Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KOMUNIKASI,

KOORDINASI DAN MOTIVASI

Disusun oleh :
1) Alzhena Putri (P23131116002)
2) Amelia Nur Diana (P23131116003)
3) Egie Nurfurqon (P23131116017)
4) Risti Nofitasari (P23131116030)

Dosen Pembimbing :
Irfanny Z. Anwar, S.Sos, M.Kes

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JAKARTA 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah “Manajemen Komunikasi, Koordinasi dan Motivasi” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                      Jakarta, 24 September 2017

                                                                                    Penyusun
Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam


kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan
hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama.

Dengan penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah,
baik dalam kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di
tempat kerja, sehingga lebih produktif. Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari
kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang
dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa
komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam
mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa
depan yang mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.

Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan menyatukan tindakan-


tindakan kelompok tugas dalam suatu manajemen. Koordinasi (coordination)
mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi tidak dikerjakan menurut
kehendak yang mengerjakan saja tetapi menurut aturan sehingga
menyumbang penyampaian tujuan. Pengkoordinasian menurut The Liang Gie merupakan
rangkaian aktifitas menghubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-orang
dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama menuju kearah
tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan percekcokan kekembaran kerja atau kekosongan
kerja.
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, kerena menurut
definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami
orang-orang berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan
yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah juga subyek membingungkan, karena motif tidak
dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang
tampak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dimuka, maka saya menulis rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian komunikasi?
2. Apa pengertian koordinasi?
3. Apa pengertian motivasi?
4. Teori apa saja mengenai komunikasi, koordinasi, dan motivasi?
5. Apa saja tujuan dari komunikasi, koordinasi, dan motivasi?

1.3 Tujuan

Dari rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah : Untuk
mengetahui lebih dalam materi tentang Manajemen Komunikasi, Koordinasi, dan Motivasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Mengenai Komunikasi

1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti


‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi secara garis besar, dalam suatu proses
komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran
pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima
pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan
(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai
komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk saling pengertian (mutual
understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
Suatu kecakapan utama yang diisyaratkan bagi seorang manajer adalah
kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Memperoleh pengertian kebijakan-
kebijakan, menjaga bahwa instruksi-instruksi dimengerti dengan jelas dan mengusahakan
perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan, semua itu tergantung dari komunikasi yang
efektif. Manajer yang tidak mampu menyampaikan pekerjaan apa yang dilakukan, tidak
akan berhasil untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebaliknya, jika para pegawai tidak mampu
berkomunikasi dengan bebas dengan seorang manajer maka informasi yang diperlukan
untuk mengelola dengan berhasil, akan terhalang. Komunikasi adalah sebuah prasarana
dengan mana seorang manajer diperlengkapkan ia bukanlah suatu kegiatan yang berdiri
sendiri, tetapi suatu bagian utama dari hampir semua hal yang dilakukan manajer itu.
Komunikasi itu memang penting, tetapi ia adalah suatu bagian saja dari manajemen.
Angan-angan komunikasi adalah bahwa sesudah terjadi saling pengertian, karena
seorang perorangan sudah berbicara dengan orang lain atau karena apa yang sudah ditulis
oleh seseorang sudah dibaca oleh yang lain.
Adapun beberapa definisi komunikasi menurut para pakar, sebagai berikut:
1. Komunikasi adalaah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara
apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell).
2. Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan
stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk
mengubah tingkah laku orang lain (Carl I. Hovland).
3. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol (Theodorson dan
Thedorson).
4. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada
orang lain (Edwin Emery).
5. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada
penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktifitas, rangkaian atau tahap-tahap
yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A. Winnet).
6. Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol
linguistik, seperti sistem simbol verbal ( kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat
disosialisasikan secara langsung/tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan
visual) (Karlfried Knapp).

Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat kita golongkan ada tiga pengertian
utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis, terminologis, paradigmatis.
1. Secara etimologis komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata, yaitu komunikasi
berasal dari bahasa latin ‘communicatio’ dan perkataan ini bersumber pada
kata‘comminis’ yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang
dikomunikasikan.
2. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
3. Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen
berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Contohnya adalah ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi, dan sebagainya. Demikian
pula pemberitaan surat kabar dan majalah, penyiaran radio dan televisi atau
pertunjukkan film di gedung bioskop, dan lain-lain.

