Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah “Komunikasi, Koordinasi dan Motivasi“ ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan
hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara
umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita
semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi
secara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka,
melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala
yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan
yang sama.
Dengan penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin
memiliki nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun
dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan
yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh
pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa
komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud.
Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan
suatu gambaran di masa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen
orang lain.
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan
menyatukan tindakan- tindakan kelompok tugas dalam suatu manajemen.
Koordinasi (coordination) mengandung makna menjaga agar tugas-tugas
yang telah dibagi tidak dikerjakan menurut kehendak yang mengerjakan
saja tetapi menurut aturan sehingga menyumbang penyampaian
tujuan. Pengkoordinasian menurut The Liang Gie merupakan rangkaian
aktifitas menghubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-
orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan
seirama menuju kearah tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan
percekcokan kekembaran kerja atau kekosongan kerja.
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan,
dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang
penting bagi manajer, kerena menurut definisi manajer harus bekerja
dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang
berperilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai
dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi adalah juga subyek
membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara
langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dimuka, maka saya menulis rumusan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian komunikasi?
2. Apa pengertian koordinasi?
3. Apa pengertian motivasi?
4. Teori apa saja mengenai komunikasi, koordinasi, dan motivasi?
5. Apa saja tujuan dari komunikasi, koordinasi, dan motivasi?
C. Tujuan
Dari rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
: Untuk mengetahui lebih dalam materi tentang Komunikasi, Koordinasi, dan
Motivasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.Tinjauan Mengenai Komunikasi
1. Pengertian komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang
berarti ‘pemberitahuan' atau ‘pertukaran pikiran'. Jadi secara garis besar,
dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan
makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara
komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi'
atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan
kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut
bertujuan untuk saling pengertian (mutual understanding) antara kedua
pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
Suatu kecakapan utama yang diisyaratkan bagi seorang
manajer adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif.
Memperoleh pengertian kebijakan- kebijakan, menjaga bahwa instruksi-
instruksi dimengerti dengan jelas dan mengusahakan perbaikan-
perbaikan dalam pelaksanaan, semua itu tergantung dari komunikasi
yang efektif. Manajer yang tidak mampu menyampaikan pekerjaan apa
yang dilakukan, tidak akan berhasil untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sebaliknya, jika para pegawai tidak mampu berkomunikasi dengan
bebas dengan seorang manajer maka informasi yang diperlukan untuk
mengelola dengan berhasil, akan terhalang. Komunikasi adalah sebuah
prasarana dengan mana seorang manajer diperlengkapkan ia bukanlah
suatu kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi suatu bagian utama dari
hampir semua hal yang dilakukan manajer itu. Komunikasi itu memang
penting, tetapi ia adalah suatu bagian saja dari manajemen.
Angan-angan komunikasi adalah bahwa sesudah terjadi saling
pengertian, karena seorang perorangan sudah berbicara dengan orang
lain atau karena apa yang sudah ditulis oleh seseorang sudah dibaca oleh
yang lain.
Adapun beberapa definisi komunikasi menurut para pakar, sebagai
berikut:
a) Komunikasi adalaah proses yang menggambarkan siapa mengatakan
apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell).
b) Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau
komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-
lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah
tingkah laku orang lain (Narl I. Hovland).
c) Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui
simbol-simbol (Theodorson dan Thedorson).
d) Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap
seseorang kepada orang lain (Edwin Emery).
e) Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari
sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri
aktifitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan
maksud tersebut (A. Vinnet).
f) Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan
sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal ( kata-kata)
dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara
langsung/tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan
visual) (Karlfried Knapp).
Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat kita golongkan ada
tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara etimologis,
terminologis, paradigmatis.
a) Secara etimologis komunikasi dipelajari menurut asal-usul kata,
yaitu komunikasi berasal dari bahasa latin ‘communicatio' dan
perkataan ini bersumber pada kata‘comminis' yang berarti sama
makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.Secara
terminologis,
b) komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
c) Secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi
sejumlah komponen berkorelasi satu sama lain secara fungsional
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contohnya adalah
ceramah, kuliah, dakwah, diplomasi, dan sebagainya. Demikian
pula pemberitaan surat kabar dan majalah, penyiaran radio dan
televisi atau pertunjukkan film di gedung bioskop, dan lain-lain.
Good communication
Komunikasi yang baik memberikan motivasi. Ia
mendorong suatu rasa berpartisipasi. Ia membangkitkan
perhatian yang besar akan pekerjaan. Membagi informasi
untuk perhatian dan keuntungan timbal balik memberi
dorongan vital bagi rasa seorang pegawai bahwa ia masuk
golongan.
2. Proses komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat
menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan. Joseph De
Vito (1996) mengemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal tersbut,
dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, dimana
komponen-komponen saling terkait Dalam aplikasinya, langkah-
langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a) Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh
sumber/komunikator.
b) Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian
dialihbentukkan menjadi lambang-lambang komunikasi yang
mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
c) Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya
dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan
karakteristik lambang-lambang komunikasi ditujukan kepada
komunikan.
d) Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan
persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
e) Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding,
khalayak akan mengirim kembali komunikasi tersebut ke
komunikator.
Dengan demikian, sejak ide itu diciptakan sampai dengan
dipahaminya pesan komunikasi yang menimbulkan umpan balik
merupakan suatu proses komunikasi.
3. Jenis – jenis komunikasi
Komunikasi dapat digolongkan dalam berbagai jenis, seperti :
a) Komunikasi kebawah dan keatas
Komunikasi mengalir dari puncak ke tingkat bawah organisasi dan
dari tingkat bawah mengalir ke tingkat menajemen yang lebih tinggi.
Komunikasi kebawah dapat terdiri misalnya, atas perintah-perintah,
instruksi-instruksi, dan memo-memo komunikasi ke atas mungkin
melalui laporan-laporan, saran-saran, keluhan-keluhan.
b) Komunikasi formal dan informal.
1) Komunikasi formal menggunakan saluran organisasi yang
sudah ditetapkan serta media-media yang standar seperti rapat-
rapat bagian, panggilan-panggilan telepon, majalah-majalah
perusahaan, surat tempelan dan surat pos langsung.
2) Komunikasi informal adalah komunikasi yang diadakan karena
kepentingan perorangan dan kelompok orang-
orang.Kemampuan untuk berbicara dengan efektif adalah
syarat bagi kebanyakan para manajer.
c) Komunikasi lisan dan tertulis.
1) Komunikasi lisan memungkinkan pertukaran tatap muka,
memupuk semangat persahabatan dan mendorong pertanyaan
dan jawaban. Rapat-rapat formal sudah jadi biasa. Agar bermutu
tinggi, maka suatu rapat haruslah :
 Direncanakan, dengan memberitahukan tujuannya kepada
setiap anggota, acaranya dan waktunya.
 Secara khusus, penyajian dan pembahasan secara langsung
dibatasi sampai yang bersangkutan dengan isu yang
ditangani.
 Secara visual, dijelaskan khususnya kalau ia melibatkan
konsep-konsep yang ruwet.
 Dicatat, untuk suatu catatan mengenai apa yang diliputi dan
diputuskan.
2) Laporan tertulis adalah contoh dari komunikasi tertulis. Kalau
laporan ini dalam bentuk tertulis, dapat digunakan untuk
pengacuan nanti serta dapat ditambah dengan perincian-
perincian. Kunci dari komunikasi tertulis adalah "Four C's"
yang terkenal itu completeness, clarity, conciseness, and
correctness lengkap, jelas, ringan dan tegas.
4. Dampak komunikasi
Setiap aktifitas komunikasi pasti memiliki efek. Dalam konsep
komunikasi paradigmatis disebutkan bahwa komunikasi merupakan
sebuah pola yang meliputi sejumlah komponen (unsur) serta memiliki
dampak-dampak tertentu. Adapun pola-pola komunikasi yang memiliki
dampak, antara lain : penyuluhan, penerangan, propaganda, kampanye,
pendidikan, acara radio/televisi, pemutaran film/video dan diplomasi.
