Anda di halaman 1dari 28

KONSEP KOMUNIKASI, UNSUR KOMUNIKASI & BENTUK-

BENTUK KOMUNIKASI
Disampaikan Pada Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Pertemuan 1-4 Prodi D3 Gizi Poltekkes
Tanjung Karang

Oleh : Sutrio, SKM, M.Kes

Saudara mahasiswa, pada Topik Anda akan mempelajari bentuk-bentuk komunikasi


yang akan melandasi Anda dalam berkomunikasi. Sebelum berkomunikasi, ada baiknya
anda memahami konsep Komunikasi terlebih dahulu.

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi berasal dari kataberikut ini.


1. Communicare (bahasa Latin) yang artinya menjadikan sesuatu milik bersama.
2. Comunis yang arti harfiahnya milik bersama, yaitu dengan proses komunikasi
gagasan seseorang disampaikan kepada orang yang terlibat, diterima,
dimengerti, dan disetujui maka gagasan tersebut menjadi milik bersama (Cherry,
1983).

Saudara mahasiswa, ada banyak pendapat dari ahli tentang pengertian komunikasi
yang bisa Anda pahami, yaitu:
1. Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan
makna atau arti dan pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan
(Burgess, 1988, Taylor,1993).
2. Interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem
simbol, verbal (kata-kata), nonverbal (Knapp, 2003).

Dari dua pengertian terebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
pertukaran informasi antar pribadi dengan menggunakan simbol, baik verbal maupun
nonverbal. Banyaknya definisi komunikasi yang disampaikan oleh para ahli
dilatarbelakangi oleh berbagai perspektif (mekanistis, sosiologistis, psikologistis, dan
antropologistis). Dari perspektif yang melatarbelakanginya, komunikasi dapat
dikelompokkan dan didefinisikan sebagai berikut:
1. Komunikasi secara mekanistis adalah suatu proses dua arah yang menghasilkan
transmisi informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat
(Kossen, 1986).
2. Komunikasi secara sosiologistis adalah suatu proses dimana seseorang
memberikan tafsiran terhadap perilaku orang lain (ucapan, gerak, dan sikap)
kemudian yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap perasaan yang
disampaikan oleh orang lain tersebut (Sukanto,1994)
3. Komunikasi secara psikologistis adalah suatu proses dimana komunikator
mentransmisikan stimuli (biasanya verbal) untuk menggerakkan individu
lain (audience) berperilaku (Hovland dkk, 1953).
1
4. Komunikasi secara antropologistis adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila
makna diberikan kepada suatu perilaku tertentu.

Melihat banyaknya pengertian komunikasi tersebut maka bisa ditarik kesimpulan


bahwa komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap/gagasan)
dari komunikator untuk mengubah/membentuk perilaku komunikan (pola, sikap,
pandangan, dan pemahaman) ke pola pemahaman yang dikehendaki bersama. Sedangkan
komunikasi Gizi adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh ahli gizi dalam
memberikan asuhan gizi kepada klien seperti misalnya ketika seorang ahli gizi mencari
data atau mengkaji klien, melaksanakan asuhan, ataupun melakukan evaluasi terhadap
asuhan yang sudah diberikan.

B. TUJUAN KOMUNIKASI
1. Penemuan Diri (Personal Discovery), dalam hal ini bila berkomunikasi dengan
orang lain, kita dapat belajar mengenal diri kita sendiri selain juga
tentang orang lain. Prinsip diri sendiri sebagian besar dihasilkan dari apa
yang telah dipelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi,
khususnya dalam perjumpaan- perjumpaan antar pribadi. Cara lain untuk
melakukan penemuan diri adalah melalui proses perbandingan sosial,
melalui pembandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilaim
kegagalan kita dengan orang lain (Thibaut dan Kelley, 1986)
2. Berhubungan dengan Orang lain, dalam hal ini salah satu motivasi yang
paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain – membina dan
memelihara hubungan dengan orang lain.
3. Untuk Meyakinkan, dalam hal ini media massa ada sebagian besar untuk
meyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku yang dilakukan.
4. Untuk Bersenang-senang, dalam hai ini komunikasi bertujuan untuk
menghibur diri kita sendiri, misalnya dengan mendengarkan pelawak,
pembicaraan, musik, bahkan film sebagian besar untuk hiburan.

B. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

Pada pokok bahasan ini Anda akan mempelajari unsur-unsur yang ada dalam
komunikasi agar bisa melakukan komunikasi dengan efektif. Dalam melakukan
komunikasi, menurut Aristoteles, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi yaitu siapa
yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan (Sannon & Weaver,
1949). Selanjutnya kita akan membahas satu persatu unsur-unsur komunikasi tersebut.

1. Komunikator
Adalah seseorang atau kelompok yang menyampaikan pesan kepada orang
lain (komunikan). Komunikator disebut juga sebagai pembawa berita, pengirim
berita, atau sumber berita dalam hal ini bisa ahli gizi, klien, atau yang lainnya.
Penyampaian pesan dapat berupa lambang, kata, gerak tubuh, dll.

2. Pesan (Message)
2
Pesan atau amanat adalah sesuatu yang disampaikan komunikator melalui
lambang, gerakan, atau gagasan kepada orang lain (komunikan). Agar dapat
diterima dengan baik, pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat,
disesuaikan, dan dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan
pengirim dan penerima, serta waktu komunikasi dilakukan. Pesan yang disampaikan
kepada klien dapat berupa nasehat, dukungan, petunjuk dan yang lainnya.
Faktor-faktor yang membuat suatu pesan menjadi akurat antara lain:
a. Penyampaian pesan, yang bisa disampaikan secara lisan, tatap muka,
langsung, atau tidak langsung.
b. Bentuk pesan, yang dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Informatif, yaitu pemberian sejumlah keterangan dari komunikator
kepada komunikan, kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan
keputusan sendiri;
2) Persuasif, adalah bentuk pesan yang berupa bujukan untuk
membangkitkan atau memotivasi semangat individu, perubahan
perilaku yang diharapkan atas kesadaran sendiri tanpa paksaan dan;
Koersif, yaitu bentuk pesan yang bersifat memaksa dengan
menggunakan sanksi- sanksi yang bisa berbentuk instruksi, perintah,
dan lain-lain.

3. Komunikan
Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi yang merupakan
sasaran dalam komunikasi, atau orang yang menerima pesan, berita, atau lambang.
Komunikan bisa perorangan, kelompok, atau organisasi.
4. Media (Channel)
Media atau channel adalah sarana atau alat dalam penyampaian pesan. Media
dapat berupa buku, brosur, pamflet, radio, televisi, OHP, laptop, lembar catatan
klien, rekam medik dan lain-lain.

