Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Komunikasi menjadi peranan terpenting bagi kehidupan manusia dalam
berinteraksi di kehidupannya sehari- hari. Terutama komunikasi yang terjadi
didalam masyarakat terkecil yaitu keluarga. Di dalam sebuah komunikasi
feedback merupakan hal yang diharapkan, untuk mampu mencapai tujuan
yang dimaksud dalam berkomunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin
cum yaitu kata depan yang berarti dengan, bersama dengan, dan unus yaitu
kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata- kata itu terbentuk kata benda
cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi cummunion yang berarti
kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial


(social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling
berhubungan satu sama lain yang karena hubungan menimbulkan interaksi
sosial (social intreraction).

Pengertian komunikasi dengan demikian adalah proses penyampaian


suatu pesan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan)
untuk memberitahu atau mengungkapkan sikap, pendapat, pikiran, atau
perilaku, baik secara lisan maupun tak langsung melalui media.

Komunikasi dipahami sebagai proses aksi- reaksi, sebab- akibat, yang


arahnya bergantan. Komunikasi interaksi dipandang lebih dinamis daripada
komunikasi satu arah. Unsur penting dalam komunikasi interaksi adalah
feedback.

B. Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah bahwa
1
mahasiswa mampu memahami dan komunikasi dan interaksi dalam
pengembangan kepribadian.
1. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian komunikasi

b. Untuk memahami komunikasi yang efektif

c. Untuk mengetahui teknik komunikasi dalam pengembangan


keperibadian

d. Untuk mengetahui aplikasi komunikasi umum dan khusus perawat-


pasien

C. Sistematika Penulisan
Makalah dengan bahasan utama mengenai Komunikasi dan
interaksi dalm pengembangan kepribadian terdiri dari tiga sub-bab secara
garis besar yang terdiri atas bab pertama yang membahas mengenai
pendahuluan, bab kedua membahas mengenai tinjauan teori, dan bab
terakhir sebagai penutup.
Pada pembahasan makalah di bab I terdiri atas latar belakang yang
membahas mengenai konsep komunikasi dalam pengembangan
kepribadian secara garis besar dan memaparkan permasalahan yang secara
perlahan bahasan dipersempit dan dipaparkan pada Rumusan Masalah
dengan memberikan pertanyaan seputar rumusan permasalahan.
Dilanjutkan dengan tujuan pembahasan yang memaparkan pembahasan
lebih spesifik.
Pada bab II memaparkan pembahasan mengenai Tinjauan Teori
yang berisi bahasan secara mendetail mengenai Komunikasi dan interaksi
dalam pengembangan kepribadian dengan sub pembahasan di awal
mengenai definisi komunikasi.
Pada bab III memaparkan mengenai penutup makalah yang
membahas mengenai kesimpulan dari keseluruhan bahasan mengenai
2
komunikasi dan interaksi dalam pengembangan kepribadian, dan
dilanjutkan dengan saran sebagai pembangun dalam pembuatan makalah
di kemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin
“communication’ istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti
sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi
terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang
disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
komunikasi adlah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Widjaja (2008:1)
Menurut Ruslan (2008:83) bahwa: komunikasi merupakan alat yang
penting dalam fungsi public relations.
Menurut Suprapto (2011:6) komunikasi adalah suatu proses interaksi
yang mempunyai arti antara sesama manusia
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, komunikasi dapat disimpulkan
merupakan kegiatan interaksi yang dilakukan dari seseorang ke oarang laian
sehingga akan tercipata persamaan makna dan tercapai satu tujuan.

B. Komunikasi Efektif
1. Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk
menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam
komunikasi.Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam
memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga
bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik
3 seimbang, dan
melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik. Ada beberapa
pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif, antara lain :
a. Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13)
menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya
pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya
menimbulkan suatu tidakan.
b. Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar
komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif
dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing,
diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang
relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif
untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah
bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana
lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.
c. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa
komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan
(accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan
komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif
terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam
pengertian, sikap dan bahasa.
2. Ciri – ciri komunikasi efektif
Adapun ciri-ciri komunikasi yang efektif antara lain yaitu :
a. Menyediakaninformasi yang praktis
Dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan
mengapa perubahan dilakukan, menberikan solusi terhadap masalah,
mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.
b. Memberikan fakta dibandingkan kesan
Dengan menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara
detailyang dimaksud. Informasi harus jeelas, meyakinkan, akurat, dan
etis. 4
c. Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi
Dengan menggunakan table, bagan, foto maupun diagram yang
menjelaskan tentang pesan yang dimaksud.
d. Masyarakat tanggung jawab secara jelas
Dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita
lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentu
saja.
e. Membujuk dan menyedikaitan rekomendasi
Biasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk para pegawai untuk
melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang
kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh
dengannya.
3. Syarat – syarat komunikasi efektif
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
a. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
c. Pesanyang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
d. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
e. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan.
4. Proses Komunikasi Efektif

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar


sebagai berikut ;

a. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk


disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh
orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan
adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
5
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan
efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa:

1) Informasi
2) Ajakan
3) Rencana kerja
4) Pertanyaan dan sebagainya
b. Simbol atau isyarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga
pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manager
menyampaikan peasan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan,
(tangan , kepala, mata, dan bagian muka lainnya ). Tujuan penyampaian
pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, periklaku
atau menunjukkan arah tertentu.

c. Media atau penghubung

Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat


kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini
dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah
penerimaan pesan, situasi dsb.

d. Mengartikan kode atau isyarat

Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata dst)maka si


penerima pesan harus dapat mengartikan symbol/kode dari pesan
tersebut, sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.

e. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si


pengirim meskipun dalam bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti
pesan yang dimaksud oleh pengirim.

f. Balikan (feedback)
6
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan
seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar
dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang
lain yang bukan penerima pesan. Bailkan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan
apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.

g. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan


tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap
situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah
hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima
salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

5. Bentuk Komunikasi Efektif


a. Komunikasi verbal efektif
1) Berlangsung secara timbal balik
2) Makna pesan ringkas dan jelas
3) Bahasa mudah dipahami
4) Cara penyampaian mudah diterima
5) Disampaikan secara tulus
6) Mempunyai tujuan yang jelas
7) Memperlihatkan norma yang berlaku
8) Disertai dengan humor
b. Komunikasi Non Verbal
Yang perlu diperhatiakan dalam berkomunikasi nonverbal adalah :
1) Penampilan fisik
2) Sikap tubuh dan cara berjalan
7
3) Ekspresi wajah
4) Sentuhan
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Komunikasi Efektif
1. Berkomunikasi pada suasana yang menguntungkan
2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat
dipihak komunikan
4. Pesan dapat menggugah dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward dipihak
komunikan
6. Prinsip Dasar Komunikasi Efektif
a. Respect (respek)
Respect adalah perasaan positif atau penghormatan diri kepada
lawan bicara. Anda menghargai lawan bicara sama halnya menghargai
diri sendiri. Prinsip menghormati ini harus selalu anda pegang dalam
berkomunikasi.
b. Empaty (empati)
Empaty adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi
atau kondisi yang tengah dihadapi orang lain. Anda mampu merasakan
apa yang dirasakan oleh orang lain, sehingga komunikasi akan terjalin
dengan baik sesuai dengan kondisi psikologis lawan bicara anda.
c. Audible (dapat didengar)
Audible mengandung makna pesan yang harus dapat didengarkan
dan dapat dimengerti. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus anda
perhatikan, yaitu :
Pertama, pesan harus mudah dipahami, menggunakan bahasa yang baik
dan benar. Hindari bahasa yang tidak dipahami oleh lawan bicara.
Kedua, sampaikan yang penting.pastikan yang penting. Sederhanakan
pesan anda. Langsung saja pada inti persoalan
Ketiga, gunakan bahasa tubuh anda. Mimik wajah, kontak
8 mata, gerakan
tangan dan posisi badan bisa dengan mudah terbaca oleh lawan bicara
anda. Tunjukan kesejatian anda dengan mengoptimalkan bahasa tubuh
dan pesan.
Keempat, gunakan ilustrasi atau contoh.karena analogi sangat membantu
dalam menyampaikan pesan.
d. Clarity (klariti)
Clarity adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan. Salah satu
penyebab munculnya salah paham antara satu orang dengan yang lain
adalah informasi yang tidak jelas yang mereka terima.
e. Humble (rendah hati)
Sikap rendah hatianda rendah diri, rendah hati memberi
kesempatan kepada orang lain untuk berbicara terlebih dahulu, dan anda
menjadi pendengar yang baik bentuk.

7. HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI EFEKTIF  


a. Hambatan dari proses komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan
disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional. Hal ini dapat terjadi
karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti
lebih atau satu, symbol yang dipergunakan antara sipengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima. Hambatan
dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat penerima
atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.  Umpan balik yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberika interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
b. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dll. Misalnya : gangguan kesehatan,
9 gangguan
alat komunikasi dan sebagainya.
c. Hambatan semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
antara pemberi pesan dan penerima
d. Hambatan psikologis
Hambatan spikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya : perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda
antara pengirim dan penerima pesan.

8. Keberhasilan Komunikasi Efektif

Kriteria keberhasilan komunikasi


Untuk memperoleh keefektifan komunikasi , seseorang harus
memperhatikan beberapa kriteria komunikasi sebagai berikut:
a. Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan
tingkat hubungan dengan orang lain.
b. Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan
timbal balik .
c. Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal yang
bisa terjadi secara simultan.
d. Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap peran yang di
terima baik secara langsung maupun tidak langsung ,verbal maupun non
verbal.
e. Pertukaran informasi di butuhkan ilmu pengetahuan.
f. Pesan yang di kirim dan di terima  di pengaruhi oleh pengalaman masa
lalu, pendididkan, keyakinan dan budaya.
g. Komunikasai di pengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang di
komunikasikan orang lain.
h. Posisi seseorang di dalam system sosio cultural dapat mempengaruhi
proses komunikasi
10
C. Teknik komunikasi dalam pengembangan kepribadian
Sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain maka
komunikasi adalah salah satu sarana untuk terkoneksi dengan orang dikeliling
kita. Ada komunikasi yang bersifat verbal dan ada pula yang bersifat non
verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi dengan berbicara
pada orang lain sedangkan non verbal adalah komunikasi yang terjadi melalui
perantara atau media. Dalam komunikasi verbal maka sangat penting untuk
bisa menyusun kata-kata yang keluar dari mulut kita menjadi sebuah informasi
yang dapat dimengerti, berguna dan menarik bagi orang lain. Komunikasi yang
jelas akan membuat orang lain memperhatikan dan menghargai apa yang kita
bicarakan. Teknik berkomunikasi/bicara yang baik tentu akan diperlukan
terutama bagi orang-orang yang bekerja dengan menggunakan keahlian
berkomunikasi. Ada beberapa hal yang menjadi prinsip teknik
berkomunikasi/bicara yang baik :

1. Berbicara efektif
Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar
untuk menyampaikan suatu poin pembicaraan. Cepat, tepat, lugas dan
dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. Berbicara efektif membuat
lawan bicara kita akan fokus pada setiap hal yang kita sampaikan dan
dapat mempengaruhi langsung ke dalam pikirannya.

2. Berbicara penuh motivasi


Komunikasi yang terjalin dan sampai kepada lawan bicara haruslah
yang bersifat mendorong. Hal ini terlebih ketika yang berbicara adalah
orang yang memiliki jabatan lebih tinggi daripada lawan bicaranya,
seperti bos kepada anak buahnya. Motivasi yang dimaksud adalah adanya
dorongan/penyemangat dalam kata-kata yang diucapkan agar lawan
bicara tergerak untuk melakukan sesuatu dengan baik dan sungguh-
sungguh berdasarkan pengarahan yang sudah diberikan.

11
3. Berbicara untuk mendapat perhatian
Pembicaraan yang membosankan dan bertele-tele tentu akan
membuat lawan bicara atau pendengar mengabaikan kata-kata kita.
Dalam teknik berkomunikasi/bicara perlu diperhatikan tema/materi yang
akan kita sampaikan pada lawan bicara agar membuat mereka tetap focus
dengan kita. Ada baiknya untuk memperhatikan siapa lawan bicara kita
agar materi yang kita sampaikan tepat sasaran, selain itu usahakan
penyampaiannya dilakukan dengan gaya yang menarik. Temukan materi
yang belum pernah pendengar tahu dan selipkan hal-hal unik untuk
menarik perhatian lawan bicara.

4. Berbicara melalu keinderaan


Agar tema/materi yang kita sampaikan meninggalkan bekas dalam
pikiran lawan bicara maka kita bisa menguatkan komunikasi kita dengan
ekspresi indera yang meyakinkan. Gerak tangan, tatapan mata,
senyuman, atau kernyitan dahi akan menambah kesan tentang tema yang
kita sampaikan. Hal ini juga agar lawan bicara mengerti bahwa tema
yang kita bicarakan adalah hal yang penting dan patut untuk didengar.

D. Aplikasi komunikasi umum dan khusus perawat dan pasien


Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
keperawatan. Bahkan, komunikasi merupakan salah satu barometer sukses dan
tidaknya proses keperawatan. Seorang perawat mustahil bisa menempuh proses
keperawatan apabila tidak mampu membina dan menjalin komunikasi yang
baik dengan pasien.
Lebih dari hal tersebut, perawat diharuskan mampu membina dan
menjalin komunikasi yang baik kepada keluarga pasien, orang terdekat atau
yang berpengaruh terhadap pasien, serta dengan tenaga kesehatan lainnya.
Maka upaya guna menciptakan komunikasi yang baik bagi perawat tidak hanya
fokus dalam hal berbicara kepada pasien, tetapi juga dengan keluarga atau
orang terdekat dan berpengaruh bagi pasien. 12
Sederhanya, komunikasi yang baik akan menjadi faktor yang sangat
penting bagi keberhasilan proses keperawatan dimana dalam hal ini mencakup
beberapa hal tersebut:
1. Tahap pengkajian
2. Tahap perumusan diagnosis
3. Tahap perencanaan
4. Tahap realisasi
5. Tahap evaluasi
Beberapa tahapan proses keperawatan tersebut tidak bisa terlepas dari
upaya menciptakan komunikasi yang baik bagi seseorang perawat dalam
menjalankan tugasnya. Adapun penjelasan lebih lanjutnya dari beberapa
tahapan tersebut adalah :
A. Tahapan pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahapan awal bagi seseorang perawat
dalam menjalankan tugas keperawatannya. Dalam tahap ini, perawat
pengumpulkan data yang terkait dengan pasien. Proses pengumpulan data
tersebut melalaui beberapa tahapan, diantaranya:
1. Wawancara (anamnesis)
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan diagnostik (laboratorium, foto dan lain sebainya)
4. Informasi atau catatan dari tenaga kesehatan lainnya
5. Informasi atau catatan dari keluarga atau orang terdekat bagi
pasien.
Hampir bisa dipastikan bahwa dalam proses pengumpulan data yang
dilakukan oleh perawat terhadap pasien tidak bisa terlepas dari komunikasi,
baik secara langsung ( verbal atau tertulis) maupun tidak langsung (non
verbal). Dalam hal ini, kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh perawat
akan menjadi faktor yang sangat menentukan dalam hal kelengkapan data yang
bisa diperoleh.
Di sisi lain, perawat juga dituntut untuk cerdas dan cakap dalam
mengenali sekaligus memahami keberadaan pasien. Langkah 13 pertama yang
harus ditempuh oleh seorang perawat adalah mempelajari keberadaan pasien,
berkenaan dengan kemampuan mereka dalam komunikasi sekaligus kendala
yang dimiliki. Penting bagi seorang perawat benar – benar memperhatikan
bahwa semua itu dilakukan guna menciptakan kelancaran berkomunikasi
dengan pasien.
Menurut beberapa pakar, disebutkan bahwa terdapat beberapa bentuk
kendala yang biasa dimiliki oleh pasien dalam hal berkomunikasi, yaitu :
1. Language deficits
2. Sensory defisits
3. Cognitive impairments
4. Structural deficits
5. Paralysis
Beberapa bentuk hambatan tersebut harus diperhatikan oleh seseorang
perawat dalam melakukan proses pengumpulan data. Berikut adalah
pengertiannya.
1. Language deficits (keterbatasan bahasa)
Perawat harus memahami batasan kemampuan bahasa pasien.
Kemudian, hasil pemahaman yang diperoleh dijadikan pijakan
guna menentukan penggunaan bahasa yang bisa dipahami dan
dicerna oleh pasien, karena bahasa sangat mempengaruhi persepsi
dan interpretasi.
2. Sensory defisits (keterbatasan kemampuan)
Perawat harus memahami kemampuan pasien dalsm hsl
mendengarkan atau menangkap pesan. Perawat harus benar – benar
memperhatikan beberapa hal berikut:
i. Apakah pasien memiliki gangguan dalam hal mendengarkan?
ii. Apakah pasien memiliki gangguan dalam hal melihat raut
muka dan bibir lawan bicaranya?
iii. Apakah pasien menggunakan tangannya sebagai bentuk
komunikasi non verbal?
3. Cognitive impairments 14
Perawat harus memahami kerusakan yang dapat melemahkan
fungsi kognitif pasien. Semisal, seorang perawat sedang
dihadapkan dengan seorang pasien yang menderita tumor otak,
dimana penyakit tersebut bisa mempengaruhi kemampuan dalam
hal memahami. Untuk itu, perawat harus memahami beberapa hal
berikut :
a. Apakah pasien memberikan respons saat diajukan
pertanyaan, baik secara verbal maupun nonverbal?
b. Apakah pasien bisa mengungkapkan kata atau kalimat secara
tepat dan benar?
c. Apakah pasien mampu mengingat dengan baik dan benar?
4. Structural deficits
Perawat harus memperhatikan mengenai kondisi organ
pasien, seperti ada atau tidaknya gangguan pada struktur tubuh
pasien, utamanya yang berhubungan dengan tempat keluarnya
suara, semisal wilayah hidung atau bibir. Tentunya, hal ini akan
berpengaruh dalam hal komunikasi.
5. Paralysis
Gangguan ini berkenaan dengan kelemahan saraf. Untuk itu,
perawat harus memperhatikan kemampuan nonverbal yang dimiliki
oleh pasien, yang dapat ditunjukkan melalui pemberian informasi.
Tentunya, beberapa hambatan yang sudah disebutkan harus
jadi pegangan bagi seorang perawat dalam rangka pengumpulan
data.

B. Tahap perumusan diagnosis


Perumusan diagnosis merupakan tindak lanjut dari tahap pengkajian atau
pengumpulan data. Penentuan diagnosis tanpa mengkomunikasikannya dengan
pasien bisa mengakibatkan kesalahan. Sesungguhnya, perumusan diagnosis
keperawatan adalah hasil dari penilaian yang dilakukan oleh perawat dengan
melibatkan pasien, keluarga pasien, atau orang terdekat dan 15
berpengaruh bagi
pasien. Sederhananya, perawat yang komunikatif serta sikap pasien yang
kooperatif merupakan faktor yang cukup vital dalam penetapan diagnosis.
C. Tahap perencanaan
Dalam mengembangkan rencana tindakan keperawatan peran interaksi
sekaligus komunikasi dengan pasien sangatlah penting. Pada tahap
perencanaan, perawat dituntut untuk memilih prioritas masalah yang harus
diselesaikan, merumuskan tujuan, serta menentukan kriteria hasil yang
hendak dicapai.
Dalam menentukan tujuan serta intervensi yang akan di ambil terhadap
pasien, perawat harus memperhatikan hal berikut:
a. Gangguan fisik atau anatomis. Gangguan ini relatif lebih mudah untuk
ditangani
b. Perbedaan budaya. Perbedaan budaya relatif lebih sulit untuk ditangani
dan membutuhkan waktu yang lama.