Pada dasarnya komunikasi memiliki tiga dampak, yaitu :
a) Memberikan informasi, meningkatkan pengetahuan, menambah
wawasan. Tujuan ini sering disebut tujuan yang kognitif.
b) Menumbuhkan perasaan tertentu, menyampaikan pikiran, ide, atau
pendapat. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif.
c) Mengubah sikap, perilaku, dan perbuatan. Tujuan ini sering
disebur tujuan konatif atau psikomotorik.
5. Gangguan komunikasi
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi
disebut sebagai gangguan (noise). Pencetakan huruf yang saling
bertindihan dalam suatu surat kabar atau majalah akan menjadi
gangguan bagi pembacanya. Kata-kata yang diucapkan secara tidak tepat
oleh seorang penyiar akan mengganggu komunikasi dengan
pendengarnya. Penggunaan kata-kata asing yang sukar dimengerti
tentu merupakan bagian dari noise atau gangguan yang harus dihindari
oleh sebuah stasiun radio. Di samping itu, ada pula gangguan yang
berasal dari saluran komunikasi tersebut, misalnya interferensi
yang terjadi pada gelombang radio yang mengakibatkan tidak jelasnya
isi siaran diterima oleh pendengar. Namun demikian, pada hakikatnya
kebanyakan dari gangguan yang timbul, bukan berasal dari sumber
atau salurannya, tetapi dari audience (penerima) nya.
Manusia sebagai komunikan memiliki kecenderungan untuk
acuh tak acuh, meremehkan sesuatu, salah menafsirkan, atau tidak
mampu mengingat dengan jelas apa yang diterimanya dari komunikator.
Setidak-tidaknya ada tiga faktor psikologis yang mendasari hal itu,
yaitu :
a) Selective attention. Orang biasanya cenderung untuk mengekpos
dirinya hanya kepada hal-hal (komunkasi) yang dikehendakinya.
Misalnya, seseorang tidak berminat membeli mobil, jelas dia tidak
akan berminat membaca iklan jual beli mobil.
b) Selective perception. Suatu kali, seseorang berhadapan dengan suatu
peristiwa komunikasi, maka ia cenderung menafsirkan isi
komunikasi sesuai dengan prakonsepsi yang sudah dimiliki
sebelumnya. Hal ini erat kaitannya dengan kecenderungan berpikir
secara stereotip.
c) Selective retention. Meskipun seseorang memahami suatu
komunikasi, tetapi orang berkecenderungan hanya mengingat apa
yang mereka ingin untuk diingat. Misalnya, setelah membaca suatu
artikel berimbang mengenai komunisme, seorang mahasiswa yang
anti komunis hanya akan mengingat hal-hal jelek mengenai
komunisme. Sebaliknya mahasiswa yang prokomunis cenderung
untuk mengingat kelebihan- kelebihan sistem komunisme yang
diungkapkan oleh artikel tersebu
Pada umumnya, sebuah komunikasi dikontrol oleh
komunikator. Komunikator sebagai sumber dengan mudah dapat
mengontrol apa yang diucapkan atau disampaikannya, tetapi
komunikator tidak dapat mengontrol apa yang didengarkan atau
sedang dipikirkan oleh audiencenya.
Dengan kata lain, komunikasi ditentukan oleh syarat yang
diberikan penafsiran si penerima dari pesan itu dan sikap-sikap yang
menonjol dari si pengkomunikasi dan si penerima, tidak saja terhadap
masing-masing orang tetapi juga terhadap persoalan yang dihadapi
itu. Hal ini dan kesulitan komunikasi mungkin mengakibatkan apa
yang biasanya disebut "communication breakdown" terputusnya
hubungan untuk mengurangi keambrukkan ini para manajer haruslah
berusaha menciptakan iklim kepercayaan, dalam mana komunikasi
dapat berlangsung. Komunikasi haruslah terperinci dan sederhana.
Komunikasi yang khusus adalah dinamis dan mengatakan hal
yang tepat pada waktu yang tepat adalah sangat penting sekali. Orang
yang mengirimkan pesan, haruslah selalu memberikan kesempatan
kepada si penerima untuk memberikan tanggapan. Arus informasi dari
si penerima kepada si pengirim dinamakan feedback/umpan balik.
Umpan balik memberikan kesempatan kepada si pengirim untuk
mengetahui, apakah si penerima mengerti alasan pesan itu. Begitu
pula menguntungkan bagi si penerima meluangkan waktu untuk
merenungkan jawaban itu dan tidak menanggapinya dengan reaksi
pertama yang timbul dalam pikirannya. Dengan renungan itu, si
penerima dapat lebih baik memahami apa yang sebenarnya yang
dikomunikasikan dan karena itu mungkin memberikan jawaban yang
lebih baik.
Mendengarkan dengan efektif tidaklah alami bagi kebanyakan
orang. Seberapa baiknya seseorang mendengarkan, banyak
tergantung dari sikap si pendengar terhadap sipembicara. Ingatlah
bahwa komunikasi melibatkan bukan saja pertimbangan-
pertimbangan faktual tetali juga pertimbangan-pertimbangan
emosional. Ia melibatkan keseluruhan kepribadian. Kalo berlangsung
komunikasi, maka akan mendorong timbulnya suatu tanggapan
selain daripada informasi yang disampaikan.
Petunjuk-petunjuk efektif untuk mendengarkan :
1. Berhentilah berbicara! Anda tidak dapat mendengarkan, kalau
Anda berbicara.
2. Tenangkanlah orang yang berbicara itu. Bantulah seseorang untuk
merasa bebas untuk berbicara. Ini seringkali dinamakan suatu
"premissive environtment" lingkungan yang bebas.
3. Perlihatkan kepada seseorang yang berbicara bahwa Anda ingin
mendengarkannya.
4. Hindarilah hal-hal yang mengalihkan perhatian. Janganlah berlagak
bodoh, mengetok-ngetok atau mengacau kertas-kertas.
5. Ikutlah merasakan dengan orang yang berbicara, cobalah menolong.
6. Bersabarlah. Berikan waktu secukupnya. Jangan menyelang orang
yang berbicara.
7. Tenangkanlah diri Anda. Orang yang marah mengambil arti yang
salah dari kata- kata.
8. Berlakulah santai dengan perdebatan dan kritik.
9. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan. Ini memberikan dorongan kepada
si pembicara dan menunjukkannya, bahwa Anda mendengarkannya.
10. Berhentilah berbicara! Ini adalah yang pertama dan yang terakhir,
karena semua petunjuk-petunjuk lainnya tergantung darinya. Anda
tidak dapat mendengarkan efektif kalau Anda sedang berbicara.
B.Tinjauan Mengenai Koordinasi
1. Pengertian koordinasi
Koordinasi ialah kegiatan yang dikerjakan oleh banyak pihak dari satu
organisasi yang sederajat dan untuk mencapai suatu tujuan bersama
dengan kesepakatan masing- masing pihak agar tidak terjadi kesalahan
dalam bekerja baik mengganggu pihak yang satu dengan pihak yang
lainnya. Dengan pendelegasian wewenang dan pembagian pekerjaan
kepada para bawahan oleh manajer maka setiap individu bawahan akan
mengerjakan pekerjaannya sesuai wewenang yang diterimanya.
Setiap bawahan menegerjakan hanya sebagian dari pekerjaan
perusahaan, karena itu masing-masing pekerjaan bawahan harus
disatukan, diintegrasikan, dan diarahkan untuk tercapainya tujuan.
Koordinasi ini merupakan tugas penting yang harus dilakukan oleh
seorang manajer dan tugas ini sangat sulit.
2. Teori-teori koordinasi
Definisi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut:
 Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan Koordinasi adalah kegiatan
mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur
manajemen (6M) dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam
mencapai tujuan organisasi.
 E.F.L. Brech Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakan tim
dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan
keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
 G.R. Terry Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur
untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan
pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Definisi G.R. Terry
ini berarti bahwa koordinasi adalah pernyataan usaha dan meliputi
ciri-ciri sebagai berikut :
1) Jumlah usaha, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif
2) Waktu yang tepat dari usaha-usaha ini
3) Pengarahan usaha-usaha ini
 Dr. Awaluddin Djamin, M.P.A “Manajer yang sukses adalah manajer
yang dapat melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS)
dengan baik.“
Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi,
unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga
terdapat saling mengisi, saling membantu, dan saling melengkapi.
Integrasi adalah suatu usaha untuk menyatukan tindakan-
tindakan berbagai badan, instansi, unit, sehingga merupakan suatu
kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan yang terarah pada suatu
sasaran yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
Sinkronisasi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan,
menyelaraskan kegiatan- kegiatan, tindakan-tindakan, unit-unit,
sehingga diperoleh keserasian dalam melaksanakan tugas atau kerja.
3. Tipe – tipe koordinasi
Tipe-tipe koordinasi, yaitu :
 Koordinasi vertikal (vertical coordination) adalah kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan
unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan
tanggung jawabnya. Tegasnya, atasan mengkoordinasi semua rapat
yang ada dibawah tanggung jawabnya secara langsung. Koordinasi
vertikal ini secara relatif mudah dilakukan, karena atasan dapat
memberikan sanksi kepada aparat yang sulit diatur.
 Koordinasi horizontal (horizontal coordination) adalah
mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan
dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat. Koordinasi
horizontal ini dibagi atas interdisciplinary dan interrelated.
Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka
mengarahkan, menyatukan tindakan-tindakan, mewujudkan, dan
menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain
secara intern maupun secara ekstern pada unit- unit yang sama
tugasnya.
Interrelated adalah koordinasi antar badan (instansi): unit-unit
yang fungsinya berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lain
saling bergantungan atau mempunyai kaitan baik, cara intern
maupun ekstern yang levelnya setara. Koordinasi horizontal ini
relatif sulit dilakukan, karena koordinator tidak dapat memberikan
sanksi kepada pejabat yang sulit diatur sebab kedudukannya
setingkat.
4. Sifat – sifat koordinasi
Sifat-sifat koordinasi, yaitu :
 Koordinasi adalah dinamis bukan statis.
 Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang
koordinator (manajer) dalam rangka mencapai sasaran.
 Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
5. Asas koordinasi
Asas koordinasi adalah asas skala (scalar principle=hirarki) artinya
koordinasi itu dilakukkan menurut jenjang-jenjang kekuasaan dan
tanggung jawab yang disesuaikan dengan jenjang-jenjang yang berbeda-
beda satu sama lain. Tegasnya, asas hierarki ini bahwa setiap atasan
(koordinator) harus mengkoordinasi bawahan langsungnya.Misalnya,
manajer puncak mengkoordinasi manajer madya, manajer madya
mengkoordinasi manajer lini, dan seterusnya.
6. Tujuan koordinasi
Tujuan koordinasi adalah sebagai berikut:
 Untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta
pemikiran ke arah tercapainya sasaran perusahaan.Untuk
menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran perusahaan.
 Untuk menghindari kekosongan dan tumpang-tindih pekerjaan.
 Untuk menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari
sasaran.
 Untuk mengintegrasikan tindakan dan pemanfaatan 6M ke arah
sasaran organisasi atau perusahaan.
 Untuk menghindari tindakan oνerlapping dari sasaran perusahaan.
7. Syarat – syarat koordinasi
Syarat-syarat koordinasi, yaitu :
 Sense of cooperation (perasaan untuk bekerja sama), ini harus
dilihat dari sudut bagian per bagian pekerjaan, bukan orang per
orang.
 Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan
persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian yang
diikutsertakan atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan
yang bersemangat.
 Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling
menghargai.
 Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau
dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang besemangat.
