Oleh:
A. Latar Belakang
Indonesia telah dikenal sebagai bangsa yang besar dengan keanekaragaman flora dan
fauna, suku bangsa dan bahasa yang beragam. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa buatan yang
secara sengaja dibuat begitu saja, melainkan bahasa Indonesia berakar dari rumpun Austronesia
Melayu. Bahkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei
Darussalam memahami tuturan bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal itu, saat ini bahasa
Indonesia telah digunakan oleh orang asing dengan tujuan akademik.
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) adalah salah satu program dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri yang
diberi nama program Darmasiswa Republik Indonesia (DRI). Darmasiswa adalah program
beasiswa yang ditawarkan kepada semua mahaiswa asing dari negara-negara yang memiliki
hubungan diplomatik dengan Indonesia. Peserta dapat memilih salah satu universitas terpilih
yang berlokasi di berbagai kota di Indonesia. Tujuan darmasiswa ini untuk mempromosikan
dan meningkatkan minat terhadap bahasa, seni, dan budaya Indonesia.
Program ini telah berkembang sejak 1990-an di kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta,
Surabaya, Malang, dan Bali. Pelaksanaan ini diselenggarkan oleh pihak pemerintah maupun
swasta yang telah memiliki kebijakan, standarisasi, dan penawaran yang menarik untuk
pemelajar. Bersumber dari situs darmasiswa.kemdikbud.go.id bahwa minat mahasiswa asing
yang mengikuti program darmasiswa ini mengalami peningkatan yang signifikan. Begitu pula
dengan pilihan jurusan favorit para peserta Darmasiswa yaitu 65% memilih bahasa Indonesia,
30% seni budaya, 3% kuliner dan pariwisata, dan 2% lain-lain (edukasi.kompas.com)
Adapun pembelajaran BIPA yang diadakan oleh perguruan tinggi biasanya termasuk
dalam salah satu program wajib bagi mahasiswa asing yang ingin belajar di Indonesia untuk
memudahkan mereka dalam berkomunikasi dan mengikuti perkuliahan. Meskipun adapula
mahasiswa asing yang juga mengambil kursus bahasa Indonesia di tempat lain untuk memenuhi
kebutuhan pribadinya.
Di Indonesia pembelajaran BIPA bukanlah hal baru. Setidaknya telah ada 219 perguruan
tinggi/lembaga di 40 negara yang telah menyelenggarakan program ini dengan nama yang
berbeda-beda. Bahkan di Ho Chi Min City Vietnam, bahasa Indonesia adalah bahasa kedua
yang digunakan oleh masyarakatnya. Upaya pemerintah untuk menguatkan bahasa Indonesia
semakin kokoh dengan dimunculkannya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang merupakan
langkah tegas untuk memperkokoh posisi bahasa Indonesia.
Di lain pihak, keadaan ini tidak terlepas dari keberadaan Indonesia dalam kancah
kehidupan dunia internasional. Negara-negara lain merasa berkepentingan untuk menjalin
hubungan ekonomi dan politik serta kerja sama dalam banyak hal dengan Indonesia. Salah satu
faktor penunjang tercapainya hubungan dan kerja sama tersebut adalah dengan penguasaan
bahasa Indonesia. Dengan demikian, mereka berusaha untuk dapat menguasai bahasa
Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis akan menjelaskan pembelajaran BIPA untuk
mahasiswa khususnya BIPA di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta sesuai dengan
hasil observasi yang telah penulis lakukan pada tanggal 10 April 2018 dan tanggal 17 April
2018 sebagai hasil dari revisi. Sebenarnya adapula pemaparan lainnya yang berkenaan dengan
BIPA untuk mahasiswa asing di perguruan tinggi lain hanya saja tidak melakukan pengamatan
secara langsung melainkan wawancara dengan pengajar BIPA dan mahasiswa asing yang
mengikuti BIPA di perguruan tinggi tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pembelajaran BIPA bagi mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Surakarta?
2. Apa sajakah keunikan pembelajaran BIPA di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Surakarta?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pembelajaran BIPA bagi mahasiswa di Intitut Agama Islam Negeri
(IAIN) Surakarta.
2. Untuk mengetahui keunikan pembelajaran BIPA di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Surakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebenarnya kurikulum pembelajaran BIPA di IAIN Surakarta sudah ada seperti yang
tertera pada di atas, namun masih perlu revisi ulang karena mahasiswa BIPA di IAIN Surakarta
sepenuhnya bukanlah mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi melainkan pelajar yang
baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah di negara mereka masing-masing, selain itu
disesuaikan dengan kebutuhan pemelajar.
3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Lestari, 2013: 1).
a. Materi Pembelajaran
Suyitno (dalam Kusmiatun, 2016: 58) mendefinisikan bahwa materi pembelajaran adalah
bahan yang digunakan untuk belajar dan membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan
mengarah pada isi, sedangkan materi pada sesuatu hal yang digunakan untuk mewujudkan
tercapainya isi yang ada dalam tujuan belajar. Dengan demikian, materi pembelajaran sangat
dekat hubungannya dengan tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas BIPA IAIN Surakarta, pengajar menggunakan
materi dari buku ajar BIPA yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia berjudul “Sahabatku Indonesia Tingkat A1” dengan topik pembelajaran menulis.
Jadi, pengajar meminta mahasiswa untuk melakukan proses menulis dari hal-hal yang telah
diamati dan diajarkan. Sebelum itu, pengajar meminta mahasiswa untuk menyanyikan lagu
“Selamat Ulang Tahun” secara bersama-sama yang dipandu oleh pengajar dan dua mahasiswa
pengamat. Kemudian dari proses ini, mahasiswa diminta menjawab soal pertanyaan dari materi
tersebut.
b. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan di dalam proses belajar mengajar BIPA di IAIN
Surakarta adalah Student Teacher Aestatic Rule Sharing (STARS). Metode tersebut tidak hanya
terfokus pada pengajar atau pembelajarnya saja, tetapi kedua-duanya ikut aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga hasil yang didapatkan di dalam penyampaian ilmu dapat diterima
dengan baik. Selain itu, baik pengajar maupun pembelajar tidak merasa bosan dan setiap tatap
muka selalu menyenangkan karena ada hal-hal baru yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan
nyata.
4. Media Pembelajaran
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan
suatu pesan atau informasi dari sumber kepada penerimanya (Soeparno, 1988: 1). Media
pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran terutama dalam pembelajaran BIPA.
Media ini sebagai pendukung, alat bantu, sehingga harus sesuai dengan tujuan dan materi
belajarnya. Pada pembelajaran BIPA yang terjadi di IAIN Surakarta, pengajar menggunakan
media instruksional berbentuk buku teks terprogam namun ditampilkan dalam bentuk visual
melalui laptop, media whiteboard, dan media lagu.
Belajar bahasa Indonesia dalam BIPA merupakan pembelajaran yang integratif. Artinya,
ada perpaduan dalam tiap aspek belajar dan keilmuan yang berbagai macam. Pengintegrasian
dilakukan interbidang dan antarbidang. Ranah topik pilihan mahasiswa itu sesungguhnya
memberi cermin keingintahuannya akan Indonesia, seiring proses belajar bahasa Indonesia
(Kusmiatun, 2016: 142).
5. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran yang
keberadaannya sangat diperlukan. Dalam pembelajaran BIPA, evaluasi dapat dikaji dari
berbagai segi, yakni dari segi waktu pelaksanaan evaluasi, bentuk evaluasi, dan cara evaluasi
(Suyitno, 2017: 19-22).
a. Berdasarkan waktu pelaksanaanya, evaluasi pembelajaran BIPA dilaksanakan dalam wujud
evaluasi harian, mingguan, dua mingguan, tengah program, atau pun akhir program. Tujuan
evaluasi tersebut adalah untuk membelajarkan pemelajar agar terpacu untuk belajar dan
memacu pendidik untuk dapat membuat dan mengembangkan pembelajaran yang lebih
aktif, inovatif, dan menyenangkan.
b. Berdasarkan bentuknya, evaluasi dilaksanakan dalam pembelajaran BIPA dapat dibedakan
menjadi dua bentuk, yakni evaluasi bentuk objektif dan evaluasi bentuk subjektif. Evaluasi
bentuk objektif digunakan untuk mengevaluasi kemampuan tatabahasa, pemahaman makna
kata dan penggunaannya dalam kalimat, kemampuan menerjemahkan, dan pemahaman
bacaan. Adapun evaluasi bentuk subjektif digunakan untuk mengevaluasi kemampuan
produksi pelajar.
c. Berdasarkan caranya, evaluasi pembelajaran BIPA dilaksanakan dalam 3 cara, yaitu
evaluasi tulis, evaluasi secara lisan, dan evaluasi dalam bentuk seminar. Evaluasi tulis
digunakan untuk mengevaluasi penguasaan pemelajar, evaluasi secara lisan digunakan
untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi pelajar, dan evaluasi dalam bentuk seminar,
dilaksanakan pada tingkat menengah dan tingkat lanjut.
Berkaitan dengan evaluasi pembelajaran BIPA di IAIN Surakarta, maka dapat dijelaskan
bahwa evaluasi yang ada lebih terhadap evaluasi berdasarkan bentuk dan berdasarkan cara
dengan objek evaluasi adalah pemelajar BIPA. Jadi, pendidik BIPA di IAIN Surakarta akan
mengevaluasi pemelajar BIPA melalui sebuah tes tentang keterampilan berbahasa. Hal ini
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman mereka mengenai keterampilan berbahasa yang
telah diajarkan. Adapaun evaluasi berdasarkan cara yaitu lebih pada evaluasi tulis yang
digunakan untuk mengevaluasi penguasaan pemelajar.
Selanjutnya, evaluasi pembelajaran BIPA di IAIN Surakarta juga meliputi evaluasi
masukan, evaluasi proses, dan luaran atau hasil pembelajaran (outcome).
a. Evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi karakteristik pembelajar, kelengkapan
dan keadaan sarana prasarana pembelajaran, karakteristik dan persiapan dosen, kurikulum
dan materi pembelajaran , strategi pembelajaran yang sesuai dengan program, serta keadaan
lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.
b. Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evaluasi pengelolaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi pembelajaran yang
dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar yang dilaksanakan, dan
minat, sikap serta cara belajar pembelajar.
c. Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain menggunakan tes untuk
melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal ini adalah
penguasaan kompetensi oleh setiap pembelajar.
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi tersebut, dalam praktek pembelajaran secara umum
pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses pembelajaran dan
evaluasi hasil belajar. Untuk memudahkan digunakan istilah evaluasi pembelajaran.
Adapun aspek penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah semua tugas
yang diberikan kepada mahasiswa berupa aplikasi terhadap aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap atau perilaku. Berikut aspek penilaian dalam pembelajaran BIPA di IAIN Surakarta:
Angka Huruf
80-100 A
70-79 B
50-69 C
40-49 D
0-39 E
Tidak Lengkap TL
Sesuai dengan uraian evaluasi yang didapatkan melalui observasi BIPA di IAIN
Surakarta dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dalam pembelajaran BIPA. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
seperti untuk mengukur kemampuan hasil belajar dan memacu pendidik untuk dapat membuat
dan mengembangkan pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, dan menyenangkan, untuk
mengetahui perkembangan belajar, potensi dan kelebihan yang dimiliki pemelajar, dan dapat
mengatasi kegagalan dalam proses pembelajaran BIPA.
A. Simpulan
Pengajaran dan pembelajaran BIPA di perguruan tinggi khususnya BIPA di IAIN
Surakarta dapat dikatakan efektif dan memenuhi standar kualifikasi yang ada. Pengajar tidak
hanya memberikan pembelajaran bahasa Indonesia kepada mahasiwa asing saja melainkan juga
memperkenalkan dan mendekatkan seni dan budaya Indonesia melalui karyawisata (outing
class). Selain itu, mahasiswa BIPA juga dituntut ketekunan dan keuletan untuk belajar secara
efektif dan efesien dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Program pembelajaran BIPA pula memberikan dampak positif bagi Indonesia karena
adanya semangat untuk memancanegarakan bahasa Indonesia ditengah generasi yang acapkali
mencampuradukkan bahasa sendiri dengan bahasa gaul yang menjadi tren di kalangan remaja
khususnya pelajar dan mahasiswa sehingga tidak sesuai dengan konteks dari bahasa Indonesia
sebagai bahasa pemersatu bangsa.
B. Saran
Pembelajaran BIPA di IAIN Surakarta masih perlu evaluasi yang mendalam. Evaluasi
ini berguna untuk berbagai keperluan, seperti untuk mengukur kemampuan hasil belajar dan
memacu pendidik untuk dapat membuat dan mengembangkan pembelajaran yang lebih aktif,
inovatif, dan menyenangkan, untuk mengetahui perkembangan belajar, potensi dan kelebihan
yang dimiliki pemelajar, dan dapat mengatasi kegagalan dalam proses pembelajaran BIPA.
Selain itu, evaluasi tidak hanya berlaku pada pemelajar BIPA melainkan juga berlaku
pada pendidik BIPA IAIN Surakarta karena tidak semua pendidik memberikan pengajaran
yang maksimal. Ada dosen yang hanya terpaku pada materi teks yang ada di modul atau buku
teks BIPA sehingga kurang inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiatun, Ari. (2016). Mengenal BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dan
Pembelajarannya. Yogyakarta: Penerbit K Media.
____________. (2016). Topik Pilihan Mahasiswa Tiongkok dalam Pembelajaran BIPA
Program Transfer Kredit di UNY. Jurnal Litera. 15 (1): 138-146.
Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia
Permata.
Muliastuti, Liliana. (2017). Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing: Acuan Teori dan
Pendekatan Pengajaran. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Soeparno. (1988). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suyitno, Imam. (2007). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
(BIPA) berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar. Jurnal Wacana. 9 (1): 62-78.
___________. (2017). Deskripsi Empiris dan Model Perangkat Pembelajaran BIPA. Bandung:
PT Refika Aditama.
Zubaidi, Abidin. (2015). Model-Model Pengembangan Kurikulum dan Silabus Pembelajaran
Bahasa Arab. Jurnal Cendekia. 13 (1): 107-121.