR dalam dunia pemerintahan baik fungsi dan
tugas-tugasnya.
Manfaat Makalah
1. Aspek Teoritis (keilmuan) yaitu kita bisa mengetahui lebih jelas tentang tugas dan fungsi PR
dalam pemerintahan dan juga dapat memberikan suatu penjelasan yang lebih spesifik bahwa
PR mempunyai peran yang sangat penting
Aspek Praktis (guna laksana) yaitu kita akan mendapatkan gambaran secara nyata tentang
cara kerja PR dalam pemerintahan.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Public Relation


2.2 Definisi Public
Publik bukan merupakan kata yang asing bagi kita. Hampir di berbagai media kita
melihat dan mendengar kata public. Kata public sebenarnya identik dengan khalayak atau
masyarakat, namun banyak definisi public yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya
akan dikemukakan sebagai berikut ini:
1. Menurut Oemi Abdurrachman (1995:28), Public adalah sekelompok orang yang menaruh
perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama.
2. Menurut Frank Jefinks (1992:71), Khalayak (public) adalah sekelompok atau orang-orang
yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal.
3. Menurut Danandjaja (2011:11), perkataan public yang ada dalam public relations merupakan
peminjaman istilah dari ilmu sosiologi. Publik adalah sekelompok individu yang terikat oleh
satu masalah, kemudian timbul perbedaan pendapat terhadap masalah tadi dan berusaha
untuk menanggulangi persoalan tadi dengan jalan diskusi sebagai jalan keluarnya.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa public adalah
sekelompok individu/masyarakat/khalayak yang menjalin hubungan kerjasama dan
melakukan komunikasi dengan perusahan/organisasi baik secara internal maupun eksternal
serta memiliki rasa solidaritas antar setiap individunya, dan ketika sedang menghadapi
permasalahan dapat segera menyelesaikannya dengan jalan diskusi.

2.3 Definisi Public Relation


Sebenarnya Public Relations bukan satu perkembangan baru seperti yang dikira orang
selama ini. Organisasi profesi Public Relations sendiri sudah ada sejak tahun 1888, ketika di
Amerika terbentuk Public Relations Society dan Inggris terbentuk Institute of Public
Relations. Bahkan sebelum disebut Public Relations atau Humas, prakteknya sudah banyak
dilakukan, contohnya Frank Jefkins menunjukkan pada tahun 1906 Ivy Ledbetter Lee telah
melakukan praktek kehumasan untuk kepentingan US Coal and Railway, sedang pemerintah
Lloyd George di Inggris juga telah menggunakan Public Relations untuk menjelaskan
program kesehatan, pensiunan dan perumahan pada dasawarsa 1920-an.
Di Indonesia sendiri Public Relations baru mulai dikenal pada awal pertengahan
decade 1970-an. Pemakaiannya pada tahun itu hanya terbatas pada hotel besar yang sering
dikunjungi tamu asing. Organisasi Public Relations baru dibentuk pada April 1987 dengan
nama APRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia) yang kini beranggotakan 16
perusahaan.
Public Relations sebenarnya bukan hanya untuk kebutuhan organisasi atau perusahaan
saja namun juga individu, seperti para pemimpin politik, pimpinan militer ataupun manajer
perusahaan. Karena tiap organisasi dan tiap individu pasti menghendaki agar citra mereka
dimata public seperti yang mereka harapkan. Dan untuk mengembangkan citra itu tiap
organisasi atau individu harus dapat mengarahkan sikap dan pandangan public.
Menurut Frank Jefkins Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara satu organisasi dengan semua khalayaknya
dalam rangka mencapai tujuan-tujan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Yaitu
tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja, melainkan juga berbagai macam tujuan
khusus lainnya yang sedikit banyak berkaitan dengan saling pengertian itu. Tujuan-tujuan
khusus itu meliputi enanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu
perubahan tertentu, misalnya mengubah sikap yang negatif menjadi positif.[1]
Disisi lain Kasli menerangkan bahwa Publik Relation adalah suatu pendekatan yang
sangat strategis yang menggunakan konsep-konsep komunikasi. PR juga dinilai sebagai
fungsi strategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan
pemahaman dan penerimaan dari publik. Dalam proses penerimaan publik ini, perusahaan
perlu memperhatikan hubungan yang harmonis dengan masyarakatnya, seperti terbuka, jujur,
fair, dan konsisten.[2]

