Oleh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Artikel Ilmiah” tepat pada waktunya. Penyusunan
makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menulis
Faktual. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penalaran, pilihan
kata, kalimat efektif, EYD, paragraf, daftar pustaka, dan kutipan daftar pustaka.
Penyusun berterima kasih kepada Henri Henriyan Al Gadri, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Menulis Faktual, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mathla‟ul
Anwar Banten yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada
semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusunan kami.
Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik, bermanfaat
dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
PENUTUP ............................................................................................................ 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
yang akan ia tulis. Sehingga dapat memberikan informasi yang tepat dan
benar mengenai apa yang ditulisnya.
1.3 Tujuan
v
BAB II
PEMBAHASAN
1
4. Meurut Suyitno (2011)
2
2.3 Tujuan Penulisan Artikel Ilmiah
3
dipublikasikan. Biasanya bentuk atau format penyajiannya setidaknya
terdiri dari (a) judul dan nama penulis, (b) abstrak, (c) kata kunci, (d)
pendahuluan, (e) metode, (f) hasil, (g) diskusi, (h) simpulan, dan (i) daftar
pustaka.
2. Artikel Non-penelitian
Artikel non penelitian atau sering disebut juga dengan artikel
tinjauan (review papers) biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun
berdasarkan telaah pustaka atau kajian teori.
Artikel jenis ini beragam, berisi telaah teori, konsep, prinsip,
pengembangan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fenomena
tertentu, menilai suatu produk, dan lain-lain. Karena jenisnya beragam
maka bentuk penyajiannya pun sangat variatif tidak seperti artikel
penelitian yang memiliki bentuk baku. Artikel tinjauan biasanya ditulis
oleh para pakar atas permintaan editor.
Penulisan artikel jenis ini biasanya penulis terlebih dulu mengkaji
tulisan-tulisan yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan
atau yang bertentangan dengan apa yang oleh penulis artikel dianggap
benar (Suhadi Ibnu).
Artikel non-penelitian merniliki banyak nama, di antaranya adalah
artikel tinjauan ( review article ) dan artikel hasil pemikiran konseptual.
Disebut demikian karena artikel tinjauan berkaitan dengan tinjauan
teoritikal yang cenderung berlanciaskan pada argumentasi logikal
(Kalijernih, 20 10, p.62). Sehingga sering dikatakan artikel hasil pemikiran
(konseptual) merupakan penuangan pikiran (gayasan) penulis tentang
suatu hal, yang pengembangannya mengikuti kaidah-kaidah berpikir
ilmiah (logis, kritis objektif, dan sistematik).
Menurut Noguci sebagaimana dikutip Kalijernih (20 1 O), fokus
penulisan artikel tinjauan, berisi sajian tentang pandangan sejarah dari
bidang tertentu, mendeskripsikan pengetahuan mutakhir tentang bidang
4
tertentu, mengusulkan sebuah model atau teori untuk menjelaskan data
atau mengundang perhatian. terhadap isu-isu dalam sebuah bidang tertentu.
4. Obituari (Obituary)
Obituari (obitary) adalah artikel yang mengulas berita kematian
seorang tokoh ilmuwan yang disertai biografi singkat tokoh tersebut.
Tujuan pemuatan obituari adalah untuk memberikan penghormatan kepada
ilmuwan yang bersangkutan atas jasa-jasa semasa hidupnya di dalam
pengembangan bidang ilmu yang ditekuninya.
5
simpulan, hingga daftar pustaka.Semuanya tadi termasuk di dalam struktur
artikel ilmiah yang harus ada atau harus tercantum di dalam artikel ilmiah dan
disusun secara sistematis, baku, dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Karena artikel ilmiah ini sifatnya formal dan bahkan harus sesuai
dengan aturan, maka terciptalah struktur artikel ilmiah yang tujuannya
memberi pedoman atau aturan mengenai bagaimana menulis artikel ilmiah
yang baik, tepat, dan sesuai. Dengan demikian, maka tujuan dibuatnya artikel
ilmiah akan mampu dipahami oleh pembaca.Penulis juga akan lebih mudah
dalam menulis dan mengimplementasikan hasil penelitian atau temuannya ke
dalam sebuah artikel ilmiah jika artikel ilmiah tersebut disusun sistematis
berurutan, sesuai dengan struktur artikel ilmiah.
