Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN, CIRI-CIRI, TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF BAHASA

INDONESIA

TEKS TANGGAPAN DESKRIPSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


TINJAUAN LANDASAN ONTOLOGI, LANDASAN EPISTEMOLOGI, DAN
LANDASAN AKSIOLOGI
Oleh
C I P T O, S.Pd

PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 memiliki perubahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dirinci
sebagai berikut (a) materi yang diajarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan. (b) siswa dibiasakan membaca dan
memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri. (c) siswa
dibiasanya menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan menyusun
teks. (d) siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam
proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, di mana). (e) siswa
dibiasakan untuk dapat mengeskpresikan dirinya dan pengetahuannya dengan bahasa yang
meyakinkan secara spontan.
Selain itu sebuah moto kurikulum 2013 mengenai peran bahasa Indonesia tertulis "Bahasa
Indonesia penghela dan pembawa pengetahuan". Moto ini menarik untuk dikaji lebih lanjut
bagaimana usaha pemerintah dalam hal ini pendidikan Indonesia menjadikan bahasa Indonesia
sebagai prioritas sebagai penghela atau menarik bagi mata pelajaran lain. Artinya bahasa
Indonesia memiliki peran mentransformasikan ilmu pengetahuan yang dapat berimplikasi antara
mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain. Berkaitan dengan moto di atas, peran
bahasa Indonesia sebagai pembawa pengetahuan berarti bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber
dalam mempelajari ilmu pengetahuan, hal ini berkaitan penghargaan kita terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Dari uraian di atas, dalam kurikulum 2013 mengalami
perubahan signifikan yang perlu ditaati dan dipelajari oleh pemangku kepentingan.
Untuk itu, apabila kita berpikir bijak perubahan tidak harus disikapi skeptis, sebalik
memunculkan pemikiran kritis guna menatap masa depan dengan mempersiapkan mental dan
spritual anak bangsa. Pemikiran-pemikiran gemilang tersebut dituangkan dalam pembelajaran di
kelas, terutama keterampilan menulis dengan dasar pemikiran bahwa kurikulum 2013 mengalami
perubahan signifikan dari sisi materi pembelajaran bahasa Indonesia ke ranah berbasis teks.
Pembelajaran bahasa Indonesia selalu bersentuhan dengan teks, tetapi pembelajaran
berbasis teks baru dikenalkan dalam kurikulum 2013. Dari implementasi pembelajaran berbasis
teks semoga akan mampu memberikan warna baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di era
global sekarang ini. Selain itu, dalam pembelajaran teks terutama teks tanggapan deskripsi selalu
berkaitan dengan keterampilan menulis. Keterampilan menulis dari kompetensi berbahasa adalah
kemampuan produktif artinya siswa mampu menghasilkan karya yang diharapkan bermanfaat
bagi peserta didik maupun manfaat bagi lingkungan akademik terutama dunia pendidikan.
Teks yang dimaksud diperinci ke dalam berbagai jenis, seperti deskripsi, penceritaan
(recount), prosedur, laporan, eksplanasi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun,
dongeng, anekdot, dan dll. Namun teks dalam kurikulum 2013 terdiri atas jenis teks hasil
observasi, tanggapan deskripsi, eksposisi, eksplanasi, dan teks cerita pendek. Berdasarkan uraian
di atas mengenai ragam teks yang dikembangkan dalam kurikulum 2013, penulis merasa tertarik
untuk membahas lebih lanjut tentang ragam-ragam teks yang dipelajari dalam materi bahasa
Indonesia di kelas VII SMP. Terutama pembahasan dalam makalah ini mengupas teks tanggapan
deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia ditinjau dari landasan ontologis, landasan
epistemologi, dan landasan aksiologi.

Teks Tanggapan Deskripsi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tinjauan Landasan


Ontologi
Ontologi menurut Suriasumantri, (2009:33) objek yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud
yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap
manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
Objek kajian dalam landasan ontologis dalam pembahasan ini adalah teks tanggapan
deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun objek hakikinya dapat dilihat dari teks
berbentuk tulisan dan lisan. Hal ini senada disampaikan oleh Mulyasa (2005:51) teks atau
wacana tulis adalah jenis wacana yang disampaikan melalui tulisan. Berbagai bentuk wacana
sebenarnya dapat dipresentasikan atau direalisasikan melalui tulisan. Sampai saat ini,
menyampaikan berbagai gagasan, wawasan, ilmu pengetahuan, atau apapun yang dapat mewakili
kreativitas manusia. Selanjutnya Mulyasa (2005:52) bentuk penyampaian wacana atau teks dapat
melalui lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung dengan bahasa
verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan (speech) atau ujaran (utterance).
Berdasarkan dua kutipan di atas, bentuk pengungkapan teks tanggapan deskripsi dapat dilakukan
secara tertulis dan lisan.
Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau
memerikan sesuatu hal. Dari segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang
melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai
(melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra
penulisnya (Izul:2010) Shinigami (2013) deskripsi adalah paragraf yang berisi penggambaran
suatu objek, tempat, atau peristiwa tertentu kepada pembaca secara jelas dan terperinci sehingga
pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri apa yang dideskripsikan oleh penulis. Jadi
berdasarkan uraian di atas deskripsi adalah gambaran mengenai suatu hal yang dilukiskan
dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya berisi penggambarab suatu objek, tempat, atau
peristiwa tertentu sehingga dapat dirasakan, dilihat, dicium, dan didengar oleh pembaca.
Ciri-ciri teks tanggapan deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
2. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
3. Membuat pembaca atau pandangan merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
4. Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara
terperinci.
Shigami (2013) mengatakan dalam pola pengembangan paragraf tanggapan deskripsi
sebagai berikut: (1). Paragraf deskripsi spasial, paragraf ini menggambarkan objek khusus
ruangan, benda atau tempat. ( 2) Paragraf deskripsi subjektif, paragraf ini menggambarkan objek
seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis. (3) paragraf deskripsi objektif, paragraf ini
menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Macam-macam deskripsi, teks tanggapan deskripsi dipilah atas dua kategori, yakni
karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. (1) Deskripsi orang adalah tulisan yang
ditentukan hal-hal yang menarik dari orang-orang yang akan dideskripsikan. Beberapa aspek
yang layak dideskripsikan bagi seseorang yang dideskripsikan adalah sebagai berikut. (a)
deskripsi keadaan fisik bertujuan memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan
tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini lebih bersifat objektif. (b) deskripsi keadaan sekitar yaitu
penggambaran keadaan kondisi sekeliling sang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh sang tokoh. (c) deskripsi watak atau perbuatan yaitu penggambaran
sikap atau watak yang dimiliki oleh sang tokoh. Kegiatan dalam menentukan watak tokoh sangat
sulit karena kegiatan tersebut merupakan perbuatan yang sangat sensitif kaitannya tingkah laku
sang tokoh. (d) deskripsi mengenai pemikiran-pemikiran yang disampaikan oleh tokoh. (2)
Deskripsi tempat merupakan deskripsi yang memegang peranan penting karena setiap peristiwa
yang dialami oleh setiap orang selalu berkaitan dengan tempat. Hal-hal yang perlu dikaitkan
dalam menyusun deskripsi tempat seperti suasana hati, bagian yang relevan, dan urutan
penyajian.
Tujuan menulis teks tanggapan deskripsi menurut Marahimin (1994:19 via Tindaon, 2012),
adalah sebagai berikut (1) Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain
dalam mengerjakan sesuatu. (2) menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan
tentang sesuatu hal yang harus diketahui oleh orang lain. (3)Menceritakan kejadian, yaitu
memberikan informasi tentang suatu cara yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu.
(4) meringkas, yaitu membuat rangkuman atau tulisan sehingga lebih singkat.

