BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dewasa ini mendapat tantangan untuk menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu hidup
di alam Globalisasi. Pendidikan sebagai pencetak sumber daya insani
sepatutnyalah mendapat perhatian secara terus menerus untuk meningkatan
mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka
peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional
senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa, 2006:4).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus segera direspon secara
positif oleh dunia pendidikan. Salah satu bentuk respon positif dunia pendidikan
adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum secara dinamis sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bergerak cepat.
Hal tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk usaha sekolah sebagai
lembaga pendidikan dengan memberikan layanan terbaik bagi semua anak didik.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus berusaha secara terus menerus
mengadakan pembenahan diri di berbagai bidang baik sarana dan prasarana,
dan memahami konsep tergantung pada kompleksitas dari konsep dan tingkat
perkembangan kognitif siswa siswa. Pemahaman dan penguasaan terhadap
konsep fisika merupakan dasar bagi siswa untuk memecahkan masalah-masalah
fisika baik dalam kelas maupun diluar kelas. Sebagi mata pelajaran yang banyak
memiliki konsep, fisika merupkan salah satu pelajaran yang sering dinilai sulit
oleh siswa. Hal ini terlihat dari pencapai hasil belajar seperti ulangan maupun
ujian semester yang masih kurang memuaskan. Kemungkinan salah satu factor
penyebab masih rendahnya nilai siswa tersebut adalah adanya kesulitan yang
dalami siswa dalam mempelajari fisika karena kurangnya dalam memahami dan
menguasai konsep-konsep fisika. kesulitan siswa dalam menguasai konsep fisika
dapat dilatarbelakngi oleh kenyataan dilapangan yang menunjukkan bahnwa
selama pemebalajaran, kegiatan siswa cenderung pasif dengan hanya
mendengarkan penjelasan, mencatat informasi, dan mengerjkan soal-soal yang
diberikan guru tanpa adanya proses pembentukkan konsep oleh siswa itu sendiri.
Akibat hal tersebut maka siswa cenderung menghafal materi atau konsep sekedar
untuk bisa mengerjakan soal-soal saja. Dalam pemebelajar fisika siswa tidak
hanya dituntut untuk menghafal rumus dan konsep saja tetapi lebih pada
memahami rumus dan menganalisis konsep dalam menjawab soal.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan reformasi dalam proses
pembelajaran dimana keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
harus menjadi hal utama. Selain penguasaan konsep, kemampuan penalaran juga
merupakan salah satu hal yang perlu dikembangkan, seseorang yang memmiliki
pemahaman dan penguasaan konsep yang baik belum tentu punya keterampilan
bernalar dengan baik. Pembelajaran yang berpusat pada guru menyababkan siswa
pasif dan hal ini turut berdampak terhadap kemampauan penalaran siswa menjadi
kurang berkembang secara optimal. Kemampaun penalaran adalah suatu
kemapuan proses berpikir manusia untuk menghubungkan data atau fakta yang
ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Berdsakan hal tersebut,
kemungkinan bahwa salah satu penyebab adanya kesulitan siswa dalam
mengembangkan kemampuan penalaran terletak pada pemilihan model
pembelajaran yang kurang tepat. Oleh sebab itu perlu terus diupayakan
pemgembangan model pembelajaran yang membuat siswa mudah memhami
konsep yang dipelajari serta memgembangkan kemampauan penalaran siswa,
khusus pada mata pelajaran fisika. Oleh karena itu selama proses pembelajaran
peserta didik harus terlibat secara langsung agar peserta didik memperoleh
pengalaman dan pengetahuan sendiri dari proses pembelajaran. Untuk itu perlu
diterapkan suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide-idenya sehingga dapat mengintrerpretasi pengetahuan fisika secara
tepat. Salah satu alternatif dalam pemilihan model pembalajaran adalah model
pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang mengaitkan isi materi pelajaran dengan situasi nyata dalam
kehidupan sehari- hari. Menurut (Savery, 2006:3) pembelajaran berbasis masalah
adalah sebuah model pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik,
dimana
peserta didik
mengintegrasikan
teori
didorong
dengan
untuk melaksanakan
praktik
dan
dunia
penelitian,
nyata,
serta
berbasis
sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. Dari sini jelas bahwa dunia nyata
dan segala permasalahan perlu mendapat jawaban-jawaban yang tepat, untuk
itulah model ini sangat diperlukan. Supaya pembelajaran berbasis masalah pada
pelaksanaannya bisa berjalan
pola:
informasi-contoh
soal-latihan
sesuai
contoh.
Paradigma
mendukung.