Di bawah ini merupakan beberapa pengertian dan penjelasan mengenai
bagaimana dan apa saja struktur artikel ilmiah itu.
1. Judul
Sama halnya di berbagai karya ilmiah lainnya, artikel ilmiah
memiliki struktur artikel ilmiah yaitu judul. Judul yang terdapat di dalam
artikel ilmiah tidak harus sama dengan judul yang terdapat pada laporan
penelitian. Judul artikel ilmiah biasanya dicantumkan juga identitas
penulis berupa nama penulis tanpa gelar dan lembaga atau instansi yang
bertugas.Judul dalam struktur artikel ilmiah merupakan bentuk dari jiwa,
semangat, esensi, inti, dan juga cira secara keseluruhan dari isi sebuah
artikel ilmiah yang Anda tulis. Oleh sebab itu, dalam menciptakan atau
menulis judul biasanya serupa dengan label. Hal ini karena judul seolah
meringkas atau menangkap dan menjadi wadah terhadap keseluruhan
substansi subjek yang ditangani.
Selain itu, judul di dalam sebuah artikel ilmiah akan menjadi
penentu nasib apakah artikel ilmiah tersebut menarik hati pembaca akan
dibaca pembaca, apakah dapat ditelaah dan juga diacu, apakah judul di
dalam artikel ilmiah mampu dimanfaatkan. Sehingga judul harus ditulis
6
dengan menarik agar pembaca tertarik membaca artikel ilmiah tersebut
dimulai dari judul.
Jika judul dibuat apa adanya dan tidak menarik, maka artikel
ilmiah yang Anda buat akan sia-sia dan bahkan diacuhkan oleh pembaca,
tidak dipedulikan, atau bahkan dilewati sehingga terbuang begitu saja.
Dibutuhkan waktu, latihan, dan juga kebiasaan untuk menulis dan
menciptakan judul yang menarik.
Anda harus menyediakan waktu khusus untuk berpikir dan
menyiapkan formulasi judul artikel ilmiah yang baik dan menarik dan
tentu saja judul di dalam artikel ilmiah tersebut harus mengungkapkan isi
dari keseluruhan artikel.
2. Baris Kepemilikan
Bagian kedua dari struktur artikel ilmiah adalah baris kepemilikan.
Baris kepemilikan ini merupakan bagian dari struktur artikel ilmiah yang
merupakan integral dari suatu artikel ilmiah yang merujuk terhadap hak
yang dimiliki oleh pengarang atau hak kepengarangan dan hak
kepemilikannya.Artinya, baris kepemilikan ini harus sesuai dengan
lembaga atau instansi tempat dilakukannya kegiatan tersebut. Bisa disebut
juga bahwa baris kepemilikan ini memberi informasi bahwa penulis artikel
ilmiah tersebut merupakan bagian atau di bawah naungan lembaga atau
instansi tertentu.
Dengan demikian, baris kepemilikan ini penting sebagaimana
merupakan penjelasan terkait pemegang hak cipta atau hak untuk
memperbanyak dan juga menyebarluaskan adanya suatu artikel ilmiah
yang mana menjadi artikel ilmiah berkala tempat diterbitkannya artikel
ilmiah yang dimaksud tersebut.
3. Abstrak
Struktur artikel ilmiah selanjutnya adalah abstrak. Abstrak
biasanya memuat mengenai inti permasalahan atau tujuan, bagaimana cara
7
penelitian yang dilakukan di dalam artikel ilmiah tersebut, dan bagaimana
hasil dan simpulan yang terdapat di dalam suatu artikel ilmiah tersebut.
