Pasal 1
(1) Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan yang
selanjutnya disebut Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan
pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai
acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan
kurikulum.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) di bidang keterampilan sebagai berikut:
a. kepemanduan wisata;
b. pemeliharaan taman;
c. pekarya kesehatan;
d. petukangan kayu konstruksi;
e. pemasangan bata;
f. perancah;
g. pemasangan pipa;
h. mekanik alat berat;
i. Bahasa Indonesia bagi penutur asing;
j. pembuatan batik dengan pewarna ramah lingkungan;
k. pembuatan malam batik;
l. pembuatan batik dengan pewarna sintetis;
m. pembuatan alat canting tulis; dan
n. pembuatan canting cap.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-4-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Agustus 2017
TTD.
MUHADJIR EFFENDY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 14 Agustus 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
TTD.
Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 27 TAHUN 2017
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS
DAN PELATIHAN BIDANG KETERAMPILAN
KEPEMANDUAN WISATA, PEMELIHARAAN TAMAN,
PEKARYA KESEHATAN, PETUKANGAN KAYU
KONSTRUKSI, PEMASANGAN BATA, PERANCAH,
PEMASANGAN PIPA, MEKANIK ALAT BERAT, BAHASA
INDONESIA BAGI PENUTUR ASING, PEMBUATAN BATIK
DENGAN PEWARNA RAMAH LINGKUNGAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau regulasi
yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia untuk
berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti sektor
perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh
karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional
akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
NILEK online) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.
C. Uraian Program
Kepemanduan wisata berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan Kepemanduan
Wisata pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan Kepemanduan
Wisata meliputi.
1. Pemandu wisata lokal (pemandu museum, obyek wisata, kawasan wisata
dan sejenisnya).
2. Pemandu wisata dalam kota (city sightseing tour).
3. Pemandu wisata lintas daerah.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Kepemanduan Wisata jenjang III.
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan kepemanduan wisata ini
bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan
operasional lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan
tanggung jawab dalam bidang kepemanduan wisata sesuai dengan
standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan Kepemanduan Wisata ini
bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten meliputi.
1. Dasar-dasar Kepemanduan Wisata.
2. Teknik berkomunikasi.
3. Dasar dasar pelayanan.
4. Etiket.
5. Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing.
6. Pengelolaan perjalanan wisata.
7. Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan dalam bekerja.
8. PPP3K.
9. Tim Kerja.
10. Wawasan umum, kebangsaan dan pengetahuan pariwisata.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan Kepemanduan Wisata ini bermanfaat bagi.
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam mengelola program wisata, yang
bisa digunakan sebagai bekal bekerja.
b. Pengguna pemandu wisata dapat merekrut calon pemandu wisata yang
siap kerja.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan kepemanduan wisata
dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.
4. Kualifikasi Peserta
Minimal lulusan SMA sederajat.
6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan
pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes
teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan
pelatihan Kepemanduan Wisata dalam proses melakukan pemanduan
wisata.
7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
Kepemanduan Wisata yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi
oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang Kepemanduan Wisata.
Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan satu
lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko
Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang
Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang
Kepemanduan Wisata. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah
Sertifikat Kepemanduan Wisata jenjang III sesuai KKNI.
D. Pengertian
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan Kepemanduan Wisata Jenjang III
KKNI ini memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan
kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab sebagai
pemandu wisata yang profesional, meliputi kemampuan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi, memilih, menggunakan, memelihara, dan mengamankan
peralatan dan perlengkapan dalam melakukan pemanduan wisata.
2. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik dalam pemanduan
wisata.
3. Mampu melaksanakan tugas kepemanduan wisata yang merupakan
bagian dari sebuah usaha perjalanan wisata maupun secara mandiri.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus dan
pelatihan Kepemanduan Wisata jenjang III ini sebagai pemandu wisata lokal,
dalam kota, dan antar daerah baik bekerja pada orang lain maupun
perorangan.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan
kursus dan pelatihan adalah sesuai dengan ideologi Negara dan budaya
Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan
sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang
kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut.
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Sikap dan Tata Nilai
1. Mengaktualisasi 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Melakukan kegiatan kepemanduan wisata dengan memperhatikan
karakter dan Maha Esa. tata nilai keagamaan.
kepribadian manusia 1.2 Memiliki moral, etika dan b. Menjalankan tugas kepemanduan dengan menjaga moral dan etika
Indonesia. kepribadian yang baik di sebagai warga negara yang baik.
dalam menyelesaikan tugasnya c. Melaksanakan tugas kepemanduan dengan memperhatikan
sebagai warga negara yang kepekaan terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan.
bangga dan cinta tanah air. d. Melakukan kegiatan kepemanduan dengan memperhatikan aturan
1.3 Bekerja sama dan memiliki sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
kepekaan yang tinggi e. Dalam melakukan kegiatan kepemanduan wisata, turut serta
terhadap masyarakat dan menjaga, mengingatkan dan mempropagandakan kelestarian
lingkungannya. lingkungan.
1.4 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
1.5 Berperan sebagai warga
negara yang bangga dan cinta
tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
1.6 Hasil kerja sesuai dengan
kesepakatan pengguna dan
tidak berdampak pada
timbulnya keresahan
khalayak, tidak bertentangan
dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
1.7 Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.
1.8 Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN BIDANG KERJA
2 Bekerja sama 2.1 Berkomunikasi di tempat 2.2.1 Lulus pada setiap indikator pengukuran dalam bentuk kuesioner
dengan Kolega dan kerja. yang mengukur.
Pelanggan. a. Tingkat kejelasan informasi (menggu nakan tata bahasa yang
2.2 Memberikan mudah difahami, nada suara yang jelas).
bantuan kepada b. Tingkat keramahan pemberi informasi.
wisatawan. c. Tingkat Kepekaan terhadap perbedaan budaya dan sosial
yang dihadapi oleh minimal 4 individu wisatawan dengan
latar belakang yang berbeda.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
d. Kemampuan memilih teknik komunikasi yang tepat untuk
menangai konflik antar individu dan kelompok.
e. Kemampuan melakukan resolusi konflik yang terjadi antar
individu dan kelompok.
f. Dalam simulasi kerja dan dinilai oleh minimum tiga orang
penguji
2.2.2 Peserta uji dapat menyajikan panduan tugas pokok dari
pemandu dengan format, kedalaman dan keluasan isi yang
sesuai dengan standar baku yang ditetapkan kursus pendidikan
Dikmas Kemendikbud, dalam waktu yang ditentukan.
2.2.2 Ketepatan dan kejelasan dalam menyampaikan tugas pokok
pemandu
Dalam simulasi kerja, dan dinilai oleh minimum tiga orang penguji.
3.2 Menyampaikan informasi 3.2.1 Lulus pada setiap indikator pengukuran dalam bentuk kuesioner
kepada wisatawan mengenai yang mengukur.
kondisi keamanan dan a. Kemampuan memberikan kesan positif pada wisatawan pada
penggunaaan fasilitas tempat saat penyambutan simulasi kerja. Penilaian diberikan oleh
menginap. minimal 4 orang wisatawan.
b. Ketepatan memberikan informasi kepada wisatawan sebagai
berikut.
1. Mengucapkan selamat datang dan perkenalan.
2. Menyampaikan informasi umum.
1) Rencana tur mendatang secara rinci.
2) Waktu setempat.
3) Nilai tukar dan fasilitas berbagai mata uang.
4) Pemberian tip.
5) Fasilitas akomodasi.
6) Letak hotel dan daerah sekitarnya.
7) Ikhtisar informasi tujuan.
Dilakukan dalam simulasi kerja dan dinilai 3 orang penguji.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.3 Membantu proses check in 3.3.1 Peserta uji mampu membantu proses check in wisatawan yang
wisatawan di penginapan. meliputi.
a. Menginformasikan prosedur check in kepada wisatawan di
tempat menginap.
b. Menawarkan bantuan yang ramah pada wisatawan untuk
kelancaran check-in.
c. Membantu staf akomodasi selama check-in untuk mengurangi
kesulitan berkomunikasi antara wisatawan dan staf
akomodasi.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
3.4 Melaksanakan pengantaran 3.4.1 Peserta uji mampu menerapkan pedoman pengantaran
wisatawan dari tempat wisatawan dengan memperhatikan.
penginapan ke tempat a. Kemampuan memeriksa dan mengkonfirmasi catatan
keberangkatan (transfer out persiapan keberangkatan termasuk sarana transportasi,
service). dokumen perjalanan maupun hal lain yang terkait sebelum
keberangkatan.
b. Kemampuan menindaklanjuti perubahan jadwal
keberangkatan dan hal-hal lain yang tak terduga jika
diperlukan.
c. Kemampuan memeriksa daftar wisatawan beserta bagasinya
secara terperinci sebelum keberangkatan.
d. Kemampuan memberitahukan wisatawan untuk memeriksa
barang-barang milik pribadi seperti bagasi dan dokumen
perjalanan lainnya.
e. Kemampuan menjelelaskan kepada wisatawan tentang
prosedur check in serta pelayanan di tempat keberangkatan
termasuk fasilitas yang tersedia.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
4 Mengkoordinasikan 4.1 Merencanakan kegiatan 4.1.1 Kemampuan untuk melakukan kegiatan wisata sesuai dengan
dan mengoperasikan wisata. petunjuk dan dokumen-dokumen dari penyelenggara wisata.
perjalanan wisata.
11 Mengembangkan dan 11.1 Mengumpulkan data 11.1.1 Peserta uji mampu mengumpulkan data informasi dengan
meme lihara informasi. mengenali dan mengakses sumber informasi secara tepat dan
pengetahuan. umum akurat.
yang diperlukan oleh 11.1.2 Kemampuan mencari sumber informasi kredibel dan dapat
pemandu wisata. diuji.
11.1.3 Kemampuan memilih informasi menurut kebutuhan
wisatawan.
11.1.4 Kemampuan mendoku-mentasikan data informasi.
11.2 Mengembangkan dan 11.2.1 Peserta uji mampu memperbaharui pengetahuan umum yang
memelihara pengetahuan. meliputi.
a. Indonesia (Perkembangan ekonomi dan Politik).
a. Perkembangan budaya daerah.
b. peristiwa terkini di daerah yang dikunjungi.
11.2.2 Kemampuan mengetahui Fasilitas setempat yang meliputi :
fasilitas umum, seperti toilet, tempat istirahat, pusat
informasi, dll.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
12 Bekerja dalam 12.1 Komunikasi dengan 12.1.1 Kemampuan berkomunikasi dengan wisatawan serta partner
lingkungan sosial pelanggan. kerja dengan berbagai latar belakang sosial dan budaya.
yang berbeda. 12.1.2 Ketepatan merespon apabila terjadi hambatan komunikasi
akibat perbedaan bahasa dilakukan dengan menggunakan
bahasa verbal dan non verbal (tulisan atau isyarat).
12.2 Menghadapi kesalahpahaman 12.2.1 Kemampuan mengidentifikasi persoalan yang mengakibatkan
antar budaya. konflik atau kesalahpahaman di tempat kerja, seperti karakter
atau sifat wisatawan dari daerah tertentu, hal-hal yang
ditabukan, sensitifitas terhadap lingkungan baru (cuaca, suara)
dll.
12.2.2 Kemampuan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti
pimpinan rombongan, partner pengirim tamu, aparat dll.
12.2.3 Ketepatan mengambil keputusan bila terjadi kesalah pahaman
akibat perbedaan budaya maupun bahasa di antaranya
berkoordinasi dengan pimpinan untuk ditindak lanjuti
solusinya.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
HAK DAN TANGGUNG JAWAB
13 Membuat laporan 13.1 Membuat laporan kegiatan. 13.1.1 Kemampuan menyusun dan mendokumentasi kan laporan
pemanduan wisata. kegiatan perjalanan wisata.
13.1.2 Kemampuan menindaklanjuti dan melaporkan umpan balik
atau kritik serta saran wisatawan.
13.2 Membuat laporan keuangan. 13.2.1 Kemampuan membuat dan menyusun laporan keuangan
kegiatan perjalanan yang telah dilaksanakan sekaligus
mendokumentasikannya.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
14 Mengikuti Prosedur 14.1 Prosedur keamanan kerja dan 14.1.1Kemampuan memahami dan mengikuti prosedur keamanan dan
Keamanan, kesehatan kerja. kesehatan kerja dengan benar sesuai dengan aturan perusahaan
Keselamatan dan dan aturan pemerintah diantaranya, penggunaan alat pengaman
Kesehatan Kerja. (jaket, helm,dll) di obyek wisata.
Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai
negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan
di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negara-negara
lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di
Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah
internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capaian
pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang
akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus
dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja
terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negara-negara
lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran
yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan
internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara
lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan
pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di
masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat
sampai saat ini, terutama dalam bidang teknik, pariwisata, kuliner, dan lain-
lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya
sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan kepemanduan wisata ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah: Lulusan dapat mengawali
karir kerja di bidang Kepemanduan Wisata tingkat Pramuwisata Muda.
B. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PERTAMANAN JENJANG II DAN III
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal
dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor
kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul
di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam
sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan
dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan,
pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan
dan keahlian yang relevan baik secara bilateral, regional maupun
internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
(learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing
bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti
sektor perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain.
Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah
internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi
pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara
lain.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenaga-kerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum
meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi
antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar
19.692 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
nilek.online) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari
institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi
kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud
Nomor 131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.
Oleh karena itu, pada saat ini sektor Pemeliharaan Taman 1 (sesuai
kompetensi kerja pemeliharaan taman secara umum, dasar dan luas) akan
dijadikan prioritas program penyusunan SKL Pertamanan Jenjang II KKNI.
Sektor Pelaksanaan Pembangunan Taman ditambah dengan sektor Budi
Daya Tanaman dan Dekorasi Taman 1 (skala dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas) akan dijadikan prioritas program penyusunan SKL
Pertamanan Jenjang III KKNI.
Jenjang
IV DKT2 PRT ATP TT
Jenjang
III PMT2 PBT BDT DKT1
Jenjang
II PMT1
Fokus
Program
Gambar 1: Bagan Kompetensi dan penjenjangan
Ke 1 Bidang Pertamanan
1. Nama program
Kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II dan III KKNI.
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan “Pertamanan
Jenjang II dan III KKNI” ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang antara lain:
1) memiliki pengetahuan umum bidang kerja pertamanan,
pengetahuan faktual, pengetahuan operasional dasar
hingga operasional yang lengkap terkait dengan fakta
bidang keterampilan pemeliharaan taman, pembangunan
taman, budi daya tanaman dan dekorasi taman skala
dalam gedung dan halaman gedung secara terbatas
(halaman rumah serta ruang luar gedung perkantoran)
yang praktis dan ekonomis;
2) memiliki keterampilan menggunakan peralatan taman
tanpa mesin (manual), memanfaatkan informasi dan
teknologi bidang pertamanan untuk membantu
pelaksanaan tugas kerjanya;
3) mampu bekerja secara mandiri, mampu bekerja sama dan
melakukan komunikasi dalam lingkup tim kerja
pemeliharaan taman, pembangunan taman, budi daya
tanaman dan dekorasi taman skala dalam gedung dan
halaman gedung secara terbatas, dengan pengawasan
langsung ataupun tidak langsung dari pihak pemberi
tugas; dan
4) bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri, dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain dan tanggung
jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan “Pertamanan
Jenjang II dan III KKNI” ini bertujuan:
1) memberikan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan
pasar kerja di bidang usaha dan industri pertamanan;
2) menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas
pemeliharaan taman (skala taman pekarangan rumah,
taman privat, taman lingkungan dan taman kota) secara
rutin, sehingga dapat mempertahankan pertumbuhan
tanaman (pohon, palem, tanaman semak, penutup tanah,
rumput dan tanaman air) dalam kondisi optimal, dapat
mempertahankan kesuburan media tanamnya, serta dapat
mempertahankan estetika taman dengan mengendalikan
pertumbuhan tanaman sesuai dengan desain awal taman;
3) menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan satu
tugas pemeliharaan taman dan serangkaian tugas
pembangunan taman, budi daya tanaman serta dekorasi
taman dengan skala ruang dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas, sehingga bisa menghasilkan
taman yang estetis/indah, sehat dengan media tanam
subur dan tidak membahayakan atau merusak
lingkungan; dan
4) memberikan nilai tambah dalam penguasaan pengetahuan
tentang manfaat taman sebagai sarana yang memiliki
fungsi estetika dan fungsi ekologis.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan “Pertamanan Jenjang II dan III
KKNI” ini dirancang bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:
a. bagi Lulusan kursus dan pelatihan Pertamanan, dapat
menguasai pengetahuan, memiliki sikap kerja dan
ketrampilan bidang pertamanan, sehingga dapat
dipergunakan sebagai bekal bekerja dan atau berwirausaha;
b. bagi Lembaga pengguna jasa pemeliharaan taman,
pembangunan taman, budi daya tanaman dan dekorasi taman
dengan skala ruang dalam gedung dan halaman gedung
secara terbatas, diharapkan dapat lebih mudah mendapatkan
tenaga kerja pertamanan (gardener) yang siap dan mampu
melaksanakan pekerjaan sesuai jenjang ketrampilannya; dan
c. bagi Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan
Pertamanan Jenjang II dan III KKNI, dapat menghasilkan
lulusan kursus dan pelatihan yang sesuai dengan standar
kompetensi ketrampilan di bidang Pertamanan.
4. Kualifikasi peserta
Kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II dan III KKNI ini
dapat diikuti oleh setiap warga Negara Indonesia dan tidak
tertutup bagi warga Negara asing dengan persyaratan pendidikan:
a. minimal lulus Sekolah Menengah Pertama/SMP atau yang
sederajat dan lulus wawancara yang dilakukan oleh lembaga
kursus untuk dapat mengetahui pengalaman kerjanya di
bidang pertamanan sebelumnya.
Kompetensi kerja lulusannya setara dengan Jenjang II KKNI.
b. minimal tamat Sekolah Menengah Atas/SMA atau yang
sederajat.
Kompetensi kerja lulusannya setara dengan Jenjang III KKNI.
5. Metode kursus dan pelatihan
Pelaksanaan kursus dan pelatihan dilakukan dengan cara
pemberian materi pelajaran teori di ruang kelas, belajar praktik di
lapangan melalui metode pembelajaran presentasi oral, gambar
dan audio-visual, demonstrasi, simulasi, pemecahan
masalah/kasus, diskusi dan anjangkarya (study tour) ke Taman
Rumah, Taman Kantor (Privat), Taman Kota atau Kebun
Raya/Taman Botani lainnya yang akan dipilih untuk menjadi
percontohan.
6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi diperlukan peserta didik untuk mendapatkan
pengakuan ketrampilan secara Nasional di bidang pertamanan
jenjang II dan III KKNI.
Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang
Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK). Uji
kompetensi dilaksanakan di suatu tempat yang disebut Tempat
Uji Kompetensi (TUK) yang telah diverifikasi oleh LSK
Pertamanan.
Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari ujian teori dan praktik
yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja terkait dengan aspek-aspek psikomotorik, kognitif dan
afektif sesuai dengan tingkat kesulitan pelaksanaan tugas dan
kompetensi kerjanya.
7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan oleh Satuan Pendidikan yang
terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
bidang pertamanan kepada peserta kursus dan pelatihan setelah
dinyatakan lulus dalam uji kompetensi sesuai jenjang kursus dan
pelatihan yang diikuti.
Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan
satu lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi
diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan
Pendidikan yang terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang pertamanan. Sertifikat yang diperoleh
dari program ini adalah Sertifikat “Pemelihara Taman” (untuk
lulusan Jenjang II KKNI) dan sertifikat “Pelaksana Pembangunan
Taman” (untuk lulusan Jenjang III KKNI).
D. Pengertian
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan
norma-norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku
dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
asesmen yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab
di dalam lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan deskripsi
kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan
dan diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang
KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI
dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen
Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
penyampaian dan penilaiannya sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan
lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, atau pendidikan informal ke dalam
sektor pendidikan formal.
A. Profil Lulusan
Program kursus dan pelatihan Pertamanan, menghasilkan:
1. Lulusan Jenjang II KKNI, terampil dalam melaksanakan tugas-
tugas pemeliharaan taman meliputi:
a. pemeliharaan rutin elemen keras (hard material) taman yang
terdiri dari tugas pembersihan bangunan taman dan
perawatan rutin utilitas taman; dan
b. pemeliharaan rutin elemen lunak (soft material) taman yang
terdiri dari tugas penyiraman, pemupukan, pemangkasan,
penyulaman tanaman (penggantian dan penanaman kembali),
pembersihan sampah, meliputi tanaman pohon, palem,
tanaman semak-perdu, tanaman penutup tanah, rumput dan
tanaman air; serta tugas pengendalian hama, penyakit
tanaman dan gulma secara manual (tanpa bahan kimia).
2. Lulusan Jenjang III KKNI, terampil dalam melaksanakan tugas-
tugas yang meliputi:
a. pemeliharaan taman yang lebih spesifik, terdiri dari tugas
pemeliharaan taman dinding (vertical garden), taman atap (roof
garden) dengan sistem pot atau multipot; dan tugas
pengendalian hama, penyakit dan gulma secara kimiawi
(menggunakan bahan kimia yang sesuai);
b. pelaksanaan pembangunan taman, terdiri dari tugas
melaksanakan persiapan pembangunan taman melalui proses
dan tahapan pelaksanaan sampai dengan hasil akhir
pembangunan tama;
c. budi daya tanaman, terdiri dari tugas mulai dari penyiapan
perlengkapan, penyiapan media tanam, pelaksanaan
perbanyakan tanaman, sampai dengan usaha pemasaran; dan
d. dekorasi taman skala ruang dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas, terdiri dari tugas penjadwalan
pekerjaan, persiapan gambar kerja, peralatan, bahan, tenaga
kerja dan pelaksanaan pekerjaan dekorasi taman sesuai
desain yang telah disediakan.
B. Jabatan Kerja
1. Lulusan kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II KKNI ini,
mendapat sebutan: Pemelihara Taman.
Pemelihara taman yang baru lulus dari pelatihan ini, dapat
mengawali karier kerja sebagai juru taman; mandor tukang;
pramuniaga tanaman; petugas pengendali HPT dan gulma (tanpa
bahan kimia); operator peralatan taman; pemangkas tanaman;
penyulam tanaman; pemupuk tanaman dan atau sebagai
penyiram taman.
Yang bekerja mandiri lingkup kerjanya pada skala taman
pekarangan rumah dan skala taman privat (perkantoran).
Dengan berjalannya waktu, pengalaman kerja dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut memungkinkan untuk peningkatan
kapasitas, kualitas karier kerja atau beralih ke profil lain yang
lebih tinggi.
2. Lulusan kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang III KKNI ini,
mendapat sebutan: Pelaksana Pembangunan Taman.
Pelaksana Pembangunan Taman yang baru lulus dari pelatihan
ini, dapat mengawali karier kerja sebagai pelaksana muda taman;
mandor taman; pengusaha kecil bibit tanaman, pelaksana teknis
lapangan; pelaksana teknis pengendalian hama, penyakit
tanaman dan gulma (menggunakan bahan kimia); pelaksana
teknis pemeliharaan taman dinding dan taman atap; pelaksana
teknis penyiapan rekrutmen tenaga kerja pembangunan elemen
lunak taman; pelaksana teknis pengadaan barang/jasa
pertamanan; pelaksana teknis pengolahan tanah lahan tanaman;
pelaksana teknis penyiapan media tanam; pelaksana teknis
proses penanaman; pelaksana teknis pemeriksaan hasil
penanaman; pelaksana teknis proses perbanyakan tanaman;
pelaksana teknis proses pembibitan; pelaksana teknis proses
dekorasi taman.
Dengan berjalannya waktu, pengalaman kerja dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut memungkinkan untuk peningkatan
kapasitas, kualitas karier kerja atau beralih ke profil lain yang
lebih tinggi.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan
kursus dan pelatihan adalah sesuai dengan ideologi Negara dan
budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan
nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia
pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang
membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai
berikut:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika, dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air serta mendukung perdamaian dunia;
d. mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original
orang lain; dan
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan Jenjang II KKNI
a. Mampu melaksanakan suatu tugas spesifik, dengan
menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan, serta menunjukan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja spesifik, sehingga mampu memilih
penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul.
c. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.
3. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan Jenjang III KKNI
a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas sepesifik, dengan
menterjemahkan informasi dan menggunakan alat,
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu
menunjukan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan
pengawasan tidak langsung.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-
prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang
keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang
lain.
4. Deskripsi capaian pembelajaran khusus
a. Capaian pembelajaran khusus lulusan Pertamanan Jenjang
II KKNI.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
d. Dekorasi Taman 1
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna,
kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar
yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan
yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia
internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor
sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal
mutu, tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional.Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja
yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor
131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.
C. Uraian Program
Industri pelayanan kesehatan saat ini berkembang sangat pesat. Dapat
dinilai dari peningkatan permintaan masyarakat akan Jasa pelayanan
kesehatan di rumah. Perkembangan ini mempengaruhi dan menyadarkan
banyak pihak bahwa jasa pelayanan kesehatan khususnya pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver dapat menciptakan lapangan pekerjaan
dengan keahlian-keahlian khusus yang sangat menjanjikan baik di dalam
maupun di luar negeri. Bidang pekerjaan ini pada prinsipnya adalah
melakukan pekerjaan pendampingan, pelayanan dan pengasuhan pada
klien baik dalam keadaan sehat, kelemahan fisik ataupun dengan kondisi
harapan sembuh rendah (terminal) di rumah, panti jompo, atau institusi
pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, kursus dan pelatihan
Pekarya Kesehatan Care Giver Jenjang III sangat dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut di atas.
1. Nama Program
SKL berbasis KKNI ini dibuat untuk program Pelatihan pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver.
2. Tujuan
a. Umum
Tujuan umum kursus dan pelatihan pekarya kesehatan jenjang
III/Care Giver ini adalah agar peserta didik mampu: Melakukan
pendampingan, pelayanan dan pengasuhan pada klien baik dalam
keadaan sehat, kelemahan fisik ataupun dengan kondisi harapan
sembuh rendah (terminal) di rumah, panti jompo, atau institusi
pelayanan kesehatan lainnya di bawah pengawasan dokter, perawat,
atau keluarga.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus kursus dan pelatihan pekarya kesehatan jenjang
III/Care Giver ini bertujuan agar peserta didik mampu:
a. memelihara kebersihan perseorangan (personal higiene) dari
klien, diri sendiri dan lingkungan;
b. memberikan bantuan dalam proses buang air besar (bab) dan
buang air kecil (bak) berdasarkan instruksi dari dokter atau
perawat, dengan menggunakan bahan dan peralatan kerja yang
sesuai;
c. memberikan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan berpakaian,
makan dan minum, istirahat dan tidur, serta mobilisasi dan
transportasi;
d. mengukur tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah dan
pernafasan);
e. menyiapkan dan membantu memberikan obat berdasarkan
instruksi dari dokter atau perawat;
f. mencatat dan melaporkan hasil pengukuran tanda–tanda vital,
keluhan dan perubahan perilaku klien;
g. memotivasi dan menghibur klien;
h. berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan klien, keluarga
dan tim kesehatan yang lain;
i. mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris untuk kebutuhan
khusus (Englih for Specific Purposes);
j. mengenal etik dan budaya negara tujuan;
k. menguasai teknologi informasi sesuai kebutuhan tugasnya; dan
l. memahami peraturan perundangan di bidang Tenaga kerja asing
antara lain remitensi, dokumen diri, perjanjian kerja, kondisi dan
resiko pekerjaan.
3. Manfaat
Manfaat SKL pada program Pelatihan pekarya kesehatan jenjang III
/Care Giver adalah
a. manfaat untuk peserta didik atau lulusan adalah mendapatkan
informasi tentang kompetensi yag akan dimiliki setelah selesai
mengikuti pelatihan;
b. manfaat bagi lembaga kursus dan pelatihan adalah;
1) sebagai acuan dalam menyususn, merevisi, atau memutahirkan
kurikulum; dan
2) sebagai pedoman penilaian dalam penentuan standar
kelulusanpeserta didik.
c. manfaat bagi DUDI (dunia usaha dan industri) adalah mendapatkan
tenaga pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver yang terstandar
kompetensinya.
4. Kualifikasi Peserta
Keahlian seorang pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver dalam
membantu memberikan dan memenuhi kebutuhan dasar keseharian
klien dengan tepat dan cermat sesuai dengan pendelegasian dan
keselamatan klien merupakan penentu kualitas pelayanan dari pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver.
pelatihan pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver ini dapat diikuti oleh
setiap warga negara Indonesia dengan persyaratan:
a. pria atau wanita dengan pendidikan minimal lulusan SMK bidang
kesehatan dengan usia minimal 18 tahun untuk bekerja di dalam
negeri dan 21 tahun untuk bekerja di luar negeri;
b. memiliki kemampuan berbahasa asing sesuai negara yang akan
dituju bagi yang akan bekerja di luar negeri;
c. sehat jasmani dan rohani, tinggi badan minimal laki-laki 160 cm dan
wanita 150 cmdengan berat badan proporsional; dan
d. tidak buta warna.
9. Uji Kompetensi
Uji Kompetensi diperlukan peserta didik untuk mendapat pengakuan
keahlian secara nasional dan internasional di bidang pekarya kesehatan
jenjang III/Care Giver. Uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
yang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dilaksanakan di suatu tempat yang disebut Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi oleh LSK.
10. Sertifikasi Kompetensi
Peserta yang dinyatakan kompeten setelah mengikuti Uji Kompetensi
akan mendapatkan Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi
diterbitkan oleh Kemdikbud. Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi
dilakukan oleh LSK Pekarya Kesehatan. Sertifikat yang diperoleh dari
program ini adalah sertifikat pekarya kesehatan jenjang III sesuai
KKNI/Care Giver.