2.4 Tujuan Public Relations


Public relations (PR) merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur organisasi PR
merupakan salah satu bagian atau divisi dari organisasi ataupun perusahaan. Karena itu,
tujuan dari PR sebagai bagian struktural organisasi tidak terlepas dari tujuan organisasi itu
sendiri. Inilah yang oleh Oxley (Iriantara, 2004: 57) disebut sebagai salah satu prinsip public
relations, yang menyatakan Tujuan public relations jelas dan mutlak memberi sumbangan
pada objektif organisasi secara keseluruhan. Oxley menyatakan tujuan public relations itu
sendiri adalah mengupayakan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan
publiknya.
Hubungan masyarakat/public relations pada hakikatnya adalah aktivitas, sehingga
tujuan hubungan masyarakat/public relations dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi.
Menurut Frida Kusumastuti (2002:20), tujuan humas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (Aspek Kognisi). Saling pengertian dimulai
dari saling mengenal atau mengetahui satu sama lain. Baik mengenal kebutuhan,
kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian, aktivitas
kehumasan/public relations harus menunjukkan adanya usaha untuk saling mengenal dan
mengerti antara publik dan organisasi. Sifat komunikasinya cenderung informatif yaitu
dengan memberikan informasi kepada publik tentang organisasi, baik menyangkut isu-isu
ataupun kegiaatan yang diadakan organisasi.
2. Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek Afeksi). Untuk mencapai tujuan saling
percaya, seorang humas harus menerapkan prinsip-prinsip komunikasi persuasif. Dengan
ketulusan/kebaikan, seorang humas harus mampu mempersuasi publik untuk percaya kepada
organisasi, sebaliknya juga organisasi untuk percaya kepada publiknya. Misalnya, hubungan
dengan pers, seorang humas memberikan informasi kepada organisasi dan pers. Seorang
humas harus mampu meyakinkan kedua belah pihak untuk dapat menerima dan menghormati
kepentingan masing-masing. Selain itu juga harus mampu meyakinkan bahwa publisitas yang
buruk merupakan suatu halangan bagi pihak organisasi.
3. Memelihara dan menciptakan kerjasama (Aspek Psikomotoris). Tujuan berikutnya adalah
dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerjasama nyata. Artinya,
bantuan dan kerjasama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk
tindakan. Misalnya, hubungan dengan pers, seorang humas/public relation sebagai wakil
organisasi senantiasa terbuka terhadap pers yang menginginkan fakta, tidak mempersulit
kerja pers dalam mendapatkan informasi dan menghubungi sumber berita, serta bila mungkin
humas memberi ide kepada pers.
Mengacu pada tiga tujuan yang telah disebutkan, bahwa setelah pengetahuan/pikiran
dibuka, emosi/kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada
dasarnya tujuan hubungan masyarakat/public relations yang lebih besar yaitu terbentuknya
citra/image yang favourable (baik) terhadap organisasi dimana humas/public relation berada.
2.5 Peran Public Relations
Menurut Frank Jefkins, pemahaman peran dan fungsi Public Relations secara
operasional dan profesional, adalah : ability to get on with people, and good personal
integrity.[3] Peran Public Relations di dalam perusahaan dalam pencapaian profesionalisme
Public Relations di dalam organisasi dapat dibagi dalam empat ketegori yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai Penasehat Ahli (Expert Prescriber)
Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat
membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah yang berhubungan dengan
Publiknya. Hubungan praktisi pasar Public Relations dengan manajemen organisasi seperti
hubungan antara dokter dan pasiennya. Yang artinya pihak manajemen bertindak pasif untuk
menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan oleh pakar Public Relations dalam
memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapai oleh
organisasi yang bersangkutan.
2. Fasilitator Komunikasi (communication Fasilitator)
Dalam hal ini praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh Publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya sehingga dengan
komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai,
mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Proces Fasilitator)
Peran praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan ini merupakan bagian dari
tim manajemen, hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasehat hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau
krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing- masing bagian atau lingkungan
yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari
tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ketingkat atasan. Hal yang
sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level misalnya komunikasi
antar karyawan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.[4]

2.6 Fungsi Public Relations


Fungsi Public Relations menurut Cutlip & centre and Candflield yang dikutip oleh
Ruslan pada bukunya menjelaskan fungsi Public Relations yaitu :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat
pada manajemen organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya yang merupakan
khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan
masyarakat terhadap organisasi yang di wakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan public dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin organisasi
demi tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi
serta pesan dari organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi
kedua belah pihak.[5]
2.7 Tugas Public Relations
Frank Jefinks (1995:63) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang dapat dijadikan
tujuan public relations sebuah perusahaan, beberapa di antaranya yang pokok adalah:
1. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak/masyarakat sehubungan dengan adanya
kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Untuk meningkatkan bobot kualitas calon pegawai.
3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada
masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar
baru.
5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana
perusahaan untuk menerbitkan saham baru atas saham tambahan.
6. Untuk meperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayak/masyarakatnya,
sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman,
kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak/masyarakat terhadap niat baik
perusahaan.
7. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam
memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8. Untuk meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali
setelah terjadinya suatu krisis.
9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi risiko
pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain.
10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktifitas dan partisipasi para pimpinan
perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
12. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor suatu acara.
13. Untuk memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau
produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan,
undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar
masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai
hal.
Mengingat jenis dan karakter organisasi itu bermacam-macam, maka tujuannya pun
sangat bervariasi dan tidak terbatas pada 14 tujuan tersebut. Setiap tujuan organisasi, baik
komersial maupun non-komersial, sama-sama memerlukan suatu program yang terencana
yang usaha pencapaiannya juga harus disertai dengan kegiatan-kegiatan public relaions.
Seorang public relation dituntut untuk bekerja keras dalam mengeksploitasi, mendorong,
serta mengintegrasikan sumber-sumber daya komunikasi yang ada dalam perusahaan guna
untuk peningkatan perusahaan dan tentunya untuk kepentingan publik.

2.8 Pengertian Humas (PR)


Sungguh banyak literature yang telah di terbitkan pada ahli public relations di negara-
negara yang sudah maju, terutama Amerika Serikat, yang masing-masing telah
mengetengahkan definisinya dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda-beda.
Karena begitu banyaknya definisi public relations itu, maka para pemraktek public
relation di berbagai negara di seluruh dunia, yang terhimpun dalam oprganisasi yang
bernama The International Public Relations Association (IPRA), besepakat untuk
merumuskan sebuah definsi dengan harapan dapat diterima dan dipraktekan bersama.
Definisinya adalah sebagai berikut:
Public relation is a management function, of a continuing and planed character, through
wich public and private organizations and institutions seek to win and retain the
understanding, syphaty, and support of those with whom they are or my be concerned-by
evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as fat as possible, their own
policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive
co-operation and more efficient fulfillment of their common interest.
Hubungan masyarakat adalah fungsi manajement dari sikap budi yang berencana dan
bersinambungan, yang dengan itu organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat
umum dan pribadi berupaya membina pengertian simpati, dan dukungan dari mereka yang
ada kaitanya atau yang mungkin ada hubunganya-dengan jalan menilai pendapat umum di
antara mereka, untuk mengorelasikan sedapat mungkin kebijaksanaan dan tata cara mereka,
yang dengan informasi yang berencana dan tersebar luas, mencapai kerjasama yang lebih
produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih effisien.