5. Umpan Balik (Feed Back)


Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan
yang diterima. Ketika Anda mempelajari feed back (umpan balik), maka Anda akan
mengenal empat bentuk umpan balik dalam komunikasi, yaitu:
a. Zero umpan balik, yaitu tidak ada kejelasan umpan balik dari komunikan
karena pesan kurang jelas sehingga komunikasi tidak bermakna. Jadi
komunikan tidak memberikan feed back yang bisa ditafsirkan atau diartikan
oleh komunikator.
b. Umpan balik positif yaitu umpan balik dari komunikan dapat
diterima/dimengerti oleh komunikator sehingga komunikasi menjadi
bermakna.
c. Umpan balik netral yaitu tanggapan yang diberikan oleh komunikan
tidak mempunyai relevansi dengan pesan yang disampaikan.
d. Umpan balik negative yaitu respon kemunikan tidak mendukung
komunikator, tidak setuju, atau mengkritik.

C. KOMPONEN KOMUNIKASI
3
Pada bagian ini Anda akan mempelajari komponen komunikasi yaitu hal-hal yang
harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell, komponen-
komponen komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan
yang disampaikannya.

Komponen-komponen di atas harus ada dalam komunikasi agar komunikasi dapat


berlangsung dengan baik.

D. PROSES KOMUNIKASI

Saudara mahasiawa, dari pembahasan di atas Anda sudah mengenal


pengertian, unsur-unsur dan komponen komunikasi. Pada bagian ini Anda akan
mempelajari tentang proses berlangsungnya komunikasi. Secara ringkas di bawah ini bisa
digambarkan proses berlangsungnya komunikasi sebagai berikut.

4
Gambar 1.2 Proses Komunikasi

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang tertentu. Pesan yang disampaikan itu bisa
berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui
telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan
isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas
pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang
dimaksud oleh si pengirim.

E. JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Ada dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

A. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan


maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar sesama.
Melalui kata-kata manusia mampu mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran gagasan,
atau maksud mereka menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya,
saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar. Dalam
komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal yaitu :

1. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan manusia berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
verbal baik lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau
suku berasal dari interaksi dan hubungan antar warganya satu sama lain dalam
jangka waktu yang panjang.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi
yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi
itu adalah:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia.
c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan di dalam kehidupan kita.

Dalam literatur lain di nyatakan bahwa bahasa juga memiliki lain, yaitu dapat
menciptakan keteraturan ada nya kesepakatan makna terhadap syimbol tertentu
5
Menurut para ahli ada tiga teori yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa;
a. Teori pertama di sebut operant conditioning yang di kembangkan oleh seorang
ahli psikologi behavioriatik yang bernama B. F. Skinner (1957).teori ini menekan
kan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan atau lebih di kenal dengan
istilah. S-R. Teori ini menyatakan bahwa jika satu organism di rangsang oleh
stimuli dari luar, orang cendrung akan memberi reaksi.anak-anak mengetahui
bahasa karena ia belajar dari orang tua nya atau meniru apa aja yang di ucap kan
oleh orang lain. 
b. Teori yang ke dua adalah teori kognitif yang di kembangkan oleh noam chomsky.
Menurut nya kemampuan bahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan
biologis yang di bawa dari lahir. 
c. Teori ke tiga di sebut mediating theory atau teori penengah. Di kembangkan oleh
charles osgood. Teori ini menekan kan bahwa manusia dalam mengembangkan
kemampuan nya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan(stimuli)
yang di terima dari luar, tetapi juga mempengaruhi oleh proses internal yang
terjadi dalam diri nya. 

2. Kata
Kata merupakan satuan lambang terkecil dalam bahasa.kita adalah lambang
yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang,kejadian,atau
keadaan sendiri.makna kata tidak ada pada pemikiran orang tidak ada hubungan
langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran
orang. 

B. Komunikasi Non Verbal 


Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesan nya di kemas dalam bentuk
non verbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi non verbal jauh lebih banyak
di pakai daripada komunikasi verbal. Karena sebab itu, komunikasi non verbal tetap dan
selalu ada.komunikasi non verbal lebih jujur mengungkap kan hal yang mau di ungkap kan
karena spontan.
Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh (body language),  tanda (sign)
tindakan atau perbuatan (action)  atau objek (object).
1. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah,gerak kepala,gerak tangan, gerak-gerik tubuh
mengungkapkan berbagai perasaan,  isi hati, isi pikiran,kehendak,dan sikap orang
2. Tanda yang di maksud dalam komunikasi non verbal misal nya, bendera, rambu-
rambu lalu lintas darat, udara, laut, aba-aba dalam olah raga
3. Tindakan/perbuatan,yang di maksud adalah perbuatan yang dapat mengganti kata-
kata,namun miliki makna.misal nya menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup
pintu keras-keras pada waktu meninggal kan rumah,menekan gas mobil kuat-
kuat,semua itu mengandung makna tersendiri 
4. Objek sebagai bentuk komunikasi non verbal juga tidak mengganti kata,tetapi tidak
mengganti kata,tetapi dapat menyampai kan arti tertentu. Misal nya,
pakaian,aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah. 

6
Albert mahrabian (1971) menyimpulkan bahwa dalam komunikasi, tingkat
kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal,dan sebesar
38% dari vocal suara,dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi
pertentangan apa yang di ucap kan seseorang dengan perbuatan nya, orang lain cendrung
mempercayai yang bersifat non verbal.

Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan non verbal sebagai berikut :


1. Pesan kinesik
Pesan kinesik adalah pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang
berarti,terdiri dari tiga komponen utama : pesan fasial,pesan gestural dan pesan
postural
a. Pesan Fasial adalah pengiriman pesan menggunakan air muka (ekspresi) untuk
menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah
dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna : kebahagiaan, rasa
terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat,
ketakjuban, dan tekad.
b. Pesan Gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan
tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.
c. Pesan Postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan,makna yang dapat
disampaikan adalah: immediacy,power dan responsiveness.
d. Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap individu yang
lain , power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator dan
responsiveness, adalah saat individu dapat bereaksi secara emosional pada
lingkungan secara positif dan negative.

2. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya


dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Berikut merupakan tingkatan relasinon verbal secara berdasarkan jarak pada saat
berkomunikasi : intim (0-45cm) , personal (75-120cm), social (120-210cm), atau
formal (210-360) dan public ( 360-450cm).
3. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh,pakaian,dan kosmetik.
Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berprilaku dalam hubungan
dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat
kaitannya dengan tubuh ialah supaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian,
dan kosmetik.
4. Pesan paralinguistic adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara
mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti
yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005)
disebutnya sebagai parabahasa.
5. Pesan sentuhan dan bau-bauan. Alat penerima sentuhan yaitu kulit , yang mampu
menerima dan membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan.
Sentuhan dengan emosi tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih saying, takut,
marah, bercanda,dan tanpa perhatian. Bau-bauan, terutama yang menyenangkan
(wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan
–menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan,
dan menarik lawan jenis.
7
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin,1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang
dihubungkan dengan pesan verbal :
1. Repetisi,yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.
Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambing-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah
katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan
kepala.
1. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan
herbal. Misalnya anda memuji prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya
berkata “Hebat, kau memang hebat.”
2. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misalnya,
air muka anda menunjukan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-
kata.
3. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan herbal atau menggaris bawahinya. Misalnya,
anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.