D. Ruang Lingkup
Program pelatihan Pekarya kesehatan terdiri dari 2 jenjang yaitu Jenjang II
dan Jenjang III.
pekarya kesehatan jenjang II mempunyai kemampuan dalam hal
keterampilan dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan melayani
klien dengan hati, dan menjunjung tinggi asas keselamatan klien, serta
mengutamakan segala kebutuhan dasar keseharian klien dengan tepat dan
cermat. Wajib berkomunikasi efektif dengan klien, keluarga klien, tim
kesehatan pemberi delegasi, ataupun yang berhubungan dengan
pekerjaannya. pekarya kesehatan pada jenjang ini memenuhi kualifikasi
penempatan kerja di dalam negri.
E. Pengertian
1. Capaian Pembelajaran adalah Kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan seseorang terhadap nilai, norma, dan aspek
di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari proses pendidikan,
pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau masyarakat
secara luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu dan jangka waktu tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada jenjang KKNI yang
sesuai Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan oleh tiga
parameter yaitu Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan indikator
kelulusan.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggraan kegiatan pembelajaran
untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
13. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan
nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal.
A. Profil Lulusan
Sesuai dengan KKNI, lulusan program ini memiliki jenjang kualifikasi
pekarya kesehatan jenjang III, yaitu: terampil dan bertanggung jawab dalam
melakukan pekerjaan pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver, melayani
klien dengan hati, dan menjunjung tinggi asas keselamatan klien, serta
mengutamakan segala kebutuhan dasar keseharian klien dengan tepat dan
cermat.
B. Jabatan Kerja
Lulusan kursus dan pelatihan ini mendapat sebutan: pekarya kesehatan
jenjang III/Care Giver. Para lulusan dapat berkarir sebagai pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver di rumah, di panti sosial, klinik.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan
kursus dan pelatihan adalah sesuai dengan ideologi negara dan budaya
Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan
sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang
kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia;
d. mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan original orang lain;
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas; dan
g. mampu menjalankan tugas pekarya kesehatan dengan penuh
tanggung jawab sesuai dengan norma hukum dan norma sosial yang
berlaku.
JENJANG III.
a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja
dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan
hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
3.9 Prinsip dan teknik 3.9.1 Menyebutkan cara-cara yang dapat di gunakan untuk memotivasi dan
memotivasi klien. menghibur klien dengan benar.
3.9.2 Memberi contoh cara membuat suasana yang menyenangkan klien.
3.10 Teknik dan 3.10.1 Menjelaskan Teknik dan prosedur pencatatan tanda-tanda vital, keluhan
prosedur dan perubahan perilaku klien secara sistematis.
pencatatan dan
3.10.2 Menjelaskan Teknik dan prosedur pelaporan tanda-tanda vital, keluhan
pelaporan tanda-
dan perubahan perilaku klien secara sistematis.
tanda vital, keluhan
dan perubahan 3.10.3 Kelengkapan menguraikan manfaat dan tujuan pencatatan dan pelaporan.
perilaku klien.
3.11 Pengetahuan 3.11.1 Menjelaskan mengenai kebersihan diri, klien dan lingkungan.
faktual dan 3.11.2 Melaksanakan budaya bersih dalam diri sendiri, klien dan lingkungan.
operasional tentang 3.11.3 Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan
kebersihan keselamatan kerja dengan tepat.
perseorangan
(personal higiene) 3.11.4 Menyebutkan upaya pencegahan kecelakaan dan cedera pada klien dengan
dari klien dan diri tepat.
sendiri serta
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
lingkungan, 3.11.5 Meyebutkan teknik dan prosedur pelaksanaan tindakan pertolongan
kesehatan dan pertama terhadap klien dengan tepat.
keselamatan kerja 3.11.6 Menyebutkan contoh alat pelindung diri serta fungsinya dengan tepat.
(K3).
3.11.7 Klien tidak mengalami cedera maupun jatuh.
3.12 Memahami etika 3.12.1 Dapat menjelaskan hak hak klien.
dan budaya negara
3.12.2 Dapat menjelaskan budaya khusus di Negara tujuan
tujuan.
3.13 Memahami hukum 3.13.1 Dapat menyebutkan macam macam dokumen diri sebagai syarat untuk
dan peraturan bekerja di luar negeri.
perundangan 3.13.2 Dapat menyebutkan peraturan perundangan di bidang ketenagakerjaan di
ketenagakerjaan di dalam dan luar negeri.
dalam dan luar 3.13.3 Dapat menyebutkan hak dan kewajiban Pekarya Kesehatan (care giver).
negeri, antara lain: 3.13.4 Dapat menyebutkan resiko resiko pekerjaan.
dokumen diri, 3.13.5 Dapat menjelaskan secara umum ketentuan dalam UU perkawinan antar
perjanjian kerja, bangsa.
kondisi dan risiko
pekerjaan, serta 3.13.6 Dapat menyebutkan cara pengiriman uang dari luar negeri.
remitensi.
Kewenangan dan Tanggung Jawab
4. Bertanggung 4.1 Pekerjaan secara 4.1.1 Menjelaskan hak dan tanggung jawab Care giver.
jawab atas mandiri.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
pendampingan, 4.1.2 Melaksanakan seluruh rangkaian pekerjaan yang di bebankan secara
pelayanan mandiri tanpa ada kecelakaan kerja.
operasional
dasar pada
klien.
III. PENUTUP
Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai
negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan
di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negara-negara
lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di
Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah
internasionalisasi. Dengan demikian dapat dicapai kesetaraan baik capaian
pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang
akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus
dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja
terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negara-negara
lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran
yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan
internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara
lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan
pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di
masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat
sampai saat ini, terutama dalam bidang kesehatan, seni, pariwisata, kuliner,
dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya
sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver
ini, Lulusan dapat mengawali karir kerja pekarya kesehatan jenjang III/Care
Giver dengan kualifikasi KKNI jenjang III. Dengan berjalannya waktu dalam
kerja memungkinan pengalaman kerja dan pendidikan lebih lanjut dapat
meningkatkan kualitas profil ataupun beralih profil, dengan standar kriteria
dan standar pengujian yang berlaku.
D. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI JENJANG II
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.
C. Uraian Program
Kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi, merupakan program
kursus dan pelatihan yang tersusun secara teratur dan terstruktur yang
menghasilkan pertukangan kayu konstruksi yang profesional pada
jenjangnya. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali
peserta didik agar mampu bersikap teliti dan cermat dalam melaksanakan
pekerjaan persiapan sebagai Pertukangan kayu konstruksi, melaksanakan
pekerjaan mengolah menjadi kayu konstruksi, melakukan perakitan,
pengujian produk dan melaksanakan pekerjaan finishing.
1. Nama Program
Kursus dan Pelatihan pertukangan kayu konstruksi jenjang II KKNI.
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi jenjang II KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki kemampuan dalam menguasai pekerjaan pertukangan
kayu konstruksi yang meliputi: pelaksanaan pekerjaan persiapan,
pekerjaan pengolah kayu (pabrikasi), pekerjaan merakit, pekerjaan
pengujian kekokohan (kekuatan konstruksi), pekerjaan finishing, serta
memiliki sikap kerja yang bertanggungjawab terhadap penggunaan
peralatan (equipments) yang memperhatikan aspek Keamanan dan
Keselamatan Kerja Lingkungan (K3L) dan berkomunikasi di tempat
kerja.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang mampu
membuat bekisting dan perancah, rangka atap, kuda-kuda, plafon,
dinding dan lantai, kosen, daun pintu dan jendela, serta tangga, sesuai
dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi ini
bermanfaat bagi.
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja dan
kepercayaan diri yang dilandasi atas penguasaan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja dalam pekerjaan pertukangan kayu
konstruksi baik yang bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks,
sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang pertukangan kayu konstruksi:
dapat merekrut calon pertukangan kayu konstruksi yang sesuai dengan
kualifikasi dan siap beradaptasi dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi; dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang
terstandar dan sesuai kebutuhan pengguna.
4. Kualifikasi Peserta
Program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi jenjang II
KKNI ini mensyaratkan bahwa kualifikasi calon peserta memiliki
pendidikan minimal lulusan SD/sederajat dengan usia minimal 18 tahun
atau yang bersedia dilatih sebagai pertukangan kayu konstruksi yang
memiliki latar belakang pernah bekerja sebagai pertukangan kayu
konstruksi.
7. Uji Kompetensi
Kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi ini akan menerbitkan
2 (dua) jenis sertifikat tanda bukti alat ukur keberhasilan capaian
program kursus dan pelatihan, yaitu Sertifikat Tanda Bukti Telah
Mengikuti Pelatihan, yang disebut dengan STTPL, dan sertifikat
kompetensi setelah melalui uji kompetensi. Kedua uji tersebut
dilaksanakan diakhir program pelatihan.
Pelaksanaan uji yang dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan dalam
penyerapan hasil transfer of knowledge, selama proses kursus dan
pelatihan yang dilakukan oleh instruktur, alat ukur ini digunakan untuk
mengetahui tingkat ketercapaian penguasaan pengetahuan yang diberikan
oleh instruktur.
Pekerjaan pertukangan kayu konstruksi terdiri atas tiga (3) bidang yaitu
pertukangan kayu konstruksi, Pertukangan kayu furniture dan Pertukangan
kayu kria. Ketiga bidang pekerjaan pertukangan ini memiliki ruang lingkup.
1. Melaksanakan pekerjaan persiapan.
2. Melaksanakan pekerjaan pengolahan kayu (pabrikasi).
3. Melaksanakan pekerjaan merakit.
4. Melaksanakan pekerjaan menguji kekokohan (kekuatan konstruksi).
5. Melaksanakan pekerjaan finishing.
Batasan kegiatan pertukangan kayu dalam standar kelulusan ini terbatas
pada bidang pertukangan kayu konstruksi, yang memiliki peta kerja seperti
berikut.
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi berbasis KKNI jenjang II ini memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik yang
menghasilkan tukang kayu konstruksi yang mampu
membuat/melaksanakan pekerjaan bekisting dan perancah, rangka
atap, kuda-kuda, plafon, dinding dan lantai, kusen dan daun
pintu/jendela, tangga dan railing.
Lulusan yang dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut di
atas, dengan keterampilan yang dimilikinya dapat bekerja dalam
industri perkayuan (komponen rumah) atau dapat menjadi
wirausahawan di bidang perkayuan secara mandiri.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan
kursus dan pelatihan ini adalah sebagai tukang kayu konstruksi,
setara dengan jenjang II dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
5.2.2 Membuat Daun Pintu 5.2.2.1 Mampu dan tepat dalam menyiapkan
dan Jendela. bahan kayu yang sesuai dengan
kebutuhan pada gambar kerja.
5.2.2.2 Ketepatan dalam menghitung bahan
kayu sesuai kebutuhan pada gambar
kerja.
5.2.2.3 Mampu memilih dan menggunakan
peralatan sesuai peruntukannya.
5.2.2.4 Ketepatan dalam membuat komponen
dan sambungan kayu sesuai gambar
kerja.
5.2.2.5 Ketepatan dalam merakit konstruksi
pintu atau daun jendela sehingga sesuai
dengan gambar kerja.
5.2.2.6 Dapat memeriksa kembali bentuk dan
kekokohan konstruksi pintu atau daunu
jendela disesuaikan dengan gambar
kerja.
5.3 Tangga dan Railing.
5.3.1 Membuat Tangga. 5.3.1.1 Tepat dalam mengidentifikasi bentuk
dan komponen tangga sesuai gambar
kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.
C. Uraian Program
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata pada bidang konstruksi
khususnya bangunan gedung dan sejenisnya, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pemasang bata yang mampu
melakukan pekerjaannya sesuai dengan gambar kerja dan/atau instruksi
kerja. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta
didik agar memiliki penguasaan pengetahuan faktual tentang manajerial,
metode kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), material, peralatan,
kemampuan kerja untuk berbagai bentuk dan sambungan pasangan batu
bata, serta memiliki sikap berwirausaha.
1. Nama program
Kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang II KKNI.
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan pemasangan bata
jenjang II KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan memiliki
penguasaan pengetahuan faktual K3, metode kerja, material,
peralatan, dan kemampuan kerja dalam pemasangan bata.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan Pemasangan bata
jenjang II KKNI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam bidang:
1) Penyiapan material dan peralatan pekerjaan pasangan bata;
2) Penyiapan tata letak area pekerjaan;
3) Pelaksanaan pengadukan mortar pekerjaan pasangan bata;
4) Pelaksanaan pembuatan dinding bata;
5) Pembuatan pilar bata;
6) Pembuatan pasangan bata lengkung; dan
7) Pembuatan pasangan bata dekoratif.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang II KKNI ini
bermanfaat bagi:
a. Bagi Lulusan kursus dan pelatihan pemasangan bata, memiliki
kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan
dalam pemeliharaan alat pertukangan pasang bata yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Pengguna jasa pemasangan bata, dapat merekrut calon pemasang
bata yang siap beradaptasi dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pemasangan bata,
dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.
4. Kualifikasi Peserta
Kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang II KKNI ini dapat diikuti
oleh setiap warga Negara Indonesia dan tidak tertutup bagi warga Negara
asing dengan persyaratan pendidikan minimal tamat Sekolah Dasar
(SD)/sederajat/bisa baca tulis.
6. Uji Kompetensi
Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi
dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK).
Uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes
teori bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan teori, sikap,
dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata dalam
manajerial, K3, metode kerja, mengidentifikasi gambar konstruksi
pasangan bata, sumber daya, dan mengerjakan pekerjaan pasang bata
berdasarkan gambar kerja.
7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
pemasangan bata jenjang II KKNI yang telah dinyatakan lulus dalam uji
kompetensi oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pemasangan Bata.
D. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) berbasis KKNI bidang pemasangan bata
jenjang II menumbuhkembangkan kemampuan dalam lingkup pekerjaan
pemasangan bata yang dirinci dalam cakupan sebagai berikut.
1. Pemahaman tentang pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pekerjaan pemasangan bata.
2. Kemampuan dalam lingkup pekerjaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemasangan bata dengan mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).
3. Nilai-nilai, sikap dan etika kerja serta kemampuan berkomunikasi secara
profesional dalam melaksanakan pekerjaannya.
E. Pengertian
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pemasang bata jenjang II KKNI
ini memiliki penguasaan pengetahuan faktual dan kemampuan kerja,
serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang:
1. mampu menyelesaikan pekerjaan pasang bata suatu proyek
konstruksi dan kasus spesifik;
2. mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas pasang
bata sesuai spesifikasi teknis;
3. mampu bekerja dengan menerapkan aspek-aspek K3;
4. mampu menyiapkan material dan peralatan pekerjaan pasangan
bata;
5. mampu menyiapkan tata letak area pekerjaan;
6. mampu membuat adukan mortar pekerjaan pasangan bata;
7. mampu membuat dinding bata;
8. mampu membuat pilar bata;
9. mampu membuat pasangan bata lengkung; dan
10. mampu membuat pasangan bata dekoratif.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus
dan pelatihan pemasang bata ini adalah sebagai tukang/pemasang
bata, setara dengan jenjang II dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 minimum wajib
dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan pelatihan
dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia;
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya;
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain; dan
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang II KKNI:
a. mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan,
serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya;
b. memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih
pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul;
dan
c. bertanggung jawab pada pekerjaan yang dilakukan dan dapat
diberi tanggung jawab membimbing orang lain.
Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan
pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
dunia industri mengenai teknologi konstruksi bangunan masa depan.
Teknologi konstruksi masa depan akan dikembangkan terutama bidang
pasangan bata karena kemajuan teknologi bahan bata dan perekat bata.
Oleh karena itu link and match tuntutan industri material pekerjaan bata
dengan kurikulum lembaga kursus dan pelatihan pasang bata harus
sejalan dan up to date.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMASANGAN BATA JENJANG III
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.
C. Uraian Program
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata pada bidang konstruksi
khususnya bangunan gedung dan sejenisnya, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pemasang bata yang mampu
melakukan pekerjaannya sesuai dengan gambar kerja dan/atau instruksi
kerja. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta
didik agar memiliki penguasaan pengetahuan faktual tentang manajerial,
metode kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), material, peralatan,
kemampuan kerja untuk berbagai bentuk dan sambungan pasangan bata,
serta memiliki sikap berwirausaha.
Program kursus dan pelatihan ini dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) model
yakni:
1. kursus dan pelatihan dapat dilaksanakan dengan mengikuti
pembelajaran pada jenjang 3 (tiga) atau tanpa mengikuti pembelajaran
pada jenjang 2 (dua); dan
2. kursus dan pelatihan dapat juga dilaksanakan setelah memiliki sertifikat
kompetensi lulusan pada jenjang 2 (dua) dengan menambahkan materi-
materi pembelajaran yang belum dipelajari pada jenjang sebelumnya.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pemasangan Bata Jenjang III KKNI.
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan Pemasangan Bata Jenjang
III KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
penguasaan pengetahuan faktual manajerial, K3, metode kerja,
material, peralatan, kemampuan kerja pasang bata, serta memiliki
sikap kerja berwirausaha.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan Pemasangan Bata
Jenjang III KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam bidang:
1) penyiapan material dan peralatan pekerjaan pasangan bata;
2) penyiapan tata letak area pekerjaan;
3) pelaksanaan pengadukan mortar pekerjaan pasangan bata;
4) pelaksanaan pembuatan dinding bata;
5) pembuatan pilar bata;
6) pembuatan pasangan bata lengkung; dan
7) pembuatan pasangan bata dekoratif.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang III KKNI ini
bermanfaat bagi:
a. lulusan kursus dan pelatihan pemasangan bata; memiliki
kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan dalam
pemeliharaan alat pertukangan pasang bata yang bisa digunakan
sebagai bekal bekerja atau berwirausaha;
b. pengguna jasa pemasangan bata dapat merekrut calon pemasang
bata yang siap beradaptasi dengan pekerjaannya; dan
c. lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pemasangan bata;
dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.
4. Kualifikasi Peserta
Kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang III KKNI ini dapat diikuti
oleh setiap Warga Negara Indonesia dan tidak tertutup bagi warga negara
asing dengan persyaratan;
a. minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ sederajat;
atau
b. memiliki sertifikat kompetensi pemasangan bata jenjang II KKNI.
6. Uji Kompetensi
Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam petunjuk teknis uji
kompetensi yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
dan/atau lembaga sertifikasi kompetensi (LSK).
Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan
praktik. Tes teori bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan
teori, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan pemasangan
bata dalam manajerial, K3, metode kerja, mengidentifikasi gambar
konstruksi pasangan bata, sumber daya, dan mengerjakan pekerjaan
pasang bata berdasarkan gambar kerja.
Tes praktik bertujuan untuk mengukur keterampilan dan sikap kerja
peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata dalam hal: pengelolaan
pekerjaan pasang bata, pengelolaan sumber daya metode kerja,
pengelolaan dan pemasangan bata.
7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
pemasangan bata jenjang III KKNI yang telah dinyatakan lulus dalam uji
kompetensi oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga
Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pemasangan Bata.
D. Ruang Lingkup
SKL berbasis KKNI bidang pemasangan bata jenjang III
menumbuhkembangkan kemampuan dalam lingkup pekerjaan
pemasangan bata yang dirinci dalam cakupan sebagai berikut:
1. pemahaman tentang pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan
pemasangan bata, serta prinsip-prinsip kewirausahaan sederhana;
2. kemampuan dalam lingkup pekerjaan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pelaksanaan pemasangan bata dengan
mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); dan
3. nilai-nilai, sikap dan etika kerja serta kemampuan berkomunikasi
secara profesional dalam melaksanakan pekerjaannya.
E. Pengertian
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-norma
sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan
sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja,
maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui penilaian
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari
capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar
Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan
non formal, dan pendidikan informal ke dalam pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pemasang bata Jenjang III ini
memiliki penguasaan pengetahuan faktual dan kemampuan kerja,
serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang:
1. mampu menyelesaikan pekerjaan pasang bata suatu proyek
konstruksi dan kasus spesifik;
2. mampu menganalisis informasi spesifikasi administrasi dan
spesifikasi teknis pekerjaan pasang bata;
3. mampu menyusun dan memilih metode kerja pasang bata;
4. mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas pasang
bata sesuai spesifikasi teknis;
5. mampu bekerja dengan menerapkan aspek-aspek K3;
6. menguasai prinsip dan teknik berkomunikasi dengan
klien/pengguna jasa/pemberi kerja;
7. mampu menyiapkan material dan peralatan pekerjaan pasangan
bata;
8. mampu menyiapkan tata letak area pekerjaan;
9. mampu membuat adukan mortar pekerjaan pasangan bata;
10. mampu membuat dinding bata;
11. mampu membuat pilar bata;
12. mampu membuat pasangan bata lengkung; dan
13. mampu membuat pasangan bata dekoratif.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus
dan pelatihan pemasang bata ini adalah sebagai mandor/pelaksana
pasang bata, setara dengan jenjang III dalam KKNI.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 minimum wajib
dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan pelatihan
dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI.
8.3.6 Memasang panel blok 8.3.6.1 Ketepatan dalam memasang panel blok
kaca (glass block) kaca (glass block) sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.
8.3.7 Melaksanakan 8.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pemasangan panel blok kaca (glass
pemasangan blok kaca block) sesuai dengan gambar kerja.
(glass block) sesuai
dengan gambar kerja.
8.3.8 Membersihkan lokasi 8.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
8.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
8.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
8.4 Memasang Bata tipis
Ramping/Terakota (Slim
Brick).
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.4.1 Mengidentifikasi 8.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pemasangan bata tipis ramping/
dengan prosedur. terakota hasil identifikasi gambar
kerja.
8.4.2 Memeriksa lokasi 8.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
8.4.3 Menyiapkan peralatan 8.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
sesuai dengan yang akan digunakan, diantaranya:
kebutuhan. sendok tembok.
8.4.4 Menyiapkan material 8.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
sesuai dengan bata tipis ramping/terakota sesuai
spesifikasi teknik. dengan spesifikasi teknik.
8.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.4.5 Menyiapkan profil 8.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata pasangan bata ramping/terakota
ramping/terakota sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan instruksi 8.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
kerja. pasangan bata ramping/terakota.
10. Menguasai bidang 10.1 Mengidentifikasi peluang 10.1.1 Ketepatan dalam dapat membaca
kewirausahaan berwirausaha. peluang usaha bidang pemasangan
pasangan bata. bata.
10.2 Membuat proposal penawaran 10.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pemasangan bata. prinsip-prinsip pemasaran.
10.2.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
konsep umum penyusunan RAB dan
aplikasi KUK.
10.2.3 Membuat Rencana Anggaran Biaya
(RAB) untuk pekerjaan pemasangan
bata.
10.3 Menguasai prinsip-prinsip 10.3.1 Ketepatan dalam membuat laporan
pelayanan prima penyelesaian pekerjaan pemasangan
bata.
11.2 Mampu diberi tanggung jawab 11.2.1 Melaksanakan tanggung jawab untuk
untuk membimbing, melakukan pembinaan, arahan dan
mengarahkan, dan mengelola pengelolaan terhadap tenaga kerja.
tenaga kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan
pemasangan bata.
11.3 Mampu bekerja sama dan 11.3.1 Kelancaran berkomunikasi dengan
melakukan komunikasi dalam teman sekerja dalam menjalankan
lingkup kerjanya. tugasnya.
11.3.2 Kelancaran dan efektifitas komunikasi
dengan pengguna jasa.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak.
Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan
pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
dunia industri mengenai teknologi konstruksi bangunan masa depan.
Teknologi konstruksi masa depan akan dikembangkan terutama bidang
pasangan bata karena kemajuan teknologi bahan bata dan perekat bata.
Oleh karena itu link and match tuntutan industri material pekerjaan bata
dengan kurikulum lembaga kursus dan pelatihan pasang bata harus
sejalan dan up to date.
F. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PERANCAH JENJANG II DAN III
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna,
kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar
yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan
yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia
internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor
sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal
mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan,
serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian
yang relevan, baik secara bilateral, regional, maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar 19.248
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non
formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja
yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen standar
kompetensi lulusan disingkat skl, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan Permendikbud Nomor
131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan
Pelatihan.
C. Uraian Program
Industri konstruksi berkembang pesat sesuai dengan perkembangan
teknologi di bidang Sipil dan Arsitektur. Perkembangan ini ditandai dengan
telah banyaknya gedung-gedung bertingkat tinggi, jembatan layang dan
bangunan sipil lainnya. Namun perkembangan ini juga disusul dengan
masih banyaknya kecelakaan kerja di sektor konstruksi tersebut dan
dominasinya pada tenaga kerja yang jatuh dari ketinggian ketika bekerja.
1. Nama Program
SKL berbasis KKNI ini dibuat untuk program kursus dan pelatihan
perancah, level 2 dan 3.
2. Tujuan
a. Umum
Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali
peserta didik agar memiliki sikap dan tata nilai,
k e m a m p u a n d i b i d a n g k e r j a p e r a n c a h , penguasaan
pengetahuan operasional lengkap, serta memiliki kewenangan dan
tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan perancah p a d a
level 2 dan level 3.
b. Khusus
Secara khusus, tujuan kursus dan pelatihan perancah pada level 2
dan 3 dideskripsikan sebagai berikut.
1) Perancah (Scaffolding) Level 2
(a) Mampu membaca gambar kerja perancah, mampu
memasang dan memelihara perancah selama
penggunaannya serta mampu membongkar perancah pada
waktunya dengan selamat.
(b) Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja sebagai operator perancah serta
diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang mungkin
timbul dalam tahapan pekerjaan perancah.
(c) Bertanggung jawab pada pekerjaannya sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab membimbing orang lain.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan perancah (scaffolding) level 2 dan 3
akan bermanfaat bagi.
a. Peserta didik kursus dan pelatihan perancah (scaffolding),
mempunyai kemampuan dan ketrampilan di bidang pekerjaan
perancah pada level 2 dan level 3 serta bersertifikat.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) d i bidang konstruksi bangunan
sipil dan arsitektur dapat merekrut dengan mudah calon tenaga
kerja dan atau penyedia jasa pekerjaan di bidang perancah level 2
dan 3, dan memastikan pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan
baik, aman, dan pekerjaannya sesuai dengan biaya, mutu dan
waktu yang direncanakan karena didukung tenaga kerja perancah
yang professional.
c. Lembaga penyelenggara kursus m e n g g u n a k a n S K L s e b a g a i
p e d o m a n u n t u k menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan
perancah level 2 dan 3.
4. Kualifikasi Peserta
Calon peserta pelatihan dalam bidang perancah level 2 minimal
memiliki ijazah SMP atau yang sederajat. Persyaratan calon peserta
pelatihan bidang perancah level 3 harus memiliki sertifikat level 2
bidang perancah.
7. Uji Kompetensi
8. Sertifikat Kelulusan
b. Perancah Level 3
1) Selain mampu melaksanakan serangkaian tugas pada pekerjaan
perancah level 2 di atas, peserta pelatihan dan kursus perancah level
3 ini diharapkan juga mempunyai kemampuan merencanakan
perancah sebagai penunjang pekerjaan konstruksi yang dikerjakan
serta kebutuhan bahannya, mampu menghitung Rencana Biaya
pekerjaan perancah serta dapat memastikan bahwa pelaksanaan dan
pembongkaran perancah dilaksanakan dengan benar dan selamat.
Dan mempunyai kemampuan memeriksa, mengawasi dan
mengvaluasi pekerjaan perancah.
2) Mampu menerjemahkan informasi berkaitan dengan perancah,
menggunakan peralatan pemasangan dan pembongkaran perancah
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang
mana sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan
tidak langsung.
3) Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjannya.
4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, disusun Standar Kompetensi
Lulusan Berbasis KKNI mencakup pada setiap jenjang yang ada pada KKNI,
dimana setiap bidang keterampilan memiliki tingkatan jenjang yang berbeda
yang meliputi Profil Lulusan, Jabatan Kerja, Capaian Pembelajaran, Standar
Kompetensi Lulusan, Rekognisi Pembelajaran Lampau
Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji kompetensi
yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang independen
dan diakui oleh pemerintah, dunia usaha dan dunia industri. Uji
kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dari Lembaga
Sertifikasi Kompetensi tersebut.
E. Pengertian
A. Profil Lulusan
1. Lulusan program kursus dan pelatihan perancah level 2 adalah
tenaga kerja yang memiliki sikap dan tata nilai yang baik, penguasaan
pengetahuan faktual, penguasaan kemampuan kerja, penguasaan
kewenangan serta penguasaan hak dan tanggung jawab sebagai
operator perancah (scaffolder) yang mempunyai kemampuan
melaksanakan pemasangan, pemeliharaan selama digunakan dan
pembongkaran perancah dengan selamat.
2. Lulusan program kursus dan pelatihan perancah level 3 ini adalah
tenaga kerja yang memiliki sikap dan tata nilai yang baik, penguasaan
pengetahuan faktual, penguasaan kemampuan kerja, penguasaan
kewenangan serta penguasaan hak dan tanggung jawab sebagai
koordinator operator perancah (scaffolder coordinator) yang
mempunyai kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemeriksaan dan pengawasan serta evaluasi terhadap pekerjaan
perancah sehingga dapat terlaksana dengan selamat.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati oleh lulusan kursus dan pelatihan
perancah level 2 dan 3 sesuai KKNI adalah.
1. Level 2 setara operator perancah (scaffolder).
2. Level 3 setara dengan jabatan koordinator operator perancah
(scaffolder coordinator).
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI,
minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan
pelatihan dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai jenjang KKNI
a. Pelatihan dan kursus perancah (scaffolding) level 2
1) Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan
menggunakan alat, informasi dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu
yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
2) Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu
memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang
lazim timbul.
3) Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi
dalam lingkup kerjanya.
4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.
a. Perencanaaan
1. Membaca gambar arsitektur.
2. Membaca spesifikasi teknis.
3. Menetapkan jenis perancah yang tepat
dan efisien.
4. Membuat gambar kerja yang memadai
tapi cukup sederhana.
5. Menetapkan metode/urutan kerja yang
sehat dan selamat.
6. Menghitung kebutuhan material, alat dan
tenaga kerja.
7. Merencanakan kebutuhan alat pelindung
diri (APD) dan alat pelindung kerja (APK)
sesuai dengan standar/persyaratan yang
ditetapkan.
8. Menyusun jadwal pekerjaan perancah.
9. Menyusun jadwal kebutuhan material,
alat dan tenaga kerja.
10. Menyusun Rencana Anggaran Biaya
perancah yang efisien.
11. Membuat rencana pemeriksaan/
pengawasan yang efektif.
b. Pelaksanaan
1. Menyiapkan material, alat, dan tenaga
kerja sesuai dengan gambar kerja dan
spesifikasi perancah yang ditetapkan.
2. Melakukan koordinasi pekerjaan
perancah dari persiapan, pemasangan,
penggunaan, pembongkaran dan
penyimpanan sesuai dengan metode
kerja/prosedur kerja yang selamat.
3. Memastikan penggunaan APD dan APK
sesuai dengan prosedur kerja selamat
dan atau program Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang ditetapkan.
4. Melaporkan terjadinya kecelakaan kerja
(jika ada).
5. Melakukan opname progres pekerjaan.
6. Membuat laporan progres pekerjaan dan
dokumen penagihan.
7. Menyiapkan dokumen untuk penagihan
termin pembayaran dan serah terima
pekerjaan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL III
4. Mengevaluasi ketaatan/kedisiplinan
penggunaan APD dan APK oleh pekerja
serta melakukan perbaikan dengan
melakukan promosi dan penerapan
sistim penghargaan dan sanksi yang
diperlukan.
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan operasional yang
YANG lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum
DIKUASAI yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan
pengawasan dan evaluasi pekerjaan perancah
yang mencakup.
1. Konsep umum mekanika teknik terutama
mengenai besaran, satuan, gaya dan momen.
2. Prinsip-prinsip sistem struktur bangunan
perancah.
3. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
jenis, dan struktur komponen elemen
perancah meliputi : kondisi kekuatan tanah
dan papan alas, sepatu (pelat alas/jack-
base), batang vertikal, batang horisontal
membujur, batang horisontal melintang,
batang diagonal/pengaku (bracing), alat
penyambung/pengikat, lantai kerja
(platform), tangga (ladders,stairs), papan tepi
(toeboard), railing/ pagar pelindung jatuh,
angker (ties) & penyokong (shoring), jaring
keselamatan (safety net), jaring penahan
puing (safety deck), dan akses angkutan
material dan evakuasi.
4. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
dan jenis peralatan kerja (tools) dan
perlengkapan kerja (equipment) yang
digunakan untuk pekerjaan perancah.
5. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
dan prinsip kerja alat pelindung diri (APD)
meliputi.
a. Pelindung kepala.
b. Pelindung mata.
c. Pelindung wajah.
d. Pelindung kebisingan.
e. Pelindung mulut dan pernafasan.
f. Pelindung tangan.
g. Pelindung kaki.
h. Alat penahan jatuh.
i. Baju kerja pelindung tubuh.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL III
1. Unit Kompetensi.
2. Elemen Kompetensi.
3. Indikator Kelulusan.
a. Kursus dan pelatihan Perancah (Scaffolding) Level 2 mempunyai kompetensi lulusan sebagaimana dinyatakan
pada tabel berikut ini.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
1.4. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
1.5. Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian
dunia.
1.6. Menghasilkan pada
output/outcome kerja yang
berkualitas dan tidak
berdampak pada timbulnya
keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma
agama, hukum serta norma yang
berlaku.
1.7. Mengimplementasikan
kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan
lingkungan.
1.8. Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.3. Membuat daftar 2.3.1 Dapat merinci kebutuhan bahan perancah sesuai
bahan perancah gambar kerja.
berdasarkan gambar
kerja.
2.3.2 Dapat memverifikasi kebutuhan bahan perancah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3. Memilih jenis 3.1. Membedakan jenis 3.1.1 Dapat memilih jenis-jenis bahan perancah sesuai
jenis bahan perancah. kebutuhan.
perancah sesuai
gambar. 3.1.2 Dapat membedakan jenis bahan menurut bentuk
ukurannya.
3.2 Membuat tabel 3.2.1 Dapat mengidentifikasi kekuatan perancah sesuai
umum perancah. kelas kekuatannya.
4. Mempersiapkan 4.1. Mengetahui kondisi 4.1.1 Dapat meng- identifikasi dan mendokumentasikan
lokasi lokasi Perancah. data-data lokasi penempatan perancah.
penempatan
Perancah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.1.2 Dapat mem persiapkan peralatan untuk
penyempurnaan lokasi pemasangan perancah.
5. Memasang 5.1. Melakukan 5.1.1. Dapat melakukan pengamatan level permukaan tanah
perancah di pengamatan lokasi sebagai tempat perancah.
tempat kerja. kerja
5.1.2. Dapat menunjuk dengan jelas titik acuan dengan jelas.
pemasangan/pemban
gunan perancah. 5.1.3. Dapat memeriksa kepadatan tanah lokasi landasan
dan mengetahui daya dukungnya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
5.2. Melengkapi bahan, 5.2.1. Dapat menyediakan bahan perancah sesuai dengan
peralatan kerja, dan diameter dan ketebalan yang disyaratkan dalam
perlengkapan gambar kerja.
pengaman perancah. 5.2.2. Dapat mempersiapkan peralatan kerja untuk
merangkai perancah.
5.1.1. Dapat menyediakan dan mencatat dengan tepat
perlengkapan pengaman sesuai dengan kebutuhan.
5.2. Memasang perancah. 5.2.1. Dapat memahami instruksi kerja pemasangan sesuai
dengan SOP.
5.2.2. Dapat memeriksa dengan benar posisi dan tempat
kedudukan perancah baik dalam arah vertikal
maupun horisontal.
5.3. Pelaporan hasil 5.3.1. Dapat membuat laporan hasil pemasangan perancah
pemasangan sesuai SOP.
perancah. 5.3.2. Dapat melakukan pemeriksaan kelengkapan laporan
pemasangan perancah.
6. Membongkar 6.1. Melaksanakan 6.1.1. Dapat membongkar komponen perancah sesuai SOP
Perancah. langkah kerja yang berlaku.
pembongkaran. 6.1.2. Dapat mempersiapkan bahan perancah yang sudah
dibongkar untuk disimpan pada tempat yang aman.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
6.2. Mengidentifikasi 6.2.1. Dapat mencatat dengan benar peralatan pengaman
perlengkapan yang sudah dilepas dari perancah untuk disesuaikan
pengaman perancah. dengan pemasangan berikutnya yang aman.
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
7.3. Melaksanakan 7.3.1. Dapat memeriksa keamanan penggunaan terhadap
pemeriksaan barang dan pekerja sesuai standar.
keamanan
penggunaan 7.3.2. Dapat memeriksa keamanan penggunaannya terhadap
perancah. lingkungan kerja.
6.1. Memverifikasi/ 6.1.1. Dapat mengidentifikasi dan mendokumentasi
menyetujui rangkaian rangkaian pemasangan sesuai SOP.
pemasangan 6.1.2. Dapat menggunakan rangkaian pemasangan perancah
perancah. yang sudah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan.
7. Melakukan 7.1 Melaksanakan 7.1.1 Dapat membersihkan bahan dan alat perlengkapan
pemeliharaan pemeliharaan rutin perancah.
perancah. perancah.
7.1.2 Dapat memberikan minyak pelumas kepada semua
mur dan baut perancah.
7.2 Melaporkan hasil 7.2.1 Dapat melaporkan hasil pemeliharaan perancah
melakukan berupa laporan tertulis sebagaimana format yang
pemeliharaan ditentukan dan dapat memberi tanda pada label yang
perancah. ada pada perancah untuk boleh dan tidaknya
perancah digunakan lagi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
9.4 Bertanggung jawab 9.4.1 Dapat menjalankan peran dan tugas sebagai operator
dalam menjalankan perancah.
tugas sebagai
operator perancah.
b. Kursus dan pelatihan perancah level 3 mempunyai kompetensi lulusan sebagaimana dinyatakan pada tabel
berikut ini.
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
Sikap dan Tata Nilai
1. Membangun dan 1.1. Bertakwa kepada Memiliki integritas tinggi, berbudi pekerti baik, dan memiliki
membentuk Tuhan Yang Maha keberanian dalam hal positif sesuai dengan perannya
karakter dan Esa. sebagai operator perancah yang akan bertanggung jawab
kepribadian dalam melakukan pekerjaannya.
manusia
Indonesia
1.2. Memiliki moral, etika
dan kepribadian
yang baik di dalam
menyelesaikan
tugasnya sebagai
warga Negara yang
bangga dan cinta
tanah air.
1.3. Bekerja sama dan
memiliki kepekaan
yang tinggi terhadap
masyarakat dan
lingkungannya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
1.4. Menghargai
keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan dan
agama serta
pendapat/temuan
original orang lain.
1.5. Berperan sebagai
warga negara yang
bangga dan cinta
tanah air serta
mendukung
perdamaian dunia.
1.6. Menghasilkan pada
output/outcome
kerja yang
berkualitas dan
tidak berdampak
pada timbulnya
keresahan
khalayak, tidak
bertentangan
dengan norma
agama, hukum serta
norma yang berlaku.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
1.7. Mengimplementasik
an kesadaran akan
pelestarian/keberlan
jutan lingkungan.
1.8. Mengimplementasik
an kesadaran akan
pelestarian/
keberlanjutan
lingkungan.
Kemampuan di Bidang Kerja
2. Merencanakan 2.1. Membaca 2.1.1. Dapat membaca gambar rencana bangunan yang
perancah. pekerjaan akan dibangun.
Melaksanakan arsitektur. 2.1.2. Dapat merinci tempat-tempat/ pekerjaan yang
pekerjaan memerlukan perancah.
perancah 2.1.3. Dapat membaca ukuran-ukuran, simbol-simbol, dll.
dari gambar arsitektur.
2.2. Membaca 2.2.1. Dapat mempersi apkan spesifikasi teknik beberapa
spesifikasi teknik jenis perancah.
perancah. 2.2.2. Dapat menetapkan spesifikasi teknik yang sesuai
dengan perancah yang akan digunakan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.3. Menetapkan jenis 2.3.1. Dapat menetapkan jenis perancah tiang kayu,
perancah yang perancah gantung, perancah tumpang sudut,
tepat dan efisien. perancah kuda-kuda, dan perancah siku, perancah
persegi, perancah pipa logam, dan perancah beroda
sesuai kebutuhan.
2.3.2. Dapat menetapkan perlengkapan perancah sesuai
jenis perancah yang dibutuhkan.
2.4. Membuat gambar 2.4.1. Dapat membuat gambar kerja dengan ukuran sesuai
kerja yang skala secara tepat.
memadai tapi 2.4.2. Dapat membuat gambar kerja dengan menyertakan
cukup sederhana. simbol dan tanda sesuai standar gambar kerja.
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.6. Merencanakan 2.6.1. Dapat mempersiapkan APD dan APK mulai dari tahap
Alat Pelindung preerection, erection, dan post erection secara benar.
Diri (APD) dan Alat
Pelindung Kerja 2.6.2. Dapat mengidentifikasi bahaya dan cara pengendalian
(APK) sesuai nya.
standar dan
persyaratan yang
ditetapkan.
2.7. Menghitung 2.7.1. Dapat menghitung kebutuhan material, alat, dan
kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan luas bangun perancah.
material, alat, dan 2.7.2. Dapat membuat dokumen kebutuhan material, alat,
tenaga kerja. dan tenaga kerja.
2.8. Menyusun jadwal 2.8.1. Dapat mengidentifikasi dan membuat urutan kegiatan
pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan perancah.
pekerjaan 2.8.2. Dapat memperkirakan durasi masing-masing kegiatan
perancah. dalam pelaksanaan pekerjaan perancah.
2.8.3. Dapat memplotkan kegiatan, urutan kegiatan, dan
durasi kegiatan dalam Diagram Batang.
2.9. Menyusun jadwal 2.9.1. Dapat mengidentifikasi kebutuhan material perancah
kebutuhan dan tenaga kerja sesuai tahapan kegiatan pelaksanaan
material dan pekerjaan perancah.
tenaga kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.9.2. Dapat membuat urutan kebutuhan material dan
tenaga kerja sesuai rencana jadwal pelaksanaan
pekerjaan perancah.
2.9.3. Dapat mengeplotkan kebutuhan material dan tenaga
kerja ke dalam rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan
perancah.
2.10. Menyusun 2.10.1. Dapat menghitung biaya tiap pekerjaan dalam jadwal
rencana biaya pelaksanaan pekerjaan perancah.
perancah yang 2.10.2. Dapat menghitung bobot prosentase pekerjaan sesuai
efisien. jadwal pelaksanaan pekerjaan perancah.
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.13 Melaksanakan 2.13.1 Dapat menunjukan kerja tim dalam simulasi
koordinasi pekerjaan persiapan, pemasangan, pembongkaran,
pekerjaan dan penyimpanan tanpa kesalahan teknis dan zero
perancah dari accident.
persiapan.
Pemasangan,
pembongkaran
dan penyimpanan
sesuai dengan
metode/prosedur
kerja yang selamat
(K3).
2.14 Memastikan 2.14.1 Dapat menunjukan kerja tim dalam simulasi
penggunaan APD pekerjaan persiapan, pemasangan, pembongkaran,
dan APK sesuai dan penyimpanan tanpa kesalahan teknis dan zero
dengan prosedur accident.
kerja selamat atau
prosedur K3 yang
ditetapkan.
2.15 Melaporkan 2.15.1 Dapat menunjukan kerja tim dalam simulasi
terjadinya pekerjaan persiapan, pemasangan, pembongkaran,
kecelakaan kerja dan penyimpanan tanpa kesalahan teknis dan zero
(bila ada). accident.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.16 Melaporkan 2.16.1 Dapat menghitung progres pekerjaan dalam rencana
opname progres jadwal pelaksanaan pekerjaan perancah.
pekerjaan dan
dokumen 2.16.2 Dapat membuat dokumen penagihan dan dokumen
penagihan. serah terima pekerjaan sesuai acuan dokumen
kontrak.
2.17 Menyiapkan 2.17.1 Dapat menghitung progres pekerjaan dalam rencana
dokumen untuk jadwal pelaksanaan pekerjaan perancah.
penagihan termyn 2.17.2 Dapat membuat dokumen penagihan dan dokumen
pembayaran dan serah terima pekerjaan sesuai acuan dokumen
serah terima kontrak.
pekerjaan.
2.18 Memberikan 2.18.1 Dapat menghitung upah tenaga kerja pada pekerjaan
motivasi kepada perancah sesuai standar SNI.
pekerja dengan
penghargaan dan
sanksi yang tepat.
2.19 Memberikan 2.19.1 Dapat menghitung upah tenaga kerja pada pekerjaan
imbalan kepada perancah sesuai standar SNI.
pekerja serta
memastikan
pekerja bekerja
dengan sehat dan
selamat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3 Memeriksa dan 3.1 Memeriksa jenis, 3.1.1 Dapat memastikan dengan benar kondisi meterial
mengawasi jumlah dan mutu perancah serta peralatan yang layak digunakan.
pekerjaan material perancah
Perancah. serta peralatan 3.1.2 Dapat memastikan jumlah/volume material dan
yang tersedia peralatan sesuai daftar kebutuhan material dan
sesuai dengan peralatan.
persyaratan dan
daftar kebutuhan
material dan
peralatan.
3.2 Memeriksa hasil 3.2.1 Dapat menunjukan kemampuan dalam simulasi
pekerjaan pengecekan komponen perancah meliputi cek bengkok,
pemasangan, penyok/retak pada lubang pipa, cek kelayakan pin
pembongkaran, pengunci, cek tingkat kekaratan pada seluruh body,
dan pemeliharaan cek kualitas las pada setiap sambungan dan cek
sesuai dengan komponen lainnya.
prosedur/urutan
kerja yang
selamat.
3.3 Memeriksa 3.3.1 Dapat membuat rencana jadwal dan anggaran
realisasi waktu, pelaksanaan.
biaya, dan mutu
pelaksanaan
pekerjaan
terhadap rencana
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
yang ditetapkan.
3.4 Memeriksa 3.4.1 Dapat mengidentifikasi jenis APD dan APK serta cara
ketaatan penggunannya dengan benar dan selamat.
/kedisiplinan
penggunaan APD
dan APK oleh
pekerja.
4 Mengevaluasi 4.1 Mengevaluasi 4.1.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
pekerjaan kesesuaian jenis, perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
perancah. jumlah, dan mutu perancah menyangkut waktu, biaya, dan mutu melalui
material perancah penyimpangan yang ada.
dan peralatan
yang tersedia 4.1.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
dengan menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
persyaratan dan terhadap kasus- kasus penyimpangan yang diberikan.
daftar kebutuhan
material dan
peralatan serta
melakukan upaya
perbaikan dan
efisiensi yang
diperlukan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.2 Mengevaluasi 4.2.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
efektivitas perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan perancah menyangkut waktu, biaya, dan mutu melalui
prosedur penyimpangan yang ada.
pekerjaan 4.2.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
pemasangan, menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
pembongkaran, terhadap kasus- kasus penyimpangan yang diberikan.
pemeliharaan,
perbaikan, dan
efisiensi yang
diperlukan.
4.3 Mengevaluasi 4.3.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
penyimpangan perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
realisasi waktu, perancah menyangkut waktu, biaya, dan mutu melalui
mutu, dan biaya penyimpangan yang ada.
pelaksanaan 4.3.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
pekerjaan menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
perancah serta terhadap kasus kasus penyimpangan yang diberikan.
melakukan
perbaikan dan
efisiensi yang
diperlukan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.4 Mengevaluasi 4.4.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
ketaatan/kedisipli perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
nan penggunaan perancah menyangkut waktu, biaya dan mutu melalui
APD dan APK oleh penyimpangan yang ada.
pekerja serta
melakukan 4.4.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
perbaikan dan menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
efisiensi yang terhadap kasus kasus penyimpangan yang diberikan.
diperlukan.
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
evaluasi 5.2.5 Dapat menganalisa kekuatan, stabilitas, dan kekakuan dari
pekerjaan struktur pendukung.
perancah. 5.3 Pengetahuan faktual 5.3.1 Dapat menguraikan dengan benar nama, fungsi, jenis dan
mengenai nama, struktur komponen elemen perancah.
fungsi, jenis, dan
struktur komponen
elemen perancah
meliputi : kondisi
kekuatan tanah dan
papan alas, sepatu
(pelat alas/jack-base),
batang vertikal,
batang horizintal
membujur, batang
horizontal melintang,
batang
diagonal/pengaku
(bracing), alat
penyambung/pengika
t, lantai kerja
(platform), tangga
(laders,stairs), papan
tepi (toeboard),
railing/ pagar
pelindung jatuh,
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
angker (ties) &
penyokong (shoring),
jaring keselamatan
(safety net), jaring
penahan puing (safety
deck), dan akses
angkutan material
dan evakuasi.
5.4 Pengetahuan faktual 5.4.1 Dapat menguraikan dengan benar nama, fungsi dan jenis
mengenai nama, peralatan kerja (tools) dan perlengkapan kerja (equipment).
fungsi, dan jenis
peralatan kerja (tools)
dan perlengkapan
kerja (equipment) yang
digunakan untuk
pekerjaan perancah.
5.5 Pengetahuan faktual 5.5.1 Dapat menguraikan dengan benar nama, fungsi dan prinsip
mengenai nama, kerja APD dan APK.
fungsi, dan prinsip 1) Untuk APD meliputi.
kerja alat pelindung a. Pelindung kepala.
diri (APD) dan Alat b. Pelindung mata.
Pelindung Kerja (APK). c. Pelindung wajah.
d. Pelindung kebisingan.
e. Pelindung mulut dan pernafasan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
f. Pelindung tangan.
g. Pelindung kaki.
h. Alat penahan jatuh.
i. Baju kerja pelindung tubuh.
j. Sabuk kantong penyimpan perkakas.
k. Dsb.
2) Untuk APK meliputi.
a. Jaring Pengaman.
b. Pagar Pengaman.
c. Pembatas Area.
d. dsb
5.6 Pengetahuan faktual 5.6.1 Dapat membuat perencanaan jadwal dengan Diagram Batang.
mengenai ketentuan 5.6.2 Dapat menguraikan penanganan material yang sesuai
jadwal pemeliharaan prosedur.
berkala pada
perancah. 5.6.3 Dapat menguraikan cara pemeriksanaa dan pemeliharaan
material perancah.
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
keselamatan, 5.7.2 Dapat membuat checklist perancah yang lengkap untuk
kesehatan kerja, dan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).
lingkungan hidup
(K3LH) di area kerja.
5.8 Pengetahuan 5.8.1 Dapat menguraikan dengan benar tentang pemilihan,
operasional lengkap penggunaan dan pemeliharaan peralatan kerja (tools)
tentang memilih, dan perlengkapan kerja (equipment) pada pekerjaan
menggunakan, dan perancah.
memelihara peralatan
kerja (tools) dan
perlengkapan kerja
(equipment) yang
digunakan untuk
pekerjaan perancah
sesuai dengan
prosedur/urutan
kerja.
Hak dan Tanggung Jawab
6 Bertanggung 7.1 Melaksanakan 7.1.1 Dapat melaksanakan seluruh pekerjaan pemasangan
jawab pada pemasangan maupun pembongkaran kembali perancah yang
pekerjaan sendiri perancah sesuai dibebankan kepadanya tanpa ada kecelakaan kerja
dan dapat diberi dengan prosedur. (aman).
tanggung jawab
membimbing
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3
UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
orang lain. 7.2 Bertanggung jawab 7.2.1 Dapat menyusun laporan kerja sesuai standar laporan
atas perancah yang ditetapkan.
yang dipasanganya
dapat digunakan
tenaga kerja untuk
bekerja berjalan
secara aman.
7.3 Melakukan 7.3.1 Dapat ber komunikasi dengan teman sekerja dan
komunikasi yang penyelia layanan dalam menjalankan tugasnya.
baik dan efektif
dengan rekan kerja
dan penyelia
layanan (service
advisor).
7.4 Bertanggung jawab 7.4.1 Dapat menjalankan peran dan tugas sebagai operator
dalam perancah .
menjalankan tugas
sebagai operator
perancah.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan
pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan
lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta
menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan perancah level 2 dan 3 ini, maka
arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih
menekankan pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan dunia Industri Konstruksi khususnya pembangunan gedung-
gedung bertingkat di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan Surabaya
dllnya dan pembangunan pabrik di kawasan industri dimana dalam
pelaksanaannya memerlukan peralatan penunjang diantaranya perancah.
G. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMASANGAN PERPIPAAN JENJANG III
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan
keunggulan dalam hal mutu, tetapi juga memerlukan upaya-upaya
pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-
bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral,
regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam
KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran
yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil
karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-
masing.
C. Uraian Program
1. Nama Program
Kursus dan pelatihan pemasangan perpipaan (plumbing).
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan pemasangan
perpipaan (plumbing) ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki penguasaan pengetahuan faktual, kemampuan
kerja, serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam rangka
mempersiapan pemasangan perpipaan, memasang dan
menyambung pipa air bersih, memasang dan menyambung pipa
air limbah, memasang peralatan plumbing, memeriksa, menguji
dan melakukan komisioning, memelihara dan merawat sistem
plumbing, menyusun laporan kegiatan pemasangan sistem
plumbing, dan komunikasi di tempat kerja.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan pemasangan
perpipaan (plumbing) ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dalam bidang.
1. Penggunaan APD yang sesuai dengan bahaya dan resiko
pada pekerjaan pemasangan perpipaan.
2. Persiapan pemasangan perpipaan.
3. Pemasangan dan penyambungan pipa air bersih.
4. Pemasangan dan penyambungan pipa air limbah.
5. Pemasangan peralatan plumbing.
6. Pemeriksaan sistem plumbing.
7. Pengujian dan komisioning sistem plumbing.
8. Pemeliharaan dan perawatan sistem plumbing.
9. Penyusunan laporan kegiatan pemasangan sistem plumbing.
10. Komunikasi dengan pemberi tugas, teman sejawat dan
asisten tukang plumbing.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan tukang pemasangan perpipaan
(plumbing) ini bermanfaat bagi.
a. Peserta: memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan,
dan kemampuan dalam mempersiapan pemasangan perpipaan,
memasang dan menyambung pipa air bersih, memasang dan
menyambung pipa air limbah, memasang peralatan plumbing,
memeriksa, menguji dan melakukan komisioning, memelihara dan
merawat sistem plumbing, menyusun laporan kegiatan
pemasangan sistem plumbing, dan komunikasi di tempat kerja.
b. Lembaga pengguna mendapatkan pemasang perpipaan (plumber)
yang siap dan mampu beradaptasi dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pemasangan
perpipaan (plumbing) dapat menghasilkan lulusan kursus dan
pelatihan yang terstandar.
4. Kualifikasi Peserta
a. Pendidikan SMA/sederajat.
b. Pernah bekerja pada bidang kerja yang relevan dengan pekerjaan
pemasangan perpipaan (plumbing).
c. Sudah lulus kursus dan pelatihan Jenjang 3 KKNI.
5. Durasi Kursus dan Pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan peserta untuk
mengikuti pemasangan perpipaan (plumbing) dengan Jenjang 3 KKNI
adalah 168 jam pelajaran dengan proporsi waktu 33% teori dan 67%
praktik.
7. Uji Kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir program kursus dan
pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu
tes teori dan praktik. Tes teori bertujuan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan berfikir peserta
kursus dan pelatihan. Tes praktik bertujuan untuk mengukur
pengetahuan, sikap, dan keterampilan kerja peserta kursus dan
pelatihan agar sesuai dengan standar spesifikasinya.
8. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
setelah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Satuan
Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang Perpipaan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kompetensi pada bidang Plumbing jenjang 3 berbasis
KKNI, yaitu.
1. Memiliki pengetahuan operasional tentang plumbing, yang meliputi
pengetahuan tentang persiapan, pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pemeliharaan, dan penyusunan laporan kegiatan
pemasangan sistem plumbing.
2. Mampu melaksanakan serangkaian tugas tukang plumbing, mulai
dari persiapan, pemasangan, pemeriksaan, pengujian,
pemeliharaan, hingga penyusunan laporan dari serangkaian
kegiatan pemasangan plumbing yang telah dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
3. Memiliki kemampuan bekerjasama yang baik dan berkomunikasi
aktif dengan pemberi tugas, teman sejawat, dan bawahan yang
dibimbingnya.
4. Mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan
pengawasan tidak langsung.
E. Pengertian
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan:
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan
sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat
kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan
pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi
1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan deskripsi kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikas
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI
yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan
dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator
kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian
pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja,
pendidikan nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor
pendidikan formal.
13. Plumbing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
persiapan pemasangan perpipaan, memasang dan menyambung pipa
air bersih, memasang dan menyambung pipa air limbah, memasang
peralatan plumbing, memeriksa, menguji dan melakukan komisioning,
memelihara dan merawat sistem plumbing, menyusun laporan
kegiatan pemasangan sistem plumbing, dan komunikasi di tempat
kerja.
14. Sanitasi adalah pekerjaan yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat, terutama tentang penyediaan air bersih dan
pembuangan air limbah yang memadai sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan.
15. Gambar kerja adalah dokumen acuan terkait gambar bentuk, disertai
ukuran, lokasi serta keterangan teknis pekerjaan plumbing.
16. Instruksi kerja adalah dokumen acuan tentang persyaratan teknis
pekerjaan plumbing, tentang jenis material, persyaratan pelaksanaan,
metode pelaksanaan, dsb.
17. Gambar skematik pipa adalah gambar isometrik (gambar 3 dimensi)
yang memungkinkan pemasang perpipaan (plumber) dapat
menghitung jumlah alat penyambung, jumlah alat plumbing, panjang
pipa dapat memasang instalasi sesuai gambar.
18. Alat Pengaman Kerja (APK) adalah alat/sarana untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pekerja, berupa sarana
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), seperti.
a. Perancah (scaffolding), termasuk lantai kerja (platform) dengan
plat lantai kerja rapat/penuh, termasuk papan tepi (toe board).
b. Tangga (ladders) naik-turun perancah.
c. Pagar pelindung (guard railing) jatuh sepanjang tepi perancah,
dan tepi bangunan/bukaan dinding/lantai di ketinggian.
d. Jaring keselamatan (safety net) di tepi bangunan di ketinggian.
e. Tirai keselamatan (safety deck) di tepi bangunan di ketinggian.
f. Rambu-rambu keselamatan (larangan, peringatan, kewajiban, dan
informasi).
19. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat atau perlengkapan yang wajib
dipakai dan digunakan oleh pemasang perpipaan (plumber) dan orang
lain yang berada di tempat kerja selama melasanakan pekerjaan
plumbing. Jenis APD untuk pemasangan perpipaan (plumbing) yaitu:
a. Topi pelindung kepala (Safety helmet), untuk melindungi kepala
dari benturan dan jatuh).
b. Sepatu keselamatan (Safety shoes), untuk melindungi kaki.
c. Sarung tangan (Safety gloves), untuk melindungi tangan.
d. Kacamata pelindung debu (Safety glasses).
e. Masker (melindungi pernafasan dari debu).
f. Penahan jatuh tubuh (full body harness), untuk keselamatan
bekerja di ketinggian.