2.9 Pengertian pemerintahan


Sedangangkan pengertian dari pemerintah itu sendiri adalah Menurut Austin
Ranney pemerintahan adalah proses kegiatan pemerintah, yaitu proses membuat dan
menegakan hukum dalam suatu negara. Sedangkan pemerintah adalah sekelompok orang dan
sejumlah lembaga yang membuat dan menegakan hukum dalam suatu negara. Dan jika kedua
pendapat itu digabungkan, maka pemerintahan adalah tindakan atau kegiatan pemerintah
dalam menyelenggearakan pembuatan dan penegakan hukum guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan kepentingan negara.

2.10 Peranan Humas (PR) Dalam Pemerintahan


Dan pengertian PR dalam pemerintahan merupakan Fungsi informasi masyarakat
adalah penting bagi Negara bagian. Begitupun pemerintah kota kita menemukan bahwa
kerumitan memisahkan balai kota dan masyarakat. Setiap Negara bagian dan 80 persen kota
kota di amerika dengan penduduk di atas 5.000 orang terlibat dalam kegiatan humas.
Mengenai humas pemerintahan dapat dijelaskan bahwa humas pada departemen-
departemen mempunyai dua tugas, pertama, menyebarkan informasi secara teratur mengenai
kebijaksanaan, perencanaa, dan hasil yang telah dicapai. Kedua meneranngkan dan mendidik
publik mengenai perundang-undangan, paraturan-peraturan, dan hal-hal yang bersangkutan
dengan kehidupan rakyat sehari-hari. Selain itu adalah tugasnya pula menasihati pimpinan
departemen dalam hubunganya dengan reaksi atau tanggapan publik terhadap kebijaksanaan
yang dijalankan.
Dari penjelasan tersebut, tampak bahwa kahumas dalam suatu departemen diberi kedudukan
yang cukup tinggi dengan wewenang dan fungsi menasihati pimpinan departemen.
1. Beberapa peranan PR dalam pemerintahan Kemampuan utnuk membangun dan membina
saling pengertian antara kebijaksanaan dari pihak pimpinan instansi atau lembaga dengan
public internal dan eksternal
2. Sebagai pusat pelayanan dan pemberian informasi atau nara sumber berita, baik berasal dari
instansi atau lembaga maupun berasal dari pihak publiknya.
3. Melakukan pendokumentasian dari setiap kegiatan publikasi dan peristiwa ajang khusus
acara penting (special event) di lingkungan isnstansi atau lembaganya, baik yang di simpan
(dokumentasi) dalam bentuk media cetak maupun elektronik.
4. Mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber, khususnya yang
berkaitan dengan kepentingan bagi instansi atau lembaga atau opini public yang berkembang
sebagai upaya penelitian dan keperluan untuk analisis serta pengembnangan rencana dan
program kerja yang akan datang.
5. Kemampuan menciptakan produk-produk publikasi humas atau PR, seperti news clipping,
speech writing concept, news release, press release, internal PR magazine, brocure, company
profile dan annual repport publication.
2.11 Fungsi PR dalam Pemerintahan
Menurut john D. Millett dalam bukunya management in public service the quest for
effective performance, yang artinya humas (PR)dalam dinas instansi atau lembaga
kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai
berikut:
1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan dan aspirasi masyarakat.
2. Memberikan nasihat, saran dan menanggapi apa sebaiknya yang dikehendaki public.
3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh publik.
4. memberi keterangan dan informasi tentang apa yang telajh diupayakan oleh suatu lembaga
pemerntah.
Fungsi-fungsi pokok humas pemerintahan indonesia pada dasarnya, antara lain
sebagai berikut:
a. mengamankan kebijaksanaan pemerintah
b. memberikan pelayanan dan penyebarluasan informasi tentang kebijakan pemerintah.
c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif.
d. serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas.

