Lalu orang Timur sendiri mempunyai suatu pemikiran baru dimana, secara
kasar dibuat sebagai tandingan pemikiran Barat atas Timur. Pemikiran ini disebut
Oksidentalisme,dalam konsep ini oksidentalisme mengarah pada kajian baru dalam
menghadapi hegemoni keilmuan barat atau biasa disebut dengan kajian kebaratan.
Dunia barat selama ini dipandang sangat mendominasi dalam kajian ketimuran,
khususnya kajian ke-islaman.
Bahkan, di era kolonial, orientalisme dianggap sebagai suatu senjata untuk
menundukan para bangsa-bangsa timur. Hegemoni sendiri diartikan sebagai bentuk
penguasaan terhadap suatu kelompok atau etnis tertentu dengan memanfaatkan
kepemimpinan intelektual dan moral secara konsensus. Artinya, kelompok-kelompok
yang terhegemoni secara tidak sadar menyepakati nilai-nilai ideologis penguasa.
Oksidentalisme ini muncul sebagai anggapan menjadi tandingan adanya orientalisme
yang sudah ada lebih dahulu
Namun, oksidentalisme sendiri sebenarnya bukanlah hal atau wacana baru
dalam masyarakat timur, melainkan masyarakat timur sendiri sudah berhubungan
dengan bangsa barat sudah sejak zaman Yunani yang pada saat itu juga islam sedang
berjaya dan menyebarkan peradabannya di negara-negara barat yang tradisinya
mewakili bangsa timur sebagai objek pengkaji Yunani dan Romawi, yang mana
Yunani dan Romawi menjadi tempat kesadaran dunia barat, tetapi memang pada saat
itu belum ada yang menyatakan bahwa keilmuan pengkajian kebudayaan menjadi
suatu ilmu tertentu atau khusus.
Banyak juga pada pencetus pendapat tentang konsep atau pengertian
oksidentalisme, namun salah satu tokoh yang terkenal adalah Hasan Hanafi yang
menganggap bahwa konsep oksidentalisme merupakan suatu kajian kebudayaan dan
berbagai aspek dunia barat, tetapi konsep oksidentalisme sendiri menjadi suatu
keilmuan yang menjadi lawan dari konsep orientalisme.
Dalam beberapa poin yang telah disampaikan diatas telah jelas tujuan dari
adanya kajian ketimuran dan kebaratan. Kajian ketimuran lebih mengarah pada
hegemoni, penguasaan dan kontrol, sedangkan kebaratan mengarah pada kekuasaan.
Hanafi sendiri juga sudah memprediksi apabila oksidentalisme dapat diterapkan
maka banyak hasil positif yang akan dicapai, Antara lain :
1. Menghapus rasa inferioritas (rendah diri) kita dihadapan Eropa dan begitu juga
otomatis menghapus rasa superioritas yang tumbuh dalam diri Eropa.
2. Penulisan ulang sejarah, agar dapat semaksimal mungkin mewujudkan
persamaaan bagi setiap bangsa di dunia yang sebelumnya kebudayaan negaranya
di ekploitasi oleh bangsa kulit putih.
3. Menciptakan oksidentalisme sebagi ilmu yang akurat.
4. Membentuk peneliti-peneliti yang mempelajari peradabannya dari kacamata
sendiri dan mengkaji peradaban lain secara lebih netral dari yang pernah
dilakukan Barat dalam megkaji bangsa lain.
5. Tak ada rasialisme terpendam, seperti yang ditimbulkan akibat dari orientalisme.
Daftar Pustaka
Hassan hanafi. 2000. Oksidentalisme : sikap kita terhadap tradsisi Barat. Terj. Jakarta :
Paramsdina
https://lukmanhakim1994.wordpress.com/2015/04/02/oksidentalisme-sejarah-dan-
perkemabangannya/
https://rahimark.wordpress.com/2015/10/23/biografi-dan-pemikiran-edward-w-said/
http://anismufarrochah.blogspot.com/2013/04/pengertian-sejarah-dan-tujuan-orientalis.html
http://historinu.blogspot.com/2016/03/kritik-penulisan-sejarah.html