Good communication
Komunikasi yang baik memberikan motivasi. Ia mendorong suatu rasa
berpartisipasi. Ia membangkitkan perhatian yang besar akan pekerjaan. Membagi
EA
P
M
D
N
BO
C
G
LIK
R
informasi untuk perhatian dan keuntungan timbal balik memberi dorongan vital bagi
rasa seorang pegawai bahwa ia masuk golongan.

1.2 Proses Komunikasi

EI
D
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi
sampai dipahami oleh komunikan. Joseph De Vito (1996) mengemukakan komunikasi
adalah transaksi. Hal tersbut, dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses,
dimana komponen-komponen saling terkait.
Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai
berikut :

1. Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator.


2. Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukkan menjadi
lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
3. Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui
saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi
ditujukan kepada komunikan.
4. Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk
mengartikan maksud pesan tersebut.
5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akan
mengirim kembali komunikasi tersebut ke komunikator.
Dengan demikian, sejak ide itu diciptakan sampai dengan dipahaminya pesan
komunikasi yang menimbulkan umpan balik merupakan suatu proses komunikasi.

1.3 Jenis-jenis Komunikasi

Komunikasi dapat digolongkan dalam berbagai jenis, seperti :


1. Komunikasi kebawah dan keatas
Komunikasi mengalir dari puncak ke tingkat bawah organisasi dan dari tingkat bawah
mengalir ke tingkat menajemen yang lebih tinggi. Komunikasi kebawah dapat terdiri
misalnya, atas perintah-perintah, instruksi-instruksi, dan memo-memo komunikasi ke
atas mungkin melalui laporan-laporan, saran-saran, keluhan-keluhan.
2. Komunikasi formal dan informal.
a. Komunikasi formal menggunakan saluran organisasi yang sudah ditetapkan serta
media-media yang standar seperti rapat-rapat bagian, panggilan-panggilan telepon,
majalah-majalah perusahaan, surat tempelan dan surat pos langsung.
b. Komunikasi informal adalah komunikasi yang diadakan karena kepentingan
perorangan dan kelompok orang-orang.Kemampuan untuk berbicara dengan
efektif adalah syarat bagi kebanyakan para manajer.
3. Komunikasi lisan dan tertulis.
a. Komunikasi lisan memungkinkan pertukaran tatap muka, memupuk semangat
persahabatan dan mendorong pertanyaan dan jawaban. Rapat-rapat formal sudah
jadi biasa. Agar bermutu tinggi, maka suatu rapat haruslah :
1) Direncanakan, dengan memberitahukan tujuannya kepada setiap anggota,
acaranya dan waktunya.
2) Secara khusus, penyajian dan pembahasan secara langsung dibatasi sampai
yang bersangkutan dengan isu yang ditangani. \
3) Secara visual, dijelaskan khususnya kalau ia melibatkan konsep-konsep yang
ruwet.
4) Dicatat, untuk suatu catatan mengenai apa yang diliputi dan diputuskan.
b. Laporan tertulis adalah contoh dari komunikasi tertulis. Kalau laporan ini dalam
bentuk tertulis, dapat digunakan untuk pengacuan nanti serta dapat ditambah
dengan perincian-perincian. Kunci dari komunikasi tertulis adalah "Four C's" yang
terkenal itu completeness, clarity, conciseness, and correctness lengkap, jelas,
ringan dan tegas.
1.4 Dampak Komunikasi

Setiap aktifitas komunikasi pasti memiliki efek. Dalam konsep komunikasi


paradigmatis disebutkan bahwa komunikasi merupakan sebuah pola yang meliputi
sejumlah komponen (unsur) serta memiliki dampak-dampak tertentu. Adapun pola-pola
komunikasi yang memiliki dampak, antara lain : penyuluhan, penerangan, propaganda,
kampanye, pendidikan, acara radio/televisi, pemutaran film/video dan diplomasi.
Pada dasarnya komunikasi memiliki tiga dampak, yaitu :
1. Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan. Tujuan ini
sering disebut tujuan yang kognitif.
2. Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide, atau pendapat. Tujuan
ini sering disebut tujuan afektif.
3. Mengubah sikap, perilaku, dan perbuatan. Tujuan ini sering disebur tujuan konatif
atau psikomotorik.

1.5 Gangguan Komunikasi

Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai


gangguan (noise). Pencetakan huruf yang saling bertindihan dalam suatu surat kabar atau
majalah akan menjadi gangguan bagi pembacanya. Kata-kata yang diucapkan secara tidak
tepat oleh seorang penyiar akan mengganggu komunikasi dengan pendengarnya.
Penggunaan kata-kata asing yang sukar dimengerti tentu merupakan bagian dari noise
atau gangguan yang harus dihindari oleh sebuah stasiun radio. Di samping itu, ada pula
gangguan yang berasal dari saluran komunikasi tersebut, misalnya interferensi yang
terjadi pada gelombang radio yang mengakibatkan tidak jelasnya isi siaran diterima oleh
pendengar. Namun demikian, pada hakikatnya kebanyakan dari gangguan yang timbul,
bukan berasal dari sumber atau salurannya, tetapi dari audience (penerima) nya.
Manusia sebagai komunikan memiliki kecenderungan untuk acuh tak acuh,
meremehkan sesuatu, salah menafsirkan, atau tidak mampu mengingat dengan jelas apa
yang diterimanya dari komunikator. Setidak-tidaknya ada tiga faktor psikologis yang
mendasari hal itu, yaitu :
1. Selective attention. Orang biasanya cenderung untuk mengekpos dirinya hanya
kepada hal-hal (komunkasi) yang dikehendakinya. Misalnya, seseorang tidak berminat
membeli mobil, jelas dia tidak akan berminat membaca iklan jual beli mobil.
2. Selective perception. Suatu kali, seseorang berhadapan dengan suatu peristiwa
komunikasi, maka ia cenderung menafsirkan isi komunikasi sesuai dengan
prakonsepsi yang sudah dimiliki sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan
kecenderungan berpikir secara stereotip.
3. Selective retention. Meskipun seseorang memahami suatu komunikasi, tetapi orang
berkecenderungan hanya mengingat apa yang mereka ingin untuk diingat. Misalnya,
setelah membaca suatu artikel berimbang mengenai komunisme, seorang mahasiswa
yang anti komunis hanya akan mengingat hal-hal jelek mengenai komunisme.
Sebaliknya mahasiswa yang prokomunis cenderung untuk mengingat kelebihan-
kelebihan sistem komunisme yang diungkapkan oleh artikel tersebut.

Pada umumnya, sebuah komunikasi dikontrol oleh komunikator. Komunikator


sebagai sumber dengan mudah dapat mengontrol apa yang diucapkan atau
disampaikannya, tetapi komunikator tidak dapat mengontrol apa yang didengarkan atau
sedang dipikirkan oleh audiencenya.
Dengan kata lain, komunikasi ditentukan oleh syarat yang diberikan penafsiran si
penerima dari pesan itu dan sikap-sikap yang menonjol dari si pengkomunikasi dan si
penerima, tidak saja terhadap masing-masing orang tetapi juga terhadap persoalan yang
dihadapi itu. Hal ini dan kesulitan komunikasi mungkin mengakibatkan apa yang
biasanya disebut "communication breakdown" terputusnya hubungan untuk mengurangi
keambrukkan ini para manajer haruslah berusaha menciptakan iklim kepercayaan, dalam
mana komunikasi dapat berlangsung. Komunikasi haruslah terperinci dan sederhana.
Komunikasi yang khusus adalah dinamis dan mengatakan hal yang tepat pada
waktu yang tepat adalah sangat penting sekali. Orang yang mengirimkan pesan, haruslah
selalu memberikan kesempatan kepada si penerima untuk memberikan tanggapan. Arus
informasi dari si penerima kepada si pengirim dinamakan feedback/umpan balik. Umpan
balik memberikan kesempatan kepada si pengirim untuk mengetahui, apakah si penerima
mengerti alasan pesan itu. Begitu pula menguntungkan bagi si penerima meluangkan
waktu untuk merenungkan jawaban itu dan tidak menanggapinya dengan reaksi pertama
yang timbul dalam pikirannya. Dengan renungan itu, si penerima dapat lebih baik
memahami apa yang sebenarnya yang dikomunikasikan dan karena itu mungkin
memberikan jawaban yang lebih baik.

Mendengarkan dengan efektif tidaklah alami bagi kebanyakan orang. Seberapa


baiknya seseorang mendengarkan, banyak tergantung dari sikap si pendengar terhadap si
pembicara. Ingatlah bahwa komunikasi melibatkan bukan saja pertimbangan-
pertimbangan faktual tetali juga pertimbangan-pertimbangan emosional. Ia melibatkan
keseluruhan kepribadian. Kalo berlangsung komunikasi, maka akan mendorong
timbulnya suatu tanggapan selain daripada informasi yang disampaikan.

Petunjuk-petunjuk efektif untuk mendengarkan :

1. Berhentilah berbicara! Anda tidak dapat mendengarkan, kalau Anda berbicara.


2. Tenangkanlah orang yang berbicara itu. Bantulah seseorang untuk merasa bebas
untuk berbicara. Ini seringkali dinamakan suatu "premissive environtment"
lingkungan yang bebas.
3. Perlihatkan kepada seseorang yang berbicara bahwa Anda ingin
mendengarkannya.
4. Hindarilah hal-hal yang mengalihkan perhatian. Janganlah berlagak bodoh,
mengetok-ngetok atau mengacau kertas-kertas.
5. Ikutlah merasakan dengan orang yang berbicara, cobalah menolong.
6. Bersabarlah. Berikan waktu secukupnya. Jangan menyelang orang yang berbicara.
7. Tenangkanlah diri Anda. Orang yang marah mengambil arti yang salah dari kata-
kata.
8. Berlakulah santai dengan perdebatan dan kritik.
9. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan. Ini memberikan dorongan kepada si pembicara
dan menunjukkannya, bahwa Anda mendengarkannya.
10. Berhentilah berbicara! Ini adalah yang pertama dan yang terakhir, karena semua
petunjuk-petunjuk lainnya tergantung darinya. Anda tidak dapat mendengarkan
efektif kalau Anda sedang berbicara.

2. Tinjauan Mengenai Koordinasi

2.1 Pengertian Koordinasi

Koordinasi ialah kegiatan yang dikerjakan oleh banyak pihak dari satu organisasi
yang sederajat dan untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan kesepakatan masing-
masing pihak agar tidak terjadi kesalahan dalam bekerja baik mengganggu pihak yang
satu dengan pihak yang lainnya. Dengan pendelegasian wewenang dan pembagian
pekerjaan kepada para bawahan oleh manajer maka setiap individu bawahan akan
mengerjakan pekerjaannya sesuai wewenang yang diterimanya. Setiap bawahan
menegerjakan hanya sebagian dari pekerjaan perusahaan, karena itu masing-masing
pekerjaan bawahan harus disatukan, diintegrasikan, dan diarahkan untuk tercapainya
tujuan. Koordinasi ini merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh seorang
manajer dan tugas ini sangat sulit.

2.2 Teori-teori Koordinasi

Definisi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:


1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan
unsur-unsur manajemen (6M) dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai
tujuan organisasi.
2. E.F.L. Brech
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakan tim dengan memberikan lokasi
kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
3. G.R. Terry
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah
dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu
tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Definisi
G.R. Terry ini berarti bahwa koordinasi adalah pernyataan usaha dan meliputi ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Jumlah usaha, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
2) Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini
3) Pengarahan usaha-usaha ini
4. Dr. Awaluddin Djamin, M.P.A
“Manajer yang sukses adalah manajer yang dapat melakukan koordinasi, integrasi,
dan sinkronisasi (KIS) dengan baik.”
Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam
pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi,
saling membantu, dan saling melengkapi.
Integrasi adalah suatu usaha untuk menyatukan tindakan-tindakan berbagai badan,
instansi, unit, sehingga merupakan suatu kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan
yang terarah pada suatu sasaran yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
Sinkronisasi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan, menyelaraskan kegiatan-
kegiatan, tindakan-tindakan, unit-unit, sehingga diperoleh keserasian dalam
melaksanakan tugas atau kerja.