20. Perkakas pertukangan manual atau bertenaga adalah perkakas
yang biasa digunakan dalam pemasangan perpipaan (plumbing)
antara lain: a) palu baja (hammer); b) obeng kembang (cold chisel); c)
obeng gepeng (flat chisel); d) gerinda; e) bor; f) linggis; g) gegep/kakak
tua; h) j) gergaji; k) paku beton (concrete nails), dll.
21. Setting out adalah pekerjaan menetapkan jalur pipa yang akan di
instal/dibuat oleh pemasang perpipaan (plumber).
22. Socket fusion joint adalah sambungan arah memanjang pipa yang
menggunakan soket.
23. Electrofusion joint adalah sambungan pada arah memanjang atau
siku yang menggunakan peralatan las listrik.
24. Instalasi pipa adalah rangkaian/instalasi pipa yang dipasang untuk
mengalirkan air (air kotoran, air bekas, air hujan, air untuk pemadam
kebakaran) sesuai dengan fungsinya.
25. Klaim adalah upaya yang dilakukan untuk menyatakan
ketidakpuasan terhadap sesuatu hal terhadap proses atau hasil
pemasangan instalasi plumbing.
26. Pipa air bersih adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air
bersih ke alat plumbing.
27. Pipa air limbah adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air
limbah (air buangan) ke penampungan air limbah.
28. Instalasi pipa ven adalah instalasi pipa yang digunakan untuk
mengeluarkan tekanan sepanjang pipa instalasi ke udara luar.
29. Perangkap air limbah/kotor adalah alat yang terdapat pada alat
plumbing yang berfungsi untuk mencegah udara kotor masuk ke
dalam ruangan.
30. Shower adalah alat berbentuk pancuran dengan banyak lubang yang
digunakan mengalirkan air bersih untuk mandi.
31. Kloset adalah alat plumbing yang berfungsi untuk tempat buang air
besar (BAB).
32. Bak mandi rendam (bath tube) adalah alat plumbing yang berfungsi
untuk mandi dengan posisi berendam.
33. Urinal adalah alat plumbing yang berfungsi untuk tempat buang air
kecil khusus untuk laki-laki.
34. Bidet adalah alat plumbing yang berfungsi untuk tempat buang air
kecil khusus untuk perempuan.
35. Katup pengurasan adalah alat plumbing yang berfungsi sebagai alat
pengurasan air bersih dengan cara memutar/membuka katup.
36. Tangki air bersih adalah peralatan plumbing yang digunakan untuk
menampung air bersih, baik yang ada dibawah (Ground Water Tank)
maupun yang ada di atas gedung (Roof Tank).
37. Sterilisasi tangki air bersih adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk membersihkan (mensterilkan) tangki air bersih dari
bakteri/kuman pengganggu kesehatan.
38. Uji tekanan air bersih adalah upaya yang dilakukan oleh kontraktor
dan pengawas untuk mengetahui tekanan air pada instalasi pipa air
bersih.
39. Uji kebocoran pipa air bersih adalah upaya yang dilakukan oleh
kontraktor beserta pengawas untuk mengetahui adanya kebocoran
pada instalasi pipa air bersih.
40. Pipa komisioning (commisioning pipe) adalah pemeriksaan dan
pengujian untuk mengetahui apakah instalasi pipa terpasang/bekerja
seperti yang disyaratkan.
41. Meter air bersih adalah peralatan pada instalasi air bersih yang
berfungsi untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus
menerus melalui sistem kerja peralatanyang dilengkapi dengan unit
sensor, unit penghitung, dan unit indikator pengukur untuk
menyatakanvolume air yang lewat.
42. Lubang kontrol/lubang pemeriksa adalah lubang yang berfungsi
untuk melakukan pemeriksaan perbaikan.
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pemasangan perpipaan
(plumbing) ini memiliki penguasaan pengetahuan faktual, kemampuan
kerja, melakukan tindakan diagnosa dalam lingkup terbatas dan
perbaikannya, serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang.
1. Penggunaan APD yang sesuai dengan bahaya dan resiko pada
pekerjaan pemasangan perpipaan.
2. Persiapan pemasangan perpipaan.
3. Pemasangan dan penyambungan pipa air bersih.
4. Pemasangan dan penyambungan pipa air limbah.
5. Pemasangan peralatan plumbing.
6. Pemeriksaan sistem plumbing.
7. Pengujian dan komisioning sistem plumbing.
8. Pemeliharaan dan perawatan sistem plumbing.
9. Penyusunan laporan kegiatan pemasangan sistem plumbing.
10. Komunikasi dengan pemberi tugas, teman sejawat dan asisten
tukang plumbing.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus
dan pelatihan pemasangan perpipaan (plumbing) ini adalah sebagai
tukang setara dengan jenjang 3 dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus
dan pelatihan adalah.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika, dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
meliputi:
1. Pengetahuan tentang APD yang sesuai dengan
bahaya dan resiko pada pekerjaan pemasangan
perpipaan.
2. Pengetahuan tentang persiapan pemasangan
perpipaan.
3. Pengetahuan tentang pemasangan dan
penyambungan pipa air bersih.
4. Pengetahuan tentang cara pemasangan dan
penyambungan pipa air limbah.
5. Pengetahuan tentang cara pemasangan
peralatan plumbing.
6. Pengetahuan tentang cara pemeriksaan sistem
plumbing.
7. Pengetahuan tentang cara pengujian dan
komisioning sistem plumbing.
8. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan dan
perawatan sistem plumbing.
9. Pengetahuan tentang cara penyusunan laporan
kegiatan pemasangan sistem plumbing.
10. Pengetahuan tentang komunikasi di tempat
kerja.
HAK DAN 1. Bertanggung jawab pada pekerjaan Persiapan
TANGGUNG Pemasangan Perpipaan, Pemasangan dan
JAWAB Penyambungan Pipa Air Bersih, Pemasangan
dan Penyambungan Pipa Air Limbah dan
Drainase Air Hujan, Pemasangan Peralatan
Plumbing, Pemeriksaan Sistem Plumbing,
Pengujian dan Komisioning, Pemeliharaan dan
Perawatan, dan Pelaporan.
2. Bertanggung jawab membimbing
asisten/laden/kenek tukang plumbing pada
pekerjaan Persiapan Pemasangan Perpipaan,
Pemasangan dan Penyambungan Pipa Air
Bersih, Pemasangan dan Penyambungan Pipa
Air Limbah dan Drainase Air Hujan,
Pemasangan Peralatan Plumbing.
3. Berhak mendapat pekerjaan yang sesuai sebagai
tukang plumbing.
4. Memperoleh imbal jasa/upah sesuai dengan
jenjang kompetensinya.
D. Standar Kompetensi Lulusan
1.2 Memiliki moral, etika dan 1.2.1 Mampu bekerja dengan disiplin dan dedikasi
kepribadian yang baik di yang tinggi.
dalam menyelesaikan
tugasnya. 1.2.2 Mampu bekerja sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
1.2.3 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III
1.3 Berperan sebagai warga 1.3.1 Memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
negara yang bangga dan
cinta tanah air serta 1.3.2 Mengutamakan kepentingan umum, di atas
mendukung perdamaian kepentingan pribadi atau golongan.
dunia.
1.3.3 Mampu bekerja sama dengan sesama
tukang plumbing baik dari dalam maupun
luar negeri.
1.4 Bekerja sama dan 1.4.1 Mampu bekerja dengan menjaga hubungan
memiliki kepekaan yang baik dengan masyarakat.
tinggi terhadap 1.4.2 Mampu bekerja dengan memperhatikan
masyarakat dan lingkungan.
lingkungannya.
1.5 Menghargai 1.5.1 Mampu menjaga keharmonisan dalam
keanekaragaman budaya, bermasyarakat
pandangan, kepercayaan,
dan agama serta 1.5.2 Menghargai perbedaaan pendapat orang
pendapat/temuan lain.
original orang lain. 1.5.3 Menghargai perbedaan suku, agama, ras,
dan antar golongan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III
1.6 Menjunjung tinggi 1.6.1 Taat terhadap hukum dan peraturan yang
penegakan hukum serta berlaku.
memiliki semangat untuk
mendahulukan 1.6.2 Mengutamakan kepentingan umum, di atas
kepentingan bangsa serta kepentingan pribadi atau golongan.
masyarakat luas.
2.6 Membuat jalur pipa. 2.6.1 Mampu mengidentifikasi lokasi jalur pipa
berdasarkan gambar kerja.
2.6.2 Mampu memilih peralatan marking sesuai
kebutuhan.
2.6.3 Mampu membuat penandaan jalur sesuai
gambar kerja.
2.6.4 Mampu membuat jalur pipa sesuai dengan
prosedur.
3. Memasang Instalasi 3.1. Melakukan sambungan 3.1.1. Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
Pipa Air Bersih. dengan cairan perekat/ dengan sambungan menggunakan cairan
solvent cement perekat/ solvent cement.
3.1.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
cairan perekat.
3.1.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan cairan
perekat.
3.1.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.
3.7 Memasang electrofusion 3.7.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
joint. dengan sambungan electrofusion joint
3.9 Membuat sambungan 3.9.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
flens. dengan sambungan flens.
3.9.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
flens.
3.9.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan flens.
3.9.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.
3.9.5 Mampu memotong pipa sesuai dengan
prosedur.
3.9.6 Mampu menyambung pipa dengan flens
sesuai instruksi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III
8 Melakukan Pekerjaan 8.1. Melakukan inspeksi 8.1.1 Mampu menggunakan as built drawing
Pemeliharaan . sistem plumbing. untuk merencanakan inspeksi sistem
plumbing.
8.1.2. Mampu melakukan inspeksi sistem
plumbing sesuai dengan prosedur standar.
8.1.3. Mampu mengidentifikasi hasil inpeksi.
11.3. Bertanggung jawab atas 11.3.1 Ketepatan menjalankan peran dan tugas
pekerjaan pemasangan, sebagai pemasang perpipaan (plumber).
pemeliharaan dan
perbaikan instalasi
perpipaan
11.4. Bertanggung jawab atas 11.4.1 Ketepatan menjalankan peran dan tugas
hasil pekerjaannya sebagai pemasang perpipaan (plumber).
kepada penyelia
layanan.
11.5. Memperoleh imbal 11.5.1 Pemasangan perpipaan (plumbing)
jasa/upah sesuai mendapatkan imbal jasa/upah sesuai
dengan jenjang dengan jenjang kompetensinya.
kompetensinya.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat
sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan lain-
lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta
menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan
keunggulan dalam hal mutu tetapi juga memerlukan upaya-upaya
pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-
bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral,
regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
C. Uraian Program
Program kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula
merupakan sebuah program kursus dan pelatihan yang dirancang
khusus untuk menghasilkan seorang mekanik pemula di bidang alat
berat. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali
peserta didik agar memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
tanggung jawab dalam bidang pemeliharaan alat berat untuk menjaga
agar alat berat yang menjadi tanggung jawabnya selalu dalam kondisi
siap pakai sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuatnya.
1. Nama Program
Kursus dan pelatihan Mekanik Alat Berat Tingkat Pemula.
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan mekanik alat berat
tingkat pemula ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan serta tanggung jawab
dalam bidang pemeliharaan alat berat untuk menjaga agar kondisi
alat berat yang menjadi tanggung jawabnya selalu dalam kondisi
siap pakai, sesuai dengan spesifikasi standar yang telah
ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan mekanik alat berat
tingkat pemula ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten sebagai berikut.
1) Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan hidup (K3LH) sesuai SOP agar tidak terjadi
kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan di tempat kerja.
2) Menyiapkan, menggunakan, dan memelihara alat (tools) yang
mencakup: alat tangan (hand tools), alat ukur (measuring
tools), dan power tools dan peralatan kerja (equipment) yang
digunakan untuk melakukan pemeliharaan alat berat sesuai
standar penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang
dikeluarkan oleh pabrik sehingga tidak menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja, kerusakan pada alat dan
peralatan kerja serta komponen.
3) Mengoperasikan alat berat dalam rangka mendukung
kegiatan pemeliharaan alat berat sesuai petunjuk
pengoperasian alat yang dikeluarkan pabrik.
4) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen diesel
engine yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
5) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
pemindah tenaga (power train) yang terdapat pada alat berat
tipe rantai sesuai buku petunjuk pabrik.
6) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
pemindah tenaga (power train) yang terdapat pada alat berat
tipe roda sesuai buku petunjuk pabrik.
7) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
hidrolik yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
8) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
elektrik yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
9) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
kemudi yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
10) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem rem
yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk pabrik.
11) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
kerangka bawah (undercarriage) yang terdapat pada alat berat
tipe rantai sesuai buku petunjuk pabrik.
12) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
suspensi, roda, dan ban yang terdapat pada alat berat tipe
roda sesuai buku petunjuk pabrik.
13) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
pengkondisian udara (air conditioning)/AC pada alat berat
sesuai buku petunjuk pabrik.
14) Membuat daftar suku cadang yang dibutuhkan dalam rangka
pemeliharaan alat berat sesuai ketentuan yang terdapat pada
buku petunjuk pabrik.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula ini
bermanfaat berbagai kalangan berikut.
a. Peserta; memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
pemeliharaan alat berat yang bisa digunakan sebagai bekal untuk
bekerja atau berwirausaha.
b. Sektor industri pengguna alat berat; dapat merekrut calon
mekanik alat berat tingkat pemula yang siap bekerja dan
beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, serta
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan mekanik alat berat
tingkat pemula; dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan
yang terstandar.
4. Kualifikasi
Minimal Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat.
6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi “Mekanik Alat Berat Jenjang III KKNI” diperlukan
peserta didik untuk mendapatkan pengakuan keahlian secara
Nasional dan Internasional di bidang Mekanik Alat Berat berbasis
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Penyelenggaraan uji
kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji Kompetensi yang
diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK).
Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes
tertulis dan tes unjuk kerja. Tes tertulis bertujuan untuk mengukur
tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek
pengetahuan dalam bidang pemeliharaan alat berat sesuai dengan
tujuan kursus dan pelatihan yang telah ditetapkan.
7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
setelah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Satuan
Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang Mekanik Alat Berat. Peserta yang
dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan Sertifikat
Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko Sertifikat
Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi
dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Mekanik Alat
Berat. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah Sertifikat
Mekanik Alat Berat.
D. Ruang Lingkup
Program kursus dan pelatihan mekanik alat berat pemula ini merupakan
jenjang III KKNI, secara umum diharapkan peserta mampu mengerjakan
pekerjaan secara mandiri yang bersifat sederhana dan berulang-ulang
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat
pemula ini memiliki pengetahuan operasional dan kemampuan kerja,
serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang pemeliharaan
alat berat untuk menjaga agar alat berat yang menjadi tanggung
jawabnya selalu dalam kondisi siap pakai, sesuai dengan spesifikasi
standar yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan
kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula ini adalah
sebagai mekanik pemula, setara dengan jenjang III dalam Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, setiap lulusan
kursus dan pelatihan minimum wajib memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Memiliki karakter dan kepribadian manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.
orang lain.
1.3. Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat luas.
pabrik.
2.4 Melakukan pemeliharaan 2.4.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen diesel engine
diesel engine yang terdapat berikut sistem-sistem yang ada di
pada alat berat. dalamnya mencakup: sistem bahan bakar
(fuel system), sistem pelumasan (lubricating
system), sistem pendinginan (cooling
system), sistem pemasukan udara dan
pembuangan gas buang (intake & exhaust
system) yang terdapat pada alat berat
sesuai buku petunjuk pabrik sehingga
spesifikasinya sesuai standar pabrik.
2.4.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem pemindah tenaga (power train) yang
terdapat pada alat berat tipe rantai
menggunakan lembar laporan standar
pabrik.
yang terdapat pada sistem yang digunakan alat berat tipe rantai
pemindah tenaga (power sesuai petunjuk pada bahan ajar.
train) yang digunakan pada
alat berat tipe rantai
3.9.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen pada sistem
pemindah tenaga (power train) digunakan
alat berat tipe rantai sesuai petunjuk
bahan ajar.
3.10 Memiliki pengetahuan 3.10.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala pada
pemeliharaan pada sistem pemindah tenaga (power train)
komponen sistem pemindah yang digunakan pada alat berat tipe
tenaga (power train) yang rantai sesuai buku petunjuk pabrik.
digunakan pada alat berat
tipe rantai.
3.11 Memiliki pengetahuan 3.11.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen yang terdapat pada
kerja komponen-komponen sistem pemindah tenaga (power train)
pada sistem pemindah yang digunakan pada alat berat tipe roda
tenaga (power train) yang sesuai petunjuk pada bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III
ajar.
3.26 Memiliki pengetahuan 3.26.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur pada prosedur pemeliharaan berkala pada
komponen sistem suspensi, sistem suspensi, roda, dan ban yang
roda, dan ban yang digunakan pada alat berat tipe rantai
digunakan pada alat berat sesuai buku petunjuk pabrik.
tipe roda.
3.27 Memiliki pengetahuan 3.27.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen sistem
kerja komponen-komponen pengkondisian udara pada alat berat
sistem pengkondisian udara sesuai petunjuk pada bahan ajar.
pada alat berat. 3.27.2 Ketepatan dalam struktur dan prinsip
kerja komponen-komponen sistem
pengkondisian udara yang digunakan
pada alat berat sesuai petunjuk pada
bahan ajar.
3.28 Memiliki pengetahuan 3.28.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala sistem
pemeliharaan pada pengkondisian udara pada alat berat
komponen sistem sesuai buku petunjuk pabrik.
pengkondisian udara pada
alat berat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III
4.3 Bertanggung jawab pada 4.3.1 Menentukan dengan tepat atas kuantitas
pekerjaan sendiri dan dapat dan mutu hasil kerja orang lain melalui
diberi tanggung jawab atas sebuah simulasi kerja.
kuantitas dan mutu hasil
kerja orang lain.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal, maupun secara otodidak.
III. PENUTUP
Terkait dengan kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula
ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih
menekankan pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan dunia industri mengenai teknologi alat berat saat ini dan
masa depan. Teknologi alat berat masa depan akan dikembangkan alat
berat yang ramah lingkungan, hemat bahan bakar, dan memiliki tingkat
produktifitas yang tinggi dengan mengimplementasikan sistem mekanik-
elektronik (mechatronic). Oleh karena itu link and match tuntutan
industri alat berat dengan kurikulum yang ada pada lembaga kursus dan
pelatihan alat berat harus sejalan dengan tuntutan kebutuhan zaman.
I. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk, serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik
secara bilateral, regional maupun internasional.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam
KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran
yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil
karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-
masing.
C. Uraian Program
BIPA merupakan salah satu program pelatihan yang diperlukan dalam
rangka peningkatkan fungsi bahasa negara sebagai bahasa
internasional dan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja asing akan
program pelatihan bahasa Indonesia. Identifikasi kebutuhan pasar
sangat diperlukan dalam persiapan kegiatan suatu program kursus atau
pelatihan. Identifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik
BIPA juga diperlukan agar penyusunan standar kompetensi lulusan
lebih terfokus.
1. Nama program
Kursus dan pelatihan BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan BIPA ini bertujuan
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar untuk berbagai tujuan
dengan berbagai konteks, baik lisan maupun tulis.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan BIPA ini memiliki
tujuan untuk menguasai keempat aspek keterampilan berbahasa
yang meliputi keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara,
dan menulis sesuai dengan jenjangnya.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan BIPA ini bermanfaat bagi:
a. peserta: memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan baik
dan lancar dalam berbagai konteks dan tujuan, dan
b. lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan BIPA: menghasilkan
lulusan kursus dan pelatihan BIPA yang terstandar.
4. Kualifikasi Peserta
Pada dasarnya semua warga negara asing atau warga negara
Indonesia yang berbahasa ibu bahasa asing dapat mengikuti kursus
ini, baik pelajar, ekspatriat, maupun masyarakat umum. Namun,
biasanya kualifikasi peserta dipilah sebagai berikut.
a. Peserta usia SD dapat mengikuti kursus dan pelatihan BIPA 1
sampai dengan BIPA 2.
b. Peserta usia SMP dapat mengikuti kursus dan pelatihan BIPA 1
sampai dengan BIPA 4.
c. Peserta usia SMA ke atas dapat mengikuti kursus dan pelatihan
BIPA 1 sampai dengan BIPA 7.
d. Peserta dewasa dengan berbagai latar belakang profesi dapat
mengikuti kursus dan pelatihan BIPA 1 sampai dengan BIPA 7.
6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan secara formatif dan sumatif pada setiap
level kursus dan pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri atas
ujian keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan
menulis.
7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta didik yang telah
dinyatakan lulus dalam kursus dan pelatihan BIPA di setiap level.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kursus dan pelatihan Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing (BIPA) ini terdiri atas 7 jenjang yang diperinci sebagai beriku.
1) BIPA 1
Mampu memahami dan menggunakan ungkapan konteks
perkenalan diri dan pemenuhan kebutuhan konkret sehari-hari dan
rutin dengan cara sederhana untuk berkomunikasi dengan mitra
tutur yang sangat kooperatif.
2) BIPA 2
Mampu mengungkapkan perasaan secara sederhana,
mendeskripsikan lingkungan sekitar, dan mengkomunikasikan
kebutuhan sehari-hari dan rutin.
3) BIPA 3
Mampu mengungkapkan pengalaman, harapan, tujuan, dan
rencana secara singkat dan koheren dengan disertai alasan dalam
konteks kehidupan dan tugas kerja sehari-hari.
4) BIPA 4
Mampu melaporkan hasil pengamatan atas peristiwa dan
mengungkapkan gagasan dalam topik bidangnya, baik konkret
maupun abstrak, dengan cukup lancar tanpa kendala yang
mengganggu pemahaman mitra tutur.
5) BIPA 5
Mampu memahami teks yang panjang dan rumit serta mampu
mengungkapkan gagasan dengan sudut pandang dalam topik yang
beragam secara spontan dan lancar hampir tanpa kendala.
kecualibidang keprofesian dan akademik.
6) BIPA 6
Mampu memahami teks yang panjang, rumit, dan mengandung
makna tersirat serta mampu mengungkapkan gagasan dalam
bahasa yang jelas, terstruktur, sistematis, dan terperinci secara
spontan dan lancar sesuai dengan situasi tutur untuk keperluan
sosial dan keprofesian, kecuali dalam bidang akademik yang
kompleks (karya ilmiah).
7) BIPA 7
Mampu memahami informasi hampir semua bidang dengan mudah
dan mengungkapkan gagasan secara spontan, lancar, tepat dengan
membedakan nuansa-nuansa makna, serta merekonstruksi
argumen dan data dalam presentasi yang koheren.
E. Pengertian
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan.
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, dan informasi.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan
perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan
tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan dalam memahami dan
megemukakan gagasan dalam bentuk tulisan dan lisan yang sesuai
dengan konteks dan tujuan.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja (terkait keterampilan berbahasa)
secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, secara mandiri dan
bertanggung jawab.
6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian
pembelajaran khusus.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan BIPA ini mempunyai
penguasaan berbahasa Indonesia lisan dan tulis yang meliputi empat
aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis). Penguasaan bahasa Indonesia tersebut dibagi menjadi
tujuh peringkat.
B. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi Umum
Capaian pembelajaran dalam pelatihan ini sebagai berikut.
1) Menunjukkan keterampilan berbahasa Indonesia produktif dan
reseptif yang baik. Menunjukkan pengetahuan yang baik tentang
kebahasaan dan wawasan keIndonesiaan.
2) Menggunakan pengetahuan dan pemahaman tentang kebahasaan
untuk berbagai tujuan dalam berbagai konteks.
3) Mengomunikasikan gagasan sesuai dengan bidangnya baik secara
lisan maupun tulis.
4) Menunjukkan sikap dan karakter yang baik yang relevan dengan
karakter masyarakat Indonesia
Selain kedua aspek tersebut, terdapat pula aspek budaya. Bahan kajian
aspek budaya tidak dicantumkan seperti halnya aspek kebahasaan.
Pendidik/instruktur diberi kebebasan untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan unsur budaya Indonesia sesuai dengan materi yang
disajikan. Misalnya dalam mengajarkan perkenalan perlu diberikan
pengetahuan budaya tentang bahasa tubuh ketika berkenalan dan cara
bersalaman.
Berikut adalah uraian dari masing-masing level.
BIPA 1
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
1.4 Mampu bekerja sama dan 1.4.1 Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
1.4.2 Menunjukkan sikap memiliki
kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat
dan lingkungan hidupnya.
2. Mendengarkan. 2.1 Mampu mengenali kata dan 2.1.1 Mengeja/menyebutkan ulang kata
frasa sederhana yang dan frasa yang berkaitan dengan
berkaitan dengan informasi nama, alamat, pekerjaan, negara
dari orang lain: nama, alamat, asal, keluarga, dari tuturan yang
pekerjaan, negara asal, didengarnya.
keluarga, dan lain-lain pada 2.1.2 Mengidentifikasi kata dan frasa yang
saat orang lain berbicara berkaitan dengan identitas diri dari
perlahan dan jelas. tuturan dalam konteks perkenalan
yang didengarnya.
2.1.3 Mengidentifikasi isi hasil dengaran
yang berkaitan dengan identitas diri.
2.2 Mampu mengenali kata dan 2.2.1 Mengeja/menyebutkan ulang kata
frasa sederhana yang dan frasa yang berkaitan dengan
berkaitan dengan arah, lokasi, arah, lokasi, lingkungan sekitar, dan
lingkungan sekitar, dan aktivitas sehari-hari dari tuturan
aktivitas harian. yang didengarnya.
2.2.2 Mengidentifikasi kata dan frasa yang
berkaitan dengan arah, lokasi,
lingkungan sekitar, dan aktivitas
sehari-hari dari tuturan yang
didengarnya.
2.2.3 Mengidentifikasi isi hasil dengaran
yang berkaitan dengan arah, lokasi,
lingkungan sekitar, dan aktivitas
sehari-hari.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
2.3 Mampu menginterpretasi 2.3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
ungkapan sederhana dari tujuan ungkapan sederhana dalam
orang yang dikenal maupun kegiatan perkenalan maupun dalam
belum dikenal yang berbicara kegiatan sehari-hari di lingkungan
dengan jelas. sekitar.
2.3.2 Mengidentifikasi ungkapan-
ungkapan sederhana yang digunakan
dalam kegiatan perkenalan atau
kegiatan sehari-hari di lingkungan
sekitar.
2.3.3 Mengidentifikasi makna/maksud
ungkapan sederhana dari tuturan
yang didengarnya.
3. Berbicara. 3.1 Mampu mengungkapkan 3.1.1 Menggunakan kosa kata diri dan
kalimat sederhana yang identitas pribadi/orang lain dalam
berkaitan dengan informasi bentuk kalimat sederhana secara
pribadi dan orang lain: nama, lisan.
alamat, pekerjaan, negara asal, 3.1.2 Menggunakan ungkapan/kalimat
keluarga, dan lain-lain. perkenalan yang berisi informasi
pribadi (nama, alamat, pekerjaan,
negara asal, keluarga, dan lain-lain)
secara lisan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
3.1.3 Menggunakan ungkapan/kalimat
perkenalan yang berisi informasi
tentang orang lain (nama, alamat,
pekerjaan, negara asal, keluarga, dan
lain-lain) secara lisan.
3.2 Mampu mengungkapkan dan 3.2.1 Menggunakan kata dan frasa yang
bertanya jawab tentang arah, berkaitan dengan arah dalam bentuk
lokasi, lingkungan sekitar, dan kalimat sederhana secara lisan.
aktivitas harian 3.2.2 Menggunakan kalimat tanya yang
berkaitan dengan informasi arah,
lokasi, lingkungan sekitar, dan
aktivitas sehari-hari.
3.2.3 Menjelaskan arah, lokasi, lingkungan
sekitar, dan aktivitas sehari-hari
dengan menggunakan kalimat
sederhana.
3.3 Mampu merespons dengan 3.3.1 Memberi respons atas
ungkapan yang sederhana jika pernyataan/pembicaraan mitra tutur
orang lain berbicara kepadanya melalui ungkapan/kalimat
sederhana.
7. Tanggung jawab 7.1 Bertanggung jawab terhadap 7.1.2 Bertanggung jawab dalam
penggunaan. bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. yang sesuai dengan norma
kesopanan.
7.1.3 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
7.1.4 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia tulis
yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
8. Hak 8.1. Berhak memperoleh 8.1.1. Berhak mendapatkan bimbingan
pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang 8.1.2. Berhak menyampaikan ide atau
ditetapkan, gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.
BIPA 2
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6. Menguasai penggunaan 6.1. Menguasai pengetahuan 6.1.1. Menggunakan kata tanya bagaimana
tata bahasa dan kosa tentang penggunaan kata dan mengapa.
kata dalam berbagai Tanya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
jenis teks yang 6.2. Menguasai pengetahuan 6.2.1. Menggunakan perbandingan ekuatif
diajarkan. tentang penggunaan (se-, sama … dengan…).
perbandingan.
7. Tanggung jawab 7.1. Bertanggung jawab terhadap 7.1.1. Bertanggung jawab dalam
penggunaan bahasa menggunakan bahasa Indonesia
Indonesia yang baik dan yang sesuai dengan norma
benar. kesopanan.
2. Mendengarkan 2.1. Mampu memahami pokok 2.1.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
pikiran dari program radio tujuan dari program radio atau
atau televisi berkaitan dengan televisi yang berkaitan dengan berita
berita sehari-hari. sehari-hari.
2.1.2. Menyebutkan pokok pikiran dari
program radio yang berkaitan
dengan berita sehari-hari.
2.1.3. Menemukan informasi detail dari
televisi berkaitan dengan berita
sehari-hari.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
2.2. Mampu memahami pokok 2.2.1. Menyebutkan informasi pokok dalam
pikiran dalam suatu tuturan suatu tuturan yang disampaikan
yang disampaikan dengan dengan jelas dan berkaitan dengan
jelas dan berkaitan dengan hal-hal umum yang ditemukan saat
hal-hal umum yang ditemukan bekerja, belajar, dan bersantai.
saat bekerja, belajar, dan
bersantai.
3. Berbicara 3.1. Mampu berperan serta dalam 3.1.1. Mengajukan pertanyaan dengan
suatu percakapan tentang tepat dan santun dalam suatu
minat atau aktivitas sehari- percakapan tentang minat atau
hari secara spontan. (mis. aktivitas sehari-hari secara spontan.
tentang keluarga, hobi, (mis. tentang keluarga, hobi,
pekerjaan, wisata, dan pekerjaan, wisata, dan masalah
masalah umum). umum).
3.1.2. Menyampaikan tanggapan dengan
tepat dan santun dalam suatu
percakapan tentang minat atau
sehari-hari secara spontan (mis.
tentang keluarga, hobi, pekerjaan,
wisata, dan masalah umum).
5.2. Mampu menulis teks narasi 5.2.1. Menyusun kerangka teks narasi.
yang menggambarkan
pengalaman dan pandangan
pribadi.
5.2.2. Menulis teks narasi menggunakan
unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai dengan konteksnya.
b. ‘instrumentatif’ (melemparkan,
memukulkan).
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.5. Menguasai pengetahuan 6.5.1. Menggunakan kosa kata yang
tentang penggunaan kosa berhubungan dengan topik
kata yang berhubungan pekerjaan, pendidikan, dan waktu
dengan situasi/topik/bidang luang.
tertentu. 6.5.2. Menggunakan kosa kata yang
berhubungan dnegan topik tempat
wisata, tempat umum (pasar, bank,
bioskop, dll).
6.5.3. Menggunakan ungkapan suka dan
tidak suka.
6.5.4. Menggunakan ungkapan
pengharapan.
6.5.5. Menggunakan kata majemuk.
4. Membaca. 4.1. Mampu memahami isi 4.1.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
artikel (opini) dan laporan tujuan teks.
yang berkaitan dengan isu 4.1.2. Meringkas isi artikel (opini) dan
mutakhir. laporan yang berkaitan dengan isu
mutakhir.
4.1.3. Menulis artikel (opini) dan laporan
yang berkaitan dengan isu-isu
mutakhir.
4.2. Mampu mengungkapkan 4.2.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
kembali pesan moral dalam tujuan teks.
dongeng atau cerita rakyat.
4.2.2. Mengidentifikasi kalimat atau
kumpulan kalimat yang
mengandung pesan moral dalam
dongeng atau cerita rakyat.
4.2.3. Membandingkan dongeng dan cerita
rakyat yang serupa antara di
Indonesia dengan di negaranya.
4.3. Mampu memahami cerpen 4.3.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
yang dikemukakan dalam tujuan teks.
bahasa yang sederhana.
5. Menulis. 5.1. Mampu Menulis teks yang 5.1.1. Menulis kerangka teks tentang suatu
terperinci dan jelas mengenai topik yang diminati.
berbagai macam topik yang
diminati. 5.1.2. Menulis teks tentang berbagai
macam topik yang diminati.
5.2. Mampu menulis esai dengan 5.2.1. Menulis esai dengan memberi alasan
memberi alasan untuk untuk menyetujui suatu pendapat.
menyetujui atau menolak 5.2.2. Menulis esai dengan memberi alasan
suatu pendapat. untuk menolak suatu pendapat.
BIPA 5
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
5. Menulis. 5.1 Memilih gaya tulisan yang 5.1.1 Membuat surat yang sesuai dengan
sesuai dengan pembaca yang target pembaca.
menjadi sasarannya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
5.1.2 Membuat cerita yang sesuai dengan
target pembaca.
5.1.3 Membuat petunjuk yang sesuai
dengan target pembaca.
4. Membaca. 4.1 Menginterpretasi teks yang 4.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
berhubungan dengan ranah tujuan teks.
sosial, akademis dan
professional. 4.1.2 Mengidentifikasi gagasan umum dari
teks yang berhubungan dengan
ranah sosial, akademis, dan
profesional.
5. Menulis. 5.1 Mampu menulis esai yang 5.1.1 Menulis esai dalam ranah sosial,
berhubungan dengan ranah akademis, dan profesional dengan
sosial, akademis dan menggunakan istilah teknis dan
professional dengan gaya kalimat efektif.
argumentatif.
5.1.2 Menulis esai dalam ranah sosial,
akademis, dan profesional dengan
menggunakan gaya penulisan
argumentatif.
5.2 Mampu menulis ragam surat 5.2.1 Menulis surat resmi, esai, atau
resmi, esai, atau laporan yang laporan yang menekankan isu-isu
menekankan isu-isu penting. penting dengan bahasa yang
terstruktur.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6. Menguasai penggunaan 6.1 Menguasai pengetahuan 6.1.1 Menggunakan ungkapan yang tepat
tata bahasa dan kosa tentang penggunaan bahasa dalam presentasi, debat, dan
kata dalam berbagai jenis untuk mencapai tujuan laporan.
teks yang diajarkan. komunikasi sesuai dengan
konteks situasi (topik, moda
[bahasa tulis atau lisan], dan
siapa pembicara/penulis dan
6.1.2 Menggunakan kosa kata yang
kepada siapa tulisan atau
mengalami perubahan makna
tuturan itu disampaikan),
dengan tepat sesuai dengan konteks.
bidang, dan budaya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
Hak dan Tanggung Jawab
7. Tanggung jawab. 7.1. Bertanggung jawab terhadap 7.1.1. Bertanggung jawab dalam
penggunaan bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. yang sesuai dengan norma
kesopanan.
7.1.2. Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
III. PENUTUP
Terkait dengan kursus dan pelatihan BIPA ini, maka arah pengembangan
spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan pada lulusan agar
mampu berkomunikasi dengan baik, santun dan fasih dengan masyarakat
Indonesia untuk berbagai macam tujuan dengan berbagai konteks.
J. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMBUATAN BATIK DENGAN PEWARNA RAMAH LINGKUNGAN
JENJANG II
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar 19.248
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non
formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalam
mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan
dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi
kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah
dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana
dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan
Permendiknas Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Kursus dan Pelatihan.
a) Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik dengan pewarna ramah
lingkungan Berbasis KKNI Jenjang 2.
b) Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik
dengan pewarna ramah lingkungan jenjang 2 ini bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan operasional
lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung
jawab dalam bidang pembuatan batik dengan pewarna ramah
lingkungan sesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dalam bidang: pembuatan batik dengan pewarna
ramah lingkungan jenjang 2 yang meliputi kemampuan dalam hal.
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna ramah
lingkungan.
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan
pewarna ramah lingkungan.
3) Membuat batik dengan pewarna ramah lingkungan sesuai
standar SNI.
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus
Batik Ditjen PAUD DIKMAS.
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna
ramah lingkungan.
6) Menjual batik dengan pewarna ramah lingkungan dan keahlian
dalam pembuatan batik dengan pewarna ramah lingkungan.
c) Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan batik dengan pewarna
ramah lingkungan jenjang 2 ini bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut calon
pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi dengan
pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandarkan.
d) Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat batik dengan pewarna ramah
lingkungan.
g) Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan
pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua
jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses pembuatan
batik dengan pewarna ramah lingkungan jenjang 2.
h) Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui oleh
pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional dan
internasional.
E. Pengertian
A. Profil Lulusan
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan batik dengan pewarna ramah
lingkungan jenjang 2 yaitu untuk bekerja mandiri, bekerja di
industri/usaha jasa dan produksi pembatikan sebagai pembuat batik
dengan pewarna ramah lingkungan.
C. Capaian Pembelajaran
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
timbulnya keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
1.7. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
1.8. Menghargai kekayaan budaya dalam
kearifan lokal berbentuk artifak/tinggalan
budaya.
1.9. Memiliki kepedulian terhadap konservasi
dan pelestarian budaya.
1.10. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN DI BIDANG KERJA
2. Menyiapkan alat 2.1 Penyediaan alat dan bahan membatik tulis a. Ketepatan dan kesesuaian dalam
kerja (meja jiplak, dengan pewarna ramah lingkungan. menyediakan spesifikasi alat dan bahan
alat canting batik membatik tulis dengan pewarna ramah
tulis, lingkungan yang meliputi.
gawangan/pamidang 1) Ketersediaan di sumber/pusat penyedia
an, kompor, wajan, (eceran atau grosir) langganan.
bak celup, panci 2) Ketersediaan harga yang murah atau
lorod) dan bahan sesuai dengan kemampuan lembaga.
(malam, zat pewarna 2.1.1 Alat dan bahan pada tiap-tiap 3) Kualitas alat dan bahan baik.
ramah lingkungan, tahapan membatik tulis dengan 4) Efisiensi: jarak tempuh antara penyedia
zat kimia pewarna ramah lingkungan yang dengan lembaga, pesan-antar.
harus disediakan meliputi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
pendukung) yang 1) Pemordanan: gayung (2), kompor 5) Efektif: pembayaran (tunai, transfer,
sesuai dengan (1), panci (2), setrika (1), meja atau kredit), komitmen pengembalian
kebutuhan proses setrika (1), air panas, air dingin, (return) jika alat dan bahantidak sesuai
pembuatan batik pengaduk mordan (1), celemek dengan spesifikasi kualitas pesanan.
tulis dengan pewarna anti air (1), sarung tangan karet 6) Ketersediaan di tempat penyimpanan,
ramah lingkungan. (1), gantungan kain (1). jika ada yang kurang maka segera
2) Jiplak desain: pulpen warna biru disediakan.
(1), modul desain utama yang
telah dibubuhi desain ragam hias
batik tulis pada kertas
transparan (kertas minyak, kertas
kalkir) (1-3), meja jiplak (tracing)
dengan alas kaca dan terdapat
lampu dari bawah (1), penggaris
(1), pita perekat bening (selotip)
(1).
3) Pencantingan/pemalaman tulis:
canting set (klowong, isen,
tembokan, dan canting lain) (1-5),
kompor (1), wajan (1), bbm/bbg
(1), pemantik api (1), celemek (1),
bangku pendek (dingklik/jojodok)
(1), pemidangan/gawangan (1),
malam (1), besi untuk
menghilangkan tetesan malam
(1), kertas koran bekas (1), kain
bekas (1), beberapa helai ijuk
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
untuk sumbatan canting, celemek
berbahan kain (1), perlengkapan
pertolongan pertama luka bakar
(1), pemadam api (1)
4) Pencelupan pewarna ramah
lingkungan: tabel contoh warna
alam (1), zat warna alam (ekstrak
rebusan: batang nangka-kuning,
kulit secang-merah; dan ekstrak
fermentasi: indigofera-biru) (1-3),
ember/bak celup (2), ember/bak
bilas (1), gayung (1), air panas, air
dingin, wadah pencampur larutan
pewarna alam (1-3), wadah
larutan fiksasi (1-3), pengaduk
larutan pewarna alam (1-3),
larutan pembasah kain (teepol,
TRO-Turkey red oil/sulfonated
oil) (1), larutan fiksasi warna
(kapur, tunjung, tawas) (1-3),
gantungan kain (1), celemek anti
air (1), sarung tangan karet (1),
dan sepatu karet (1)
5) Pelorodan: kompor/tungku (2),
bbg/bbm, pemantik api (1), panci
rebus larutan (TRO Turkey red
oil/sulfonated oil+CNa2O3/soda
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
abu) (1), panci rebus air bilas (1),
ember/bak bilas (1), gantungan
kain (1), gayung (1), tongkat
pengaduk kain lorodan (1),
saringan malam yang terbuat dari
besi yang dilapisi kain blacu (1),
celemek anti air (1), sarung tangan
(1-2), sepatu karet (1), masker (1-
3), perlengkapan pertolongan
pertama luka bakar (1), pemadam
api (1)
2.1.2 Persiapan alat dan bahan pada tiap- 2.1.2.1 Ketepatan dan kesesuaian menyiapkan
tiap tahapan membatik tulis dengan alat dan bahan membatik tulis dengan
pewarna ramah lingkungan. pewarna ramah lingkungan menurut
catatan: persiapan hanya dilakukan prosedur kerja tanpa kecelakaan (zero
sesuai tahap per tahap, bukan accident) dalam sebuah simulasi kerja
dilakukan sekaligus dari awal yang meliputi:
sampai akhir. 1) Bersih.
2) Siap/layak pakai (berfungsi dengan
baik).
3) Efisiensi dan efektivitas yang
dilakukan terkait waktu persiapan
dan penataan alat/bahan pada area
kerja.
4) Prosentase kuantitas dan kualitas
kerusakan alat selama proses
pelatihan maksimum 10%.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
5) Ketersediaan alat dan bahan
pengganti (cadangan).
2.1.2.1 Persiapan pemordanan kain 2.1.2.1.1 Ketepatan dan kesesuaian
yang meliputi. persiapan alat dan bahan
1) Persiapan area pemordanan pemordanan menurut prosedur
dan area pengeringan. kerja yang meliputi:
2) Persiapan alat dan bahan 1) Ketelitian terhadap masa pakai
pada posisinya di area alat, masa kadaluwarsa bahan
pemordanan. pemordanan (akibat rusak secara
3) Persiapan kain berwarna kimia atau fisik) yang dapat
putih (katun, sutra) dari menyebabkan larutan mordan
persediaan. tidak dapat digunakan secara
4) Pemeriksaan kondisi optimal.
permukaan kain (tidak rusak, 2) Ketelitian terhadap takaran
bolong, atau terdapat noda). bahan larutan pemordanan.
5) Pemotongan kain menjadi 3) Ketelitian memperhatikan
ukuran 50x50 cm. kebersihan tiap-tiap wadah,
6) Peramuan larutan mordan*. sarung tangan karet, alat
7) Persiapan wadah celup pengaduk, area pencelupan, dan
mordan (ember dan panci pengeringan yang dapat
khusus mordan). mempengaruhi warna.
8) Persiapan kompor untuk 4) Ketelitian menentukan ukuran
merebus kain. wadah celup (ember, panci, atau
9) Persiapan area jemur kain bak celup) yang dapat membuat
setelah pemordanan hasil celupan menjadi tidak rata
10) Persiapan setrika kain setelah (belang).
pemordanan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
11) Persiapan perlengkapan 5) Ketelitian menempatkan area
prosedur K3. penjemuran kain benar-benar
* catatan: terlindung dari paparan sinar
- resep mordan: teepol (50 cc) + TRO- matahari secara langsung yang
Turkey red oil/sulfonated oil (5 gr) + dapat mempengaruhi hasil
air dingin (1 ltr) dalam wadah celupan kain.
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata
2.1.2.2 Persiapan jiplak desain yang 2.1.2.2.1 Ketepatan dan kesesuaian
meliputi. persiapan alat dan bahan jiplak
1) Persiapan kertas transparan desain menurut prosedur kerja
(kertas minyak atau kalkir yang meliputi.
berukuran 50x50 cm) yang 1) Ketelitian terhadap masa pakai
telah dibubuhi rangka alat, masa kadaluwarsa bahan
desain utama batik tulis jiplak desain (akibat rusak
(secara umum berwujud secara kimia atau fisik) yang
visualisasi ragam hias yang dapat menyebabkan proses
dapat diulang (pattern)). jiplak desain tidak optimal.
2) Persiapan alat tulis untuk 2) Ketelitian memperhatikan
menjiplak desain. kebersihan alat, bahan, dan area
3) Persiapan meja jiplak. kerja jiplak desain.
4) Persiapan kain berwarna
putih (katun, sutra)
berukuran 50x50 cm yang
sudah dimordan.
5) Persiapan perlengkapan
prosedur K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.1.2.3 Persiapan pencantingan kain 2.1.2.3.1 Ketepatan dan kesesuaian
yang meliputi. persiapan alat dan bahan
1) Persiapan area pencantingan menurut prosedur
pencantingan. kerja yang meliputi.
2) Persiapan alat dan bahan 1) Ketelitian terhadap masa pakai
pada posisinya di area alat, masa kadaluwarsa bahan
pencantingan. pencantingan (akibat rusak
3) Menyalakan kompor dan secara kimia atau fisik) yang
meletakkan wajan di atas dapat menyebabkan proses
kompor. pencantingan tidak optimal.
4) Memasukkan seiris kecil 2) Ketelitian terhadap takaran
malam (5x5x10 cm) ke dalam malam yang digunakan dalam
wajan, biarkan mencair porses pencantingan dan
karena panas. takaran ramuan
5) Meletakkan ujung kepala pembersih/penghilang noda
canting (klowong, isen-isen, tetesan malam.
tembokan) ke dalam wajan. 3) Ketelitian memperhatikan
6) Pengaturan (dan kebersihan tiap-tiap alat, bahan,
pengawasan) suhu panas api area, wadah, pengaduk yang
kompor di 70-80 0C. dapat mempengaruhi hasil
7) Pemasangan kain yang telah kualitas pencantingan.
tertera hasil jiplakan desain 4) Ketelitian menentukan ukuran
pada pamidangan. canting tulis (klowong, isen-isen,
8) Pengaturan ketegangan kain tembokan, dan lainnya) seusai
(tidak tegang dan tidak karakter garis atau bidang
kendor). berdasarkan desain utama.
9) Pemeriksaan dan pemastian
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
kelancaran fungsi canting
dengan mencoba
menorehkan cairan malam
pada kertas koran bekas
(jika tidak lancar maka
ujung canting dapat ditusuk
menggunakan sehelai ijuk
secara perlahan dan meniup
ujung canting untuk
memperlancar jalur malam.
10) Persiapan perlengkapan
prosedur K3 (pemastian
ketersediaan dan
keberfungsian alat pemadam
kebakaran; ketersediaan
obat-obatan akibat luka
bakar, sesak napas, atau
keracunan gas).
2.1.2.4 Persiapan pencelupan kain 2.1.2.4.1 Ketepatan dan kesesuaian
menggunakan zat warna ramah persiapan alat dan bahan
lingkungan yang meliputi. pencelupan warna ramah
1) Persiapan area peramuan lingkungan menurut prosedur kerja
warna ramah lingkungan, yang meliputi.
area pencelupan, dan area 1) Ketelitian terhadap masa pakai
pengeringan. alat, masa kadaluwarsa bahan
2) Persiapan alat dan bahan pewarna (akibat rusak secara
pada posisinya. kimia atau fisik) yang dapat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3) Persiapan tabel warna ramah mempengaruhi ekstrak pewarna
lingkungan untuk disesuaian ramah lingkungan dapat
dengan desain warna yang digunakan secara optimal.
diinginkan. 2) Ketelitian terhadap takaran
4) Peramuan larutan pembasah bahan larutan pembasah kain,
kain*. pencelup warna ramah
5) Peramuan larutan pewarna lingkungan, dan fiksasi.
ramah lingkungan dari 3) Ketelitian memperhatikan
ekstrak pewarna (rebusan: kebersihan tiap-tiap wadah,
batang nangka dan kulit sarung tangan karet, alat
secang, atau fermentasi: pengaduk, area pencelupan, dan
indigofera)**. pengeringan yang dapat
6) Peramuan larutan fiksasi mempengaruhi warna.
pewarna ramah lingkungan 4) Ketelitian menentukan ukuran
dari ekstrak kapur, tunjung, wadah celup (ember, panci, atau
atau tawas***. bak celup) yang dapat membuat
7) Persiapan perlengkapan hasil celupan menjadi tidak rata
prosedur K3. (belang) atau menjadikan malam
catatan: pecah-pecah (remuk).
- * resep pembasah kain: teepol (50 cc) + air 5) Ketelitian menempatkan area
dingin (1 ltr) dalam wadah celup/ember penjemuran kain benar-benar
berukuran 3-5 ltr dan diaduk-aduk sampai terlindung dari paparan sinar
rata matahari secara langsung yang
- ** resep pewarna ramah lingkungan: dapat mempengaruhi hasil
ekstrak pewarna ramah lingkungan (1 ltr) celupan kain.
+ air dingin (1-3 ltr) dalam wadah
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
diaduk-aduk sampai rata
- *** resep fiksasi warna ramah lingkungan:
esktrak (1 ltr) + air dingin (1-3 ltr) dalam
wadah celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata
2.1.2.5 Persiapan pelorodan kain yang 2.1.2.5.1 Ketepatan dan kesesuaian
meliputi. persiapan alat dan bahan pelorodan
1) Persiapan area pelorodan menurut prosedur kerja yang
area bilas, dan area meliputi.
pengeringan. 1) Ketelitian terhadap masa pakai
2) Persiapan alat dan bahan alat, masa kadaluwarsa bahan
pada posisinya: letakkan pelorodan (akibat rusak secara
panci khusus lorod dan panci kimia atau fisik) yang dapat
khusus bilas berukuran 5-10 mempengaruhi hasil pelorodan
ltr di atas kompor. secara optimal.
3) Peramuan larutan lorod*. 2) Ketelitian terhadap takaran
4) Pencampuran larutan lorodan bahan larutan pelorodan.
ke dalam air panas (5 ltr). 3) Ketelitian memperhatikan
5) Menyalakan kompor/tungku kebersihan tiap-tiap wadah,
lorod (2 unit): 1 kompor sarung tangan karet, alat
untuk panci berisi larutan pengaduk, alat penyaring malam,
lorod dan 1 panci berisi air area pencelupan, dan
bersih. pengeringan yang dapat
6) Perebusan 1 larutan (5 ltr) mempengaruhi warna.
lorodan dan 1 air bilas bersih 4) Ketelitian menentukan ukuran
(5 ltr) dalam panci berbeda wadah celup (ember, panci, atau
sampai benar-benar bak celup) yang dapat membuat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
mendidih. hasil lorodan menjadi tidak
7) Persiapan perlengkapan bersih.
prosedur K3. 5) Ketelitian menempatkan area
* catatan: penjemuran kain benar-benar
- * resep larutan lorod: TRO-Turkey red terlindung dari paparan sinar
oil/sulfonated oil (10 gr) + CNa2O3/soda matahari secara langsung yang
abu (100 gr) + air panas (5 ltr) dalam panci dapat mempengaruhi hasil
berukuran 5 ltr dan diaduk-aduk sampai celupan kain.
rata
- resep larutan bilas: air panas (5 ltr) dalam
panci berukuran 5 ltr
2.2 Proses persiapan kain yang disebut 2.2.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
pemordanan, yaitu tahapan pengolahan pemordanan menurut prosedur kerja
kain sebelum dijiplak dan yang meliputi:
dibatik/dicanting dengan cara merebus 1) Takaran ramuan larutan mordan.
kain dengan laurtan mordan untuk 2) Kain bersih (tidak menyisakan noda
menghilangkan lapisan kanji (lilin) pada kanji pada kain dengan cara dilihat
kain. Tahapan pemordanan meliputi. dan diraba pada permukaan kain).
1) Menggunakan celemek anti air, 3) Kain tidak menjadi kusut.
sarung tangan karet, dan sepatu 4) Kain tidak menjadi kusam.
karet. 5) Serat/struktur kain tidak rusak.
2) Masukkan dan rendam kain katun 6) Alat, bahan, dan area kerja
(50x50 cm) ke dalam larutan mordan dibersihkan dan dibenahi seperti
selama 1 jam. sedia kala.
3) Nyalakan kompor, letakkan panci 7) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
khusus mordan (3-5 ltr) untuk prosedur K3.
memanaskan air larutan mordan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4) Pindahkan rendaman kain beserta
larutan mordan ke panci (3ltr) di atas
kompor.
5) Rebus kain dalam panci selama 30
menit.
6) Siapkan air (3-5 ltr) untuk membilas
kain.
7) Keluarkan kain rendaman mordan
dan bilas sampai benar-benar bersih
pada ember (5 ltr) berisi air bersih.
8) Jemur kain dengan cara diangin-
anginkan sampai kering.
9) Melepaskan celemek anti air, sarung
tangan karet, dan sepatu karet.
10) Setrika kain agar permukaannya
kembali rata.
11) Benahi dan bersihkan peralatan,
bahan, dan area kerja pemordanan
seperti sedia kala.
12) Kain siap dijiplak.
3. Memindahkan motif 3.1 Pemindahan desain ragam hias dari kertas 3.1.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil jiplak
dari kertas ke atas master transparan ke atas permukaan kain desain menurut prosedur kerja yang
permukaan kain pada proses membatik tulis disebut jiplak meliputi.
dengan jejak jiplak desain dengan cara dijiplak. 1) Jejak jiplak jelas, bersih, dan tidak
jelas, bersih, tidak Tahapan jiplak desain meliputi. putus-putus.
putus-putus, tanpa 1) Meletakkan kertas transparan (50x50 2) Tidak terdapat banyak tanda silang
merusak serat dan cm) yang telah dibubuhi desain utama (koreksi) karena kesalahan jiplak.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
struktur kain, serta di atas permukaan meja jiplak. 3) Tidak terdapat noda pada kain.
dengan 2) Melekatkan pita perekat bening (1x5 4) Kain tidak menjadi kusut.
memperhatikan cm) ke kertas transparan dan meja 5) Tidak merusak serat/struktur
kaidah estetik. jiplak agar tidak bergeser. kain.
3) Meletakkan kain katun (50x50 cm) 6) Alat, bahan, dan area kerja
yang telah dimordan tepat dan persis di dibersihkan dan dibenahi seperti
atas permukaan kertas transparan. sedia kala.
4) Melekatkan pita perekat bening (1x5 7) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
cm) ke kain katun dan meja jiplak agar prosedur K3.
tidak bergeser.
5) Menyalakan lampu pada meja jiplak.
6) Mengikuti (jiplak) garis rangka ragam
hias yang nampak menggunakan
pulpen berwarna biru secara langsung
di atas kain katun (garis yang
ditinggalkan oleh pulpen warna biru
tidak terlalu tebal atau tidak terlalu
tipis).
7) Menggunakan alat bantu lain seperti
jangka atau penggaris untuk jenis garis
tertentu (lurus atau lengkung terukur)
jika diperlukan.
8) Memberi tanda silang kecil sebagai
tanda koreksi jika ada garis yang salah.
9) Memeriksa ulang hasil jiplak desain
(apakah mungkin masih ada garis-
bidang yang tidak lengkap atau
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
tertinggal).
10) Mengulangi jiplak desain sampai dirasa
benar-benar selesai dan komplit.
11) Melepaskan pita perekat dan
memisahkan kain dengan kertas
transparan.
12) Mematikan lampu pada meja jiplak.
13) Membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan jiplak desain
seperti sedia kala.
14) Kain siap dIcanting.
4. Menggunakan dan 4.1. Pembubuhan malam dalam proses 4.4.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
menghapus malam, membatik tulis disebut pencantingan, yaitu pencantingan malam menurut
menggunakan zat proses membubuhkan malam panas prosedur kerja yang meliputi.
warna ramah menggunakan alat tulis/gambar bernama 1) Hasil jejak pencantingan malam
lingkungan, dan alat canting pada dua permukaan kain (muka terlihat jelas, bersih, rapi/konsisten
kerja sesuai dengan dan belakang) dengan mengikuti garis (tidak putus-putus, tidak mblobor/
tahapan pembuatan berwarna biru hasil dari jiplak desain. terlalu tebal, atau terlalu tipis), dan
batik tulis dengan Pembubuhan malam pada kain berfungsi tembus sampai ke belakang dengan
pewarna ramah sebagai perintang warna pencelupan. kualitas garis yang sama dengan
lingkungan Tahapan pencantingan tulis meliputi. bagian muka kain.
berdasarkan prinsip 1) Menggunakan celemek berbahan kain. 2) Tidak terdapat banyak noda pada
K3. 2) Duduk di bangku pendek (dingklik) dan kain (akibat minyak, jelaga, tetesan
atur posisi yang paling nyaman malam, atau hasil pengecosan).
menurut masing-masing perorangan. 3) Tidak terdapat banyak tetesan atau
3) Memegang pamidangan dengan posisi garis yang tidak perlu atau tidak
antara 45-600 dari arah wajah/badan sesuai dengan desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
peserta. 4) Canting berfungsi dengan baik
4) Mengambil canting yang telah (tidak tersumbat atau ujung canting
dipanaskan pada wajan dengan yang bergerigi).
genggaman seperti memegang pensil. 5) Suhu malam tidak terlalu panas
5) Mengambil cairan malam pada wajan atau dingin karena kompor yang
(maksimal isi: setengah volume kepala susah diatur atau lalai dalam
canting). memperhatikan suhu api atau
6) Membersihkan sisa malam yang bahan bakar habis.
mungkin menetes dari canting ke bibir 6) Kesesuaian pengaturan kemiringan
wajan, kain bekas, atau kertas bekas. posisi saat memegang kain pada
7) Meniup ujung canting dengan hati-hati pamidangan.
jika diperlukan. 7) Ketepatan dan kenyamanan cara
8) Mulai torehkan/bubuhkan malam memegang kain pada pamidangan.
melalui alat canting klowong sesuai 8) Kesesuaian pengaturan kemiringan
garis-garis berwarna biru (desain) pada posisi saat memegang canting.
permukaan kain untuk meninggalkan 9) Ketepatan dan kenyamanan cara
jejak-jejak garis atau bidang. memegang canting.
9) Memeriksa hasil cantingan (apakah 10) Ketepatan memerhatikan dan
terdapat garis-bidang yang belum mengendalikan kemungkinan
lengkap, tertinggal, tidak tembus ke malam yang akan menetes ke
permukaan belakang kain, atau tetesan permukaan kain.
malam yang belum 11) Tidak merusak serat/struktur kain.
diperbaiki/dibersihkan). 12) Alat, bahan, dan area kerja
10) Mengulangi pencantingan sampai dibersihkan dan dibenahi seperti
dirasa benar-benar selesaiM sedia kala.
11) Melepaskan kain dari pamidanganM 13) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
12) Melepaskan celemek berbahan kain. prosedur K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
13) Membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan pencantingan
seperti sedia kala.
14) Kain siap dicelup/diwarna dengan
pewarna ramah lingkungan.
catatan:
- perhatikan perkiraan suhu malam pada
kepala canting: jika jejak malam pada kain
adalah tebal dan mudah meresap dapat
diartikan suhu malam terlalu panas, maka
harus didiamkan sesaat atau dapat ditiup-
tiup untuk sedikit mendinginkannya, jika
jejak malam pada kain adalah terlalu tipis
dan tidak menembus kain dapat diartikan
suhu malam terlalu dingin, maka
hendaknya segera mengganti/
menambahkan malam dari wajan.
- ganti canting ke isen-isen atau tembokan
sesuai fungsi visual garis/bidang pada
desain.
- jika terdapat kesalahan pencantingan
dapat diperbaiki dengan menghapusnya
(ngecos) menggunakan besi yang
dipanaskan dan dibantu dengan diusap-
usap larutan air (100 ml) + CNa2O3/soda
abu (10 gr) secara berulang lalu dibilas
bersih secara local.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.2 Pewarnaan menggunakan zat warna ramah 4.2.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
lingkungan dalam proses membatik tulis pencelupan warna zat ramah
disebut pencelupan, yaitu membubuhkan lingkungan menurut prosedur kerja
warna pada seluruh permukaan kain yang meliputi.
secara merata dengan menggunakan zat 1) Ketepatan irama selama proses
warna ramah lingkungan. mencelup (tarik-celup) untuk
catatan: menghasilkan celupan yang rata.
- dalam istilah umum pewarna ramah 2) Perhatian terhadap lipatan kain
lingkungan dikenal dengan penyebutan yang dapat menyebabkan hasil
pewarna alam (natural dyes) yaitu merujuk celupan menjadi tidak rata/
pada pewarna kain yang diberlakukan belang.
sesedikit mungkin melibatkan zat-zat kimia 2) Hasil celupan sesuai dengan
ramah lingkungan. contoh warna yang mengacu pada
Tahapan pencelupan menggunakan zat tabel warna dan desain utama,
warna ramah lingkungan meliputi. 3) Hasil celupan: terlihat rata bukan
1) Menggunakan celemek anti air, sarung belang; terlihat padat (opaque)
tangan karet, dan sepatu karet. bukan transparan/ pucat; terlihat
2) Membasahi kain: tidak luntur; terlihat tidak kusam,
a) Menuangkan larutan pembasah kain 4) Tidak merusak serat/struktur
ke wadah celup (ember berukuran 5 kain.
ltr). 5) Alat, bahan, dan area kerja
b) Masukkan seluruh permukaan kain dibersihkan dan dibenahi seperti
yang sudah dicanting ke dalam sedia kala.
larutan pembasah kain secara 6) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
perlahan. prosedur K3.
c) Meniriskan kain di penggantung kain
(selama 5-10 menit).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
d) Kain siap dicelup.
3) Mencelup kain dengan pewarna ramah
lingkungan.
a) Menuangkan larutan pewarna ramah
lingkungan ke wadah celup (ember
berukuran 5 ltr) sambil diaduk-aduk
agar merata.
b) Mencelupkan seluruh permukaan kain
ke dalam larutan pewarna ramah
lingkungan secara perlahan.
c) Melakukan proses tarik-celup kain ke
dalam larutan pewarna ramah
lingkungan sebanyak 3 kali.
d) Meniriskan kain di penggantung kain
(selama 5-10 menit).
e) Kain siap difiksasi.
4) Mencelup kain dengan larutan fiksasi.
a) Menuangkan larutan fiksasi ke wadah
celup khusus dan berbeda dari
proses-proses sebelumnya (ember
berukuran 5 ltr) sambil diaduk-aduk
agar tidak mengental.
b) Mencelupkan seluruh permukaan
kain ke dalam larutan fiksasi secara
perlahan.
c) Melakukan proses tarik-celup kain ke
dalam larutan fiksasi sebanyak 3 kali.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
d) Meniriskan kain di penggantung kain
(selama 5-10 menit).
e) Membilas kain hasil fiksasi sampai
benar-benar bersih.
f) Memeriksa kesesuaian hasil warna
celupan dengan pewarna ramah
lingkunganyang telah difiksasi dengan
acuan warna pada tabel warna yang
diinginkan.
g) Mengulangi/menambah proses
pencelupan dan fiksasi sampai benar-
benar sesuai dengan acuan warna
pada tabel warna.
h) Membilas kain sampai benar-benar
bersih.
i) Meniriskan kain di tempat
penggantung kain sampai benar-
benar kering (jangan terkena paparan
sinar matahari secara langsung).
j) Melepaskan celemek anti air, sarung
tangan karet, dan sepatu karet.
k) Membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan
pencelupanseperti sedia kala.
l) Kain siap dicanting ulang untuk
pewarnaan selanjutnya atau siap
dilorod (dihilangkan malam dari
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
permukaan kain).
catatan:
- untuk mendapatkan hasil celupan yang
rata dan tidak belang adalah dengan
memerhatikan cara mencelup yang baik
dan benar yaitu kain terendam semua,
mengatur tepi atau ujung kain dari terlipat
terlalu sering/lama, dan menjaga agar
malam hasil pencantingan tidak menjadi
patah-patah atau remuk.
4.3 Penghapusan malam pada proses 4.3.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
membatik tulis disebut pelorodan, yaitu pelorodan menurut prosedur kerja
proses meluruhkan atau menghilangkan yang meliputi.
malam dari struktur kain dengan cara 1) Ketepatan irama selama proses
dimasak dan direbus dalam air mendidih melorod (tarik-celup) untuk
sampai benar-benar bersih. menghasilkan lorodan malam yang
Tahapan pelorodan malam batik tulis pada bersih.
kain meliputi. 2) Perhatian terhadap lipatan kain
1) Menggunakan celemek anti air, sarung yang dapat menyebabkan hasil
tangan karet, sepatu karet, dan lorodan menjadi tidak rata/belang.
masker. 3) Hasil lorodan yang baik dan benar
2) Memasukkan kain hasil pencelupan adalah bersih (tidak meninggalkan
dengan pewarna ramah lingkungan ke sisa malam pada sturuktur atau
dalam panci pelorod. permukaan kain batik), dapat
3) Sesekali bersihkan kain dari panci diperiksa dengan cara dilihat dan
lorodan ke panci berisi air panas diraba pada permukaan kain.
dengan maksud membilas. 4) Kualitas hasil celupan pewarna
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4) Mengulangi kegiatan melorod dan ramah lingkungan tidak berubah
membilas sampai kain benar-benar banyak sehingga masih memenuhi
bersih dari malam. standar dan sesuai dengan acuan
5) Membilas kain sampai benar-benar warna pada tabel warna atau
bersih dalam air dingin dalam ember desain.
khusus berukuran 5 ltr sambil 5) Tidak merusak serat/struktur kain.
diperiksa dengan cara diraba dan 6) Alat, bahan, dan area kerja
dikucek-kucek secara hati-hati. dibersihkan dan dibenahi seperti
6) Meniriskan kain sampai benar-benar sedia kala.
kering di tempat penggantung kain 7) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
sampai benar-benar kering (jangan prosedur K3.
terkena paparan sinar matahari secara
langsung).
7) Melepaskan celemek anti air, sarung
tangan karet, sepatu karet, dan
masker.
8) Merapikan dan menyetrika kain untuk
mendapatkan permukaan kain yang
rata.
9) Bersihkan dan benahi peralatan dan
bahan pelorodan seperti sedia kala.
10) Kain batik tulis telah selesai.
catatan:
- lakukan gerakan celup-tarik tidak terlalu
cepat maupun lambat, dapat dibantu
dengan tongkat pengaduk, dan dilakukan
secara berulang dan berhati-hati sampai
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
menunjukkan hasil loran kain yang mulai
bersih (tandanya adalah malam mulai
luruh dan tertinggal bersama air lorodan
- kumpulan malam yang telah luruh dari
kain pada panci lorodan dapat diambil
menggunakan penyaring malam dan
diletakkan pada wadah khusus (malam
sisa lorodan dapat digunakan kembali
sebagai bahan tambahan pada proses
pengolahan malam baru)
5. Menghasilkan karya 5.1 Pembuatan batik tulis menggunakan 5.1.1 Ketepatan, kesesuaian kecermatan,
batik tulis dengan pewarna ramah lingkungan sesuai standar efisiensi, dan efektivitas peserta uji
pewarna ramah pelatihan, berdasarkan sejumlah pilihan dalam mengikuti urutan tahapan
lingkungan pada prosedur kerja, dengan mutu dan kuantitas membatik tulis dengan pewarna ramah
kain berukuran yang terukur sesuai dengan prinsip lingkungan sesuai dengan prosedur
minimum 50x50 cm Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). dan tanpa kecelakaan (zero accident)
sesuai dengan dalam sebuah simulasi kerja yang
standar mutu meliputi.
pelatihan Kursus 1) Urutan penyediaan sampai dengan
Batik Ditjen PAUD persiapan alat, bahan, dan area
DIKMAS, mencakup. kerja.
a. Ukuran kain 2) Urutan pemordanan.
minimum 50x50 3) Urutan jiplak desain.
cm. 4) Urutan pencantingan tulis.
b. Hasil pencatingan: 5) Urutan pencelupan dengan urutan
rapi, bersih, jelas, pewarna ramah lingkungan.
tembus (dua muka 6) Urutan pelorodan, dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
kain). 7) Urutan membereskan,
c. Ragam hias: membersihkan, merawat, dan
bunga, hewan, menyimpan alat, bahan, dan area
geometris, dan kerja.
atau kombinasi.
d. Karakter isen-isen
minimum tiga
jenis.
e. Pencelupan
minimum
menggunakan dua
warna ramah 5.1.2 Ketepatan dan kesesuaian hasil
lingkungan. pembuatan batik tulis menggunakan
f. Hasil pencelupan pewarna ramah lingkungan menurut
rata, tidak tembus prosedur kerja berdasarkan standar
cahaya (opaque), mutu pelatihan Kursus Batik Ditjen
tidak luntur, tidak PAUD DIKMAS dan memperhatikan
kusam, dan prinsip Keselamatan dan Kesehatan
serat/struktur Kerja (K3) yang meliputi.
kain tidak rusak. 1) Menggunakan kain berbahan dasar
serat katun atau sutra dengan luas
ukuran sekurangnya 50x50 cm.
2) Menggunakan sekurangnya dua
dari empat jenis canting tulis
(klowong, isen-isen, tembokan,
lainnya: canting bermata lebih dari
2 (tutul atau sawut))
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3) Menggunakan malam super
(khusus untuk canting tulis halus).
4) Menggunakan sekurangnya satu
tema ragam hias: bunga, hewan,
geometris, dan atau kombinasi.
5) Menggunakan sekurangnya tiga
karakter isen-isen: cecek, truntum,
tapak doro, gringsing, beras mawur,
galaran, cacah gori, dsb.
6) Menggunakan sekurangnya dua
jenis warna pencelupan warna
ramah lingkungan (daun secang-
merah, kulit nangka-kuning,
indigofera-biru, dan atau
gradasinya).
7) Desain ragam hias batik tulis yang
dirancang sekurangnya dianggap
memenuhi 75% dari luas
keseluruhan kain (50x50 cm).
8) Jejak jiplak jelas, bersih, dan tidak
putus-putus.
9) Tidak terdapat banyak tanda silang
(koreksi) karena kesalahan jiplak.
10) Hasil jejak pencantingan malam
terlihat jelas, bersih,
rapi/konsisten (tidak putus-putus,
tidak mblobor/ terlalu tebal, atau
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
terlalu tipis), dan tembus sampai
ke belakang dengan kualitas garis
yang sama dengan bagian muka
kain.
11) Tidak terdapat banyak noda pada
kain (akibat minyak, jelaga, tetesan
malam, atau hasil pengecosan).
12) Tidak terdapat banyak tetesan atau
garis yang tidak perlu atau tidak
sesuai dengan desain.
13) Hasil celupan warna ramah
lingkungan sesuai dengan contoh
warna yang mengacu pada tabel
warna dan desain utama,
14) Hasil celupan warna ramah
lingkungan: terlihat rata bukan
belang; terlihat padat (opaque)
bukan transparan/pucat; terlihat
tidak luntur; terlihat tidak kusam,
15) Hasil lorodan yang baik dan benar
adalah bersih (tidak meninggalkan
sisa malam pada sturuktur atau
permukaan kain batik), dapat
diperiksa dengan cara dilihat dan
diraba pada permukaan kain.
16) Kualitas hasil celupan pewarna
ramah lingkungan tidak berubah
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
banyak sehingga masih memenuhi
standar dan sesuai dengan acuan
warna pada tabel warna atau
desain.
17) Tidak merusak serat/struktur
kain.
18) Alat, bahan, dan area kerja
dibersihkan dan dibenahi seperti
sedia kala, Kinerja tertib, aman,
dan sesuai prosedur K3.
6. Membereskan, 6.1 Prosedur membereskan alat dan bahan 6.1.1 Ketepatan, kesesuaian, dan kesigapan
membersihkan, membatik tulis dengan pewarna ramah dalam proses membereskan alat dan
merawat, dan lingkungan. bahan membatik tulis dengan pewarna
menyimpan kembali ramah lingkungan menurut prosedur
alat dan bahan kerja yang meliputi.
membatik dengan 1) Pengelompokan alat, bahan dan
pewarna ramah area kerja mana saja yang harus
lingkungan sesuai segera dibersihkan, dirawat, dan
dengan prinsip K3. disimpan.
2) Memastikan alat, bahan, dan area
kerja kembali seperti sedia kala.
6.2 Prosedur membersihkan alat dan bahan 6.2.1 Ketepatan, kesesuaian, dan kesigapan
membatik tulis dengan pewarna ramah dalam proses membersihkan alat dan
lingkungan. bahan membatik tulis dengan pewarna
ramah lingkungan menurut prosedur
kerja yang meliputi.
1) Bahan yang digunakan tidak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
meninggalkan noda pada alat dan
area kerja.
2) Memastikan alat telah dibersihkan
dengan teliti (sapu, kuas, sikat,
kerok, cuci, keringkan, jemur).
6.3 Prosedur merawat alat dan bahan 6.3.1 Ketepatan dan kesesuaian merawat
membatik tulis dengan pewarna ramah alat dan bahan membatik tulis dengan
lingkungan. pewarna ramah lingkungan hasil
membatik tulis menggunakan pewarna
ramah lingkungan menurut prosedur
kerja yang meliputi.
1) Memastikan alat, bahan, dan area
kerja dapat digunakan kembali
pada kegiatan membatik tulis
berikutnya.
6.4 Prosedur menyimpan alat dan bahan 6.4.1 Ketepatan, kesesuaian, dan kerapihan
membatik tulis dengan pewarna ramah menyimpan alat dan bahan membatik
lingkungan. tulis dengan pewarna ramah
lingkungan hasil membatik tulis
menggunakan pewarna ramah
lingkungan menurut prosedur kerja
yang meliputi.
1) Alat kerja disimpan pada wadah
atau lokasi sesuai kategorinya
(plastik, toples, kotak, jerigan,
lemari/rak, kamar, ruang luar,
ruang terbuka, area basah) dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
dipastikan tidak saling bercampur
agar tidak saling mengkontaminasi.
2) Sisa penggunaan bahan
ditempatkan pada tiap-tiap
kategori limbah (kering, basah,
organik, non organik, dapat
dimanfaatkan kembali atau
dibuang selamanya).
7. Mengevaluasi hasil 7.1 Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri. 7.1.1 Ketepatan dan kesesuaian dalam
kerja secara mandiri. menyusun kuesioner evaluasi terhadap
proses dan mutu karya batik tulis
dengan pewarna ramah lingkungan
yang dihasilkan.
7.1.2 Mencapai target kepuasan klien
terhadap proses dan mutu karya batik
tulis dengan pewarna ramah
lingkungan yang dihasilkan
menggunakan kuesioner evaluasi pada
sebuah simulasi kerja.
PENGETAHUAN YANG DIKUASAI
8. Menguasai prinsip- 8.1 Menguasai konsep umum perbatikan 8.1.1 Definisi, istilah, sejarah, filosofi,
prinsip pengetahuan, (definisi, istilah, sejarah, fisolofi, produksi, produksi, dan desain perbatikan
konsep umum, dan dan desain). dijelaskan secara tepat yang meliputi
operasional yang kedalaman lingkup dan keluasan
lengkap pada penjelasan yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
pembuatan batik 8.2 Menguasai konsep umum, prinsip, teknik, 8.2.1 Konsep umum, prinsip, teknik, dan
tulis dengan dan pengetahuan prosedural penggunaan pengetahuan prosedural penggunaan
pewarnaan ramah alat pembuatan batik tulis dengan alat pembuatan batik tulis dengan
lingkungan pewarnaan ramah lingkungan. pewarnaanramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.3 Menguasai konsep umum, prinsip, teknik, 8.3.1 Konsep umum, prinsip, teknik, dan
dan pengetahuan prosedural penggunaan pengetahuan prosedural penggunaan
bahan pembuatan batik tulis dengan bahan pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.4 Menguasai konsep umum, prinsip, teknik, 8.4.1 Konsep umum, prinsip, teknik,
pengetahuan prosedural tentang pembuatan pengetahuan prosedural tentang
batik tulis dengan pewarnaan ramah pembuatan batik tulis dengan
lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.5 Menguasai pengetahuan faktual tentang 8.5.1 Pengetahuan faktual tentang sumber
sumber dan sistem pengadaan alat dan dan sistem pengadaan alat dan
bahanmembatik tulis dengan pewarnaan bahanmembatik tulis dengan
ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
penjelasan yang memadai.
8.6 Menguasai pengetahuan faktual harga alat 8.6.1 Pengetahuan faktual harga alat dan
dan bahan pembuatan batik tulis dengan bahan pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.7 Menguasai prinsip, teknik, pengetahuan 8.7.1 Menjelaskan prinsip, teknik,
prosedural pembersihan, perawatan, dan pengetahuan prosedural pembersihan,
penyimpanan alat, bahan, dan area kerja. perawatan, dan penyimpanan alat,
bahan, dan area kerja dijelaskan
secara tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan yang
memadai.
8.8 Menguasai prinsip, teknik, pengetahuan 8.8.1 Prinsip, teknik, pengetahuan
prosedural dalam evaluasi mandiri proses prosedural dalam evaluasi mandiri
dan hasil praktik membatik tulis dengan proses dan hasil praktik membatik
pewarnaan ramah lingkungan. tulis dengan pewarnaan ramah
lingkungan dijelaskan secara tepat
yang meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
8.9 Menguasai pengetahuan faktual, prinsip, 8.9.1 Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,
teknik, pengetahuan prosedural tentang pengetahuan prosedural tentang
penyimpanan dan perawatan kain batik penyimpanan dan perawatan kain
tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan. batik tulis dengan pewarnaan ramah
lingkungan dijelaskan secara tepat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
yang meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
8.10 Menguasai konsep umum dan pengetahuan 8.10.1 Konsep umum dan pengetahuan
prosedural Keselamatan dan Kesehatan prosedural Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang berhubungan dengan Kerja (K3) yang berhubungan dengan
pembuatan batik tulis dengan pewarnaan pembuatan batik tulis dengan
ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.11 Menguasai konsep umum pelestarian 8.11.1 Konsep umum pelestarian lingkungan
lingkungan dan pengolahan limbah dan pengolahan limbah pemordanan,
pemordanan, pencelupan dengan pewarna pencelupan dengan pewarna ramah
ramah lingkungan, pelorodan malam, dan lingkungan, pelorodan malam, n
asapbuangan. dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai
8.12 Menguasai konsep umum, prinsip, dan 8.12.1 Konsep umum, prinsip, dan teknik
teknik pembimbingan praktik pembuatan pembimbingan praktik pembuatan
batik tulis dengan pewarnaan ramah batik tulis dengan pewarnaan ramah
lingkungan kepada pemagang atau rekan lingkungan kepada pemagang atau
kerja. rekan kerja dijelaskan secara tepat
yang meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
HAK DAN TANGGUNG JAWAB
9. Bertanggung jawab 9.1 Bertanggung jawab dalam pembuatan batik 9.1.1 Kelancaran menghasilkan batik tulis
pada pekerjaan tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan dengan pewarna ramah lingkungan
sendiri dan dapat sesuai dengan standar mutu pelatihan sesuai dengan standar mutu yang
diberi tanggung Kursus Batik Ditjen PAUD DIKMAS atau berasal dari Balai Diklat Batik atau
jawab atas kuantitas lembaga/tempat kerja/perusahaan dengan tempat kerja/perusahaan dan dengan
dan mutu hasil kerja memperhatikan keamanan dan memperhatikan keamanan dan
orang lain. keselamatan kerja (berkaitan juga dengan keselamatan kerja.
pengolahan limbah pada proses pembuatan 9.1.2 Menjaga standardisasi mutu batik tulis
batik tulis dengan pewarnaan ramah dengan pewarna ramah lingkungan
lingkungan) sesuai dengan prinsip K3. sesuai dengan standar mutu yang telah
ditentukan oleh Balai Diklat Batik/
Paguyuban Batik/ Yayasan Batik atau
tempat kerja /perusahaan dan dengan
memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja.
9.1.3 Menyelesaikan pekerjaan dengan tanpa
kecelakaan (zero accident) dalam
sebuah simulasi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2
ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan
pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang teknik, pariwisata, kuliner,
dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk
memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun
internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas
serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang
unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing
dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan
keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya
pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-
bidang keilmuan dan keahlian yang relevan, baik secara bilateral,
regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya
manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian
pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya saing
bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik pada
lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan membatik salah
satunya adalah pembuatan malam batik jenjang 3.
Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang bersertifikasi.
Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta
didik agar memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap,
kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab
dalam pembuatan malam batik jenjang 3.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Malam Batik Berbasis KKNI Jenjang
3
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Malam
Batik jenjang 3 ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja,
serta kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang pembuatan
malam batik sesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dalam bidang pembuatan malam batik jenjang 3
yang meliputi kemampuan dalam hal:
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan malam batik;
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan malam batik;
3) Membuat malam batik sesuai standar SNI;
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus Batik
Ditjen PAUD DIKMAS;
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat malam batik;
6) Menjual malam batik dan keahlian dalam pembuatan malam
batik.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan malam batik jenjang 3 ini
bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan : memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi dengan
pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandarkan.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat malam batik.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti kursus
dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan proporsi
waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168 jam
pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan
pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua
jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses pembuatan
malam batik jenjang 3. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji
Kompetensi (TUK).
8. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui oleh
pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional dan
internasional.
D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.
E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki
oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan
akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku
dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab
di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor
8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI
yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI
dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi,
dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja, serta
hak dan tanggung jawab dalam bidang pembuatan malam batik jenjang
3.
1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja
dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung;
2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai;
3. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya;
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas hasil kerja orang lain.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan malam batik jenjang 3, yaitu
untuk bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa, dan produksi
pembatikan sebagai pembuat malam batik.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI
mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik dalam
DI BIDANG pembuatan malam batik klowong dan malam batik
KERJA tembokan sesuai standar mutu, meliputi: mempunyai
kadar air minimum (tidak ada buih pada malam);
menghasilkan asap yang harum; dan mempunyai tingkat
elastisitas yang maksimal (tidak terputus pada saat
ditarik memanjang sekitar 5 cm). Yang mencakup
kemampuan sebagai berikut:
1. Menerjemahkan informasi permintaan klien/ pengguna
jasa/pemberi kerja terkait dengan jenis dan kualitas
malam batik yang diperlukan.
2. Mengidentifikasi, menyiapkan, menggunakan,
merawat, dan menyimpan alat pembuatan malam batik
klowong dan malam batik tembokan sesuai dengan
SOP Kursus Batik Ditjen PAUD DIKMAS.
3. Mengidentifikasi, menyiapkan, mengolah, dan
menyimpan bahan pembuatan malam batik klowong
dan malam batik tembokan sesuai dengan SOP Kursus
Batik Ditjen PAUD DIKMAS.
4. Membuat malam batik klowong dan malam batik
tembokan sesuai standar pelatihan, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, dengan mutu dan
kuantitas yang terukur, serta melakukan proses
produksi dengan menerapkan prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian lingkungan.
5. Mengemas dan menyimpan malam batik klowong dan
malam batik tembokan untuk jangka waktu masa
kedaluwarsa masing-masing malam batik.
6. Mempresentasikan hasil malam batik kepada klien
/pemberi kerja.
7. Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri.
8. Berwirausaha secara mandiri, meliputi:
a. Mampu membaca peluang berwirausaha malam
batik, dengan minimum mampu menghitung
kelabaan proses produksi.
b. Mengidentifikasi sumber daya alam untuk membuat
malam batik, memasarkan malam batik yang
diproduksi, dan mampu mendapatkan modal awal
dengan melamar Kredit Usaha Kecil (KUK).
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan operasional yang lengkap,
YANG prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan
DIKUASAI membuat malam batik klowong dan malam batik
tembokan, mencakup:
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK SESUAI KKNI JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
1.8. Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.2. Kemampuan memenuhi tingkat 2.2.1. Lulus survey kepuasan klien dalam
kepuasan klien/pengguna sebuah simulasi kerja yang
jasa/pemberi kerja yang mencakup penilaian terhadap:
ditentukan pada sebuah a. ketepatan menuliskan nota
simulasi kerja. pesanan sesuai dengan yang
dikehendaki oleh klien/
pengguna jasa/ pemberi kerja;
b. ketepatan memilih sampel
malam sesuai dengan pesanan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3. Mengidentifikasi, 3.1. Mengidentifikasi alat 3.1.1. Ketepatan memilih alat yang
menyiapkan, pembuatan malam. dipakai sesuai dengan tahapan
menggunakan, merawat, proses pembuatan malam yang
dan menyimpan alat akan dibuat, mencakup:
pembuatan malam batik a. alat persiapan: kompor/
klowong dan malam batik tungku;
tembokan sesuai dengan b. alat pemasakan /pengolahan:
SOP Kursus Batik Ditjen drum dari tembaga, kayu
PAUD DIKMAS. pengaduk, alat saring (saringan)
yang terbuat dari besi yang
dilapisi dari kain blacu;
c. alat penyelesaian: gayung,
cetakan (yang terbuat dari
semen/ akrilik/besi);
d. alat penunjang: sarung tangan,
sepatu boot, masker.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.2. Menentukan sumber tempat 3.2.1. Ketepatan penyajian matriks
penyedia alat di area terdekat perhitungan kelabaan dalam
untuk pembuatan malam. memperoleh sumber bahan yang
mencakup kriteria:
a. kelengkapan jenis alat-alat;
b. aksesibilitas;
c. faktor harga;
d. kualitas alat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.3. Melaksanakan prosedur 3.3.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
penyiapan alat untuk memasak dan efektifitas peserta uji dalam
malam. menyiapkan alat untuk memasak
malam sesuai dengan prosedur dan
tanpa kecelakaan (zero accident)
dalam sebuah simulasi kerja,
mencakup:
a. posisi penempatan drum stabil/
konstan/tidak goyang;
b. kompor/ tungku layak pakai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.4. Melaksanakan prosedur 3.4.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
penyiapan cetakan yang terbuat dan efektifitas peserta uji dalam
dari semen / akrilik / besi menyiapkan cetakan sesuai dengan
dengan bahan-bahan penunjang: prosedur dan tanpa kecelakaan
air, pati kanji. (zero accident) dalam sebuah
simulasi kerja, mencakup:
a. penggunaan air dan tepung pati;
b. penggunaan kain blacu untuk
melapis alat saring;
c. kemudahan pelepasan malam
dari cetakan.
3.5. Melaksanakan prosedur 3.5.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
penggunaan alat dalam dan efektifitas peserta uji dalam
pembuatan malam. menggunakan alat pembuatan
malam sesuai dengan prosedur dan
tanpa kecelakaan (zero accident)
dalam sebuah simulasi kerja,
mencakup penggunan alat untuk
persiapan, pemasakan, dan
pencetakan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.5.2. Ketepatan dalam menghasilkan
kualitas malam dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a. mempunyai kadar air minimum
(tidak ada buih pada malam dan
menghasilkan asap yang
harum);
b. mempunyai tingkat elastisitas
yang maksimal (tidak terputus
pada saat ditarik memanjang
sekitar 5 cm).
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.6. Melaksanakan prosedur 3.6.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
perawatan alat pembuatan dan efektifitas peserta uji dalam
malam. merawat alat, mencakup:
a. kebersihan alat;
b. kelayakan guna alat.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
b. bahan penyelesaian: lemak sapi
(minyak kelapa).
4.1.2. Ketepatan mendeskripsikan
kualitas bahan baku berdasarkan
warna, bau, tekstur, dan
kelenturan.
4.2. Menentukan sumber bahan 4.2.1. Ketepatan penyajian matriks
untuk pembuatan malam di perhitungan kelabaan dalam
area terdekat. memeproleh sumber bahan malam
yang mencakup kriteria:
a. kelengkapan bahan baku;
b. aksesibilitas;
c. faktor harga;
d. kualitas bahan baku.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
4.3. Melaksanakan prosedur 4.3.1. Ketepatan ukuran (massa/volume/
penyiapan bahan baku panjang/lebar) setiap bahan baku
pembuatan malam yang sesuai sesuai dengan tahapan proses
dengan standar proses. pembuatan malam batik yang akan
dibuat.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
5. Membuat malam batik 5.1. Ketepatan prosedur pembuatan 5.1.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
klowong dan malam batik malam batik klowong dan malam dan efektifitas peserta uji dalam
tembokan sesuai standard batik tembokan. membuat malam sesuai dengan
pelatihan, berdasarkan prosedur dan tanpa kecelakaan
sejumlah pilihan prosedur (zero accident) dalam sebuah
kerja, dengan mutu dan simulasi kerja, mencakup:
kuantitas yang terukur, a. Ketepatan urutan pengolahan
serta melakukan proses bahan baku dalam pembuatan
produksi sesuai dengan malam batik klowong untuk
prinsip Keselamatan dan teknik tulis dan teknik cap:
Kesehatan Kerja (K3). malam batik tidak pecah, dengan
urutan: damar, gondorukem,
paraffin, micro wax, minyak
kelapa;
b. Ketepatan urutan pengolahan
bahan baku dalam pembuatan
malam tembokan untuk teknik
tulis dan teknik cap: malam
batik tidak pecah, dengan
urutan: malam bekas (malam
lorotan), gondorukem, paraffin,
damar (moto kucing), micro wax,
minyak kelapa.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
5.1.2. Ketepatan menentukan suhu drum
60 – 80 derajat celcius.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
5.1.6. Kelancaran menurunkan suhu
malam dengan cara ditunggu
sampai suhu berkurang hingga 60
derajat celcius.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
6. Mengemas dan 6.1. Ketepatan prosedur 6.1.1. Ketepatan, kerapihan, dan
menyimpan malam batik pengemasan malam. kecepatan dalam proses
klowong dan malam batik pemotongan dan pengemasan
tembokan untuk jangka sesuai dengan prosedur yang
waktu masa kedaluwarsa ditentukan dan mencatumkan
masing-masing malam masa kedaluwarsa.
batik.
7. Mempresentasi-kan hasil 7.1. Mempresentasi-kan hasil 7.1.1. Kelengkapan informasi tentang
malam batik kepada pembuatan malam batik. hasil malam batik yang diberikan
klien/pemberi kerja. kepada klien.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
8. Mengevaluasi hasil kerja 8.1. Mengevaluasi hasil kerja. 8.1.1. Ketepatan dalam menyusun
secara mandiri. kuesioner evaluasi terhadap proses
dan mutu malam yang dihasilkan.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
9.2.2. Kelengkapan format isian dan
ketepatan mengisi format untuk
melamar sebuah KUK dari bank.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.4. Menguasai pengetahuan 10.4.1. Menjelaskan teori operasional
operasional yang lengkap yang yang lengkap tentang
tentang pembuatan malam batik pembuatan malam batik dengan
klowong dan malam batik benar.
tembokan.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.8. Menguasai konsep umum, 10.8.1. Menjelaskan konsep umum,
prinsip, dan teknik penetapan prinsip, dan teknik penetapan
masa kedaluwarsa masing- masa kedaluwarsa masing-masing
masing malam batik. malam batik dengan benar.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.10.3. Menjelaskan bahwa malam
batik yang sudah dipisahkan
(malam lerop), dapat digunakan
sebagai bahan utama
pembuatan malam batik yang
baru.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.13. Menguasai prinsip dan teknik 10.13.1. Menyebutkan prinsip-prinsip
pemasaran. pemasaran dengan benar.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
11.1.2. Menjaga standardisasi mutu
malam batik sesuai dengan
standar mutu yang telah
ditentukan oleh Balai Diklat Batik
/Paguyuban Batik/Yayasan Batik
atau tempat kerja/perusahaan
dan dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan,
baik secara bilateral, regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-
upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor
sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber
daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat
capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya
saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan
jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup
dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian
pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam
menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang
pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja
nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan
tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan
peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah
dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun
internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah
negara yang semakin terbuka dan mudah dimasuki oleh kekuatan
asing melalui berbagai sektor seperti sektor perekonomian,
pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu,
persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan
tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan
globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan
ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan
berbagai cara antara lain:
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan
tingkat pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna
tenaga kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia
baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi
pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi
yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan
tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan
dan pelatihan, serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam
beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di
kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya
kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan
deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena
itu, upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan
non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh
pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar
19.248 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan
pendidikan non formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan
pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu
infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara
kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan
Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja
dan dunia industri.
Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang
Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa
dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta
menegaskan bahwa Batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia
yang mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu
ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi.
Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya:
1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik
merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli.
2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang
terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan
kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia.
3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia.
4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru
di Indonesia.
5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap
Batik Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda
sekaligus menjadi simbol Indonesia di dunia.
6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam
berbagai media, mix media, dan multi media.
7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan
dunia.
C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik
pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan
membatik salah satunya adalah pembuatan batik dengan pewarna
sintetis jenjang 2.
Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang
bersertifikasi. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk
membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan
operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan
dan tanggung jawab dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis
jenjang 2.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik dengan pewarna sintetis
Berbasis KKNI Jenjang 2
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik
dengan pewarna sintetis jenjang 2 ini bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan operasional
lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung
jawab dalam bidang pembuatan batik dengan pewarna sintetis
sesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten dalam bidang : pembuatan batik dengan
pewarna sintetis jenjang 2 yang meliputi kemampuan dalam hal:
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan
pewarna sintetis.
3) Membuat batik dengan pewarna sintetis sesuai standar SNI.
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus
Batik Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat.
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna
sintetis.
6) Menjual batik dengan pewarna sintetis dan keahlian dalam
pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan batik dengan pewarna
sintetis jenjang 2 ini bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi
dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang
terstandarkan.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat batik dengan pewarna
sintetis.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti
kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan
proporsi waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168
jam pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus
dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri
dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik
bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses
pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2. Uji
kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
8. Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui
oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional
dan internasional.
D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.
E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa
dimasuki oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang
tertentu sesuai kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi dan akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada
suatu bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman
tentang konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang
pekerjaan tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan
norma-norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam
perilaku dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan
keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan
kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung
jawab di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka
waktu tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran
kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi
Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja,
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2.
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan,
serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya.
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih
pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.
3. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan batik dengan pewarna sintetis
jenjang 2 yaitu untuk bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa
dan produksi pembatikan sebagai pembuat batik dengan pewarna
sintetis.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan
kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.2. Persiapan alat dan bahan pada 2.2.1. Mutu dari alat dan bahan yang
tiap-tiap tahapan membatik tulis diperlukan adalah sesuai dengan
dengan pewarna sintetis. standar sebagai berikut:
catatan: persiapan hanya a. bersih;
dilakukan sesuai tahap per b. siap/layak pakai (berfungsi
tahap, bukan dilakukan dengan baik);
sekaligus dari awal sampai akhir c. efisiensi dan efektifitas yang
dilakukan terkait waktu
persiapan dan penataan
alat/bahan pada area kerja;
d. prosentase kuantitas dan kualitas
kerusakan alat selama proses
pelatihan maksimum 10%;
e. ketersediaan alat dan bahan
pengganti (cadangan).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.3. Penggunaan alat pemordanan 2.3.1. Alat: gayung (2), kompor (1), panci
menurut prosedur kerja (2), setrika (1), meja setrika (1),
pengaduk mordan (1), celemek anti
air (1), sarung tangan karet (1),
gantungan kain (1).
2.3.2. Ketepatan ukuran wadah celup
(ember, panci, atau bak celup) yang
dapat membuat hasil celupan
menjadi tidak rata (belang).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.4. Penggunaan bahan pemordanan 2.4.1. Bahan: teepol (50 cc), TRO- Turkey
menurut prosedur kerja. red oil/sulfonated oil (5 gr), air dingin
(1 ltr).
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.5. Urutan dan tata cara dalam 2.5.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pemordanan menurut dan tata cara dalam persiapan
prosedur kerja. pemordanan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pemordanan dan
area. pengeringan
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya di area. pemordanan
c. persiapan kain berwarna putih
(katun, sutra) dari persediaan.
d. pemeriksaan kondisi permukaan
kain (tidak rusak, bolong, atau
terdapat noda).
e. pemotongan kain menjadi ukuran
50x50 cm.
f. peramuan larutan mordan.
g. persiapan wadah celup mordan
(ember dan panci khusus
mordan).
h. persiapan kompor untuk merebus
kain.
i. persiapan area jemur kain setelah
pemordanan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.7. Penggunaan bahan jiplak desain 2.7.1. Bahan: modul desain utama yang
menurut prosedur kerja. telah dibubuhi desain ragam hias
batik tulis pada kertas transparan
(kertas minyak, kertas kalkir) (1-3),
pita perekat bening (selotip) (1).
2.7.2. Ketepatan konsentrasi bahan
larutan pemordanan sesuai resep
mordan: teepol (50 cc) + TRO- Turkey
red oil/sulfonated oil (5 gr) + air
dingin (1 ltr) dalam wadah
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.8. Urutan dan tata cara dalam 2.8.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan jiplak desain menurut dan tata cara dalam persiapan jiplak
prosedur kerja. desain menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan kertas transparan
(kertas minyak atau kalkir
berukuran 50x50 cm) yang telah
dibubuhi rangka desain utama
batik tulis (secara umum
berwujud visualisasi ragam hias
yang dapat diulang (pattern)).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.9. Penggunaan alat pencantingan 2.9.1. Alat: canting set (klowong, isen,
menurut prosedur kerja. tembokan, dan canting lain) (1-5),
kompor (1), wajan (1), bbm/bbg (1),
pemantik api (1), celemek (1), bangku
pendek (dingklik/jojodok) (1),
pemidangan/gawangan (1), malam
(1), besi untuk menghilangkan
tetesan malam (1), beberapa helai
ijuk untuk sumbatan canting,
celemek berbahan kain (1),
perlengkapan pertolongan pertama
luka bakar (1), pemadam api (1).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.14. Urutan dan tata cara dalam 2.14.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pencelupan dengan dan tata cara dalam persiapan
pewarna sintetis menurut pencelupan dengan pewarna
prosedur kerja. sintetis menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area peramuan warna
sintetis, area pencelupan, dan
area pengeringan.
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya.
c. persiapan tabel warna sintetis
(naftol, bejana, dan atau reaktif)
untuk disesuaian dengan desain
warna yang d2nginkan.
d. peramuan larutan pembasah
kain*.
e. peramuan larutan pewarna
sintetis**.
f. peramuan larutan
pembangkit/fiksasi warna
sintetis***.
g. persiapan perlengkapan
prosedur K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
sampai rata.
resep larutan bilas: air panas (5 ltr)
dalam panci berukuran 5 ltr.
2.17. Urutan dan tata cara dalam 2.17.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pelorodan menurut dan tata cara dalam persiapan
prosedur kerja. pelorodan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pelorodan area
bilas, dan area pengeringan.
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya: letakkan panci
khusus lorod dan panci khusus
bilas berukuran 5-10 ltr di atas
kompor.
c. peramuan larutan lorod.
d. pencampuran larutan lorodan
ke dalam air panas (5 ltr).
e. menyalakan kompor/tungku
lorod (2 unit): 1 kompor untuk
panci berisi larutan lorod dan 1
panci berisi air bersih.
f. perebusan 1 larutan (5 ltr)
lorodan dan 1 air bilas bersih (5
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
kain dengan jejak jiplak atas permukaan kain pada desain yang meliputi:
jelas, bersih, tidak putus- proses membatik tulis disebut a. jejak jiplak jelas, bersih, dan
putus, tanpa merusak jiplak desain dengan cara tidak putus-putus.
serat dan struktur kain, dijiplak. b. tidak terdapat banyak tanda
serta dengan Tahapan jiplak desain meliputi: silang (koreksi) karena kesalahan
memperhatikan kaidah a. meletakkan kertas transparan jiplak.
estetik. (50x50 cm) yang telah dibubuhi c. tidak terdapat noda pada kain.
desain utama di atas permukaan d. kain tidak menjadi kusut.
meja jiplak. e. tidak merusak serat/struktur
b. melekatkan pita perekat bening kain.
(1x5 cm) ke kertas transparan dan f. alat, bahan, dan area kerja
meja jiplak agar tidak bergeser. dibersihkan dan dibenahi seperti
c. meletakkan kain katun (50x50 sedia kala.
cm) yang telah dimordan tepat g. kinerja tertib, aman, dan sesuai
dan persis di atas permukaan prosedur K3.
kertas transparan.
d. melekatkan pita perekat bening
(1x5 cm) ke kain katun dan meja
jiplak agar tidak bergeser.
e. menyalakan lampu pada meja
jiplak.
f. mengikuti (jiplak) garis rangka
ragam hias yang nampak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
transparan.
l. mematikan lampu pada meja
jiplak.
m. membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan jiplak desain
seperti sedia kala.
n. kain siap decanting.
5. Menggunakan dan 5.1. Pembubuhan malam dalam 5.1.1. Ketepatan urutan proses, baku mutu
menghapus malam, proses membatik tulis disebut proses, dan baku mutu hasil
menggunakan zat warna pencantingan, yaitu proses pencantingan malam yang meliputi:
sintetis, dan alat kerja membubuhkan malam panas a. hasil jejak pencantingan malam
sesuai dengan tahapan menggunakan alat tulis/gambar terlihat jelas, bersih,
pembuatan batik tulis bernama canting pada dua rapi/konsisten (tidak putus-putus,
dengan pewarna sintetis permukaan kain (muka dan tidak mblobor/ terlalu tebal, atau
berdasarkan prinsip K3 belakang) dengan mengikuti terlalu tipis), dan tembus sampai
garis berwarna biru hasil dari ke belakang dengan kualitas garis
jiplak desain. Pembubuhan yang sama dengan bagian muka
malam pada kain berfungsi kain.
sebagai perintang warna b. tidak terdapat banyak noda pada
pencelupan. kain (akibat minyak, jelaga,
tetesan malam, atau hasil
Tahapan pencantingan tulis meliputi: pengecosan).
a. menggunakan celemek berbahan c. tidak terdapat banyak tetesan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Catatan:
Perhatikan perkiraan suhu malam
pada kepala canting: jika jejak malam
pada kain adalah tebal dan mudah
meresap dapat diartikan suhu malam
terlalu panas, maka harus didiamkan
sesaat atau dapat ditiup-tiup untuk
sedikit mendinginkannya, jika jejak
malam pada kain adalah terlalu tipis
dan tidak menembus kain dapat
diartikan suhu malam terlalu dingin,
maka hendaknya segera mengganti/
menambahkan malam dari wajan.
Ganti canting ke isen-isen atau
tembokan sesuai fungsi visual
garis/bidang pada desain.
Jika terdapat kesalahan
pencantingan dapat diperbaiki
dengan menghapusnya (ngecos)
menggunakan besi yang dipanaskan
dan dibantu dengan diusap-usap
larutan air (100 ml) + CNa2O3/soda
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
menjadi belang.
• kain sudah otomatis ditiriskan.
• kain siap difiksasi.
e. mencolet (menguas) kain dengan
pewarna sintetis Reaktif (procion,
remazol):
• menuangkan larutan pewarna
sintetis reaktif ke wadah
(berukuran 500 ccc) sambil
diaduk-aduk agar merata.
• memasangkan kain pada
pamidangan.
• menguaskan larutan zat warna
reaktif menggunakan kuas
seusai ukuran bidang yang akan
d2si warna pada dua muka kain
secara merata dan hati-hati agar
tidak melebar (mblobor).
• meniriskan kain selama 5-10
menit di tempat teduh (hindari
paparan sinar matahari secara
langsung).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Catatan:
Untuk mendapatkan hasil celupan
yang rata dan tidak belang adalah
dengan memerhatikan cara mencelup
yang baik dan benar yaitu kain
terendam semua, mengatur tepi atau
ujung kain dari terlipat terlalu
sering/lama, dan menjaga agar malam
hasil pencantingan tidak menjadi
patah-patah atau remuk.
5.3. Penghapusan malam pada 5.3.1. Ketepatan urutan proses, baku mutu
proses membatik tulis disebut proses, dan baku mutu hasil
pelorodan, yaitu proses pelorodan yang meliputi:
meluruhkan atau a. ketepatan irama selama proses
menghilangkan malam dari melorod (tarik-celup) untuk
struktur kain dengan cara menghasilkan lorodan malam
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Catatan:
Lakukan gerakan celup-tarik tidak
terlalu cepat maupun lambat, dapat
dibantu dengan tongkat pengaduk, dan
dilakukan secara berulang dan berhati-
hati sampai menunjukkan hasil loran
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
6. Menghasilkan karya batik 6.1. Pembuatan batik tulis 6.1.1. Ketepatan, kesesuaian, kecermatan,
tulis dengan pewarna menggunakan pewarna sintetis efisiensi, dan efektivitas peserta uji
sintetis pada kain sesuai standar pelatihan, dalam mengikuti urutan tahapan
berukuran minimum berdasarkan sejumlah pilihan membatik tulis dengan pewarna
50x50 cm sesuai dengan prosedur kerja, dengan mutu sintetis sesuai dengan prosedur dan
standar mutu pelatihan dan kuantitas yang terukur tanpa kecelakaan (zero accident)
Kursus Batik Direktorat sesuai dengan prinsip dalam sebuah simulasi kerja yang
Jenderal Pendidikan Anak Keselamatan dan Kesehatan meliputi:
Usia Dini dan Pendidikan Kerja (K3). a. urutan penyediaan sampai
Masyarakat, mencakup: dengan persiapan alat, bahan,
a. ukuran kain minimum dan area kerja.
50x50 cm. b. urutan pemordanan.
b. hasil pencatingan: c. urutan jiplak desain.
rapi, bersih, jelas, d. urutan pencantingan tulis.
tembus (dua muka e. urutan pencelupan atau
kain). pencoletan dengan urutan
c. ragam hias: bunga, pewarna sintetis.
hewan, geometris, dan f. urutan pelorodan, dan urutan
atau kombinasi. membereskan, membersihkan,
d. karakter isen-isen merawat, dan menyimpan alat,
minimum tiga jenis. bahan, dan area kerja.
e. pencelupan minimum
menggunakan dua
warna sintetis.
f. hasil pencelupan rata,
tidak tembus cahaya
(opaque), tidak luntur,
tidak kusam, dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.2. Mampu diberi tanggung jawab 10.2.1. Mencapai target kepuasan yang
untuk membimbing rekan kerja dihasilkan dari evaluasi kuesioner
yang baru bekerja atau peserta yang diberikan oleh rekan kerja
magang dan dapat atau peserta magang.
menggantikan pekerjaan orang
lain dengan lingkup, kuantitas,
dan mutu hasil kerja yang sama.
10.3. Mampu bekerja sama dan 10.3.1. Mencapai target kepuasan yang
melakukan komunikasi dalam dihasilkan dari evaluasi kuesioner
lingkup kerjanya. yang diberikan oleh atasan,
bawahan, dan rekan kerja.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan,
baik secara bilateral, regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-
upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor
sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber
daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat
capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya
saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan
jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup
dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian
pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam
menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang
pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja
nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan
tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan
peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah
dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun
internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah
negara yang semakin terbuka dan mudah dimasuki oleh kekuatan
asing melalui berbagai sektor seperti sektor perekonomian,
pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu,
persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan
tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan
globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan
ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan
berbagai cara antara lain:
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan
tingkat pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna
tenaga kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia
baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi
pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi
yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan
tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan
dan pelatihan, serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam
beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di
kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya
kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan
deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena
itu, upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan
non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh
pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar
19.248 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan
pendidikan non formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan
pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu
infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara
kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan
Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja
dan dunia industri.
Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang
Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa
dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta
menegaskan bahwa batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia
yang mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu
ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi.
Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya:
1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik
merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli;
2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang
terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan
kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia;
3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia;
4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru
di Indonesia;
5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap
Batik Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda
sekaligus menjadi simbol Indonesia di dunia;
6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam
berbagai media, mix media, dan multi media;
7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan
dunia.
C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik
pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan
membatik salah satunya adalah pembuatan alat canting tulis jenjang
2.
Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang
bersertifikasi. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk
membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan
operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan
dan tanggung jawab dalam pembuatan alat canting tulis jenjang 2.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Alat Canting Tulis Jenjang 2
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Alat
Canting Tulis Jenjang 2 ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki pengetahuan operasional lengkap,
kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung jawab
dalam bidang pembuatan alat canting tulis batik sesuai dengan
standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten dalam bidang : Pembuatan Alat Canting
Tulis jenjang 2.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Alat Canting Tulis
Jenjang 2 ini bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi
dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membuat alat canting tulis.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti
kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan
proporsi waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168
jam pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara :
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus
dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri
dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik
bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses
pembuatan alat canting tulis jenjang 2. Uji kompetensi
dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
8. Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui
oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional
dan internasional.
D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.
E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki
oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi dan akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku
dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab
di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka
waktu tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan
dan diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang
KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI
dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen
Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja,
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan alat canting tulis jenjang 2.
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta
menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya.
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan
yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.
3. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan Pembuatan Alat Canting Tulis Jenjang 2 yaitu untuk
bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa dan produksi
pembatikan sebagai pembuat alat canting tulis batik.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan
kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang 2
a. Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik
dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode
yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
b. Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan
mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang
kerjanya.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
d. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun
laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif;
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
yang tinggi terhadap
masyarakat dan
lingkungannya.
1.4. Menghargai
keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan
agama serta
pendapat/temuan
original orang lain.
1.5. Berperan sebagai
warga negara yang
bangga dan cinta
tanah air serta
mendukung
perdamaian dunia.
1.6. Hasil kerja sesuai
dengan kesepakatan
pengguna dan tidak
berdampak pada
timbulnya
keresahan
khalayak, tidak
bertentangan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
dengan norma
agama, hukum
serta norma yang
berlaku.
1.7. Menjunjung tinggi
penegakan hukum
serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan
kepentingan bangsa
serta masyarakat
luas.
1.8. Menghargai
kekayaan budaya
dalam kearifan lokal
berbentuk artefak/
peninggalan
budaya.
1.9. Memiliki kepedulian
terhadap konservasi
dan pelestarian
budaya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
1.10. Mengimplementasik
an kesadaran akan
pelestarian
/keberlanjutan
lingkungan.
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
b. kualitas 2.2. Mampu 2.2.1. Ketepatan dalam menjelaskan material canting, seperti :
canting tulis. menjelaskan tentang tembaga, kuningan, seng.
perbedaan jenis- • tembaga, terbaik sebagai penghantar panas;
jenis material bahan • kuningan, sangat baik sebagai penghantar panas;
canting. • seng, baik sebagai penghantar panas.
2.3. Membantu klien 2.3.1. Kepuasan klien terhadap informasi yang disampaikan
dalam mengambil peserta uji, berupa:
keputusan dalam a. Menerima nota pesanan sesuai dengan yang
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
simulasi kerja. dikehendaki oleh klien/ pengguna jasa/pemberi
kerja;
b. menentukan harga;
c. jenis barang;
d. jumlah barang;
e. waktu pengerjaan.
3. Mengidentifikasi, 3.1. Mengidentifikasi, 3.1.1. Ketepatan memilih bahan yang berkualitas untuk
menyediakan, material pembuatan pembentukan bagian canting, seperti:
menggunakan, canting. a. tembaga, kuningan, seng, untuk bagian kepala dan
merawat, dan cucuk canting;
menyimpan b. kayu dan bambu untuk gagang canting.
bahan
pembuatan
canting tulis
sesuai dengan
SOP yang
ditentukan oleh
tempat kerja/
perusahaan.
3.2. Menyediakan, 3.2.1. Kemampuan memilih dan menyediakan material yang
material pembuatan baik dan sesuai dengan jenis produk canting tulis.
canting.
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
material pembuatan maksimum material.
canting.
4. Mengidentifikasi, 4.1. Mengidentifikasi, 4.1.1. Kemampuan membentuk kepala dan cucuk canting
menyediakan, alat pembuatan sesuai dengan bahannya seperti:
menggunakan, canting tulis. a. kepala canting berbahan kuningan;
merawat, dan b. kepala canting berbahan tembaga;
menyimpan alat c. kepala canting berbahan seng;
pembuatan d. gagang canting berbahan kayu pule (ringan);
canting tulis e. gagang canting berbahan bambu berdiameter 1,5 cm;
sesuai dengan f. ikatan kepala canting ke gagang canting.
SOP yang
ditentukan oleh
tempat kerja/
perusahaan.
4.2. Menyediakan alat 4.2.1. Menunjukkan peralatan, seperti: ballpen, gunting plat,
pembuatan canting tang, obeng, kawat, gergaji, palu, alas keramik atau
tulis. kayu.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
4.3. Menggunakan alat 4.3.1. Kemampuan menggunakan peralatan sesuai fungsinya
pembuatan canting untuk membuat bagian-bagian canting.
tulis.
4.4. Merawat, dan 4.4.1. Kemampuan merawat dan menyediakan tempat
menyimpan alat peralatan.
pembuatan canting
tulis.
4.5. Menyediakan alat 4.5.1. Kelancaran menyediakan alat dan bahan, antara lain:
dan bahan dalam a. gunting tembaga;
praktek pembuatan b. gunting seng;
alat canting tulis c. tang;
yang sesuai dengan d. kayu;
mutu (standar yang e. pegangan canting;
berasal dari Asosiasi f. alat patri (alat las).
Batik).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
5. Membuat alat 5.1. Membuat kepala 5.1.1. Ketepatan membuat pola kepala canting dengan kertas
canting tulis canting. sesuai ukuran skala 1:1.
sesuai standard
pelatihan,
berdasarkan
sejumlah pilihan
prosedur kerja,
dengan mutu
dan kuantitas
yang terukur,
serta melakukan
proses produksi
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
sesuai dengan 5.1.2. Memindahkan pola kertas kepala canting ke atas
prinsip material tembaga/ kuningan/seng, dengan cara:
Keselamatan a. material digunting sesuai pola;
dan Kesehatan b. merapihkan hasil guntingan; membentuk bagian
Kerja (K3), kepala canting menjadi seperti mangkok kecil.
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
c. Menghalus-kan permukaan gagang canting dengan
amplas;
d. Memeriksa dengan teliti kualitas gagang canting.
5.4. Merakit canting. 5.4.1. Memasang ekor kepala canting pada lubang yang
tersedia pada gagang, dengan cara:
a. Merapihkan posisi kepala canting;
b. Mengikat bagian pangkal cucuk canting pada
material yang sejenis dengan kepala canting;
c. Ketelitian memeriksa kualitas canting yang dibuat;
d. Mematri bagian kepala canting agar tidak ada bagian
yang bocor;
e. Menghaluskan kepala canting dengan amplas.
6. Mengemas, 6.1. Merawat dan 6.1.1. Membersihkan canting tulis dengan cara:
menyimpan, dan memelihara a. Merebus canting tulis ke dalam larutan air panas,
merawat alat peralatan. soda abu dan TRO, Menyimpan canting tulis di
dan bahan dalam wadah yang kering;
pembuatan b. Menyimpan canting dengan cara menjejerkan
canting tulis canting pada rak yang sesuai ukurannya dengan
posisi berdiri, agar cucuk canting tidak rusak.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
7. Mempresentasik 7.1. Mempresentasikan 7.1.1. Kelengkapan informasi tentang hasil pembuatan alat
an hasil alat hasil alat canting canting tulis yang diberikan kepada klien.
canting tulis tulis kepada
kepada klien/pemberi kerja.
klien/pemberi
kerja dan
mengevaluasi
hasil kerja 7.1.2. Kepuasan klien terhadap presentasi peserta uji tentang
secara mandiri. hasil pembuatan alat canting tulis.
7.2. Mengevaluasi hasil 7.2.1. Ketepatan dalam menilai hasil kerja sendiri sesuai
kerja secara dengan acuan yang ditetapkan.
mandiri.
7.3. Mampu membaca 7.3.1. Ketepatan membaca peluang usaha sesuai dengan
peluang kondisi pasar.
berwirausaha
malam batik,
dengan minimum
mampu menghitung
kelabaan proses
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
produksi.
8. Mampu 8.1. Menjadi pengusaha 8.1.1. Ketepatan menentukan sumber daya alam sesuai
berwirausaha canting tulis. dengan kebutuhan produksi.
dalam bidang
produksi alat
canting tulis, di
antaranya:
a. menghitung
kelabaan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
proses 8.1.2. Kelancaran menghasilkan proposal untuk mendapatkan
produksi; modal awal dengan melamar KUK.
b. mengidentifi
kasi sumber
daya untuk
membuat
canting tulis;
c. memasarkan
canting tulis;
d. mendapatka
n modal awal
dengan
melamar
Kredit Usaha
Kecil (KUK).
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
prinsip serta menyimpan alat-alat
konsep umum canting tulis.
yang terkait
dengan
membuat alat
canting tulis.
9.2. Menguasai konsep 9.2.1. Menjelaskan teori tentang Keselamatan dan Kesehatan
umum Keselamatan Kerja (K3) dengan benar.
dan Kesehatan
Kerja (K3).
9.3. Menguasai 9.3.1. Mendeskripsikan pengetahuan faktual harga bahan dan
pengetahuan alat, biaya proses produksi, dan sumber bahan dengan
faktual harga bahan tepat.
dan alat, biaya
proses produksi,
dan sumber bahan.
9.4. Menguasai konsep 9.4.1. Ketepatan mendeskripsikan konsep umum penyusunan
umum penyusunan RAB dan aplikasi KUK.
RAB dan aplikasi
KUK.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
9.4.2. Kelancaran membuat proposal sederhana untuk
aplikasi KUK.
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
dan mutu hasil memperhatikan 10.1.2. Menjaga standardisasi mutu malam batik sesuai dengan
kerja orang lain. keamanan dan standar mutu yang telah ditentukan oleh Asosiasi
keselamatan kerja. Batik/ Paguyuban Batik /Yayasan Batik atau tempat
kerja /perusahaan dan dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja.
UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
hasil kerja yang
sama.
10.3. Mampu bekerja 10.3.1. Berinteraksi dengan lingkungan kerjanya dengan cepat.
sama dan
melakukan
komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa
prinsip, antara lain:
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu
yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah
terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki
mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan
berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas
pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus
melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin
pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di
tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
III. PENUTUP
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan,
baik secara bilateral, regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-
upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor
sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber
daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat
capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya
saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan
jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup
dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian
pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam
menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang
pekerjaannya masing-masing.
C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik
pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan
membatik salah satunya adalah pembuatan canting cap jenjang 3.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan canting cap Berbasis KKNI
Jenjang 3
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan
canting cap jenjang 3 ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki pengetahuan operasional lengkap, kemampuan
kerja, serta kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan canting capsesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten dalam bidang pembuatan canting cap
jenjang 3 yang meliputi kemampuan dalam hal:
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan
pewarna sintetis.
3) Membuat batik dengan pewarna sintetis sesuai standar SNI.
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus
Batik Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat.
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna
sintetis.
6) Menjual batik dengan pewarna sintetis dan keahlian dalam
pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan canting cap jenjang 3 ini
bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi
dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang
terstandarkan.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat batik dengan pewarna
sintetis.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti
kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan
proporsi waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168
jam pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara :
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus
dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri
dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik
bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses
pembuatan canting cap jenjang 3. Uji kompetensi dilaksanakan di
(TUK).
8. Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui
oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional
dan internasional.
D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.
E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa
dimasuki oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang
tertentu sesuai kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi dan akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada
suatu bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman
tentang konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang
pekerjaan tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan
norma-norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam
perilaku dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan
keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan
kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung
jawab di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka
waktu tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi
dan kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan
yang mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran
kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi
Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.
A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja,
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan canting cap jenjang 3.
1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.
3. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya.
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.
B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan canting cap jenjang 3, yaitu
untuk bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa dan produksi
pembatikan sebagai pembuat batik dengan pewarna sintetis.
C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan
kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
1.5. Berperan sebagai warga
negara yang bangga dan cinta
tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
1.6. Hasil kerja sesuai dengan
kesepakatan pengguna dan
tidak berdampak pada
timbulnya keresahan
khalayak, tidak bertentangan
dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
1.7. Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat luas.
1.8. Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
Kemampuan di Bidang Kerja
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2. Menerjemahkan informasi 2.1. Kemampuan menerjemahkan 2.1.1. Ketepatan dan kesesuaian informasi
permintaan informasi yang disampaikan. dari klien yang ditangkap oleh peserta
klien/pengguna uji dalam sebuah simulasi kerja,
jasa/pemberi kerja terkait berupa informasi permintaan
dengan jenis dan kualitas mencakup:
canting cap yang a. Pilihan ukuran canting cap:
diperlukan • pemula: 2,5x15 cm (seritan) atau
5x5 cm (ceplok kecil);
• menengah: 5x15 cm (untuk
pinggiran/ploi, tumpal/sorot),
12x12 cm (untuk ceplok sedang);
dan
• lanjut: 18x18 cm
(tengahan/utama).
b. Pilihan pola perulangan
(pengubinan/ pattern) canting cap:
• 1 bata (tubruk);
• ½ bata (onde-onde);
• rotasi (mubeng);
• miring diagonal (parang);
• berseling (mlampah).
c. Pilihan desain ragam hias canting
cap: bunga, hewan, geometris, dan
atau kombinasi (terdapat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
klowongan, isen-isen, tanahan/
latar, dan tembokan).
d. Perkiraan harga pesanan.
e. Penjelasan kualitas canting cap
yang baik (meninggalkan jejak
malam yang rapi, bersih, rata,
tajam/tegas/jelas (tidak mblobor
atau terlalu tipis), tembus (bolak-
balik dua muka kain), tidak
merusak struktur atau serat kain.
f. Penjelasan sistem pembayaran.
g. Penjelasan waktu pengerjaan.
h. Penjelasan sistem pengantaran.
i. Penjelasan usia pakai.
j. Penjelasan perawatan setelah
pakai.
k. Penjelasan sistem pengembalian
(return) atau garansi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.2. Kemampuan memenuhi 2.2.1. Lulus survei kepuasan klien dalam
tingkat kepuasan sebuah simulasi kerja yang mencakup
klien/pengguna jasa/pemberi penilaian terhadap:
kerja yang ditentukan pada a. ketepatan menuliskan nota
sebuah simulasi kerja. pesanan sesuai dengan yang
dikehendaki oleh klien/pengguna
jasa/pemberi kerja;
b. Ketepatan memilih sampel malam
sesuai dengan pesanan.
3. Menyiapkan, 3.1. Persiapan alat dan bahan 3.1.1. Ketepatan dan kesesuaian dalam
menggunakan, merawat, pada tiap-tiap tahapan menyediakan alat dan bahan
dan menyimpan alat dan pembuatan canting cap. pembuatan canting cap sesuai
bahan pembuatan canting spesifikasi merujuk pada standar
cap sesuai dengan pelatihan DIKMAS.
kebutuhan proses dan 3.2. Persiapan alat, bahan, dan 3.2.1. Mutu dari alat dan bahan yang
SOP Kursus Batik perangkat kerja pada tiap-tiap diperlukan adalah sesuai dengan
Direktorat Jenderal tahapan pembuatan canting standar sebagai berikut:
Pendidikan Anak Usia Dini cap. a. bersih;
dan Pendidikan b. siap/layak pakai (berfungsi dengan
Masyarakat Catatan: baik);
Persiapan hanya dilakukan sesuai c. efisiensi dan efektivitas yang
tahap per tahap, bukan dilakukan dilakukan terkait waktu persiapan
sekaligus dari awal sampai akhir. dan penataan alat/bahan pada
area kerja;
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
d. prosentase kuantitas dan kualitas
kerusakan alat selama proses
pelatihan maksimum 10%;
e. ketersediaan alat dan bahan
pengganti (cadangan).
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat
pemilihan modul desain* yang dan bahan pemilihan modul desain
meliputi: menurut prosedur kerja.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.3. Penggunaan alat pemilihan 3.3.1. Alat: pensil (1), pulpen biru & merah
modul desain menurut (2), penghapus (1), penggaris (1), tip-ex
prosedur kerja. (1), jangka (1), meja kerja (1), modul
desain (ukuran terluar desain 18x18
cm) (1).
3.4. Penggunaan bahan pemilihan 3.4.1. Bahan: kertas hvs (1-5), kertas minyak
modul desain menurut (1-5), pita perekat bening 10mm (1),
prosedur kerja. modul desain (ukuran terluar desain
18x18 cm) (1), kertas karton tebal
(ukuran 30x30 cm) (1), minyak kelapa
(1).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.4.2. Ketepatan pemilihan bahan.
3.5. Urutan dan tata cara dalam 3.5.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan
persiapan pemilihan modul tata cara dalam persiapan pemilihan
desain menurut prosedur modul desain menurut prosedur kerja
kerja. yang meliputi:
a. persiapan area pemilihan modul;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya di area pemilihan modul;
c. persiapan modul desain;
d. persiapan kertas tebal (karton)
dengan ukuran luas 30x30 cm
sebagai alas;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata
pembuatan dan penyusunan ancak cara dalam persiapan pembuatan dan
(rangka sebagai dudukan motif penyusunan ancak menurut prosedur kerja.
klowongan yang disusun dari plat
tembaga atau plat seng dengan
menyusun garis-garis keliling
bidang, garis-garis vertikal,
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
horizontal, atau diagonal sesuai
dengan kebutuhan desain) yang
meliputi:
3.6. Penggunaan alat pembuatan 3.6.1. Alat: pensil, cupit/pinset, tang,
dan penyusunan ancak gunting besi untuk plat
menurut prosedur kerja. tembaga/seng, ampelas logam, palu,
gergaji besi.
3.6.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat
(akibat rusak secara kimia atau fisik)
yang dapat mempengaruhi fungsi.
3.6.3. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap alat, wadah, dan area kerja
yang dapat mempengaruhi pada
efektifitas dan efisiensi kerja.
3.6.4. Ketelitian menggunakan alat dalam
menentukan ukuran-ukuran yang
berhubungan dengan motif desain.
3.7. Penggunaan bahan 3.7.1. Bahan: bagian keliling bidang: plat
pembuataan dan penyusunan tembaga lebar 8 mm (ukuran tebal
ancak menurut prosedur plat 0,4), bagian konstruksi dalam:
kerja. plat seng lebar 6 mm (ukuran tebal
plat 0,3).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.7.2. Ketelitian terhadap masa kadaluwarsa
bahan (akibat rusak secara kimia atau
fisik) yang dapat menyebabkan proses
pembuatan dan penyusunan ancak
tidak optimal.
3.7.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.8. Urutan dan tata cara dalam 3.8.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan
persiapan pembuatan dan tata cara dalam persiapan pembuatan
penyusunan ancak menurut dan penyusunan ancak menurut
prosedur kerja. prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan ancak;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang telah
dipilih;
d. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan motif pembuatan dan penyusunan motif
klowongan berbentuk sebagai klowongan menurut prosedur kerja.
kerangka bidang ragam hias utama
pada desain yang dapat berbentuk
objek tumbuhan, hewan, manusia,
alam, geometri, dan abstrak) yang
meliputi:
3.9. Penggunaan alat pembuatan 3.9.1. Alat: alat tulis (pulpen biru), penggaris
dan penyusunan motif besi, jangka, cupit/pinset, tang,
(klowongan) menurut gunting besi untuk plat
prosedur kerja. tembaga/seng, ampelas logam, alas
keramik, palu, gergaji besi, gerinda,
wadah modul, tempat sampah.
3.9.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat
(akibat rusak secara kimia atau fisik)
yang dapat mempengaruhi fungsi.
3.9.3. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap alat, wadah, dan area kerja
yang dapat mempengaruhi pada
efektivitas dan efisiensi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.9.4. Ketelitian menggunakan alat dalam
menentukan ukuran-ukuran yang
berhubungan dengan motif desain.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan motif klowongan pembuatan dan penyusunan motif
menurut prosedur kerja. klowongan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan motif klowongan;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang
telah dipilih;
d. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan isen- pembuatan dan penyusunan motif isen-isen
isen (berbentuk titik/tutul) yang menurut prosedur kerja.
meliputi:
3.12. Penggunaan alat motif isen- 3.12.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
isen menurut prosedur kerja. penggaris besi, jangka, cupit/pinset,
tang, gunting besi untuk plat
tembaga/seng, alas keramik, palu,
wadah modul, tempat sampah.
3.12.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan motif isen-isen tidak
optimal.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.13.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas motif
isen-isen.
3.14. Urutan dan tata cara dalam 3.14.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pmbuatan dan dan tata cara dalam persiapan
penyusunan motif isen-isen pembuatan dan penyusunan motif
menurut prosedur kerja. isen-isen menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan motif isen-isen;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang
telah dipilih;
d. potong plat seng atau tembaga
menggunakan gunting besi seperti
bentuk sisir dengan jarak tiap 1,5
- 2 mm;
e. ukur kebutuhan plat seng atau
tembaga sesuai kebutuhan bidang
isen-isen;
f. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan pembuatan dan penyusunan tembokan
tembokan (berfungsi sebagai pengisi menurut prosedur kerja.
bidang desain) yang meliputi:
3.15. Penggunaan alat persiapan 3.15.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
pembuatan dan penyusunan penggaris besi, jangka, cupit/pinset,
tembokan menurut prosedur tang, gunting besi untuk plat
kerja. tembaga/seng, alas keramik, palu,
wadah modul, tempat sampah.
3.15.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan tembokan tidak optimal.
3.15.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.16. Penggunaan bahan dalam 3.16.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal
persiapan pembuatan dan 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan
penyusunan tembokan panjang sesuai kebutuhan desain.
menurut prosedur kerja
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
menurut prosedur kerja. tembokan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan motif tembokan;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang
telah dipilih;
d. potong plat seng atau tembaga
menggunakan gunting besi seperti
bentuk sisir dengan jarak tiap
1,5-2 mm;
e. ukur kebutuhan plat seng atau
tembaga sesuai kebutuhan bidang
tembokan;
f. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan bajelan pembuatan dan penyusunan bajelan
(pengganjal/pengisi yang berfungsi menurut prosedur kerja.
untuk menguatkan konstruksi antar
motif klowongan dan isen-isen) yang
meliputi:
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.18. Penggunaan alat pembuatan 3.18.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
dan penyusunan bajelan penggaris besi, jangka, cupit/pinset,
menurut prosedur kerja. tang, gunting besi untuk plat
tembaga/seng, alas keramik, palu,
wadah modul, tempat sampah.
3.18.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan bajelan tidak optimal.
3.18.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.18.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
bajelan.
3.19. Penggunaan bahan persiapan 3.19.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal
pembuatan dan penyusunan 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan
bajelan menurut prosedur panjang sesuai kebutuhan desain.
kerja. 3.19.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan bajelan tidak optimal.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
tembaga sesuai kebutuhan bidang
tembokan;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan sliwer pembuatan dan penyusunan sliwer menurut
(rangka dasar yang berfungsi prosedur kerja.
sebagai pengikat ancak dan bagian
pegangan canting cap) yang
meliputi:
3.21. Penggunaan alat persiapan 3.21.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
pembuatan dan penyusunan penggaris besi, tang, gergaji besi,
sliwer menurut prosedur kerja alas keramik, palu, wadah modul,
tempat sampah.
3.21.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan sliwer tidak optimal.
3.21.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.21.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas sliwer.
3.22. Penggunaan bahan persiapan 3.22.1. Bahan: plat besi, tebal 1,5 mm, lebar
pembuatan dan penyusunan 2,5-3 cm, dan panjang sesuai
sliwer menurut prosedur kebutuhan desain.
kerja. 3.22.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan sliwer tidak optimal.
3.22.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.22.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas sliwer.
3.23. Urutan dan tata cara dalam 3.23.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pembuatan dan dan tata cara dalam persiapan
penyusunan sliwer menurut pembuatan dan penyusunan sliwer
prosedur kerja. menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan sliwer;
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. potong plat besi menggunakan
gergaji besi dengan lebar 2,5-3
cm;
d. ukur kebutuhan plat besi sesuai
kebutuhan bidang sliwer;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan pegangan/gagang pembuatan pegangan/gagang canting cap
canting cap yang meliputi: menurut prosedur kerja.
3.24. Penggunaan alat persiapan 3.24.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
pegangan/ gagang canting cap penggaris besi, tang, gergaji besi,
menurut prosedur kerja alas keramik, palu, wadah modul,
tempat sampah.
3.24.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan
pegangan/gagang canting cap tidak
optimal.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.24.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.24.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pegangan/gagang canting cap.
3.25. Penggunaan bahan persiapan 3.25.1. Bahan: plat besi, tebal 1,5 mm,
pegangan/gagang canting cap lebar 2,5-3 cm, dan panjang sesuai
menurut prosedur kerja. kebutuhan desain.
3.25.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan
pegangan/gagang canting cap tidak
optimal.
3.25.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.25.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pegangan/gagang canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.26. Urutan dan tata cara dalam 3.26.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pegangan/gagang dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut prosedur pembuatan pegangan/gagang
kerja canting cap menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan sliwer;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. potong plat besi menggunakan
gergaji besi dengan lebar 2,5-3
cm;
d. ukur kebutuhan plat besi sesuai
kebutuhan bidang sliwer;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
perakitan (menyatukan bagian perakitan canting cap menurut prosedur
ancak dengan sliwer dan pegangan/ kerja.
gagang) canting cap yang meliputi:
3.27. Penggunaan alat perakitan 3.27.1. Alat: capit, gunting seng, alas
canting cap menurut prosedur keramik, palu, wadah modul, tempat
kerja. sampah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.27.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perakitan
canting cap tidak optimal.
3.27.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.27.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
perakitan canting cap.
3.28. Penggunaan bahan perakitan 3.28.1. Bahan: tali dari plat seng, tebal 0,3
canting cap menurut prosedur mm, lebar 2-3 mm x 3-5 cm.
kerja. 3.28.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perakitan
canting cap tidak optimal.
3.28.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.28.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
perakitan canting cap.
3.29. Urutan dan tata cara dalam 3.29.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perakitan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja perakitan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area perakitan canting
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. pembuatan tali pengikat dari plat
seng menggunakan gunting besi
dengan ukuran 2 mm x 5 cm;
d. ukur kebutuhan tali pengikat
sesuai kebutuhan perakitan;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan sentil pembuatan pegangan/gagang canting cap
canting cap yang meliputi: menurut prosedur kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.30. Penggunaan alat pembuatan 3.30.1. Alat: tang, alas keramik, palu, wadah
dan penyusunan sentil canting modul, tempat sampah.
cap menurut prosedur kerja.
3.30.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan sentil canting cap tidak
optimal.
3.30.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.30.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pembuatan dan penyusunan sentil
canting cap.
3.31. Penggunaan bahan 3.31.1. Bahan: plat besi, tebal 0,8 mm, lebar
pembuatan dan penyusunan 2,5-3 cm, dan panjang sesuai
sentil canting cap menurut kebutuhan desain.
prosedur kerja. 3.31.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan sentil canting cap tidak
optimal.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
kebutuhan (biasanya antara 4-8
titik sentil);
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan las Ketepatan dan kesesuaian persiapan las
patri tembaga pada canting cap patri tembaga pada canting cap menurut
yang meliputi: prosedur kerja.
3.33. Penggunaan alat persiapan las 3.33.1. Alat: kuas, pengaduk, wadah patri,
patri tembaga pada canting tempat sampah.
cap menurut prosedur kerja.
3.33.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan las
patri tembaga pada canting cap tidak
optimal.
3.33.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.33.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas las
patri tembaga pada canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.34. Penggunaan bahan persiapan 3.34.1. Bahan: bubuk patri, air.
las patri tembaga pada
canting cap menurut prosedur
kerja. 3.34.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan las
patri tembaga pada canting cap tidak
optimal.
3.34.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.34.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas las
patri tembaga pada canting cap.
3.35. Urutan dan tata cara dalam 3.35.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan las patri tembaga dan tata cara dalam persiapan las
pada canting cap menurut patri tembaga pada canting cap
prosedur kerja. menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan area las patri tembaga
pada canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pengasapan/bakar canting cap yang pengasapan/bakar canting cap menurut
meliputi: prosedur kerja.
3.36. Penggunaan alat persiapan 3.36.1. Alat: kompor/tungku, kipas, tempat
pengasapan/bakar canting sampah.
cap menurut prosedur kerja.
3.36.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan
pengasapan/bakar canting cap tidak
optimal.
3.36.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.36.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pengasapan/bakar canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.37. Penggunaan bahan persiapan 3.37.1. Bahan: arang, korek.
pengasapan/bakar canting
cap menurut prosedur kerja
3.37.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan
pengasapan/bakar canting cap tidak
optimal.
3.37.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.37.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pengasapan/bakar canting cap.
3.38. Urutan dan tata cara dalam 3.38.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pengasapan/bakar dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut prosedur pengasapan/bakar canting cap
kerja. menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan area persiapan
pengasapan/ bakar canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
perapihan canting cap yang perapihan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.39. Penggunaan alat persiapan 3.39.1. Alat: cupit, tang, gunting besi.
perapihan canting cap
menurut prosedur kerja.
3.39.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perapihan
canting cap tidak optimal.
3.39.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.39.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
perapihan canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.40. Penggunaan bahan persiapan 3.40.1. Ketepatan memilih bahan persiapan
perapihan canting cap perapihan canting cap.
menurut prosedur kerja.
3.41. Urutan dan tata cara dalam 3.41.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perapihan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja. perapihan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area perapihan canting
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
perendaman canting cap yang perendaman canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.42. Penggunaan alat persiapan 3.42.1. Alat: kompor/tungku, kipas, gayung
perendaman canting cap gondorukem, gunting, tempat
menurut prosedur kerja. sampah.
3.42.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan
perendaman canting cap tidak
optimal.
3.42.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.42.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
persiapan perendaman canting cap.
3.43. Penggunaan persiapan 3.43.1. Bahan: gondorukem cair, kertas
perendaman canting cap koran, arang/bahan bakar.
menurut prosedur kerja.
3.43.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
menyebabkan proses persiapan
perendaman canting cap tidak
optimal.
3.43.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.43.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
persiapan perendaman canting cap.
3.44. Urutan dan tata cara dalam 3.44.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perendaman dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut pembuatan pegangan/gagang
prosedur kerja canting cap menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area persiapan
perendaman canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
penggosokan canting cap yang penggosokan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.45. Penggunaan alat persiapan 3.45.1. Alat: gergaji besi, amplas halus, batu
penggosokan canting cap asah, dudukan gosokan, gayung,
menurut prosedur kerja. ember.
3.45.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses penggosokan
canting cap tidak optimal.
3.45.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.45.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
penggosokan canting cap.
3.46. Penggunaan bahan persiapan 3.46.1. Bahan: air.
penggosokan canting cap
menurut prosedur kerja
3.46.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses penggosokan
canting cap tidak optimal.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.46.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.46.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
penggosokan canting cap.
3.47. Urutan dan tata cara 3.47.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan dalam penggosokan dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut prosedur penggosokan canting cap menurut
kerja prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area penggosokan
canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
peleburan canting cap yang peleburan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.48. Penggunaan alat persiapan 3.48.1. Alat: kompor/tungku, wajan, kipas.
peleburan canting cap
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
menurut prosedur kerja. 3.48.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses peleburan
canting cap tidak optimal.
3.48.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.48.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
peleburan canting cap.
3.49. Penggunaan bahan persiapan 3.49.1. Bahan: bbm.
peleburan canting cap
menurut prosedur kerja.
3.49.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses peleburan
canting cap tidak optimal.
3.49.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
kebutuhan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.49.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
peleburan canting cap.
3.50. Urutan dan tata cara dalam 3.50.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan peleburan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja. peleburan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area peleburan santing
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
perapihan canting cap yang perapihan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.51. Penggunaan alat persiapan 3.51.1. Alat: cupit, tang, gunting besi, modul
perapihan canting cap desain, penggaris.
menurut prosedur kerja.
3.51.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perapihan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
canting cap tidak optimal.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.53. Urutan dan tata cara dalam 3.53.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perapihan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja. perapihan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area perapihan canting
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pengetesan canting cap yang pengetesan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.54. Penggunaan alat persiapan 3.54.1. Alat: canting cap yang akan
pengetesan canting cap diujicobakan, meja cap, kompor,
menurut prosedur kerja. wajan cap datar (ender).
3.54.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pengetesan
canting cap tidak optimal.
3.54.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.54.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pengetesan canting cap.
3.55. Penggunaan bahan persiapan 3.55.1. Bahan: kertas bekas (koran, hvs),
pengetesan canting cap sobekan kain katun mori (50x50 –
menurut prosedur kerja. 100x100 cm), malam, bbm.
3.55.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pengetesan
canting cap tidak optimal.
3.55.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
kebutuhan.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
a. persiapan area pengetesan
canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. menyalakan kompor;
d. meletakkanmalam pada wajan
datar (ender);
e. menghamparkan kertas dan atau
kain untuk dicap; menggunakan
canting cap baru;
f. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
4. Menyiapkan alternatif 4.1. Menentukan ukuran canting 4.1.1. Ketepatan menentukan ukuran
desain ragam hias batik cap berdasarkan penjenjangan canting cap berdasarkan:
cap. kemampuan dan desain a. penjenjangan kemampuan, yaitu:
ragam hias. • pemula: 2,5x15 cm (seritan) atau
5x5 cm (ceplok kecil);
• menengah: 5x15 cm (untuk
pinggiran/ploi, tumpal/sorot),
12x12 cm (untuk ceplok sedang);
• kemampuan lanjut: 18x18 cm
(tengahan /utama) menentukan
pola perulangan canting cap
(pattern) diantaranya: 1 bata
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
(tubruk), ½ bata (onde-onde),
rotasi (mubeng), miring diagonal
(parang), berseling (mlampah).
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
(sliwer dan ancak), motif b. awet digunakan untuk
(klowongan), pegangan menghasilkan sekurangnya
(rangka dan pegangan); sampai dengan 2.500 helai kain
b. penyusunan motif batik; dan
(klowongan) dan perakitan c. menghasilkan batik cap yang
canting cap; sesuai dengan standar mutu,
c. pengasapan, pembakaran, yaitu:
dan penggosok-an canting • jejak malam yang rapi;
cap; • bersih;
d. pengetesan canting cap • rata;
pada permukaan kain. • tajam/tegas/ jelas (tidak
mblobor atau terlalu tipis);
• tembus (bolak-balik dua muka
kain);
• tidak merusak struktur atau
serat kain;
• serta melakukan proses
produksi dengan menerapkan
prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan
pelestarian lingkungan.
6. Mengemas dan 6.1. Merawat dan memelihara 6.1.1. Ketepatan, kerapihan, dan kecepatan
menyimpan canting cap. canting cap. dalam proses pemotongan dan
pengemasan sesuai dengan prosedur
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
yang ditentukan dan mencatumkan
masa kedaluwarsa meliputi:
a. Mencuci canting cap dengan
larutan air panas, soda abu, dan
TRO;
b. Menyimpan canting cap dengan
cara digantung atau diletakkan
sesuai dengan posisi motif yang
dibuat.
7. Mempresentasikan hasil 7.1. Memperlihatkan hasil kerja 7.1.1. Kecakapan dalam menjelaskan proses
canting cap kepada pembuatan alat canting cap. pembuatan canting cap.
klien/pemberi kerja
8. Mengevaluasi hasil kerja 8.1. Mengevaluasi hasil kerja. 8.1.1. Ketepatan dalam menyusun kuesioner
secara mandiri evaluasi terhadap proses dan mutu
alat canting cap yang dihasilkan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
8.1.2. Mencapai target kepuasan klien
terhadap proses dan mutu malam
batik yang dihasilkan menggunakan
kuesioner evaluasi pada sebuah
simulasi kerja.
9. Berwirausaha secara 9.1. Mampu berwirausaha 9.1.1. Ketepatan menyusun sebuah
mandiri. pembuatan alat canting cap rancangan bisnis sederhana dalam
batik, dengan minimum membuat malam sesuai dengan
mampu menghitung kelabaan kondisi pasar.
proses produksi.
9.2. Mengidentifikasi sumber daya 9.2.1. Ketepatan penyajian matriks
alam untuk membuat malam perhitungan kelabaan dalam
batik, memasarkan malam memperoleh bahan dan alat untuk
batik yang diproduksi, dan menjalankan usaha kecil di bidang
mampu mendapatkan modal pembuatan malam.
awal dengan melamar Kredit
Usaha Kecil (KUK).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
9.2.2. Kelengkapan format isian dan
ketepatan mengisi format untuk
melamar sebuah KUK dari Bank.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
10.3. Konsep umum tentang jenis 10.3.1. Konsep umum tentang jenis dan
dan manfaat alat-alat dan manfaat alat-alat dan bahan
bahan untuk pembuatan pembuatan canting cap dijelaskan
canting cap secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.4. Konsep umum, prinsip, 10.4.1. Konsep umum, prinsip, teknik,
teknik, dan pengetahuan pengetahuan prosedural
prosedural tentang penggunaan, perawatan, dan
penggunaan, perawatan, dan penyimpanan alat, bahan, dan area
penyimpanan alat-alat dan kerja pembuatan canting cap
bahan untuk pembuatan dijelaskan secara tepat yang meliputi
canting cap. kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.5. Konsep umum dan 10.5.1. Konsep umum dan pengetahuan
pengetahuan prosedural prosedural Keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan Kesehatan Kerja (K3) yang
kerja (k3) yang berhubungan berhubungan dengan pembuatan
dengan pembuatan canting canting cap batik dijelaskan secara
cap. tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.6. Konsep umum pelestarian 10.6.1. Konsep umum pelestarian
lingkungan dan pengolahan lingkungan dan pengolahan limbah
limbah material pembuatan pembuatan canting cap batik
canting cap. dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.7. Pengetahuan faktual harga 10.7.1. Pengetahuan faktual harga alat dan
bahan dan alat, biaya proses bahan pembuatan canitng cap batik
produksi, dan sumber bahan. tulis dijelaskan secara tepat yang
meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
10.8. Konsep umum penyusunan 10.8.1. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,
rencana anggaran biaya dan pengetahuan prosedural tentang
aplikasi kredit usaha kecil. penyusunan rencana anggaran biaya
dan aplikasi kredit usaha kecil
pembuatan canting cap batik
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.9. Prinsip dan teknik pemasaran. 10.9.1. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,
pengetahuan prosedural tentang
pemasaran canting cap dijelaskan
secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penjelasan yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.10. Prinsip dan teknik 10.10.1. Konsep umum, prinsip, dan teknik
berkomunikasi efektif komunikasi efektif pembuatan
dengan klien/ pengguna canting cap batik klien, pengguna
jasa/pemberi kerja. jasa, pemberi kerja, pemagang,
atau rekan kerja dijelaskan secara
tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
cap) sesuai dengan prinsip 11.1.2. Menjaga standardisasi mutu
K3. menghasilkan alat canting cap batik
sesuai dengan standar mutu yang
telah ditentukan oleh Balai Diklat
Batik/Paguyuban Batik/Yayasan
Batik atau tempat kerja/perusahaan
dan dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja.
11.2. Mampu diberi tanggung jawab 11.2.1. Mencapai target kepuasan yang
untuk membimbing rekan dihasilkan dari evaluasi kuesioner
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
kerja yang baru bekerja, yang diberikan oleh rekan kerja atau
peserta magang dan dapat peserta magang.
menggantikan pekerjaan
orang lain dengan lingkup,
kuantitas dan mutu hasil
kerja yang sama.
11.3. Mampu bekerja sama dan 11.3.1. Mencapai target kepuasan yang
melakukan komunikasi dalam dihasilkan dari evaluasi kuesioner
lingkup kerjanya. yang diberikan oleh atasan,
bawahan, dan rekan kerja.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa
prinsip, antara lain:
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu
yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah
terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki
mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan
berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas
pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus
melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin
pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di
tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
III. PENUTUP
TTD.
MUHADJIR EFFENDY
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
TTD.
Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001