BENTUK KOMUNIKASI
Disampaikan Pada Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Pertemuan 1-4 Prodi D3 Gizi Poltekkes
Tanjung Karang
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Saudara mahasiswa, ada banyak pendapat dari ahli tentang pengertian komunikasi
yang bisa Anda pahami, yaitu:
1. Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan
makna atau arti dan pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan
(Burgess, 1988, Taylor,1993).
2. Interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem
simbol, verbal (kata-kata), nonverbal (Knapp, 2003).
Dari dua pengertian terebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
pertukaran informasi antar pribadi dengan menggunakan simbol, baik verbal maupun
nonverbal. Banyaknya definisi komunikasi yang disampaikan oleh para ahli
dilatarbelakangi oleh berbagai perspektif (mekanistis, sosiologistis, psikologistis, dan
antropologistis). Dari perspektif yang melatarbelakanginya, komunikasi dapat
dikelompokkan dan didefinisikan sebagai berikut:
1. Komunikasi secara mekanistis adalah suatu proses dua arah yang menghasilkan
transmisi informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat
(Kossen, 1986).
2. Komunikasi secara sosiologistis adalah suatu proses dimana seseorang
memberikan tafsiran terhadap perilaku orang lain (ucapan, gerak, dan sikap)
kemudian yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap perasaan yang
disampaikan oleh orang lain tersebut (Sukanto,1994)
3. Komunikasi secara psikologistis adalah suatu proses dimana komunikator
mentransmisikan stimuli (biasanya verbal) untuk menggerakkan individu
lain (audience) berperilaku (Hovland dkk, 1953).
1
4. Komunikasi secara antropologistis adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila
makna diberikan kepada suatu perilaku tertentu.
B. TUJUAN KOMUNIKASI
1. Penemuan Diri (Personal Discovery), dalam hal ini bila berkomunikasi dengan
orang lain, kita dapat belajar mengenal diri kita sendiri selain juga
tentang orang lain. Prinsip diri sendiri sebagian besar dihasilkan dari apa
yang telah dipelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi,
khususnya dalam perjumpaan- perjumpaan antar pribadi. Cara lain untuk
melakukan penemuan diri adalah melalui proses perbandingan sosial,
melalui pembandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilaim
kegagalan kita dengan orang lain (Thibaut dan Kelley, 1986)
2. Berhubungan dengan Orang lain, dalam hal ini salah satu motivasi yang
paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain – membina dan
memelihara hubungan dengan orang lain.
3. Untuk Meyakinkan, dalam hal ini media massa ada sebagian besar untuk
meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku yang dilakukan.
4. Untuk Bersenang-senang, dalam hai ini komunikasi bertujuan untuk
menghibur diri kita sendiri, misalnya dengan mendengarkan pelawak,
pembicaraan, musik, bahkan film sebagian besar untuk hiburan.
B. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Pada pokok bahasan ini Anda akan mempelajari unsur-unsur yang ada dalam
komunikasi agar bisa melakukan komunikasi dengan efektif. Dalam melakukan
komunikasi, menurut Aristoteles, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi yaitu siapa
yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan (Sannon & Weaver,
1949). Selanjutnya kita akan membahas satu persatu unsur-unsur komunikasi tersebut.
1. Komunikator
Adalah seseorang atau kelompok yang menyampaikan pesan kepada orang
lain (komunikan). Komunikator disebut juga sebagai pembawa berita, pengirim
berita, atau sumber berita dalam hal ini bisa ahli gizi, klien, atau yang lainnya.
Penyampaian pesan dapat berupa lambang, kata, gerak tubuh, dll.
2. Pesan (Message)
2
Pesan atau amanat adalah sesuatu yang disampaikan komunikator melalui
lambang, gerakan, atau gagasan kepada orang lain (komunikan). Agar dapat
diterima dengan baik, pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat,
disesuaikan, dan dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan
pengirim dan penerima, serta waktu komunikasi dilakukan. Pesan yang disampaikan
kepada klien dapat berupa nasehat, dukungan, petunjuk dan yang lainnya.
Faktor-faktor yang membuat suatu pesan menjadi akurat antara lain:
a. Penyampaian pesan, yang bisa disampaikan secara lisan, tatap muka,
langsung, atau tidak langsung.
b. Bentuk pesan, yang dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Informatif, yaitu pemberian sejumlah keterangan dari komunikator
kepada komunikan, kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan
keputusan sendiri;
2) Persuasif, adalah bentuk pesan yang berupa bujukan untuk
membangkitkan atau memotivasi semangat individu, perubahan
perilaku yang diharapkan atas kesadaran sendiri tanpa paksaan dan;
Koersif, yaitu bentuk pesan yang bersifat memaksa dengan
menggunakan sanksi- sanksi yang bisa berbentuk instruksi, perintah,
dan lain-lain.
3. Komunikan
Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi yang merupakan
sasaran dalam komunikasi, atau orang yang menerima pesan, berita, atau lambang.
Komunikan bisa perorangan, kelompok, atau organisasi.
4. Media (Channel)
Media atau channel adalah sarana atau alat dalam penyampaian pesan. Media
dapat berupa buku, brosur, pamflet, radio, televisi, OHP, laptop, lembar catatan
klien, rekam medik dan lain-lain.
C. KOMPONEN KOMUNIKASI
3
Pada bagian ini Anda akan mempelajari komponen komunikasi yaitu hal-hal yang
harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell, komponen-
komponen komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan
yang disampaikannya.
D. PROSES KOMUNIKASI
4
Gambar 1.2 Proses Komunikasi
E. JENIS-JENIS KOMUNIKASI
Ada dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
A. Komunikasi Verbal
1. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan manusia berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
verbal baik lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau
suku berasal dari interaksi dan hubungan antar warganya satu sama lain dalam
jangka waktu yang panjang.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi
yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi
itu adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia.
c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan di dalam kehidupan kita.
Dalam literatur lain di nyatakan bahwa bahasa juga memiliki lain, yaitu dapat
menciptakan keteraturan ada nya kesepakatan makna terhadap syimbol tertentu
5
Menurut para ahli ada tiga teori yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa;
a. Teori pertama di sebut operant conditioning yang di kembangkan oleh seorang
ahli psikologi behavioriatik yang bernama B. F. Skinner (1957).teori ini menekan
kan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan atau lebih di kenal dengan
istilah. S-R. Teori ini menyatakan bahwa jika satu organism di rangsang oleh
stimuli dari luar, orang cendrung akan memberi reaksi.anak-anak mengetahui
bahasa karena ia belajar dari orang tua nya atau meniru apa aja yang di ucap kan
oleh orang lain.
b. Teori yang ke dua adalah teori kognitif yang di kembangkan oleh noam chomsky.
Menurut nya kemampuan bahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan
biologis yang di bawa dari lahir.
c. Teori ke tiga di sebut mediating theory atau teori penengah. Di kembangkan oleh
charles osgood. Teori ini menekan kan bahwa manusia dalam mengembangkan
kemampuan nya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan(stimuli)
yang di terima dari luar, tetapi juga mempengaruhi oleh proses internal yang
terjadi dalam diri nya.
2. Kata
Kata merupakan satuan lambang terkecil dalam bahasa.kita adalah lambang
yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang,kejadian,atau
keadaan sendiri.makna kata tidak ada pada pemikiran orang tidak ada hubungan
langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran
orang.
6
Albert mahrabian (1971) menyimpulkan bahwa dalam komunikasi, tingkat
kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal,dan sebesar
38% dari vocal suara,dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi
pertentangan apa yang di ucap kan seseorang dengan perbuatan nya, orang lain cendrung
mempercayai yang bersifat non verbal.
8
F. MODEL KOMUNIKASI
Ada tiga macam model komunikasi yaitu komunikasi searah, komunikasi dua arah,
dan komunikasi berantai.
1. Komunikasi Searah
Komunikasi dua arah adalah model komunikasi dimana komunikator mengirim
pesannya melalui saluran /media dan diterima oleh komunikan, sedangkan komunikan
memberikan umpan balik (feed back).
3. Komunikasi Berantai
Komunikasi adalah model komunikasi dimana komunikan menerima
pesan/berita dari komunikator kemudian disalurkan kepada komunikan kedua,
kemudian dari komunikan kedua disampaikan kepada komunikan ketiga, dan
seterusnya.
G. B e nt u k K om un i k a si
A. KOMUNIKASI PRIBADI
1. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi
antara dua orang melalui kontak langsung dalam bentuk percakapan atau bisa
disebut dengan komunikasi dialog. Penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain bersifat dua arah, secara verbal atau non verbal, misalnya antara ahli gizi
dengan kliennya. Komunikasi antar pribadi akan berhasil bila ada emphaty dan
dukungan komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal
dibedakan menjadi dua yaitu komunkasi diadik dan komunikasi triadik.
a. Komunikasi diadik
Komunikasi diadik merupakan bentuk komunikasi interpersonal yang
mana antara komunikator dan komunikan berada dalam situasi tatap muka, bisa
dalam bentuk percakapan, dialog, atau wawancara. Bentuk dialog biasanya
dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, dan personal, sedangkan bentuk
wawancara sifatnya lebih serius.
9
Gambar 1.3 Bentuk Komunikasi
Interpersonal diadik
b. Komunikasi triadik
Bentuk komunikasi triadik adalah bentuk komunikasi yang pelakuknya
lebih dari dua orang, biasanya satu komunikator dan dua komunikan.
Komunikasi triadik dilakukan secara dialogis sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi yang intens antara komunikator dan komunikan.
2. Komunikasi Intrapersonal
10
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu
yang berfungsi untuk menjaga kesadaran akan kejadian di sekitarnya. Bentuk
komunikasi ini terjadi karena adanya pemberian arti dari komunikator terhadap
suatu obyek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya yang membutuhkan
jawaban sehingga ada proses komunikasi dalam diri komunikator. Ahli gizi dalam
pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk
menjawabnya, perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi
intrapersonal atau dengan diri sendiri (Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2010).
Gambar 1.5
Komunikasi Intrapersonal
11
Gambar 1.5 Bentuk Komunikasi
Kelompok Besar (Large Group
Communication)
12
1. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa, menurut Neumann dalam Rakhmat (2005), mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut;
a. Bersifat tidak langsung, harus melalui suatu media teknis seperti televisi,
radio, dll.
b. Bersifat satu arah, dimana tidak ada interaksi antara komunikator dengan
komunikan.
c. Bersifat terbuka, siapa saja dapat menjadi komunikan.
d. Secara geografis komunikannya tersebar.
13
Kemudian, Rich (1974) menyimpulkan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi ketika
orang-orang yang berbeda kebudayaan dipertemukan. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan,
bahwa komunikasi antar budaya ini merupakan komunikasi yang terjadi ketika kedua orang
atau lebih sedang proses berkomunikasi, untuk mencapai pemahaman, maupun pengertian
yang terjadi di antara khalayak yang berbeda kebudayaan. Oleh karena itu, kegiatan inilah
yang membawa keselarasan dalam berkomunikasi.
Hakikat Komunikasi Antar Budaya
Hakikat dari komunikasi antarbudaya ini merupakan kegiatan yang terjadi dalam
berkomunikasi setiap individu dengan individu lain. Baik dua orang bahkan lebih. Sehingga,
terciptalah kemudahan dan pemahaman segala macam bentuk perbedaan yang ada.
Komunikasi antarbudaya pada hakikatnya dapat menciptakan keselarasan dan
kebersamaan. Selain itu juga dapat saling memahami sisi-sisi perbedaan antar individu. Hal
itu pun sering terjadi di Indonesia, karena Indonesia merupakan negeri yang memilik ragam
budaya. Dan perbedaan inilah yang harus didukung, dipelihara dan dilestarikan.
Selain itu, pada hakikatnya, komunikasi antar budaya mengandung dimensi antar budaya.
Dengan kata lain, adanya komunikasi antar budaya telah memberikan dampak positif untuk
mempermudah bersosialisasi dan meminimalisir kesalahpahaman.
Fungsi Komunikasi Antar Budaya
Adapun beberapa fungsi dari komunikasi antarbudaya di antaranya :
- Menyatakan Identitas Sosial: Dengan adanya komunikasi antarbudaya, individu
tersebut dapat menunjukkan identitas sosialnya sendiri.
- Menyatakan Intergasi Sosial: Komunikasi antarbudaya dapat menyatukan dan
mempersatukan antar pribadi dalam interaksi tersebut.
- Menambah Pengetahuan: Komunikasi antarbudaya pun dapat memberikan wawasan
yang baru, bahkan wawasan yang belum pernah diketahui oleh individu tersebut.
- Hubungan Interaksi: Selain itu, komunikasi antarbudaya juga dapat menciptakan
hubungan yang komplementer serta hubungan yang selaras.
- Di dalam komunikasi antarbudaya pun juga terdapat fungsi sosial, di antaranya :
- Pengawasan: Pada umumnya, kegiatan komunikasi antarbudaya terjadi ketika
komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan. Fungsi ini lebih banyak
digunakan oleh media masa.
- Penghubung: Komunikasi antarbudaya ini dapat juga dijadikan sebagai jembatan bagi
setiap individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Biasanya, Beda individu
atau lebih akan menyampaikan presepsi mereka yang berbeda-beda.
- Sosialisasi Nilai: Di sini, fungsi komunikasi antar budaya dapat memberikan ajaran
dan perkenalan nilai-nilai dari suatu kebudayaan suatu masyarakat lain.
- Menghibur: Dalam hiburan pun juga ada kegiatan komunikasi antar budaya. Hal ini
dapat ditemukan seperti di saat menonton tarian, nyanyian, bahkan drama sekaligus.
15
Dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa kebangsaan, maka
kesalahpahaman akan menurun dan perlahan menghilang. Karena, bahasa sendiri yang
dapat memilah mana marah, mana senang, dan mana yang sedih. Dan juga, bahasa
merupakan simbolik dari rasa.
LATIHAN
Tes 1
2. Seorang remaja putri sengaja datang ke ahli gizi puskesmas inigin berkonsultasi. Ahli
gizi menjelaskan makanan apa saja yang harus dikonsumsi dan yang harus dihindari.
Apakah peran remaja putri dalam kasus tersebut?
A. Komunikan
B. Komunikator
C. Media komunikasi
D. Pesan
E. Umpan balik
4. Dibawah ini yang tidak termasuk faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah....
A. Perkembangan
B. Persepsi
C. Nilai
D. Latar belakang sosial budaya Benar, Komunikan adalah orang yang
menerima pesan
Tes 2
1. Seorang ahli gizi Puskesmas diundang sebagai pembicara penyuluhan pada Ibu
hamil. Ahli Gizi tersebut memberikankan penyuluhan dengan metode ceramah untuk
menyampaikan informasi kepada seluruh peserta. Apakah jenis komunikasi yang
dilakukan bidan dalam memberikan penyuluhan?
A. Komunikasi kelompok
B. Komunikasi interpersonal
C. Komunikasi intrapersonal
D. Komunikasi antar kelompok
E. Komunikasi efektif
2. Proses penyampaian informasi dari seorang kepada orang lain yang berlangsung secara
dua arah disebut komunikasi......
A. Komunikasi interpersonal
B. Komunikasi intrapersonal
C. Komunikasi massa (Mass communication)
D. Komunikasi verbal
E. Komunikasi Kelompok
4. Pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang merupakan sasaran dalam komunikasi atau
orang yang menerima pesan, berita atau lambang disebut.....
A. Komunikator
B. Komunikan
C. Pesan
D. Media
E. Umpan balik
5. Seorang remaja perempuan usia 13 tahun datang ke ahli gizi diantar ibunya
mengeluh setiap hari merasa letih, lemah. Ahli gizi memberikan konseling dan
pendidikan kesehatan tentang anemia. Apakah jenis komunikasi yang dilakukan ahli
gizi diatas?
18
A. Komunikasi intrapersonal
B. Komunikasi interpersonal
C. Komunikasi massa
D. Komunikasi non verbal
E. Komunikasi verbal
Da f t a r P us t aka
1. Musliha & Fatmawati, S (2010). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta: Muha
Medika. Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan Konseling. Aplikasi dalam Sarana
Pelayanan kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
2. Tyastuti, S.; Kusmiyati, Y.; & Handayani, S. (2010). Komunikasi dan Konseling dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Uripmi. (2003). Komunikasi
Kebidanan. Jakarta: EGC.
3. Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Cetakan Pertama, Yogyakarta, ANDI OFFSET.
4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan
Pertama, Jakarta, PT. Asdi Mahasatya.
19
H u b u n g a n A nt a r M a n us i a
Saudara mahasiswa, seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial dimana
dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Ketika seorang
individu berhubungan denan orang lain atau berinteraksi sosial, maka di dalam hubungan itu
akan terjadi saling mempengaruhi secara timbal balik dan terjalin hubungan yang timbal
balik juga. Bidan dalam pelayanannya selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien
yang didasari oleh hubungan antar manusia.
A. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhlik lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara
logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita
bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri.
Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara
mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia
sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
1. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
2. ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana".
3. UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana
atau badan fisik.
4. SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar
dan lebar.
5. KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.
6. I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa
dan karsa.
7. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,
dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh),
manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
8. ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia
adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
9. PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban
tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun
pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
Salah satu keunikan dari manusia adalah mempunyai sifat yang berbeda satu sama
lain. Walaupun secara fisik mirip (kembar), namun secara sifat pasti berbeda. Perbedaan
inilah yang dapat membuat manusia saling melengkapi satu sama lain.
1. Persamaan
Dari adanya persamaan-persamaan itu, kita dianjurkan untuk selalu ingat bahwa
manusia itu adalah sama, karenanya di antara sesama tidak diperbolehkan untuk saling
melecehkan antara yang satu dengan yang lainnya. Suatu kelompok tidak diharapkan
untuk merendahkan kelompok lain. Suatu suku tidak dianjurkan untuk menganggap
mereka sebagai yang lebih tinggi dari suku lainnya. Suatu bangsa hendaknya tidak
menganggap dirinya paling mulia atau paling tinggi derajatnya, sehingga yang lain
dinilai merupakan bangsa yang rendah.
Bila sikap menjunjung persamaan ini dapat diresapi dengan baik, niscaya semua
manusia akan saling menghormati antara satu terhadap lainnya. Mereka akan saling
menghargai dan mengindahkan dalam percaturan kehidupan sehari-hari. Inilah yang
diharapkan dalam kehidupan sosial manusia, yang tentunya akan selalu terjadi
komunikasi antara sesama dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Sikap yang
demikian akan bermuara pada kesejahteraan dan kedamaian di antara sesama, dan ini
adalah yang paling diharapkan sesuai dengan ajaran Ilahi.
2. Perbedaan
Perbedaan di antara manusia, yang diisyaratkan dengan ungkapan bahwa
mereka itu sengaja dijadikan dalam bentuk bangsa, suku, dan budaya yang berbeda,
agar mereka saling megenal dan pada akhirnya dapat melengkapi kekurangannya dari
kelebihan-kelebihan yang dimiliki bangsa atau suku lain.
Kedua ajaran ini mengisyaratkan bahwa dalam nuansa pluralis yang tidak dapat
dihindari, tetap ada kesamaan-kesamaan, di samping perbedaan-perbedaan. Kedua
kenyataan itu hendaknya tidak menjadikan sekelompok manusia merasa lebih mulia,
sehingga kemudian mereka menyombongkan diri dan menganggap yang lain tidak layak
untuk dihormati. Inilah kunci kedamaian dalam kehidupan sosial di antara umat
manusia. Bila kita semua menghendaki kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan,
maka kunci pemahaman terhadap perbedaan dan persamaan tersebut hendaknya
dapat dijadikan acuan dalam bertindak dan bertingkah laku.
PENDAHULUAN
Komunikasi adalah cara penyampaian pesan yang dilakukan satu arah atau lebih
dimana ada komunikan dan komunikator yang nantinya diharapkan adalkah terjadinya
umpan balik antara keduanya. Berkaitan dengan itu, kita tidak pernah terlepas dari yang
namanya persepsi, observasi dan judgment. Persepsi secara garis besar adalah proses
penilaian seseorang terhadap suatu objek tertentu. Persepsi yang baik akan terjadi apabila
kita menjalin hubungan yang baik pula dengan sesama manusia melalui lambang-lambang
verbal dan non verbal, latar belakang budaya, pengalaman, psikologis, dan sebagainya.
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan
secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau
kelompok secara langsung. Observasi perlu dilakukan untuk menciptakan persepsi yang baik,
karena dengan dianalisis dan dilakukan pengamatan terhadap suatu objek, dapat diketahui
suatu objek itu baik atau tidak. Melalui observasi pula, kita dapat membuktikan persepsi yang
kita buat.
Judgment adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan atas situasi yang dihadapi.
Setelah adanya persepsi dan dibuktikan dengan observasi, judgment adalah hal terakhir yang
dilakukan. Apabila persepsi kita terhadap suatu objek itu baik, dan dibuktikan dengan hasil
observasi, maka akan diperoleh kesimpulan atau judgment yang baik pula. Apabila yang
terjadi adalah sebaliknya, maka akan terjadi komunikasi yang tidak efektif.
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998: 51), adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafslrkan pesan. Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang
petunjukpetunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan
diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna
pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201)
mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan
mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53)
menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu.
1. Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek
tertentu (Dreverdalam Sasanti, 2003).
2. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan
memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan
tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya.
3. Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang
yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi
baru dari lingkungannya.
4. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat
penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
5. Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor
pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis.
Persepsi sebenarnya terbagi dua :
1. Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
Persepsi terhadap objek dapat dibentuk melalui lambang-lambang fisik, menanggapi
sifat-sifat luar tidak bereeaksi dan berlangsung lebih cepat.
Persepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-beda., karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Latar belakang pengalaman
b. Latar belakang budaya
c. Latar belakang psikologis
d. Latar belakang nilai, keyakinan, dan harapan
e. Kondisi factual alat-alat panca indera di mana informasi yang sampai kepada orang
itu.
f. Persepsi terhadap manusia
Melalui lambang-lambang verbal dan non verbal, menanggapi sifat-sifat luar dan dalam
(perasaan, motif, harapan, dan sebagainya) bersifat interaktif, bereaksi, lebih beresiko
daripada persepsi terhadap objek.
B. Observasi
1. Pengertian Observasi
2. Macam-macam Observasi
Menurut peranan observer
a. Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalam kegiatan
observee.
b. Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam
bagian kegiatan observee (hanya mengamati dari jauh).
c. Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut
berpartisipasi yang sebenarnya hanya berpura-pura saja dalam kegiatan
observee.
Menurut situasinya
a. Free Situation : adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada
hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi.
b. Manipulated Stuation : adalah observasi yang situasinya dengan sengaja
diadakan. Sifatnya terkontrol ( dalam pengontrolan observer ).
c. Partially Controlled Situation : adalah campuran dari keadaan observasi free
situation dan manipulated situation.
Menurut sifatnya.
a. Observasi Sistematis : adalah observasi yang dilakukan menurut struktur yang
berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang
hendak di observasi.
b. Observasi Non Sistematis : adalah observasi yang dilakukan tanpa struktur atau
rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja
yang dapat di tangkap.
5. Langkah-langkah Observasi
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan sasaran
c. Menentukan ruang lingkup
d. Menentukan tempat dan waktu
e. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
f. Mulai mengadakan observasi
g. Mengadakan pencatatan data
h. Menyusun laporan.
7. Materi Observasi
Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan
observasi. Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain.
8. Kelebihan Observasi
a. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk
memperhatikan berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun
situasi yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
b. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu
gejala atau kejadian yang penting.
c. Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan
mencek fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.
d. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk
berkomunikasi dengan obyek yang ditelaah.
C. Judgement
Judgment adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan atas situasi yang dihadapi.
Judgment dibuat ketika berada dalam suatu situasi atau kasus. Jadi, melalui kasus atau
masalah, seseorang dapat mengolah pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya untuk
mengambil kesimpulan. Banyak orang takut dengan masalah dan begitu takutnya sedapat
mungkin menghindarinya. Padahal, di dalam masalah, kita dapat belajar untuk membuat
judgment yang baik. Ingat tanpa judgment yang baik, seseorang tidak akan mungkin menjadi
orang yang bijak. Orang yang takut terhadap masalah, tidak terlatih dengan baik untuk
membuat judgment yang baik. Sikap menghindari masalah adalah sikap yang keliru dan
merupakan usaha untuk bunuh diri mengingat dunia ini selalu dirudung dengan masalah-
masalah. Selanjutnya, berdasarkan judgment yang dibuat, seseorang harus mengambil
tindakan atau keputusan. Hal ini merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam pengelolaan
informasi.
Persamaan observasi dengan judgment adalah sama-sama dihadapi oleh suatu kasus
atau masalah, sama-sama mengamati suatu objek. Sedangkan perbedaannya adalah, jika
observasi hanya sebatas mengamati dan mencatat suatu objek, judgment mempunyai
tingkatan yang lebih tinggi yaitu menganalisa dan menarik suatu kesimpulan dari kasus yang
dihadapi. Jadi judgment tidak akan diperoleh bila tidak dilakukan observasi.