Anda di halaman 1dari 801

SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN BIDANG
KETERAMPILAN KEPEMANDUAN WISATA, PEMELIHARAAN TAMAN, PEKARYA
KESEHATAN, PETUKANGAN KAYU KONSTRUKSI, PEMASANGAN BATA,
PERANCAH, PEMASANGAN PIPA, MEKANIK ALAT BERAT, BAHASA
INDONESIA BAGI PENUTUR ASING, PEMBUATAN BATIK DENGAN PEWARNA
RAMAH LINGKUNGAN, PEMBUATAN MALAM BATIK, PEMBUATAN BATIK
DENGAN PEWARNA SINTETIS, PEMBUATAN ALAT CANTING TULIS, DAN
PEMBUATAN CANTING CAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Standar
Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan;
b. bahwa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 47 Tahun 2010 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 31 Tahun 2012 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Kursus, dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan belum
-2-

memuat bidang keterampilan kepemanduan wisata,


pemeliharaan taman, pekarya kesehatan, petukangan
kayu konstruksi, pemasangan bata, perancah,
pemasangan pipa, mekanik alat berat, bahasa Indonesia
bagi penutur asing, pembuatan batik dengan pewarna
ramah lingkungan, pembuatan malam batik, pembuatan
batik dengan pewarna sintetis, pembuatan alat canting
tulis, dan pembuatan canting cap sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Standar
Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan Bidang
Keterampilan Kepemanduan Wisata, Pemeliharaan Taman,
Pekarya Kesehatan, Petukangan Kayu Konstruksi,
Pemasangan Bata, Perancah, Pemasangan Pipa, Mekanik
Alat Berat, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing,
Pembuatan Batik dengan Pewarna Ramah Lingkungan,
Pembuatan Malam Batik, Pembuatan Batik dengan
Pewarna Sintetis, Pembuatan Alat Canting Tulis, dan
Pembuatan Canting Cap;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN
PELATIHAN BIDANG KETERAMPILAN KEPEMANDUAN
WISATA, PEMELIHARAAN TAMAN, PEKARYA KESEHATAN,
-3-

PETUKANGAN KAYU KONSTRUKSI, PEMASANGAN BATA,


PERANCAH, PEMASANGAN PIPA, MEKANIK ALAT BERAT,
BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING, PEMBUATAN
BATIK DENGAN PEWARNA RAMAH LINGKUNGAN,
PEMBUATAN MALAM BATIK, PEMBUATAN BATIK DENGAN
PEWARNA SINTETIS, PEMBUATAN ALAT CANTING TULIS,
DAN PEMBUATAN CANTING CAP .

Pasal 1
(1) Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan yang
selanjutnya disebut Standar Kompetensi Lulusan
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan
pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai
acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan
kurikulum.
(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) di bidang keterampilan sebagai berikut:
a. kepemanduan wisata;
b. pemeliharaan taman;
c. pekarya kesehatan;
d. petukangan kayu konstruksi;
e. pemasangan bata;
f. perancah;
g. pemasangan pipa;
h. mekanik alat berat;
i. Bahasa Indonesia bagi penutur asing;
j. pembuatan batik dengan pewarna ramah lingkungan;
k. pembuatan malam batik;
l. pembuatan batik dengan pewarna sintetis;
m. pembuatan alat canting tulis; dan
n. pembuatan canting cap.
(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-4-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Agustus 2017

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MUHADJIR EFFENDY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 14 Agustus 2017

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 1124

Salinan sesuai dengan aslinya,


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 27 TAHUN 2017
TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS
DAN PELATIHAN BIDANG KETERAMPILAN
KEPEMANDUAN WISATA, PEMELIHARAAN TAMAN,
PEKARYA KESEHATAN, PETUKANGAN KAYU
KONSTRUKSI, PEMASANGAN BATA, PERANCAH,
PEMASANGAN PIPA, MEKANIK ALAT BERAT, BAHASA
INDONESIA BAGI PENUTUR ASING, PEMBUATAN BATIK
DENGAN PEWARNA RAMAH LINGKUNGAN

A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN


KEPEMANDUAN WISATA JENJANG III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya
manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
(learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa
akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau regulasi
yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia untuk
berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti sektor
perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh
karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional
akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum
meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi
antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera.

Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
NILEK online) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman
dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan
peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar
mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau
memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun
implementasinya.

C. Uraian Program
Kepemanduan wisata berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan Kepemanduan
Wisata pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan Kepemanduan
Wisata meliputi.
1. Pemandu wisata lokal (pemandu museum, obyek wisata, kawasan wisata
dan sejenisnya).
2. Pemandu wisata dalam kota (city sightseing tour).
3. Pemandu wisata lintas daerah.

Program kursus dan pelatihan kepemanduan wisata, merupakan program


kursus dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pemandu wisata.
Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta didik
agar memiliki penguasaan kepemanduan wisata.

1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Kepemanduan Wisata jenjang III.

2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan kepemanduan wisata ini
bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan
operasional lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan
tanggung jawab dalam bidang kepemanduan wisata sesuai dengan
standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan Kepemanduan Wisata ini
bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten meliputi.
1. Dasar-dasar Kepemanduan Wisata.
2. Teknik berkomunikasi.
3. Dasar dasar pelayanan.
4. Etiket.
5. Bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing.
6. Pengelolaan perjalanan wisata.
7. Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan dalam bekerja.
8. PPP3K.
9. Tim Kerja.
10. Wawasan umum, kebangsaan dan pengetahuan pariwisata.

3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan Kepemanduan Wisata ini bermanfaat bagi.
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam mengelola program wisata, yang
bisa digunakan sebagai bekal bekerja.
b. Pengguna pemandu wisata dapat merekrut calon pemandu wisata yang
siap kerja.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan kepemanduan wisata
dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.

4. Kualifikasi Peserta
Minimal lulusan SMA sederajat.

5. Metode Kursus dan Pelatihan


Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan berbasis
kompetensi dengan menggunakan metode pembelajaran; presentasi audio
visual, ceramah, demontrasi/simulasi, pemecahan masalah, praktik,
tanya jawab dan diskusi.

6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan
pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes
teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan
pelatihan Kepemanduan Wisata dalam proses melakukan pemanduan
wisata.

Uji kompetensi diperlukan peserta didik untuk mendapat pengakuan


keahlian secara nasional atau internasional di bidang Kepemanduan
Wisata. Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi
dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK).

7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
Kepemanduan Wisata yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi
oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang Kepemanduan Wisata.
Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan satu
lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko
Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang
Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang
Kepemanduan Wisata. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah
Sertifikat Kepemanduan Wisata jenjang III sesuai KKNI.
D. Pengertian

1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui


internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan seseorang terhadap nilai, norma, dan aspek
di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari proses pendidikan,
pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau masyarakat
secara luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu danselama jangka waktu tertentu
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada level KKNI yang
sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan oleh
tiga parameter yaitu: Kompetensi, Elemen Kompetensi, Indikator
kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan
nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan Kepemanduan Wisata Jenjang III
KKNI ini memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan
kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab sebagai
pemandu wisata yang profesional, meliputi kemampuan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi, memilih, menggunakan, memelihara, dan mengamankan
peralatan dan perlengkapan dalam melakukan pemanduan wisata.
2. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik dalam pemanduan
wisata.
3. Mampu melaksanakan tugas kepemanduan wisata yang merupakan
bagian dari sebuah usaha perjalanan wisata maupun secara mandiri.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus dan
pelatihan Kepemanduan Wisata jenjang III ini sebagai pemandu wisata lokal,
dalam kota, dan antar daerah baik bekerja pada orang lain maupun
perorangan.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan
kursus dan pelatihan adalah sesuai dengan ideologi Negara dan budaya
Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan
sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang
kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut.
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang III


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja
dengan mutu yang terukur, yang merupakan hasil kerja sendiri tanpa
pengawasan.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta
konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu,
sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama, melakukan komunikasi dan interpretasi
pemanduan dalam lingkup kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas mutu hasil kerja orang lain.
3. Deskripsi Capaian Pembelajaran Khusus
Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan Kepemanduan Wisata
Jenjang III adalah.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG KEPEMANDUAN WISATA SESUAI KKNI
JENJANG III
SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan kepribadian
NILAI manusia Indonesia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di
dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial
dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan
original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki
semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
7. Menjunjung tinggi kode etik Pemandu Wisata.
KEMAMPUAN DI Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik dalam
BIDANG KERJA melaksanakan Pemanduan Wisata, yang mencakup
kemampuan sebagai berikut.
1. Melaksanakan pekerjaan pemandu wisata yang
meliputi.
a. Kemampuan untuk menerjemahkan program
perjalanan yang akan digunakan.
b. Kemampuan untuk melakukan penjemputan
wisatawan dari tempat kedatangan (bandara,
stasiun, pelabuhan, penyeberangan, terminal
bus) untuk diantar ke penginapan.
c. Kemampuan untuk melakukan pengantaran
dari penginapan ke tempat keberangkatan
(bandara, stasiun, pelabuhan, penyeberangan,
terminal bus).
d. Kemampuan untuk melakukan pemanduan
wisata di dalam kendaraan dari tempat
kedatangan sampai penginapan dan
sebaliknya.
e. Kemampuan untuk melakukan penanganan
bagasi wisatawan ditempat kedatangan,
penginapan dan keberangkatan.
f. Kemampuan untuk menjelaskan obyek-obyek
wisata dan hal-hal yang menarik bagi
wisatawan baik yang dilewati maupun yang
dikunjungi.
g. Kemampuan menyampaikan informasi umum
pada wisatawan berkaitan dengan keselamatan
dan keamanan.
h. Kemampuan untuk mengatur perjalanan
wisata.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG KEPEMANDUAN WISATA SESUAI KKNI
JENJANG III
i. Kemampuan melakukan evaluasi perjalanan,
meliputi laporan perjalanan dan keuangan.
j. Kemampuan untuk melakukan persiapan
sebelum pelaksanaan perjalanan wisata.
2. Kemampuan berkomunikasi dengan kolega dan
pelanggan/wisatawan.
3. Kemampuan melakukan kerja sama dengan kolega
dan pelanggan/wisatawan.
4. Melakukan proses pekerjaan sesuai dengan prinsip
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
5. Kemampuan menangani situasi konflik.
6. Kemampuan melakukan evaluasi diri.
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan yang berkenaan dengan
YANG DIKUASAI pelaksanaan Kepemanduan Wisata yang meliputi.
1. Teknik menerjemahkan program perjalanan yang
akan digunakan.
2. Prosedur penjemputan wisatawan dari tempat
kedatangan (bandara, stasiun, pelabuhan,
penyeberangan, terminal bus) untuk diantar ke
penginapan.
3. Prosedur pengantaran dari penginapan ke tempat
keberangkatan (bandara, stasiun, pelabuhan,
penyeberangan, terminal bus)
4. Teknik pemanduan wisata di dalam kendaraan dari
tempat kedatangan sampai penginapan dan
sebaliknya.
5. Prosedur penanganan bagasi wisatawan ditempat
kedatangan, penginapan dan keberangkatan.
6. Pengetahuan berkaitan keberagaman budaya dan
sejarah obyek obyek wisata perlu dikuasai dan
dipahami secara baik.
7. Informasi yang bersifat umum pada wisatawan
berkaitan dengan keselamatan dan keamanan.
8. Teknik pengaturan perjalanan wisata.
9. Teknik evaluasi perjalanan, meliputi laporan
perjalanan dan keuangan.
10. Prosedur persiapan sebelum pelaksanaan perjalanan
wisata.
11. Teknik berkomunikasi dengan kolega dan
pelanggan/wisatawan.
12. Prinsip kerja sama dengan kolega dan
pelanggan/wisatawan.
13. Konsep umum tentang Kesehatan, Keamanan dan
Keselamatan Kerja (K3).
14. Teknik Menangani situasi konflik.

HAK DAN Bertanggung jawab dan berwenang pada pelaksanaan


TANGGUNG kepemanduan wisata secara keseluruhan yang meliputi.
JAWAB 1. Persiapan, pelaksanaan dan pelaporan/evaluasi
perjalanan wisata.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG KEPEMANDUAN WISATA SESUAI KKNI
JENJANG III
2. Pengaturan, koordinasi dan penentuan hal-hal yang
diperlukan dalam menjaga. keberlangsungan
perjalanan sesuai dengan program.
D. Ruang Lingkup Penyusunan
Penyusunan SKL berbasis KKNI mencakup pada jenjang 3 yang ada pada
KKNI kepemanduan wisata dengan memperhatikan sikap dan tata nilai,
kemampuan bidang kerja, pengetahuan yang dikuasai serta hak dan
tanggung jawab seorang pemandu wisata.
E. Standar Kompetensi Lulusan
Uraian standar kompetensi Lulusan berbasis KKNI terdiri dari.
1. Unit Kompetensi.
2. Elemen Kompetensi.
3. Indikator Kelulusan.
Sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Sikap dan Tata Nilai

1. Mengaktualisasi 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Melakukan kegiatan kepemanduan wisata dengan memperhatikan
karakter dan Maha Esa. tata nilai keagamaan.
kepribadian manusia 1.2 Memiliki moral, etika dan b. Menjalankan tugas kepemanduan dengan menjaga moral dan etika
Indonesia. kepribadian yang baik di sebagai warga negara yang baik.
dalam menyelesaikan tugasnya c. Melaksanakan tugas kepemanduan dengan memperhatikan
sebagai warga negara yang kepekaan terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan.
bangga dan cinta tanah air. d. Melakukan kegiatan kepemanduan dengan memperhatikan aturan
1.3 Bekerja sama dan memiliki sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
kepekaan yang tinggi e. Dalam melakukan kegiatan kepemanduan wisata, turut serta
terhadap masyarakat dan menjaga, mengingatkan dan mempropagandakan kelestarian
lingkungannya. lingkungan.
1.4 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
1.5 Berperan sebagai warga
negara yang bangga dan cinta
tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
1.6 Hasil kerja sesuai dengan
kesepakatan pengguna dan
tidak berdampak pada
timbulnya keresahan
khalayak, tidak bertentangan
dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
1.7 Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.
1.8 Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN BIDANG KERJA
2 Bekerja sama 2.1 Berkomunikasi di tempat 2.2.1 Lulus pada setiap indikator pengukuran dalam bentuk kuesioner
dengan Kolega dan kerja. yang mengukur.
Pelanggan. a. Tingkat kejelasan informasi (menggu nakan tata bahasa yang
2.2 Memberikan mudah difahami, nada suara yang jelas).
bantuan kepada b. Tingkat keramahan pemberi informasi.
wisatawan. c. Tingkat Kepekaan terhadap perbedaan budaya dan sosial
yang dihadapi oleh minimal 4 individu wisatawan dengan
latar belakang yang berbeda.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
d. Kemampuan memilih teknik komunikasi yang tepat untuk
menangai konflik antar individu dan kelompok.
e. Kemampuan melakukan resolusi konflik yang terjadi antar
individu dan kelompok.
f. Dalam simulasi kerja dan dinilai oleh minimum tiga orang
penguji
2.2.2 Peserta uji dapat menyajikan panduan tugas pokok dari
pemandu dengan format, kedalaman dan keluasan isi yang
sesuai dengan standar baku yang ditetapkan kursus pendidikan
Dikmas Kemendikbud, dalam waktu yang ditentukan.
2.2.2 Ketepatan dan kejelasan dalam menyampaikan tugas pokok
pemandu

2.2.3 Ketepatan dan kejelasan dalam menyampaikan solusi atas


masalah yang terjadi selama proses pemanduan wisatawan
dalam lingkup tugas pokoknya.
2.2.4 Ketepatan dan kejelasan dalam menyampaikan solusi atas
masalah yang terjadi selama proses pemanduan wisata diluar
lingkup tugas pokoknya.
2.2.5 Ketepatan dan kejelasan dalam menyampaikan solusi kegawat
daruratan yang terjadi selama proses pemanduan wisata.
2.3 Memelihara standar kinerja 2.3.1 Peserta uji mampu menerapkan standar kinerja pribadi dengan
pribadi. memperhatikan.
a. Tempat kerja.
b. Keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
c. Penampilan diri dalam simulasi yang dinilai oleh minimum 3
orang penguji.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.4 Bekerja dalam satu tim. 2.4.1 Kemampuan menunjukan Kepercayaan, dukungan, dan rasa
hormat kepada anggota tim selama pelaksanaan kegiatan.
2.4.2 Kemampuan mengako-modasi perbedaan budaya.

2.4.3 Kemampuan mengiden-tifikasi tujuan kerja tim secara bersama-


sama.
2.4.4 Kemampuan menyelesaikan tugas individu sesuai dengan
tenggang waktu yang telah ditetapkan.
2.4.5 Ketepatan mencari bantuan dari anggota tim apabila diperlukan.

2.4.6 Kemampuan dalam menawarkan bantuan kepada kolega.


2.4.7 Kemampuan menerima Umpan balik dan informasi dari anggota
tim.
2.4.8 Dalam simulasi kerja dan dinilai oleh minimum tiga orang
penguji.
3 Memberikan 3.1 Melaksanakan penjemputan 3.1.1 Peserta uji mampu menerapkan pedoman penjemputan
Bantuan Pada wisatawan dari tempat wisatawan dengan memperhatikan.
Kedatangan dan kedatangan ke tempat a. Ketepatan dalam memeriksa dan mencatat Informasi
Keberangkatan penginapan (Transfer in kedatangan wisatawan dengan teliti.
service) b. Kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan tepat jika
ada perubahan dalam jadwal kedatangan/ keberangkatan.
c. Kemampuan dalam mengkonfirmasi transportasi dengan
perusahaan angkutan.
d. Kemampuan menggunakan berbagai teknik identifikasi/
pengenalan untuk memudahkan pelanggan mengenali lokasi
pemandu wisata di terminal kedatangan dalam bentuk
simulasi kerja :
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
1) Menginformasikan berbagai fasilitas terminal yang tersedia
hendaknya secara tepat guna untuk memenuhi keperluan
pelanggan.
2) Memeriksa daftar penumpang.
3) Mengatur rencana pengangkutan bagasi wisatawan dari
terminal kedatangan.
4) Melakukan pengecekan bagasi, dan pengangkutannya
sesuai prosedur
5) Melaksanakan pencarian dan pelaporan apabila terjadi
kehilangan bagasi sesuai prosedur.

Dalam simulasi kerja, dan dinilai oleh minimum tiga orang penguji.
3.2 Menyampaikan informasi 3.2.1 Lulus pada setiap indikator pengukuran dalam bentuk kuesioner
kepada wisatawan mengenai yang mengukur.
kondisi keamanan dan a. Kemampuan memberikan kesan positif pada wisatawan pada
penggunaaan fasilitas tempat saat penyambutan simulasi kerja. Penilaian diberikan oleh
menginap. minimal 4 orang wisatawan.
b. Ketepatan memberikan informasi kepada wisatawan sebagai
berikut.
1. Mengucapkan selamat datang dan perkenalan.
2. Menyampaikan informasi umum.
1) Rencana tur mendatang secara rinci.
2) Waktu setempat.
3) Nilai tukar dan fasilitas berbagai mata uang.
4) Pemberian tip.
5) Fasilitas akomodasi.
6) Letak hotel dan daerah sekitarnya.
7) Ikhtisar informasi tujuan.
Dilakukan dalam simulasi kerja dan dinilai 3 orang penguji.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.3 Membantu proses check in 3.3.1 Peserta uji mampu membantu proses check in wisatawan yang
wisatawan di penginapan. meliputi.
a. Menginformasikan prosedur check in kepada wisatawan di
tempat menginap.
b. Menawarkan bantuan yang ramah pada wisatawan untuk
kelancaran check-in.
c. Membantu staf akomodasi selama check-in untuk mengurangi
kesulitan berkomunikasi antara wisatawan dan staf
akomodasi.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
3.4 Melaksanakan pengantaran 3.4.1 Peserta uji mampu menerapkan pedoman pengantaran
wisatawan dari tempat wisatawan dengan memperhatikan.
penginapan ke tempat a. Kemampuan memeriksa dan mengkonfirmasi catatan
keberangkatan (transfer out persiapan keberangkatan termasuk sarana transportasi,
service). dokumen perjalanan maupun hal lain yang terkait sebelum
keberangkatan.
b. Kemampuan menindaklanjuti perubahan jadwal
keberangkatan dan hal-hal lain yang tak terduga jika
diperlukan.
c. Kemampuan memeriksa daftar wisatawan beserta bagasinya
secara terperinci sebelum keberangkatan.
d. Kemampuan memberitahukan wisatawan untuk memeriksa
barang-barang milik pribadi seperti bagasi dan dokumen
perjalanan lainnya.
e. Kemampuan menjelelaskan kepada wisatawan tentang
prosedur check in serta pelayanan di tempat keberangkatan
termasuk fasilitas yang tersedia.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
4 Mengkoordinasikan 4.1 Merencanakan kegiatan 4.1.1 Kemampuan untuk melakukan kegiatan wisata sesuai dengan
dan mengoperasikan wisata. petunjuk dan dokumen-dokumen dari penyelenggara wisata.
perjalanan wisata.

4.1.2 Dapat melakukan Perencanaan yang disesuaikan dengan faktor-


faktor berikut.
a. Jenis wisatawan.
b. Minat khusus wisatawan.
c. Jumlah wisatawan.
d. Lamanya pelaksanaan wisata.
e. Rencana perjalanan yang diinginkan wisatawan.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
4.2 Memberikan penjelasan 4.2.1 Kemampuan memberikan Penjelasan sebelum pelaksanaan tur,
singkat kepada wisatawan. yang disampaikan kepada wisatawan meliputi rencana
perjalanan termasuk rute, jadwal dan hal-hal penting seperti.
a. Prosedur kesela-matan, kesehatan dan keamanan kerja.
2. Peraturan peraturan lokal.
3. Prosedur di tempat-tempat khusus.
4. Prosedur pada saat wisata berakhir.
5. Adat istiadat dan Etika kesopanan yang berlaku.
6. Kegiatan Tur/ Wisata Tambahan.
4.2.2 Kemampuan menyampaikan Informasi yang dapat dimengerti
oleh semua wisatawan.

Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji


ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
4.3 Hubungan dengan rekan- 4.3.1 Kemampuan membangun komunikasi yang baik dengan rekan
rekan industri. rekan industri, seperti yang ditetapkan berikut ini.
a. Masyarakat setempat.
b. Pengemudi Kendaraan/bus.
c. Tour Manager.
d. Pramuwisata lokal.
e. Biro Perjalanan Wisata.
f. Perusahaan penerbangan.
g. Penyediaan produk (hotel, jasa boga).
Penilaian diberikan minimal oleh 4 perwakilan industri.
4.4 Mengelola rencana perjalanan. 4.4.1 Peserta uji menyiapkan panduan perjalanan wisata sesuai
jadwal perjalanan.
4.4.2 Ketepatan dalam memberikan penjelasan pada wisatawan
mengenai perubahan jadwal perjalanan yang tak terhindarkan.
4.4.3 Kemampuan melakukan perencanaan ulang program perjalanan
akibat perubahan jadwal sesuai kesepakatan.
4.4.4 Ketepatan menyampai-kan informasi pada rekanan akibat
perubahan jadwal.
4.4.5 Kemampuan memberikan informasi yang akurat kepada
wisatawan untuk mengantisipasi keterlambatan.
4.4.6 Kemampuan berkomu-nikasi dengan pihak terkait yang
menyebabkan keterlambatan seperti maskapai penerbangan,
kereta api, bus dan lain lain untuk bernegosiasi meminimalisir
dampak keterlambatan.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji
4.5 Memberikan bantuan dan 4.5.1 Peserta uji menyam-paikan informasi dan bantuan kepada
informasi umum kepada wisatawan dengan cara yang menyenangkan. Informasi yang
wisatawan. disampaikan antara lain.
a. Peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan lokal.
b. Kebijakan pada saat kegiatan waktu bebas.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
c. Petunjuk-petunjuk umum.
d. Fasilitas setempat.
Penilaian diberikan oleh 4 orang wisatawan.
4.6 Mengatasi peristiwa yang 4.6.1 Kemampuan menjelas-kan, mengantisipasi serta menangani
tidak diharapkan. dengan cepat dan tepat peristiwa yang terjadi pada wisatawan
seperti kecelakaan saat perjalanan wisata berlangsung.
4.6.2 Kemampuan mengelola keadaan yang tidak diharapkan dengan
segera menghubungi pihak-pihak terkait dalam mengatasi
masalah tersebut.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji
5 Menyusun rencana 5.1 Mengenali destinasi wisata. 5.1.1 Kemampuan mengidentifikasi destinasi wisata dengan
perjalanan. memperhati-kan hal-hal sebagai berikut.
Menyiapkan a. Aksesibilitas.
perangkat b. Sarana dan prasarana.
perjalanan. c. Peraturan dan/atau etika yang ada.
5.2 Mengenali kondisi khusus 5.2.1 Kemampuan mengidentifikasi keunggulan destinasi.
destinasi wisata.
5.2.2 Kemampuan mengelola waktu kunjungan.
5.3 Mengenali profil wisatawan. 5.3.1 Kemampuan mela kukan indentifikasi latar belakang wisatawan
sesuai dengan profilnya.
5.4 Mengenali kebutuhan khusus 5.4.1 Kemampuan melakukan identifikasi permintaan khusus
wisatawan. wisatawan.
5.5 Mengenali perangkat 5.5.1 Peserta uji melakukan identifikasi perangkat perjalanan dengan.
perjalanan. a. Memeriksa daftar periksa (check list) perangkat perjalanan
sesuai dengan kebutuhan wisatawan.
b. Memastikan daftar periksa kelengkapan perangkat yang
dibutuhkan seperti papan nama, bendera, voucher hotel,
daftar nama wisatawan, rooming list, jadwal perjalanan, dll.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
5.6 Memeriksa perangkat 5.6.1 Kemampuan memeriksa fungsi perangkat perjalanan seperti,
perjalanan. kelengkapan fasiltas kendaraan (AC, Microphone, dll).
5.6.2 Kemampuan mendokumentasikan perangkat perjalanan yang
akan digunakan (itinerary, peta, sign board, daftar peserta,
kuesioner dll).
6 Menyiapkan 6.1 Menyusun informasi umum
6.1.1 Peserta uji menyusun informasi umum seperti, tempat belanja,
informasi wisata. yang dibutuhkan wisatawan.
rumah ibadah, rumah sakit, kantor polisi dll.
6.2 Menyusun informasi lokal 6.2.1 Peserta uji menyusun informasi lokal yang dibutuhkan
yang dibutuhkan wisatawan. wisatawan seperti, fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar hotel
seperti restoran, pusat kebugaran, mini market, spa dll.
7 Mengkomunikasikan 7.1 Menyajikan informasi. 7.1.1 Kemampuan menyampaikan Informasi terkini seputar hal yang
Informasi. berkaitan dengan kepemanduan seperti peristiwa penting, isu-
isu politik, ekonomi, budaya dll.
7.1.2 Kemampuan menyampaikan informasi dengan teknik presentasi
yang atraktif dan edukatif serta dapat di mengerti oleh
wisatawan.
Dilakukan dalam sebuah simulasi kerja oleh tiga orang penguji.
7.2 Melakukan interaksi dengan 7.2.1 Kemampuan dalam melakukan perkenalan dengan salam
wisatawan. pembuka sekaligus membangun partisipasi wisatawan.
7.2.2 Ketepatan dalam menjawab pertanyaan wisatawan.
7.2.3 Kemampuan dalam menyampaikan salam perpisahan.
8. Melakukan 8.1 Melakukan penanganan 8.1.1 Peserta uji melakukan penanganan wisatawan antara lain.
Pemanduan di Objek wisatawan pada saat tiba di a. Mengarahkan wisa-tawan dengan memberikan panduan
Wisata. objek wisata. sesuai program.
b. Menyampaikan informasi waktu kunjungan di obyek wisata.
8.1.2 Menyampaikan informasi mengenai obyek wisata.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
8.2 Melakukan penanganan 8.2.1 Kemampuan mengelola durasi kunjungan di obyek wisata.
wisatawan pada saat
pemanduan berlangsung. 8.2.2 Kemampuan pemandu menempatkan posisi yang tepat serta
mengendalikan pergerakan wisatawan.
8.3 Melakukan penanganan 8.3.1 Kemampuan melakukan fungsi kontrol sebelum meninggalkan
wisatawan pada saat objek wisata, seperti menghitung jumlah wisatawan, barang-
pemanduan berakhir. barang yang harus dibawa kembali, dll. Serta mengembalikan
perangkat milik obyek wisata.
9 Memimpin 9.1 Melakukan pengendalian 9.1.1 Kemampuan mengelola ketepatan waktu sesuai dengan program
perjalanan wisata. pergerakan wisatawan. perjalanan.
9.1.2 Kemampuan menggunakan teknik komunikasi yang tepat
untuk menarik perhatian wisatawan.
9.1.3 Kemampuan melaksanakan aturan perjalanan yang telah
disepakati bersama wisatawan.
Dilakukan dalam sebuah simulasi kerja oleh tiga orang penguji.
9.2 Menjaga nama baik dan moral 9.2.1 Lulus pada setiap indikator pengukuran dalam bentuk kuesioner
wisatawan. yang mengukur.
a. Pemahaman pada norma, hukum dan aturan yang berlaku
sesuai dengan budaya Indonesia.
b. Kemampuan dalam menjelaskan norma, hukum dan budaya
yang berlaku kepada wisatawan.
c. Kemampuan menyampaikan pesan dengan teknik yang tepat.
9.3 Menindaklanjuti kebutuhan 9.3.1 Kemampuan menanggapi dan menindaklanjuti dan kebutuhan
dan keluhan wisatawan. wisatawan.
10. Berkomunikasi 10.1 Menjawab panggilan telepon. 10.1.1 Kemampuan menjawab panggilan telepon dengan cepat, tepat,
melalui Telepon. jelas dan sopan sesuai dengan standar perusahaan.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.1.2 Kemampuan untuk menyampaikan pesan, mencatat pada
orang/departemen terkait dan jika diperlukan menjelaskan hal-
hal yang diperlukan berkaitan dengan produk perusahaan
dengan bahasa yang baik dan tepat.
Dilakukan dalam simulasi kerja dengan 3 orang penguji.
10.2 Melakukan Panggilan 10.2.1 Mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum melakukan
Telepon. panggilan telepon.
10.2.2 Melakukan panggilan telepon sesuai etika dengan bahasa yang
baik dan benar.
Dilakuan dalam simulasi kerja dengan 3 orang penguji.
PENGETAHUAN YANG DIKUASAI

11 Mengembangkan dan 11.1 Mengumpulkan data 11.1.1 Peserta uji mampu mengumpulkan data informasi dengan
meme lihara informasi. mengenali dan mengakses sumber informasi secara tepat dan
pengetahuan. umum akurat.
yang diperlukan oleh 11.1.2 Kemampuan mencari sumber informasi kredibel dan dapat
pemandu wisata. diuji.
11.1.3 Kemampuan memilih informasi menurut kebutuhan
wisatawan.
11.1.4 Kemampuan mendoku-mentasikan data informasi.
11.2 Mengembangkan dan 11.2.1 Peserta uji mampu memperbaharui pengetahuan umum yang
memelihara pengetahuan. meliputi.
a. Indonesia (Perkembangan ekonomi dan Politik).
a. Perkembangan budaya daerah.
b. peristiwa terkini di daerah yang dikunjungi.
11.2.2 Kemampuan mengetahui Fasilitas setempat yang meliputi :
fasilitas umum, seperti toilet, tempat istirahat, pusat
informasi, dll.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
12 Bekerja dalam 12.1 Komunikasi dengan 12.1.1 Kemampuan berkomunikasi dengan wisatawan serta partner
lingkungan sosial pelanggan. kerja dengan berbagai latar belakang sosial dan budaya.
yang berbeda. 12.1.2 Ketepatan merespon apabila terjadi hambatan komunikasi
akibat perbedaan bahasa dilakukan dengan menggunakan
bahasa verbal dan non verbal (tulisan atau isyarat).
12.2 Menghadapi kesalahpahaman 12.2.1 Kemampuan mengidentifikasi persoalan yang mengakibatkan
antar budaya. konflik atau kesalahpahaman di tempat kerja, seperti karakter
atau sifat wisatawan dari daerah tertentu, hal-hal yang
ditabukan, sensitifitas terhadap lingkungan baru (cuaca, suara)
dll.
12.2.2 Kemampuan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti
pimpinan rombongan, partner pengirim tamu, aparat dll.
12.2.3 Ketepatan mengambil keputusan bila terjadi kesalah pahaman
akibat perbedaan budaya maupun bahasa di antaranya
berkoordinasi dengan pimpinan untuk ditindak lanjuti
solusinya.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
HAK DAN TANGGUNG JAWAB
13 Membuat laporan 13.1 Membuat laporan kegiatan. 13.1.1 Kemampuan menyusun dan mendokumentasi kan laporan
pemanduan wisata. kegiatan perjalanan wisata.
13.1.2 Kemampuan menindaklanjuti dan melaporkan umpan balik
atau kritik serta saran wisatawan.
13.2 Membuat laporan keuangan. 13.2.1 Kemampuan membuat dan menyusun laporan keuangan
kegiatan perjalanan yang telah dilaksanakan sekaligus
mendokumentasikannya.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
14 Mengikuti Prosedur 14.1 Prosedur keamanan kerja dan 14.1.1Kemampuan memahami dan mengikuti prosedur keamanan dan
Keamanan, kesehatan kerja. kesehatan kerja dengan benar sesuai dengan aturan perusahaan
Keselamatan dan dan aturan pemerintah diantaranya, penggunaan alat pengaman
Kesehatan Kerja. (jaket, helm,dll) di obyek wisata.

14.1.2Kemampuan memahami dan mengidentifikasi Perjanjian-


perjanjian serta prosedur keamanan dan kesehatan kerja,
seperti bagaimana mengajukan claim asuransi, perjanjian yang
harus ditanda tangani sebelum masuk obyek wisata, hotel, dll.
14.1.3Tanggap saat melihat kejadian yang mencurigakan dengan
segera melaporkan pada pihak yang berwenang.
14.2 Kaitan dengan situasi-situasi 14.2.1 Peserta uji melakukan identifikasi hal-hal yang perlu dilakukan
darurat/ emergency. berkaitan dengan batasan tanggung jawab di wilayah kerjanya
dalam keadaan darurat.
14.2.2Kemapuan melaksanan prosedur keadaan darurat diikuti sesuai
aturan.
14.2.3Responsif dalam mengambil tindakan yang diperlukan dalam
keadaan darurat.
14.2.4 Ketepatan dalam memberikan laporan rincian keadaan darurat
pada pihak terkait sesuai aturan.
Dalam sebuah simulasi kerja dengan tiga orang penguji.
14.3 Menjaga Standar Keamanan, 14.3.1 Kemampuan menjaga performa atau tampilan diri sesuai
kebersihan dan kesehatan dengan kondisi/keadaan sekitar tempat kerja terkait dengan
pada diri seorang pemandu. kesehatan dan keamanan termasuk.
a. Menjaga kebersihan dan kesehatan masing-masing individu,
seperti penggunaan masker, kaca mata, pelembab kulit dll.
b. Berpakaian dan pemakaian alas kaki sesuai dengan kondisi
area kerja.
ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
14.4 Memberikan umpan balik 14.4.1 Peka mengantisipasi dan mengidentifakasi isu-isu yang
mengenai kesehatan, membutuhkan perhatian, seperti mengantisipasi pertanyaan
keselamatan dan keamanan. wisatawan seputar isu politik, keamanan termasuk wabah
penyakit dll.
14.4.2Melakukan prosedur antisipasi dan identifikasi sesuai dengan
aturan yang berlaku baik dari perusahaan maupun pemerintah.
15 Melakukan Prosedur 15.1 Proses dokumen dokumen 15.1.1 Kemapuan memproses dokumen sesua dengan prosedur
Administrasi. kantor. perusahaan (voucher hotel, ticket pesawat terbang, dll) dengan
batas waktu.
15.1.2 Kemampuan menggu-nakan peralatan kantor secara benar
serta segera melaporkan apa bila terjadi kerusakan.
15.2 Dasar surat-menyurat. 15.2.1 Kemampuan menulis dengan benar, singkat dan jelas.
15.2.2 Kemampuan mengguna-kan tanda baca dan tata bahasa yang
benar sekaligus meneliti kembali sebelum dikirim.
15.3 Mengurus/ menjaga system 15.3.1 Kemampuan menyimpan dokumen sesuai dengan prosedur
dokumen. keamanan perusahaan.
F. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, nonformal maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan


(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah menunjukkan
bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi tertentu.

RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta


mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan kemampuan
maupun keahliannya melalui program kursus dan pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa prinsip,


antara lain.
1. Mengutamakan transparasi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses
penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat
diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang membutuhkan)
maupun masyarakat umum
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh
badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari institusi
atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal tersebut
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi
RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas pada umumnya
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu lulusan
sesuai dengan standar yang di tetapkan
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi disiplin
perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk menyelenggarakan
program RPL.
I. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai
negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan
di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negara-negara
lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di
Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah
internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capaian
pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang
akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus
dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja
terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negara-negara
lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran
yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan
internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara
lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan
pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di
masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat
sampai saat ini, terutama dalam bidang teknik, pariwisata, kuliner, dan lain-
lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya
sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan kepemanduan wisata ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah: Lulusan dapat mengawali
karir kerja di bidang Kepemanduan Wisata tingkat Pramuwisata Muda.
B. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PERTAMANAN JENJANG II DAN III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal
dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor
kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul
di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam
sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan
dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan,
pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan
dan keahlian yang relevan baik secara bilateral, regional maupun
internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
(learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing
bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti
sektor perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain.
Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah
internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi
pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara
lain.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenaga-kerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum
meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi
antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar
19.692 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
nilek.online) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari
institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi
kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud
Nomor 131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman
dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan
lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang
belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau
memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun
implementasinya.
C. Uraian Program
Sesuai dengan asal katanya landschaft (Jerman), istilah lanskap berarti
lingkungan kehidupan manusia (fisik dan non fisik) yang terdiri dari
bangunan dan lingkungan buatan yang dikelilingi oleh lingkungan alami.
Sedangkan Menurut Forman & Godron; lanskap adalah suatu lahan
heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari sekelompok/ kumpulan
(cluster) ekosistem yang saling berinteraksi; kumpulan tersebut dapat
ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang
sama.
Didalam bahasa inggris tua, batasan kata “landscape” mempunyai arti
Wilayah/Region. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lanskap
adalah kesatuan wilayah di permukaan bumi yang terdiri dari kesatuan
ekosistem yang saling berinteraksi (batuan, air, udara, tumbuhan, hewan,
dan manusia).
(Motloch, John.L,1991,hal: 1) Pada pengertian kontemporernya, lanskap
digunakan sebagai istilah inklusif yang mencakup lingkungan alam dan
lingkungan urban. Lingkungan alam adalah lanskap alamiah, suburbia
adalah lanskap suburban, dan lingkungan dalam kota adalah lanskap
perkotaan.
Lanskap adalah bentang alam yang dapat dilihat oleh manusia di alam ini.
Lanskap yang baik adalah lanskap yang secara visual dan fungsinya indah
serta memiliki kesatuan. Agar dapat diperoleh suatu lanskap yang baik,
diperlukan suatu perencanaan yang tepat. Dalam merencanakan
perancangan suatu lanskap, selain perlu memperhatikan material-material
yang ada pada tapak tersebut, juga perlu memperhatikan peranan dan
keberadaan manusia dalam alam tersebut. Jadi, untuk dapat
merencanakan lanskap suatu wilayah menjadi lebih baik, seluruh sumber
daya di wilayah tersebut perlu dipertimbangkan
Pertamanan merupakan salah satu bidang yang dibutuhkan dan
diperlukan peran sertanya dalam rangka menjaga kelestarian Lingkungan
Hidup serta menciptakan keindahan lingkungan.
Pengertian taman adalah sebuah areal yang berisikan komponen material
keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja
direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat
penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman alami
dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah
tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani.
Taman merupakan sub sistem dari lanskap (landscape). Sehingga
pertimbangan perancangan taman perlu didasarkan pada pertimbangan
terhadap aspek-aspek suatu tapak terbatas.
Dengan pengertian lain taman adalah sebuah areal/tempat menyusun,
menata berbagai macam tanaman dengan menggunakan berbagai macam
media serta elemen-elemen tambahan dan juga wadah yang digunakan
agar terlihat keindahannya, kenyamanannya dan kesejukannya di dalam
dan di luar ruangan. Taman dijumpai sebagai Taman rumah tinggal,
Taman lingkungan, Taman bermain, Taman perkantoran, Taman kota,
Taman sekolah, Taman wisata dll.
Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan bidang usaha industri
pertamanan di Indonesia, hingga saat ini telah teridentifikasi beberapa
sektor pekerjaan bidang usaha pertamanan yang banyak digeluti dan
diminati para pengusaha industri pertamanan, baik tingkat perseorangan
maupun tingkat perusahaan, antara lain adalah 7 sektor dibawah ini, yaitu
meliputi:
1. perancangan taman;
2. pembangunan taman;
3. budi daya tanaman;
4. dekorasi taman;
5. pemeliharaan taman;
6. alih tanam pohon; dan
7. Topiari.
Rancangan SKL Pertamanan Jenjang II, III dan IV KKNI, bahan ajarannya
akan disusun sesuai tingkat kesulitan dan kompetensi kerja yang akan
dihadapinya. Yaitu sebagai berikut.
1. Bahan ajaran pada Jenjang II
Pemeliharaan Taman 1 (PMT1)
2. Bahan ajaran pada Jenjang III
a. Pemeliharaan Taman 2 (PMT2);
b. Pelaksanaan Pembangunan Taman (PBT);
c. Budi daya Tanaman (BDT); dan
d. Dekorasi Taman 1 (DKT1).
3. Bahan ajaran pada Jenjang IV
a. Dekorasi Taman 2 (DKT2);
b. Perancangan Taman (PRT);
c. Alih Tanam Pohon (ATP); dan
d. Topiari Tanaman (TT).
Program kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II KKNI, akan
menghasilkan tenaga kerja yang disebut sebagai “Pemelihara Taman”.
Program kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang III KKNI, akan
menghasilkan tenaga kerja yang disebut sebagai “Pelaksana Pembangunan
Taman”.
Program kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang IV KKNI, akan
menghasilkan tenaga kerja yang disebut sebagai “Perancang Taman”.
Dari ketujuh sektor pekerjaan bidang pertamanan tersebut diatas
(Perancangan Taman, Pembangunan Taman, Budi Daya Tanaman,
Dekorasi Taman, Pemeliharaan taman, Alih Tanam Pohon, dan Topiari),
sektor pekerjaan Pemeliharaan Taman merupakan sektor yang paling
banyak dibutuhkan tenaga kerjanya, juga sektor pekerjaan Pembangunan
Taman termasuk banyak dibutuhkan tenaga kerjanya oleh dunia usaha
dan industri Pertamanan.

Oleh karena itu, pada saat ini sektor Pemeliharaan Taman 1 (sesuai
kompetensi kerja pemeliharaan taman secara umum, dasar dan luas) akan
dijadikan prioritas program penyusunan SKL Pertamanan Jenjang II KKNI.
Sektor Pelaksanaan Pembangunan Taman ditambah dengan sektor Budi
Daya Tanaman dan Dekorasi Taman 1 (skala dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas) akan dijadikan prioritas program penyusunan SKL
Pertamanan Jenjang III KKNI.

Selanjutnya Sektor Pemeliharaan Taman 2 (sesuai kompetensi kerja


pemeliharaan taman spesifik taman dinding (vertical garden) dan taman
atap (roof garden), Perencanaan Taman, Alih Tanam Pohon, Topiari
Tanaman dan Dekorasi Taman (skala dalam gedung dan halaman bagian
wilayah taman kota) akan dimasukkan di dalam program penyusunan SKL
Pertamanan Jenjang IV KKNI yang akan datang.
Prioritas
Program

Jenjang
IV DKT2 PRT ATP TT

Jenjang
III PMT2 PBT BDT DKT1

Jenjang
II PMT1

Pemelihara Pelaksana Budidaya Dekorasi Perancang Alih Topiari


Taman Pemba- Tanaman Taman Taman Tanam Tanaman
ngunan
Pohon
Taman

Fokus
Program
Gambar 1: Bagan Kompetensi dan penjenjangan
Ke 1 Bidang Pertamanan
1. Nama program
Kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II dan III KKNI.
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan “Pertamanan
Jenjang II dan III KKNI” ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang antara lain:
1) memiliki pengetahuan umum bidang kerja pertamanan,
pengetahuan faktual, pengetahuan operasional dasar
hingga operasional yang lengkap terkait dengan fakta
bidang keterampilan pemeliharaan taman, pembangunan
taman, budi daya tanaman dan dekorasi taman skala
dalam gedung dan halaman gedung secara terbatas
(halaman rumah serta ruang luar gedung perkantoran)
yang praktis dan ekonomis;
2) memiliki keterampilan menggunakan peralatan taman
tanpa mesin (manual), memanfaatkan informasi dan
teknologi bidang pertamanan untuk membantu
pelaksanaan tugas kerjanya;
3) mampu bekerja secara mandiri, mampu bekerja sama dan
melakukan komunikasi dalam lingkup tim kerja
pemeliharaan taman, pembangunan taman, budi daya
tanaman dan dekorasi taman skala dalam gedung dan
halaman gedung secara terbatas, dengan pengawasan
langsung ataupun tidak langsung dari pihak pemberi
tugas; dan
4) bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri, dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain dan tanggung
jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan “Pertamanan
Jenjang II dan III KKNI” ini bertujuan:
1) memberikan nilai tambah dalam memenuhi kebutuhan
pasar kerja di bidang usaha dan industri pertamanan;
2) menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas
pemeliharaan taman (skala taman pekarangan rumah,
taman privat, taman lingkungan dan taman kota) secara
rutin, sehingga dapat mempertahankan pertumbuhan
tanaman (pohon, palem, tanaman semak, penutup tanah,
rumput dan tanaman air) dalam kondisi optimal, dapat
mempertahankan kesuburan media tanamnya, serta dapat
mempertahankan estetika taman dengan mengendalikan
pertumbuhan tanaman sesuai dengan desain awal taman;
3) menghasilkan lulusan yang mampu melaksanakan satu
tugas pemeliharaan taman dan serangkaian tugas
pembangunan taman, budi daya tanaman serta dekorasi
taman dengan skala ruang dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas, sehingga bisa menghasilkan
taman yang estetis/indah, sehat dengan media tanam
subur dan tidak membahayakan atau merusak
lingkungan; dan
4) memberikan nilai tambah dalam penguasaan pengetahuan
tentang manfaat taman sebagai sarana yang memiliki
fungsi estetika dan fungsi ekologis.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan “Pertamanan Jenjang II dan III
KKNI” ini dirancang bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:
a. bagi Lulusan kursus dan pelatihan Pertamanan, dapat
menguasai pengetahuan, memiliki sikap kerja dan
ketrampilan bidang pertamanan, sehingga dapat
dipergunakan sebagai bekal bekerja dan atau berwirausaha;
b. bagi Lembaga pengguna jasa pemeliharaan taman,
pembangunan taman, budi daya tanaman dan dekorasi taman
dengan skala ruang dalam gedung dan halaman gedung
secara terbatas, diharapkan dapat lebih mudah mendapatkan
tenaga kerja pertamanan (gardener) yang siap dan mampu
melaksanakan pekerjaan sesuai jenjang ketrampilannya; dan
c. bagi Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan
Pertamanan Jenjang II dan III KKNI, dapat menghasilkan
lulusan kursus dan pelatihan yang sesuai dengan standar
kompetensi ketrampilan di bidang Pertamanan.
4. Kualifikasi peserta
Kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II dan III KKNI ini
dapat diikuti oleh setiap warga Negara Indonesia dan tidak
tertutup bagi warga Negara asing dengan persyaratan pendidikan:
a. minimal lulus Sekolah Menengah Pertama/SMP atau yang
sederajat dan lulus wawancara yang dilakukan oleh lembaga
kursus untuk dapat mengetahui pengalaman kerjanya di
bidang pertamanan sebelumnya.
Kompetensi kerja lulusannya setara dengan Jenjang II KKNI.
b. minimal tamat Sekolah Menengah Atas/SMA atau yang
sederajat.
Kompetensi kerja lulusannya setara dengan Jenjang III KKNI.
5. Metode kursus dan pelatihan
Pelaksanaan kursus dan pelatihan dilakukan dengan cara
pemberian materi pelajaran teori di ruang kelas, belajar praktik di
lapangan melalui metode pembelajaran presentasi oral, gambar
dan audio-visual, demonstrasi, simulasi, pemecahan
masalah/kasus, diskusi dan anjangkarya (study tour) ke Taman
Rumah, Taman Kantor (Privat), Taman Kota atau Kebun
Raya/Taman Botani lainnya yang akan dipilih untuk menjadi
percontohan.
6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi diperlukan peserta didik untuk mendapatkan
pengakuan ketrampilan secara Nasional di bidang pertamanan
jenjang II dan III KKNI.
Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang
Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK). Uji
kompetensi dilaksanakan di suatu tempat yang disebut Tempat
Uji Kompetensi (TUK) yang telah diverifikasi oleh LSK
Pertamanan.
Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari ujian teori dan praktik
yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja terkait dengan aspek-aspek psikomotorik, kognitif dan
afektif sesuai dengan tingkat kesulitan pelaksanaan tugas dan
kompetensi kerjanya.
7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan oleh Satuan Pendidikan yang
terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
bidang pertamanan kepada peserta kursus dan pelatihan setelah
dinyatakan lulus dalam uji kompetensi sesuai jenjang kursus dan
pelatihan yang diikuti.
Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan
satu lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi
diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan
Pendidikan yang terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang pertamanan. Sertifikat yang diperoleh
dari program ini adalah Sertifikat “Pemelihara Taman” (untuk
lulusan Jenjang II KKNI) dan sertifikat “Pelaksana Pembangunan
Taman” (untuk lulusan Jenjang III KKNI).
D. Pengertian
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan
norma-norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku
dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
asesmen yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab
di dalam lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan deskripsi
kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan
dan diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang
KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI
dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen
Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
penyampaian dan penilaiannya sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan
lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, atau pendidikan informal ke dalam
sektor pendidikan formal.

II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Program kursus dan pelatihan Pertamanan, menghasilkan:
1. Lulusan Jenjang II KKNI, terampil dalam melaksanakan tugas-
tugas pemeliharaan taman meliputi:
a. pemeliharaan rutin elemen keras (hard material) taman yang
terdiri dari tugas pembersihan bangunan taman dan
perawatan rutin utilitas taman; dan
b. pemeliharaan rutin elemen lunak (soft material) taman yang
terdiri dari tugas penyiraman, pemupukan, pemangkasan,
penyulaman tanaman (penggantian dan penanaman kembali),
pembersihan sampah, meliputi tanaman pohon, palem,
tanaman semak-perdu, tanaman penutup tanah, rumput dan
tanaman air; serta tugas pengendalian hama, penyakit
tanaman dan gulma secara manual (tanpa bahan kimia).
2. Lulusan Jenjang III KKNI, terampil dalam melaksanakan tugas-
tugas yang meliputi:
a. pemeliharaan taman yang lebih spesifik, terdiri dari tugas
pemeliharaan taman dinding (vertical garden), taman atap (roof
garden) dengan sistem pot atau multipot; dan tugas
pengendalian hama, penyakit dan gulma secara kimiawi
(menggunakan bahan kimia yang sesuai);
b. pelaksanaan pembangunan taman, terdiri dari tugas
melaksanakan persiapan pembangunan taman melalui proses
dan tahapan pelaksanaan sampai dengan hasil akhir
pembangunan tama;
c. budi daya tanaman, terdiri dari tugas mulai dari penyiapan
perlengkapan, penyiapan media tanam, pelaksanaan
perbanyakan tanaman, sampai dengan usaha pemasaran; dan
d. dekorasi taman skala ruang dalam gedung dan halaman
gedung secara terbatas, terdiri dari tugas penjadwalan
pekerjaan, persiapan gambar kerja, peralatan, bahan, tenaga
kerja dan pelaksanaan pekerjaan dekorasi taman sesuai
desain yang telah disediakan.

B. Jabatan Kerja
1. Lulusan kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang II KKNI ini,
mendapat sebutan: Pemelihara Taman.
Pemelihara taman yang baru lulus dari pelatihan ini, dapat
mengawali karier kerja sebagai juru taman; mandor tukang;
pramuniaga tanaman; petugas pengendali HPT dan gulma (tanpa
bahan kimia); operator peralatan taman; pemangkas tanaman;
penyulam tanaman; pemupuk tanaman dan atau sebagai
penyiram taman.
Yang bekerja mandiri lingkup kerjanya pada skala taman
pekarangan rumah dan skala taman privat (perkantoran).
Dengan berjalannya waktu, pengalaman kerja dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut memungkinkan untuk peningkatan
kapasitas, kualitas karier kerja atau beralih ke profil lain yang
lebih tinggi.
2. Lulusan kursus dan pelatihan Pertamanan Jenjang III KKNI ini,
mendapat sebutan: Pelaksana Pembangunan Taman.
Pelaksana Pembangunan Taman yang baru lulus dari pelatihan
ini, dapat mengawali karier kerja sebagai pelaksana muda taman;
mandor taman; pengusaha kecil bibit tanaman, pelaksana teknis
lapangan; pelaksana teknis pengendalian hama, penyakit
tanaman dan gulma (menggunakan bahan kimia); pelaksana
teknis pemeliharaan taman dinding dan taman atap; pelaksana
teknis penyiapan rekrutmen tenaga kerja pembangunan elemen
lunak taman; pelaksana teknis pengadaan barang/jasa
pertamanan; pelaksana teknis pengolahan tanah lahan tanaman;
pelaksana teknis penyiapan media tanam; pelaksana teknis
proses penanaman; pelaksana teknis pemeriksaan hasil
penanaman; pelaksana teknis proses perbanyakan tanaman;
pelaksana teknis proses pembibitan; pelaksana teknis proses
dekorasi taman.
Dengan berjalannya waktu, pengalaman kerja dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut memungkinkan untuk peningkatan
kapasitas, kualitas karier kerja atau beralih ke profil lain yang
lebih tinggi.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan
kursus dan pelatihan adalah sesuai dengan ideologi Negara dan
budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan
nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia
pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang
membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai
berikut:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika, dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air serta mendukung perdamaian dunia;
d. mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original
orang lain; dan
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan Jenjang II KKNI
a. Mampu melaksanakan suatu tugas spesifik, dengan
menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan, serta menunjukan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja spesifik, sehingga mampu memilih
penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul.
c. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.
3. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan Jenjang III KKNI
a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas sepesifik, dengan
menterjemahkan informasi dan menggunakan alat,
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu
menunjukan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan
pengawasan tidak langsung.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-
prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang
keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang
lain.
4. Deskripsi capaian pembelajaran khusus
a. Capaian pembelajaran khusus lulusan Pertamanan Jenjang
II KKNI.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PERTAMANAN SESUAI KKNI
JENJANG II

SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan


TATA NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik
di dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan
original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
7. Memiliki sikap pikir (attitude) dan etika hidup
berkelanjutan dan ekologis dalam lingkup
tugasnya.
8. Memberikan pelayanan prima diukur dari tingkat
kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN 1. Mampu memelihara estetika/keindahan dan
DI BIDANG kesehatan taman (skala rumah dan kantor)
KERJA dengan menggunakan alat taman tanpa mesin dan
prosedur kerja yang lazim, meliputi kemampuan.
a. Mempertahankan pertumbuhan tanaman
(pohon, palem, tanaman semak-perdu,
tanaman penutup tanah, rumput dan
tanaman air) dalam kondisi optimal.
b. Mempertahankan kesuburan media tanam.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERTAMANAN SESUAI KKNI
JENJANG II

c. Mengendalikan hama, penyakit tanaman dan


gulma tanpa menggunakan bahan kimia.
d. Mempertahankan estetika taman dengan
mengendalikan pertumbuhan tanaman sesuai
dengan desain awal taman.
e. Menggunakan peralatan taman tanpa mesin
(manual) yang sesuai dengan tahapan proses
pemeliharaan kesehatan dan keindahan
taman.
f. Menggunakan prosedur pemeliharaan
kesehatan dan keindahan taman sesuai
dengan Standar Pelaksanaan Kerja yang
diterbitkan oleh Penyelenggara Kursus pada
Direktorat jenderal yang menangani bidang
kursus dan pelatihan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Mampu membuat rencana kerja rutin dan
menginformasikan rencana tersebut kepada
pengguna.
3. Mampu memberikan saran kepada pengguna
dalam hal pemeliharaan taman yang sehat dan
indah.
4. Mampu membuat laporan kerja dengan format
yang telah ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
pada Direktorat jenderal yang menangani bidang
kursus dan pelatihan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
5. Mampu menghitung biaya pemeliharaan taman
dan mempresentasikannya kepada pengguna.
6. Mampu memasarkan jasa pemeliharaan taman
dan tanaman menggunakan minimum salah satu
media sosial yang efektif dan efisien.
7. Mampu melakukan evaluasi mandiri atas
pekerjaan yang dilakukan melalui pengisian
kuesioner kepuasan pengguna.
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan terkait dengan pemeliharaan
YANG taman, meliputi.
DIKUASAI 1. Konsep umum taman yang sehat dan indah.
2. Pengetahuan faktual tentang.
a. Jenis, fungsi taman dan tanaman (pohon,
palem, tanaman semak, penutup tanah,
rumput dan tanaman air)
b. Media tanam.
c. Hama, penyakit dan gulma serta
pengendaliannya.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERTAMANAN SESUAI KKNI
JENJANG II

3. Pengetahuan faktual tentang jenis peralatan dan


bahan pemeliharaan taman.
4. Prinsip dan teknik penggunaan, perawatan,
penyimpanan peralatan dan bahan pemeliharaan
taman.
5. Pengetahuan prosedural pemeliharaan tanaman,
elemen keras taman, dan pemeliharaan taman.
6. Teknik menyusun laporan dan RAB dengan
format baku yang ditentukan oleh Penyelenggara
Kursus pada Direktorat jenderal yang menangani
bidang kursus dan pelatihan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
7. Teknik berkomunikasi efektif dengan pengguna,
khusus pada aspek pemeliharaan taman.
8. Teknik mengevaluasi diri dengan menyusun
kuesioner penilaian dengan format baku yang
ditentukan oleh Penyelenggara Kursus pada
Direktorat jenderal yang menangani bidang
kursus dan pelatihan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
9. Teknik pemasaran jasa pemeliharaan taman dan
tanaman menggunakan minimum satu teknologi
informasi yang efektif dan efisien.
HAK DAN 1. Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dalam
TANGGUNG- melaksanakan pemeliharaan taman dengan
JAWAB etoskerja yang baik.
2. Mampu memberikan bimbingan dalam teknik
pemeliharaan tanaman dan taman kepada rekan
kerja yang baru ataupun orang yang sedang
magang kerja.
b. Capaian pembelajaran khusus lulusan Pertamanan Jenjang
III KKNI.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PERTAMANAN SESUAI KKNI
JENJANG III

SIKAP DAN 1. Membangun dan membentuk karakter dan


TATA NILAI kepribadian manusia yang.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang
baik di dalam menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat.
e. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
g. Memiliki sikap pikir (attitude) dan etika hidup
berkelanjutan dan ekologis dalam lingkup
tugasnya.
h. Memberikan pelayanan prima diukur dari
tingkat kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI 1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik
BIDANG KERJA pada pemeliharaan taman yang lebih kompleks;
pelaksanaan pembangunan taman; budi daya
tanaman; serta dekorasi taman skala ruang dalam
gedung dan halaman gedung secara terbatas,
dengan memanfaatkan informasi, menggunakan
alat pertamanan dan pelaksanaan pekerjaannya
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja yang
tepat, meliputi kerja untuk.
a. Pemeliharaan taman dinding (vertical garden),
taman atap (roof garden) dengan sistem pot
atau multipot; pengendalian hama, penyakit
tanaman dan gulma dengan menggunakan
bahan kimia yang sesuai.
b. Ikut serta melaksanakan pekerjaan pra-
konstruksi taman.
c. Berperan serta membantu mengawasi proses
pelaksanaan pembangunan elemen keras
taman.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERTAMANAN SESUAI KKNI
JENJANG III

d. Berperan serta melaksanakan pekerjaan


konstruksi pembangunan elemen lunak taman.
e. Berperan serta melaksanakan pekerjaan pasca-
konstruksi taman.
f. Melakukan pembibitan tanaman (plant
nursery).
g. Melaksanakan proses perbanjakan tanaman
secara vegetative.
h. Menangani proses pembibitan.
i. Membuat dekorasi taman skala ruang dalam
gedung dan halaman pekarangan rumah serta
ruang luar gedung perkantoran sesuai
rancangan yang sudah disediakan.
j. Menggunakan prosedur pemeliharaan
kesehatan dan keindahan taman sesuai dengan
Standar Pelaksanaan Kerja yang diterbitkan
oleh Penyelenggara Kursus pada Direktorat
jenderal yang menangani bidang kursus dan
pelatihan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Mampu membuat rencana kerja serangkaian
tugas pelaksana pemeliharaan taman 2 (yang
lebih spesifik), pembangunan taman, budi daya
tanaman dan dekorasi taman 1 (skala ruang
dalam gedung dan halaman gedung secara
terbatas) kemudian menginformasikan rencana
kerja tersebut kepada pengguna jasa.
3. Mampu memberikan saran kepada pengguna
dalam hal pelaksanaan pemeliharaan taman
dinding dan taman atap sistem pot atau multipot,
pembangunan dan pembudi dayaan taman serta
pekerjaan dekorasi taman (skala ruang dalam
gedung dan halaman gedung secara terbatas)
yang sehat dan indah.
4. Mampu membuat laporan kerja dengan format
yang telah ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
pada Direktorat jenderal yang menangani bidang
kursus dan pelatihan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
5. Mampu menyusun usulan biaya pelaksanaan
pemeliharaan taman, tugas pembangunan taman,
tugas pekerjaan budi daya tanaman dan tugas
pekerjaan dekorasi taman serta
mempresentasikannya kepada pengguna.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERTAMANAN SESUAI KKNI
JENJANG III

6. Mampu memasarkan jasa pembangunan taman,


pekerjaan budi daya tanaman dan pekerjaan
dekorasi taman menggunakan minimum salah
satu media sosial yang efektif dan efisien
7. Mampu melakukan evaluasi mandiri ataupun
bersama tim kerja atas pekerjaan yang dilakukan
melalui pengisian kuesioner kepuasan pengguna.
8. Mampu bekerja mandiri dan atau di bawah
pengarahan serta pengawasan tidak langsung dari
atasannya atau pihak pengguna.
9. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi
dengan atasan maupun rekan kerja dalam
lingkup kerjanya.
10. Dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan
mutu hasil kerja orang lain.
PENGETAHUAN 1. Menguasai pengetahuan operasional yang
YANG DIKUASAI lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang
terkait dengan fakta di dalam pelaksanaan
pembangunan taman, pembudi dayaan tanaman,
dekorasi taman skala ruang dalam gedung dan
halaman gedung secara terbatas, meliputi
penguasaan.
a. Pengetahuan umum dan dasar-dasar mengenai
jenis dan fungsi instalasi bangunan dan utilitas
(hard material) taman,
b. Pengetahuan teknik perbanyakan tanaman,
c. Pengetahuan penyiapan bedeng tanaman,
d. Pengetahuan mengenai kesuburan tanah,
e. Pengetahuan mengenai pemupukan,
f. Pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dasar
wirausaha bidang pertamanan.
g. Pengetahuan mengenai proses dasar budi daya
tanaman,
h. Pengetahuan dasar mengenai proses pekerjaan
dekorasi taman,
i. Teknik menyusun laporan dan RAB dengan
format baku yang ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Teknik berkomunikasi efektif dengan pihak
pengguna, khususnya pada aspek yang terkait
pembangunan, budi daya taman dan dekorasi
taman.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERTAMANAN SESUAI KKNI
JENJANG III

3. Teknik mengevaluasi diri/kelompok dengan


menyusun kuesioner penilaian dengan format
baku yang ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
pada Direktorat jenderal yang menangani bidang
kursus dan pelatihan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
4. Teknik pemasaran jasa pembangunan taman,
budi daya tanaman dan dekorasi taman
menggunakan minimum satu teknologi informasi
yang efektif dan efisien
HAK DAN 3. Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dalam
TANGGUNG- melaksanakan pemeliharaan taman yang spesifik,
JAWAB pelaksanaan pembangunan taman, budi daya
tanaman dan atau dekorasi taman dengan
etoskerja yang baik.
4. Bertanggung jawab atas kuantitas dan mutu
hasil kerja orang lain di dalam tugas tim kerjanya
melaksanakan pemeliharaan tanaman,
pelaksanaan pembangunan taman, budi daya
tanaman dan atau dekorasi taman.
5. Mampu diberi tanggung jawab atas kuantitas dan
mutu kerja rekan dalam satu tim kerjanya.
D. Standar Kompetensi Lulusan.

1. Pertamanan Jenjang II:


a. Pemeliharaan Taman 1

INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Membentuk karakter 1.1 Bertakwa kepada Tuhan a. Ketepatan dalam menyebutkan prinsip-prinsip
lulusan kursus dan Yang Maha Esa. etika profesi bidang pertamanan.
pelatihan 1.2 Memiliki moral, etika b. Kesesuaian antara perilaku dengan pola pikir
pertamanan yang lingkungan hidup dan ekologis dalam tugas profesinya melalui uji
bertakwa, kepribadian yang baik di praktek simulasi kerja.
memiliki moral, dan dalam menyelesaikan c. Ketepatan menyebutkan langkah-langkah kerja
etika yang baik tugasnya. yang peduli lingkungan dan masyarakat
dalam menjalankan 1.3 Berperan sebagai warga sekitarnya.
tugas secara negara yang bangga dan
profesional dan cinta tanah air serta
bertanggung jawab. mendukung perdamaian
dunia.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
1.4 Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
1.5 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama
serta pendapat/temuan
original orang lain.
1.6 Menjunjung tinggi
penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.
1.7 Memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).
Kemampuan di Bidang Kerja
2. Melakukan 2.1 Melaksanakan pembersihan 2.1.1 Ketepatan mempertunjukkan dan
pemeliharaan / pencucian bangunan menggunakan peralatan yang sesuai dengan
elemen keras (hard taman, meliputi: fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
material) taman. toilet/kamar kecil, pagar, proses pencucian toilet/kamar kecil, pagar,
pergola, gazebo, jalur pejalan pergola, gazebo, jalur pejalan kaki dan tepian
kaki dan tepian jalan jalan kendaraan yang ada di taman, sesuai SOP
kendaraan. yang berlaku.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.1.2 Ketepatan mempraktekkan proses pencucian
toilet/kamar kecil, pagar, pergola, gazebo, jalur
pejalan kaki dan tepian jalan kendaraan yang
ada di taman, sesuai SOP dan tanpa
menimbulkan gangguan terhadap fungsi-fungsi
obyek di sekitarnya.
2.1.3 Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pencucian toilet/kamar
kecil, pagar, pergola, gazebo, jalur pejalan kaki
dan tepian jalan kendaraan ke tempat
penyimpanannya.
2.1.4 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2.2 Melaksanakan pembersihan 2.2.1 Ketepatan mempraktekkan proses pencucian
asesori taman, meliputi: ornamen/benda seni/hiasan patung,
ornamen/benda seni/hiasan bangku/kursi taman, sesuai SOP dan tanpa
patung, bangku/kursi menimbulkan gangguan terhadap fungsi-fungsi
taman, kolam taman, air obyek di sekitarnya.
mancur/air terjun mini. 2.2.2 Ketepatan mempraktekkan proses pencucian
ornamen/benda seni/hiasan patung,
bangku/kursi taman, sesuai SOP dan tanpa
menimbulkan gangguan terhadap fungsi-fungsi
obyek di sekitarnya.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.2.3 Ketepatan mempraktekkan proses pengambilan
kotoran dari air kolam, pemeriksaan kualitas
air kolam secara visual dan bau, penyikatan
dinding dan dasar kolam, penggantian air
kolam yang kotor dengan air bersih, serta
pemeriksaan rutin faktor keamanan dan
keselamatan fasilitas bermain anak-anak yang
ada di taman, sesuai SOP yang berlaku dan
tanpa menimbulkan gangguan terhadap fungsi-
fungsi obyek di sekitarnya.
2.2.4 Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pencucian ornamen/benda
seni/hiasan patung, bangku/kursi taman ke
tempat penyimpanannya.
2.2.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2.3 Melaksanakan pembersihan 2.3.1 Ketepatan mempertunjukkan dan
utilitas taman, meliputi: menggunakan peralatan yang sesuai dengan
jaringan pipa air/irigasi fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
taman, jaringan selokan proses pembersihan utilitas taman, sesuai SOP
air/drainase taman, lampu yang berlaku.
hias/penerangan taman dan 2.3.2 Ketepatan mempraktekkan proses identifikasi
fasilitas taman bermain anak adanya kerusakan ataupun kelainan pada
(Children play ground). perlengkapan saluran air irigasi dan
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
mempraktekkan proses pembersihan saluran
drainese taman, sesuai SOP yang berlaku agar
catu air irigasi tetap terjamin dan limpahan air
buangan bisa tersalur dengan lancar.
2.3.3 Ketepatan mempraktekkan proses penggantian
bola lampu taman yang mati dan
mempraktekkan proses pembersihan rumah
lampu taman, sesuai SOP yang berlaku.
2.3.4 Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pembersihan utilitas
taman ke tempat penyimpanannya.
2.3.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Melaksanakan 3.1 Melaksanakan pemeliharaan 3.1.1 Ketepatan mempertunjukkan dan
pemeliharaan tanaman pohon dan atau menggunakan peralatan yang sesuai dengan
material lunak palem. fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
(softscape). proses pemeliharaan tanaman pohon dan atau
palem, sesuai SOP yang berlaku.
3.1.2 Ketepatan menyebutkan waktu penyiraman
(pagi/sore hari dan atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan).
3.1.3 Ketepatan mempraktekkan proses penyiraman
pohon dan atau palem (minimal 70% perakaran
basah), sesuai SOP yang berlaku.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.1.4 Ketepatan mempraktekkan proses pemupukan
tanaman pohon dan atau palem (minimal 70%
dosis penggunaannya benar), dimasukkan ke
dalam lubang pemupukan dengan baik, titik
pemupukan disekitar tajuk terluar, pupuk
terpendam tanah, sesuai SOP yang berlaku.
3.1.5 Ketepatan menyebutkan jenis pupuk yang lazim
digunakan untuk pohon dan atau palem.
3.1.6 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
hama dan gulma yang tumbuh mengganggu
tanaman utama.
3.1.7 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
mekanis/fisik (penyiangan gulma;
pengambilan/penangkapan hama dengan
pinset/tangan terus dimusnahkan; dan
penggunaan bejana perangkap serangga),
sesuai SOP yang berlaku.
3.1.8 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
alami (penggunaan peptisida organik,
insektisida nabati, penyiangan gulma;
pengambilan/ penangkapan hama dengan
pinset/tangan; penggemburan tanah dan
pemupukan kembali), sesuai SOP yang berlaku.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.1.9 Melakukan minimal 70% mengendalikan gulma
dengan benar dan minimal 80% area bersih dari
gulma.
3.1.10 Ketepatan membuat rencana pangkasan pohon
dan atau palem sesuai perintah pemberi tugas
atau keinginan pemilik taman.
3.1.11 Ketepatan memilih cabang/ranting yang perlu
dipotong.
3.1.12 Ketepatan menggunakan alat dan teknik
pemangkasan (manual/ mekanis).
3.1.13 Ketepatan mempraktekkan pemangkasan
pohon dan atau palem sesuai gambar/sketsa
rencana, melakukan minimal 70% (tujuh puluh
persen) dari rencana pemangkasan
3.1.14 Ketepatan mengenali pohon dan atau palem
yang perlu disulam.
3.1.15 Ketepatan menyusun rencana kerja
penyulaman pohon dan atau palem,
berdasarkan SOP yang berlaku.
3.1.16Ketepatan memilih dan menggunakan alat yang
dibutuhkan untuk melaksanakan penyulaman
pohon dan atau palem.
3.1.17Ketepatan memilih tanaman pohon dan atau
palem pengganti yang sesuai untuk
penyulaman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.1.18Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman
pohon dan atau palm sesuai rencana kerja yang
benar.
3.1.19Ketepatan memasang penopang untuk tanaman
sulam (pengganti), sesuai SOP yang berlaku.
3.1.20Ketepatan mempraktekkan pencegahan sampah
daun pohon dan atau palm agar tidak masuk
ke dalam saluran drainase, sesuai SOP yang
berlaku.
3.1.21Ketepatan mempraktekkan pembersihan dan
pengumpulan seluruh sampah daun pohon dan
atau palm ke dalam karung penampung, tanpa
rasa canggung, menggunakan alat yang
semestinya. (minimal 80% area bersih).
3.1.22Ketepatan menerangkan proses pengangkutan
sampah terkumpul ke tempat pengkomposan
dan atau ke tempat pembuangan sementara,
sesuai prosedur yang benar.
3.1.23Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pemeliharaan tanaman
pohon dan atau palem ke tempat
penyimpanannya.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.1.24Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.2 Melaksanakan pemeliharaan 3.2.1 Ketepatan mempertunjukkan dan
tanaman semak-perdu. menggunakan peralatan yang sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
proses pemeliharaan tanaman semak-perdu,
sesuai SOP yang berlaku.
3.2.2 Ketepatan mempraktekkan proses penyiraman
semak-perdu (minimal 70% perakaran basah),
sesuai SOP yang berlaku.
3.2.3 Ketepatan menyebutkan waktu penyiraman
(pagi/sore hari dan atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan).
3.2.4 Ketepatan mempraktekkan proses pemupukan
tanaman semak-perdu (minimal 70% dosis
penggunaannya benar), dimasukkan ke dalam
lubang pemupukan dengan baik, titik
pemupukan disekitar tajuk terluar, pupuk
terpendam tanah, sesuai SOP yang berlaku.
3.2.5 Ketepatan menyebutkan jenis pupuk yang lazim
digunakan untuk tanaman semak-perdu.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.2.6 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
hama dan gulma yang tumbuh mengganggu
tanaman utama.
3.2.7 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
mekanis/fisik (penyiangan gulma;
pengambilan/penangkapan hama dengan
pinset/tangan terus dimusnahkan; dan
penggunaan bejana perangkap serangga),
sesuai SOP yang berlaku.
3.2.8 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
alami (penggunaan peptisida organik,
insektisida nabati, penyiangan gulma;
pengambilan/ penangkapan hama dengan
pinset/tangan; penggemburan tanah dan
pemupukan kembali), sesuai SOP yang berlaku.
3.2.9 Melakukan minimal 70% mengendalikan gulma
dengan benar dan minimal 80% area bersih dari
gulma.
3.2.10Ketepatan membuat rencana pangkasan
semak-perdu sesuai perintah pemberi tugas
atau keinginan pemilik taman.
3.2.11Ketepatan memilih cabang/ranting yang perlu
dipotong.
3.2.12Ketepatan menggunakan alat dan teknik
pemangkasan (manual/ mekanis).
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.2.13Ketepatan mempraktekkan pemangkasan
semak-perdu sesuai gambar/sketsa rencana,
melakukan minimal 70% dari rencana
pemangkasan.
3.2.14Ketepatan mengenali semak-perdu yang perlu
disulam.
3.2.15Ketepatan menyusun rencana kerja
penyulaman semak-perdu, berdasarkan SOP
yang berlaku.

3.2.16Ketepatan memilih dan menggunakan alat yang


dibutuhkan untuk melaksanakan penyulaman
semak-perdu.
3.2.17Ketepatan memilih tanaman semak-perdu
pengganti yang sesuai untuk penyulaman.
3.2.18Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman
semak-perdu sesuai rencana kerja yang benar.
3.2.19Ketepatan memasang penopang untuk tanaman
sulam (pengganti), apabila dibutuhkan.
3.2.20Ketepatan mempraktekkan pencegahan sampah
daun semak-perdu agar tidak masuk ke dalam
saluran drainase, sesuai SOP yang berlaku.
3.2.21Ketepatan mempraktekkan pembersihan dan
pengumpulan seluruh sampah daun semak-
perdu ke dalam karung penampung, tanpa rasa
canggung, menggunakan alat yang semestinya.
(minimal 80% area bersih).
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.2.22Ketepatan menerangkan proses pengangkutan
sampah terkumpul ke tempat pengkomposan
dan atau ke tempat pembuangan sementara,
sesuai prosedur yang benar.
3.2.23Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pemeliharaan tanaman
semak-perdu ke tempat penyimpanannya.
3.2.24Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.3 Melaksanakan pemeliharaan 3.3.1 Ketepatan mempertunjukkan dan
tanaman penutup tanah. menggunakan peralatan yang sesuai dengan
(ground cover). fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
proses pemeliharaan tanaman penutup tanah
(ground cover), sesuai SOP yang berlaku.
3.3.2 Ketepatan mempraktekkan proses penyiraman
tanaman penutup tanah (ground cover) (minimal
70% perakaran basah), sesuai SOP yang
berlaku.
3.3.3 Ketepatan menyebutkan waktu penyiraman
(pagi/sore hari dan atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan).
3.3.4 Ketepatan mempraktekkan proses pemupukan
tanaman penutup tanah (ground cover) (minimal
70% dosis penggunaannya pada area
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
pemupukan benar), cara penggunaannya sesuai
SOP yang berlaku.

3.3.5 Ketepatan menyebutkan jenis pupuk yang lazim


digunakan untuk tanaman penutup tanah
(ground cover).
3.3.6 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
hama dan gulma yang tumbuh mengganggu
tanaman utama.
3.3.7 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
mekanis/fisik (penyiangan gulma;
pengambilan/penangkapan hama dengan
pinset/tangan terus dimusnahkan; dan
penggunaan bejana perangkap serangga),
sesuai SOP yang berlaku.
3.3.8 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
alami (penggunaan peptisida organik,
insektisida nabati, penyiangan gulma;
pengambilan/ penangkapan hama dengan
pinset/tangan; penggemburan tanah dan
pemupukan kembali), sesuai SOP yang berlaku.
3.3.9 Melakukan minimal 70% mengendalikan gulma
dengan benar dan minimal 80% area bersih dari
gulma.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.3.10Ketepatan mengidentifikasikan area tanaman
penutup tanah (ground cover) yang perlu
dipangkas sesuai perintah pemberi tugas atau
keinginan pemilik taman.
3.3.11Ketepatan menggunakan alat dan teknik
pemangkasan (manual/ mekanis).
3.3.12Ketepatan mempraktekkan pemangkasan
tanaman penutup tanah (ground cover),
melakukan minimal 70% dari rencana area
pemangkasan.
3.3.13Ketepatan mengenali tanaman penutup tanah
(ground cover) yang perlu disulam.
3.3.14Ketepatan menyusun rencana kerja
penyulaman tanaman penutup tanah (ground
cover), berdasarkan SOP yang berlaku.
3.3.15Ketepatan memilih dan menggunakan alat yang
dibutuhkan untuk melaksanakan penyulaman
tanaman penutup tanah (ground cover).
3.3.16Ketepatan memilih tanaman penutup tanah
(ground cover) pengganti yang sesuai untuk
penyulaman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.3.17Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman
tanaman penutup tanah (ground cover) sesuai
rencana kerja yang benar (termasuk
pengolahan tanah dan pemberian pupuk dasar
sebelum penanaman kembali).
3.3.18Ketepatan mempraktekkan pencegahan sampah
daun tanaman penutup tanah (ground cover)
agar tidak masuk ke dalam saluran drainase,
sesuai SOP yang berlaku
3.3.19Ketepatan mempraktekkan pembersihan dan
pengumpulan seluruh sampah daun tanaman
penutup tanah (ground cover) ke dalam karung
penampung, tanpa rasa canggung,
menggunakan alat yang semestinya. (minimal
80% area bersih).
3.3.20Ketepatan menerangkan proses pengangkutan
sampah terkumpul ke tempat pengkomposan
dan atau ke tempat pembuangan sementara,
sesuai prosedur yang benar.
3.3.21Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pemeliharaan tanaman
penutup tanah (ground cover) ke tempat
penyimpanannya.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.3.22Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.4 Melaksanakan pemeliharaan 3.4.1 Ketepatan mempertunjukkan dan
rumput. menggunakan peralatan yang sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
proses pemeliharaan rumput, sesuai SOP yang
berlaku.
3.4.2 Ketepatan mempraktekkan proses penyiraman
rumput (minimal 70% perakaran basah), sesuai
SOP yang berlaku.
3.4.3 Ketepatan menyebutkan waktu penyiraman
(pagi/sore hari dan atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan).
3.4.4 Ketepatan mengenali rumput yang perlu
disulam.
3.4.5 Ketepatan memilih metode penyulaman
rumput, yaitu dengan teknik stolon, lempengan,
atau dengan teknik soding/karpet.
3.4.6 Ketepatan memilih rumput pengganti yang
sesuai untuk penyulaman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.4.7 Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman
rumput sesuai rencana kerja yang benar
(termasuk pengolahan tanah dan pemberian
pupuk dasar sebelum penanaman kembali, dan
pemberian lapisan media atas (topdressing)
pada rumput sulam, kemudian dilakukan
penyiraman).
3.4.7 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
hama dan gulma yang tumbuh mengganggu
tanaman utama
3.4.8 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
mekanis/fisik (penyiangan gulma;
pengambilan/penangkapan hama dengan
pinset/tangan terus dimusnahkan; dan
penggunaan bejana perangkap serangga),
sesuai SOP yang berlaku
3.4.10Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
alami (penggunaan peptisida organik,
insektisida nabati, penyiangan gulma;
pengambilan/ penangkapan hama dengan
pinset/tangan; penggemburan tanah dan
pemupukan kembali), sesuai SOP yang berlaku.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.4.11Melakukan minimal 70% mengendalikan gulma
dengan benar dan minimal 80% area bersih
dari gulma.
3.4.12Ketepatan mengenali rumput yang perlu
disulam.
3.4.13Ketepatan memilih metode penyulaman
rumput, yaitu dengan teknik stolon,
lempengan, atau dengan teknik soding/karpet.
3.4.14Ketepatan memilih rumput pengganti yang
sesuai untuk penyulaman
3.4.15Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman
rumput sesuai rencana kerja yang benar
(termasuk pengolahan tanah dan pemberian
pupuk dasar sebelum penanaman kembali, dan
pemberian lapisan media atas (topdressing)
pada rumput sulam, kemudian dilakukan
penyiraman)
3.4.16Ketepatan mengenali rumput yang perlu
disulam.
3.4.17Ketepatan memilih metode penyulaman
rumput, yaitu dengan teknik stolon,
lempengan, atau dengan teknik soding/karpet.
3.4.18Ketepatan memilih rumput pengganti yang
sesuai untuk penyulaman.
3.4.19Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman
rumput sesuai rencana kerja yang benar
(termasuk pengolahan tanah dan pemberian
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
pupuk dasar sebelum penanaman kembali, dan
pemberian lapisan media atas (topdressing)
pada rumput sulam, kemudian dilakukan
penyiraman).
3.4.20Ketepatan mempraktekkan pencegahan sampah
daun rumput agar tidak masuk ke dalam
saluran drainase, sesuai SOP yang berlaku.
3.4.21Ketepatan mempraktekkan pembersihan dan
pengumpulan seluruh sampah daun rumput ke
dalam karung penampung, tanpa rasa
canggung, menggunakan alat yang semestinya.
(minimal 80% area bersih).
3.4.22Ketepatan menerangkan proses pengangkutan
sampah terkumpul ke tempat pengkomposan
dan atau ke tempat pembuangan sementara,
sesuai prosedur yang benar.
3.4.23Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pemeliharaan rumput, ke
tempat penyimpanannya.
3.4.24Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.4.25Ketepatan mempertunjukkan dan
menggunakan peralatan yang sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
proses pemeliharaan rumput, sesuai SOP yang
berlaku.

3.5 Melaksanakan pemeliharaan 3.5.1 Ketepatan mempertunjukkan dan


tanaman air. menggunakan peralatan yang sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
proses pemeliharaan tanaman air, sesuai SOP
yang berlaku.
3.5.2 Ketepatan mempraktekkan proses penyiraman
tanaman air (minimal 70% perakaran basah),
sesuai SOP yang berlaku.
3.5.3 Ketepatan menyebutkan waktu penyiraman
(pagi/sore hari dan atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan).
3.5.4 Ketepatan mempraktekkan proses pemupukan
tanaman air (minimal 70% dosis
penggunaannya benar), cara penggunaannya
sesuai SOP yang berlaku.
3.5.5 Ketepatan menyebutkan jenis pupuk yang lazim
digunakan untuk tanaman air.
3.5.6 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
hama dan gulma yang tumbuh mengganggu
tanaman utama.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.5.7 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
mekanis/fisik (penyiangan gulma;
pengambilan/penangkapan hama dengan
pinset/tangan terus dimusnahkan; dan
penggunaan bejana perangkap serangga),
sesuai SOP yang berlaku.
3.5.8 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
alami (penggunaan peptisida organik,
insektisida nabati, penyiangan gulma;
pengambilan/ penangkapan hama dengan
pinset/tangan; penggemburan tanah dan
pemupukan kembali), sesuai SOP yang berlaku.
3.5.9 Melakukan minimal 70% mengendalikan gulma
dengan benar dan minimal 80% area bersih dari
gulma.
3.5.10Ketepatan mengidentifikasikan tanaman air
yang perlu dipangkas sesuai perintah pemberi
tugas atau keinginan pemilik taman.
3.5.11Ketepatan menggunakan alat dan teknik
pemangkasan (manual/ mekanis).
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.5.12Ketepatan mempraktekkan pemangkasan
tanaman air, melakukan minimal 70% dari
rencana pemangkasan
3.5.13Ketepatan mengenali tanaman air yang perlu
disulam.
3.5.14Ketepatan memilih dan menggunakan alat yang
dibutuhkan untuk melaksanakan penyulaman
tanaman air.
3.5.15Ketepatan memilih tanaman air pengganti yang
sesuai untuk penyulaman
3.5.16Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman
tanaman air sesuai rencana kerja yang benar.

3.5.17Ketepatan mempraktekkan pencegahan sampah


daun tanaman air agar tidak masuk ke dalam
saluran drainase, sesuai SOP yang berlaku.
3.5.18Ketepatan mempraktekkan pembersihan dan
pengumpulan seluruh sampah daun tanaman
air ke dalam karung penampung, tanpa rasa
canggung, menggunakan alat yang semestinya.
(minimal 80% area bersih).
3.5.19Ketepatan menerangkan proses pengangkutan
sampah terkumpul ke tempat pengkomposan
dan atau ke tempat pembuangan sementara,
sesuai prosedur yang benar.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.5.20Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pemeliharaan tanaman air
ke tempat penyimpanannya.
3.5.21Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3.6 Mengendalikan hama, 3.6.1 Ketepatan mempertunjukkan dan
penyakit tanaman dan menggunakan peralatan yang sesuai dengan
gulma secara manual, tanpa fungsi dan kegunaannya untuk pelaksanaan
bahan kimia. proses pengendalian hama, penyakit tanaman
dan gulma, sesuai SOP yang berlaku.
3.6.2 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
hama dan gulma yang tumbuh mengganggu
tanaman utama.
3.6.3 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
mekanis/fisik (penyiangan gulma;
pengambilan/penangkapan hama dengan
pinset/tangan terus dimusnahkan; dan
penggunaan bejana perangkap serangga),
sesuai SOP yang berlaku.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.6.4 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma secara
alami (penggunaan peptisida organik,
insektisida nabati, penyiangan gulma;
pengambilan/ penangkapan hama dengan
pinset/tangan; penggemburan tanah dan
pemupukan kembali), sesuai SOP yang berlaku.
3.6.5 Melakukan minimal 70% mengendalikan gulma
dengan benar dan minimal 80% area bersih dari
gulma.
3.6.6 Ketepatan mempraktekkan proses membuat
peptisida organik dan insektisida nabati yang
aman bagi lingkungan. (minimal 2 cara dengan
1- 2 atau lebih bahan baku, sesuai keperluan).
3.6.7 Ketepatan memberikan contoh minimal 3 jenis
cendawan, kutu, tungau, ulat, lalat atau
serangga yang sering menyerang tanaman.
3.6.8 Ketepatan memberikan contoh minimal 3 nama
penyakit tanaman yang sering menyerang
tanaman dan cara pengendaliannya.
3.6.9 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
gulma yang tumbuh mengganggu tanaman
utama.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.6.10 Ketepatan mempraktekkan proses pengendalian
gulma secara mekanis/fisik (penyiangan dengan
alat kored dan atau pencabutan dengan
tangan), sesuai SOP yang berlaku.
3.6.11 Melakukan minimal 70% mengendalikan gulma
dengan benar dan minimal 80% area bersih dari
gulma.
3.6.12Ketepatan mengatur kembali peralatan yang
telah selesai dipakai pengendalian hama,
penyakit tanaman dan gulma ke tempat
penyimpanannya.
3.6.13Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengetahuan yang Dikuasai
4 Menguasai 4.1 Konsep umum taman yang 4.1.1 Ketepatan menyebutkan dan menerangkan
pengetahuan sehat dan indah; nama/jenis dan fungsi tanaman di taman,
operasional dasar Pengetahuan faktual paling sedikit 20 nama/jenis tanaman pohon
serta pengetahuan mengenai fungsi tamanjenis dan atau palem, 20 nama/jenis tanaman
faktual mengenai dan jenis tanaman (pohon, semak-perdu dan tanaman air, 5 nama/jenis
tanaman dan proses palem, tanaman semak- tanaman penutup tanah/groun cover ataupun
pemeliharaan perdu, tanaman penutup rumput.
taman. tanah, rumput dan tanaman 4.1.2 Ketepatan menyebutkan tanaman yang butuh
air). banyak/sedikit air, tahan/kurang tahan
terhadap paparan sinar matahari langsung,
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
menyebutkan jenis/campuran media tanam
yang cocok untuk tanaman tertentu.
4.1.3 Ketepatan menyebutkan syarat tumbuh spesifik
yang baik untuk suatu tanaman tertentu.
4.2 Pengetahuan faktual tentang 4.2.1 Ketepatan menyebutkan dan menerangkan jenis
media tanam. media tanam yang sering digunakan untuk
pertumbuhan tanaman.
4.2.2 Ketepatan menjelaskan komposisi media tanam
yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman
tertentu.
4.2.3 Ketepatan menjelaskan perlunya dilakukan
pengolahan tanah dengan prosedur yang benar
dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman
tertentu.
4.2.4 Ketepatan menguraikan ciri-ciri tanah yang
subur untuk pertumbuhan tanaman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
4.3 Pengetahuan faktual tentang 4.3.1 Ketepatan menjelaskan dan menunjukan gejala
hama, penyakit tanaman adanya serangan hama penyakit tanaman
dan gulma serta
pengendaliannya. 4.3.2 Ketepatan menyebutkan jenis-jenis gulma yang
sering tumbuh diantara tanaman utama.
4.3.3 Ketepatan menjelaskan teknik pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma dengan
cara sederhana, tanpa menggunakan bahan
kimia.
4.4 Pengetahuan faktual tentang 4.4.1 Ketepatan menjelaskan fungsi dari peralatan
jenis peralatan dan bahan pengolahan tanah.
pemeliharaan taman. 4.4.2 Ketepatan menyebutkan jenis/nama peralatan
manual untuk penyiraman, pemangkasan,
pendangiran, pemupukan, pengendalian hama,
penyakit tanaman dan gulma serta peralatan
pembersihan taman.
4.4.3 Ketepatan menjelaskan cara penggunaan
peralatan manual pemeliharaan taman secara
baik dan sesuai prosedur yang bener.
4.5 Pengetahuan prosedural 4.5.1 Ketepatan menerangkan prosedur dasar
pemeliharaan tanaman dan penyiraman, pemangkasan, pemupukan,
taman. pengendalian hama, penyakit tanaman dan
gulma, kebersihan, penyulaman dan
pendangiran.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
4.5.2 Ketepatan memperhitungkan Kapasitas Kerja
Lapang yang dapat dicapai per-hari per-orang
pemelihara taman berdasarkan jenis tugasnya
dan berdasarkan kondisi lapangannya.
4.6 Pengetahuan prosedural 4.6.1 Ketepatan menyebutkan dan menerangkan
pemeliharaan elemen keras fungi dari berbagai jenis elemen keras taman.
(hardscape) taman.
4.6.2 Ketepatan menerangkan mengenai prosedur
pemeliharaan jenis bahan material kayu,
paving, beton, logam, fiber, dan kaca yang
digunakan menjadi bagian dari elemen keras
taman.

Hak dan tanggung jawab


5 Hak dan tanggung 5.1 Mampu dan berhak 5.1.1 Ketepatan menerangkan dan memberikan
jawab dalam memberikan bimbingan contoh tentang etika kerja, disiplin kerja,
menjalankan tugas teknik pemeliharaan pelaksanaan prosedur kerja yang baik dan
pekerjaan tanaman dan taman kepada benar.
pemeliharaan rekan kerja yang baru 5.1.2 Ketepatan menerangkan kembali pemahaman
taman. ataupun orang yang sedang terhadap maksud dan tujuan perintah kerja
magang kerja. dari pemberi tugas.
5.1.3 Ketepatan menunjukan cara berkomunikasi
kerja yang baik dan benar dalam melaksanakan
tugas pemeliharaan taman.
5.1.4 Ketepatan menjelaskan cara membuat laporan
kerja dengan format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta
cara menyusun RAB tugas pekerjaan
pemeliharaan taman.
5.1.5 Ketepatan menunjukan cara mempromosikan
layanan pekerjaan pemeliharaan taman kepada
para pihak pengguna jasa.
5.2 Bertanggung jawab atas 5.2.1 Ketepatan menjelaskan secara bijak dan sopan
pekerjaan sendiri dalam atas apabila ada perbedaan pendapat terhadap
melaksanakan pemeliharaan pemberi tugas maupun terhadap rekan satu tim
taman dengan etoskerja kerja dalam menjalankan tugas kerja yang
yang baik. harus dilakukan dengan baik dan benar.
5.2.2 Ketepatan proses penyesuaian diri pada situasi
kerja yang baru dengan mengikuti prosedur
yang benar dan baik.
5.2.3 Ketepatan menunjukan disiplin kerja dalam segi
waktu, prosedur dan penyelasaian tugas kerja
pemeliharaan taman.
5.2.4 Ketepatan menyesuaikan diri terhadap setiap
hasil kuesioner penilaian dengan format baku
yang ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
pada Direktorat jenderal yang menangani
bidang kursus dan pelatihan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, guna perbaikan
pelayanan pekerjaan pemeliharaan taman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
5.2.5 Ketepatan penyusunan materi dan teknik
pemasaran jasa pemeliharaan taman dan
tanaman menggunakan minimum satu
teknologi informasi yang efektif dan efisien.
2. Pertamanan Jenjang III:
a. Pemeliharaan Taman 2

ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR


NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
Sikap dan Tata Nilai
1. Membentuk karakter 1.1. Bertakwa kepada Tuhan a. Ketepatan menyebutkan dan menjelaskan prinsip-
lulusan kursus dan Yang Maha Esa. prinsip etika profesi bidang pertamanan.
pelatihan b. Ketepatan memberikan contoh tentang
pertamanan yang 1.2. Memiliki moral, etika penysesuaian antara perilaku dengan pola pikir
bertakwa, lingkungan hidup dan ekologis dalam tugas profesinya, melalui uji
memiliki moral, dan kepribadian yang baik di praktek simulasi kerja.
etika yang baik dalam menyelesaikan c. Ketepatan menyebutkan proses kerja yang
dalam menjalankan tugasnya. memperhatikan aspek K3 dan menunjukan
tugas secara 1.3 Berperan sebagai warga kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
profesional dan negara yang bangga dan sekitarnya.
bertanggung jawab. cinta tanah air serta
mendukung perdamaian
dunia.
1.4 Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
1.5 Menghargai
keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan,
dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
1.6 Menjunjung tinggi
penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.
1.7 Memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Melakukan 2.1 Melaksanakan pengendalian 2.1.1 Ketepatan penyiapan alat/bahan kimia untuk
pemeliharaan hama, penyakit dan gulma pengendalian hama, penyakit tanaman dan
material lunak mengunakan bahan kimia. gulma.
(softscape) yang 2.1.2 Ketepatan mengidentifikasikan jenis dan lokasi
spesifik. hama dan gulma yang tumbuh mengganggu
tanaman utama dan mempraktekkan cara
pembuangan gulma yang telah dicabut ke
tempat yang telah disediakan.
2.1.3 Ketepatan melaksanakan proses pengedalian
hama, penyakit dan gulma mengunakan bahan
kimia, sesuai SOP yang berlaku.
2.1.4 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material pengendalian
hama, penyakit tanaman dan gulma yang telah
selesai dipakai tugas ke tempat
penyimpanannya.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
2.1.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.2 Melaksanakan pemeliharaan 2.2.1 Ketepatan penyiapan bahan dan
taman dinding (vertical pengaturan/penyetelan alat untuk pemeliharaan
garden) dengan sistem pot taman dinding sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
atau multipot.
2.2.2 Ketepatan waktu penyiraman rutin tanaman
pada taman diding (cukup dilakukan satu
sampai dua kali sehari atau sesuai SOP yang
berlaku).
2.2.3 Ketepatan proses pembuangan air sisa
pengairan yang turun dari bagian paling atas ke
bagian paling bawah taman dinding (yang
terbuang percuma), apakah itu memerlukan
talang (gutter) atau langsung ke drainase, sesuai
SOP yang berlaku.
2.2.4 Ketepatan menyebutkan jenis/nama pupuk
(organik/anorganik) sesuai peruntukan
tanaman pada taman dinding.
2.2.5 Ketepatan proses pemupukan rutin tanaman
pada taman dinding. (Biasanya dengan
menggunakan sistem tabur jika pot mudah
dijangkau atau bisa menggunakan cara
pemupukan hidroponik, sesuai SOP yang
berlaku).
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
2.2.6 Ketepatan melaksanakan pangkasan
daun/ranting tanaman pada taman dinding,
sesuai pola rancangan yang telah disediakan.
2.2.7 Ketepatan mengatur periode waktu
pemangkasan tanaman pada taman dinding,
(maksimum 1-2 kali setahun atau sesuai SOP
yang berlaku untuk jenis tanaman tertentu).
2.2.8 Ketepatan memberikan penjelasan kepada
atasan atau pengguna jasa, terkait tanaman
pada taman dinding yang perlu disulam untuk
sanitasi tanaman yang mencakup pembuangan
daun tua yang sudah membusuk, merapikan
perakaran dan pelaksanaan pekerjaan
penyulaman tanaman.
2.2.9 Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman,
mencakup pencabutan, pembuangan tanaman
yang mati atau busuk, penyiapan media tanam,
pemberian pupuk dasar, penggantian dan
penanaman kembali tanaman sulam pada pot-
pot taman dinding.
2.2.10 Ketepatan mempraktekkan proses pencegahan
agar sampah daun tanaman dari taman dinding
tidak masuk ke dalam saluran drainase yang
berakibat penyumbatan.
2.2.11 Ketepatan mempraktekkan proses pengumpulan
seluruh sampah daun taman dinding ke dalam
karung/penampung sementara.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
2.2.12 Ketepatan proses pembersihan dan
pengembalian semua peralatan pemeliharaan
taman dinding yang telah selesai dipakai ke
tempat penyimpanannya.
2.2.13 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh Penyelenggara
Kursus pada Direktorat jenderal yang
menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.3 Melaksanakan pemeliharaan 2.3.1 Ketepatan penyiapan bahan dan
taman atap (roof garden). pengaturan/penyetelan alat untuk pemeliharaan
taman atap, sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
2.3.2 Ketepatan menempatkan sumber air dan
menjelaskan proses pembuangan air sisa
pengairan taman atap agar tidak menggenangi
atap, (dengan menggunakan talang (gutter) atau
langsung dialirkan ke saluran drainase).
2.3.3 Ketepatan menyebutkan jenis/nama pupuk
(organik/anorganik) sesuai peruntukan
tanaman pada taman atap.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
2.3.5 Ketepatan proses pemupukan rutin tanaman
pada taman atap. (Biasanya dengan
menggunakan sistem tabur jika pot mudah
dijangkau atau menggunakan cara pemupukan
hidroponik, sesuai SOP yang berlaku).
2.3.6 Ketepatan melaksanakan pangkasan
daun/ranting tanaman pada taman atap, sesuai
pola rancangan yang telah disediakan.
2.3.7 Ketepatan mengatur periode waktu
pemangkasan tanaman pada taman atap,
(maksimum 1-2 kali setahun atau sesuai SOP
yang berlaku untuk jenis tanaman tertentu).
2.3.8 Ketepatan memberikan penjelasan kepada
atasan atau pengguna jasa, terkait tanaman
pada taman atap yang perlu disulam untuk
sanitasi tanaman yang mencakup pembuangan
daun tua yang sudah membusuk, merapikan
perakaran dan pelaksanaan pekerjaan
penyulaman tanaman.
2.3.9 Ketepatan mempraktekkan proses penyulaman,
mencakup pencabutan, pembuangan tanaman
yang mati atau busuk, penyiapan media tanam,
pemberian pupuk dasar, penggantian dan
penanaman kembali tanaman sulam pada pot-
pot taman atap.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
2.3.10Ketepatan mempraktekkan proses pengumpulan
seluruh sampah daun tanaman taman atap ke
dalam karung/penampung sementara.
2.3.11Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan pemeliharaan taman atap yang
telah selesai dipakai ke tempat
penyimpanannya.
2.3.12Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengetahuan yang Dikuasai
3. Memiliki 3.1 Prinsip-prinsip pengetahuan 3.1.1 Ketepatan menjelaskan dan menunjukan gejala
pengetahuan pengendalian hama, adanya serangan hama penyakit tanaman.
operasional yang penyakit dan gulma 3.1.2 Ketepatan menyebutkan jenis-jenis gulma yang
lengkap, prinsip- menggunakan bahan kimia. sering tumbuh diantara tanaman utama.
prinsip serta konsep 3.1.3 Ketepatan menjelaskan teknik pengendalian
umum yang terkait hama, penyakit tanaman dan gulma dengan
dengan fakta dalam cara sederhana, dengan menggunakan bahan
tugas pengendalian kimia.
hama, penyakit dan 3.2 Prinsip-prinsip pengetahuan 3.2.1 Ketepatan menyebutkan jenis, fungsi tanaman
gulma; pemeliharaan mengenai jenis tanaman hias dalam pot, paling sedikit 10 nama/jenis
taman dinding dan untuk taman dinding dan tanaman hias dan 3 nama/jenis tanaman air.
taman atap. taman atap dengan sistem 3.2.2 Ketepatan menyebutkan 4 karakteristik
pot atau multipot. tanaman hias dan tanaman air.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
3.2.3 Ketepatan menyebutkan syarat tumbuh 4
nama/jenis tanaman hias yang lazim dibudi
dayakan untuk suatu taman dinding dan taman
atap dengan sistem pot atau multipot.
3.3 Prinsip-prinsip pengetahuan 3.3.1 Ketepatan menyebutkan dan menerangkan
media tanaman untuk tentang jenis media tanam.
taman dinding dan taman 3.3.2 Ketepatan menjelaskan komposisi media tanam
atap dengan sistem pot atau yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman
multipot. tertentu dalam pot.
3.3.3 Ketepatan menjelaskan perlunya dilakukan
pengolahan tanah dengan prosedur yang benar
dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman
tertentu dalam pot yang sering digunakan di
taman dinding dan taman atap.
3.3.4 Ketepatan menguraikan ciri-ciri tanah yang
subur untuk pertumbuhan tanaman.
3.4 Pengetahuan dasar peralatan 3.4.1 Ketepatan menyebutkan jenis dan fungsi dari
taman peralatan untuk pemeliharaan elemen keras
taman dan untuk pengolahan tanah media
tanam.
3.4.2 Ketepatan menyebutkan jenis/nama peralatan
manual untuk kerja penyiraman, pemangkasan
tanaman, pendangiran, pemupukan,
pengendalian hama, penyakit tanaman dan
gulma serta peralatan pembersihan area taman.
3.4.3 Ketepatan menyebutkan cara penggunaan
peralatan manual tertentu secara baik dan
benar.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
3.5 Pengetahuan dasar 3.5.1 Ketepatan menyebutkan prinsip dasar
Pemeliharaan tanaman penyiraman, pemangkasan, pemupukan,
spesifik untuk taman kebersihan, penyulaman dan pendangiran
dinding dan taman atap khusus pada pemeliharaan taman dinding dan
dengan sistem pot atau taman atap.
multipot. 3.5.2 Ketepatan memperhitungkan Kapasitas Kerja
Lapang yang dapat dicapai per-hari per-orang
pemelihara taman dinding dan taman atap
berdasarkan jenis tugasnya dan berdasarkan
kondisi lapangannya.
Hak dan Tanggung Jawab
4. Hak dan tanggung 4.1 Mampu dan bertanggung a. Ketepatan menerangkan dan memberikan
jawab dalam jawab atas pekerjaan sendiri contoh tentang etika kerja, disiplin kerja,
menjalankan tugas dalam melaksanakan pelaksanaan prosedur kerja yang baik dan
pekerjaan pemeliharaan taman dinding benar.
pemeliharaan taman dan atau taman atap serta b. Ketepatan menerangkan kembali pemahaman
dinding dan atau pengedalian hama, penyakit terhadap maksud dan tujuan perintah kerja
taman atap serta dan gulma yang dari pemberi tugas.
pengedalian hama, menyerangnya, dengan etos
penyakit dan gulma kerja yang baik.
yang menyerangnya.
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
4.2 Mampu diberi tanggung c. Ketepatan menujukkan kerja sama tim dan cara
jawab atas kuantitas dan berkomunikasi kerja yang baik, benar, efisien
mutu hasil kerja rekan- dan efektif dalam rangka menyelesaikan tugas
rekan di dalam tugas tim pekerjaannya sesuai target yang diberikan oleh
kerjanya dalam pengguna jasa.
melaksanakan pemeliharaan d. Ketepatan menyebutkan tupoksi (tugas pokok
taman dinding dan atau posisi) yang diamanatkan oleh pihak pemberi
taman atap serta tugas/pengguna jasa.
pengedalian hama, penyakit c. Ketepatan menyesuaikan diri terhadap setiap
dan gulma yang hasil kuesioner penilaian dengan format baku
menyerangnya. yang ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
pada Direktorat jenderal yang menangani
bidang kursus dan pelatihan, Kementerian
d. Pendidikan dan Kebudayaan, guna perbaikan
pelayanan pekerjaan pemeliharaan taman.
e. Ketepatan menjelaskan cara membuat laporan
kerja dengan format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta
cara menyusun RAB tugas pekerjaan
pemeliharaan taman.
f. Ketepatan menunjukan cara mempromosikan
layanan pekerjaan pemeliharaan taman kepada
para pihak calon pengguna jasa pertamanan
(dengan cara melakukan penyusunan materi dan
menerapkan teknik pemasaran jasa
pemeliharaan taman dinding dan atau taman
ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI
KELULUSAN
atap serta pengedalian hama, penyakit dan
gulma yang menyerangnya, menggunakan
minimum satu teknologi informasi yang efektif
dan efisien).
b. Pelaksana Pembangunan Taman

INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Membentuk karakter 1.1 Bertakwa kepada Tuhan a. Ketepatan menyebutkan dan menjelaskan prinsip-
lulusan kursus dan Yang Maha Esa. prinsip etika profesi bidang pertamanan.
pelatihan b. Ketepatan memberikan contoh tentang
pertamanan yang 1.2 Memiliki moral, etika penysesuaian antara perilaku dengan pola pikir
bertakwa, lingkungan hidup dan ekologis dalam tugas profesinya, melalui uji
memiliki moral, dan kepribadian yang baik di praktek simulasi kerja.
etika yang baik dalam menyelesaikan c. Ketepatan menyebutkan proses kerja yang
dalam menjalankan tugasnya. memperhatikan aspek K3 dan menunjukan
tugas secara 1.3 Berperan sebagai warga kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
profesional dan negara yang bangga dan sekitarnya.
bertanggung jawab. cinta tanah air serta
mendukung perdamaian
dunia.
1.4 Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
1.5 Menghargai
keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan,
dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
1.6 Menjunjung tinggi
penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.
1.7 Memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).
Kemampuan di Bidang Kerja
2. Melaksanakan 2.1 Mempersiapkan tenaga kerja 2.1.1 Ketepatan menjelaskan fungsi utama tenaga
pekerjaan pra terkait pembangunan taman. kerja pertamanan terkait pada tugas
konstruksi taman. pembangunan elemen keras (hard scape)
taman.
2.1.2 Ketepatan menjelaskan fungsi utama tenaga
kerja pertamanan terkait pada tugas
pembangunan elemen lunak (soft scape) taman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.1.3 Ketepatan menyebutkan tugas-tugas spesifik
tenaga kerja pertamanan terkait dalam
pelaksanaan pembangunan elemen lunak (soft
scape) taman.
2.1.4 Ketepatan menyebutkan syarat keterampilan
yang perlu dimiliki tenaga kerja pertamanan
yang bisa diposisikan sebagai tenaga
pembangunan elemen lunak (soft scape) taman.
2.1.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.2 Mempersiapkan lahan tapak 2.2.1 Ketepatan penyiapan dan pengaturan/
taman. penyetelan alat untuk proses persiapan lahan
tapak taman, sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
2.2.2 Ketepatan pembersihan lahan tapak taman dari
batu-batuan dan gulma sebelum dimulai proses
penanaman dan atau budi daya tanaman,
minimum 70% area bersih dalam praktek uji
simulasi.
2.2.3 Ketepatan penggemburan lahan tapak taman
yang sudah bersih dari batu dan gulma sesuai
SOP yang berlaku, minimum 70% area gembur
dalam praktek uji simulasi
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.2.4 Ketepatan pembuatan lubang untuk
pemupukan lahan tapak taman yang sudah
gembur, sesuai SOP yang berlaku, minimum
70% area terlubangi dalam praktek uji simulasi.
2.2.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.3 Melaksanakan tugas 2.3.1 Ketepatan menyebutkan jenis/nama
pengadaan barang/jasa barang/jasa material keras (hard material)
material keras kebutuhan kebutuhan utama pembangunan taman.
pembangunan taman.
2.3.2 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.3.3 Ketepatan menerangkan alur proses pengadaan
barang/jasa material keras kebutuhan
pembangunan taman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.4 Melaksanakan pengadaan 2.4.1 Ketepatan menyebutkan jenis/nama
barang/jasa material lunak barang/jasa material lunak (soft material)
kebutuhan pembangunan kebutuhan pembangunan taman.
taman
2.4.2 Ketepatan menerangkan alur proses pengadaan
barang/jasa material lunak kebutuhan
pembangunan taman.

2.4.3 Ketepatan membuat laporan kerja dengan


format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Melaksanakan 3.1 Melaksanakan pekerjaan 3.1.1 Ketepatan penyiapan bahan, pengaturan/
pekerjaan pengolahan tanah taman. penyetelan alat untuk pengolahan tanah taman
konstruksi sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
pembangunan 3.1.2 Ketepatan menyebutkan macam-macam tugas
elemen lunak pengolahan tanah pada tapak taman, sesuai
taman. dengan pola sketsanya.
3.1.3 Ketepatan proses pemupukan pada lubang yang
telah dibuat pada tahap mempersiapkan lahan
tapak taman, sesuai SOP yang berlaku.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.1.4 Ketepatan pemberian campuran media tanam
lainnya pada tanah tapak taman sesuai
kebutuhan spesifik tanaman yang akan
ditanam. Minimum 3 spesifikasi tanaman yang
berbeda dilakukan dalam uji simulasi.
3.1.5 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material yang telah
selesai dipakai tugas pengolahan tanah ke
tempat penyimpanannya
3.1.6 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.2 Melaksanakan pekerjaan 3.2.1 Ketepatan penyiapan bahan, pengaturan/
penanaman tanaman. penyetelan alat untuk penanaman tanaman
sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
3.2.2 Ketepatan mengatur jarak lubang tanam dan
penjelasannya sesuai karakteristik jenis
tanamannya.
3.2.3 Ketepatan penempatan jenis tanaman sesuai
pola desain taman.
3.2.4 Ketepatan proses penanaman masing-masing
jenis/nama tanaman sesuai prosedur atau alur
proses yang benar
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.2.5 Ketepatan waktu penyiraman dan pencabutan
gulma agar bibit tanaman yang sudah tertanam
bisa dipertahankan selalu kecukupan air dan
nutrisi sehingga bisa tumbuh dengan baik.
3.2.6 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material yang telah
selesai dipakai tugas penanaman ke tempat
penyimpanannya.
3.2.7 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Melaksanakan 4.2 Melaksanakan pemeriksaan 4.2.1 Ketepatan proses pemeriksaan kelengkapan
pekerjaan pasca- hasil konstruksi material hasil konstruksi material keras taman sesuai
konstruksi taman. keras taman. dengan spesifikasi desainnya.
4.2.2 Ketepatan membandingkan hasil pemeriksaan
kualitas konstruksi material keras taman
terhadap spesifikasi rancangannya.
4.2.3 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
4.3 Melaksanakan pemeriksaan 4.3.1 Ketepatan membandingkan antara hasil
hasil penanaman tanaman. pekerjaan penanaman dengan pola sketsa di
dalam desain rancangannya.
4.3.2 Ketepatan dalam member tanda pada tanaman
hasil penanaman yang akan tetap tumbuh dan
yang menunjukan gejala akan mati/tidak bisa
tumbuh dan perlu diganti.
4.3.3 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4.4 Melaksanakan pekerjaan 4.4.1 Ketepatan penyiapan bahan, pengaturan/
perawatan tanaman penyetelan alat untuk perawatan tanaman
sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
4.3.2 Ketepatan proses penyiraman tanaman, sesuai
SOP yang berlaku.
4.3.3 Ketepatan periode waktu pemupukan, sesuai
kebutuhan pertumbuhan tanaman.
4.3.4 Ketepatan proses penyiangan tanaman, sesuai
SOP yang berlaku guna mempertahankan
keindahan dan kesehatan tanaman.
4.3.5 Ketepatan proses penyulaman tanaman, sesuai
SOP yang berlaku untuk tanaman yang rusak
dan atau mati.
4.3.6 Ketepatan proses pengendalian hama, penyakit
tanaman dan gulma, sesuai SOP yang berlaku.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
4.3.7 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material yang telah
selesai dipakai tugas perawatan taman ke
tempat penyimpanannya.
4.3.8 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan.

Pengetahuan yang Dikuasai


5. Memiliki 5.1 Pengetahuan umum dan 5.1.1 Ketepatan menjelaskan dan menyebutkan
pengetahuan dasar-dasar mengenai jenis jenis/nama instalasi bangunan dan utilitas
operasional yang dan fungsi instalasi taman.
lengkap, prinsip- bangunan dan utilitas (hard
5.1.2 Ketepatan menjelaskan fungsi atau kegunaan
prinsip serta konsep material) taman
dan memberikan contoh instalasi bangunan
umum yang terkait
dan utilitas taman.
dengan fakta dalam
tugas pelaksanaan 5.2 Pengetahuan umum dan 5.2.1 Ketepatan penempatan tenaga kerja
pembangunan dasar-dasar mengenai pertamanan sesuai organisasi penugasan pada
taman. pengelolaan sumber daya pelaksanaan pembangunan taman.
manusia dalam pelaksanaan 5.2.2 Ketepatan menerangkan penerapan nilai
pembangunan taman. insentif bagi tenaga kerja sesuai standar upah
yang berlaku dan tupoksinya.
5.3 Pengetahuan dasar sistim 5.3.1 Ketepatan menyebutkan elemen system irigasi
irigasi taman. taman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
5.3.2 Ketepatan menghitung volume kebutuhan air
irigasi taman per hari sesuai ketentuan yang
berlaku.
5.3.3 Ketepatan membuat bagan jaringan irigasi
taman yang efisien dan efektif.
5.4 Pengetahuan dasar jaringan 5.4.1 Ketepatan menyebutkan elemen system
drainase taman. drainase taman.
5.4.2 Ketepatan memperkirakan volume maksimum
air yang terbuang melalui jaringan/selokan
drainase taman setiap saat.
5.4.3 Ketepatan membuat bagan jaringan drainase
taman yang efisien dan efektif.
5.5 Pengetahuan tentang 5.5.1 Ketepatan menyebutkan asesori taman yang
accessories taman. lazim ada dalam suatu taman.
5.5.2 Ketepatan penempatan asesori taman yang
tidak mengganggu pergerakan pekerja taman
dalam melaksanakan tugasnya.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Hak dan Tanggung Jawab


6 Hak dan tanggung 6.1 Mampu dan bertanggung a. Ketepatan menerangkan dan memberikan
jawab dalam jawab atas pekerjaan sendiri contoh tentang etika kerja, disiplin kerja,
menjalankan tugas dalam melaksanakan pelaksanaan prosedur kerja yang baik dan
pekerjaan pemeliharaan taman dinding benar.
pelaksanaan dan atau taman atap serta b. Ketepatan menerangkan kembali pemahaman
pembangunan pengedalian hama, penyakit terhadap maksud dan tujuan perintah kerja
taman. dan gulma yang dari pemberi tugas.
menyerangnya, dengan c. Ketepatan menujukkan kerja sama tim dan cara
etoskerja yang baik. berkomunikasi kerja yang baik, benar, efisien
dan efektif dalam rangka menyelesaikan tugas
pekerjaannya sesuai target yang diberikan oleh
6.2 Mampu diberi tanggung pengguna jasa.
jawab atas kuantitas dan d. Ketepatan menyebutkan tupoksi (tugas pokok
mutu hasil kerja rekan- posisi) yang diamanatkan oleh pihak pemberi
rekan di dalam tugas tim tugas/pengguna jasa.
kerjanya dalam e. Ketepatan menyesuaikan diri terhadap setiap
melaksanakan pemeliharaan hasil kuesioner penilaian dengan format baku
taman dinding dan atau yang ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
taman atap serta pada Direktorat jenderal yang menangani
pengedalian hama, penyakit bidang kursus dan pelatihan, Kementerian
dan gulma yang Pendidikan dan Kebudayaan, guna perbaikan
menyerangnya. pelayanan pekerjaan pemeliharaan taman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
f. Ketepatan menjelaskan cara membuat laporan
kerja dengan format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta
cara menyusun RAB tugas pekerjaan
pemeliharaan taman.
g. Ketepatan menunjukan cara mempromosikan
layanan pekerjaan pembangunan taman kepada
para pihak calon pengguna jasa pertamanan
(dengan cara melakukan penyusunan materi
dan menerapkan teknik pemasaran jasa
pembangunan taman, menggunakan minimum
satu teknologi informasi yang efektif dan
efisien).
c. Budi daya Tanaman

INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Membentuk karakter 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Ketepatan menyebutkan dan menjelaskan
lulusan kursus dan Maha Esa. prinsip-prinsip etika profesi bidang pertamanan.
pelatihan b. Ketepatan memberikan contoh tentang
pertamanan yang 1.2 Memiliki moral, etika penysesuaian antara perilaku dengan pola pikir
bertakwa, lingkungan hidup dan ekologis dalam tugas profesinya, melalui uji
memiliki moral, dan kepribadian yang baik di praktek simulasi kerja.
etika yang baik dalam menyelesaikan c. Ketepatan menyebutkan proses kerja yang
dalam menjalankan tugasnya. memperhatikan aspek K3 dan menunjukan
tugas secara 1.3 Berperan sebagai warga kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
profesional dan negara yang bangga dan cinta sekitarnya.
bertanggung jawab. tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
1.4 Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
1.5 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
1.6 Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.
1.7 Memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan
kerja (K3).

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Melakukan kegiatan 2.1 Menyiapkan peralatan, 2.1.1 Ketepatan penyiapan dan pengaturan/
pembibitan tanaman perlengkapan, bahan. penyetelan alat untuk kegiatan pembibitan
(plant nursery). tanaman (plant nursery), sesuai SOP yang
berlaku.
2.1.2 Ketepatan menunjukan dan menerangkan
jenis serta fungsi peralatan yang lazim
digunakan dalam pekerjaan budi daya
tanaman.
2.1.3 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.2 Menyiapkan bedeng, meja- 2.2.1 Ketepatan meperhitungkan dan memberi
kursi pembibitan. contoh ukuran bedeng pembibitan sesuai
kebutuhan dan sesuai SOP yang berlaku.
2.2.2 Ketepatan memperkirakan jumlah/ukuran
meja-kursi pembibitan sesuai kebutuhan dan
sesuai SOP yang berlaku.
2.2.3 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.3 Menyiapkan sumber air. 2.3.1 Ketepatan penempatan kran-kran air
kebutuhan proses pembibitan tanaman.
2.3.4 Ketepatan mengatur pembuangan sisa air yang
telah digunakan sesuai SOP yang berlaku.
2.3.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.4 Menyemai benih di kotak 2.4.1 Ketepatan penyiapan bahan, pengaturan/
pembibitan (tray). penyetelan alat untuk penyemaian benih
sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
2.4.2 Ketepatan proses penyemaian benih sesuai
SOP yang berlaku.
2.4.3 Ketepatan pemilihan ukuran kotak pembibitan
(tray), sesuai jenis tanaman.
2.4.4 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.5 Melaksanakan perbanyakan 2.5.1 Ketepatan penyiapan bahan, pengaturan/
tanaman secara vegetatif. penyetelan alat untuk perbanyakan tanaman
sesuai fungsi dan jenis tugasnya.
2.5.2 Ketepatan menjelaskan proses perbanyakan
tanaman secara vegetatif.
2.5.3 Ketepatan pelaksanaan proses
stek/cangkok/okulasi ataupun eten tanaman,
sesuai SOP yang berlaku, minimum 2 macam
proses dipraktekkan dalam uji simulasi.
2.5.4 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material yang telah
selesai dipakai tugas perbanyakan tanaman ke
tempat penyimpanannya.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.5.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Menangani proses 3.1 Mempersiapkan bedeng 3.1.1 Ketepatan memperhitungkan dan memberi
pembibitan. persemaian. contoh ukuran bedeng persemaian sesuai
kebutuhan dan sesuai SOP yang berlaku.
3.1.2 Ketepatan menerangkan bahan campuran
media tanam yang digunakan dan sesuai jenis
tanamannya.
3.2.3 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.3 Melaksanakan penyemaian 3.3.1 Ketepatan penyiapan bahan, pengaturan/
bibit di bedeng persemaian. penyetelan alat untuk penyemaian bibit di
bedeng persemaian sesuai fungsi dan jenis
tugasnya.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.3.2 Ketepatan menerangkan alur proses
penyemaian bibit di bedengan, sesuai SOP
yang berlaku
3.3.3 Ketepatan member tanda pada bibit yang
sudah siap dipindahkan dari dari bedeng
persemaian, sesuai SOP yang berlaku.
3.3.4 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material yang telah
selesai dipakai tugas penyemaian bibit ke
tempat penyimpanannya.
3.3.5 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3.4 Melaksanakan pemeliharaan 3.4.1 Ketepatan penyiapan dan pengaturan/
pertumbuhan bibit tanaman. penyetelan alat untuk pemeliharaan
pertumbuhan bibit tanaman sesuai fungsi dan
jenis tugasnya.
3.4.2 Ketepatan mengatur waktu dan volume
penyiraman benih dan bibit tanaman, sesuai
SOP yang berlaku.
3.4.3 Ketepatan metode perlindungan terhadap
adanya tiupan angin, lebatnya curah hujan
dan gangguan dari binatang/ternak pada
proses persemaian dan pembibitan.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.4.4 Ketepatan mengatur intensitas penyinaran
cahaya mata-hari yang dibutuhkan pada
proses pembibitan, sesuai SOP yang berlaku.
3.4.5 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material yang telah
selesai dipakai tugas pemeliharaan
pertumbuhan bibit tanaman ke tempat
penyimpanannya.
3.4.6 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengetahuan yang Dikuasai
4. Memiliki 4.1 Pengetahuan teknik 4.1.1 Ketepatan menerangkan alur proses
pengetahuan perbanyakan tanaman. perbanyakan tanaman.
operasional yang
lengkap, prinsip-
4.1.2 Ketepatan menjelaskan teknik-teknik
prinsip serta konsep
perbanyakan tanaman yang lazim dilakukan.
umum yang terkait
dengan fakta dalam
tugas pelaksanaan
budi daya taman.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
4.2 Pengetahuan penyiapan 4.2.1 Ketepatan menyebutkan prasarana yang
bedeng tanaman. diperlukan untuk pembangunan suatu bedeng
tanaman.
4.2.2 Ketepatan menyebutkan elemen-elemen suatu
bedeng tanaman dan menerangkan fungsinya.
4.3 Pengetahuan mengenai 4.3.1 Ketepatan menyebutkan unsur-unsur
kesuburan tanah. penyubur tanah dan beri penjelasan.

4.3.2 Ketepatan menerangkan alur proses


penyuburan tanah yang lazim dilakukan.
4.4 Pengetahuan mengenai 4.4.1 Ketepatan menyebutkan nama/jenis pupuk
pemupukan. organik dan anorganik.
4.4.2 Ketepatan menerangkan alur proses
pemupukan berbagai jenis tanaman.
4.5 Pengetahuan mengenai 4.5.1 Ketepatan menyebutkan jenis-jenis usaha kecil
prinsip-prinsip dasar bidang pertamanan.
wirausaha bidang
pertamanan.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
4.5.2 Ketepatan menyebutkan faktor-faktor utama
pendukung kegiatan usaha kecil pertamanan.
4.6 Pengetahuan mengenai proses 4.6.1 Ketepatan menyebutkan peran kegiatan budi
dasar budi daya tanaman. daya tanaman dalam bidang pertamanan.

4.6.2 Ketepatan menyebutkan dan menerangkan


alur proses budi daya tanaman.
Hak dan Tanggung Jawab
5. Hak dan tanggung 5.1 Bertanggung jawab atas 5.1.1 Ketepatan menerangkan dan memberikan
jawab dalam pekerjaan sendiri dalam contoh tentang etika kerja, disiplin kerja,
menjalankan tugas melaksanakan pemeliharaan pelaksanaan prosedur kerja yang baik dan
pekerjaan budi daya taman, pelaksanaan benar.
tanaman. pembangunan taman, budi 5.1.2 Ketepatan menerangkan kembali pemahaman
daya tanaman dan atau terhadap maksud dan tujuan perintah kerja
dekorasi taman dengan dari pemberi tugas.
etoskerja yang baik.
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
5.1.3 Ketepatan menujukkan kerja sama tim dan
cara berkomunikasi kerja yang baik, benar,
efisien dan efektif dalam rangka
menyelesaikan tugas pekerjaannya sesuai
target yang diberikan oleh pengguna jasa.
5.1.4 Ketepatan menyebutkan tupoksi (tugas pokok
posisi) yang diamanatkan oleh pihak pemberi
tugas/pengguna jasa.
5.1.5 Ketepatan menyesuaikan diri terhadap setiap
hasil kuesioner penilaian dengan format baku
yang ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
pada Direktorat jenderal yang menangani
bidang kursus dan pelatihan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, guna perbaikan
pelayanan pekerjaan pemeliharaan taman.
5.1.6 Ketepatan menjelaskan cara membuat laporan
kerja dengan format yang telah ditentukan
oleh Penyelenggara Kursus pada Direktorat
jenderal yang menangani bidang kursus dan
pelatihan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, serta cara menyusun RAB tugas
pekerjaan pemeliharaan taman.
5.1.7 Ketepatan menunjukan cara mempromosikan
layanan pekerjaan budi daya tanaman kepada
para pihak calon pengguna jasa pertamanan
(dengan cara melakukan penyusunan materi
dan menerapkan teknik pemasaran jasa budi
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
daya tanaman, menggunakan minimum satu
teknologi informasi yang efektif dan efisien).
5.2 Bertanggung jawab atas
kuantitas dan mutu hasil
kerja rekan-rekan di dalam
tugas tim kerjanya
melaksanakan pemeliharaan
tanaman, pembangunan
taman, budi daya tanaman
dan atau dekorasi taman.
5.3 Mampu diberi tanggung jawab
atas kuantitas dan mutu
kerja rekan satu tim kerjanya.

d. Dekorasi Taman 1

INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Membentuk karakter 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Ketepatan menyebutkan dan menjelaskan
lulusan kursus dan Maha Esa. prinsip-prinsip etika profesi bidang pertamanan.
pelatihan 1.2 Memiliki moral, etika b. Ketepatan memberikan contoh tentang
pertamanan yang lingkungan hidup dan penysesuaian antara perilaku dengan pola pikir
bertakwa, kepribadian yang baik di ekologis dalam tugas profesinya, melalui uji
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
memiliki moral, dan dalam menyelesaikan praktek simulasi kerja.
etika yang baik tugasnya. c. Ketepatan menyebutkan proses kerja yang
dalam menjalankan 1.3 Berperan sebagai warga memperhatikan aspek K3 dan menunjukan
tugas secara negara yang bangga dan cinta kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat
profesional dan tanah air serta mendukung sekitarnya.
bertanggung jawab. perdamaian dunia.
1.4 Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
1.1 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
1.2 Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.
1.3 Memperhatikan aspek
keselamatan da kesehatan
kerja (K3).
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Melakukan proses 2.1 Melaksanakan tugas 2.1.1 Ketepatan menjelaskan tugas-tugas di dalam
pekerjaan dekorasi penjadwalan pekerjaan pekerjaan dekorasi taman, sesuai SOP yang
taman skala ruang dekorasi taman sesuai volume berlaku.
dalam gedung dan pekerjaannya. 2.1.2 Ketepatan penyusunan kegiatan dan jadwal
halaman gedung waktu yang diperlukan suatu penyelesaian
secara terbatas. pekerjaan dekorasi taman tertentu. Diuji
dengan satu simulasi kasus.
2.1.3 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.2 Melaksanakan persiapan 2.2.1 Ketepatan mempersiapkan gambar sketsa
gambar kerja, peralatan, dekorasi taman sesuai desain yang sudah
bahan dan tenaga kerja disediakan untuk dikerjakan.
dekorasi taman, sesuai 2.2.2 Ketepatan penyiapan jenis peralatan dan
kebutuhan dan rancangan bahan, sesuai kebutuhan.
yang sudah tersedia. 2.2.3 Ketepatan menentukan jumlah personil tenaga
kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dekorasi taman berdasarkan kondisi
fisik lapangan dan sesuai gambar sketsanya
yang telah disediakan.
2.2.4 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2.3 Melaksanakan pekerjaan 2.3.1 Ketepatan mendemontrasikan suatu
dekorasi taman hingga selesai pelaksanaan proses pekerjaan dekorasi taman
dan terwujud hasilnya yang tertentu, dalam bentuk uji simulasi.
indah dan artistik. 2.3.2 Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan
paling lama sesuai target jadwal waktu yang
sudah ditentukan.
2.3.3 Ketepatan pembersihan dan pengembalian
semua peralatan/sisa material yang telah
selesai dipakai tugas pekerjaan dekorasi
taman ke tempat penyimpanannya.
2.3.4 Ketepatan membuat laporan kerja dengan
format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pengetahuan yang Dikuasai


3. Memiliki 3.1 Prinsip-prinsip dekorasi 3.1.1 Ketepatan menyebutkan jenis-jenis dekorasi
pengetahuan taman. taman berdasarkan fungsi dan atau lokasi
operasional yang penempatannya.
lengkap, prinsip-
prinsip serta konsep
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
umum yang terkait 3.1.2 Ketepatan menyebutkan alat, bahan dan
dengan fakta dalam prasarana yang diperlukan dalam membuat
tugas pelaksanaan dekorasi taman tertentu.
dekorasi taman skala 3.2 Pengetahuan dasar jenis-jenis 3.2.1 Ketepatan memberikan contoh nama/jenis
dalam gedung dan tanaman hias. tanaman hias yang indah untuk suatu
halaman rumah serta dekorasi taman.
ruang luar gedung 3.2.2 Ketepatan menyebutkan spesifikasi/
perkantoran. karakteristik tanaman hias yang lazim
digunakan untuk dekorasi taman.
3.3 Pengetahuan mengenai 3.3.1 Ketepatan menyebutkan jenis-jenis usaha kecil
prinsip-prinsip dasar bidang dekorasi taman.
wirausaha bidang dekorasi
3.3.2 Ketepatan menyebutkan faktor-faktor utama
taman,
pendukung kegiatan usaha kecil dekorasi
taman.
3.4 Pengetahuan mengenai proses 3.4.1 Ketepatan menyebutkan peran kegiatan
dasar dekorasi taman. dekorasi taman dalam bidang pertamanan.
3.4.2 Ketepatan menyebutkan dan menerangkan
alur proses pekerjaan dekorasi taman
Hak dan Tanggung Jawab
4. Hak dan tanggung 4.1 Bertanggung jawab atas a. Ketepatan menerangkan dan memberikan
jawab dalam pekerjaan sendiri dalam contoh tentang etika kerja, disiplin kerja,
menjalankan tugas melaksanakan pemeliharaan pelaksanaan prosedur kerja yang baik dan
pekerjaan dekorasi taman, pelaksanaan benar.
taman. pembangunan taman, budi b. Ketepatan menerangkan kembali pemahaman
daya tanaman dan atau terhadap maksud dan tujuan perintah kerja
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
dekorasi taman dengan dari pemberi tugas.
etoskerja yang baik. c. Ketepatan menujukkan kerja sama tim dan
4.2 Bertanggung jawab atas cara berkomunikasi kerja yang baik, benar,
kuantitas dan mutu hasil efisien dan efektif dalam rangka menyelesaikan
kerja rekan-rekan di dalam tugas pekerjaannya sesuai target yang
tugas tim kerjanya diberikan oleh pengguna jasa.
melaksanakan pemeliharaan d. Ketepatan menyebutkan tupoksi (tugas pokok
tanaman, pembangunan posisi) yang diamanatkan oleh pihak pemberi
taman, budi daya tanaman tugas/pengguna jasa.
dan atau dekorasi taman. e. Ketepatan menyesuaikan diri terhadap setiap
4.3 Mampu diberi tanggung hasil kuesioner penilaian dengan format baku
jawab atas kuantitas dan yang ditentukan oleh Penyelenggara Kursus
mutu kerja rekan satu tim pada Direktorat jenderal yang menangani
kerjanya. bidang kursus dan pelatihan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, guna perbaikan
pelayanan pekerjaan pemeliharaan taman.
f. Ketepatan menjelaskan cara membuat laporan
kerja dengan format yang telah ditentukan oleh
Penyelenggara Kursus pada Direktorat jenderal
yang menangani bidang kursus dan pelatihan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta
cara menyusun RAB tugas pekerjaan
pemeliharaan taman.
g. Ketepatan menunjukan cara mempromosikan
layanan pekerjaan dekorasi taman kepada para
pihak calon pengguna jasa pertamanan (dengan
cara melakukan penyusunan materi dan
INDIKATOR
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
menerapkan teknik pemasaran jasa dekorasi
taman dan tanaman menggunakan minimum
satu teknologi informasi yang efektif dan
efisien).
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau

Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan


pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, nonformal maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenaga-


kerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian
penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang
yang telah menunjukan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau
kompetensi tertentu.

RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta


mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain:
1. mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum;
2. institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi
oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah
dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal
tersebut;
3. menunjukan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khususnya dan masyarakat luas pada
umumnya;
4. setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang ditetapkan; dan
5. penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pertamanan, maka pembelajaran


lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari capaian pembelajaran
khusus adalah: pengalaman kerja atau belajar mandiri pengetahuan
mengenai pertamanan dasar, pemeliharaan taman, pelaksanaan
pembangunan taman, budi daya tanaman dan pengetahuan mengenai
dekorasi taman, atau mengikuti jenjang kursus dan pelatihan
pemeliharaan taman resmi yang diakui oleh pemerintah.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan
baik capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia
sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini
menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan
antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga
kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus
pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka


berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya
untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional
maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan
yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pertamanan ini, maka arah


pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan
pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
dunia usaha mengenai pertamanan masa depan. Oleh karena itu link
and match tuntutan usaha pemeliharaan taman, pelaksanaan
pembangunan taman, budi daya tanaman dan dekorasi taman dengan
kurikulum lembaga kursus dan pelatihan pertamanan harus sejalan
dengan tuntutan jaman.
C. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEKARYA KESEHATAN JENJANG III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna,
kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar
yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan
yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia
internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor
sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal
mutu, tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
(learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa
akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional.Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti sektor
perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh
karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional
akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain.
1. meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan;
2. mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan;
3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja; dan
4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum
meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi
antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera.

Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja
yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor
131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

Secara khusus terkait perkembangan demografi di Indonesia dan


masyarakat dunia saat ini, peningkatan usia harapan hidup masyarakat
membawa dampak pada peningkatan jumlah lansia dengan berbagai
permasalahannya antara lain penyakit degenerative, penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitas keseharian dan lain-lain. Kondisi
ini menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tenaga Pekarya
Kesehatan/Care Giver. Menyikapi kebutuhan baik di dalam maupun di luar
negeri akan tenaga pendamping lansia, orang dengan disabilitas dan orang
dengan kelemahan fisik, diperlukan tenaga yang dapat memberikan
perhatian, pendampingan dan pelayanan aktivitas harian, dimulai dari
lingkungan terdekat seperti di lingkungan keluarga, di panti werdha/panti
jompo, atau melaksanakan bantuan pendampingan klien di rumah/Home
Care. Lansia, penyandang disabilitas dan penyandang kelemahan fisik
memiliki kebutuhan yang harus dibantu ataupun didampingi dalam
melakukan kegiatan keseharian dengan paripurna. Kebutuhan – kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan fisik ,psikologis dan sosial. Pada proses
bantuan kepada lansia, orang dengan disabilitas dan orang dengan
kelemahan fisik di rumah selama 24 jam tentunya diperlukan sumber daya
yang terlatih dan berkualitas mulai dari tenaga kesehatan profesional
hingga tenaga pendukung.

Pekarya Kesehatan/Care Giver merupakan salah satu tenaga pendukung


yang dapat menjadi solusi bagi pemerintah, dan masyarakat, di samping
meningkatkan pelayanan terhadap keluarga, juga dapat menciptakan
lapangan kerja yang menyerap usia produktif.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, SKL ini juga sekaligus


dimaksudkan untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi
kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman
dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan
peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar
mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau
memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun
implementasinya.

C. Uraian Program
Industri pelayanan kesehatan saat ini berkembang sangat pesat. Dapat
dinilai dari peningkatan permintaan masyarakat akan Jasa pelayanan
kesehatan di rumah. Perkembangan ini mempengaruhi dan menyadarkan
banyak pihak bahwa jasa pelayanan kesehatan khususnya pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver dapat menciptakan lapangan pekerjaan
dengan keahlian-keahlian khusus yang sangat menjanjikan baik di dalam
maupun di luar negeri. Bidang pekerjaan ini pada prinsipnya adalah
melakukan pekerjaan pendampingan, pelayanan dan pengasuhan pada
klien baik dalam keadaan sehat, kelemahan fisik ataupun dengan kondisi
harapan sembuh rendah (terminal) di rumah, panti jompo, atau institusi
pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, kursus dan pelatihan
Pekarya Kesehatan Care Giver Jenjang III sangat dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut di atas.

1. Nama Program
SKL berbasis KKNI ini dibuat untuk program Pelatihan pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver.
2. Tujuan
a. Umum
Tujuan umum kursus dan pelatihan pekarya kesehatan jenjang
III/Care Giver ini adalah agar peserta didik mampu: Melakukan
pendampingan, pelayanan dan pengasuhan pada klien baik dalam
keadaan sehat, kelemahan fisik ataupun dengan kondisi harapan
sembuh rendah (terminal) di rumah, panti jompo, atau institusi
pelayanan kesehatan lainnya di bawah pengawasan dokter, perawat,
atau keluarga.

b. Tujuan Khusus
Secara khusus kursus dan pelatihan pekarya kesehatan jenjang
III/Care Giver ini bertujuan agar peserta didik mampu:
a. memelihara kebersihan perseorangan (personal higiene) dari
klien, diri sendiri dan lingkungan;
b. memberikan bantuan dalam proses buang air besar (bab) dan
buang air kecil (bak) berdasarkan instruksi dari dokter atau
perawat, dengan menggunakan bahan dan peralatan kerja yang
sesuai;
c. memberikan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan berpakaian,
makan dan minum, istirahat dan tidur, serta mobilisasi dan
transportasi;
d. mengukur tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah dan
pernafasan);
e. menyiapkan dan membantu memberikan obat berdasarkan
instruksi dari dokter atau perawat;
f. mencatat dan melaporkan hasil pengukuran tanda–tanda vital,
keluhan dan perubahan perilaku klien;
g. memotivasi dan menghibur klien;
h. berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan klien, keluarga
dan tim kesehatan yang lain;
i. mampu berkomunikasi dengan bahasa Inggris untuk kebutuhan
khusus (Englih for Specific Purposes);
j. mengenal etik dan budaya negara tujuan;
k. menguasai teknologi informasi sesuai kebutuhan tugasnya; dan
l. memahami peraturan perundangan di bidang Tenaga kerja asing
antara lain remitensi, dokumen diri, perjanjian kerja, kondisi dan
resiko pekerjaan.

3. Manfaat
Manfaat SKL pada program Pelatihan pekarya kesehatan jenjang III
/Care Giver adalah
a. manfaat untuk peserta didik atau lulusan adalah mendapatkan
informasi tentang kompetensi yag akan dimiliki setelah selesai
mengikuti pelatihan;
b. manfaat bagi lembaga kursus dan pelatihan adalah;
1) sebagai acuan dalam menyususn, merevisi, atau memutahirkan
kurikulum; dan
2) sebagai pedoman penilaian dalam penentuan standar
kelulusanpeserta didik.
c. manfaat bagi DUDI (dunia usaha dan industri) adalah mendapatkan
tenaga pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver yang terstandar
kompetensinya.
4. Kualifikasi Peserta
Keahlian seorang pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver dalam
membantu memberikan dan memenuhi kebutuhan dasar keseharian
klien dengan tepat dan cermat sesuai dengan pendelegasian dan
keselamatan klien merupakan penentu kualitas pelayanan dari pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver.
pelatihan pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver ini dapat diikuti oleh
setiap warga negara Indonesia dengan persyaratan:
a. pria atau wanita dengan pendidikan minimal lulusan SMK bidang
kesehatan dengan usia minimal 18 tahun untuk bekerja di dalam
negeri dan 21 tahun untuk bekerja di luar negeri;
b. memiliki kemampuan berbahasa asing sesuai negara yang akan
dituju bagi yang akan bekerja di luar negeri;
c. sehat jasmani dan rohani, tinggi badan minimal laki-laki 160 cm dan
wanita 150 cmdengan berat badan proporsional; dan
d. tidak buta warna.

5. Durasi Kursus dan Pelatihan


Program pelatihan pekarya kesehatan jenjang III/Giver dilaksanakan
selama 530 jam pelajaran, atau 3 bulan masa pelatihan.

6. Metode Kursus dan Pelatihan


Metode pembelajaran yang digunakan meliputi:
a. ceramah dan tanya jawab;
b. presentasi audio visual;
c. diskusi kelompok;
d. demonstrasi/simulasi;
e. pemecahan masalah; dan
f. praktek kerja lapangan/magang.

7. Ujian Ahir program Pelatihan


Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan pekarya kesehatan jenjang
III/Care Giver ini, akan diberikan ujian akhir program pelatihan, yang
bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami
dan mempraktikkan materi yang sudah diberikan pengajar/instruktur,
yaitu:
a. ujian komprehensif (ujian tertulis) bagi semua modul dalam
pelatihan; dan
b. ujian praktik dengan klien ataupun dengan alat peraga penunjang.

8. Sertifikat Kelulusan Pelatihan


Setelah peserta berhasil lulus ujian komprehensif (tertulis) dan praktik
yang dilaksanakan oleh lembaga kursus dan pelatihan, peserta
mendapat tanda lulus bidang keahlian pekarya kesehatan jenjang
III/Care Giver.

9. Uji Kompetensi
Uji Kompetensi diperlukan peserta didik untuk mendapat pengakuan
keahlian secara nasional dan internasional di bidang pekarya kesehatan
jenjang III/Care Giver. Uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
yang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dilaksanakan di suatu tempat yang disebut Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi oleh LSK.
10. Sertifikasi Kompetensi
Peserta yang dinyatakan kompeten setelah mengikuti Uji Kompetensi
akan mendapatkan Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi
diterbitkan oleh Kemdikbud. Pengisian blanko Sertifikat Kompetensi
dilakukan oleh LSK Pekarya Kesehatan. Sertifikat yang diperoleh dari
program ini adalah sertifikat pekarya kesehatan jenjang III sesuai
KKNI/Care Giver.

D. Ruang Lingkup
Program pelatihan Pekarya kesehatan terdiri dari 2 jenjang yaitu Jenjang II
dan Jenjang III.
pekarya kesehatan jenjang II mempunyai kemampuan dalam hal
keterampilan dan tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan melayani
klien dengan hati, dan menjunjung tinggi asas keselamatan klien, serta
mengutamakan segala kebutuhan dasar keseharian klien dengan tepat dan
cermat. Wajib berkomunikasi efektif dengan klien, keluarga klien, tim
kesehatan pemberi delegasi, ataupun yang berhubungan dengan
pekerjaannya. pekarya kesehatan pada jenjang ini memenuhi kualifikasi
penempatan kerja di dalam negri.

pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver merupakan kelanjutan pekarya


kesehatan Jenjang II ditambahkan dengan penguasaan keterampilan
berbahasa Inggris, hukum ketenagakerjaan baik di Indonesia maupun di
negara tujuan, sosial budaya sesuai negara tujuan, dokumen diri dan
remitensi. Pekarya Kesehatan pada jenjang ini memenuhi kualifikasi
penempatan kerja ke luar negri.

E. Pengertian
1. Capaian Pembelajaran adalah Kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan seseorang terhadap nilai, norma, dan aspek
di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari proses pendidikan,
pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau masyarakat
secara luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu dan jangka waktu tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada jenjang KKNI yang
sesuai Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan oleh tiga
parameter yaitu Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan indikator
kelulusan.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggraan kegiatan pembelajaran
untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
13. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan
nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal.

II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

A. Profil Lulusan
Sesuai dengan KKNI, lulusan program ini memiliki jenjang kualifikasi
pekarya kesehatan jenjang III, yaitu: terampil dan bertanggung jawab dalam
melakukan pekerjaan pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver, melayani
klien dengan hati, dan menjunjung tinggi asas keselamatan klien, serta
mengutamakan segala kebutuhan dasar keseharian klien dengan tepat dan
cermat.

Wajib berkomunikasi efektif dengan klien, keluarga klien, tim kesehatan


pemberi delegasi, ataupun yang berhubungan dengan pekerjaan pekarya
kesehatan dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
Selain itu, mengingat tenaga ini untuk memenuhi kebutuhan luar negeri
maka perlu pemahaman tentang hukum ketenagakerjaan baik di Indonesia
maupun di negara tujuan, sosial budaya sesuai negara tujuan, dokumen
diri dan remitensi.

B. Jabatan Kerja
Lulusan kursus dan pelatihan ini mendapat sebutan: pekarya kesehatan
jenjang III/Care Giver. Para lulusan dapat berkarir sebagai pekarya
kesehatan jenjang III/Care Giver di rumah, di panti sosial, klinik.

Dengan bertambahnya pengalaman kerja dan mengikuti pendidikan lebih


lanjut memungkinan peningkatan kualitas/jenjang atau beralih ke profil
lain.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan
kursus dan pelatihan adalah sesuai dengan ideologi negara dan budaya
Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan
sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang
kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia;
d. mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan original orang lain;
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas; dan
g. mampu menjalankan tugas pekarya kesehatan dengan penuh
tanggung jawab sesuai dengan norma hukum dan norma sosial yang
berlaku.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI


Jabatan kerja adalah pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver dengan
pekerjaan pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver sesuai dengan
standar KKNI pada jenjang III.

JENJANG III.
a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja
dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan
hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.

b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta


konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu,
sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai.

c. Mampu kerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup


kerjanya; Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi Capaian Pembelajaran Khusus


Mampu berkomunikasi efektif dengan klien, keluarga klien, dan tenaga
kesehatan yang lain, mampu menggunakan peralatan penunjang untuk
sterilisasi, mencuci, kebersihan klien dan membantu klien sesuai dengan
prosedur kerja dan batasan yang telah ditetapkan serta bertanggung
jawab atas kualitas pekerjaan sendiri berikut hasil kerja tim.
Capaian pembelajaran khusus lulusan Pekarya Kesehatan ini adalah.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG


PEKARYA KESEHATAN SESUAI KKNI
JENJANG II

SIKAP DAN TATA Membangun, membentuk karakter dan kepribadian


NILAI manusia Indonesia seutuhnya.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam
menjalankan tugas dan bekerja dengan sepenuh
hati.
3. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di
dalam menyelesaikan tugasnya
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air memiliki nasionalisme serta
mendukung perdamaian dunia
5. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya
6. Menghargai keanekaragaman
Agama/Kepercayaan, Budaya , pandangan, dan
pendapat orang lain.
7. Taat hukum, dan disiplin dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
8. Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab,
dapat bekerja secara profesional dan memahami
resiko tanggung gugat .
9. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai
budaya dan martabat dari klien dan keluarga.
KEMAMPUAN DI Memiliki kemampuan melaksanakan pendampingan
BIDANG KERJA dan pelayanan operasional dasar pada klien, di negara
tertentu meliputi.
1. Melakukan tindakan bantuan dasar mencakup.
2. Memelihara kebersihan perseorangan (personal
higiene) dari klien, diri sendiri dan lingkungan
klien.
3. Memberikan bantuan dalam proses buang air
besar (bab) dan buang air kecil (bak) dengan
menggunakan bahan dan peralatan kerja yang
sesuai.
4. Memberikan bantuan dalam pemenuhan
kebutuhan berpakaian , makan dan minum,
istirahat dan tidur, serta mobilisasi dan
transportasi.
5. Mengukur tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan
dara pernafasan), dan identifikasi keluhan nyeri.
6. Menyiapkan dan memberikan obat berdasarkan
instruksi dokter atau pendelegasian dari perawat.
7. Mencatat dan melaporkan hasil pengukuran
tanda–tanda vital, keluhan dan perubahan
perilaku klien.
8. Memotivasi dan menghibur klien
9. Menjaga keselamatan klien dan kesehatan kerja
(K3).
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG
PEKARYA KESEHATAN SESUAI KKNI
JENJANG II

10. Berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan


klien, keluarga dan tim kesehatan yang lain
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
11. Menguasai teknologi informasi sesuai kebutuhan
tugas pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver.
12. Mengenal teknologi kesehatan khususnya dalam
pendampingan lansia sesuai negara tujuan.
PENGETAHUAN Memiliki pengetahuan operasional dasar dan
YANG DIKUASAI pengetahuan faktual untuk melaksanakan
pendampingan dan pelayanan pada klien, meliputi.
1. Pengetahuan faktual tentang struktur dan fungsi
organ tubuh manusia (jantung dan pembuluh
darah, sistem pernafasan, sistem pencernaan,
sistem perkemihan dan sistem integumen).
2. Prinsip dan konsep umum kebutuhan dasar
manusia menurut Abraham Maslow, kebutuhan
gizi klien, sterlisasi dan desinfeksi.
3. Pengetahuan faktual tentang faktor- faktor
ancaman kesehatan dan keselamatan klien, serta
efek samping dari pemberian obat.
4. Konsep umum tentang perilaku dan perubahan
perilaku klien.
5. Prinsip, teknik, dan pengetahuan operasional
tentang pendampingan, pelayanan, pelaksanaan
tindakan bantuan yang dilakukan terhadap klien,
termasuk pembuatan dan pemberian asupan
makanan melalui selang sonde, pencegahan
infeksi, pemberian obat (oral, anal, topikal) dan
penyimpanan obat.
6. Pengetahuan faktual tentang jenis dan manfaat
peralatan untuk melakukan pendampingan,
pelayanan operasional dasar pada klien dan
mengukur tanda-tanda vital.
7. Prinsip, teknik, dan pengetahuan operasional
tentang penggunaan peralatan untuk melakukan
pendampingan, pelayanan operasional dasar pada
klien dan mengukur tanda-tanda vital.
8. Prinsip dan teknik berkomunikasi efektif dengan
klien dan keluarga serta petugas kesehatan lain.
9. Prinsip dan teknik memotivasi klien.
10. Teknik dan prosedur pencatatan dan pelaporan
tanda-tanda vital, keluhan dan perubahan
perilaku klien.
11. Pengetahuan faktual dan operasional tentang
kebersihan perseorangan (personal higiene) dari
klien, diri sendiri dan lingkungan, keselamatan
klien dan kesehatan kerja (K3).
12. Memahami Etika dan budaya Negara tujuan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG
PEKARYA KESEHATAN SESUAI KKNI
JENJANG II

13. Memahami hukum dan peraturan perundangan di


bidang ketenaga kerjaan di dalam dan luar negeri
a.l. dokumen diri, perjanjian kerja, Remitensi,
kondisi dan resiko pekerjaan.
HAK DAN Bertanggung jawab atas pendampingan, pelayanan
TANGGUNG JAWAB operasional dasar pada klien, meliputi.
1. Pekerjaan secara mandiri.
2. Pekerjaan dalam suatu tim.
3. Pembimbingan dan pendampingan kepada rekan
sekerja yang baru.
D. Standar Kompetensi Lulusan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Membangun, 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang 1.1.1 Tingkat kepuasan klien dalam suatu simulasi pekerjaan
membentuk karakter Maha Esa. meliputi sikap terhadap perbedaan SARA dan penyakit,
dan kepribadian serta sikap sabar, sopan dan berkepribadian positif.
manusia Indonesia (kuisioner dan observasi).
seutuhnya. 1.1.2 Menjalankan akidah agama sesuai keyakinan masing
masing.
1.2 Menjunjung tinggi nilai 1.2.1 Tidak membeda bedakan klien.
kemanusiaan dalam
menjalankan tugas dan bekerja
dengan sepenuh hati.
1.3 Memiliki moral, etika dan 1.3.1 Mentaati tata tertib di tempat kerja.
kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugas.
1.4 Berperan sebagai warga negara 1.4.1 Menjaga nama baik bangsa dan Negara Indonesia.
yang bangga dan cinta tanah
air, memiliki nasionalisme serta
mendukung perdamaian dunia.
1.5 Bekerja sama dan memiliki 1.5.1 Menunjukkan perilaku suka membantu/menolong orang
kepekaan sosial dan kepedulian lain.
yang tinggi terhadap
masyarakat dan
lingkungannya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
1.6 Menghargai keanekaragaman 1.6.1 Menunjukkan sikap toleransi
agama/ kepercayaan, budaya,
pandangan, dan pendapat
orang lain.
1.7 Taat hukum dan disiplin dalam 1.7.1 Tidak melanggar hukum.
kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
1.8 Menjalankan tugas dengan 1.8.1 Menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas.
penuh tanggung jawab, dapat
bekerja secara profesional dan
memahami resiko tanggung
gugat.
1.9 Memiliki sikap menghormati 1.9.1 Menjaga privacy dan kerahasiaan klien dan keluarga.
hak privasi, nilai budaya dan
martabat dari klien dan
keluarganya.

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Melaksanakan 2.1 Memelihara kebersihan 2.1.1 Mencuci tangan dilakukan sesuai prosedur.
pendampingan dan perseorangan (personal higiene)
pelayanan dari diri sendiri. 2.1.2 Tangan petugas bersih.
operasional dasar.
2.1.3 Menggunakan sarung tangan, masker dan celemek dengan
tepat.
2.1.4 Sarung tangan, masker dan celemek terpakai dengan benar.
2.1.1 Badan dan mulut petugas bersih dan tidak berbau.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.2 Memelihara kebersihan 2.2.1. Memelihara kebersihan klien sesuai prosedur operasional
perseorangan (personal higiene) baku (POB).
dari klien.
2.2.2. Badan dan mulut klien bersih dan tidak berbau.
2.3 Memelihara kebersihan 2.3.1 Membersihkan lingkungan klien sesuai prosedur.
lingkungan.
2.3.2 Lingkungan klien bersih, rapi, tidak licin dan segar.
2.4 Memberikan bantuan dalam 2.4.1 Menyediakan peralatan dan bahan sesuai urutan kerja.
proses buang air besar (BAB) 2.4.2 Membantu klien buang air besar sesuai POB.
dan buang air kecil (BAK) 2.4.3 Membantu klien buang air kecil sesuai POB.
dengan menggunakan bahan
2.4.4 Merapihkan klien dan peralatan sesuai POB.
dan peralatan kerja yang
sesuai. 2.4.5 Klien bersih, rapih, dan tidak bau.
2.5 Memberikan bantuan dalam 2.5.1 Memberikan bantuan berpakaian sesuai kondisi klien.
pemenuhan kebutuhan 2.5.2 Pakaian yang dikenakan klien rapi, nyaman dan tidak
berpakaian, makan dan minum, berbau.
istirahat dan tidur, serta
2.5.3 Menyiapkan makan dan minum klien sesuai kebutuhan
mobilisasi dan transportasi.
yang sudah di tetapkan.
2.5.4 Makanan dan minum yang disediakan habis.
2.5.5 Mengidentifikasi faktor yang mengganggu kebutuhan
istirahat dan tidur klien dengan benar.
2.5.6 Menciptakan lingkungan yang mendukung terpenuhinya
kebutuhan istirahat dan tidur klien.
2.5.7 Klien tidur dengan nyenyak.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.5.8 Memberikan bantuan mobilisasi sesuai POB.
2.5.9 Kebutuhan mobilisasi klien terpenuhi dengan aman.
2.5.10 Memberikan bantuan transportasi sesuai POB.
2.5.11 Kebutuhan transportasi klien terpenuhi dengan aman.
2.6 Mengukur tanda- tanda vital 2.6.1 Mengukur suhu sesuai POB.
meliputi pengukuran suhu,
2.6.2 Ketepatan membaca hasil pengukuran suhu.
nadi, tekanan darah,
pernafasan dan 2.6.3 Menghitung frequensi denyut nadi dan frekuensi pernafasan
mengidentifikasi keluhan nyeri. sesuai POB.
2.6.4 Mengukur tekanan darah sesuai POB.
2.6.5 Mengidentifikasi hasil pengukuran tekanan darah dengan
tepat.
2.6.6 Mengidentifikasi penyimpangan hasil pengukuran tanda-
tanda vital dari standar normal.
2.4.1 Mengidentifikasi keluhan nyeri.
2.4.2 Keluhan nyeri klien teridentifikasi.
2.5 Mencatat dan melaporkan hasil 2.5.1 Mencatat hasil pengukuran suhu, frequensi denyut nadi,
pengukuran tanda–tanda vital, tekanan darah, frequensi pernafasan dengan akurat dan
keluhan dan perubahan sesuai prosedur pencatatan.
perilaku klien. 2.5.2 Hasil pengukuran suhu, frequensi denyut nadi, tekanan
darah, frequensi pernafasan tercatat dengan benar dan
rapih.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.5.3 Mengidentifikasi keluhan dan perubahan perilaku klien
dengan baik.
2.5.4 Melaporkan hasil pencatatan dengan baik dan akurat.
2.6 Menyiapkan dan memberikan 2.6.1 Membantu memberikan obat klien sesuai instruksi dengan
obat berdasarkan instruksi tepat.
dokter atau pendelegasian dari
2.6.2 Obat dikonsumsi klien sesuai dosis, cara dan waktu yang
perawat.
telah ditentukan.
2.6.3 Memantau reaksi klien setelah pemberian obat.
2.7 Memotivasi dan menghibur 2.7.1 Mengungkap-kan kembali keluhan/ ungkapan perasaan
klien. klien dengan tepat.
2.7.2 Ketepatan merespon perilaku klien.
2.7.3 Mengendalikan emosi diri.
2.7.4 Menampilkan sikap memahami dan siap menolong klien.

2.7.5 Mengartikan ekspresi klien dengan tepat.


2.7.6 Menerapkan beberapa teknik komunikasi untuk
membangkitkan semangat klien.
2.7.7 Klien merasa tenang dan dapat menerima kondisinya
(semangat untuk sembuh).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
2.8 Menerapkan prinsip-prinsip 2.8.1 Mengenali kondisi kegawatan klien.
kesehatan dan keselamatan
2.8.2 Melakukan Bantuan hidup dasar bagi awam.
Kerja (K3).
2.8.3 Klien dirujuk dengan cepat dan tepat untuk mendapatkan
pertolongan lebih lanjut.
2.8.4 Mengidentifikasi potensi bahaya bagi klien.
2.8.5 Melakukan pencegahan terhadap bahaya.
2.8.6 Klien dan petugas tidak cidera.
2.9 Melakukan komunikasi efektif 2.9.1 Menggunakan tata cara dan bahasa Indonesia dan Inggris
dengan klien, keluarga dan yang baik dan benar.
petugas kesehatan dalam 2.9.2 Menerima dan menyampaikan informasi dengan efektif dan
bahasa Indonesia dan bahasa efisien.
Inggris.
2.9.3 Melakukan komunikasi yang mudah di pahami oleh klien,
keluarga dan tim kesehatan.
2.10 Menguasai teknologi 2.10.1 Dapat mengoperasikan Microsoft Word.
informasi sesuai kebutuhan
2.10.2 Dapat berkomunikasi dengan email.
tugas Care Giver.
2.11 Mengenal teknologi kesehatan 2.11.1 Dapat menyebutkan macam macam dan kegunaan alat
khususnya dalam bantu bagi lansia dan klien dengan disabilitas sesuai
pendampingan lansia sesuai teknologi di negara tujuan.
negara tujuan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN

Pengetahuan yang Dikuasai


3. Memiliki 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Menjelaskan struktur dan fungsi organ tubuh yang berhubungan dengan
pengetahuan faktual tentang jantung dan pembuluh darah, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem
operasional struktur dan fungsi perkemihan dan sistem integumen dengan tepat.
dasar dan organ tubuh
pengetahuan manusia meliputi 3.1.2 Menjelaskan perubahan fisik pada lansia.
faktual untuk jantung dan
melaksanakan pembuluh darah,
pendampingan sistem pernafasan,
dan pelayanan sistem pencernaan,
pada klien. sistem perkemihan
dan sistem
integumen.
3.2 Prinsip dan konsep 3.2.1 Menjelaskan kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow dengan tepat.
umum kebutuhan
dasar manusia 3.2.2 Memberi contoh dari masing-masing tingkat kebutuhan manusia menurut
menurut Abraham Abraham Maslow dengan tepat.
Maslow, kebutuhan 3.2.3 Menyebutkan kebutuhan gizi pada lansia.
gizi lansia dan klien,
Sterilisasi dan 3.2.4 Menjelaskan komposisi makanan klien sesuai kebutuhan gizi.
desinfeksi. 3.2.5 Menjelaskan bentuk makanan cair, lunak, padat dan proses pengolahan
makanan.
3.2.6 Menjelaskan pengertian sterilisasi dan desinfeksi.
3.2.7 Menjelaskan jenis peralatan cara sterilisasi, desinfeksi dan pemeliharaan
peralatan dengan benar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.3 Pengetahuan faktual 3.3.1 Menyebutkan faktor-faktor yang mengancam keselamatan klien dengan
tentang faktor- tepat.
faktor ancaman pada 3.3.2 Menjelaskan faktor yang membahayakan keselamatan klien dengan benar.
kesehatan dan 3.3.3 Menjelaskan efek samping pemberian obat dengan benar.
keselamatan klien
serta efek samping
dari pemberian obat.
3.4 Konsep umum 3.4.1 Menjelaskan tanda-tanda perubahan perilaku klien dengan benar.
tentang perilaku dan
perubahan perilaku
klien.
3.5 Prinsip, 3.5.1 Memberikan contoh kegiatan pendampingan dan pelayanan.
pengetahuan, dan
3.5.2 Menjelaskan teknik dan prosedur pelaksanaan tindakan bantuan yang
teknik operasional
dilakukan terhadap klien dengan benar.
tentang
pendampingan, 3.5.3 Menjelaskan komposisi makanan klien sesuai kebutuhan gizi.
pelayanan,
3.5.4 Menjelaskan bentuk makanan cair, lunak, padat dan proses pengolahan
pelaksanaan
makanan.
tindakan bantuan
yang dilakukan 3.5.5 Memberikan makanan melalui selang sesuai prosedur.
terhadap klien,
3.5.6 Menjelaskan dosis dan cara pemberian obat dengan benar.
termasuk
pembuatan dan 3.5.7 Menjelaskan jenis dan cara penyimpanan obat dengan benar.
pemberian asupan
makanan melalui
selang, pencegahan
infeksi, pemberian
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
obat meliputi obat
oral, anal, topikal
dan penyimpanan
obat.
3.6 Pengetahuan faktual 3.6.1 Menyebutkan jenis, manfaat dan cara penggunaan alat untuk pengukuran
tentang jenis dan tanda-tanda vital dengan lengkap.
manfaat peralatan
untuk melakukan 3.6.2 Menyebutkan jenis, manfaat dan cara penggunaan alat untuk mobilisasi dan
pendampingan, transportasi.
pelayanan
operasional dasar
pada klien dan
mengukur tanda-
tanda vital.
3.7 Prinsip, 3.7.1 Menyebutkan Prinsip, pengetahuan, dan teknik operasional tentang
pengetahuan, dan penggunaan peralatan untuk mengukur tanda-tanda vital sesuai urutan.
teknik operasional 3.7.2 Menyebutkan Prinsip, pengetahuan, dan teknik operasional tentang
tentang penggunaan penggunaan peralatan untuk mobilisasi dan transportasi sesuai urutan
peralatan untuk kerja.
melakukan 3.7.3 Menyebutkan area pengukuran suhu, nadi, tekanan darah dan frekuensi
pendampingan, pernafasan.
pelayanan
operasional dasar
pada klien, dan
mengukur tanda-
tanda vital.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
3.8 Prinsip dan teknik 3.8.1 Menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
berkomunikasi
3.8.2 Menerima dan menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah
efektif dengan klien,
dipahami klien (bahasa ibu).
keluarga dan
3.8.3 Menjelaskan dengan memberi contoh komunikasi verbal dan non verbal
petugas kesehatan
dengan tepat.
lain.
3.8.4 Menyebutkan teknik teknik komunikasi efektif dengan benar.

3.9 Prinsip dan teknik 3.9.1 Menyebutkan cara-cara yang dapat di gunakan untuk memotivasi dan
memotivasi klien. menghibur klien dengan benar.
3.9.2 Memberi contoh cara membuat suasana yang menyenangkan klien.
3.10 Teknik dan 3.10.1 Menjelaskan Teknik dan prosedur pencatatan tanda-tanda vital, keluhan
prosedur dan perubahan perilaku klien secara sistematis.
pencatatan dan
3.10.2 Menjelaskan Teknik dan prosedur pelaporan tanda-tanda vital, keluhan
pelaporan tanda-
dan perubahan perilaku klien secara sistematis.
tanda vital, keluhan
dan perubahan 3.10.3 Kelengkapan menguraikan manfaat dan tujuan pencatatan dan pelaporan.
perilaku klien.
3.11 Pengetahuan 3.11.1 Menjelaskan mengenai kebersihan diri, klien dan lingkungan.
faktual dan 3.11.2 Melaksanakan budaya bersih dalam diri sendiri, klien dan lingkungan.
operasional tentang 3.11.3 Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan
kebersihan keselamatan kerja dengan tepat.
perseorangan
(personal higiene) 3.11.4 Menyebutkan upaya pencegahan kecelakaan dan cedera pada klien dengan
dari klien dan diri tepat.
sendiri serta
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
lingkungan, 3.11.5 Meyebutkan teknik dan prosedur pelaksanaan tindakan pertolongan
kesehatan dan pertama terhadap klien dengan tepat.
keselamatan kerja 3.11.6 Menyebutkan contoh alat pelindung diri serta fungsinya dengan tepat.
(K3).
3.11.7 Klien tidak mengalami cedera maupun jatuh.
3.12 Memahami etika 3.12.1 Dapat menjelaskan hak hak klien.
dan budaya negara
3.12.2 Dapat menjelaskan budaya khusus di Negara tujuan
tujuan.
3.13 Memahami hukum 3.13.1 Dapat menyebutkan macam macam dokumen diri sebagai syarat untuk
dan peraturan bekerja di luar negeri.
perundangan 3.13.2 Dapat menyebutkan peraturan perundangan di bidang ketenagakerjaan di
ketenagakerjaan di dalam dan luar negeri.
dalam dan luar 3.13.3 Dapat menyebutkan hak dan kewajiban Pekarya Kesehatan (care giver).
negeri, antara lain: 3.13.4 Dapat menyebutkan resiko resiko pekerjaan.
dokumen diri, 3.13.5 Dapat menjelaskan secara umum ketentuan dalam UU perkawinan antar
perjanjian kerja, bangsa.
kondisi dan risiko
pekerjaan, serta 3.13.6 Dapat menyebutkan cara pengiriman uang dari luar negeri.
remitensi.
Kewenangan dan Tanggung Jawab
4. Bertanggung 4.1 Pekerjaan secara 4.1.1 Menjelaskan hak dan tanggung jawab Care giver.
jawab atas mandiri.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEKARYA KESEHATAN
JENJANG III
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
KELULUSAN
pendampingan, 4.1.2 Melaksanakan seluruh rangkaian pekerjaan yang di bebankan secara
pelayanan mandiri tanpa ada kecelakaan kerja.
operasional
dasar pada
klien.

4.2 Pekerjaan dalam tim. 4.2.1 Melakukan kerjasama dalam tim.


4.2.2 Melakukan seluruh rangkaian pekerjaan secara berkelompok tanpa ada
kecelakaan kerja.
4.3 Pembimbingan dan 4.3.1 Memberikan instruksi dengan benar kepada teman sekerja atau
pendampingan penggantinya.
kepada rekan sekerja
yang baru.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, nonformal maupun secara otodidak.
Bagi peserta pemula program pelatihan pekarya kesehatan jenjang III
ditempuh dengan durasi waktu 530 jam, sedangkan bagi peserta yang telah
memiliki sertifikat kompetensi pekarya kesehatan jenjang II dapat mengikuti
kursus dengan durasi waktu 110 jam.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan


(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah menunjukkan
bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi tertentu.
RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta
mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan pelatihan.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari beberapa prinsip,
berikut:
1. mengutamakan transparasi dan akuntabilitas. Informasi tentang proses
penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus dapat
diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang membutuhkan)
maupun masyarakat umum;
2. institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi oleh
badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah dari
institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal tersebut;
3. menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan implikasi
RPL pada lulusan, khususnya dan masyarakat luas pada umumnya;
4. setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan; dan
5. penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi disiplin
perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk menyelenggarakan
program RPL.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pekarya kesehatan jenjang III/Care


Giver, maka pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari
capaian pembelajaran khusus, adalah masyarakat yang belajar mandiri,
pengalaman yang didapatkan di tempat kerja pekarya kesehatan jenjang
III/Care Giver, dan pendidikan formal yang menyelenggarakan kurikuler
pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver dengan memperhatikan standar
kriteria dan standar penilaian yang berlaku.

III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di berbagai
negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang dikembangkan
di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di negara-negara
lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di
Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke arah
internasionalisasi. Dengan demikian dapat dicapai kesetaraan baik capaian
pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu yang
akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu lembaga kursus
dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu penyedia tenaga kerja
terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri maupun negara-negara
lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran
yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan
internal lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara
lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan
pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di
masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat
sampai saat ini, terutama dalam bidang kesehatan, seni, pariwisata, kuliner,
dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya
sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pekarya kesehatan jenjang III/Care Giver
ini, Lulusan dapat mengawali karir kerja pekarya kesehatan jenjang III/Care
Giver dengan kualifikasi KKNI jenjang III. Dengan berjalannya waktu dalam
kerja memungkinan pengalaman kerja dan pendidikan lebih lanjut dapat
meningkatkan kualitas profil ataupun beralih profil, dengan standar kriteria
dan standar pengujian yang berlaku.
D. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI JENJANG II

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya
manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
(learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa
akan sekaligus pula memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka. Oleh
karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional
akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain:
1. meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan;
2. mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang disyaratkan untuk suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan;
3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja; dan
4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut tampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal antara lain belum meratanya
kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum
tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara
capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan
deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang
kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamika
tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu upaya-upaya
untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan
dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan deskripsi
kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan
dengan segera.

Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.
B. Tujuan Penyusunan SKL
SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman
dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan
peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar
mandiri, sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan
kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi, merupakan program
kursus dan pelatihan yang tersusun secara teratur dan terstruktur yang
menghasilkan pertukangan kayu konstruksi yang profesional pada
jenjangnya. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali
peserta didik agar mampu bersikap teliti dan cermat dalam melaksanakan
pekerjaan persiapan sebagai Pertukangan kayu konstruksi, melaksanakan
pekerjaan mengolah menjadi kayu konstruksi, melakukan perakitan,
pengujian produk dan melaksanakan pekerjaan finishing.

1. Nama Program
Kursus dan Pelatihan pertukangan kayu konstruksi jenjang II KKNI.

2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi jenjang II KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki kemampuan dalam menguasai pekerjaan pertukangan
kayu konstruksi yang meliputi: pelaksanaan pekerjaan persiapan,
pekerjaan pengolah kayu (pabrikasi), pekerjaan merakit, pekerjaan
pengujian kekokohan (kekuatan konstruksi), pekerjaan finishing, serta
memiliki sikap kerja yang bertanggungjawab terhadap penggunaan
peralatan (equipments) yang memperhatikan aspek Keamanan dan
Keselamatan Kerja Lingkungan (K3L) dan berkomunikasi di tempat
kerja.

b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang mampu
membuat bekisting dan perancah, rangka atap, kuda-kuda, plafon,
dinding dan lantai, kosen, daun pintu dan jendela, serta tangga, sesuai
dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi ini
bermanfaat bagi.
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja dan
kepercayaan diri yang dilandasi atas penguasaan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja dalam pekerjaan pertukangan kayu
konstruksi baik yang bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks,
sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang pertukangan kayu konstruksi:
dapat merekrut calon pertukangan kayu konstruksi yang sesuai dengan
kualifikasi dan siap beradaptasi dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi; dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang
terstandar dan sesuai kebutuhan pengguna.
4. Kualifikasi Peserta
Program kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi jenjang II
KKNI ini mensyaratkan bahwa kualifikasi calon peserta memiliki
pendidikan minimal lulusan SD/sederajat dengan usia minimal 18 tahun
atau yang bersedia dilatih sebagai pertukangan kayu konstruksi yang
memiliki latar belakang pernah bekerja sebagai pertukangan kayu
konstruksi.

5. Durasi Kursus dan Pelatihan


Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan peserta untuk mengikuti
pertukangan kayu konstruksi adalah 380 jam pelajaran dengan proporsi waktu
30% teori dan 70% praktik.

6. Metode Kursus dan Pelatihan


Untuk menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan Pertukangan kayu
yang sesuai dengan standar dan kebutuhan industri, maka kegiatan
proses pembelajaran dalam kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi akan digunakan metode ceramah dengan modifikasi ilustrasi
pekerjaan untuk transfer of knowledge, metode demonstrasi, simulasi dan
praktik kerja untuk penguasaan skill and attittude, serta metode asesmen
untuk pengukuran penguasaan kompetensi. Peserta kursus dan pelatihan
dipersyaratkan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan
pelatihan yang sudah diprogramkan.

7. Uji Kompetensi
Kursus dan pelatihan pertukangan kayu konstruksi ini akan menerbitkan
2 (dua) jenis sertifikat tanda bukti alat ukur keberhasilan capaian
program kursus dan pelatihan, yaitu Sertifikat Tanda Bukti Telah
Mengikuti Pelatihan, yang disebut dengan STTPL, dan sertifikat
kompetensi setelah melalui uji kompetensi. Kedua uji tersebut
dilaksanakan diakhir program pelatihan.
Pelaksanaan uji yang dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan dalam
penyerapan hasil transfer of knowledge, selama proses kursus dan
pelatihan yang dilakukan oleh instruktur, alat ukur ini digunakan untuk
mengetahui tingkat ketercapaian penguasaan pengetahuan yang diberikan
oleh instruktur.

Uji kompetensi ini dilakukan untuk mengukur penguasaan dimensi


kompetensi yang meliputi penguasaan pengetahuan kerja pertukangan
kayu konstruksi, dengan metode uji tulis maupun lisan, serta mengukur
penguasaan kemampuan motorik (skill) dengan jenis uji praktik (real
practice), dalam proses kerja kayu konstruksi.

Pelaksanaan uji kompetensi dilaksanakan di tempat uji kompetensi (TUK),


uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes
teori bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan teori, sikap,
dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan.

Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji


kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK)
bidang konstruksi yang independen dan diakui oleh pemerintah atau
lembaga kursus dan pelatihan yang terakreditasi.
8. Sertifikasi kelulusan
Sertifikat kelulusan tanda bukti telah mengikuti kursus dan pelatihan
(STTPL) diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan
seluruh ketentuan dalam penyelenggaraan kursus dan pelatihan, yang
dilakukan Lembaga Kursus dan Pelatihan Kompetensi (LPK).

Sertifikat kompetensi diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan


setelah direkomendasikan kompeten oleh asesor kompetensi melalui
asesmen dalam uji kompetensi oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi
dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pertukangan Kayu
Kontruksi.

Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan satu


lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko
Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang
Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang
Pertukangan Kayu Kontruksi. Sertifikat yang diperoleh dari program ini
adalah Sertifikat pertukangan kayu konstruksi Jenjang II KKNI.

D. Ruang Lingkup Penyusunan SKL


Penyusunan SKL berbasis KKNI mencakup sistematika dan format SKL serta
tata cara penulisan SKL.
Penyusunan SKL berbasis KKNI dibuat untuk pertukangan kayu konstruksi
dengan jenjang/kualifikasi II pada KKNI, yang mendeskripsikan
pengetahuan, keterampilan kerja tukang kayu konstruksi, dan dilandasi
sikap kerja profesional yang beretika dan bertanggungjawab penuh atas
pekerjaanya. Yang diharapkan berjiwa interpreneurship sesuai dengan
bidang pertukangan kayu konstruksi.

Pekerjaan pertukangan kayu konstruksi terdiri atas tiga (3) bidang yaitu
pertukangan kayu konstruksi, Pertukangan kayu furniture dan Pertukangan
kayu kria. Ketiga bidang pekerjaan pertukangan ini memiliki ruang lingkup.
1. Melaksanakan pekerjaan persiapan.
2. Melaksanakan pekerjaan pengolahan kayu (pabrikasi).
3. Melaksanakan pekerjaan merakit.
4. Melaksanakan pekerjaan menguji kekokohan (kekuatan konstruksi).
5. Melaksanakan pekerjaan finishing.
Batasan kegiatan pertukangan kayu dalam standar kelulusan ini terbatas
pada bidang pertukangan kayu konstruksi, yang memiliki peta kerja seperti
berikut.

Peta Pekerjaan Tukang Kayu

Mgn Aktivitas Tukang Kayu

Plan Membuat Persiapan


a. Gambar (menerjemahkan/ Menginterpretasikan
gambar/dimensi dan membuat mal).
b. Alat (manual, listrik).
c. Bahan.
d. Tempat/Meja kerja.
Do Mengolah Bahan menjadi Bentuk Konstruksi Kayu
a. Memotong (menyiapkan, menajamkan, menyetel, merawat alat,
memotong).
b. Menghaluskan (menyiapkan alat dan merawat alat,
menghaluskan).
c. Membentuk.
• Penomoran jenis sambungan.
• Membuat profil.
• Melubangi.
Do Merakit Konstruksi Kayu
a. Presisi (Menyetel)
• Pemeriksaan dimensi/bentuk.
• Menyetel (mencocokan sambungan, menyetel).
b. Mengunci.
• Menentukan letak kuncian.
• Menentukan jenis kuncian.
• Memasang kuncian.

Do Menguji Kekokohan (kekuatan konstruksi)


a. Memeriksa (dimensi dan bentuk).
b. Setel.
• Pencocokan sambungan.
• Penyetelan.
c. Menguji produk.
Check Melaksanakan pekerjaan Finishing
a. Membersihkan permukaan.
b. Pekerjaan Filler (pengisian).
c. Menutup permukaan kayu dengan bahan finishing.
Act a. Membuat : Bekisting dan Perancah, Rangka Atap, Kuda-kuda,
Plafon.
b. Membuat dinding + lantai, kosen + daun pintu/jendela,
tangga, railling.
E. Pengertian
Pada pedoman ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang memiliki oleh lulusan
dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai dengan kualifikasi
KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki oleh
lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi
KKNI
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-norma
sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan
sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja,
maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab dalam
lingkungan kerja.
8. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
9. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
10. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012.
11. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan deskripsi kualifikasi KKNI.
12. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari
capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar
Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
13. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu kemampuan
minimum yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelsaikan
suatu pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada jenjang KKNI yang
sesuai.
14. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur keberhasilan
yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak
15. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
16. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan
non formal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi berbasis KKNI jenjang II ini memiliki kemampuan dalam
menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik yang
menghasilkan tukang kayu konstruksi yang mampu
membuat/melaksanakan pekerjaan bekisting dan perancah, rangka
atap, kuda-kuda, plafon, dinding dan lantai, kusen dan daun
pintu/jendela, tangga dan railing.
Lulusan yang dapat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut di
atas, dengan keterampilan yang dimilikinya dapat bekerja dalam
industri perkayuan (komponen rumah) atau dapat menjadi
wirausahawan di bidang perkayuan secara mandiri.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan
kursus dan pelatihan ini adalah sebagai tukang kayu konstruksi,
setara dengan jenjang II dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).

C. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)


1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor
8 tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh
setiap lulusan kursus dan pelatihan adalah.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia,
maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem
pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang
kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun
karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air serta mendukung perdamaian dunia;
d. mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original
orang lain;
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki
semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta
masyarakat luas; dan
g. mampu meningkatkan kreatifitas disiplin keilmuan dengan
inovasi teknologi yang dapat dirasakan dampak positifnya
bagi semua golongan masyarakat.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang II pada KKNI
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan
kursus dan pelatihan Pertukangan kayu ini adalah tukang kayu
konstruksi jenjang II dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) yaitu:
a. mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus
spesifik dengan menganalisis informasi secara terbatas,
memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihan yang
baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan
kuantitas yang terukur;
b. memahami beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu
dan mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di
bidang kerjanya;
c. mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi,
menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan
memiliki inisiatif; dan
d. bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan pertukangan kayu
konstruksi adalah.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI SESUAI KKNI
JENJANG II
SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan
NILAI kepribadian manusia Indonesia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang
baik didalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

KEMAMPUAN DI Mampu melaksanakan satu tugas spesifik yaitu:


BIDANG KERJA pertukangan kayu konstruksi degan mengguna
kan alat (manual maupun listrik), informasi dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERTUKANGAN KAYU KONSTRUKSI SESUAI KKNI
JENJANG II
menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur,
di bawah pengawasan langsung atasannya, yang
mencakup kemampuan sebagai berikut.
1. Melakukan pekerjaan persiapan yang meliputi
menterjemahkan gambar kerja (interpretasi
gambar), membuat mal; mengidentifikasi dan
menyiapkan alat kerja (manual/listrik); memilih
dan menyiapkan bahan; menyiapkan tempat
kerja.
2. Mengolah bahan kayu konstruksi yang meliputi
kompetensi mempersiapkan, menggunakan dan
merawat alat kerja untuk pekerjaan memotong,
melubangi dan menghaluskan; mengerjakan
membentuk konstruksi sesuai dengan design
gambar kerja.
3. Menyusun komponen konstruksi sesuai dengan
gambar kerja, dengan kompetensi melakukan
pemeriksaan dimensi dan bentuk, serta
penyetelan hingga menjadi bentuk konstruksi
kayu yang sesuai gambar kerja; melaksanakan
pekerjaan penguncian yang meliputi
kompetensi capaian menentukan letak dan
jenis kuncian serta memasang kuncian.
4. Melakukan pengujian produk untuk
menetapkan mutu, dengan kompetensi
memeriksa kesesuaian produk (bentuk dan
ukuran) dengan gambar kerja; serta melakukan
pengujian kekokohan produk.
5. Melaksanakan pekerjaan finishing dengan
kompetensi membersihkan permukaan kayu
konstruksi, filler dan menutup permukaan kayu
dengan bahan finishing.
PENGETAHUAN 1. Menguasai metode kerja/cara kerja dengan alat
YANG DIKUASAI Pertukangan kayu manual dan mekanis (listrik).
2. Menguasai gambar kerja.
3. Menguasai jenis dan penggunaan/
pengoperasian serta perawatan alat kerja.
4. Menguasai pengetahuan perlakuan dan
pengelolaan bahan konstruksi khusus kayu.
HAK DAN 1. Bertanggung jawab atas pekerjaan maupun
TANGGUNG hasil karya baik secara kualitas maupun
JAWAB kuantitas.
2. Melakukan komunikasi yang baik dan efektif
dengan atasan, rekan kerja dan pengguna jasa.
D. Standar Kompetensi Lulusan
Dalam naskah akademik SKKNI, dinyatakan beberapa informasi
terkait dengan makna kompetensi dan standar kompetensi
sebagaimana dinyatakan berikut ini. Berdasar pada arti bahasa,
standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan kompetensi.
Standar diartikan sebagai "ukuran" yang disepakati, sedangkan
kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang
dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan
sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai
dengan standar performa yang ditetapkan.

Dengan demikian dapat disepakati bahwa standar kompetensi


merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yang
diperlukan pada suatu bidang pekerjaan oleh seluruh "stakeholder"
di bidangnya.

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan standar kompetensi


adalah perumusan tentang kemampuan yang relevan, yang harus
dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan
yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Penyusunan standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka


yang bersangkutan akan mampu:
a. mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan;
b. mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan;
c. melakukan pekerjaan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda
dengan rencana semula;
d. menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda;
dan
e. menyesuaikan kemampuan yang dimiliki bila bekerja pada
kondisi dan lingkungan yang berbeda.

Meskipun bersifat generik standar kompetensi harus memiliki


kemampuan ukur yang akurat, untuk itu standar harus:
a. terfokus pada apa yang diharapkan dapat dilakukan pekerja di
tempat kerja;
b. memberikan pengarahan yang cukup untuk pelatihan dan
penilaian;
c. diperlihatkan dalam bentuk hasil akhir yang diharapkan; dan
d. selaras dengan peraturan perundang-undangan terkait yang
berlaku, standar produk dan jasa yang terkait serta kode etik
profesi bila ada.
Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas:
a. unit kompetensi;
b. elemen kompetensi; dan
c. indikator kelulusan.
Sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Memiliki integritas tinggi, berbudi pekerti baik,
karakter dan Maha Esa. dan memiliki keberanian dalam hal positif
kepribadian manusia 1.2. Memiliki moral, etika dan sesuai dengan perannya sebagai seorang
Indonesia. kepribadian yang baik di tukang kayu yang akan bertanggung jawab
dalam menyelesaikan dalam melakukan pekerjaan pertukangan
tugasnya. konstruksi kayu.
1.3. Berperan sebagai warga b. Ketercapaian dalam malaksanakan SOP
negara yang bangga dan cinta pertukangan kayu konstruksi.
tanah air serta mendukung c. Ketaatan terhadap Etos kerja.
perdamaian dunia. d. Beradaptasi dengan kondisi di tempat kerja.
1.4. Bekerja sama dan memiliki e. Peka dan tanggap terhadap lingkungan kerja.
kepekaan yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
1.5. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama
serta pendapat/temuan
original orang lain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

1.6. Menjunjung tinggi penegakan


hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat
luas.

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Mampu menyiapkan 2.1. Membaca gambar. a. Ketepatan membuat gambar mal pada kayu
gambar kerja, alat, sesuai gambar kerja.
bahan, dan tempat b. Ketepatan memilih dan menggunakan kayu
kerja. 2.1.1 Menginterpretasi sesuai dengan spesifikasi teknis yang
gambar/ dimensi. ditetapkan.
c. Ketepatan memilih dengan tepat dan
2.1.2 Membuat gambar mengoperasikan alat kerja (manual/listrik)
sketsa. sesuai dengan fungsinya.
3. Mampu 3.1 Memahami surat
melaksanakan perintah/instruksi kerja
pekerjaan konstruksi terkait dengan pekerjaan
kayu. konstruksi kayu secara
manual.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.1.1. Menginterpretasi surat 3.1.1.1 Ketepatan dalam melaksanakan surat


perintah/ instruksi perintah/ instruksi kerja dari atasan.
kerja dari atasan.
3.2 Membaca/membuat sketsa
dan/atau gambar kerja
sederhana.
3.2.1 Membaca/ membuat 3.2.1.1 Ketepatan dalam membuat gambar
sketsa benda kerja 2 sketsa bentuk objek/benda kerja 2
dimensi (2D). dimensi (2D) sesuai gambar kerja.

3.2.2 Membaca/ membuat 3.2.2.1 Ketepatan membuat sketsa benda kerja 3


sketsa benda kerja 3 dimensi (3D) sesuai bentuk dan ukuran
dimensi (3D). gambar kerja. menggunakan proyeksi
oblik, aksonometrik dan perspektif.
3.3 Mengidentifikasi,
mengoperasikan,
memelihara dan menyimpan
peralatan manual dan
peralatan listrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.3.1 Memilih, 3.3.1.1 Ketepatan memilihperalatan manual


menggunakan dan dengan tepat dan sesuai fungsinya.
merawat peralatan
manual. 3.3.1.2 Ketrampilan dalam mengoperasikan
peralatan manual sesuai fungsi dan SOP.

3.3.1.3 Ketepatan merawat peralatan manual


sesuai dengan SOP.

3.3.1.4 Ketepatan dalam kebersihan, kerapihan


setiap peralatan manual serta
penyimpanan sesuai tempatnya.
3.3.2 Memilih, 3.3.2.1 Kecermatan dalam memilihperalatan
menggunakan dan listrik sesuai fungsinya.
merawat peralatan
listrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.3.2.2 Keterampilan dalam mengoperasikan


peralatan listrik sesuai fungsi dan SOP.

3.3.2.3 Kecermatan dalam merawat peralatan


listrik sesuai dengan SOP.
3.3.2.4 Kecermatan dalam membersihkan
perlengkapan dan kerapihan setiap
peralatan listrik serta menyimpan pada
tempat yang seharusnya.
3.4 Mengidentifikasi, 3.4.1 Keterampilan dalam menggunakan alat
mengoperasikan, ukur manual sesuai kebutuhan dan
memelihara, dan peruntukannya.
menyimpan alat ukur
manual (mistar baja, mistar
siku, rol meter).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.4.2 Keterampilan dalam melakukan


pengukuran menggunakan alat ukur
manual dengan tepat sesuai SOP.
3.4.3 Ketepatan dalam menjaga kebersihan,
kelengkapan dan kerapihan setiap alat
ukur manual serta menyimpan pada
tempat yang seharusnya menyimpan pada
tempat yang seharusnya.
3.5 Mengidentifikasi, 3.5.1 Kecermatan dalam memilih peralatan
mengoperasikan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
memelihara, dan menyimpan yang relevan untuk melakukan kerja
perlengkapan kesehatan dan konstruksikayu.
keselamatan kerja (K3). 3.5.2 Keterampilan dalam menggunakan APD
dan APK yang relevan untuk lakukan
kerja konstruksi kayu.

3.5.3 Kecermatan dalam membersihkan,


kelengkapan dan kerapihan setiap APD
dan APK.
3.6 Membuat komponen
konstruksi kayu.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.6.1 Menggambar pola 3.6.1.1 Ketelitian dalam membuat mal/melukis


sambungan kayu pada benda kerja sesuai dengan gambar
(Melukis pada benda kerja.
kerja).

3.6.2 Melaksanakan 3.6.2.1 Ketepatan dalam memotong kayu dengan


pemotongan (kayu) alat potong yang tepat sesuai dengan
dengan menggunakan gambar mal dengan presisi.
peralatan manual dan
peralatan listrik.
3.6.3 Melaksanakan 3.6.3.1 Ketepatan dalam menghaluskan kayu
penghalusan material hingga lurus, siku dan rata menggunakan
(kayu)/ mengetam peralatan yang tepat seseuai dengan
secara manual dengan gambar kerja.
menggunakan
peralatan manual dan
peralatan listrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4. Mampu 4.1. Membuat bekisting struktur 4.1.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi


melaksanakan bangunan gedung. ukuran dan dimensi bekisting struktur
pekerjaan kayu bangunan gedung sesuai gambar kerja.
dalam konstruksi
bangunan gedung. 4.1.2 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan
material bekisting yang diperlukan sesuai
dengan gambar kerja.
4.1.3 Kecermatan dalam mengidentifikasi
peralatan untuk membuat bekisting
struktur bangunan gedung.
4.1.4 Ketepatan dalam memotong komponen
konstruksi bekisting struktur bangunan
gedung sesuai dengan gambar kerja.
4.1.5 Ketepatan dalam merakit bekisting
struktur bangunan gedung sesuai gambar
kerja.
4.1.6 Ketepatan dalam memeriksa kembali
kekokohan bekisting struktur bangunan
gedung.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.2. Membuat dan memasang 4.2.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi ruang


rangka plafon dan menutup dan bentuk plafon sesuai gambar kerja.
plafon.
4.2.2 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan
material rangka plafon sesuai dengan
gambar kerja.
4.2.3 Ketepatan dalam memasang rangka dan
penutup plafon sesuai gambar kerja.
4.2.4 Ketepatan dalam memeriksa kembali
rangka dan penutup plafon sesuai gambar
kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.3. Membuat kuda-kuda. 4.3.1. Kecermatan dalam menyiapkan bahan


kayu sesuai kebutuhan pada gambar
kerja.
4.3.2 Ketepatan dalam menghitung bahan kayu
sesuai kebutuhan pada gambar kerja.
4.3.3 Kecermatan dalam memilih dan
menggunakan peralatan sesuai
peruntukannya.
4.3.4 Ketepatan dalam membuat komponen dan
sambungan kayu sesuai gambar kerja.
4.3.5 Ketepatan dalam merakit konstruksi
kuda-kuda sesuai gambar kerja.
4.3.6 Kecermatan dalam memeriksa kembali
kekokohan konstruksi kuda-kuda.
4.4 Membuat rangka atap. 4.4.1 Ketelitian dalam mengidentifikasi bentuk–
bentuk rangka atap.
4.4.2 Kecermatan dalam memilih material yang
akan digunakan.
4.4.3 Ketelitian dalam menghitung kebutuhan
material.
4.4.4 Kecermatan dalam memilih peralatan yang
akan digunakan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.4.5 Ketepatan dalam merakit komponen


rangka atap.
3.4.2 Kecermatan dalam memeriksa kembali
kekokohan rangka atap.
5. Mampu 5.1 Membuat dinding dan lantai. 5.1.1 Mampu dalam mengidentifikasi ukuran
melaksanakan dan dimensi dinding dan lantai sesuai
pekerjaan kayu dengan gambar kerja.
dalam konstruksi
bangunan gedung 2. 5.1.2 Ketepatan dalam menghitung kebutuhan
material dinding dan lantai yang
diperlukan sesuai dengan gambar kerja.

5.1.3 Tepat dalam memilih peralatan untuk


membuat dinding dan lantai dalam
ruangan.
5.1.4 Ketepatan dalam memotong komponen
konstruksi dinding dan lantai pada
struktur bangunan gedung sesuai dengan
gambar kerja.
5.1.5 Ketepatan dalam merakit dinding dan
lantai pada struktur bangunan gedung
sesuai gambar kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.1.6 Dapat memeriksa kesesuaian bentuk


dinding pada struktur bangunan gedung
dengan gambar kerja.
5.2 Membuat Kusen dan Daun
Pintu dan Jendela.
5.2.1 Membuat kusen pintu 5.2.1.1 Mampu dan tepat dalam menyiapkan
dan jendela. bahan kayu yang sesuai dengan
kebutuhan pada gambar kerja.
5.2.1.2 Ketepatan dalam menghitung bahan
kayu sesuai kebutuhan pada gambar
kerja.
5.2.1.3 Mampu memilih dan menggunakan
peralatan sesuai peruntukannya.
5.2.1.4 Ketepatan dalam membuat komponen
dan sambungan kayu sesuai gambar
kerja.
5.2.1.5 Ketepatan dalam merakit konstruksi
kusen sesuai gambar kerja.
5.2.1.6 Dapat memeriksa kembali bentuk dan
kekokohan konstruksi kusen
disesuaikan dengan gambar kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.2.2 Membuat Daun Pintu 5.2.2.1 Mampu dan tepat dalam menyiapkan
dan Jendela. bahan kayu yang sesuai dengan
kebutuhan pada gambar kerja.
5.2.2.2 Ketepatan dalam menghitung bahan
kayu sesuai kebutuhan pada gambar
kerja.
5.2.2.3 Mampu memilih dan menggunakan
peralatan sesuai peruntukannya.
5.2.2.4 Ketepatan dalam membuat komponen
dan sambungan kayu sesuai gambar
kerja.
5.2.2.5 Ketepatan dalam merakit konstruksi
pintu atau daun jendela sehingga sesuai
dengan gambar kerja.
5.2.2.6 Dapat memeriksa kembali bentuk dan
kekokohan konstruksi pintu atau daunu
jendela disesuaikan dengan gambar
kerja.
5.3 Tangga dan Railing.
5.3.1 Membuat Tangga. 5.3.1.1 Tepat dalam mengidentifikasi bentuk
dan komponen tangga sesuai gambar
kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.3.1.2 Ketepatan dalam membuat pola tangga


sesuai gambar kerja.
5.3.1.3 Mampu memilih dan mengidentifikasi
bahan dan peralatan kayu untuk tangga
sesuai spesifikasi pada gambar kerja.
5.3.1.4 Ketepatan dalam menghitung
kebutuhan bahan kayu untuk tangga
sesuai gambar kerja.
5.3.1.5 Mampu dalam merakit komponen
tangga sesuai gambar kerja.
5.3.1.6 Mampu memeriksa kembali bentuk dan
kekokohan konstruksi tangga
disesuaikan dengan gambar kerja.
5.3.2 Membuat Railing 5.3.2.1 Tepat dalam mengidentifikasi bentuk
Tangga. dan komponen railing sesuai gambar
kerja.
5.3.2.2 Ketepatan dalam bentuk railing sesuai
gambar kerja.
5.3.2.3 Mampu memilih dan mengidentifikasi
bahan dan peralatan kayu untuk tangga
sesuai spesifikasi pada gambar kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.3.2.3 Ketepatan dalam menghitung


kebutuhan bahan kayu untuk railing
sesuai gambar kerja.
5.3.2.4 Mampu dalam merakit komponen railing
sesuai gambar kerja.
5.3.2.5 Mampu memeriksa kembali bentuk dan
kekokohan konstruksi railing
disesuaikan dengan gambar kerja.

Pengetahuan yang Dikuasai


6. Menguasai 6.1 Prinsip dan teknik 6.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan teknik-
pengetahuan faktual, berkomunikasi dengan teknik berkomunikasi dengan atasan atau
prinsip-prinsip,dan atasan atau pemberi kerja. pemberi kerja.
operasional dalam 6.2 Konsep menghitung 6.2.1 Dapat menghitung kebutuhan bahan yang
bidang Pembuatan kebutuhan bahan. disesuaikan dengan gambar kerja.
konstruksi kayu yang 6.3 Pengetahuan faktual tentang
meliputi penguasaan dasar-dasar pengolahan
tentang. kayu.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.3.1 Mendiskripsikan jenis- 6.3.2 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan


jenis dan ukuran jenis bahan kayu konstruksi.
standar kayu. 6.3.1.1 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan
ukuran-ukuran standar kayu untuk
konstruksi.
6.3.1.1 Dapat memilih jenis dan ukuran kayu
yang tepat sesuai gambar.
6.3.1.2 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan
jenis peralatan manual perkayuan
manual.
6.3.2 Memahami peralatan 6.3.2.1 Dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan
perkayuan manual peralatan perkayuan manual.
6.3.2.2 Dapat memilih jenis peralatan perkayuan
yang tepat sesuai dengan pekerjaan
konstruksi sesuai gambar.
6.4 Prinsip, teknik membaca dan
membuat sketsa gambar serta
gambar kerja sederhana
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.4.1 Memahami cara 6.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara


membuat dan membaca membuat dan membaca sketsa dan/atau
sketsa dan/atau gambar gambar kerja.
kerja
6.4.2 Memahami cara 6.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
membuat dan membaca membuat dan membaca gambar sketsa 2
sketsa benda kerja 2 dimensi (2D).
dimensi (2D).
6.4.3 Memahami cara 6.4.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
membuat dan membaca membuat dan membaca gambar sketsa 3
sketsa benda kerja 3 dimensi (3D).
dimensi (3D).
6.4.4 Memahami cara 6.4.4.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
membuat dan membaca membuat dan membaca gambar kerja
gambar kerja. sederhana sesuai dengan aturan proyeksi
Eropa.

6.4.5 Prinsip dan 6.4.5.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan jenis-


pengetahuan jenis alat Kesehatan dan Keselamatan
operasional tentang Kerja (K3) bidang konstruksi kayu.
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.4.6 Pengetahuan operasional


tentang jenis, fungsi, cara
mengoperasikan, dan
cara merawat peralatan
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
6.4.7 Mengidentifikasi jenis- 6.4.7.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi jenis-
jenis bahaya di tempat jenis bahaya di tempat kerja dan sumber
kerja dan sumber penyebabnya.
penyebabnya.
6.4.8 Mengidentifikasi cara- 6.4.7.2 Ketepatan dalam mengidentifikasi cara-
cara penanggulangan cara penanggulangan bahaya di tempat
bahaya di tempat kerja. kerja.
6.4.9 Mengidentifikasi jenis- 6.4.7.3 Ketepatan dalam mengidentifikasi jenis-
jenis alat pelindung diri jenis alat pelindung diri (APD) dan
(APD) dan fungsinya. fungsinya.
6.4.10 Mengidentifikasi tanda- 6.4.10.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi tanda-
tanda peringatan, tanda peringatan, larangan, dan anjuran
larangan, dan anjuran yang ada di tempat kerja.
yang ada di tempat kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7. Menguasai 7.1 Prinsip dan teknik


pengetahuan faktual, berkomunikasi dengan
prinsip-prinsip,dan atasan atau pemberi kerja.
operasional dalam 7.2 Konsep menghitung 7.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
bidang Pembuatan kebutuhan bahan. teknik-teknik berkomunikasi dengan
konstruksi kayu yang atasan atau pemberi kerja.
meliputi penguasaan 7.2.2 Dapat menghitung kebutuhan bahan
tentang: yang disesuaikan dengan gambar kerja.
7.3 Pengetahuan faktual tentang
dasar-dasar pengolahan
kayu.
7.3.1 Memahami jenis-jenis 7.3.1.1 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan
kayu olahan jenis bahan kayu olahan untuk
konstruksi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.3.1.2 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan


ukuran-ukuran standar kayu olahan
untuk konstruksi.
7.3.1.3 Dapat memilih jenis dan ukuran kayu
yang tepat sesuai gambar.
7.3.2 Memahami peralatan 7.3.2.1 Dapat mengidentifikasi dan menjelaskan
listrik perkayuan jenis peralatan listrik perkayuan.
7.3.2.2 Dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan
peralatan listrik perkayuan.

7.3.2.3 Dapat memilih jenis peralatan perkayuan


yang tepat sesuai dengan pekerjaan
konstruksi sesuai gambar.
7.4 Prinsip, teknik membaca dan
membuat sketsa gambar serta
gambar kerja sederhana.
7.4.1 Memahami cara 7.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
membuat dan membaca membuat dan membaca sketsa dan/atau
sketsa dan/atau gambar kerja.
gambar kerja
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.4.2 Memahami cara 7.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara


membuat dan membaca membuat dan membaca gambar sketsa 2
sketsa benda kerja 2 dimensi (2D).
dimensi (2D).
7.4.3 Memahami cara 7.4.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
membuat dan membaca membuat dan membaca gambar sketsa 3
sketsa benda kerja 3 dimensi (3D).
dimensi (3D).
7.4.4 Memahami cara 7.4.4.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
membuat dan membaca membuat dan membaca gambar kerja
gambar kerja. sederhana sesuai dengan aturan proyeksi
Eropa.
7.5 Teknik pembuatan laporan
kinerja
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.5.1 Memahami bentuk- 7.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


bentuk laporan yang bentuk-bentuk laporan yang harus
harus disiapkan disiapkan.
(laporan inventarisasi
bahan dan peralatan,
laporan persiapan
pekerjaan, laporan
penggunaan bahan,
laporan penggunaan
mesin dan peralatan,
laporan pelaksanaan
pekerjaan, laporan hasil
pekerjaan, laporan hasil
monitoring dan evaluasi,
laporan kerusakan,
laporan pemeliharaan,
laporan perbaikan, dan
laporan pertanggung
jawaban)
7.5.2 Memahami komponen- 7.5.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
komponen laporan. komponen-komponen laporan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.6 Prinsip dan pengetahuan 7.6.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan jenis-


operasional tentang jenis alat Kesehatan dan Keselamatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bidang konstruksi kayu.
Kerja (K3).
7.7 Pengetahuan operasional
tentang jenis, fungsi, cara
mengoperasikan, dan cara
merawat peralatan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
7.7.1 Mengidentifikasi faktor- 7.7.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab faktor penyebab terjadinya bahaya
terjadinya bahaya kebakaran.
kebakaran.
7.7.2 Mengidentifikasi jenis- 7.7.2.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi jenis-
jenis alat pemadam jenis alat pemadam kebakaran dan
kebakaran dan kegunaannya.
kegunaannya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Hak dan Tanggung jawab


8. Bertanggung jawab 8.1 Menterjemahkan gambar
pada hasil kerja terkait dengan
pembuatan pembuatan konstruksi kayu.
konstruksi kayu atas 8.1.1 Membuatan dan 8.1.1.1 Dapat membuat dan membaca sketsa
pekerjaan sendiri dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja sederhana
tidak bertanggung dan/atau gambar kerja berdasarkan keinginan pemberi kerja.
jawab atas pekerjaan sederhana.
orang lain. 8.1.2 Menggunakan 8.1.2.1 Dapat mengidentifikasi, mengoperasikan,
peralatan manual atau memelihara dan menyimpan peralatan
peralatan elektronik manual, peralatan elektronik serta alat
dan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan dengan tanpa kerusakan.
Keselamatan Kerja
(K3).
8.2 Membuat komponen
konstruksi kayu
8.2.1 Melaksanakan 8.2.1.1 Dapat melakukan pemotongan kayu
pemotongan kayu. dengan menggunakan peralatan manual
dan peralatan elektronik secara tepat dan
tanpa ada kecelakaan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.2.2 Melaksanakan 8.2.2.1 Dapat melakukan penghalusan kayu


penghalusan kayu. dengan menggunakan peralatan manual
dan peralatan elektronik secara tepat dan
tanpa ada kecelakaan.
8.3 Membuat komponen 8.3.1 Dapat membuat secara mandiri
konstruksi rumah. konponen rumah sesuai dengan gambar
kerja yang sudah ditentukan.
9 Bertanggung jawab 9.1 Menerjemahkan gambar
pada hasil kerja terkait dengan
pembuatan pembuatan konstruksi kayu.
konstruksi kayu atas 9.1.1 Membuatan dan 9.1.1.1 Dapat membuat dan membaca sketsa
pekerjaan sendiri dan membaca sketsa dan/atau gambar kerja sederhana
tidak bertanggung dan/atau gambar kerja berdasarkan keinginan pemberi kerja.
jawab atas pekerjaan sederhana.
orang lain. 9.1.2 Menggunakan Dapat mengidentifikasi, mengoperasikan,
peralatan manual atau memelihara dan menyimpan peralatan manual,
peralatan elektronik peralatan elektronik serta alat Kesehatan dan
dan peralatan Keselamatan Kerja (K3) dengan tanpa kerusakan.
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
9.2 Membuat komponen
konstruksi kayu
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERTUKANGAN KAYU
JENJANG II

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

9.2.1 Melaksanakan 9.2.1.1 Dapat melakukan pemotongan kayu


pemotongan kayu. dengan menggunakan peralatan manual
dan peralatan elektronik secara tepat dan
tanpa ada kecelakaan.

9.2.2 Melaksanakan 9.2.2.1 Dapat melakukan penghalusan kayu


penghalusan kayu. dengan menggunakan peralatan manual
dan peralatan elektronik secara tepat dan
tanpa ada kecelakaan.
9.3 Membuat komponen 9.3.1 Dapat membuat secara mandiri
konstruksi rumah. konponen rumah sesuai dengan gambar
kerja yang sudah ditentukan.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau

Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan


pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendid.ikan formal,
informal, nonformal maupun secara autodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor


ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian
penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat pengguna jasa terhadap
seseorang yang telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam
keterampilan atau kompetensi tertentu.

RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta


mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain.
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi
tentang proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti
RPL harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna
(individu yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah
terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki
mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan
berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khususnya dan masyarakat luas
pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus
melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin
pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan
yang dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang
dengan baik di negara-negara lain. Oleh karena itu arah
pengembangan lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu
yang akan datang harus menuju ke arah internasionalisasi, sehingga
dapat dicapai kesetaraan baik capaian pembelajaran, standar
kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di


waktu yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena
itu lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah
satu penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk
Indonesia sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal
ini menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan
persaingan antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional
dengan lembaga kursus dan pelatihan internasional harus menjadi
salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka


berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang teknik,
pariwisata, kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih
diperlukan upaya untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik
di tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan standar
kompetensi lulusan yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan
nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan kayu konstruksi berbasis KKNI


jenjang II ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan
adalah lulusan dapat mengawali karir kerja di bidang perkayuan,
khususnya kayu konstruksi.
E. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMASANGAN BATA JENJANG II

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya
manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
(learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa
akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau regulasi
yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia untuk
berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti sektor
perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh
karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional
akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain:
1. meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan;
2. mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan;
3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja;
dan
4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum
meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi
antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera.

Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman
dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan
peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar
mandiri, sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan
kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata pada bidang konstruksi
khususnya bangunan gedung dan sejenisnya, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pemasang bata yang mampu
melakukan pekerjaannya sesuai dengan gambar kerja dan/atau instruksi
kerja. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta
didik agar memiliki penguasaan pengetahuan faktual tentang manajerial,
metode kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), material, peralatan,
kemampuan kerja untuk berbagai bentuk dan sambungan pasangan batu
bata, serta memiliki sikap berwirausaha.

1. Nama program
Kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang II KKNI.

2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan pemasangan bata
jenjang II KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan memiliki
penguasaan pengetahuan faktual K3, metode kerja, material,
peralatan, dan kemampuan kerja dalam pemasangan bata.

b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan Pemasangan bata
jenjang II KKNI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam bidang:
1) Penyiapan material dan peralatan pekerjaan pasangan bata;
2) Penyiapan tata letak area pekerjaan;
3) Pelaksanaan pengadukan mortar pekerjaan pasangan bata;
4) Pelaksanaan pembuatan dinding bata;
5) Pembuatan pilar bata;
6) Pembuatan pasangan bata lengkung; dan
7) Pembuatan pasangan bata dekoratif.

3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang II KKNI ini
bermanfaat bagi:
a. Bagi Lulusan kursus dan pelatihan pemasangan bata, memiliki
kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan
dalam pemeliharaan alat pertukangan pasang bata yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Pengguna jasa pemasangan bata, dapat merekrut calon pemasang
bata yang siap beradaptasi dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pemasangan bata,
dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.

4. Kualifikasi Peserta
Kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang II KKNI ini dapat diikuti
oleh setiap warga Negara Indonesia dan tidak tertutup bagi warga Negara
asing dengan persyaratan pendidikan minimal tamat Sekolah Dasar
(SD)/sederajat/bisa baca tulis.

5. Metode Kursus dan Pelatihan


Pelaksanaan program kursus dan pelatihan ini mengacu kepada metode
pelatihan berbasis kompetensi, yang memprasyaratkan peserta kursus
dan pelatihan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan
pelatihan yang sudah diprogramkan.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran, antara lain:
a. Ceramah dan diskusi/tanya jawab.
b. Demonstrasi/simulasi
c. Praktik.

6. Uji Kompetensi
Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji
Kompetensi yang diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi
dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK).
Uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes
teori bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan teori, sikap,
dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata dalam
manajerial, K3, metode kerja, mengidentifikasi gambar konstruksi
pasangan bata, sumber daya, dan mengerjakan pekerjaan pasang bata
berdasarkan gambar kerja.

Tes praktik bertujuan untuk mengukur keterampilan dan sikap kerja


peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata dalam hal: pengelolaan
pekerjaan pasang bata, pengelolaan sumber daya metode kerja,
pengelolaan, dan pemasangan bata.

7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
pemasangan bata jenjang II KKNI yang telah dinyatakan lulus dalam uji
kompetensi oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pemasangan Bata.

Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan satu


lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko
Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang
Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang
Pemasangan Bata. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah
Sertifikat pemasangan bata jenjang II KKNI.

D. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) berbasis KKNI bidang pemasangan bata
jenjang II menumbuhkembangkan kemampuan dalam lingkup pekerjaan
pemasangan bata yang dirinci dalam cakupan sebagai berikut.
1. Pemahaman tentang pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip pelaksanaan pekerjaan pemasangan bata.
2. Kemampuan dalam lingkup pekerjaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemasangan bata dengan mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3).
3. Nilai-nilai, sikap dan etika kerja serta kemampuan berkomunikasi secara
profesional dalam melaksanakan pekerjaannya.

E. Pengertian

1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui


internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-norma
sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan
sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja,
maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui penilaian
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari
capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar
Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan
non formal, dan pendidikan informal ke dalam pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pemasang bata jenjang II KKNI
ini memiliki penguasaan pengetahuan faktual dan kemampuan kerja,
serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang:
1. mampu menyelesaikan pekerjaan pasang bata suatu proyek
konstruksi dan kasus spesifik;
2. mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas pasang
bata sesuai spesifikasi teknis;
3. mampu bekerja dengan menerapkan aspek-aspek K3;
4. mampu menyiapkan material dan peralatan pekerjaan pasangan
bata;
5. mampu menyiapkan tata letak area pekerjaan;
6. mampu membuat adukan mortar pekerjaan pasangan bata;
7. mampu membuat dinding bata;
8. mampu membuat pilar bata;
9. mampu membuat pasangan bata lengkung; dan
10. mampu membuat pasangan bata dekoratif.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus
dan pelatihan pemasang bata ini adalah sebagai tukang/pemasang
bata, setara dengan jenjang II dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 minimum wajib
dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan pelatihan
dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia;
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya;
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain; dan
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang II KKNI:
a. mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan,
serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya;
b. memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih
pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul;
dan
c. bertanggung jawab pada pekerjaan yang dilakukan dan dapat
diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMASANGAN BATU BATA SESUAI
KKNI JENJANG II

SIKAP DAN TATA Penghayatan seseorang terhadap nilai, norma,


NILAI dan aspek di sekitar kehidupannya yang tumbuh
dari proses pendidikan, pengalaman kerja,
lingkungan kehidupan keluarga, atau masyarakat
secara luas dalam pekerjaan Pasangan Bata.
Membangun dan membentuk karakter dan
kepribadian manusia Indonesia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang
baik di dalammenyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
7. Menghasilkan pada output/outcome kerja
yang berkualitas dan tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMASANGAN BATU BATA SESUAI
KKNI JENJANG II

KEMAMPUAN DI Mampu melaksanakan serangkaian tugas


BIDANG KERJA spesifik, yaitu:
1. Mampu menyiapkan Material dan Peralatan
Pekerjaan Pasangan Bata.
2. Mampu menyiapkan Tata Letak Area
Pekerjaan.
3. Mampu membuat adukan Mortar Pekerjaan
Pasangan Bata.
4. Mampu membuat Dinding Bata.
5. Mampu membuat Pilar Bata.
6. Mampu membuat Pasangan Bata lengkung.
7. Mampu membuat Pasangan Bata Dekoratif.
8. Mengevaluasi hasil kerja orang lain.
PENGETAHUAN Menguasai teori bidang keilmuan dan keahlian
YANG DIKUASAI serta pemahaman tentang konsep, fakta,
informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan
pemasangan bata, mencakup.
1. Mampu menguasai konsep prinsip-prinsip
pengelolaan pekerjaan pasangan bata.
2. Mampu menguasai konsep prinsip-prinsip
bekerja dengan aspek-aspek K3.
3. Mampu menguasai konsep prinsip-prinsip
pengelolaan sumberdaya pekerjaan pasang
bata.
4. Menguasai prinsip-prinsip dasar tentang
pemasangan bata seperti kelurusan,
ketegakan, kesikuan, kerataan dan kerapihan.
5. Mampu menguasai pengetahuan faktual
tentang jenis/ tipe pekerjaan pasang bata.
6. Mampu menguasai tentang mutu material
pasang bata.
7. Mampu menguasai pengetahuan pengelolaan
waktu pemasangan bata.
8. Mampu menguasai pengetahuan tentang
metode pemasangan bata.
9. Mampu menguasai pengetahuan metode
memeriksa hasil pemasangan bata.
HAK DAN Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan
TANGGUNG JAWAB dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan
mutu hasil kerja orang lain.
1. Bertanggung jawab atas pekerjaan
pemasangan bata yang dikerjakan oleh
kelompok kerja yang dipimpin.
2. Melakukan kerja sama kelompok kerja dan
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMASANGAN BATU BATA SESUAI
KKNI JENJANG II

pengguna jasa dengan komunikasi yang baik


dan efektif, menyusun laporan tertulis kepada
pemberi tugas (pemilik), dan berinisiatif dalam
pekerjaan pasang bata.
3. Membimbing tukang pemasangan bata.
4. Mampu bekerja sama dan melakukan
komunikasi dalam lingkup kerjanya.
D. Standar Kompetensi Lulusan

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Mampu menyelesaikan pekerjaan
karakter dan Maha Esa. pemasangan bata sesuai dengan spesifikasi
kepribadian manusia 1.2 Memiliki moral, etika dan teknis dan gambar kerja.
Indonesia. kepribadian yang baik di dalam b. Mampu menyelesaikan pekerjaan
menyelesaikan tugasnya. pemasangan bata tanpa kecelakaan (zero
1.3 Berperan sebagai warga negara accident) dalam sebuah simulasi kerja.
yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian
dunia.
1.4 Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
1.5 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta
pendapat/temuan original orang
lain.
1.6 Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta
masyarakat luas.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Menyiapkan Pekerjaan 2.1 Menyiapkan penyimpanan
Pemasangan Bata. material pekerjaan pasangan
bata.

2.1.1 Menggunakan Alat 2.1.1.1 Ketepatan menggunakan APD dalam


pelindung diri (APD) sesuai melakukan kegiatan penyiapan
dengan prosedur K3. material dan peralatan pekerjaan
pasangan bata sesuai prosedur K3.

2.1.2 Menyiapkan rencana 2.1.2.1 Ketepatan menyiapkan rencana


rancangan/susunan tempat penyimpanan material
tempat penyimpanan pasangan bata sesuai dengan
material pasangan bata instruksi kerja.
yang diperoleh dari pihak
terkait sesuai dengan
instruksi kerja.

2.1.3 Mengidentifikasi lokasi 2.1.3.1 Ketepatan mengidentifkasi lokasi


tempat penyimpanan tempat penyimpanan material
material pekerjaan pekerjaan pasangan bata sesuai
pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja dari pihak
dengan instruksi kerja dari terkait.
pihak terkait.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.1.4 Menyiapkan material 2.1.4.1 Ketepatan menyiapkan material


pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata pada lokasi
pada lokasi yang mudah yang mudah dijangkau.
dijangkau.
2.1.5 Melaporkan aktifitas 2.1.5.1 Ketepatan melaporkan aktifitas
persiapan penyimpanan persiapan penyimpanan material
material kepada pihak kepada pihak terkait.
terkait.
2.2 Melakukan penyimpanan
material pekerjaan.
2.2.1 Mengidentifikasi daftar 2.2.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi
simak jenis material daftar simak jenis material.
pekerjaan pasangan bata
sesuai dengan prosedur.
2.2.2 Menempatkan material 2.2.2.1 Ketepatan dalam menempatkan
pekerjaan pasangan bata material semen yang harus terlindung
sesuai dengan instruksi dari hujan dan tidak bersentuhan
kerja. langsung dengan lantai.
2.2.2.2 Ketepatan dalam penyimpanan bata
yang tersusun rapi untuk
memudahkan pada saat pengambilan
atau pengecekan kuantitas bata.
2.2.2.3 Ketepatan penempatan pasir agar
mudah diambil dan tidak berceceran.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.2.3 Menyerahkan laporan 2.2.3.1 Ketepatan dalam menyusun laporan


aktifitas penyimpanan penyimpanan material berdasarkan
material kepada pihak jumlah dan jenisnya.
terkait.
2.2.3.2 Ketepatan dalam menyerahkan
laporan sesuai dengan prosedur.

2.3 Memelihara mesin potong bata.


2.3.1 Mengidentifikasi manual 2.3.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi
kerja mesin potong bata manual kerja mesin potong bata.
sesuai dengan prosedur.
2.3.2 Mengidentifikasi mesin 2.3.2.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi
potong bata dengan cermat kesesuaian dan kelengkapan
berdasarkan manual komponen mesin potong bata dengan
mesin. manual mesin.
2.3.3 Memeriksa kondisi mesin 2.3.3.1 Ketepatan memeriksa kondisi mesin
potong bata kelengkapan potong bata.
dan kinerjanya. 2.3.3.2 Ketepatan dalam memeriksa kinerja
mesin potong bata dengan cara
menghidupkan dan menjalankan nya.
2.3 Melakukan pekerjaan
pemotongan bata.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.4.1 Mengidentifikasi gambar 2.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


kerja bangunan sesuai bentuk dan tampak bangunan
dengan prosedur. berdasarkan hasil identifikasi gambar
kerja.
2.4.2 Memilih tipe tampak luar 2.4.2.1 Ketepatan dalam memilih tipe tampak
bata sesuai dengan luar bata sesuai dengan persyaratan
persyaratan teknis. teknis.

2.4.3 Menandai tampak luar 2.4.2.2 Ketepatan dalam menandai tampak


bata untuk pemotongan. luar bata untuk pemotongan.

2.4.3 Memotong tampak luar 2.4.3.1 Ketepatan dalam melakukan


bata sesuai dengan tanda. pemotongan tampak luar bata sesuai
dengan tanda.
2.3 Memeriksa tempat penyimpanan
material pekerjaan pasangan
bata
2.5.1 Mengidentifikasi tempat 2.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
penyimpanan material tempat penyimpanan material
pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata hasil
berdasarkan kondisi identifikasi kondisi lapangan.
lapangan.
2.5.2 Memeriksa kelayakan 2.5.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
tempat penyimpanan hasil pemeriksaan kelayakan tempat
material pekerjaan penyimpanan material pekerjaan
pasangan bata. pasangan bata.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.5.3 Melaporkan hasil 2.5.3.1 Ketepatan dalam menyusun lapoan


pemeriksaan tempat hasil pemeriksaan tempat
penyimpanan material penyimpanan material sesuai
kepada pihak terkait. prosedur.
3. Menyiapkan Tata 3.1 Melaksanakan pemasangan profil
Letak Area Pekerjaan. untuk dasar pasangan dinding
bata.
3.1.1 Mengidentifikasi gambar 3.1.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja bangunan sesuai pelaksanaan pemasangan profil
dengan prosedur. untuk dasar pasangan dinding bata
hasil identifikasi terhadap gambar
kerja.
3.1.2 Mengidentifikasi lokasi 3.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pondasi dinding lokasi pondasi dinding bata hasil
berdasarkan gambar kerja. identifikasi gambar kerja.
3.1.3 Menyiapkan lokasi pondasi 3.1.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
dinding sesuai dengan pondasi dinding sesuai dengan
gambar kerja. gambar kerja.
3.1.4 Memasang profil pondasi 3.1.4.1 Ketepatan dalam memasang profil
dinding sesuai dengan pondasi dinding sesuai dengan
gambar kerja. gambar kerja.
3.1.5 Memeriksa kembali hasil 3.1.5.1 Ketepatan dalam memeriksa
pemasangan profil pondasi kesesuaian hasil pemasangan profil
dinding. pondasi dinding terhadap gambar
kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.2 Melaksanakan pengaturan


pemasangan batu bata untuk
dasar pilar.
3.2.1 Mengidentifikasi gambar 3.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pemasangan pilar pemasangan pilar bata hasil
bata sesuai dengan identifikasi terhadap gambar kerja.
prosedur.
3.2.2 Mengidentifikasi lokasi 3.2.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pemasangan bata untuk lokasi pemasangan bata untuk pilar
pilar berdasarkan gambar berdasarkan gambar kerja.
kerja.
3.2.3 Menyiapkan lokasi 3.2.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pemasangan bata untuk pemasangan bata untuk dasar pilar
dasar pilar sesuai dengan sesuai dengan gambar kerja.
gambar kerja.
3.2.4 Melakukan pengaturan 3.2.4.1 Ketepatan dalam melakukan
pemasangan bata untuk pengaturan pemasangan bata untuk
dasar pilar berdasarkan dasar pilar berdasarkan gambar
gambar kerja. kerja.
3.3 Melaksanakan pemasangan profil
cetakan dekoratif.
3.3.1 Mengidentifikasi pekerjaan 3.3.1.1 Kecermatan dalam mendeskripsikan
pasangan bata dekoratif pekerjaan pasangan bata dekoratif
berdasarkan gambar kerja. hasil identifikasi dari gambar kerja,
terkait dengan:
- bentuk atau motifnya,
- tingkat kesulitan pengerjaan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.3.2 Mengidentifikasi lokasi 3.3.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


pekerjaan pasangan bata lokasi pekerjaan pasangan bata
dekoratif berdasarkan dekoratif berdasarkan gambar kerja.
gambar kerja.
3.3.3 Menyiapkan lokasi 3.3.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata dekoratif
dekoratif sesuai dengan sesuai dengan gambar kerja.
instruksi kerja.
3.3.4 Memasang profil pekerjaan 3.3.4.1 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata dekoratif pekerjaan pasangan bata dekoratif
sesuai dengan gambar sesuai dengan gambar kerja.
kerja.
3.3.5 Memeriksa kembali hasil 3.3.5.1 Ketepatan dalam memeriksa
pemasangan profil kesesuaian hasil pemasangan profil
pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata dekoratif
dekoratif. terhadap gambar kerja.

3.4 Melaksanakan pemasangan profil


cetakan untuk pekerjaan
pasangan lengkung bata.
3.4.1 Mengidentifikasi bentuk 3.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
lengkung pasangan bata bentuk lengkung pasangan bata
berdasarkan gambar kerja. berdasarkan gambar kerja.
3.4.2 Mengidentifikasi lokasi 3.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
bentuk lengkung bata lokasi bentuk lengkung bata
berdasarkan gambar kerja. berdasarkan gambar kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.4.3 Menyiapkan lokasi bentuk 3.4.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi


lengkung bata sesuai bentuk lengkung bata pasangan bata
dengan instruksi kerja. sesuai dengan gambar kerja.
3.4.4 Memasang profil bentuk 3.4.4.1 Ketepatan dalam memasang profil
lengkung bata berdasarkan bentuk lengkung bata sesuai dengan
gambar kerja dan instruksi gambar kerja.
kerja.
3.4.5 Memeriksa kembali hasil 3.4.5.1 Ketepatan dalam memeriksa
pemasangan profil bentuk kesesuaian hasil pemasangan profil
lengkung bata. bentuk lengkung bata terhadap
gambar kerja.
4. Membuat Mortar 4.1 Menyiapkan mortar pekerjaan
untuk Pekerjaan pasangan bata.
Pasangan Bata. 4.1.1 Menyiapkan lokasi 4.1.1.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pengadukan mortar sesuai pengadukan mortar sesuai dengan
dengan rencana tata letak rencana tata letak area pekerjaan.
area pekerjaan.
4.1.2 Memilih material 4.1.2.1 Kecermatan dalam memilih material
campuran mortar untuk campuran mortar sesuai
berdasarkan spesifikasi spesifikasi teknik, yaitu:
teknik. - Pasir.
- Semen Portland type 1.
- Air.
4.1.3 Menentukan alat manual 4.1.3.1 Ketepatan dalam memilih alat
untuk pencampuran pengaduk manual untuk
mortar berdasarkan pencampuran mortar, misalnya:
kebutuhan. cangkul atau sekop.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.1.4 Melaksanakan 4.1.4.1 Kecermatan dalam melaksanakan


pengadukan mortar pengadukan mortar semen sesuai
semen sesuai prosedur. prosedur, yaitu.
- Pasir dan semen diaduk secara
merata dalam kondisi kering.
- Campuran semen pasir diberi air
secara perlahan sambil diaduk
hingga merata.
4.1.5 Memeriksa kekentalan 4.1.5.1 Ketepatan dalam memeriksa
mortar semen sesuai kekentalan mortar semen sesuai
dengan prosedur. dengan prosedur.
4.1.6 Membersihkan lokasi 4.1.6.1 Ketepatan dalam membersihkan
kerja sesuai prosedur. lokasi kerja dari material yang sudah
tidak terpakai lagi.
4.1.6.2 Ketepatan dalam membuang limbah
material ke tempat yang telah
ditentukan.
4.1.6.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
4.2 Melaksanakan perawatan rutin
mesin pengaduk mortar setelah
selesai pekerjaan
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.2.1 Mengidentifikasi manual 4.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


instruksi pabrik mesin manual instruksi pabrik mesin
pengaduk mortar sesuai pengaduk mortar.
dengan prosedur.
4.2.2 Membersihkan alat 4.2.2.1 Ketepatan dalam membersihkan alat
pengaduk mortar setelah mesin pengaduk mortar.
digunakan secara rutin.
4.2.3 Menyimpan alat pengaduk 4.2.3.1 Ketepatan dalam menyimpan alat
mortar pada tempat yang pengaduk mortar pada tempat yang
aman. aman.
5. Membuat dinding 5.1 Memasang dinding setengah bata
pasangan bata. 5.1.1 Menggunakan alat 5.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai sesuai dengan prosedur K3, yaitu:
dengan prosedur K3. helm, sarung tangan dan sepatu
booth (safety shoes).
5.1.2 Mengidentifikasi gambar 5.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pasangan dinding setengah bata
prosedur. sesuai gambar kerja.
5.1.3 Menyiapkan lokasi kerja 5.1.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pasangan dinding bata kerja pasangan dinding bata sesuai
sesuai dengan rencana tata dengan rencana tata letak area
letak area pekerjaan. pekerjaan.
5.1.4 Menyiapkan peralatan 5.1.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan peralatan pekerjaan pasangan
dinding bata sesuai dinding bata sesuai dengan
dengan kebutuhan. kebutuhan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.1.5 Menyiapkan material 5.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan


pasangan dinding bata material pasangan dinding bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik.
5.1.6 Menyiapkan profil dan 5.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
benang penyipat sesuai untuk pasangan dinidng setengah
dengan kebutuhan. bata.
5.1.6.2 Ketepatan dalam menyiapkan benang
penyipat sesuai dengan kebutuhan.
5.1.7 Memasang profil dan 5.1.7.1 Ketepatan dalam memasang profil
benang penyipat sesuai dan benang penyipat sesuai dengan
dengan instruksi kerja. instruksi kerja.
5.1.8 Melaksanakan pekerjaan 5.1.8.1 Ketepatan dalam mengerjakan
pasangan dinding pasangan dinding setengah bata
setengah bata sesuai sesuai dengan prosedur dan gambar
dengan prosedur kerja. kerja.
5.1.9 Memeriksa kembali hasil 5.1.9.1 Ketepatan dalam memeriksa kembali
pekerjaan pasangan kesesuaian hasil pekerjaan pasangan
dinding setengah bata. dinding setengah bata terhadap
gambar kerja.
5.1.10 Membersihkan lokasi 5.1.10.1 Ketepatan dalam membersihkan
kerja sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
5.1.10.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.1.10.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.

5.2 Memasang dinding satu bata


5.2.1 Mengidentifikasi gambar 5.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pemasangan dinding satu bata hasil
prosedur. identifikasi gambar kerja.
5.2.2 Memeriksa lokasi kerja 5.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pasangan dinding satu kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
bata kesesuaiannya gambar rencana.
dengan gambar kerja.
5.2.3 Menyiapkan peralatan 5.2.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding satu bata sesuai sendok tembok, palu, unting-unting,
dengan kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
5.2.4 Menyiapkan material 5.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pasangan dinding satu material bata sesuai dengan
bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik.

5.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan


mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.2.5 Menyiapkan profil dan 5.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


benang penyipat sesuai pasangan dinding satu bata sesuai
dengan kebutuhan. dengan gambar kerja.
5.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan dinding satu bata.
5.2.6 Memasang profil dan 5.2.6.1 Ketepatan dalam memasang profil
benang penyipat sesuai untuk pasangan dinding satu bata.
dengan instruksi kerja. 5.2.6.2 Ketepatan dalam memasang benang
penyipat.
5.2.7 Melaksanakan pekerjaan 5.2.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
pasangan dinding satu bata dinding satu bata sesuai dengan
sesuai dengan instruksi/ gambar kerja dan instruksi kerja.
prosedur kerja.
5.2.8 Memeriksa kembali hasil 5.2.8.1 Ketepatan dalam memeriksa kembali
pekerjaan pasangan dinding kesesuaian hasil pekerjaan pasangan
satu bata. dinding satu bata terhadap gambar
kerja.
5.2.9 Membersihkan lokasi kerja 5.2.9.1 Ketepatan dalam membersihkan
sesuai dengan prosedur. lokasi kerja dari bahan-bahan yang
sudah terpakai lagi.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.2.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah


ke tempat yang telah ditentukan.

5.2.9.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.3 Membuat dinding lurus ikatan
Flemish
5.3.1 Mengidentifikasi gambar 5.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pekerjaan batu bata pembuatan dinding lurus ikatan
sesuai dengan prosedur. Flemish hasil identifikasi gambar
kerja.
5.3.2 Memeriksa lokasi kerja 5.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuainnya dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar kerja. gambar rencana.
5.3.3 Menyusun peralatan 5.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan batu bata sesuai yang akan digunakan, diantaranya:
dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
5.3.4 Mengatur material 5.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material bata sesuai dengan
sesuai dengan instruksi spesifikasi teknik.
kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan


mortar sesuai dengan kekentalannya.

5.3.5 Menyiapkan dasar dinding 5.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan dasar


ikatan lurus Flemish sesuai dinding lurus ikatan Flemish sesuai
dengan gambar kerja. dengan gambar kerja.
5.3.6 Membuat ikatan 5.3.6.1 Ketepatan dalam membuat ikatan
konstruksi dinding satu konstruksi dinding satu bata sesuai
bata sesuai dengan dengan prosedur kerja.
prosedur kerja.
5.3.7 Melaksanakan pekerjan 5.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
akhir sesuai dengan ikatan konstruksi dinding satu bata
gambar kerja. sesuai dengan gambar kerja.
5.3.8 Memeriksa kembali hasil 5.3.8.1 Ketepatan dalam memeriksa kembali
pembuatan ikatan kesesuaian hasil pembuatan ikatan
konstruksi dinding satu konstruksi dinding satu bata
bata. terhadap gambar kerja.

5.3.8.2 Ketepatan dalam memeriksa kembali


hasil finishing ikatan konstruksi
dinding satu bata sesuai dengan
gambar kerja.
5.3.9 Membersihkan lokasi kerja 5.3.9.1 Ketepatan dalam membersihkan
sesuai dengan prosedur lokasi kerja dari bahan-bahan yang
sudah terpakai lagi.

5.3.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah


ke tempat yang telah ditentukan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.3.9.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.4 Menyiapkan kedudukan tempat
kusen pintu dan jendela
5.4.1 Mengidentifikasi gambar 5.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan kedudukan tempat kusen pintu dan
prosedur. jendela hasil identifikasi gambar
kerja.
5.4.2 Memeriksa lokasi kerja 5.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuainnya dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
5.4.3 Menyiapkan peralatan 5.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.

5.4.4 Menyiapkan material 5.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan


pasangan dinding bata material bata sesuai dengan
sesuai dengan gambar spesifikasi teknik.
kerja. 5.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.

5.4.5 Menyiapkan bukaan 5.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan bukaan


tempat kusen pintu dan tempat kusen pintu dan jendela
jendela sesuai dengan sesuai dengan gambar kerja.
gambar rencana.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.4.6 Memasang kusen pintu 5.4.6.1 Ketepatan dalam memasang kusen


dan jendela sesuai dengan pintu dan jendela sesuai dengan
gambar kerja. gambar kerja.
5.4.7 Melaksanakan pekerjaan 5.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pasangan dinding pasangan dinding bata sesuai dengan
bata sesuai dengan gambar kerja.
gambar kerja.
5.4.8 Memeriksa kembali hasil 5.4.8.1 Ketepatan dalam memeriksa kembali
pemasangan kusen pintu kesesuaian hasil pemasangan kusen
dan jendela. pintu dan jendela terhadap gambar
kerja.
5.4.8.2 Ketepatan dalam memeriksa kembali
hasil finishing pasangan dinding bata
sesuai dengan gambar kerja.

5.4.9 Membersihkan lokasi 5.4.9.1 Ketepatan dalam membersihkan


kerja sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
5.4.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.4.9.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.5 Menyiapkan tempat untuk
pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal (ME)

5.5.1 Mengidentifikasi gambar 5.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


kerja untuk ME sesuai pekerjaan ME hasil identifikasi dari
dengan prosedur. gambar kerja.
5.5.2 Memeriksa kesesuain 5.5.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
5.5.3 Menyiapkan peralatan 5.5.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
untuk tempat pekerjaan sendok tembok, palu, unting-unting,
ME sesuai dengan alat ukur, benang, dsb.
kebutuhan.
5.5.4 Menyiapkan material 5.5.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan untuk tempat material pekerjaan untuk tempat
pekerjaan ME sesuai pekerjaan ME sesuai dengan
dengan spesifikasi teknik. spesifikasi teknik.

5.5.5 Membuat tempat bukaan 5.5.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan bukaan


untuk pekerjaan ME sesuai untuk pekerjaan ME sesuai dengan
dengan gambar kerja. gambar kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.5.6 Merapihkan tempat 5.5.6.1 Ketepatan dalam merapihkan tempat


bukaan untuk pekerjaan bukaan untuk pekerjaan ME sesuai
ME sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
kerja.
5.5.7 Memeriksa kembali hasil 5.5.7.1 Ketepatan dalam memeriksa
pembuatan tempat bukaan kesesuaian hasil pembuatan tempat
untuk pekerjaan ME. bukaan untuk pekerjaan ME
terhadap gambar kerja.
5.5.8 Membersihkan lokasi kerja 5.5.8.1 Ketepatan dalam membersihkan
sesuai dengan prosedur. lokasi kerja dari bahan-bahan yang
sudah terpakai lagi.

5.5.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah


ke tempat yang telah ditentukan.

5.5.8.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.6 Membuat pasangan dinding
sambungan siku dan T
5.6.1 Mengidentifikasi gambar 5.6.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pekerjaan pasangan pemasangan dinding sambungan siku
bata sesuai dengan dan T hasil identifikasi gambar kerja.
prosedur.
5.6.2 Memeriksa lokasi 5.6.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.6.3 Menyiapkan peralatan 5.6.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan


pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
5.6.4 Menyiapkan material 5.6.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan material bata sesuai dengan
dinding bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
instruksi kerja.
5.6.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.6.5 Menyiapkan profil dan 5.6.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
benang sifat untuk untuk pasangan dinding siku dan
pasangan dinding siku dan sambungan T sesuai dengan gambar
sambungan T sesuai kerja.
dengan kebutuhan. 5.6.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan dinding siku dan
sambungan T.
5.6.6 Menyiapkan pekerjaan 5.6.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
pasangan dinding bata dinding bata sambungan siku dan T
sambungan siku dan T sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
5.6.7 Melaksanakan pekerjaan 5.6.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pasangan dnding pasangan dinding bata sambungan
bata sambungan siku dan siku dan T sesuai dengan gambar
T sesuai dengan gambar kerja.
kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.6.8 Membersihkan lokasi kerja 5.6.8.1 Ketepatan dalam membersihkan


sesuai dengan prosedur. lokasi kerja dari bahan-bahan yang
sudah terpakai lagi.

5.6.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah


ke tempat yang telah ditentukan.
5.6.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.7 Membuat kop pasangan dinding
bata

5.7.1 Mengidentifikasi gambar 5.7.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


kerja pekerjaan pasangan pembuatan kop pasangan dinding
dinding bata sesuai dengan bata hasil identifikasi gambar kerja.
prosedur.
5.7.2 Memeriksa kesesuaian 5.7.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
5.7.3 Menyiapkan peralatan 5.7.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan kop pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.7.4 Menyiapkan material kop 5.7.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan


pasangan dinding bata material kop pasangan dinding bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik. 5.7.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan
adukan mortar sesuai dengan
kekentalannya.
5.7.5 Menyiapkan profil kop 5.7.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan dinding bata kop pasangan dinding bata sesuai
sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
rencana.
5.7.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
kop pasangan dinding bata.

5.7.6 Menyiapkan pekerjaan kop 5.7.6.1 Ketepatan dalam membuat kop


pasangan dinding bata pasangan dinding bata sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.
5.7.7 Melaksanakan pekerjaan 5.7.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing kop pasangan kop pasangan dinding bata sesuai
dinding bata sesuai dengan dengan gambar kerja atau instruksi
gambar kerja. kerja.
5.7.8 Membersihkan lokasi kerja 5.7.8.1 Ketepatan dalam membersihkan
sesuai dengan prosedur. lokasi kerja dari bahan-bahan yang
sudah terpakai lagi.
5.7.8.2 Ketepatan matan dalam membuang
limbah ke tempat yang telah
ditentukan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.7.8.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.8 Melaksanakan penyelesaian
pekerjaan ikatan bata
(sambungan bata)
5.8.1 Mengidentifikasi gambar 5.8.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pekerjaan pasangan penyelesaian pekerjaan ikatan bata
dinding bata sesuai dengan (sambungan bata) hasil identifikasi
prosedur. gambar kerja.
5.8.2 Mengidentifikasi 5.8.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
permasalahan pekerjaan hasil identifikasi terhadap
ikatan bata sesuai dengan permasalahan pekerjaan ikatan bata.
prosedur.
5.8.3 Menyelesaikan 5.8.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
permasalahan pekerjaan penyelesaian permasalahan pekerjaan
ikatan bata sesuai dengan ikatan bata sesuai dengan gambar
gambar rencana. rencana.

5.9 Memasang kepala dinding


lengkung

5.9.1 Mengidentifikasi gambar 5.9.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


kerja pekerjaan pasangan pemasangan kepala dinding lengkung
dinding bata sesuai hasil identifikasi gambar kerja.
dengan prosedur.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.9.2 Memeriksa lokasi 5.9.2.1 Ketepatan dalam memeriksa


pekerjaan kesesuiannya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
5.9.3 Menyiapkan peralatan 5.9.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai sendok tembok, palu, unting-unting,
dengan kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
5.9.4 Menyiapkan material kop 5.9.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pasangan dinding bata material kop pasangan dinding bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik.
5.9.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya
5.9.5 Memasang profil pondasi 5.9.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
dinding lengkung sesuai pondasi dinding lengkung sesuai
dengan gambar kerja. dengan gambar kerja.
5.9.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pondasi dinding lengkung.

5.9.6 Menyiapkan pekerjaan 5.9.6.1 Ketepatan dalam membuat kepala


kepala dinding lengkung dinding lengkung sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.9.7 Melaksanakan pekerjaan 5.9.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing


finishing dinding dinding lengkung sesuai dengan
lengkung sesuai dengan gambar kerja.
gambar kerja.
5.9.8 Membersihkan lokasi 5.9.8.1 Ketepatan dalam membersihkan
kerja sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
5.9.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.

5.9.8.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
6. Membuat pilar 6.1 Membuat pilar pasangan bata
pasangan bata
6.1.1 Menggunakan alat 6.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3,
sesuai dengan prosedur diantaranya helm, sepatu booth, dan
K3. sarung tangan.
6.1.2 Mengidentifikasi gambar 6.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pembuatan pilar pasangan bata hasil
prosedur. identifikasi dari gambar kerja.

6.1.3 Memeriksa kesesuaian 6.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa


lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
6.1.4 Menyiapkan peralatan 6.1.4.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:


sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
6.1.5 Menyiapkan material 6.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material pekerjaan pasangan bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik.
6.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.

6.1.6 Menyiapkan profil pilar 6.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


pasangan bata sesuai pilar pasangan bata sesuai dengan
dengan instruksi kerja. gambar kerja.
6.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil
pilar pasangan bata.

6.1.7 Membuat pilar pasangan 6.1.7.1 Ketepatan dalam membuat pilar


bata sesuai dengan pasangan bata sesuai dengan gambar
gambar kerja. kerja.
6.1.8 Melaksanakan pekerjaan 6.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pilar pasangan pilar pasangan bata sesuai dengan
bata gambar kerja. gambar kerja.
6.1.9 Membersihkan lokasi 6.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan
pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
6.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
6.2 Membuat gigi sambungan pilar
pasangan bata
6.2.1 Mengidentifikasi gambar 6.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pembuatan gigi sambungan pilar
prosedur. pasangan bata hasil identifikasi
gambar kerja.
6.2.2 Memeriksa lokasi 6.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
6.2.3 Menyiapkan peralatan 6.2.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
6.2.4 Menyiapkan material 6.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material pekerjaan pasangan bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik. 6.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
6.2.5 Menyiapkan profil untuk 6.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
gigi sambungan pasangan untuk gigi sambungan pilar pasangan
bata sesuai dengan bata sesuai dengan gambar kerja.
instruksi rencana.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil


untuk gigi sambungan pilar pasangan
bata.

6.2.6 Melaksanakan pekerjaan 6.2.6.1 Ketepatan dalam melaksanakan


gigi sambungan pasangan pekerjaan gigi sambungan pilar
bata sesuai dengan pasangan bata sesuai dengan gambar
gambar kerja. kerja.
6.2.7 Melaksanakan pekerjaan 6.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing gigi sambungan gigi sambungan pasangan bata sesuai
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.
6.2.8 Membersihkan lokasi 6.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan
pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
6.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
6.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
6.3 Membuat pilar ulir pasangan
bata
6.3.1 Mengidentifikasi gambar 6.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pilar ulir pasangan pembuatan pilar ulir pasangan bata
bata sesuai dengan hasil identifikasi gambar kerja.
prosedur.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.3.2 Memeriksa lokasi 6.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa


pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
6.3.3 Menyiapkan peralatan 6.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
6.3.4 Menyiapkan material 6.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material pekerjaan pasangan bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik.
6.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
6.3.5 Menyiapkan profil pilar 6.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
ulir pasangan bata sesuai pilar ulir pasangan bata sesuai
dengan gambar kerja. dengan gambar kerja.
6.3.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pilar ulir pasangan bata.
6.3.6 Melaksanakan pilar ulir 6.3.6.1 Ketepatan dalam membuat pilar ulir
pasangan bata sesuai pasangan bata sesuai dengan gambar
dengan gambar kerja. kerja.
6.3.7 Melaksanakan pekerjaan 6.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pilar ulir pilar ulir pasangan bata sesuai
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.3.8 Membersihkan lokasi 6.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan


pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
6.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
6.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
6.4 Membuat kop pilar pasangan
bata
6.4.1 Mengidentifikasi gambar 6.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja kop pilar pasangan pembuatan kop pilar pasangan bata
bata sesuai dengan hasil identifikasi gambar kerja.
prosedur.
6.4.2 Memeriksa lokasi kop pilar 6.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pasangan bata kesesuaian lokasi pekerjaan kop pilar
kesesuainnya dengan pasangan bata dengan gambar
gambar rencana. rencana.
6.4.3 Menyiapkan peralatan 6.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.4.4 Menyiapkan material 6.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan


pekerjaan pasangan bata material pekerjaan pasangan bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik. 6.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.

6.4.5 Menyiapkan profil pilar 6.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


penutup pasangan bata pilar penutup pasangan bata sesuai
sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
kerja.
6.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pilar penutup pasangan bata.
6.4.6 Melaksanakan pilar 4.4.6.1 Ketepatan dalam membuat pilar
penutup pasangan bata penutup pasangan bata sesuai
sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
kerja.
6.4.7 Melaksanakan pekerjaan 6.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pilar penutup pilar penutup pasangan bata sesuai
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.4.8 Membersihkan lokasi 6.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan


pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
6.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
6.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.

7. Membuat pasangan 7.1 Membuat pasangan bata


bata lengkung setengah lingkaran
7.1.1 Menggunakan Alat 7.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai sesuai dengan prosedur K3,
dengan prosedur K3. diantaranya helm, sepatu booth, dan
sarung tangan.
7.1.2 Mengidentifikasi gambar 7.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pemasangan bata setengah lingkaran
prosedur hasil identifikasi gambar kerja.
7.1.3 Memeriksa kesesuain lokasi 7.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan dengan gambar kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
rencana. gambar rencana.
7.1.4 Menyiapkan peralatan 7.1.4.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.1.5 Menyiapkan material 7.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan


pekerjaan pasangan bata material pekerjaan pasangan bata
sesuai dengan spesifikasi sesuai dengan spesifikasi teknik.
teknik.
7.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
7.1.6 Menyiapkan profil pasangan 7.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
bata setengah lingkaran pasangan bata setengah lingkaran
sesuai dengan gambar sesuai dengan gambar kerja.
kerja.
7.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata setengah lingkaran.
7.1.7 Membuat pasangan bata 7.1.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
setengah lingkaran sesuai bata setengah lingkaran sesuai
dengan gambar kerja. dengan gambar kerja.
7.1.8 Melaksanakan pekerjaan 7.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pasangan bata pasangan bata setengah lingkaran
setengah lingkaran sesuai sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.

7.1.9 Membersihkan lokasi 7.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan


pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
7.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
7.2 Membuat pasangan bata
lengkung segmental

7.2.1 Mengidentifikasi gambar 7.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


kerja sesuai dengan pemasangan bata lengkung segmental
prosedur. hasil identifikasi gambar kerja.
7.2.2 Memeriksa kesesuain 7.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
7.2.3 Menyiapkan peralatan 7.2.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
7.2.4 Menyiapkan material 7.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material bata sesuai dengan
sesuai dengan spesifikasi spesifikasi teknik.
teknik.
7.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.2.5 Menyiapkan profil 7.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


pasangan bata lengkung pasangan bata lengkung segmental
segmental sesuai dengan sesuai dengan gambar kerja.
instruksi kerja. 7.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata lengkung segmental.

7.2.6 Membuat pasangan bata 7.2.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan


lengkung segmental sesuai bata lengkung segmental sesuai
dengan gambar kerja dan dengan gambar kerja dan instruksi
instruksi kerja. kerja.
7.2.7 Melaksanakan pekerjaan 7.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pasangan bata pasangan bata lengkung segmental
lengkung segmental sesuai sesuai dengan gambar kerja atau
dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
instruksi kerja.
7.2.8 Membersihkan lokasi 6.2.8.3 Ketepatan dalam membersihkan
pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
6.2.8.4 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
6.2.8.5 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
7.3 Membuat pasangan bata
lengkung gothic
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.3.1 Mengidentifikasi gambar 7.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


kerja sesuai dengan pemasangan bata lengkung gothic
prosedur hasil identifikasi gambar kerja
7.3.2 Memeriksa lokasi 7.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
7.3.3 Menyiapkan peralatan 7.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
7.3.4 Menyiapkan material 7.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material bata sesuai dengan
sesuai dengan spesifikasi spesifikasi teknik.
teknik.
7.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
7.3.5 Menyiapkan profil 7.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata lengkung pasangan bata lengkung gothic sesuai
gothic sesuai dengan dengan gambar kerja.
instruksi kerja. 7.3.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata lengkung gothic.
7.3.6 Membuat pasangan bata 7.3.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
lengkung gothic sesuai bata lengkung gothic sesuai dengan
dengan gambar kerja dan gambar kerja dan instruksi kerja.
instruksi kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.3.7 Melaksanakan pekerjaan 7.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing


finishing pasangan bata pasangan bata lengkung gothic sesuai
gothic sesuai dengan dengan gambar kerja atau instruksi
gambar kerja dan instruksi kerja.
kerja.

7.3.8 Membersihkan lokasi 7.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan


pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
7.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
7.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
7.4 Membuat pasangan bata
lengkung setengah lingkaran
bersilangan
7.4.1 Mengidentifikasi gambar 7.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pemasangan bata lengkung setengah
prosedur. lingkaran bersilangan hasil
identifikasi gambar kerja.
7.4.2 Memeriksa lokasi 7.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuaiannya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.4.3 Menyiapkan peralatan 7.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan


pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
7.4.4 Menyiapkan material 7.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material bata sesuai dengan
sesuai dengan spesifikasi spesifikasi teknik.
teknik.
7.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
7.4.5 Menyiapkan profil 7.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata lengkung pasangan bata lengkung setengah
setengah lingkaran lingkaran bersilangan sesuai dengan
bersilangan sesuai gambar kerja.
dengan instruksi kerja.
7.4.6 7.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata lengkung setengah
lingkaran bersilangan.
7.4.7 Membuat pasangan bata 7.4.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
lengkung setengah bata lengkung setengah lingkaran
lingkaran bersilangan bersilangan sesuai dengan gambar
sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
kerja dan instruksi kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.4.8 Melaksanakan pekerjaan 7.4.5.3 Ketepatan dalam melakukan finishing


finishing pasangan bata pasangan bata lengkung setengah
lengkung setengah lingkaran bersilangan sesuai dengan
lingkaran bersilangan gambar kerja atau instruksi kerja.
sesuai dengan gambar
kerja dan instruksi kerja
7.4.9 Membersihkan lokasi 7.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan
pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
7.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.

7.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
8. Membuat pasangan 8.1 Membuat pasangan bata
bata dekoratif berbentuk sarang lebah
8.1.1 Menggunakan Alat 8.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3,
sesuai dengan prosedur diantaranya helm, sepatu booth, dan
K3. sarung tangan.
8.1.2 Mengidentifikasi gambar 8.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja dinding bata pemasangan bata berbentuk sarang
sesuai dengan prosedur. lebah hasil identifikasi gambar kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.1.3 Memeriksa lokasi 8.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa


pekerjaan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
kesesuaiannya dengan gambar rencana.
gambar rencana.
8.1.4 Menyiapkan peralatan 8.1.4.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
8.1.5 Menyiapkan material 8.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan material bata sesuai dengan
bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik.
8.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
8.1.6 Menyiapkan profil 8.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata berbentuk pasangan bata berbentuk sarang
sisir (miring) sarang lebah lebah sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan gambar
8.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil
kerja.
pasangan bata berbentuk sarang
lebah.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.1.7 Melaksanakan pasangan 8.1.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan


bata berbentuk sarang bata berbentuk sarang lebah sesuai
lebah sesuai dengan dengan gambar kerja.
gambar kerja.
8.1.8 Melaksanakan pekerjaan 8.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pasangan bata pasangan bata berbentuk sarang
berbentuk sarang lebah lebah sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
8.1.9 Membersihkan lokasi 8.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan
pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.

8.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah


ke tempat yang telah ditentukan.
8.1.10 Membuat pasangan bata
berbentuk jajaran genjang.
8.2.1 Mengidentifikasi gambar 8.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja dinding bata sesuai pemasangan bata berbentuk jajaran
dengan prosedur. genjang hasil identifikasi gambar
kerja.
8.2.2 Memeriksa lokasi 8.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.2.3 Menyiapkan peralatan 8.2.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan


pekerjaan pasangan bata yang akan digunakan, diantaranya:
sesuai dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
alat ukur, benang, dsb.
8.2.4 Menyiapkan material 8.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan bata material bata sesuai dengan
sesuai dengan spesifikasi spesifikasi teknik.
teknik. 8.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
8.2.5 Menyiapkan profil 8.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata berbentuk pasangan bata berbentuk jajaran
jajaran genjang sesuai genjang sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.
8.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata berbentuk jajaran
genjang.

8.2.6 Melaksanakan pasangan 8.2.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan


bata berbentuk jajaran bata berbentuk jajaran genjang
genjang sesuai dengan sesuai dengan gambar kerja.
gambar kerja.
8.2.7 Melaksanakan pekerjaan 8.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pasangan bata pasangan bata berbentuk jajaran
berbentuk jajaran genjang genjang sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.2.8 Membersihkan lokasi 8.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan


pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.

8.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah


ke tempat yang telah ditentukan.
8.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
8.2 Memasang panel blok kaca
(Glass Block)
8.3.1 Mengidentifikasi gambar 8.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pemasangan panel blok kaca (glass
prosedur. block) hasil identifikasi gambar kerja.
8.3.2 Memeriksa lokasi 8.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
8.3.3 Menyiapkan peralatan 8.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
sesuai dengan kebutuhan. yang akan digunakan, diantaranya:
sendok tembok, alat ukur, palu,
unting-unting, benang, dsb.
8.3.4 Menyiapkan material sesuai 8.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
dengan spesifikasi teknik. material panel blok kaca (glass block)
sesuai dengan spesifikasi teknik.
8.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.3.5 Menyiapkan profil panel 8.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


blok kaca (glass block) panel blok kaca (glass block) sesuai
sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
kerja.
8.3.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
panel blok kaca (glass block).
8.3.6 Memasang panel blok 8.3.6.1 Ketepatan dalam memasang panel
kaca (glass block) sesuai blok kaca (glass block) sesuai dengan
dengan gambar kerja. gambar kerja.

8.3.7 Melaksanakan pekerjaan 8.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing


finishing pemasangan blok pemasangan panel blok kaca (glass
kaca (glass block) sesuai block) sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.
8.3.8 Membersihkan lokasi 8.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan
pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
8.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.

8.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.3 Memasang bata tipis ramping/


terakota (Slim Brick).
8.4.1 Mengidentifikasi gambar 8.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pemasangan bata tipis ramping/
prosedur. terakota hasil identifikasi gambar
kerja.
8.4.2 Memeriksa lokasi 8.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana. gambar rencana.
8.4.3 Menyiapkan peralatan 8.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
sesuai dengan kebutuhan. yang akan digunakan, diantaranya:
sendok tembok
8.4.4 Menyiapkan material 8.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
sesuai dengan spesifikasi bata tipis ramping/terakota sesuai
teknik. dengan spesifikasi teknik.
8.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
8.4.5 Menyiapkan profil pasangan 8.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
bata ramping/terakota pasangan bata ramping/terakota
sesuai dengan instruksi sesuai dengan gambar kerja.
kerja.
8.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata ramping/terakota.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8.4.6 Melaksanakan 8.4.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan


pemasangan bata bata ramping/ terakota sesuai
ramping/terakota sesuai dengan gambar kerja dan instruksi
dengan gambar kerja dan kerja.
instruksi kerja.
8.4.7 Melaksanakan pekerjaan 8.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing pemasangan bata pasangan bata ramping/terakota
ramping/terakota sesuai sesuai dengan gambar kerja atau
dengan prosedur/ instruksi kerja.
instruksi kerja.
8.4.8 Membersihkan lokasi 8.4.8.1 Kecermatan dalam membersihkan
pekerjaan sesuai dengan lokasi kerja dari bahan-bahan yang
prosedur. sudah terpakai lagi.
8.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah
ke tempat yang telah ditentukan.
8.4.8.3 Membersihkan peralatan yang telah
dipakai dan menyimpannya di tempat
yang telah ditetapkan.
Pengetahuan yang Dikuasai
9. Menguasai 9.1 Menguasai pengetahuan faktual 9.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pengetahuan faktual tentang keselamatan dan konsep keselamatan dan kesehatan
tentang teknik kesehatan kerja (K3), sumber kerja (K3).
pemasangan bata bahaya, penggunaan Alat 9.1.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
sebagai bagian dari Pelindung Diri (APD) di tempat sumber bahaya.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

konstruksi bangunan. kerja. 9.1.3 Ketepatan dalam mendeskripsi-kan Alat


Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan
situasi dan kondisi pekerjaan
pemasangan bata.
9.2 Menguasai gambar konstruksi 9.2.1 Ketepatan mendeskripsikan gambar
berbagai pasangan bata. konstruksi pekerjaan pemasangan bata.

9.3 Menguasai pengetahuan faktual 9.3.1 Ketepatan mendeskripsikan jenis


tentang jenis material yang material yang digunakan pada
digunakan pada pemasangan pemasangan bata sesuai mutu yang
bata. telah ditetapkan.
9.4 Menguasai pengetahuan faktual 9.4.1 Ketepatan mendeskripsikan cara
cara pemasangan bata. pemasangan bata untuk berbagai
bentuk dan sambungan.
9.5 Menguasai pengetahuan faktual 9.5.1 Ketepatan mendeskripsikan
harga bahan (material) dan pengetahuan faktual harga bahan dan
sumber bahan. sumber bahan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Hak dan Tangung Jawab


10. Bertanggung 10.1 Bertanggung jawab terhadap 10.1.1 Terlaksananya seluruh pekerjaan
jawab pada pekerjaan pekerjaan pemasangan bata pemasangan bata sesuai kuantitas dan
sendiri dan dapat sesuai dengan gambar kerja dan kualitas yang telah ditetapkan oleh
diberi tanggung jawab mutu (spesifikasi teknis) dengan pengguna jasa/perusahaan tanpa
atas kuantitas dan mengutamakan keselamatan adanya kecelakaan kerja.
mutu hasil kerja orang kerja.
lain. 10.1.2 Tersusunnya laporan kerja sesuai
dengan standar laporan yang telah
ditetapkan.

10.2 Mampu diberi tanggungjawab 10.2.1 Melaksanakan tanggung jawab untuk


untuk membimbing tenaga kerja melakukan pembinaan terhadap tenaga
dalam menyelesaikan pekerjaan kerja baru.
pemasangan bata.
10.3 Mampu bekerja-sama dan 10.3.1 Kelancaran berkomunikasi dengan
melakukan komunikasi dalam teman sekerja dalam menjalankan
lingkup kerjanya. tugasnya.
10.3.2 Kelancaran dan efektifitas komunikasi
dengan pengguna jasa.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor


ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian
penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang
yang telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau
kompetensi tertentu dan proses RPL hanya dapat dilakukan oleh
penyelenggara perguruan tinggi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
Kemenristekdikti.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain:
1. mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum;
2. institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah
terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki
mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan
berwenang untuk hal tersebut;
3. menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas
pada umumnya;
4. setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang ditetapkan; dan
5. penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata, maka


pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari capaian
pembelajaran khusus adalah: pengalaman kerja pasang bata, belajar
mandiri mengenai pasang bata, atau mengikuti jenjang kursus dan
pelatihan pemasangan bata resmi yang diakui oleh pemerintah.

Keterkaitan SKL Pemasangan Bata terhadap jenjang pendidikan


selanjutnya dilakukan dengan mekanisme RPL pada perguruan tinggi.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan
baik capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia
sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini
menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan
antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga
kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus
pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka


berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya
untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional
maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan
yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Posisi SKL Pemasangan Bata dalam KKNI di dunia industri konstruksi
sangat penting peranannya untuk mendapatkan kualitas konstruksi
pasang bata sesuai dengan standar.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan
pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
dunia industri mengenai teknologi konstruksi bangunan masa depan.
Teknologi konstruksi masa depan akan dikembangkan terutama bidang
pasangan bata karena kemajuan teknologi bahan bata dan perekat bata.
Oleh karena itu link and match tuntutan industri material pekerjaan bata
dengan kurikulum lembaga kursus dan pelatihan pasang bata harus
sejalan dan up to date.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMASANGAN BATA JENJANG III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang menjadi
negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna, kultur,
penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar yang kuat
untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan yang pada
saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia internasional.
Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor sumber daya
manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan
tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta
penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang
relevan baik secara bilateral, regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber daya
manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
(learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa
akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau regulasi
yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia untuk
berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti sektor
perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh
karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional
akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain:
1. meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan;
2. mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan;
3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga kerja;
dan
4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum
meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi
antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera.

Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar 19.692
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal
penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 dan
Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman
dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan
peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar
mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau
memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun
implementasinya.

C. Uraian Program
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata pada bidang konstruksi
khususnya bangunan gedung dan sejenisnya, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pemasang bata yang mampu
melakukan pekerjaannya sesuai dengan gambar kerja dan/atau instruksi
kerja. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta
didik agar memiliki penguasaan pengetahuan faktual tentang manajerial,
metode kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), material, peralatan,
kemampuan kerja untuk berbagai bentuk dan sambungan pasangan bata,
serta memiliki sikap berwirausaha.
Program kursus dan pelatihan ini dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) model
yakni:
1. kursus dan pelatihan dapat dilaksanakan dengan mengikuti
pembelajaran pada jenjang 3 (tiga) atau tanpa mengikuti pembelajaran
pada jenjang 2 (dua); dan
2. kursus dan pelatihan dapat juga dilaksanakan setelah memiliki sertifikat
kompetensi lulusan pada jenjang 2 (dua) dengan menambahkan materi-
materi pembelajaran yang belum dipelajari pada jenjang sebelumnya.

1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pemasangan Bata Jenjang III KKNI.

2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan Pemasangan Bata Jenjang
III KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
penguasaan pengetahuan faktual manajerial, K3, metode kerja,
material, peralatan, kemampuan kerja pasang bata, serta memiliki
sikap kerja berwirausaha.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan Pemasangan Bata
Jenjang III KKNI ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam bidang:
1) penyiapan material dan peralatan pekerjaan pasangan bata;
2) penyiapan tata letak area pekerjaan;
3) pelaksanaan pengadukan mortar pekerjaan pasangan bata;
4) pelaksanaan pembuatan dinding bata;
5) pembuatan pilar bata;
6) pembuatan pasangan bata lengkung; dan
7) pembuatan pasangan bata dekoratif.

3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang III KKNI ini
bermanfaat bagi:
a. lulusan kursus dan pelatihan pemasangan bata; memiliki
kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan dalam
pemeliharaan alat pertukangan pasang bata yang bisa digunakan
sebagai bekal bekerja atau berwirausaha;
b. pengguna jasa pemasangan bata dapat merekrut calon pemasang
bata yang siap beradaptasi dengan pekerjaannya; dan
c. lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pemasangan bata;
dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.
4. Kualifikasi Peserta
Kursus dan pelatihan pemasangan bata jenjang III KKNI ini dapat diikuti
oleh setiap Warga Negara Indonesia dan tidak tertutup bagi warga negara
asing dengan persyaratan;
a. minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ sederajat;
atau
b. memiliki sertifikat kompetensi pemasangan bata jenjang II KKNI.

5. Metode Kursus dan Pelatihan


Pelaksanaan program kursus dan pelatihan ini mengacu kepada metode
pelatihan berbasis kompetensi, yang memprasyaratkan peserta kursus
dan pelatihan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan pelatihan
yang sudah diprogramkan.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran, antara lain:
a. ceramah dan diskusi/tanya jawab;
b. demonstrasi/simulasi; dan
c. praktik.

6. Uji Kompetensi
Penyelenggaraan uji kompetensi diatur dalam petunjuk teknis uji
kompetensi yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
dan/atau lembaga sertifikasi kompetensi (LSK).

Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan
praktik. Tes teori bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan
teori, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan pemasangan
bata dalam manajerial, K3, metode kerja, mengidentifikasi gambar
konstruksi pasangan bata, sumber daya, dan mengerjakan pekerjaan
pasang bata berdasarkan gambar kerja.
Tes praktik bertujuan untuk mengukur keterampilan dan sikap kerja
peserta kursus dan pelatihan pemasangan bata dalam hal: pengelolaan
pekerjaan pasang bata, pengelolaan sumber daya metode kerja,
pengelolaan dan pemasangan bata.

7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
pemasangan bata jenjang III KKNI yang telah dinyatakan lulus dalam uji
kompetensi oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga
Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Pemasangan Bata.

Peserta yang dinyatakan lulus uji kompetensi akan mendapatkan satu


lembar sertifikat kompetensi. Blanko sertifikat kompetensi diterbitkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko sertifikat
kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
dan/atau lembaga sertifikasi kompetensi (LSK) bidang pemasangan bata.
sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah sertifikat pemasangan
bata jenjang III KKNI.

D. Ruang Lingkup
SKL berbasis KKNI bidang pemasangan bata jenjang III
menumbuhkembangkan kemampuan dalam lingkup pekerjaan
pemasangan bata yang dirinci dalam cakupan sebagai berikut:
1. pemahaman tentang pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan
pemasangan bata, serta prinsip-prinsip kewirausahaan sederhana;
2. kemampuan dalam lingkup pekerjaan yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pelaksanaan pemasangan bata dengan
mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); dan
3. nilai-nilai, sikap dan etika kerja serta kemampuan berkomunikasi
secara profesional dalam melaksanakan pekerjaannya.

E. Pengertian
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-norma
sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan
sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja,
maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui penilaian
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan pada
lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan kompetensi
yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1 sampai 9
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan diturunkan dari
capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar
Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk menghasilkan lulusan dengan capaian pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas capaian
pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja, pendidikan
non formal, dan pendidikan informal ke dalam pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan

Lulusan program kursus dan pelatihan pemasang bata Jenjang III ini
memiliki penguasaan pengetahuan faktual dan kemampuan kerja,
serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang:
1. mampu menyelesaikan pekerjaan pasang bata suatu proyek
konstruksi dan kasus spesifik;
2. mampu menganalisis informasi spesifikasi administrasi dan
spesifikasi teknis pekerjaan pasang bata;
3. mampu menyusun dan memilih metode kerja pasang bata;
4. mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas pasang
bata sesuai spesifikasi teknis;
5. mampu bekerja dengan menerapkan aspek-aspek K3;
6. menguasai prinsip dan teknik berkomunikasi dengan
klien/pengguna jasa/pemberi kerja;
7. mampu menyiapkan material dan peralatan pekerjaan pasangan
bata;
8. mampu menyiapkan tata letak area pekerjaan;
9. mampu membuat adukan mortar pekerjaan pasangan bata;
10. mampu membuat dinding bata;
11. mampu membuat pilar bata;
12. mampu membuat pasangan bata lengkung; dan
13. mampu membuat pasangan bata dekoratif.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus
dan pelatihan pemasang bata ini adalah sebagai mandor/pelaksana
pasang bata, setara dengan jenjang III dalam KKNI.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 minimum wajib
dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan pelatihan
dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI.

Sesuai dengan ideologi negara dan budaya bangsa Indonesia, maka


implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya;
c. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia;
d. mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain; dan
f. menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang III KKNI


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak
langsung.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG


PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI
JENJANG III

SIKAP DAN TATA Penghayatan seseorang terhadap nilai, norma, dan


NILAI aspek di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari
proses pendidikan, pengalaman kerja, lingkungan
kehidupan keluarga, atau masyarakat secara luas
dalam pekerjaan Pasangan Bata.
Membangun dan membentuk karakter dan
kepribadian manusia Indonesia yang:
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik
di dalammenyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG
PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI
JENJANG III

7. Menghasilkan pada output/outcome kerja yang


berkualitas dan tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma agama, hukum serta
norma yang berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN DI Mampu menyelesaikan pekerjaan pemasangan bata
BIDANG KERJA sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja
bata serta tanpa menimbulkan kecelakaan kerja (zero
accident) dalam sebuah simulasi kerja, meliputi.
1. Bidang menajerial, yang terdiri atas.
a. Menerjemahkan informasi permintaan
klien/pengguna jasa/pemberi kerja terkait
dengan kuantitas dan kualitas pemasangan
bata berdasarkan gambar kerja dan
spesifikasi teknis.
b. Merencanakan layout tempat kerja.
c. Merencanakan kebutuhan material dan
peralatan pekerjaan pemasangan bata.
d. Menyusun anggaran pekerjaan pemasangan
bata.
e. Merencanakan alat pemeriksaan dan alat
evaluasi hasil pekerjaan pemasangan bata.
2. Bidang keahlian pemasangan bata, terdiri atas.
a. Menyiapkan material dan peralatan Pekerjaan
Pasangan Bata.
b. Menyiapkan tata letak area pekerjaan.
c. Mampu membuat adukan mortar pekerjaan
pasangan bata.
d. Membuat dinding bata.
e. Membuat pilar bata.
f. Membuat pasangan bata lengkung.
g. Membuat pasangan bata dekoratif.
h. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja
orang lain.
3. Bidang keselamatan dan kesehatan kerja, terdiri
atas.
a. Mengidentifikasi bahaya dan risiko
kecelakaan kerja.
b. Menentukan dan menghitung kebutuhan APD
dan APK.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG
PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI
JENJANG III

c. Melakukan pengarahan terkait bahaya dan


risiko kecelakaan kerja serta pengendalian
kecelakaan kerja.
d. Melakukan inspeksi dan evaluasi terhadap
penerapan program K3.
4. Bidang kewirausahaan, terdiri atas.
a. Mengidentifikasi peluang berwirausaha dalam
pekerjaan pemasangan bata, dengan
minimum mampu menghitung keuntungan
proses produksi.
b. Mengidentifikasi sumber pengadaan bahan
(material) dan mampu mendapatkan modal
awal Kredit Usaha Kecil (KUK).
c. Membuat usulan penawaran pekerjaan.
d. Membuat laporan penyelesaian pekerjaan.
PENGETAHUAN Menguasai teori bidang keilmuan dan keahlian serta
YANG DIKUASAI pemahaman tentang konsep, fakta, informasi, dan
metodologi pada bidang pekerjaan pemasangan bata,
mencakup.
1. Konsep prinsip-prinsip pengelolaan pekerjaan
pasangan bata.
2. Konsep prinsip-prinsip bekerja dengan aspek-
aspek K3.
3. Konsep prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya
pekerjaan pasang bata.
4. Prinsip-prinsip dasar tentang pemasangan bata
seperti kelurusan, ketegakan, kesikuan, kerataan
dan kerapihan.
5. Pengetahuan faktual tentang jenis/tipe pekerjaan
pasang bata.
6. Mutu material pasang bata.
7. Pengetahuan pengelolaan waktu pemasangan
bata.
8. Pengetahuan tentang metode pemasangan bata.
9. Pengetahuan metode memeriksa hasil
pemasangan bata.
10. Konsep umum penyusunan RAB dan aplikasi
KUK.
11. Prinsip-prinsip pemasaran.
12. Prinsip dan teknik berkomunikasi dengan
klien/pengguna jasa/pemberi kerja.
HAK DAN Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat
TANGGUNG diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil
JAWAB kerja orang lain.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS BIDANG
PEMASANGAN BATA SESUAI KKNI
JENJANG III

1. Bertanggung jawab atas pekerjaan pemasangan


bata yang dikerjakan oleh kelompok kerja yang
dipimpin.
2. Melakukan kerja sama kelompok kerja dan
pengguna jasa dengan komunikasi yang baik
dan efektif, menyusun laporan tertulis kepada
pemberi tugas (pemilik), dan berinisiatif dalam
pekerjaan pasang bata.
3. Membimbing tukang pemasangan bata.
4. Mampu bekerja sama dan melakukan
komunikasi dalam lingkup kerjanya.
D. Standar Kompetensi Lulusan

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN


Sikap dan Tata Nilai
1. Mengaktualisasi 1.1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang a. Mampu menyelesaikan pekerjaan
karakter dan Maha Esa. pemasangan bata sesuai dengan spesifikasi
kepribadian teknis dan gambar kerja.
manusia Indonesia. 1.2 Memiliki moral, etika dan b. Mampu menyelesaikan pekerjaan
kepribadian yang baik di dalam pemasangan bata tanpa kecelakaan (zero
menyelesaikan tugasnya. accident) dalam sebuah simulasi kerja.
1.3 Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah
air serta mendukung
perdamaian dunia.
1.4 Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
1.5 Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
1.6 Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta
masyarakat luas.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
Kemampuan di Bidang Kerja
2. Menyiapkan 2.1 Merencanakan kebutuhan
Pekerjaan sumber daya.
Pemasangan Bata. 2.1.1 Mengidentifikasi gambar 2.1.1.1 Ketepatan dalam memverifikasi
kerja bangunan sesuai kelengkapan jumlah dan jenis gambar
dengan prosedur. kerja.
2.1.1.2 Ketepatan dalam
mendeskripsikanbangunan hasil
identifikasi gambar kerja.
2.1.2 Menginterpretasikan 2.1.2.1 Ketepatan dalam
gambar kerja bangunan mendeskripsikanbangunan hasil
sesuai dengan prosedur. interpretasi gambar kerja.
2.1.3 Menentukan jenis dan 2.1.3.1 Ketepatan dalam menentukan jenis
jumlah kebutuhan material, diantaranya: semen, pasir,
material pekerjaan jenis bata, dsb.
pasangan bata 2.1.3.2 Ketepatan dalam menghitung jumlah
berdasarkan gambar material sesuai dengan jenisnya
kerja. berdasarkan volume pekerjaan.
2.1.4 Menghitung kebutuhan 2.1.4.1 Ketepatan dalam menghitung
tenaga kerja. kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
volume pekerjaan
2.1.5 Menentukan jenis dan 2.1.5.1 Ketepatan dalam menentukan jenis
jumlah kebutuhan alat alat dan perlengkapan yang
dan perlengkapan. dibutuhkan pada pemasangan bata.
2.1.5.2 Ketepatan dalam menghitung jumlah
kebutuhan alat dan perlengkapan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
2.1.6 Menghitung anggaran 2.1.6.1 Ketepatan dalam menghitung anggaran
biaya pelaksanaan. biaya untuk pengadaan material.

2.1.6.2 Ketepatan dalam menghitung anggaran


biaya untuk pembayaran upah tenaga
kerja.

2.1.6.3 Ketepatan dalam memperkirakan


keuntungan dari pekerjaan
pemasangan bata.
2.2 Merencanakan metode kerja
2.2.1 Merencanakan aspek 2.2.1.1 Ketepatan dalam mendiskripsikan
K3. daftar simak jenis material sesuai
dengan prosedur.
2.2.1.2 Menentukan kebutuhan alat pelindung
diri (APD), alat pengaman kerja (APK),
dan P3K serta perlengkapannya.
2.2.1.3 Menyiapkan materi untuk sosialisasi
terkait dengan penerapan K3 di tempat
kerja.
2.2.2 Merencanakan sistem 2.2.2.1 Ketepatan dalam merencanakan sistem
pengangkutan dan pengangkutan material.
penyimpanan material
2.2.2.2 Ketepatan dalam merencanakan sistem
penyimpanan material sesuai
prosedur.
2.2.3 Merencanakan tahapan 2.2.3.1 Ketepatan dalam merencanakan
pekerjaan. tahapan pekerjaan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
2.2.4 Merencanakan sistem 2.2.4.1 Ketepatan dalam membuat sistem
pemeriksaan hasil pemeriksaan hasil pekerjaan.
pekerjaan dan opname 2.2.4.2 Ketepatan dalam membuat sistem
pekerjaan. opname pekerjaan.
2.2.5 Membuat jadwal 2.2.5.1 Ketepatan dalam membuat jadwal
pelaksanaan pekerjaan. pelaksanaan sesuai dengan volume
pekerjaan.

2.3 Menyiapkan penyimpanan


material pekerjaan pasangan
bata.
2.3.1 Menggunakan Alat 2.3.1.1 Ketepatan menggunakan APD dalam
pelindung diri (APD) melakukan kegiatan penyiapan
sesuai dengan prosedur material dan peralatan pekerjaan
K3. pasangan bata sesuai prodeur K3.
2.3.2 Menyiapkan rencana 2.3.2.1 Ketepatan menyiapkan rencana
rancangan/susunan tempat penyimpanan material
tempat penyimpanan pasangan bata sesuai dengan
material pasangan bata instruksi kerja.
yang diperoleh dari
pihak terkait sesuai
dengan instruksi kerja.
2.3.3 Mengidentifikasi lokasi 2.3.3.1 Ketepatan mengidentifkasi lokasi
tempat penyimpanan tempat penyimpanan material
material pekerjaan pekerjaan pasangan bata sesuai
pasangan bata sesuai dengan instruksi kerja dari pihak
dengan instruksi kerja terkait.
dari pihak terkait.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
2.3.4 Menyiapkan material 2.3.4.1 Ketepatan menyiapkan material
pekerjaan pasangan pekerjaan pasangan bata pada lokasi
bata pada lokasi yang yang mudah dijangkau.
mudah dijangkau.
2.3.5 Melaporkan aktifitas 2.3.5.1 Ketepatan melaporkan aktifitas
persiapan penyimpanan persiapan penyimpanan material
material kepada pihak kepada pihak terkait.
terkait.
2.4 Melakukan penyimpanan
material pekerjaan
2.4.1 Mengidentifikasi daftar 2.4.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi
simak jenis material daftar simak jenis material.
pekerjaan pasangan
bata sesuai dengan
prosedur.
2.4.2 Menempatkan material 2.4.2.1 Ketepatan dalam menempatkan
pekerjaan pasangan bata material semen yang harus terlindung
sesuai dengan instruksi dari hujan dan tidak bersentuhan
kerja. langsung dengan lantai.
2.4.2.2 Ketepatan dalam penyimpanan bata
yang tersusun rapi untuk
memudahkan pada saat pengambilan
atau pengecekan kuantitas bata.
2.4.2.3 Ketepatan penempatan pasir agar
mudah diambil dan tidak berceceran
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
2.4.3 Menyerahkan laporan 2.4.3.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
aktifitas penyimpanan penyimpanan material berdasarkan
material kepada pihak jumlah dan jenisnya.
terkait.
2.4.3.2 Ketepatan dalam menyerahkan laporan
sesuai dengan prosedur.
2.5 Memelihara Mesin Potong
Bata.
2.5.1 Mengidentifikasi manual 2.5.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi
kerja mesin potong bata manual kerja mesin potong bata.
sesuai dengan prosedur.
2.5.2 Mengidentifikasi mesin 2.5.2.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi
potong bata dengan kesesuaian dan kelengkapan
cermat berdasarkan komponen mesin potong bata dengan
manual mesin. manual mesin.
2.5.3 Memeriksa kondisi 2.5.3.1 Ketepatan dalam memeriksa kondisi
mesin potong bata mesin potong bata.
kelengkapan dan 2.5.3.2 Ketepatan dalam memeriksa kinerja
kinerjanya. mesin potong bata dengan cara
menghidupkan dan menjalankannya.
2.6 Melakukan Pekerjaan
Pemotongan Bata.

2.6.1 Mengidentifikasi gambar 2.6.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


kerja bangunan sesuai bentuk dan tampak bangunan
dengan prosedur. berdasarkan hasil identifikasi gambar
kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
2.6.2 Memilih tipe tampak luar 2.6.2.1 Ketepatan dalam memilih tipe tampak
bata sesuai dengan luar bata sesuai dengan persyaratan
persyaratan teknis. teknis.

2.6.3 Menandai tampak luar 2.6.3.1 Ketepatan dalam menandai tampak


bata untuk pemotongan. luar bata untuk pemotongan

2.6.4 Memotong tampak luar 2.6.4.1 Ketepatan dalam melakukan


bata sesuai dengan pemotongan tampak luar bata sesuai
tanda. dengan tanda.
2.7 Memeriksa Tempat
Penyimpanan Material
Pekerjaan Pasangan Bata.
2.7.1 Mengidentifikasi tempat 2.7.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
penyimpanan material tempat penyimpanan material
pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata hasil
berdasarkan kondisi identifikasi kondisi lapangan.
lapangan.
2.7.2 Memeriksa kelayakan 2.7.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
tempat penyimpanan hasil pemeriksaan kelayakan tempat
material pekerjaan penyimpanan material pekerjaan
pasangan bata. pasangan bata.
2.7.3 Melaporkan hasil 2.7.3.1 Ketepatan dalam menyusun lapoan
pemeriksaan tempat hasil pemeriksaan tempat
penyimpanan material penyimpanan material sesuai
kepada pihak terkait. prosedur.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
3. Menyiapkan Tata 3.1 Melaksanakan pemasangan
Letak Area profil untuk dasar pasangan
Pekerjaan. dinding bata.
3.1.1 Mengidentifikasi gambar 3.1.1.1 Ketepatan mengidentifikasi gambar
kerja bangunan sesuai kerja bangunan untuk peasangan
dengan prosedur. profil dasar pasangan dinding bata.
3.1.2 Mengidentifikasi lokasi 3.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pondasi dinding lokasi pondasi dinidng bata hasil
berdasarkan gambar identifikasi gambar kerja.
kerja.
3.1.3 Menyiapkan lokasi 3.1.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pondasi dinding sesuai pondasi dinding sesuai dengan gambar
dengan gambar kerja. kerja.
3.1.4 Memasang profil 3.1.4.1 Ketepatan dalam memasang profil
pondasi dinding sesuai pondasi dinding sesuai dengan gambar
dengan gambar kerja. kerja.
3.2 Melaksanakan pengaturan
pemasangan bata untuk dasar
pilar.
3.2.1 Mengidentifikasi gambar 3.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pemasangan pilar pemasangan pilar bata hasil
bata sesuai dengan identifikasi terhadap gambar kerja.
prosedur.
3.2.2 Mengidentifikasi lokasi 3.2.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pemasangan bata untuk lokasi pemasangan bata untuk pilar
pilar berdasarkan berdasarkan gambar kerja.
gambar kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
3.2.3 Menyiapkan lokasi 3.2.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pemasangan bata untuk pemasangan bata untuk dasar pilar
dasar pilar sesuai sesuai dengan gambar kerja
dengan gambar kerja.
3.2.4 Melakukan pengaturan 3.2.4.1 Ketepatan dalam meakukan
pemasangan bata untuk pengaturan pemasangan bata untuk
dasar pilar berdasarkan dasar pilar berdasarkan gambar kerja.
gambar kerja.
3.3 Melaksanakan pemasangan
profil cetakan dekoratif.
3.3.1 Mengidentifikasi 3.3.1.1 Kecermatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata dekoratif
dekoratif berdasarkan hasil identifikasi dari gambar kerja,
gambar kerja. terkait dengan bentuk dan/atau
motifnya tingkat kesulitan pengerjaan.
3.3.2 Mengidentifikasi lokasi 3.3.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pasangan bata lokasi pekerjaan pasangan bata
dekoratif berdasarkan dekoratif berdasarkan gambar kerja.
gambar kerja.
3.3.3 Menyiapkan lokasi 3.3.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata dekoratif
dekoratif sesuai dengan sesuai instruksi kerja dan gambar
instruksi kerja. kerja.
3.3.4 Memasang profil 3.3.5 Ketepatan dalam memasang profil
pekerjaan pasangan bata pekerjaan pasangan bata dekoratif sesuai
dekoratif sesuai dengan dengan instruksi kerja dan gambar kerja.
gambar kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
3.4 Melaksanakan pemasangan
profil cetakan untuk pekerjaan
pasangan lengkung bata.

3.4.1 Mengidentifikasi bentuk 3.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


lengkung pasangan bata bentuk lengkung pasangan bata
berdasarkan gambar berdasarkan gambar kerja.
kerja.
3.4.2 Mengidentifikasi lokasi 3.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
bentuk lengkung bata lokasi bentuk lengkung bata
berdasarkan gambar berdasarkan gambar kerja.
kerja.
3.4.3 Menyiapkan lokasi 3.4.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
bentuk lengkung bata bentuk lengkung bata pasangan bata
sesuai dengan instruksi sesuai instruksi kerja dan gambar
kerja. kerja.
3.4.4 Memasang profil bentuk 3.4.4.1 Ketepatan dalam memasang profil
lengkung bata bentuk lengkung bata sesuai instruksi
berdasarkan gambar kerja dan gambar kerja.
kerja dan instruksi kerja.
3.5 Memeriksa pemasangan profil
pekerjaan dasar untuk
pasangan bata.
3.5.1 Mengidentifikasi 3.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan dasar pekerjaan dasar pasangan bata
pasangan bata berdasarkan gambar kerja.
berdasarkan gambar
kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
3.5.2 Mengidentifikasi 3.5.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan profil dasar pekerjaan profil dasar pasangan bata
pasangan bata sesuai sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.
3.5.3 Melakukan pengecekan 3.5.3.1 Ketepatan dalam melakukan
kesesuaian pekerjaan pengecekan kesesuaian pekerjaan
profil dasar pasangan profil dasar pasangan bata dengan
bata dengan gambar gambar kerja.
kerja
4. Membuat Mortar 4.1 Menyiapkan mortar pekerjaan
untuk Pekerjaan pasangan bata.
Pasangan Bata. 4.1.1 Menyiapkan lokasi 4.1.1.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi
pengadukan mortar pengadukan mortar sesuai dengan
sesuai dengan rencana rencana tata letak area pekerjaan.
tata letak area
pekerjaan.
4.1.2 Memilih material 4.1.2.1 Ketepatan dalam memilih material
campuran mortar untuk campuran mortar dan/atau
berdasarkan spesifikasi mortar siap pakai sesuai spesifikasi
teknik. teknik.
4.1.3 Menentukan alat manual 4.1.3.1 Ketepatan dalam memilih alat
untuk pencampuran pengaduk manual untuk pencampuran
mortar berdasarkan mortar, misalnya: cangkul atau sekop.
kebutuhan.
4.1.4 Melaksanakan 4.1.4.1 Ketepatan dalam melaksanakan
pengadukan mortar semen pengadukan mortar semen sesuai
sesuai prosedur. prosedur, yaitu:
- Pasir dan semen diaduk secara
merata dalam kondisi kering.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
- Campuran semen pasir diberi air
secara perlahan sambil diaduk
hingga merata.
4.1.5 Memeriksa kekentalan 4.1.5.1 Ketepatan dalam memeriksa
mortar semen sesuai kekentalan mortar semen sesuai
dengan prosedur. dengan prosedur.
4.1.6 Membersihkan lokasi kerja 4.1.6.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
sesuai prosedur. kerja dari material yang sudah tidak
terpakai lagi sesuai dengan prosedur.
4.1.6.2 Ketepatan dalam membuang limbah
material ke tempat yang telah
ditentukan sesuai dengan prosedur.
4.1.6.3 Ketepatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan sesuai dengan prosedur.
4.2 Melaksanakan perawatan rutin
mesin pengaduk mortar setelah
selesai pekerjaan.
4.2.1 Mengidentifikasi manual 4.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
instruksi pabrik mesin manual instruksi pabrik mesin
pengaduk mortar sesuai pengaduk mortar.
dengan prosedur.
4.2.2 Membersihkan alat 4.2.2.1 Ketepatan dalam membersihkan alat
pengaduk mortar setelah mesin pengaduk mortar.
digunakan secara rutin.
4.2.3 Menyimpan alat 4.2.3.1 Ketepatan dalam menyimpan alat
pengaduk mortar pada pengaduk mortar pada tempat yang
tempat yang aman. aman.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
4.3 Memeriksa kualitas mortar
untuk pekerjaan bata.
4.3.1 Mengidentifikasi 4.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
instruksi kerja sebelum instruksi kerja untuk pemeriksaan
melakukan pemeriksaan kualitas mortar.
kualitas mortar.
4.3.2 Membuat kekentalan 4.3.2.1 Ketepatan dalam membuat kekentalan
mortar sesuai dengan mortar sesuai dengan prosedur.
prosedur.
4.3.3 Menguji kekentalan 4.3.3.1 Ketepatan dalam menguji kekentalan
mortar sesuai dengan mortar sesuai dengan
instruksi/ prosedur instruksi/prosedur kerja.
kerja.
5. Membuat dinding 5.1 Memasang dinding setengah
pasangan bata. bata.
5.1.1 Menggunakan alat 5.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3, yaitu:
sesuai dengan prosedur helm, sarung tangan dan sepatu booth
K3. (safety shoes).
5.1.2 Mengidentifikasi gambar 5.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pasangan dinding setengah bata
prosedur. berdasarkan gambar kerja.

5.1.3 Menyiapkan lokasi kerja 5.1.3.1 Ketepatan dalam menyiapkan lokasi


pasangan dinding bata kerja pasangan dinding bata sesuai
sesuai dengan rencana dengan rencana tata letak area
tata letak area pekerjaan. pekerjaan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.1.4 Menyiapkan peralatan 5.1.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan
pekerjaan pasangan peralatan pekerjaan pasangan dinding
dinding bata sesuai bata sesuai dengan kebutuhan.
dengan kebutuhan.
5.1.5 Menyiapkan material 5.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pasangan dinding bata pasangan dinding bata sesuai dengan
sesuai dengan spesifikasi spesifikasi teknik.
teknik.
5.1.6 Menyiapkan profil dan 5.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
benang penyipat sesuai untuk pasangan dinidng setengah
dengan kebutuhan. bata.
5.1.6.2 Ketepatan dalam menyiapkan benang
penyipat sesuai dengan kebutuhan.
5.1.7 Memasang profil dan 5.1.7.1 Ketepatan dalam memasang profil dan
benang penyipat sesuai benang penyipat sesuai dengan
dengan instruksi kerja. instruksi kerja.
5.1.8 Melaksanakan pekerjaan 5.1.8.1 Ketepatan dalam mengerjakan
pasangan dinding pasangan dinding setengah bata sesuai
setengah bata sesuai dengan prosedur dan gambar kerja.
dengan prosedur kerja.

5.1.9 Membersihkan lokasi kerja 5.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi


sesuai dengan prosedur. kerja dari bahan-bahan yang sudah
terpakai lagi.

5.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke


tempat yang telah ditentukan.
5.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.2 Memasang dinding satu bata.

5.2.1 Mengidentifikasi 5.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


gambar kerja sesuai pemasangan dinding satu bata hasil
dengan prosedur. identifikasi gambar kerja.
5.2.2 Memeriksa lokasi kerja 5.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pasangan dinding satu kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
bata kesesuaiannya gambar rencana.
dengan gambar kerja.
5.2.3 Menyiapkan peralatan Ketepatan dalam memilih peralatan yang akan
pekerjaan pasangan digunakan, diantaranya: sendok tembok, palu,
dinding satu bata sesuai unting-unting, alat ukur, benang, dsb.
dengan kebutuhan.
5.2.4 Menyiapkan material 5.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pasangan dinding satu bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
bata sesuai dengan
spesifikasi teknik.
5.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.2.5 Menyiapkan profil dan 5.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
benang penyipat sesuai pasangan dinding satu bata sesuai
dengan kebutuhan. dengan gambar kerja.
5.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan dinding satu bata.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.2.6 Memasang profil dan 5.2.6.1 Ketepatan dalam memasang profil
benang penyipat sesuai untuk pasangan dinding satu bata.
dengan instruksi kerja. 5.2.6.2 Ketepatan dalam memasang benang
penyipat.
5.2.7 Melaksanakan pekerjaan 5.2.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
pasangan dinding satu dinding satu bata sesuai dengan
bata sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
instruksi/prosedur kerja.
5.2.8 Membersihkan lokasi 5.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur. terpakai lagi.
5.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
5.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.3 Membuat dinding lurus ikatan
flemish.
5.3.1 Mengidentifikasi gambar 5.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pekerjaan bata pembuatan dinding lurus ikatan
sesuai dengan prosedur. flemish hasil identifikasi gambar kerja.

5.3.2 Memeriksa lokasi kerja 5.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa


kesesuainnya dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar kerja. gambar rencana.
5.3.3 Menyusun peralatan 5.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan bata sesuai yang akan digunakan, diantaranya:
dengan kebutuhan. sendok tembok, palu, unting-unting,
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
alat ukur, benang, dsb.
5.3.4 Mengatur material 5.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
sesuai dengan instruksi
kerja.
5.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.3.5 Menyiapkan dasar 5.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan dasar
dinding ikatan lurus dinding lurus ikatan flemish sesuai
flemish sesuai dengan dengan gambar kerja.
gambar kerja.
5.3.6 Membuat ikatan 5.3.6.1 Ketepatan dalam membuat ikatan
konstruksi dinding satu konstruksi dinding satu bata sesuai
bata sesuai dengan dengan prosedur kerja.
prosedur kerja.
5.3.7 Melaksanakan pekerjan 5.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan
akhir sesuai dengan finishing ikatan konstruksi dinding
gambar kerja. satu bata sesuai dengan gambar kerja.
5.3.8 Memberihkan lokasi 5.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur. terpakai lagi.

5.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke


tempat yang telah ditentukan.
5.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.4 Menyiapkan kedudukan
tempat kusen pintu dan
jendela.
5.4.1 Mengidentifikasi gambar 5.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan kedudukan tempat kusen pintu dan
prosedur. jendela hasil identifikasi gambar kerja.
5.4.2 Memeriksa lokasi kerja 5.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuainnya dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
5.4.3 Menyiapkan peralatan 5.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai sendok tembok, palu, unting-unting,
dengan kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
5.4.4 Menyiapkan material 5.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pasangan dinding bata bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
sesuai dengan gambar 5.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
kerja. mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.4.5 Menyiapkan bukaan 5.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan bukaan
tempat kusen pintu dan tempat kusen pintu dan jendela sesuai
jendela sesuai dengan dengan gambar kerja.
gambar rencana.
5.4.6 Memasang kusen pintu 5.4.6.1 Ketepatan dalam memasang kusen
dan jendela sesuai pintu dan jendela sesuai dengan
dengan gambar kerja. gambar kerja.
5.4.7 Melaksanakan 5.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan dinding bata sesuai dengan
pasangan dinding bata gambar kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
5.4.8 Membersihkan lokasi 5.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur. terpakai lagi.
5.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.5 Menyiapkan tempat untuk
pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal (ME).
5.5.1 Mengidentifikasi gambar 5.5.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja untuk ME sesuai pekerjaan ME hasil identifikasi dari
dengan prosedur. gambar kerja.
5.5.2 Memeriksa kesesuain 5.5.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
5.5.3 Menyiapkan peralatan 5.5.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata untuk tempat sendok tembok, palu, unting-unting,
pekerjaan ME sesuai alat ukur, benang, dsb.
dengan kebutuhan.
5.5.4 Menyiapkan material 5.5.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan untuk tempat pekerjaan untuk tempat pekerjaan ME
pekerjaan ME sesuai sesuai dengan spesifikasi teknik.
dengan spesifikasi
teknik.
5.5.5 Membuat tempat 5.5.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan bukaan
bukaan untuk untuk pekerjaan ME sesuai dengan
pekerjaan ME sesuai gambar kerja.
dengan gambar kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.5.6 Merapihkan tempat 5.5.6.1 Ketepatan dalam merapihkan tempat
bukaan untuk bukaan untuk pekerjaan ME sesuai
pekerjaan ME sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.
5.5.7 Membersihkan lokasi 5.5.7.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur. terpakai lagi.
5.5.7.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
5.5.7.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.6 Membuat Pasangan Dinding
Sambungan Siku dan T.
5.6.1 Mengidentifikasi gambar 5.6.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pekerjaan pemasangan dinding sambungan siku
pasangan bata sesuai dan T hasil identifikasi gambar kerja.
dengan prosedur.
5.6.2 Memeriksa lokasi 5.6.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
5.6.3 Menyiapkan peralatan 5.6.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai sendok tembok, palu, unting-unting,
dengan kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.6.4 Menyiapkan material 5.6.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
dinding bata sesuai 5.6.3.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
dengan instruksi kerja. mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.6.5 Menyiapkan profil dan 5.6.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
benang sifat untuk pasangan dinding siku dan
untuk pasangan dinding sambungan T sesuai dengan gambar
siku dan sambungan T kerja.
sesuai dengan 5.6.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
kebutuhan. pasangan dinding siku dan
sambungan T.
5.6.6 Menyiapkan pekerjaan 5.6.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
pasangan dinding bata dinding bata sambungan siku dan T
sambungan siku dan T sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
5.6.7 Melaksanakan 5.6.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan dinding bata sambungan
pasangan dnding bata siku dan T sesuai dengan gambar
sambungan siku dan T kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
5.6.8 Membersihkan lokasi 5.6.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur. terpakai lagi.
5.6.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.6.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.7 Membuat Kop Pasangan
Dinding Bata.
5.7.1 Mengidentifikasi 5.7.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja pembuatan kop pasangan dinding bata
pekerjaan pasangan hasil identifikasi gambar kerja.
dinding bata sesuai
dengan prosedur.
5.7.2 Memeriksa lokasi 5.7.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar rencana gambar rencana.
5.7.3 Menyiapkan peralatan 5.7.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan kop pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai sendok tembok, palu, unting-unting,
dengan kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
5.7.4 Menyiapkan material kop 5.7.3.2 Ketepatan dalam menyiapkan material
pasangan dinding bata kop pasangan dinding bata sesuai
sesuai dengan spesifikasi dengan spesifikasi teknik.
teknik.
5.7.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.7.5 Menyiapkan profil kop 5.7.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan dinding bata kop pasangan dinding bata sesuai
sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
rencana. 5.7.5.2 Ketepatan dalam memasang profil kop
pasangan dinding bata.
5.7.6 Menyiapkan pekerjaan 5.7.6.1 Ketepatan dalam membuat kop
kop pasangan dinding pasangan dinding bata sesuai dengan
bata sesuai dengan gambar kerja.
gambar kerja.
5.7.7 Melaksanakan pekerjaan 5.7.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
finishing kop pasangan kop pasangan dinding bata sesuai
dinding bata sesuai dengan gambar kerja atau instruksi
dengan gambar kerja kerja.
5.7.8 Membersihkan lokasi 5.7.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur terpakai lagi.
5.7.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
5.7.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
5.8 Melaksanakan penyelesaian
pekerjaan ikatan bata
(sambungan bata).

5.8.1 Mengidentifikasi 5.8.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


gambar kerja pekerjaan penyelesaian pekerjaan ikatan bata
pasangan dinding bata (sambungan bata) hasil identifikasi
sesuai dengan gambar kerja.
prosedur.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.8.2 Mengidentifikasi 5.8.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
permasalahan hasil identifikasi terhadap
pekerjaan ikatan bata permasalahan pekerjaan ikatan bata.
sesuai dengan
prosedur.
5.8.3 Menyelesaikan 5.8.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
permasalahan penyelesaian permasalahan pekerjaan
pekerjaan ikatan bata ikatan bata sesuai dengan gambar
sesuai dengan gambar rencana.
rencana.
5.9 Memasang kepala dinding
lengkung.
5.9.1 Mengidentifikasi 5.9.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja pekerjaan pemasangan kepala dinding lengkung
pasangan dinding bata hasil identifikasi gambar kerja.
sesuai dengan
prosedur.
5.9.2 Memeriksa lokasi 5.9.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
kesesuiannya dengan gambar rencana.
gambar rencana.
5.9.3 Menyiapkan peralatan 5.9.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
dinding bata sesuai sendok tembok, palu, unting-unting,
dengan kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.9.4 Menyiapkan material 5.9.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
kop pasangan dinding kop pasangan dinding bata sesuai
bata sesuai dengan dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik. 5.9.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
5.9.5 Memasang profil 5.9.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pondasi dinding pondasi dinding lengkung sesuai
lengkung sesuai dengan dengan gambar kerja.
gambar kerja. 5.9.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pondasi dinding lengkung.
5.9.6 Menyiapkan pekerjaan 5.9.6.1 Ketepatan dalam membuat kepala
kepala dinding lengkung dinding lengkung sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.

5.9.7 Melaksanakan pekerjaan 5.9.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing


finishing dinding dinding lengkung sesuai dengan
lengkung sesuai dengan gambar kerja.
gambar kerja.
5.9.8 Membersihkan lokasi 5.9.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
kerja sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur terpakai lagi.
5.9.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
5.9.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.10 Memeriksa hasil pekerjaan
dinding lurus.
5.10.1 Mengidentifikasi 5.10.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja pekerjaan pasangan dinding bata
pekerjaan pasangan berdasarkan gambar kerja.
dinding bata sesuai
dengan prosedur.
5.10.2 Mengidentifikasi 5.10.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
peralatan peralatan yang digunakan pada
pemeriksaan dinding pemeriksaan dinding lurus.
lurus dengan cermat.
5.10.3 Memeriksa 5.10.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
kesesuaian hasil kesesuaian hasil pekerjaan dinding
pekerjaan dinding lurus terhadap dengan gambar kerja.
lurus dengan gambar
kerja.
5.10.4 Menyerahkan laporan 5.10.4.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan.
kepada pihak terkait
sesuai dengan
prosedur.
5.10.4.2 Ketepatan dalam menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan kepada
pihak terkait sesuai dengan prosedur.
5.11 Memeriksa pasangan dinding
sambungan siku dan T.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.11.1 Mengidentifikasi 5.11.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja pekerjaan pasangan dinding bata
pekerjaan pasangan berdasarkan gambar kerja.
dinding bata sesuai
dengan prosedur.
5.11.2 Mengidentifikasi 5.11.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
peralatan pemeriksaan peralatan yang digunakan pada
pekerjaan sambungan pemeriksaan pekerjaan sambungan
sudut dan sambungan sudut dan sambungan T.
T sesuai dengan
prosedur.
5.11.3 Memeriksa kesesuain 5.11.3.1 Ketepatan dalam memeriksa kesesuain
pekerjaan sambungan pekerjaan sambungan sudut dan T
sudut dan T dengan dengan gambar rencana.
gambar rencana
5.11.4 Menyerahkan laporan 5.11.4.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan.
kepada pihak terkait
sesuai dengan 5.11.4.2 Ketepatan dalam menyampaikan
prosedur. laporan hasil pemeriksaan kepada
pihak terkait sesuai dengan prosedur.
5.12 Memeriksa kedudukan
tempat kusen pintu dan
jendela.
5.12.1 Mengidentifikasi 5.12.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja pekerjaan pasangan dinding bata
pekerjaan pasangan untuk dudukan tempat kusen pintu
dinding bata sesuai dan jendela berdasarkan gambar kerja.
dengan prosedur.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
5.12.2 Mengidentifikasi 5.12.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
peralatan pemeriksaan peralatan yang digunakan pada
bukaan tempat kusen pemeriksaan bukaan tempat kusen
dan jendela sesuai dan jendela.
dengan prosedur.
5.12.3 Memeriksa kesesuaian 5.12.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
bukaan tempat kusen kesesuaian bukaan tempat kusen
pintu dan jendela pintu dan jendela dengan gambar
kesesuaiannya dengan kerja.
gambar kerja.
5.12.4 Menyerahkan laporan 5.12.4.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan.
kepada pihak terkait
sesuai dengan prosedur 5.12.4.2 Ketepatan dalam menyampaikan
laporan hasil pemeriksaan kepada
pihak terkait sesuai dengan prosedur.
6. Membuat pilar 6.1 Membuat pilar pasangan bata.
pasangan bata. 6.1.1 Menggunakan alat 6.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3,
sesuai dengan prosedur diantaranya helm, sepatu booth, dan
K3. sarung tangan.
6.1.2 Mengidentifikasi 6.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pembuatan pilar pasangan bata hasil
dengan prosedur. identifikasi dari gambar kerja.
6.1.3 Memeriksa kesesuaian 6.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6.1.4 Menyiapkan peralatan 6.1.4.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
6.1.5 Menyiapkan material 6.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan pekerjaan pasangan bata sesuai
bata sesuai dengan dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik 6.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
6.1.6 Menyiapkan profil pilar 6.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata sesuai pilar pasangan bata sesuai dengan
dengan instruksi kerja. gambar kerja.
6.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil pilar
pasangan bata.
6.1.7 Membuat pilar 6.7.1.1 Ketepatan dalam membuat pilar
pasangan bata sesuai pasangan bata sesuai dengan gambar
dengan gambar kerja. kerja.
6.1.8 Melaksanakan 6.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pilar pilar pasangan bata sesuai dengan
pasangan bata gambar gambar kerja.
kerja.
6.1.9 Membersihkan lokasi 6.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur terpakai lagi.
6.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
6.2 Membuat gigi sambungan pilar
pasangan bata.
6.2.1 Mengidentifikasi gambar 6.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja sesuai dengan pembuatan gigi sambungan pilar
prosedur. pasangan bata hasil identifikasi
gambar kerja.
6.2.2 Memeriksa lokasi 6.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
6.2.3 Menyiapkan peralatan 6.2.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6.2.4 Menyiapkan material 6.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan pekerjaan pasangan bata sesuai
bata sesuai dengan dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik. 6.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.

6.2.5 Menyiapkan profil 6.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


untuk gigi sambungan untuk gigi sambungan pilar pasangan
pasangan bata sesuai bata sesuai dengan gambar kerja.
dengan instruksi
6.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
rencana.
untuk gigi sambungan pilar pasangan
bata.
6.2.6 Melaksanakan 6.2.6.1 Ketepatan dalam melaksanakan
pekerjaan gigi pekerjaan gigi sambungan pilar
sambungan pasangan pasangan bata sesuai dengan gambar
bata sesuai dengan kerja.
gambar kerja.
6.2.7 Melaksanakan 6.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing gigi gigi sambungan pasangan bata sesuai
sambungan pasangan dengan gambar kerja.
bata sesuai dengan
gambar kerja.
6.2.8 Membersihkan lokasi 6.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur. terpakai lagi.
6.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
6.3 Membuat pilar ulir pasangan
bata.
6.3.1 Mengidentifikasi gambar 6.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja pilar ulir pasangan pembuatan pilar ulir pasangan bata
bata sesuai dengan hasil identifikasi gambar kerja.
prosedur.
6.3.2 Memeriksa lokasi 6.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
6.3.3 Menyiapkan peralatan 6.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6.3.4 Menyiapkan material 6.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan pekerjaan pasangan bata sesuai
bata sesuai dengan dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik. 6.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.

6.3.5 Menyiapkan profil pilar 6.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


ulir pasangan bata pilar ulir pasangan bata sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.

6.3.5.2 Ketepatan dalam memasang profil pilar


ulir pasangan bata.
6.3.6 Melaksanakan pilar ulir 6.3.6.1 Ketepatan dalam membuat pilar ulir
pasangan bata sesuai pasangan bata sesuai dengan gambar
dengan gambar kerja. kerja.
6.3.7 Melaksanakan 6.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pilar pilar ulir pasangan bata sesuai dengan
ulir pasangan bata gambar kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
6.3.8 Membersihkan lokasi 6.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur terpakai lagi.

6.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke


tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
6.4 Membuat kop pilar pasangan
bata.
6.4.1 Mengidentifikasi gambar 6.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
kerja kop pilar pembuatan kop pilar pasangan bata
pasangan bata sesuai hasil identifikasi gambar kerja.
dengan prosedur.
6.4.2 Memeriksa lokasi kop 6.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pilar pasangan bata kesesuaian lokasi pekerjaan kop pilar
kesesuainnya dengan pasangan bata dengan gambar
gambar rencana. rencana.
6.4.3 Menyiapkan peralatan 6.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
6.4.4 Menyiapkan material 6.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan pekerjaan pasangan bata sesuai
bata sesuai dengan dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik. 6.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.

6.4.5 Menyiapkan profil pilar 6.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


penutup pasangan bata pilar penutup pasangan bata sesuai
sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
kerja. 6.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil pilar
penutup pasangan bata.
6.4.6 Melaksanakan pilar 6.4.6.1 Ketepatan dalam membuat pilar
penutup pasangan bata penutup pasangan bata sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.
6.4.7 Melaksanakan 6.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pilar penutup pasangan bata sesuai
pilar penutup pasangan dengan gambar kerja.
bata sesuai dengan
gambar kerja.
6.4.8 Membersihkan lokasi 6.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
6.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan
6.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
ditetapkan.
7. Membuat pasangan 7.1 Membuat pasangan bata
bata lengkung. setengah lingkaran.
7.1.1 Menggunakan Alat 7.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3,
sesuai dengan prosedur diantaranya helm, sepatu boot, dan
K3. sarung tangan.
7.1.2 Mengidentifikasi 7.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pemasangan bata setengah lingkaran
dengan prosedur. hasil identifikasi gambar kerja.
7.1.3 Memeriksa kesesuain 7.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
7.1.4 Menyiapkan peralatan 7.1.3.2 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
7.1.5 Menyiapkan material 7.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan pekerjaan pasangan bata sesuai
bata sesuai dengan dengan spesifikasi teknik.
spesifikasi teknik.

7.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan


mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
7.1.6 Menyiapkan profil 7.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata setengah pasangan bata setengah lingkaran
lingkaran sesuai sesuai dengan gambar kerja.
dengan gambar kerja.

7.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil


pasangan bata setengah lingkaran.
7.1.7 Membuat pasangan 7.1.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
bata setengah lingkaran bata setengah lingkaran sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.
7.1.8 Melaksanakan 7.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan bata setengah lingkaran
pasangan bata setengah sesuai dengan gambar kerja.
lingkaran sesuai
dengan gambar kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
7.1.9 Membersihkan lokasi 7.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
7.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
7.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
7.2 Membuat pasangan bata
lengkung segmental

7.2.1 Mengidentifikasi 7.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


gambar kerja sesuai pemasangan bata lengkung segmental
dengan prosedur hasil identifikasi gambar kerja.
7.2.2 Memeriksa kesesuain 7.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.
7.2.3 Menyiapkan peralatan 7.2.2.2 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
7.2.4 Menyiapkan material 7.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
bata sesuai dengan
spesifikasi teknik.

7.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan


mortar sesuai dengan kekentalannya
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
7.2.5 Menyiapkan profil 7.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata pasangan bata lengkung segmental
lengkung segmental sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan instruksi 7.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
kerja. pasangan bata lengkung segmental.
7.2.6 Membuat pasangan 7.2.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
bata lengkung bata lengkung segmental sesuai
segmental sesuai dengan gambar kerja dan instruksi
dengan gambar kerja kerja.
dan instruksi kerja.
7.2.7 Melaksanakan 7.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan bata lengkung segmental
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja atau
lengkung segmental instruksi kerja.
sesuai dengan gambar
kerja dan instruksi
kerja.
7.2.8 Membersihkan lokasi 7.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai dengan kerja dari bahan-bahan yang sudah
prosedur. terpakai lagi.

7.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke


tempat yang telah ditentukan.
7.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
7.3 Membuat pasangan bata
lengkung gothic.
7.3.1 Mengidentifikasi 7.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pemasangan bata lengkung gothic hasil
dengan prosedur. identifikasi gambar kerja.

7.3.2 Memeriksa lokasi 7.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa


pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
7.3.3 Menyiapkan peralatan 7.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
7.3.4 Menyiapkan material 7.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
bata sesuai dengan 7.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
spesifikasi teknik. mortar sesuai dengan kekentalannya.
7.3.5 Menyiapkan profil 7.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata pasangan bata lengkung gothic sesuai
lengkung gothic sesuai dengan gambar kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
dengan instruksi kerja. 7.3.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata lengkung gothic.

7.3.6 Membuat pasangan 7.3.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan


bata lengkung gothic bata lengkung gothic sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja dan instruksi kerja.
kerja dan instruksi
kerja.
7.3.7 Melaksanakan 7.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan bata lengkung gothic sesuai
pasangan bata gothic dengan gambar kerja atau instruksi
sesuai dengan gambar kerja.
kerja dan instruksi
kerja.
7.3.8 Membersihkan lokasi 7.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
7.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
7.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
7.4 Membuat pasangan bata
lengkung setengah lingkaran
bersilangan.
7.4.1 Mengidentifikasi 7.4.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pemasangan bata lengkung setengah
dengan prosedur. lingkaran bersilangan hasil identifikasi
gambar kerja.
7.4.2 Memeriksa lokasi 7.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
kesesuaiannya dengan gambar rencana.
gambar rencana.
7.4.3 Menyiapkan peralatan 7.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
7.4.4 Menyiapkan material 7.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
bata sesuai dengan 7.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
spesifikasi teknik. mortar sesuai dengan kekentalannya.
7.4.5 Menyiapkan profil 7.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata pasangan bata lengkung setengah
lengkung setengah lingkaran bersilangan sesuai dengan
lingkaran bersilangan gambar kerja.
sesuai dengan instruksi
kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
7.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
pasangan bata lengkung setengah
lingkaran bersilangan.
7.4.6 Membuat pasangan 7.4.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
bata lengkung setengah bata lengkung setengah lingkaran
lingkaran bersilangan bersilangan sesuai dengan gambar
sesuai dengan gambar kerja dan instruksi kerja.
kerja dan instruksi
kerja.
7.4.7 Melaksanakan 7.4.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan bata lengkung setengah
pasangan bata lingkaran bersilangan sesuai dengan
lengkung setengah gambar kerja atau instruksi kerja.
lingkaran bersilangan
sesuai dengan gambar
kerja dan instruksi
kerja.
7.4.8 Membersihkan lokasi 7.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
7.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.

7.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan


peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8. Membuat pasangan 8.1 Membuat Pasangan Bata
bata dekoratif. Berbentuk sarang lebah.
8.1.1 Menggunakan Alat 8.1.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3,
sesuai dengan prosedur diantaranya helm, sepatu boot, dan
K3. sarung tangan.
8.1.2 Mengidentifikasi 8.1.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja dinding pemasangan bata berbentuk sarang
bata sesuai dengan lebah hasil identifikasi gambar kerja.
prosedur.
8.1.3 Memeriksa lokasi 8.1.3.1 Ketepatan dalam memeriksa kesesuaian
pekerjaan lokasi pekerjaan dengan gambar
kesesuaiannya dengan rencana.
gambar rencana.
8.1.4 Menyiapkan peralatan 8.1.4.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan. alat ukur, benang, dsb.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.1.5 Menyiapkan material 8.1.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
bata sesuai dengan 8.1.5.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
spesifikasi teknik. mortar sesuai dengan kekentalannya.

8.1.6 Menyiapkan profil 8.1.6.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


pasangan bata pasangan bata berbentuk sarang lebah
berbentuk sisir (miring) sesuai dengan gambar kerja.
sarang lebah sesuai 8.1.6.2 Ketepatan dalam memasang profil
dengan gambar kerja. pasangan bata berbentuk sarang lebah.
8.1.7 Melaksanakan 8.1.7.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
pasangan bata bata berbentuk sarang lebah sesuai
berbentuk sarang lebah dengan gambar kerja.
sesuai dengan gambar
kerja.
8.1.8 Melaksanakan 8.1.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan bata berbentuk sarang lebah
pasangan bata sesuai dengan gambar kerja.
berbentuk sarang lebah
sesuai dengan gambar
kerja.
8.1.9 Membersihkan lokasi 8.1.9.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.

8.1.9.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke


tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.1.9.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
8.2 Membuat pasangan bata
berbentuk jajaran genjang.
8.2.1 Mengidentifikasi 8.2.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja dinding pemasangan bata berbentuk jajaran
bata sesuai dengan genjang hasil identifikasi gambar kerja.
prosedur.
8.2.2 Memeriksa lokasi 8.2.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
8.2.3 Menyiapkan peralatan 8.2.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
pekerjaan pasangan yang akan digunakan, diantaranya:
bata sesuai dengan sendok tembok, palu, unting-unting,
kebutuhan alat ukur, benang, dsb.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.2.4 Menyiapkan material 8.2.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
pekerjaan pasangan bata sesuai dengan spesifikasi teknik.
bata sesuai dengan 8.2.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
spesifikasi teknik. mortar sesuai dengan kekentalannya.

8.2.5 Menyiapkan profil 8.2.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil


pasangan bata pasangan bata berbentuk jajaran
berbentuk jajaran genjang sesuai dengan gambar kerja.
genjang sesuai dengan 8.2.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
gambar kerja. pasangan bata berbentuk jajaran
genjang.
8.2.6 Melaksanakan 8.2.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan
pasangan bata bata berbentuk jajaran genjang sesuai
berbentuk jajaran dengan gambar kerja.
genjang sesuai dengan
gambar kerja.
8.2.7 Melaksanakan 8.2.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan bata berbentuk jajaran
pasangan bata genjang sesuai dengan gambar kerja.
berbentuk jajaran
genjang sesuai dengan
gambar kerja.
8.2.8 Membersihkan lokasi 8.2.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
8.2.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.2.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
8.3 Memasang Panel Blok Kaca
(Glass Block).
8.3.1 Mengidentifikasi 8.3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pemasangan panel blok kaca (glass
dengan prosedur. block) hasil identifikasi gambar kerja.

8.3.2 Memeriksa lokasi 8.3.2.1 Ketepatan dalam memeriksa


pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
8.3.3 Menyiapkan peralatan 8.3.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
sesuai dengan yang akan digunakan, diantaranya:
kebutuhan. sendok tembok, alat ukur, palu,
unting-unting, benang, dsb.
8.3.4 Menyiapkan material 8.3.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
sesuai dengan panel blok kaca (glass block) sesuai
spesifikasi teknik. dengan spesifikasi teknik.

8.3.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan


mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.3.5 Menyiapkan profil panel 8.3.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
blok kaca (glass block) panel blok kaca (glass block) sesuai
sesuai dengan gambar dengan gambar kerja.
kerja. 8.3.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
panel blok kaca (glass block).

8.3.6 Memasang panel blok 8.3.6.1 Ketepatan dalam memasang panel blok
kaca (glass block) kaca (glass block) sesuai dengan
sesuai dengan gambar gambar kerja.
kerja.
8.3.7 Melaksanakan 8.3.7.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pemasangan panel blok kaca (glass
pemasangan blok kaca block) sesuai dengan gambar kerja.
(glass block) sesuai
dengan gambar kerja.
8.3.8 Membersihkan lokasi 8.3.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
8.3.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
8.3.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
8.4 Memasang Bata tipis
Ramping/Terakota (Slim
Brick).
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.4.1 Mengidentifikasi 8.4.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pemasangan bata tipis ramping/
dengan prosedur. terakota hasil identifikasi gambar
kerja.
8.4.2 Memeriksa lokasi 8.4.2.1 Ketepatan dalam memeriksa
pekerjaan kesesuainnya kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
dengan gambar gambar rencana.
rencana.
8.4.3 Menyiapkan peralatan 8.4.3.1 Ketepatan dalam memilih peralatan
sesuai dengan yang akan digunakan, diantaranya:
kebutuhan. sendok tembok.
8.4.4 Menyiapkan material 8.4.4.1 Ketepatan dalam menyiapkan material
sesuai dengan bata tipis ramping/terakota sesuai
spesifikasi teknik. dengan spesifikasi teknik.
8.4.4.2 Ketepatan dalam menyiapkan adukan
mortar sesuai dengan kekentalannya.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.4.5 Menyiapkan profil 8.4.5.1 Ketepatan dalam menyiapkan profil
pasangan bata pasangan bata ramping/terakota
ramping/terakota sesuai dengan gambar kerja.
sesuai dengan instruksi 8.4.5.2 Ketepatan dalam memasang profil
kerja. pasangan bata ramping/terakota.

8.4.6 Melaksanakan 8.4.6.1 Ketepatan dalam membuat pasangan


pemasangan bata bata ramping/ terakota sesuai dengan
ramping/terakota gambar kerja dan instruksi kerja.
sesuai dengan gambar
kerja dan instruksi
kerja.
8.4.7 Melaksanakan 8.4.8.1 Ketepatan dalam melakukan finishing
pekerjaan finishing pasangan bata ramping/terakota
pemasangan bata sesuai dengan gambar kerja atau
ramping/terakota instruksi kerja.
sesuai dengan
prosedur/instruksi
kerja.
8.4.8 Membersihkan lokasi 8.4.8.1 Ketepatan dalam membersihkan lokasi
pekerjaan sesuai kerja dari bahan-bahan yang sudah
dengan prosedur. terpakai lagi.
8.4.8.2 Ketepatan dalam membuang limbah ke
tempat yang telah ditentukan.
8.4.8.3 Kecermatan dalam membersihkan
peralatan yang telah dipakai dan
menyimpannya di tempat yang telah
ditetapkan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.5 Memeriksa Pasangan Bata
Berbentuk Sarang Lebah.
8.5.1 Menggunakan Alat 8.5.1.1 Ketepatan dalam menggunakan APD
pelindung diri (APD) sesuai dengan prosedur K3,
sesuai prosedur K3. diantaranya helm, sepatu booth, dan
sarung tangan.
8.5.2 Mengidentifikasi 8.5.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambar kerja sesuai pekerjaan pemeriksaan pasangan bata
dengan prosedur. berbentuk sarang lebah berdasarkan
hasil identifikasi gambar kerja.
8.5.3 Memeriksa kesesuaian 8.5.3.1 Ketepatan dalam memeriksa
lokasi pekerjaan dengan kesesuaian lokasi pekerjaan dengan
gambar rencana. gambar rencana.

8.5.4 Memeriksa peralatan 8.5.4.1 Ketepatan dalam memeriksa peralatan


pasangan bata pasangan bata berbentuk sarang
berbentuk sarang lebah lebah sesuai dengan kebutuhan.
sesuai dengan
kebutuhan.
8.5.5 Melaksanakan 8.5.5.1 Ketepatan dalam melaksanakan
pasangan bata pemeriksaan pasangan bata berbentuk
berbentuk sarang lebah sarang lebah sesuai dengan gambar
sesuai dengan gambar kerja.
kerja dan instruksi
kerja.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
8.5.6 Menyerahkan Laporan 8.5.6.1 Ketepatan dalam menyusun laporan
Hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan.
kepada pihak terkait
8.5.6.2 Ketepatan dalam menyampaikan
sesuai dengan
laporan hasil pemeriksaan kepada
prosedur.
pihak terkait sesuai dengan prosedur.
Pengetahuan yang Dikuasai
9. Menguasai 9.1 Menguasai pengetahuan 9.1.1 Ketetpatan dalam mendeskripsikan
pengetahuan faktual faktual tentang keselamatan konsep keselamatan dan kesehatan kerja
tentang teknik dan kesehatan kerja (K3), (K3).
pemasangan bata sumber bahaya, penggunaan 9.1.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
sebagai bagian dari Alat Pelindung Diri (APD) di sumber bahaya.
konstruksi tempat kerja.
bangunan.

9.1.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan Alat


Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan
situasi dan kondisi pekerjaan
pemasangan bata.
9.2 Menguasai gambar konstruksi 9.2.1 Ketepatan mendeskripsikan gambar
berbagai pasangan bata. konstruksi pekerjaan pemasangan bata
9.3 Menguasai pengetahuan 9.3.1 Ketepatan mendeskripsikan jenis material
faktual tentang jenis material yang digunakan pada pemasangan bata
yang digunakan pada sesuai mutu yang telah ditetapkan.
pemasangan bata.
9.4 Menguasai pengetahuan 9.4.1 Ketepatan mendeskripsikan cara
faktual cara pemasangan bata. pemasangan bata untuk berbagai bentuk
dan sambungan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
9.5 Menguasai pengetahuan 9.5.1 Ketepatan mendeskripsikan pengetahuan
faktual harga bahan (material) faktual harga bahan dan sumber bahan.
dan sumber bahan
9.6 Menguasai prinsip dan teknik 9.6.1 Kelancaran mendeskripsikan prinsip dan
berkomunikasi dengan klien/ teknik berkomunikasi dengan klien/
pengguna jasa/ pemberi kerja. pengguna jasa/ pemberi kerja.

9.6.2 Kelancaran menerapkan satu jenis prinsip


dan teknik berkomunikasi.

10. Menguasai bidang 10.1 Mengidentifikasi peluang 10.1.1 Ketepatan dalam dapat membaca
kewirausahaan berwirausaha. peluang usaha bidang pemasangan
pasangan bata. bata.
10.2 Membuat proposal penawaran 10.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pekerjaan pemasangan bata. prinsip-prinsip pemasaran.
10.2.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
konsep umum penyusunan RAB dan
aplikasi KUK.
10.2.3 Membuat Rencana Anggaran Biaya
(RAB) untuk pekerjaan pemasangan
bata.
10.3 Menguasai prinsip-prinsip 10.3.1 Ketepatan dalam membuat laporan
pelayanan prima penyelesaian pekerjaan pemasangan
bata.

10.3.2 Ketepatan dalam menangani keluhan


pelanggan.
NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
Hak dan Tangung Jawab
11. Bertanggung 11.1 Bertanggung jawab terhadap 11.1.1 Terlaksananya seluruh pekerjaan
jawab pada pekerjaan pemasangan bata pemasangan bata sesuai kuantitas dan
pekerjaan sendiri sesuai dengan gambar kerja kualitas yang telah ditetapkan oleh
dan dapat diberi dan mutu (spesifikasi teknis) pengguna jasa/perusahaan tanpa
tanggung jawab atas dengan mengutamakan adanya kecelakaan kerja.
kuantitas dan mutu keselamatan kerja 11.1.2 Tersusunnya laporan kerja sesuai
hasil kerja orang dengan standar laporan yang telah
lain. ditetapkan.

11.2 Mampu diberi tanggung jawab 11.2.1 Melaksanakan tanggung jawab untuk
untuk membimbing, melakukan pembinaan, arahan dan
mengarahkan, dan mengelola pengelolaan terhadap tenaga kerja.
tenaga kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan
pemasangan bata.
11.3 Mampu bekerja sama dan 11.3.1 Kelancaran berkomunikasi dengan
melakukan komunikasi dalam teman sekerja dalam menjalankan
lingkup kerjanya. tugasnya.
11.3.2 Kelancaran dan efektifitas komunikasi
dengan pengguna jasa.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor


ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian
penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang
yang telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau
kompetensi tertentu dan proses RPL hanya dapat dilakukan oleh
penyelenggara perguruan tinggi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
Kemenristekdikti.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain:
1. mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum;
2. institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi
oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah
dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal
tersebut;
3. menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas pada
umumnya;
4. setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan; dan
5. penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata, maka


pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari capaian
pembelajaran khusus adalah: pengalaman kerja pasang bata, belajar
mandiri mengenai pasang bata, atau mengikuti jenjang kursus dan
pelatihan pemasangan bata resmi yang diakui oleh pemerintah.

Keterkaitan SKL Pemasangan Bata terhadap jenjang pendidikan


selanjutnya dilakukan dengan mekanisme RPL pada perguruan tinggi.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan
baik capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia
sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini
menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan
antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga
kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus
pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka


berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya
untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional
maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan
yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Posisi SKL Pemasangan Bata dalam KKNI di dunia industri konstruksi


sangat penting peranannya untuk mendapatkan kualitas konstruksi
pasang bata sesuai dengan standar.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan bata ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan
pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
dunia industri mengenai teknologi konstruksi bangunan masa depan.
Teknologi konstruksi masa depan akan dikembangkan terutama bidang
pasangan bata karena kemajuan teknologi bahan bata dan perekat bata.
Oleh karena itu link and match tuntutan industri material pekerjaan bata
dengan kurikulum lembaga kursus dan pelatihan pasang bata harus
sejalan dan up to date.
F. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PERANCAH JENJANG II DAN III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan fauna,
kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan modal dasar
yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai sektor kehidupan
yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang unggul di dunia
internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing dalam sektor
sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan keunggulan dalam hal
mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan,
serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian
yang relevan, baik secara bilateral, regional, maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian pembelajaran
baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun sistem pelatihan
kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara nasional. Oleh karena
itu, upaya peningkatan mutu dan daya saing bangsa akan sekaligus
memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri
bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja dari
dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka dan
mudah dimasuki oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti sektor
perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh
karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional
akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara lain:
1. meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan;
2. mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan;
3. meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja; dan
4. meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk suatu
bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang terkait
dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional termasuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Tenaga Kerja,
asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan pelatihan, serta
masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut tampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti misalnya belum
meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja,
belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi
antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu,
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan non formal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu
diwujudkan dengan segera.

Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar 19.248
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non
formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalam mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi
penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja
yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen standar
kompetensi lulusan disingkat skl, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan Permendikbud Nomor
131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan
Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi pedoman
dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan pembelajaran,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta menentukan lulusan
peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar
mandiri, sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan
kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Industri konstruksi berkembang pesat sesuai dengan perkembangan
teknologi di bidang Sipil dan Arsitektur. Perkembangan ini ditandai dengan
telah banyaknya gedung-gedung bertingkat tinggi, jembatan layang dan
bangunan sipil lainnya. Namun perkembangan ini juga disusul dengan
masih banyaknya kecelakaan kerja di sektor konstruksi tersebut dan
dominasinya pada tenaga kerja yang jatuh dari ketinggian ketika bekerja.

Perancah merupakan salah satu sarana penunjang dalam pekerjaan


pembangunan maupun pemeliharaan infrastruktur tersebut di atas dan
merupakan bangunan pelataran (platform) yang dibuat untuk sementara
dan digunakan sebagai penyanggara tenaga kerja, bahan-bahan, serta alat-
alat pada setiap pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan pemeliharaan
dan pembongkaran.

Kondisi ini menyadarkan banyak pihak bahwa perancah dapat menciptakan


lapangan pekerjaan dengan mendidik tenaga kerja terampil dalam
pemasangan dan pembongkaran perancah, sehingga pekerja yang bekerja di
ketinggian dapat bekerja dengan selamat dan penyedia jasa pekerjaan
konstruksi dapat terhindar dari kecelakaan kerja yang sangat merugikan
perusahaan.

Program kursus dan pelatihan perancah, merupakan program kursus dan


pelatihan untuk menghasilkan tenaga kerja perancah yang bersertifikasi
level 2 dan level 3. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk
membekali peserta didik agar memiliki s i k a p d a n t a t a n i l a i ,
k e m a m p u a n d i b i d a n g k e r j a , penguasaan pengetahuan operasional
lengkap, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaan perancah level 2 dan level 3.

Standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program kursus dan


pelatihan untuk perancah level 2 adalah selama 75 jam dan untuk
perancah level 3 adalah selama 100 jam, dengan proporsi waktu 30% teori
dan 70% praktik.

Pelaksanaan program kursus dan pelatihan ini mengacu kepada metode


pelatihan berbasis kompetensi, yang memprasyaratkan peserta kursus
dan pelatihan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan
pelatihan yang sudah ditawarkan. Kelulusan peserta kursus dan
pelatihan didasarkan kepada uji kompetensi yang dilakukan oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang perancah yang independen
dan diakui oleh pemerintah, dunia usaha dan dunia industry. Uji
kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

Sedanglan uraian program kursus dan pelatihan ini adalah.

1. Nama Program
SKL berbasis KKNI ini dibuat untuk program kursus dan pelatihan
perancah, level 2 dan 3.
2. Tujuan
a. Umum
Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali
peserta didik agar memiliki sikap dan tata nilai,
k e m a m p u a n d i b i d a n g k e r j a p e r a n c a h , penguasaan
pengetahuan operasional lengkap, serta memiliki kewenangan dan
tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan perancah p a d a
level 2 dan level 3.

b. Khusus
Secara khusus, tujuan kursus dan pelatihan perancah pada level 2
dan 3 dideskripsikan sebagai berikut.
1) Perancah (Scaffolding) Level 2
(a) Mampu membaca gambar kerja perancah, mampu
memasang dan memelihara perancah selama
penggunaannya serta mampu membongkar perancah pada
waktunya dengan selamat.
(b) Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja sebagai operator perancah serta
diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang mungkin
timbul dalam tahapan pekerjaan perancah.
(c) Bertanggung jawab pada pekerjaannya sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

2) Perancah (Scaffolding) Level 3


(a) Selain mampu melaksanakan serangkaian tugas pada
pekerjaan perancah level 2 di atas, peserta pelatihan dan
kursus perancah level 3 ini diharapkan juga mempunyai
kemampuan merencanakan perancah sebagai penunjang
pekerjaan konstruksi yang dikerjakan serta kebutuhan
bahannya, mampu menghitung rencana biaya pekerjaan
perancah, dapat memastikan bahwa pelaksanaan dan
pembongkaran perancah dilaksanakan dengan benar dan
selamat, serta mempunyai kemampuan memeriksa,
mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan perancah.
(b) Mampu menerjemahkan informasi berkaitan dengan
perancah, menggunakan peralatan pemasangan dan
pembongkaran perancah berdasarkan sejumlah pilihan
prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan
mutu dan kuantitas yang terukur, sebagian merupakan
hasil kerja dengan pengawasan tidak langsung.
(c) Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
(d) Bertanggung jawab pada pekerjaan dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang
lain.

3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan perancah (scaffolding) level 2 dan 3
akan bermanfaat bagi.
a. Peserta didik kursus dan pelatihan perancah (scaffolding),
mempunyai kemampuan dan ketrampilan di bidang pekerjaan
perancah pada level 2 dan level 3 serta bersertifikat.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) d i bidang konstruksi bangunan
sipil dan arsitektur dapat merekrut dengan mudah calon tenaga
kerja dan atau penyedia jasa pekerjaan di bidang perancah level 2
dan 3, dan memastikan pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan
baik, aman, dan pekerjaannya sesuai dengan biaya, mutu dan
waktu yang direncanakan karena didukung tenaga kerja perancah
yang professional.
c. Lembaga penyelenggara kursus m e n g g u n a k a n S K L s e b a g a i
p e d o m a n u n t u k menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan
perancah level 2 dan 3.

4. Kualifikasi Peserta
Calon peserta pelatihan dalam bidang perancah level 2 minimal
memiliki ijazah SMP atau yang sederajat. Persyaratan calon peserta
pelatihan bidang perancah level 3 harus memiliki sertifikat level 2
bidang perancah.

5. Durasi Kursus dan Pelatihan

a. Waktu kursus dan pelatihan untuk perancah level 2 adalah selama


75 jam.
b. Waktu kursus dan pelatihan untuk perancah level 3 (masukan
perancah level 2) adalah 25 jam.

6. Metode Kursus dan Pelatihan

Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan berbasis


kompetensi dengan cara.
a. Ceramah.
b. Tanya jawab.
c. Demonstrasi.
d. Praktik.

7. Uji Kompetensi

Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan


pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu
tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan, sikap, kemampuan bidang kerja, serta hak
dan tanggung jawab peserta kursus dan pelatihan.

8. Sertifikat Kelulusan

Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan


perancah yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Perancah yang diakui
oleh pemerintah, dunia usaha dan dunia industri, baik nasional
maupun internasional.

Peserta yang dinyatakan lulus uji kompetensi mendapatkan sertifikat


kompetensi. Blangko sertifikat kompetensi diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blangko sertifikat
kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang perancah.
Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah sertifikat perancah.
D. Ruang Lingkup Penyusunan
Program kursus dan pelatihan Perancah merupakan program kursus dan
pelatihan untuk membekali peserta didik agar memiliki s i k a p d a n t a t a
n i l a i , k e m a m p u a n d i b i d a n g k e r j a P e r a n c a h , penguasaan
pengetahuan operasional lengkap, serta memiliki kewenangan dan
tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan perancah pada level 2
dan level 3.
a. Perancah Level 2
1) Mampu membaca gambar kerja perancah, mampu memasang dan
memelihara perancah selama penggunaannya serta mampu
membongkar perancah pada waktunya dengan selamat.
2) Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan factual
bidang kerja sebagai operator perancah serta diharapkan mampu
menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam tahapan
pekerjaan perancah tersebut diatas.
3) Bertanggung jawab pada pekerjaannya sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.

b. Perancah Level 3
1) Selain mampu melaksanakan serangkaian tugas pada pekerjaan
perancah level 2 di atas, peserta pelatihan dan kursus perancah level
3 ini diharapkan juga mempunyai kemampuan merencanakan
perancah sebagai penunjang pekerjaan konstruksi yang dikerjakan
serta kebutuhan bahannya, mampu menghitung Rencana Biaya
pekerjaan perancah serta dapat memastikan bahwa pelaksanaan dan
pembongkaran perancah dilaksanakan dengan benar dan selamat.
Dan mempunyai kemampuan memeriksa, mengawasi dan
mengvaluasi pekerjaan perancah.
2) Mampu menerjemahkan informasi berkaitan dengan perancah,
menggunakan peralatan pemasangan dan pembongkaran perancah
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang
mana sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan
tidak langsung.
3) Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjannya.
4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
Untuk mencapai kompetensi tersebut, disusun Standar Kompetensi
Lulusan Berbasis KKNI mencakup pada setiap jenjang yang ada pada KKNI,
dimana setiap bidang keterampilan memiliki tingkatan jenjang yang berbeda
yang meliputi Profil Lulusan, Jabatan Kerja, Capaian Pembelajaran, Standar
Kompetensi Lulusan, Rekognisi Pembelajaran Lampau
Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji kompetensi
yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang independen
dan diakui oleh pemerintah, dunia usaha dan dunia industri. Uji
kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dari Lembaga
Sertifikasi Kompetensi tersebut.

E. Pengertian

1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh


lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi
KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki
oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan
akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan
sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat
kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan kewajiban
kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh karenanya
mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui penilaian
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu kompetensi
secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan, kemampuan kerja,
tanggung jawab dan hak, maupun sikap berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan pendidikan
nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat pendidikan/pelatihan
tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam melakukan
pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan
pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi 1
sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI yang
sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam
tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator
kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja,
pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam pendidikan
formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
1. Lulusan program kursus dan pelatihan perancah level 2 adalah
tenaga kerja yang memiliki sikap dan tata nilai yang baik, penguasaan
pengetahuan faktual, penguasaan kemampuan kerja, penguasaan
kewenangan serta penguasaan hak dan tanggung jawab sebagai
operator perancah (scaffolder) yang mempunyai kemampuan
melaksanakan pemasangan, pemeliharaan selama digunakan dan
pembongkaran perancah dengan selamat.
2. Lulusan program kursus dan pelatihan perancah level 3 ini adalah
tenaga kerja yang memiliki sikap dan tata nilai yang baik, penguasaan
pengetahuan faktual, penguasaan kemampuan kerja, penguasaan
kewenangan serta penguasaan hak dan tanggung jawab sebagai
koordinator operator perancah (scaffolder coordinator) yang
mempunyai kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemeriksaan dan pengawasan serta evaluasi terhadap pekerjaan
perancah sehingga dapat terlaksana dengan selamat.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati oleh lulusan kursus dan pelatihan
perancah level 2 dan 3 sesuai KKNI adalah.
1. Level 2 setara operator perancah (scaffolder).
2. Level 3 setara dengan jabatan koordinator operator perancah
(scaffolder coordinator).

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI,
minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus dan
pelatihan dinyatakan dalam deskripsi umum KKNI.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai jenjang KKNI
a. Pelatihan dan kursus perancah (scaffolding) level 2
1) Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan
menggunakan alat, informasi dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu
yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
2) Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu
memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang
lazim timbul.
3) Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi
dalam lingkup kerjanya.
4) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.

b. Pelatihan dan kursus perancah (scaffolding) level 3


1) Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat,
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri
dengan pengawasan tidak langsung.
2) Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-
prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang
keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.
3) Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
4) Bertanggung jawab atas pekerjaannya dan pekerjaan orang
lain yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


Deskripsi capaian pembelajaran khusus Perancah (Scaffolding) Level
2 adalah sebagai berikut.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL II

SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan


TATA NILAI kepribadian manusia Indonesia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian
yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang
bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL II

4. Mampu bekerja sama dan memiliki


kepekaan sosial dan kepedulian yang
tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum
serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta
masyarakat luas.
7. Menghasilkan output/outcome kerja yang
berkualitas dan tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma agama,
hukum dan norma yang berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN Mempunyai kemampuan melaksanakan satu
DI BIDANG tugas spesifik, dengan menggunakan alat,
KERJA informasi dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan
mutu yang terukur, di bidang kerja.
1. Membaca gambar kerja perancah.
2. Memilih jenis bahan perancah sesuai gambar
kerja.
3. Mempersiapkan lokasi penempatan perancah.
4. Memasang perancah dengan selamat di
tempat kerja.
5. Membongkar perancah dengan selamat di
tempat kerja.
6. Memeriksa rangkaian pemasangan perancah.
7. Melakukan pemeliharaan perancah.
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan Standar dan Pedoman
YANG Teknis perancah dari pekerjaan persiapan,
DIKUASAI pemasangan, pembongkaran dan pemeliharaan
dengan memperhatikan kaidah etika profesi dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
HAK DAN 1. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri
TANGGUNG dan dapat diberi tanggung jawab atas
JAWAB kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain
dengan mengutama kan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Melakukan komunikasi yang baik dan efektif
dengan rekan kerja dan pengguna jasa.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL II

3. Membimbing rekan kerja yang baru direkrut


dan atau pekerja di bawahnya.

Deskripsi capaian pembelajaran khusus Perancah (Scaffolding) Level


3 adalah sebagai berikut.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL III

SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan


TATA NILAI kepribadian manusia Indonesia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian
yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang
bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki
kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
7. Menghasilkan output/outcome kerja yang
berkualitas dan tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN Mempunyai kemampuan melaksanakan
DI BIDANG serangkaian tugas spesifik, dengan
KERJA menerjemahkan informasi dan menggunakan
alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur
kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan
mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan
pengawasan tidak langsung sebagai berikut.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL III

a. Perencanaaan
1. Membaca gambar arsitektur.
2. Membaca spesifikasi teknis.
3. Menetapkan jenis perancah yang tepat
dan efisien.
4. Membuat gambar kerja yang memadai
tapi cukup sederhana.
5. Menetapkan metode/urutan kerja yang
sehat dan selamat.
6. Menghitung kebutuhan material, alat dan
tenaga kerja.
7. Merencanakan kebutuhan alat pelindung
diri (APD) dan alat pelindung kerja (APK)
sesuai dengan standar/persyaratan yang
ditetapkan.
8. Menyusun jadwal pekerjaan perancah.
9. Menyusun jadwal kebutuhan material,
alat dan tenaga kerja.
10. Menyusun Rencana Anggaran Biaya
perancah yang efisien.
11. Membuat rencana pemeriksaan/
pengawasan yang efektif.
b. Pelaksanaan
1. Menyiapkan material, alat, dan tenaga
kerja sesuai dengan gambar kerja dan
spesifikasi perancah yang ditetapkan.
2. Melakukan koordinasi pekerjaan
perancah dari persiapan, pemasangan,
penggunaan, pembongkaran dan
penyimpanan sesuai dengan metode
kerja/prosedur kerja yang selamat.
3. Memastikan penggunaan APD dan APK
sesuai dengan prosedur kerja selamat
dan atau program Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang ditetapkan.
4. Melaporkan terjadinya kecelakaan kerja
(jika ada).
5. Melakukan opname progres pekerjaan.
6. Membuat laporan progres pekerjaan dan
dokumen penagihan.
7. Menyiapkan dokumen untuk penagihan
termin pembayaran dan serah terima
pekerjaan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL III

8. Memberikan motivasi kepada pekerja


dengan penghargaan dan sanksi yang
tepat.
9. Memberikan imbalan kepada pekerja
serta memastikan pekerja bekerja dengan
sehat dan selamat.
c. Pemeriksaan dan pengawasan
1. Melakukan pemeriksaan jenis, jumlah
dan mutu material perancah dan
peralatan yang tersedia sesuai dengan
persyaratan dan daftar kebutuhan
material dan peralatan.
2. Memeriksa hasil pekerjaan pemasangan,
pembongkaran dan pemeliharaan sesuai
dengan prosedur/urutan kerja yang
selamat.
3. Memeriksa realisasi waktu, biaya dan
mutu pelaksanaan pekerjaan terhadap
rencana yang ditetapkan.
4. Memeriksa ketaatan/kedisiplinan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
dan Alat pelindung kerja (APK) oleh
pekerja.
d. Evaluasi
1. Mengevaluasi kesesuaian jenis, jumlah
dan mutu material perancah dan
peralatan yang tersedia dengan
persyaratan dan daftar kebutuhan
material dan peralatan serta melakukan
upaya perbaikan dan efisiensi yang
diperlukan.
2. Mengevaluasi efektifitas pelaksanaan
prosedur pekerjaan pemasangan,
pembongkaran dan pemeliharaan dan
melakukan perbaikan dan efisiensi yang
diperlukan.
3. Mengevaluasi penyimpangan realisasi
waktu, biaya dan mutu pelaksanaan
pekerjaan serta melakukan perbaikan
dan efisiensi yang diperlukan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL III

4. Mengevaluasi ketaatan/kedisiplinan
penggunaan APD dan APK oleh pekerja
serta melakukan perbaikan dengan
melakukan promosi dan penerapan
sistim penghargaan dan sanksi yang
diperlukan.
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan operasional yang
YANG lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum
DIKUASAI yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan
pengawasan dan evaluasi pekerjaan perancah
yang mencakup.
1. Konsep umum mekanika teknik terutama
mengenai besaran, satuan, gaya dan momen.
2. Prinsip-prinsip sistem struktur bangunan
perancah.
3. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
jenis, dan struktur komponen elemen
perancah meliputi : kondisi kekuatan tanah
dan papan alas, sepatu (pelat alas/jack-
base), batang vertikal, batang horisontal
membujur, batang horisontal melintang,
batang diagonal/pengaku (bracing), alat
penyambung/pengikat, lantai kerja
(platform), tangga (ladders,stairs), papan tepi
(toeboard), railing/ pagar pelindung jatuh,
angker (ties) & penyokong (shoring), jaring
keselamatan (safety net), jaring penahan
puing (safety deck), dan akses angkutan
material dan evakuasi.
4. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
dan jenis peralatan kerja (tools) dan
perlengkapan kerja (equipment) yang
digunakan untuk pekerjaan perancah.
5. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
dan prinsip kerja alat pelindung diri (APD)
meliputi.
a. Pelindung kepala.
b. Pelindung mata.
c. Pelindung wajah.
d. Pelindung kebisingan.
e. Pelindung mulut dan pernafasan.
f. Pelindung tangan.
g. Pelindung kaki.
h. Alat penahan jatuh.
i. Baju kerja pelindung tubuh.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PERANCAH SESUAI KKNI
LEVEL III

j. Sabuk kantong penyimpan perkakas.


k. APD lainnya yang sesuai dengan jenis
bahaya dan risiko jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
6. Pengetahuan faktual mengenai ketentuan
jadwal pemeliharaan berkala pada perancah.
7. Pengetahuan operasional lengkap tentang
prosedur-prosedur keselamatan, kesehatan
kerja, dan lingkungan hidup (K3LH) di area
kerja.
8. Pengetahuan operasional lengkap tentang
memilih, menggunakan, dan memelihara
peralatan kerja (tools) dan perlengkapan
kerja (equipment) yang digunakan untuk
pekerjaan perancah sesuai dengan
prosedur/urutan kerja.
HAK DAN 1. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri
TANGGUNG dan dapat diberi tanggung jawab atas
JAWAB kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain
dengan mengutama kan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Melakukan komunikasi yang baik dan efektif
dengan rekan kerja dan pengguna jasa.
3. Membimbing rekan kerja yang baru direkrut
dan atau pekerja di bawahnya.
D. Standar Kompetensi Lulusan

Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas:

1. Unit Kompetensi.
2. Elemen Kompetensi.
3. Indikator Kelulusan.

a. Kursus dan pelatihan Perancah (Scaffolding) Level 2 mempunyai kompetensi lulusan sebagaimana dinyatakan
pada tabel berikut ini.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI

Sikap dan Tata Nilai


1. Membangun dan 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Memiliki integritas tinggi, berbudi pekerti baik,
membentuk Maha Esa. dan memiliki keberanian dalam hal positif sesuai
karakter dan 1.2. Memiliki moral, etika dan dengan perannya sebagai operator perancah yang
kepribadian kepribadian yang baik di dalam akan bertanggung jawab dalam melakukan
manusia menyelesaikan tugasnya pekerjaannya.
Indonesia. sebagai warga Negara yang
bangga dan cinta tanah air.
1.3. Bekerja sama dan memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
1.4. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
1.5. Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian
dunia.
1.6. Menghasilkan pada
output/outcome kerja yang
berkualitas dan tidak
berdampak pada timbulnya
keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma
agama, hukum serta norma yang
berlaku.
1.7. Mengimplementasikan
kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan
lingkungan.
1.8. Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Membaca gambar 2.1. Mengindentifikasi 2.1.1. Dapat mengamati skala sesuai dengan gambar kerja
kerja perancah. gambar kerja. dengan teliti.

2.1.2. Dapat mengidentifikasi tanda-tanda gambar dengan


benar.
2.2. Mengidentifikasi 2.2.1. Dapat mengidentifikasi jenis-jenis bahan yang
bahan perancah. diperlukan.
2.2.2. Dapat mengidentifikasi jenis bahan sesuai dengan
spesifikasinya.

2.3. Membuat daftar 2.3.1 Dapat merinci kebutuhan bahan perancah sesuai
bahan perancah gambar kerja.
berdasarkan gambar
kerja.
2.3.2 Dapat memverifikasi kebutuhan bahan perancah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3. Memilih jenis 3.1. Membedakan jenis 3.1.1 Dapat memilih jenis-jenis bahan perancah sesuai
jenis bahan perancah. kebutuhan.
perancah sesuai
gambar. 3.1.2 Dapat membedakan jenis bahan menurut bentuk
ukurannya.
3.2 Membuat tabel 3.2.1 Dapat mengidentifikasi kekuatan perancah sesuai
umum perancah. kelas kekuatannya.

3.2.2 Dapat menetapkan beban maksimum sesuai yang


disyaratkan dalam gambar kerja.
3.2.3 Dapat memasukkan dalam hasil identifikasi dalam
tabel sesuai format yang tersedia.
3.3 Membuat daftar 3.3.1 Dapat menyusun bahan dan perlengkapan perancah
bahan dan sesuai gambar kerja.
perlengkapan
perancah.
3.3.2 Dapat memverifikasi bahan dan perlengkapan
perancah sesuai gambar kerja.

4. Mempersiapkan 4.1. Mengetahui kondisi 4.1.1 Dapat meng- identifikasi dan mendokumentasikan
lokasi lokasi Perancah. data-data lokasi penempatan perancah.
penempatan
Perancah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.1.2 Dapat mem persiapkan peralatan untuk
penyempurnaan lokasi pemasangan perancah.

4.2 Melaksanakan 4.2.1 Dapat menye- suaikan lokasi perancah dengan


penataan lokasi peraturan setempat dalam penyempurnaan lokasi.
perancah.
4.2.2 Dapat menempatkan dengan tepat posisi landasan
perancah sesuai kepadatannya.
4.2.3 Dapat mengatur kestabilan struktur sesuai prosedur
yang benar.
4.3 Menyusun laporan 4.3.1 Dapat mencatat dan melaporkan data-data
lokasi penempatan penempatan perancah.
perancah. 4.3.2 Dapat melaporkan denah penempatan perancah.

5. Memasang 5.1. Melakukan 5.1.1. Dapat melakukan pengamatan level permukaan tanah
perancah di pengamatan lokasi sebagai tempat perancah.
tempat kerja. kerja
5.1.2. Dapat menunjuk dengan jelas titik acuan dengan jelas.
pemasangan/pemban
gunan perancah. 5.1.3. Dapat memeriksa kepadatan tanah lokasi landasan
dan mengetahui daya dukungnya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
5.2. Melengkapi bahan, 5.2.1. Dapat menyediakan bahan perancah sesuai dengan
peralatan kerja, dan diameter dan ketebalan yang disyaratkan dalam
perlengkapan gambar kerja.
pengaman perancah. 5.2.2. Dapat mempersiapkan peralatan kerja untuk
merangkai perancah.
5.1.1. Dapat menyediakan dan mencatat dengan tepat
perlengkapan pengaman sesuai dengan kebutuhan.
5.2. Memasang perancah. 5.2.1. Dapat memahami instruksi kerja pemasangan sesuai
dengan SOP.
5.2.2. Dapat memeriksa dengan benar posisi dan tempat
kedudukan perancah baik dalam arah vertikal
maupun horisontal.

5.3. Pelaporan hasil 5.3.1. Dapat membuat laporan hasil pemasangan perancah
pemasangan sesuai SOP.
perancah. 5.3.2. Dapat melakukan pemeriksaan kelengkapan laporan
pemasangan perancah.
6. Membongkar 6.1. Melaksanakan 6.1.1. Dapat membongkar komponen perancah sesuai SOP
Perancah. langkah kerja yang berlaku.
pembongkaran. 6.1.2. Dapat mempersiapkan bahan perancah yang sudah
dibongkar untuk disimpan pada tempat yang aman.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
6.2. Mengidentifikasi 6.2.1. Dapat mencatat dengan benar peralatan pengaman
perlengkapan yang sudah dilepas dari perancah untuk disesuaikan
pengaman perancah. dengan pemasangan berikutnya yang aman.

6.2.2. Dapat mencatat dengan benar peralatan pengaman


yang sudah dilepas dari perancah untuk ditempatkan
pada lokasi yang aman.
6.3. Membuat laporan 6.3.1. Dapat membuat laporan hasil pembongkaran perancah
hasil pembongkaran sesuai SOP.
perancah.
6.3.2. Dapat melakukan pemeriksaan kelengkapan laporan
pembongkaran perancah.
7. Memeriksa 7.1. Melaksanakan 7.1.1. Dapat melaksanakan pemeriksaan posisi horisontal
rangkaian pemeriksaan posisi dan batang vertikal tegak perancah dengan waterpas.
pemasangan horizontal dan vetikal. 7.1.2. Dapat melaksanakan pemeriksaan posisi horizontal
perancah. batang memanjang perancah dengan waterpas.

7.2. Melaksanakan 7.2.1. Dapat memeriksa sambungan/


pemeriksaan titik perancah sesuai standar.
kekuatan perancah
7.2.2. Dapat memeriksa kekuatan lantai dan tangga
keamanan
perancah sesuai standar.
penggunaan perancah
diperiksa.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
7.3. Melaksanakan 7.3.1. Dapat memeriksa keamanan penggunaan terhadap
pemeriksaan barang dan pekerja sesuai standar.
keamanan
penggunaan 7.3.2. Dapat memeriksa keamanan penggunaannya terhadap
perancah. lingkungan kerja.
6.1. Memverifikasi/ 6.1.1. Dapat mengidentifikasi dan mendokumentasi
menyetujui rangkaian rangkaian pemasangan sesuai SOP.
pemasangan 6.1.2. Dapat menggunakan rangkaian pemasangan perancah
perancah. yang sudah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan.
7. Melakukan 7.1 Melaksanakan 7.1.1 Dapat membersihkan bahan dan alat perlengkapan
pemeliharaan pemeliharaan rutin perancah.
perancah. perancah.
7.1.2 Dapat memberikan minyak pelumas kepada semua
mur dan baut perancah.
7.2 Melaporkan hasil 7.2.1 Dapat melaporkan hasil pemeliharaan perancah
melakukan berupa laporan tertulis sebagaimana format yang
pemeliharaan ditentukan dan dapat memberi tanda pada label yang
perancah. ada pada perancah untuk boleh dan tidaknya
perancah digunakan lagi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI

Pengetahuan yang Dikuasai


8. Menguasai 8.1 Menguasai 8.1.1 Dapat menjelaskan jenis-jenis perancah.
pengetahuan pengetahuan
Standar dan tentang jenis-jenis 8.1.2 Dapat menjelaskan jenis-jenis perlengkapan perancah.
Pedoman Teknis perancah dan 8.1.3 Dapat menjelaskan gambar kerja.
perancah dari perlengkapannya.
pekerjaan 8.2 Menguasai 8.2.1 Dapat menguraikan tahap-tahap pemasangan perancah.
persiapan, pengetahuan
pemasangan, pemasangan, 8.2.2 Dapat menguraikan tahap-tahap pembongkaran perancah.
pembongkaran penggunaan, 8.2.3 Dapat mengidentifikasi kelayakan bahan perancah.
dan pembongkaran, 8.2.4 Dapat mengidentifikasi resiko dalam pekerjaan perancah.
pemeliharaan pemeliharaan, dan
dengan penyimpanan
memperhatikan perancah dengan
kaidah etika metoda selamat.
profesi dan K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI

Hak dan Tanggung Jawab


9. Bertanggung 9.1 Melaksanakan 9.1.1 Dapat melaksanakan seluruh pekerjaan pemasangan
jawab pada pemasangan maupun pembongkaran kembali perancah yang
pekerjaannya dan perancah sesuai dibebankan kepadanya tanpa ada kecelakaan kerja
dapat diberi dengan prosedur (aman).
tanggung jawab
membimbing 9.2 Bertanggung jawab 9.2.1 Dapat menyusun laporan kerja sesuai standar laporan
orang lain. atas perancah yang yang ditetapkan.
dipasangnya yang
dapat digunakan
tenaga kerja untuk
bekerja berjalan
secara aman.
9.3 Melakukan 9.3.1 Dapat ber- komunikasi dengan teman sejawat dan
komunikasi yang baik penyelia layanan dalam menjalankan tugasnya.
dan efektif dengan
rekan kerja dan
penyelia. layanan
(service advisor)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING)
JENJANG II

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
9.4 Bertanggung jawab 9.4.1 Dapat menjalankan peran dan tugas sebagai operator
dalam menjalankan perancah.
tugas sebagai
operator perancah.
b. Kursus dan pelatihan perancah level 3 mempunyai kompetensi lulusan sebagaimana dinyatakan pada tabel
berikut ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
Sikap dan Tata Nilai
1. Membangun dan 1.1. Bertakwa kepada Memiliki integritas tinggi, berbudi pekerti baik, dan memiliki
membentuk Tuhan Yang Maha keberanian dalam hal positif sesuai dengan perannya
karakter dan Esa. sebagai operator perancah yang akan bertanggung jawab
kepribadian dalam melakukan pekerjaannya.
manusia
Indonesia
1.2. Memiliki moral, etika
dan kepribadian
yang baik di dalam
menyelesaikan
tugasnya sebagai
warga Negara yang
bangga dan cinta
tanah air.
1.3. Bekerja sama dan
memiliki kepekaan
yang tinggi terhadap
masyarakat dan
lingkungannya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
1.4. Menghargai
keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan dan
agama serta
pendapat/temuan
original orang lain.
1.5. Berperan sebagai
warga negara yang
bangga dan cinta
tanah air serta
mendukung
perdamaian dunia.
1.6. Menghasilkan pada
output/outcome
kerja yang
berkualitas dan
tidak berdampak
pada timbulnya
keresahan
khalayak, tidak
bertentangan
dengan norma
agama, hukum serta
norma yang berlaku.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
1.7. Mengimplementasik
an kesadaran akan
pelestarian/keberlan
jutan lingkungan.
1.8. Mengimplementasik
an kesadaran akan
pelestarian/
keberlanjutan
lingkungan.
Kemampuan di Bidang Kerja
2. Merencanakan 2.1. Membaca 2.1.1. Dapat membaca gambar rencana bangunan yang
perancah. pekerjaan akan dibangun.
Melaksanakan arsitektur. 2.1.2. Dapat merinci tempat-tempat/ pekerjaan yang
pekerjaan memerlukan perancah.
perancah 2.1.3. Dapat membaca ukuran-ukuran, simbol-simbol, dll.
dari gambar arsitektur.
2.2. Membaca 2.2.1. Dapat mempersi apkan spesifikasi teknik beberapa
spesifikasi teknik jenis perancah.
perancah. 2.2.2. Dapat menetapkan spesifikasi teknik yang sesuai
dengan perancah yang akan digunakan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.3. Menetapkan jenis 2.3.1. Dapat menetapkan jenis perancah tiang kayu,
perancah yang perancah gantung, perancah tumpang sudut,
tepat dan efisien. perancah kuda-kuda, dan perancah siku, perancah
persegi, perancah pipa logam, dan perancah beroda
sesuai kebutuhan.
2.3.2. Dapat menetapkan perlengkapan perancah sesuai
jenis perancah yang dibutuhkan.
2.4. Membuat gambar 2.4.1. Dapat membuat gambar kerja dengan ukuran sesuai
kerja yang skala secara tepat.
memadai tapi 2.4.2. Dapat membuat gambar kerja dengan menyertakan
cukup sederhana. simbol dan tanda sesuai standar gambar kerja.

2.4.3. Dapat menyusun dokumen gambar kerja.


2.5. Menetapkan 2.5.1. Dapat menyusun prosedur tahapan pemasangan dan
metode/urutan penggunaan perancah mulai dari tahap preerection,
kerja yang sehat erection, dan post erection secara benar.
dan selamat. 2.5.2. Dapat memperkirakan kekuatan, stabilitas, dan
kekakuan dari struktur pendukung.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.6. Merencanakan 2.6.1. Dapat mempersiapkan APD dan APK mulai dari tahap
Alat Pelindung preerection, erection, dan post erection secara benar.
Diri (APD) dan Alat
Pelindung Kerja 2.6.2. Dapat mengidentifikasi bahaya dan cara pengendalian
(APK) sesuai nya.
standar dan
persyaratan yang
ditetapkan.
2.7. Menghitung 2.7.1. Dapat menghitung kebutuhan material, alat, dan
kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan luas bangun perancah.
material, alat, dan 2.7.2. Dapat membuat dokumen kebutuhan material, alat,
tenaga kerja. dan tenaga kerja.

2.8. Menyusun jadwal 2.8.1. Dapat mengidentifikasi dan membuat urutan kegiatan
pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan perancah.
pekerjaan 2.8.2. Dapat memperkirakan durasi masing-masing kegiatan
perancah. dalam pelaksanaan pekerjaan perancah.
2.8.3. Dapat memplotkan kegiatan, urutan kegiatan, dan
durasi kegiatan dalam Diagram Batang.
2.9. Menyusun jadwal 2.9.1. Dapat mengidentifikasi kebutuhan material perancah
kebutuhan dan tenaga kerja sesuai tahapan kegiatan pelaksanaan
material dan pekerjaan perancah.
tenaga kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.9.2. Dapat membuat urutan kebutuhan material dan
tenaga kerja sesuai rencana jadwal pelaksanaan
pekerjaan perancah.
2.9.3. Dapat mengeplotkan kebutuhan material dan tenaga
kerja ke dalam rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan
perancah.
2.10. Menyusun 2.10.1. Dapat menghitung biaya tiap pekerjaan dalam jadwal
rencana biaya pelaksanaan pekerjaan perancah.
perancah yang 2.10.2. Dapat menghitung bobot prosentase pekerjaan sesuai
efisien. jadwal pelaksanaan pekerjaan perancah.

2.11. Membuat rencana 2.11.1. Dapat membuat checklist pemeriksaan/ pengawasan


jadwal mulai dari tahap preerection, erection, dan post
pemeriksaan/ erection.
pengawasan yang
efektif.
2.12 Menyiapkan 2.12.1 Dapat mengidentifikasi kebutuhan material, alat dan
material, alat, dan tenaga kerja pelaksanaan pekerjaan perancah.
tenaga kerja 2.12.2 Dapat mengidentifikasi APD dan APK yang
sesuai dengan dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan perancah.
gambar kerja dan
spesifikasi
perancah yang
ditetapkan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.13 Melaksanakan 2.13.1 Dapat menunjukan kerja tim dalam simulasi
koordinasi pekerjaan persiapan, pemasangan, pembongkaran,
pekerjaan dan penyimpanan tanpa kesalahan teknis dan zero
perancah dari accident.
persiapan.
Pemasangan,
pembongkaran
dan penyimpanan
sesuai dengan
metode/prosedur
kerja yang selamat
(K3).
2.14 Memastikan 2.14.1 Dapat menunjukan kerja tim dalam simulasi
penggunaan APD pekerjaan persiapan, pemasangan, pembongkaran,
dan APK sesuai dan penyimpanan tanpa kesalahan teknis dan zero
dengan prosedur accident.
kerja selamat atau
prosedur K3 yang
ditetapkan.
2.15 Melaporkan 2.15.1 Dapat menunjukan kerja tim dalam simulasi
terjadinya pekerjaan persiapan, pemasangan, pembongkaran,
kecelakaan kerja dan penyimpanan tanpa kesalahan teknis dan zero
(bila ada). accident.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.16 Melaporkan 2.16.1 Dapat menghitung progres pekerjaan dalam rencana
opname progres jadwal pelaksanaan pekerjaan perancah.
pekerjaan dan
dokumen 2.16.2 Dapat membuat dokumen penagihan dan dokumen
penagihan. serah terima pekerjaan sesuai acuan dokumen
kontrak.
2.17 Menyiapkan 2.17.1 Dapat menghitung progres pekerjaan dalam rencana
dokumen untuk jadwal pelaksanaan pekerjaan perancah.
penagihan termyn 2.17.2 Dapat membuat dokumen penagihan dan dokumen
pembayaran dan serah terima pekerjaan sesuai acuan dokumen
serah terima kontrak.
pekerjaan.
2.18 Memberikan 2.18.1 Dapat menghitung upah tenaga kerja pada pekerjaan
motivasi kepada perancah sesuai standar SNI.
pekerja dengan
penghargaan dan
sanksi yang tepat.
2.19 Memberikan 2.19.1 Dapat menghitung upah tenaga kerja pada pekerjaan
imbalan kepada perancah sesuai standar SNI.
pekerja serta
memastikan
pekerja bekerja
dengan sehat dan
selamat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3 Memeriksa dan 3.1 Memeriksa jenis, 3.1.1 Dapat memastikan dengan benar kondisi meterial
mengawasi jumlah dan mutu perancah serta peralatan yang layak digunakan.
pekerjaan material perancah
Perancah. serta peralatan 3.1.2 Dapat memastikan jumlah/volume material dan
yang tersedia peralatan sesuai daftar kebutuhan material dan
sesuai dengan peralatan.
persyaratan dan
daftar kebutuhan
material dan
peralatan.
3.2 Memeriksa hasil 3.2.1 Dapat menunjukan kemampuan dalam simulasi
pekerjaan pengecekan komponen perancah meliputi cek bengkok,
pemasangan, penyok/retak pada lubang pipa, cek kelayakan pin
pembongkaran, pengunci, cek tingkat kekaratan pada seluruh body,
dan pemeliharaan cek kualitas las pada setiap sambungan dan cek
sesuai dengan komponen lainnya.
prosedur/urutan
kerja yang
selamat.
3.3 Memeriksa 3.3.1 Dapat membuat rencana jadwal dan anggaran
realisasi waktu, pelaksanaan.
biaya, dan mutu
pelaksanaan
pekerjaan
terhadap rencana
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
yang ditetapkan.

3.4 Memeriksa 3.4.1 Dapat mengidentifikasi jenis APD dan APK serta cara
ketaatan penggunannya dengan benar dan selamat.
/kedisiplinan
penggunaan APD
dan APK oleh
pekerja.
4 Mengevaluasi 4.1 Mengevaluasi 4.1.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
pekerjaan kesesuaian jenis, perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
perancah. jumlah, dan mutu perancah menyangkut waktu, biaya, dan mutu melalui
material perancah penyimpangan yang ada.
dan peralatan
yang tersedia 4.1.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
dengan menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
persyaratan dan terhadap kasus- kasus penyimpangan yang diberikan.
daftar kebutuhan
material dan
peralatan serta
melakukan upaya
perbaikan dan
efisiensi yang
diperlukan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.2 Mengevaluasi 4.2.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
efektivitas perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan perancah menyangkut waktu, biaya, dan mutu melalui
prosedur penyimpangan yang ada.
pekerjaan 4.2.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
pemasangan, menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
pembongkaran, terhadap kasus- kasus penyimpangan yang diberikan.
pemeliharaan,
perbaikan, dan
efisiensi yang
diperlukan.
4.3 Mengevaluasi 4.3.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
penyimpangan perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
realisasi waktu, perancah menyangkut waktu, biaya, dan mutu melalui
mutu, dan biaya penyimpangan yang ada.
pelaksanaan 4.3.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
pekerjaan menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
perancah serta terhadap kasus kasus penyimpangan yang diberikan.
melakukan
perbaikan dan
efisiensi yang
diperlukan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.4 Mengevaluasi 4.4.1 Dapat menganalisa rencana pelaksanaan pekerjaan
ketaatan/kedisipli perancah dan realisasi pelaksanaan pekerjaan
nan penggunaan perancah menyangkut waktu, biaya dan mutu melalui
APD dan APK oleh penyimpangan yang ada.
pekerja serta
melakukan 4.4.2 Dapat memecahkan beberapa alternatif perbaikan
perbaikan dan menyangkut waktu, biaya, dan mutu pekerjaan
efisiensi yang terhadap kasus kasus penyimpangan yang diberikan.
diperlukan.

Pengetahuan Yang Dikuasai


5 Menguasai 5.1 Konsep umum 5.1.1 Dapat memahami dan menguasai perhitungan sederhana
pengetahuan mekanika teknik mengenai besaran, satuan, gaya, dan momen.
operasional yang terutama mengenai 5.1.2 Dapat membuat gambar yang terukur dan sesuai skala yang
lengkap, prinsip- besaran, satuan, ditentukan.
prinsip serta gaya, dan momen.
konsep umum 5.2 Pengetahuan tentang 5.2.1 Dapat menghitung perencanaan beban pada perencanaan
yang terkait Prinsip-prinsip sistem perancah.
dengan struktur bangunan 5.2.2 Dapat menghitung panjang Sole Plate.
perencanaan, perancah. 5.2.3 Dapat mendiskripsikan klasifikasi perancah.
pelaksanaan
pengawasan dan 5.2.4 Dapat membuat gambar rencana perancang sesuai luas
bangun perancah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
evaluasi 5.2.5 Dapat menganalisa kekuatan, stabilitas, dan kekakuan dari
pekerjaan struktur pendukung.
perancah. 5.3 Pengetahuan faktual 5.3.1 Dapat menguraikan dengan benar nama, fungsi, jenis dan
mengenai nama, struktur komponen elemen perancah.
fungsi, jenis, dan
struktur komponen
elemen perancah
meliputi : kondisi
kekuatan tanah dan
papan alas, sepatu
(pelat alas/jack-base),
batang vertikal,
batang horizintal
membujur, batang
horizontal melintang,
batang
diagonal/pengaku
(bracing), alat
penyambung/pengika
t, lantai kerja
(platform), tangga
(laders,stairs), papan
tepi (toeboard),
railing/ pagar
pelindung jatuh,
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
angker (ties) &
penyokong (shoring),
jaring keselamatan
(safety net), jaring
penahan puing (safety
deck), dan akses
angkutan material
dan evakuasi.
5.4 Pengetahuan faktual 5.4.1 Dapat menguraikan dengan benar nama, fungsi dan jenis
mengenai nama, peralatan kerja (tools) dan perlengkapan kerja (equipment).
fungsi, dan jenis
peralatan kerja (tools)
dan perlengkapan
kerja (equipment) yang
digunakan untuk
pekerjaan perancah.
5.5 Pengetahuan faktual 5.5.1 Dapat menguraikan dengan benar nama, fungsi dan prinsip
mengenai nama, kerja APD dan APK.
fungsi, dan prinsip 1) Untuk APD meliputi.
kerja alat pelindung a. Pelindung kepala.
diri (APD) dan Alat b. Pelindung mata.
Pelindung Kerja (APK). c. Pelindung wajah.
d. Pelindung kebisingan.
e. Pelindung mulut dan pernafasan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
f. Pelindung tangan.
g. Pelindung kaki.
h. Alat penahan jatuh.
i. Baju kerja pelindung tubuh.
j. Sabuk kantong penyimpan perkakas.
k. Dsb.
2) Untuk APK meliputi.
a. Jaring Pengaman.
b. Pagar Pengaman.
c. Pembatas Area.
d. dsb
5.6 Pengetahuan faktual 5.6.1 Dapat membuat perencanaan jadwal dengan Diagram Batang.
mengenai ketentuan 5.6.2 Dapat menguraikan penanganan material yang sesuai
jadwal pemeliharaan prosedur.
berkala pada
perancah. 5.6.3 Dapat menguraikan cara pemeriksanaa dan pemeliharaan
material perancah.

5.7 Pengetahuan 5.7.1 Dapat menguraikan prosedur identifikasi bahaya dan


operasional lengkap pengendaliannya pada pekerjaan perancah.
tentang prosedur-
prosedur
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
keselamatan, 5.7.2 Dapat membuat checklist perancah yang lengkap untuk
kesehatan kerja, dan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).
lingkungan hidup
(K3LH) di area kerja.
5.8 Pengetahuan 5.8.1 Dapat menguraikan dengan benar tentang pemilihan,
operasional lengkap penggunaan dan pemeliharaan peralatan kerja (tools)
tentang memilih, dan perlengkapan kerja (equipment) pada pekerjaan
menggunakan, dan perancah.
memelihara peralatan
kerja (tools) dan
perlengkapan kerja
(equipment) yang
digunakan untuk
pekerjaan perancah
sesuai dengan
prosedur/urutan
kerja.
Hak dan Tanggung Jawab
6 Bertanggung 7.1 Melaksanakan 7.1.1 Dapat melaksanakan seluruh pekerjaan pemasangan
jawab pada pemasangan maupun pembongkaran kembali perancah yang
pekerjaan sendiri perancah sesuai dibebankan kepadanya tanpa ada kecelakaan kerja
dan dapat diberi dengan prosedur. (aman).
tanggung jawab
membimbing
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PERANCAH (SCAFFOLDING) JENJANG 3

UNIT
NO. ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
orang lain. 7.2 Bertanggung jawab 7.2.1 Dapat menyusun laporan kerja sesuai standar laporan
atas perancah yang ditetapkan.
yang dipasanganya
dapat digunakan
tenaga kerja untuk
bekerja berjalan
secara aman.

7.3 Melakukan 7.3.1 Dapat ber komunikasi dengan teman sekerja dan
komunikasi yang penyelia layanan dalam menjalankan tugasnya.
baik dan efektif
dengan rekan kerja
dan penyelia
layanan (service
advisor).

7.4 Bertanggung jawab 7.4.1 Dapat menjalankan peran dan tugas sebagai operator
dalam perancah .
menjalankan tugas
sebagai operator
perancah.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain.
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi
oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah
dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal
tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas pada
umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.

Terkait dengan kursus dan pelatihan perancah level 2 dan 3, maka


pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari capaian
pembelajaran khusus adalah pengalaman kerja dibidang sejenis yaitu
pekerjaan-pekerjaan penunjang pekerjaan konstruksi yaitu pekerjaan
perancah seperti dalam pembuatan konstruksi beton, pekerjaan
pemeliharaan gedung bertingkat, pekerjaan jembatan dan sebagainya,
dengan melampirkan pengalaman kerja tersebut. Hal lain yang dapat
dipakai sebagai pembelajaran lampau yang diakui sebagai bagian dari
capaian pembelajaran kursus adalah pekerjaan kayu dan pekerjaan
baja konstruksi bangunan.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus
dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke
arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan baik capaian
pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri
maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut
perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu
berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara
maupun secara eksternal melalui badan-badan akreditasi dan sertifikasi.
Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga
kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan
internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang
akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan
pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan
lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta
menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan perancah level 2 dan 3 ini, maka
arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih
menekankan pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan dunia Industri Konstruksi khususnya pembangunan gedung-
gedung bertingkat di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan Surabaya
dllnya dan pembangunan pabrik di kawasan industri dimana dalam
pelaksanaannya memerlukan peralatan penunjang diantaranya perancah.
G. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMASANGAN PERPIPAAN JENJANG III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan
keunggulan dalam hal mutu, tetapi juga memerlukan upaya-upaya
pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-
bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral,
regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya
manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian
pembelajaran (learning outcomes), baik yang dihasilkan melalui sistem
pendidikan maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan
diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu
dan daya saing bangsa akan sekaligus pula memperkuat jati diri bangsa
Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam
KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran
yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil
karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-
masing.

Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja
dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka
dan mudah dimasuki oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor
termasuk sektor perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan
lain-lain. Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah
internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi
pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara
lain.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk
suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan, serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat


melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
tersebut nampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti
misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi
penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya
kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh
penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan
keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk
terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga
kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi
pendidikan formal dan nonformal, dengan deskripsi kompetensi kerja
yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan
segera.

Di jalur pendidikan nonformal, pada tahun 2015 tercatat sekitar 19.248


lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan
nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalam
mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan
dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi
kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah
dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana
dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL
dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan
dunia industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL

SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi


pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan
pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta
menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan
serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun,
merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek
perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program

Program kursus dan pelatihan pemasangan perpipaan (plumbing),


merupakan program kursus dan pelatihan untuk menghasilkan seorang
pemasang perpipaan (plumber). Program kursus dan pelatihan ini
dirancang untuk membekali peserta didik agar memiliki sikap dan tata
nilai, penguasaan pengetahuan lengkap, kemampuan kerja, serta
kewenangan dan tanggung jawab pada pekerjaan pemasangan
perpipaan, mempersiapan pemasangan perpipaan, memasang dan
menyambung pipa air bersih, memasang dan menyambung pipa air
limbah, memasang peralatan plumbing, memeriksa, menguji dan
melakukan komisioning, memelihara dan merawat sistem plumbing,
menyusun laporan kegiatan pemasangan sistem plumbing, dan
komunikasi di tempat kerja.

1. Nama Program
Kursus dan pelatihan pemasangan perpipaan (plumbing).

2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan pemasangan
perpipaan (plumbing) ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki penguasaan pengetahuan faktual, kemampuan
kerja, serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam rangka
mempersiapan pemasangan perpipaan, memasang dan
menyambung pipa air bersih, memasang dan menyambung pipa
air limbah, memasang peralatan plumbing, memeriksa, menguji
dan melakukan komisioning, memelihara dan merawat sistem
plumbing, menyusun laporan kegiatan pemasangan sistem
plumbing, dan komunikasi di tempat kerja.

b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan pemasangan
perpipaan (plumbing) ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dalam bidang.
1. Penggunaan APD yang sesuai dengan bahaya dan resiko
pada pekerjaan pemasangan perpipaan.
2. Persiapan pemasangan perpipaan.
3. Pemasangan dan penyambungan pipa air bersih.
4. Pemasangan dan penyambungan pipa air limbah.
5. Pemasangan peralatan plumbing.
6. Pemeriksaan sistem plumbing.
7. Pengujian dan komisioning sistem plumbing.
8. Pemeliharaan dan perawatan sistem plumbing.
9. Penyusunan laporan kegiatan pemasangan sistem plumbing.
10. Komunikasi dengan pemberi tugas, teman sejawat dan
asisten tukang plumbing.

3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan tukang pemasangan perpipaan
(plumbing) ini bermanfaat bagi.
a. Peserta: memiliki kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan,
dan kemampuan dalam mempersiapan pemasangan perpipaan,
memasang dan menyambung pipa air bersih, memasang dan
menyambung pipa air limbah, memasang peralatan plumbing,
memeriksa, menguji dan melakukan komisioning, memelihara dan
merawat sistem plumbing, menyusun laporan kegiatan
pemasangan sistem plumbing, dan komunikasi di tempat kerja.
b. Lembaga pengguna mendapatkan pemasang perpipaan (plumber)
yang siap dan mampu beradaptasi dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan pemasangan
perpipaan (plumbing) dapat menghasilkan lulusan kursus dan
pelatihan yang terstandar.

4. Kualifikasi Peserta
a. Pendidikan SMA/sederajat.
b. Pernah bekerja pada bidang kerja yang relevan dengan pekerjaan
pemasangan perpipaan (plumbing).
c. Sudah lulus kursus dan pelatihan Jenjang 3 KKNI.
5. Durasi Kursus dan Pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan peserta untuk
mengikuti pemasangan perpipaan (plumbing) dengan Jenjang 3 KKNI
adalah 168 jam pelajaran dengan proporsi waktu 33% teori dan 67%
praktik.

6. Metode Kursus dan Pelatihan


Metode Kursus dan pelatihan yang digunakan adalah dengan
ceramah, diskusi, presentasi audio-visual, demonstrasi, dan praktik.

7. Uji Kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir program kursus dan
pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu
tes teori dan praktik. Tes teori bertujuan untuk mengukur
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan berfikir peserta
kursus dan pelatihan. Tes praktik bertujuan untuk mengukur
pengetahuan, sikap, dan keterampilan kerja peserta kursus dan
pelatihan agar sesuai dengan standar spesifikasinya.

Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji


kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
(LSK) lembaga kursus dan pelatihan yang terakreditasi.

8. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
setelah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Satuan
Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang Perpipaan.

Peserta yang dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan


satu lembar Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi
diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian
blanko Sertifikat Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang
Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang
Perpipaan. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah Sertifikat
Pemasangan Perpipaan Jenjang 3 KKNI.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kompetensi pada bidang Plumbing jenjang 3 berbasis
KKNI, yaitu.
1. Memiliki pengetahuan operasional tentang plumbing, yang meliputi
pengetahuan tentang persiapan, pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pemeliharaan, dan penyusunan laporan kegiatan
pemasangan sistem plumbing.
2. Mampu melaksanakan serangkaian tugas tukang plumbing, mulai
dari persiapan, pemasangan, pemeriksaan, pengujian,
pemeliharaan, hingga penyusunan laporan dari serangkaian
kegiatan pemasangan plumbing yang telah dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
3. Memiliki kemampuan bekerjasama yang baik dan berkomunikasi
aktif dengan pemberi tugas, teman sejawat, dan bawahan yang
dibimbingnya.
4. Mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan
pengawasan tidak langsung.

E. Pengertian
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan:
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan perbuatan
sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan tempat
kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan
pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi
1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan deskripsi kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikas
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI
yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan
dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator
kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian
pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja,
pendidikan nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor
pendidikan formal.
13. Plumbing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
persiapan pemasangan perpipaan, memasang dan menyambung pipa
air bersih, memasang dan menyambung pipa air limbah, memasang
peralatan plumbing, memeriksa, menguji dan melakukan komisioning,
memelihara dan merawat sistem plumbing, menyusun laporan
kegiatan pemasangan sistem plumbing, dan komunikasi di tempat
kerja.
14. Sanitasi adalah pekerjaan yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat, terutama tentang penyediaan air bersih dan
pembuangan air limbah yang memadai sesuai dengan standar yang
dipersyaratkan.
15. Gambar kerja adalah dokumen acuan terkait gambar bentuk, disertai
ukuran, lokasi serta keterangan teknis pekerjaan plumbing.
16. Instruksi kerja adalah dokumen acuan tentang persyaratan teknis
pekerjaan plumbing, tentang jenis material, persyaratan pelaksanaan,
metode pelaksanaan, dsb.
17. Gambar skematik pipa adalah gambar isometrik (gambar 3 dimensi)
yang memungkinkan pemasang perpipaan (plumber) dapat
menghitung jumlah alat penyambung, jumlah alat plumbing, panjang
pipa dapat memasang instalasi sesuai gambar.
18. Alat Pengaman Kerja (APK) adalah alat/sarana untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pekerja, berupa sarana
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), seperti.
a. Perancah (scaffolding), termasuk lantai kerja (platform) dengan
plat lantai kerja rapat/penuh, termasuk papan tepi (toe board).
b. Tangga (ladders) naik-turun perancah.
c. Pagar pelindung (guard railing) jatuh sepanjang tepi perancah,
dan tepi bangunan/bukaan dinding/lantai di ketinggian.
d. Jaring keselamatan (safety net) di tepi bangunan di ketinggian.
e. Tirai keselamatan (safety deck) di tepi bangunan di ketinggian.
f. Rambu-rambu keselamatan (larangan, peringatan, kewajiban, dan
informasi).
19. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat atau perlengkapan yang wajib
dipakai dan digunakan oleh pemasang perpipaan (plumber) dan orang
lain yang berada di tempat kerja selama melasanakan pekerjaan
plumbing. Jenis APD untuk pemasangan perpipaan (plumbing) yaitu:
a. Topi pelindung kepala (Safety helmet), untuk melindungi kepala
dari benturan dan jatuh).
b. Sepatu keselamatan (Safety shoes), untuk melindungi kaki.
c. Sarung tangan (Safety gloves), untuk melindungi tangan.
d. Kacamata pelindung debu (Safety glasses).
e. Masker (melindungi pernafasan dari debu).
f. Penahan jatuh tubuh (full body harness), untuk keselamatan
bekerja di ketinggian.
20. Perkakas pertukangan manual atau bertenaga adalah perkakas
yang biasa digunakan dalam pemasangan perpipaan (plumbing)
antara lain: a) palu baja (hammer); b) obeng kembang (cold chisel); c)
obeng gepeng (flat chisel); d) gerinda; e) bor; f) linggis; g) gegep/kakak
tua; h) j) gergaji; k) paku beton (concrete nails), dll.
21. Setting out adalah pekerjaan menetapkan jalur pipa yang akan di
instal/dibuat oleh pemasang perpipaan (plumber).
22. Socket fusion joint adalah sambungan arah memanjang pipa yang
menggunakan soket.
23. Electrofusion joint adalah sambungan pada arah memanjang atau
siku yang menggunakan peralatan las listrik.
24. Instalasi pipa adalah rangkaian/instalasi pipa yang dipasang untuk
mengalirkan air (air kotoran, air bekas, air hujan, air untuk pemadam
kebakaran) sesuai dengan fungsinya.
25. Klaim adalah upaya yang dilakukan untuk menyatakan
ketidakpuasan terhadap sesuatu hal terhadap proses atau hasil
pemasangan instalasi plumbing.
26. Pipa air bersih adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air
bersih ke alat plumbing.
27. Pipa air limbah adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air
limbah (air buangan) ke penampungan air limbah.
28. Instalasi pipa ven adalah instalasi pipa yang digunakan untuk
mengeluarkan tekanan sepanjang pipa instalasi ke udara luar.
29. Perangkap air limbah/kotor adalah alat yang terdapat pada alat
plumbing yang berfungsi untuk mencegah udara kotor masuk ke
dalam ruangan.
30. Shower adalah alat berbentuk pancuran dengan banyak lubang yang
digunakan mengalirkan air bersih untuk mandi.
31. Kloset adalah alat plumbing yang berfungsi untuk tempat buang air
besar (BAB).
32. Bak mandi rendam (bath tube) adalah alat plumbing yang berfungsi
untuk mandi dengan posisi berendam.
33. Urinal adalah alat plumbing yang berfungsi untuk tempat buang air
kecil khusus untuk laki-laki.
34. Bidet adalah alat plumbing yang berfungsi untuk tempat buang air
kecil khusus untuk perempuan.
35. Katup pengurasan adalah alat plumbing yang berfungsi sebagai alat
pengurasan air bersih dengan cara memutar/membuka katup.
36. Tangki air bersih adalah peralatan plumbing yang digunakan untuk
menampung air bersih, baik yang ada dibawah (Ground Water Tank)
maupun yang ada di atas gedung (Roof Tank).
37. Sterilisasi tangki air bersih adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk membersihkan (mensterilkan) tangki air bersih dari
bakteri/kuman pengganggu kesehatan.
38. Uji tekanan air bersih adalah upaya yang dilakukan oleh kontraktor
dan pengawas untuk mengetahui tekanan air pada instalasi pipa air
bersih.
39. Uji kebocoran pipa air bersih adalah upaya yang dilakukan oleh
kontraktor beserta pengawas untuk mengetahui adanya kebocoran
pada instalasi pipa air bersih.
40. Pipa komisioning (commisioning pipe) adalah pemeriksaan dan
pengujian untuk mengetahui apakah instalasi pipa terpasang/bekerja
seperti yang disyaratkan.
41. Meter air bersih adalah peralatan pada instalasi air bersih yang
berfungsi untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus
menerus melalui sistem kerja peralatanyang dilengkapi dengan unit
sensor, unit penghitung, dan unit indikator pengukur untuk
menyatakanvolume air yang lewat.
42. Lubang kontrol/lubang pemeriksa adalah lubang yang berfungsi
untuk melakukan pemeriksaan perbaikan.

II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan pemasangan perpipaan
(plumbing) ini memiliki penguasaan pengetahuan faktual, kemampuan
kerja, melakukan tindakan diagnosa dalam lingkup terbatas dan
perbaikannya, serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang.
1. Penggunaan APD yang sesuai dengan bahaya dan resiko pada
pekerjaan pemasangan perpipaan.
2. Persiapan pemasangan perpipaan.
3. Pemasangan dan penyambungan pipa air bersih.
4. Pemasangan dan penyambungan pipa air limbah.
5. Pemasangan peralatan plumbing.
6. Pemeriksaan sistem plumbing.
7. Pengujian dan komisioning sistem plumbing.
8. Pemeliharaan dan perawatan sistem plumbing.
9. Penyusunan laporan kegiatan pemasangan sistem plumbing.
10. Komunikasi dengan pemberi tugas, teman sejawat dan asisten
tukang plumbing.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan kursus
dan pelatihan pemasangan perpipaan (plumbing) ini adalah sebagai
tukang setara dengan jenjang 3 dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap lulusan kursus
dan pelatihan adalah.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika, dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang 3 KKNI.


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta biang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkungan kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas yang terukur.
3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING) SESUAI KKNI
JENJANG III

SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan


TATA NILAI kepribadian manusia Indonesia yang.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika, dan kepribadian yang baik
di dalam menyelesaikan tugasnya.

c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan


cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
g. Berkomunikasi aktif dengan pemberi tugas,
teman sejawat, dan bawahan yang dibimbingnya.
KEMAMPUAN Mampu melakukan pemasangan, pengujian, dan
DI BIDANG pemeliharaan instalasi air di dalam gedung dan
KERJA perumahan sesuai dengan gambar kerja dan
kualitas yang sudah ditetapkan, meliputi
kemampuan.
1. Penggunaan APD yang sesuai dengan bahaya
dan resiko pada pekerjaan pemasangan
perpipaan.
2. Persiapan pemasangan perpipaan.
3. Pemasangan dan penyambungan pipa air
bersih.
4. Pemasangan dan penyambungan pipa air
limbah.
5. Pemasangan peralatan plumbing.
6. Pemeriksaan sistem plumbing.
7. Pengujian dan komisioning sistem plumbing.
8. Pemeliharaan dan perawatan sistem plumbing.
9. Penyusunan laporan kegiatan pemasangan
sistem plumbing.
10. Komunikasi di tempat kerja.
PENGETAHUAN Mampu menguasai pengetahuan, konsep, fakta,
YANG informasi dan metodologi dalam pemasangan,
DIKUASAI pengujian dan pemeliharaan pemasangan perpipaan
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING) SESUAI KKNI
JENJANG III

meliputi:
1. Pengetahuan tentang APD yang sesuai dengan
bahaya dan resiko pada pekerjaan pemasangan
perpipaan.
2. Pengetahuan tentang persiapan pemasangan
perpipaan.
3. Pengetahuan tentang pemasangan dan
penyambungan pipa air bersih.
4. Pengetahuan tentang cara pemasangan dan
penyambungan pipa air limbah.
5. Pengetahuan tentang cara pemasangan
peralatan plumbing.
6. Pengetahuan tentang cara pemeriksaan sistem
plumbing.
7. Pengetahuan tentang cara pengujian dan
komisioning sistem plumbing.
8. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan dan
perawatan sistem plumbing.
9. Pengetahuan tentang cara penyusunan laporan
kegiatan pemasangan sistem plumbing.
10. Pengetahuan tentang komunikasi di tempat
kerja.
HAK DAN 1. Bertanggung jawab pada pekerjaan Persiapan
TANGGUNG Pemasangan Perpipaan, Pemasangan dan
JAWAB Penyambungan Pipa Air Bersih, Pemasangan
dan Penyambungan Pipa Air Limbah dan
Drainase Air Hujan, Pemasangan Peralatan
Plumbing, Pemeriksaan Sistem Plumbing,
Pengujian dan Komisioning, Pemeliharaan dan
Perawatan, dan Pelaporan.
2. Bertanggung jawab membimbing
asisten/laden/kenek tukang plumbing pada
pekerjaan Persiapan Pemasangan Perpipaan,
Pemasangan dan Penyambungan Pipa Air
Bersih, Pemasangan dan Penyambungan Pipa
Air Limbah dan Drainase Air Hujan,
Pemasangan Peralatan Plumbing.
3. Berhak mendapat pekerjaan yang sesuai sebagai
tukang plumbing.
4. Memperoleh imbal jasa/upah sesuai dengan
jenjang kompetensinya.
D. Standar Kompetensi Lulusan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1. Bertaqwa kepada Tuhan 1.1.1 Mampu bekerja dengan jujur.
karakter dan Yang Maha Esa.
kepribadian manusia 1.1.2 Memiliki integritas dalam bekerja.
Indonesia.
1.1.3 Mampu bekerja dengan penuh tanggung
jawab/ amanah.

1.2 Memiliki moral, etika dan 1.2.1 Mampu bekerja dengan disiplin dan dedikasi
kepribadian yang baik di yang tinggi.
dalam menyelesaikan
tugasnya. 1.2.2 Mampu bekerja sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
1.2.3 Mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

1.3 Berperan sebagai warga 1.3.1 Memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
negara yang bangga dan
cinta tanah air serta 1.3.2 Mengutamakan kepentingan umum, di atas
mendukung perdamaian kepentingan pribadi atau golongan.
dunia.
1.3.3 Mampu bekerja sama dengan sesama
tukang plumbing baik dari dalam maupun
luar negeri.
1.4 Bekerja sama dan 1.4.1 Mampu bekerja dengan menjaga hubungan
memiliki kepekaan yang baik dengan masyarakat.
tinggi terhadap 1.4.2 Mampu bekerja dengan memperhatikan
masyarakat dan lingkungan.
lingkungannya.
1.5 Menghargai 1.5.1 Mampu menjaga keharmonisan dalam
keanekaragaman budaya, bermasyarakat
pandangan, kepercayaan,
dan agama serta 1.5.2 Menghargai perbedaaan pendapat orang
pendapat/temuan lain.
original orang lain. 1.5.3 Menghargai perbedaan suku, agama, ras,
dan antar golongan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

1.6 Menjunjung tinggi 1.6.1 Taat terhadap hukum dan peraturan yang
penegakan hukum serta berlaku.
memiliki semangat untuk
mendahulukan 1.6.2 Mengutamakan kepentingan umum, di atas
kepentingan bangsa serta kepentingan pribadi atau golongan.
masyarakat luas.

Kemampuan di Bidang Kerja


Melaksanakan 1.1. Mampu menentukan APD 2.1.1 Mampu mengidentifikasi potensi bahaya
Persiapan sesuai dengan bahaya pada pekerjaan pemasangan perpipaan.
Pemasangan dan resiko pada 2.1.2 Mampu mengidentifikasi potensi resiko pada
Perpipaan. pekerjaan pemasangan pekerjaan pemasangan perpipaan.
perpipaan. 2.1.3 Mampu mengidentifikasi tindakan/ metode
pengendalian bahaya dan resiko kerja.
2.1.4 Mampu menentukan tindakan/ metode
pengendalian bahaya dan resiko kerja.
2.1.5 Mampu mengevaluasi hasil pengendalian
bahaya dan resiko kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.1.6 Mampu menentukan APD sesuai dengan


jenis pekerjaan.
2.1.7 Mampu menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai dengan prosedur K3
1.2. Mempersiapkan Perkakas 2.2.1 Mampu mengidentifikasi perkakas
Plumbing. plumbing berdasarkan gambar kerja dan
spesifikasi teknis.
2.2.2 Mampu menjaga kebersihan perkakas
plumbing sesuai dengan prosedur.

2.2.3 Mampu merawat alat sesuai instruksi


kerja.
2.2.4 Mampu mencatat ketersediaan perkakas
dengan cermat dan sesuai prosedur.
2.2.5 Mampu menyediakan perkakas sesuai
dengan kebutuhan.
2.3 Menjaga Perkakas 2.3.1 Mampu mengidentifikasi perkakas plumbing
Plumbing. berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi
teknis.
2.3.2 Mampu merawat perkakas plumbing sesuai
instruksi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.3.3 Mampu menjaga kebersihan perkakas


plumbing dilakukan sesuai dengan
prosedur.

2.3 Menyiapkan permintaan 2.4.1 Mampu mengidentifikasi material/bahan


bahan. berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja.
2.4.2 Mampu menyusun kebutuhan
material/bahan sesuai instruksi kerja.
2.3.3 Mampu menyusun jadwal pengiriman
material/ bahan sesuai dengan kebutuhan.
2.4 Mempersiapkan gambar 2.5.1 Mampu mengidentifikasi Lay out instalasi
skematik pipa. pipa air pada gambar kerja.
2.5.2 Mampu memeriksa gambar kerja terhadap
kondisi lapangan.
2.5.3 Mampu menyesuaikan gambar kerja sesuai
dengan kondisi lapangan.
2.5.4 Mampu membuat gambar isometrik jalur
pipa sesuai dengan kondisi lapangan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.6 Membuat jalur pipa. 2.6.1 Mampu mengidentifikasi lokasi jalur pipa
berdasarkan gambar kerja.
2.6.2 Mampu memilih peralatan marking sesuai
kebutuhan.
2.6.3 Mampu membuat penandaan jalur sesuai
gambar kerja.
2.6.4 Mampu membuat jalur pipa sesuai dengan
prosedur.
3. Memasang Instalasi 3.1. Melakukan sambungan 3.1.1. Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
Pipa Air Bersih. dengan cairan perekat/ dengan sambungan menggunakan cairan
solvent cement perekat/ solvent cement.
3.1.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
cairan perekat.
3.1.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan cairan
perekat.
3.1.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.

3.1.5 Mampu memotong pipa sesuai dengan


prosedur.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.1.6 Mampu menyambung pipa dengan perekat


sesuai POS (Prosedur Operasional Standar).

3.2. Melakukan sambungan 3.2.1 Mampu menentukan jenis rubberrin yang


push-on joint digunakan untuk sambungan push-on joint.
3.2.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
push-on joint.
3.2.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan push-on joint.
3.2.4 Mampu menyambung pipa dengan push-on
joint. sesuai POS (Prosedur Operasional
Standar).
3.3. Memasang sambungan 3.3.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
ulir. dengan sambungan ulir.
3.3.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
ulir.
3.3.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan ulir.

3.3.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai


kebutuhan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.3.5 Mampu memotong pipa sesuai dengan


prosedur.
3.3.6 Mampu membuat ulir sesuai dengan
instruksi kerja.
3.3.7 Mampu menyambung pipa dengan ulir
sesuai Instruksi Kerja (IK).
3.4 Melakukan sambungan 3.4.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
kompresi. dengan sambungan kompres.
3.4.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
kompresi.
3.4.3 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.
3.4.4 Mampu memotong pipa sesuai dengan
prosedur.
3.4.5 Mampu menyambung pipa dengan kompresi
sesuai instruksi kerja.
3.5 Membuat sambungan 3.4.6 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
solder. dengan sambungan solder.
3.5.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
solder.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.5.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan


untuk penyambungan dengan solder.
3.4.7 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.
3.4.8 Mampu memotong pipa sesuai dengan
prosedur.
3.4.9 Mampu menyambung pipa dengan solder
sesuai instruksi kerja.
3.6 Memasang socket fusion 3.6.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
joint. dengan sambungan socket fusion joint.
3.6.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
socket fusion joint.
3.6.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan socket fusion
joint.
3.6.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.
3.6.5 Mampu memotong pipa sesuai dengan
prosedur.
3.6.6 Mampu menyambung pipa dengan socket
fusion joint sesuai instruksi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.7 Memasang electrofusion 3.7.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
joint. dengan sambungan electrofusion joint

3.7.2 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk penyambungan dengan
electrofusion joint.

3.7.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan


untuk penyambungan dengan electrofusion
joint.
3.7.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.
3.7.5 Mampu memotong pipa sesuai dengan
prosedur.
3.7.6 Mampu menyambung pipa dengan
electrofusion joint sesuai instruksi kerja.
3.8 Membuat sambungan las. 3.8.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
dengan sambungan las.
3.8.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
las.
3.8.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan las.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.8.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai


kebutuhan.
3.8.5 Mampu memotong pipa sesuai dengan
prosedur.
3.8.6 Mampu menyambung pipa dengan las
sesuai instruksi kerja.

3.9 Membuat sambungan 3.9.1 Mampu menentukan jenis pipa yang sesuai
flens. dengan sambungan flens.
3.9.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk penyambungan dengan
flens.
3.9.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk penyambungan dengan flens.
3.9.4 Mampu mengukur panjang pipa sesuai
kebutuhan.
3.9.5 Mampu memotong pipa sesuai dengan
prosedur.
3.9.6 Mampu menyambung pipa dengan flens
sesuai instruksi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.10 Memasang katup pipa 3.10.1 Mampu menentukan jenis sambungan


air bersih yang sesuai dengan jenis katup.
3.10.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang katup.
3.10.3 Mampu menentukan bahan yang
digunakan untuk pemasangan katup.
3.10.4 Mampu memasang katup sesuai instruksi
kerja.

3.10 Memasang meter air. 3.11.1 Mampu menentukan letak pemasangan


meter air.
3.11.2 Mampu menentukan jenis meter air
3.11.3 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk pemasangan meter air.
3.10.4 Mampu menentukan bahan yang
digunakan untuk pemasangan meter air.
3.10.5 Mampu memasang meter air sesuai
instruksi kerja.
3.12 Memasang tangki air. 3.12.1 Mampu menentukan letak pemasangan
tangki air dan perlengkapannya.
3.12.2 Mampu menentukan ukuran tangki air.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.12.3 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk pemasangan tangki air.

3.12.4 Mampu menentukan bahan yang


digunakan untuk pemasangan tangki air.
3.12.5 Mampu menyiapkan dasar tangki air
bersih.
3.12.6 Mampu memasang sambungan ke tangki
air bersih.
3.12.7 Mampu memasang tangki air dan
perlengkapannya sesuai instruksi kerja.
3.12.8 Mampu melakukan sterilisasi tangki air
bersih.
3.13 Memasang pompa air 3.13.1 Mampu menentukan letak pemasangan
pompa air.
3.13.2 Mampu menentukan jenis dan kapasitas
pompa air.
3.13.3 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk pemasangan pompa air.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.13.4 Mampu menentukan bahan yang


digunakan untuk pemasangan pompa air.
3.13.5 Mampu memasang pompa air sesuai
instruksi kerja.
3.14 Memasang penguat 3.14.1 Mampu menentukan jenis penguat
tekanan (booster pump) tekanan sesuai dengan kebutuhan.
3.14.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang penguat
tekanan.

3.14.2 Mampu menentukan bahan yang


digunakan untuk pemasangan penguat
tekanan.
3.14.4 Mampu memasang penguat tekanan sesuai
instruksi kerja.
3.14 Memasang kran air 3.15.1 Mampu menentukan kesesuaian diameter
bersih. pipa dengan kran.
3.15.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang kran
3.15.3 Mampu menentukan bahan yang
digunakan untuk pemasangan kran.
3.15.4 Mampu memasang kran sesuai instruksi
kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.16 Memasang penyangga 3.16.1 Mampu menentukan jenis penyangga pipa.


pipa 3.16.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang penyangga
pipa.
3.16.3 Mampu menentukan bahan yang
digunakan untuk pemasangan penyangga
pipa.
3.16.4 Mampu memasang penyangga pipa sesuai
instruksi kerja.
3.17 Memasang pipa cabang. 3.17.1 Mampu menentukan. jenis percabangan
sesuai dengan diameter pipa cabang.
3.17.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang pipa cabang.
3.17.3 Mampu menentukan bahan yang
digunakan untuk pemasangan pipa
cabang.
3.17.4 Mampu memasang pipa cabang sesuai
instruksi kerja.
3.18 Menambahkan jaringan 3.18.1 Mampu menentukan titik penambahan
baru dari pipa utama jaringan baru.

3.18.2 Mampu menentukan jenis sambungan


untuk penambahan jaringan baru.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.18.3 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk penambahan jaringan
baru.
3.18.4 Mampu menentukan bahan yang
digunakan untuk penambahan jaringan
baru.
3.18.5 Mampu melakukan pemasangan
penambahan jaringan baru sesuai
instruksi kerja.
3.19 Memasang instalasi 3.18.6 Mampu menentukan sistem pemanas air.
pipa air panas.
3.18.7 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang instalasi pipa
air panas.
3.18.8 Mampu menentukan bahan yang
digunakan untuk instalasi pipa air panas.
3.18.9 Mampu melakukan pemasangan pemanas
air sesuai instruksi kerja
3.18.10 Mampu menyambungkan pemanas air
dengan jaringan pipa untuk air panas.
4. Memasang Instalasi 4.1. Memasang pipa tegak 4.1.1 Mampu menentukan jalur pemasangan pipa
Pipa Air Kotor/Air tegak air limbah/ air kotor sesuai dengan
Limbah gambar kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.1.2 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk memasang pipa tegak air
kotor/ air limbah.
4.1.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk memasang pipa tegak air kotor/ air
limbah.
4.1.4 Mampu melakukan pemasangan pipa tegak
sesuai dengan ketentuan.
4.2. Memasang pipa datar 4.2.1 Mampu menentukan jalur pemasangan pipa
air limbah/ air kotor sesuai dengan gambar
kerja.
4.2.2 Mampu melakukan pemasangan pipa datar
sesuai ketentuan.
4.3 Memasang pipa 4.3.1 Mampu menentukan jenis perangkap gas
perangkap gas dan bau. dan bau.
4.3.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang perangkap gas
dan bau.
4.3.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk memasang perangkap gas dan bau.
4.3.3 Mampu melakukan pemasangan perangkap
gas dan bau sesuai dengan ketentuan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.4. Memasang instalasi pipa 4.4.1 Mampu menentukan titik penempatan


ven. instalasi pipa ven.
4.4.2 Mampu menentukan tipe instalasi pipa ven
yang dipasang.
4.4.3 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang instalasi pipa
ven.
4.4.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk memasang instalasi pipa ven.
4.4.5 Mampu melakukan pemasangan instalasi
pipa ven sesuai dengan ketentuan.
4.5. Memasang dan 4.5.1 Mampu menentukan titik pemasangan alat
menyambung pipa saniter.
dengan peralatan 4.5.2 Mampu menentukan tipe fitting yang
saniter digunakan untuk menyambung pipa dengan
peralatan saniter

4.5.3 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk memasang instalasi pipa
ven.
4.5.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk memasang instalasi pipa ven.
4.5.5 Mampu melakukan pemasangan instalasi
pipa ven sesuai dengan ketentuan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.6. Memasang pipa 4.6.1 Mampu menentukan titik pemasangan pipa


buangan air hujan buangan air hujan.
(drain)
4.6.2 Mampu menentukan tipe fitting yang
digunakan untuk memasang pipa buangan
air hujan.
4.6.3 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang pipa buangan
air hujan.
4.6.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk memasang pipa buangan air hujan.
4.6.5 Mampu melakukan pemasangan pipa
buangan air hujan sesuai dengan
ketentuan.
5. Memasang Alat 5.1. Memasang bak cuci 5.1.1 Mampu menentukan lokasi pemasangan
Saniter. dapur bak cuci dapur.

5.1.2 Mampu menentukan tipe fitting yang


digunakan untuk menyambung pipa dengan
peralatan bak cuci dapur.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.1.3 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk memasang bak cuci
dapur.
5.1.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemasangan bak cuci dapur.
5.1.5 Mampu melakukan pemasangan bak cuci
dapur sesuai dengan instruksi kerja.

5.2. Memasang bak cuci 5.2.1 Mampu menentukan lokasi pemasangan


tangan bak cuci tangan.
5.2.2 Mampu menentukan tipe fitting yang
digunakan untuk menyambung pipa dengan
peralatan bak cuci tangan.
5.2.3 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang bak cuci
tangan.
5.2.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemasangan bak cuci tangan.
5.2.5 Mampu melakukan pemasangan bak cuci
tangan sesuai dengan instruksi kerja.
5.3. Memasang shower 5.3.1 Mampu menentukan lokasi pemasangan
shower.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.3.2 Mampu menentukan tipe fitting yang


digunakan untuk menyambung pipa
dengan peralatan shower.
5.3.3 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang shower.

5.3.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan


untuk pemasangan shower.
5.3.5 Mampu melakukan pemasangan shower
sesuai dengan instruksi kerja.
5.4. Memasang Kloset 5.4.1 Mampu menentukan lokasi pemasangan
kloset.
5.4.2 Mampu menentukan tipe fitting yang
digunakan untuk menyambung pipa dengan
peralatan kloset.
5.4.3 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang kloset.
5.4.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemasangan kloset.
5.4.5 Mampu melakukan pemasangan kloset
sesuai dengan instruksi kerja.
5.5. Memasang bak mandi 5.4.6 Mampu menentukan lokasi pemasangan
rendam mandi rendam.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.4.7 Mampu menentukan tipe fitting yang


digunakan untuk menyambung pipa dengan
peralatan mandi rendam.
5.5.1 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk memasang mandi rendam.
5.5.2 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemasangan mandi rendam.
5.5.3 Mampu melakukan pemasangan mandi
rendam sesuai dengan instruksi kerja.

5.6. Memasang urinal. 5.6.1 Mampu menentukan lokasi pemasangan


urinal.
5.6.2 Mampu menentukan tipe fitting yang
digunakan untuk menyambung pipa dengan
peralatan urinal.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

5.6.3 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk memasang urinal.
5.6.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemasangan urinal.
5.6.5 Mampu melakukan pemasangan urinal
sesuai dengan instruksi kerja.
5.7. Memasang bidet. 5.7.1 Mampu menentukan lokasi pemasangan
bidet.
5.7.2 Mampu menentukan tipe fitting yang
digunakan untuk menyambung pipa dengan
peralatan bidet.

5.7.3 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan untuk memasang bidet.
5.7.4 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemasangan bidet.
5.7.5 Mampu melakukan pemasangan bidet
sesuai dengan instruksi kerja.
6. Melakukan 6.1. Pemeriksaan pemasangan 6.1.1 Mampu menentukan metode pemeriksaan
pemeriksaan instalasi pipa. pemasangan pipa.
plumbing. 6.1.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan pemeriksaan pemasangan pipa.
6.1.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemeriksaan pemasangan pipa.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

6.1.4 Mampu melakukan pemeriksaan jalur pipa


air bersih, air kotor/ limbah, air hujan, dan
pipa ven sesuai dengan gambar kerja.
6.1.5 Mampu melakukan pemeriksaan kemiringan
pemasangan pipa air kotor/ limbah dan air
hujan sesuai dengan gambar kerja.

6.2. Pemeriksaan sambungan 6.2.1 Mampu menentukan metode pemeriksaan


pipa sambungan pipa.
6.2.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan pemeriksaan sambungan pipa.

6.2.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan


untuk pemeriksaan sambungan pipa.
6.2.4 Mampu melakukan pemeriksaan
sambungan pipa air bersih, air kotor/
limbah, air hujan, dan pipa ven sesuai
dengan spesifikasi sambungan pipa dan
peruntukkannya.
6.2.5 Mampu melakukan pemeriksaan kebocoran
masing-masing jenis sambungan pipa.

6.3. Pemeriksaan 6.3.1 Mampu menentukan metode pemeriksaan


pemasangan peralatan pemasangan peralatan plumbing.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

plumbing. 6.3.2 Mampu menentukan peralatan yang


digunakan pemeriksaan pemasangan
peralatan plumbing.
6.3.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk pemeriksaan pemasangan peralatan
plumbing
6.3.4 Mampu melakukan pemeriksaan
pemasangan peralatan plumbing sesuai
dengan prosedur
7 Melakukan Pengujian 7.1. Menyiapkan perlengkapan 7.1.1 Mampu menentukan metode masing-masing
dan Komisioning. pengujian dan jenis pengujian.
komisioning 7.1.2 Mampu menentukan peralatan yang
digunakan untuk masing-masing jenis
pengujian.
7.1.3 Mampu menentukan bahan yang digunakan
untuk masing-masing jenis pengujian.
7.1.4 Mampu memilih daftar simak sesuai dengan
masing-masing jenis pengujian.
7.2. Melakukan uji tekanan 7.2.1 Mampu melaksanakan tahapan-tahapan
air bersih pengujian tekanan air bersih sesuai dengan
prosedur.
7.2.2 Mampu mengintepretasikan hasil pengujian
tekanan air bersih.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

7.3. Melakukan uji kebocoran 7.3.1 Mampu melaksanakan tahapan-tahapan


pipa air bersih pengujian kebocoran pipa air bersih sesuai
dengan prosedur.
7.3.2 Mampu mengintepretasikan hasil pengujian
kebocoran pipa air bersih.
7.4. Melaksanakan uji 7.4.1 Mampu melaksanakan tahapan-tahapan
kemiringan pipa air pengujian kemiringan pipa air kotor sesuai
kotor. dengan prosedur.
7.4.2 Mampu mengintepretasikan hasil pengujian
kemiringan pipa air kotor.
7.5. Melakukan uji kebocoran 7.5.1 Mampu melaksanakan tahapan-tahapan
pipa air kotor. pengujian kebocoran pipa air kotor sesuai
dengan prosedur.
7.5.2 Mampu mengintepretasikan hasil pengujian
kebocoran pipa air kotor.
7.6. Membuat kesimpulan 7.6.1 Mampu mengumpulkan data-data hasil
hasil komisioning. pengujian sistem plumbing.
7.6.2 Mampu menyimpulkan hasil pengujian
sistem plumbing.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

8 Melakukan Pekerjaan 8.1. Melakukan inspeksi 8.1.1 Mampu menggunakan as built drawing
Pemeliharaan . sistem plumbing. untuk merencanakan inspeksi sistem
plumbing.
8.1.2. Mampu melakukan inspeksi sistem
plumbing sesuai dengan prosedur standar.
8.1.3. Mampu mengidentifikasi hasil inpeksi.

8.2. Melakukan pemeliharaan 8.2.1 Mampu melakukan pemeliharaan preventif.


sesuai dengan hasil
inspeksi. 8.2.2 Mampu melakukan pemeliharaan korektif.
8.2.3 Mampu melakukan pemeliharaan
rehabilitatif.
9 Mampu melakukan 9.1. Melakukan komunikasi 9.1.1 Mampu menterjemahkan instruksi kerja
komunikasi. dengan pemberi tugas. dari pemberi tugas.
9.1.2 Mampu melaksanakan instruksi kerja dari
pemberi tugas.
9.1.3 Mampu menyampaikan laporan kepada
pemberi tugas.
9.2. Melakukan komunikasi 9.2.1 Mampu melakukan koordinasi dengan
dengan teman sejawat. teman sejawat.

9.2.2 Mampu bekerja sama dengan teman


sejawat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

9.3. Melakukan komunikasi 9.3.1 Mampu memberikan instruksi kerja kepada


dengan bawahannya. bawahannya.
9.3.2 Mampu mengarahkan bawahannya.

9.3.3 Mampu memberikan terguran kepada


bawahannya.

Pengetahuan Yang Dikuasai


10 Menguasai 10.1. Menguasai pengetahuan 10.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan konsep
pengetahuan faktual tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
operasional yang keselamatan dan 10.1.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan sumber
lengkap, prinsip- kesehatan kerja (K3), bahaya.
prinsip serta konsep sumber bahaya,
10.1.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan Alat
umum yang terkait penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan
dengan proses Pelindung Diri (APD) di
situasi dan kondisi pekerjaan pemasangan
pemasangan, tempat kerja.
perpipaan (plumbing).
pengujian, serta
10.2. Menguasai gambar 10.2.1 Ketepatan mendeskripsikan gambar kerja
pemeliharaan
kerja pada instalasi pada instalasi perpipaan (plumbing).
instalasi perpipaan
perpipaan (plumbing).
(plumbing).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

10.3. Penggunaan perkakas 10.3.1 Ketepatan dalam menggunakan perkakas


perpipaan (plumbing) perpipaan (plumbing).
10.4. Jenis material pipa dan 10.4.1 Ketepatan dalam menggunakan material
fitting pipa dan fitting.

10.5. Peralatan perpipaan 10.5.1 Ketepatan dalam pemilihan peralatan


(plumbing). perpipaan (plumbing).
10.6. Pemasangan dan 10.6.1 Ketepatan dalam pemasangan dan
penyambungan pipa penyambungan pipa termasuk peralatan
termasuk peralatan perpipaan (plumbing).
perpipaan (plumbing)
10.7. Spesifikasi pompa yang 10.7.1 Kecermatan dalam mengidentifikasi
digunakan spesifikasi pompa yang digunakan.
10.8. Menguji hasil 10.8.1 Ketepatan dalam pengujian hasil
sambungan dan sistem sambungan dan sistem perpipaan
perpipaan (plumbing) (plumbing).
10.9. Pemeliharaan dan 10.9.1 Ketepatan dalam pemeliharaan dan
perbaikan perpipaan perbaikan perpipaan (plumbing).
(plumbing)
10.10 Mengevaluasi hasil 10.10.1 Ketepatan hasil evaluasi pekerjaan orang
kerja orang lain lain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Hak dan Tanggung Jawab


11. Bertanggung jawab 11.1. Bertanggung jawab atas 11.1.1 Terlaksananya seluruh pekerjaan
pada pekerjaan pekerjaan pemasangan pemasangan perpipaan (plumbing) sesuai
sendiri dan dapat perpipaan (plumbing) dengan gambar kerja dan spesifikasi
diberi tanggung yang dikerjakan oleh teknis tanpa ada kecelakaan kerja.
jawab atas kuantitas kelompok kerja yang 11.1.2 Tersusunnya laporan kerja sesuai standar
yang terukur atas dipimpin sesuai dengan laporan yang ditetapkan.
kuantitas dan mutu gambar kerja dan mutu
hasil kerja orang lain. (spesifikasi teknis)
dengan mengutamakan
keselamatan dan
kesehatan kerja.

11.2. Melakukan komunikasi 11.2.1 Kelancaran berkomunikasi dengan


yang baik dan efektif teman sekerja dalam menjalankan
dengan rekan kerja dan tugasnya.
penyelia layanan 11.2.2 Kelancaran dan efektifitas komunikasi
(service advisor). dengan penyelia layanan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMASANGAN PERPIPAAN (PLUMBING)
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

11.3. Bertanggung jawab atas 11.3.1 Ketepatan menjalankan peran dan tugas
pekerjaan pemasangan, sebagai pemasang perpipaan (plumber).
pemeliharaan dan
perbaikan instalasi
perpipaan

11.4. Bertanggung jawab atas 11.4.1 Ketepatan menjalankan peran dan tugas
hasil pekerjaannya sebagai pemasang perpipaan (plumber).
kepada penyelia
layanan.
11.5. Memperoleh imbal 11.5.1 Pemasangan perpipaan (plumbing)
jasa/upah sesuai mendapatkan imbal jasa/upah sesuai
dengan jenjang dengan jenjang kompetensinya.
kompetensinya.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor


ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian
penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang
telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu.

RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta


mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain.
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus
dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi
oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah
dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal
tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khususnya dan masyarakat luas pada
umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi disiplin
perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk menyelenggarakan
program RPL.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan perpipaan (plumbing),


maka pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari
capaian pembelajaran khusus adalah: pengalaman kerja sebagai
pemasang perpipaan (plumber), belajar mandiri mengenai sikap,
kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab dan hak pemasang
perpipaan (plumber), atau mengikuti jenjang kursus dan pelatihan
pemasang perpipaan (plumber), resmi yang diakui oleh pemerintah.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di
negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga kursus
dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke
arah internasionalisasi, sedemikian sehingga dapat dicapai kesetaraan baik
capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri
maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut
perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu
berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara
maupun secara eksternal melalui badan-badan akreditasi dan sertifikasi.
Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga
kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan
internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang
akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat
sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan lain-
lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta
menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan pemasangan perpipaan (plumbing) ini,


maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih
menekankan pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan dunia industri mengenai teknologi teknik kendaraan ringan masa
depan. Teknologi perpipaan (plumbing) masa depan akan dikembangkan
kepada teknik plumbing yang ramah lingkungan. Oleh karena itu link and
match tuntutan industri teknik plumbing dengan kurikulum lembaga
kursus dan pelatihan perpipaan (plumbing) harus sejalan dengan tuntutan
jaman.
H. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA JENJANG III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan
keunggulan dalam hal mutu tetapi juga memerlukan upaya-upaya
pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-
bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral,
regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya
manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian
pembelajaran (learning outcomes) baik yang dihasilkan melalui sistem
pendidikan maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan
diberlakukan secara nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu
dan daya saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa
Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat


mendesak mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja
nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga
kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan
atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan
Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun internasional,
secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang
semakin terbuka dan mudah tersusupi oleh kekuatan asing melalui
berbagai sektor seperti sektor perekonomian, pendidikan,
ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu, persaingan global tidak
lagi terjadi pada ranah nasional akan tetapi sudah nyata berada pada
ranah internasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi
pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara
lain.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk
suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi
pendidikan dan pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan


suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan tersebut nampak
belum cukup kondusif dalam beberapa hal, seperti belum meratanya
kesadaran mutu di kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum
tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara
capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja
dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan
di bidang kerja atau profesi, termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal,
dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna
lulusan perlu segera diwujudkan.

Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar


19.692 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan
pendidikan nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan
di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah
satu infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara
kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi
Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor
131 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan
disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan
kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia
industri.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi
pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan
pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta
menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan
serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun,
merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan
maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Program kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula
merupakan sebuah program kursus dan pelatihan yang dirancang
khusus untuk menghasilkan seorang mekanik pemula di bidang alat
berat. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali
peserta didik agar memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
tanggung jawab dalam bidang pemeliharaan alat berat untuk menjaga
agar alat berat yang menjadi tanggung jawabnya selalu dalam kondisi
siap pakai sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuatnya.

1. Nama Program
Kursus dan pelatihan Mekanik Alat Berat Tingkat Pemula.

2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan mekanik alat berat
tingkat pemula ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan serta tanggung jawab
dalam bidang pemeliharaan alat berat untuk menjaga agar kondisi
alat berat yang menjadi tanggung jawabnya selalu dalam kondisi
siap pakai, sesuai dengan spesifikasi standar yang telah
ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan mekanik alat berat
tingkat pemula ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten sebagai berikut.
1) Menerapkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan hidup (K3LH) sesuai SOP agar tidak terjadi
kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan di tempat kerja.
2) Menyiapkan, menggunakan, dan memelihara alat (tools) yang
mencakup: alat tangan (hand tools), alat ukur (measuring
tools), dan power tools dan peralatan kerja (equipment) yang
digunakan untuk melakukan pemeliharaan alat berat sesuai
standar penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang
dikeluarkan oleh pabrik sehingga tidak menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja, kerusakan pada alat dan
peralatan kerja serta komponen.
3) Mengoperasikan alat berat dalam rangka mendukung
kegiatan pemeliharaan alat berat sesuai petunjuk
pengoperasian alat yang dikeluarkan pabrik.
4) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen diesel
engine yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
5) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
pemindah tenaga (power train) yang terdapat pada alat berat
tipe rantai sesuai buku petunjuk pabrik.
6) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
pemindah tenaga (power train) yang terdapat pada alat berat
tipe roda sesuai buku petunjuk pabrik.
7) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
hidrolik yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
8) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
elektrik yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
9) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
kemudi yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
10) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem rem
yang terdapat pada alat berat sesuai buku petunjuk pabrik.
11) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
kerangka bawah (undercarriage) yang terdapat pada alat berat
tipe rantai sesuai buku petunjuk pabrik.
12) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
suspensi, roda, dan ban yang terdapat pada alat berat tipe
roda sesuai buku petunjuk pabrik.
13) Melakukan pemeliharaan berkala pada komponen sistem
pengkondisian udara (air conditioning)/AC pada alat berat
sesuai buku petunjuk pabrik.
14) Membuat daftar suku cadang yang dibutuhkan dalam rangka
pemeliharaan alat berat sesuai ketentuan yang terdapat pada
buku petunjuk pabrik.
3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula ini
bermanfaat berbagai kalangan berikut.
a. Peserta; memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
pemeliharaan alat berat yang bisa digunakan sebagai bekal untuk
bekerja atau berwirausaha.
b. Sektor industri pengguna alat berat; dapat merekrut calon
mekanik alat berat tingkat pemula yang siap bekerja dan
beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, serta
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan mekanik alat berat
tingkat pemula; dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan
yang terstandar.

4. Kualifikasi
Minimal Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat.

5. Metode Kursus dan Pelatihan


Pelaksanaan kursus dan pelatihan ini mengacu kepada metode
pelatihan berbasis kompetensi yang mempersyaratkan peserta kursus
dan pelatihan untuk menyelesaikan semua tahapan kursus dan
pelatihan yang ditawarkan.

Pelaksanaan kursus dan pelatihan ini terbagi dalam dua metode


pelatihan, yaitu metode pelatihan di tempat pelatihan dan metode
pelatihan di tempat kerja (on the job training). Pelatihan yang
dilakukan di tempat pelatihan dilaksanakan di ruang kelas dan
workshop/bengkel dengan proporsi waktu 30% teori dan 70% praktik,
sedangkan on the job training atau sering disingkat OJT merupakan
suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja sesuai dengan tuntutan di tempat kerja, dan
dilaksanakan di tempat kerja yang sebenarnya. OJT dilaksanakan
sepenuhnya di tempat kerja, dengan proporsi praktek sebesar 100%.

Sistem kursus dan pelatihan dijalankan dengan menggunakan sistem


blok. Satu materi pelatihan akan dipelajari oleh peserta didik sampai
tuntas teori maupun praktek sebelum dilanjutkan ke materi pelatihan
berikutnya.

6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi “Mekanik Alat Berat Jenjang III KKNI” diperlukan
peserta didik untuk mendapatkan pengakuan keahlian secara
Nasional dan Internasional di bidang Mekanik Alat Berat berbasis
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Penyelenggaraan uji
kompetensi diatur dalam Petunjuk Teknis Uji Kompetensi yang
diterbitkan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK).

Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes
tertulis dan tes unjuk kerja. Tes tertulis bertujuan untuk mengukur
tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek
pengetahuan dalam bidang pemeliharaan alat berat sesuai dengan
tujuan kursus dan pelatihan yang telah ditetapkan.

Tes unjuk kerja bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian atau


penguasaan peserta didik dalam aspek keterampilan atau
kemampuan kerja yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan tata
nilai dalam bidang pemeliharaan alat berat sesuai dengan tujuan
kursus dan pelatihan yang telah ditetapkan.

Kelulusan peserta kursus dan pelatihan didasarkan pada uji


kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi
(LSK) bidang teknik alat berat yang independen dan diakui oleh
pemerintah atau lembaga kursus dan pelatihan yang terakreditasi.

7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
setelah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Satuan
Pendidikan yang Terakreditasi dan/atau Lembaga Sertifikasi
Kompetensi (LSK) bidang Mekanik Alat Berat. Peserta yang
dinyatakan lulus Uji Kompetensi akan mendapatkan Sertifikat
Kompetensi. Blanko Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pengisian blanko Sertifikat
Kompetensi dilakukan oleh Satuan Pendidikan yang Terakreditasi
dan/atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang Mekanik Alat
Berat. Sertifikat yang diperoleh dari program ini adalah Sertifikat
Mekanik Alat Berat.

D. Ruang Lingkup
Program kursus dan pelatihan mekanik alat berat pemula ini merupakan
jenjang III KKNI, secara umum diharapkan peserta mampu mengerjakan
pekerjaan secara mandiri yang bersifat sederhana dan berulang-ulang

Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta


didik agar memiliki penguasaan faktual, kemampuan kerja serta
memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup (K3LH), penyiapan,
penggunaan dan pemeliharaan alat (tools) yang mencakup: alat tangan
(hand tools), alat ukur (measuring tools), power tools, dan peralatan kerja
(equipment), pengoperasian alat berat secara terbatas, pemeliharaan
berkala pada komponen diesel engine, sistem pemindah tenaga (power
train) tipe rantai atau tipe roda, hidrolik, elektrik, kemudi, rem, kerangka
bawah (undercarriage) suspensi, roda, dan ban, pengkondisian udara (air
conditioning)/AC, serta pembuatan daftar suku cadang yang dibutuhkan
dalam rangka pemeliharaan alat berat.
E. Pengertian
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan.
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran kerja yang dapat diisi oleh lulusan
di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
4. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
kemampuan, karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika,
moral dari setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden No. 8
Tahun 2012.
5. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012.
6. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus yang mencakup deskripsi
umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
7. Sikap dan tata nilai adalah hasil dari penghayatan seseorang
terhadap nilai dan norma, kehidupan yang tumbuh dari proses
pendidikan, pengalaman kerja, serta lingkungan keluarga dan
masyarakat.
8. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan.
9. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
10. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan secara mandiri, bertanggung jawab,
dan terukur melalui suatu asesmen yang baik.
11. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
12. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan
minimum yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran khusus
sesuai jenjang KKNI.
13. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
perilaku.
14. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan untuk menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
15. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu.
16. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian
pembelajaran khusus.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian
dan pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran
seseorang yang diperoleh selama hidupnya, baik melalui program
pendidikan formal, non formal, informal maupun secara otodidak.
18. Alat berat adalah peralatan atau kendaraan yang dirancang khusus
untuk membantu mengerjakan pekerjaan yang berat dan sulit yang
memiliki fungsi utama memindahkan, mengolah material (tanah,
bahan tambang, kayu, hasil perkebunan dan lain-lain) atau sebagai
pembangkit listrik yang bekerja di sektor konstruksi, pertambangan,
perkebunan, pertanian, kehutanan, transportasi, dan logistik serta
sektor-sektor lainnya yang sejenis.
19. Alat berat tipe roda adalah alat berat yang menggunakan sistem
penggerak berbentuk roda.
20. Alat berat tipe rantai adalah alat berat yang menggunakan sistem
penggerak berbentuk rantai.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat
pemula ini memiliki pengetahuan operasional dan kemampuan kerja,
serta memiliki hak dan tanggung jawab dalam bidang pemeliharaan
alat berat untuk menjaga agar alat berat yang menjadi tanggung
jawabnya selalu dalam kondisi siap pakai, sesuai dengan spesifikasi
standar yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang dapat ditempati dan dilakukan oleh lulusan
kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula ini adalah
sebagai mekanik pemula, setara dengan jenjang III dalam Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, setiap lulusan
kursus dan pelatihan minimum wajib memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Memiliki karakter dan kepribadian manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang III KKNI.


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak
langsung.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah
yang lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA SESUAI KKNI
JENJANG III
SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan
TATA NILAI kepribadian manusia Indonesia yang.
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik
di dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial serta kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
KEMAMPUAN DI Mampu melakukan pemeliharaan alat berat sesuai
BIDANG KERJA dengan ketentuan pabrik pembuat alat berat untuk
menjaga agar alat berat yang menjadi tanggung
jawabnya selalu dalam kondisi siap pakai, sesuai
spesifikasi standar yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuatnya, meliputi kemampuan.
1. Menerapkan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan hidup (K3LH)
sesuai SOP sehingga tidak terjadi kecelakaan
kerja dan pencemaran lingkungan di tempat
kerja.
2. Menyiapkan, menggunakan dan memelihara alat
(tools) yang mencakup: alat tangan (hand tools),
alat ukur (measuring tools), power tools, dan
peralatan kerja (equipment) yang digunakan
untuk melakukan pemeliharaan alat berat
sesuai standar penggunaan dan pemeliharaan
perlatan yang dikeluarkan oleh pabrik sehingga
tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja,
kerusakan pada alat dan peralatan kerja serta
komponen.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA SESUAI KKNI
JENJANG III
3. Mengoperasikan alat berat dalam rangka
mendukung kegiatan pemeliharaan alat berat
sesuai petunjuk pengoperasian alat yang
dikeluarkan pabrik pembuat alat berat.
4. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen diesel engine yang terdapat pada alat
berat sesuai buku petunjuk pabrik pembuat alat
berat.
5. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem pemindah tenaga (power train)
yang terdapat pada alat berat tipe rantai sesuai
buku petunjuk pabrik pembuat alat berat.
6. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem pemindah tenaga (power train)
yang terdapat pada alat berat tipe roda sesuai
buku petunjuk pabrik pembuat alat berat.
7. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem hidrolik yang terdapat pada
alat berat sesuai buku petunjuk pabrik pembuat
alat berat.
8. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem elektrik yang terdapat pada
alat berat sesuai buku petunjuk pabrik pembuat
alat berat.
9. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem kemudi yang terdapat pada
alat berat sesuai buku petunjuk pabrik alat
berat.
10. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem rem yang terdapat pada alat
berat sesuai buku petunjuk pabrik pembuat alat
berat.
11. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem kerangka bawah
(undercarriage) yang terdapat pada alat berat
tipe rantai sesuai buku petunjuk pabrik
pembuat alat berat.
12. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem suspensi, roda, dan ban yang
terdapat pada alat berat tipe roda sesuai buku
petunjuk pabrik pembuat alat berat.
13. Melakukan pemeliharaan berkala pada
komponen sistem pengkondisian udara (air
conditioning)/AC pada alat berat sesuai buku
petunjuk pabrik.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA SESUAI KKNI
JENJANG III
14. Membuat daftar suku cadang yang dibutuhkan
dalam rangka pemeliharaan alat berat sesuai
dengan ketentuan yang terdapat pada buku
petunjuk pabrik pembuat alat berat.
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan operasional yang lengkap,
YANG DIKUASAI prinsip-prinsip serta konsep umum terkait dengan
proses pemeliharaan alat berat, yang mencakup hal-
hal berikut.
1. Konsep umum fisika dasar terutama mengenai
besaran dan satuan, gaya, torsi, kerja, daya,
mekanika fluida, dan termodinamika dasar.
2. Konsep umum kimia dasar terutama tentang
unsur, senyawa, dan reaksi kimia pembakaran.
3. Prinsip-prinsip sistem hidrolik dan sistem
elektrik.
4. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
susunan model, gambaran umum alat, dan
susunan pemindah tenaga produk-produk alat
berat.
5. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
jenis, dan struktur komponen elemen mesin
pada alat berat yang meliputi: pengikat
(fastener), penyekat (seal), bantalan (bearing),
sabuk (belt), dan rantai (chain).
6. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
dan jenis peralatan kerja (tools) dan
perlengkapan kerja (equipment) yang digunakan
untuk pekerjaan pemeliharaan alat berat.
7. Pengetahuan faktual mengenai nama, fungsi,
lokasi, prinsip kerja, dan struktur komponen
yang terdapat pada:
a. Komponen diesel engine pada alat berat.
b. Sistem pemindah tenaga (power train) pada
alat berat tipe rantai.
c. Sistem pemindah tenaga (power train) pada
alat berat tipe roda.
d. Sistem hidrolik pada alat berat.
e. Sistem elektrik pada alat berat.
f. Sistem kemudi pada alat berat.
g. Sistem rem pada alat berat.
h. Sistem kerangka bawah (undercarriage) pada
alat berat tipe rantai.
i. Sistem suspensi, roda, dan ban pada alat
berat tipe roda; serta
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA SESUAI KKNI
JENJANG III
j. Sistem pengkondisian udara (air
conditioning)/AC.
8. Pengetahuan faktual mengenai ketentuan jadwal
pemeliharaan berkala pada alat berat.
9. Pengetahuan operasional lengkap tentang
prosedur-prosedur keselamatan, kesehatan
kerja, dan lingkungan hidup (K3LH) di area
kerja.
10. Pengetahuan operasional lengkap tentang
memilih, menggunakan, dan memelihara
peralatan kerja (tools) dan perlengkapan kerja
(equipment) yang digunakan untuk proses
pemeliharaan alat berat sesuai standar pabrik.
11. Pengetahuan operasional lengkap tentang
pengoperasian alat berat yang sesuai buku
petunjuk pengoperasian dari pabrik dalam
lingkup pemeliharaan alat berat.
12. Pengetahuan operasional lengkap tentang
prosedur pemeliharaan alat berat yang
mencakup hal-hal berikut:
a. Komponen diesel engine pada alat berat.
b. Sistem pemindah tenaga (power train) pada
alat berat tipe rantai.
c. Sistem pemindah tenaga (power train) pada
alat berat tipe roda.
d. Sistem hidrolik pada alat berat.
e. Sistem elektrik pada alat berat.
f. Sistem kemudi pada alat berat.
g. Sistem rem pada alat berat.
h. Sistem kerangka bawah (undercarriage)
pada alat berat tipe rantai.
i. Sistem suspensi, roda, dan ban pada alat
berat tipe roda.
j. Sistem pengkondisian udara (air
conditioning)/AC.
HAK DAN Bertanggung jawab dalam melakukan pemeliharaan
TANGGUNG alat berat secara mandiri dan dapat diberi tanggung
JAWAB jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang
lain, mencakup hal-hal berikut.
1. Menjalin kerjasama dan komunikasi yang efektif
dengan rekan kerja sesuai SOP.
2. Menjalin komunikasi yang efektif dengan
atasan/penyelia (supervisor) dan pelanggan
sesuai SOP.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA SESUAI KKNI
JENJANG III
3. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tanggungjawab atas kuantitas dan
mutu hasil kerja orang lain.
D. Standar Kompetensi Lulusan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Memiliki integritas tinggi, berbudi pekerti baik,
karakter dan Maha Esa. dan memiliki keberanian dalam hal positif sesuai
kepribadian 1.2 Memiliki moral, etika, dan dengan perannya sebagai seorang mekanik alat
manusia Indonesia. kepribadian yang baik dalam berat yang akan bertanggung jawab dalam
menyelesaikan tugasnya. melakukan pemeliharaan alat berat.
1.3 Berperan sebagai warga
negara yang bangga dan
cinta tanah air serta
mendukung perdamaian
dunia.
1.1. Mampu bekerja sama dan
memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
1.2. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/ temuan orisinal
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

orang lain.
1.3. Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat luas.

Kemampuan di Bidang Kerja


2.1.1 Ketepatan dalam menempatkan/
mengkondisikan alat berat yang akan
dilakukan tindakan pemeliharaan sesuai
ketentuan buku petunjuk pabrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.1.2 Ketepatan dalam memasang atribut dan


alat-alat pengaman pada alat berat untuk
melindungi diri dan lingkungannya
sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja.

2.1.3 Ketepatan dalam melakukan tindakan-


tindakan pencegahan kecelakaan kerja
berdasarkan potensi-potensi bahaya yang
ada di area kerja.
2.1.4 Keseluruhan informasi keselamatan kerja
yang terdapat pada alat berat & buku
panduan pabrik diikuti dengan benar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.1.5 Ketepatan dalam melakukan pencegahan


pencemaran lingkungan kerja.

2.2 Menyiapkan, menggunakan, 2.2.1 Ketepatan dalam memilih jenis, ukuran,


dan memelihara alat (tools) dan fungsi alat sesuai petunjuk pabrik.
yang mencakup: alat tangan
(hand tools), alat ukur
(measuring tools), power
tools, dan peralatan kerja 2.2.2 Ketepatan Menggunakan alat (tools) sesuai
(equipment) yang digunakan dengan ciri kerja alat sehingga tidak terjadi
untuk melakukan kerusakan alat, tidak terjadi kerusakan
pemeliharaan alat berat. pada komponen yang diperbaiki, dan tidak
terjadi kecelakaan kerja.
2.2.3 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
alat (tools) sehingga umur alat sesuai
spesifikasi pabrik.
2.3 Mengoperasikan alat berat 2.3.1 Ketepatan dalam menghidupkan dan
dalam rangka mendukung mematikan engine, sesuai buku petunjuk
kegiatan pemeliharaan alat pabrik.
berat. 2.3.1 Ketepatan dalam memposisikan alat berat
untuk pemeliharaan/perbaikan (service,
leveling position) sesuai buku petunjuk
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

pabrik.
2.4 Melakukan pemeliharaan 2.4.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen diesel engine
diesel engine yang terdapat berikut sistem-sistem yang ada di
pada alat berat. dalamnya mencakup: sistem bahan bakar
(fuel system), sistem pelumasan (lubricating
system), sistem pendinginan (cooling
system), sistem pemasukan udara dan
pembuangan gas buang (intake & exhaust
system) yang terdapat pada alat berat
sesuai buku petunjuk pabrik sehingga
spesifikasinya sesuai standar pabrik.
2.4.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem pemindah tenaga (power train) yang
terdapat pada alat berat tipe rantai
menggunakan lembar laporan standar
pabrik.

2.5 Melakukan pemeliharaan 2.5.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan


berkala pada komponen berkala pada komponen sistem pemindah
sistem pemindah tenaga tenaga (power train) yang terdapat pada
(power train) yang terdapat alat berat tipe rantai sesuai buku petunjuk
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

pada alat berat tipe rantai. pabrik sehingga spesifikasinya sesuai


standar pabrik.
2.5.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem pemindah tenaga (power train) yang
terdapat pada alat berat tipe rantai
menggunakan lembar laporan standar
pabrik.
2.6 Melakukan pemeliharaan 2.6.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen sistem pemindah
sistem pemindah tenaga tenaga (power train) yang terdapat pada
(power train) yang terdapat alat berat tipe rantai sesuai buku petunjuk
pada alat berat tipe roda. pabrik sehingga spesifikasinya sesuai
standar pabrik.
2.6.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem pemindah tenaga (power train) yang
terdapat pada alat berat tipe rantai
menggunakan lembar laporan standar
pabrik.
2.7 Melakukan pemeliharaan 2.7.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen sistem hidrolik
sistem hidrolik yang terdapat yang terdapat pada alat berat sesuai buku
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

pada alat berat. petunjuk pabrik sehingga spesifikasinya


sesuai standar pabrik.
2.7.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem hidrolik yang terdapat pada alat
berat menggunakan lembar laporan
standar pabrik.
2.8 Melakukan pemeliharaan 2.8.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen sistem elektrik
sistem elektrik yang terdapat yang terdapat pada alat berat sesuai buku
pada alat berat. petunjuk pabrik sehingga spesifikasinya
sesuai standar pabrik.
2.8.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem elektrik yang terdapat pada alat
berat menggunakan lembar laporan
standar pabrik.
2.9 Melakukan pemeliharaan 2.9.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen sistem kemudi
sistem kemudi yang yang terdapat pada alat berat sesuai buku
terdapat pada alat berat. petunjuk pabrik sehingga spesifikasinya
sesuai standar pabrik.
2.9.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

pemeliharaan berkala pada komponen


sistem kemudi yang terdapat pada alat
berat menggunakan lembar laporan
standar pabrik.
2.10 Melakukan pemeliharaan 2.10.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen sistem rem yang
sistem rem yang terdapat terdapat pada alat berat sesuai buku
pada alat berat. petunjuk pabrik sehingga spesifikasinya
sesuai standar pabrik.
2.10.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem rem yang terdapat pada alat berat
menggunakan lembar laporan standar
pabrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.11 Melakukan pemeliharaan 2.11.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan


berkala pada komponen berkala pada komponen sistem kerangka
sistem kerangka bawah bawah (undercarriage) yang terdapat pada
(undercarriage) yang alat berat tipe rantai sesuai buku petunjuk
terdapat pada alat berat tipe pabrik sehingga spesifikasinya sesuai
rantai. standar pabrik.

2.11.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja


pemeliharaan berkala pada komponen
sistem kerangka bawah (undercarriage)
yang terdapat pada alat berat tipe rantai
menggunakan lembar laporan standar
pabrik.
2.12 Melakukan pemeliharaan 2.12.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
berkala pada komponen berkala pada komponen sistem suspensi,
sistem suspensi, roda, dan roda, dan ban yang terdapat pada alat
ban yang terdapat pada alat berat tipe roda sesuai buku petunjuk
berat tipe roda. pabrik sehingga spesifikasinya sesuai
standar pabrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

2.12.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja


pemeliharaan berkala pada komponen
sistem suspensi, roda, dan ban yang
terdapat pada alat berat tipe roda
menggunakan lembar laporan standar
pabrik.
2.13 Melakukan pemeliharaan 2.13.1 Ketepatan dalam melakukan pemeliharaan
pada komponen sistem berkala pada komponen sistem
pengkondisian udara (air pengkondisian udara (air conditioning)/AC
conditioning)/AC pada alat yang terdapat pada alat berat sesuai buku
berat. petunjuk pabrik sehingga spesifikasinya
sesuai standar pabrik.
2.13.2 Ketepatan dalam menyusun laporan kerja
pemeliharaan berkala pada komponen
sistem pengkondisian udara (air
conditioning)/AC yang terdapat pada alat
berat menggunakan lembar laporan
standar pabrik.
2.14 Membuat daftar pemesanan 2.14.1 Menggunakan buku suku cadang
suku cadang dalam rangka dan/atau piranti lunak yang tepat sesuai
pemeliharaan alat berat. model alat berat yang sedang dilakukan
pemeliharaan.
2.14.2 Ketepatan dalam membuat daftar suku
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

cadang dengan tepat (jumlah dan jenis


suku cadangnya) dalam rangka
pemeliharaan alat berat melalui beberapa
buah simulasi pemesanan suku cadang.
Pengetahuan yang Dikuasai
3 Memiliki 3.1 Memiliki pengetahuan 3.1.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pengetahuan tentang prosedur-prosedur penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
operasional yang keselamatan dan kesehatan sesuai dengan jenis pekerjaan
lengkap, prinsip- kerja serta lingkungan hidup pemeliharaan alat berat yang sedang
prinsip serta konsep (K3LH) sesuai SOP agar dilakukan.
umum terkait tidak terjadi kecelakaan
dengan proses kerja dan pencemaran
pemeliharaan alat lingkungan di tempat kerja.
berat, sehingga 3.1.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mampu melakukan prosedur penempatan/ pengkondisian alat
pemeliharaan alat berat yang akan dilakukan tindakan
berat yang sesuai pemeliharaan sesuai ketentuan buku
buku petunjuk petunjuk pabrik.
pabrik. 3.1.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan atribut
dan alat-alat pengaman pada alat berat
untuk melindungi diri dan lingkungannya
dari kecelakaan kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.1.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan


tindakan-tindakan pencegahan kecelakaan
kerja berdasarkan potensi-potensi bahaya
yang ada di area kerja.
3.1.5 Mendeskripsikan arti setiap informasi
keselamatan kerja yang terdapat pada alat
berat & buku panduan pabrik.

3.16 Ketepatan dalam mendeskripsikan


prosedur-prosedur pencegahan
pencemaran lingkungan kerja sesuai SOP.
3.2 Memiliki pengetahuan 3.2.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan nama
mengenai gambaran umum dan fungsi masing-masing produk alat
tentang produk-produk alat berat sesuai petunjuk pada bahan ajar.
berat.
3.2.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
susunan/model pada masing-masing
produk alat berat sesuai petunjuk pada
bahan ajar.
3.2.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan
gambaran umum pada masing-masing
produk alat berat sesuai buku petunjuk
pabrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.2.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan nama


dan fungsi perlengkapan kerja (attachment)
yang dimiliki pada masing-masing produk
alat berat sesuai buku petunjuk pabrik.
3.2.5 Ketepatan dalam mendeskripsikan arti
kode pada masing-masing produk alat
berat sesuai buku petunjuk pabrik.

3.3 Memiliki pengetahuan 3.3.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan besaran


faktual mengenai dasar- dan satuan fisika dalam ruang lingkup
dasar elemen mesin pada permesinan pada alat berat sesuai
alat berat. petunjuk pada bahan ajar.
3.3.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan gaya,
torsi, kerja, dan daya sesuai petunjuk pada
bahan ajar.
3.3.3 Ketepatan dalam mendiskripsikan nama,
jenis, fungsi, dan struktur komponen-
komponen pengikat/pengunci (fastener)
yang umum terdapat pada alat berat sesuai
petunjuk pada bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.3.4 Ketepatan dalam mendiskripsikan nama,


jenis, fungsi, dan struktur komponen
penyekat (seal) yang umum terdapat pada
alat berat sesuai petunjuk pada bahan
ajar.
3.3.5 Ketepatan dalam mendiskripsikan nama,
jenis, fungsi, dan struktur komponen
bantalan (bearing) yang umum terdapat
pada alat berat sesuai petunjuk pada
bahan ajar.
3.3.6 Ketepatan dalam mendiskripsikan nama,
jenis, fungsi, dan struktur komponen
sabuk (belt) dan rantai (chain) yang umum
terdapat pada alat berat sesuai petunjuk
pada bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.4 Memiliki pengetahuan 3.4.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan nama,


mengenai nama, fungsi, fungsi, dan jenis alat dan peralatan kerja
jenis, cara penggunaan, dan sesuai petunjuk pabrik.
pemeliharaan alat yang 3.4.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
meliputi alat (tools) yang prosedur penggunaan alat sesuai dengan
mencakup: alat tangan ciri kerja alat sesuai buku petunjuk pabrik
(hand tools), alat ukur pembuat alat.
(measuring tools), dan power 3.4.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan
tools dan peralatan kerja prosedur pemeliharaan alat (tools) sesuai
(equipment) yang digunakan buku petunjuk pabrik pembuat alat.
untuk proses pemeliharaan
alat berat.

3.5 Memiliki pengetahuan 3.5.1 Ketepatan mendeskripsikan nama dan


mengenai dasar-dasar cara fungsi masing-masing lampu indikator,
pengoperasian alat berat lampu peringatan, gauge, dan meter yang
dalam lingkup pemeliharaan terdapat pada panel monitor alat sesuai
alat berat. buku petunjuk pabrik.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.5.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan nama


dan fungsi masing-masing tuas, pedal, dan
tombol yang terdapat di dalam kabin
operator alat sesuai buku petunjuk pabrik.

3.5.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan


prosedur menghidupkan dan mematikan
engine, sesuai buku petunjuk pabrik.
3.5.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan
prosedur memposisikan alat berat untuk
pemeliharaan/perbaikan (service, leveling
position) sesuai buku petunjuk pabrik.
3.6 Memiliki pengetahuan 3.6.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prinsip-prinsip klasifikasi engine sesuai petunjuk pada
dasar diesel engine yang bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

digunakan pada alat berat. 3.6.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan prinsip


kerja diesel engine dan gasoline engine
beserta keuntungan dan kerugian yang
didapatkan dari kedua jenis engine
tersebut sesuai petunjuk pada bahan ajar.

3.6.3 Ketepatan dalam mendiskripsikan proses


pembakaran yang terjadi pada diesel
engine sesuai petunjuk pada bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.6.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan


mengenai daya guna pada diesel engine
sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.7 Memiliki pengetahuan 3.7.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen utama/dasar
kerja komponen-komponen (engine proper component) pada diesel
beserta media (bahan bakar, engine sesuai petunjuk bahan ajar.
oli, air, dan udara) di
dalamnya yang terdapat 3.7.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pada diesel engine untuk struktur dan prinsip kerja komponen-
alat berat. komponen utama/dasar (engine proper
component) pada diesel engine sesuai
petunjuk bahan ajar.
3.7.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, dan lokasi
komponen-komponen pada sistem bahan
bakar (fuel system) yang terdapat pada
diesel engine sesuai petunjuk bahan ajar.
3.7.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen pada sistem bahan
bakar (fuel system) diesel engine sesuai
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

petunjuk bahan ajar.


3.7.5 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, dan lokasi
komponen-komponen pada sistem
pelumasan (lubricating system) yang
terdapat pada diesel engine sesuai
petunjuk bahan ajar.
3.7.6 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen pada sistem
pelumasan (lubricating system) diesel
engine sesuai petunjuk bahan ajar.
3.7.7 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, dan lokasi
komponen-komponen pada sistem
pemasukan udara dan pembuangan gas
buang (intake & exhaust system) diesel
engine sesuai petunjuk bahan ajar.
3.7.8 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen pada sistem
pemasukan udara dan pembuangan gas
buang (intake & exhaust system) diesel
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

engine sesuai petunjuk bahan ajar.


3.7.9 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, dan lokasi
komponen-komponen pada sistem
pendinginan (cooling system) diesel engine
sesuai petunjuk bahan ajar.
3.7.10 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen pada sistem
pendinginan (cooling system) pada diesel
engine sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.7.11 Ketepatan dalam mendeskripsikan
pengetahuan dasar mengenai bahan
bakar, oli, air dan udara yang digunakan
sebagai media pada sistem-sistem pada
diesel engine sesuai petunjuk pada bahan
ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN


STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.8 Memiliki pengetahuan 3.8.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan


mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala pada
pemeliharaan pada komponen diesel engine alat berat sesuai
komponen diesel engine yang buku petunjuk pabrik
digunakan pada alat berat.
3.9 Memiliki pengetahuan 3.9.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen yang terdapat pada
kerja komponen-komponen sistem pemindah tenaga (power train)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

yang terdapat pada sistem yang digunakan alat berat tipe rantai
pemindah tenaga (power sesuai petunjuk pada bahan ajar.
train) yang digunakan pada
alat berat tipe rantai
3.9.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen pada sistem
pemindah tenaga (power train) digunakan
alat berat tipe rantai sesuai petunjuk
bahan ajar.
3.10 Memiliki pengetahuan 3.10.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala pada
pemeliharaan pada sistem pemindah tenaga (power train)
komponen sistem pemindah yang digunakan pada alat berat tipe
tenaga (power train) yang rantai sesuai buku petunjuk pabrik.
digunakan pada alat berat
tipe rantai.
3.11 Memiliki pengetahuan 3.11.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen yang terdapat pada
kerja komponen-komponen sistem pemindah tenaga (power train)
pada sistem pemindah yang digunakan pada alat berat tipe roda
tenaga (power train) yang sesuai petunjuk pada bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

digunakan alat berat tipe 3.11.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan


roda. mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen yang terdapat pada
sistem pemindah tenaga (power train)
yang digunakan alat berat tipe roda
sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.12 Memiliki pengetahuan 3.12.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala pada
pemeliharaan pada sistem pemindah tenaga (power train)
komponen sistem pemindah yang digunakan pada alat berat tipe roda
tenaga (power train) yang sesuai buku petunjuk pabrik.
digunakan pada alat berat
tipe roda.
3.13 Memiliki pengetahuan 3.13.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prinsip-prinsip karakteristik zat cair sesuai petunjuk
dasar sistem hidrolik yang pada bahan ajar.
digunakan pada alat berat. 3.13.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai Hukum Pascal seperti yang
tertuang dalam bahan ajar.
3.13.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
pengukuran tekanan di dalam sistem
hidrolik sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.13.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

kerja sistem hidrolik dasar pada alat


berat sesuai petunjuk yang terdapat pada
bahan ajar
3.13.5 Ketepatan dalam mendeskripsikan
simbol-simbol komponen dan sirkuit
diagram hidrolik yang terdapat pada alat
berat sesuai petunjuk atau standar pada
bahan ajar.
3.14 Memiliki pengetahuan 3.14.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen pada sistem
kerja komponen-komponen hidrolik yang digunakan pada alat berat
sistem hidrolik yang sesuai petunjuk pada bahan ajar.
digunakan pada alat berat. 3.14.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen pada sistem
hidrolik yang digunakan alat berat sesuai
petunjuk pada bahan ajar.
3.15 Memiliki pengetahuan 3.15.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala pada
pemeliharaan komponen sistem hidrolik alat berat sesuai buku
sistem hidrolik pada alat petunjuk pabrik.
berat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.16 Memiliki pengetahuan 3.16.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan teori


mengenai prinsip-prinsip elektron sesuai petunjuk pada bahan
dasar sistem elektrik yang ajar.
digunakan pada alat berat. 3.16.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan arus,
tegangan, dan hambatan listrik sesuai
petunjuk pada bahan ajar
3.16.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan
Hukum Ohm sesuai petunjuk pada bahan
ajar.
3.16.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan sirkuit
elektrik dasar (seri, paralel, dan seri-
paralel) sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.16.5 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai arus searah (Direct Current -
DC) dan arus bolak-balik (Alternating
Current - AC sesuai petunjuk pada bahan
ajar.
3.16.6 Ketepatan dalam mendeskripsikan daya
pada arus searah (Direct Current - DC)
sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.16.7 Ketepatan dalam mendeskripsikan teori
kemagnetan (elektromagnet) sesuai
petunjuk pada bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.16.8 Membaca simbol-simbol komponen dan


sirkuit diagram elektrik pada alat berat
sesuai petunjuk atau standar yang
terdapat pada bahan ajar.
3.16.9 Ketepatan dalam mendeskripsikan nama,
fungsi, jenis, dan cara kerja komponen-
komponen elektrik (contoh: sekering,
resistor, dioda, kapasitor) sesuai petunjuk
pada bahan ajar.
3.16.10 Ketepatan dalam mendeskripsikan
dasar-dasar sistem mekatronik pada alat
berat sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.17 Memiliki pengetahuan 3.17.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen pada sistem
kerja komponen-komponen penggerak mula pada alat berat sesuai
yang terdapat pada sistem petunjuk pada bahan ajar.
elektrik pada alat berat. 3.17.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, dan lokasi
komponen-komponen pada sistem
pengisian (charging system) pada alat
berat sesuai petunjuk pada bahan ajar.
3.17.3 Ketepatan dalam mendeskripsikan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

mengenai cara kerja komponen dan


sirkuit pada sistem penggerak mula
(starting system) pada alat berat sesuai
petunjuk pada bahan ajar.
3.17.4 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai cara kerja komponen dan
sirkuit sistem pengisian (charging system)
pada alat berat sesuai petunjuk yang
terdapat pada bahan ajar.
3.18 Memiliki pengetahuan 3.18.1 Mendeskripsikan prosedur pemeliharaan
mengenai prosedur berkala pada sistem elektrik pada alat
pemeliharaan pada berat sesuai buku petunjuk pabrik.
komponen sistem elektrik
pada alat berat.
3.19 Memiliki pengetahuan 3.19.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen sistem kemudi alat
kerja komponen-komponen berat sesuai petunjuk pada bahan ajar.
pada sistem kemudi pada 3.19.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
alat berat. mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen sistem sistem
kemudi pada alat berat sesuai petunjuk
yang terdapat pada bahan ajar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.20 Memiliki pengetahuan 3.20.1 Mendeskripsikan prosedur pemeliharaan


mengenai prosedur berkala pada sistem kemudi yang
pemeliharaan pada digunakan pada alat berat sesuai buku
komponen sistem kemudi petunjuk pabrik.
yang digunakan pada alat
berat.
3.21 Memiliki pengetahuan 3.21.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen sistem rem pada
kerja komponen-komponen alat berat sesuai petunjuk pada bahan
sistem rem pada alat berat. ajar
3.21.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai struktur dan prinsip kerja
komponen-komponen sistem sistem rem
pada alat berat sesuai petunjuk pada
bahan ajar.
3.22 Memiliki pengetahuan 3.22.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala pada
pemeliharaan pada sistem rem alat berat sesuai buku
komponen sistem rem pada petunjuk pabrik.
alat berat.
3.23 Memiliki pengetahuan 3.23.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen sistem kerangka


kerja komponen-komponen bawah pada alat berat tipe rantai sesuai
sistem kerangka bawah pada petunjuk pada bahan ajar.
alat berat tipe rantai. 3.23.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
struktur dan prinsip kerja komponen-
komponen sistem kerangka bawah pada
alat berat tipe rantai sesuai petunjuk
pada bahan ajar.
3.24 Memiliki pengetahuan 3.24.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala pada
pemeliharaan komponen sistem kerangka bawah pada alat berat
sistem kerangka bawah pada tipe rantai sesuai buku petunjuk pabrik.
alat berat tipe rantai.
3.25 Memiliki pengetahuan 3.25.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen sistem suspensi,
kerja komponen-komponen roda, dan ban pada alat berat tipe roda
sistem suspensi, roda, dan sesuai petunjuk pada bahan ajar.
ban pada alat berat tipe 3.25.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
roda. struktur dan prinsip kerja komponen-
komponen yang terdapat pada sistem
suspensi, roda, dan ban pada alat berat
tipe roda sesuai petunjuk pada bahan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

ajar.
3.26 Memiliki pengetahuan 3.26.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur pada prosedur pemeliharaan berkala pada
komponen sistem suspensi, sistem suspensi, roda, dan ban yang
roda, dan ban yang digunakan pada alat berat tipe rantai
digunakan pada alat berat sesuai buku petunjuk pabrik.
tipe roda.
3.27 Memiliki pengetahuan 3.27.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai nama, fungsi, mengenai nama, fungsi, dan lokasi
lokasi, struktur, dan prinsip komponen-komponen sistem
kerja komponen-komponen pengkondisian udara pada alat berat
sistem pengkondisian udara sesuai petunjuk pada bahan ajar.
pada alat berat. 3.27.2 Ketepatan dalam struktur dan prinsip
kerja komponen-komponen sistem
pengkondisian udara yang digunakan
pada alat berat sesuai petunjuk pada
bahan ajar.
3.28 Memiliki pengetahuan 3.28.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan
mengenai prosedur prosedur pemeliharaan berkala sistem
pemeliharaan pada pengkondisian udara pada alat berat
komponen sistem sesuai buku petunjuk pabrik.
pengkondisian udara pada
alat berat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

3.29 Memiliki pengetahuan dalam 3.29.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan cara


membuat daftar suku pembacaan buku suku cadang dan/atau
cadang dalam rangka penggunaan piranti lunak suku cadang
pemeliharaan alat berat. sesuai petunjuk pabrik.
3.29.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
prosedur pembuatan daftar suku cadang
dengan tepat (jumlah dan jenis suku
cadangnya) dalam rangka pemeliharaan
alat berat sesuai petunjuk pabrik.
3.30 Memiliki pengetahuan dasar 3.30.1 Ketepatan dalam mendeskripsikan dasar-
mengenai pemeliharaan dasar pemeliharaan dan perawatan pada
berkala pada alat berat. alat berat sesuai petunjuk pada bahan
ajar.
3.30.2 Ketepatan dalam mendeskripsikan
prosedur pengelolaan pemeliharaan
berkala pada alat berat, berdasarkan
waktu jam operasi maupun jarak tempuh
alat sesuai buku petunjuk pabrik
Hak dan Tanggung Jawab
4. Bertanggung jawab 4.1 Menjalin kerjasama dan 4.1.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi tugas
dalam melakukan komunikasi yang efektif dan tanggung jawab kelompok yang
pemeliharaan alat dengan rekan kerja sesuai diberikan oleh instruktur dengan tepat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

berat secara SOP. melalui sebuah simulasi kerja.


mandiri dan dapat 4.1.2 Ketepatan dalam menetapkan/ membagi
diberi tanggung tugas dan tanggung jawab yang diberikan
jawab atas oleh instruktur kepada masing-masing
kuantitas dan mutu anggota kelompok dengan tepat melalui
hasil kerja orang sebuah simulasi kerja.
lain. 4.2 Menjalin komunikasi yang 4.2.1 Ketepatan dalam mengidentifikasi setiap
efektif dengan instruksi kerja yang diberikan oleh
atasan/penyelia (supervisor) instruktur melalui sebuah simulasi kerja
dan pelanggan sesuai SOP. dengan tepat di tempat pelatihan.
4.2.2 Ketepatan dalam melakukan koordinasi
dengan instruktur apabila ditemukan
ketidaksesuaian antara instruksi kerja
dengan kondisi di lapangan melalui
sebuah simulasi kerja.
4.2.3 Ketepatan dalam menyampaikan laporan
hasil pekerjaan disertai penjelasan secara
verbal kepada pelanggan melalui sebuah
simulasi kerja di tempat pelatihan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEKANIK ALAT BERAT TINGKAT PEMULA
JENJANG III

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN

4.3 Bertanggung jawab pada 4.3.1 Menentukan dengan tepat atas kuantitas
pekerjaan sendiri dan dapat dan mutu hasil kerja orang lain melalui
diberi tanggung jawab atas sebuah simulasi kerja.
kuantitas dan mutu hasil
kerja orang lain.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal, maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor


ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian
penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang
yang telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau
kompetensi tertentu.

RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta


mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain.
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (individu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi
oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah
dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal
tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan dan masyarakat luas.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai standar yang ditetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.

Terkait dengan kursus dan pelatihan mekanik alat berat,


pembelajaran lampau yang dapat diakui sebagai bagian dari capaian
pembelajaran khusus adalah: pengalaman kerja sebagai mekanik alat
berat, belajar mandiri mengenai sikap, kemampuan, pengetahuan,
tanggung jawab dan hak sebagai mekanik alat berat, atau mengikuti
jenjang kursus dan pelatihan mekanik alat berat resmi yang diakui
oleh pemerintah.
-591-

III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan
baik yang terkait dengan capaian pembelajaran, standar kompetensi
ataupun mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu,
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia
sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini
menuntut perlu ditumbuhkannya kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara, maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan
antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga
kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus
pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka


berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain.Walaupun demikian, masih diperlukan upaya
untuk memperoleh pengakuan yang lebih luas baik tingkat nasional
maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan
yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan mekanik alat berat tingkat pemula
ini, maka arah pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah lebih
menekankan pada output lulusan yang sesuai dengan perkembangan
dan tuntutan dunia industri mengenai teknologi alat berat saat ini dan
masa depan. Teknologi alat berat masa depan akan dikembangkan alat
berat yang ramah lingkungan, hemat bahan bakar, dan memiliki tingkat
produktifitas yang tinggi dengan mengimplementasikan sistem mekanik-
elektronik (mechatronic). Oleh karena itu link and match tuntutan
industri alat berat dengan kurikulum yang ada pada lembaga kursus dan
pelatihan alat berat harus sejalan dengan tuntutan kebutuhan zaman.
I. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk, serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik
secara bilateral, regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-
upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor
sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber
daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian
pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing
bangsa akan sekaligus pula memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam
KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran
yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil
karya dan kontribusi yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-
masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat


mendesak mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga
kerja nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan
tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan
peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah
dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun
internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah
negara yang semakin terbuka dan mudah tersusupi oleh kekuatan asing
melalui berbagai sektor termasuk sektor perekonomian, pendidikan,
sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu, persaingan global
tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan tetapi sudah nyata
berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan
globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan
ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan
berbagai cara antara lain.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerja sama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk
suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Pemerintah, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi
pendidikan dan pelatihan, serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat


melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
tersebut tampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti
misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi
penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang
pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang
dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan,
keahlian, dan keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau
profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai dinamika
tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu, upaya-
upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi
lulusan dari institusi pendidikan formal dan nonformal, dengan
deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan
perlu diwujudkan dengan segera.

Di jalur pendidikan nonformal, pada bulan Mei 2016 tercatat sekitar


19.692 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan
pendidikan nonformal dalam bentuk beragam jenis kursus dan
pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu infrastruktur
yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan
kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara kursus dan
pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh
pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusan
disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dalam hal penyusunan suatu SKL, dan Permendikbud Nomor 131
Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan
dunia industri.

Salah satu bidang yang mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan


ini adalah Bidang Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Ada
perbedaan antara BIPA dengan bidang lainnya, yaitu peserta yang
mengikuti kusus dan pelatihan ini. Peserta BIPA merupakan warga
negara asing atau warga negara Indonesia yang tidak bisa berbahasa
Indonesia. Peserta didik ini memelajari bahasa Indonesia untuk
berbagai tujuan, di antaranya dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia, bukan untuk mendapatkan
keahlian dalam bidang pekerjaan.

Penyusunan kompetensi lulusan kursus dan pelatihan untuk bidang


Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ini diadaptasi dari CEFR
dan penjenjangan mengikuti penjenjangan dalam Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Badan Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Alasannya adalah sebagai berikut.
1. UKBI merupakan uji kemahiran berbahasa Indonesia yang terstandar
yang dirilis oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan
telah digunakan untuk menguji kemahiran berbahasa Indonesia, baik
orang Indonesia maupun orang asing.
2. CEFR merupakan kerangka acuan bahasa asing di wilayah Eropa.
Bahasa Indonesia dalam konteks kursus ini setara dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa asing. Untuk itu, CEFR dianggap relevan
untuk dijadikan rujukan dalam penentuan kompetensi setiap level
dalam bidang bahasa.

Dengan mengikuti kedua acuan tersebut dan diselaraskan dengan KKNI


diharapkan identitas bahasa Indonesia tetap kuat dan bahasa Indonesia
sebagai bahasa asing pun terakomodasi.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi
pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan
pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta
menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan,
serta bagi yang belajar mandiri, sebagai acuan dalam menyusun,
merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek
perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program
BIPA merupakan salah satu program pelatihan yang diperlukan dalam
rangka peningkatkan fungsi bahasa negara sebagai bahasa
internasional dan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja asing akan
program pelatihan bahasa Indonesia. Identifikasi kebutuhan pasar
sangat diperlukan dalam persiapan kegiatan suatu program kursus atau
pelatihan. Identifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik
BIPA juga diperlukan agar penyusunan standar kompetensi lulusan
lebih terfokus.

Terdapat 7 level kompetensi yang di dalamnya meliputi empat


kemahiran berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Program kursus dan pelatihan BIPA merupakan program
kursus dan pelatihan untuk menghasilkan lulusan yang terampil
berbahasa Indonesia untuk berbagai tujuan dalam berbagai konteks
yang sesuai dengan kompetensi masing-masing level.

1. Nama program
Kursus dan pelatihan BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing).

2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program kursus dan pelatihan BIPA ini bertujuan
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan dalam
berbahasa Indonesia yang baik dan benar untuk berbagai tujuan
dengan berbagai konteks, baik lisan maupun tulis.
b. Khusus
Secara khusus program kursus dan pelatihan BIPA ini memiliki
tujuan untuk menguasai keempat aspek keterampilan berbahasa
yang meliputi keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara,
dan menulis sesuai dengan jenjangnya.

3. Manfaat
Program kursus dan pelatihan BIPA ini bermanfaat bagi:
a. peserta: memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dengan baik
dan lancar dalam berbagai konteks dan tujuan, dan
b. lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan BIPA: menghasilkan
lulusan kursus dan pelatihan BIPA yang terstandar.

4. Kualifikasi Peserta
Pada dasarnya semua warga negara asing atau warga negara
Indonesia yang berbahasa ibu bahasa asing dapat mengikuti kursus
ini, baik pelajar, ekspatriat, maupun masyarakat umum. Namun,
biasanya kualifikasi peserta dipilah sebagai berikut.
a. Peserta usia SD dapat mengikuti kursus dan pelatihan BIPA 1
sampai dengan BIPA 2.
b. Peserta usia SMP dapat mengikuti kursus dan pelatihan BIPA 1
sampai dengan BIPA 4.
c. Peserta usia SMA ke atas dapat mengikuti kursus dan pelatihan
BIPA 1 sampai dengan BIPA 7.
d. Peserta dewasa dengan berbagai latar belakang profesi dapat
mengikuti kursus dan pelatihan BIPA 1 sampai dengan BIPA 7.

5. Metode Kursus dan Pelatihan


Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dan berbasis teks sebagai fokus pembelajaran.
Proses pembelajaran dilakukan dalam siklus pembelajaran yang
saling berkaitan dan berkesinambungan dengan fokus keempat
keterampilan berbahasa yang diawali dengan keterampilan reseptif
baik mendengarkan maupun membaca dan bermuara pada
kemampuan produktif baik berbicara maupun menulis.
Pendidik/instruktur berperan sebagai ahli yang bisa mengajarkan
materi yang cukup dan sebaga pembimbing ketika peserta didik
belum mempunyai kompetensi yang diharapkan. Ketika peserta didik
sudah mampu mencapai kompetensi yang diharapkan,
pendidik/instruktur berperan sebagai fasilitator.

6. Uji Kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan secara formatif dan sumatif pada setiap
level kursus dan pelatihan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri atas
ujian keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan
menulis.

7. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta didik yang telah
dinyatakan lulus dalam kursus dan pelatihan BIPA di setiap level.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kursus dan pelatihan Bahasa Indonesia bagi Penutur
Asing (BIPA) ini terdiri atas 7 jenjang yang diperinci sebagai beriku.
1) BIPA 1
Mampu memahami dan menggunakan ungkapan konteks
perkenalan diri dan pemenuhan kebutuhan konkret sehari-hari dan
rutin dengan cara sederhana untuk berkomunikasi dengan mitra
tutur yang sangat kooperatif.
2) BIPA 2
Mampu mengungkapkan perasaan secara sederhana,
mendeskripsikan lingkungan sekitar, dan mengkomunikasikan
kebutuhan sehari-hari dan rutin.
3) BIPA 3
Mampu mengungkapkan pengalaman, harapan, tujuan, dan
rencana secara singkat dan koheren dengan disertai alasan dalam
konteks kehidupan dan tugas kerja sehari-hari.
4) BIPA 4
Mampu melaporkan hasil pengamatan atas peristiwa dan
mengungkapkan gagasan dalam topik bidangnya, baik konkret
maupun abstrak, dengan cukup lancar tanpa kendala yang
mengganggu pemahaman mitra tutur.
5) BIPA 5
Mampu memahami teks yang panjang dan rumit serta mampu
mengungkapkan gagasan dengan sudut pandang dalam topik yang
beragam secara spontan dan lancar hampir tanpa kendala.
kecualibidang keprofesian dan akademik.
6) BIPA 6
Mampu memahami teks yang panjang, rumit, dan mengandung
makna tersirat serta mampu mengungkapkan gagasan dalam
bahasa yang jelas, terstruktur, sistematis, dan terperinci secara
spontan dan lancar sesuai dengan situasi tutur untuk keperluan
sosial dan keprofesian, kecuali dalam bidang akademik yang
kompleks (karya ilmiah).
7) BIPA 7
Mampu memahami informasi hampir semua bidang dengan mudah
dan mengungkapkan gagasan secara spontan, lancar, tepat dengan
membedakan nuansa-nuansa makna, serta merekonstruksi
argumen dan data dalam presentasi yang koheren.

E. Pengertian
Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan.
1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, dan informasi.
3. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku dan
perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan
tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan dalam memahami dan
megemukakan gagasan dalam bentuk tulisan dan lisan yang sesuai
dengan konteks dan tujuan.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja (terkait keterampilan berbahasa)
secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, secara mandiri dan
bertanggung jawab.
6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian
pembelajaran khusus.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan BIPA ini mempunyai
penguasaan berbahasa Indonesia lisan dan tulis yang meliputi empat
aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis). Penguasaan bahasa Indonesia tersebut dibagi menjadi
tujuh peringkat.

B. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi Umum
Capaian pembelajaran dalam pelatihan ini sebagai berikut.
1) Menunjukkan keterampilan berbahasa Indonesia produktif dan
reseptif yang baik. Menunjukkan pengetahuan yang baik tentang
kebahasaan dan wawasan keIndonesiaan.
2) Menggunakan pengetahuan dan pemahaman tentang kebahasaan
untuk berbagai tujuan dalam berbagai konteks.
3) Mengomunikasikan gagasan sesuai dengan bidangnya baik secara
lisan maupun tulis.
4) Menunjukkan sikap dan karakter yang baik yang relevan dengan
karakter masyarakat Indonesia

2. Deskripsi Capaian Pembelajaran Khusus


Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan BIPA adalah sebagai
berikut.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL I
SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan
TATA NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika hidup berkelanjutan dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas, dan
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL I
7. Memberikan pelayanan prima diukur dari tingkat
kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI Memahami dan menggunakan ungkapan konteks
BIDANG KERJA perkenalan diri dan pemenuhan kebutuhan konkret
sehari-hari dan rutin dengan cara sederhana untuk
berkomunikasi dengan mitra tutur yang sangat
kooperatif.
PENGETAHUAN Menguasai penggunaan tata bahasa dan kosa kata
YANG DIKUASAI dalam berbagai jenis teks yang diajarkan yang
meliputi.
1. Penggunaan bunyi bahasa dan pelafalan.
2. Penggunaan ganti orang.
3. Penggunaan struktur frasa benda (DM).
4. Penggunaan kata bilangan tingkat.
5. Penggunaan kata negasi.
6. Penggunaan kalimat sederhana.
7. Penggunaan kata tanya.
8. penggunaan kata ganti tunjuk.
9. penggunaan kata kerja ada.
10. Penggunaan posisi dan Lokasi.
11. Penggunaan kata depan.
12. Penggunaan kata kerja berimbuhan.
13. Penggunaan kata keterangan.
14. Penggunaan kata hubung.
15. Penggunaan ungkapan dan kata sapaan, dan
16. Penggunaan kosa kata yang berhubungan
dengan topik umum.
HAK DAN Memiliki hak dan tanggung jawab sebagai berikut.
TANGGUNG 1. Bertanggung jawab terhadap penggunaan.
JAWAB bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berhak memperoleh pembelajaran bahasa yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL II
SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan
TATA NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika hidup berkelanjutan dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas, dan
7. Memberikan pelayanan prima diukur dari tingkat
kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI Mengungkapkan perasaan secara sederhana,
BIDANG KERJA mendeskripsikan lingkungan sekitar, dan
mengomunikasikan kebutuhan sehari-hari dan
rutin.
PENGETAHUAN Menguasai penggunaan tata bahasa dan kosa kata
YANG DIKUASAI dalam berbagai jenis teks yang diajarkan yang
meliputi.
1. Penggunaan kata negasi.
2. Penggunaan kata tanya.
3. Penggunaan kata sifat.
4. Pengggunaan kata ulang.
5. Penggunaan perbandingan.
6. Penggunaan jenis-jenis kalimat.
7. Penggunaan kata hubung, kata depan, dan
kata keterangan.
8. Penggunaan imbuhan.
9. Penggunaan kata penggolong.
10. Penggunaan kata seru, dan
11. Penggunaan kosa kata yang berhubungan
dengan topik tertentu.
HAK DAN Memiliki hak dan tanggung jawab sebagai berikut.
TANGGUNG 1. Bertanggung jawab terhadap penggunaan.
JAWAB bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berhak memperoleh pembelajaran bahasa yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL III
SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan
TATA NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika hidup berkelanjutan dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas, dan
7. Memberikan pelayanan prima diukur dari
tingkat kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI Mengungkapkan pengalaman, harapan, tujuan, dan
BIDANG KERJA rencana secara singkat dan koheren dengan disertai
alasan dalam konteks kehidupan dan tugas kerja
sehari-hari.
PENGETAHUAN Menguasai penggunaan tata bahasa dan kosa kata
YANG DIKUASAI dalam berbagai jenis teks yang diajarkan yang
meliputi.
1. Penggunaan kata hubung dan partikel.
2. Penggunaan kata ulang.
3. Penggunaan kalimat.
4. Penggunaan imbuhan, dan
5. Penggunaan kosa kata yang berhubungan
dengan situasi/topik/bidang tertentu.
HAK DAN
TANGGUNG
JAWAB Memiliki hak dan tanggung jawab sebagai berikut.
1. Bertanggung jawab terhadap penggunaan.
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berhak memperoleh pembelajaran bahasa yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL IV
SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan
TATA NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika hidup berkelanjutan dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas, dan
7. Memberikan pelayanan prima diukur dari
tingkat kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI Melaporkan hasil pengamatan atas peristiwa dan
BIDANG KERJA mengungkapkan gagasan dalam topik bidangnya,
baik konkret maupun abstrak, dengan cukup
lancar tanpa kendala yang mengganggu
pemahaman mitra tutur.
PENGETAHUAN Menguasai penggunaan tata bahasa dan kosa kata
YANG DIKUASAI dalam berbagai jenis teks yang diajarkan yang
meliputi.
1. Penggunaan struktur frasa kompleks.
2. Penggunaan jenis-jenis kalimat.
3. Penggunaan imbuhan.
4. Penggunaan kata hubung.
5. Penggunaan kata ulang, dan
6. Penggunaan kosa kata yang berkaitan dengan
topik/bidang tertentu.
HAK DAN Memiliki hak dan tanggung jawab sebagai berikut.
TANGGUNG 1. Bertanggung jawab terhadap penggunaan.
JAWAB bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berhak memperoleh pembelajaran bahasa yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL V

SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan


NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika hidup berkelanjutan dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas, dan
7. Memberikan pelayanan prima diukur dari
tingkat kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI Memahami teks yang panjang dan rumit serta
BIDANG KERJA mampu mengungkapkan gagasan dengan sudut
pandang dalam topik yang beragam secara
spontan dan lancar hampir tanpa kendala, kecuali
dalam bidang keprofesian dan akademik.
PENGETAHUAN Menguasai penggunaan tata bahasa dan kosa kata
YANG DIKUASAI dalam berbagai jenis teks yang diajarkan yang
meliputi.
1. Penggunaan kalimat.
2. Penggunaan kata hubung dan kata depan.
3. Penggunaan imbuhan.
4. Penggunaan ragam formal dan nonformal, dan
5. Penggunaan kosa kata yang sesuai dengan
situasi/topik/bidang tertentu.
HAK DAN Memiliki hak dan tanggung jawab sebagai berikut.
TANGGUNG 1. Bertanggung jawab terhadap penggunaan.
JAWAB bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berhak memperoleh pembelajaran bahasa yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL VI

SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan


NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika hidup berkelanjutan dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas,
dan
7. Memberikan pelayanan prima diukur dari
tingkat kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI Memahami teks yang panjang, rumit, dan
BIDANG KERJA mengandung makna tersirat serta mampu
mengungkapkan gagasan dalam bahasa yang
jelas, terstruktur, sistematis, dan terperinci secara
spontan dan lancar sesuai dengan situasi tutur
untuk keperluan sosial dan keprofesian, kecuali
dalam bidang akademik yang kompleks (karya
ilmiah).
PENGETAHUAN Menguasai penggunaan tata bahasa dan kosa
YANG DIKUASAI kata dalam berbagai jenis teks yang diajarkan
yang meliputi.
1. Penggunaan imbuhan.
2. Penggunaan kata hubung.
3. Penggunaan kata depan.
4. Penggunaan kosa kata yang berkaitan dengan
situasi/topik/bidang tertentu.
HAK DAN Memiliki hak dan tanggung jawab sebagai berikut.
TANGGUNG 1. Bertanggung jawab terhadap penggunaan.
JAWAB bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berhak memperoleh pembelajaran bahasa yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA)
LEVEL VII

SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan


NILAI kepribadian manusia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika hidup berkelanjutan dan
kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan hidupnya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas,
dan
7. Memberikan pelayanan prima diukur dari
tingkat kepuasan pemberi tugas.
KEMAMPUAN DI Mampu memahami informasi hampir semua
BIDANG KERJA bidang dengan mudah dan mengungkapkan
gagasan secara spontan, lancar, tepat dengan
membedakan nuansa-nuansa makna, serta
merekonstruksi argumen dan data dalam
presentasi yang koheren.
PENGETAHUAN Menguasai penggunaan tata bahasa dan kosa
YANG DIKUASAI kata dalam berbagai jenis teks yang diajarkan
yang meliputi.
1. Penggunaan imbuhan.
2. Penggunaan kosa kata yang berhubungan
dengan situasi/topik/bidang tertentu.
HAK DAN Memiliki hak dan tanggung jawab sebagai berikut.
TANGGUNG 1. Bertanggung jawab terhadap penggunaan.
JAWAB bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Berhak memperoleh pembelajaran bahasa yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
C. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan ini didasarkan pada kesepakatan-
kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan dalam pembelajaran
BIPA dengan mengacu kepada Common European Framework of
Reference (CEFR) dan penjenjangnnya mengacu kepada Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia (UKBI).

Uraian standar kompetensi ini terdiri atas.


a. Unit kompetensi.
b. Elemen kompetensi.
c. Indikator lulusan.

Unit kompetensi untuk pembelajaran BIPA dalam kursus/pelatihan ini


terdiri atas aspek keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis) dan aspek kebahasaan (tata bahasa dan kosa
kata). Dalam praktik pembelajarannya, kedua aspek tersebut diajarkan
secara terintegrasi. Dengan demikian, pemilihan bahan kajian aspek
kebahasaan disesuaikan dengan bahan kajian keterampilan yang
diajarkan.

Selain kedua aspek tersebut, terdapat pula aspek budaya. Bahan kajian
aspek budaya tidak dicantumkan seperti halnya aspek kebahasaan.
Pendidik/instruktur diberi kebebasan untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan unsur budaya Indonesia sesuai dengan materi yang
disajikan. Misalnya dalam mengajarkan perkenalan perlu diberikan
pengetahuan budaya tentang bahasa tubuh ketika berkenalan dan cara
bersalaman.
Berikut adalah uraian dari masing-masing level.
BIPA 1
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang 1.1.1 Menunjukkan sikap menghargai
karakter dan Maha Esa. agama dan kepercayaan orang lain.
kepribadian peserta 1.2 Memiliki moral, etika hidup 1.2.1 Menunjukkan sikap sopan dan
didik BIPA. berkelanjutan dan bertutur kata yang santun ketika
kepribadian yang baik di berada di kelas dan ketika
dalam menyelesaikan berinteraksi dengan orang lain
tugasnya. dalam menyelesaikan tugasnya.
1.3 Berperan sebagai warga 1.3.1 Menunjukkan sikap menghargai adat
negara yang bangga dan cinta istiadat dan budaya sendiri dan
tanah air serta mendukung orang lain.
perdamaian dunia. 1.3.2 Menjaga perdamaian dengan tidak
memicu konflik.

1.4 Mampu bekerja sama dan 1.4.1 Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
1.4.2 Menunjukkan sikap memiliki
kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat
dan lingkungan hidupnya.

1.5 Menghargai keanekaragaman 1.5.1 Menunjukkan sikap menghargai


budaya, pandangan, keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama serta pandangan, kepercayaan, dan agama
pendapat/temuan original serta pendapat/temuan original
orang lain. orang lain.

1.6 Menjunjung tinggi penegakan 1.6.1 Memahami hukum dan peraturan


hukum serta memiliki lainnya yang relevan.
semangat untuk 1.6.2 Menunjukkan sikap menjunjung
mendahulukan kepentingan tinggi penegakan hukum serta
bangsa serta masyarakat luas. memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan umum.
1.7 Memberikan pelayanan prima 1.7.1 Menyerahkan tugas secara
diukur dari tingkat kepuasan sesempurna mungkin diukur dari
pemberi tugas. tingkat kepuasan pemberi tugas.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Kemampuan di Bidang Kerja

2. Mendengarkan. 2.1 Mampu mengenali kata dan 2.1.1 Mengeja/menyebutkan ulang kata
frasa sederhana yang dan frasa yang berkaitan dengan
berkaitan dengan informasi nama, alamat, pekerjaan, negara
dari orang lain: nama, alamat, asal, keluarga, dari tuturan yang
pekerjaan, negara asal, didengarnya.
keluarga, dan lain-lain pada 2.1.2 Mengidentifikasi kata dan frasa yang
saat orang lain berbicara berkaitan dengan identitas diri dari
perlahan dan jelas. tuturan dalam konteks perkenalan
yang didengarnya.
2.1.3 Mengidentifikasi isi hasil dengaran
yang berkaitan dengan identitas diri.
2.2 Mampu mengenali kata dan 2.2.1 Mengeja/menyebutkan ulang kata
frasa sederhana yang dan frasa yang berkaitan dengan
berkaitan dengan arah, lokasi, arah, lokasi, lingkungan sekitar, dan
lingkungan sekitar, dan aktivitas sehari-hari dari tuturan
aktivitas harian. yang didengarnya.
2.2.2 Mengidentifikasi kata dan frasa yang
berkaitan dengan arah, lokasi,
lingkungan sekitar, dan aktivitas
sehari-hari dari tuturan yang
didengarnya.
2.2.3 Mengidentifikasi isi hasil dengaran
yang berkaitan dengan arah, lokasi,
lingkungan sekitar, dan aktivitas
sehari-hari.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
2.3 Mampu menginterpretasi 2.3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
ungkapan sederhana dari tujuan ungkapan sederhana dalam
orang yang dikenal maupun kegiatan perkenalan maupun dalam
belum dikenal yang berbicara kegiatan sehari-hari di lingkungan
dengan jelas. sekitar.
2.3.2 Mengidentifikasi ungkapan-
ungkapan sederhana yang digunakan
dalam kegiatan perkenalan atau
kegiatan sehari-hari di lingkungan
sekitar.
2.3.3 Mengidentifikasi makna/maksud
ungkapan sederhana dari tuturan
yang didengarnya.

2.3.4 Menyimpulkan isi hasil dengaran.

3. Berbicara. 3.1 Mampu mengungkapkan 3.1.1 Menggunakan kosa kata diri dan
kalimat sederhana yang identitas pribadi/orang lain dalam
berkaitan dengan informasi bentuk kalimat sederhana secara
pribadi dan orang lain: nama, lisan.
alamat, pekerjaan, negara asal, 3.1.2 Menggunakan ungkapan/kalimat
keluarga, dan lain-lain. perkenalan yang berisi informasi
pribadi (nama, alamat, pekerjaan,
negara asal, keluarga, dan lain-lain)
secara lisan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
3.1.3 Menggunakan ungkapan/kalimat
perkenalan yang berisi informasi
tentang orang lain (nama, alamat,
pekerjaan, negara asal, keluarga, dan
lain-lain) secara lisan.
3.2 Mampu mengungkapkan dan 3.2.1 Menggunakan kata dan frasa yang
bertanya jawab tentang arah, berkaitan dengan arah dalam bentuk
lokasi, lingkungan sekitar, dan kalimat sederhana secara lisan.
aktivitas harian 3.2.2 Menggunakan kalimat tanya yang
berkaitan dengan informasi arah,
lokasi, lingkungan sekitar, dan
aktivitas sehari-hari.
3.2.3 Menjelaskan arah, lokasi, lingkungan
sekitar, dan aktivitas sehari-hari
dengan menggunakan kalimat
sederhana.
3.3 Mampu merespons dengan 3.3.1 Memberi respons atas
ungkapan yang sederhana jika pernyataan/pembicaraan mitra tutur
orang lain berbicara kepadanya melalui ungkapan/kalimat
sederhana.

3.3.2 Menggunakan kata dan frase yang


sesuai dengan pertanyaan atau
konteks pembicaraan.
3.3.3 Menggunakan kalimat/ungkapan
sederhana dalam menjawab
pertanyaan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
4. Membaca 4.1. Mampu membaca nyaring 4.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
teks deskriptif pendek dan tujuan teks sederhana.
sederhana berkaitan dengan 4.1.2 Membaca nyaring teks deskriptif
informasi pribadi: nama, pendek dan sederhana yang
alamat, pekerjaan, negara berkaitan dengan perkenalan.
asal, keluarga, dan lain-lain. 4.1.3 Melafalkan kata dan frasa yang
berkaitan dengan informasi pribadi:
nama, alamat, pekerjaan, negara
asal, keluarga, dan lain-lain dalam
teks sederhana.
4.2 Mampu menemukan informasi 4.2.1 Mengenal kata, frasa, dan ungkapan
yang berkaitan dengan arah, yang berkaitan dengan arah, lokasi,
lokasi, lingkungan sekitar, lingkungan sekitar, dan aktivitas
dan aktivitas harian seperti harian dalam beragam jenis teks
iklan, peta, pengumuman, sederhana (pengumuman, menu,
menu, dan jadwal. jadwal, dll.).
4.2.2 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
tujuan teks sederhana yang
berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari (iklan, peta, pengumuman,
menu, dan jadwal).
4.2.3 Mengidentifikasi gagasan utama dan
informasi detail dari teks
pendek/sederhana yang dibaca.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
4.3 Mampu menemukan informasi 4.3.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
dari teks pendek dan tujuan teks surat.
sederhana, contoh surat 4.3.2 Menentukan informasi penting pada
pribadi. teks pendek dan sederhana.
4.3.3 Menentukan gagasan utama dan
informasi detail pada teks pendek
dan sederhana.
5. Menulis 5.1. Mampu mengisi 5.1.1 Mengisi informasi yang relevan pada
borang/formulir berkaitan borang/formulir yang berkaitan
dengan informasi pribadi: dengan nama, alamat, pekerjaan,
nama, alamat, pekerjaan, negara asal, dan lain-lain.
negara asal, keluarga, dan
lain-lain.
5.2. Mampu menulis kalimat 5.2.1. Menggunakan kata dan frasa yang
pendek dan sederhana yang berkaitan dengan arah, lokasi,
berkaitan dengan arah, lokasi, lingkungan sekitar, dan aktivitas
dan aktivitas harian untuk harian melalui bahasa tulis secara
pemenuhan kebutuhan sederhana.
konkret. 5.2.2. Menggunakan kata dan frasa
menjadi kalimat yang berkaitan
dengan arah, lokasi, dan aktivitas
sehari-hari
5.2.3. Membuat kalimat pendek dan
sederhana yang berkaitan dengan
arah, lokasi, dan aktivitas sehari-
hari.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
5.3. Mampu menulis teks deskripsi5.3.1. Memilih kata dan frasa yang tepat
pendek dan sederhana, untuk teks deskripsi melalui surat
melalui surat pribadi. pribadi.
5.3.2. Menggunakan kata dan frasa yang
tepat untuk menulis teks deskripsi
melalui surat pribadi.
Pengetahuan yang Dikuasai

6. Menguasai 6.1. Menguasai pengetahuan 6.1.1. Melafalkan huruf vokal, konsonan,


penggunaan tata tentang penggunaan bunyi diftong, suku kata, dan angka dengan
bahasa dan kosa kata bahasa dan pelafalan. tepat.
dalam berbagai jenis 6.2. Menguasai pengetahuan 6.2.1. Menggunakan kata ganti orang I, II,
teks yang diajarkan. tentang penggunaan ganti III (saya, Anda, aku, kamu, ia/dia,
orang. nama, kalian, mereka, kami, kita)
dengan tepat.
6.2.2. Menggunakan kata ganti milik (-ku, -
mu, -nya) dengan tepat.
6.3. Menguasai pengetahuan 6.3.1. Menggunakan struktur frasa benda
tentang penggunaan struktur (DM) (nama saya, rumah saya) dengan
frasa benda (DM). tepat.
6.4. Menguasai pengetahuan 6.4.1. Menggunakan kata bilangan tingkat
tentang penggunaan kata (kesatu, kedua, dst.) dengan tepat.
bilangan tingkat.
6.5. Menguasai pengetahuan 6.5.1. Menggunakan kata negasi: bukan,
tentang penggunaan kata tidak.
negasi.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.6. Menguasai pengetahuan 6.6.1. Menggunakan kalimat sederhana
tentang penggunaan kalimat berpola SP, SPK dengan tepat
sederhana. Nama saya Agus.
Saya tinggal di Yogyakarta.
6.6.2. menggunakan kalimat sederhana
berpola SPPel dengan tepat.
Dia berambut hitam.
6.7. Menguasai pengetahuan 6.7.1. Menggunakan kata tanya siapa, di
tentang penggunaan kata mana, berapa, dari mana, bagaimana
tanya. dengan tepat.
6.7.2. Menggunakan kata tanya apa, berapa,
kapan dengan tepat.
6.8. Menguasai pengetahuan 6.8.1. Menggunakan kata ganti tunjuk: ini
tentang penggunaan kata dan itu dengan tepat
ganti tunjuk. (memperkenalkan orang lain atau
menunjukkan sesuatu).
6.8.2. Menggunakan atau ganti tunjuk:
(sana, sini, situ) dengan tepat.
6.9. Menguasai pengetahuan 6.9.1. Menggunakan kata kerja ada dengan
tentang penggunaan kata tepat.
kerja ada. Ada buku di meja.
6.10. Menguasai pengetahuan 6.10.1. Menggunakan posisi dan lokasi: di
tentang penggunaan posisi atas, di bawah, di kanan, di kiri, di
dan lokasi. antara, di tengah, di luar, di dalam,
di pojok/di sudut dengan tepat.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.11. Menguasai pengetahuan 6.11.1. Menggunakan kata depan: di, ke,
tentang penggunaan kata dari, pada, kepada dengan tepat.
depan.
6.12. Menguasai pengetahuan 6.12.1. Menggunakan kata kerja
tentang penggunaan kata berimbuhan ber- beserta
kerja berimbuhan. alomorfnya yang memiliki makna
‘melakukan aktivitas’, ‘punya’, dan
‘pakai’ dengan tepat.
6.12.2. Menggunakan kata kerja
berimbuhan me- beserta
alomorfnya yang maknanya
‘melakukan aktivitas’ dengan tepat.
6.12.3. Menggunakan imbuhan –an
dengan makna ‘hasil/sesuatu yang
di-’.
6.13. Menguasai pengetahuan 6.13.1. Menggunakan kata keterangan
tentang penggunaan kata aspek: belum, sudah, akan, sedang
keterangan. dengan tepat.
6.13.2. Menggunakan kata keterangan
waktu: besok, kemarin, lusa, sejak,
sekarang, nanti, dll. dengan tepat.
6.13.3. Menggunakan ungkapan dasar di
kelas (saya mau bertanya, izin ke
belakang, tolong ulangi, permisi,
terima kasih, maaf, dll.) dengan
tepat.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.13.4. Menggunakan ungkapan salam
(perkenalan, perjumpaan,
perpisahan) dengan tepat.
6.13.5. Menggunakan ungkapan selamat
Selamat … semoga …. dengan
tepat.
6.13.6. Menggunakan kata sapaan: bapak,
ibu, kakak, adik dengan tepat.
6.14. Menguasai pengetahuan 6.14.1. Menggunakan kata hubung
tentang penggunaan kata penambahan: dan, atau, lalu.
hubung.
6.15. Menguasai pengetahuan 6.15.1. Menggunakan kosa kata profesi
tentang penggunaan kosa dan tempat bekerja, daerah asal,
kata yang berhubungan benda sekitar, angka, kekerabatan
dengan topik umum. inti, hari, tanggal, bulan, tahun,
makanan, minuman, rasa, tempat
makan (restoran, warung, kantin),
transportasi, lalu lintas:
perempatan, pertigaan, putaran,
persimpangan, nama-nama
anggota tubuh, berbelanja dan
menawar, kata kerja aktivitas
harian dengan tepat.
6.15.2. Menggunakan kosa kata sapaan
khusus dalam surat pribadi: yang
terhormat, yang tercinta, yang
tersayang, yang terkasih, dengan
hormat, salam hormat, dll.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
Hak dan Tanggung Jawab

7. Tanggung jawab 7.1 Bertanggung jawab terhadap 7.1.2 Bertanggung jawab dalam
penggunaan. bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. yang sesuai dengan norma
kesopanan.
7.1.3 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
7.1.4 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia tulis
yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
8. Hak 8.1. Berhak memperoleh 8.1.1. Berhak mendapatkan bimbingan
pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang 8.1.2. Berhak menyampaikan ide atau
ditetapkan, gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.
BIPA 2
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang 1.1.1. Menunjukkan sikap menghargai
karakter dan Maha Esa. agama dan kepercayaan orang lain.
kepribadian peserta 1.2. Memiliki moral, etika hidup 1.2.1. Menunjukkan sikap sopan dan
didik BIPA. berkelanjutan dan bertutur kata yang santun ketika
kepribadian yang baik di berada di kelas dan ketika
dalam menyelesaikan berinteraksi dengan orang lain dalam
tugasnya. menyelesaikan tugasnya.

1.3. Berperan sebagai warga 1.3.1. Menunjukkan sikap menghargai adat


negara yang bangga dan cinta istiadat dan budaya sendiri dan orang
tanah air serta mendukung lain.
perdamaian dunia. 1.3.2. Menjaga perdamaian dengan tidak
memicu konflik.
1.4. Mampu bekerja sama dan 1.4.1. Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan 1.4.2. Menunjukkan sikap memiliki
lingkungan hidupnya. kepekaan sosial dan kepedulian yang
tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
1.5. Menghargai keanekaragaman 1.5.1. Menunjukkan sikap menghargai
budaya, pandangan, keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama serta pandangan, kepercayaan, dan agama
pendapat/temuan original serta pendapat/temuan original
orang lain. orang lain.
1.6. Menjunjung tinggi penegakan 1.6.1. Memahami hukum dan peraturan
hukum serta memiliki lainnya yang relevan.
semangat untuk 1.6.2. Menunjukkan sikap menjunjung
mendahulukan kepentingan tinggi penegakan hukum serta
bangsa serta masyarakat luas. memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
1.7. Memberikan pelayanan prima 1.7.1. Menyerahkan tugas secara
diukur dari tingkat kepuasan sesempurna mungkin diukur dari
pemberi tugas. tingkat kepuasan pemberi tugas.
Kemampuan di Bidang Kerja
2. Mendengarkan. 2.1. Mampu merespons kalimat 2.1.1. Mengidentifikasi kata dan frasa dari
dan ungkapan yang sering tuturan percakapan di tempat
digunakan di tempat umum umum.
dan relevan dengan 2.1.2. Memilih kata dan frasa yang tepat
kepentingan dan dalam kalimat sederhana untuk
kehidupannya, misal di bank, merespons tuturan komunikasi
kantor imigrasi, rumah sakit, sehari-hari.
kampus, perpustakaan, 2.1.3. Menggunakan kalimat dan ungkapan
terminal, dan bandara. yang relevan dengan kepentingan
umum untuk merespons tuturan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
2.2. Mampu mengidentifikasi 2.2.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
informasi penting yang tujuan dari teks lisan (instruksi,
terdapat dalam teks berupa pengumuman, percakapan, dll.).
instruksi, pengumuman, 2.2.2. Menemukan informasi penting dalam
percakapan, dll. teks lisan (instruksi, pengumuman,
percakapan, dll.).
2.2.3. Mengidentifikasi informasi penting
dalam teks lisan (instruksi,
pengumuman, percakapan, dll.).
2.3. Memerinci informasi penting 2.3.1. Mengidentifikasi kata, frasa, dan
dalam teks instruksi, ungkapan penting dari media
pengumuman, percakapan, dll. dengaran terkait dengan topik,
interaksi sosial, dan hiburan.
2.3.2. Menentukan informasi yang relevan
dengan kebutuhan komunikasi,
seperti dalam hal interaksi sosial dan
hiburan dari teks sederhana pada
media dengaran.
2.3.3. Menemukan informasi penting dalam
teks lisan sederhana terkait dengan
interaksi sosial dan hiburan.
3. Berbicara 3.1. Mampu bertukar informasi 3.1.1. Menggunakan kata, frasa, dan
mengenai kegiatan sehari-hari ungkapan secara lisan dalam
yang terjadi di tempat umum, kegiatan sehari-hari yang terjadi di
misal membuka rekening di tempat umum.
bank, mengisi kelengkapan 3.1.2. Menyampaikan informasi secara
keimigrasian, berobat di rumah lisan mengenai kegiatan sehari-hari
sakit, dan registrasi atau yang terjadi di tempat umum.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
meminjam buku di 3.1.3. Memanfaatkan informasi kebutuhan
perpustakaan. sehari-hari untuk bertukar pikiran
dan bekerja sama dengan mitra
bicara.
3.2. Mampu melakukan percakapan 3.2.1. Memilih kata dan frasa yang tepat
pendek berkaitan dengan untuk keperluan percakapan yang
tugas-tugas sederhana dan berkaitan dengan tugas-tugas
rutin. sederhana dan rutin.
3.2.2. Menggunakan kata dan frasa yang
sesuai dengan tugas-tugas
sederhana dan rutin.
3.2.3. Menggunakan kalimat dan ungkapan
yang sesuai dengan tugas-tugas
sederhana dan rutin dalam
percakapan sehari-hari.
3.3. Mampu mendeskripsikan 3.3.1. Mengajukan pertanyaan yang
perasaan, latar belakang diri, berhubungan dengan perasaan, latar
lingkungan sekitar, dan hal-hal belakang diri, lingkungan sekitar,
yang berkaitan dengan dan hal-hal yang berkaitan dengan
kebutuhannya, seperti kebutuhannya, seperti pendidikan,
pendidikan, kesehatan, kesehatan, interaksi sosial, dan
interaksi sosial, dan hiburan. hiburan.
3.3.2. Mengungkapkan perasaan, informasi
tentang lingkungan sekitar dan hal-
hal yang berkaitan dengan
kebutuhannya, seperti pendidikan,
kesehatan, dan hiburan dengan
tepat.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
3.4. Mampu membaca teks 3.4.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
prosedural yang terdapat di tujuan teks yang dibacanya.
tempat umum, misal di bank, 3.4.2. Memahami teks prosedural yang
kantor imigrasi, rumah sakit, terdapat di tempat umum, misalnya
kampus, dan perpustakaan. di bank, kantor imigrasi, rumah
sakit, kampus, dsb.
3.4.3. Menggali informasi penting dari teks
prosedural yang terdapat di tempat
umum, misalnya di bank, kantor
imigrasi, rumah sakit, kampus, dsb.
4. Membaca 4.1. Mampu melaksanakan tugas 4.1.1. Menerapkan isi teks berupa
sederhana dan rutin sesuai petunjuk, instruksi, prosedur, dll.
dengan isi teks berupa
4.1.2. Memahami tugas sederhana dan
petunjuk, instruksi, prosedur,
rutin sesuai dengan isi teks berupa
dll.
petunjuk, instruksi, prosedur, dll.
4.2. Mampu mengabstraksikan teks 4.2.1. Menyimpulkan isi teks deskripsi
deskripsi tentang perasaan, tentang perasaan, latar belakang
latar belakang diri, lingkungan diri, lingkungan sekitar, pendidikan,
sekitar, dan hal-hal yang kesehatan, interaksi sosial, dan
berkaitan dengan hiburan.
kebutuhannya, seperti 4.2.2. Menyusun ringkasan hasil baca teks
pendidikan, kesehatan, deskripsi tentang perasaan, latar
interaksi sosial, dan hiburan. belakang diri, lingkungan
pendidikan, kesehatan, interaksi
sosial, dan hiburan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
5. Menulis 5.1. Mampu menulis teks cerita 5.1.1. Memilih kata, frasa, dan ungkapan
ulang yang berkaitan dengan yang sesuai dengan pengalaman di
pengalaman dan kegiatan di masa lampau.
waktu lampau. 5.1.2. Menyusun kalimat menjadi sebuah
teks cerita ulang yang berkaitan
dengan pengalaman dan atau
kegiatan di masa lampau.
5.2. Mampu menulis teks deskripsi 5.2.1. Memilih kata, frasa, dan ungkapan
personal yang berkaitan yang yang berkaitan dengan keadaan
dengan keadaan dan dan atau kebutuhan diri, seperti
kebutuhan diri, seperti pendidikan, kesehatan, interaksi
pendidikan, kesehatan, sosial, dan hiburan.
interaksi sosial, dan hiburan. 5.2.2. Menyusun kalimat menjadi sebuah
teks deskripsi personal yang
berkaitan dengan keadaan dan
kebutuhan diri, seperti pendidikan,
kesehatan, interaksi sosial, dan
hiburan.
Pengetahuan yang Dikuasai

6. Menguasai penggunaan 6.1. Menguasai pengetahuan 6.1.1. Menggunakan kata tanya bagaimana
tata bahasa dan kosa tentang penggunaan kata dan mengapa.
kata dalam berbagai Tanya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
jenis teks yang 6.2. Menguasai pengetahuan 6.2.1. Menggunakan perbandingan ekuatif
diajarkan. tentang penggunaan (se-, sama … dengan…).
perbandingan.

6.2.2. Menggunakan perbandingan


komparatif (lebih… daripada, kurang
… daripada).

6.2.3. Perbandingan superlatif (paling …,


ter-…).

6.3. Menguasai pengetahuan 6.3.1. Menggunakan kalimat


tentang penggunaan jenis-jenis permintaan/perintah: silakan + kata
kalimat. dasar, tolong/coba + kata dasar,
tolong + kata kerja berimbuhan –kan,
tolong + kata kerja berimbuhan –i,
kata kerja dasar + lah.
6.3.2. Menggunakan kalimat larangan
jangan, dilarang, tidak boleh.
6.3.3. Menggunakan kalimat ajakan: ayo,
mari.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.4. Menguasai pengetahuan 6.4.1. Menggunakan kata hubung: karena,
tentang penggunaan kata sambil, ketika, sementara, tetapi.
hubung, kata depan, dan kata 6.4.2. Menggunakan kata keterangan
keterangan. penanda frekuensi (sering, jarang,
pernah, dll.).
6.4.3. Menggunakan kata keterangan
(beberapa, banyak, sedikit, dll.).
6.4.4. Menggunakan kata keterangan:
sangat, agak, kurang, sekali, terlalu.
6.5. Menguasai pengetahuan 6.5.1. Menggunakan alomorf me-.
tentang penggunaan imbuhan.
6.5.2. Menggunakan imbuhan me- dengan
makna ‘membuat’. ‘menggunakan
alat’, ‘mengeluarkan suara seperti
...’, ‘menuju ke-...‘.
6.5.3. Menggunakan imbuhan ber- dengan
makna ‘naik...’, ‘mengeluarkan’,
‘mengandung’, ‘dalam keadaan’,
‘dalam kelompok’, dan
‘banyak/beberapa’.
6.5.4. menggunakan imbuhan pe- beserta
alomorfnya dengan arti ‘pelaku/alat’,
‘profesi’, dan ‘mempunyai karakter’.
6.5.5. Menggunakan imbuhan ber-an dan
ber-kan
6.5.6. Menggunakan imbuhan –an dengan
makna ‘alat’, ‘tempat’,
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.6. Menguasai pengetahuan 6.6.1. Menggunakan kata penggolong:
tentang penggunaan kata seorang, seekor, sebuah, dll..
penggolong.
6.7. Menguasai pengetahuan 6.7.1. Kata seru wow, aduh, astaga.
tentang penggunaan kata seru.
6.8. Menguasai pengetahuan 6.8.1. Kata ulang: anak-anak, teman-
tentang penggunaan kata teman, rumah-rumah, dll..
ulang.
6.9. Menguasai pengetahuan 6.9.1. Menggunakan ungkapan bertelepon.
tentang penggunaan kosa
kata yang berhubungan 6.9.2. Menggunakan ungkapan
dengan topik tertentu. pengharapan: Semoga, Harap,
Mudah-mudahan.
6.9.3. Menggunakan kosa kata yang
berhubunagn dengan cuaca dan
lingkungan alam.
6.9.4. Menggunakan kosa kata: anggota
tubuh dan fungsinya.
6.9.5. Menggunakan kosa kata: frekuensi
(tiga kali sehari sebelum atau
sesudah makan).
6.9.6. Menggunakan kata sifat yang
berkaitan dengan kejadian di
tempat umum, misal kesehatan:
sakit, mual, masuk angin).
6.9.7. Menggunakan ungkapan dalam
teks pengumuman: bacalah
pengumuman ini..., datanglah
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
beramai-ramai..., jangan lupa hadiri
acara ini...
6.9.8. Menggunakan ungkapan untuk
memesan:
Bisa pesan tiket...?
6.9.9. Menggunakan bahasa dalam pesan
singkat yang umum digunakan: yg,
sgt, dgn, dsb., dll..

Hak dan Tanggung Jawab

7. Tanggung jawab 7.1. Bertanggung jawab terhadap 7.1.1. Bertanggung jawab dalam
penggunaan bahasa menggunakan bahasa Indonesia
Indonesia yang baik dan yang sesuai dengan norma
benar. kesopanan.

7.1.2. Bertanggung jawab dalam


menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
7.1.3. Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia tulis
yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
8. Hak 8.1. Berhak memperoleh 8.1.1. Berhak mendapatkan bimbingan
pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang 8.1.2. Berhak menyampaikan ide atau
ditetapkan, gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.
BIPA 3
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang 1.1.1. Menunjukkan sikap menghargai
karakter dan Maha Esa. agama dan kepercayaan orang lain
kepribadian peserta 1.2. Memiliki moral, etika hidup 1.2.1. Menunjukkan sikap sopan dan
didik BIPA berkelanjutan dan bertutur kata yang santun ketika
kepribadian yang baik di berada di kelas dan ketika
dalam menyelesaikan berinteraksi dengan orang lain
tugasnya. dalam menyelesaikan tugasnya.
1.3. Berperan sebagai warga 1.3.1. Menunjukkan sikap menghargai
negara yang bangga dan cinta adat istiadat dan budaya sendiri dan
tanah air serta mendukung orang lain.
perdamaian dunia. 1.3.2. Menjaga perdamaian dengan tidak
memicu konflik.
1.4. Mampu bekerja sama dan 1.4.1. Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi 1.4.2. Menunjukkan sikap memiliki
terhadap masyarakat dan kepekaan sosial dan kepedulian
lingkungan hidupnya. yang tinggi terhadap masyarakat
dan lingkungan hidupnya.
1.5. Menghargai keanekaragaman 1.5.1. Menunjukkan sikap menghargai
budaya, pandangan, keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama serta pandangan, kepercayaan, dan agama
pendapat/temuan original serta pendapat/temuan original
orang lain. orang lain.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
1.6. Menjunjung tinggi penegakan 1.6.1. Memahami hukum dan peraturan
hukum serta memiliki lainnya yang relevan.
semangat untuk 1.6.2. Menunjukkan sikap menjunjung
mendahulukan kepentingan tinggi penegakan hukum serta
bangsa serta masyarakat luas. memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
1.7. Memberikan pelayanan 1.7.1. Menyerahkan tugas secara
prima diukur dari tingkat sesempurna mungkin diukur dari
kepuasan pemberi tugas. tingkat kepuasan pemberi tugas.

Kemampuan di Bidang Kerja

2. Mendengarkan 2.1. Mampu memahami pokok 2.1.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
pikiran dari program radio tujuan dari program radio atau
atau televisi berkaitan dengan televisi yang berkaitan dengan berita
berita sehari-hari. sehari-hari.
2.1.2. Menyebutkan pokok pikiran dari
program radio yang berkaitan
dengan berita sehari-hari.
2.1.3. Menemukan informasi detail dari
televisi berkaitan dengan berita
sehari-hari.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
2.2. Mampu memahami pokok 2.2.1. Menyebutkan informasi pokok dalam
pikiran dalam suatu tuturan suatu tuturan yang disampaikan
yang disampaikan dengan dengan jelas dan berkaitan dengan
jelas dan berkaitan dengan hal-hal umum yang ditemukan saat
hal-hal umum yang ditemukan bekerja, belajar, dan bersantai.
saat bekerja, belajar, dan
bersantai.

2.2.2. Menyebutkan kembali informasi yang


didengar dalam suatu tuturan yang
disampaikan dengan jelas dan
berkaitan dengan hal-hal umum
yang ditemukan saat bekerja,
belajar, dan bersantai.

2.3. Mampu memahami pokok 2.3.1. Merangkum pokok pikiran dari


pikiran dari program radio atau program radio atau televisi dengan
televisi terkait topik serbaneka topik serbaneka (piknik, geografi,
yang berkaitan dengan minat olahraga, hobi, petualangan, dll.)
pribadi dan pekerjaan. yang berkaitan dengan minat pribadi
dan pekerjaan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
2.3.2. Menyimpulkan isi dengaran dari
program radio atau televisi dengan
topik serbaneka (piknik, geografi,
olahraga, hobi, petualangan, dll.)
yang berkaitan dengan minat pribadi
dan pekerjaan.

3. Berbicara 3.1. Mampu berperan serta dalam 3.1.1. Mengajukan pertanyaan dengan
suatu percakapan tentang tepat dan santun dalam suatu
minat atau aktivitas sehari- percakapan tentang minat atau
hari secara spontan. (mis. aktivitas sehari-hari secara spontan.
tentang keluarga, hobi, (mis. tentang keluarga, hobi,
pekerjaan, wisata, dan pekerjaan, wisata, dan masalah
masalah umum). umum).
3.1.2. Menyampaikan tanggapan dengan
tepat dan santun dalam suatu
percakapan tentang minat atau
sehari-hari secara spontan (mis.
tentang keluarga, hobi, pekerjaan,
wisata, dan masalah umum).

3.2. Mampu menangani situasi 3.2.1. Membuka percakapan dengan benar


yang membutuhkan ketika berada di tempat wisata atau
kemampuan berbicara dalam tempat umum (pasar, apotek,
berbagai situasi. bioskop, dll.).
3.2.2. Menyampaikan respons (setuju atau
tidak setuju) dalam percakapan
dengan tepat atas tuturan mitra
tutur ketika berada di tempat wisata,
tempat umum (pasar, apotek,
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
bioskop, dll.).
3.2.3. Menjelaskan kosa kata yang belum
diketahui dengan strategi parafrase.

3.3. Mampu merangkai kata-kata 3.3.1. Menyebutkan pengalaman, peristiwa,


dengan cara sederhana untuk harapan, atau cita-cita yang
menguraikan pengalaman berhubungan dengan pendidikan
dan peristiwa, harapan, atau dan pekerjaan dengan kosa kata
cita-cita. yang benar.
3.3.2. Menceritakan pengalaman, peristiwa,
harapan, atau cita-cita dengan
kalimat sederhana dan logis.
3.4. Mampu mengungkapkan 3.4.1. Mengungkapkan rasa suka dan tidak
gagasan yang disertai dengan suka akan sesuatu.
alasan. 3.4.2. Mengungkapkan kekaguman atau
kekecewaan yang disertai alasan.
4. Membaca. 4.1. Mampu memahami teks narasi 4.1.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
yang menggunakan kata-kata tujuan teks.
sehari-hari atau yang 4.1.2. Mengidentifikasi makna kata dari
berhubungan dengan hal hal teks narasi yang mengandung kata-
umum yang ditemukan saat kata sehari-hari atau kata-kata yang
bekerja, belajar, dan bersantai. berhubungan dengan hal-hal umum
yang ditemukan saat bekerja,
belajar, dan bersantai.
4.1.3. Menggunakan kata-kata sehari-hari
atau yang berhubungan dengan hal
hal umum yang ditemukan saat
bekerja, belajar, dan bersantai dalam
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
kalimat dari teks narasi.

4.1.4. Menentukan gagasan utama dan


informasi terperinci dalam teks yang
menggunakan kata-kata sehari-hari
atau yang berhubungan dengan hal-
hal umum yang ditemukan saat
bekerja, belajar, dan bersantai.
4.1.5. Menceritakan kembali isi teks narasi
yang menggunakan kata-kata sehari-
hari atau yang berhubungan dengan
hal- hal umum yang ditemukan saat
bekerja, belajar, dan bersantai.
4.2. Mampu memahami teks 4.2.1. Menentukan bagian-bagian teks
deskripsi yang dituangkan deskripsi berupa surat
dalam surat nonformal/pribadi yang berkaitan
nonformal/pribadi berkaitan dengan suatu peristiwa, perasaan,
dengan suatu peristiwa, atau harapan.
perasaan, atau harapan.

4.2.2. Menentukan hal-hal penting dari


yang tertuang dalam teks deskripsi
berupa surat nonformal/pribadi
berkaitan dengan suatu peristiwa,
perasaan, atau harapan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
4.3. Mampu memahami teks 4.3.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
eksplanasi yang tujuan teks.
menggunakan kata-kata
sehari-hari atau yang
berhubungan dengan
pekerjaannya. 4.3.2. Mengidentifikasi arti kata-kata
sehari-hari atau kata-kata yang
berhubungan dengan pekerjaan dari
teks eksplanasi.

4.3.3. Menggunakan kata-kata sehari-hari


atau kata-kata yang berhubungan
dengan pekerjaan dari teks
eksplanasi.

4.3.4. Menentukan gagasan utama dan


informasi terperinci dalam teks
eksplanasi yang menggunakan kata-
kata sehari-hari atau yang
berhubungan dengan pekerjaan.
4.3.5. Menceritakan kembali isi teks
eksplanasi yang menggunakan
bahasa dengan kata-kata sehari-hari
atau yang berhubungan dengan
pekerjaan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
5. Menulis. 5.1. Mampu menulis teks 5.1.1. Menyusun kerangka teks deskripsi.
deskripsi yang berkaitan
dengan pekerjaan, sekolah
dan waktu luang.
5.1.2. Menulis teks deskriptif menggunakan
unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai dengan konteksnya.

5.2. Mampu menulis teks narasi 5.2.1. Menyusun kerangka teks narasi.
yang menggambarkan
pengalaman dan pandangan
pribadi.
5.2.2. Menulis teks narasi menggunakan
unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai dengan konteksnya.

5.3. Mampu menulis teks 5.3.1. Menyusun kerangka teks eksplanasi.


INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
eksplanasi (misalnya berupa 5.3.2. Menulis teks eksplanasi dengan
surat keluhan) menggunakan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai dengan
konteksnya.

Pengetahuan yang Dikuasai


6. Menguasai 6.1. Menguasai pengetahuan 6.1.1. Menggunakan kata depan: dalam,
penggunaan tata tentang penggunaan kata bagi, terhadap.
bahasa dan kosa kata depan, kata hubung, dan 6.1.2. Menggunakan partikel –lah, -kah, -
dalam berbagai jenis partikel pun.
teks yang diajarkan.
6.1.3. Menggunakan -nya.

6.1.4. Menggunakan kata hubung: ketika,


sebelum, sehingga, bukan hanya ...
melainkan, tidak ... tetapi, baik ...
maupun, entah...entah, supaya,
kalau, seandainya, dll.
6.2. Menguasai pengetahuan 6.2.1. Menggunakan kalimat dengan kata
tentang penggunaan kalimat kerja transitif.
6.2.2. Menggunakan kalimat ekslamatif:
alangkah, betapa, bukan main.
6.2.3. Menggunakan kalimat permintaan:
mohon, harap
6.2.4. Menggunakan kalimat pasif persona
dan pasif di-.
6.2.5. Menggunakan perluasan kalimat.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.2.6. Menggunakan kalimat definisi
adalah, merupakan, didefinisikan
sebagai, …
6.2.7. Menggunakan kalimat harapan:
semoga, mudah-mudahan, saya
harap.
6.3. Menguasai pengetahuan 6.3.1. Menggunakan kata ulang.
tentang penggunaan kata a. bentuk pertama: bersama-sama,
ulang. berama-ramai, bersenang-senang,
b. bentuk kedua: rumah-rumahan,
mobil-mobilan.
6.4. Menguasai pengetahuan 6.4.1. Menggunakan imbuhan se-.
tentang penggunaan imbuhan.
6.4.2. Menggunakan imbuhan me- dengan
makna ‘menjadi ...’, ‘menjadi seperti
...’.
6.4.3. Menggunakan imbuhan me-i dengan
makna ‘kausatif’, ‘lokatif’.
6.4.4. Menggunakan imbuhan me-kan
dengan makna
a. ‘kausatif’ (menghitamkan,
meninggikan, mendatangkan,
menidurkan, memvideokan,
mengindonesiakan [kata dasar
berupa kata sifat, kata kerja, dan
kata benda]),

b. ‘instrumentatif’ (melemparkan,
memukulkan).
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.5. Menguasai pengetahuan 6.5.1. Menggunakan kosa kata yang
tentang penggunaan kosa berhubungan dengan topik
kata yang berhubungan pekerjaan, pendidikan, dan waktu
dengan situasi/topik/bidang luang.
tertentu. 6.5.2. Menggunakan kosa kata yang
berhubungan dnegan topik tempat
wisata, tempat umum (pasar, bank,
bioskop, dll).
6.5.3. Menggunakan ungkapan suka dan
tidak suka.
6.5.4. Menggunakan ungkapan
pengharapan.
6.5.5. Menggunakan kata majemuk.

6.5.6. Menggunakan ungkapan dalam


berdiskusi Saya kira... Menurut
saya... Sebaiknya.. Seharusnya..
Intinya …
Hak dan Tanggung Jawab
7. Tanggung jawab 7.1. Bertanggung jawab terhadap 7.1.1. Bertanggung jawab dalam
penggunaan bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. yang sesuai dengan norma
kesopanan.

7.1.2. Bertanggung jawab dalam


menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
7.1.3. Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
tulis yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
8. Hak 8.1. Berhak memperoleh 8.1.1 Berhak mendapatkan bimbingan
pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang 8.1.2 Berhak menyampaikan ide atau
ditetapkan. gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.
BIPA 4

NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1. Bertakwa kepada Tuhan 1.1.1. Menunjukkan sikap menghargai
karakter dan Yang Maha Esa. agama dan kepercayaan orang lain.
kepribadian peserta
didik BIPA. 1.2. Memiliki moral, etika hidup 1.2.1. Menunjukkan sikap sopan dan
berkelanjutan dan bertutur kata yang santun ketika
kepribadian yang baik di berada di kelas dan ketika
dalam menyelesaikan berinteraksi dengan orang lain dalam
tugasnya. menyelesaikan tugasnya.
1.3. Berperan sebagai warga 1.3.1. Menunjukkan sikap menghargai adat
negara yang bangga dan istiadat dan budaya sendiri dan
cinta tanah air serta orang lain.
mendukung perdamaian 1.3.2. Menjaga perdamaian dengan tidak
dunia. memicu konflik.
1.4. Mampu bekerja sama dan 1.4.1. Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi 1.4.2. Menunjukkan sikap memiliki
terhadap masyarakat dan kepekaan sosial dan kepedulian yang
lingkungan hidupnya. tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
1.5. Menghargai keanekaragaman 1.5.1. Menunjukkan sikap menghargai
budaya, pandangan, keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama pandangan, kepercayaan, dan agama
serta pendapat/temuan serta pendapat/temuan original
original orang lain. orang lain.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

1.6. Menjunjung tinggi penegakan 1.6.1. Memahami hukum dan peraturan


hukum serta memiliki lainnya yang relevan.
semangat untuk 1.6.2. Menunjukkan sikap menjunjung
mendahulukan kepentingan tinggi penegakan hukum serta
bangsa serta masyarakat memiliki semangat untuk
luas. mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
1.7. Memberikan pelayanan 1.7.1. Menyerahkan tugas secara
prima diukur dari tingkat sesempurna mungkin diukur dari
kepuasan pemberi tugas. tingkat kepuasan pemberi tugas.
Kemampuan di Bidang Kerja
2. Mendengarkan. 2.1. Mampu memahami 2.1.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
diskusi/pidato/ceramah tujuan teks.
dengan alur argumen yang 2.1.2. Mendeskripsikan secara terperinci
kompleks dengan topik yang informasi-informasi penting dari
sudah dikenal. diskusi/pidato/ceramah dengan alur
argumen yang kompleks dan topik
yang sudah dikenal.
2.1.3. Menyimpulkan isi diskusi/
pidato/ceramah dengan alur
argumen yang kompleks dan topik
yang sudah dikenal.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

2.2. Mampu menyimpulkan 2.2.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan


informasi dari berita yang tujuan teks.
berasal dari media elektronik. 2.2.2. Menentukan gagasan pokok pada
informasi dari berita yang berasal
dari media elektronik.

2.2.3. Menyimpulkan informasi dari berita


yang berasal dari media elektronik.

2.3. Mampu memahami film 2.3.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan


Indonesia berdurasi pendek tujuan film yang ditayangkan.
yang beralur sederhana.
2.3.2. Memahami tema, alur, latar, dan
penokohan film yang ditayangkan.
2.3.3. Menceritakan kembali isi film yang
ditayangkan.
3. Berbicara. 3.1. Mampu menyampaikan 3.1.1. Menyampaikan pendapat secara
pendapat dalam lisan dalam diskusi/pidato/ceramah,
diskusi/pidato/ceramah dengan tuturan yang spontan,
dengan tuturan yang spontan intonasi yang tepat, dan pelafalan
dan pelafalan yang jelas. yang jelas.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

3.1.2. Memberi jawaban terhadap


pertanyaan mitra tutur ketika
berdiskusi/berpidato/berceramah
dengan tuturan yang spontan,
intonasi yang tepat, dan pelafalan
yang jelas.

3.2. Menyampaikan deskripsi 3.2.1. Mendeskripsikan berbagai macam


yang jelas dan terperinci topik yang berkaitan dengan
mengenai berbagai macam seseorang atau sesuatu yang
topik yang berhubungan disukai.
dengan minat. 3.2.2. Mendeskripsikan berbagai macam
topik yang berkaitan dengan
pekerjaan atau hal lain yang
diminati.

3.3. Mampu menyampaikan 3.3.1. Mengungkapkan kembali isi suatu


pendapat mengenai suatu isu isu mutakhir dengan kata-kata
mutakhir yang berkaitan sendiri.
dengan kelemahan dan
kelebihannya.
3.3.2. Memberi komentar terhadap suatu
isu mutakhir berdasarkan
kelemahan dan kelebihannya.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

4. Membaca. 4.1. Mampu memahami isi 4.1.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
artikel (opini) dan laporan tujuan teks.
yang berkaitan dengan isu 4.1.2. Meringkas isi artikel (opini) dan
mutakhir. laporan yang berkaitan dengan isu
mutakhir.
4.1.3. Menulis artikel (opini) dan laporan
yang berkaitan dengan isu-isu
mutakhir.
4.2. Mampu mengungkapkan 4.2.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
kembali pesan moral dalam tujuan teks.
dongeng atau cerita rakyat.
4.2.2. Mengidentifikasi kalimat atau
kumpulan kalimat yang
mengandung pesan moral dalam
dongeng atau cerita rakyat.
4.2.3. Membandingkan dongeng dan cerita
rakyat yang serupa antara di
Indonesia dengan di negaranya.
4.3. Mampu memahami cerpen 4.3.1. Mengidentifikasi fungsi sosial dan
yang dikemukakan dalam tujuan teks.
bahasa yang sederhana.

4.3.2. Menentukan tema, alur, latar, dan


penokohan cerpen.

4.3.3. Menceritakan kembali isi cerpen.


NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

5. Menulis. 5.1. Mampu Menulis teks yang 5.1.1. Menulis kerangka teks tentang suatu
terperinci dan jelas mengenai topik yang diminati.
berbagai macam topik yang
diminati. 5.1.2. Menulis teks tentang berbagai
macam topik yang diminati.
5.2. Mampu menulis esai dengan 5.2.1. Menulis esai dengan memberi alasan
memberi alasan untuk untuk menyetujui suatu pendapat.
menyetujui atau menolak 5.2.2. Menulis esai dengan memberi alasan
suatu pendapat. untuk menolak suatu pendapat.

5.3. Mampu menulis surat 5.3.1. Menulis surat pembaca yang


pembaca yang menekankan menekankan pandangan pribadi
pandangan pribadi mengenai mengenai suatu peristiwa atau
suatu peristiwa atau pengalaman yang menyenangkan.
pengalaman.
5.3.2. Menulis surat pembaca yang
menekankan pandangan pribadi
mengenai suatu peristiwa atau
pengalaman yang tidak
menyenangkan.
Pengetahuan yang Dikuasai

5 Menguasai penggunaan 5.1 Menguasai pengetahuan 5.1.1 Struktur frasa kompleks.


tata bahasa dan kosa tentang penggunaan struktur a. penjahit baju wanita,
kata dalam berbagai frasa kompleks. b. baju wanita penjahit,
jenis teks yang c. wanita penjahit baju.
diajarkan.
6.1 Menguasai pengetahuan 6.1.1 Menggunakan perluasan kalimat
tentang penggunaan jenis- aktif dan pasif dengan perluasan
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

jenis kalimat. objek atau subjek dengan kata yang


Guru itu guru teladan
Guru yang sedang mengajar itu
adalah guru teladan
Rumah itu dijual → rumah yang bercat
putih itu dijual.
6.1.2 Menggunakan kalimat pasif ter- dan
ke-an.

6.2 Menguasai pengetahuan 6.2.1 Menggunakan imbuhan me-kan


tentang penggunaan dengan makna.
imbuhan. a. ‘kausatif idiomatik’
(mengemukakan,
mengesampikan, merumahkan),
b. ‘benefaktif’ (membelikan,
membacakan [kata dasar berupa
kata kerja transitif]),
c. ‘transferatif (mengirimkan,
mengajarkan)’.
1.1.1 Menggunakan imbuhan me-i dengan
makna.
a. ‘frekuentatif/repetititif’
(memukuli, mengambili),
b. ‘memberi’ (mengobati, mewarni,
menomori),
1.1.2 Menggunakan imbuhan pe-/-an
dengan makna
‘hal melakukan pekerjaan’, ‘hasil
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

perbuatan’, ‘alat yang digunakan


untuk melakukan perbuatan’,
‘tempat melakukan pekerjaan’
6.3 Penguasaan pengetahuan 6.3.1 Menggunakan kata hubung: sebab,
tentang penggunaan kata akibat, meskipun, walaupun,
hubung. bagaimanapun, dll.
6.4 Penguasaan pengetahuan 6.4.1 Menggunakan kata ulang.
tentang penggunaan kata a. bentuk pertama: bolak-balik,
ulang. corat-coret, lauk-pauk, sayur-
mayur,
b. betuk kedua: dedaunan,
pepohonan.
6.5 Mampu menguasai 6.5.1 Menggunakan kolokasi: melakukan,
pengetahuan tentang melaksanakan, menyelenggarakan.
penggunaan kosa kata yang
berkaitan dengan topik/bidang 6.5.2 Menggunakan ungkapan dalam
tertentu. berdiskusi

6.5.3 Menggunakan istilah teknis sesuai


bidang.
6.5.4 Menggunakan ungkapan setuju dan
tidak setuju.

6.5.5 Menggunakan gaya bahasa simile,


metafora, hiperbola, dan ironi
personifikasi.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

6.5.6 Menggunakan idiom.

6.5.7 Menggunakan kosa kata yang


berhubungan dengan film dan karya
sastra.

Hak dan Tanggung Jawab


7 Tanggung jawab. 7.1 Bertanggung jawab terhadap 7.1.1 Bertanggung jawab dalam
penggunaan. bahasa menggunakan bahasa Indonesia
Indonesia yang baik dan yang sesuai dengan norma
benar. kesopanan.
7.1.2 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
7.1.3 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia tulis
yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR LULUSAN

8 Hak. 8.1 Berhak memperoleh 8.1.1 Berhak mendapatkan bimbingan


pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang
ditetapkan.

8.1.2 Berhak menyampaikan ide atau


gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.

BIPA 5
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1 Bertakwa kepada Tuhan 1.1.1 Menunjukkan sikap menghargai
karakter dan Yang Maha Esa. agama dan kepercayaan orang lain.
kepribadian peserta 1.2 Memiliki moral, etika hidup 1.2.1 Menunjukkan sikap sopan dan
didik BIPA. berkelanjutan dan kepribadian bertutur kata yang santun ketika
yang baik di dalam berada di kelas dan ketika
menyelesaikan tugasnya. berinteraksi dengan orang lain dalam
menyelesaikan tugasnya.
1.3 Berperan sebagai warga 1.3.1 Menunjukkan sikap menghargai adat
negara yang bangga dan cinta istiadat dan budaya sendiri dan
tanah air serta mendukung orang lain.
perdamaian dunia.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
1.3.2 Menjaga perdamaian dengan tidak
memicu konflik.
1.4 Mampu bekerja sama dan 1.4.1 Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi 1.4.2 Menunjukkan sikap memiliki
terhadap masyarakat dan kepekaan sosial dan kepedulian yang
lingkungan hidupnya. tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
1.5 Menghargai keanekaragaman 1.5.1 Menunjukkan sikap menghargai
budaya, pandangan, keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama pandangan, kepercayaan, dan agama
serta pendapat/temuan serta pendapat/temuan original
original orang lain. orang lain.
1.6 Menjunjung tinggi penegakan 1.6.1 Memahami hukum dan peraturan
hukum serta memiliki lainnya yang relevan.
semangat untuk 1.6.2 Menunjukkan sikap menjunjung
mendahulukan kepentingan tinggi penegakan hukum serta
bangsa serta masyarakat memiliki semangat untuk
luas. mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
1.7 Memberikan pelayanan prima 1.7.1 Menyerahkan tugas secara
diukur dari tingkat kepuasan sesempurna mungkin diukur dari
pemberi tugas. tingkat kepuasan pemberi tugas.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Mendengarkan 2.1 Mampu memahami makna 2.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
tersurat dan tersirat dari teks tujuan dan fungsi sosial terhadap
eksplanasi dengan durasi konteks dari teks eksplanasi,
minimal 5 menit. misalnya berupa ceramah yang
didengarkan.
2.1.2 Menentukan gagasan utama dari
ceramah yang didengar dengan tepat.

2.1.3 Mengidentifikasi makna tersirat


dengan tepat dari beberapa ekspresi
dari teks eksplanasi, misalnya dari
teks ceramah yang didengarkan.
2.1.4 Menyimpulkan teks eksplanasi,
misalnya dari ceramah dengan durasi
minimal 5 menit dengan baik.

2.1.5 Menemukan informasi terperinci dari


teks eksplanasi, misalnya dari
ceramah yang didengar.

2.2 Mampu merespons gagasan 2.2.1 Mengungkapkan persetujuan,


yang diperdengarkan dari teks penolakan, atau penguatan dengan
eksplanasi dengan lancar dan lancar atas isi teks eskplanasi,
spontan. misalnya dari ceramah yang disimak
dengan menggunakan kosa kata yang
santun.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
3. Berbicara. 3.1 Mengemukakan gagasan dan 3.1.1 Mengungkapkan pernyataan
pendapat dari teks eksplanasi pembuka, penyimpulan, dan penutup
dengan menggunakan kalimat dari teks eksplanasi misalnya
kompleks dan terstruktur ceramah.
dalam percakapan dengan 3.1.2 Menyampaikan tanggapan terhadap
didukung oleh data atau fakta ungkapan seseorang dalam teks
untuk meyakinkan pendengar eksplanasi, baik berupa persetujuan
dalam percakapan. maupun penolakan, dengan kalimat
yang kompleks yang didukung oleh
contoh-contoh untuk meyakinkan
pendengar dalam percakapan.
3.2 Mengungkapkan gagasan dari 3.2.1 Menyampaikan gagasan dan
teks diskusi dengan fasih dan pendapat dari teks diskusi dengan
spontan. lafal yang jelas dan tepat.

3.2.2 Mengungkapkan gagasan dan


pendapat dari teks diskusi secara
spontan dengan menggunakan
peristilahan yang sesuai dengan
bidang keilmuan tertentu
berdasarkan konteks pembicaraan.
3.2.3 Memberi persetujuan, penolakan,
penguatan, dan ajakan dari teks
diskusi dengan kosa kata yang
santun.
4. Membaca 4.1 Memahami teks faktual dan 4.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
sastra yang panjang (500— tujuan dari teks faktual (laporan,
700 kata) dan kompleks tinjauan, berita) dan sastra (prosa).
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
dengan gaya tulisan yang 4.1.2 Menemukan pesan yang terkandung
berbeda. dalam teks sastra yang
menggunakan gaya penulisan yang
berbeda.
4.2 4.2.1 Menentukan perbedaan dan
persamaan dua teks faktual yang
memiliki topik yang sama dengan
sumber yang berbeda.
4.3 Memahami teks eksplanasi 4.3.1 Memadankan kata dari istilah teknis
berupa artikel khusus (bidang dalam artikel khusus yang panjang
keilmuan tertentu) dan (500—700 kata).
instruksi teknis yang panjang 4.3.2 Membuat bagan alur dari teks
(500—700 kata). eksplanasi yang berisi instruksi
teknis yang panjang (500-700 kata).

4.3.3 Mengidentifikasi pokok-pokok isi


artikel khusus yang panjang (500—
700 kata).

4.3.4 Mengidentifikasi pokok-pokok isi


instruksi teknis yang panjang (500—
700 kata).

5. Menulis. 5.1 Memilih gaya tulisan yang 5.1.1 Membuat surat yang sesuai dengan
sesuai dengan pembaca yang target pembaca.
menjadi sasarannya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
5.1.2 Membuat cerita yang sesuai dengan
target pembaca.
5.1.3 Membuat petunjuk yang sesuai
dengan target pembaca.

5.1.4 Membuat teks otobiografi yang sesuai


dengan target pembaca.

5.1.5 Membuat teks biografi tokoh yang


sesuai dengan target pembaca
dengan menggunakan ungkapan
yang mengekspresikan apresiasi,
penilaian, dan sikap (positif dan
negatif).
5.2 Menuliskan pendapat dengan 5.2.1 Membuat teks eksplanasi berisi
jelas dan terstruktur dalam persetujuan dengan santun dan
tulisan yang agak panjang alasan yang logis serta menggunakan
(300—500 kata). istilah teknis dalam tulisan yang
agak panjang.
5.2.2 Membuat teks eskplanasi berisi
argumen penolakan dengan santun
dan alasan yang logis serta
menggunakan istilah teknis dalam
tulisan yang agak panjang.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Pengetahuan yang Dikuasai


6. Menguasai penggunaan 6.1 Menguasai pengetahuan 6.1.1 Menggunakan kalimat majemuk
tata bahasa dan kosa tentang penggunaan kalimat. bertingkat dengan subklausa yang
kata dalam berbagai bertingkat.
jenis teks yang 6.1.2 Menggunakan bentuk pasif dg. Yang
diajarkan. (Buku novel yang dibeli oleh Jessica
di toko buku Gramedia dua hari yang
lalu itu berjudul Ada Apa dengan
Cinta, Buku novel yang saya beli
berjudul ....).
6.1.3 Menggunakan kalimat Tanya dengan
yang
(Apa yang ditonton Atik? Siapa yang
kamu tunggu?).
6.2 Menguasai pengetahuan 6.2.1 Menggunakan kata hubung: berkat,
tengan penggunaan kata lantaran, selain itu, di samping itu,
hubung dan kata depan lagi pula, oleh karena/sebab itu, bila
begitu/demikian, berhubung,
sehubungan dengan, bahwa, dll.
6.3 Menguasai pengetahuan 6.3.1 Menggunakan imbuhan ter- dengan
tentang penggunaan arti ‘dapat di-‘, ‘tidak sengaja’
imbuhan. 6.3.2 Menggunakan imbuhan ke-an
pembentuk kata benda.
6.3.3 Menggunakan imbuhan se-nya.

6.3.4 Membedakan penggunaan imbuhan


me-i dan me-kan dengan
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
menggunakan bentuk dasar yang
sama (menyeberangi,
menyeberangkan, mendekati,
mendekatkan).
6.4 Menguasai pengetahuan 6.4.1 Menggunakan tuturan nonformal.
tentang ragam formal dan
nonformal.

6.4.2 Menggunakan kosa kata baku dan


tidak baku.

6.5 Menguasai pengetahuan 6.5.1 Menggunakan kata berkonotasi.


tentang penggunaan kosa
kata yang sesuai dengan 6.5.2 Menggunakan ungkapan untuk
situasi/topik/bidang tertentu. menyatakan pembuka, penyimpulan,
penutup dalam ceramah.
6.5.3 Menggunakan kosa kata yang santun
untuk menyatakan persetujuan,
penolakan, penguatan, ajakan.
6.5.4 Menggunakan istilah teknis.

6.6 Mampu bertanggung jawab 6.6.1 Menggunakan bahasa Indonesia yang


ketika menggunakan bahasa sesuai dengan mitra tutur.
Indonesia. 6.6.2 Menggunaan bahasa Indonesia yang
sesuai dengan norma kesopanan.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6.6.3 Menggunakan bahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi tutur.
6.6.4 Menggunakan bahasa Indonesia tulis
yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
Hak dan Tanggung Jawab
7. Tanggung jawab. 7.1 Bertanggung jawab terhadap 7.1.1 Bertanggung jawab dalam
penggunaan bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. yang sesuai dengan norma
kesopanan.
7.1.2 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
7.1.3 Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia tulis
yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
8. Hak. 8.1. Berhak memperoleh 8.1.1. Berhak mendapatkan bimbingan
pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang 8.1.2. Berhak menyampaikan ide atau
ditetapkan, gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.
BIPA 6
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi karakter 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang 1.1.1 Menunjukkan sikap menghargai
dan kepribadian peserta Maha Esa. agama dan kepercayaan orang lain.
didik BIPA. 1.2 Memiliki moral, etika hidup 1.2.1 Menunjukkan sikap sopan dan
berkelanjutan dan kepribadian bertutur kata yang santun ketika
yang baik di dalam berada di kelas dan ketika
menyelesaikan tugasnya. berinteraksi dengan orang lain dalam
menyelesaikan tugasnya.
1.3 Berperan sebagai warga negara 1.3.1 Menunjukkan sikap menghargai adat
yang bangga dan cinta tanah istiadat dan budaya sendiri dan
air serta mendukung orang lain.
perdamaian dunia.
1.3.2 Menjaga perdamaian dengan tidak
memicu konflik.
1.4 Mampu bekerja sama dan 1.4.1 Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.

1.4.2 Menunjukkan sikap memiliki


kepekaan sosial dan kepedulian yang
tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.

1.5 Menghargai keanekaragaman 1.5.1 Menunjukkan sikap menghargai


INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
budaya, pandangan, keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama serta pandangan, kepercayaan, dan agama
pendapat/temuan original serta pendapat/temuan original
orang lain. orang lain.
1.6 Menjunjung tinggi penegakan 1.6.1 Memahami hukum dan peraturan
hukum serta memiliki lainnya yang relevan.
semangat untuk
mendahulukan kepentingan 1.6.2 Menunjukkan sikap menjunjung
bangsa serta masyarakat luas. tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
1.7 Memberikan pelayanan prima 1.7.1 Menyerahkan tugas secara
diukur dari tingkat kepuasan sesempurna mungkin diukur dari
pemberi tugas. tingkat kepuasan pemberi tugas.

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Mendengarkan. 2.1 Memahami makna tersurat 2.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
dan tersirat teks diskusi dari tujuan teks.
acara televisi dan film dengan
durasi minimal 5 menit. 2.1.2 Mengidentifikasi informasi penting isi
teks diskusi dari acara televisi, baik
yang tersurat maupun tersirat.

2.1.3 Menyampaikan pendapat tentang


keunggulan dan kelemahan isi teks
diskusi dari acara televisi dan film.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
2.2 Merespons isi dengaran teks 2.2.1 Mengidentifikasi hal-hal penting dan
eksplanasi yang berkaitan inti dari dengaran (termasuk istilah
dengan ranah sosial, teknis) dalam ranah sosial, akademis,
akademis, dan atau profesional atau profesional.
dengan jelas. 2.2.2 Menyampaikan gambaran umum isi
dengaran teks eksplanasi yang
berkaitan dengan ranah sosial,
akademis, dan atau profesional
dengan jelas.
2.2.3 Menyampaikan hasil penilaian
tentang kelebihan dan kekurangan
isi teks eksplanasi yang berkaitan
dengan ranah sosial, akademis, dan
atau profesional dengan jelas.
3. Berbicara. 3.1 Menggunakan bahasa yang 3.1.1 mengungkapkan gagasan secara
dipelajari sesuai dengan lisan dengan menggunakan bahasa
situasi tutur secara efektif, yang efektif untuk tujuan sosial,
baik untuk tujuan sosial, akademik, atau profesional.
akademik, maupun
profesional.
3.1.2 Menyampaikan pendapat melalui
diskusi dengan menggunakan bahasa
yang efektif untuk tujuan sosial,
akademik, atau profesional.

3.2 Memaparkan dengan jelas dan 3.2.1 Mengembangkan pokok-pokok


terperinci mengenai topik pikiran tertentu menjadi sebuah teks
sosial, akademik, dan dengan topik sosial, akademik, dan
profesional dengan profesional.
mengintegrasikan subtema,
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
mengembangkan pokok
pikiran tertentu, dan membuat
simpulan yang tepat.
3.2.2 Menarik simpulan yang tepat
mengenai isi teks dengan topik
sosial, akademik, dan profesional.

4. Membaca. 4.1 Menginterpretasi teks yang 4.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
berhubungan dengan ranah tujuan teks.
sosial, akademis dan
professional. 4.1.2 Mengidentifikasi gagasan umum dari
teks yang berhubungan dengan
ranah sosial, akademis, dan
profesional.

4.1.3 Menyampaikan hasil penilaian


mengenai kelebihan dan kekurangan
teks bacaan dalam ranah sosial,
akademis, dan professional.
4.2 Menganalisis teks yang 4.2.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
berhubungan dengan ranah tujuan teks.
sosial, akademik, dan
profesional dengan bahasa
yang terstruktur dan memiliki
pola organisasi teks yang 4.2.2 Mengidentifikasi pola organisasi teks
sistematis. dalam ranah sosial, akademik, dan
profesional.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
4.2.3 Menyampaikan hasil analisis teks
berdasarkan pola organisasi teks
dalam ranah sosial, akademik, dan
profesional.

5. Menulis. 5.1 Mampu menulis esai yang 5.1.1 Menulis esai dalam ranah sosial,
berhubungan dengan ranah akademis, dan profesional dengan
sosial, akademis dan menggunakan istilah teknis dan
professional dengan gaya kalimat efektif.
argumentatif.
5.1.2 Menulis esai dalam ranah sosial,
akademis, dan profesional dengan
menggunakan gaya penulisan
argumentatif.
5.2 Mampu menulis ragam surat 5.2.1 Menulis surat resmi, esai, atau
resmi, esai, atau laporan yang laporan yang menekankan isu-isu
menekankan isu-isu penting. penting dengan bahasa yang
terstruktur.

5.2.2 Menyunting bahasa dan sistematika


yang digunakan dalam surat resmi,
esai, atau laporan yang menekankan
isu-isu penting.

Pengetahuan yang Dikuasai


INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
6. Menguasai penggunaan 6.1 Menguasai pengetahuan 6.1.1 Menggunakan imbuhan per-an.
tata bahasa dan kosa tentang penggunaan imbuhan.
kata dalam berbagai jenis 6.1.2 Membandingkan penggunaan
teks yang diajarkan. imbuhan peN-an dan per-an.
6.1.3 Menggunakan imbuhan memper-,
memper-kan, memper-i.
6.1.4 Menggunakan imbuhan member-kan.
6.2 Menguasai pengetahuan 6.2.1 Menggunakan yang untuk
tentang penggunaan kata menonjolkan Subjek dan Objek
hubung. (Briannelah YANG berhenti di lantai
satu. (bukan Jessica), Buku novellah
YANG dibeli Jessica, bukan buku
manajemen).
6.2.2 Menggunakan yang untuk
menonjolkan unsur termilik (Gunung
Merapi yang letusannya telah
menewaskan banyak orang itu perlu
terus dipantau).
6.3 Menguasai pengetahuan 6.3.1 Menggunakan kata berdasarkan,
tentang penggunaan kata menurut.
depan.
6.4 Menguasai pengetahuan 6.4.1 Menggunakan istilah ranah sosial,
tentang penggunaan kosa kata akademis, atau profesional,
yang berkaitan dengan perubahan makna dan pergeseran
situasi/topik/bidang tertentu. makna pada berbagai situasi tutur,
ragam lisan dan tulis yang
berhubungan dengan berbagai
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
ranah, ungkapan persetujuan,
penguatan, penolakan dalam
percakapan atau diskusi, idiom,
makna konotatif dan majas tertentu
pada karya sastra.
Hak dan Tanggung Jawab
7. Tanggung jawab. 7.1. Bertanggung jawab terhadap 7.1.1. Bertanggung jawab dalam
penggunaan bahasa menggunakan bahasa Indonesia
Indonesia yang baik dan yang sesuai dengan norma
benar. kesopanan.
7.1.2. Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.
7.1.3. Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia tulis
yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
8. Hak. 8.1. Berhak memperoleh 8.1.1. Berhak mendapatkan bimbingan
pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang 8.1.2. Berhak menyampaikan ide atau
ditetapkan. gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.
BIPA 7

INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi karakter 1.1 Bertakwa kepada Tuhan Yang 1.1.1 Menunjukkan sikap menghargai
dan kepribadian peserta Maha Esa. agama dan kepercayaan orang lain.
didik BIPA 1.2 Memiliki moral, etika hidup 1.2.1 Menunjukkan sikap sopan dan
berkelanjutan dan kepribadian bertutur kata yang santun ketika
yang baik di dalam berada di kelas dan ketika
menyelesaikan tugasnya. berinteraksi dengan orang lain dalam
menyelesaikan tugasnya.
1.3 Berperan sebagai warga negara 1.3.1 Menunjukkan sikap menghargai adat
yang bangga dan cinta tanah istiadat dan budaya sendiri dan
air serta mendukung orang lain.
perdamaian dunia. 1.3.2 Menjaga perdamaian dengan tidak
memicu konflik.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
1.4 Mampu bekerja sama dan 1.4.1 Menunjukkan sikap mau bekerja
memiliki kepekaan sosial dan sama.
kepedulian yang tinggi
terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.
1.4.2 Menunjukkan sikap memiliki
kepekaan sosial dan kepedulian yang
tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungan hidupnya.

1.5 Menghargai keanekaragaman 1.5.1 Menunjukkan sikap menghargai


budaya, pandangan, keanekaragaman budaya,
kepercayaan, dan agama serta pandangan, kepercayaan, dan agama
pendapat/temuan original serta pendapat/temuan original
orang lain. orang lain.
1.6 Menjunjung tinggi penegakan 1.6.1 Memahami hukum dan peraturan
hukum serta memiliki lainnya yang relevan.
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
1.6.2 Menunjukkan sikap menjunjung
bangsa serta masyarakat luas.
tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
1.7 Memberikan pelayanan prima 1.7.1 Menyerahkan tugas secara
diukur dari tingkat kepuasan sesempurna mungkin diukur dari
pemberi tugas. tingkat kepuasan pemberi tugas.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Mendengarkan. 2.1 Memahami berbagai 2.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
komunikasi ragam lisan yang tujuan dari dengaran.
berupa tuturan spontan yang
dihasilkan dengan tempo cepat 2.1.2 Menentukan gagasan utama berbagai
sebagaimana diujarkan komunikasi ragam lisan yang berupa
penutur asli, baik melalui tuturan spontan yang dihasilkan
media maupun bersemuka. dengan tempo cepat sebagaimana
diujarkan penutur asli, baik melalui
media maupun bersemuka.
2.1.3 menyampaikan informasi terperinci
dari dengaran yang berupa tuturan
spontan yang dihasilkan dengan
tempo cepat sebagaimana diujarkan
penutur asli, baik melalui media
maupun bersemuka.

2.2 Memahami tuturan yang 2.2.1 Menentukan perbedaan tuturan


lafalnya dipengaruhi oleh berdasarkan lafal beraksen
aksen. daerah/sosial.
2.2.2 Menguraikan dengan cermat isi
tuturan dengan lafal beraksen
daerah/sosial.
2.3 Memahami dengaran hasil 2.3.1 Menemukan kecocokan antara hasil
rekonstruksi argumen dan rekonstruksi argumen dan data
data dalam berbagai dalam berbagai presentasi.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
presentasi. 2.3.2 Mengidentifikasi opini dan fakta dari
hasil rekonstruksi argumen dan data
berbagai presentasi dalam berbagai
bidang ilmu.
2.4 Memahami dengaran tentang 2.4.1 Mengidentifikasi ketepatan nuansa-
berbagai gagasan secara tepat nuansa makna dari dengaran tentang
yang melibatkan nuansa- berbagai gagasan secara tepat dalam
nuansa makna dalam berbagai berbagai ranah dengan konteks
ranah dengan konteks budaya. budaya.
2.4.2 Memilih nuansa makna secara tepat
dari bahan dengaran tentang
berbagai gagasan yang melibatkan
nuansa-nuansa makna dalam
berbagai ranah dengan konteks
budaya.
3. Berbicara 3.1 Berperan aktif dalam berbagai 3.1.1 Menyampaikan gagasan dengan
ragam percakapan tanpa menggunakan ungkapan idiomatik.
banyak kendala dan lancar
menggunakan ungkapan
idiomatik.
3.1.2 Menggunakan ungkapan idiomatik
dengan tepat dalam berbagai ragam
percakapan.
3.2 Menggunakan strategi untuk 3.2.1 Menegaskan kembali isi percakapan
mengatasi kesulitan dalam atau diskusi.
menyimpulkan informasi ketika
bercakap-cakap dan
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
berdiskusi. 3.2.2 Menggunakan ungkapan yang
berupa pertanyaan, pengulangan,
pernyataan, maupun penegasan
untuk mengatasi kesulitan dalam
menyimpulkan informasi ketika
bercakap-cakap dan berdiskusi.
3.3 Mempresentasikan deskripsi 3.3.1 Mendeskripsikan data dengan gaya
atau argumen dengan yang sesuai dengan konteks.
menggunakan gaya dan
struktur teks yang logis sesuai 3.3.2 Menyampaikan argumen dengan alur
dengan konteks. dan struktur teks yang logis.

3.4 Mengungkapkan gagasan 3.4.1 Mengajukan pertanyaan dengan


secara spontan dan fasih menggunakan alasan logis secara
dengan nuansa makna yang spontan dan fasih dengan nuansa
sesuai. makna yang sesuai dengan konteks
(siapa penutur, petutur, tentang apa,
dan dalam situasi seperti apa).

3.4.2 Megngajukan tanggapan positif atau


negatif dengan menggunakan alasan
yang logis secara spontan dan fasih
dengan nuansa yang sesuai dengan
konteks (siapa penutur, petutur,
tentang apa, dan dalam situasi
seperti apa).
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
4. Membaca. 4.1 Memahami berbagai teks tulis 4.1.1 Mengidentifikasi fungsi sosial dan
tanpa kesulitan, termasuk teks tujuan dari berbagai jenis teks yang
dengan struktur dan bahasa memiliki struktur dan bahasa yang
yang kompleks (lebih dari satu kompleks.
struktur teks), seperti buku
petunjuk, artikel ilmiah, dan 4.1.2 Menentukan persamaan dan
karya sastra. perbedaan isi atau struktur dari
berbagai jenis teks, termasuk teks
sastra, dari dua teks dengan tepat
tanpa kesulitan.
4.1.3 Menyampaikan prediksi informasi
yang disampaikan oleh penulis dari
berbagai teks yang diberikan,
termasuk teks sastra.
4.1.4 Menentukan keterkaitan isi dari dua
jenis teks yang berbeda (teks fiksi
dan nonfiksi).
4.2 Menggunakan fakta-fakta 4.2.1 Mengidentifikasi gagasan utama dari
untuk membuat simpulan berbagai jenis teks yang berisi
yang tepat dari berbagai teks gagasan ilmiah dan teks narasi yang
yang berisi gagasan ilmiah dan berisi pesan-pesan pada karya
karya sastra. sastra.
4.2.2 Mengidentifikasi fakta-fakta yang
mendukung dan tidak mendukung
pernyataan atau simpulan dari
berbagai jenis teks.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
4.2.3 Menggunakan fakta-fakta untuk
membuat simpulan dengan tepat dari
berbagai teks yang berisi gagasan
ilmiah dan karya sastra.
4.3 Membaca kritis berbagai teks 4.3.1 Menentukan ketepatan, kebenaran,
(menginterpretasi, merespons dan keakuratan informasi dari
kemudian mengevaluasi). berbagai jenis teks.
4.3.2 Menginterpretasi relevansi atas
informasi yang ada dari berbagai
jenis teks dengan fakta dan kondisi
di sekitar.
4.3.3 Menentukan keberpihakan penulis
dari beberapa jenis teks.
4.3.4 Mengidentifikasi kemungkinan
berbagai respons terhadap jenis teks
yang sama dari kelompok pembaca
yang berbeda.
4.4 Memadukan (menyintesiskan) 4.4.1 Menyampaikan rekonstruksi
ide atau masalah yang hampir informasi dan data dari berbagai teks
sama dari berbagai teks karya ke dalam satu teks.
ilmiah dan karya sastra.
5. Menulis. 5.1 Menulis teks yang kohesif dan 5.1.1 Menulis teks narasi secara kohesif
koheren yang sesuai dengan dan koheren.
tujuan dan target pembaca,
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
baik fiksi maupun nonfiksi, 5.1.2 Menulis berbagai jenis teks nonfiksi
termasuk teks akademik populer yang berupa eksplanasi dan
(makalah, esai, dan laporan). eksposisi secara kohesif dan koheren.

5.1.3 Penulisan berbagai jenis teks nonfiksi


ilmiah yang berupa eksplanasi dan
eksposisi secara kohesif dan koheren.

5.1.4 Penulisan berbagai teks nonfiksi


dalam bentuk laporan kegiatan,
pengamatan, dan penelitian secara
kohesif dan koheren.
Pengetahuan yang Dikuasai

6. Menguasai penggunaan 6.1 Menguasai pengetahuan 6.1.1 Menggunakan ungkapan yang tepat
tata bahasa dan kosa tentang penggunaan bahasa dalam presentasi, debat, dan
kata dalam berbagai jenis untuk mencapai tujuan laporan.
teks yang diajarkan. komunikasi sesuai dengan
konteks situasi (topik, moda
[bahasa tulis atau lisan], dan
siapa pembicara/penulis dan
6.1.2 Menggunakan kosa kata yang
kepada siapa tulisan atau
mengalami perubahan makna
tuturan itu disampaikan),
dengan tepat sesuai dengan konteks.
bidang, dan budaya.
INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI
LULUSAN
Hak dan Tanggung Jawab
7. Tanggung jawab. 7.1. Bertanggung jawab terhadap 7.1.1. Bertanggung jawab dalam
penggunaan bahasa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. yang sesuai dengan norma
kesopanan.
7.1.2. Bertanggung jawab dalam
menggunakan bahasa Indonesia
yang sesuai dengan situasi tutur.

7.1.3. Bertanggung jawab dalam


menggunakan bahasa Indonesia
tulis yang sesuai dengan kaidah
kebahasaan.
8. Hak. 8.1. Berhak memperoleh 8.1.1. Berhak mendapatkan bimbingan
pembelajaran bahasa yang berbahasa yang baik dan benar.
sesuai dengan standar yang 8.1.2. Berhak menyampaikan ide atau
ditetapkan. gagasannya sesuai dengan
kompetensinya.
D. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang dapat diakui sebagai bagian
dari capaian pembelajarn khusus adalah pengalaman belajar mandiri
bahasa Indonesia, pembelajaran sebelumnya yang dibuktikan dengan
sertifikat, atau hasil tes penempatan yang dilakukan oleh masing-
masing lembaga penyelenggara BIPA.

III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan BIPA telah berkembang baik di Indonesia


maupun di luar negeri. Meskipun demikian, belum ada standar kompetensi
peserta yang dapat dijadikan rujukan. Oleh karena itu, untuk menunjang
penyelenggaraan kursus dan pelatihan BIPA agar setara dengan program
serupa di tingkat internasional, baik capaian pembelajaran, standar
kompetensi, maupun mutu lulusan, perlu ditetapkan baik standar
kompetensi peserta dan standar kompetensi pendidik/instruktur BIPA.

Dengan disepakatinya kebijakan regional Masyarakat Ekonomi Asean


(MEA), pergerakan pekerja antarnegara di wilayah ASEAN menjadi makin
cepat dan luas. Oleh sebab itu, lembaga kursus dan pelatihan BIPA,
khususnya yang ada di Indonesia, akan menjadi salah satu lembaga yang
sangat dibutuhkan keberadaannya oleh Tenaga Kerja Asing (TKA). Di
beberapa wilayah Indonesia, kemampuan berbahasa Indonesia bagi TKA
menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pekerjaan mereka di
Indonesia. Oleh karena itu, TKA membutuhkan jasa kursus dan pelatihan
BIPA untuk menguasai atau meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia
mereka. Tentu saja, hal ini menuntut kesadaran tinggi akan penjaminan
mutu yang berkelanjutan, baik di lingkungan internal lembaga
penyelenggara maupun di lingkungan eksternal, misalnya dalam kaitannya
dengan badan-badan akreditasi dan sertifikasi.

Sebagai negara dengan bahasa dan ekonomi terbesar di kawasan ASEAN,


program kursus dan pelatihan BIPA mempunyai peran krusial dalam
mengembangkan dan memelihara kekayaan tradisi dan budaya, terutama
yang berupa karya seni, atraksi pariwisata, dan khazanah kuliner.
Meskipun hal tersebut telah menunjukkan hasil yang baik, masih
diperlukan upaya untuk memperoleh pengakuan yang lebih luas baik di
tingkat regional maupun internasional dengan jalan mengembangkan
standar kompetensi lulusan yang andal dan akuntabel.

Terkait dengan kursus dan pelatihan BIPA ini, maka arah pengembangan
spesifik yang akan dilakukan adalah lebih menekankan pada lulusan agar
mampu berkomunikasi dengan baik, santun dan fasih dengan masyarakat
Indonesia untuk berbagai macam tujuan dengan berbagai konteks.
J. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMBUATAN BATIK DENGAN PEWARNA RAMAH LINGKUNGAN
JENJANG II

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang


menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan
keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya
pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-
bidang keilmuan dan keahlian yang relevan baik secara bilateral,
regional maupun internasional.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus


dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya
manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian
pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu dan daya saing
bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) merupakan salah satu


langkah untuk mewujudkan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam
sektor sumber daya manusia yang dikaitkan dengan program
pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional. Setiap
tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki makna dan
kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap insan
pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi yang
bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk segera memiliki KKNI sudah sangat


mendesak mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga
kerja nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan
tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan
peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah
dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun
internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah
negara yang semakin terbuka dan mudah tersusupi oleh kekuatan asing
melalui berbagai sektor seperti sektor perekonomian, pendidikan, sektor
ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu, persaingan global tidak
lagi terjadi pada ranah internasional akan tetapi sudah nyata berada
pada ranah nasional.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi


pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara, antara
lain.
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk
suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.

Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup


permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kemdikbud, Kemnakertrans, asosiasi profesi, asosiasi industri,
institusi pendidikan dan pelatihan serta masyarakat luas.

Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat


melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
tersebut nampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti
misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi
penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya
kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh
penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan
keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk
terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga
kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu upaya-upaya untuk mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi
pendidikan formal dan non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja
yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan
segera.

Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar 19.248
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non
formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalam
mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan
dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi
kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah
dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana
dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan
Permendiknas Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Kursus dan Pelatihan.

Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL yang telah disusun
tersebut perlu dikaji keselarasannya dengan kualifikasi pada KKNI.
Revisi SKL ini juga sekaligus dimaksudkan untuk mengakomodasi
perubahan kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia
kerja dan dunia industri.

Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang


Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa
dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta
menegaskan bahwa Batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia yang
mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu
ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi.
Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya.
1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik
merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli.
2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang
terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan
kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia.
3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia.
4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru di
Indonesia.
5. Unesco pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap Batik
Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda sekaligus
menjadi simbol Indonesia di dunia.
6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam
berbagai media, mix media, dan multi media.
7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan
dunia.

B. Tujuan Penyusunan SKL

SKL kursus dan pelatihan disusun dengan tujuan untuk menjadi


pedoman dalam merumuskan kurikulum, menentukan bahan
pembelajaran, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta
menentukan lulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan
serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun,
merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan
maupun implementasinya..
C. Uraian Program

Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor


kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik
pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan membatik
salah satunya meliputi: pembuatan batik dengan pewarna ramah
lingkungan jenjang 2.

Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus


dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang bersertifikasi.
Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta
didik agar memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap,
kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab
dalam pembuatan batik dengan pewarna ramah lingkungan jenjang 2.

Standar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program kursus


dan pelatihan ini adalah 240 jam pelajaran, dengan proporsi waktu 30%
teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168 jam pelajaran). Waktu 240
jam pelajaran ini dimungkinkan dapat dipercepat dengan metode yang
lebih efektif, sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan teknologi
yang lebih modern. Pelaksanaan program kursus dan pelatihan ini
mengacu kepada metode pelatihan berbasis kompetensi, yang
memprasyaratkan peserta kursus dan pelatihan untuk menyelesaikan
semua tahapan kursus dan pelatihan yang sudah ditawarkan. Kelulusan
peserta kursus dan pelatihan didasarkan kepada uji kompetensi yang
dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang membatik
yang independen dan diakui oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia
industri. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

a) Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik dengan pewarna ramah
lingkungan Berbasis KKNI Jenjang 2.

b) Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik
dengan pewarna ramah lingkungan jenjang 2 ini bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan operasional
lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung
jawab dalam bidang pembuatan batik dengan pewarna ramah
lingkungan sesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dalam bidang: pembuatan batik dengan pewarna
ramah lingkungan jenjang 2 yang meliputi kemampuan dalam hal.
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna ramah
lingkungan.
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan
pewarna ramah lingkungan.
3) Membuat batik dengan pewarna ramah lingkungan sesuai
standar SNI.
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus
Batik Ditjen PAUD DIKMAS.
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna
ramah lingkungan.
6) Menjual batik dengan pewarna ramah lingkungan dan keahlian
dalam pembuatan batik dengan pewarna ramah lingkungan.

c) Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan batik dengan pewarna
ramah lingkungan jenjang 2 ini bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut calon
pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi dengan
pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandarkan.

d) Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat batik dengan pewarna ramah
lingkungan.

e) Durasi kursus dan pelatihan


Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti
kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran.

f) Metode kursus dan pelatihan


Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara.
a. Ceramah.
b. Demonstrasi.
c. Praktik kerja.

g) Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan
pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua
jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses pembuatan
batik dengan pewarna ramah lingkungan jenjang 2.
h) Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui oleh
pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional dan
internasional.

D. Ruang Lingkup Penyusunan

Penyusunan SKL Pembuatan Batik dengan pewarna ramah lingkungan


berbasis KKNI jenjang 2 mencakup pada setiap jenjang yang ada pada
KKNI yang mana setiap bidang keterampilan memiliki tingkatan jenjang
yang berbeda.

E. Pengertian

Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan.


1. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
akumulasi pengalaman kerja.
2. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi, dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
3. Sikap adalah penghayatan seseorang terhadap nilai, norma, dan
aspek di sekitar kehidupannya yang tumbuh dari proses pendidikan,
pengalaman kerja, lingkungan kehidupan keluarga, atau masyarakat
secara luas.
4. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
5. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen
yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab di dalam
lingkungan kerja.
6. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
7. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi menyatakan karakter,
kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia
Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi sebagaimana dinyatakan
pada lampiran Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
8. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan ilmu
pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang kualifikasi
1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
9. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang mencakup
deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi Kualifikasi KKNI.
10. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran khusus pada level KKNI yang
sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI dinyatakan
oleh tiga parameter yaitu: Kompetensi, Elemen Kompetensi,
Indikator kelulusan.
11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk menghasilkan lulusan dengan capaian
pembelajaran khusus.
12. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman kerja,
pendidikan non formal, atau pendidikan informal ke dalam sektor
pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan

Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki


penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja,
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan batik dengan pewarna ramah lingkungan jenjang 2.
1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja
dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan
hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta
konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu,
sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai.
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya.
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas hasil kerja orang lain.

B. Jabatan Kerja

Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan batik dengan pewarna ramah
lingkungan jenjang 2 yaitu untuk bekerja mandiri, bekerja di
industri/usaha jasa dan produksi pembatikan sebagai pembuat batik
dengan pewarna ramah lingkungan.

C. Capaian Pembelajaran

1. Deskripsi umum KKNI


Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah.
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada
KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang 2


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan.
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya.
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan pembuatan batik dengan
pewarna ramah lingkungan jenjang 2 adalah.

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN
RAMAH LINGKUNGAN SESUAI KKNI
JENJANG II

SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan kepribadian


NILAI manusia Indonesia yang.
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di
dalam menyelesaikan tugasnya
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta
tanah air serta mendukung perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan
original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki
semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
7. Menghargai kekayaan budaya dalam kearifan lokal
berbentuk artifak/tinggalan budaya.
8. Memiliki kepedulian terhadap konservasi dan
pelestarian budaya.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN
RAMAH LINGKUNGAN SESUAI KKNI
JENJANG II

9. Menghasilkan output/outcome kerja sesuai dengan


kesepakatan pengguna dan tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak, tidak bertentangan
dengan norma agama, hukum serta norma yang
berlaku.
10. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN DI Mampu melaksanakan satu tugas spesifik pembuatan batik
BIDANG KERJA tulis dengan pewarna ramah lingkungan meliputi
kemampuan.
1. Menyiapkan alat kerja (meja jiplak, alat canting batik
tulis, gawangan/pamidangan, kompor, wajan, bak celup,
panci lorod) dan bahan (malam, zat pewarna ramah
lingkungan, zat kimia pendukung) yang sesuai dengan
kebutuhan proses pembuatan batik tulis dengan pewarna
ramah lingkungan.
2. Memindahkan motif dari kertas ke atas permukaan kain
dengan jejak jiplak jelas, bersih, tidak putus-putus, tanpa
merusak serat dan struktur kain, serta dengan
memperhatikan kaidah estetik.
3. Menggunakan dan menghapus malam, menggunakan zat
warna ramah lingkungan, dan alat kerja sesuai dengan
tahapan pembuatan batik tulis dengan pewarna ramah
lingkungan dengan menerapkan prinsip K3 dan
pelestarian lingkungan.
4. Menghasilkan karya batik tulis dengan pewarna ramah
lingkungan pada kain berukuran minimum 50x50 cm
sesuai dengan standar mutu pelatihan Kursus Batik
Ditjen PAUD DIKMAS, mencakup.
a. Ukuran kain minimum 50x50 cm.
b. Hasil pencatingan: rapi, bersih, jelas, tembus (dua
muka kain).
c. Ragam hias: bunga, hewan, geometris, dan atau
kombinasi.
d. Karakter isen-isen minimum tiga jenis.
e. pencelupan minimum menggunakan dua warna ramah
lingkungan
f. Hasil pencelupan rata, tidak tembus cahaya (opaque),
tidak luntur, tidak kusam, dan serat/struktur kain
tidak rusak.
g. Menerapkan prinsip K3 dan pelestarian lingkungan.
5. Membersihkan, merawat, dan menyimpan kembali alat
dan bahan membatik dengan pewarna ramah lingkungan
sesuai dengan prinsip K3.
6. Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN
RAMAH LINGKUNGAN SESUAI KKNI
JENJANG II

PENGETAHUAN Menguasai prinsip-prinsip pengetahuan, konsep umum, dan


YANG DIKUASAI operasional yang lengkap pada pembuatan batik tulis
dengan pewarnaan ramah lingkungan, mencakup.
1. Konsep umum perbatikan (definisi, istilah, sejarah,
fisolofi, produksi, dan desain).
2. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan
prosedural penggunaan alat pembuatan batik tulis
dengan pewarnaan ramah lingkungan.
3. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan
prosedural penggunaan bahan pembuatan batik tulis
dengan pewarnaan ramah lingkungan.
4. Konsep umum, prinsip, teknik, pengetahuan
prosedural tentang pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan.
5. Pengetahuan faktual tentang sumber dan sistem
pengadaan alat dan bahanmembatik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan.
6. Pengetahuan faktual harga alat dan bahan pembuatan
batik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan.
7. Prinsip, teknik, pengetahuan prosedural pembersihan,
perawatan, dan penyimpanan alat, bahan, dan area
kerja
8. Prinsip, teknik, pengetahuan prosedural dalam evaluasi
mandiri proses dan hasil praktik membatik tulis
dengan pewarnaan ramah lingkungan.
9. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik, pengetahuan
prosedural tentang penyimpanan dan perawatan kain
batik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan.
10. Konsep umum dan pengetahuan prosedural
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) yang
berhubungan dengan pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan.
11. Konsep umum pelestarian lingkungan dan pengolahan
limbah pemordanan, pencelupan dengan pewarna
ramah lingkungan, pelorodan malam, dan asap
buangan.
12. Konsep umum, prinsip, dan teknik pembimbingan
praktik pembuatan batik tulis dengan pewarnaan
ramah lingkungan kepada pemagang atau rekan kerja.
HAK DAN Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
TANGGUNG JAWAB tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang
lain.
1. Bertanggung jawab dalam pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan sesuai dengan standar
mutu pelatihan Kursus Batik Ditjen PAUD DIKMAS atau
lembaga/tempat kerja/perusahaan dengan
memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja
(berkaitan juga dengan pengolahan limbah pada proses
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN
RAMAH LINGKUNGAN SESUAI KKNI
JENJANG II

pembuatan batik tulis dengan pewarnaan ramah


lingkungan) sesuai dengan prinsip K3.
2. Mampu diberi tanggung jawab untuk membimbing rekan
kerja yang baru bekerja atau peserta magang dan dapat
menggantikan pekerjaan orang lain dengan lingkup,
kuantitas, dan mutu hasil kerja yang sama.
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
D. Standar Kompetensi Lulusan
Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas.
1. Unit Kompetensi.
2. Elemen Kompetensi.
3. Indikator Kelulusan.
Sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI

SIKAP DAN TATA NILAI


1. Mengaktualisasi 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. a. Menyelesaikan pembuatan batik dengan
karakter dan pewarna ramah lingkungan (di dalam
kepribadian manusia 1.2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang sebuah simulasi kerja) tanpa menimbulkan
Indonesia. baik di dalam menyelesaikan tugasnya ketidaknyamanan pada masyarakat di
sebagai warga negara yang bangga dan cinta sekitar dan tidak menghasilkan limbah
tanah air. yang merusak lingkungan.
1.3. Bekerja sama dan memiliki kepekaan yang b. Menyelesaikan pembuatan batik dengan
tinggi terhadap masyarakat dan pewarna ramah lingkungan (di dalam
lingkungannya. sebuah simulasi kerja) yang memenuhi
1.4. Menghargai keanekaragaman budaya, tingkat kepuasan konsumen/pengguna
pandangan, kepercayaan, dan agama serta jasa/pemberi pekerjaan.
pendapat/temuan original orang lain. c. Menyelesaikan pembuatan batik dengan
1.5. Berperan sebagai warga negara yang bangga pewarna ramah lingkungan (dalam sebuah
dan cinta tanah air serta mendukung simulasi kerja) tanpa kecelakaan (zero
perdamaian dunia. accident).
1.6. Hasil kerja sesuai dengan kesepakatan
pengguna dan tidak berdampak pada
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
timbulnya keresahan khalayak, tidak
bertentangan dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
1.7. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
1.8. Menghargai kekayaan budaya dalam
kearifan lokal berbentuk artifak/tinggalan
budaya.
1.9. Memiliki kepedulian terhadap konservasi
dan pelestarian budaya.
1.10. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN DI BIDANG KERJA

2. Menyiapkan alat 2.1 Penyediaan alat dan bahan membatik tulis a. Ketepatan dan kesesuaian dalam
kerja (meja jiplak, dengan pewarna ramah lingkungan. menyediakan spesifikasi alat dan bahan
alat canting batik membatik tulis dengan pewarna ramah
tulis, lingkungan yang meliputi.
gawangan/pamidang 1) Ketersediaan di sumber/pusat penyedia
an, kompor, wajan, (eceran atau grosir) langganan.
bak celup, panci 2) Ketersediaan harga yang murah atau
lorod) dan bahan sesuai dengan kemampuan lembaga.
(malam, zat pewarna 2.1.1 Alat dan bahan pada tiap-tiap 3) Kualitas alat dan bahan baik.
ramah lingkungan, tahapan membatik tulis dengan 4) Efisiensi: jarak tempuh antara penyedia
zat kimia pewarna ramah lingkungan yang dengan lembaga, pesan-antar.
harus disediakan meliputi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
pendukung) yang 1) Pemordanan: gayung (2), kompor 5) Efektif: pembayaran (tunai, transfer,
sesuai dengan (1), panci (2), setrika (1), meja atau kredit), komitmen pengembalian
kebutuhan proses setrika (1), air panas, air dingin, (return) jika alat dan bahantidak sesuai
pembuatan batik pengaduk mordan (1), celemek dengan spesifikasi kualitas pesanan.
tulis dengan pewarna anti air (1), sarung tangan karet 6) Ketersediaan di tempat penyimpanan,
ramah lingkungan. (1), gantungan kain (1). jika ada yang kurang maka segera
2) Jiplak desain: pulpen warna biru disediakan.
(1), modul desain utama yang
telah dibubuhi desain ragam hias
batik tulis pada kertas
transparan (kertas minyak, kertas
kalkir) (1-3), meja jiplak (tracing)
dengan alas kaca dan terdapat
lampu dari bawah (1), penggaris
(1), pita perekat bening (selotip)
(1).
3) Pencantingan/pemalaman tulis:
canting set (klowong, isen,
tembokan, dan canting lain) (1-5),
kompor (1), wajan (1), bbm/bbg
(1), pemantik api (1), celemek (1),
bangku pendek (dingklik/jojodok)
(1), pemidangan/gawangan (1),
malam (1), besi untuk
menghilangkan tetesan malam
(1), kertas koran bekas (1), kain
bekas (1), beberapa helai ijuk
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
untuk sumbatan canting, celemek
berbahan kain (1), perlengkapan
pertolongan pertama luka bakar
(1), pemadam api (1)
4) Pencelupan pewarna ramah
lingkungan: tabel contoh warna
alam (1), zat warna alam (ekstrak
rebusan: batang nangka-kuning,
kulit secang-merah; dan ekstrak
fermentasi: indigofera-biru) (1-3),
ember/bak celup (2), ember/bak
bilas (1), gayung (1), air panas, air
dingin, wadah pencampur larutan
pewarna alam (1-3), wadah
larutan fiksasi (1-3), pengaduk
larutan pewarna alam (1-3),
larutan pembasah kain (teepol,
TRO-Turkey red oil/sulfonated
oil) (1), larutan fiksasi warna
(kapur, tunjung, tawas) (1-3),
gantungan kain (1), celemek anti
air (1), sarung tangan karet (1),
dan sepatu karet (1)
5) Pelorodan: kompor/tungku (2),
bbg/bbm, pemantik api (1), panci
rebus larutan (TRO Turkey red
oil/sulfonated oil+CNa2O3/soda
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
abu) (1), panci rebus air bilas (1),
ember/bak bilas (1), gantungan
kain (1), gayung (1), tongkat
pengaduk kain lorodan (1),
saringan malam yang terbuat dari
besi yang dilapisi kain blacu (1),
celemek anti air (1), sarung tangan
(1-2), sepatu karet (1), masker (1-
3), perlengkapan pertolongan
pertama luka bakar (1), pemadam
api (1)
2.1.2 Persiapan alat dan bahan pada tiap- 2.1.2.1 Ketepatan dan kesesuaian menyiapkan
tiap tahapan membatik tulis dengan alat dan bahan membatik tulis dengan
pewarna ramah lingkungan. pewarna ramah lingkungan menurut
catatan: persiapan hanya dilakukan prosedur kerja tanpa kecelakaan (zero
sesuai tahap per tahap, bukan accident) dalam sebuah simulasi kerja
dilakukan sekaligus dari awal yang meliputi:
sampai akhir. 1) Bersih.
2) Siap/layak pakai (berfungsi dengan
baik).
3) Efisiensi dan efektivitas yang
dilakukan terkait waktu persiapan
dan penataan alat/bahan pada area
kerja.
4) Prosentase kuantitas dan kualitas
kerusakan alat selama proses
pelatihan maksimum 10%.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
5) Ketersediaan alat dan bahan
pengganti (cadangan).
2.1.2.1 Persiapan pemordanan kain 2.1.2.1.1 Ketepatan dan kesesuaian
yang meliputi. persiapan alat dan bahan
1) Persiapan area pemordanan pemordanan menurut prosedur
dan area pengeringan. kerja yang meliputi:
2) Persiapan alat dan bahan 1) Ketelitian terhadap masa pakai
pada posisinya di area alat, masa kadaluwarsa bahan
pemordanan. pemordanan (akibat rusak secara
3) Persiapan kain berwarna kimia atau fisik) yang dapat
putih (katun, sutra) dari menyebabkan larutan mordan
persediaan. tidak dapat digunakan secara
4) Pemeriksaan kondisi optimal.
permukaan kain (tidak rusak, 2) Ketelitian terhadap takaran
bolong, atau terdapat noda). bahan larutan pemordanan.
5) Pemotongan kain menjadi 3) Ketelitian memperhatikan
ukuran 50x50 cm. kebersihan tiap-tiap wadah,
6) Peramuan larutan mordan*. sarung tangan karet, alat
7) Persiapan wadah celup pengaduk, area pencelupan, dan
mordan (ember dan panci pengeringan yang dapat
khusus mordan). mempengaruhi warna.
8) Persiapan kompor untuk 4) Ketelitian menentukan ukuran
merebus kain. wadah celup (ember, panci, atau
9) Persiapan area jemur kain bak celup) yang dapat membuat
setelah pemordanan hasil celupan menjadi tidak rata
10) Persiapan setrika kain setelah (belang).
pemordanan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
11) Persiapan perlengkapan 5) Ketelitian menempatkan area
prosedur K3. penjemuran kain benar-benar
* catatan: terlindung dari paparan sinar
- resep mordan: teepol (50 cc) + TRO- matahari secara langsung yang
Turkey red oil/sulfonated oil (5 gr) + dapat mempengaruhi hasil
air dingin (1 ltr) dalam wadah celupan kain.
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata
2.1.2.2 Persiapan jiplak desain yang 2.1.2.2.1 Ketepatan dan kesesuaian
meliputi. persiapan alat dan bahan jiplak
1) Persiapan kertas transparan desain menurut prosedur kerja
(kertas minyak atau kalkir yang meliputi.
berukuran 50x50 cm) yang 1) Ketelitian terhadap masa pakai
telah dibubuhi rangka alat, masa kadaluwarsa bahan
desain utama batik tulis jiplak desain (akibat rusak
(secara umum berwujud secara kimia atau fisik) yang
visualisasi ragam hias yang dapat menyebabkan proses
dapat diulang (pattern)). jiplak desain tidak optimal.
2) Persiapan alat tulis untuk 2) Ketelitian memperhatikan
menjiplak desain. kebersihan alat, bahan, dan area
3) Persiapan meja jiplak. kerja jiplak desain.
4) Persiapan kain berwarna
putih (katun, sutra)
berukuran 50x50 cm yang
sudah dimordan.
5) Persiapan perlengkapan
prosedur K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
2.1.2.3 Persiapan pencantingan kain 2.1.2.3.1 Ketepatan dan kesesuaian
yang meliputi. persiapan alat dan bahan
1) Persiapan area pencantingan menurut prosedur
pencantingan. kerja yang meliputi.
2) Persiapan alat dan bahan 1) Ketelitian terhadap masa pakai
pada posisinya di area alat, masa kadaluwarsa bahan
pencantingan. pencantingan (akibat rusak
3) Menyalakan kompor dan secara kimia atau fisik) yang
meletakkan wajan di atas dapat menyebabkan proses
kompor. pencantingan tidak optimal.
4) Memasukkan seiris kecil 2) Ketelitian terhadap takaran
malam (5x5x10 cm) ke dalam malam yang digunakan dalam
wajan, biarkan mencair porses pencantingan dan
karena panas. takaran ramuan
5) Meletakkan ujung kepala pembersih/penghilang noda
canting (klowong, isen-isen, tetesan malam.
tembokan) ke dalam wajan. 3) Ketelitian memperhatikan
6) Pengaturan (dan kebersihan tiap-tiap alat, bahan,
pengawasan) suhu panas api area, wadah, pengaduk yang
kompor di 70-80 0C. dapat mempengaruhi hasil
7) Pemasangan kain yang telah kualitas pencantingan.
tertera hasil jiplakan desain 4) Ketelitian menentukan ukuran
pada pamidangan. canting tulis (klowong, isen-isen,
8) Pengaturan ketegangan kain tembokan, dan lainnya) seusai
(tidak tegang dan tidak karakter garis atau bidang
kendor). berdasarkan desain utama.
9) Pemeriksaan dan pemastian
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
kelancaran fungsi canting
dengan mencoba
menorehkan cairan malam
pada kertas koran bekas
(jika tidak lancar maka
ujung canting dapat ditusuk
menggunakan sehelai ijuk
secara perlahan dan meniup
ujung canting untuk
memperlancar jalur malam.
10) Persiapan perlengkapan
prosedur K3 (pemastian
ketersediaan dan
keberfungsian alat pemadam
kebakaran; ketersediaan
obat-obatan akibat luka
bakar, sesak napas, atau
keracunan gas).
2.1.2.4 Persiapan pencelupan kain 2.1.2.4.1 Ketepatan dan kesesuaian
menggunakan zat warna ramah persiapan alat dan bahan
lingkungan yang meliputi. pencelupan warna ramah
1) Persiapan area peramuan lingkungan menurut prosedur kerja
warna ramah lingkungan, yang meliputi.
area pencelupan, dan area 1) Ketelitian terhadap masa pakai
pengeringan. alat, masa kadaluwarsa bahan
2) Persiapan alat dan bahan pewarna (akibat rusak secara
pada posisinya. kimia atau fisik) yang dapat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3) Persiapan tabel warna ramah mempengaruhi ekstrak pewarna
lingkungan untuk disesuaian ramah lingkungan dapat
dengan desain warna yang digunakan secara optimal.
diinginkan. 2) Ketelitian terhadap takaran
4) Peramuan larutan pembasah bahan larutan pembasah kain,
kain*. pencelup warna ramah
5) Peramuan larutan pewarna lingkungan, dan fiksasi.
ramah lingkungan dari 3) Ketelitian memperhatikan
ekstrak pewarna (rebusan: kebersihan tiap-tiap wadah,
batang nangka dan kulit sarung tangan karet, alat
secang, atau fermentasi: pengaduk, area pencelupan, dan
indigofera)**. pengeringan yang dapat
6) Peramuan larutan fiksasi mempengaruhi warna.
pewarna ramah lingkungan 4) Ketelitian menentukan ukuran
dari ekstrak kapur, tunjung, wadah celup (ember, panci, atau
atau tawas***. bak celup) yang dapat membuat
7) Persiapan perlengkapan hasil celupan menjadi tidak rata
prosedur K3. (belang) atau menjadikan malam
catatan: pecah-pecah (remuk).
- * resep pembasah kain: teepol (50 cc) + air 5) Ketelitian menempatkan area
dingin (1 ltr) dalam wadah celup/ember penjemuran kain benar-benar
berukuran 3-5 ltr dan diaduk-aduk sampai terlindung dari paparan sinar
rata matahari secara langsung yang
- ** resep pewarna ramah lingkungan: dapat mempengaruhi hasil
ekstrak pewarna ramah lingkungan (1 ltr) celupan kain.
+ air dingin (1-3 ltr) dalam wadah
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
diaduk-aduk sampai rata
- *** resep fiksasi warna ramah lingkungan:
esktrak (1 ltr) + air dingin (1-3 ltr) dalam
wadah celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata
2.1.2.5 Persiapan pelorodan kain yang 2.1.2.5.1 Ketepatan dan kesesuaian
meliputi. persiapan alat dan bahan pelorodan
1) Persiapan area pelorodan menurut prosedur kerja yang
area bilas, dan area meliputi.
pengeringan. 1) Ketelitian terhadap masa pakai
2) Persiapan alat dan bahan alat, masa kadaluwarsa bahan
pada posisinya: letakkan pelorodan (akibat rusak secara
panci khusus lorod dan panci kimia atau fisik) yang dapat
khusus bilas berukuran 5-10 mempengaruhi hasil pelorodan
ltr di atas kompor. secara optimal.
3) Peramuan larutan lorod*. 2) Ketelitian terhadap takaran
4) Pencampuran larutan lorodan bahan larutan pelorodan.
ke dalam air panas (5 ltr). 3) Ketelitian memperhatikan
5) Menyalakan kompor/tungku kebersihan tiap-tiap wadah,
lorod (2 unit): 1 kompor sarung tangan karet, alat
untuk panci berisi larutan pengaduk, alat penyaring malam,
lorod dan 1 panci berisi air area pencelupan, dan
bersih. pengeringan yang dapat
6) Perebusan 1 larutan (5 ltr) mempengaruhi warna.
lorodan dan 1 air bilas bersih 4) Ketelitian menentukan ukuran
(5 ltr) dalam panci berbeda wadah celup (ember, panci, atau
sampai benar-benar bak celup) yang dapat membuat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
mendidih. hasil lorodan menjadi tidak
7) Persiapan perlengkapan bersih.
prosedur K3. 5) Ketelitian menempatkan area
* catatan: penjemuran kain benar-benar
- * resep larutan lorod: TRO-Turkey red terlindung dari paparan sinar
oil/sulfonated oil (10 gr) + CNa2O3/soda matahari secara langsung yang
abu (100 gr) + air panas (5 ltr) dalam panci dapat mempengaruhi hasil
berukuran 5 ltr dan diaduk-aduk sampai celupan kain.
rata
- resep larutan bilas: air panas (5 ltr) dalam
panci berukuran 5 ltr
2.2 Proses persiapan kain yang disebut 2.2.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
pemordanan, yaitu tahapan pengolahan pemordanan menurut prosedur kerja
kain sebelum dijiplak dan yang meliputi:
dibatik/dicanting dengan cara merebus 1) Takaran ramuan larutan mordan.
kain dengan laurtan mordan untuk 2) Kain bersih (tidak menyisakan noda
menghilangkan lapisan kanji (lilin) pada kanji pada kain dengan cara dilihat
kain. Tahapan pemordanan meliputi. dan diraba pada permukaan kain).
1) Menggunakan celemek anti air, 3) Kain tidak menjadi kusut.
sarung tangan karet, dan sepatu 4) Kain tidak menjadi kusam.
karet. 5) Serat/struktur kain tidak rusak.
2) Masukkan dan rendam kain katun 6) Alat, bahan, dan area kerja
(50x50 cm) ke dalam larutan mordan dibersihkan dan dibenahi seperti
selama 1 jam. sedia kala.
3) Nyalakan kompor, letakkan panci 7) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
khusus mordan (3-5 ltr) untuk prosedur K3.
memanaskan air larutan mordan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4) Pindahkan rendaman kain beserta
larutan mordan ke panci (3ltr) di atas
kompor.
5) Rebus kain dalam panci selama 30
menit.
6) Siapkan air (3-5 ltr) untuk membilas
kain.
7) Keluarkan kain rendaman mordan
dan bilas sampai benar-benar bersih
pada ember (5 ltr) berisi air bersih.
8) Jemur kain dengan cara diangin-
anginkan sampai kering.
9) Melepaskan celemek anti air, sarung
tangan karet, dan sepatu karet.
10) Setrika kain agar permukaannya
kembali rata.
11) Benahi dan bersihkan peralatan,
bahan, dan area kerja pemordanan
seperti sedia kala.
12) Kain siap dijiplak.
3. Memindahkan motif 3.1 Pemindahan desain ragam hias dari kertas 3.1.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil jiplak
dari kertas ke atas master transparan ke atas permukaan kain desain menurut prosedur kerja yang
permukaan kain pada proses membatik tulis disebut jiplak meliputi.
dengan jejak jiplak desain dengan cara dijiplak. 1) Jejak jiplak jelas, bersih, dan tidak
jelas, bersih, tidak Tahapan jiplak desain meliputi. putus-putus.
putus-putus, tanpa 1) Meletakkan kertas transparan (50x50 2) Tidak terdapat banyak tanda silang
merusak serat dan cm) yang telah dibubuhi desain utama (koreksi) karena kesalahan jiplak.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
struktur kain, serta di atas permukaan meja jiplak. 3) Tidak terdapat noda pada kain.
dengan 2) Melekatkan pita perekat bening (1x5 4) Kain tidak menjadi kusut.
memperhatikan cm) ke kertas transparan dan meja 5) Tidak merusak serat/struktur
kaidah estetik. jiplak agar tidak bergeser. kain.
3) Meletakkan kain katun (50x50 cm) 6) Alat, bahan, dan area kerja
yang telah dimordan tepat dan persis di dibersihkan dan dibenahi seperti
atas permukaan kertas transparan. sedia kala.
4) Melekatkan pita perekat bening (1x5 7) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
cm) ke kain katun dan meja jiplak agar prosedur K3.
tidak bergeser.
5) Menyalakan lampu pada meja jiplak.
6) Mengikuti (jiplak) garis rangka ragam
hias yang nampak menggunakan
pulpen berwarna biru secara langsung
di atas kain katun (garis yang
ditinggalkan oleh pulpen warna biru
tidak terlalu tebal atau tidak terlalu
tipis).
7) Menggunakan alat bantu lain seperti
jangka atau penggaris untuk jenis garis
tertentu (lurus atau lengkung terukur)
jika diperlukan.
8) Memberi tanda silang kecil sebagai
tanda koreksi jika ada garis yang salah.
9) Memeriksa ulang hasil jiplak desain
(apakah mungkin masih ada garis-
bidang yang tidak lengkap atau
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
tertinggal).
10) Mengulangi jiplak desain sampai dirasa
benar-benar selesai dan komplit.
11) Melepaskan pita perekat dan
memisahkan kain dengan kertas
transparan.
12) Mematikan lampu pada meja jiplak.
13) Membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan jiplak desain
seperti sedia kala.
14) Kain siap dIcanting.
4. Menggunakan dan 4.1. Pembubuhan malam dalam proses 4.4.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
menghapus malam, membatik tulis disebut pencantingan, yaitu pencantingan malam menurut
menggunakan zat proses membubuhkan malam panas prosedur kerja yang meliputi.
warna ramah menggunakan alat tulis/gambar bernama 1) Hasil jejak pencantingan malam
lingkungan, dan alat canting pada dua permukaan kain (muka terlihat jelas, bersih, rapi/konsisten
kerja sesuai dengan dan belakang) dengan mengikuti garis (tidak putus-putus, tidak mblobor/
tahapan pembuatan berwarna biru hasil dari jiplak desain. terlalu tebal, atau terlalu tipis), dan
batik tulis dengan Pembubuhan malam pada kain berfungsi tembus sampai ke belakang dengan
pewarna ramah sebagai perintang warna pencelupan. kualitas garis yang sama dengan
lingkungan Tahapan pencantingan tulis meliputi. bagian muka kain.
berdasarkan prinsip 1) Menggunakan celemek berbahan kain. 2) Tidak terdapat banyak noda pada
K3. 2) Duduk di bangku pendek (dingklik) dan kain (akibat minyak, jelaga, tetesan
atur posisi yang paling nyaman malam, atau hasil pengecosan).
menurut masing-masing perorangan. 3) Tidak terdapat banyak tetesan atau
3) Memegang pamidangan dengan posisi garis yang tidak perlu atau tidak
antara 45-600 dari arah wajah/badan sesuai dengan desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
peserta. 4) Canting berfungsi dengan baik
4) Mengambil canting yang telah (tidak tersumbat atau ujung canting
dipanaskan pada wajan dengan yang bergerigi).
genggaman seperti memegang pensil. 5) Suhu malam tidak terlalu panas
5) Mengambil cairan malam pada wajan atau dingin karena kompor yang
(maksimal isi: setengah volume kepala susah diatur atau lalai dalam
canting). memperhatikan suhu api atau
6) Membersihkan sisa malam yang bahan bakar habis.
mungkin menetes dari canting ke bibir 6) Kesesuaian pengaturan kemiringan
wajan, kain bekas, atau kertas bekas. posisi saat memegang kain pada
7) Meniup ujung canting dengan hati-hati pamidangan.
jika diperlukan. 7) Ketepatan dan kenyamanan cara
8) Mulai torehkan/bubuhkan malam memegang kain pada pamidangan.
melalui alat canting klowong sesuai 8) Kesesuaian pengaturan kemiringan
garis-garis berwarna biru (desain) pada posisi saat memegang canting.
permukaan kain untuk meninggalkan 9) Ketepatan dan kenyamanan cara
jejak-jejak garis atau bidang. memegang canting.
9) Memeriksa hasil cantingan (apakah 10) Ketepatan memerhatikan dan
terdapat garis-bidang yang belum mengendalikan kemungkinan
lengkap, tertinggal, tidak tembus ke malam yang akan menetes ke
permukaan belakang kain, atau tetesan permukaan kain.
malam yang belum 11) Tidak merusak serat/struktur kain.
diperbaiki/dibersihkan). 12) Alat, bahan, dan area kerja
10) Mengulangi pencantingan sampai dibersihkan dan dibenahi seperti
dirasa benar-benar selesaiM sedia kala.
11) Melepaskan kain dari pamidanganM 13) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
12) Melepaskan celemek berbahan kain. prosedur K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
13) Membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan pencantingan
seperti sedia kala.
14) Kain siap dicelup/diwarna dengan
pewarna ramah lingkungan.
catatan:
- perhatikan perkiraan suhu malam pada
kepala canting: jika jejak malam pada kain
adalah tebal dan mudah meresap dapat
diartikan suhu malam terlalu panas, maka
harus didiamkan sesaat atau dapat ditiup-
tiup untuk sedikit mendinginkannya, jika
jejak malam pada kain adalah terlalu tipis
dan tidak menembus kain dapat diartikan
suhu malam terlalu dingin, maka
hendaknya segera mengganti/
menambahkan malam dari wajan.
- ganti canting ke isen-isen atau tembokan
sesuai fungsi visual garis/bidang pada
desain.
- jika terdapat kesalahan pencantingan
dapat diperbaiki dengan menghapusnya
(ngecos) menggunakan besi yang
dipanaskan dan dibantu dengan diusap-
usap larutan air (100 ml) + CNa2O3/soda
abu (10 gr) secara berulang lalu dibilas
bersih secara local.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4.2 Pewarnaan menggunakan zat warna ramah 4.2.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
lingkungan dalam proses membatik tulis pencelupan warna zat ramah
disebut pencelupan, yaitu membubuhkan lingkungan menurut prosedur kerja
warna pada seluruh permukaan kain yang meliputi.
secara merata dengan menggunakan zat 1) Ketepatan irama selama proses
warna ramah lingkungan. mencelup (tarik-celup) untuk
catatan: menghasilkan celupan yang rata.
- dalam istilah umum pewarna ramah 2) Perhatian terhadap lipatan kain
lingkungan dikenal dengan penyebutan yang dapat menyebabkan hasil
pewarna alam (natural dyes) yaitu merujuk celupan menjadi tidak rata/
pada pewarna kain yang diberlakukan belang.
sesedikit mungkin melibatkan zat-zat kimia 2) Hasil celupan sesuai dengan
ramah lingkungan. contoh warna yang mengacu pada
Tahapan pencelupan menggunakan zat tabel warna dan desain utama,
warna ramah lingkungan meliputi. 3) Hasil celupan: terlihat rata bukan
1) Menggunakan celemek anti air, sarung belang; terlihat padat (opaque)
tangan karet, dan sepatu karet. bukan transparan/ pucat; terlihat
2) Membasahi kain: tidak luntur; terlihat tidak kusam,
a) Menuangkan larutan pembasah kain 4) Tidak merusak serat/struktur
ke wadah celup (ember berukuran 5 kain.
ltr). 5) Alat, bahan, dan area kerja
b) Masukkan seluruh permukaan kain dibersihkan dan dibenahi seperti
yang sudah dicanting ke dalam sedia kala.
larutan pembasah kain secara 6) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
perlahan. prosedur K3.
c) Meniriskan kain di penggantung kain
(selama 5-10 menit).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
d) Kain siap dicelup.
3) Mencelup kain dengan pewarna ramah
lingkungan.
a) Menuangkan larutan pewarna ramah
lingkungan ke wadah celup (ember
berukuran 5 ltr) sambil diaduk-aduk
agar merata.
b) Mencelupkan seluruh permukaan kain
ke dalam larutan pewarna ramah
lingkungan secara perlahan.
c) Melakukan proses tarik-celup kain ke
dalam larutan pewarna ramah
lingkungan sebanyak 3 kali.
d) Meniriskan kain di penggantung kain
(selama 5-10 menit).
e) Kain siap difiksasi.
4) Mencelup kain dengan larutan fiksasi.
a) Menuangkan larutan fiksasi ke wadah
celup khusus dan berbeda dari
proses-proses sebelumnya (ember
berukuran 5 ltr) sambil diaduk-aduk
agar tidak mengental.
b) Mencelupkan seluruh permukaan
kain ke dalam larutan fiksasi secara
perlahan.
c) Melakukan proses tarik-celup kain ke
dalam larutan fiksasi sebanyak 3 kali.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
d) Meniriskan kain di penggantung kain
(selama 5-10 menit).
e) Membilas kain hasil fiksasi sampai
benar-benar bersih.
f) Memeriksa kesesuaian hasil warna
celupan dengan pewarna ramah
lingkunganyang telah difiksasi dengan
acuan warna pada tabel warna yang
diinginkan.
g) Mengulangi/menambah proses
pencelupan dan fiksasi sampai benar-
benar sesuai dengan acuan warna
pada tabel warna.
h) Membilas kain sampai benar-benar
bersih.
i) Meniriskan kain di tempat
penggantung kain sampai benar-
benar kering (jangan terkena paparan
sinar matahari secara langsung).
j) Melepaskan celemek anti air, sarung
tangan karet, dan sepatu karet.
k) Membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan
pencelupanseperti sedia kala.
l) Kain siap dicanting ulang untuk
pewarnaan selanjutnya atau siap
dilorod (dihilangkan malam dari
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
permukaan kain).
catatan:
- untuk mendapatkan hasil celupan yang
rata dan tidak belang adalah dengan
memerhatikan cara mencelup yang baik
dan benar yaitu kain terendam semua,
mengatur tepi atau ujung kain dari terlipat
terlalu sering/lama, dan menjaga agar
malam hasil pencantingan tidak menjadi
patah-patah atau remuk.
4.3 Penghapusan malam pada proses 4.3.1 Ketepatan dan kesesuaian hasil
membatik tulis disebut pelorodan, yaitu pelorodan menurut prosedur kerja
proses meluruhkan atau menghilangkan yang meliputi.
malam dari struktur kain dengan cara 1) Ketepatan irama selama proses
dimasak dan direbus dalam air mendidih melorod (tarik-celup) untuk
sampai benar-benar bersih. menghasilkan lorodan malam yang
Tahapan pelorodan malam batik tulis pada bersih.
kain meliputi. 2) Perhatian terhadap lipatan kain
1) Menggunakan celemek anti air, sarung yang dapat menyebabkan hasil
tangan karet, sepatu karet, dan lorodan menjadi tidak rata/belang.
masker. 3) Hasil lorodan yang baik dan benar
2) Memasukkan kain hasil pencelupan adalah bersih (tidak meninggalkan
dengan pewarna ramah lingkungan ke sisa malam pada sturuktur atau
dalam panci pelorod. permukaan kain batik), dapat
3) Sesekali bersihkan kain dari panci diperiksa dengan cara dilihat dan
lorodan ke panci berisi air panas diraba pada permukaan kain.
dengan maksud membilas. 4) Kualitas hasil celupan pewarna
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
4) Mengulangi kegiatan melorod dan ramah lingkungan tidak berubah
membilas sampai kain benar-benar banyak sehingga masih memenuhi
bersih dari malam. standar dan sesuai dengan acuan
5) Membilas kain sampai benar-benar warna pada tabel warna atau
bersih dalam air dingin dalam ember desain.
khusus berukuran 5 ltr sambil 5) Tidak merusak serat/struktur kain.
diperiksa dengan cara diraba dan 6) Alat, bahan, dan area kerja
dikucek-kucek secara hati-hati. dibersihkan dan dibenahi seperti
6) Meniriskan kain sampai benar-benar sedia kala.
kering di tempat penggantung kain 7) Kinerja tertib, aman, dan sesuai
sampai benar-benar kering (jangan prosedur K3.
terkena paparan sinar matahari secara
langsung).
7) Melepaskan celemek anti air, sarung
tangan karet, sepatu karet, dan
masker.
8) Merapikan dan menyetrika kain untuk
mendapatkan permukaan kain yang
rata.
9) Bersihkan dan benahi peralatan dan
bahan pelorodan seperti sedia kala.
10) Kain batik tulis telah selesai.
catatan:
- lakukan gerakan celup-tarik tidak terlalu
cepat maupun lambat, dapat dibantu
dengan tongkat pengaduk, dan dilakukan
secara berulang dan berhati-hati sampai
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
menunjukkan hasil loran kain yang mulai
bersih (tandanya adalah malam mulai
luruh dan tertinggal bersama air lorodan
- kumpulan malam yang telah luruh dari
kain pada panci lorodan dapat diambil
menggunakan penyaring malam dan
diletakkan pada wadah khusus (malam
sisa lorodan dapat digunakan kembali
sebagai bahan tambahan pada proses
pengolahan malam baru)
5. Menghasilkan karya 5.1 Pembuatan batik tulis menggunakan 5.1.1 Ketepatan, kesesuaian kecermatan,
batik tulis dengan pewarna ramah lingkungan sesuai standar efisiensi, dan efektivitas peserta uji
pewarna ramah pelatihan, berdasarkan sejumlah pilihan dalam mengikuti urutan tahapan
lingkungan pada prosedur kerja, dengan mutu dan kuantitas membatik tulis dengan pewarna ramah
kain berukuran yang terukur sesuai dengan prinsip lingkungan sesuai dengan prosedur
minimum 50x50 cm Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). dan tanpa kecelakaan (zero accident)
sesuai dengan dalam sebuah simulasi kerja yang
standar mutu meliputi.
pelatihan Kursus 1) Urutan penyediaan sampai dengan
Batik Ditjen PAUD persiapan alat, bahan, dan area
DIKMAS, mencakup. kerja.
a. Ukuran kain 2) Urutan pemordanan.
minimum 50x50 3) Urutan jiplak desain.
cm. 4) Urutan pencantingan tulis.
b. Hasil pencatingan: 5) Urutan pencelupan dengan urutan
rapi, bersih, jelas, pewarna ramah lingkungan.
tembus (dua muka 6) Urutan pelorodan, dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
kain). 7) Urutan membereskan,
c. Ragam hias: membersihkan, merawat, dan
bunga, hewan, menyimpan alat, bahan, dan area
geometris, dan kerja.
atau kombinasi.
d. Karakter isen-isen
minimum tiga
jenis.
e. Pencelupan
minimum
menggunakan dua
warna ramah 5.1.2 Ketepatan dan kesesuaian hasil
lingkungan. pembuatan batik tulis menggunakan
f. Hasil pencelupan pewarna ramah lingkungan menurut
rata, tidak tembus prosedur kerja berdasarkan standar
cahaya (opaque), mutu pelatihan Kursus Batik Ditjen
tidak luntur, tidak PAUD DIKMAS dan memperhatikan
kusam, dan prinsip Keselamatan dan Kesehatan
serat/struktur Kerja (K3) yang meliputi.
kain tidak rusak. 1) Menggunakan kain berbahan dasar
serat katun atau sutra dengan luas
ukuran sekurangnya 50x50 cm.
2) Menggunakan sekurangnya dua
dari empat jenis canting tulis
(klowong, isen-isen, tembokan,
lainnya: canting bermata lebih dari
2 (tutul atau sawut))
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
3) Menggunakan malam super
(khusus untuk canting tulis halus).
4) Menggunakan sekurangnya satu
tema ragam hias: bunga, hewan,
geometris, dan atau kombinasi.
5) Menggunakan sekurangnya tiga
karakter isen-isen: cecek, truntum,
tapak doro, gringsing, beras mawur,
galaran, cacah gori, dsb.
6) Menggunakan sekurangnya dua
jenis warna pencelupan warna
ramah lingkungan (daun secang-
merah, kulit nangka-kuning,
indigofera-biru, dan atau
gradasinya).
7) Desain ragam hias batik tulis yang
dirancang sekurangnya dianggap
memenuhi 75% dari luas
keseluruhan kain (50x50 cm).
8) Jejak jiplak jelas, bersih, dan tidak
putus-putus.
9) Tidak terdapat banyak tanda silang
(koreksi) karena kesalahan jiplak.
10) Hasil jejak pencantingan malam
terlihat jelas, bersih,
rapi/konsisten (tidak putus-putus,
tidak mblobor/ terlalu tebal, atau
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
terlalu tipis), dan tembus sampai
ke belakang dengan kualitas garis
yang sama dengan bagian muka
kain.
11) Tidak terdapat banyak noda pada
kain (akibat minyak, jelaga, tetesan
malam, atau hasil pengecosan).
12) Tidak terdapat banyak tetesan atau
garis yang tidak perlu atau tidak
sesuai dengan desain.
13) Hasil celupan warna ramah
lingkungan sesuai dengan contoh
warna yang mengacu pada tabel
warna dan desain utama,
14) Hasil celupan warna ramah
lingkungan: terlihat rata bukan
belang; terlihat padat (opaque)
bukan transparan/pucat; terlihat
tidak luntur; terlihat tidak kusam,
15) Hasil lorodan yang baik dan benar
adalah bersih (tidak meninggalkan
sisa malam pada sturuktur atau
permukaan kain batik), dapat
diperiksa dengan cara dilihat dan
diraba pada permukaan kain.
16) Kualitas hasil celupan pewarna
ramah lingkungan tidak berubah
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
banyak sehingga masih memenuhi
standar dan sesuai dengan acuan
warna pada tabel warna atau
desain.
17) Tidak merusak serat/struktur
kain.
18) Alat, bahan, dan area kerja
dibersihkan dan dibenahi seperti
sedia kala, Kinerja tertib, aman,
dan sesuai prosedur K3.
6. Membereskan, 6.1 Prosedur membereskan alat dan bahan 6.1.1 Ketepatan, kesesuaian, dan kesigapan
membersihkan, membatik tulis dengan pewarna ramah dalam proses membereskan alat dan
merawat, dan lingkungan. bahan membatik tulis dengan pewarna
menyimpan kembali ramah lingkungan menurut prosedur
alat dan bahan kerja yang meliputi.
membatik dengan 1) Pengelompokan alat, bahan dan
pewarna ramah area kerja mana saja yang harus
lingkungan sesuai segera dibersihkan, dirawat, dan
dengan prinsip K3. disimpan.
2) Memastikan alat, bahan, dan area
kerja kembali seperti sedia kala.
6.2 Prosedur membersihkan alat dan bahan 6.2.1 Ketepatan, kesesuaian, dan kesigapan
membatik tulis dengan pewarna ramah dalam proses membersihkan alat dan
lingkungan. bahan membatik tulis dengan pewarna
ramah lingkungan menurut prosedur
kerja yang meliputi.
1) Bahan yang digunakan tidak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
meninggalkan noda pada alat dan
area kerja.
2) Memastikan alat telah dibersihkan
dengan teliti (sapu, kuas, sikat,
kerok, cuci, keringkan, jemur).
6.3 Prosedur merawat alat dan bahan 6.3.1 Ketepatan dan kesesuaian merawat
membatik tulis dengan pewarna ramah alat dan bahan membatik tulis dengan
lingkungan. pewarna ramah lingkungan hasil
membatik tulis menggunakan pewarna
ramah lingkungan menurut prosedur
kerja yang meliputi.
1) Memastikan alat, bahan, dan area
kerja dapat digunakan kembali
pada kegiatan membatik tulis
berikutnya.
6.4 Prosedur menyimpan alat dan bahan 6.4.1 Ketepatan, kesesuaian, dan kerapihan
membatik tulis dengan pewarna ramah menyimpan alat dan bahan membatik
lingkungan. tulis dengan pewarna ramah
lingkungan hasil membatik tulis
menggunakan pewarna ramah
lingkungan menurut prosedur kerja
yang meliputi.
1) Alat kerja disimpan pada wadah
atau lokasi sesuai kategorinya
(plastik, toples, kotak, jerigan,
lemari/rak, kamar, ruang luar,
ruang terbuka, area basah) dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
dipastikan tidak saling bercampur
agar tidak saling mengkontaminasi.
2) Sisa penggunaan bahan
ditempatkan pada tiap-tiap
kategori limbah (kering, basah,
organik, non organik, dapat
dimanfaatkan kembali atau
dibuang selamanya).
7. Mengevaluasi hasil 7.1 Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri. 7.1.1 Ketepatan dan kesesuaian dalam
kerja secara mandiri. menyusun kuesioner evaluasi terhadap
proses dan mutu karya batik tulis
dengan pewarna ramah lingkungan
yang dihasilkan.
7.1.2 Mencapai target kepuasan klien
terhadap proses dan mutu karya batik
tulis dengan pewarna ramah
lingkungan yang dihasilkan
menggunakan kuesioner evaluasi pada
sebuah simulasi kerja.
PENGETAHUAN YANG DIKUASAI
8. Menguasai prinsip- 8.1 Menguasai konsep umum perbatikan 8.1.1 Definisi, istilah, sejarah, filosofi,
prinsip pengetahuan, (definisi, istilah, sejarah, fisolofi, produksi, produksi, dan desain perbatikan
konsep umum, dan dan desain). dijelaskan secara tepat yang meliputi
operasional yang kedalaman lingkup dan keluasan
lengkap pada penjelasan yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
pembuatan batik 8.2 Menguasai konsep umum, prinsip, teknik, 8.2.1 Konsep umum, prinsip, teknik, dan
tulis dengan dan pengetahuan prosedural penggunaan pengetahuan prosedural penggunaan
pewarnaan ramah alat pembuatan batik tulis dengan alat pembuatan batik tulis dengan
lingkungan pewarnaan ramah lingkungan. pewarnaanramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.3 Menguasai konsep umum, prinsip, teknik, 8.3.1 Konsep umum, prinsip, teknik, dan
dan pengetahuan prosedural penggunaan pengetahuan prosedural penggunaan
bahan pembuatan batik tulis dengan bahan pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.4 Menguasai konsep umum, prinsip, teknik, 8.4.1 Konsep umum, prinsip, teknik,
pengetahuan prosedural tentang pembuatan pengetahuan prosedural tentang
batik tulis dengan pewarnaan ramah pembuatan batik tulis dengan
lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.5 Menguasai pengetahuan faktual tentang 8.5.1 Pengetahuan faktual tentang sumber
sumber dan sistem pengadaan alat dan dan sistem pengadaan alat dan
bahanmembatik tulis dengan pewarnaan bahanmembatik tulis dengan
ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
penjelasan yang memadai.

8.6 Menguasai pengetahuan faktual harga alat 8.6.1 Pengetahuan faktual harga alat dan
dan bahan pembuatan batik tulis dengan bahan pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.7 Menguasai prinsip, teknik, pengetahuan 8.7.1 Menjelaskan prinsip, teknik,
prosedural pembersihan, perawatan, dan pengetahuan prosedural pembersihan,
penyimpanan alat, bahan, dan area kerja. perawatan, dan penyimpanan alat,
bahan, dan area kerja dijelaskan
secara tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan yang
memadai.
8.8 Menguasai prinsip, teknik, pengetahuan 8.8.1 Prinsip, teknik, pengetahuan
prosedural dalam evaluasi mandiri proses prosedural dalam evaluasi mandiri
dan hasil praktik membatik tulis dengan proses dan hasil praktik membatik
pewarnaan ramah lingkungan. tulis dengan pewarnaan ramah
lingkungan dijelaskan secara tepat
yang meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
8.9 Menguasai pengetahuan faktual, prinsip, 8.9.1 Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,
teknik, pengetahuan prosedural tentang pengetahuan prosedural tentang
penyimpanan dan perawatan kain batik penyimpanan dan perawatan kain
tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan. batik tulis dengan pewarnaan ramah
lingkungan dijelaskan secara tepat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
yang meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
8.10 Menguasai konsep umum dan pengetahuan 8.10.1 Konsep umum dan pengetahuan
prosedural Keselamatan dan Kesehatan prosedural Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang berhubungan dengan Kerja (K3) yang berhubungan dengan
pembuatan batik tulis dengan pewarnaan pembuatan batik tulis dengan
ramah lingkungan. pewarnaan ramah lingkungan
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
8.11 Menguasai konsep umum pelestarian 8.11.1 Konsep umum pelestarian lingkungan
lingkungan dan pengolahan limbah dan pengolahan limbah pemordanan,
pemordanan, pencelupan dengan pewarna pencelupan dengan pewarna ramah
ramah lingkungan, pelorodan malam, dan lingkungan, pelorodan malam, n
asapbuangan. dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai
8.12 Menguasai konsep umum, prinsip, dan 8.12.1 Konsep umum, prinsip, dan teknik
teknik pembimbingan praktik pembuatan pembimbingan praktik pembuatan
batik tulis dengan pewarnaan ramah batik tulis dengan pewarnaan ramah
lingkungan kepada pemagang atau rekan lingkungan kepada pemagang atau
kerja. rekan kerja dijelaskan secara tepat
yang meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI
HAK DAN TANGGUNG JAWAB

9. Bertanggung jawab 9.1 Bertanggung jawab dalam pembuatan batik 9.1.1 Kelancaran menghasilkan batik tulis
pada pekerjaan tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan dengan pewarna ramah lingkungan
sendiri dan dapat sesuai dengan standar mutu pelatihan sesuai dengan standar mutu yang
diberi tanggung Kursus Batik Ditjen PAUD DIKMAS atau berasal dari Balai Diklat Batik atau
jawab atas kuantitas lembaga/tempat kerja/perusahaan dengan tempat kerja/perusahaan dan dengan
dan mutu hasil kerja memperhatikan keamanan dan memperhatikan keamanan dan
orang lain. keselamatan kerja (berkaitan juga dengan keselamatan kerja.
pengolahan limbah pada proses pembuatan 9.1.2 Menjaga standardisasi mutu batik tulis
batik tulis dengan pewarnaan ramah dengan pewarna ramah lingkungan
lingkungan) sesuai dengan prinsip K3. sesuai dengan standar mutu yang telah
ditentukan oleh Balai Diklat Batik/
Paguyuban Batik/ Yayasan Batik atau
tempat kerja /perusahaan dan dengan
memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja.
9.1.3 Menyelesaikan pekerjaan dengan tanpa
kecelakaan (zero accident) dalam
sebuah simulasi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN RAMAH LINGKUNGAN JENJANG 2

ELEMEN
NO. UNIT KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI

HAK DAN TANGGUNG JAWAB


10. 10.1 Mampu diberi tanggung jawab untuk 10.1.1 Mencapai target kepuasan yang
membimbing rekan kerja yang baru dihasilkan dari evaluasi kuesioner yang
bekerja atau peserta magang dan dapat diberikan oleh rekan kerja atau peserta
menggantikan pekerjaan orang lain magang.
dengan lingkup, kuantitas, dan mutu
hasil kerja yang sama.
10.2 Mampu bekerja sama dan melakukan 10.2.1 Mencapai target kepuasan yang
komunikasi dalam lingkup kerjanya. dihasilkan dari evaluasi kuesioner yang
diberikan oleh atasan, bawahan, dan
rekan kerja.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau

Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan


pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak.

RPL dapat dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor


ketenagakerjaan (kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian
penghargaan dan pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang
telah menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu.

RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan serta


mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain.
1. Mengutamakan transparasi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL harus
dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi
oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah
dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal
tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas pada
umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
8. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sedemikian sehingga dapat dicapai
kesetaraan baik capaian pembelajaran, standar kompetensi atau mutu
lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri
maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut
perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu
berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara
maupun secara eksternal melalui badan-badan akreditasi dan sertifikasi.
Keunggulan dalam memenangkan persaingan antara lulusan lembaga
kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan
internasional harus menjadi salah satu fokus pengembangan di masa yang
akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan
pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang teknik, pariwisata, kuliner,
dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk
memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun
internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas
serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan membatik ini, maka arah


pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah: Lulusan dapat
mengawali karir kerja di bidang membatik, khususnya dalam bidang
membatik dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.
K. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMBUATAN MALAM BATIK
JENJANG III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing yang
unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan bersaing
dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya membutuhkan
keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga memerlukan upaya-upaya
pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan kualifikasi pada bidang-
bidang keilmuan dan keahlian yang relevan, baik secara bilateral,
regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-upaya
meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor sumber
daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber daya
manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat capaian
pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan maupun
sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan secara
nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya saing
bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang dikaitkan
dengan program pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan secara
nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup dalam KKNI memiliki
makna dan kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dimiliki setiap
insan pekerja Indonesia dalam menciptakan hasil karya dan kontribusi
yang bermutu di bidang pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja nasional
maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan tenaga kerja
dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan peraturan atau
regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah dilakukan Indonesia
untuk berbagai konvensi regional maupun internasional, secara nyata
menempatkan Indonesia sebagai sebuah negara yang semakin terbuka
dan mudah dimasuki oleh kekuatan asing melalui berbagai sektor seperti
sektor perekonomian, pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain.
Oleh karena itu, persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah
internasional akan tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan globalisasi
pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan ketahanan sistem
pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan berbagai cara antara
lain:
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan tingkat
pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna tenaga
kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
Indonesia dengan negara-negara lain di dunia baik terhadap capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan dan pelatihan
maupun terhadap kriteria kompetensi yang dipersyaratkan untuk
suatu bidang dan tingkat pekerjaan tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan dan
pelatihan, serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan
tersebut tampak belum cukup kondusif dalam beberapa hal seperti
misalnya belum meratanya kesadaran mutu di kalangan institusi
penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya kesadaran tentang pentingnya
kesetaraan kualifikasi antara capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh
penghasil tenaga kerja dengan deskripsi keilmuan, keahlian dan
keterampilan yang dibutuhkan di bidang kerja atau profesi termasuk
terbatasnya pemahaman mengenai dinamika tantangan sektor tenaga
kerja di tingkat dunia. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk mencapai
keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi
pendidikan formal dan non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja
yang diharapkan oleh pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan
segera.
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar 19.248
lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan pendidikan non
formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan pelatihan (sumber:
www.infokursus.net) di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Maka, salah satu infrastruktur yang penting dalam
mencapai keselarasan mutu dan penjenjangan kualifikasi antara lulusan
dari institusi penyelenggara kursus dan pelatihan dengan deskripsi
kompetensi kerja yang diharapkan oleh pengguna lulusan adalah
dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana
dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL
dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan
dunia industri.
Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang
Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa
dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta
menegaskan bahwa batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia yang
mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu
ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi.
Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya:
1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik
merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli;
2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang terdapat
pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan kreatifitas
bangsa dalam artefak budaya Indonesia;
3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia;
4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru di
Indonesia;
5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap Batik
Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda sekaligus
menjadi simbol Indonesia di dunia;
6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam
berbagai media, mix media, dan multi media;
7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan
dunia.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan
serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun,
merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan
maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik pada
lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan membatik salah
satunya adalah pembuatan malam batik jenjang 3.
Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang bersertifikasi.
Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta
didik agar memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap,
kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab
dalam pembuatan malam batik jenjang 3.

1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Malam Batik Berbasis KKNI Jenjang
3
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Malam
Batik jenjang 3 ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja,
serta kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang pembuatan
malam batik sesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dalam bidang pembuatan malam batik jenjang 3
yang meliputi kemampuan dalam hal:
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan malam batik;
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan malam batik;
3) Membuat malam batik sesuai standar SNI;
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus Batik
Ditjen PAUD DIKMAS;
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat malam batik;
6) Menjual malam batik dan keahlian dalam pembuatan malam
batik.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan malam batik jenjang 3 ini
bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan : memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi dengan
pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandarkan.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat malam batik.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti kursus
dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan proporsi
waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168 jam
pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan
pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua
jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses pembuatan
malam batik jenjang 3. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji
Kompetensi (TUK).
8. Sertifikat Kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui oleh
pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional dan
internasional.

D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.

E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki
oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui
internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi dan
akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku
dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab
di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka waktu
tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden Nomor
8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi capaian
minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan dan
diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang KKNI
yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI
dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen Kompetensi,
dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.

II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja, serta
hak dan tanggung jawab dalam bidang pembuatan malam batik jenjang
3.
1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja
dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung;
2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai;
3. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya;
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas hasil kerja orang lain.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan malam batik jenjang 3, yaitu
untuk bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa, dan produksi
pembatikan sebagai pembuat malam batik.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja
yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI
mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian
manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang 3


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan pembuatan malam batik
jenjang 3 adalah:

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK SESUAI KKNI JENJANG 3

SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan kepribadian


TATA NILAI manusia Indonesia yang:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di
dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta
tanah air serta mendukung perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial
dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan
original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki
semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa
serta masyarakat luas.
7. Menghasilkan output/outcome kerja sesuai dengan
kesepakatan pengguna dan tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak, tidak bertentangan
dengan norma agama, hukum serta norma yang
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK SESUAI KKNI JENJANG 3

berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik dalam
DI BIDANG pembuatan malam batik klowong dan malam batik
KERJA tembokan sesuai standar mutu, meliputi: mempunyai
kadar air minimum (tidak ada buih pada malam);
menghasilkan asap yang harum; dan mempunyai tingkat
elastisitas yang maksimal (tidak terputus pada saat
ditarik memanjang sekitar 5 cm). Yang mencakup
kemampuan sebagai berikut:
1. Menerjemahkan informasi permintaan klien/ pengguna
jasa/pemberi kerja terkait dengan jenis dan kualitas
malam batik yang diperlukan.
2. Mengidentifikasi, menyiapkan, menggunakan,
merawat, dan menyimpan alat pembuatan malam batik
klowong dan malam batik tembokan sesuai dengan
SOP Kursus Batik Ditjen PAUD DIKMAS.
3. Mengidentifikasi, menyiapkan, mengolah, dan
menyimpan bahan pembuatan malam batik klowong
dan malam batik tembokan sesuai dengan SOP Kursus
Batik Ditjen PAUD DIKMAS.
4. Membuat malam batik klowong dan malam batik
tembokan sesuai standar pelatihan, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, dengan mutu dan
kuantitas yang terukur, serta melakukan proses
produksi dengan menerapkan prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian lingkungan.
5. Mengemas dan menyimpan malam batik klowong dan
malam batik tembokan untuk jangka waktu masa
kedaluwarsa masing-masing malam batik.
6. Mempresentasikan hasil malam batik kepada klien
/pemberi kerja.
7. Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri.
8. Berwirausaha secara mandiri, meliputi:
a. Mampu membaca peluang berwirausaha malam
batik, dengan minimum mampu menghitung
kelabaan proses produksi.
b. Mengidentifikasi sumber daya alam untuk membuat
malam batik, memasarkan malam batik yang
diproduksi, dan mampu mendapatkan modal awal
dengan melamar Kredit Usaha Kecil (KUK).
PENGETAHUAN Menguasai pengetahuan operasional yang lengkap,
YANG prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan
DIKUASAI membuat malam batik klowong dan malam batik
tembokan, mencakup:
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK SESUAI KKNI JENJANG 3

1. Menguasai konsep umum perbatikan (definisi, istilah,


sejarah, fisolofi, produksi, dan desain).
2. Menguasai konsep umum tentang malam batik
klowong dan malam batik tembokan.
3. Menguasai konsep, prinsip-prinsip, jenis metoda
pembuatan malam batik klowong malam batik
tembokan.
4. Menguasai pengetahuan operasional yang lengkap
tentang pembuatan malam batik klowong dan malam
batik tembokan.
5. Menguasai konsep umum, prinsip, dan teknik
penggunaan, perawatan, dan penyimpanan alat-alat
untuk membuat malam batik klowong dan malam
batik tembokan.
6. Menguasai konsep umum, prinsip, perawatan,
penyimpanan alat-alat untuk membuat malam batik
klowong dan malam batik tembokan.
7. Menguasai konsep umum, prinsip pengolahan dan
penyimpanan malam batik klowong dan malam batik
tembokan.
8. Menguasai konsep umum, prinsip, dan teknik
penetapan masa kedaluwarsa masing-masing malam
batik.
9. Menguasai konsep umum dan pengetahuan prosedural
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
berhubungan dengan pembuatan malam.
10. Menguasai konsep umum pelestarian lingkungan dan
pengolahan limbah asap buangan dan pengotor
malam.
11. Menguasai pengetahuan faktual harga bahan dan
alat, biaya proses produksi, dan sumber bahan
12. Menguasai konsep umum penyusunan Rencana
aggaran belanja dan aplikasi kredit usaha kecil.
13. Menguasai prinsip dan teknik pemasaran.
14. Menguasai prinsip dan teknik berkomunikasi efektif
dengan klien/pengguna jasa/pemberi kerja.
HAK DAN Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat
TANGGUNG diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil
JAWAB kerja orang lain.
1. Bertanggung jawab dalam pembuatan malam batik
klowong dan malam batik tembokan sesuai dengan
standar mutu Balai Diklat Batik /Paguyuban Batik/
Yayasan Batik atau tempat kerja/perusahaan dan
dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan
kerja.
2. Mampu diberi tanggung jawab untuk membimbing
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK SESUAI KKNI JENJANG 3

rekan kerja yang baru bekerja, peserta magang dan


dapat menggantikan pekerjaan orang lain dengan
lingkup, kuantitas, dan mutu hasil kerja yang sama.
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi
dalam lingkup kerjanya.
D. Standar Kompetensi Lulusan
Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas:
1. Unit Kompetensi
2. Elemen Kompetensi
3. Indikator Kelulusan
sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi karakter a. Menyelesaikan pembuatan malam
dan kepribadian manusia batik (di dalam sebuah simulasi kerja)
Indonesia. 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang tanpa menimbulkan ketidaknyamanan
Maha Esa. pada masyarakat di sekitar, dan tidak
menghasilkan limbah yang merusak
lingkungan.
b. Menyelesaikan pembuatan malam
batik (di dalam sebuah simulasi kerja)
1.2. Memiliki moral, etika dan yang memenuhi tingkat kepuasan
kepribadian yang baik di dalam konsumen /pengguna jasa/pemberi
menyelesaikan tugasnya sebagai pekerjaan.
warga negara yang bangga dan c. Menyelesaikan pembuatan malam
cinta tanah air. batik (dalam sebuah simulasi kerja)
tanpa kecelakaan (zero accident).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

1.3. Bekerja sama dan memiliki


kepekaan yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.

1.4. Menghargai keanekaragaman


budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang
lain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

1.5. Berperan sebagai warga negara


yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian
dunia.

1.6. Hasil kerja sesuai dengan


kesepakatan pengguna dan
tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak,
tidak bertentangan dengan
norma agama, hukum serta
norma yang berlaku.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

1.7. Menjunjung tinggi penegakan


hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta
masyarakat luas.

1.8. Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Menerjemahkan informasi 2.1. Kemampuan menerjemahkan 2.1.1. Ketepatan dan kesesuaian
permintaan informasi yang disampaikan. informasi dari klien yang ditangkap
klien/pengguna oleh peserta uji dalam sebuah
jasa/pemberi kerja terkait simulasi kerja, berupa informasi
dengan jenis dan kualitas permintaan mencakup:
malam batik yang a. jenis malam;
diperlukan. b. harga malam;
c. volume malam;
d. warna malam;
e. waktu pengerjaan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.2. Kemampuan memenuhi tingkat 2.2.1. Lulus survey kepuasan klien dalam
kepuasan klien/pengguna sebuah simulasi kerja yang
jasa/pemberi kerja yang mencakup penilaian terhadap:
ditentukan pada sebuah a. ketepatan menuliskan nota
simulasi kerja. pesanan sesuai dengan yang
dikehendaki oleh klien/
pengguna jasa/ pemberi kerja;
b. ketepatan memilih sampel
malam sesuai dengan pesanan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3. Mengidentifikasi, 3.1. Mengidentifikasi alat 3.1.1. Ketepatan memilih alat yang
menyiapkan, pembuatan malam. dipakai sesuai dengan tahapan
menggunakan, merawat, proses pembuatan malam yang
dan menyimpan alat akan dibuat, mencakup:
pembuatan malam batik a. alat persiapan: kompor/
klowong dan malam batik tungku;
tembokan sesuai dengan b. alat pemasakan /pengolahan:
SOP Kursus Batik Ditjen drum dari tembaga, kayu
PAUD DIKMAS. pengaduk, alat saring (saringan)
yang terbuat dari besi yang
dilapisi dari kain blacu;
c. alat penyelesaian: gayung,
cetakan (yang terbuat dari
semen/ akrilik/besi);
d. alat penunjang: sarung tangan,
sepatu boot, masker.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.2. Menentukan sumber tempat 3.2.1. Ketepatan penyajian matriks
penyedia alat di area terdekat perhitungan kelabaan dalam
untuk pembuatan malam. memperoleh sumber bahan yang
mencakup kriteria:
a. kelengkapan jenis alat-alat;
b. aksesibilitas;
c. faktor harga;
d. kualitas alat.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.3. Melaksanakan prosedur 3.3.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
penyiapan alat untuk memasak dan efektifitas peserta uji dalam
malam. menyiapkan alat untuk memasak
malam sesuai dengan prosedur dan
tanpa kecelakaan (zero accident)
dalam sebuah simulasi kerja,
mencakup:
a. posisi penempatan drum stabil/
konstan/tidak goyang;
b. kompor/ tungku layak pakai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.4. Melaksanakan prosedur 3.4.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
penyiapan cetakan yang terbuat dan efektifitas peserta uji dalam
dari semen / akrilik / besi menyiapkan cetakan sesuai dengan
dengan bahan-bahan penunjang: prosedur dan tanpa kecelakaan
air, pati kanji. (zero accident) dalam sebuah
simulasi kerja, mencakup:
a. penggunaan air dan tepung pati;
b. penggunaan kain blacu untuk
melapis alat saring;
c. kemudahan pelepasan malam
dari cetakan.
3.5. Melaksanakan prosedur 3.5.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
penggunaan alat dalam dan efektifitas peserta uji dalam
pembuatan malam. menggunakan alat pembuatan
malam sesuai dengan prosedur dan
tanpa kecelakaan (zero accident)
dalam sebuah simulasi kerja,
mencakup penggunan alat untuk
persiapan, pemasakan, dan
pencetakan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.5.2. Ketepatan dalam menghasilkan
kualitas malam dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a. mempunyai kadar air minimum
(tidak ada buih pada malam dan
menghasilkan asap yang
harum);
b. mempunyai tingkat elastisitas
yang maksimal (tidak terputus
pada saat ditarik memanjang
sekitar 5 cm).

3.5.3. Menyelesaikan pekerjaan


penggunaan alat tanpa kecelakaan
(zero accident) dalam sebuah
simulasi kerja, mencakup:
a. kestabilan perapian;
b. kestabilan cara mengaduk
malam.

3.5.4. Ketepatan prosedur pemadaman


kebakaran yang disebabkan oleh
tumpahan malam ke atas api
kompor/tungku.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.6. Melaksanakan prosedur 3.6.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
perawatan alat pembuatan dan efektifitas peserta uji dalam
malam. merawat alat, mencakup:
a. kebersihan alat;
b. kelayakan guna alat.

3.6.2. Prosentase kuantitas dan kualitas


kerusakan alat selama proses
pelatihan maksimum 10%.
3.7. Ketepatan prosedur 3.7.1. Kerapihan dalam menyimpan alat
penyimpanan alat sesuai sesuai dengan standar kebersihan
dengan standar kebersihan tempat kerja di dalam simulasi
tempat kerja. kerja, mencakup:
a. menempatkan alat sesuai
dengan jenis dan fungsinya ke
dalam tempat penyimpanan alat;
b. mendata kelengkapan alat.
4. Mengidentifikasi, 4.1. Mengidentifikasi bahan 4.1.1. Ketepatan memilih bahan baku
menyiapkan, mengolah, pembuatan malam. yang dipakai sesuai dengan
dan menyimpan bahan tahapan proses pembuatan malam,
pembuatan malam batik mencakup:
klowong dan malam batik a. bahan pemasakan/ pengolahan:
tembokan yang sesuai Damar (moto kucing), parafin,
dengan SOP Kursus Batik micro – wax (lilin yang terbuat
Ditjen PAUD DIKMAS. dari rumah lebah), gondorukem;
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
b. bahan penyelesaian: lemak sapi
(minyak kelapa).
4.1.2. Ketepatan mendeskripsikan
kualitas bahan baku berdasarkan
warna, bau, tekstur, dan
kelenturan.
4.2. Menentukan sumber bahan 4.2.1. Ketepatan penyajian matriks
untuk pembuatan malam di perhitungan kelabaan dalam
area terdekat. memeproleh sumber bahan malam
yang mencakup kriteria:
a. kelengkapan bahan baku;
b. aksesibilitas;
c. faktor harga;
d. kualitas bahan baku.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
4.3. Melaksanakan prosedur 4.3.1. Ketepatan ukuran (massa/volume/
penyiapan bahan baku panjang/lebar) setiap bahan baku
pembuatan malam yang sesuai sesuai dengan tahapan proses
dengan standar proses. pembuatan malam batik yang akan
dibuat.

4.4. Melaksanakan prosedur 4.4.1. Kecermatan dan kerapihan dalam


penyimpanan bahan malam. menyimpan bahan malam sesuai
dengan tempat yang ditentukan,
terjaga kebersihan, dan
keamanannya (jauh dari perapian
dan tempat teduh/tidak terkena
sinar matahari langsung).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
5. Membuat malam batik 5.1. Ketepatan prosedur pembuatan 5.1.1. Ketepatan, kecermatan, efisiensi,
klowong dan malam batik malam batik klowong dan malam dan efektifitas peserta uji dalam
tembokan sesuai standard batik tembokan. membuat malam sesuai dengan
pelatihan, berdasarkan prosedur dan tanpa kecelakaan
sejumlah pilihan prosedur (zero accident) dalam sebuah
kerja, dengan mutu dan simulasi kerja, mencakup:
kuantitas yang terukur, a. Ketepatan urutan pengolahan
serta melakukan proses bahan baku dalam pembuatan
produksi sesuai dengan malam batik klowong untuk
prinsip Keselamatan dan teknik tulis dan teknik cap:
Kesehatan Kerja (K3). malam batik tidak pecah, dengan
urutan: damar, gondorukem,
paraffin, micro wax, minyak
kelapa;
b. Ketepatan urutan pengolahan
bahan baku dalam pembuatan
malam tembokan untuk teknik
tulis dan teknik cap: malam
batik tidak pecah, dengan
urutan: malam bekas (malam
lorotan), gondorukem, paraffin,
damar (moto kucing), micro wax,
minyak kelapa.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
5.1.2. Ketepatan menentukan suhu drum
60 – 80 derajat celcius.

5.1.3. Menjaga konsistensi suhu selama


proses pemanasan drum agar tidak
melebihi suhu 90 derajat celcius.

5.1.4. Ketepatan urutan memasukkan


bahan ke dalam drum sesuai
dengan prosedur pembuatan
malam.

5.1.5. Konsistensi proses pengadukan


bahan malam sesuai dengan
prosedur, yaitu diaduk secara
perlahan-lahan dengan tidak
berhenti hingga bahan malam
matang.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
5.1.6. Kelancaran menurunkan suhu
malam dengan cara ditunggu
sampai suhu berkurang hingga 60
derajat celcius.

5.1.7. Kecermatan dan kerapihan


melakukan pencetakan malam.

5.1.4. Kecermatan, kelancaran, dan


kerapihan melepaskan malam dari
cetakan.

5.1.9. Menghasilkan kualitas malam


dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. mempunyai kadar air minimum
(tidak ada buih pada malam dan
menghasilkan asap yang
harum);
b. mempunyai tingkat elastisitas
yang maksimal (tidak terputus
pada saat ditarik memanjang
sekitar 5 cm).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
6. Mengemas dan 6.1. Ketepatan prosedur 6.1.1. Ketepatan, kerapihan, dan
menyimpan malam batik pengemasan malam. kecepatan dalam proses
klowong dan malam batik pemotongan dan pengemasan
tembokan untuk jangka sesuai dengan prosedur yang
waktu masa kedaluwarsa ditentukan dan mencatumkan
masing-masing malam masa kedaluwarsa.
batik.
7. Mempresentasi-kan hasil 7.1. Mempresentasi-kan hasil 7.1.1. Kelengkapan informasi tentang
malam batik kepada pembuatan malam batik. hasil malam batik yang diberikan
klien/pemberi kerja. kepada klien.

7.1.2. Mencapai target kepuasan klien


terhadap presentasi peserta uji
tentang hasil malam batik dan
mutu malam yang dihasilkan
menggunakan kuesioner evaluasi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
8. Mengevaluasi hasil kerja 8.1. Mengevaluasi hasil kerja. 8.1.1. Ketepatan dalam menyusun
secara mandiri. kuesioner evaluasi terhadap proses
dan mutu malam yang dihasilkan.

8.1.2. Mencapai target kepuasan klien


terhadap proses dan mutu malam
batik yang dihasilkan
menggunakan kuesioner evaluasi
pada sebuah simulasi kerja.
9. Memiliki kemampuan 9.1. Mampu membaca peluang 9.1.1. Ketepatan menyusun sebuah
berwirausaha secara berwirausaha malam batik, rancangan bisnis sederhana dalam
mandiri. dengan minimum mampu membuat malam sesuai dengan
menghitung kelabaan proses kondisi pasar.
produksi.
9.2. Mengidentifikasi sumber daya 9.2.1. Ketepatan penyajian matriks
alam untuk membuat malam perhitungan kelabaan dalam
batik, memasarkan malam batik memperoleh bahan dan alat untuk
yang diproduksi, dan mampu menjalankan usaha kecil di bidang
mendapatkan modal awal pembuatan malam.
dengan melamar Kredit Usaha
Kecil (KUK).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
9.2.2. Kelengkapan format isian dan
ketepatan mengisi format untuk
melamar sebuah KUK dari bank.

Pengetahuan yang Dikuasai


10. Menguasai pengetahuan 10.1. Menguasai konsep umum 10.1.1. Ketepatan menjelaskan definisi,
operasional yang lengkap, perbatikan (definisi, istilah, istilah, sejarah dan desain
prinsip-prinsip serta sejarah, filosofi, produksi, dan perbatikan.
konsep umum yang terkait desain).
dengan membuat malam
batik klowong dan malam 10.2. Menguasai konsep umum 10.2.1. Menjelaskan proses pembuatan
batik tembokan tentang malam batik klowong malam batik klowong dan batik
dan malam batik tembokan. tembokan dengan benar.

10.3. Menguasai konsep, prinsip- 10.3.1. Menjelaskan konsep, prinsip-


prinsip, jenis metoda prinsip, jenis metoda pembuatan
pembuatan malam batik malam batik.
klowong malam batik tembokan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.4. Menguasai pengetahuan 10.4.1. Menjelaskan teori operasional
operasional yang lengkap yang yang lengkap tentang
tentang pembuatan malam batik pembuatan malam batik dengan
klowong dan malam batik benar.
tembokan.

10.5. Menguasai konsep umum, 10.5.1. Menjelaskan teknik penggunaan


prinsip, dan teknik penggunaan malam batik klowong dan malam
bahan untuk membuat malam batik tembokan dengan benar.
batik klowong dan malam batik
tembokan.
10.6. Menguasai konsep umum, 10.6.1. Menjelaskan konsep perawatan
prinsip, perawatan, dan penyimpanan alat-alat dan
penyimpanan alat-alat untuk bahan untuk membuat malam
membuat malam batik klowong batik dengan benar.
dan malam batik tembokan.

10.7. Menguasai konsep umum, 10.7.1. Menjelaskan konsep perawatan


prinsip pengolahan dan dan penyimpanan bahan untuk
penyimpanan bahan untuk membuat malam batik dengan
membuat malam batik klowong benar.
dan malam batik tembokan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.8. Menguasai konsep umum, 10.8.1. Menjelaskan konsep umum,
prinsip, dan teknik penetapan prinsip, dan teknik penetapan
masa kedaluwarsa masing- masa kedaluwarsa masing-masing
masing malam batik. malam batik dengan benar.

10.9. Menguasai konsep umum dan 10.9.1. Menjelaskan teori tentang


pengetahuan prosedural Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan benar.
Kerja (K3) yang berhubungan
dengan pembuatan malam.

10.10. Menguasai konsep umum 10.10.1. Ketepatan menjelaskan cara


pelestarian lingkungan dan menyimpan dan merawat
pengolahan limbah asap peralatan pembuatan malam
buangan dan pengotor malam. setelah digunakan.

10.10.2. Ketepatan menjelaskan cara


mengumpulkan hasil dari
pelepasan malam batik
(pelorotan), kemudian direbus
kembali untuk memisahkan
kotoran yang ada pada malam
batik serta menghilangkan
kandungan air yang terdapat
pada malam batik tersebut.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.10.3. Menjelaskan bahwa malam
batik yang sudah dipisahkan
(malam lerop), dapat digunakan
sebagai bahan utama
pembuatan malam batik yang
baru.

10.11. Menguasai pengetahuan 10.11.1. Mendeskripsik-an pengetahuan


faktual harga bahan dan alat, faktual harga bahan dan alat,
biaya proses produksi, dan biaya proses produksi, dan
sumber bahan. sumber bahan dengan tepat.

10.12. Menguasai konsep umum 10.12.1. Ketepatan mendeskripsikan


penyusunan rencana aggaran konsep umum penyusunan
belanja dan aplikasi kredit rencana aggaran belanja dan
usaha kecil. aplikasi kredit usaha kecil.

10.12.2. Kelancaran membuat proposal


sederhana untuk aplikasi KUK.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.13. Menguasai prinsip dan teknik 10.13.1. Menyebutkan prinsip-prinsip
pemasaran. pemasaran dengan benar.

10.13.2. Menjelaskan prinsip-prinsip


pemasaran dengan benar.
10.14. Menguasai prinsip dan teknik 10.14.1. Menjelaskan prinsip
berkomunikasi efektif dengan berkomunikasi yang efektif
klien/pengguna jasa/pemberi kepada klien/pengguna
kerja. jasa/pemberi jasa dengan benar.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Hak dan Tanggung Jawab


11. Bertanggung jawab pada 11.1. Bertanggung jawab dalam 11.1.1. Kelancaran menghasilkan malam
pekerjaan sendiri dan pembuatan malam batik batik sesuai dengan standar mutu
dapat diberi tanggung klowong dan malam batik yang berasal dari Balai Diklat
jawab atas kuantitas dan tembokan sesuai dengan Batik atau tempat
mutu hasil kerja orang standar mutu yang berasal dari kerja/perusahaan dan dengan
lain. Balai Diklat Batik atau tempat memperhatikan keamanan dan
kerja/ perusahaan dan dengan keselamatan kerja.
memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN MALAM BATIK JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
11.1.2. Menjaga standardisasi mutu
malam batik sesuai dengan
standar mutu yang telah
ditentukan oleh Balai Diklat Batik
/Paguyuban Batik/Yayasan Batik
atau tempat kerja/perusahaan
dan dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja.

11.1.3. Menyelesaikan pekerjaan dengan


tanpa kecelakaan (zero accident)
dalam sebuah simulasi kerja.

12.1. Bertanggung jawab untuk 12.1.1. Melaksanakan tanggung jawab


membimbing rekan kerja yang untuk melakukan pembinaan
baru bekerja, peserta magang terhadap rekan kerja yang baru,
dan dapat menggantikan peserta magang dan dapat
pekerjaan orang lain dengan menggantikan pekerjaan orang
lingkup, kuantitas dan mutu lain dengan lingkup, kuantitas
hasil kerja yang sama dan mutu hasil kerja yang sama.

12.2. Mampu bekerja sama dan 12.2.1. Berinteraksi dengan lingkungan


melakukan komunikasi dalam kerjanya dengan cepat.
lingkup kerjanya.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain:
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu yang
membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah terakreditasi
oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki mandat yang sah
dari institusi atau badan yang relevan dan berwenang untuk hal
tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas pada
umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus melakukan
evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin pencapaian mutu
lulusan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik di
negara-negara lain. Oleh karena itu, arah pengembangan lembaga kursus
dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus menuju ke
arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan pada capaian
pembelajaran, standar kompetensi, dan mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu
yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia sendiri
maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini menuntut perlunya
ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan penjaminan mutu berkelanjutan,
baik dalam lingkungan internal lembaga penyelenggara maupun secara
eksternal melalui badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam
memenangkan persaingan antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan
nasional dengan lembaga kursus dan pelatihan internasional harus menjadi
salah satu fokus pengembangan di masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka berbagai
kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang dengan pesat
sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata, kuliner, dan lain-
lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya untuk memperoleh
pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional maupun internasional,
mengembangkan standar kompetensi lulusan yang khas serta
menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan membatik ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah kemampuan lulusan
yang dapat mengawali karir kerja di bidang membatik, khususnya dalam
bidang membatik dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.
L. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMBUATAN BATIK DENGAN PEWARNA SINTETIS
JENJANG II

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan,
baik secara bilateral, regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-
upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor
sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber
daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat
capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya
saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan
jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup
dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian
pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam
menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang
pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja
nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan
tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan
peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah
dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun
internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah
negara yang semakin terbuka dan mudah dimasuki oleh kekuatan
asing melalui berbagai sektor seperti sektor perekonomian,
pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu,
persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan
tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan
globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan
ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan
berbagai cara antara lain:
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan
tingkat pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna
tenaga kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia
baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi
pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi
yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan
tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan
dan pelatihan, serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam
beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di
kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya
kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan
deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena
itu, upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan
non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh
pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar
19.248 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan
pendidikan non formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan
pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu
infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara
kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan
Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja
dan dunia industri.
Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang
Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa
dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta
menegaskan bahwa Batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia
yang mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu
ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi.
Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya:
1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik
merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli.
2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang
terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan
kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia.
3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia.
4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru
di Indonesia.
5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap
Batik Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda
sekaligus menjadi simbol Indonesia di dunia.
6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam
berbagai media, mix media, dan multi media.
7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan
dunia.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan
pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam
menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada
aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik
pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan
membatik salah satunya adalah pembuatan batik dengan pewarna
sintetis jenjang 2.
Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang
bersertifikasi. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk
membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan
operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan
dan tanggung jawab dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis
jenjang 2.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik dengan pewarna sintetis
Berbasis KKNI Jenjang 2
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik
dengan pewarna sintetis jenjang 2 ini bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan operasional
lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung
jawab dalam bidang pembuatan batik dengan pewarna sintetis
sesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten dalam bidang : pembuatan batik dengan
pewarna sintetis jenjang 2 yang meliputi kemampuan dalam hal:
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan
pewarna sintetis.
3) Membuat batik dengan pewarna sintetis sesuai standar SNI.
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus
Batik Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat.
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna
sintetis.
6) Menjual batik dengan pewarna sintetis dan keahlian dalam
pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan batik dengan pewarna
sintetis jenjang 2 ini bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi
dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang
terstandarkan.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat batik dengan pewarna
sintetis.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti
kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan
proporsi waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168
jam pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus
dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri
dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik
bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses
pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2. Uji
kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
8. Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui
oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional
dan internasional.

D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.

E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa
dimasuki oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang
tertentu sesuai kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi dan akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada
suatu bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman
tentang konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang
pekerjaan tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan
norma-norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam
perilaku dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan
keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan
kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung
jawab di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka
waktu tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran
kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi
Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.

II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja,
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2.
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan,
serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya.
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan
faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih
pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.
3. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan batik dengan pewarna sintetis
jenjang 2 yaitu untuk bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa
dan produksi pembatikan sebagai pembuat batik dengan pewarna
sintetis.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan
kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang 2


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah
yang lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan pembuatan batik
dengan pewarna sintetis jenjang 2 adalah:

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS
SESUAI KKNI JENJANG 2

SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan


NILAI kepribadian manusia Indonesia yang:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di
dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS
SESUAI KKNI JENJANG 2

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,


kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan
original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
7. Menghargai kekayaan budaya dalam kearifan lokal
berbentuk artifak/tinggalan budaya.
8. Memiliki kepedulian terhadap konservasi dan
pelestarian budaya.
9. Menghasilkan output/outcome kerja sesuai dengan
kesepakatan pengguna dan tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak, tidak bertentangan
dengan norma agama, hukum serta norma yang
berlaku.
10. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN DI Mampu melaksanakan satu tugas spesifik
BIDANG KERJA pembuatan batik tulis dengan pewarna sintetis
meliputi kemampuan:
1. Menyiapkan alat kerja (meja jiplak, alat canting
batik tulis, gawangan/pamidangan, kompor,
wajan, bak celup, panci lorod) dan bahan (malam,
zat pewarna sintetis, zat kimia pendukung) yang
sesuai dengan kebutuhan proses pembuatan batik
tulis dengan pewarna sintetis.
2. Memindahkan motif dari kertas ke atas permukaan
kain dengan jejak jiplak jelas, bersih, tidak putus-
putus, tanpa merusak serat dan struktur kain,
serta dengan memperhatikan kaidah estetik.
3. Menggunakan dan menghapus malam,
menggunakan zat warna sintetis, dan alat kerja
sesuai dengan tahapan pembuatan batik tulis
dengan pewarna sintetis dengan menerapkan
prinsip K3 dan pelestarian lingkungan.
4. Menghasilkan karya batik tulis dengan pewarna
sintetis pada kain berukuran minimum 50x50 cm
sesuai dengan standar mutu pelatihan Kursus
Batik Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat, mencakup:
a. ukuran kain minimum 50x50 cm
b. hasil pencatingan: rapi, bersih, jelas, tembus
(dua muka kain)
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS
SESUAI KKNI JENJANG 2

c. ragam hias: bunga, hewan, geometris, dan atau


kombinasi
d. karakter isen-isen minimum tiga jenis
e. pencelupan minimum menggunakan dua
warna sintetis
f. hasil pencelupan rata, tidak tembus cahaya
(opaque), tidak luntur, tidak kusam, dan
serat/struktur kain tidak rusak.
g. menerapkan prinsip K3 dan pelestarian
lingkungan.
5. Membersihkan, merawat, dan menyimpan kembali
alat dan bahan membatik dengan pewarna sintetis
sesuai dengan prinsip K3.
6. Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri.
PENGETAHUAN Menguasai prinsip-prinsip pengetahuan, konsep
YANG DIKUASAI umum, dan operasional yang lengkap pada
pembuatan batik tulis dengan pewarnaan sintetis,
mencakup:
1. Konsep umum perbatikan (definisi, istilah, sejarah,
fisolofi, produksi, dan desain).
2. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan
prosedural penggunaan alat pembuatan batik tulis
dengan pewarnaan sintetis.
3. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan
prosedural penggunaan bahan pembuatan batik
tulis dengan pewarnaan sintetis.
4. Konsep umum, prinsip, teknik, pengetahuan
prosedural tentang pembuatan batik tulis dengan
pewarnaan sintetis.
5. Pengetahuan faktual tentang sumber dan sistem
pengadaan alat dan bahanmembatik tulis dengan
pewarnaan sintetis.
6. Menguasai pengetahuan faktual harga alat dan
bahan pembuatan batik tulis dengan pewarnaan
sintetis.
7. Prinsip, teknik, pengetahuan prosedural
pembersihan, perawatan, dan penyimpanan alat,
bahan, dan area kerja.
8. Prinsip, teknik, pengetahuan prosedural dalam
evaluasi mandiri proses dan hasil praktik
membatik tulis dengan pewarnaan sintetis.
9. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik, pengetahuan
prosedural tentang penyimpanan dan perawatan
kain batik tulis dengan pewarnaan sintetis.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS
SESUAI KKNI JENJANG 2

10. Konsep umum dan pengetahuan prosedural


keselamatan dan kesehatan kerja (k3) yang
berhubungan dengan pembuatan batik tulis
dengan pewarnaan sintetis.
11. Konsep umum pelestarian lingkungan dan
pengolahan limbah pemordanan, pencelupan
dengan pewarna sintetis, pelorodan malam, dan
asap buangan.
12. Konsep umum, prinsip, dan teknik
pembimbingan praktik pembuatan batik tulis
dengan pewarnaan sintetis kepada pemagang
atau rekan kerja.
HAK DAN Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat
TANGGUNG diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil
JAWAB kerja orang lain.
1. Bertanggung jawab dalam pembuatan batik tulis
dengan pewarnaan sintetis sesuai dengan standar
mutu pelatihan Kursus Batik Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat atau lembaga/tempat
kerja/perusahaan dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja (berkaitan juga
dengan pengolahan limbah pada proses
pembuatan batik tulis dengan pewarnaan sintetis)
sesuai dengan prinsip K3.
2. Mampu diberi tanggung jawab untuk membimbing
rekan kerja yang baru bekerja atau peserta
magang dan dapat menggantikan pekerjaan orang
lain dengan lingkup, kuantitas, dan mutu hasil
kerja yang sama.
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi
dalam lingkup kerjanya.
D. Standar Kompetensi Lulusan
Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas:
1. Unit Kompetensi
2. Elemen Kompetensi
3. Indikator Kelulusan
sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi karakter 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Menyelesaikan pembuatan batik
dan kepribadian manusia Maha Esa. dengan pewarna sintetis (di dalam
Indonesia. 1.2. Memiliki moral, etika dan sebuah simulasi kerja) tanpa
kepribadian yang baik di dalam menimbulkan ketidaknyamanan pada
menyelesaikan tugasnya. masyarakat di sekitar, dan tidak
1.3. Berperan sebagai warga negara menghasilkan limbah yang merusak
yang bangga dan cinta tanah air lingkungan.
serta mendukung perdamaian b. Menyelesaikan pembuatan batik
dunia. dengan pewarna sintetis (di dalam
1.4. Mampu bekerja sama dan sebuah simulasi kerja) yang memenuhi
memiliki kepekaan sosial dan tingkat kepuasan konsumen/peng-
kepedulian yang tinggi terhadap guna. jasa/pemberi pekerjaan.
masyarakat dan lingkungannya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

1.5. Menghargai keanekaragaman c. Menyelesaikan pembuatan batik dengan


budaya, pandangan, pewarna sintetis (dalam sebuah
kepercayaan, dan agama serta simulasi kerja) tanpa kecelakaan (zero
pendapat/temuan original orang accident).
lain.
1.6. Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta
masyarakat luas.
1.7. Menghargai kekayaan budaya
dalam kearifan lokal berbentuk
artifak/tinggalan budaya.
1.8. Memiliki kepedulian terhadap
konservasi dan pelestarian
budaya.
1.9. Menghasilkan output/outcome
kerja sesuai dengan
kesepakatan pengguna dan
tidak berdampak pada
timbulnya keresahan khalayak,
tidak bertentangan dengan
norma agama, hukum serta
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

norma yang berlaku.


1.10. Mengimplementasikan
kesadaran akan
pelestarian/keber-lanjutan
lingkungan.

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Menyiapkan alat kerja 2.1. Persiapan alat dan bahan pada 2.1.1. Ketepatan dan kesesuaian dalam
(meja jiplak, alat canting tiap-tiap tahapan membatik tulis menyediakan alat dan bahan
batik tulis, dengan pewarna sintetis. membatik tulis dengan pewarna
gawangan/pamidangan, sintetis yang sesuai spesifikasi
kompor, wajan, bak celup, merujuk pada standar pelatihan
panci lorod) dan bahan DIKMAS.
(malam, zat pewarna
sintetis, zat kimia
pendukung) yang sesuai
dengan kebutuhan proses
pembuatan batik tulis
dengan pewarna sintetis.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.2. Persiapan alat dan bahan pada 2.2.1. Mutu dari alat dan bahan yang
tiap-tiap tahapan membatik tulis diperlukan adalah sesuai dengan
dengan pewarna sintetis. standar sebagai berikut:
catatan: persiapan hanya a. bersih;
dilakukan sesuai tahap per b. siap/layak pakai (berfungsi
tahap, bukan dilakukan dengan baik);
sekaligus dari awal sampai akhir c. efisiensi dan efektifitas yang
dilakukan terkait waktu
persiapan dan penataan
alat/bahan pada area kerja;
d. prosentase kuantitas dan kualitas
kerusakan alat selama proses
pelatihan maksimum 10%;
e. ketersediaan alat dan bahan
pengganti (cadangan).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat


pemordanan yang meliputi: dan bahan pemordanan menurut
prosedur kerja.

2.3. Penggunaan alat pemordanan 2.3.1. Alat: gayung (2), kompor (1), panci
menurut prosedur kerja (2), setrika (1), meja setrika (1),
pengaduk mordan (1), celemek anti
air (1), sarung tangan karet (1),
gantungan kain (1).
2.3.2. Ketepatan ukuran wadah celup
(ember, panci, atau bak celup) yang
dapat membuat hasil celupan
menjadi tidak rata (belang).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.3.3. Ketepatan menempatkan area


penjemuran kain benar-benar
terlindung dari paparan sinar
matahari secara langsung yang
dapat mempengaruhi hasil celupan
kain.

2.4. Penggunaan bahan pemordanan 2.4.1. Bahan: teepol (50 cc), TRO- Turkey
menurut prosedur kerja. red oil/sulfonated oil (5 gr), air dingin
(1 ltr).

2.4.2. Ketepatan konsentrasi bahan


larutan pemordanan sesuai resep
mordan: teepol (50 cc) + TRO- Turkey
red oil/sulfonated oil (5 gr) + air
dingin (1 ltr) dalam wadah
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.5. Urutan dan tata cara dalam 2.5.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pemordanan menurut dan tata cara dalam persiapan
prosedur kerja. pemordanan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pemordanan dan
area. pengeringan
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya di area. pemordanan
c. persiapan kain berwarna putih
(katun, sutra) dari persediaan.
d. pemeriksaan kondisi permukaan
kain (tidak rusak, bolong, atau
terdapat noda).
e. pemotongan kain menjadi ukuran
50x50 cm.
f. peramuan larutan mordan.
g. persiapan wadah celup mordan
(ember dan panci khusus
mordan).
h. persiapan kompor untuk merebus
kain.
i. persiapan area jemur kain setelah
pemordanan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

j. persiapan setrika kain setelah


pemordanan.
k. persiapan perlengkapan prosedur
K3.

Tahapan-tahapan persiapan jiplak Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat


desain yang meliputi: dan bahan jiplak desain menurut
prosedur kerja.
2.6. Penggunaan alat jiplak desain 2.6.1. Alat: pulpen warna biru (1), meja
menurut prosedur kerja jiplak (tracing) dengan alas kaca dan
terdapat lampu dari bawah (1),
penggaris (1).
2.6.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat
jiplak desain (akibat rusak secara
kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses jiplak desain
tidak optimal.

2.6.3. Ketelitian memperhatikan


kebersihan alat dan area kerja jiplak
desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.7. Penggunaan bahan jiplak desain 2.7.1. Bahan: modul desain utama yang
menurut prosedur kerja. telah dibubuhi desain ragam hias
batik tulis pada kertas transparan
(kertas minyak, kertas kalkir) (1-3),
pita perekat bening (selotip) (1).
2.7.2. Ketepatan konsentrasi bahan
larutan pemordanan sesuai resep
mordan: teepol (50 cc) + TRO- Turkey
red oil/sulfonated oil (5 gr) + air
dingin (1 ltr) dalam wadah
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.7.3. Ketelitian terhadap masa


kadaluwarsa bahan jiplak desain
(akibat rusak secara kimia atau fisik)
yang dapat menyebabkan proses
jiplak desain tidak optimal.

2.7.4. Ketelitian memperhatikan


kebersihan bahan jiplak desain.

2.8. Urutan dan tata cara dalam 2.8.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan jiplak desain menurut dan tata cara dalam persiapan jiplak
prosedur kerja. desain menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan kertas transparan
(kertas minyak atau kalkir
berukuran 50x50 cm) yang telah
dibubuhi rangka desain utama
batik tulis (secara umum
berwujud visualisasi ragam hias
yang dapat diulang (pattern)).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

b. persiapan alat tulis untuk


menjiplak desain.
c. persiapan meja jiplak.
d. persiapan kain berwarna putih
(katun, sutra) berukuran 50x50
cm yang sudah dimordan.
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat
pencantingan yang meliputi: dan bahan pencantingan menurut
prosedur kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.9. Penggunaan alat pencantingan 2.9.1. Alat: canting set (klowong, isen,
menurut prosedur kerja. tembokan, dan canting lain) (1-5),
kompor (1), wajan (1), bbm/bbg (1),
pemantik api (1), celemek (1), bangku
pendek (dingklik/jojodok) (1),
pemidangan/gawangan (1), malam
(1), besi untuk menghilangkan
tetesan malam (1), beberapa helai
ijuk untuk sumbatan canting,
celemek berbahan kain (1),
perlengkapan pertolongan pertama
luka bakar (1), pemadam api (1).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.9.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat


pencantingan (akibat rusak secara
kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pencantingan
tidak optimal.

2.9.3. Ketelitian memperhatikan kebersihan


tiap-tiap alat, area, wadah, pengaduk
yang dapat mempengaruhi hasil
kualitas pencantingan.
2.9.4. Ketelitian menentukan ukuran
canting tulis (klowong, isen-isen,
tembokan, dan lainnya) seusai
karakter garis atau bidang
berdasarkan desain utama.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.10. Penggunaan bahan 2.10.1. Bahan: malam, kertas koran bekas


pencantingan menurut (1), kain bekas (1).
prosedur kerja 2.10.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan pencantingan
(akibat rusak secara kimia atau
fisik) yang dapat menyebabkan
proses pencantingan tidak optimal.
2.10.3. Ketelitian terhadap takaran malam
yang digunakan dalam porses
pencantingan dan takaran ramuan
pembersih/penghilang noda tetesan
malam.
2.10.4. Ketelitian memperhatikan
kebersihan tiap-tiap bahan, yang
dapat mempengaruhi hasil kualitas
pencantingan.
2.11. Urutan dan tata cara dalam 2.11.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pencantingan dan tata cara dalam persiapan
menurut prosedur kerja. pencantingan menurut prosedur
kerja yang meliputi:
a. persiapan area pencantingan.
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya di area pencantingan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

c. menyalakan kompor dan


meletakkan wajan di atas
kompor.
d. memasukkan seiris kecil malam
(5x5x10 cm) ke dalam wajan,
biarkan mencair karena panas.
e. meletakkan ujung kepala canting
(klowong, isen-isen, tembokan) ke
dalam wajan.
f. pengaturan (dan pengawasan)
suhu panas api kompor di 70-80
0C.

g. pemasangan kain yang telah


tertera hasil jiplakan desain pada
pamidangan.
h. pengaturan ketegangan kain
(tidak tegang dan tidak kendor).
i. pemeriksaan dan pemastian
kelancaran fungsi canting
dengan mencoba menorehkan
cairan malam pada kertas koran
bekas (jika tidak lancar maka
ujung canting dapat ditusuk
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

menggunakan sehelai ijuk secara


perlahan dan meniup ujung
canting untuk memperlancar
jalur malam.
j. persiapan perlengkapan
prosedur K3 (pemastian
ketersediaan dan keberfungsian
alat pemadam kebakaran;
ketersediaan obat-obatan akibat
luka bakar, sesak napas, atau
keracunan gas).
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat
pencelupan dengan pewarna sintetis dan bahan pencelupan dengan pewarna
yang meliputi: sintetis menurut prosedur kerja.
2.12. Penggunaan alat pencelupan 2.12.1. Alat: tabel contoh warna sintetis
dengan pewarna sintetis (naftol, bejana, dan atau reaktif) (2-
menurut prosedur kerja 3), ember/bak celup (2), ember/bak
bilas (1), gayung (1), wadah
pencampur larutan pewarna sintetis
(1-5), pengaduk larutan pewarna
sintetis (1-3), gantungan kain (1),
celemek anti air (1), sarung tangan
karet (1), dan sepatu karet (1),
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

pamidangan (1), kuas (1-3), plastik


yang dapat untuk memasukkan
pamidangan (1), gunting (1).

2.12.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat


(akibat rusak secara kimia atau
fisik) yang dapat mempengaruhi
ekstrak pewarna sintetis dapat
digunakan secara optimal.

2.12.3. Ketelitian memperhatikan


kebersihan tiap-tiap wadah, sarung
tangan karet, alat pengaduk, area
pencelupan, dan pengeringan yang
dapat mempengaruhi warna.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.12.4. Ketelitian menentukan ukuran


wadah celup (ember, panci, atau
bak celup) yang dapat membuat
hasil celupan menjadi tidak rata
(belang) atau menjadikan malam
pecah-pecah (remuk).

2.12.5. Ketelitian menempatkan area


penjemuran kain benar-benar
terlindung dari paparan sinar
matahari secara langsung yang
dapat mempengaruhi hasil celupan
kain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.13. Penggunaan bahan 2.13.1. Bahan: zat warna sintetis (naftol,


pencelupan dengan pewarna bejana, dan atau reaktif) (5-15), zat
sintetis menurut prosedur kimia pencampur warna sintetis
kerja. (HCl/air keras, NaNO2/natirum
nitrit, NaOH/caustic soda,
CNa2O3/soda abu) (50-100 gr), air
panas, air dingin, larutan pembasah
kain (teepol, TRO) (1), pita perekat
bening lebar 1 cm (1).

2.13.2. Ketelitian terhadap masa


kadaluwarsa bahan pewarna (akibat
rusak secara kimia atau fisik) yang
dapat mempengaruhi ekstrak
pewarna sintetis dapat digunakan
secara optimal.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.13.3. Ketepatan konsentrasi bahan


larutan pembasah kain, pencelup
warna sintetis, dan fiksasi sesuai
resep:
* pembasah kain: teepol (50 cc) + air
dingin (1 ltr) dalam wadah
celup/ember berukuran 3-5 ltr dan
diaduk-aduk sampai rata
a. Naftol (hanya celup)
** warna: [ekstrak zat warna Naftol
(5 gr) + NaOH/caustic soda (2,5 gr)
+ air panas (100 cc)] + air dingin (1
ltr) dalam wadah celup/ember
berukuran 3-5 ltr.
*** fiksasi dan pembangkit warna
(garam naftol): esktrak garam
Naftol (10 gr) + air dingin (1 ltr)
dalam wadah celup/ember
berukuran 3-5 ltr.
b. Bejana (Indigosol) (celup dan
atau colet).
** warna: [ekstrak zat warna
Indigosol (10 gr) + NaNO2/natirum
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

nitrit (5 gr) + air panas (100 cc)]


dalam wadah gelas berukuran 100
cc (untuk colet) + air dingin (1ltr)
untuk kebutuhan celup dalam
wadah celup/ember berukuran 3-5
ltr (untuk celup).
*** fiksasi warna: HCl/air keras (10
cc) + air dingin (100 cc) dalam
wadah gelas berukuran 100 cc
(untuk colet) + air dingin (3 ltr)
dalam wadah celup/ember
berukuran 3-5 ltr (untuk celup).
c. Reaktif (Procion atau Remazol)
(hanya colet).
** warna: zat warna Remazol (3,5
gr) + Matexil PAL (5 gr)] + air
dingin (500 cc) dalam wadah gelas
berukuran 500 cc.
*** fiksasi warna: waterglass (1 kg) +
NaOH/caustic soda (10 gr) +
CNa2O3/soda abu) (25 gr)] + air
(500 cc) dalam wadah gelas
berukuran 500 c.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.14. Urutan dan tata cara dalam 2.14.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pencelupan dengan dan tata cara dalam persiapan
pewarna sintetis menurut pencelupan dengan pewarna
prosedur kerja. sintetis menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area peramuan warna
sintetis, area pencelupan, dan
area pengeringan.
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya.
c. persiapan tabel warna sintetis
(naftol, bejana, dan atau reaktif)
untuk disesuaian dengan desain
warna yang d2nginkan.
d. peramuan larutan pembasah
kain*.
e. peramuan larutan pewarna
sintetis**.
f. peramuan larutan
pembangkit/fiksasi warna
sintetis***.
g. persiapan perlengkapan
prosedur K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat


pelorodan yang meliputi: dan bahan pelorodan menurut prosedur
kerja.
2.15. Penggunaan alat pelorodan 2.15.1. Alat: kompor/tungku (2), pemantik
menurut prosedur kerja. api (1), panci rebus larutan
(TRO+CNa2O3/soda abu) (1), panci
rebus air bilas (1), ember/bak bilas
(1), gantungan kain (1), gayung (1),
tongkat pengaduk kain lorodan (1),
saringan malam yang terbuat dari
besi yang dilapisi kain blacu (1),
celemek anti air (1), sarung tangan
(1-2), sepatu karet (1), masker (1-
3), perlengkapan pertolongan
pertama luka bakar (1), pemadam
api (1).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.15.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat


pelorodan (akibat rusak secara
kimia atau fisik) yang dapat
mempengaruhi hasil pelorodan
secara optimal.

2.15.3. Ketelitian memperhatikan


kebersihan tiap-tiap wadah, sarung
tangan karet, alat pengaduk, alat
penyaring malam, area
pencelupan, dan pengeringan yang
dapat mempengaruhi warna.
2.15.4. Ketelitian menentukan ukuran
wadah celup (ember, panci, atau
bak celup) yang dapat membuat
hasil lorodan menjadi tidak bersih.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

2.15.5. Ketelitian menempatkan area


penjemuran kain benar-benar
terlindung dari paparan sinar
matahari secara langsung yang
dapat mempengaruhi hasil celupan
kain.

2.16. Penggunaan bahan pelorodan 2.16.1. Bahan: bbg/bbm.


menurut prosedur kerja.
2.16.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan pelorodan
(akibat rusak secara kimia atau
fisik) yang dapat mempengaruhi
hasil pelorodan secara optimal.
2.16.3. Ketepatan konsentrasi bahan
larutan pelorodan sesuai resep
larutan lorod:
TRO-Turkey red oil/sulfonated oil
(10 gr) + CNa2O3/soda abu (100 gr)
+ air panas (5 ltr) dalam panci
berukuran 5 ltr dan diaduk-aduk
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

sampai rata.
resep larutan bilas: air panas (5 ltr)
dalam panci berukuran 5 ltr.
2.17. Urutan dan tata cara dalam 2.17.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pelorodan menurut dan tata cara dalam persiapan
prosedur kerja. pelorodan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pelorodan area
bilas, dan area pengeringan.
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya: letakkan panci
khusus lorod dan panci khusus
bilas berukuran 5-10 ltr di atas
kompor.
c. peramuan larutan lorod.
d. pencampuran larutan lorodan
ke dalam air panas (5 ltr).
e. menyalakan kompor/tungku
lorod (2 unit): 1 kompor untuk
panci berisi larutan lorod dan 1
panci berisi air bersih.
f. perebusan 1 larutan (5 ltr)
lorodan dan 1 air bilas bersih (5
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

ltr) dalam panci berbeda sampai


benar-benar mendidih.
g. persiapan perlengkapan
prosedur K3.
3. Menyiapkan alat kerja 3.1. Proses persiapan kain yang 3.1.1. Ketepatan urutan proses, baku mutu
(meja jiplak, alat canting disebut pemordanan, yaitu proses, dan baku mutu hasil
batik tulis, tahapan pengolahan kain pemordanan yang meliputi:
gawangan/pamidangan, sebelum dijiplak dan dibatik/ a. kain bersih (tidak menyisakan
kompor, wajan, bak celup, dicanting dengan cara merebus noda kanji pada kain dengan cara
panci lorod) dan bahan kain dengan laurtan mordan dilihat dan diraba pada
(malam, zat pewarna untuk menghilangkan lapisan permukaan kain);
sintetis, zat kimia kanji (lilin) pada kain. b. kain tidak menjadi kusut;
pendukung) yang sesuai Tahapan pemordanan meliputi: c. kain tidak menjadi kusam;
dengan kebutuhan proses a. menggunakan celemek anti air, d. serat/struktur kain tidak rusak;
pembuatan batik tulis sarung tangan karet, dan sepatu e. alat, bahan, dan area kerja
dengan pewarna sintetis. karet. dibersihkan dan dibenahi seperti
b. masukkan dan rendam kain sedia kala;
katun (50x50 cm) ke dalam f. kinerja tertib, aman, dan sesuai
larutan mordan selama 1 jam. prosedur K3.
c. nyalakan kompor, letakkan panci
khusus mordan (3-5 ltr) untuk
memanaskan air larutan mordan.
d. pindahkan rendaman kain beserta
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

larutan mordan ke panci (3ltr) di


atas kompor.
e. rebus kain dalam panci selama 30
menit.
f. siapkan air (3-5 ltr) untuk
membilas kain.
g. keluarkan kain rendaman mordan
dan bilas sampai benar-benar
bersih pada ember (5 ltr) berisi air
bersih.
h. jemur kain dengan cara diangin-
anginkan sampai kering.
i. melepaskan celemek anti air,
sarung tangan karet, dan sepatu
karet.
j. setrika kain agar permukaannya
kembali rata.
k. benahi dan bersihkan peralatan,
bahan, dan area kerja
pemordanan seperti sedia kala.
l. kain siap dijiplak.
4. Memindahkan motif dari 4.1. Pemindahan desain ragam hias 4.1.1. Ketepatan urutan proses, baku mutu
kertas ke atas permukaan dari kertas master transparan ke proses, dan baku mutu hasil jiplak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

kain dengan jejak jiplak atas permukaan kain pada desain yang meliputi:
jelas, bersih, tidak putus- proses membatik tulis disebut a. jejak jiplak jelas, bersih, dan
putus, tanpa merusak jiplak desain dengan cara tidak putus-putus.
serat dan struktur kain, dijiplak. b. tidak terdapat banyak tanda
serta dengan Tahapan jiplak desain meliputi: silang (koreksi) karena kesalahan
memperhatikan kaidah a. meletakkan kertas transparan jiplak.
estetik. (50x50 cm) yang telah dibubuhi c. tidak terdapat noda pada kain.
desain utama di atas permukaan d. kain tidak menjadi kusut.
meja jiplak. e. tidak merusak serat/struktur
b. melekatkan pita perekat bening kain.
(1x5 cm) ke kertas transparan dan f. alat, bahan, dan area kerja
meja jiplak agar tidak bergeser. dibersihkan dan dibenahi seperti
c. meletakkan kain katun (50x50 sedia kala.
cm) yang telah dimordan tepat g. kinerja tertib, aman, dan sesuai
dan persis di atas permukaan prosedur K3.
kertas transparan.
d. melekatkan pita perekat bening
(1x5 cm) ke kain katun dan meja
jiplak agar tidak bergeser.
e. menyalakan lampu pada meja
jiplak.
f. mengikuti (jiplak) garis rangka
ragam hias yang nampak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

menggunakan pulpen berwarna


biru secara langsung di atas kain
katun (garis yang ditinggalkan
oleh pulpen warna biru tidak
terlalu tebal atau tidak terlalu
tipis).
g. menggunakan alat bantu lain
seperti jangka atau penggaris
untuk jenis garis tertentu (lurus
atau lengkung terukur) jika
diperlukan
h. memberi tanda silang kecil
sebagai tanda koreksi jika ada
garis yang salah.
i. memeriksa ulang hasil jiplak
desain (apakah mungkin masih
ada garis-bidang yang tidak
lengkap atau tertinggal).
j. mengulangi jiplak desain sampai
dirasa benar-benar selesai dan
komplit.
k. melepaskan pita perekat dan
memisahkan kain dengan kertas
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

transparan.
l. mematikan lampu pada meja
jiplak.
m. membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan jiplak desain
seperti sedia kala.
n. kain siap decanting.
5. Menggunakan dan 5.1. Pembubuhan malam dalam 5.1.1. Ketepatan urutan proses, baku mutu
menghapus malam, proses membatik tulis disebut proses, dan baku mutu hasil
menggunakan zat warna pencantingan, yaitu proses pencantingan malam yang meliputi:
sintetis, dan alat kerja membubuhkan malam panas a. hasil jejak pencantingan malam
sesuai dengan tahapan menggunakan alat tulis/gambar terlihat jelas, bersih,
pembuatan batik tulis bernama canting pada dua rapi/konsisten (tidak putus-putus,
dengan pewarna sintetis permukaan kain (muka dan tidak mblobor/ terlalu tebal, atau
berdasarkan prinsip K3 belakang) dengan mengikuti terlalu tipis), dan tembus sampai
garis berwarna biru hasil dari ke belakang dengan kualitas garis
jiplak desain. Pembubuhan yang sama dengan bagian muka
malam pada kain berfungsi kain.
sebagai perintang warna b. tidak terdapat banyak noda pada
pencelupan. kain (akibat minyak, jelaga,
tetesan malam, atau hasil
Tahapan pencantingan tulis meliputi: pengecosan).
a. menggunakan celemek berbahan c. tidak terdapat banyak tetesan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

kain. atau garis yang tidak perlu atau


b. duduk di bangku pendek tidak sesuai dengan desain.
(dingklik) dan atur posisi yang d. canting berfungsi dengan baik
paling nyaman menurut masing- (tidak tersumbat atau ujung
masing perorangan. canting yang bergerigi).
c. memegang pamidangan dengan e. suhu malam tidak terlalu panas
posisi antara 45-600 dari arah atau dingin karena kompor yang
wajah/badan peserta. susah diatur atau lalai dalam
d. mengambil canting yang telah memperhatikan suhu api atau
dipanaskan pada wajan dengan bahan bakar habis.
genggaman seperti memegang f. kesesuaian pengaturan
pensil. kemiringan posisi saat memegang
e. mengambil cairan malam pada kain pada pamidangan.
wajan (maksimal isi: setengah g. ketepatan dan kenyamanan cara
volume kepala canting). memegang kain pada pamidangan.
f. membersihkan sisa malam yang h. kesesuaian pengaturan
mungkin menetes dari canting ke kemiringan posisi saat memegang
bibir wajan, kain bekas, atau canting.
kertas bekas. i. ketepatan dan kenyamanan cara
g. meniup ujung canting dengan memegang canting.
hati-hati jika diperlukan. j. ketepatan memerhatikan dan
h. mulai torehkan/bubuhkan malam mengendalikan kemungkinan
melalui alat canting klowong malam yang akan menetes ke
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

sesuai garis-garis berwarna biru permukaan kain,


(desain) pada permukaan kain k. tidak merusak serat/struktur
untuk meninggalkan jejak-jejak kain.
garis atau bidang. l. alat, bahan, dan area kerja
i. memeriksa hasil cantingan dibersihkan dan dibenahi seperti
(apakah terdapat garis-bidang sedia kala.
yang belum lengkap, tertinggal, m. kinerja tertib, aman, dan sesuai
tidak tembus ke permukaan prosedur K3.
belakang kain, atau tetesan
malam yang belum
diperbaiki/dibersihkan).
j. mengulangi pencantingan sampai
dirasa benar-benar selesai.
k. melepaskan kain dari
pamidangan.
l. melepaskan celemek berbahan
kain.
m. membersihkan dan membenahi
peralatan dan bahan
pencantingan seperti sedia kala.
n. kain siap dicelup/diwarna dengan
pewarna sintetis.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Catatan:
Perhatikan perkiraan suhu malam
pada kepala canting: jika jejak malam
pada kain adalah tebal dan mudah
meresap dapat diartikan suhu malam
terlalu panas, maka harus didiamkan
sesaat atau dapat ditiup-tiup untuk
sedikit mendinginkannya, jika jejak
malam pada kain adalah terlalu tipis
dan tidak menembus kain dapat
diartikan suhu malam terlalu dingin,
maka hendaknya segera mengganti/
menambahkan malam dari wajan.
Ganti canting ke isen-isen atau
tembokan sesuai fungsi visual
garis/bidang pada desain.
Jika terdapat kesalahan
pencantingan dapat diperbaiki
dengan menghapusnya (ngecos)
menggunakan besi yang dipanaskan
dan dibantu dengan diusap-usap
larutan air (100 ml) + CNa2O3/soda
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

abu (10 gr) secara berulang lalu


dibilas bersih secara lokal.
5.2. Pewarnaan menggunakan zat 5.2.1. Ketepatan urutan proses, baku mutu
warna sintetis dalam proses proses, dan baku mutu hasil
membatik tulis disebut pencelupan warna zat sintetis yang
pencelupan, yaitu meliputi:
membubuhkan warna pada a. ketepatan irama selama proses
seluruh permukaan kain secara mencelup (tarik-celup) untuk
merata dengan menggunakan menghasilkan celupan yang rata.
zat warna sintetis. b. perhatian terhadap lipatan kain
yang dapat menyebabkan hasil
Tahapan pencelupan menggunakan celupan menjadi tidak
zat warna sintetis meliputi: rata/belang.
a. menggunakan celemek anti air, c. hasil celupan sesuai dengan
sarung tangan karet, sepatu karet, contoh warna yang mengacu pada
dan masker. tabel warna dan desain utama.
b. membasahi kain: d. hasil celupan: terlihat rata bukan
• menuangkan larutan pembasah belang; terlihat padat (opaque)
kain ke wadah celup (ember bukan transparan/ pucat; terlihat
berukuran 5 ltr). tidak luntur; terlihat tidak
• masukkan seluruh permukaan kusam, tidak merusak
kain yang sudah dicanting ke serat/struktur kain.
dalam larutan pembasah kain e. alat, bahan, dan area kerja
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

secara perlahan. dibersihkan dan dibenahi seperti


• meniriskan kain di penggantung sedia kala.
kain (selama 5-10 menit). f. kinerja tertib, aman, dan sesuai
• kain siap dicelup dan atau prosedur K3.
dicolet.

c. mencelup kain dengan pewarna


sintetis Naftol:
• menuangkan larutan pewarna
sintetis naftol ke wadah celup
(ember berukuran 5 ltr) sambil
diaduk-aduk agar merata.
• mencelupkan (celup-tarik)
seluruh permukaan kain dengan
cepat dan hati-hati ke dalam
larutan zat warna selama 15-30
menit kain.
• meniriskan kain di penggantung
kain (selama 5-10 menit).
• kain siap difiksasi/
dibangkitkan warnanya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

d. mencolet (menguas) kain dengan


pewarna sintetis Bejana (indigosol):
• menuangkan larutan pewarna
sintetis bejana ke wadah gelas
(berukuran 10 cc) sambil
diaduk-aduk agar merata.
• memasangkan kain pada
pamidangan.
• menguaskan larutan zat warna
reaktif menggunakan kuas
seusai ukuran bidang yang akan
d2si warna pada dua muka kain
secara merata dan hati-hati agar
tidak melebar (mblobor).
• menjemur/membentang bolak-
balik kain di bawah sinar
matahari secara langsung
(selama 5-10 menit) untuk
memunculkan warna (pastikan
sinar matahari tidak terhalang
oleh bayangan yang dapat
menyebabkan warna kain
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

menjadi belang.
• kain sudah otomatis ditiriskan.
• kain siap difiksasi.
e. mencolet (menguas) kain dengan
pewarna sintetis Reaktif (procion,
remazol):
• menuangkan larutan pewarna
sintetis reaktif ke wadah
(berukuran 500 ccc) sambil
diaduk-aduk agar merata.
• memasangkan kain pada
pamidangan.
• menguaskan larutan zat warna
reaktif menggunakan kuas
seusai ukuran bidang yang akan
d2si warna pada dua muka kain
secara merata dan hati-hati agar
tidak melebar (mblobor).
• meniriskan kain selama 5-10
menit di tempat teduh (hindari
paparan sinar matahari secara
langsung).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

• kain siap difiksasi.


f. mencelup kain dengan larutan
garam pembangkit/ fiksasi
pewarna naftol:
• menuangkan larutan garam
pembangkit warna/fiksasi naftol
ke wadah celup khusus dan
berbeda dari proses-proses
sebelumnya (ember berukuran 5
ltr) sambil diaduk-aduk agar
merata.
• mencelupkan (celup-tarik)
seluruh permukaan kain dengan
cepat dan hati-hati ke dalam
larutan zat warna selama 15
menit (jangan sampai ada kain
yang terlipat).
• membilas kain sampai benar-
benar bersih.
• meniriskan kain di penggantung
kain (selama 5-10 menit) di
tempat teduh yang tidak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

terpapar sinar matahari


langsung.
g. mencelup kain dengan larutan
fiksasi pewarna bejana:
• menuangkan larutan fiksasi
bejana ke wadah celup khusus
dan berbeda dari proses-proses
sebelumnya (ember berukuran 5
ltr) sambil diaduk-aduk agar
merata.
• mencelupkan (celup-tarik)
seluruh permukaan kain dengan
cepat dan hati-hati ke dalam
larutan zat warna selama 1-3
menit (jangan sampai ada kain
yang terlipat).
• membilas kain sampai benar-
benar bersih (tidak lagi
meninggalkan aroma HCl/air
keras yang menyengat).
• meniriskan kain di penggantung
kain (selama 5-10 menit) di
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

tempat teduh yang tidak


terpapar sinar matahari
langsung.

h. mencelup kain dengan larutan


fiksasi pewarna reaktif:
• menuangkan larutan fiksasi
warna reaktif ke wadah colet
khusus dan berbeda dari proses-
proses sebelumnya (berukuran
500 cc) sambil diaduk-aduk agar
merata.
• menguaskan larutan fiksasi
warna reaktif menggunakan
kuas ke seluruhan permukaan
kain (bolak-balik) secara merata
dan hati-hati agar (tidak terlalu
tipis dan tidak terlalu tebal).
• menyiapakan plastik dan pita
perekat bening.
• memasukkan kain beserta
pamidangan (dalam keadaan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

basah) ke dalam kantung plastik


dan diamkan selama 4-10 jam di
tempat teduh yang tidak
terpapar sinar matahari
langsung (pastikan seluruh
bagian pamidangan tertutupi
oleh kantung plastik, dapat
dibantu dengan memberikan
pita perekat pada bagian-bagian
yang dirasa perlu).
• melepaskan pita perekat dan
membuka plastic, dan
mengeluarkan pamidangan dari
kantung plastik.
• membilas kain sampai benar-
benar dengan air bersih
mengalir sampai permukaan
kain tidak licin lagi (larutan
fiksasi/waterglass) benar-benar
hilang.
• meniriskan kain di penggantung
kain (selama 5-10 menit) di
tempat teduh yang tidak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

terpapar sinar matahari


langsung.

i. memeriksa kesesuaian hasil warna


celupan dengan pewarna sintetis
yang telah difiksasi dengan acuan
warna pada tabel warna yang
diinginkan.
j. mengulangi/menambah proses
pencelupan dan fiksasi sampai
benar-benar sesuai dengan acuan
warna pada tabel warna.
k. membilas kain sampai benar-benar
bersih.
l. meniriskan kain di tempat
penggantung kain sampai benar-
benar kering (jangan terkena
paparan sinar matahari secara
langsung).
m. melepaskan celemek anti air,
sarung tangan karet, sepatu karet,
dan masker.
n. membersihkan dan membenahi
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

peralatan dan bahan pencelupan


seperti sedia kala.
o. kain siap dicanting ulang untuk
pewarnaan selanjutnya atau siap
dilorod (dihilangkan malam dari
permukaan kain).

Catatan:
Untuk mendapatkan hasil celupan
yang rata dan tidak belang adalah
dengan memerhatikan cara mencelup
yang baik dan benar yaitu kain
terendam semua, mengatur tepi atau
ujung kain dari terlipat terlalu
sering/lama, dan menjaga agar malam
hasil pencantingan tidak menjadi
patah-patah atau remuk.
5.3. Penghapusan malam pada 5.3.1. Ketepatan urutan proses, baku mutu
proses membatik tulis disebut proses, dan baku mutu hasil
pelorodan, yaitu proses pelorodan yang meliputi:
meluruhkan atau a. ketepatan irama selama proses
menghilangkan malam dari melorod (tarik-celup) untuk
struktur kain dengan cara menghasilkan lorodan malam
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

dimasak dan direbus dalam air yang bersih.


mendidih sampai benar-benar b. perhatian terhadap lipatan kain
bersih. yang dapat menyebabkan hasil
Tahapan pelorodan malam batik tulis lorodan menjadi tidak rata/
pada kain meliputi: belang.
a. menggunakan celemek anti air, c. hasil lorodan yang baik dan benar
sarung tangan karet, sepatu adalah bersih (tidak meninggalkan
karet, dan masker. sisa malam pada sturuktur atau
b. memasukkan kain hasil permukaan kain batik), dapat
pencelupan dengan pewarna diperiksa dengan cara dilihat dan
sintetis ke dalam panci pelorod. diraba pada permukaan kain.
c. sesekali bersihkan kain dari panci d. kualitas hasil celupan pewarna
lorodan ke panci berisi air panas sintetis tidak berubah banyak
dengan maksud membilas. sehingga masih memenuhi
d. mengulangi kegiatan melorod dan standar dan sesuai dengan acuan
membilas sampai kain benar- warna pada tabel warna atau
benar bersih dari malam. desain.
e. membilas kain sampai benar- e. tidak merusak serat/struktur
benar bersih dalam air dingin kain.
dalam ember khusus berukuran 5 f. alat, bahan, dan area kerja
ltr sambil diperiksa dengan cara dibersihkan dan dibenahi seperti
diraba dan dikucek-kucek secara sedia kala.
hati-hati. g. kinerja tertib, aman, dan sesuai
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

f. meniriskan kain sampai benar- prosedur K3.


benar kering di tempat
penggantung kain sampai benar-
benar kering (jangan terkena
paparan sinar matahari secara
langsung).
g. melepaskan celemek anti air,
sarung tangan karet, sepatu
karet, dan masker.
h. merapikan dan menyetrika kain
untuk mendapatkan permukaan
kain yang rata.
i. bersihkan dan benahi peralatan
dan bahan pelorodan seperti sedia
kala.
j. kain batik tulis telah selesai.

Catatan:
Lakukan gerakan celup-tarik tidak
terlalu cepat maupun lambat, dapat
dibantu dengan tongkat pengaduk, dan
dilakukan secara berulang dan berhati-
hati sampai menunjukkan hasil loran
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

kain yang mulai bersih (tandanya


adalah malam mulai luruh dan
tertinggal bersama air lorodan).
Kumpulan malam yang telah luruh dari
kain pada panci lorodan dapat diambil
menggunakan penyaring malam dan
diletakkan pada wadah khusus
(malam sisa lorodan dapat digunakan
kembali sebagai bahan tambahan pada
proses pengolahan malam baru).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

6. Menghasilkan karya batik 6.1. Pembuatan batik tulis 6.1.1. Ketepatan, kesesuaian, kecermatan,
tulis dengan pewarna menggunakan pewarna sintetis efisiensi, dan efektivitas peserta uji
sintetis pada kain sesuai standar pelatihan, dalam mengikuti urutan tahapan
berukuran minimum berdasarkan sejumlah pilihan membatik tulis dengan pewarna
50x50 cm sesuai dengan prosedur kerja, dengan mutu sintetis sesuai dengan prosedur dan
standar mutu pelatihan dan kuantitas yang terukur tanpa kecelakaan (zero accident)
Kursus Batik Direktorat sesuai dengan prinsip dalam sebuah simulasi kerja yang
Jenderal Pendidikan Anak Keselamatan dan Kesehatan meliputi:
Usia Dini dan Pendidikan Kerja (K3). a. urutan penyediaan sampai
Masyarakat, mencakup: dengan persiapan alat, bahan,
a. ukuran kain minimum dan area kerja.
50x50 cm. b. urutan pemordanan.
b. hasil pencatingan: c. urutan jiplak desain.
rapi, bersih, jelas, d. urutan pencantingan tulis.
tembus (dua muka e. urutan pencelupan atau
kain). pencoletan dengan urutan
c. ragam hias: bunga, pewarna sintetis.
hewan, geometris, dan f. urutan pelorodan, dan urutan
atau kombinasi. membereskan, membersihkan,
d. karakter isen-isen merawat, dan menyimpan alat,
minimum tiga jenis. bahan, dan area kerja.
e. pencelupan minimum
menggunakan dua
warna sintetis.
f. hasil pencelupan rata,
tidak tembus cahaya
(opaque), tidak luntur,
tidak kusam, dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

6.1.2. Ketepatan dan kesesuaian hasil


pembuatan batik tulis menggunakan
pewarna sintetis menurut prosedur
kerja berdasarkan standar mutu
pelatihan Kursus Batik Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat dan
memperhatikan prinsip Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) yang
meliputi:
a. menggunakan kain berbahan
dasar serat katun atau sutra
dengan luas ukuran sekurangnya
50x50 cm.
b. menggunakan sekurangnya dua
dari empat jenis canting tulis
(klowong, isen-isen, tembokan,
lainnya: canting bermata lebih
dari 2 (tutul atau sawut)).
c. menggunakan malam super
(khusus untuk canting tulis
halus).
d. menggunakan sekurangnya satu
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

tema ragam hias: bunga, hewan,


geometris, dan atau kombinasi.
e. menggunakan sekurangnya tiga
karakter isen-isen: cecek, truntum,
tapak doro, gringsing, beras
mawur, galaran, cacah gori, dsb.
f. menggunakan sekurangnya dua
jenis warna pencelupan warna
sintetis (naftol, bejana, reaktif,
dan atau gradasinya).
g. desain ragam hias batik tulis
yang dirancang sekurangnya
dianggap memenuhi 75% dari
luas keseluruhan kain (50x50
cm).
h. jejak jiplak jelas, bersih, dan
tidak putus-putus.
i. tidak terdapat banyak tanda
silang (koreksi) karena kesalahan
jiplak.
j. hasil jejak pencantingan malam
terlihat jelas, bersih,
rapi/konsisten (tidak putus-
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

putus, tidak mblobor/ terlalu


tebal, atau terlalu tipis), dan
tembus sampai ke belakang
dengan kualitas garis yang sama
dengan bagian muka kain.
k. tidak terdapat banyak noda pada
kain (akibat minyak, jelaga,
tetesan malam, atau hasil
pengecosan).
l. tidak terdapat banyak tetesan
atau garis yang tidak perlu atau
tidak sesuai dengan desain.
m. hasil celupan warna sintetis
sesuai dengan contoh warna yang
mengacu pada tabel warna dan
desain utama.
n. hasil celupan warna sintetis:
terlihat rata bukan belang;
terlihat padat (opaque) bukan
transparan/pucat; terlihat tidak
luntur; terlihat tidak kusam.
o. hasil lorodan yang baik dan benar
adalah bersih (tidak
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

meninggalkan sisa malam pada


sturuktur atau permukaan kain
batik), dapat diperiksa dengan
cara dilihat dan diraba pada
permukaan kain.
p. kualitas hasil celupan pewarna
sintetis tidak berubah banyak
sehingga masih memenuhi
standar dan sesuai dengan acuan
warna pada tabel warna atau
desain.
q. tidak merusak serat/struktur
kain.
r. alat, bahan, dan area kerja
dibersihkan dan dibenahi seperti
sedia kala.
s. kinerja tertib, aman, dan sesuai
prosedur K3.
7. Membereskan, 7.1. Prosedur membereskan alat dan 7.1.1. Ketepatan, kesesuaian, dan
membersihkan, merawat, bahan membatik tulis dengan kesigapan dalam proses
dan menyimpan kembali pewarna sintetis. membereskan alat dan bahan
alat dan bahan membatik membatik tulis dengan pewarna
dengan pewarna sintetis sintetis menurut prosedur kerja yang
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

sesuai dengan prinsip K3. meliputi:


a. pengelompokan alat, bahan, dan
area kerja mana saja yang harus
segera dibersihkan, dirawat, dan
disimpan.
b. memastikan alat, bahan, dan
area kerja kembali seperti sedia
kala.
7.2. Prosedur membersihkan alat 7.2.1. Ketepatan, kesesuaian, dan
dan bahan membatik tulis kesigapan dalam proses
dengan pewarna sintetis membersihkan alat dan bahan
membatik tulis dengan pewarna
sintetis menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. bahan yang digunakan tidak
meninggalkan noda pada alat dan
area kerja.
b. memastikan alat kerja telah
dibersihkan dengan teliti (sapu,
kuas, sikat, kerok, cuci,
keringkan, jemur).
7.3. Prosedur merawat alat dan 7.3.1. Ketepatan dan kesesuaian merawat
bahan membatik tulis dengan alat dan bahan membatik tulis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

pewarna sintetis. dengan pewarna sintetis hasil


membatik tulis menggunakan
pewarna sintetis menurut prosedur
kerja yang meliputi memastikan alat,
bahan, dan area kerja dapat
digunakan kembali pada kegiatan
membatik tulis berikutnya.
7.4. Prosedur menyimpan alat dan 7.4.1. Ketepatan, kesesuaian, dan
bahan membatik tulis dengan kerapihan menyimpan alat dan
pewarna sintetis bahan membatik tulis dengan
pewarna sintetis hasil membatik
tulis menggunakan pewarna sintetis
menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. alat kerja disimpan pada wadah
atau lokasi sesuai kategorinya
(plastik, toples, kotak, jerigan,
lemari/rak, kamar, ruang luar,
ruang terbuka, area basah) dan
dipastikan tidak saling
bercampur agar tidak saling
mengkontaminasi.
b. sisa penggunaan bahan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

ditempatkan pada tiap-tiap


kategori limbah (kering, basah,
organik, non organik, dapat
dimanfaatkan kembali atau
dibuang selamanya).
8. Mengevaluasi hasil kerja 8.1. Mengevaluasi hasil kerja secara 8.1.1. Ketepatan dan kesesuaian dalam
secara mandiri. mandiri. menyusun kuesioner evaluasi
terhadap proses dan mutu karya
batik tulis dengan pewarna sintetis
yang dihasilkan.
8.1.2. Mencapai target kepuasan klien
terhadap proses dan mutu karya
batik tulis dengan pewarna sintetis
yang dihasilkan menggunakan
kuesioner evaluasi pada sebuah
simulasi kerja.

Pengetahuan yang Dikuasai


9. Menguasai prinsip-prinsip 9.1. Menguasai konsep umum 9.1.1. Definisi, istilah, sejarah, filosofi,
pengetahuan, konsep perbatikan (definisi, istilah, produksi, dan desain perbatikan
umum, dan operasional sejarah, fisolofi, produksi, dan dijelaskan secara tepat yang meliputi
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

yang lengkap pada desain). kedalaman lingkup dan keluasan


pembuatan batik tulis penjelasan yang memadai.
dengan pewarnaan sintetis 9.2. Menguasai konsep umum, 9.2.1. Konsep umum, prinsip, teknik, dan
prinsip, teknik, dan pengetahuan prosedural penggunaan
pengetahuan prosedural alat pembuatan batik tulis dengan
penggunaan alat pembuatan pewarnaan sintetis dijelaskan secara
batik tulis dengan pewarnaan tepat yang meliputi kedalaman
sintetis. lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
9.3. Menguasai konsep umum, 9.3.1. Konsep umum, prinsip, teknik, dan
prinsip, teknik, dan pengetahuan prosedural penggunaan
pengetahuan prosedural bahan pembuatan batik tulis dengan
penggunaan bahan pembuatan pewarnaan sintetis dijelaskan secara
batik tulis dengan pewarnaan tepat yang meliputi kedalaman
sintetis. lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
9.4. Menguasai konsep umum, 9.4.1. Konsep umum, prinsip, teknik,
prinsip, teknik, pengetahuan pengetahuan prosedural tentang
prosedural tentang pembuatan pembuatan batik tulis dengan
batik tulis dengan pewarnaan pewarnaan sintetis dijelaskan secara
sintetis. tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

9.5. Menguasai pengetahuan faktual 9.5.1. Pengetahuan faktual tentang sumber


tentang sumber dan sistem dan sistem pengadaan alat dan
pengadaan alat dan bahanmembatik tulis dengan
bahanmembatik tulis dengan pewarnaan sintetis dijelaskan secara
pewarnaan sintetis. tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
9.6. Menguasai pengetahuan faktual 9.6.1. Pengetahuan faktual harga alat dan
harga alat dan bahan bahan pembuatan batik tulis dengan
pembuatan batik tulis dengan pewarnaan sintetis dijelaskan secara
pewarnaan sintetis. tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
9.7. Menguasai prinsip, teknik, 9.7.1. Menjelaskan prinsip, teknik,
pengetahuan prosedural pengetahuan prosedural
pembersihan, perawatan, dan pembersihan, perawatan, dan
penyimpanan alat, bahan, dan penyimpanan alat, bahan, dan area
area kerja. kerja dijelaskan secara tepat yang
meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
9.8. Menguasai prinsip, teknik, 9.8.1. Prinsip, teknik, pengetahuan
pengetahuan prosedural dalam prosedural dalam evaluasi mandiri
evaluasi mandiri proses dan proses dan hasil praktik membatik
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

hasil praktik membatik tulis tulis dengan pewarnaan sintetis


dengan pewarnaan sintetis. dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
9.9. Menguasai pengetahuan faktual, 9.9.1. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,
prinsip, teknik, pengetahuan pengetahuan prosedural tentang
prosedural tentang penyimpanan dan perawatan kain
penyimpanan dan perawatan batik tulis dengan pewarnaan sintetis
kain batik tulis dengan dijelaskan secara tepat yang meliputi
pewarnaan sintetis. kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
9.10. Menguasai konsep umum dan 9.10.1. Konsep umum dan pengetahuan
pengetahuan prosedural prosedural Keselamatan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan Kerja (K3) yang
Kerja (K3) yang berhubungan berhubungan dengan pembuatan
dengan pembuatan batik tulis batik tulis dengan pewarnaan
dengan pewarnaan sintetis. sintetis dijelaskan secara tepat
yang meliputi kedalaman lingkup
dan keluasan penjelasan yang
memadai.
9.11. Menguasai konsep umum 9.11.1. Konsep umum pelestarian
pelestarian lingkungan dan lingkungan dan pengolahan limbah
pengolahan limbah pemordanan, pemordanan, pencelupan dengan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

pencelupan dengan pewarna pewarna sintetis, pelorodan malam,


sintetis, pelorodan malam, dan dan asap buangan dijelaskan
asap buangan. secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
9.12. Menguasai konsep umum, 9.12.1. Konsep umum, prinsip, dan teknik
prinsip, dan teknik pembimbingan praktik pembuatan
pembimbingan praktik batik tulis dengan pewarnaan
pembuatan batik tulis dengan sintetis kepada pemagang atau
pewarnaan sintetis kepada rekan kerja dijelaskan secara tepat
pemagang atau rekan kerja. yang meliputi kedalaman lingkup
dan keluasan penjelasan yang
memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Hak dan Tanggung Jawab


10. Bertanggung jawab pada 10.1. Bertanggung jawab dalam 10.1.1. Kelancaran menghasilkan batik
pekerjaan sendiri dan pembuatan batik tulis dengan tulis dengan pewarna sintetis
dapat diberi tanggung pewarnaan sintetis sesuai sesuai dengan standar mutu yang
jawab atas kuantitas dan dengan standar mutu pelatihan berasal dari Balai Diklat Batik atau
mutu hasil kerja orang Kursus Batik Direktorat tempat kerja/perusahaan dan
lain. Jenderal Pendidikan Anak Usia dengan memperhatikan keamanan
Dini dan Pendidikan Masyarakat dan keselamatan kerja.
atau lembaga/tempat kerja/
perusahaan dengan
memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja (berkaitan
juga dengan pengolahan limbah
pada proses pembuatan batik
tulis dengan pewarnaan sintetis)
sesuai dengan prinsip K3.

10.1.2. Menjaga standardisasi mutu batik


tulis dengan pewarna ramah
lingkungan sesuai dengan standar
mutu yang telah ditentukan oleh
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG MEMBATIK TULIS DENGAN PEWARNAAN SINTETIS JENJANG 2

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Balai Diklat Batik/Paguyuban


Batik/Yayasan Batik atau tempat
kerja/perusahaan dan dengan
memperhatikan keamanan dan
keselamatan kerja.
10.1.3. Menyelesaikan pekerjaan dengan
tanpa kecelakaan (zero accident)
dalam sebuah simulasi kerja.

10.2. Mampu diberi tanggung jawab 10.2.1. Mencapai target kepuasan yang
untuk membimbing rekan kerja dihasilkan dari evaluasi kuesioner
yang baru bekerja atau peserta yang diberikan oleh rekan kerja
magang dan dapat atau peserta magang.
menggantikan pekerjaan orang
lain dengan lingkup, kuantitas,
dan mutu hasil kerja yang sama.
10.3. Mampu bekerja sama dan 10.3.1. Mencapai target kepuasan yang
melakukan komunikasi dalam dihasilkan dari evaluasi kuesioner
lingkup kerjanya. yang diberikan oleh atasan,
bawahan, dan rekan kerja.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau

Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan


pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.

Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa


prinsip, antara lain:
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu
yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah
terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki
mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan
berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas
pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus
melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin
pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di
tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu, arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan
pada capaian pembelajaran, standar kompetensi, dan mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu
yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia
sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini
menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan
antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga
kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus
pengembangan di masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka
berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya
untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional
maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan
yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan membatik ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah kemampuan lulusan
yang dapat mengawali karir kerja di bidang membatik, khususnya dalam
bidang membatik dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.
M. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMBUATAN ALAT CANTING TULIS
JENJANG II

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan,
baik secara bilateral, regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-
upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor
sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber
daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat
capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya
saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan
jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup
dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian
pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam
menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang
pekerjaannya masing-masing.
Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak
mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja
nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan
tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan
peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah
dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun
internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah
negara yang semakin terbuka dan mudah dimasuki oleh kekuatan
asing melalui berbagai sektor seperti sektor perekonomian,
pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu,
persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan
tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan
globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan
ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan
berbagai cara antara lain:
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan
tingkat pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna
tenaga kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia
baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi
pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi
yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan
tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan
dan pelatihan, serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam
beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di
kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya
kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan
deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena
itu, upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan
non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh
pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar
19.248 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan
pendidikan non formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan
pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu
infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara
kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan
Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja
dan dunia industri.
Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang
Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa
dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta
menegaskan bahwa batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia
yang mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu
ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi.
Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya:
1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik
merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli;
2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang
terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan
kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia;
3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia;
4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru
di Indonesia;
5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap
Batik Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda
sekaligus menjadi simbol Indonesia di dunia;
6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam
berbagai media, mix media, dan multi media;
7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan
dunia.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan
pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam
menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada
aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik
pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan
membatik salah satunya adalah pembuatan alat canting tulis jenjang
2.
Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus
dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang
bersertifikasi. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk
membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan
operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan
dan tanggung jawab dalam pembuatan alat canting tulis jenjang 2.
1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan Alat Canting Tulis Jenjang 2
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Alat
Canting Tulis Jenjang 2 ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki pengetahuan operasional lengkap,
kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung jawab
dalam bidang pembuatan alat canting tulis batik sesuai dengan
standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten dalam bidang : Pembuatan Alat Canting
Tulis jenjang 2.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Alat Canting Tulis
Jenjang 2 ini bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi
dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandar.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membuat alat canting tulis.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti
kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan
proporsi waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168
jam pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara :
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus
dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri
dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik
bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses
pembuatan alat canting tulis jenjang 2. Uji kompetensi
dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
8. Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui
oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional
dan internasional.

D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.

E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa dimasuki
oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi dan akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada suatu
bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman tentang
konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang pekerjaan
tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan norma-
norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam perilaku
dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan kemampuan
menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung jawab
di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka
waktu tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi dan
kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan yang
mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan
dan diturunkan dari capaian pembelajaran kursus pada jenjang
KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI
dinyatakan dalam tiga parameter: Kompetensi, Elemen
Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.
II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja,
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan alat canting tulis jenjang 2.
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta
menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya.
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan
yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.
3. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan Pembuatan Alat Canting Tulis Jenjang 2 yaitu untuk
bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa dan produksi
pembatikan sebagai pembuat alat canting tulis batik.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan
kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.
2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang 2
a. Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik
dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode
yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
b. Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan
mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang
kerjanya.
c. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
d. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun
laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif;
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan pembuatan alat
canting tulis adalah:

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PEMBUATAN ALAT CANTING TULIS
SESUAI KKNI JENJANG 2

SIKAP DAN Membangun dan membentuk karakter dan


TATA NILAI kepribadian manusia Indonesia yang:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang
baik di dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
7. Menghasilkan output/outcome kerja sesuai
dengan kesepakatan pengguna dan tidak
berdampak pada timbulnya keresahan
khalayak, tidak bertentangan dengan norma
agama, hukum serta norma yang berlaku.
8. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN ALAT CANTING TULIS
SESUAI KKNI JENJANG 2

KEMAMPUAN Mampu melaksanakan satu tugas spesifik,


DI BIDANG dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
KERJA prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta
menunjukkan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung
atasannya, di antaranya:
1. Menerjemahkan informasi permintaan
klien/pengguna jasa/pemberi kerja terkait
dengan jenis dan kualitas alat canting tulis
yang diperlukan.
2. Mengidentifikasi, menyediakan,
menggunakan, merawat, dan menyimpan alat
dan bahan pembuatan canting tulis sesuai
dengan SOP yang ditentukan oleh tempat
kerja/perusahaan.
3. Membuat alat canting tulis sesuai standard
pelatihan, berdasarkan sejumlah pilihan
prosedur kerja, dengan mutu dan kuantitas
yang terukur, serta melakukan proses
produksi sesuai dengan prinsip Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).
4. Mengemas, menyimpan, dan merawat alat
dan bahan pembuatan canting tulis.
5. Mempresentasikan hasil alat canting tulis
kepada klien/pemberi kerja dan mengevaluasi
hasil kerja secara mandiri.
6. Mampu membaca peluang berwirausaha alat
canting tulis, dengan minimum mampu
menghitung kelabaan proses produksi,
mengidentifikasi sumber daya untuk
membuat canting tulis, memasarkan canting
tulis yang diproduksi, dan mampu
mendapatkan modal awal dengan melamar
Kredit Usaha Kecil (KUK).
PENGETAHUAN Memiliki pengetahuan operasional dasar dan
YANG pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik,
DIKUASAI sehingga mampu memilih pemecahan yang
tersedia terhadap masalah yang lazim timbul, di
antaranya:
1. Menguasai konsep umum, prinsip, dan teknik
pembuatan, merawat, dan menyimpan alat-
alat canting tulis.
2. Menguasai pengetahuan faktual harga
material dan biaya proses produksi.
3. Menguasai konsep umum Keselamatan dan
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN ALAT CANTING TULIS
SESUAI KKNI JENJANG 2

Kesehatan Kerja (K3).


4. Menguasai pengetahuan faktual harga bahan
dan alat, biaya proses produksi, dan sumber
bahan.
5. Menguasai konsep umum penyusunan RAB
dan aplikasi KUK.
6. Menguasai prinsip-prinsip pemasaran.
7. Menguasai prinsip dan teknik berkomunikasi
dengan klien/pengguna jasa/pemberi kerja.
HAK DAN Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan
TANGGUNG dapat diberi tanggung jawab membimbing orang
JAWAB lain, di antaranya:
1. Bertanggung jawab dalam pembuatan alat
canting tulis sesuai dengan standar mutu
Asosiasi Batik atau tempat kerja dan dengan
memperhatikan keamanan dan keselamatan
kerja.
2. Mampu diberi tanggung jawab untuk
membimbing rekan kerja yang baru bekerja,
peserta magang dan dapat menggantikan
pekerjaan orang lain dengan lingkup,
kuantitas dan mutu hasil kerja yang sama.
3. Mampu bekerja sama dan melakukan
komunikasi dalam lingkup kerjanya.
4. Mampu menyusun laporan tertulis tentang
pembuatan alat canting tulis dengan benar.
D. Standar Kompetensi Lulusan
Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas:
1. Unit Kompetensi
2. Elemen Kompetensi
3. Indikator Kelulusan
sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi 1.1. Bertakwa kepada a. Menyelesaikan pembuatan alat canting tulis (di dalam
karakter dan Tuhan Yang Maha sebuah simulasi kerja) tanpa menimbulkan
kepribadian Esa. ketidaknyamanan pada masyarakat di sekitar, dan tidak
manusia 1.2. Memiliki moral, menghasilkan limbah yang merusak lingkungan.
Indonesia. etika dan b. Menyelesaikan pembuatan alat canting tulis (di dalam
kepribadian yang sebuah simulasi kerja) yang memenuhi tingkat kepuasan
baik di dalam konsumen /pengguna jasa/pemberi pekerjaan.
menyelesaikan c. Menyelesaikan pembuatan alat canting tulis (dalam sebuah
tugasnya sebagai simulasi kerja) tanpa kecelakaan (zero accident).
warga negara yang
bangga dan cinta
tanah air.
1.3. Bekerja sama dan
memiliki kepekaan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
yang tinggi terhadap
masyarakat dan
lingkungannya.
1.4. Menghargai
keanekaragaman
budaya, pandangan,
kepercayaan, dan
agama serta
pendapat/temuan
original orang lain.
1.5. Berperan sebagai
warga negara yang
bangga dan cinta
tanah air serta
mendukung
perdamaian dunia.
1.6. Hasil kerja sesuai
dengan kesepakatan
pengguna dan tidak
berdampak pada
timbulnya
keresahan
khalayak, tidak
bertentangan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
dengan norma
agama, hukum
serta norma yang
berlaku.
1.7. Menjunjung tinggi
penegakan hukum
serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan
kepentingan bangsa
serta masyarakat
luas.
1.8. Menghargai
kekayaan budaya
dalam kearifan lokal
berbentuk artefak/
peninggalan
budaya.
1.9. Memiliki kepedulian
terhadap konservasi
dan pelestarian
budaya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
1.10. Mengimplementasik
an kesadaran akan
pelestarian
/keberlanjutan
lingkungan.

Kemampuan di Bidang Kerja


2. Menerjemahkan 2.1. Mampu 2.1.1. Ketepatan dan kesesuaian informasi tentang karakter
informasi menjelaskan tentang canting yang disampaikan antara klien dan peserta uji
permintaan perbedaan masing- dalam sebuah simulasi kerja, seperti membuat canting
klien/pengguna masing fungsi klowong, isen-isen, dan tembokan.
jasa/pemberi canting tulis.
kerja terkait
dengan:
a. jenis canting
tulis.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
b. kualitas 2.2. Mampu 2.2.1. Ketepatan dalam menjelaskan material canting, seperti :
canting tulis. menjelaskan tentang tembaga, kuningan, seng.
perbedaan jenis- • tembaga, terbaik sebagai penghantar panas;
jenis material bahan • kuningan, sangat baik sebagai penghantar panas;
canting. • seng, baik sebagai penghantar panas.

2.3. Membantu klien 2.3.1. Kepuasan klien terhadap informasi yang disampaikan
dalam mengambil peserta uji, berupa:
keputusan dalam a. Menerima nota pesanan sesuai dengan yang
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
simulasi kerja. dikehendaki oleh klien/ pengguna jasa/pemberi
kerja;
b. menentukan harga;
c. jenis barang;
d. jumlah barang;
e. waktu pengerjaan.
3. Mengidentifikasi, 3.1. Mengidentifikasi, 3.1.1. Ketepatan memilih bahan yang berkualitas untuk
menyediakan, material pembuatan pembentukan bagian canting, seperti:
menggunakan, canting. a. tembaga, kuningan, seng, untuk bagian kepala dan
merawat, dan cucuk canting;
menyimpan b. kayu dan bambu untuk gagang canting.
bahan
pembuatan
canting tulis
sesuai dengan
SOP yang
ditentukan oleh
tempat kerja/
perusahaan.
3.2. Menyediakan, 3.2.1. Kemampuan memilih dan menyediakan material yang
material pembuatan baik dan sesuai dengan jenis produk canting tulis.
canting.

3.3. Menggunakan, 3.3.1. Kemampuan penggunaan dan pemanfaatan secara


STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
material pembuatan maksimum material.
canting.

3.4. Merawat, dan 3.4.1. Kemampuan merawat peralatan canting dan


menyimpan alat dan menyediakan tempat penyimpanan yang memadai
material pembuatan sesuai bentuk dan jumlah canting.
canting.

4. Mengidentifikasi, 4.1. Mengidentifikasi, 4.1.1. Kemampuan membentuk kepala dan cucuk canting
menyediakan, alat pembuatan sesuai dengan bahannya seperti:
menggunakan, canting tulis. a. kepala canting berbahan kuningan;
merawat, dan b. kepala canting berbahan tembaga;
menyimpan alat c. kepala canting berbahan seng;
pembuatan d. gagang canting berbahan kayu pule (ringan);
canting tulis e. gagang canting berbahan bambu berdiameter 1,5 cm;
sesuai dengan f. ikatan kepala canting ke gagang canting.
SOP yang
ditentukan oleh
tempat kerja/
perusahaan.
4.2. Menyediakan alat 4.2.1. Menunjukkan peralatan, seperti: ballpen, gunting plat,
pembuatan canting tang, obeng, kawat, gergaji, palu, alas keramik atau
tulis. kayu.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
4.3. Menggunakan alat 4.3.1. Kemampuan menggunakan peralatan sesuai fungsinya
pembuatan canting untuk membuat bagian-bagian canting.
tulis.
4.4. Merawat, dan 4.4.1. Kemampuan merawat dan menyediakan tempat
menyimpan alat peralatan.
pembuatan canting
tulis.
4.5. Menyediakan alat 4.5.1. Kelancaran menyediakan alat dan bahan, antara lain:
dan bahan dalam a. gunting tembaga;
praktek pembuatan b. gunting seng;
alat canting tulis c. tang;
yang sesuai dengan d. kayu;
mutu (standar yang e. pegangan canting;
berasal dari Asosiasi f. alat patri (alat las).
Batik).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
5. Membuat alat 5.1. Membuat kepala 5.1.1. Ketepatan membuat pola kepala canting dengan kertas
canting tulis canting. sesuai ukuran skala 1:1.
sesuai standard
pelatihan,
berdasarkan
sejumlah pilihan
prosedur kerja,
dengan mutu
dan kuantitas
yang terukur,
serta melakukan
proses produksi
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
sesuai dengan 5.1.2. Memindahkan pola kertas kepala canting ke atas
prinsip material tembaga/ kuningan/seng, dengan cara:
Keselamatan a. material digunting sesuai pola;
dan Kesehatan b. merapihkan hasil guntingan; membentuk bagian
Kerja (K3), kepala canting menjadi seperti mangkok kecil.

5.2. Membuat 5.2.1. Memotong material tembaga/kuningan/seng sesuai


cucuk/carat dengan ukuran cucuk/carat canting dengan cara:
canting. a. Membentuk bagian ujung cucuk (sebagai tempat
keluarnya lilin);
b. Membentuk ekor kepala canting agar dapat diikatkan
ke gagang;
c. Mengikat carat canting dengan cara dipatri.
5.3. Membuat gagang 5.3.1. Membuat gagang canting berbahan material kayu,
canting. dengan cara:
a. Membentuk gagang sesuai ukuran yang diperlukan;
b. Membentuk salah satu ujung kayu sebagai
dudukan kepala canting;
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
c. Menghalus-kan permukaan gagang canting dengan
amplas;
d. Memeriksa dengan teliti kualitas gagang canting.

5.4. Merakit canting. 5.4.1. Memasang ekor kepala canting pada lubang yang
tersedia pada gagang, dengan cara:
a. Merapihkan posisi kepala canting;
b. Mengikat bagian pangkal cucuk canting pada
material yang sejenis dengan kepala canting;
c. Ketelitian memeriksa kualitas canting yang dibuat;
d. Mematri bagian kepala canting agar tidak ada bagian
yang bocor;
e. Menghaluskan kepala canting dengan amplas.
6. Mengemas, 6.1. Merawat dan 6.1.1. Membersihkan canting tulis dengan cara:
menyimpan, dan memelihara a. Merebus canting tulis ke dalam larutan air panas,
merawat alat peralatan. soda abu dan TRO, Menyimpan canting tulis di
dan bahan dalam wadah yang kering;
pembuatan b. Menyimpan canting dengan cara menjejerkan
canting tulis canting pada rak yang sesuai ukurannya dengan
posisi berdiri, agar cucuk canting tidak rusak.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
7. Mempresentasik 7.1. Mempresentasikan 7.1.1. Kelengkapan informasi tentang hasil pembuatan alat
an hasil alat hasil alat canting canting tulis yang diberikan kepada klien.
canting tulis tulis kepada
kepada klien/pemberi kerja.
klien/pemberi
kerja dan
mengevaluasi
hasil kerja 7.1.2. Kepuasan klien terhadap presentasi peserta uji tentang
secara mandiri. hasil pembuatan alat canting tulis.

7.2. Mengevaluasi hasil 7.2.1. Ketepatan dalam menilai hasil kerja sendiri sesuai
kerja secara dengan acuan yang ditetapkan.
mandiri.
7.3. Mampu membaca 7.3.1. Ketepatan membaca peluang usaha sesuai dengan
peluang kondisi pasar.
berwirausaha
malam batik,
dengan minimum
mampu menghitung
kelabaan proses
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
produksi.
8. Mampu 8.1. Menjadi pengusaha 8.1.1. Ketepatan menentukan sumber daya alam sesuai
berwirausaha canting tulis. dengan kebutuhan produksi.
dalam bidang
produksi alat
canting tulis, di
antaranya:
a. menghitung
kelabaan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
proses 8.1.2. Kelancaran menghasilkan proposal untuk mendapatkan
produksi; modal awal dengan melamar KUK.
b. mengidentifi
kasi sumber
daya untuk
membuat
canting tulis;
c. memasarkan
canting tulis;
d. mendapatka
n modal awal
dengan
melamar
Kredit Usaha
Kecil (KUK).

Pengetahuan yang Dikuasai


9. Menguasai 9.1. Menguasai konsep 9.1.1. Ketepatan dan keakuratan dalam menjelaskan
pengetahuan umum, prinsip, dan pembuatan canting tulis.
operasional yang teknik pembuatan,
lengkap, prinsip- merawat, dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
prinsip serta menyimpan alat-alat
konsep umum canting tulis.
yang terkait
dengan
membuat alat
canting tulis.
9.2. Menguasai konsep 9.2.1. Menjelaskan teori tentang Keselamatan dan Kesehatan
umum Keselamatan Kerja (K3) dengan benar.
dan Kesehatan
Kerja (K3).
9.3. Menguasai 9.3.1. Mendeskripsikan pengetahuan faktual harga bahan dan
pengetahuan alat, biaya proses produksi, dan sumber bahan dengan
faktual harga bahan tepat.
dan alat, biaya
proses produksi,
dan sumber bahan.
9.4. Menguasai konsep 9.4.1. Ketepatan mendeskripsikan konsep umum penyusunan
umum penyusunan RAB dan aplikasi KUK.
RAB dan aplikasi
KUK.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
9.4.2. Kelancaran membuat proposal sederhana untuk
aplikasi KUK.

9.5. Menguasai prinsip- 9.5.1. Menyebutkan prinsip-prinsip pemasaran dengan benar.


prinsip pemasaran.
9.6. Menguasai prinsip 9.6.1. Berinteraksi dengan lingkungan kerjanya dengan cepat.
dan teknik
berkomunikasi
dengan klien/
pengguna jasa/
pemberi kerja.
Hak dan Tanggung Jawab
10. Bertanggung 10.1. Bertanggung jawab 10.1.1. Kelancaran menghasilkan malam batik sesuai dengan
jawab pada dalam pembuatan standar mutu yang berasal dari Asosiasi Batik atau
pekerjaan canting tulis sesuai tempat kerja/perusahaan dan dengan memperhatikan
sendiri dan dengan standar keamanan dan keselamatan kerja.
dapat diberi mutu yang berasal
tanggung jawab dari Asosiasi Batik
atas kuantitas dan dengan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
dan mutu hasil memperhatikan 10.1.2. Menjaga standardisasi mutu malam batik sesuai dengan
kerja orang lain. keamanan dan standar mutu yang telah ditentukan oleh Asosiasi
keselamatan kerja. Batik/ Paguyuban Batik /Yayasan Batik atau tempat
kerja /perusahaan dan dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja.

10.1.3. Menyelesaikan pekerjaan dengan tanpa kecelakaan (zero


accident) dalam sebuah simulasi kerja.

10.2. Mampu diberi 10.2.1. Melaksanakan tanggung jawab untuk melakukan


tanggung jawab pembinaan terhadap rekan kerja yang baru, peserta
untuk membimbing magang dan dapat menggantikan pekerjaan orang lain
rekan kerja yang dengan lingkup, kuantitas, dan mutu hasil kerja yang
baru bekerja, sama.
peserta magang dan
dapat menggantikan
pekerjaan orang lain
dengan lingkup,
kuantitas dan mutu
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING TULIS JENJANG 2

UNIT ELEMEN
NO. INDIKATOR KELULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI
hasil kerja yang
sama.
10.3. Mampu bekerja 10.3.1. Berinteraksi dengan lingkungan kerjanya dengan cepat.
sama dan
melakukan
komunikasi dalam
lingkup kerjanya.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa
prinsip, antara lain:
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu
yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah
terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki
mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan
berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas
pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus
melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin
pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di
tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu, arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan
pada capaian pembelajaran, standar kompetensi, dan mutu lulusan.

Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu


yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia
sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini
menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan
antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga
kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus
pengembangan di masa yang akan datang.

Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka


berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya
untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional
maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan
yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.

Terkait dengan kursus dan pelatihan membatik ini, maka arah


pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah kemampuan lulusan
yang dapat mengawali karir kerja di bidang membatik, khususnya dalam
bidang membatik dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.
N. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURSUS DAN PELATIHAN
PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG III

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk mampu berkembang
menjadi negara maju. Keanekaragaman sumber daya alam, flora dan
fauna, kultur, penduduk serta letak geografis yang unik merupakan
modal dasar yang kuat untuk melakukan pengembangan di berbagai
sektor kehidupan yang pada saatnya dapat menciptakan daya saing
yang unggul di dunia internasional. Dalam berbagai hal, kemampuan
bersaing dalam sektor sumber daya manusia tidak hanya
membutuhkan keunggulan dalam hal mutu akan tetapi juga
memerlukan upaya-upaya pengenalan, pengakuan, serta penyetaraan
kualifikasi pada bidang-bidang keilmuan dan keahlian yang relevan,
baik secara bilateral, regional, maupun internasional.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) secara khusus
dikembangkan untuk menjadi suatu rujukan nasional bagi upaya-
upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa Indonesia di sektor
sumber daya manusia. Pencapaian setiap tingkat kualifikasi sumber
daya manusia Indonesia berhubungan langsung dengan tingkat
capaian pembelajaran baik yang dihasilkan melalui sistem pendidikan
maupun sistem pelatihan kerja yang dikembangkan dan diberlakukan
secara nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu dan daya
saing bangsa akan sekaligus memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
KKNI merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan mutu dan
jati diri bangsa Indonesia dalam sektor sumber daya manusia yang
dikaitkan dengan program pengembangan sistem pendidikan dan
pelatihan secara nasional. Setiap tingkat kualifikasi yang dicakup
dalam KKNI memiliki makna dan kesetaraan dengan capaian
pembelajaran yang dimiliki setiap insan pekerja Indonesia dalam
menciptakan hasil karya dan kontribusi yang bermutu di bidang
pekerjaannya masing-masing.

Kebutuhan Indonesia untuk memiliki KKNI sudah sangat mendesak


mengingat tantangan dan persaingan global pasar tenaga kerja
nasional maupun internasional yang semakin terbuka. Pergerakan
tenaga kerja dari dan ke Indonesia tidak lagi dapat dibendung dengan
peraturan atau regulasi yang bersifat protektif. Ratifikasi yang telah
dilakukan Indonesia untuk berbagai konvensi regional maupun
internasional, secara nyata menempatkan Indonesia sebagai sebuah
negara yang semakin terbuka dan mudah dimasuki oleh kekuatan
asing melalui berbagai sektor seperti sektor perekonomian,
pendidikan, sektor ketenagakerjaan dan lain-lain. Oleh karena itu,
persaingan global tidak lagi terjadi pada ranah internasional akan
tetapi sudah nyata berada pada ranah nasional.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi tantangan
globalisasi pada sektor ketenagakerjaan adalah meningkatkan
ketahanan sistem pendidikan dan pelatihan secara nasional dengan
berbagai cara antara lain:
1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan.
2. Mengembangkan sistem kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja maupun pengalaman mandiri dengan kriteria
kompetensi yang dipersyaratkan oleh suatu jenis bidang dan
tingkat pekerjaan.
3. Meningkatkan kerjasama dan pengakuan timbal balik yang saling
menguntungkan antara institusi penghasil dengan pengguna
tenaga kerja.
4. Meningkatkan pengakuan dan kesetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia
baik terhadap capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi
pendidikan dan pelatihan maupun terhadap kriteria kompetensi
yang dipersyaratkan untuk suatu bidang dan tingkat pekerjaan
tertentu.
Secara mendasar langkah-langkah pengembangan tersebut mencakup
permasalahan yang bersifat multi aspek dan keberhasilannya sangat
tergantung dari sinergi dan peran proaktif dari berbagai pihak yang
terkait dengan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional
termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Tenaga Kerja, asosiasi profesi, asosiasi industri, institusi pendidikan
dan pelatihan, serta masyarakat luas.
Secara umum, kondisi awal yang dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan suatu program penyetaraan kualifikasi
ketenagakerjaan tersebut tampak belum cukup kondusif dalam
beberapa hal seperti misalnya belum meratanya kesadaran mutu di
kalangan institusi penghasil tenaga kerja, belum tumbuhnya
kesadaran tentang pentingnya kesetaraan kualifikasi antara capaian
pembelajaran yang dihasilkan oleh penghasil tenaga kerja dengan
deskripsi keilmuan, keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di
bidang kerja atau profesi termasuk terbatasnya pemahaman mengenai
dinamika tantangan sektor tenaga kerja di tingkat dunia. Oleh karena
itu, upaya-upaya untuk mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi lulusan dari institusi pendidikan formal dan
non formal, dengan deskripsi kompetensi kerja yang diharapkan oleh
pengguna lulusan perlu diwujudkan dengan segera.
Di jalur pendidikan non formal, pada tahun 2015 tercatat sekitar
19.248 lembaga kursus dan pelatihan yang menyelenggarakan
pendidikan non formal dalam bentuk beragam jenis kursus dan
pelatihan (sumber: www.infokursus.net) di bawah pembinaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Maka, salah satu
infrastruktur yang penting dalam mencapai keselarasan mutu dan
penjenjangan kualifikasi antara lulusan dari institusi penyelenggara
kursus dan pelatihan dengan deskripsi kompetensi kerja yang
diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar
Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan
Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Kursus dan Pelatihan.
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan
pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan
kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja
dan dunia industri.
Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang
Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa
dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang
mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta
menegaskan bahwa batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia
yang mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu
ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi.
Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya:
1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik
merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli;
2. Simbol-simbol, nilai-nilai, beserta aspek estetik dan etik yang
terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan
kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia;
3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia;
4. Persebaran dan perkembangan sentra-sentra batik lama dan baru
di Indonesia;
5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap
Batik Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda
sekaligus menjadi simbol Indonesia di dunia;
6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam
berbagai media, mix media, dan multi media;
7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan
dunia.

B. Tujuan Penyusunan SKL


SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan
pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam
menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada
aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program
Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor
kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik
pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan
membatik salah satunya adalah pembuatan canting cap jenjang 3.

Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus


dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang
bersertifikasi. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk
membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan
operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan
dan tanggung jawab dalam pembuatan canting cap jenjang 3.

1. Nama program
Kursus dan Pelatihan Pembuatan canting cap Berbasis KKNI
Jenjang 3
2. Tujuan
a. Umum
Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan
canting cap jenjang 3 ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki pengetahuan operasional lengkap, kemampuan
kerja, serta kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan canting capsesuai dengan standar spesifikasinya.
b. Khusus
Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten dalam bidang pembuatan canting cap
jenjang 3 yang meliputi kemampuan dalam hal:
1) Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan
peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
2) Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan
pewarna sintetis.
3) Membuat batik dengan pewarna sintetis sesuai standar SNI.
4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus
Batik Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat.
5) Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna
sintetis.
6) Menjual batik dengan pewarna sintetis dan keahlian dalam
pembuatan batik dengan pewarna sintetis.
3. Manfaat
Program Kursus dan Pelatihan pembuatan canting cap jenjang 3 ini
bermanfaat bagi:
a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja,
pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa
digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha.
b. Lembaga pengguna (stakeholder) bidang batik dapat merekrut
calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi
dengan pekerjaannya.
c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat
menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang
terstandarkan.
4. Kualifikasi peserta
Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam
bidang membatik khususnya pembuat batik dengan pewarna
sintetis.
5. Durasi kursus dan pelatihan
Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti
kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan
proporsi waktu 30% teori (72 jam pelajaran) dan 70% praktik (168
jam pelajaran). Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat
dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana
yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern.
6. Metode kursus dan pelatihan
Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
berbasis kompetensi dengan cara :
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Praktik kerja
7. Uji kompetensi
Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus
dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri
dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik
bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses
pembuatan canting cap jenjang 3. Uji kompetensi dilaksanakan di
(TUK).
8. Sertifikat kelulusan
Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan
membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) bidang batik yang diakui
oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional
dan internasional.

D. Ruang Lingkup
Kursus dan pelatihan membatik terdiri dari:
1. Pembuatan malam batik jenjang 3;
2. Membatik tulis dengan pewarnaan sintetis jenjang 2;
3. Membatik tulis dengan pewarnaan ramah lingkungan jenjang 2;
4. Pembuatan alat canting tulis jenjang 2; dan
5. Pembuatan alat canting cap jenjang 3.

E. Pengertian
Dalam SKL ini, yang dimaksud dengan:
1. Profil lulusan adalah gambaran kemampuan yang dimiliki oleh
lulusan di bidang keterampilan dan jenjang tertentu sesuai
kualifikasi KKNI.
2. Jabatan kerja adalah gambaran jabatan kerja yang bisa
dimasuki oleh lulusan dibidang keterampilan dan jenjang
tertentu sesuai kualifikasi KKNI.
3. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan,
kompetensi dan akumulasi pengalaman kerja.
4. Pengetahuan adalah penguasaan teori oleh seseorang pada
suatu bidang keilmuan dan keahlian tertentu atau pemahaman
tentang konsep, fakta, informasi dan metodologi pada bidang
pekerjaan tertentu.
5. Sikap adalah penghayatan nilai, etika, moral, hukum, dan
norma-norma sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan bermasyarakat, yang diaktualisasikan dalam
perilaku dan perbuatan sehari-hari, baik dalam lingkungan
keluarga, lingkungan tempat kerja, maupun dalam lingkungan
masyarakat yang lebih luas.
6. Keterampilan adalah kemampuan psikomotorik dan
kemampuan menggunakan metode, bahan, dan instrumen, yang
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
7. Hak dan tanggung jawab adalah konsekwensi dari dikuasainya
pengetahuan dan kemampuan kerja dalam melaksanakan
kewajiban kerja secara sadar akan hasil dan resikonya dan oleh
karenanya mendapatkan hak sesuai dengan kualifikasinya.
8. Kompetensi adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam
melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui
penilaian yang terstruktur, secara mandiri dan bertanggung
jawab di dalam lingkungan kerja.
9. Elemen kompetensi adalah bagian yang menyusun satu
kompetensi secara utuh dalam bentuk uraian pengetahuan,
kemampuan kerja, tanggung jawab dan hak, maupun sikap
berperilaku.
10. Uji kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang
dilakukan oleh penguji untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi hasil belajar peserta didik kursus dan satuan
pendidikan nonformal lainnya pada satu jenis dan tingkat
pendidikan/pelatihan tetrtentu.
11. Indikator kelulusan adalah unsur yang menjadi tolok ukur
keberhasilan yang menyatakan seseorang kompeten atau tidak.
12. Pengalaman kerja adalah internalisasi kemampuan dalam
melakukan pekerjaan di bidang tertentu dan selama jangka
waktu tertentu.
13. Deskripsi umum KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari
setiap manusia Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
sebagaimana dinyatakan pada lampiran Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012.
14. Deskripsi kualifikasi KKNI adalah deskripsi yang menyatakan
ilmu pengetahuan, pengetahuan praktis, pengetahuan, afeksi
dan kompetensi yang dicapai seseorang sesuai dengan jenjang
kualifikasi 1 sampai 9 sebagaimana dinyatakan pada lampiran
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012.
15. Deskripsi capaian pembelajaran khusus adalah deskripsi
capaian minimum dari setiap program kursus dan pelatihan
yang mencakup deskripsi umum dan selaras dengan Deskripsi
Kualifikasi KKNI.
16. Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kualifikasi
kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan, sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan dan diturunkan dari capaian pembelajaran
kursus pada jenjang KKNI yang sesuai. Standar Kompetensi
Lulusan berbasis KKNI dinyatakan dalam tiga parameter:
Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan Indikator kelulusan.
17. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah pengakuan atas
capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pengalaman
kerja, pendidikan non formal, dan pendidikan informal ke dalam
pendidikan formal.

II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI

A. Profil Lulusan
Lulusan program kursus dan pelatihan membatik ini memiliki
penguasaan pengetahuan operasional lengkap dan kemampuan kerja,
serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
pembuatan canting cap jenjang 3.
1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang
lazim dengan metode yang sesuai.
3. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya.
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.

B. Jabatan Kerja
Jabatan kerja yang bisa ditempati dan dilakukan oleh lulusan Kursus
dan Pelatihan pembelajaran pembuatan canting cap jenjang 3, yaitu
untuk bekerja mandiri, bekerja di industri/usaha jasa dan produksi
pembatikan sebagai pembuat batik dengan pewarna sintetis.

C. Capaian Pembelajaran
1. Deskripsi umum KKNI
Deskripsi umum KKNI sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2012 yang minimum wajib dimiliki dan dihayati oleh setiap
lulusan kursus dan pelatihan adalah:
Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka
implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan
kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi
pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan
kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air
serta mendukung perdamaian dunia.
d. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan
lingkungannya.
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,
dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas.

2. Deskripsi kualifikasi sesuai dengan jenjang pada KKNI Jenjang 3


a. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan
b. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah
yang lazim dengan metode yang sesuai.
c. Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya
d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

3. Deskripsi capaian pembelajaran khusus


Capaian pembelajaran kursus dan pelatihan pembuatan canting
cap jenjang 3 adalah:

PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS


BIDANG PEMBUATAN ALAT CANTING CAP SESUAI KKNI JENJANG 3

SIKAP DAN TATA Membangun dan membentuk karakter dan


NILAI kepribadian manusia Indonesia yang:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik
di dalam menyelesaikan tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cinta tanah air serta mendukung perdamaian
dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan
sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, kepercayaan, dan agama serta
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN ALAT CANTING CAP SESUAI KKNI JENJANG 3

pendapat/temuan original orang lain.


6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta
memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
7. Menghargai kekayaan budaya dalam kearifan
lokal berbentuk artifak/tinggalan budaya.
8. Memiliki kepedulian terhadap konservasi dan
pelestarian budaya.
9. Menghasilkan output/outcome kerja sesuai
dengan kesepakatan pengguna dan tidak
berdampak pada timbulnya keresahan khalayak,
tidak bertentangan dengan norma agama,
hukum serta norma yang berlaku.
10. Mengimplementasikan kesadaran akan
pelestarian/keberlanjutan lingkungan.
KEMAMPUAN DI Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik
BIDANG KERJA dalam pembuatan canting batik cap sesuai standar
mutu, meliputi: struktur canting cap yang kokoh
pada tiap-tiap bagiannya; awet digunakan untuk
menghasilkan sekurangnya sampai dengan 2.500
helai kain batik; dan menghasilkan batik cap yang
sesuai dengan standar mutu, yaitu: meninggalkan
jejak malam yang rapi, bersih, rata,
tajam/tegas/jelas (tidak mblobor atau terlalu tipis),
tembus (bolak-balik dua muka kain), tidak merusak
struktur atau serat kain. Yang mencakup
kemampuan sebagai berikut:
1. Menerjemahkan informasi permintaan klien/
pengguna jasa/pemberi kerja terkait dengan
jenis dan kualitas canting cap yang diperlukan.
2. Menyiapkan, menggunakan, merawat, dan
menyimpan alat dan bahan pembuatan canting
cap sesuai dengan kebutuhan proses dan SOP
Kursus Batik Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.
3. Menyiapkan alternatif desain ragam hias batik
cap dengan:
a. menentukan ukuran canting cap
berdasarkan penjenjangan kemampuan
yaitu: pemula: 2,5x15 cm (seritan) atau 5x5
cm (ceplok kecil); menengah: 5x15 cm (untuk
pinggiran/ploi, tumpal/sorot), 12x12 cm
(untuk ceplok sedang); dan kemampuan
lanjut: 18x18 cm (tengahan/utama);
b. menentukan pola perulangan canting cap
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN ALAT CANTING CAP SESUAI KKNI JENJANG 3

(pattern) diantaranya: 1 bata (tubruk), ½ bata


(onde-onde), rotasi (mubeng), miring diagonal
(parang), berseling (mlampah);
c. menentukan desain ragam hias canting cap:
bunga, hewan, geometris, dan atau
kombinasi (terdapat klowongan, isen-isen,
tanahan/latar, dan tembokan).
4. Membuat canting cap sesuai standar pelatihan,
berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja
diantaranya adalah:
a. pembuatan struktur (sliwer dan ancak), motif
(klowongan), pegangan (rangka dan
pegangan);
b. penyusunan motif (klowongan) dan perakitan
canting cap;
c. pengasapan, pembakaran, dan penggosokan
canting cap;
d. pengetesan canting cap pada permukaan
kain;
e. serta melakukan proses produksi dengan
menerapkan prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan pelestarian
lingkungan.
5. Mengemas dan menyimpan canting cap.
6. Mempresentasikan hasil canting cap kepada
klien/pemberi kerja.
7. Mengevaluasi hasil kerja secara mandiri.
8. Berwirausaha secara mandiri, meliputi:
a. Mampu membaca peluang berwirausaha
malam batik, dengan minimum mampu
menghitung kelabaan proses produksi;
b. Mengidentifikasi sumber daya alam untuk
membuat canting cap, memasarkan canting
cap batik yang diproduksi, dan mampu
mendapatkan modal awal dengan melamar
Kredit Usaha Kecil (KUK).
PENGETAHUAN Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan
YANG DIKUASAI tertentu secara umum, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural,
mencakup:
Menguasai pengetahuan operasional yang lengkap,
prinsip-prinsip serta konsep umum pembuatan
canting cap, mencakup:
1. Konsep umum canting (definisi, istilah, sejarah,
fisolofi, desain)
PARAMETER DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
BIDANG PEMBUATAN ALAT CANTING CAP SESUAI KKNI JENJANG 3

2. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan


prosedural tentang pembuatan canting cap
3. Konsep umum tentang jenis dan manfaat alat-
alat dan bahan untuk pembuatan canting cap.
4. Konsep umum, prinsip, teknik, dan pengetahuan
prosedural tentang penggunaan, perawatan, dan
penyimpanan alat-alat dan bahan untuk
pembuatan canting cap.
5. Konsep umum dan pengetahuan prosedural
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) yang
berhubungan dengan pembuatan canting cap.
6. Konsep umum pelestarian lingkungan dan
pengolahan limbah material pembuatan canting
cap.
7. Pengetahuan faktual harga bahan dan alat, biaya
proses produksi, dan sumber bahan.
8. Konsep umum penyusunan rencana anggaran
biaya dan aplikasi kredit usaha kecil.
9. Prinsip dan teknik pemasaran.
10. Prinsip dan teknik berkomunikasi efektif dengan
klien/pengguna jasa/pemberi kerja.

HAK DAN Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat


TANGGUNG diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil
JAWAB kerja orang lain.
1. Bertanggung jawab dalam pembuatan canting
cap sesuai dengan standar mutu Balai Diklat
Batik/ Paguyuban Batik/Yayasan Batik atau
tempat kerja/perusahaan dan dengan
memperhatikan keamanan dan keselamatan
kerja.
2. Mampu diberi tanggung jawab untuk
membimbing rekan kerja yang baru bekerja,
peserta magang dan dapat menggantikan
pekerjaan orang lain dengan lingkup, kuantitas
dan mutu hasil kerja yang sama.
3. Mampu bekerja sama dan melakukan
komunikasi dalam lingkup kerjanya.
D. Standar Kompetensi Lulusan
Uraian standar kompetensi berbasis KKNI terdiri atas:
1. Unit Kompetensi
2. Elemen Kompetensi
3. Indikator Kelulusan
sebagaimana dinyatakan pada tabel berikut ini.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI


BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Sikap dan Tata Nilai


1. Mengaktualisasi karakter 1.1. Bertakwa kepada Tuhan Yang a. Menyelesaikan pembuatan alat canting
dan kepribadian manusia Maha Esa. cap (di dalam sebuah simulasi kerja)
Indonesia. 1.2. Memiliki moral, etika dan tanpa menimbulkan ketidaknyamanan
kepribadian yang baik di pada masyarakat di sekitar, dan tidak
dalam menyelesaikan menghasilkan limbah yang merusak
tugasnya sebagai warga lingkungan.
negara yang bangga dan cinta b. Menyelesaikan pembuatan alat canting
tanah air. cap (di dalam sebuah simulasi kerja)
1.3. Bekerja sama dan memiliki yang memenuhi tingkat kepuasan
kepekaan yang tinggi terhadap konsumen /pengguna jasa/pemberi
masyarakat dan pekerjaan.
lingkungannya. c. Menyelesaikan pembuatan alat canting
1.4. Menghargai keanekaragaman cap (dalam sebuah simulasi kerja) tanpa
budaya, pandangan, kecelakaan (zero accident).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original
orang lain.
1.5. Berperan sebagai warga
negara yang bangga dan cinta
tanah air serta mendukung
perdamaian dunia.
1.6. Hasil kerja sesuai dengan
kesepakatan pengguna dan
tidak berdampak pada
timbulnya keresahan
khalayak, tidak bertentangan
dengan norma agama, hukum
serta norma yang berlaku.
1.7. Menjunjung tinggi penegakan
hukum serta memiliki
semangat untuk
mendahulukan kepentingan
bangsa serta masyarakat luas.
1.8. Mengimplementasikan
kesadaran akan pelestarian/
keberlanjutan lingkungan.
Kemampuan di Bidang Kerja
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2. Menerjemahkan informasi 2.1. Kemampuan menerjemahkan 2.1.1. Ketepatan dan kesesuaian informasi
permintaan informasi yang disampaikan. dari klien yang ditangkap oleh peserta
klien/pengguna uji dalam sebuah simulasi kerja,
jasa/pemberi kerja terkait berupa informasi permintaan
dengan jenis dan kualitas mencakup:
canting cap yang a. Pilihan ukuran canting cap:
diperlukan • pemula: 2,5x15 cm (seritan) atau
5x5 cm (ceplok kecil);
• menengah: 5x15 cm (untuk
pinggiran/ploi, tumpal/sorot),
12x12 cm (untuk ceplok sedang);
dan
• lanjut: 18x18 cm
(tengahan/utama).
b. Pilihan pola perulangan
(pengubinan/ pattern) canting cap:
• 1 bata (tubruk);
• ½ bata (onde-onde);
• rotasi (mubeng);
• miring diagonal (parang);
• berseling (mlampah).
c. Pilihan desain ragam hias canting
cap: bunga, hewan, geometris, dan
atau kombinasi (terdapat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
klowongan, isen-isen, tanahan/
latar, dan tembokan).
d. Perkiraan harga pesanan.
e. Penjelasan kualitas canting cap
yang baik (meninggalkan jejak
malam yang rapi, bersih, rata,
tajam/tegas/jelas (tidak mblobor
atau terlalu tipis), tembus (bolak-
balik dua muka kain), tidak
merusak struktur atau serat kain.
f. Penjelasan sistem pembayaran.
g. Penjelasan waktu pengerjaan.
h. Penjelasan sistem pengantaran.
i. Penjelasan usia pakai.
j. Penjelasan perawatan setelah
pakai.
k. Penjelasan sistem pengembalian
(return) atau garansi.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
2.2. Kemampuan memenuhi 2.2.1. Lulus survei kepuasan klien dalam
tingkat kepuasan sebuah simulasi kerja yang mencakup
klien/pengguna jasa/pemberi penilaian terhadap:
kerja yang ditentukan pada a. ketepatan menuliskan nota
sebuah simulasi kerja. pesanan sesuai dengan yang
dikehendaki oleh klien/pengguna
jasa/pemberi kerja;
b. Ketepatan memilih sampel malam
sesuai dengan pesanan.
3. Menyiapkan, 3.1. Persiapan alat dan bahan 3.1.1. Ketepatan dan kesesuaian dalam
menggunakan, merawat, pada tiap-tiap tahapan menyediakan alat dan bahan
dan menyimpan alat dan pembuatan canting cap. pembuatan canting cap sesuai
bahan pembuatan canting spesifikasi merujuk pada standar
cap sesuai dengan pelatihan DIKMAS.
kebutuhan proses dan 3.2. Persiapan alat, bahan, dan 3.2.1. Mutu dari alat dan bahan yang
SOP Kursus Batik perangkat kerja pada tiap-tiap diperlukan adalah sesuai dengan
Direktorat Jenderal tahapan pembuatan canting standar sebagai berikut:
Pendidikan Anak Usia Dini cap. a. bersih;
dan Pendidikan b. siap/layak pakai (berfungsi dengan
Masyarakat Catatan: baik);
Persiapan hanya dilakukan sesuai c. efisiensi dan efektivitas yang
tahap per tahap, bukan dilakukan dilakukan terkait waktu persiapan
sekaligus dari awal sampai akhir. dan penataan alat/bahan pada
area kerja;
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
d. prosentase kuantitas dan kualitas
kerusakan alat selama proses
pelatihan maksimum 10%;
e. ketersediaan alat dan bahan
pengganti (cadangan).
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan alat
pemilihan modul desain* yang dan bahan pemilihan modul desain
meliputi: menurut prosedur kerja.

*modul desain terdiri atas dua jenis:


a) desain hasil kerja manual
(pensil, spidol, marker, rapido,
tinta cina, dsb) di kertas
transparan (kalkir atau kertas
roti).
b) desain hasil kerja digital (diprint)
di kertas transparan (kalkir atau
kertas roti).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.3. Penggunaan alat pemilihan 3.3.1. Alat: pensil (1), pulpen biru & merah
modul desain menurut (2), penghapus (1), penggaris (1), tip-ex
prosedur kerja. (1), jangka (1), meja kerja (1), modul
desain (ukuran terluar desain 18x18
cm) (1).

3.3.2. Ketepatan desain sesuai pesanan dan


kepresisian ukuran modul desain
menghasilkan pengubinan canting cap
yang pas.

3.4. Penggunaan bahan pemilihan 3.4.1. Bahan: kertas hvs (1-5), kertas minyak
modul desain menurut (1-5), pita perekat bening 10mm (1),
prosedur kerja. modul desain (ukuran terluar desain
18x18 cm) (1), kertas karton tebal
(ukuran 30x30 cm) (1), minyak kelapa
(1).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.4.2. Ketepatan pemilihan bahan.

3.5. Urutan dan tata cara dalam 3.5.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan
persiapan pemilihan modul tata cara dalam persiapan pemilihan
desain menurut prosedur modul desain menurut prosedur kerja
kerja. yang meliputi:
a. persiapan area pemilihan modul;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya di area pemilihan modul;
c. persiapan modul desain;
d. persiapan kertas tebal (karton)
dengan ukuran luas 30x30 cm
sebagai alas;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian urutan dan tata
pembuatan dan penyusunan ancak cara dalam persiapan pembuatan dan
(rangka sebagai dudukan motif penyusunan ancak menurut prosedur kerja.
klowongan yang disusun dari plat
tembaga atau plat seng dengan
menyusun garis-garis keliling
bidang, garis-garis vertikal,
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
horizontal, atau diagonal sesuai
dengan kebutuhan desain) yang
meliputi:
3.6. Penggunaan alat pembuatan 3.6.1. Alat: pensil, cupit/pinset, tang,
dan penyusunan ancak gunting besi untuk plat
menurut prosedur kerja. tembaga/seng, ampelas logam, palu,
gergaji besi.
3.6.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat
(akibat rusak secara kimia atau fisik)
yang dapat mempengaruhi fungsi.
3.6.3. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap alat, wadah, dan area kerja
yang dapat mempengaruhi pada
efektifitas dan efisiensi kerja.
3.6.4. Ketelitian menggunakan alat dalam
menentukan ukuran-ukuran yang
berhubungan dengan motif desain.
3.7. Penggunaan bahan 3.7.1. Bahan: bagian keliling bidang: plat
pembuataan dan penyusunan tembaga lebar 8 mm (ukuran tebal
ancak menurut prosedur plat 0,4), bagian konstruksi dalam:
kerja. plat seng lebar 6 mm (ukuran tebal
plat 0,3).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.7.2. Ketelitian terhadap masa kadaluwarsa
bahan (akibat rusak secara kimia atau
fisik) yang dapat menyebabkan proses
pembuatan dan penyusunan ancak
tidak optimal.
3.7.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.

3.7.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan


tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas ancak.

3.8. Urutan dan tata cara dalam 3.8.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan dan
persiapan pembuatan dan tata cara dalam persiapan pembuatan
penyusunan ancak menurut dan penyusunan ancak menurut
prosedur kerja. prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan ancak;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang telah
dipilih;
d. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan motif pembuatan dan penyusunan motif
klowongan berbentuk sebagai klowongan menurut prosedur kerja.
kerangka bidang ragam hias utama
pada desain yang dapat berbentuk
objek tumbuhan, hewan, manusia,
alam, geometri, dan abstrak) yang
meliputi:
3.9. Penggunaan alat pembuatan 3.9.1. Alat: alat tulis (pulpen biru), penggaris
dan penyusunan motif besi, jangka, cupit/pinset, tang,
(klowongan) menurut gunting besi untuk plat
prosedur kerja. tembaga/seng, ampelas logam, alas
keramik, palu, gergaji besi, gerinda,
wadah modul, tempat sampah.
3.9.2. Ketelitian terhadap masa pakai alat
(akibat rusak secara kimia atau fisik)
yang dapat mempengaruhi fungsi.
3.9.3. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap alat, wadah, dan area kerja
yang dapat mempengaruhi pada
efektivitas dan efisiensi kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.9.4. Ketelitian menggunakan alat dalam
menentukan ukuran-ukuran yang
berhubungan dengan motif desain.

3.10. Penggunaan bahan 3.10.1. Bahan: plat tembaga (ukuran tebal


pembuatan dan penyusunan 0,6-0,8 mm) lebar 1-1,5 cm, dan
motif klowongan menurut panjang sesuai dengan keliling
prosedur kerja. bentuk motif desain.
3.10.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan motif klowongan tidak
optimal.
3.10.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.10.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas motif
klowongan.
3.11. Urutan dan tata cara dalam 3.11.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pembuatan dan dan tata cara dalam persiapan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan motif klowongan pembuatan dan penyusunan motif
menurut prosedur kerja. klowongan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan motif klowongan;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang
telah dipilih;
d. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan isen- pembuatan dan penyusunan motif isen-isen
isen (berbentuk titik/tutul) yang menurut prosedur kerja.
meliputi:
3.12. Penggunaan alat motif isen- 3.12.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
isen menurut prosedur kerja. penggaris besi, jangka, cupit/pinset,
tang, gunting besi untuk plat
tembaga/seng, alas keramik, palu,
wadah modul, tempat sampah.
3.12.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan motif isen-isen tidak
optimal.

3.12.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai


ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.

3.12.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan


tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas motif
isen-isen.
3.13. Penggunaan bahan 3.13.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal
pembuatan dan penyusunan 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan
motif isen-isen menurut panjang sesuai kebutuhan desain.
prosedur kerja. 3.13.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan motif isen-isen tidak
optimal.
3.13.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.13.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas motif
isen-isen.
3.14. Urutan dan tata cara dalam 3.14.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pmbuatan dan dan tata cara dalam persiapan
penyusunan motif isen-isen pembuatan dan penyusunan motif
menurut prosedur kerja. isen-isen menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan motif isen-isen;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang
telah dipilih;
d. potong plat seng atau tembaga
menggunakan gunting besi seperti
bentuk sisir dengan jarak tiap 1,5
- 2 mm;
e. ukur kebutuhan plat seng atau
tembaga sesuai kebutuhan bidang
isen-isen;
f. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan pembuatan dan penyusunan tembokan
tembokan (berfungsi sebagai pengisi menurut prosedur kerja.
bidang desain) yang meliputi:
3.15. Penggunaan alat persiapan 3.15.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
pembuatan dan penyusunan penggaris besi, jangka, cupit/pinset,
tembokan menurut prosedur tang, gunting besi untuk plat
kerja. tembaga/seng, alas keramik, palu,
wadah modul, tempat sampah.
3.15.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan tembokan tidak optimal.
3.15.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.

3.15.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan


tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
tembokan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.16. Penggunaan bahan dalam 3.16.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal
persiapan pembuatan dan 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan
penyusunan tembokan panjang sesuai kebutuhan desain.
menurut prosedur kerja

3.16.2. Ketelitian terhadap masa


kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan motif tembokan tidak
optimal.
3.16.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.16.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas motif
tembokan.
3.17. Urutan dan tata cara dalam 3.17.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pembuatan dan dan tata cara dalam persiapan
penyusunan tembokan pembuatan dan penyusunan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
menurut prosedur kerja. tembokan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan motif tembokan;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan modul desain yang
telah dipilih;
d. potong plat seng atau tembaga
menggunakan gunting besi seperti
bentuk sisir dengan jarak tiap
1,5-2 mm;
e. ukur kebutuhan plat seng atau
tembaga sesuai kebutuhan bidang
tembokan;
f. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan bajelan pembuatan dan penyusunan bajelan
(pengganjal/pengisi yang berfungsi menurut prosedur kerja.
untuk menguatkan konstruksi antar
motif klowongan dan isen-isen) yang
meliputi:
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.18. Penggunaan alat pembuatan 3.18.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
dan penyusunan bajelan penggaris besi, jangka, cupit/pinset,
menurut prosedur kerja. tang, gunting besi untuk plat
tembaga/seng, alas keramik, palu,
wadah modul, tempat sampah.
3.18.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan bajelan tidak optimal.
3.18.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.18.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
bajelan.
3.19. Penggunaan bahan persiapan 3.19.1. Bahan: plat seng atau tembaga, tebal
pembuatan dan penyusunan 0,4 mm, lebar 1- 1,5 cm, dan
bajelan menurut prosedur panjang sesuai kebutuhan desain.
kerja. 3.19.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan bajelan tidak optimal.

3.19.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai


ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.19.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
bajelan.
3.20. Urutan dan tata cara dalam 3.20.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pembuatan dan dan tata cara dalam persiapan
penyusunan bajelan menurut pembuatan dan penyusunan
prosedur kerja. tembokan menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan motif bajelan;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. potong plat seng atau tembaga
menggunakan gunting besi
dengan lebar 5 mm;
d. ukur kebutuhan plat seng atau
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
tembaga sesuai kebutuhan bidang
tembokan;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan sliwer pembuatan dan penyusunan sliwer menurut
(rangka dasar yang berfungsi prosedur kerja.
sebagai pengikat ancak dan bagian
pegangan canting cap) yang
meliputi:
3.21. Penggunaan alat persiapan 3.21.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
pembuatan dan penyusunan penggaris besi, tang, gergaji besi,
sliwer menurut prosedur kerja alas keramik, palu, wadah modul,
tempat sampah.
3.21.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan sliwer tidak optimal.
3.21.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.21.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas sliwer.
3.22. Penggunaan bahan persiapan 3.22.1. Bahan: plat besi, tebal 1,5 mm, lebar
pembuatan dan penyusunan 2,5-3 cm, dan panjang sesuai
sliwer menurut prosedur kebutuhan desain.
kerja. 3.22.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan sliwer tidak optimal.
3.22.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.22.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas sliwer.
3.23. Urutan dan tata cara dalam 3.23.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pembuatan dan dan tata cara dalam persiapan
penyusunan sliwer menurut pembuatan dan penyusunan sliwer
prosedur kerja. menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan sliwer;
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. potong plat besi menggunakan
gergaji besi dengan lebar 2,5-3
cm;
d. ukur kebutuhan plat besi sesuai
kebutuhan bidang sliwer;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan pegangan/gagang pembuatan pegangan/gagang canting cap
canting cap yang meliputi: menurut prosedur kerja.
3.24. Penggunaan alat persiapan 3.24.1. Alat: alat tulis (pulpen biru),
pegangan/ gagang canting cap penggaris besi, tang, gergaji besi,
menurut prosedur kerja alas keramik, palu, wadah modul,
tempat sampah.
3.24.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan
pegangan/gagang canting cap tidak
optimal.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.24.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.24.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pegangan/gagang canting cap.
3.25. Penggunaan bahan persiapan 3.25.1. Bahan: plat besi, tebal 1,5 mm,
pegangan/gagang canting cap lebar 2,5-3 cm, dan panjang sesuai
menurut prosedur kerja. kebutuhan desain.
3.25.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan
pegangan/gagang canting cap tidak
optimal.
3.25.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.25.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pegangan/gagang canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.26. Urutan dan tata cara dalam 3.26.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pegangan/gagang dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut prosedur pembuatan pegangan/gagang
kerja canting cap menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan sliwer;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. potong plat besi menggunakan
gergaji besi dengan lebar 2,5-3
cm;
d. ukur kebutuhan plat besi sesuai
kebutuhan bidang sliwer;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
perakitan (menyatukan bagian perakitan canting cap menurut prosedur
ancak dengan sliwer dan pegangan/ kerja.
gagang) canting cap yang meliputi:
3.27. Penggunaan alat perakitan 3.27.1. Alat: capit, gunting seng, alas
canting cap menurut prosedur keramik, palu, wadah modul, tempat
kerja. sampah.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.27.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perakitan
canting cap tidak optimal.
3.27.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.27.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
perakitan canting cap.
3.28. Penggunaan bahan perakitan 3.28.1. Bahan: tali dari plat seng, tebal 0,3
canting cap menurut prosedur mm, lebar 2-3 mm x 3-5 cm.
kerja. 3.28.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perakitan
canting cap tidak optimal.
3.28.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.28.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
perakitan canting cap.
3.29. Urutan dan tata cara dalam 3.29.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perakitan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja perakitan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area perakitan canting
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. pembuatan tali pengikat dari plat
seng menggunakan gunting besi
dengan ukuran 2 mm x 5 cm;
d. ukur kebutuhan tali pengikat
sesuai kebutuhan perakitan;
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pembuatan dan penyusunan sentil pembuatan pegangan/gagang canting cap
canting cap yang meliputi: menurut prosedur kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.30. Penggunaan alat pembuatan 3.30.1. Alat: tang, alas keramik, palu, wadah
dan penyusunan sentil canting modul, tempat sampah.
cap menurut prosedur kerja.
3.30.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
penyusunan sentil canting cap tidak
optimal.
3.30.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.30.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pembuatan dan penyusunan sentil
canting cap.
3.31. Penggunaan bahan 3.31.1. Bahan: plat besi, tebal 0,8 mm, lebar
pembuatan dan penyusunan 2,5-3 cm, dan panjang sesuai
sentil canting cap menurut kebutuhan desain.
prosedur kerja. 3.31.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan dan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penyusunan sentil canting cap tidak
optimal.

3.31.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai


ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.31.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pembuatan dan penyusunan sentil
canting cap.
3.32. Urutan dan tata cara dalam 3.32.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pembuatan dan dan tata cara dalam persiapan
penyusunan sentil canting cap pembuatan dan penyusunan sentil
menurut prosedur kerja. canting cap menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area pembuatan dan
penyusunan sentil;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. potong plat besi menggunakan
gergaji besi dengan lebar 2,5-3
cm;
d. ukur kebutuhan plat besi sesuai
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
kebutuhan (biasanya antara 4-8
titik sentil);
e. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan las Ketepatan dan kesesuaian persiapan las
patri tembaga pada canting cap patri tembaga pada canting cap menurut
yang meliputi: prosedur kerja.
3.33. Penggunaan alat persiapan las 3.33.1. Alat: kuas, pengaduk, wadah patri,
patri tembaga pada canting tempat sampah.
cap menurut prosedur kerja.
3.33.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan las
patri tembaga pada canting cap tidak
optimal.
3.33.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.33.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas las
patri tembaga pada canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.34. Penggunaan bahan persiapan 3.34.1. Bahan: bubuk patri, air.
las patri tembaga pada
canting cap menurut prosedur
kerja. 3.34.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan las
patri tembaga pada canting cap tidak
optimal.
3.34.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.34.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas las
patri tembaga pada canting cap.
3.35. Urutan dan tata cara dalam 3.35.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan las patri tembaga dan tata cara dalam persiapan las
pada canting cap menurut patri tembaga pada canting cap
prosedur kerja. menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan area las patri tembaga
pada canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pengasapan/bakar canting cap yang pengasapan/bakar canting cap menurut
meliputi: prosedur kerja.
3.36. Penggunaan alat persiapan 3.36.1. Alat: kompor/tungku, kipas, tempat
pengasapan/bakar canting sampah.
cap menurut prosedur kerja.
3.36.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan
pengasapan/bakar canting cap tidak
optimal.
3.36.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.36.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pengasapan/bakar canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.37. Penggunaan bahan persiapan 3.37.1. Bahan: arang, korek.
pengasapan/bakar canting
cap menurut prosedur kerja
3.37.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pembuatan
pengasapan/bakar canting cap tidak
optimal.
3.37.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.37.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pengasapan/bakar canting cap.
3.38. Urutan dan tata cara dalam 3.38.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pengasapan/bakar dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut prosedur pengasapan/bakar canting cap
kerja. menurut prosedur kerja yang
meliputi:
a. persiapan area persiapan
pengasapan/ bakar canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
perapihan canting cap yang perapihan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.39. Penggunaan alat persiapan 3.39.1. Alat: cupit, tang, gunting besi.
perapihan canting cap
menurut prosedur kerja.
3.39.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perapihan
canting cap tidak optimal.
3.39.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.39.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
perapihan canting cap.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.40. Penggunaan bahan persiapan 3.40.1. Ketepatan memilih bahan persiapan
perapihan canting cap perapihan canting cap.
menurut prosedur kerja.

3.40.2. Ketepatan menggunakan bahan


persiapan perapihan canting cap
menurut prosedur kerja.

3.41. Urutan dan tata cara dalam 3.41.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perapihan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja. perapihan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area perapihan canting
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.

Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan


STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
perendaman canting cap yang perendaman canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.42. Penggunaan alat persiapan 3.42.1. Alat: kompor/tungku, kipas, gayung
perendaman canting cap gondorukem, gunting, tempat
menurut prosedur kerja. sampah.
3.42.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses persiapan
perendaman canting cap tidak
optimal.
3.42.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.42.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
persiapan perendaman canting cap.
3.43. Penggunaan persiapan 3.43.1. Bahan: gondorukem cair, kertas
perendaman canting cap koran, arang/bahan bakar.
menurut prosedur kerja.
3.43.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
menyebabkan proses persiapan
perendaman canting cap tidak
optimal.
3.43.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.43.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
persiapan perendaman canting cap.
3.44. Urutan dan tata cara dalam 3.44.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perendaman dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut pembuatan pegangan/gagang
prosedur kerja canting cap menurut prosedur kerja
yang meliputi:
a. persiapan area persiapan
perendaman canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
penggosokan canting cap yang penggosokan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.45. Penggunaan alat persiapan 3.45.1. Alat: gergaji besi, amplas halus, batu
penggosokan canting cap asah, dudukan gosokan, gayung,
menurut prosedur kerja. ember.
3.45.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses penggosokan
canting cap tidak optimal.
3.45.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.45.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
penggosokan canting cap.
3.46. Penggunaan bahan persiapan 3.46.1. Bahan: air.
penggosokan canting cap
menurut prosedur kerja
3.46.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses penggosokan
canting cap tidak optimal.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.46.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.46.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
penggosokan canting cap.
3.47. Urutan dan tata cara 3.47.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan dalam penggosokan dan tata cara dalam persiapan
canting cap menurut prosedur penggosokan canting cap menurut
kerja prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area penggosokan
canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
peleburan canting cap yang peleburan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.48. Penggunaan alat persiapan 3.48.1. Alat: kompor/tungku, wajan, kipas.
peleburan canting cap
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
menurut prosedur kerja. 3.48.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses peleburan
canting cap tidak optimal.
3.48.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.48.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
peleburan canting cap.
3.49. Penggunaan bahan persiapan 3.49.1. Bahan: bbm.
peleburan canting cap
menurut prosedur kerja.
3.49.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses peleburan
canting cap tidak optimal.
3.49.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
kebutuhan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.49.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
peleburan canting cap.
3.50. Urutan dan tata cara dalam 3.50.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan peleburan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja. peleburan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area peleburan santing
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
perapihan canting cap yang perapihan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.51. Penggunaan alat persiapan 3.51.1. Alat: cupit, tang, gunting besi, modul
perapihan canting cap desain, penggaris.
menurut prosedur kerja.
3.51.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses perapihan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
canting cap tidak optimal.

3.51.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai


ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
3.51.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
perapihan canting cap.
3.52. Penggunaan bahan persiapan 3.52.1. Ketepatan memilih bahan persiapan
perapihan canting cap perapihan canting cap.
menurut prosedur kerja.

3.52.2. Ketepatan menggunakan bahan


persiapan perapihan canting cap
menurut prosedur kerja.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.53. Urutan dan tata cara dalam 3.53.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan perapihan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja. perapihan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
a. persiapan area perapihan canting
cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
Tahapan-tahapan persiapan Ketepatan dan kesesuaian persiapan
pengetesan canting cap yang pengetesan canting cap menurut prosedur
meliputi: kerja.
3.54. Penggunaan alat persiapan 3.54.1. Alat: canting cap yang akan
pengetesan canting cap diujicobakan, meja cap, kompor,
menurut prosedur kerja. wajan cap datar (ender).
3.54.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pengetesan
canting cap tidak optimal.
3.54.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
ukuran-ukuran yang berhubungan
dengan motif desain.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
3.54.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan
tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pengetesan canting cap.
3.55. Penggunaan bahan persiapan 3.55.1. Bahan: kertas bekas (koran, hvs),
pengetesan canting cap sobekan kain katun mori (50x50 –
menurut prosedur kerja. 100x100 cm), malam, bbm.
3.55.2. Ketelitian terhadap masa
kadaluwarsa bahan (akibat rusak
secara kimia atau fisik) yang dapat
menyebabkan proses pengetesan
canting cap tidak optimal.
3.55.3. Ketelitian pemanfaatan bahan sesuai
kebutuhan.

3.55.4. Ketelitian memperhatikan kebersihan


tiap-tiap bahan, yang dapat
mempengaruhi hasil kualitas
pengetesan canting cap.
3.56. Urutan dan tata cara dalam 3.56.1. Ketepatan dan kesesuaian urutan
persiapan pengetesan canting dan tata cara dalam persiapan
cap menurut prosedur kerja. pengetesan canting cap menurut
prosedur kerja yang meliputi:
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
a. persiapan area pengetesan
canting cap;
b. persiapan alat dan bahan pada
posisinya;
c. menyalakan kompor;
d. meletakkanmalam pada wajan
datar (ender);
e. menghamparkan kertas dan atau
kain untuk dicap; menggunakan
canting cap baru;
f. persiapan perlengkapan prosedur
K3.
4. Menyiapkan alternatif 4.1. Menentukan ukuran canting 4.1.1. Ketepatan menentukan ukuran
desain ragam hias batik cap berdasarkan penjenjangan canting cap berdasarkan:
cap. kemampuan dan desain a. penjenjangan kemampuan, yaitu:
ragam hias. • pemula: 2,5x15 cm (seritan) atau
5x5 cm (ceplok kecil);
• menengah: 5x15 cm (untuk
pinggiran/ploi, tumpal/sorot),
12x12 cm (untuk ceplok sedang);
• kemampuan lanjut: 18x18 cm
(tengahan /utama) menentukan
pola perulangan canting cap
(pattern) diantaranya: 1 bata
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
(tubruk), ½ bata (onde-onde),
rotasi (mubeng), miring diagonal
(parang), berseling (mlampah).

b. tematik desain ragam hias, yaitu:


• bunga;
• hewan;
• manusia;
• objek alam;
• geometris;
• abstrak; dan
• kombinasi;
yang terdapat juga desain ragam
hias isen-isen, tanahan/ latar, dan
tembokan.
5. Membuat canting cap 5.1. Pembuatan alat canting cap 5.1.1. Ketepatan, kesesuaian, kecermatan,
sesuai standar pelatihan, susuai standar pelatihan, efisiensi, dan efektivitas peserta uji
berdasarkan sejumlah berdasarkan sejumlah pilihan dalam mengikuti urutan tahapan
pilihan prosedur kerja. prosedur kerja, dengan mutu pembuatan alat canting cap batik
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan prosedur dan tanpa
sesuai dengan prinsip kecelakaan (zero accident) dalam
Keselamatan dan Kesehatan sebuah simulasi kerja yang meliputi:
Kerja (K3) yang meliputi: a. struktur canting cap yang kokoh
a. pembuatan struktur pada tiap-tiap bagiannya;
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
(sliwer dan ancak), motif b. awet digunakan untuk
(klowongan), pegangan menghasilkan sekurangnya
(rangka dan pegangan); sampai dengan 2.500 helai kain
b. penyusunan motif batik; dan
(klowongan) dan perakitan c. menghasilkan batik cap yang
canting cap; sesuai dengan standar mutu,
c. pengasapan, pembakaran, yaitu:
dan penggosok-an canting • jejak malam yang rapi;
cap; • bersih;
d. pengetesan canting cap • rata;
pada permukaan kain. • tajam/tegas/ jelas (tidak
mblobor atau terlalu tipis);
• tembus (bolak-balik dua muka
kain);
• tidak merusak struktur atau
serat kain;
• serta melakukan proses
produksi dengan menerapkan
prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan
pelestarian lingkungan.
6. Mengemas dan 6.1. Merawat dan memelihara 6.1.1. Ketepatan, kerapihan, dan kecepatan
menyimpan canting cap. canting cap. dalam proses pemotongan dan
pengemasan sesuai dengan prosedur
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
yang ditentukan dan mencatumkan
masa kedaluwarsa meliputi:
a. Mencuci canting cap dengan
larutan air panas, soda abu, dan
TRO;
b. Menyimpan canting cap dengan
cara digantung atau diletakkan
sesuai dengan posisi motif yang
dibuat.
7. Mempresentasikan hasil 7.1. Memperlihatkan hasil kerja 7.1.1. Kecakapan dalam menjelaskan proses
canting cap kepada pembuatan alat canting cap. pembuatan canting cap.
klien/pemberi kerja

7.1.2. Kelengkapan informasi tentang hasil


pembuatan alat canting cap yang
diberikan kepada klien.

8. Mengevaluasi hasil kerja 8.1. Mengevaluasi hasil kerja. 8.1.1. Ketepatan dalam menyusun kuesioner
secara mandiri evaluasi terhadap proses dan mutu
alat canting cap yang dihasilkan.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
8.1.2. Mencapai target kepuasan klien
terhadap proses dan mutu malam
batik yang dihasilkan menggunakan
kuesioner evaluasi pada sebuah
simulasi kerja.
9. Berwirausaha secara 9.1. Mampu berwirausaha 9.1.1. Ketepatan menyusun sebuah
mandiri. pembuatan alat canting cap rancangan bisnis sederhana dalam
batik, dengan minimum membuat malam sesuai dengan
mampu menghitung kelabaan kondisi pasar.
proses produksi.
9.2. Mengidentifikasi sumber daya 9.2.1. Ketepatan penyajian matriks
alam untuk membuat malam perhitungan kelabaan dalam
batik, memasarkan malam memperoleh bahan dan alat untuk
batik yang diproduksi, dan menjalankan usaha kecil di bidang
mampu mendapatkan modal pembuatan malam.
awal dengan melamar Kredit
Usaha Kecil (KUK).
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
9.2.2. Kelengkapan format isian dan
ketepatan mengisi format untuk
melamar sebuah KUK dari Bank.

Pengetahuan yang Dikuasai


10. Menguasai pengetahuan 10.1. Konsep umum canting 10.1.1. Definisi, istilah, sejarah, filosofi,
operasional yang lengkap, (definisi, istilah, sejarah, produksi, dan desain perbatikan
prinsip-prinsip serta fisolofi, desain). dijelaskan secara tepat yang meliputi
konsep umum pembuatan kedalaman lingkup dan keluasan
canting cap. penjelasan yang memadai.
10.2. Konsep umum, prinsip, 10.2.1. Konsep umum, prinsip, teknik, dan
teknik, dan pengetahuan pengetahuan prosedural pembuatan
prosedural tentang alat canting cap batik dijelaskan
pembuatan canting cap. secara tepat yang meliputi kedalaman
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
10.3. Konsep umum tentang jenis 10.3.1. Konsep umum tentang jenis dan
dan manfaat alat-alat dan manfaat alat-alat dan bahan
bahan untuk pembuatan pembuatan canting cap dijelaskan
canting cap secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.4. Konsep umum, prinsip, 10.4.1. Konsep umum, prinsip, teknik,
teknik, dan pengetahuan pengetahuan prosedural
prosedural tentang penggunaan, perawatan, dan
penggunaan, perawatan, dan penyimpanan alat, bahan, dan area
penyimpanan alat-alat dan kerja pembuatan canting cap
bahan untuk pembuatan dijelaskan secara tepat yang meliputi
canting cap. kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.5. Konsep umum dan 10.5.1. Konsep umum dan pengetahuan
pengetahuan prosedural prosedural Keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan Kesehatan Kerja (K3) yang
kerja (k3) yang berhubungan berhubungan dengan pembuatan
dengan pembuatan canting canting cap batik dijelaskan secara
cap. tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.6. Konsep umum pelestarian 10.6.1. Konsep umum pelestarian
lingkungan dan pengolahan lingkungan dan pengolahan limbah
limbah material pembuatan pembuatan canting cap batik
canting cap. dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.7. Pengetahuan faktual harga 10.7.1. Pengetahuan faktual harga alat dan
bahan dan alat, biaya proses bahan pembuatan canitng cap batik
produksi, dan sumber bahan. tulis dijelaskan secara tepat yang
meliputi kedalaman lingkup dan
keluasan penjelasan yang memadai.
10.8. Konsep umum penyusunan 10.8.1. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,
rencana anggaran biaya dan pengetahuan prosedural tentang
aplikasi kredit usaha kecil. penyusunan rencana anggaran biaya
dan aplikasi kredit usaha kecil
pembuatan canting cap batik
dijelaskan secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
penjelasan yang memadai.
10.9. Prinsip dan teknik pemasaran. 10.9.1. Pengetahuan faktual, prinsip, teknik,
pengetahuan prosedural tentang
pemasaran canting cap dijelaskan
secara tepat yang meliputi
kedalaman lingkup dan keluasan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
penjelasan yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
10.10. Prinsip dan teknik 10.10.1. Konsep umum, prinsip, dan teknik
berkomunikasi efektif komunikasi efektif pembuatan
dengan klien/ pengguna canting cap batik klien, pengguna
jasa/pemberi kerja. jasa, pemberi kerja, pemagang,
atau rekan kerja dijelaskan secara
tepat yang meliputi kedalaman
lingkup dan keluasan penjelasan
yang memadai.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN

Hak dan Tanggung Jawab


11. Bertanggung jawab pada 11.1. Bertanggung jawab dalam 11.1.1. Kelancaran menghasilkan alat
pekerjaan sendiri dan pembuatan canting cap canting cap batik sesuai dengan
dapat diberi tanggung sesuai dengan standar mutu standar mutu yang berasal dari Balai
jawab atas kuantitas dan pelatihan Kursus Batik Diklat Batik atau tempat kerja/
mutu hasil kerja orang Direktorat Jenderal perusahaan dan dengan
lain. Pendidikan Anak Usia Dini memperhatikan keamanan dan
dan Pendidikan Masyarakat keselamatan kerja.
atau lembaga/ tempat kerja/
perusahaan dengan
memperhatikan keamanan
dan keselamatan kerja
(berkaitan juga dengan
pengolahan limbah pada
proses pembuatan canting
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
cap) sesuai dengan prinsip 11.1.2. Menjaga standardisasi mutu
K3. menghasilkan alat canting cap batik
sesuai dengan standar mutu yang
telah ditentukan oleh Balai Diklat
Batik/Paguyuban Batik/Yayasan
Batik atau tempat kerja/perusahaan
dan dengan memperhatikan
keamanan dan keselamatan kerja.

11.1.3. Menyelesaikan pekerjaan dengan


tanpa kecelakaan (zero accident)
dalam sebuah simulasi kerja.

11.2. Mampu diberi tanggung jawab 11.2.1. Mencapai target kepuasan yang
untuk membimbing rekan dihasilkan dari evaluasi kuesioner
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERBASIS KKNI
BIDANG PEMBUATAN CANTING CAP JENJANG 3

ELEMEN INDIKATOR
NO. UNIT KOMPETENSI
KOMPETENSI KELULUSAN
kerja yang baru bekerja, yang diberikan oleh rekan kerja atau
peserta magang dan dapat peserta magang.
menggantikan pekerjaan
orang lain dengan lingkup,
kuantitas dan mutu hasil
kerja yang sama.
11.3. Mampu bekerja sama dan 11.3.1. Mencapai target kepuasan yang
melakukan komunikasi dalam dihasilkan dari evaluasi kuesioner
lingkup kerjanya. yang diberikan oleh atasan,
bawahan, dan rekan kerja.
E. Rekognisi Pembelajaran Lampau
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) adalah proses penilaian dan
pengakuan berbasis KKNI, atas capaian pembelajaran seseorang yang
diperoleh selama hidupnya, baik melalui program pendidikan formal,
informal, non-formal maupun secara otodidak. RPL dapat
dikembangkan pada sektor pendidikan, sektor ketenagakerjaan
(kenaikan pangkat, jenjang karir) atau pemberian penghargaan dan
pengakuan oleh masyarakat terhadap seseorang yang telah
menunjukkan bukti-bukti unggul dalam keahlian atau kompetensi
tertentu. RPL diharapkan dapat memperluas akses dan kesempatan
serta mempercepat waktu bagi masyarakat luas dalam meningkatkan
kemampuan maupun keahliannya melalui program kursus dan
pelatihan.
Pengembangan dan pelaksanaan RPL harus didasari oleh beberapa
prinsip, antara lain:
1. Mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Informasi tentang
proses penyelenggaraan dan persyaratan untuk mengikuti RPL
harus dapat diakses secara luas baik oleh pengguna (indvidu
yang membutuhkan) maupun masyarakat umum.
2. Institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus telah
terakreditasi oleh badan akreditasi tingkat nasional, memiliki
mandat yang sah dari institusi atau badan yang relevan dan
berwenang untuk hal tersebut.
3. Menunjukkan kesadaran mutu terhadap penyelenggaraan dan
implikasi RPL pada lulusan, khusus nya dan masyarakat luas
pada umumnya.
4. Setiap institusi atau lembaga penyelenggara RPL harus
melakukan evaluasi secara berkelanjutan untuk menjamin
pencapaian mutu lulusan sesuai dengan standar yang di
tetapkan.
5. Penyelenggara kursus dan pelatihan yang memiliki sifat multi
disiplin perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk
menyelenggarakan program RPL.
III. PENUTUP

Program kursus dan pelatihan telah mulai berkembang sejak lama di


berbagai negara maju, sehingga banyak jenis kursus dan pelatihan yang
dikembangkan di Indonesia mungkin telah pula berkembang dengan baik
di negara-negara lain. Oleh karena itu, arah pengembangan lembaga
kursus dan pelatihan di Indonesia pada waktu yang akan datang harus
menuju ke arah internasionalisasi, sehingga dapat dicapai kesetaraan
pada capaian pembelajaran, standar kompetensi, dan mutu lulusan.
Tendensi pergerakan pekerja antar negara akan semakin besar di waktu
yang akan datang sebagai implikasi dari globalisasi. Oleh karena itu
lembaga kursus dan pelatihan di Indonesia akan menjadi salah satu
penyedia tenaga kerja terampil yang potensial baik untuk Indonesia
sendiri maupun negara-negara lain yang membutuhkan. Hal ini
menuntut perlunya ditumbuhkan kesadaran yang tinggi akan
penjaminan mutu berkelanjutan, baik dalam lingkungan internal
lembaga penyelenggara maupun secara eksternal melalui badan-badan
akreditasi dan sertifikasi. Keunggulan dalam memenangkan persaingan
antara lulusan lembaga kursus dan pelatihan nasional dengan lembaga
kursus dan pelatihan internasional harus menjadi salah satu fokus
pengembangan di masa yang akan datang.
Sebagai bangsa yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya maka
berbagai kursus dan pelatihan yang khas Indonesia sudah berkembang
dengan pesat sampai saat ini, terutama dalam bidang seni, pariwisata,
kuliner, dan lain-lain. Walaupun demikian, masih diperlukan upaya
untuk memperoleh pangakuan yang lebih luas baik di tingkat nasional
maupun internasional, mengembangkan standar kompetensi lulusan
yang khas serta menjadikannya sebagai kekayaan nasional.
Terkait dengan kursus dan pelatihan membatik ini, maka arah
pengembangan spesifik yang akan dilakukan adalah kemampuan lulusan
yang dapat mengawali karir kerja di bidang membatik, khususnya dalam
bidang membatik dari tingkat dasar sampai tingkat yang lebih tinggi.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MUHADJIR EFFENDY
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

Anda mungkin juga menyukai