Anda di halaman 1dari 3

HAKEKAT PENDIDIKAN

Landasan Ontologis

Dimana landasan
ontologis ini membahas mengenai hakekat apa itu filsafat pendidikan,
yang merupakan seatu proses imteraksi sosial dan ini terdapat tiga unsur
utama yang terkait satu sama lainnya yaitu: Peserta didik, pendidik dan
bahan atau isi pendidikan. Dalam hal ini pendidik berperan
menyampaikan bahan dan pesan kepada peserta didik. Sedangkan peserta
didik berperan memahami dan mengolah bahan dan pesan yang diterima.
Sedangkan bahan
dan pesan itu sendiri berperan menjembatani antara pendidik dan peserta
didik ketiga unsur tersebut harus ada dan mutlak dalam pendidikan. Jika
ada yang tidak ada maka tidak akan pernah ada proses pendidikan itu.
Jawaban atas siapakah peserta didik dan siapakah pendidik itu secara
umum ialah manusia artinya peserta didik itu manusia dan pendidik itu
juga adalah manusia. Jawaban ini barulah menunjukkan genus
proximum.
Pandangan filosofis yang menyatakan bahwa manusia itu adalah homo
educandum, artinya harus dan dapat dididik. Adapaun keharusan itu
harus dididik berkaitan dengan ketidakberdayaan anak yang sejak
lahirnya membutuhkan pertolongan dan bantuan orang lain.
Sedangkan dapat dididik berkaitan dengan potensi-
potensi yang ada dalam diri anak atau yang dimilikinya yang
memungkinkan untuk menerima pendidikan, jadi pandangan pendidikan
tradisional itu sendiri yaitu dimana anak manusia yang belum dapat
berdiri sendiri, memilih sendiri, menentukan sendiri yang baik dan yang
buruk serta dapat dipertanggung jawabkan sendiri. Dengan istilah
populernya dikatakan pendidik adalah yang telah dewasa.

Landasan epistimologi

Landasan
epistimologis ini membahas tentang metode-metode atau tata cara
penerapan pendidikan yang hakiki. Dan berfungsi membahas hal-hal
yang universal dalam pendidikan serta integritas yang membangun secara
keseluruhan
Pelayanan
pendidikan berkaitan pula secara utuh dengan konsep dasar yang terdapat
dalam phisikologis, sosiologis, dan antropologis yang merupakan disiplin
dari kependidikan
Bahwa manusia itu
sekaligus badan dan jiwa, materi dan roh. Manusia adalah jasmani dan
rohani. Dan lewat tohnya pula menurut Maritain manusia mampu
menggunakan hal-hal ilahi dan lewat roh pula manusia masuk kedalam
kehidupan rasional dan sosial yang memungkinkan manusia
melaksanakan kreatifitas dalam segala bentuk kehidupan riligius dan
moral
Jadi manusia
adalah makhluk kodrati seperti mahkluk lainnya yang ada didalam alam,
makhluk kodrati yang kompleks dan sedang menjadi kodrati yang khas
sebagai roh berbadan atau jiwa berbadan mengukapkan diri dalam
intelegensi. Sebagai perkembangan manusia mula-mula terjadi sesuai
dengan hukum-hukum alam yang beraneka ragam
Kodrat dan
kebudayaan adalah apa yang diberikan kepada kita pada kelahiran dan
apa yang mengalir dengan sendirinya dari situ, sedangkan budaya
merupakan hasil dari perbuatan kita yang telah mengintegrasikan
pengaruh sangat besar dan tak terduga terhadap masa depan setiap
manusia

C. Landasan
aksiologis.

Landasan
aksiologis ini secara mendalam membahas mengenai guna atau mamfaat
filsafat itu sendiri. Yang mana pelayanan pendidikan harus bertolak dari
asumsi mendidik adalah memanusiakan manusia menjadi menusiawi.
Artinya menjadikan manusia kodrati itu menjadi manusia yang
berbudaya.
Dalam pelayanan
atau interaksi pendidikan sipendidik tidak menolak atau mengingkari
kodrati itu, tetapi tidak menerimanya secara lugas melainkan menerima
secara dinamis
Pelayanan
pendidikan juga harus menghormati manusia yang multi dimensi itu,
maka pelayanan pendidikan adalah suatu proses yang terbentang luas
dimensi-dimensi kehidupaan manusia sendiri. Jadi tidak terbatas pada
tahun-tahun sekolah, tetapi harus berlangsung seumur hidup

Anda mungkin juga menyukai