Sementara itu, Dale G. Leathers (1976) dalam nonverbal communication systems,


menyebutkan 6 alasan mengapa non verbal sangat signifikan, yaitu :
1. Faktor-faktor non verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi antar pribadi.
Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan
gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan non verbal. Pada gilirannya orang
lainpun lebih banyak membaca pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk non verbal.
2. Perasaan dan emosi lebih cepat disampaikan lewt pesan non verbal ketimbang pesan
verbal.
3. Pesan non verbal menyampaikan makna dan maksud yang relative bebas dari
penipuan, distorsi, dan keracunan. Pesan non verbal jarang dapat diatur oleh
komunikator secara sadar.
4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya
memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan.
Diatas telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, subtitusi,
kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efesien dibandingkan
dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efesien. Dalam
paparan verbal selalu terdapat redundasi, repetisi, ambiguitas, dan abstraksi.
Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi
yang menuntut kita u tuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung.
Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit
(tersirat)

8
F. MODEL KOMUNIKASI

Ada tiga macam model komunikasi yaitu komunikasi searah, komunikasi dua arah,
dan komunikasi berantai.

1. Komunikasi Searah
Komunikasi dua arah adalah model komunikasi dimana komunikator mengirim
pesannya melalui saluran /media dan diterima oleh komunikan, sedangkan komunikan
memberikan umpan balik (feed back).

2. Komunikasi Dua Arah


Komunikasi dua arah adalah model komunikasi dimana komunikator mengirim
pesan (berita) dan diterima oleh komunikan, setelah disimpulkan kemudian komunikan
mengirimkan umpan balik kepada sumber berita atau komunikator.

3. Komunikasi Berantai
Komunikasi adalah model komunikasi dimana komunikan menerima
pesan/berita dari komunikator kemudian disalurkan kepada komunikan kedua,
kemudian dari komunikan kedua disampaikan kepada komunikan ketiga, dan
seterusnya.

G. B e nt u k K om un i k a si

A. KOMUNIKASI PRIBADI

Komunikasi pribadi dibedakan menjadi dua kelompok yaitu komunikasi


interpersonal dan komunikasi intrapersonal.

1. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah komunikasi
antara dua orang melalui kontak langsung dalam bentuk percakapan atau bisa
disebut dengan komunikasi dialog. Penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain bersifat dua arah, secara verbal atau non verbal, misalnya antara ahli gizi
dengan kliennya. Komunikasi antar pribadi akan berhasil bila ada emphaty dan
dukungan komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal
dibedakan menjadi dua yaitu komunkasi diadik dan komunikasi triadik.
a. Komunikasi diadik
Komunikasi diadik merupakan bentuk komunikasi interpersonal yang
mana antara komunikator dan komunikan berada dalam situasi tatap muka, bisa
dalam bentuk percakapan, dialog, atau wawancara. Bentuk dialog biasanya
dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, dan personal, sedangkan bentuk
wawancara sifatnya lebih serius.

9
Gambar 1.3 Bentuk Komunikasi
Interpersonal diadik

b. Komunikasi triadik
Bentuk komunikasi triadik adalah bentuk komunikasi yang pelakuknya
lebih dari dua orang, biasanya satu komunikator dan dua komunikan.
Komunikasi triadik dilakukan secara dialogis sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi yang intens antara komunikator dan komunikan.

Gambar 1.4 Bentuk Komunikasi


Interpersonal triadik

Ada tiga bentuk perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu:


1. Perilaku spontan, yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi dan
dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
2. Perilaku menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasarkan kebiasaan. Perilaku itu
khas dilakukan pada suatu keadaan misalnya mengucapkan salam selamat
pagi atau selamat malam.
3. Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.
(Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2010).

2. Komunikasi Intrapersonal

10
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu
yang berfungsi untuk menjaga kesadaran akan kejadian di sekitarnya. Bentuk
komunikasi ini terjadi karena adanya pemberian arti dari komunikator terhadap
suatu obyek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya yang membutuhkan
jawaban sehingga ada proses komunikasi dalam diri komunikator. Ahli gizi dalam
pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk
menjawabnya, perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi
intrapersonal atau dengan diri sendiri (Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2010).

Gambar 1.5
Komunikasi Intrapersonal

C. KOMUNIKASI KELOMPOK (GROUP COMMUNICATION)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara komunikator dengan sejumlah


orang yang jumlahanya lebih dari dua orang atau kelompok. Ada dua jenis bentuk
komunikasi kelompok, yaitu komunikasi dalam kelompok kecil dan komunikasi dalam
kelompok besar. Secara teoritis, dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok
kecil atau kelompok besar bukanlah jumlah anggota kelompok secara matematis tetapi
berdasarkan kualitas proses komunikasi (Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2010).
Komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication), yaitu
komunikasi dengan tujuan untuk mencapai perubahan pengetahuan dari komunikan.
Jenis komunikasi ini berlangsung secara dialogis (verbal) seperti ceramah, rapat, kuliah,
diskusi, dll.
Komunikasi dalam kelompok besar (large group communication), yaitu komunikasi
dengan tujuan untuk mengubah sikap dari komunikan. Umumnya komunikan bersifat
heterogen, dari jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, atau agama yang beragam.
Contohnya adalah orasi di suatu tempat. Komunikator dalam situasi ini disebut dengan
orator.

11
Gambar 1.5 Bentuk Komunikasi
Kelompok Besar (Large Group
Communication)

Ada dua tahap pendekatan komunikasi kelompok yaitu:


2. Tahap gagasan. Pada tahap ini komunikator dan komunikan saling
mengemukakan gagasan/ide dalam memecahkan masalah
3. Tahap emosional sosial. Tahapan ini merupakan tahapan saling menjaga rasa
kebersamaan dalam membina persatuan dan menenggang rasa dalam menjaga
keinginan bersama.

D. KOMUNIKASI MASSA (MASS COMMUNICATION)

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi umum bukan pribadi.


Pesan yang disampaikan ditujukan pada khalayak/semua orang. Bentuk komunikasi ini
menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran secara tidak
langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Pesan yang disampaikan dalam
komunikasi ini ditujukan kepada komunikan yang beragam dalam jumlah banyak
dengan menggunakan media surat kabar, media TV, radio, dan sebagainya. Melakukan
komunikasi massa lebih sukar bila dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi.
Komunikasi massa yang berhasil adalah komunikasi kontak pribadi dengan pribadi yang
diulang ribuan kali secara serentak.
Dalam komunikasi massa, ada dua tugas komunikator agar pesan yang disampaikan
diterima komunikan, yaitu apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana harus
menyampaikan pesannya (Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2010). Salah satu contoh
bentuk komunikasi massa adalah informasi dari Kementrian Kesehatan tentang program
Pencegahan Stunting yang ditayangkan di televisi.