Abstrak ini disusun menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris
dan diberi terjemahan bahasa Indonesia, atau menggunakan salah satu saja,
tergantung bagaimana penerbit atau instansi yang bersangkutan. Biasanya
di bagian akhir abstrak, akan ditulis berbagai kata kunci yang ada di dalam
abstrak tersebut atau yang juga biasa disebut keywords.
Jika dijabarkan secara lebih terperinci, abstrak merupakan
penyajian singkat dari keseluruhan artikel yang merupakan bagian artikel
kedua yang paling banyak dibaca setelah judul di dalam struktur artikel
ilmiah. Oleh sebab itu, biasanya abstrak juga tak kalah ikut menentukan
bagaimana nasib dari artikel selanjutnya.Apakah artikel tersebut akan
dibaca oleh pembaca sampai selesai atau tidak dipertimbangkan sama
sekali sehingga menjadi sia-sia. Sehingga yang dapat dipahami, membuat
abstrak ini juga harus serius dan juga dirancang dengan formulasi yang
sangat matang. Terlebih jika abstrak menggunakan bahasa Inggris, struktur
kalimat di dalam bahasa Inggris yang digunakan harus sesuai dan tepat.
Hal ini karena banyak sekali yang menggampangkan penulisan
abstrak dalam bahasa Inggris sehingga hanya mengandalkan Google
Translate sebagai alat bantu. Padahal terjemahan di dalam Google
Translate tidak selamanya tepat, sehingga justru bisa memicu atau
menimbulkan pengertian ganda.
Perlu diketahui, penulisan seberapa abstrak tersebut sudah diatur
oleh UNESCO dan ditetapkan bahwa penulisan abstrak tidak boleh lebih
dari 200 kata. Biasanya masih banyak penulis yang menggunakan istilah
ringkasan atau summary dalam menulis abstrak. Akan tetapi kini sudah
disepakati bahwa ringkasan merupakan abstrak yang lebih diperluas lagi.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, struktur artikel ilmiah
yakni abstrak juga harus ditulis secara sistematis. Abstrak mengandung
pokok masalah dan tujuan penelitian, menunjukkan pendekatan atau
metode yang digunakan untuk memecahkan masalah, dan bagaimana cara
8
penulis atau peneliti dapat menyuguhkan temuan penting serta simpulan
yang didapat.
4. Kata Kunci
Struktur artikel ilmiah yang selanjutnya adalah kata kunci. Kata
kunci ini biasanya terletak di bagian bawah abstrak dan biasanya terdiri
dari beberapa kata kunci atau keyword yang digunakan di dalam abstrak
dan di dalam artikel ilmiah. Biasanya, kata kunci atau keyword terdiri dari
3 – 5 kata yang mana kata-kata tersebut tidak boleh mengulang judul. Tapi
apa itu kata kunci itu?
Kata kunci atau keyword merupakan pilihan kata yang memiliki
makna yang terkandung di dalam sebuah artikel ilmiah atau di dalam
dokumen yang kemudian dapat digunakan untuk dapat melakukan
indeksasi mengenai kandungan isi yang tercantum di dalamnya. Biasanya,
kata kunci atau keyword ini sengaja disajikan untuk membantu pembaca.
Kata kunci atau keyword ini membantu pembaca untuk mencari
artikel yang relevan atau artikel yang terkait dengan permasalahan yang
sedang mereka hadapi. Oleh sebab itu, dalam memilih kata kunci atau
keyword yang digunakan, pembaca hanya perlu memasukkan berbagai
kata kunci di dalam mesin pencari internet dan pembaca akan menemukan
artikel apa yang sesuai dengan permasalahannya.
Oleh sebab itu, keberadaan dan juga manfaat kata kunci sangat
besar, apalagi dalam beberapa tahun belakangan ini. Mengapa demikian?
Biasanya deretan kata kunci atau keyword yang ada di dalam berbagai
artikel ilmiah yang diterbitkan dan ditulis atau penulis yang biasanya
disajikan di dalam abstrak ini menjadi penentu artikel ilmiah apa yang
diminati untuk dibaca atau bahkan dijadikan referensi.
5. Pendahuluan
Masuk ke struktur artikel ilmiah selanjutnya yang juga tak kalah
penting yaitu adalah struktur artikel ilmiah pendahuluan. Struktur artikel
ilmiah yaitu pendahuluan berisi mengenai apa latar belakang masalah yang
9
ada di dalam artikel ilmiah tersebut; mengenai mengapa masalah tersebut
diteliti, bagaimana rumusan masalahnya, bagaimana tinjauan pustakanya,
hingga bagaimana keterangan yang berkaitan dengan tulisan.
Biasanya, di dalam pendahuluan memuat rujukan yang ditunjukkan
dengan menulis nama penulis dan juga menulis tahun penerbitan artikel
ilmiah tersebut. Di dalamnya juga memuat mengenai landasan teori yang
terkandung di dalam artikel ilmiah tersebut.
Lebih jelasnya, pendahuluan dapat diartikan sebagai bagian yang
menguraikan apa saja yang menjadi permasalahan yang tentu saja
berhubungan dengan penelitian sekaligus menjadi sajian parameter yang
digunakan di dalam penelitian tersebut. Sama halnya seperti bagian atau
struktur artikel ilmiah yang lain, bagian pendahuluan ini juga harus
disajikan dengan menarik.
Agar menarik, penulisan pendahuluan ini bisa dilakukan dengan
menonjolkan masalah yang dibahas di dalam artikel ilmiah secara tuntas
dan juga menonjolkan tentang artikel yang sudah dipublikasikan oleh
orang lain dan relevan. Pada dasarnya, yang ditonjolkan di dalam suatu
pendahuluan adalah bagaimana argumentasi penulis mengenai masalah
yang harus diselesaikannya di dalam artikel ilmiah tersebut.
Selain pengertian secara umum, seorang ahli yakni Achmadi
(dalam Ghufron: 2014:5) memaparkan bahwa struktur artikel ilmiah yaitu
pendahuluan ini berisi mengenai paparan mengenai penelusuran dan
kepustakaan atau teori yang relevan dengan masalah yang dibahas. Di
dalam paparan tersebut, memiliki tujuan yaitu untuk menyusun kerangka
atau konsep yang kemudian digunakan di dalam penelitian.
6. Metode Penelitian
Struktur artikel ilmiah yang selanjutnya dibangun dari adanya
metode penelitian di dalam artikel ilmiah. Metode ilmiah ini biasanya
menguraikan mengenai bagaimana cara-cara yang dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian yang di dalamnya mencakup subjek penelitian,
10
populasi, dan juga sampel, juga pengumpulan data dan juga teknik analisis
data.
Metode penelitian di dalam artikel ilmiah ini kemudian menjadi
wadah yang mampu menampung rancangan penelitian secara gratis karena
memuat berbagai hal tadi, yaitu mengenai data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik pengambilan data, teknik analisis data, dan
validitas data.
Perlu diketahui, di dalam metode penelitian memiliki hal penting
yang harus dipahami yaitu mengenai bagaimana proses kerja atau langkah-
langkah apa yang dilakukan di dalam penelitian, tetapi berbeda dengan
berbagai definisi yang ada di dalamnya.
7. Hasil
Setelah metode penelitian yang terdapat di dalam struktur artikel
ilmiah, terdapat struktur lain yaitu hasil. Ada beberapa artikel ilmiah yang
menggabungkan dua struktur yakni hasil dan pembahasan, ada pula yang
membedakan kedua struktur tersebut. Tetapi kali ini, akan dijelaskan
pengertian hasil di dalam struktur artikel ilmiah secara terpisah dari
pembahasan.
Di dalam penelitian ilmiah, hasil merupakan hasil dari uraian yang
telah dilakukan dan dicantumkan di dalam artikel ilmiah. Hasilnya
biasanya merupakan bagaimana proses pemecahan masalah dan
bagaimana hasil dari penyelesaian masalah yang dilakukan di dalam
penelitian tersebut.
Hasil biasanya disajikan secara singkat, padat, dan jelas, dan
biasanya juga dibantu oleh data pendukung misalnya foto, video, diagram,
tabel, grafik, dan lain sebagainya. Di dalam hasil juga memuat mengenai
hasil analisis data, yang mana bukan merupakan data mentah atau analisis
dari ragam dan proses yang tidak disajikan.
8. Pembahasan
11
Sementara itu, pengertian dari struktur artikel ilmiah yaitu pembahasan
merupakan terusan dari hasil yang mana menjelaskan bagaimana hasil
yang diperoleh di dalam artikel ilmiah tersebut. Ketika sudah terdapat
hasil, maka penulis juga harus memberikan pembahasan secara ilmiah
berdasarkan dengan rujukan atau referensi tertentu.
Hal ini akan memperjelas hasil yang dikemukakan di dalam artikel
ilmiah yang sudah dipecahkan dan kemudian digunakan kembali untuk
membandingkan dengan berbagai hasil penelitian yang relevan. Selain itu,
pembahasan juga memiliki tujuan untuk menjawab berbagai masalah
penelitian atau dapat menunjukkan bagaimana tujuan yang sesuai dengan
permasalahan pada penelitian.
Di dalam pembahasan, biasanya memuat mengenai bagaimana
penafsiran terhadap berbagai temuan pada penelitian, hasil interogasi pada
temuan dengan berbagai kumpulan pengetahuan yang mapan, diskusi
dengan penelitian lain (penelitian terdahulu yang relevan), dan
penyusunan teori atau modifikasi teori yang ada.
9. Simpulan
Struktur selanjutnya yang terdapat di dalam artikel ilmiah adalah
bagian simpulan. Di bagian simpulan ini biasanya juga memuat
permintaan saran yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca.
Simpulan berisi mengenai pernyataan yang singkat dan akurat yang
merupakan hasil dari pembahasan, bukan dari hasil penelitian yang didapat
ulang.
Di dalam simpulan juga terdapat pembuktian singkat mengenai
kebenaran hipotesis untuk menjawab berbagai permasalahan di dalam
penelitian yang sudah ditentukan. Sementara itu, saran yang terdapat di
dalam penelitian bertujuan agar peneliti mendapat masukan atau saran
yang kaitannya dengan penelitian yang berguna untuk para peneliti
selanjutnya atau penelitian selanjutnya.
12
Terakhir adalah daftar pustaka. Di dalam artikel ilmiah, pasti
memiliki rujukan atau referensi yang berasal dari jurnal atau penelitian
terdahulu dan lain sebagainya. Nah bagian daftar pustaka ini merupakan
daftar dari berbagai rujukan atau referensi yang kemudian digunakan di
dalam artikel ilmiah tersebut.
Berbagai referensi yang digunakan harus ditulis secara lengkap di
bagian daftar pustaka dan sesuai dengan acuan yang sudah disebut di
dalam batang tubuh. Daftar pustaka ini disusun harus sesuai aturan atau
sistematika yang mana ditulis berdasarkan abjad. Akan tetapi, biasanya
beberapa instansi memiliki gaya selingkung masing-masing mengenai
aturan penulisan.
1. Ejaan
Sebagai karya tulis, artikel yang baik tecermin dari penggunaan
ejaan yang benar.Berikut ini akan disajikan beberpa contoh penggunaan
ejaan yang benar dalam artikel ilmiah.
