Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajarn dan TIK Bahasa Indonesia
Oleh
Bunga Aura Cikal (408210025)
Nuraini (408210014)
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah
yang membahas tentang “Peranan Media dalam Pembelajaran Bahasa” meskipun
bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami
kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang
membimbing mata kuliah Media Pembelajaran dan TIK Bahasa Indonesia atas
bimbingannya. Kami juga mengharapkan agar makalah ini dapat dijadikan
pedoman apabila pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan makalah ini
karena apalah gunanya kami membuat makalah ini apabila tidak dimanfaatkan
dengan baik. Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung
menyempurnakan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing
mau pun pembaca.
Penyusun
ii
Daftar Isi
Daftar Pustaka..................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat
didengar dan yang kelihatan yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan
tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang
dikombinasikan. Berbicara juga merupakan suatu bentuk perilaku manusia
yang memanfaatkan faktorfaktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan
linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai
alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat aspek
keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh
seseorang. Keberhasilan seseorang dalam meniti karier misalnya, dapat juga
ditentukan oleh terampil tidaknya ia berbicara. Untuk itulah, sudah
seharusnya di sekolah-sekolah terutama sekolah dasar, membekali peserta
didiknya dengan memperbanyak latihan-latihan keterampilan berbicara.
Bloomfield (1977:42) mengatakan bahwa semua aktivitas manusia yang
terencana didasarkan pada bahasa. Bahasa sendiri mempunyai bentuk dasar
berupa ucapan atau lisan jadi jelas bahwa belajar bahasa pada hakikatnya
adalah belajar berkomunikasi, dan komunikasi itu adalah berbicara.
Proses pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan
berbagai media. Di sekolah seringkali dijumpai proses pembelajaran yang
terkadang tidak sesuai dengan harapan. Pentingnya peran media
pembelajaran seringkali tidak dimaksimalkan karena kreativitas guru untuk
membuat media sederhana sangatlah kurang. Guru harus mampu
mengidentifikasi, menyusun dan mengembangkan serta menilai bahan atau
materi, memilih strategi, memilih media dan model pembelajaran yang kreatif
dalam upaya pencapaan tujuan pembelajaran.
v
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi dan peran media pembelajaran
3. Untuk mengetahui faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media
pembelajaran
vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah
berarti “tengah”,“perantara”, atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan.Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia,materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Sehingga guru, buku teks dan lingkungan sekolahmarupakan media.Fleming
(1987: 234) menyatakan media berfungsi untuk mengatur hubungan yang
efektifantara dua pihak yaitu siswa dan isi pelajaran.Hainich dan kawan-
kawan (1982) mengemukakan istilah media sebagai perantara yangmengantar
informasi antara sumber dan penerima.Kesimpulannya, media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesandari pengirim ke
penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian danminat
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran menurut Gagne danBriggs (1975) media pembelajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untukmenyampaikan isi materi pengajaran
yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, videocamera, video recorder, film,
slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer.
Adapun pengertian media pendidikan itu antara lain:a. Media
pendidikan memiliki pengertian fisik (hardware) atau perangkat keras, yaitu
sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panea indera.
b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik (software) atau perangkat
lunak, yaitukandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang
merupakan isi yang ingindisampaikan kepada siswa.
1
Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. Media
pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di
dalammaupun di luar kelas. Media pendidikan dapat digunakan secara missal
(radio, TV), kelompok besar dan kecil (film, slide, video, OHP), atau
perorangan (modul, computer, radio, tape,/kaset, videorecorder) Jadi
kesimpulannya, media pendidikan adalah perantara yang membawa
informasi atau pesan-pesan sebagai sumber belajar, baik berupa software dan
hardware. Contoh media pendidikan adalah gambar, foto, sketsa, diagram,
bagan/chart, grafik, kartun, poster, radiodan lain-lain.
Media massa berasal dari dua kata, yaitu media dan massa. Media
adalah alat atau perantara,sedangkan massa adalah orang banyak dan
masyarakat umum. Jadi dapat disimpulkan bahwamedia massa adalah suatu
perantara untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat atauorang banyak.
Pesannya itu mengandung informasi-informasi yang diperlukan masyarakat,
baik mengenai politik, sosial, ekonomi, maupun budaya. Sehingga dengan
adanya mediamassa masyarakat mendapat pengetahuan tentang negaranya.
Contoh dari media massaadalah surat kabar dan Koran.
2
dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi
rangsangan kegiatan belajar, dan mempengaruhi psikologi siswa.
Levied an Lent (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu a) fungsi atensi, b) fungsi
afektif, c) fungsi kognitif, dan d) fungsi kompensatoris. Fungsi-fungsi
tersebut mengacu pada menarik dan mengarahkan perhatian siswa,
mendatangkan kenikmatan siswa saat belajar, menggugah emosi dan sikap
siswa, memperlancar penguasaan informasi, dan memberikan konteks
belajar pada siswa.