Tidak
sedikit
siswa
merasa
terlambat
proses
tidak dikembangkan pada siswa, maka bagi siswa fisika hanya akan menjadi
materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh- contoh tanpa
mengetahui maknanya. Ciri utama penalaran dalam fisika adalah deduktif, atau
dengan perkataan lain fisika bersifat deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga
kaitan antar konsep atau pernyataan F i s i k a bersifat konsisten. ( Rochmadi
2008 : 1) juga mengatakan bahwa
pola
pikir
induktif
dan
deduktif
keduanya
fokus
dapat
demikian,
digunakan
untuk
pembelajaran
fisika
diajak
dialami
siswa.
Pertama-tama siswa
itu
pembelajaran
fisika
memerlukan
memahami materi yang diberikan guru secara utuh. Jika guru kurang menguasai
strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan
sempurna. Oleh karena itu guru fisika perlu memahami dan mengembangkan
berbagai bentuk metode dan keterampilan mengajar dalam mengajarkan fisika
guna membangkitkan kemampuan berfikir siswa agar mereka belajar dengan
antusias. Lebih dari itu siswa juga merasa ambil bagian dan berperan aktif dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan
potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru
dalam memilih metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan
dan hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Azis Wahab
(dalam Solihatin,2007:1)
yang
menyatakan
model
pembelajaran
yang
pengajaran
ini
pada
hakekatnya
adalah
menggali
dan
10
siswa pada mata pelajaran fisikaa. Dari sini dapat dilihat bahwa secara umum
peserta didik akan terangsang untuk belajar (terlibat aktif dalam pengajaran)
apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai
kebutuhannya. Guru sebagai fasilitator dituntut dapat memodifikasi atau bahkan
menerapkan metode-metode baru yang lebih disukai siswa dan meningkatkan
keaktifannya. Salah satu peran guru yang terpenting adalah bagaimana mereka
dapat mencerdaskan dan mempersiapkan masa depan anak didik melalui
kegiatan belajar yang benar-benar kreatif, terbuka dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka salah satu alternatif dalam
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pengelolaan pembelajaran
berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah menjadi pilihan karena
pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,
karena
rupa
agar
terjadi
interaksi
positif
11
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya
terdapat beberapa permasalahan yang menjadi perhatian penulis untuk dikaji dan
dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini, yaitu: Model pemebelajaran berbasis
masalah terhadap penguasaan konsep dan kemampuan penalaran siswa.
Selanjutnya, dalam penelitian ini diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1) Apakah guru dapat dapat melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah
pada mata pelajaran fisika ?
2) Bagaimana reaksi siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah
dan model pembelajran langsung?
3) Apakah
guru
masih
kurang perhatian
mengenai
penerapan
model
ada
kesulitan
dalam
apakah
yang
dapat
mempengaruhi
penguasaan
konsep fisika
12
model
pembelajaran
berbasis
masalah
dengan
model
pembelajaran langsung?
11) Apakah ada kesulitan dalam melaksanakan model pembelajaran berbasis
masalah pada jenjang Sekolah Menengah Pertama?
12) Apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat merangsang kemampuan
penalaran dan penguasaan konsep fisika siswa?
13) Apakah ada perbedaan hasil tes kemampuan penalaran dan penguasaan
konsep fisika siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah
dan model pembelajaran langsung?
14) Apakah
ada
pengaruh
model
terhadap
ada
pengaruh
model
C. Batasan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada
apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis maslah terhadap
kemampuan penalaran dan penguasaan konsep fisika siswa. Model
pembelajaran yang
dimaksud
dalam
penelitian
13
dibatasi
pada
rendah, yang ditunjukkan pada nilai tes formatif. Adapun pokok bahasan
dalam penelitian ini adalah konsep arus listrik, energi dan daya listrik,
energi listrik, daya listrik, hambatan alat-alat listrik, menghemat energi
dalam kehidupan sehari-hari.
D. Rumusan Masalah
Setelah memperhatikan identifikasi masalah yang ada dalam
penelitian ini begitu banyak sehingga perlu adanya Rumusan masalah,
yaitu:
1) Apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan
penalaran dan penguasaan konsep Fisika siswa secara multivariat?
2) Apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap penguasaan
konsep Fisika siswa?
3) Apakah ada pengaruh model pembelajaraan terhadap kemampuan
penalaran Fisika siswa ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat secara
empiris dan deskriptif dari pembatasan masalah yaitu:
1) Untuk mengatahui ada pengaruh model pembelajaran terhadap
kemampuan penalaran dan penguasaan konsep Fisika siswa secara
multivariat?
14
menambah
literatur
kepustakaan
bidang
Pemerintah, yaitu :
15
1). Bagi
pemerintah
khususnya
pengembangan
dan
referensi
atau
bahan
pertimbangan
bagi
khususnya
pendidikan
fisika
yang
Sekolah, yaitu :
1). Bagi
para
menumbuhkan
guru
bagaimana
untuk
melalui pemberian
contoh
dalam
proses
16
tentang
Bagaimana
cara
mengajarkan
konsep-konsep
menumbuhkan
atau
fisika.
merangsang