D. Tahap realisasi
Tahap realisasi merupakan implementasi dari tahap perencanaan. Tahap
ini lebih menekankan pada kevakapan dan keterampilan yang dimiliki oleh
perawat dalam berkomunikasi dengan pasien. Umumnya, dalam konteks ini
terdapat dua aktivitas yang bisa dilakukan oleh perawat dalam berkomunikasi
dengan pasien, yaitu:
1. Mendekati pasien guna memenuhi kebutuhan fisik pasien.
2. Saat pasien mengalami masalah psikiologis
Adapun beberapa tindakan yang bisa dijadikan sebbagai pijakan oleh
perawat dalam melakukan komunikasi dengan pasien saat menghampiri antara
lain:
a. Pancarkan raut muka kejujuran. Hal itu akan berguna dalam menciptakan
suasana yang hangat serta penuh rasa saling mempercayai diantara pasien
dan perawat.
b. Lakukan kontak mata dengan pasien secara baik guna
16 menunjukan
kesungguhan dan dan perhatian.
d. Fokus kepada pasien. Hal tersebut dilskuksn supaya komunikasi bisa
berjalan secara terarah serta bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
e. Mempertahankan postur terbuka. Tujuan melakukan hal ini adalah untuk
menumbuhkan keberanian sekaligus kepercayaan diri pasien guna
mengikuti tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
f. Jadilah pendengar yang baik, yaitu dengan mendengarkan secara
sungguh-sungguh sekaligus mengeksplorasi perasaan pasien. Tujuan hal
ini adalah untuk menunjukan rasa perahtian serta meningkatkan rasa
percaya pasien terhadap perawat.
g. Ciptakan suasana rileks dan hindari kondisi yang tegang saat bersama
pasien. Catatan, perawat jangan terlalu santai karena bisa merusak
hubungan dengan pasien.
Pada dasarnya, kecakapan dan keterampilan dalam membangun
komunikasi tidak hanya terletak pada komunikasi verbal atau kecakapan dalam
menyusun kalimat yang nyaman guna didengarkan oleh pasien. Berikut adalah
beberapa arahan yang disampaikan oleh beberapa pakar komunikasi kesehatan
dalam membangun komunikasi yang baik dengan pasien:
i. Saat sedang duduk di dekat pasien, pastikan menghadap kepadanya. Hal
itu bertujuan guna menunjukan bahwa keberadaan perawat sepenuhnya
siap mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh pasien
ii. Hindari postur tertutup, dikarenakan bisa menghambat pasien dalam
menyampaikan perasaannya. Pastikan untuk menunjukan postur terbuka
guna menunjukan bahwa seorang perawat terbuka dengan semua hal
yang hendak diutarakan oleh pasien.
iii. Pastikan postur untuk condong ke arah pasien. Tujuannya adalah
menunjukan bahwa seorang perawat terlibat dan tertarik dengan
komunikasi yang sedang berlangsung dengan pasien.
iv. Pastikan untuk mempertahankan kontak mata, yang merupakan salah
cara efektif dalam menunjukan keterlibatan seorang perawat sekaligus
kesediaannya dalam mendengarkan pasien. 17
v. Ciptakan kondisi yang rileks guna membangun suasana yang hangat,
nyaman, serta dengan nuansa keharmonisan
E. Tahap Evaluasi
Ini merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi antara
perawat dengan pasien, yang merupakan tahap melaksanakan koreksi ulang
terhadap tindakan yang sudah dilakukan, apakah mampu memberikan efek
positif atau justru sebaliknya?
Evaluasi yang dilakukan oleh perawat harus mencakup aspek kognitif,
yaitu sikap sekaligus ketrampilan yang bisa di ungkapkan oleh pasien secara
verbal maupun non verbal. Tanpa berkomunikasi dengan pasien, perawat tidak
bisa melakukan penilaian mengenai tindakan yang dilakukan berhasil atau
tidak. Selain itu, tahap evaluasi memberikan kesempatan bagi seorang perawat
dalam mengoreksi kembali mengenai efektifitas rencana tindakan yang sudah
dilakukan.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan kegiatan interaksi yang dilakukan dari seseorang
ke oarang lain sehingga akan tercipata persamaan makna 18
dan tercapai satu
tujuan.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan
perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami
pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih
jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih
menggunakan bahasa non verbal secara baik.
Ada beberapa hal yang menjadi prinsip teknik berkomunikasi/bicara
yang baik :

1. Berbicara efektif
2. Berbicara penuh motivasi
3. Berbicara untuk mendapat perhatian
4. Berbicara melalu keinderaan

B. Saran
Penulis menyarankan agar mahasiswa membaca makalah dengan
seksama dan menambah literatur bacaan selain dari makalah ini untuk
kepentingan belajar mengajar

DAFTAR PUSTAKA

Christina lia uripni, dkk. 2003. komunikasi kebidanan.Jakarta: EGC

Komala, Lukiati.2009.Ilmu komunikasi perspektif, proses dan konteks. Bandung:


Widya Padjajaran.

Mulyana, Deddy. 2004. Komunikasi Efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


19
https://www.academia.edu/10668903/BAB_II_KOMUNIKASI_PROSES_KEPE
RAWATAN diakses pada tanggal 24 Maret 2019 pukul 11.00
http://direktoritraining.com/teknik-berkomunikasi-yang-baik/ diakses pada
tanggal 24 Maret 2019 pukul 20.00

20

Anda mungkin juga menyukai