Ringkasnya kekuatan suatu organisasi ditentukan
semangatnya. Semangat ini ditentukan oleh tujuan dan cara-cara
mencapai tujuan itu dan ini meliputi doktrin.
Selain semangat koordinasi juga harus mempunyai aspek-
aspek formal yaitu metode-metode, teknik yang ditujukan untuk
mengejar/mencapai sasaran tersebut.
Koordinator harus dilakukan oleh setiap manajer dalam
perusahaan, artinya harus dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai
bawahan. Koordinasi tidak dapat diperintahkan,dipaksakan, tetapi akan
lebih baaik dengan cara persuasif (permintaan dan permohonan)
kepada bawahan. Karena dengan cara persuasif akan lebih dihayati,
ditaati oleh bawahan, sebab mereka merasa dihargai dan dihormati. Jadi
dengan menggunakan perasaannya.
8. Cara mengadakan koordinasi
Cara mengadakan koordinasi adalah sebagai berikut:
 Memberikan keterangan langsung dan secara bersahabat.
Keterangan mengenai pekerjaan saja tidak cukup, karena tindakan-
tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan dan
menghasilkan koordinasi yang baik.
 Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan
dicapai oleh anggota, tidak menurut masing-masing individu
anggota dengan tujuannya sendiri- sendiri. Tujuan itu adalah tujuan
bersama.
 Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan
ide, saran-saran dan lain sebagainya.
 Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat
perumusan dan penciptaan sasaran
 Membina human relationyang baik antara sesama anggota.
 Manajer sering melakukan komunikasi informal dengan para
bawahan.
Ringkasnya, suatu koordinasi akan lebih baik, jika memperoleh
dukungan, partisipasi dari bawahan, dan pihak-pihak yang terkait yang
akan melakukan pekerjaan diikutsertakan dalam proses pengambilan
keputusan, supaya mereka antusias dalam melaksanakannya.
C.Tinjauan Mengenai Motivasi
1. Pengertian motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin, mavere yang berarti dengan atau
daya penggerak. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan
memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan
tujuan perusahaan.
Kenapa motivasi harus dilakukan pimpinan terhadap bawahannya:
a) Karena pimpinan membagi-bagikan pekerjaannya kepada
para bawahan untuk dikerjakan dengan baik
b) Karena ada bawahan yang mampu untuk mengerjakan
pekerjaannya, tetapi ia malas atau kurang bergairah mengerjakannya
c) Untuk memelihara dan meningkatkan kegairahan kerja bawahan
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
d) Untuk memberikan penghargaan dan kepuasaan kerja kepada
bawahannya
Motivasi ini hanaya dapat diberikan kepada orang-orang yang
mampu untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Bagi orang-orang yang
tak mampu mengerjakan pekerjaan tersebut tidak perlu dimotivasi karena
percuma.
Manajer dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan
mau bekerja keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan-keinginannya dari hasil pekerjaanya.
Menurut Peterson dan Plawman keinginan-keinginannya itu adalah :
1. The desire to live : keinginan untuk hidup
2. The desire for prosession : kenginan untuk memiliki sesuatu
3. The desire for power : kenginan akan kekuatan
4. The desire for recognation: kenginan akan pengakuan
2. Pengertian motiv dan motivasi menurut para ahli
Motif
Drs. H. Malayu S.P. Hasibun. Motif adalah suatu perangsang
keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang.
Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Drs. Moekijat Motif adalah suatu pengertian yang mengandung
semua alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam
diri manusia yang menyeabkan ia berhasil sesuatu
Motivasi
Harold koontz. Motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk
memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan.
Wayne F. Cascio Motivasi adalah suatu kekuatan yang akan
dihalsikan dari keinginan sesorang untuk memuaskan
kebutuhannya.
3. Tujuan pemberian motivasi
Tujuan pemberian motivasi, ialah :
o Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
o Menigkatkan moral dan kepuasan kerja karwayan
o Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
o Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
o Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan
o Mengefektifkan pengaduan karyawan
o Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
o Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan
o Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
4. Asas motivasi
Asas-asas motivasi yaitu
o Asas komunikasi
o Asas mengikutsertakan
o Asas pengakuhan
o Asas wewenang yang diselegasikan
o Asas adil dan layak
o Asas perhatian timbal-balik
5. Alat – motivasi
 Material isentif. Alat motivasi yang diberikan berupa uang dan
barang yang mempunyai nilai pasar, jadi memberikan kebuuhan
ekonomis.
 Non material insetif Alat motivasi yang diberikan uang dan
barang yang tidak ternilai, jadi hanya memberikan kepuasan
atau kebanggan rohani saja
 Kombinasu material Alat motivasi yang diberikan berupa
material (uang dan barang) dan nonmaterial (medali-piagam).
6. Jenis – jenis motivasi
 Motivasi negatif
Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan
hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik
(prestasinya rendah).
 Motivasi positif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi baik.
7. Metode – metode motivasi
 Metode langsung
Motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap
individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaannya.
 Metode tidak langsung
Motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas
yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas,
sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan
pekerjaannya
 Metode tradisional
Memotivasi bawahan agar gairah bekerjanya meningkat
dilakukan insetif yaitu memberikan insetif material kepada
karyawan yang baik
 Metode hubungan manusia
Memotivasi bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat,
dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna serta penting.
 Metode sumber daya manusia
Dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang dan barang
atau keinginan akan kepuasan saja, tetapi juga kebutuhan akan
pencapaian dan pekerjaan yang berarti
8. Teori – teori kepuasan
 Teori kepuasaan
Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam
diri orang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung, dan
menghentikan perilakunya. Hal yang memotivasi semangat bekerja
seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
material maupun non material yang diperolehnya dari hasil
pekerjaannhya. Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin
terpenuhin maka semangat bekerjanya pun akan semakin baik
pula
 Teori proses
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab
pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara,
dan menghentikan perilaku individu, agar setiap individu bekerja
gia sesuai dengan kenginan manajer. Jika bekerja baik saat ini
makan akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai
tercemin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan
seseorang.
 Teori penyuluhan
Teori ini didasarkan atas hubungannya sebab dan akibat
dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi
tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Bonus
kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok itu. Saat
ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan
kejadian yang mengikuti perilaku itu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Komunikasi adalah suatu bagian dari manajemen. Dengan


komunikasi, manajer dapat menyampaikan pekerjaan apa yang
dilakukan kepada para pegawai begitu pula sebaliknya, pegawai
dapat menerima informasi yang diperlukan untuk mengelola dengan
berhasil dari manajer, sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak
menimbulkan miscommunication atau kesalahan.
2. Fungsi-fungsi manajemen berhubungan erat dengan kordinasi,
artinya jika semua fungsi dalam proses manajemen diterapkan
dengan baik maka koordinasi akan lebih mudah dicapai.
3. Dengan adanya motivasi yang diberikan menajer kepada
bawahannya, itu akan mendorong bawahan untuk menghasilkan
yang terbaik dalam pekerjaannya. Sebaliknya, jika seorang manajer
tidak member penghargaan apapun kepada bawahannya sedangkan
bawahannya tersebut sudah melaksanakan tugasnya dengan baik,
maka semangat kerja bawahannya tersebut sedikit demi sedikit
akan menurun dan akan berakibat juga pada proses produktivitas.
B. Saran
Komunikasi, koordinasi, dan motivasi berhubungan erat dengan
manajemen. Sebaiknya, penerapan ketiganya dilakukan dengan baik
agar terbentuk dan dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan bagus
dan semaksimal mungkin.
Daftar Pustaka

Terry, George R. dan Rue, Leslie W. 1992. Dasar-dasar


Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar teori dan manajemen komunikasi.
Yogyakarta: Media Pressindo
Hasibuan, Malayu. 2001 MANAJEMEN DASAR. Jakarta: PT Bumi Aksara
https://www.academia.edu/20351112/Makalah_koordinasi
http://al-ami.blogspot.co.id/2013/05/makalah-tentang-motivasi-
dalam- manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai