Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abstrak: Tekhnik komunikasi dan presentasi yang efektif memaparkan tentang
pentingnya komunikasi ditengah-tengah kehidupan sehari-hari. Bahwa komunikasi adalah
sebuah proses penyampaian pesan dari seseorang ke orang lain. Dalam melakukan Presentase
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya persiapan, penguasaan materi dan
penggunaan alat peraga. Etika dan etika kepemimpinan aparatur, menjelaskan tentang nilai-
nilai keutamaan pemerintahan, perilaku etis dantidak etis dan menjelaskan karakter serta nilai
etik kepemimpinan.
Kata-kata kunci:
1. Komunikasi dan Presentasi
2. Etika Kepemimpinan Aparatur
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari komunikasi efektif?
b. Bagaimana proses dari komunikasi efektif?
c. Apa saja unsur-unsur yang ada dalam komunikasi efektif?
C. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dari komunikasi efektif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses dari komunikasi efektif
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang unsur-unsur komunikasi efektif

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships,
group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the
environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang
merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara
efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip
paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and
Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says
What In Which Channel To Whom With What Effect
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi
adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu
saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Teknik Komunikasi dan Presentasi yang Efektif merupakan keterampilan dan
kemampuan inter disipliner yang mutlak dikuasai oleh para pejabat dan staf di lingkungan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam mewujudkan misi pelayanan sesuai visi dan misi
instansinya. Aplikasi modul ini dapat secara lebih khusus Anda terapkan kepada kegiatan
perencanaan, pengembangan bahan sajian dan penerapan penyajian berbagai ruang lingkup
bidang tugas dalam pemerintahan.
2
Dalam pelasanaan tugas PNS, diskusi, penyajian dan presentasi menjadi bagian
penunjang keberhasilan pribadi, unit kerja, maupun instansi secara keseluruhan. Bentuk-
bentuk prestasi laporan, proyek, penelitian, maupun untuk kebutuhan lain akan lebih menarik
bila disampaikan dengan teknik komunikasi dan prestasi yang memadai.
Kesimpulan yang dapat dipetik dari paparan diatas bahwa, keberhasilan suatu negara,
institusi, organisasi, kelompok bahkan individu tidak hanya ditentukan oleh tingkat
kematangan intelektual dan kompetensinya, tetapi juga dari kemampuan berkoordinasi,
berkolaborasi dan membangun jejaring kerja. Semua hal itu dapat tercipta apabila semua
orang kompeten dan terampil berkomunikasi, dan presentasi, baik dalam situasi formal,
informal dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan komunikasi dan presentasi merupakan keterampilan yang dapat diasah,
dipelajari dan ditingkatkan. Dengan mempelajari teknik komunikasi dan presentasi ini paling
tidak sudah mulai terbangun kemauan untuk meningkatkan kompetensi diri menjadi
komunikator penyaji yang efektif dalam lingkup tugas dalam kehidupan ini.
Para peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV sebagai pemimpin taktis, selalu
dihadapkan kepada lingkup tugas di lingkungan pemerintahan yang tumbuh, berkembang,
dan berubah cepat kearah efektifitas dan efisiensi kerja. Dengan menguasai keterampilan
berkomunikasi dan berpresentasi ini, para alumni Diklat Kepemimpinan Tingkat IV lebih
terampil dalam menyampaikan laporan, pemikiran, telaah staf kepada pimpinan dan
masyarakat umum, sehingga substansi dari apa yang dikomunikasikan dan atau
dipresentasikan benar-benar dimengerti oleh pendengar.
2. Tekhnik Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang
berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berartisatu. Dari
kedua kata itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris
menjadi communion dan
berarti kebersamaan, persatuan,persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.
Karena untuk ber-communio diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat kata
kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan
sebagian kepada seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-
cakap, bertukar pikiran,berhubungan, berteman. Kata kerja communicare itu pada
akhirnya dijadikan kata kerja benda communicatio, atau bahasa
Inggriscommunication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi.
3
Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi,
maka secara harfiah komunikasi
berarti pemberitahuan,pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.
Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang. Gagasan itu
diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada orang ain
sebagai penerima, Penerima menerima pesan, dan sesudah mengerti pesan itu
kemudian menanggapi dan menyampaikan tanggapannya kepada pengirim pesan.
Dengan menerima tanggapan dari si penerima pesan itu, pengiriman pesan dapat
menilai efektifitas pesan yang dikirimkannya. Berdasarkan tanggapan itu, pengirim
dapat mengetahui apakah pesannya dimengerti dan sejauh mana pesannya dimengerti
oleh orang yang dikirimi pesan itu.
Dari proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi
dapat dirumuskan sebagai "kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui
media tertentu kepada orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami
sejauh kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media
tertentu pula kepada orang yang menyampaikan pesan itu kepadanya".
Dalam komunikasi terjadilah pertukaran kata dengan arti dan makna tertentu.
Dari sudut pandang pertukaran makna, komunikasi dapat didefinisikan sebagai
"proses penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui media tertentu". Pertukaran makna merupakan inti yang
terdalam dari kegiatan komunikasi karena yang disampaikan orang komunikasi bukan
kata-kata, tetapi arti atau makna dari kata-kata. Yang ditanggapi orang dalam
komunikasi bukan kata-kata, tetapi makna dari kata-kata.
Karena merupakan interaksi, komunikasi merupakan kegiatan yang dinamis.
Selama komunikasi berlangsung, baik pada pengirim maupun pada penerima, terus-
menerus terjadi saling memberi dan menerima pengaruh dan dampak dari komunikasi
tersebut.
Sebagai pertukaran makna, komunikasi bersifat khas, unik dan tidak dapat
diulangi persis sama. Karena meski orang yang berkomunikasi sama, isi, dan
maksudnya sama, namun bila diulang, waktu, situasi, dan keadaan batin orang yang
berkomunikasi sudah berbeda. Karena itu, dalam setiap komunikasi, baik bagi orang
yang mengirim maupun yang menerima, dampaknya tidak dapat dihilangkan karena

4
mereka tidak dapat mencabut kata yang sudah mereka ucapkan dan mengganti
dampak yang diakibatkannya. Mereka hanya dapat merubah kata-kata.

b. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi dapat dilihat dalam hidup pribadi, hubungan dengan orang
lain, di tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat.
 Hidup Pribadi
Melalui komunikasi kita dapat :
1. Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita (komunikasi dapat menjadi alat katarsis
untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita mendapatkan
keseimbangan hidup kembali).
2. Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan peilaku kita sendiri.
3. Semakin mengenal diri (dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran dan
perilaku kita, dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita tentang emosi,
pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita).

 Hubungan dengan Orang Lain


Melalui komunikasi kita dapat :
1. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi orang lain mengungkapkan diri
kepada kita.
2. Menjalin perkenalan, pertemanan, dan persahabatan dengan orang lain.
3 Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama orang
lain.
4. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain.
5. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersama orang lain.
 Di Tempat Kerja
Melalui komunikasi kita dapat :
1. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja.
2. Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan kerja.
3. Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan tujuan.
4. Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan konflik.

5
 Dalam Masyarakat
Melalui komunikasi kita dapat :
1. Mempersatukan masyarakat.
2. Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat.
3. Membuat usaha untuk kemajuan masyarakat.
4. Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.
3. TEKHNIK KOMUNIKASI YANG BAIK
Untuk mencapai komunikasi yang baik perlu dilakukan dengan JEBPLES yaitu :
jelas, benar, penuh pertimbangan, lengkap dan singkat. Selain itu berkomunikasi
hendaknya memperhatikan : 5 W & 1 H (whom, who, what, when, where and how)
1. Whom : siapa yang akan diajak berkomunikasi
2. Who : siapa yang akan berkomunikasi
3. What : apa isi yang tepat untuk berkomunikasi
4. When : kapan waktu yang tepat untuk berkomunikasi
5. Where : dimana lokasi yang tepat untuk mengkomuniukasikan pesan
tersebut
6. How : bahasa, media, style yang dipakai untuk berkomunikasi.
Kemampuan berkomunikasi adalah salah satu bentuk dari kecerdasan emosi (EQ,
emotional quotient), banyak para psikolog percaya bahwa EQ memiliki kontribusi
yang lebih besar untuk meraih sukses dalam kehidupan kita dibandingkan dengan
kecerdasan otak (IQ, intelegent quotient). Menurut Daniel Goleman dalam bukunya
“Emotional Intelligence”. IQ hanya menyumbang sekitar 20% sementara EQ member
kontribusi sebesar 80% bagi kesuksesan kita. Tak heran bila paket-paket pelatihan
Success Through Emotional Intelligence sangat laku dipasaran walaupun dipatok
dengan harga yang cukup mahal.
Kelihaian berkomunikasi dibutuhkan sejak awal menuliskan lamaran, membuat
CV, test wawancara, untuk meyakinkan employer tentang kualifikasi kita. Saat
diterima bekerja menjadi seorang karyawan atau karyawati, peran komunikasi pun
tidak kalah penting untuk menjaga hubungan baik dengan atasan, dengan rekan kerja,
dengan bawahan, dengan pelanggan, dengan supplier. Agar para stake holkder
memahami dengan baik kemampuan kita, diperlukan kemampuan berkomunikasi
yang baik.
Jika kita perhatikan, tidak ada satu pun pemimpin dunia, politikus ulung, pebisnis,
negosiator, pengacara, artis yang tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang
6
baik. Barrack Obama misalnya, mampu menjadi presiden Amerika Serikat walaupun
berasal dari kalangan kulit hitam. Salah satu sebab utamanya, karena Obama memiliki
kemampuan berkomunikasi yang luar biasa. Dia mampu meyakinkan public Amerika
tentang kekmampuannnya membawa AS menuju masa depan yang lebih baik.
Menurut Prof. Hembing, jika “organisasi” diumpamakan tubuh manusia, maka
berkomunikasi adalah jantungnya. Dengan komunikasi itulah, manusia membentuk
komunitas-komunitas yang antara lain berupa sebuah organisasi yang pada
gilirannnya berupaya mewujudkan sukses.
Untuk memenangkan persaingan kita perlu trust dan belief. Keduanya bisa
didapatkan bila kita memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Orang lain
mengetahui kemampuan kita setelah mereka menyaksikan bukti nyata melalui :
1. Appearance : penampilan
2. Words : perkataan
3. Tone : nada bicara
4. Actions : apa yang anda lakukan
5. Behavior : bagaimana anda melakukannya
6. Reaction of others : respon orang lain kepada kita
7. Results : pencapaian atau prestasi
Jadi bila kita ingin sukses dibidang kita masing-masing, maka kemampuan
berkomunikasi yang baik adalah hal yang mutlak untuk dimiliki.
B. PRESENTASI YANG EFEKTIF
Keberhasilan dari sebuah persentasi adalah kita mengerti betul tentang isi yang
akan dipersentasekan sehingga pada saat menjelaskan tidak terbata-bata atau
kebingungan sendiri. Untuk memahami betul isinya maka lakukan persiapan yang
matang. Karena tujuan dari persentase adalah membuat para audience mengerti dan
memahami serta tertarik dari isi persentasi yang ditawarkan.
Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan oleh kehidupan kita.
Adanya komunikasi sangat membantu manusia dalam berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya. Menurut epistimologi komunikasi merupakan bentuk refresentasi dari
keinginan seseorang untuk berinteraksi dengan yang lainnya dengan menggunakan
sebuah media sehingga orang lain dapat menangkap dan memberikan respon maupun
efek atas apa yang kita inginkan. Secara mendasar menurut media yang digunakan
komunikasi dibagi menjadi dua yaitu lisan dan tulisan. Meskipun diera modern ini
muncul komunikasi digital. Namun pada hakekatnya komunikasi lisan dan tulisan
7
tidak bias dilepaskan dengan adanya perkembangan media komunikasi. Komunikasi
lisan lebih kepada cara bicara seseorang untuk mengungkapkan keinginan, sedangkan
tulisan lebih kepada symbol untuk mengungkapkan sebuah keinginan.
1. Komponen dan Hal Pendukung Suksesnya Persentase
Dalam hal ini presentasi merupakan komunikasi formal yang dilakukan orang
dalam sebuah forum untuk menginterpretasikan keinginan orang pertama. Presentasi
biasa dilakukan pada sebuah forum yang formal maupun non formal. Presentasi
sendiri lebih mengedepankan pada apa yang dimiliki dan keinginan presenter kepada
pendengar agar pendengar tahu dan memberikan efek kepada presenter.
Beberapa hal yang menjadi komponen presentasi adalah:
1. Internal pribadi presenter.
2. Bahan presentasi
3. Media presentasi
4. Audience (pendengar)
5. Lingkungan
Dari kelima komponen tersebut di atas tentu bisa mendukung terjadinya
komunikasi yang efektif pada sebuah presentasi. Hal-hal yang mendukung suksesnya
presentasi adalah:

a. Kesiapan Mental Presenter


Sebelum mengadakan presentasi presenter harus siap dari segi mental. Nervous
adalah hal yang biasa dirasakan seorang presenter sebelum maupun pada saat
presentasi. Garuk-garuk anggota badan, menggerak-gerakkan anggota badan, suara
yang terputus-putus, menunjukkan tingkah yang aneh saat di depan forum merupakan
dampak gerogi yang ditampakkan seorang presenter ketika didepan forum. Hal seperti
itu sebisa mungkin dihindari karena bias mengurangi nilai dari sebuah presentasi yang
notabennya adalah penyampaikan informasi kepada pendengar.
Sebisa mungkin presenter bias mengkondisikan diri sendiri sebelum bahkan saat
presentasi. Salah satu hal yang bias dilakukan sebelum presentasi agar tidak gerogi
adalah mengatur nafas sebaik mungkin. Atau hal yang sangat jelas harus dilakukan
adalah memperbanyak presentasi atau berbicara didepan orang banyak, lama-
kelamaan orang akan merasa terbiasa dan tidak canggung lagi ketika berbicara di
depan umum.

8
b. Penguasaan Materi
Penyiapan materi tidak kalah pentingnya dengan yang lainnya. Ibarat sebuah
senjata materi merupakan peluru yang akan ditembakkan. Sehingga inilah sebenarnya
muatan yang akan diberikan kepada pendengan agar pendengar mengerti akan apa
yang kita inginkan. Dalam ilmu komunikasi materi harus disampaikan secara holistic
dan tidak sebagian karena hal tersebut akan mengurangi esensi atau maksud dari apa
yang sebenarnya ingin disampaikan oleh presenter.

c. Media Presentasi (Projector, Board, Computer, Laptop, Pointer, dll)


Dalam era modern ini media presentasi sudah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Software sangat membantu memperlihatkan data atau materi dalam jalannya
presentasi. Adanya OHP, Projector, laptor, computer, board dan alat-alat elektronik
penunjang lainnya agar presentasi bias lebih menarik.

d. Kondisi Audience (Pendengar)


Dalam berjalannya persentasi presenter tidak hanya terus berbicara tanpa
pemperhatikan pendengar didepannya. Untuk mengkondisikan forum khususnya
pendengar tidak ada salahnya jika seorang presenter mempunyai
trik untuk mengkondisikan forum.
Interaksi kepada forum pun jangan dilupakan agar komunikasi yang dinamis
dapat terjalin pada forum presentasi tersebut. Sehingga pendengar tidak merasa bosan
dengan forum yang dikarenakan presenter terlalu monoton saat menyampaikan.
Forum yang tidak bias dikondisikan berakibat pada porsi materi yang diterima
pendengar atau dengan kata lain mengerti-tidaknya.
e. Kondisi Lingkungan / Forum Presentasi
Jika perlu untuk kenyamanan suatu presentasi presenter perlu mengatur suasana forum
sebelum presentasi dimulai. Sebuah contoh ruangan yang terlalu dingin karena AC
mengakibatkan pendengar mengantuk karena kedinginan. Sebaliknya suhu yang terlalu
panas akan berakibat pendengar cenderung sibuk mengipas-ngipas dan akhirnya mereka
tidak memperhatikan presenter. Hal lain yang bias dilakukan adalah menseting posisi duduk
audience. Posisi leter L,U,melingkar dll bisa dipikirkan sebelum diadakannya presentasi.

9
Secara hemat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah presentasi adalah:
1. Energi dan penuh semangat
2. Kontak mata dengan audiens
3. Berbicara dengan jelas dan cukup keras
4. Menggunakan anekdot dan humor yang sesuai
5. Mengenakan pakaian yang serasi
6. Argumen-argumen terstruktur dengan baik
7. Slide dapat dibaca
8. Selesai tepat waktu dan sediakan waktu untuk Tanya jawab
2. Langkah-langkah Persentase yang Baik
Efektifitas presentasi ditentukan oleh kondisi audiens-nya dan kemampuan serta
karakteristik personal presenter. Audiens yang sudah termotivasi sebelumnya,
misalnya, tentu berbeda dengan audiens yang belum termotivasi, misalnya terpaksa
mengikuti pembicaraan tersebut karena mendapatkan tugas dari instansi (meski
demikian tidak bisa dikatakan bahwa setiap utusan dari instansi kurang memiliki
motivasi). Dalam kondisi demikian malah menjadi tantangan bagi presenter untuk
memotivasi pendengar agar tetap fokus pada pembicaraan. Meskipun tidak ada
panduan yang pasti bagi presenter untuk melaksanakan presentasi, namu ada berbagai
hal yang tetap harus diperhatikan oleh presenter untuk mendapatkan hasil maksimal
dalam sebuah presentasi.
Ada beberapa langkah untuk mengetahui bagaimana cara presentasi yang baik dan
benar, yaitu :
a. Langkah Persiapan
1. Mengenali audiens
Langkap penting awal adalah pengenalan terhadap audiens. Beberapa pertanyaan
yang bisa diajukan adalah berapa usia mereka, bagaimana tingkat pendidikan mereka,
bagaimana (kira-kira) kemampuan mereka terhadap isi materi yang akan kita
sampaikan nanti, bagaimana karakteristik personal dan kulturasi audiens, dalam
konteks materi tersebut apa yang mereka harap mereka dapatkan, dan apa kebutuhan
mereka sebenarnya.
Beberapa catatan yang bisa ditambahkan, audiens yang heterogen cenderung lebih
sulit untuk kita kelola dari pada audiens yang homogen. Pengenalan terhadap audiens
ini akan menentukan bahasa dan materi yang memungkin untuk kita sampaikan.

10
2. Menentukan topik yang akan kita sampaikan
Setelah audiens berhasil kita kenali, kita beranjak kepada topik-topik materi apa
yang memungkinkan kita sampaikan dalam forum tersebut.
3. Pokok Bahasan
Setelah mengidentifikasi tema, kita mempersiapkan pokok-pokok bahasan dari
tema yang telah kita dapatkan.
4. Alur dan pengaturan presentasi
Pokok bahasan yang akan kita sampaikan kita atur dalam alur yang runtut dan
logis. Usahakan jangan terlalu banyak flash back karena akan membingungkan
audiens.
5. Persiapan mental
b. Mengawali Persentasi
Sangat penting bagi presenter untuk memberikan kesan menarik untuk
mengawali sebuah presentasi.
1. Penampilan
Pepatah mengatakan “firs impression lasting forever”. Penampilan fisik adalah
kesan pertama yang didapatkan audiens. Kita tidak harus selalu tampil dalam setelan
formal. Situasilah yang nanti menentukan penampilan kita harus seperti apa. Agak
terasa naif apabila kita mengenakan setelan jas lengkap dalam acara-acara out bond,
misalnya.
2. Ice Breaking
Ice breaking ini adalah sarana untuk mencairkan kebekuan forum. Ice
breaking dapat berupa joke-joke atau cerita-cerita lucu, permainan energizer, atau
bahkan sekedar perkenalan biasa.
c. Penyampaian
1. Senyum
Usahakan agar wajah kita selalu nampak segar dan dipenuhi dengan senyum.
2. Jelaskan
Berikan penjelasan sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta. Tidak usah
berbelit-belit, dan tidak perlu menjelaskan apa yang kita sendiri tidak tahu.

11
3. Gunakan alat peraga
Alat peraga akan membantu audiens dalam menangkap materi yang disampaikan.
Selain itu, bagi fasilitator sendiri, alat peraga akan membuat materi yang kita
sampaikan menjadi lebih sistematis.
4. Vokalisasi
 Perhatikan kecepatan berbicara jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Pembicaraan
yang terlalu cepat akan membingungkan audiens. Di sisi yang lain pembicaraan yang
terlalu lambat akan membuat suasana menjadi membosankan. Kecepatan bicara kita
seyogyanya sedikit lebih lambat dari apabila kita bercakap-cakap dalam situasi
normal.
 Volume suara disesuaikan dengan kondisi. Semua peserta mampu menangkap
dengan jelas, namun tidak ada yang merasa “diteriaki”.
 Pemenggalan kalimat dilakukan secara tepat agar tidak kesalahan interpretasi atas
pembicaraan kita.
 Intonasi perlu kita jaga agar audiens tidak merasa bosan.
5. Sejauh mungkin berbicara dengan bahasa audiens
Tidak perlu menggunakan kata-kata asing hanya agar tampak keren, namun
pendengar tidak paham dengan apa yang kita sampaikan. Akan sangat baik apabila
kadang kita menggunakan jargon-jargon yang populer di kalangan audiens kita.
6. Buat kontak mata
Kontak mata yang dimaksud adalah kita berani untuk memandang audiens ketika
berbicara. Tidak jarang kita menemukan seseorang yang ketika berbicara didalam
sebuah forum menundukkan kepalanya tanpa melihat lawan bicara atau audience.

d. Memahami Harapan Audiens Dengan Umpan Balik dan Partisipasi


1. Gali (rangsang) keikutsertaan audiens
2. perhatikan bahasa tubuh audiens (metaverbal maupun non verbal)
Lihat apakah mereka antusias, bosan, tidak sabar, tidak percaya dan lain sebagainya.
e. Humor
Seorang Trainer (presenter) adalah sekaligus seorang penyampai informasi dan
seorang entertainer. Lagi pula, sisipan humor-humor akan membuat suasana menjadi
lebih segar, dan membantu mempertahankan stamina audiens untuk tetap
memperhatikan apa yang kita bicarakan. Namun demikian humor juga jangan terlalu
berlebihan sehingga menelan materi yang mestinya kita sampaikan. Akan sangat

12
bermanfaat apabila humor yang kita lontarkan mempunyai kaitan dengan pokok
bahasan kita.
Humor dapat berupa humor-humor yang bersifat situasional, dapat juga berupa
joke-joke atau cerita-cerita yang sudah kita persiapkan sebelumnya.
f. Penggunaan Alat-Alat Peraga

Penggunaan alat peraga akan membantu penyaji:


1. Menyajikan ide dengan lebih jelas
2. Memperlihatkan informasi secara sistematis
3. Menghemat waktu
4. Meningkatkan citra dan kepercayaan diri.
5. Membangun suasana lebih nyaman dan merangsang keterlibatan peserta.
Alat peraga akan membantu audiens:
1. Menyerap ide lebih baik
2. Menata hasil tanggapan
3. Menghindari kesalahpahaman
Berbagai alat bantu yang bisa digunakan:
1. Papan tulis
2. Flip chart
3. Overhead Proyektor
4. Slide proyektor dan film strip
5. Film proyektor
6. Tape recorder
7. Video tape
8. Alat simulasi komputer
9. Booklet dan buku panduan
Persiapan dalam menggunakan alat peraga:
1. Sesuaikan dengan bahan
2. Tepat guna dan sederhana
3. Dapat dilihat oleh semua peserta
4. Membantu presentasi
5. Mudah dioperasikan
6. Mudah dipindah
Menggunakan alat peraga

13
1. Harus betul-betul terbiasa dengan alat tersebut, pastikan dapat mengoperasikannya.
2. Letakkan pada tempat sedemikian rupa agar dapat dilihat semua orang.
3. Pastikan alat tersebut berfungsi dengan baik
4. Jangan biarkan alat bantu tersebut mendominasi atau mengganggu karo presentasi.
5. Bila memungkinkan, pergunakan alat bantu secara bervariasi.
6. Sajikan dan gunakan pada momen yang tepat
7. Sisihkan/matikan alat bantu tersebut bila tidak sedang digunakan
Berbicara menghadapi peserta, bukan membelakangi

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya komunikasi itu sangat penting bagi setiap orang. Karena selain dituntut
agar cakap berbicara dan berkomunikasi, seseorang juga harus mampu berkomunikasi secara
berkesinambungan. Proses untuk berkomunikasi efektifpun banyak dengan menggunakan
media-media lain. Dari proses pertukaran informasi dan ide tersebut akan menghasilkan
feedback, sehingga dapat merubah sikap dan perilaku yang sebelumnya menyimpang.
B. Saran
Semoga dari makalah yang telah kami buat, dapat bermanfaat dan bisa diaplikasikan pada
masyarakat, juga dapat menjadi bahan referensi untuk tugas berikutnya yang berhubungan
dengan komunikasi juga untuk mahasiswa lain yang membutuhkan informasi mengenai
materi komunikasi efektif.

15
LAMPIRAN PERTANYAAN

Sesi I

1. Jika saya mengejek teman B, dan teman B mengejek saya apakah ini bentuk
komunikasi ? (Pertanyaan dari Eeng Widiarto)
Jawab : Iya, itu termasuk komunikasi, tetapi bukan komunikasi yang baik/efektif
2. Seumpama saya presentasi dengan baik, tetapi audien tidak mendengarkan/ramai
sendiri. Apakah komunikasi saya yang salah atau bagaimana? (Pertanyaan dari
Faridatul Jannah)
Jawab : Jika si penyaji sudah presentasi dengan baik namun audien ramai/tidak
mendengarkan si penyaji, maka itu bukan kesalahan penyaji, melainkan kesalahan
dari audien sendiri yang tidak menghargai penyaji sehingga mereka membuat forum
sendiri.
3. Seumpama dalam suatu komunikasi efektif tidak ada perubahan sikap itu bagaimana?
(Pertanyaan dari Fahmi Asyidiqi)
Jawab : Si A mengajak si B untuk pergi ke tempat yang tidak baik untuk didatangi,
dan si B tidak mau, dia bilang ke si A kalau disana itu tempat yang tidak pantas untuk
didatangi. Akan tetapi, si A tetap pergi ketempat tersebut, berarti itu belum ada
perubahan sikap. Tetapi jika si A tidak jadi pergi ke suatu tempat tersebut, berarti
sudah terjadi perubahan sikap.

Sesi II
1. Komunikasi yang tepat waktu dan akurat itu seperti apa? (Pertanyaan dari Mila Fitria)
Jawab : Maksudnya disini yaitu seperti halnya di Rumah Sakit pada saat melakukan
injeksi pada pasien, kita sebagai perawat harus melakukan komunikasi terlebih
dahulu, si pasien mau atau tidak dilakukan tindakan injeksi
2. Faktor seseorang yang tidak bisa berkomunikasi itu seperti apa? (Pertanyaan dari
Samian)
Jawab : Itu karena adanya faktor negatif, salah satunya yaitu rasa gugup dan tidak
percaya diri. Ketika seseorang gugup dan tidak percaya diri dengan apa yang mereka
komunikasikan maka seseorang itu tidak akan pernah bisa berkomunikasi dengan baik
dan efektif

16

Anda mungkin juga menyukai