Teks Tanggapan Deskripsi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tinjauan Landasan


Epistemologi
Suriasumantri (2009:33) mengatakan bahwa epistemologi adalah Bagaimana proses yang
memungkinkan ditimbanya pengetahuan berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa saja
yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu
sendiri? Apakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu?
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah telah menyatakan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-
kaidah pendekatan saintifik. Kemdikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa
pendekatan ilmiah (scientifik approach) dalam pembelajaran di dalamnya mencakup komponen:
mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.
Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan
setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional.
Beberapa metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip Teks Tanggapan
Deskripsi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tinjauan Landasan Aksiologi pendekatan
saintifik antara lain: (1) problem based solving; (2) project based learning; (3) inkuiri/inkuiri
sosial; dan (4) Group investigation. Metode-metode ini berusaha membelajarkan siswa untuk
mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas
suatu masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan (menemukan fakta-fakta melalui
penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikannya secara lisan
maupun tulisan.
Adapun prosedur pembelajaran dengan menggunakan teks tanggapan deskripsi adalah sebagai
berikut:
1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan. Prosedur atau langkah pertama yang
dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam menulis teks
tanggapan deskripsi adalah menentukan objek atau tema yang akan dibahas. Hal ini sejalan
dengan pendapat Mulyasa, (2005: 37) tema, topik dan judul wacana perlu mendapat perhatian
khusus, terutama dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap wacana tulis. Selanjutnya
Mulyasa menambahkan tema menurut Yule dan Brown (1983:126) adalah the starting of
utterance (permulaan dari suatu ujaran). Dalam berbagai bentuk 'wacana', sudah lazim terdapat
tema yang diusung untuk mewadahi program dan tujuan apa yang hendak dicapai. Untuk itu
dalam hal membuat teks tanggapan deskripsi ini guru dan siswa diharuskan menentukan tema
atau objek yang dikuasai dan dipahami oleh siswa.
2. Tentukan tujuan. Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Dalam
hal ini tujuan penulisan teks tanggapan deskripsi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia kaitannya dengan kompetensi inti, standar kompetensi serta indikator
pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan. Dalam hal
ini guru dan siswa memfokuskan aspek-aspek yang akan digambarkan dengan melakukan
pengamatan untuk penulisan teks tanggapan deskripsi sehingga tulisan yang dihasilkan akan
menjadi optimal.
4. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, baik urutan lokasi, urutan waktu,
atau urutan menurut kepentingan. Langkah selanjutnya dilakukan melakukan pengurutan
lokasi-lokasi yang akan diamati, urutan waktu serta kepentingan-kepentingan siswa dalam
proses menulis. Hal ini dilakukan dengan urutan yang tertata rapi hasil tulisan akan menjadi
lebih efektif dan menarik.
5. Kembangkan kerangka menjadi teks tanggapan deskripsi. Langkah selanjutnya siswa
mengembangkan tulisan dari kerangka tulisan yang telah dikerjakan. Mengembangkan ide
tulisan langkah sangat penting, dari langkah inilah siswa dilatih dalam mengembangkan
pengetahuan dari suatu yang dilihat, dirasa, didengar maupun yang diraba. Langkah ini
dilakukan setelah tahap-tahap dalam penulisan teks tanggapan deskripsi dapat dilewati dengan
baik.
Selanjutnya contoh prosedur yang dilakukan dalam mengenali struktur teks tanggapan
deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) identifikasi (2)
klasifikasi, (3) deskripsi bagian. Setelah siswa membaca teks "Pantun Indonesia"
Struktur Teks Deskripsi
Identifikasi Pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran
adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam
(mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya: misalnya
"air, hujan, dan hulu", dan biasanya tak punya hubungan dengan
bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk
mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang
merupakan tujuan pantun tersebut.
Klasifikasi Definisi Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang dikenal luas
di Nusantara. Pantun berasal dari kata pantuntun dalam bahasa
Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa
dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai
paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa
(baca:uppasa).
Pantun biasanya terdiri atas empat larik (atau empat baris bila
dituliskan), setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata, bersajak akhir
dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau a-b-b-
a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tetapi sekarang
dijumpai juga pantun tulis.
Deskripsi Bagian Bentuk Pantun
Sampiran
Ke hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Isi
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian.
Sampiran terutama digunakan untuk menyiapkan rima dan irama
untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Dalam
hal kata "pagar: dan "belajar" rima dan irama yang terkait,
demikian juga "durian" dan "kemudian", sehingga larik-larik
dalam bait itu membentuk persajakan a-b-a-b.
Sumber: Buku Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan 2013.

Kriteria teks tanggapan deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum
2013 adalah sebagai berikut. (1) materi pembelajaran atau teks berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata. (2) penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi
edukatif guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (3)
Mendorong dan menginspirasi ,siswa mampu berpikir hipotetik dalam melakukan perbedaan,
kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran bahasa Indonesia. (4) Mendorong
dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir
yang rasional dan objektif dalam mersepon materi pembelajaran bahasa Indonesia. (5) berbasis
pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (6) tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Teks Tanggapan Deskripsi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Tinjauan Landasan


Aksiologi
Suriasumantri (2009:33) menyatakan bahwa aksiologi adalah untuk apa pengetahuan yang
berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitannya antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
moral? Bagaimana kaitannya antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?
Kegunaan ilmu atau nilai sikap yang ditinjau dari landasan aksiologi diperoleh dari teks
tanggapan deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Melalui pembelajaran berkelanjutan, dimulai dengan meningkatkan kompetensi pengetahuan
tentang jenis, kaidahan konteks suatu teks, dalam hal ini teks tanggapan deskripsi yang
menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada
pembentukan sikap kesantunan berbahasa dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai
warisan budaya bangsa.
2. Menjadi orang yang bersikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan menarapkan sikap
setia, bangga dan hormat terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
3. Melalui menulis teks tanggapan deskripsi siswa menjadi berpikir kritis serta mampu menjadi
orang yang bertanggung jawab dalam perkataan dan perbuatan melalui karya kreatif yang
ditulisnya.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas terhadap sajian teks tanggapan deskripsi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia ditinjau dari landasan ontologi, landasan epistemologi, dan landasan aksiologi dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Objek kajian dalam landasan ontologis dalam pembahasan ini adalah teks tanggapan deskripsi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun objek hakikinya dapat dilihat dari teks
berbentuk tulisan dan lisan.
2. Adapun prosedur pembelajaran dengan menggunakan teks tanggapan deskripsi ditinjau dari
landasan epistemologi adalah sebagai berikut: (a)Tentukanobjek atau tema yang akan
dideskripsikan. (b) Tentukan tujuan. (c) Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan
dengan melakukan pengamatan. (d) Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik,
baik urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan. (e) Kembangkan kerangka
menjadi teks tanggapan deskripsi.
3. Kegunaan ilmu atau nilai sikap yang ditinjau dari landasan aksiologi diperoleh dari teks
tanggapan deskripsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (a) Melalui
pembelajaran berkelanjutan, dimulai dengan meningkatkan kompetensi pengetahuan tentang
jenis, kaidahan konteks suatu teks, dalam hal ini teks tanggapan deskripsi yang menyajikan
suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan
sikap kesantunan berbahasa dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai warisan
budaya bangsa. (b) Menjadi orang yang bersikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan
menarapkan sikap setia, bangga dan hormat terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan. (c) Melalui menulis teks tanggapan deskripsi siswa menjadi berpikir kritis serta
mampu menjadi orang yang bertanggung jawab dalam perkataan dan perbuatan melalui karya
kreatif yang ditulisnya.

Anda mungkin juga menyukai