12
1. Ciri-ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa, menurut Neumann dalam Rakhmat (2005), mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut;
a. Bersifat tidak langsung, harus melalui suatu media teknis seperti televisi,
radio, dll.
b. Bersifat satu arah, dimana tidak ada interaksi antara komunikator dengan
komunikan.
c. Bersifat terbuka, siapa saja dapat menjadi komunikan.
d. Secara geografis komunikannya tersebar.

2. Karakteristik Komunikasi Massa


a. Bersifat umum (terbuka untuk semua orang).
b. Heterogen.
c. Menimbulkan keserempakan (serempak kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dan dalam keadaan terpisah).
d. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi.

3. Model Komunikasi Massa


a. Model jarum hipodermik artinya komunikasi massa menimbulkan efek
yang kuat, terarah, segera, dan langsung.
b. Model komunikasi satu tahap yaitu saluran komunikasi massa langsung
ke massa komunikan tanpa melalui orang lain, meskipun pesan tidak
mencapai dan tidak menimbulkan efek yang sama bagi komunikan.
c. Model komunikasi dua tahap yaitu ide atau pesan dari radio atau surat kabar
diterima pemuka pendapat, baru disampaikan ke penduduk/ pengikut.
d. Model komunikasi tahap ganda yaitu gabungan dari beberapa model
yang lain (Tyastuti, Kusmiyati, & Handayani, 2008).

E. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA


Hamid Mowland juga berpendapat bahwa komunikasi antar budaya sebagai human
flow across national boundaries. Asumsi tersebut merupakan sekelompok manusia yang
menyebrangi lintas budaya. Seperti adanya keterlibatan suatu konferensi internasional di
mana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. 
Dengan kata lain, komunikasi antarbudaya ini akan terjadi ketika adanya komunikasi
antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda demi mencapainya suatu
tujuan komunikasi yang sama serta terjalin interaksi yang lancar pada hakekatnya.
Sedangkan menurut para ahli yang lain ada yang berpendapat seperti Sitaram (1970) yang
mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya merupakan seni untuk memahami dan saling
pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan. 
Berbeda halnya dengan Srnover dan Porter (1972) yang berpendapat bahwa
komunikasi antarbudaya terjadi manakala bagian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi
tersebut mempunyai latar belakang budaya dan pengalaman yang berbeda. Latar belakang
tersebut mencerminkan nilai yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman,
pengetahuan, dan nilai.

13
Kemudian, Rich (1974) menyimpulkan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi ketika
orang-orang yang berbeda kebudayaan dipertemukan. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan,
bahwa komunikasi antar budaya ini merupakan komunikasi yang terjadi ketika kedua orang
atau lebih sedang proses berkomunikasi, untuk mencapai pemahaman, maupun pengertian
yang terjadi di antara khalayak yang berbeda kebudayaan. Oleh karena itu, kegiatan inilah
yang membawa keselarasan dalam berkomunikasi.
Hakikat Komunikasi Antar Budaya
Hakikat dari komunikasi antarbudaya ini merupakan kegiatan yang terjadi dalam
berkomunikasi setiap individu dengan individu lain. Baik dua orang bahkan lebih. Sehingga,
terciptalah kemudahan dan pemahaman segala macam bentuk perbedaan yang ada. 
Komunikasi antarbudaya pada hakikatnya dapat menciptakan keselarasan dan
kebersamaan. Selain itu juga dapat saling memahami sisi-sisi perbedaan antar individu. Hal
itu pun sering terjadi di Indonesia, karena Indonesia merupakan negeri yang memilik ragam
budaya. Dan perbedaan inilah yang harus didukung, dipelihara dan dilestarikan.
Selain itu, pada hakikatnya, komunikasi antar budaya mengandung dimensi antar budaya.
Dengan kata lain, adanya komunikasi antar budaya telah memberikan dampak positif untuk
mempermudah bersosialisasi dan meminimalisir kesalahpahaman. 
Fungsi Komunikasi Antar Budaya
Adapun beberapa fungsi dari komunikasi antarbudaya di antaranya :
- Menyatakan Identitas Sosial: Dengan adanya komunikasi antarbudaya, individu
tersebut dapat menunjukkan identitas sosialnya sendiri.
- Menyatakan Intergasi Sosial: Komunikasi antarbudaya dapat menyatukan dan
mempersatukan antar pribadi dalam interaksi tersebut. 
- Menambah Pengetahuan: Komunikasi antarbudaya pun dapat memberikan wawasan
yang baru, bahkan wawasan yang belum pernah diketahui oleh individu tersebut.
- Hubungan Interaksi: Selain itu, komunikasi antarbudaya juga dapat menciptakan
hubungan yang komplementer serta hubungan yang selaras.
- Di dalam komunikasi antarbudaya pun juga terdapat fungsi sosial, di antaranya :
- Pengawasan: Pada umumnya, kegiatan komunikasi antarbudaya terjadi ketika
komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan. Fungsi ini lebih banyak
digunakan oleh media masa.
- Penghubung: Komunikasi antarbudaya ini dapat juga dijadikan sebagai jembatan bagi
setiap individu yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Biasanya, Beda individu
atau lebih akan menyampaikan presepsi mereka yang berbeda-beda.
- Sosialisasi Nilai: Di sini, fungsi komunikasi antar budaya dapat memberikan ajaran
dan perkenalan nilai-nilai dari suatu kebudayaan suatu masyarakat lain.
- Menghibur: Dalam hiburan pun juga ada kegiatan komunikasi antar budaya. Hal ini
dapat ditemukan seperti di saat menonton tarian, nyanyian, bahkan drama sekaligus.

Tujuan Komunikasi Antar Budaya


Komunikasi antarbudaya terjadi bertujuan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian.
Seperti halnya ketika ada dua individu yang sedang berkomunikasi, namun kedua individu
tersebut menggunakan bahasa yang berbeda-beda karena kebudayaan yang berbeda.
Sehingga, komunikasi antarbudaya inilah yang akan berperan sebagai alat untuk mengurangi
tingkat keidakpastian logika maupun definisi dari topik yang sedang dibicarakan. Bahkan,
komunikasi antarbudaya pun juga bertujuan sebagai alat efektifitas komunikasi. Agar
14
informasi yang disampaikan itu dapat dimengerti secara efektif, maka diperlukan adanya
komunikasi antarbudaya ini.

Faktor Terjadinya Komunikasi Antar Budaya


Komunikasi antarbudaya ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor di
antaranya :
- Mobilitas
Perjalanan dari negara satu ke negara lain sudah bukan menjadi hal yang khusus lagi,
alias, kegiatan ini sudah menjadi kegiatan umum yang kerap kali dilakukan oleh masyarakat.
Hal itu terjadi karena adanya peluang-peluang bisnis yang menggiurkan dan pendidikan yang
menjamin. Sehingga terjadilah mobilitas yang luas dan terjadilah berbagai budaya yang
menyatu pada satu wilayah.
- Ekonomi
Faktor ekonomi pun juga mempengaruhi adanya komunikasi antarbudaya. Seperti
pada contohnya, negara Indonesia yang memiliki ekonomi berkembang akan mengalami
ketergantungan dengan negara yang memiliki tingkat perekonomian tinggi. Sehingga,
terjadilah perpindahan pekerjaan dan terjadilah penyatuan budaya dalam satu tempat.
- Teknologi
Teknologi akhir-akhir ini tumbuh semakin pesat. Sehingga teknologi pun mampu
membawa kultur luas masuk ke suatu wilayah yang dapat mempengaruhi budaya bangsa.
Oleh karena itu, teknologi pun mampu membuat komunikasi antarbudaya ini menjadi lebih
mudah dan praktis. Bahkan cepat atau lambat, teknologi dapat memberikan dampak akan
terjadinya pertukaran budaya secara besar-besaran.
- Imigrasi
Sudah tidak aneh lagi, ketika kita berjalan di rumah sendiri, kita melihat orang asing
di sekeliling kita. Hal itu terjadi karena adanya kegiatan imigrasi untuk suatu kepentingan.
Sehingga, terjadilah penyatuan budaya atau biasa disebut dengan akulturasi. Akulturasi
tersebut menyebabkan terjadinya komunikasi antarbudaya
- Politik
Kepentingan politik pun juga ikut andil memberikan dampak munculnya komunikasi
antarbudaya. Seperti halnya saat Raja Arab berkunjung ke Indonesia, atau sebaliknya, saat
Presiden Jokowi berkunjung ke Negara Australia. Kunjungan negara inilah yang
mendatangkan komunikasi antar budaya.

Peranan Bahasa dalam Komunikasi Antar Budaya


Komunikasi antar budaya acapkali terdengar sukar untuk dilakukan. Karena
kebudayaan atau pola hidup mereka yang berbeda akan membuat kesalahpahaman di
antara kedua individu. Sehingga, perlu adanya sesuatu yang dapat menurunkan tingkat
kesalahpahaman di antara kedua individu agar tidak terjadi pertikaian. Hal itu dapat
ditemukan pada bahasa baik verbal maupun nonverbal.
Peranan bahasa saat ini merupakan alat yang sangat berperan penting dalam
komunikasi antarbudaya. Contohnya, orang pesisir yang memiliki pola hidup keras kerap kali
berbicara dengan kencang, sehingga dapat membuat orang salah mengartikan. Dikiranya
orang tersebut sedang marah-marah, padahal sebenarnya tidak. Sehingga, keberadaan
bahasa di sinilah diperlukan.

15
Dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa kebangsaan, maka
kesalahpahaman akan menurun dan perlahan menghilang. Karena, bahasa sendiri yang
dapat memilah mana marah, mana senang, dan mana yang sedih. Dan juga, bahasa
merupakan simbolik dari rasa.

Perbedaan Komunikasi Antar Budaya dan Lintas Budaya


Komunikasi antarbudaya merupakan sesuatu yang memiliki arti umum pada
komunikasi antar individu yang mempunyai latar belakang atau pola hidup yang berbeda.
Namun, seringkali terdengar bahwa komunikasi antar budaya memiliki pengertian yang
sama dengan komunikasi lintas budaya.
Padahal, komunikasi lintas budaya sendiri lebih fokus pada perbedaan fenomena
komunikasi dalam budaya antar individu. Seperti, gaya komunikasi laki-laki berbeda dengan
perempuan. Sehingga, terjadilah persilangan antar bahasa pada komunikasi antara laki-laki
dan perempuan. Itulah yang disebut sebagai komunikasi lintas budaya.
Sedangkan untuk komunikasi antarbudaya merupakan komunikasi antara dua individu yang
memiliki pola hidup atau tata cara hidup yang berbeda. Oleh karena itu, perbedaan terletak
pada sisi lain dari hasil persilangan antar budaya. Kemudian, komunikasi lintas budaya dapat
dilihat dari hasil persilangan komunikasinya.

Manfaat Mempelajari Komunikasi Antar Budaya


Berbeda halnya dengan komunikasi antar budaya yang terletak pada pola hidup atau
cara hidup seseorang yang berbeda-beda dan membuat kesalahpahaman antar individu
ketika berkomunikasi. Sehingga, perlu adanya mempelajari komunikasi antarbudaya ini.
Karena, dengan mempelajari komunikasi antarbudaya ini, akan mendapatkan manfaat
dalam berkomunikasi ketika menemukan orang dengan pola hidup yang berbeda. Agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahkan pertikaian ketika berkomunikasi dengan orang tersebut.
Kemudian, Manfaat lain juga dapat dirasakan disaat kita sebagai orang ketiga yang melihat
kedua orang sedang bertikai karena komunikasi mereka saling salah paham. Maka, di
sanalah kita dapat menjadi jembatan di antara keduanya.
Setelah semua ulasan di atas, kita sudah mengetahui bagaimana komunikasi antar
budaya itu terjadi. Dimulai dari faktor hingga manfaat komunikasi antar budaya. Komunikasi
antar budaya merupakan sesuatu yang tidak asing lagi di telinga kita. Sehingga, penting bagi
kita mempelajari bagaimana komunikasi antar budaya itu. Dengan adanya komunikasi antar
budaya yang baik dan benar sesuai pada hakikatnya, maka kita sebagai manusia akan
mengurangi kesalahpahaman dan hidup akur dengan budaya lainnya.

LATIHAN

1. Jelaskan pengertian komunikasi !


2. Sebutkan unsur-unsur dalam komunikasi!
3. Sebutkan komponen-komponen dalam komunikasi!
4. Jelaskan proses komunikasi!
5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi!
6.Sebutkan bentuk-bentuk komunikasi !
16
7.Jelaskan pengertian komunikasi interpersonal !
8. Sebutkan ciri-ciri komunikasi massa !

Tes 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Seorang s i s w i S M A umur 1 6 tahun datang ke P u s k e s m a s m e n e m u i a h l i


gizi sengaja datang untuk berkonsultasi , siswi ini menceritakan
a k h i r a k h i r i n i m e r a s a l e ti h l e m a h d a n l e s u . a h l i g i z i memberikan
konseling supaya siswi ini mengkonsumsi sayuran hijau dan mengkonsumsi protein
nabati dan hindari minum teh . Ap a kah peran ahli gizi dalam kasus tersebut?
A. Komunikan
B. Komunikator
C. Media komunikasi
D. Pesan
E. Umpan balik

2. Seorang remaja putri sengaja datang ke ahli gizi puskesmas inigin berkonsultasi. Ahli
gizi menjelaskan makanan apa saja yang harus dikonsumsi dan yang harus dihindari.
Apakah peran remaja putri dalam kasus tersebut?
A. Komunikan
B. Komunikator
C. Media komunikasi
D. Pesan
E. Umpan balik

3. Pengertian komunikasi adalah .....


A. Proses pertukaran informasi atau proses pemberian arti sesuatu
B. Seseorang yang mempunyai inisiatif untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain
C. Penyampaian pesan seseorang kepada dirinya sendiri
D. Penyampaian pesan dari seorang kepada sekelompok besar orang,
biasanya sebagian masyarakat
E. Saluran yang digunakan dalam komunikasi.

4. Dibawah ini yang tidak termasuk faktor yang mempengaruhi komunikasi adalah....
A. Perkembangan
B. Persepsi
C. Nilai
D. Latar belakang sosial budaya Benar, Komunikan adalah orang yang
menerima pesan

5. Berikut adalah Komponen komunikasi , kecuali....


A. Pemberi pesan (Komunikator)
B. Pesan (Massage)
17
C. Penerima pesan (Komunikan)
D. Feedback
E. Sikap.

Tes 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Seorang ahli gizi Puskesmas diundang sebagai pembicara penyuluhan pada Ibu
hamil. Ahli Gizi tersebut memberikankan penyuluhan dengan metode ceramah untuk
menyampaikan informasi kepada seluruh peserta. Apakah jenis komunikasi yang
dilakukan bidan dalam memberikan penyuluhan?
A. Komunikasi kelompok
B. Komunikasi interpersonal
C. Komunikasi intrapersonal
D. Komunikasi antar kelompok
E. Komunikasi efektif

2. Proses penyampaian informasi dari seorang kepada orang lain yang berlangsung secara
dua arah disebut komunikasi......
A. Komunikasi interpersonal
B. Komunikasi intrapersonal
C. Komunikasi massa (Mass communication)
D. Komunikasi verbal
E. Komunikasi Kelompok

3. Bentuk komunikasi yang paling tepat digunakan untuk menyebarluaskan informasi


pada masyarakat luas, misalnya penggunaan garam beryodium adalah......
A. Komunikasi intra personal
B. Komunikasi interpersonal
C. Komunikasi antar pribadi
D. Komunikasi antar kelompok
E. Komunikasi massa.

4. Pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang merupakan sasaran dalam komunikasi atau
orang yang menerima pesan, berita atau lambang disebut.....
A. Komunikator
B. Komunikan
C. Pesan
D. Media
E. Umpan balik

5. Seorang remaja perempuan usia 13 tahun datang ke ahli gizi diantar ibunya
mengeluh setiap hari merasa letih, lemah. Ahli gizi memberikan konseling dan
pendidikan kesehatan tentang anemia. Apakah jenis komunikasi yang dilakukan ahli
gizi diatas?
18
A. Komunikasi intrapersonal
B. Komunikasi interpersonal
C. Komunikasi massa
D. Komunikasi non verbal
E. Komunikasi verbal

Da f t a r P us t aka
1. Musliha & Fatmawati, S (2010). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta: Muha
Medika. Priyanto, A. (2009). Komunikasi dan Konseling. Aplikasi dalam Sarana
Pelayanan kesehatan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba Medika.
2. Tyastuti, S.; Kusmiyati, Y.; & Handayani, S. (2010). Komunikasi dan Konseling dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Uripmi. (2003). Komunikasi
Kebidanan. Jakarta: EGC.
3. Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Cetakan Pertama, Yogyakarta, ANDI OFFSET.
4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan
Pertama, Jakarta, PT. Asdi Mahasatya.

19
H u b u n g a n A nt a r M a n us i a

Saudara mahasiswa, seperti kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial dimana
dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Ketika seorang
individu berhubungan denan orang lain atau berinteraksi sosial, maka di dalam hubungan itu
akan terjadi saling mempengaruhi secara timbal balik dan terjalin hubungan yang timbal
balik juga. Bidan dalam pelayanannya selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien
yang didasari oleh hubungan antar manusia.

A. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhlik lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara
logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita
bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri.
Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk
pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara
mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia
sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
1. NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan
rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
2. ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana".
3. UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana
atau badan fisik.
4. SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar
dan lebar.
5. KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.
6. I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa
dan karsa.
7. OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir,
dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh),
manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
8. ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia
adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
9. PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban
tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun
pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

B. Persamaan dan Perbedaan Sifat Manusia

Salah satu keunikan dari manusia adalah mempunyai sifat yang berbeda satu sama
lain. Walaupun secara fisik mirip (kembar), namun secara sifat pasti berbeda. Perbedaan
inilah yang dapat membuat manusia saling melengkapi satu sama lain.

1. Persamaan
Dari adanya persamaan-persamaan itu, kita dianjurkan untuk selalu ingat bahwa
manusia itu adalah sama, karenanya di antara sesama tidak diperbolehkan untuk saling
melecehkan antara yang satu dengan yang lainnya. Suatu kelompok tidak diharapkan
untuk merendahkan kelompok lain. Suatu suku tidak dianjurkan untuk menganggap
mereka sebagai yang lebih tinggi dari suku lainnya. Suatu bangsa hendaknya tidak
menganggap dirinya paling mulia atau paling tinggi derajatnya, sehingga yang lain
dinilai merupakan bangsa yang rendah.

Bila sikap menjunjung persamaan ini dapat diresapi dengan baik, niscaya semua
manusia akan saling menghormati antara satu terhadap lainnya. Mereka akan saling
menghargai dan mengindahkan dalam percaturan kehidupan sehari-hari. Inilah yang
diharapkan dalam kehidupan sosial manusia, yang tentunya akan selalu terjadi
komunikasi antara sesama dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Sikap yang
demikian akan bermuara pada kesejahteraan dan kedamaian di antara sesama, dan ini
adalah yang paling diharapkan sesuai dengan ajaran Ilahi.

2. Perbedaan
Perbedaan di antara manusia, yang diisyaratkan dengan ungkapan bahwa
mereka itu sengaja dijadikan dalam bentuk bangsa, suku, dan budaya yang berbeda,
agar mereka saling megenal dan pada akhirnya dapat melengkapi kekurangannya dari
kelebihan-kelebihan yang dimiliki bangsa atau suku lain.

Isyarat ini mengajarkan kepada kita bahwa di samping persamaan-persamaan


yang ada pada manusia karena asal-usulnya serupa, mestilah ada pula perbedaan-
perbedaan. Hal ini menjadi llogis, ketika disadari bahwa manusia tidak semuanya hidup
dalam kondisi yang sama, baik menyangkut faktor geografis di mana mereka tinggal
ataupun yang berkaitan dengan suasana sosial kemasyarakatannya. Ketidaksamaan ini
tentulah akan menimbulkan perbedaan-perbedaan antar manusia. Dari sini
ditemukanlah fenomena alami yang selalu ada pada manusia, di mana di antara mereka
ada yang tinggi bentuk tubuhnya dan ada pula yang rendah, ada yang gemuk dan ada
pula yang kurus, ada yang kaya dan ada pula yang miskin, ada yang pandai tetapi ada
juga yang bodoh. Demikianlah kenyataan yang ada.

Namun, satu hal yang perlu diperhatikan, hendaknya perbedaan-perbedaan itu


bisa memberikan semangat kepada kita untuk saling mengisi, saling melengkapi, dan
saling menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada pada masing-masing. Inilah
sebenarnya hakekat dari dijadikannya kita, umat manusia, dalam perbedaan-
perbedaan. Akan tetapi, pada sisi lain, perbedaan ini tidak sepantasnya dijadikan
sebagai alasan untuk menganggap yang lain lebih rendah, lebih hina, ataupun lebih
bawah derajatnya.

Kedua ajaran  ini mengisyaratkan bahwa dalam nuansa pluralis yang tidak dapat
dihindari, tetap ada kesamaan-kesamaan, di samping perbedaan-perbedaan. Kedua
kenyataan itu hendaknya tidak menjadikan sekelompok manusia merasa lebih mulia,
sehingga kemudian mereka menyombongkan diri dan menganggap yang lain tidak layak
untuk dihormati. Inilah kunci kedamaian dalam kehidupan sosial di antara umat
manusia. Bila kita semua menghendaki kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan,
maka kunci pemahaman terhadap perbedaan dan persamaan tersebut hendaknya
dapat dijadikan acuan dalam bertindak dan bertingkah laku.

C. Hal Yang Diciptakan Dalam Berkomunikasi

Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari


masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial ini di dasarkan kepada
komunikasi. Karenanya Komunikasi merupakan dasar dari existensi suatu masyarakat.
Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain warga-
warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan
kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi
dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat. Apabila kita lihat komunikasi
ataupun hubungan tersebut sebelum mempunyai bentukbentuknya yang konkrit, yang
sesuai dengan nilai-nilai sosial di dalam suatu masyarakat, ia mengalami suatu proses
terlebih dahulu. Proses-proses inilah yang dimaksudkan dan disebut sebagai proses sosial. 
Sehingga Gillin & Gillin mengatakan bahwa: Proses-proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok
manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut,
atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan
goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Dilihat dari sudut inilah, komunikasi itu dapat di
Pandang sebagai sistem dalam suatu masyarakat, maupun sebagai proses sosial. Dalam
komunikasi, manusia saling pengaruh-mempengaruhi timbal balik sehingga terbentuklah
pengalaman ataupun pengetahuan tentang pengalaman masing-masing yang sama.
Karenanya Komunikasi menjadi dasar daripada kehidupan sosial ia, ataupun proses sosial
tersebut.

Kesadaran dalam berkomunikasi di antara warga-warga suatu masyarakat,


menyebabkan suatu masyarakat dapat dipertahankan sebagai suatu kesatuan. Karenanya
pula dalam setiap masyarakat terbentuk apa yang di namakan suatu sistem komunikasi.
Sistem ini terdiri dari lambang-lambang yang diberi arti dan karenanya mempunyai arti-arti
khusus oleh setiap masyarakat. Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi
itu, setiap masyarakat dapat. membentuk kebudayaannya, berdasarkan sistem
komunikasinya masing-masing.
Dalam masyarakat yang modern, arti komunikasi menjadi lebih penting lagi, karena
pada umumnya masyarakat yang modern bentuknya makin bertarnbah rasionil dan lebih di
dasarkan pada lambang-lambang yang makin abstrak. Bentuk umum proses-proses sosial
adalah interaksi sosial, dan karena bentuk-bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan
bentuk-bentuk khusus dairi interaksi, maka interaksi sosial yang dapat dinamakan proses
sosial itu sendiri. Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial
tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis,
yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
TOPIK 1. PERSEPSI, OBSERVASI, DAN JUDGEMENT

PENDAHULUAN
Komunikasi adalah cara penyampaian pesan yang dilakukan satu arah atau lebih
dimana ada komunikan dan komunikator yang nantinya diharapkan adalkah terjadinya
umpan balik antara keduanya. Berkaitan dengan itu, kita tidak pernah terlepas dari yang
namanya persepsi, observasi dan judgment. Persepsi secara garis besar adalah proses
penilaian seseorang terhadap suatu objek tertentu. Persepsi yang baik akan terjadi apabila
kita menjalin hubungan yang baik pula dengan sesama manusia melalui lambang-lambang
verbal dan non verbal, latar belakang budaya, pengalaman, psikologis, dan sebagainya.
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan
secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau
kelompok secara langsung. Observasi perlu dilakukan untuk menciptakan persepsi yang baik,
karena dengan dianalisis dan dilakukan pengamatan terhadap suatu objek, dapat diketahui
suatu objek itu baik atau tidak. Melalui observasi pula, kita dapat membuktikan persepsi yang
kita buat.
Judgment adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan atas situasi yang dihadapi.
Setelah adanya persepsi dan dibuktikan dengan observasi, judgment adalah hal terakhir yang
dilakukan. Apabila persepsi kita terhadap suatu objek itu baik, dan dibuktikan dengan hasil
observasi, maka akan diperoleh kesimpulan atau judgment yang baik pula. Apabila yang
terjadi adalah sebaliknya, maka akan terjadi komunikasi yang tidak efektif.

A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998: 51), adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafslrkan pesan. Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang
petunjukpetunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan
diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna
pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201)
mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan
mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53)
menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu.
1. Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek
tertentu (Dreverdalam Sasanti, 2003).
2. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan
memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan
tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya.
3. Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang
yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi
baru dari lingkungannya.
4. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat
penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.
5. Mar'at (Aryanti, 1995) mengemukakan bahwa persepsi di pengaruhi oleh faktor
pengalaman, proses belajar, cakrawala, dan pengetahuan terhadap objek psikologis.
Persepsi sebenarnya terbagi dua :
1. Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
Persepsi terhadap objek dapat dibentuk melalui lambang-lambang fisik, menanggapi
sifat-sifat luar tidak bereeaksi dan berlangsung lebih cepat.
Persepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-beda., karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Latar belakang pengalaman
b. Latar belakang budaya
c. Latar belakang psikologis
d. Latar belakang nilai, keyakinan, dan harapan
e. Kondisi factual alat-alat panca indera di mana informasi yang sampai kepada orang
itu.
f. Persepsi terhadap manusia

Melalui lambang-lambang verbal dan non verbal, menanggapi sifat-sifat luar dan dalam
(perasaan, motif, harapan, dan sebagainya) bersifat interaktif, bereaksi, lebih beresiko
daripada persepsi terhadap objek.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


a. Psikologi
Contoh terbenamnya matahari di waktu senja yang indah temaram, akan dirasakan
sebagai bayang-bayang yang kelabu bagi seorang yang buta warna.
b. Famili (keluarga)
Contoh orang tua yang Muhammadiyah akan mempunyai anak-anak yang
Muhammadiyah juga.
c. Kebudayaan
Contoh orang Amerika yang bebas makan daging babi, tidak begitu halnya bagi
masyarakat Indonesia.

Faktor dari Dalam dan Luar

Faktor-faktor perhatian dari luar :


1. Intensitas, prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin
besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal-hal itu dapat
dipahami.
2. Ukuran, faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas. Faktor ini menyatakan
bahwa semakin besar ukuran sesuatu objek, maka semakin mudah untuk bisa
diketahui atau dipahami.
3. Keberlawanan atau kontras, prinsip keberlawanan ini menyatakan bahwa stimuli
luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakngnya yang sama sekali di
luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.
4. Pengulangan (repetition), dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar
yang di ulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan
yang sekali dilihat.
5. Gerakan (moving), Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan
memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan
pandangannya dibandingkan dengan obyek yang diam.
6. Baru dan familier, prinsip ini menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru
maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai penarik perhatian.

Faktor-faktor dari dalam (internal set faktors)


1. Belajar atau pemahaman learning dan persepsi, semua faktor-faktor dari dalam
yang membentuk adanya perhatian kepada sesuatu objek sehingga menimbulkan
adanya persepsi adlah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan seperti yang diuraikan
di muka.
2. Motivasi dan persepsi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari
dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan
kepribadian.
3. Kepribadian dan persepsi dalam membentuk persepsi unsur ini amat erat
dhubungannya dengan proses belajar dan motivasi, yang mempunyai akibat tentang
apa yang dihadirkan dalam menghadiri suatu situasi.

B. Observasi

1. Pengertian Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan


pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati
individu atau kelompok secara langsung.

Pengertian Menurut Para Ahli:


a. Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan
sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap
kejadian-kejadian yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54).
b. Observasi adalah suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun
tidak langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah (Djumhur, 1985:51).
c. Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki
sifat-sifat (depdikbud:1975:50):
1) Dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.
2) Direncanakan secara sistematis.
3) Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya.
4) Dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.
5) Bersifat kwantitatif.

2. Macam-macam Observasi
Menurut peranan observer
a. Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif didalam kegiatan
observee.
b. Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam
bagian kegiatan observee (hanya mengamati dari jauh).
c. Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut
berpartisipasi yang sebenarnya hanya berpura-pura saja dalam kegiatan
observee.
Menurut situasinya
a. Free Situation : adalah observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada
hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi.
b. Manipulated Stuation : adalah observasi yang situasinya dengan sengaja
diadakan. Sifatnya terkontrol ( dalam pengontrolan observer ).
c. Partially Controlled Situation : adalah campuran dari keadaan observasi free
situation dan manipulated situation.

Menurut sifatnya.
a. Observasi Sistematis : adalah observasi yang dilakukan menurut struktur yang
berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang
hendak di observasi.
b. Observasi Non Sistematis : adalah observasi yang dilakukan tanpa struktur atau
rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja
yang dapat di tangkap.

3. Alat Pencatat Observasi


a. Anecdotal Records : merupakan cara untuk melengkapi observasi, dalam
mengadakan observasi pengamat dapat melakukan pencatatan tentang kejadian
yang berlakudengan suatu kasus atau individu.
b. Check List : adalah suatu daftar pengamatan, dimana observer tinggal
memberikan tanda check atau tanda-tanda lain terhadap ada tidaknya aspek-
aspek yang di amati.
c. Rating Scale : adalah alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi
untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi.
d. Mechanical Deviaces ( pencatatan dengan alat ) : dengan kemajuan tehnologi,
memungkinkan observer menggunakan alat-alat yang lebih sempurna untuk
mengadakan observasi, misalnya dengan alat potret, tape recorder dan lain-lain.

4. Cara Mencatat Hasil Observasi


a. Pencatatan secara langsung ( 0n the spot ) yaitu mencatat semua kejadian yang
terjadi pada saat itu juga.
b. Pencatatan sesudah observasi berlangsung.
c. Mencatat hasil observasi dengan menggunakan key words / key symbol.
Merupakan paduan dari cara langsung dan tidak langsung.

5. Langkah-langkah Observasi
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan sasaran
c. Menentukan ruang lingkup
d. Menentukan tempat dan waktu
e. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
f. Mulai mengadakan observasi
g. Mengadakan pencatatan data
h. Menyusun laporan.

6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi


a. Menentukan materi apa yang akan diobservasi
b. Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan
c. Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi
d. Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara data dan interprestasi.
e. Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan
mengadakan latihan dalam observasi.
f. Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interprestasi dan
g. Interpretasi diberikan setelah oservasi selesai.

7. Materi Observasi
Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan
observasi. Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain.

8. Kelebihan Observasi
a. Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk
memperhatikan berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun
situasi yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
b. Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu
gejala atau kejadian yang penting.
c. Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan
mencek fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.
d. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk
berkomunikasi dengan obyek yang ditelaah.

C. Judgement
Judgment adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan atas situasi yang dihadapi.
Judgment dibuat ketika berada dalam suatu situasi atau kasus. Jadi, melalui kasus atau
masalah, seseorang dapat mengolah pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya untuk
mengambil kesimpulan. Banyak orang takut dengan masalah dan begitu takutnya sedapat
mungkin menghindarinya. Padahal, di dalam masalah, kita dapat belajar untuk membuat
judgment yang baik. Ingat tanpa judgment yang baik, seseorang tidak akan mungkin menjadi
orang yang bijak. Orang yang takut terhadap masalah, tidak terlatih dengan baik untuk
membuat judgment yang baik. Sikap menghindari masalah adalah sikap yang keliru dan
merupakan usaha untuk bunuh diri mengingat dunia ini selalu dirudung dengan masalah-
masalah. Selanjutnya, berdasarkan judgment yang dibuat, seseorang harus mengambil
tindakan atau keputusan. Hal ini merupakan tingkatan yang paling tinggi dalam pengelolaan
informasi. 
Persamaan observasi dengan judgment adalah sama-sama dihadapi oleh suatu kasus
atau masalah, sama-sama mengamati suatu objek. Sedangkan perbedaannya adalah, jika
observasi hanya sebatas mengamati dan mencatat suatu objek, judgment mempunyai
tingkatan yang lebih tinggi yaitu menganalisa dan menarik suatu kesimpulan dari kasus yang
dihadapi. Jadi judgment tidak akan diperoleh bila tidak dilakukan observasi.

Anda mungkin juga menyukai