13
Akan tetapi, penulisan pun pada kata berikut harus diserangkaikan:
adapun, andaipun,ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun, meskipun,sekalipun, sungguhpun, dan walaupun.
c. Penulisan Partikel per, Partikel per yang berarti setiap, demi. mulai,
dan melalui dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: per orang ‘setiap orang’ ,satu per satu ‘satu demi satu’ , Akan
tetapi, per yang berarti ‘bagi’ dituliskan serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh: dua perlima ‘dua bagi lima’ , satu pertiga ‘satu bagi tiga’
d. Penulisan Gabungan Kata, Gabungan kata ditulis dengan ketentuan
sebagai berikut.
(i) Gabungan kata ditulis terpisah jika unsurnya berupa kata dasar atau
salah satu unsurnya hanya berawalan atau hanya berakhiran.
Contoh:
beri tahu, beri tahukan, memberi tahu
kerja sama, bekerja sama
tanggung jawab, bertanggung jawab
terima kasih, berterima kasih
(ii) Gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran
sekaligus dan jika salah satu unsur gabungan kata merupakan unsur
terikat. Di samping itu, ada beberapa gabungan kata yang harus ditulis
serangkai karena dianggap sudah padu.
Contoh:
memberitahukan,pertanggungjawaban,pascapanen,subsistem,daripada,
segitiga .
2. Bentuk Kata
a. Peluluhan Bunyi
Bunyi awal, p, t, k, dan s bentuk dasar luluh jika mendapat
imbuhan me(N)- dan pe(N)-, tetapi bunyi b, d, g, c, j, dan f tidak.
14
Awalan me(N)- dan pe(N)- tidak disertai bunyi ng ketika menempel
pada bentuk dasar yang berawal dengan bunyi l dan r. Awalan me(N)-
dan pe(N)- menjadi menge- dan penge- ketika menempel pada bentuk
dasar satu suku kata, tetapi awalan di- tetap.
4. Kalimat
Kalimat dalam artikel ilmiah harus memperhatikan sisi keefektifan.
Kalimat-kalimat haruslah disusun secara sistematis, jelas, runtut,
sederhana atau mudah dipahami, hemat, objektif, dan yang terpenting
adalah menarik.
5. Paragraf
Paragraf dalam artikel ilmiah lazimnya berupa paragraf eksposisi
dan paragraf argumentasi. Paragraf yang baik memperhatikan faktor
15
kesatuan topik, kepaduan bentukmakna, dan kelengkapan gagasan. Satu
paragraf hanya menyajikan satu topik atau satu gagasan, tidak boleh lebih.
Kalimat-kalimat dalam paragraf dapat diikat dengan kata hubung, kata
ganti, atau kata kunci. Kalimat-kalimat tersebut harus saling mendukung
kesatuam gagasan. Kalimat topik paragraf harus dirinci dengan beberapa
kalimat penjelas. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat topik harus
dihindari. Paragraf yang disusun hendaknya dikembangkan secara variatif
dan sistematis.
1. Tahap Persiapan
Menentukan ide dan Topik, dalam menentukan sebuah ide dan
topik ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan Karena penulisannya
harus sesuai dengan metode penulisan dan harus berdasarkan tata cara
keilmuan.
Dalam pemilihan sebuah topik yang baik dan jelas maka
pertimbangkanlah dalam merumuskan tujuan, dengan cara merumuskan
tujuan tersebut dalam kalimat yang sederhana. dalam penentuan sebuah
topik juga harus mengetahui ide-ide utama.
Menemukan dan merumuskan masalah, untuk langkah berikutnya
ialah menemukan dan merumuskan masalah yang di ketahui dari ide dan
topik yang sudah di tetapkan terlebih dahulu. Membuat out line dengan
bertujuan agar mempermudah bagi penulis dalam menyusun artikel ilmiah
dengan sistematis.
16
2. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
Dalam tahap ini, penulis mulai mengumpulkan data yang akan di
olah menjadi sebuah informasi agar dapat di pertanggungjawabkan secara
ke ilmuan. Dalam proses pengumpulan data ini penulis dapat mencari data
dari sebuah buku, browsing, website, brosur, wawancara ataupun uji
lapangan atau lebih di kenal dengan observasi lapangan agar memperkuat
data artikel tersebut dan mudah untuk di pertanggungjawabkan.
4. Tahap Penyuntingan
Ketika semua proses telah selesai dari mulai dari tahap persiapan
sampai pada tahap penulisan, bukan berarti semuanya sudah berakhir,
tetapi ada satu hal lagi yang harus di kerjakan ialah tahap penyuntingan
atau yang lebih banyak dikenal orang ialah proses edit (editing), dalam
proses editing ini ialah memperbaiki bagian-bagian yang salah dan kurang.
Dalam proses penyuntingan ini bertujuan untuk memperbaiki
tulisan yang kurang dan meminimalisir kesalahan dalam penulisan dan
sistematikanya, karena dalam artikel ilmiah ini penulisannya harus
berdasarkan sistematika penulisan yang baik dan menggunakan bahasa
yang baku.
Itulah beberapa langkah-langkah menulis artikel ilmiah, semoga
Informasi ini bisa membantu mempermudah rekan-rekan dalam menulis
sebuah artikel ilmiah dan bagi rekan-rekan yang sedang mencari bahan
tugas kuliah maupun lainnya. Semoga bermanfaat.
17
2.8 Publikasi Artikel Ilmiah
Secara umum, ada dua cara yang dapat dilakukan supaya artikel ilmiah
dapat dipublikasikan, yaitu dengan cara mengikuti konferensi/seminar dan
memasukkan artikelnya pada jurnal (nasional/internasional).
Setelah sudah jadi atau selesai, selanjutnya adalah tahap untuk
publikasi. Berikut adalah Penjelasan mengenai publikasi menurut Farid
(2017:5) .
1. Konferensi/Seminar
Konferensi atau seminar nasional/internasional adalah suatu
pertemuan ilmiah para akademisi yang bertujuan untuk membagikan hasil
penelitian-penelitian yang pada akhirnya akan dipresentasikan. Konferensi
yang diadakan suatu kampus atau instansi tertentu biasanya bisa bertaraf
nasional bahkan internasional.
Mengikuti konferensi yang bertaraf nasional/internasional menjadi
sebuah impian para penulis supaya bisa bertemu dengan para akademisi
dari berbagai daerah dan negara. Hasil dari mengikuti suatu
konferensi/seminar tersebut, pada akhirnya karya-karya para penulis yang
telah dikirim pada penyelenggara akan dimuat pada majalah ilmiah, yaitu
prosiding. Prosiding dalam KBBI berarti kumpulan makalah seminar yang
telah dibukukan; bunga rampai.
2. Jurnal Nasional/Internasional
Mengirimkan artikel ilmiah pada jurnal, dan sampai akhirnya bisa
dipublikasikan di jurnal yang bereputasi, dapat meningkatkan kualitas
penulis sebagai seorang akademisi. Di Indonesia sendiri, apabila para
mahasiswa, dosen, peneliti dapat mempublikasikannya di jurnal yang
terindeks pada sinta atau scopus adalah pencapaian yang luar biasa.
Jurnal-jurnal Indonesia yang terakreditasi secara nasional apabila
sudah terindeks dengan sinta, sedangkan untuk jurnal nasional atau
18
internasional yang dikatakan terakreditasi apabila sudah terindeks dengan
scopus, Web of science (WOS), Thomson reuters, dan sebagainya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Serta dapat
memberikan ilmu menganai materi yang dibahas dalam makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://lenggiirawan.blogspot.com/2016/08/artikel-ilmiah.html?m=1. Diakses
pada tanggal 14 Desember 2022
https://www.kompasiana.com/saddamer/602103ba8ede48097c623b12/langkah-
langkah-menulis-artikel-ilmiah-dengan-mudah. Diakses pada tanggal 14
Desember 2022
Jurnul 1Imu Pendidikun. Jilid. 17, Nomor 6. Diakses pada tanggal 14 Desember
2022
21