Kelompok sarjana komunikasi yang memfokuskan diri pada studi komunikasi antarmanusia
menyatakan bahwa Komunikasi adalah suatu pertukaran, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang agar mengatur lingkungannya (1) dengan membangun hubungan antarsesama
manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang
lain; (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book dalam Cangara, 2004:18).
Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, membuat definisi, komunikasi
adalah suatu prose di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian
(Rogers dan Kincaid dalam Cangara,2004:19)
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan
sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan
Thill, 2003:4). Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100, fungsi komunikasi nonverbal
adalah:
1
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, komunikasi nonverbal dapat dikelompokkan
dalam beberapa bentuk (Cangara,2004:101):
a. Kinesics
b. Gerakan mata (eye gaze)
c. Sentuhan (Touching)
d. Paralanguage
e. Diam
f. Postur Tubuh
g. Warna
h. Bunyi
i. Bau
j.
2. Komunikasi Verbal
a. Komunikasi vertical
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah
dan sebaliknya.
b. Komunikasi horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi
horizontal sering kali berlangsung tidak formal.
c. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari
seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda.
2
1. Informatif
Pimpinan dan anggota organisasi membutuhkan banyak informasi untuk
melaksanakan tugas mereka. Informasi tersebut berkaitan dengan upaya organisasi untuk
mencapai tujuannya.
2. Pengendalian
Komunikasi berfungsi sebagai pengatur dan pengendali organisasi. Dalam hal ini
berupa peraturan, prosedur, perintah dan laporan.
3. Persuasif
Komunikasi berfungsi untuk mengajak orang lain untuk mengikuti atau menjalankan
tugas.
4. Integratif
Dengan adanya komunikasi, organisasi yang terbagi menjadi beberapa bagian atau
divisi tetaplah merupakan kesatuan yang utuh.
Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi bila didukung unsur-unsur komunikasi, dan
komunikasi memerlukan proses. Proses komunikasi dapat melalui beberapa model komunikasi.
Dalam model komunikasi ini unsure-unsur utama komunikasi terdiri atas SMCR
yakni Source (sumber atau pengirim), Message (pesan atau informasi), Channel (saluran
dan media) dan Receiver (penerima). Disamping itu terdapat tiga unsur lain, yaitu
feedback (tanggapan balik), efek dan lingkungan.
3
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pengirim
informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang atau kelompok, misalnya partai, organisasi,
atau lembaga. Sumber sering disebut sebagai komunikator, source, sender, atau encoder.
a) Pesan
Pesan adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat/propaganda) yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap
muka atau media komunikasi.
b) Saluran dan media
Saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik. Media yang
dimaksud disini adalah alat atau sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari pengirim kepada penerima.
c) Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau kelompok.
d) Umpan balik
Umpan atau tanggapan balik merupakan respon atau reaksi yang diberikan oleh
penerima.
e) Efek
Efek atau pengaruh merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi
dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku
(behavior).
f) Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya komunikasi. Lingkungan dapat berupa:
a. Lingkungan fisik (misalnya letak geografis dan jarak)
b. Lingkungan sosial budaya (misalnya bahasa, adat-istiadat, dan status sosial)
c. Lingkungan psikologis (pertimbangan kejiwaan)
d. Dimensi waktu (misalnya musim, pagi/siang/malam)
Proses komunikasi pada model ini terdiri dari lima tahap kegiatan yakni:
a) Pengirim memiliki ide atau gagasan
4
Komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam pikiran seseorang (pengirim)
dan kemudian ingin menyampaikanmya kepada orang lain (penerima).
b) Ide diubah menjadi pesan
Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim tidak mudah dimengerti oleh orang
lain.
c) Pemindahan pesan
Setelah ide atau gagasan diubah menjadi pesan, tahap selanjutnya adalah
memindahkan pesan kepada penerima melalui berbagai bentuk komunikasi ( verbal,
nonverbal, lisan atau tertulis) dan media komunikasi (tatap muka, telepon, surat,
laporan, dsb.).
d) Penerima menerima pesan
Penerima mengartikan atau menginterpretasikan pesan yang diterima.
e) Penerima pesan bereaksi dan mengirimkan umpan balik
Sebagai tanggapan atas pesan yang diterima, penerima akan memberi sinyal
(misalnya mengangguk, tersenyum, atau secara tertulis). Umpan balik adalah
tanggapan dari penerima pesan dan merupakan elemen kunci dalam rantai
komunikasi. Apabila ternyata penerima tidak memahami pesan maka pesan perlu
diperbaiki dan dikir ulang.
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan merangsang pihak lain
untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif akan
menambah keberhasilan individu maupun organisasi. Komunikasi yang efektif akan membantu
mengantisipasi masalah-masalah, membuat keputusan yang tepat, mengkoordinasikan aliran
kerja, mengawasi orang lain, dan mengembangkan berbagai hubungan.
Secara sederhana, komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu komunikator, pesan, dan
komunikan. Apabila dirunut dari proses komunikasi, maka faktor faktor yang memengaruhi
komunikasi yang efektif adalah:
5
Untuk berkomunikasi dengan efektif tidaklah cukup hanya dengan memahami faktor yang
mempengaruhi efektivitas komunikasi, namun tetap juga disertai dengan hambatan hambatannya
dimana hambatannya antara lain :
Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya
banyak, dan kontroversial. Hambatan komunikasi dalam organisasi:
Hambatan komunikasi terdiri atas tujuh macam gangguan dan hambatan yakni :
1. Gangguan teknis, misalnya seperti gangguan yang terjadi pada jaringan telepon,
saluran radio, akses internet, kerusakan alat komunikasi dan lainnya.
6
3. Gangguan psikologis merupakan rintangan yang terjadi lantaran ada persoalan
dalam diri individu. Misalnya seperti adanya rasa kecewa, curita, situasi berduka atau
adanya gangguan kejiwaan tertentu.
4. Rintangan fisik atau organik merupakan rintangan yang terjadi karena letak
geografis. Misalnya, karena jarak yang jauh sehingga sulit dicapai alat komunikasi
dan transportasi.
5. Rintangan status merupakan rintangan yang terjadi karena adanya perbedaan status
sosial serta senioritas. Contoh yang dapat terjadi seperti antara raja dan rakyat, antara
atasan dan bawahan, serta antara dosen dengan mahasiswanya.
Cara mengatasi hambatan dan memeperbaiki komunikasi agar menjadi efektif (Bovee dan
Thill, 2003: 22) adalah:
7
Majunya perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya interaksi antarbudaya, baik
dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional. Memahami latar belakang,
pengetahuan, kepribadian dan persepsi antarbudaya akan membantu mengatasi hambatan
komunikasi yang terjadi karena perbedaan budaya.
d. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima
Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat
penerima ketika sedang berkomunikasi. Sikap empati, peduli, atau peka terhadap perasaan
dan kepentingan orang lain bisa menjadi kunci keberhasilan dalam berkomunikasi.
e. Menggunakan tekonogi yang ada secara bijaksana dan bertanggung jawab agar
dapat memperoleh dan membagi informasi.
Teknologi dapat digunakan untuk menyusun, merevisi, dan mendistribusikan pesan.
Penggunaan dengan bijak akan mendorong terciptanya komunikasi yang efektif.
f. Menciptakan serta memproses pesan secara efektif dan juga efisien.
Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara yakni :
- memahami penerima pesan
- menyesuaikan pesan dengan si penerima
- mengurangi jumlah pesan, memilih salurah atau media secara tepat
- meningkatkan keterampilan berkomunikasi
Konsep etika berasal dari kata Yunani, yang dalam bentuk tunggal adalah ethos. Ethos dapat
diartikan sebagai kebiasaan, akhlak, moral, karakter, atau watak yang mengacu pada nilai-nilai
atau perilaku kelompok atau individu. Etika bisnis mencakup semua informasi yang relevan,
benar menurut semua sense, dan informasi yang tidak memperdaya (Bovee dan Thill, 2003:24).
Etika bisnis adalah kiat dan disiplin untuk menerapkan prinsip-prinsip etika dalam mengkaji dan
mengatasi masalah-masalah yang rumit dalam dunia bisnis (Rindjin, 2004:5). Situasi persaingan
yang semakin ketat atau dalam keadaaan tertekan mampu memicu munculnya perilaku tidak etis.
Perilaku tidak etis bisa terjadi pada individu atau perusahaan.
Contoh masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku etis yang sering muncul dalam
kegiatan bisnis adalah :
8
a. Menerima atau menawarkan komisi
b. Mencuri dari perusahaan
c. Memberhentikan karyawan tanpa pemberitahuan
d. Membocorkan informasi atau rahasia perusahaan
e. Memakai barang-barang perusahaan untuk kepentingan pribadi
f. Melakukan penipuan dan pemalsuan
g. Memperdagangkan barang haram
Etika memainkan peranan penting dalam komunikasi bisnis. Dalam berkomuniksi hendaknya
dihindari bahasa yang manipulative, diskriminatif, atau berlebihan. Mengatakan sesuatu dengan
cara tertentu memungkinkan seseorang untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain.
Secara umum, etika komunikasi yang berlaku dalam perusahaan berhubungan dengan dapat
dipercaya, fair, tidak memihak, menghargai orang lain, dan mempertimbangkan pengaruh suatu
ucapan atau tindakan terhadap orang lain. Semetara itu, tindakan yang tidak etis menyangkut
mementingkan diri sendiri, penipuan kepada konsumen, iklan yang menyesatkan, dan mencapai
sesuatu dengan menghalalkan segala cara.
Sumber : Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta : C.V Andi Offset