BAB III
ANALISA
3.1 Peran Dan Fungsi PR Dalam Pemerintahan Jokowi
Sosok Jokowi membawa fenomena baru dalam kancah kepemimpinan politik di
Indonesia. Munculnya Jokowi sebagai pemimpin dengan gayanya yang khas ternyata disikapi
beragam oleh masyarakat. Ada yang beranggapan Jokowi peduli terhadap masyarakat lewat
aksi blusukannya, dan ada yang memandang Jokowi hanya melakukan pencitraan guna
menarik simpati warga saja.
Tanpa terasa saat ini keta telah memasuki tahun ketiga pasangan Jokowi Widodo dan
Jusuf Kalla memegang tampuk pemerintah tertinggi di Indonesia, setelah 70,99 juta orang
memilihnya sebagai presiden dan wakil presiden pada perhelatan demokrasi akbar tahun
2014 lalu.
Masih hangat dalam ingatan bagaimana suasana kampanye pasangan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla sebagai kandidat presiden dan wakil presiden Indonesia pada pemilu saat itu.
Berbagai strategi dan media digunakan untuk memengaruhi konstituennya agar tanpa ragu
memilih mereka. Setelah pasangan ini terpilih tentu upaya mempengaruhi dan dan menarik
simpati masyarakat masih terus berlanjut. Berbagai upaya masih terus dilakukan untuk
membangun citra positif pemerintah dimata masyarakat.
Di balik tingginya intensitas upaya membangun citra positif pemerintah tersebut, ada
tim komunikasi yang kinerjanya justru paling menentukan efektifitas pesan yang disampaikan
pada masyarakat. Para ahli (konsultan) komunikasi berupaya keras memetakan tiga faktor
penting dalam mengelola komunikasi politik yang efektif, yaitu : formulasi pesan, pemilihan
media, serta penentuan target audience. Semakin piawai para pakar tim komunikasi meramu
pesan dan memilih media yang tepat bagi setiap publik yang terfragmentasi secara spesifik,
maka akan semakin efektif komunikasi tersebut. Salah satu indikator efektifitas komunikasi
politik adalah terjadinya share meaning (kesepahaman) antara pemerintahan Jokowi dengan
masyarakat tentang pesan yang disampaikan dalam kampanye tersebut. Muara dari
tercapainya kesepahaman dikenal dengan istilah efek komunikasi politik, yang bentuknya
secara konkrit berupa tindakan politik (political action) pemilih yang berbondong-bondong
memberikan suaranya di TPS saat proses pemungutan suara berlangsung atau apresiasi dan
citra positif pemerintah yang terbangun di tengah-tengah masyarakat.
Mencermati komunikasi pemerintahan Jokowi-JK, banyak hal yang bisa dipelajari,
mulai dari gaya komunikasi, penampilan saat pidato, isi naskah pidato, formulasi pernyataan
saat menghadapi serangan , pengelolaan kesan (impression management) saat ada konflik
internal, sampai gestural yang ditampilkan presiden.