2.3 Tipe-Tipe Koordinasi

Tipe-tipe koordinasi, yaitu :


1. Koordinasi vertikal (vertical coordination) adalah kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan
kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tegasnya, atasan
mengkoordinasi semua rapat yang ada dibawah tanggung jawabnya secara langsung.
Koordinasi vertikal ini secara relatif mudah dilakukan, karena atasan dapat
memberikan sanksi kepada aparat yang sulit diatur.
2. Koordinasi horizontal (horizontal coordination) adalah mengkoordinasikan
tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
Koordinasi horizontal ini dibagi atas interdisciplinary dan interrelated.
1) Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,
menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, dan menciptakan disiplin antara unit
yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun secara ekstern pada unit-
unit yang sama tugasnya.
2) Interrelated adalah koordinasi antar badan (instansi): unit-unit yang fungsinya
berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling bergantungan atau
mempunyai kaitan baik, cara intern maupun ekstern yang levelnya setara.
Koordinasi horizontal ini relatif sulit dilakukan, karena koordinator tidak dapat
memberikan sanksi kepada pejabat yang sulit diatur sebab kedudukannya
setingkat.

2.4 Sifat-sifat koordinasi

Sifat-sifat koordinasi, yaitu :


1. Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator (manajer)
dalam rangka mencapai sasaran.
3. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
2.5 Asas Koordinasi

Asas koordinasi adalah asas skala (scalar principle=hirarki) artinya koordinasi itu
dilakukkan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggung jawab yang disesuaikan
dengan jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hierarki ini
bahwa setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasi bawahan langsungnya.Misalnya,
manajer puncak mengkoordinasi manajer madya, manajer madya mengkoordinasi
manajer lini, dan seterusnya.

2.6 Tujuan koordinasi

Tujuan koordinasi adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran ke arah
tercapainya sasaran perusahaan.
2. Untuk menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran perusahaan.
3. Untuk menghindari kekosongan dan tumpang-tindih pekerjaan.
4. Untuk menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran.
5. Untuk mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan 6M ke arah sasaran organisasi
atau perusahaan.
6. Untuk menghindari tindakan overlapping dari sasaran perusahaan.\

2.7 Syarat-syarat Koordinasi

Syarat-syarat koordinasi, yaitu :


1. Sense of cooperation (perasaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian pekerjaan, bukan orang per orang.
2. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan
menambah kegiatan yang bersemangat.
3. Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
4. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai, umumnya
akan menambah kegiatan yang besemangat.
Ringkasnya kekuatan suatu organisasi ditentukan semangatnya. Semangat ini
ditentukan oleh tujuan dan cara-cara mencapai tujuan itu dan ini meliputi doktrin.
Selain semangat koordinasi juga harus mempunyai aspek-aspek formal yaitu
metode-metode, teknik yang ditujukan untuk mengejar/mencapai sasaran tersebut.
Koordinator harus dilakukan oleh setiap manajer dalam perusahaan, artinya harus
dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai bawahan. Koordinasi tidak dapat
diperintahkan,dipaksakan, tetapi akan lebih baaik dengan cara persuasif (permintaan dan
permohonan) kepada bawahan. Karena dengan cara persuasif akan lebih dihayati, ditaati
oleh bawahan, sebab mereka merasa dihargai dan dihormati. Jadi dengan menggunakan
perasaannya.

2.8 Cara-Cara mengadakan Koordinasi

Cara mengadakan koordinasi adalah sebagai berikut:


1. Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat. Keterangan mengenai
pekerjaan saja tidak cukup, karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk
menciptakan dan menghasilkan koordinasi yang baik.
2. Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai oleh
anggota, tidak menurut masing-masing individu anggota dengan tujuannya sendiri-
sendiri. Tujuan itu adalah tujuan bersama.
3. Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide, saran-saran dan
lain sebagainya.
4. Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan
penciptaan sasaran
5. Membina human relationyang baik antara sesama anggota.
6. Manajer sering melakukan komunikasi informal dengan para bawahan.

Ringkasnya, suatu koordinasi akan lebih baik, jika memperoleh dukungan,


partisipasi dari bawahan, dan pihak-pihak yang terkait yang akan melakukan pekerjaan
diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan, supaya mereka antusias dalam
melaksanakannya.

2.9 Hubungan Koordinasi dengan fungsi manajamen


Berikut hubungan-hubungan koordinasi dengan manajemen
1. Perencanaan dan koordinasi
Perencaan akan mempengaruhi koordinasi, artinya semakin baik dan terincinya
rencana maka akan semakin mudah melakukan koordinasi. Jika perencanaan disusun
dengan baik dan hubungan rencana jangka panjang (long range planning = LPR) dan
rencana jangka pendek (short range planning = SRP) terintegrasi dengan baik serta
harmonis maka penerapan koordinasi akan lebih mudah.

2. Pengorganisasian dan koordinasi


Pengorganisasian berhubungan dengan koordinasi, artinya jika organisasi baik maka
pelaksaan koordinasi akan lebih mudah. Organisasi yang baik, apabila hubungan-
hubungan antara individu karyawan baik, hubungan pekerjaan baik, job description
setiap pejabat jelas.

3. Pengarahan dan koordinasi


Pengarahan mempengaruhi koordinasi, artinya dengan menggunakan bermacam-
macam variasi dalam intensitas directing force akan membantu menciptakan
koordinasi.

4. Pengisian jabatan dan koordinasi


Penempatan karyawan membantu koordinasi, artinya jika setiap pejabat sudah
ditempatkan sesuai keahliannya maka koordinasi akan lebih mudah.

5. Pengendalian dan koordinasi


Pengendalian berhubungan langsung dengan koordinasi. Penilaian yang terus-menerus
atas kemajuan pekerjaan akan membantu menyelaraskan usaha-usaha, sehingga tujuan
yang ditentukan semula dihasilkan, diperoleh dan tercapai dengan baik. Dengan
demikian tindakan-tindakan perbaikan yang terjadi, karena kontrol membantu dalam
mendapatkan koordinasi yang dibutuhkan.

3.Tinjauan Mengenai Motivasi

3.1 Pengertian Motivasi


Motivasi berasal dari bahasa latin, mavere yang berarti dengan atau daya
penggerak. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Kenapa motivasi harus dilakukan pimpinan terhadap bawahannya:
1. Karena pimpinan membagi-bagikan pekerjaannya kepada para bawahan untuk
dikerjakan dengan baik
2. Karena ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan pekerjaannya, tetapi ia malas
atau kurang bergairah mengerjakannya
3. Untuk memelihara dan meningkatkan kegairahan kerja bawahan dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya.
4. Untuk memberikan penghargaan dan kepuasaan kerja kepada bawahannya

Motivasi ini hanaya dapat diberikan kepada orang-orang yang mampu untuk
mengerjakan pekerjaan tersebut. Bagi orang-orang yang tak mampu mengerjakan
pekerjaan tersebut tidak perlu dimotivasi karena percuma.
Manajer dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan mau bekerja
keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginannya
dari hasil pekerjaanya.
Menurut Peterson dan Plawman keinginan-keinginannya itu adalah :

1. The desire to live : keinginan untuk hidup


2. The desire for prosession : kenginan untuk memiliki sesuatu
3. The desire for power : kenginan akan kekuatan
4. The desire for recognation : kenginan akan pengakuan

3.2 Pengertian Motif dan Motivasi menurut Para Ahli

 Motif

1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibun\

Motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja
seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
2. Drs. Moekijat
Motif adalah suatu pengertian yang mengandung semua alat penggerak alasan-alasan
atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyeabkan ia berhasil sesuatu

 Motivasi :
1. Harold koontz
Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu
tujuan.

2. Wayne F. Cascio
Motivasi adalah suatu kekuatan yang akan dihalsikan dari keinginan sesorang untuk
memuaskan kebutuhannya.

3.3 Tujuan pemberian motivasi

Tujuan pemberian motivasi, ialah :


1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
2. Menigkatkan moral dan kepuasan kerja karwayan
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
6. Mengefektifkan pengaduan karyawan
7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

3.4 Asas-asas motivasi

Asas-asas motivasi yaitu


1. Asas komunikasi
2. Asas mengikutsertakan
3. Asas pengakuhan
4. Asas wewenang yang diselegasikan
5. Asas adil dan layak
6. Asas perhatian timbal-balik
3.5 Alat-alat motivasi
1. Material isentif
Alat motivasi yang diberikan berupa uang dan barang yang mempunyai nilai pasar,
jadi memberikan kebuuhan ekonomis.
2. Non material insetif
Alat motivasi yang diberikan uang dan barang yang tidak ternilai, jadi hanya
memberikan kepuasan atau kebanggan rohani saja
3. Kombinasu material
Alat motivasi yang diberikan berupa material (uang dan barang) dan nonmaterial
(medali-piagam).

3.6 Jenis-jenis motivasi


1. Motivasi negatif
Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang
pekerjaannya kurang baik (prestasinya rendah).
2. Motivasi positif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi baik.

3.7 Metode-metode motivasi


1. Metode langsung
Motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasaannya.
2. Metode tidak langsung
Motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta
menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah dan
bersemangat melakukan pekerjaannya
3. Metode tradisional
Memotivasi bawahan agar gairah bekerjanya meningkat dilakukan insetif yaitu
memberikan insetif material kepada karyawan yang baik
4. Metode hubungan manusia
Memotivasi bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna serta
penting.
5. Metode sumber daya manusia
Dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang dan barang atau keinginan akan
kepuasan saja, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti

3.8 Teori-teori Motivasi


1. Teori kepuasaan
Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Hal yang memotivasi
semangat bekerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan material
maupun non material yang diperolehnya dari hasil pekerjaannhya. Jika kebutuhan dan
kepuasannya semakin terpenuhin maka semangat bekerjanya pun akan semakin baik
pula

2. Teori proses
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana
menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar
setiap individu bekerja gia sesuai dengan kenginan manajer. Jika bekerja baik saat ini
makan akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercemin dalam
bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang.

3. Teori penyuluhan
Teori ini didasarkan atas hubungannya sebab dan akibat dari perilaku dengan
pemberian kompensasi. Misalnya promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat
dipertahankan. Bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok itu. Saat
ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang
mengikuti perilaku itu.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Komunikasi adalah suatu bagian dari manajemen. Dengan komunikasi, manajer dapat
menyampaikan pekerjaan apa yang dilakukan kepada para pegawai begitu pula
sebaliknya, pegawai dapat menerima informasi yang diperlukan untuk mengelola
dengan berhasil dari manajer, sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak menimbulkan
miscommunication atau kesalahan.
2. Fungsi-fungsi manajemen berhubungan erat dengan kordinasi, artinya jika semua
fungsi dalam proses manajemen diterapkan dengan baik maka koordinasi akan lebih
mudah dicapai.
3. Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada bawahannya, itu akan
mendorong bawahan untuk menghasilkan yang terbaik dalam pekerjaannya.
Sebaliknya, jika seorang manajer tidak member penghargaan apapun kepada
bawahannya sedangkan bawahannya tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan
baik, maka semangat kerja bawahannya tersebut sedikit demi sedikit akan menurun
dan akan berakibat juga pada proses produktivitas.

3.2 Saran
Komunikasi, koordinasi, dan motivasi berhubungan erat dengan manajemen.
Sebaiknya, penerapan ketiganya dilakukan dengan baik agar terbentuk dan dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan bagus dan semaksimal mungkin.
Daftar Pustaka

Terry, George R. dan Rue, Leslie W. 1992. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT


Bumi Aksara
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Yogyakarta:
Media Pressindo
Hasibuan, Malayu. 2001 MANAJEMEN DASAR. Jakarta: PT Bumi Aksara
https://www.academia.edu/20351112/Makalah_koordinasi
http://al-ami.blogspot.co.id/2013/05/makalah-tentang-motivasi-dalam-
manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai