Pembaca fiksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pembaca dewasa (mature reader) dan yang belum dewasa (immature reader). Menurut A. Teeuw (1983) kode-kode yang harus dikuasai seorang pembaca mencakup kode bahasa, kode budaya, dank ode khas sastra. Dua jenis fiksi yang dapat dipilih oleh pembaca yakni fiksi hiburan ( escape literature) dan karya yang bersifat interpretative (interpretative literature). Teks fiksi dapat dibacakan untuk kepentingan performansi seni. Sebenarnya ada dua alas an seseorang membaca prosa fiksi, yakni untuk memperoleh kesenangan (enjoyment) dan pemahaman (understanding).
Penerapan Teknik Membaca Drama
Drama adalah suatu kisah kehidupan yang disampaikan dalam bentuk dialog, diproyeksikan di atas pentas di hadapan penonton.Persiapan yang harus dilakukan seorang calon actor ketika akan berlatih membaca naskah mencakup persiapan fisik dan mental. Kriteria yang secara umum digunakan untuk mengukur kelayakan naskah ada dua.yakni payable dan actable. Sutradara perlu memahami dengan baik latar belakang calon penontonnya, misalnya umur, jenis kelamin, sikap, adat istiadat, latar belakang keyakinan, kesednian daerah, dan harapan hidupnya. Latihan yang perlu dilakukan seorang calon actor sebelum berlatih membaca naskah, antara lain latihan pernapasan dan latihan vocal.
Analisis Prosa Fiksi dan Drama
Unsur-unsur structural/intrinsik prosa fiksi yaitu plot, tokoh, tema, latar (setting), sudut pandang pengarang, dan bahasa. Adapun unsure-unsur drama sebagai naskah berupa plot, tokoh, tema, setting, dan dialog. Kisah dalam prosa fiksi dikembangkan dengan paparan naratif dan drama, sedangkan naskah drama dikembangkan dalam dialog. Interpretasi aspek ekstrinsik menurut Wellek dan Warren (1990) mencakup (1) biografi pengarang, (2) psikologi sastra, (3) social-kemasyarakatan, dan (4) filsafat hidup dan cara berpikir.