Dalam belajar tidak jarang siswa juga harus mempelajari hal-hal
atau konsep yang kompleks dan abstrak. Dalam hal ini media berperan
untuk mempermudah dan memperjelas konsep tersebut sehingga menjadi
lebih sederhana dan mudah dipahami. Fungsi media sangat besar. Di
samping menarik perhatian dan memotivasi siswa belajar, media juga
berfungsi memperjelas dan mempercepat penyampaian bahan, serta
menjadikan pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
Betapapun pentingnya media tetapi peranan media tidak akan
terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan tujuan pembelajaran
yang dirumuskan. Media juga tidak bisa menggeser peran guru karena
media hanya alat bantu yang memfasilitasi guru dalam pengajaran. Oleh
karena itu, guru perlu menentukan media secara terencana, sistematik, dan
sistemik.
Pada dasarnya, media adalah sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai alat komunikasi, media
pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1994:54) memiliki fungsi yang luas
di antaranya:
a. Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media
komunikasi mengandung sifat mendidik karena di dalamnya
memberikan pengaruh pendidikan.
b. Fungsi sosial media komunikasi, media komunikasi memberikan
informasi aktual dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan
3
sosial orang.
c. Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi dapat
digunakan secara intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri.
d. Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media
komunikasi dapat berfungsi terutama politik pembangunan baik
material maupun spiritual.
e. Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang
seni dan budaya dapat tersebar lewat media komunikasi.
4
berguna untuk:
1) Menimbulkan kegairahan belajar.
2) Memungkinkan belajar interaksi yang lebih langsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
d. Dengan sifatnya yang unik pada tiap siswa, ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka akan
banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri, apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga
berbeda. Masalah ini, dapat diatasi dengan kemampuan dalam:
1) Memberikan rangsangan yang sama.
2) Mempersamakan pengalaman.
3) Menimbulkan persepsi yang sama.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa fungsi media pembelajaran
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam
pendidikan.
5
Banyak model visual dan matematis telah dikembangkan untuk
menjelaskan proses komunkasi. Model yang disederhanakan berguna untuk
mengidentifikasi dan menganalisis tahap-tahap penting komunikasi
pengajaran. Model tersebut adalah sebagai berikut: suatu pesan (misalnya
ciri-ciri fisik gelombang transversal) dipilih oleh sumber informasi (guru
atau siswa). Pesan itu dikirim melalui saluran atau medium (misalnya kata-
kata yang diucapkan, gambar gelombang di papan tulis, atau bahan
tercetak). Pesan itu kemudian diterima siswa atau guru, merangsang
pikirannya, lalu ia melakukan interpretasi terhadap pesan itu (Gambar 2).
Model di atas berlaku juga dalam situasi saat siswa sendiri yang
memilih isi pesan. Sebagai contoh, bila siswa pergi ke perpustakaan untuk
memilih bahan yang akan dipelajari, pesan itu ada di dalam bahan itu,
selanjutnya diterima dan diinterpretasikan siswa.
Hal penting dalam proses komunikasi, khususnya komunikasi
pengajaran adalah umpan balik, yakni respon penerima terhadap pesan yang
dikirim. Setelah menerima dan menginterpretasi pesan itu, penerima itu
menjadi sumber dan mengirimkan pesannya sendiri kembali ke sumber
aslinya, yang menjadi penerima. Kita umumnya berpikir umpan balik dalam
kaitannya dengan evaluasi. Namun tersedia berbagai metode lain bagi guru
untuk mengetahui bagaimana siswa menerima pelajaran. Pengamatan
terhadap ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan jawaban-jawaban diskusi, di
samping pekerjaan rumah dan jawaban tes harian, seluruhnya merupakan
bentuk umpan balik. Guru seringkali cenderung menyalahkan siswa apabila
pengajarannya kurang berhasil. Padahal masalah sebenarnya mungkin
karena pengajarannya tidak dirancang dan/atau tidak disampaikan dengan
baik.
Pada tahun 1964, Edgar Dale mengembangkan “kerucut
pengalaman”. Kerucut pengalaman itu dimulai dari pebelajar sebagai
partisipan dalam pengalaman sesungguhnya, menuju pebelajar sebagai
pengamat atas suatu kejadian tak langsung (melalui beberapa medium), dan
akhirnya pebelajar itu mengamati simbul-simbul yang mewakili kejadian
6
itu (Nur, 2000). Dale menyatakan bahwa pebelajar dapat mengambil
manfaat dari kegiatan yang lebih abstrak, asalkan mereka telah membangun
sejumlah pengalaman lebih konkrit untuk memaknai penyajian realitas yang
lebih abstrak tersebut. Gambar 4-4 memperlihatkan kerucut pengalaman
Dale tersebut, disertai rumusan Bruner di sampingnya.
Berdasarkan penjelasan di atas sangat jelas terlihat bahwa media
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung
dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak
mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah
yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata,
miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan
secara audio visual dan audial.
Selain itu, media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang
kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam
kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena
: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak
terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu
kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung
berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka
semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
Peranan yang lain dari media dalam pembelajaran adalah
a) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
b) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
c) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
d) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7
e) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
f) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak.
8
informal (ditunjukkan dengan pembagian asimetris).
f) Optimalkan Komponen Pemicu (Triger)
Apa yang dimaksud dengan komponen pemicu (triger)? Yang
dimaksud dengan komponen pemicu dalam multimedia pembelajaran
meliputi judul, tujuan pembelajaran dan appersepsi yang menarik dan
menantang.
g) Sulap Judul menjadi Lebih Menarik dan Menantang
Judul, merupakan titik awal sebagai penarik perhatian pengguna.
Tapi, banyak pembuat multimedia pembelajaran yang kurang
memperhatikan hal ini. Sering dijumpai, judul dinyatakan dengan kalimat
yang kaku. Padahal, judul dapat dirumuskan dalam kalimat yang lebih
menantang dan menarik.
h) Modifikasi Tujuan Pembelajaran
Beberapa kelemahan yang sering saya temui dari multimedia
pembelajaran adalah (a) tidak adanya tujuan pembelajaran; dan (b)
walaupun ada, tidak dinyatakan dengan redaksi yang jelas, realistis, dapat
diukur dan menantang/menarik perhatian pengguna. Mengapa? Karena
pengembang selalu terpaku pada rumusan kompetensi dasar atau indikator
yang telah ada dalam kurikulum. Padahal, secara kreatif redaksi kompetensi
dasar atau indikator dalam kurikulum dapat diperhalus dengan kalimat yang
tidak hanya lebih jelas, realistis, dan dapat diukur, tapi juga menarik serta
menantang.
Pengguna (user) perlu diberitahu manfaat ayang akan diperoleh dari
multimedia pembelajaran. dePorter dkk, mengistilahkannya dengan istilah
AMBAK (Apa Manfaatnya BAgi Ku?). Dengan rumusan tujuan yang jelas,
siswa mengetahui manfaat dan arah yang jelas saat menggunakan media
tersebut. Perlu diperhatikan bahwa media pembelajaran juga berkaitan
dengan kerangka waktu. Dengan tujuan yang jelas, maka pencapaian tujuan
dapat disesuaikan dengan kerangka waktu yang ada dan relevan dengan
kebutuhan pengguna. Demikian pula dengan manfaat dari media
pembelajaran harus memberikan peluang bagi pengguna untuk ‘merasakan’
9
kegunaan lain selain sebagai media pembelajaran pokok. Oleh karena itu
kalimat-kalimat ajakan dan sapaan psikologis yang dapat memberikan
ikatan emosional (engagement) bagi pengguna menjadi perlu, sehingga
memunculkan interaktifitas yang tinggi dari multimedia tersebut.
i) Berikan Appersepsi yang Kontekstual
Kotentektual memiliki makna, mengaitkan apa yang telah diketahui
atau dialami pengguna dengan apa yang akan dipelajari dalam multimedia
pembelajaran. Kontekstualitas dalam apersepsi menjadi penting, karena kita
mencoba ‘menarik’ mereka ke dunia yang kita ciptakan dalam media,
melalui hal-hal yang dianggap paling ‘akrab’ dengan pengguna. Disinilah
diperlukan kalimat atau narasi penghubung dari ‘dua dunia’ yang mungkin
berbeda. Dengan menyatukan kedua dunia ini, maka pengguna ‘merasa
diajak’ berkomunikasi dengan media kita. Jika perlu gunakan, bahasa yang
‘menantang’ dan sedikit ‘memprovokasi’ dalam artian positif.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Media pembelajaran merupakan suatu sarana untuk terciptanya suatu
proses belajar mengajar yang dapat menunjang efektivitas keberhasilan belajar
siswa. Media pembelajaran tidak hanya digunakan dalam kelas saja, akan tetapi
tidak menutup kemungkinan digunakan di luar proses belajar mengajar.
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi dan peran yang sangat
penting, diantaranya media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik; Media pembelajaran dapat
mengatasi perbedaan tersebut; Media pembelajaran dapat melampaui batasan
ruang kelas; Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung
antara peserta didik dengan lingkungannya; Media menghasilkan keseragaman
pengamatan; Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis; Media membangkitkan keinginan dan minat baru; Media
membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; Media
memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai
dengan abstrak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran, antara
lain: 1) Penataan unsur Visual; 2) Kesederhanaan; 3) Kesatuan; 4) Penekanan;
5) Keseimbangan; 6) Optimalkan Komponen Pemicu (Triger), 8)
Sulap Judul menjadi Lebih Menarik dan Menantang; 9) Modifikasi Tujuan
Pembelajaran; 10) Berikan Appersepsi yang Kontekstual
3.2. Saran
Demikianlah makalah yang telah kelompok kami susun. Kami berharap
makalah ini berguna sebagaimana mestinya dan dapat diterima dengan baik.
Tapi, sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan, kami juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga kami sebagai
11
pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan mempertahankan kelebihan
yang ada pada makalah kami. Terima kasih.
12
Daftar Pustaka
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131872517/pendidikan/modul-mediaprihadi.pdf
Diakses pada tanggal, 24 Maret 2023
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3359/6_Peran%20Media
%20Gambar%20Dalam%20Pembelajaran%20Bahasa%20Indonesia%20Berbasis
%20Teks%20Di%20Sekolah%20Dasar.pdf;sequence=1 Diakses pada tanggal, 24
Maret 2023
13