DISUSUN OLEH
MUHAMMAD IQBAL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB III
ANALISA
3.1 Peran Dan Fungsi PR Dalam Pemerintahan Jokowi
Sosok Jokowi membawa fenomena baru dalam kancah kepemimpinan politik di
Indonesia. Munculnya Jokowi sebagai pemimpin dengan gayanya yang khas ternyata disikapi
beragam oleh masyarakat. Ada yang beranggapan Jokowi peduli terhadap masyarakat lewat
aksi blusukannya, dan ada yang memandang Jokowi hanya melakukan pencitraan guna
menarik simpati warga saja.
Tanpa terasa saat ini keta telah memasuki tahun ketiga pasangan Jokowi Widodo dan
Jusuf Kalla memegang tampuk pemerintah tertinggi di Indonesia, setelah 70,99 juta orang
memilihnya sebagai presiden dan wakil presiden pada perhelatan demokrasi akbar tahun
2014 lalu.
Masih hangat dalam ingatan bagaimana suasana kampanye pasangan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla sebagai kandidat presiden dan wakil presiden Indonesia pada pemilu saat itu.
Berbagai strategi dan media digunakan untuk memengaruhi konstituennya agar tanpa ragu
memilih mereka. Setelah pasangan ini terpilih tentu upaya mempengaruhi dan dan menarik
simpati masyarakat masih terus berlanjut. Berbagai upaya masih terus dilakukan untuk
membangun citra positif pemerintah dimata masyarakat.
Di balik tingginya intensitas upaya membangun citra positif pemerintah tersebut, ada
tim komunikasi yang kinerjanya justru paling menentukan efektifitas pesan yang disampaikan
pada masyarakat. Para ahli (konsultan) komunikasi berupaya keras memetakan tiga faktor
penting dalam mengelola komunikasi politik yang efektif, yaitu : formulasi pesan, pemilihan
media, serta penentuan target audience. Semakin piawai para pakar tim komunikasi meramu
pesan dan memilih media yang tepat bagi setiap publik yang terfragmentasi secara spesifik,
maka akan semakin efektif komunikasi tersebut. Salah satu indikator efektifitas komunikasi
politik adalah terjadinya share meaning (kesepahaman) antara pemerintahan Jokowi dengan
masyarakat tentang pesan yang disampaikan dalam kampanye tersebut. Muara dari
tercapainya kesepahaman dikenal dengan istilah efek komunikasi politik, yang bentuknya
secara konkrit berupa tindakan politik (political action) pemilih yang berbondong-bondong
memberikan suaranya di TPS saat proses pemungutan suara berlangsung atau apresiasi dan
citra positif pemerintah yang terbangun di tengah-tengah masyarakat.
Mencermati komunikasi pemerintahan Jokowi-JK, banyak hal yang bisa dipelajari,
mulai dari gaya komunikasi, penampilan saat pidato, isi naskah pidato, formulasi pernyataan
saat menghadapi serangan , pengelolaan kesan (impression management) saat ada konflik
internal, sampai gestural yang ditampilkan presiden.
Teknologi informasi dibutuhkan keberadaanya sebagai alat penunjang dan media. Dalam
melaksanakan relasi/hubungan yang baik, penggunaan teknologi informasi dapat
memberikan ruang bagi praktisi humas dalam merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.
Contoh dari teknologi informasi yang digunakan dalam praktek public relation adalah
komputer dan internet. Para praktisi humas dapat memperoleh informasi yang berkaitan
dengan publik yang perlu mereka ketahui dan gunakan dalam relasinya.
Selain itu, teknologi komunikasi yang dapat digunakan dalam public relation adalah internet
dan telepon. Internet bukan hanya sarana untuk mencari informasi, melainkan sarana yang
baik untuk berkomunikasi. Misal, dengan e-mail, media social, website, semua kegiatan
komunikasi dan hubungan dapat berjalan dengan lancar. Jadi dengan teknologi komunikasi,
kemampuan untuk menyampaikan dan menerima pesan, jauh lebih mudah dan efektif.
2. Humas Bersinergi dengan Wartawan
Humas pemerintah mampu bersinergi/bermitra dengan wartawan (Media Cetak, Media
Elektronik dan Media Sosial), serta lembaga pers lainnya dalam membantu pemerintah untuk
menyebarluaskan informasi program pembangunan kepada masyarakat. Hubungan
kemitraan antara Humas dan Wartawan dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat
diwujudkan secara optimal.
BAB IV
PENUTUP
Bagi kota Jakarta, media social adalah kunci kemenangan, Siapapun yang bisa
merebut pengaruh besar di media sosial, dialah yang kemungkinan besar bisa menang. Tapi,
satu kekhawatiran yang muncul adalah apakah para pengguna bijak menyaring konten terkait
calon pilihannya di media sosial. Pasalnya, pendiri PoliticaWave Yose Rizal berpendapat
bahwa banyak pengguna media sosial yang saat ini masih gagap menyaring informasi dengan
baik.
Di media sosial persepsi lebih penting dari fakta" katanya. Kita sering mendapat
informasi yang berbeda tentang satu hal yang sama, dan masyarakat sekarang cenderung
percaya pada data yang mendukung pendapatnya, Inikan tentunya sangat disayangkan,
edukasi terhadap pengguna perlu dilakukan karena banyak media online yang turut menyebar
informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Kepada masyaraat pundi harapkan jangan mudah tertipu dengan pencitraan yang
dilakukan oleh calon pemimpin dalam kampanye merekadi media sosial. Dalam memilih kita
harus tau pasti latar belakang calon yang akan dipilih, supaya kelak kehidupan masyarakat
lebih makmur dan sejahtera.
Pada prinsipnya, pada era keterbukaan informasi publik, posisi pranata
humas sangat berperan penting dalam menjaga citra positif lembaga pemerintahan, agar
sembilan program pemerintah Jokwi dan JK yang biasa disebut program Nawa Cita dapat
dilaksanakan dengan penuh semangat kerja. Program ini digagas untuk menunjukkan
prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam
bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Tulisan ini tidak sedang mengukur efektifitas kinerja komunikasi politik presiden,
melainkan lebih menekankan pada pentingnya pemilihan strategi komunikasi politik,
terutama penerapan PR Politik sebagai strategi komunikasi politik presiden. Tulisan ini tidak
sedang mengukur efektifitas kinerja komunikasi politik presiden, melainkan lebih
menekankan pada pentingnya pemilihan strategi komunikasi politik, terutama penerapan PR
Politik sebagai strategi komunikasi politik presiden.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Oemi. 1995. Dasar dasar Public Relations.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Cutlip, Scott M. Center, Allen H; Broom, Glen. 2000. Effective Public Relations. New Jersey : Prentice
Hall Internasional.
Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Frida, Kusumastuti, 2002, Dasar-Dasar Humas, Edisi pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Iriantara, Yosal. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Bandung: Ghalia Indonesia.
Jeffkins, Frank. 1992. Public Relations. Jakarta : Aksara Pratama.
Jefkins, Frank & Yadin, Daniel. (2007). Public Relations. Penerbit Erlangga. Jakarta
Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Alih Bahasa : Haris Munandar. Jakarta : Erlangga
Kasali, Renald . 2005. Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta :
Pustaka Utama Grafiti.
Millett, John D., 1954, Management in The Public Service: the Quest for Effective Performance, McGraw
Hill Book Company, Inc., New York.
Rosady Ruslan, 2003. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta :
PT. Grafindo Persada.
Rosady Ruslan, 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ruslan, Rusady. 2005. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-Dasar Publik Relation. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
http://news.metrotvnews.com/read/2016/02/04/479544/jokowi-minta-humas-pemerintah-ciptakan-citra-
baru-untuk
http://www.setneg.go.id/index.php?
option=com_content&task=blogsection&id=9&Itemid=36&limit=10&limitstart=1190