2. PEMBAHASAN
2.1 Struktur Informasi
Struktur informasi difokuskan pada pemahaman lebih lanjut lagi sampai satuan-satuan
yang paling kecil pada struktur wacana: satuan-satuan lokal kecil pada tingkat fase atau klausa.
Informasi dikemas di dalam struktur-struktur yang begitu kecil dan khususnya, akal dan
keterampilan apa saja yang dapat digunkan para penutur/penulis untuk menunjukan kepada
kawan bicara mereka status informasi yang dimasukan ke dalam wacana.
Realisasi perbedaan dalam memotong-motong ini akan dibicarakan pada bagian yang berikut ini.
Susunan dalam satuan informasi, berhubungan dengan cara didistribusikannya
informasi latar dan baru di dalam satuan itu. Secara khas penutur akan menepatkan informasi
latar pada urutan sebelum informasi yang baru. Urutan struktur informasi yang tak tertanda
adalah urutan latar-baru. Yang wajar, informasi yang mengawali wacana hanya akan
mengandung informasi yang baru.
Suku kata tonis berfungsi untuk memfokuskan informasi baru dalam kelompok ton.
Dalam kasus tak tertanda, suku kata tonis memfokuskan unsur leksikal yang terakhir dalam
kelompok ton, yang umunya kata kepala konstituen yang berisi infosmasi baru. Perhatikan cara
seorang anak perempuan berumur 4 tahun menceritakan dongeng peri yang sangat baik
diketahuinya:
1. Jeda diperpanjang. Ini jeda panjang yang pada petikan di atas, lamanya antara 3.2 sampai
16 detik (yang terdapatpada titik-titik yang disitu penutur telah memberikan informasi
yang cukup kepada pendengar untuk menggambar atau menulis apa yang telah
dideskripsikan). Jeda seperti itu kami realisasikan dalam transkripsi dengan ++.
2. Jeda panjang. Ini jeda yang berkisar dari 1.0 sampai 1.9 detik pada petikan di atas. Jeda
seperti ini kami realisasikan dengan +.
3. Jeda pendek. Ini berkisar antara 0.6 sampai 0.6 detik pada petikan di atas. Jeda seperti itu
kami realisasikan dengan -.
Jeda-jeda diperpanjang dan panjang mungkin saja dijadikan batas-batas satuan, sedangkan jeda-
jeda pendek mungkin saja dianggap termasuk satuan. Dengan menganut pandangan ini dapat
disajikan sebagai berikut:
A: halfway down the page - draw - a red - horizontal line - of about - two inches ++
on eh + the right hand side just above the line + in black - write ON ++
B: ON ++
A: above the line ++
draw - a black - triangle + ehm + a righ-angle - triangle + starting to the lef - of the red line +
about + half a centimetre above it ++
Jarak-jarak perbedaan panjang jeda yang terdapat antara para subjek pada data ini dapat
diringkas sebagai berikut:
a. in a FAR-away LAND +
b. there LIVED a BAD NAUGHty FAIRy ++
c. and a HANDsome PRINCE +
d. and a LOVEly PRINcesI ++
e. she was a REALly WICKed fairy ++
Suku kata-suku kata yang secara fonologis menojol direalisasikan dengan huruf-huruf besar.
Setelah ini akan direalisasikan kata yang secara fonologis menonjol sebagai menonjol, tidak
pandang apa yang dengan tujuan-tujuan kita sekarang ini, tak relevan dengan fonologis kata itu.
Distribusi penonjolan fonologis berkenaan dengan informasi yang diketahui dimasukan
ke dalam wacana untuk pertama kalinya dan berkenaan dengan informasi yang diketahui sudah
dimasukan. Ungkapan-ungkapan yang memasukan informasi baru direalisasikan dengan
penonjolan fonologis seperti pada:
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struktur informasi terkait dengan upaya penutur (pembicara atau penulis) mengatur,
menempatkan, dan menyajikan informasi berdasarkan pola-pola tertentu. Pengaturan informasi
berhubungan dengan bagaimana informasi latar dan baru disampaikan. Informasi baru
merupakan informasi yang ada dalam proposisi dan diduga belum atau tidak diketahui oleh
kawan atau lawan bicara karena tidak ada penyebutan sebelumnya di dalam wacana ataupun
ketiadaan konteks yang berhubungan dengan wacana itu. Informasi latar merupakan informasi
yang diperkirakan sudah diketahui oleh kawan bicara berdasarkan konteks yang ada atau karena
informasi tersebut memang sudah ada rujukannya di dalam wacana.
Status informasi ditentukan tidak oleh struktur wacana tetapi oleh penutur. Tidak ada juga
kaidah-kaidah untuk menentukan status informasi baru dan latar bagi penutur. Namun, ada
keteraturan-keteraturan dan juga penekanan intonasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brown,G. & Yule. G. 1996. Analisis Wacana: Discourse Analysis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.
Hasibuan, N. H. 2006. Aneka Pandangan Di Sekitar Struktur Informasi. http://repository. usu.ac.
Id/bitstream/123456789/16009/1/was-jun2006-%20%286%29.pdf. (Diakses, 15 Oktober 2012).
Lubis, A. Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung:Angkasa.
Utami, Treasiana S. D. 2011. Analisis Struktur Informasi Latar-Baru pada Wacana Putra Khadafi
Dikabarkan Tewas dalam Harian Seputar Indonesia. http://diahutamidot
com.wordpress.com/2011/05/08/42/. (Diakses, 15 Oktober 2012).