3.2 Strategi PR Dalam Pemerintahan Jokowi


3.2.1 Tujuan PR Dalam Pemerintahan Jokowi
Mencermati komunikasi politik Jokowi-JK, sejak awal dilantik sebagai presiden
hingga satu tahun masa pemerintahannya kini, memang masih memerlukan banyak
optimalisasi terutama dalam konteks two way communication dan membangun mutual
understanding dengan seluruh target audience. Namun demikian, penulis paham untuk
mewujudkan dua hal tersebut bukan perkara mudah bagi pimpinan pemerintahan yang baru
satu tahun berkarya. Seperti halnya dialami oleh institusi manapun, pasca kontestasi, saat
mengawali kerja kolektif mengelola negara, presiden dituntut benar-benar dapat
mengkonsolidasikan berbagai vested interest (partai pendukung dan juga oposan) dan
mensinergikan sistem yang berlaku di tiga ranah (eksekutif, legislatif dan yudikatif) secara
simultan. Pada titik ini kinerja komunikasi politik menjadi bagian integral dalam upaya
mengakselerasikan kebijakan yang diambil presiden dan para menterinya.
Terkait hal terakhir ini, secara konseptual, tim komunikasi presiden perlu memahami
pentingnya Political PR dalam konteks demokrasi, karena seperti dikemukakan oleh Franz
Ronneberger dalam Encyclopedia of Political Communication Vol 1&2, bahwa maintain that
public relations is constitutive for the functioning of a democratic system because it helps to
publicly articulate the diverging interests within a democratic society and thus allows for a
reconcilement of these interests and for integration. Dari rujukan di atas, nampak jelas bahwa
PR, tidak saja membuat berfungsinya sebuah sistem demokrasi, bahkan PR dapat membantu
mengartikulasikan beragam kepentingan yang tumbuh di masyarakat demokratis. Selain itu,
lebih jauh, PR juga dapat memungkinkan tercapainya rekonsiliasi dan integrasi dari berbagai
kepentingan yang ada.
Presiden Jokowi pada tanggal 4 febryuari 2016 di Istana Negara mengatakan "Negara
manapun selalu membuat branding. Sehingga muncul persepsi seperti yang mereka
kehendaki. Presiden Obama melakukan itu. Kita juga harus lakukan itu."[6]
Pernyataan ini jelas bahwa presiden Jokowi memposisikan public perseption sebagai
hal yang sangat penting bagi pemerintah, bahkan Jokowi menekankan bahwa persepsi positif
publik terhadap pemerintah harus dilakukan secara serius.

3.2.2 Teknik PR Dalam Pemerintahan Jokowi


Menurut Rosady Ruslan (2005:124) humas dalam menjalankan tugasnya membentuk
suatu strategi, diperlukan tiga komponen yaitu pull, push, pass strategy. Lebih lengkap
dijelaskan peneliti Pull Strategy ialah strategi yang dilakukan PR untuk menarik perhatian
publik kembali melalui iklan untuk menimbulkan kembali brand awareness. Push Strategi
ialah strategi PR melalui event-event dalam mendorong kembali citra perusahaan. Sedangkan
Pass Strategy ialah kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini publik yang positif
melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat partisipatif seperti sponsorship, juga program CSR.
Dalam konteks komunikasi politik presiden Jokowi, penulis mencermati terjadi
perubahan yang signifikan, terutama saat istana menetapkan Teten Masduki sebagai orang
yang dipercaya presiden bertanggungjawab untuk mengelola dan memelihara komunikasi
politik dan kemudian digantikan oleh Johan Budi. Progres kinerja komunikasi politik
presiden setidaknya dapat dicermati dari semakin terkelolanya arus in and out information
serta media management yang nampak makin baik, kendati pada beberapa kasus sempat
mengalami noise (gangguan), dan itu wajar terjadi dalam sebuah proses komunikasi politik.
Progres kinerja komunikasi politik presiden ini, semakin mengemuka ketika kepada media
(setelah sempat terjadi ketegangan antara Jokowi dengan petinggi (Megawati) partai
pendukungnya (PDIP) yang mengingatkan Jokowi tidak lebih dari seorang petugas partai
yang harus loyal kepada partainya kendati sekarang sudah jadi presiden Indonesia), saat itu
Jokowi menyatakan bahwa buat saya, yang penting itu hubungan pemerintah dan partai
berjalan baik, biar masyarakat tenang.
Kemudian terkait ketegangan yang terjadi sebab kasus penistaan agama oleh
Gubernur DKI Jakarta Ahok, Jokowi menyatakan bahwa "Jangan ada yang menekan-nekan.
Jangan ada yang coba mengintervensi." Disisi lain Ketua Laskar Nawacita, Rudi Hartawan
Tampubolon, mengatakan Kasus ini tidak ada hubungan sama sekali dengan kinerja dan
jabatan Presiden Jokowi,
Pernyataan ini menyiratkan betapa pentingnya membangun two-way Communication
yang efektif dan tercapainya mutual understanding antara pemerintah dengan masyarakat
sehingga rakyat tidak disuguhi dengan drama perang pernyataan yang alih-alih
menentramkan malah membuat rakyat menjadi tidak simpati.
Dalam political PR yang konsep dasarnya adalah membangun komunikasi dua arah
maka kemampuan yang diutamakan Jokowi, tidak hanya kemampuan berbicara melainkan
juga kemampuan mendengar. Public Relations involves two-way communication between
an organization and its public. It requires listening to the constituencies on which an
organization depends as well as analyzing and understanding the attitudes and behaviors of
those audiences. Only then can an organization undertake an effective public relations
campaign. (International Public Relations Association). Tim komunikasi presiden tinggal
memadukan dua kata kunci, two-way communication and listening dengan hasil analisis
mereka atas sikap dan perilaku publik terhadap kebijakan-kebijakan presiden.
Kendati wajah presidential PR ini ada pada presiden sendiri, namun tentu Jokowi
tidak secara individual mempromosikan visi misi pemerintahannya (Nawacita), karena
sesungguhnya itu merupakan representasi kinerja aparatnya yang disinergikan dengan kinerja
tim komunikasi presiden.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada acara Forum Tematik
Kehumasan yang bertema Penguatan Kelembagaan Humas Pemerintah Pusat dan Daerah
Untuk Mendukung Fungsi Government Public Relation (GPR), pada 5 Maret 2015, di Aula
Sekretariat Negara, mengingatkan kalangan humas harus mengubah pola pendekatan kepada
masyarakat, yakni dari cara kuno ke modern yang lebih partisifatif. Selain itu, humas harus
mengajak masyarakat menjadi bagian dari proses sehingga ada jalinan emosional dengan
humas, dan masyarakat pun akan merasa memiliki tanggungjawab dan melakukan sharing
kepedulian yang lebih banyak lagi.[7]
Pengamat dan Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto juga
mengatakan, salah satu program Nawacita Jokowi JK terkait bidang komunikasi dan
informasi adalah membangun tata kelola pemerintahan yang efektif dan terpercaya. Artinya,
humas pemerintah dituntut meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi serta
mempermudah akses informasi tersebut bagi masyarakat,.
1. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Para praktisi humas mengungkapkan bahwa dunia public relation sedang memasuki masa
kebangkitan dengan keberadaan teknologi informasi dan komunikasi. Keberadaannya
membuat para praktisi humas mampu mencapai sasarannya kepada publik secara langsung
tanpa intervensi pihak-pihak yang dapat menghambat kegiatan komunikasinya.

Teknologi informasi dibutuhkan keberadaanya sebagai alat penunjang dan media. Dalam
melaksanakan relasi/hubungan yang baik, penggunaan teknologi informasi dapat
memberikan ruang bagi praktisi humas dalam merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.
Contoh dari teknologi informasi yang digunakan dalam praktek public relation adalah
komputer dan internet. Para praktisi humas dapat memperoleh informasi yang berkaitan
dengan publik yang perlu mereka ketahui dan gunakan dalam relasinya.

Selain itu, teknologi komunikasi yang dapat digunakan dalam public relation adalah internet
dan telepon. Internet bukan hanya sarana untuk mencari informasi, melainkan sarana yang
baik untuk berkomunikasi. Misal, dengan e-mail, media social, website, semua kegiatan
komunikasi dan hubungan dapat berjalan dengan lancar. Jadi dengan teknologi komunikasi,
kemampuan untuk menyampaikan dan menerima pesan, jauh lebih mudah dan efektif.
2. Humas Bersinergi dengan Wartawan
Humas pemerintah mampu bersinergi/bermitra dengan wartawan (Media Cetak, Media
Elektronik dan Media Sosial), serta lembaga pers lainnya dalam membantu pemerintah untuk
menyebarluaskan informasi program pembangunan kepada masyarakat. Hubungan
kemitraan antara Humas dan Wartawan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat
diwujudkan secara optimal.

BAB IV
PENUTUP

Bagi kota Jakarta, media social adalah kunci kemenangan, Siapapun yang bisa
merebut pengaruh besar di media sosial, dialah yang kemungkinan besar bisa menang. Tapi,
satu kekhawatiran yang muncul adalah apakah para pengguna bijak menyaring konten terkait
calon pilihannya di media sosial. Pasalnya, pendiri PoliticaWave Yose Rizal berpendapat
bahwa banyak pengguna media sosial yang saat ini masih gagap menyaring informasi dengan
baik.
Di media sosial persepsi lebih penting dari fakta" katanya. Kita sering mendapat
informasi yang berbeda tentang satu hal yang sama, dan masyarakat sekarang cenderung
percaya pada data yang mendukung pendapatnya, Inikan tentunya sangat disayangkan,
edukasi terhadap pengguna perlu dilakukan karena banyak media online yang turut menyebar
informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Kepada masyaraat pundi harapkan jangan mudah tertipu dengan pencitraan yang
dilakukan oleh calon pemimpin dalam kampanye merekadi media sosial. Dalam memilih kita
harus tau pasti latar belakang calon yang akan dipilih, supaya kelak kehidupan masyarakat
lebih makmur dan sejahtera.
Pada prinsipnya, pada era keterbukaan informasi publik, posisi pranata
humas sangat berperan penting dalam menjaga citra positif lembaga pemerintahan, agar
sembilan program pemerintah Jokwi dan JK yang biasa disebut program Nawa Cita dapat
dilaksanakan dengan penuh semangat kerja. Program ini digagas untuk menunjukkan
prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam
bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Tulisan ini tidak sedang mengukur efektifitas kinerja komunikasi politik presiden,
melainkan lebih menekankan pada pentingnya pemilihan strategi komunikasi politik,
terutama penerapan PR Politik sebagai strategi komunikasi politik presiden. Tulisan ini tidak
sedang mengukur efektifitas kinerja komunikasi politik presiden, melainkan lebih
menekankan pada pentingnya pemilihan strategi komunikasi politik, terutama penerapan PR
Politik sebagai strategi komunikasi politik presiden.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Oemi. 1995. Dasar dasar Public Relations.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Cutlip, Scott M. Center, Allen H; Broom, Glen. 2000. Effective Public Relations. New Jersey : Prentice
Hall Internasional.
Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Frida, Kusumastuti, 2002, Dasar-Dasar Humas, Edisi pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Bandung: Ghalia Indonesia.
Jeffkins, Frank. 1992. Public Relations. Jakarta : Aksara Pratama.
Jefkins, Frank & Yadin, Daniel. (2007). Public Relations. Penerbit Erlangga. Jakarta
Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Alih Bahasa : Haris Munandar. Jakarta : Erlangga
Kasali, Renald . 2005. Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta :
Pustaka Utama Grafiti.
Millett, John D., 1954, Management in The Public Service: the Quest for Effective Performance, McGraw
Hill Book Company, Inc., New York.
Rosady Ruslan, 2003. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta :
PT. Grafindo Persada.
Rosady Ruslan, 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ruslan, Rusady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-Dasar Publik Relation. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
http://news.metrotvnews.com/read/2016/02/04/479544/jokowi-minta-humas-pemerintah-ciptakan-citra-
baru-untuk
http://www.setneg.go.id/index.php?
option=com_content&task=blogsection&id=9&Itemid=36&limit=10&limitstart=1190

[1] Frank Jefkins. Jakarta: Erlangga. 2007. Hal 14


[2] Rhenald Kasli. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Penerbit PT Pustaka Utama Grafiti
[3] Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, Dasar- Dasar Pubic Relations (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003), hal 13
[4] Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (PT. Raja Grafindo
Persada, 2003). H 20-21
[5] Ruslan pada bukunya Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (konsepsi dan
aplikasi 2006. Hal: 19
[6] http://news.metrotvnews.com/read/2016/02/04/479544/jokowi-minta-humas-pemerintah-
ciptakan-citra-baru-untuk
[7]http://www.setneg.go.id/index.php?
option=com_content&task=blogsection&id=9&Itemid=36&limit=10&limitstart=1190

Anda mungkin juga menyukai